Post on 11-Nov-2021
i
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI
MANFAAT KARTU KREDIT DAN PEMBELIAN IMPULSIF
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh :
Elisabeth Yulia Cahyaningrum
119114105
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
Do your best, and let God do the rest.
“Tiga hal penting dalam perjuangan : tekad yang kuat, strategi yang
terarah, dan kedekatan pada Tuhan – Merry Riana”
“You only live once, but if you do it right, once is enough – Mae
West”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Saya persembahkan Skripsi ini kepada :
Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu memberkati setiap langkah yang
saya ambil dalam hidup.
Untuk Bapak, Ibuk, Mbak Lia, Mas Yudi, Mbak Dita, Mas Yuli, dan
Obian. Para motivator hebat.
Untuk teman-teman yang sudah seperti keluarga dan selalu ada dalam
keadaan apapun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DAN PERSEPSI KARTU
KREDIT DAN PEMBELIAN IMPULSIF
Elisabeth Yulia C
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi risiko dan persepsi
manfaat kartu kredit dan kecenderungan pembelian impulsif. Penelitian ini melibatkan subjek
sejumlah 100 orang pengguna kartu kredit (65 perempuan dan 35 laki-laki). Instrumen penelitian
ini menggunakan 3 skala yaitu kecenderungan pembelian impulsif yang terdiri dari 20 item (α =
0,919), persepsi risiko yang terdiri dari 10 item (α = 0,800), dan persepsi manfaat yang terdiri dari
9 item (α = 0,812). Hasil analisis menggunakan Spearman-Rho menunjukkan bahwa persepsi
risiko terhadap kartu kredit ( X = 24,47, SD = 3,76173) memiliki korelasi negatif dan signifikan
(r = -0,464, p = 0,000) terhadap kecenderungan pembelian impulsif ( X = 24,47, SD = 7,53558).
Sedangkan persepsi manfaat dimensi produktivitas terhadap kartu kredit memiliki korelasi positif
dan signifikan (r = 0,498, p = 0,000) terhadap kecenderungan pembelian impulsif. Persepsi
manfaat dimensi efektivitas memiliki korelasi positif dan signifikan (r = 0.400, p = 0,000) terhadap
kecenderungan pembelian impulsive. Dan persepsi manfaat dimensi manfaat keseluruhan juga
berkorelasi positif dan signifikan (r = 0,441, p = 0,000) terhadap kecenderungan pembelian
impulsive.
Kata kunci : persepsi risiko kartu kredit, persepsi manfaat kartu kredit, kecenderungan pembelian
impulsif, pengguna kartu kredit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
CORRELATION BETWEEN PERCEIVED RISK WITH PERCEIVED
BENEFIT OF CREDIT CARD AND IMPULSIVE BUYING
Elisabeth Yulia Cahyaningrum
ABSTRACT
This reseach aimed to determine the relationship between perceived of credit card and
impulsive buying. The research involved 100 adolescents, consisting of 65 female, and 35 male.
The age of the subject in this research range between 20 to 40 years old. Three scales were used
in this research, impulsive buying tendency consist of 20 items (α = 0,919), perceived risk consist
of 10 items (α = 0,800), and perceived benefit consist of 9 items (α = 0,812). Result from the
analysis using Spearm-Rho showed that perceived risk ( X = 24,47, s = 3,76173) was
significantly negative correlated (r = -0,464, p = 0,000) to impulsive buying tendency ( X =
43,23, s = 7,53558). Furtermore, perceived benefit productivity dimension was significantly
positive correlated (r = 0,498, p = 0,000) to impulsive buying tendency. Perceived benefit
efectivity dimension was significantly positive correlated (r= 0,400, p = 0,000) to impulsive
buying tendency. And also perceived benefit overall usefulness dimension was significantly
positive correlated (r = 0,441, p = 0,000) to impulsive buying tendency.
Keyword : perceived risk of credit cards, perceived benefit of credit cards, and impulsive buying
tendency
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih, berkat, penyertaan
dan pertolonganNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini. Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat yang melimpah dan tiada henti
sepanjang hidup saya.
2. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si selaku Kepala Program Studi
Psikologi Universitas Sanata Dharma.
4. Dosen pembimbing akademik saya Ibu Debri Pristinella, M.Si. Terima
kasih atas bimbingannya selama ini. Terima kasih juga sudah mau
direpotkan karena saya bolak-balik ke ruangan untuk mengurus verifikasi
poin.
5. Ibu Henrietta P. D. A. D. S., M.A selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
selalu sabar dan mengarahkan selama penyusunan skripsi. Terima kasih
atas waktu dan kerjasamanya.
6. Seluruh dosen dan staf karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma atas semua ilmu dan bantuan yang diberikan selama perkuliahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Semua responden yang mau meluangkan waktunya sebentar untuk
mengisi skala yang saya berikan. Terimakasih atas partisipasi dan
kerjasamanya.
8. Bapak dan Ibu yang tidak pernah berhenti berdoa dan memberi dukungan
selama ini. Terimakasih untuk semua pengorbanan yang telah kalian
lakukan. Bapak dan Ibulah motivasi terbesar untuk segera menyelesaikan
studi.
9. Mbak Lia, Mas Yudi, Mbak Dita, dan Mas Yuli yang selalu memberikan
motivasi dan semangat untuk segera menyelesaikan skripsi. Lagi males
dikit langsung disemangatin buat kerjain lagi.
10. Citra, Koleta, Nata, Cik Des, dan Kak Tay para anggota Ooners.
Terimakasih selalu nawarin bantuin kerjain skripsi dan semangat yang
kalian berikan. Ke-oonan kalian selalu berhasil menghibur :))
11. Icha, Cya, Cipus, Sipik, Gusti, sahabat-sahabat Semangka Tanpa Biji-ku.
Terima kasih atas canda tawa selama ini. Kalian selalu bisa membuatku
tersenyum. Ayo skripsinya segera diselesaikan! :D
12. Adhigor, Gunam, Ajik, Yosi, Natia, Iga, Yaya, Anoy, Budi, Mandana, dan
teman-teman seperjuangan. Terimakasih untuk sharingnya dan mau
direpotin karena aku selalu tanya ini itu.
13. CIL’S! Yaya, Apo, Rona, dan Icha (lagi). Terima kasih untuk dukungan,
cerita, pengalaman, dan semuanya. Ha-ha Hi-hi sama kalian seharian juga
betah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
14. Karyawan THE 101 Hotel Tugu Yogyakarta yang selalu mendukung saya
untuk bisa menjadi Staff sehingga saya termotivasi untuk segera
menyelesaikan skripsi.
15. Mas-Mas karyawan fotokopi Cermat yang sering tanya , “Kapan lulus,
Mbak?”. Pertanyaan yang bikin kesel sekaligus memotivasi.
16. Teman-teman yang tidak bisa mengisi skala online karena tidak sesuai
kriteria subjek namun bersedia membantu menyebarkan skala online ini.
17. Teman-teman Psikologi kelas C, terimakasih untuk dinamika perkuliahan
selama kurang lebih 4 tahun yang menyenangkan. See you on top!
18. Untuk teman-teman seperjuangan, tetap semangat! Kalian pasti bisa
melewati kerikil-kerikil maupun rintangan besar selama proses
mengerjakan skripsi ini.
Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, peneliti
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk memperbaiki karya ini.
Penulis juga berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Terima
kasih.
Yogyakarta, Januari 2016
Peneliti
Elisabeth Yulia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………….. iii
HALAMAN MOTTO……………………………………………………... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………….. vi
ABSTRAK………………………………………………………………… vii
ABSTRACT……………………………………………………………….. viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH…………. ix
KATA PENGANTAR…………………………………………………….. x
DAFTAR ISI………………………………………………………………. xiii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………. xvii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………..... xix
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………. 1
A. Latar Belakang Masalah………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………… 10
C. Tujuan Penelitian……………………………………………….. 11
D. Manfaat Penelitian……………………………………………… 11
BAB II. LANDASAN TEORI……………………………………………... 12
A. Pembelian Impulsif ………...………………………………….. 12
1. Definisi Pembelian Impulsif ..………………………… 12
2. Aspek Pembelian Impulsif……..……………………….. 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
3. Faktor Pembelian Impulsif …………………………… 15
a. Faktor internal ………………………………………. 15
b. Faktor eksternal ……………………………………… 16
4. Dampak Pembelian Impulsif …………………………….. 18
B. Persepsi Risiko ………………...……………………………..... 19
1. Definisi Persepsi Risiko ………………………….…..... 19
2. Dimensi Persepsi Risiko ……………………………….. 20
C. Persepsi Manfaat ……………………………………………….. 22
1. Definisi Persepsi Manfaat ……………………….…...... 22
2. Dimensi Persepsi Manfaat .…………………………….. 23
3. Kartu Kredit ……………………………….…………… 24
4. Persepsi Risiko Kartu Kredit …………………………… 26
5. Persepsi Manfaat Kartu Kredit ………………………... 27
6. Dinamika Hubungan Antara Persepsi terhadap Kartu Kredit
dan Pembelian Impulsif…………….…………………... 28
7. Kerangka Berpikir……………………………………… 32
8. Hipotesis………………………………………………... 34
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN………………………………….. 35
A. Jenis Penelitian………………………………………………….. 35
B. Variabel Penelitian…………………………………………….. 35
C. Definisi Operasional…………………………………………… 36
D. Subjek Penelitian………………………………………………. 38
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data…………………………... 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
F. Validitas dan Reliabilitas………………………………………. 43
1. Validitas………………………………………………... 43
2. Seleksi Item…………………………………………….. 44
3. Reliabilitas……………………………………………… 48
G. Metode Analisis Data…………………………………………... 50
1. Uji Asumsi……………………………………………… 50
a. Uji Normalitas………………………………….. 50
b. Uji Linearitas…………………………………… 51
2. Uji Hipotesis…………………………………………… 51
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………. 53
A. Pelaksanaan Penelitian…………………………………………. 53
B. Deskripsi Subjek Penelitian……………………………………. 53
C. Deskripsi Data Penelitian………………………………………. 55
D. Hasil Penelitian ……………………………………………... 59
1. Uji Asumsi……………………………………………... 59
a. Uji Normalitas………………………………….. 59
b. Uji Linearitas…………………………………… 61
2. Uji Hipotesis……………………………………………. 62
E. Pembahasan…………………………………………………….. 66
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………… 71
A. Kesimpulan……………………………………………………... 71
B. Keterbatasan Penelitian ………………………………………… 72
C. Saran……………………………………………………………. 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
1. Bagi Pengguna Kartu Kredit ……………………………. 73
2. Bagi Peneliti Selanjutnya ………………...……………. 74
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 75
LAMPIRAN………………………………………………………………... 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.Blue Print Skala Persepsi Risiko …………………………………. 38
Tabel 2. Skor Skala Persepsi Risiko Kartu Kredit………………………. 39
Tabel 3. Blue Print Skala Persepsi Manfaat ……………………...………... 40
Tabel 4. Skor Skala Persepsi Manfaat Kartu Kredit ……………………….. 40
Tabel 5. Blue Print Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif……...…….. 41
Tabel 6. Skor Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif……….…………. 42
Tabel 7. Blue Print Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif Setelah Seleksi
Item………………..…………………………….......................... 44
Tabel 8. Blue Print Skala Persepsi Risiko Setelah Seleksi Item…………… 46
Tabel 9. Blue Print Skala Persepsi Manfaat Setelah Seleksi Item……..…..... 47
Tabel 10. Koefisien Cronbach Alpha Skala Pembelian Impulsif, Persepsi Risiko,
dan Persepsi Manfaat ……………………………………………… 49
Tabel 11. Deskripsi Jenis Kelamin Subjek Penelitian …...………………… 53
Tabel 12. Deskripsi Usia Subjek Penelitian………………………………... 53
Tabel 13. Deskripsi Status Subjek Penelitian ………..……………………. 54
Tabel 14. Data Teoretik dan Empiris Ketiga Variabel …………………….. 55
Tabel 15. Uji Beda Mean Empirik dan Mean Teoretik Kecenderungan Pembelian
Impulsif ………………………………………………………..….. 56
Tabel 16. Uji Beda Mean Empirik dan Mean Teoretik Persepsi Risiko……….. 57
Tabel 17. Uji Beda Mean Empirik dan Mean Teoretik Persepsi Manfaat……… 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Tabel 18. Uji Normalitas Kecenderungan Pembelian Impulsif, Persepsi Risiko,
dan Persepsi Manfaat ……………………………………………… 59
Tabel 19. Uji Linearitas Variabel Kecenderungan Pembelian Impulsif dan
Persepsi Risiko ……………………………………………………… 62
Tabel 20. Uji Linearitas Variabel Kecenderungan Pembelian Impulsif dan
Persepsi Manfaat …………………………………………………….. 63
Tabel 21. Uji Hipotesis Variabel Kecenderungan Pembelian Impulsif dengan
Persepsi Risiko dan Persepsi Manfaat ……………………………… 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Skala Try Out dan Skala Penelitian…………………………… 80
Lampiran 2. Reliabilitas Skala……………………………………………… 90
Lampiran 3. Skala Penelitian ………………………………………………. 97
Lampiran 4. Hasil Uji Beda………………………………………………… 108
Lampiran 5. Hasil Uji Normalitas ………..………………………………... 110
Lampiran 6. Hasil Uji Linearitas…… …………………………………… 112
Lampiran 7. Hasil Uji Hipotesis…………………………………………….. 114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perilaku pembelian impulsif di Indonesia tergolong cukup tinggi. Hal
ini terlihat dari hasil survei yang dilakukan oleh AC Nielsen dalam Majalah
Marketing/05/V/Mei/2009 terhadap pembelanja. Berdasarkan survei tersebut,
sekitar 85% pembelanja terkadang atau selalu membeli produk tidak
direncanakan. Sedangkan jumlah pembelanja yang melakukan pembelian
sesuai dengan rencana dan tidak terdorong untuk membeli item tambahan
hanya berkisar 15 persen saja. Pada bulan Juni 2013, AC Nielsen pun
melakukan survei yang menyatakan bahwa konsumen Indonesia semakin
impulsif dalam berbelanja. Hasil survey ini diperoleh melalui wawancara
langsung dengan 1804 responden di 5 kota besar di Indonesia yaitu Jakarta,
Bandung, Surabaya, Makassar, dan Medan. Berdasarkan hasil survei tersebut
menunjukkan bahwa tren pembelian impulsif konsumen Indonesia setiap
tahun cenderung naik.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Nielsen (dalam Larasati,
2013) mengenai perilaku pembelian impulsif di Indonesia, masyarakat
Indonesia adalah masyarakat yang suka membeli produk yang tak terencana.
Perilaku berbelanja yang terjadi secara tidak terencana, tertarik secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
emosional, dimana proses pembuatan keputusan dilakukan dengan cepat tanpa
berpikir secara bijak dan pertimbangan terhadap keseluruhan informasi dan
alternatif yang ada merupakan pengertian dari pembelian impulsif (Rook
dalam Bayley dan Nancarrow, 1998).
Rahmasari (2010) menyebutkan bahwa pembelian impulsif adalah
proses pembelian suatu barang, dimana konsumen tidak memiliki keinginan
untuk membeli sebelumnya. Hal ini selaras dengan pengertian pembelian
impulsif menurut Verplanken dan Herabadi (2001) yaitu pembelian yang
tidak rasional dan diasosiasikan dengan pembelian yang cepat dan tidak
direncanakan, diikuti oleh adanya konflik fikiran dan dorongan emosional.
Dorongan emosional tersebut terkait dengan adanya perasaan yang intens dan
yang ditunjukkan dengan melakukan pembelian karena adanya dorongan
untuk membeli suatu produk dengan segera, mengabaikan konsekuensi
negatif, merasakan kepuasan dan mengalami konflik di dalam pikiran (Rook
dalam Verplanken et al, 2001).
Herabadi et al. (2009) menyatakan ada dua aspek pembelian impulsif,
yaitu aspek kognitif dan afektif. Aspek kognitif merupakan keputusan
pembelian tidak terencana lebih mengarah kepada sikap konsumen yang
cenderung berdasarkan tanpa perencanaan dan kesengajaan daripada
mempertimbangkan manfaat dari apa yang mereka beli. Aspek afektif
merupakan keputusan pembelian tidak terencana cenderung lebih terlihat pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
keputusan pembelian melalui perasaan sukacita, bergairah, tak terkendali,
kesenangan dan rangsangan kegembiraan (Herabadi et al, 2009).
Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek X yang pernah
melakukan pembelian secara spontan, suatu malam ia berkunjung ke
Ambarukmo Plaza. Ketika sedang berada di Centro, ternyata tanpa
sepengetahuannya pada hari itu Centro sedang mengadakan Midnight Sale.
Tanpa berfikir panjang, ia dan salah seorang temannya kemudian berjalan-
jalan mengelilingi Centro untuk melihat produk-produk yang ditawarkan.
Setelah melihat beberapa produk seperti sepatu dan baju, ia sangat tertarik
dengan banyaknya diskon dan promo yang ditawarkan oleh Centro. Akhirnya
setelah memilih beberapa item, ia pun menuju kasir dan menghabiskan
pengeluarannya kurang lebih sebesar Rp 850.000,00. Namun sesampainya di
rumah, ia merasa menyesal telah membeli barang-barang tersebut karena
sebenarnya ia merasa tidak benar-benar membutuhkannya dan hanya tertarik
dengan diskon yang diberikan (komunikasi pribadi, 5 Maret 2015).
Peneliti melakukan wawancara kepada subjek Y (komunikasi pribadi,
18 Mei 2015). Y mengatakan bahwa suatu ketika ia dan adiknya sedang
mengunjungi salah satu pusat perbelanjaan. Ketika sedang berjalan-jalan di
pusat perbelanjaan tersebut, ia melewati sebuah toko sepatu dan melihat
tulisan SALE up to 70% pada kaca display sebuah toko. Saat itu juga ia dan
adiknya memasuki toko tersebut dan mencoba beberapa pasang sepatu. Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
lama kemudian mereka akhirnya memutuskan untuk membeli sepatu tersebut.
Ia mengakui bahwa awalnya ia tidak memiliki rencana membeli sepatu,
namun karena menyukai modelnya dan tertarik dengan potongan harga yang
ditawarkan, ia pun memutuskan untuk membeli sepatu tersebut karena ia
merasa kesempatan untuk mendapatkan sepatu tersebut dengan harga yang
murah tidak datang dua kali. Subjek mengakui bahwa dirinya sering
melakukan pembelian yang spontan dan tanpa direncanakan sebelumnya atau
yang sering disebut sebagai pembelian impulsif.
Menurut Fitri (2006), perilaku belanja impulsif dapat menimbulkan
rasa bersalah. Perasaan itu akan timbul begitu mereka sampai di rumah dan
melihat barang-barang yang telah dibeli, atau ketika mereka memeriksa lemari
dan menyadari banyak baju, sepatu, tas, dan barang lain yang tidak pernah
dipakai. Dampak kedua, ketika berada dalam situasi yang mendorong untuk
berbelanja secara impulsif lagi, terjadi pertentangan internal dalam diri
mereka. pertentangan tersebut terjadi antara "keharusan" (ought to be) dan
"hasrat" (desire). Di satu sisi mereka menyadari untuk berbelanja barang-
barang yang dibutuhkan saja, tetapi disisi lain ada dorongan kuat dalam diri
mereka untuk berbelanja tanpa mempedulikan butuh atau tidak. Ketiga,
berbelanja secara impulsif tentu juga akan menimbulkan masalah keuangan.
Membeli suatu barang tanpa perencaan akan mengakibatkan membengkaknya
anggaran atau pengeluaran. Dampak pembelian impulsif yang terakhir yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
ketika melihat kualitas barang yang dibeli tidak bagus, maka akan membuat
suatu perasaan menyesal. Sehingga barang yang telah dibeli tersebut hanya
ditaruh saja dan tidak digunakan.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Muljani (2014) salah satu faktor
eksternal yang mempengaruhi pembelian impulsif yaitu fasilitas untuk
menerima pembayaran dengan kartu debit atau kredit. Kehadiran mesin
merchant kartu kredit (Electronic Data Capture) di pusat perbelanjaan
menjadikan kartu kredit sebagai media pembayaran yang lazim digunakan
konsumen yang memiliki ciri impulsif seringkali menggunakan kartu kredit
dalam melakukan pembelian karena konsumen memiliki alternatif
pembayaran selain tunai dan kartu debit. Kartu kredit mempermudah proses
pembelian tanpa direncanakan pada produk fashion (Santosa, 2009). Hal ini
menunjukkan bahwa, pada masa kini orang ingin mendapatkan kemudahan
dan kepraktisan. Dengan berbekal uang plastik konsumen sudah dapat
melakukan pembelian berbagai macam produk dan melakukan pembayaran
sesuai dengan keinginannya (Mulyani, 2014). Selain itu, berdasarkan
kemudahan dan efisiensi yang ditawarkan, Rook (1987) menemukan bahwa
kartu kredit dapat membuat penggunanya menjadi impulsif dalam melakukan
pembayaran.
Kepemilikan dan penggunaan kartu kredit menyebabkan peralihan
penggunaan uang tunai bahkan kartu kredit menyebabkan peningkatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
perilaku pembelian impulsif (Roberts dan Jones, 2001). Kenyamanan dalam
menggunakan kartu kredit, meningkatkan jumlah pengguna kartu kredit untuk
berbelanja. Kemudahan bertransaksi dengan menggunakan kartu kredit yang
dapat memberikan keleluasaan secara finansial kepada konsumen dalam
berbelanja memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan perilaku
belanja impulsif. Konsumen menjadi lebih sering berbelanja dengan
menggunakan fasilitas kartu kredit yang mereka miliki (Park dan Burn, 2004).
Kartu kredit mulai diperkenalkan di Indonesia pada awal tahun 1980.
Di awal kemunculannya, kartu kredit ditunjukkan untuk orang-orang kaya
atau kelas tertentu di Indonesia yang sering bepergian ke luar negeri.
Membawa uang tunai dalam jumlah besar ke luar negeri tentunya bukan
pilihan yang bijak karena selain memberatkan juga sangat beresiko. Uang
dalam bentuk cek perjalanan atau giro pun memiliki kendala yang sama, yakni
bisa rusak, sobek, hilang dicuri, atau dipergunakan oleh orang lain (Raharja,
2013).
Menurut Peraturan Bank Indonesia PBI No. 7/52/PBI/2005 (dalam
Sayono, dkk, 2009) tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran
dengan Menggunakan Kartu, kartu kredit adalah alat pembayaran yang dapat
digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban dari kegiatan
ekonomi, termasuk transaksi belanja dan atau tarik tunai, dimana kewajiban
pembayaran pemegang kartu dipenuhi terlebih dahulu oleh penerbit dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
pemegang kartu berkewajiban melunasi pembayaran tersebut pada waktu
yang telah disepakati, baik secara kontan maupun angsuran. Selain itu,
Subagyo (2005) menyatakan bahwa kartu kredit merupakan alat pembayaran
pengganti uang tunai yang dapat digunakan oleh konsumen untuk ditukarkan
dengan barang dan jasa yang diinginkannya di tempat-tempat yang dapat
menerima pembayaran dengan menggunakan kartu kredit.
Menurut Sumarwan (2002) kartu kredit memiliki 2 fungsi utama, yaitu
sebagai alat pembayaran dan sebagai kredit bergulir. Jika konsumen
membayar semua tagihan kartu kredit untuk transaksi yang dilakukan sebulan
yang lalu, maka konsumen menggunakannya sebagai alat pembayaran
(method of payment). Dan sebaliknya jika konsumen membayar sejumlah
minimal dari tagihan atau sebagian tagihan yang jatuh tempo, maka konsumen
menggunakan kartu kredit sebagai kartu untuk kredit.
Kartu kredit memberikan begitu banyak keuntungan dan kemudahan
bagi penggunanya. Bank memberikan imbalan yang baik bagi pengguna kartu
kredit, yaitu berupa discount, cash back, dan point reward. Selain itu, bank
juga memberikan kemudahan bagi pengguna kartu kredit yang melakukan
perjalanan (traveling) yang dapat diterima di seluruh dunia (Dewi, 2011).
Selain memberikan kemudahan, kartu kredit juga membebankan
dengan biaya. Biaya yang dibebankan kepada pengguna kartu kredit membuat
masyarakat mempertimbangkan untuk menggunakan atau tidak kartu kredit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
yang dimiliki. Biaya yang dibebankan kepada kepada pengguna kartu kredit
dalam memelihara kartu kredit yang digunakan, yaitu biaya keterlambatan,
iuran tahunan, dan lainnya. Penelitian yang dilakukan oleh Mantel (dalam Lee
et.al, 2006) ini menemukan bahwa biaya merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi keputusan pembayaran konsumen. Selain itu, para pengguna
kartu kredit kurang menyadari bahwa kredit merupakan sebuah bentuk yang
tidak berbeda dengan hutang, yang memiliki risiko ketidakmampuan
membayar kembali angsuran karena tingkat bunga yang tinggi (Mahastanti
dan Wiharjo, 2012).
Setiap pemilik kartu kredit memiliki persepsi masing-masing terhadap
kegunaan kartu kredit yang dimilikinya. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Rochmawati (2013) terdapat dua persepsi yang dirasakan oleh
pengguna kartu kredit, yaitu persepsi risiko dan persepsi kebermanfaatan.
Populasi dalam penelitian tersebut adalah seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS)
di Universitas Brawijaya Malang. Namun tidak diketahui pasti mengenai
jumlah pengguna kartu kredit karena tidak terdapat data akurat yang
memberikan informasi mengenai jumlah PNS di Universitas Brawijaya
Malang yang menggunakan kartu kredit. Oleh karena itu, penelitian tersebut
menggunakan teknik pengambilan sampel convenience sampling. Adapun
kriteria subjek dalam penelitian tersebut adalah PNS di Universitas Brawijaya
Malang minimal bergolongan IIIa yang memiliki kartu kredit ≥ 1 dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
menggunakan kartu kredit dalam bertransaksi. Penelitian tersebut
menggunakan metode survei dalam pengumpulan data, yaitu penelitian
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Rochmawati menyatakan bahwa persepsi
risiko mempengaruhi niat menggunakan kartu kredit dikarenakan akan
muncul perasaan rugi apabila menggunakannya. Persepsi risiko merupakan
persepsi konsumen mengenai ketidakpastian dan konsekuensi-konsekuensi
negatif yang mungkin diterima atas pembelian suatu produk atau jasa
(Oglethorpe, 1994). Hal ini sejalan dengan pendapat Featherman dan Pavlou
(2002) yang menyatakan bahwa persepsi risiko merupakan kemungkinan
kerugian/kehilangan saat memperoleh suatu hasil. Secara lebih terperinci,
Cunningham (dalam Rochmawati, 2013) menjelaskan bahwa persepsi risiko
adalah sejumlah kerugian yang merupakan konsekuensi dari suatu kegiatan
yang tidak menguntungkan dan merupakan kepastian dari perasaan subjektif
individu atas konsekuensi kerugian.
Selain persepsi resiko, terdapat persepsi lainnya, yaitu persepsi
manfaat. Menurut Davis (dalam Mangin et al, 2008) persepsi manfaat
didefinisikan sebagai suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa
menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerjanya dalam bekerja.
Hal ini senada dengan pernyataan Jogiyanto (2007) yang menyatakan bahwa
persepsi manfaat adalah sejauh mana seseorang percaya bahwa penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
suatu teknologi akan meningkatkan kinerja pekerjaannya. Secara lebih jelas,
Rahmatsyah (2011) mengartikan persepsi kemanfaatan sebagai probabilitas
subyektif dari pengguna potensial yang menggunakan suatu aplikasi tertentu
untuk mempermudah kinerja atas pekerjaannya.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rochmawati (2013) menyatakan
bahwa persepsi manfaat berpengaruh positif terhadap niat individu untuk
menggunakan kartu kredit. Sehubungan dengan hal tersebut, Risma (2011)
menyatakan tidak dapat dipungkiri bahwa kegunaan selembar kartu kredit
memang dapat menyelesaikan semua transaksi pembelian dan pembayaran
dengan cepat, sehingga dapat memberikan kenyaman dan kemudahan bagi
pengguna kartu kredit. Selain itu, pengguna kartu kredit merasa lebih bebas
dalam berbelanja karena memiliki uang tambahan melalui kartu kredit yang
dimilikinya (Fachriza dalam Risma, 2011). Pernyataan tersebut didukung oleh
Beatty dan Ferrel (dalam Verplanken & Herabadi, 2001) yang menyatakan
bahwa orang yang merasa memiliki uang yang tersedia dapat mempengaruhi
munculnya pembelian impulsif.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut, apakah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
terdapat hubungan antara persepsi risiko dengan persepsi manfaat dan
kecenderungan pembelian impulsif.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara persepsi
risiko dengan persepsi manfaat dan kecenderungan pembelian impulsif.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan serta
bermanfaat untuk bahan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang
Psikologi, khususnya dalam bidang Psikologi Konsumen tentang persepsi
manfaat dan persepsi risiko kartu kredit dan kecenderungan pembelian
impulsif.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan refleksi bagi
pengguna kartu kredit tentang persepsi manfaat dan persepsi risiko kartu
kredit dan kecenderungan pembelian impulsif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PEMBELIAN IMPULSIF
1. Definisi Pembelian Impulsif
Verplanken dan Herabadi (2001) mendefinisikan
pembelian impulsif sebagai pembelian yang tidak rasional dan
diasosiasikan dengan pembelian yang cepat dan tidak direncanakan,
diikuti oleh adanya konflik fikiran dan dorongan emosional. Dorongan
emosional tersebut terkait dengan adanya perasaan yang intens dan yang
ditunjukkan dengan melakukan pembelian karena adanya dorongan untuk
membeli suatu produk dengan segera, mengabaikan konsekuensi negatif,
merasakan kepuasan dan mengalami konflik di dalam pemikiran (Rook
dalam Verplanken & Herabadi, 2001).
Rook (1987) menyatakan bahwa pembelian impulsif merupakan
aktivitas pembelian yang tidak terencana yang dilakukan tanpa melakukan
pertimbangan dan tidak berdasarkan pada penilaian atau evaluasi tertentu
terhadap produk atau manfaat dari produk yang dibeli. Hal ini selaras
dengan pernyataan yang dikemukakan Rook dan Gardner (1993) yang
menyatakan bahwa pembelian impulsif adalah tindakan yang tanpa
pertimbangan, dan disertai dengan keinginan untuk membeli yang kuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Rook dan Fisher (Engel et al, 1995) menyatakan bahwa pembelian
impulsif memiliki beberapa karakteristik, yaitu spontanitas; kekuatan,
kompulsi, dan intensitas; kegairahan dan stimulasi; dan ketidakpedulian
akan akibat. Spontanitas diartikan sebagai pembelian yang tidak
diharapkan dan memotivasi konsumen untuk membeli sekarang, sebagai
respon terhadap stimulasi visual yang terjadi di tempat penjualan.
Pembelian impulsif juga memiliki karakteristik kekuatan, kompulsi, dan
intensitas yaitu terdapat motivasi untuk mengesampingkan semua yang
lain dan bertindak seketika. Karakteristik selanjutnya yaitu kegairahan dan
stimulasi yang berarti desakan mendadak untuk membeli, disertai emosi
yang berciri “menggairahkan, menggetarkan, atau liar”. Selain itu,
terdapat karakteristik ketidakpedulian akan akibat yang berarti sedakan
untuk membeli sulit ditolak sehingga akibat negatif yang mungkin terjadi
diabaikan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pembelian impulsif adalah pembelian yang tidak rasional disertai dengan
adanya dorongan untuk membeli suatu produk dengan segera, tidak
diharapkan, tanpa ada perencanaan sebelumnya, terjadi secara spontan,
dan disertai dengan respon emosi yang kuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2. Aspek Pembelian Impulsif
Verplanken dan Herabadi (2001) mengatakan terdapat dua aspek
penting dalam pembelian impulsif, yaitu :
a. Aspek kognitif
Aspek kognitif yang dimaksudkan adalah kekurangan pada unsur
pertimbangan dan unsur perencanaan dalam pembelian yang
dilakukan. Hal ini didasari oleh pernyataan Verplanken dan Aarts
(dalam Verplanken & Herabadi, 2001) bahwa pembayaran yang
dilakukan mungkin tidak direncanakan atau dipertimbangkan dengan
matang untuk berbagai macam alasan, misalnya ketika pembayaran tak
terencana tampak tak direncanakan dalam waktu yang panjang atau
dalam kasus pengulangan pembayaran atau kebiasaan pembayaran.
b. Aspek afektif
Aspek afektif meliputi dorongan emosional yang secara serentak
meliputi perasaan senang dan gembira setelah membeli tanpa
perencanaan (Verplanken & Herabadi, 2001) lebih lanjut
menambahkan, setelah itu juga secara tiba-tiba muncul perasaan atau
hasrat untuk melakukan pembelian berdasarkan keinginan hati, yang
sifatnya berkali-kali atau kompulsif, tidak terkontrol, kepuasan,
kecewa, dan penyesalan karena telah membelanjakan hanya untuk
memenuhi keinginannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua aspek dalam pembelian
impulsif, yaitu aspek kognitif dan afektif. Aspek kognitif lebih
menekankan pada unsur pertimbangan dan unsur perencanaan dalam
pembelian yang dilakukan. Sedangkan unsur afektif meliputi dorongan
emosional seperti perasaan senang setelah membeli tanpa perencanaan
namun setelah itu muncul perasaan puas, kecewa, dan menyesal
karena membeli hanya untuk keinginan.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelian Impulsif
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi pembelian impulsif, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.
a. Faktor internal
1. Emosi
Menurut Gardner dan Rook (1993) emosi didefinisikan sebagai
faktor yang sangat mempengaruhi pembelian impulsif. Emosi
konsumen juga dapat mempengaruhi pembelian dimana seorang
konsumen yang bahagia akan melakukan pembelian lebih banyak
dibandingkan dengan orang yang tidak bahagia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2. Kesenangan Hedonis
Perilaku pembelian impulsif konsumen secara individu
berhubungan dengan keinginan memenuhi kebutuhan hedonic,
yaitu kesenangan, bahagia, puas, hal-hal baru, dan kejutan.
3. Jenis Kelamin
Konsumen wanita menjadi figur pelaku yang berpeluang besar
untuk melakukan pembelian impulsif. Jika dibandingkan dengan
pria, wanita cenderung lebih banyak dipengaruhi oleh sisi
emosionalitas dibandingkan rasionalitas. Emosionalitas memiliki
hubungan yang erat dengan konsep pembelian impulsif yang
dipaparkan oleh Rook (dalam Engel et al., 1995: 236). Wanita juga
cenderung memiliki kemampuan yang lebih rendah dalam
mengontrol diri dibandingkan konsumen pria sehingga lebih besar
kemungkinan melakukan impulse buying.
b.Faktor eksternal
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mulyani (2014)
terdapat faktor faktor eksternal yang mempengaruhi pembelian
impulsif yaitu :
1. Kegiatan promosi
Kegiatan promosi yang dilakukan secara rutin dan terencana
dengan baik akan membuat konsumen termotivasi melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
pembelian impulsif, sehingga membawa dampak yang positif bagi
kelangsungan hidup toko itu sendiri.
2. Tampilan etalase toko
Hal ini perlu mendapat perhatian dari pihak toko untuk merancang
dekorasi yang menarik sehingga membuat konsumen tertarik
masuk ke dalam toko. Dengan dukungan suasana di dalam toko
yang nyaman seperti adanya alunan musik, aroma di dalam toko,
kebersihan, kesejukan, dan layanan yang ramah dari dalam toko,
maka konsumen akan merasa nyaman berada di dalam toko dan
tidak mustahil konsumen juga akan merasakan dorongan yang kuat
untuk melakukan pembelian, termasuk pembelian impulsif.
3. Fasilitas untuk menerima pembayaran dengan kartu debit atau kredit.
Hal ini menunjukkan bahwa, pada masa kini orang ingin
mendapatkan kemudahan dan kepraktisan. Dengan berbekal uang
plastik konsumen sudah dapat melakukan pembelian berbagai
macam produk dan melakukan pembayaran sesuai dengan
keinginannya.
Jadi dapat disimpulkan, bahwa faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi pembelian impulsif yaitu faktor internal yang
terdiri dari emosi dan kesenangan hedonis. Sedangkan faktor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
eksternal terdiri dari kegiatan promosi, tampilan etalase toko, dan
fasilitas untuk menerima pembayaran dengan kartu debit atau
kredit.
4.Dampak Pembelian Impulsif
Menurut Fitri (2006), dampak yang ditimbulkan dari perilaku
belanja impulsif, yaitu:
1. Kebiasaan berbelanja impulsif dapat menyebabkan timbulnya rasa
bersalah. Perasaan itu akan timbul begitu mereka sampai di rumah
dan melihat barang-barang yang telah dibeli, atau ketika mereka
memeriksa lemari dan menyadari banyak baju, sepatu, tas, dan
barang lain yang tidak pernah dipakai. Meskipun demikian,
mereka akan membuang jauh perasaan tersebut dengan mencoba
mencarialasan rasional yang melatarbelakangi pembelanjaan yang
dilakukannya.
2. Ketika berada dalam situasi yang mendorong untuk berbelanja
secara impulsif lagi, terjadi pertentangan internal dalam diri
mereka. pertentangan tersebut terjadi antara "keharusan" (ought to
be) dan "hasrat" (desire). Di satu sisi mereka menyadari untuk
berbelanja barang-barang yang dibutuhkan saja, tetapi disisi lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
ada dorongan kuat dalam diri mereka untuk berbelanja tanpa
mempedulikan butuh atau tidak.
3. Berbelanja secara impulsif tentu juga akan menimbulkan masalah
keuangan. Membeli suatu barang tanpa perencaan akan
mengakibatkan membengkaknya anggaran atau pengeluaran. Jika
memiliki simpanan uang berlebih tentu tidak jadi masalah, tetapi
bagaimana jika memiliki simpanan yang berlebih tentu tidak jadi
masalah. Akan tetapi tetap saja hal tersebut akan menjadi masalah
apabila tagihan kartu kredit membengkak karena kebiasaan
berbelanja yang berlebihan.
4. Ketika melihat kualitas barang yang dibeli tidak bagus, maka akan
membuat suatu perasaan menyesal. Sehingga barang yang telah
dibeli tersebut hanya ditaruh saja dan tidak digunakan.
B. Persepsi Risiko
1. Definisi Persepsi Risiko
Featherman dan Pavlou (2003) secara umum mengartikan
persepsi risiko sebagai kemungkinan kerugian atau kehilangan saat
memperoleh suatu hasil. Pendapat serupa dinyatakan oleh Oglethorpe
(1994) yang mendefinisikan persepsi risiko sebagai persepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
konsumen mengenai ketidakpastian dan konsekuensi-konsekuensi
negatif yang mungkin diterima atas pembelian suatu produk atau jasa.
Menurut Schiffman dan Wiseblit (2015) persepsi risiko adalah
ketidakpastian yang dihadapi oleh konsumen ketika mereka tidak
dapat meramalkan konsekuensi yang mungkin dialami dari keputusan
pembelian mereka. Secara lebih terperinci, Cunningham (1967)
menjelaskan bahwa persepsi risiko adalah sejumlah kerugian yang
merupakan konsekuensi dari suatu kegiatan yang tidak
menguntungkan dan merupakan kepastian dari perasaan subjektif
individu atas konsekuensi kerugian.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa persepsi risiko adalah suatu pemikiran mengenai kemungkinan
kerugian yang akan didapat yang merupakan konsekuensi negatif yang
akan diterima atas penggunaan produk atau jasa.
2. Dimensi Persepsi Risiko
Brooker (1984) menyatakan bahwa terdapat empat dimensi risiko
yang paling kuat berpengaruh terhadap persepsi risiko adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
a. Risiko keuangan (financial risk)
Risiko keuangan yaitu keragu-raguan konsumen bahwa suatu
produk akan memberikan manfaat sebanding dengan banyaknya
uang yang dikeluarkan untuk memperolehnya.
b. Risiko kinerja (performance risk)
Risiko kinerja yaitu risiko bila produk tidak dapat memberikan
kinerja sebagaimana mestinya. Konsumen khawatir bahwa suatu
produk tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
c. Risiko fisik (physical risk)
Risiko fisik yaitu kekhawatiran konsumen bahwa suatu produk
dapat menyebabkan suatu bahaya fisik tertentu.
d. Risiko sosial (social risk)
Risiko sosial yaitu kekhawatiran konsumen bahwa produk yang
dikonsumsinya akan mendapatkan respon negatif dari orang-orang
di sekelilingnya, seperti penghinaan yang menyebabkan perasaan
malu.
Dalam penelitian ini, dimensi risiko fisik tidak digunakan karena
hal tersebut tidak relevan dengan penggunaan kartu kredit. Kartu
kredit tidak menyebabkan kekhawatiran konsumen bahwa produk
tersebut dapat menyebabkan bahaya fisik tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, persepsi risiko dalam
penelitian ini memiliki tiga dimensi, yaitu risiko keuangan, risiko
kinerja, dan risiko sosial.
C. Persepsi Manfaat
1. Definisi Persepsi Manfaat
Menurut Davis (dalam Mangin et al, 2008) persepsi manfaat
didefinisikan sebagai suatu tingkatan seseorang percaya bahwa
menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerjanya dalam
bekerja. Hal ini senada dengan pernyataan Jogiyanto (2007) yang
menyatakan bahwa persepsi manfaat adalah sejauh mana seseorang
percaya bahwa penggunaan suatu teknologi akan meningkatkan
kinerja dari pekerjaannya. Secara lebih jelas, Rahmatsyah (2011)
mengartikan persepsi kemanfaatan sebagai probabilitas subyektif dari
pengguna potensial yang menggunakan suatu aplikasi tertentu untuk
mempermudah kinerja dari pekerjaannya.
Jadi, berdasarkan definisi tersebut disimpulkan bahwa persepsi
manfaat adalah tingkat kepercayaan dan manfaat yang dirasakan dari
penggunaan suatu aplikasi tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
2. Dimensi Persepsi Manfaat
Venkatesh and Davis (2000) menyatakan bahwa terdapat
empat dimensi persepsi manfaat, yaitu :
a. Produktivitas (productivity)
Penggunaan sistem mampu menambah tingkat produktivitas
individu
b. Kinerja tugas atau efektivitas (job performance or effectiveness)
Penggunaan sistem mampu meningkatkan efektivitas kinerja
individu
c. Pentingnya bagi tugas (importance to job)
Penggunaan sistem mampu meningkatkan kinerja individu
d. Kebermanfaatan secara keseluruhan (overall usefulness)
Penggunaan sistem bermanfaat bagi individu
Penelitian ini hanya menggunakan tiga dimensi persepsi
manfaat yaitu produktivitas, kinerja tugas atau efektivitas, dan
kebermanfaatan secara keseluruhan. Dimensi pentingnya bagi tugas
tidak dimasukkan dalam penelitian ini dikarenakan penggunaan kartu
kredit kurang relevan atau tidak berhubungan langsung dengan
pelaksanaan tugas. Menurut Davis (1989) skala yang digunakan harus
mewakili konsep tentang generalisasi yang dibuat yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
mengasumsikan konten yang sesuai dengan setiap variabel yang
tertarik akan diukur. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Davis (1989) persepsi manfaat dihitung per dimensi, sehingga apabila
salah satu dimensi tidak relevan dengan penelitian dapat dihilangkan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa persepsi manfaat dalam
penelitian ini memiliki tiga dimensi, yaitu produktivitas, kinerja tugas
atau efektivitas, dan manfaat secara keseluruhan.
3. Kartu Kredit
Menurut Peraturan Bank Indonesia (PBI No. 7/52/PBI/2005)
dalam Sayono, dkk (2009: 62) tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat
Pembayaran dengan Menggunakan Kartu, kartu kredit adalah alat
pembayaran yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas
kewajiban dari kegiatan ekonomi, termasuk transaksi belanja dan atau
tarik tunai, dimana kewajiban pembayaran pemegang kartu dipenuhi
terlebih dahulu oleh penerbit dan pemegang kartu berkewajiban
melunasi pembayaran tersebut pada waktu yang telah disepakati, baik
secara kontan maupun angsuran. Selain itu, Subagyo (2005)
mengatakan bahwa kartu kredit merupakan alat pembayaran pengganti
uang tunai yang dapat digunakan oleh konsumen untuk ditukarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
dengan barang dan jasa yang diinginkannya di tempat-tempat yang
dapat menerima pembayaran dengan menggunakan kartu kredit.
Menurut Sumarwan (2002) kartu kredit memiliki 2 fungsi
utama, yaitu sebagai alat pembayaran dan sebagai kredit bergulir. Jika
konsumen membayar semua tagihan kartu kredit untuk transaksi yang
dilakukan sebulan yang lalu, maka konsumen menggunakannya
sebagai alat pembayaran (method of payment). Dan sebaliknya jika
konsumen membayar sejumlah minimal dari tagihan atau sebagian
tagihan yang jatuh tempo, maka konsumen menggunakan kartu kredit
sebagai kartu untuk kredit.
Berikut ini adalah ketentuan umum dalam penggunaan kartu kredit
(Siamat, 2005) :
a. Ketentuan limit kredit diberikan kepada setiap anggota yang
tergantung dari jenis kartu kredit (gold, regular, classic)
b. Pembayaran minimum 10% - 20% dari total saldo tagihan dan
dibayarkan paling lambat pada tanggal jatuh tempo penagihan
yang ditentukan setiap bulan.
c. Tingkat bunga dikenakan atas saldo kredit, besarnya sesuai tingkat
bunga pasar
d. Keterlambatan pembayaran (setelah tanggal jatuh tempo) akan
dikenakan denda keterlambatan (late charge) sebesar persentase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
tertentu dari pembayaran minimum atau sejumlah tertentu tanpa
dikaitkan dengan jumlah pembayaran minimum.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
kartu kredit adalah alat pembayaran pengganti uang tunai yang
dapat digunakan untuk melakukan transaksi atau penarikan uang
tunai. Pada penggunaan kartu kredit, kewajiban pembayaran
pemegang kartu dipenuhi terlebih dahulu oleh penerbit dan
pemegang kartu berkewajiban melunasi pembayaran tersebut pada
waktu yang telah disepakati. Selain itu, konsumen diharuskan
memenuhi ketentuan umum yang telah ditetapkan bagi pengguna
kartu kredit.
4. Persepsi Risiko Kartu Kredit
Schiffman dan Kanuk (2004) menyatakan bahwa persepsi
risiko adalah ketidakpastian yang dihadapi oleh konsumen ketika
mereka tidak dapat meramalkan konsekuensi yang mungkin dialami
dari keputusan pembelian mereka Pada penggunaan kartu kredit,
kewajiban pembayaran pemegang kartu dipenuhi terlebih dahulu oleh
penerbit dan pemegang kartu berkewajiban melunasi pembayaran
tersebut pada waktu yang telah disepakati (PBI No. 7/52/PBI/2005).
Selain itu, konsumen diharuskan memenuhi ketentuan umum yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
telah ditetapkan bagi pengguna kartu kredit. Kartu kredit juga dapat
menyebabkan kerugian seperti kehilangan citra diri, kehilangan
mobilitas pasar, akumulasi hutang berat, dan bahkan kecanduan
(Bernthal, Crockket, & Rose, 2005).
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
persepsi risiko kartu kredit adalah kemungkinan kerugian yang akan
didapat yang merupakan konsekuensi negatif yang akan diterima oleh
pengguna kartu kredit sebagai alat pembayaran pengganti uang tunai.
5. Persepsi Manfaat Kartu Kredit
Menurut Davis (dalam Mangin et al, 2008) persepsi manfaat
didefinisikan sebagai suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa
menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerjanya dalam
bekerja. Sedangkan manfaat dari kartu kredit yaitu kartu kredit dapat
menggantikan fungsi uang sebagai alat pembayaran (Kasmir, 2005). Kartu
kredit menawarkan fungsional yang jelas dengan manfaat yang
memudahkan untuk melakukan transaksi (Bernthal et al, 2005).
Dalam penelitian ini, persepsi manfaat kartu kredit adalah tingkat
kepercayaan dan manfaat yang dapat dirasakan oleh pengguna kartu kredit
sebagai alat pembayaran pengganti uang tunai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
D. Dinamika Hubungan Persepsi Risiko dengan Persepsi Manfaat dan
Kecenderungan Pembelian Impulsif
Kartu kredit merupakan jenis kartu yang dapat digunakan sebagai
pembayaran alat transaksi jual beli barang atau jasa dimana pelunasan atau
pembayarannya kembali dapat dilakukan dengan sekaligus atau dengan
cara mencicil sejumlah minimum tertentu (Siamat, 2005). Kasmir (2005)
juga mengungkapkan bahwa pemegang kartu kredit dapat melunasi
penagihan yang terjadi atas dirinya sekaligus atau secara angsuran pada
saat jatuh tempo.
Pada tahun 2014, terdapat 8 juta pemegang kartu dan 15,8 juta
pemegang kartu kredit yang diterbitkan oleh 22 bank dan satu perusahaan
non-perbankan di Indonesia (www.kartu-kredit.info). Penelitian yang
dilakukan oleh Bernthal et al (2005) menyebutkan bahwa kartu kredit
telah menjadi teknologi yang semakin penting. Kegunaan kartu kredit
dapat membuat penggunanya memiliki gaya hidup yang bebas dan tidak
terkendali dalam bertransaksi. Dari penelitian tersebut, dapat dilihat
bahwa kartu kredit memang menawarkan dua hal yang saling bertolak
belakang. Di satu sisi kartu kredit menawarkan fungsional yang jelas
dengan manfaat yang memudahkan. Tetapi di sisi lain, kartu kredit juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
dapat menyebabkan kerugian seperti kehilangan citra diri, kehilangan
mobilitas pasar, akumulasi hutang berat, dan bahkan kecanduan (Bernthal
et al, 2005).
Menurut Oglethorpe (1994) persepsi risiko adalah persepsi
konsumen mengenai ketidakpastian dan konsekuensi-konsekuensi negatif
yang mungkin diterima atas pembelian suatu produk atau jasa. Persepsi
risiko kartu kredit adalah pemikiran mengenai kemungkinan kerugian
yang akan didapat yang merupakan konsekuensi negatif yang akan
diterima oleh pengguna kartu kredit sebagai alat pembayaran pengganti
uang tunai. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa persepsi risiko
berpengaruh terhadap niat individu untuk mengggunakan kartu kredit
dikarenakan akan muncul perasaan rugi apabila menggunakan kartu kredit
(Rochmawati, 2013).
Selain persepsi risiko, terdapat persepsi manfaat yang berkaitan
dengan produktifitas dan efektifitas sistem dari kegunaan atau manfaat
yang dirasakan secara menyeluruh guna meningkatkan kinerja pengguna
sistem tersebut (Irmadhani & Nugroho, 2011). Persepsi manfaat adalah
suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu
teknologi akan meningkatkan kinerjanya dalam bekerja (Davis dalam
Mangin et al, 2008). Persepsi manfaat kartu kredit adalah tingkat
kepercayaan dan manfaat yang dapat dirasakan oleh pengguna kartu kredit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
sebagai alat pembayaran pengganti uang tunai. Lee (2008) menyatakan
bahwa persepsi manfaat berpengaruh positif terhadap niat individu dalam
penggunaan internet banking. Persepsi manfaat kartu kredit ini didukung
oleh pernyataan Beatty dan Ferrel (dalam Verplanken & Herabadi, 2001)
menyatakan bahwa orang yang merasa memiliki uang yang tersedia dari
kartu kredit dapat mempengaruhi munculnya pembelian impulsif. Oleh
karena itu, pengguna kartu kredit diduga merasa memiliki banyak uang
sehingga merasa lebih aman dalam berbelanja karena mereka masih
memiliki cadaangan uang pribadi apabila uang dalam kartu kredit mereka
telah habis. Hal tersebut kemungkinan menyebabkan pengguna kartu
kredit telah berpikir pendek ketika akan membeli barang-barang dan lebih
tertarik untuk membeli barang-barang yang diinginkan demi memenuhi
kepuasan mereka daripada membeli barang yang dibutuhkan (Beatty dan
Ferrel dalam Verplanken & Herabadi, 2001)
Masing – masing dimensi dari persepsi manfaat yaitu
produktivitas, efektivitas, dan manfaat secara keseluruhan juga memiliki
peran untuk meningkatkan kecenderungan pembelian impulsif. Menurut
Venkatesh dan Davish (2000), dimensi produktivitas yaitu penggunaan
sistem mampu menambah tingkat produktivitas individu. Pada dimensi
efektivitas, dapat diartikan sebagai penggunaan sistem mampu
meningkatkan efektivitas kinerja individu. Sedangkan pada dimensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
manfaat secara keseluruhan yaitu bagaimana penggunaan sistem
bermanfaat bagi individu.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka pengguna kartu kredit
dapat dikatakan rentan mengalami pembelian impulsif. Pembelian
impulsif memiliki pengertian yaitu aktivitas pembelian yang tidak
terencana yang dilakukan tanpa melakukan pertimbangan dan tidak
berdasarkan pada penilaian atau evaluasi tertentu terhadap produk atau
manfaat dari produk yang dibeli (Rook, 1987).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
E. Skema Hubungan Persepsi Risiko dan Persepsi Manfaat Kartu Kredit
dan Kecenderungan Pembelian Impulsif
Gambar 1 : Skema Hubungan antara Persepsi Risiko Kartu Kredit dan
Pembelian Impulsif
Kartu Kredit
Persepsi risiko
terhadap kartu
kredit tinggi
Memiliki pemikiran akan
mendapat konsekuensi
negatif sehingga mengurangi
niat penggunaan kartu kredit
Kecenderungan pembelian
impulsif rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Gambar 2 : Skema Hubungan antara dimensi – dimensi Persepsi Manfaat
Kartu Kredit dan Kecenderungan Pembelian Impulsif
Kartu Kredit
Persepsi
manfaat
terhadap kartu
kredit tinggi
Persepsi manfaat
dimensi
produktivitas tinggi
Persepsi manfaat
dimensi efektivitas
tinggi
Persepsi manfaat
dimensi manfaat
secara keseluruhan
tinggi
Mendapatkan manfaat dari
kartu kredit sehingga dapat
dengan mudah melakukan
transaksi apapun
Mendapatkan manfaat dari
kartu kredit karena praktis
sehingga tidak perlu repot
membawa banyak uang
tunai
Mendapatkan manfaat
dari kartu kredit, seperti
potongan harga ketika
berbelanja
Kecenderungan
pembelian impulsif
tinggi
Kecenderungan
pembelian impulsif
tinggi
Kecenderungan
pembelian impulsif
tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara
persepsi risiko kartu kredit dan kecenderungan pembelian impulsif. Pada
persepsi risiko, terdapat hubungan negatif antara persepsi risiko kartu
kredit dan kecenderungan pembelian impulsif, Artinya, semakin tinggi
persepsi risiko yang dirasakan semakin rendah kecenderungan pembelian
impulsif. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah persepsi risiko kartu
kredit, semakin tinggi kecenderungan pembelian impulsif.
Pada dimensi persepsi manfaat, semakin tinggi skor dimensi
produktivitas pada persepsi manfaat, semakin tinggi kecenderungan
pembelian impulsif. Selain itu, semakin tinggi skor dimensi efektivitas
pada persepsi manfaat, semakin tinggi pula kecenderungan pembelian
impulsif. Dan semakin tinggi skor dimensi manfaat secara keseluruhan,
semakin tinggi kecenderungan pembelian impulsif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif korelasional.
Penelitian korelasional atau hubungan adalah penelitian yang menggabungkan
antara dua variabel atau lebih (Hasan, 2012). Azwar (2009) menyatakan
bahwa penelitian korelasional digunakan untuk melihat sejauh mana variasi
dari suatu variabel berkaitan dengan variasi dari satu atau lebih variabel
lainnya.
B. VARIABEL PENELITIAN
1. Variabel bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang variabelnya diukur,
dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya
dengan suatu gejala yang diobservasi (Sarwono, 2006). Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah persepsi-persepsi terhadap kartu kredit yang
terdiri dari persepsi risiko dan persepsi kebermanfaatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
2. Variabel tergantung
Variabel tergantung adalah variabel yang memberikan reaksi/respon
jika dihubungkan dengan variabel bebas (Sarwono, 2006). Variabel
tergantung dalam penelitian ini adalah kecenderungan pembelian impulsif
C. DEFINISI OPERASIONAL
1. Persepsi terhadap Kartu Kredit
a. Persepsi Risiko Kartu Kredit
Persepsi risiko kartu kredit yaitu kemungkinan kerugian yang
akan didapat yang merupakan konsekuensi negatif yang akan diterima
oleh pengguna kartu kredit sebagai alat pembayaran pengganti uang
tunai. Dalam penelitian ini, persepsi risiko kartu kredit akan diukur
dengan skala yang dibuat sendiri oleh peneliti yang menggunakan
skala persepsi risiko yang disusun berdasarkan dimensi risiko
keuangan, risiko kinerja, dan risiko sosial. Semakin tinggi skor total
pada skala persepsi risiko kartu kredit, semakin besar kemungkinan
mendapatkan konsekuensi negatif dari penggunaan kartu kredit
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
b. Persepsi Manfaat Kartu Kredit
Persepsi manfaat kartu kredit adalah tingkat kepercayaan
dan manfaat yang dapat dirasakan oleh pengguna kartu kredit
sebagai alat pembayaran pengganti uang tunai. Dalam penelitian
ini, persepsi manfaat kartu kredit akan diukur dengan skala yang
dibuat sendiri oleh peneliti menggunakan skala persepsi manfaat
yaitu dimensi produktivitas, kinerja tugas atau efektivitas, dan
kebermanfaatan secara keseluruhan. Semakin tinggi skor pada tiap
dimensi skala persepsi manfaat, semakin tinggi manfaat yang
dirasakan dari penggunaan kartu kredit.
2. Kecenderungan Pembelian Impulsif
Kecenderungan pembelian impulsif adalah kecenderungan
pembelian konsumen yang tidak rasional seperti adanya dorongan untuk
membeli suatu produk dengan segera, tidak diharapkan, tanpa ada
perencanaan sebelumnya, terjadi secara spontan, dan disertai dengan
keinginan untuk membeli yang kuat.
Dalam penelitian ini, aspek-aspek yang digunakan pada skala yang
dibuat snediri oleh peneliti untuk mengukur kecenderungan pembelian
impulsif antara lain yaitu aspek kognitif dan afektif. Semakin tinggi skor
total pada skala kecenderungan pembelian impulsif yang dimiliki, maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
semakin tinggi kecenderungan pembelian impulsif. Sebaliknya, semakin
rendah skor total pada skala kecenderungan pembelian impulsif yang
dimiliki, maka kemungkinan melakukan pembelian impulsif semakin
rendah.
D. SUBJEK PENELITIAN
Karakteristik subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah laki-
laki maupun perempuan pengguna kartu kredit dalam rentang usia 20-40
tahun (rentang masa dewasa perkembangan awal). Wood dan Bellenger
(dalam Lin & Chuang, 2005 ; Lin & Lin, 2005) menyatakan bahwa individu
yang rentan mengalami pembelian impulsif adalah antara 20-40 tahun.
Konsumen dalam rentang usia tersebut lebih rentan mengalami pembelian
impulsif dibandingkan dengan konsumen yang lebih muda maupun lebih tua
dari rentang usia tersebut. Lawton, Kleban, Rajagopal, dan Dean (dalam Lin
& Chuang, 2005) juga menyatakan bahwa sejak sifat impulsif dikaitkan
dengan gairah emosi, orang dewasa yang lebih tua lebih mampu mengontrol
ekspresi emosinya disbanding orang yang lebih muda. Berdasarkan hal
tersebut, individu yang tergolong dalam tahap perkembangan dewasa awal
(20-40 tahun) termasuk rentan mengalami pembelian impulsif.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah convenience sampling. Teknik pengambilan sampel tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan ketersediaan dan keinginan
responden untuk merespon (Saughnessy, Zechmeister, & Zechmeister, 2012).
E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA
Cara mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan
penyebaran skala. Metode skala merupakan suatu metode pengumpulan
data yang berbentuk laporan diri sendiri berisi daftar atau kumpulan
pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh individu (Azwar, 2005).
Skala penelitian ini menggunakan metode Summated Rating yang
merupakan penskalaan model Likert. Model penskalaan ini merupakan
metode dengan suatu pernyataan sikap yang menggunakan distribusi
respon sebagai dasar penentuan nilai skalanya (Gable dalam Azwar,
2005). Adapun skala dalam penelitian ini adalah Skala Persepsi Risiko,
Skala Persepsi Manfaat, Kartu dan Skala Pembelian Impulsif.
1. Skala Persepsi terhadap Kartu Kredit
a. Persepsi risiko kartu kredit
Skala persepsi risiko kartu kredit terdiri dari tiga dimensi,
yaitu risiko keuangan, risiko kinerja, dan risiko sosial. Skala ini
terdiri dari 12 aitem, dimana masing-masing dimensi terdiri dari 4
aitem. Skala ini disusun dalam bentuk skala Likert (Summated
Rating), yang merupakan teknik untuk meminta subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
mengindikasikan tingkat kesetujuan atau ketidak setujuan mereka
terhadap masing-masing pernyataan (Noor, 2011).
Tabel 1.
Blue Print Skala Persepsi Risiko Kartu Kredit
Nomer aitem
No Dimensi Favorable Unfavorable Jumlah %
1. Keuangan 3, 11 1, 7 4 33,33%
2. Kinerja 4, 6 9, 12 4 33,33%
3. Sosial 2, 8 5, 10 4 33,33%
Total 12 100%
Tabel 2.
Skor Skala Persepsi Risiko Kartu Kredit
Respon Skor Favorable Skor Unfavorable
Sangat Sesuai (SS) 4 1
Sesuai (S) 3 2
Tidak Sesuai (TS) 2 3
Sangat Tidak Sesuai 1 4
b. Persepsi manfaat kartu kredit
Skala persepsi manfaat kartu kredit terdiri dari empat dimensi,
yaitu produktivitas, kinerja tugas atau efektivitas, pentingnya bagi
tugas, dan manfaat secara keseluruhan. Skala ini terdiri dari 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
aitem, dimana masing-masing dimensi terdiri dari 4 aitem. Skala
ini disusun dalam bentuk skala Likert (Summated Rating), yang
merupakan teknik untuk meminta subjek mengindikasikan tingkat
kesetujuan atau ketidak setujuan mereka terhadap masing-masing
pernyataan (Noor, 2011).
Tabel 3.
Blue Print Skala Persepsi Manfaat Kartu Kredit
Nomer aitem
No Dimensi Favorable Unfavorable Jumlah %
1. Produktivitas 11, 12 1, 4 4 33,33%
2. Efektivitas 2, 5 8, 10 4 33,33%
3. Manfaat
keseluruhan
3,7 6, 9 4 33,33%
Total 12 100%
Tabel 4.
Skor Skala Persepsi terhadap Kartu Kredit
Respon Skor Favorable Skor Unfavorable
Sangat Sesuai (SS) 4 1
Sesuai (S) 3 2
Tidak Sesuai (TS) 2 3
Sangat Tidak Sesuai 1 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
2. Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif
Skala kecenderungan pembelian impulsif terdiri dari dua
aspek, yaitu aspek afektif dan aspek kognitif. Skala ini terdiri dari 24
aitem, dimana masing-masing aspek terdiri dari 12 aitem. Skala ini
disusun dalam bentuk skala Likert (Summated Rating), yang
merupakan teknik untuk meminta subjek mengindikasikan tingkat
kesetujuan atau ketidaksetujuan mereka terhadap masing-masing
pernyataan (Noor, 2011).
Tabel 5.
Blue Print Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif
No
Aspek
Nomer aitem
Jumlah
% Favorable Unfavorable
1. Kognitif 3, 4, 8,
10, 18, 20
6, 11, 15,
19, 22, 23
12 50%
2. Afektif 1, 7, 9,
12, 17, 21
2, 5, 13, 14,
16, 24
12 50%
Total 24 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel 6.
Skor Skala Pembelian Impulsif
Respon Skor Favorable Skor Unfavorable
Sangat Sesuai (SS) 4 1
Sesuai (S) 3 2
Tidak Sesuai (TS) 2 3
Sangat Tidak Sesuai 1 4
F. VALIDITAS dan RELIABILITAS
1. Validitas
Azwar (2009) menyatakan bahwa tujuan pengujian validitas adalah
untuk mengetahui apakah skala psikologi mampu menghasilkan data yang
akurat sesuai dengan tujuan pengukurannya. Skala penelitian dapat
dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan
fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud
dilakukannya pengukuran tersebut (Azwar, 2007).
Pada tahap sebelum melakukan uji coba, terlebih dahulu dilakukan
validitas isi atau content validity yang diselidiki melalui analisis rasional
terhadap isi tes serta didasarkan penilaian (judgement) yang bersifat
subjektif (Azwar, 2010). Validitas ini diselidiki dengan bantuan dari dosen
pembimbing sebagai experts judgement. Penilaian ini bertujuan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
melihat kesesuaian aitem dalam tes dengan aspek-aspek yang hendak
diungkap serta kesesuaian blue print dengan tujuan memilih aitem yang
representatif.
2. Seleksi Item
Seleksi aitem dilakukan setelah aitem diuji dengan validitas isi
melalui professional judgement dan telah dilakukan try-out. Try-out
dilaksanakan pada 30 Desember 2015 – 3 Januari 2016. Berdasarkan hasil
try-out yang dilakukan dengan menyebar skala online kepada pengguna
kartu kredit maka didapatkan responden sebanyak 50 orang (37
perempuan, 13 laki-laki).
Analisis dan seleksi aitem merupakan hal yang penting untuk
dilakukan karena kualitas skala psikologi ditentukan oleh aitem-aitem di
dalamnya (Azwar, 2009). Seleksi aitem bertujuan untuk mengetahui
indeks daya diskriminasi aitem yang merupakan indikator keselarasan atau
konsistensi antara fungsi aitem dengan fungsi skala secara keseluruhan
(konsistensi aitem total). Pengujian daya diskriminasi aitem dilakukan
dengan cara menghitung data koefisien korelasi antara distribusi skor
aitem menggunkan suatu kriteria relevan dari distributor skala terkait.
Penghitungan tersebut akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total
(rix) atau parameter daya beda aitem. Batasan rix yang digunakan adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
lebih besar atau sama dengan 0,30 yang berarti bahwa semua aitem yang
mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 menunjukkan daya perbedaan
yang memuaskan (Azwar, 2009). Pengujian daya diskriminasi aitem
tersebut dilakukan menggunakan bantuan program SPSS 22 for windows.
Tabel 7.
Sebaran Aitem Skala Persepsi Risiko Kartu Kredit Setelah Seleksi
Aitem
No
Dimensi
Nomer aitem
Jumlah
Bobot Favorable Unfavorable
1. Risiko keuangan 3 1, 7 3 30%
2. Risiko kinerja 4 9, 12 3 30%
3. Risiko sosial 2, 8 5, 10 4 40%
Total 10 100%
Hasil dari pengujian data skala persepsi risiko menunjukkan bahwa
terdapat 10 aitem yang memiliki rix ≥ 0,25 dan 2 aitem yang memiliki rix
≤ 0,25 yaitu aitem nomer 6 dan 11. Jadi skala persepsi risiko berjumlah 10
aitem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 8.
Sebaran Aitem Skala Persepsi Manfaat Kartu Kredit Setelah Seleksi
Aitem
No
Dimensi
Nomer aitem
Jumlah
Bobot Favorable Unfavorable
1. Produktivitas 12 1, 4 3 33,33%
2. Efektivitas 2, 5 10 3 33,33%
3. Risiko sosial 3, 7 6 4 33,33%
Total 10 100%
Pada hasil pengujian skala dimensi persepsi manfaat menunjukkan
bahwa pada skala produktivitas, terdapat 3 item yang memiliki rix ≥ 0,25
yaitu aitem nomer 1, 4 dan 12 sedangkan terdapat 1 aitem yang memiliki rix ≤
0,25 yaitu aitem nomer 11. Pada skala efektivitas, terdapat 3 aitem yang
memiliki rix ≥ 0,25 yaitu aitem nomer 2, 5, dan 10, sedangkan terdapat 1
aitem yang memiliki ≤ 0,25 yaitu aitem nomer 8. Begitu pula pada skala
manfaat keseluruhan, terdapat 3 aitem yang memiliki rix ≥ 0,30 yaitu aitem
nomer 3, 6 dan 7, sedangkan aitem yang memiliki rix ≤ 0,30 yaitu aitem
nomer 6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 9.
Sebaran Aitem Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif Setelah
Seleksi Aitem
No
Aspek
Nomer aitem
Jumlah
Bobot Favorable Unfavorable
1. Kognitif 3, 8, 10, 18, 20 6, 11 19, 22, 23 10 50%
2. Afektif 1, 7, 9, 12, 21 2, 5, 13, 14, 24 10 50%
Total 100%
Pada skala kecenderungan pembelian impulsif yang terdiri dari 12
aitem aspek kognitif dan 12 aitem aspek kognitif yang masing-masing terdiri
dari 6 aitem favorable dan 6 aitem unfavorable. Masing-masing aitem ini
diseleksi dengan melihat rix-nya. Aitem yang memiliki nilai rix ≥ 0,30
dikategorikan sebagai aitem yang baik, sedangkan aitem yang memiliki nilai r
≤ 0,30 dikategorikan sebagai aitem yang kurang baik sehingga akan
digugurkan. Skala kecenderungan pembelian impulsif diukur dengan melihat
2 aspek yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. Hasil dari pengujian data skala
kecenderungan pembelian impulsif menunjukkan bahwa 20 aitem yang
memiliki nilai rix ≥ 0,30 dan terdapat 4 aitem yang memiliki nilai r ≤ 0,30
yaitu aitem nomer 4, 15, 16, dan 17. Jadi aitem skala kecenderungan
pembelian impulsif berjumlah 20 aitem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
3. Reliabilitas
Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur
yang mengandung makna kecermatan pengukuran sehingga pengukuran
yang tidak reliabel akan menghasilkan skor yang tidak dapat dipercaya
karena perbedaan skor yang terjadi diantara individu lebih ditentukan oleh
faktor eror atau kesalahan (Azwar, 2009). Pengukuran yang tidak reliabel
tidak akan konstan dari waktu ke waktu (Azwar, 2010).
Penelitian ini menggunakan pendekatan konsistensi internal yang
bertujuan untuk melihat konsistensi antar aitem atau antar bagian dalam
tes (Azwar, 2010). Reliabilitas konsistensi internal menggunakan teknik
yang berasal dari formula Alpha Cronbach. Formula dari Alpha Cronbach
digunakan untuk mengestimasi konsistensi internal dengan menghitung
rata-rata dari korelasi antar butir-butir pernyataan pada skala. Teknik ini
dilakukan dengan menggunakan analisis data SPSS 22.0 for windows.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 10.
Koefisien Cronbach Alpha Skala Pembelian Impulsif, Persepsi Risiko,
dan Persepsi Manfaat
No Skala
Koefisien Reliabilitas
Sebelum
seleksi item
Setelah
seleksi item
Sesudah
pengguguran item
1. Pembelian
Impulsif
0,873 0,917 0,919
2. Persepsi Risiko 0,719 0,800 0,800
3. Persepsi Manfaat 0,760 0,812 0,800
Berdasarkan hasil try out, sebelum seleksi aitem skala pembelian
impulsif memiliki jumlah aitem sebanyak 24 aitem dengan koefisien
reliabilitas sebesar 0,873. Setelah dilaksanakan seleksi aitem, jumlah aitem
menjadi 21 aitem dan skor koefisien reliabilitas skala pembelian impulsif
menjadi 0,917. Kemudian dilakukan pengguguran manual untuk
menyeimbangkan jumlah aitem pada setiap aspek, maka jumlah aitem
menjadi 20 aitem dengan skor koefisiensi reliabilitas skala pembelian impulsif
menjadi 0,919.
Pada skala persepsi risiko, sebelum seleksi aitem total skala 12 aitem
dengan koefisien korelasi reliabilitas sebesar 0,719. Setelah dilaksanakan
seleksi aitem, jumlah aitem menjadi 10 aitem dan skor koefisien reliabilias
skala persepsi risiko menjadi 0,800. Pada skala ini tidak dilakukan
pengguguran manual karena jumlah aitem pada setiap aspek sudah seimbang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Berdasarkan hasil try out, sebelum seleksi aitem skala persepsi
manfaat memiliki jumlah aitem 12 aitem dan skor koefisien reliabilitas
sebesar 0,760. Setelah dilaksanakan seleksi aitem, jumlah aitem menjadi 10
aitem dengan skor koefisien reliabilitas skala persepsi manfaaat menjadi
0,812. Pada skala ini tidak dilakukan pengguguran manual karena jumlah
aitem pada setiap aspek sudah seimbang.
G. Metode Analisis Data
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui distribusi
aitem apakah normal atau tidak. Sebaran data yang normal
menandakan bahwa data sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. Uji normalitas data dalam penelitian ini akan
dilakukan menggunakan program IBM SPSS 22 Statistic dengan
metode Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas dikatakan signifikan jika
p>0,05 (Santoso, 2010). Hal tersebut menunjukkan bahwa data yang
digunakan terdistribusi secara normal. Sedangkan jika p<0,05
menunjukkan bahwa data tidak signifikan dan tidak terdistribusi secara
normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
b. Uji Linearitas
Uji linearitas menyatakan bahwa hubungan antar variabel yang
hendak dianalisis itu mengikuti garis lurus. Peningkatan kuantitas pada
satu variabel, akan diikuti secara linear oleh peningkatan kuantitas
pada variabel lainnya. Penurunan kuantitas pada satu variabel, akan
diikuti secara linear oleh penurunan kuantitas pada variabel lainnya.
Uji linearitas digunakan untuk melihat bagaimana kekuatan hubungan
antara dua variabel. Uji linearitas dikatakan signifikan jika p<0,05
yang berarti hubungan antar dua variabel lemah (Santoso, 2010).
2. Uji Hipotesis
Metode analisis data yang digunakan apabila syarat uji asumsi
terpenuhi adalah dengan menggunakan Product Moment dari Pearson. Uji
asumsi dikatakan terpenuhi jika data terdistribusi normal dan linear.
Namun, apabila uji asumsi normalitas tidak terpenuhi, maka untuk analisis
data menggunakan metode analisis Spearman Rho (Djarwanto dan
Soebagyo, 2006). Setelah analisis data dilakukan, makan ditemukan nilai
koefisien korelasi yang berkisar antara -1 hingga +1 (Usman dan Akbar,
2006). Hal tersebut menunjukkan hubungan yang terjadi antara dua
variabel penelitian. Jika hasilnya menunjukkan angka min (-) berarti
hubungan yang terjadi antara dua variabel adalah hubungan negative
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
sedangkan jika hasil yang diperoleh menunjukkan nilai plus (+) maka
terjadi hubungan positif antara dua variabel penelitian (Prasetyo & Jannah,
2008). Koefisien korelasi yang semakin mendekati angka 1 menunjukkan
semakin kuat hubungan yang terjadi (Sugiyono, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. PELAKSANAAN PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 4 Januari sampai 11 Januari
2016. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan menyebar skala online dan
skala yang berupa Likert yang diisi oleh subjek dan langsung dikembalikan
kepada peneliti saat itu juga. Skala online dalam penelitian ini dilakukan
supaya jaringannya lebih luas. Pengambilan data menggunakan teknik try out
yang dilaksanakan pada 21 Desember sampai 31 Januari 2015. Jumlah seluruh
skala yang dibagi ketika try out berjumlah 50.
B. DESKRIPSI SUBJEK
Subjek dalam penelitian ini adalah pengguna kartu kredit pada usia 20-
40 tahun. Total subjek yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100
orang yang terdiri dari 65 orang perempuan dan 35 orang laki-laki.
Berdasarkan hasil penyebaran skala maka didapatkan identitas subjek sebagai
berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 11
Deskripsi Jenis Kelamin Subjek Penelitian
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Perempuan 65 65%
Laki – laki 35 35%
Total 100 100%
Tabel 12
Deskripsi Usia Subjek Penelitian
Rentang Usia Frekuensi Persentase
20 – 26 tahun 48 48%
27 – 33 tahun 25 25%
34 – 40 tahun 27 27%
Total 100 100%
Pada penelitian ini rentang usia subjek mulai usia 20 hingga 40 tahun
yang termasuk dalam tahap perkembangan dewasa asal karena orang yang
rentan mengalami pembelian impulsif berada pada rentang usia tersebut
(Wood dan Bellenger, dalam Lin & Chuang, 2005) ; Lin & Lin, 2005).
Peneliti membagi rentang usia subjek dalam 3 kategori menurut Vailant
(dalam Papalia, 1998), yaitu 20 – 26 tahun (masa pembentukan), 27 – 33
tahun (masa konsolidasi), dan 34 – 40 tahun (masa transisi). Mayoritas subjek
dalam penelitian ini berada pada rentang usia 20 – 26 tahun yang berjumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
48 orang, kemudian berada pada rentang usia 34 – 40 tahun sebanyak 27
orang, dan berjumlah 25 orang pada rentang usia 27 – 33 tahun.
Tabel 13
Deskripsi Status Subjek Penelitian
Pekerjaan Frekuensi Persentase
Pelajar/Mahasiswa 36 36%
Pegawai/Karyawan 58 58%
Lainnya 6 6%
Total 100 100%
Pada penelitian ini, subjek dibagi juga dalam 3 kategori, yaitu
pelajar/mahasiswa, pegawai/karyawan, dan lainnya. Total subjek
pelajar/mahasiswa berjumlah 36 orang, pekerjaan subjek sebagai
pegawai/karyawan berjumlah 38 orang, dan pekerjaan subjek lainnya
berjumlah 6 orang.
C. DESKRIPSI DATA PENELITIAN
Peneliti melakukan perbandingan antara mean teoretik dan mean
empiris pada data yang diperoleh. Jika mean empiris lebih besar daripada
mean teoretik maka dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian memiliki
kecenderungan pembelian impulsif, persepsi risiko terhadap kartu kredit,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
dan persepsi manfaat terhadap kartu kredit tinggi. Sebaliknya, bila mean
empiris lebih kecil daripada mean teoretik maka dapat disimpulkan bahwa
subjek penelitian memiliki kecenderungan pembelian impulsif, persepsi
risiko terhadap kartu kredit, dan persepsi manfaat terhadap kartu kredit
rendah.
Mean teoretik adalah rata-rata skor alat ukur penelitian yang
diperoleh dengan perhitungan manual. Mean empiris adalah rata-rata skor
data penelitian yang diperoleh dari deskripsi data di statistik.
Tabel 14.
Data Teoretik dan Empiris Ketiga Variabel
Variabel
Teoretis Empiris
SD Mean Min Max Mean Min. Max.
Kecenderungan
Pembelian
Impulsif
50 20 80 43,27 22 66 7.536
Persepsi Risiko 25 10 40 24,51 15 37 2, 455
Produktivitas 7,5 3 12 7,38 5 10 2, 157
Efektivitas 7,5 3 12 7,12 3 9 2, 701
Manfaat
seluruh
7,5 3 12 6,93 5 9 2,759
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Pada tabel 14 dapat dilihat hasil dari uji t pada skala kecenderungan
pembelian impulsif menunjukkan nilai signifikan 0,000 yang menunjukkan
terdapat perbedaan signifikan antara mean teoretik dan mean empiris dari
kecenderungan pembelian impulsif. Pada tabel n menunjukkan bahwa mean
teoretik kecenderungan pembelian impulsif sebesar 50, sedangkan mean
empiris dari kecenderungan pembelian impulsif sebesar 43,23 dengan SD
sebesar 7.53558. Melihat nilai mean teoretik lebih besar dibandingkan mean
empiris maka dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian memiliki
kecenderungan pembelian impulsif yang rendah.
Pada tabel 14 dapat dilihat juga hasil uji t pada skala persepsi risiko
menunjukkan nilai signifikan 0,049 yang menunjukkan terdapat perbedaan
yang signifikan antara mean teoretik dan mean empiris dari persepsi risiko.
Pada tabel n menunjukkan bahwa mean teoretik persepsi risiko adalah 25,
sedangkan mean empirisnya sebesar 24,47 dengan SD 3,76173. Melihat nilai
mean empiris lebih kecil dibandingkan mean teoretik maka dapat disimpulkan
bahwa subjek penelitian memiliki persepsi risiko yang rendah.
Pada tabel 14 juga dapat dilihat hasil dari uji t pada skala dimensi
produktivitas menunjukkan nilai signifikansi 0,000 yang menunjukkan
terdapat perbedaan signifikan antara mean teoretik dan mean empiris dari
dimensi produktivitas. Pada tabel 14 menunjukkan bahwa mean teoretik
sebesar 7,5 sedangkan mean empiris dari produktivitas sebesar 7,38 dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
SD sebesar 2,157. Melihat nilai teoretik lebih kecil dibandingkan mean
empiris maka dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian memiliki persepsi
manfaat dimensi produktivitas yang rendah.
Pada tabel 14 juga dapat dilihat hasil dari uji t pada skala dimensi
efektivitas menunjukkan nilai signifikansi 0,000 yang menunjukkan terdapat
perbedaan signifikan antara mean teoretik dan mean empiris dari dimensi
efektivitas. Pada tabel 14 menunjukkan bahwa mean teoretik sebesar 7,5
sedangkan mean empiris dari produktivitas sebesar 7,12 dengan SD sebesar
2,701. Melihat nilai teoretik lebih kecil dibandingkan mean empiris maka
dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian memiliki persepsi manfaat
dimensi efektivitas yang rendah.
Selain itu, pada tabel 14 juga dapat dilihat hasil dari uji t pada skala
dimensi efektivitas menunjukkan nilai signifikansi 0,000 yang menunjukkan
terdapat perbedaan signifikan antara mean teoretik dan mean empiris dari
dimensi manfaat secara keseluruhan. Pada tabel 14 menunjukkan bahwa mean
teoretik sebesar 7,5 sedangkan mean empiris dari produktivitas sebesar 6,93
dengan SD sebesar 2,759. Melihat nilai teoretik lebih kecil dibandingkan
mean empiris maka dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian memiliki
persepsi manfaat dimensi manfaat secara keseluruhan yang rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
D. HASIL PENELITIAN
Sebelum melakukan uji hipotesis, harus dilakukan pengujian asumsi
terhadap data penelitian bahwa data tersebut telah memenuhi syarat-syarat
data yang tepat yang disesuaikan dengan analisis data yang dilakukan.
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan oleh peneliti untuk menguji apakah
kontinum berdistribusi normal sehingga dapat digunakan untuk
melakukan analisis korelasi (Sarwono, 2006). Data dikatakan normal
apabila memiliki p > 0,05 (Sarwono, 2006). Uji normalitas pada
penelitian ini menggunakan teknik Kolmogorov Smirnov Test IBM
SPSS 22.00 Statistic.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 18.
Uji Normalitas Kecenderungan Pembelian Impulsif, Persepsi Risiko, dan
Persepsi Manfaat
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
PembelianImpulsif .089 100 .051
PersepsiRisiko .152 100 .000
Produktivitas .144 100 .000
Efektivitas .132 100 .000
Manfaat seluruh .165 100 .007
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan hasil analisis Kolmogorov-Smirnov menggunakan IBM
SPSS 22 Statistic, diperoleh nilai p untuk skala kecenderungan pembelian
impulsif sebesar 0,051. Melihat nilai signifikan variabel p > 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa data variabel kecenderungan pembelian impulsif
berdistribusi normal. Sedangkan nilai p untuk skala persepsi risiko sebesar
0,000, karena nilai signifikasi variabel p > 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa data tidak terdistribusi secara normal. Pada dimensi
produktivitas, nilai p sebesar 0,000 yang berarti data tidak terdistribusi
secara normal. Begitu pula pada dimensi efektivitas yang memiliki nilai p
sebesar 0,000 yang berarti data tidak terdistribusi secara normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Sedangkan pada dimensi manfaat secara keseluruhan, nilai p sebesar 0,007
sehingga dapat disimpulkan data terdistribusi secara normal.
b.Uji Linearitas
Hasil uji linearitas variabel kecenderungan pembelian impulsif
dengan persepsi risiko menunjukkan nilai signifikasi pada linearitas
sebesar 0,000. Melihat signifikansi tidak lebih dari 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa antara variabel kecenderungan pembelian impulsif dan
persepsi risiko terdapat hubungan yang linear. Sedangkan nilai linearitas
pembelian impulsif dan persepsi manfaat memiliki nilai sebesar 0,007.
Melihat nilai signifikansi p < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara
variabel pembelian impulsif dan persepsi manfaat terdapat hubungan yang
tidak linear.
Tabel 19.
Hasil Uji Linearitas Variabel Kecenderungan Pembelian Impulsif dan
Persepsi Risiko
F Sig.
PersepsiRisiko
*
PembelianImpul
sif
Between
Groups
(Combined) 3.675 .000
Linearity 28.209 .000
Deviation from
Linearity 1.445 .168
Within Groups
Total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel 20.
Uji Linearitas Antara Pembelian Impulsif dan Persepsi Manfaat
F Sig.
PersepsiManfa
at *
PembelianImp
ulsif
Between Groups (Combined) 2.421 .007
Linearity 24.454 .000
Deviation from
Linearity .726 .733
Within Groups
Total
c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik uji
korelasi Spearman Rho Correlation. Hal ini dikarenakan distribusi
data dalam penelitian ini bersifat tidak normal.
Distribusi data dalam penelitian ini bersifat tidak normal. Oleh
karena itu, peneliti akan menggunakan teknik uji korelasi Spearman-
Rho yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel bebas
dan tergantung. Koefisien yang dihasilkan bernilai -1 hingga +1, yang
menunjukkan apakah hubungan tersebut positif atau negatif (Prasetyo,
2008). Jika nilai sig. (p) < 0,05 maka Ho ditolak atau ada hubungan
yang signifikan antara dua variabel. Sebaliknya, jika nilai sig. (p) >
0,05 maka Ho gagal ditolak atau tidak ada hubungan yang siginifikan
antara dua variabel (Trihendradi, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 21.
Hasil Uji Hipotesis Variabel Kecenderungan Pembelian Impulsif
dengan Persepsi Risiko dan Persepsi Manfaat
Correlations
Impulsif Risiko
Spearman
's rho
Impul
sif
Correlatio
n
Coefficient
1.000 -.464**
Sig. (1-
tailed) . .000
N 100 100
Risiko Correlatio
n
Coefficient
-.464**
1.000
Sig. (1-
tailed) .000 .
N 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Berdasarkan tabel 21 dapat dilihat bahwa hasil uji korelasi
menggunakan Spearman Rho menunjukkan bahwa variabel persepsi risiko
berkorelasi secara negatif dan signifikan dengan kecenderungan
pembelian impulsif (N=100, r= -0,464, p= 0,000). Hal ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi persepsi risiko kartu kredit maka semakin rendah
kecenderungan pembelian impulsif, sebaliknya semakin rendah persepsi
risiko terhadap kartu kredit semakin tinggi kecenderungan pembelian
impulsifnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Untuk mengetahui hubungan antara variabel kecenderungan
pembelian impulsif dengan masing-masing dimensi persepsi manfaat,
peneliti melakukan uji korelasi antara kecenderungan pembelian impulsif
(IB) dan persepsi manfaat, yaitu produktivitas (P), kinerja tugas atau
efektivitas (E), dan manfaat secara keseluruhan (S).
Tabel 22.
Hasil Uji Korelasi Kecenderungan Pembelian Impulsif dan dimensi-dimesi
Persepsi Manfaat
IB P E S
IB Correlation
Coefficient
1.000 .498** .400** .441**
Sig. (1-tailed) . .000 .000 .000
N 100 100 100 100
P Correlation
Coefficient
.498** 1.000 .362** .330**
Sig. (1-tailed) .000 . .000 .000
N 100 100 100 100
E Correlation
Coefficient
.400** .362** 1.000 .313**
Sig. (1-tailed) .000 .000 . .000
N 100 100 100 100
S Correlation
Coefficient
.441** .330** .313** 1.000
Sig. (1-tailed) .000 .000 .000 .
N 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Berdasarkan hasil analisis Spearman’s Rho Correlation melalui
program IBM SPSS Statistic for Windows 22, hasil korelasi antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
kecenderungan pembelian impulsif dan dimensi persepsi manfaat
produktivitas menunjukkan koefisien korelasi sebesar r = 0,498 dengan
signifikansi 0,000 (p < 0,01) yang diuji dengan one-tailed test. Hasil ini
menunjukkan bawa terdapat hubungan positif yang signifikan dengan kategori
cukup antara kecenderungan pembelian impulsif dan dimensi produktivitas,
yang artinya semakin tinggi kecenderungan pembelian impulsif maka semakin
tinggi pula manfaat yang dirasakan dari penggunaan kartu kredit yang mampu
menambah tingkat produktivitas individu.
Berdasarkan uji korelasi yang telah peneliti lakukan antara
kecenderungan pembelian impulsif dengan dimensi kinerja tugas / efektivitas,
ditemukan bahwa koefisien korelasi r = 0,400 dengan signifikansi 0,000 (p <
0,01) yang diuji dengan one-tailed test. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat
hubungan positif yang signifikan dengan kategori cukup antara
kecenderungan pembelian impulsif dan dimensi kinerja tugas/efektivitas.
Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat kecenderungan pembelian
impulsif, maka semakin tinggi juga manfaat efektivitas yang dirasakan dari
penggunaan kartu kredit.
Berdasarkan hasil uji korelasi pada tabel 22, diketahui bahwa koefisien
korelasi antara kecenderungan pembelian impulsif dan dimensi
kebermanfaatan secara keseluruhan adalah r = 0,441 dengan signifikansi
0,000 (p < 0,01). Hal tersebut mengartikan bahwa terdapat hubungan positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
yang signifikan dengan kategori cukup antara kecenderungan pembelian
impulsif dan dimensi kebermanfaatan secara keseluruhan. Dapat disimpulkan
bahwa semakin tinggi kecenderungan pembelian impulsifnya, maka semakin
tinggi juga manfaat secara keseluruhan yang dirasakan dari penggunaan kartu
kredit.
E. Pembahasan
Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan teknik
Spearman’s Rho Correlation maka hipotesis penelitian yang berbunyi
terdapat hubungan negatif antara persepsi risiko kartu kredit dan
kecenderungan pembelian impulsif diterima. Begitu pula dengan hipotesis
penelitian yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara persepsi
manfaat kartu kredit dan kecenderungan pembelian impulsif diterima. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa korelasi antara persepsi risiko dengan
kecenderungan pembelian impulsif memiliki korelasi negatif dan signifikan
(r= -0,448, p= 0,000). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi persepsi
risiko terhadap kartu kredit maka semakin rendah kecenderungan pembelian
impulsifnya. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah persepsi risiko terhadap
kartu kredit maka semakin tinggi pula kecenderungan pembelian impulsifnya.
Hasil analisis penelitian ini sesuai dengan landasan teori yang diajukan
peneliti berdasarkan pernyataan Rochmawati (2013) yaitu bahwa persepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
risiko mempengaruhi niat menggunakan kartu kredit dikarenakan akan
muncul perasaan rugi apabila menggunakan kartu kredit.
Menurut Cunningham (1967) persepsi risiko adalah sejumlah kerugian
yang merupakan konsekuensi dari suatu kegiatan yang tidak menguntungkan
dan mendapaatkan konsekuensi berupa kerugian. Ketika pengguna kartu
kredit memiliki persepsi risiko yang tinggi terhadap kartu kredit, maka akan
mengurangi niat untuk menggunakan kartu kredit. Hal tersebut akan
berdampak pula pada kurangnya niat individu untuk melakukan pembelian
yang tidak direncanakan atau pembelian impulsif.
Pembelian impulsif memiliki 2 aspek yaitu aspek kognitif dan aspek
afektif (Verplanken & Herabadi, 2001). Aspek kognitif yaitu adanya
kekurangan pada unsur pertimbangan dan unsur perencanaan dalam
pembelian yang dilakukan. Pada persepsi risiko terhadap kartu kredit,
konsumen merasa akan mendapatkan kerugian berupa konsekuensi negatif
sehingga sudah memiliki pertimbangan apabila akan menggunakan kartu
kredit untuk melakukan pembelian impulsif. Sedangkan aspek afektif
mengacu kepada hal yang mereka rasakan mengenai stimulus dan kejadian,
misalnya apakah mereka menyukai atau tidak suatu produk (Peter dan Jerry,
2002). Pada kaitannya terhadap persepsi risiko terhadap kartu kredit,
konsumen cenderung tidak menyukai karena adanya pemikiran akan
mendapat konsekuensi negatif dari penggunaan produk tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Hasil penelitian menunjukkan bahwa korelasi antara persepsi manfaat
terhadap kartu kredit dan kecenderungan pembelian impulsif memiliki
korelasi positif dan signifikan (r= 0,454 dan p= 0,000). Hal ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi persepsi manfaat terhadap kartu kredit maka semakin
tinggi kecenderungan pembelian impulsifnya. Begitu pula jika semakin
rendah persepsi manfaat terhadap kartu kredit, maka semakin rendah
pembelian impulsif. Hasil analisis penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan sebelumnya oleh Rochmawati (2013) yang menyatakan bahwa
persepsi manfaat berpengaruh positif terhadap niat individu untuk
menggunakan kartu kredit. Sehubungan dengan hal tersebut, Risma (2011)
menyatakan tidak dapat dipungkiri bahwa kegunaan selembar kartu kredit
memang dapat menyelesaikan semua transaksi pembelian dan pembayaran
dengan cepat. Selain itu, pengguna kartu kredit merasa lebih bebas dalam
berbelanja karena memiliki uang tambahan melalui kartu kredit yang
dimilikinya (Fachriza dalam Risma, 2011). Pernyataan tersebut didukung oleh
Beatty dan Ferrel (dalam Verplanken dan Herabadi, 2011) yang menyatakan
bahwa orang yang merasa memiliki uang yang tersedia dapat mempengaruhi
munculnya pembelian impulsif.
Semakin tinggi persepsi manfaat yang dirasakan pengguna kartu
kredit, aspek kognitif yang mengacu kepada kurangnya unsur pertimbangan
dan unsur perencanaan dalam pembelian yang dilakukan (Verplanken &
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Herabadi, 2001) cukup berperan. Pengguna kartu kredit merasakan
kemudahan dalam bertransaksi seperti yang dinyatakan oleh Risma (2011)
bahwa tidak dapat dipungkiri bahwa kegunaan selembar kartu kredit memang
dapat menyelesaikan semua transaksi pembelian dan pembayaran dengan
cepat. Sehingga pengguna kartu kredit kurang mempertimbangkan dampak
yang akan muncul setelah melakukan pembelian impulsif dengan
menggunakan kartu kredit. Aspek afektif juga cukup berperan ketika
konsumen memiliki persepsi manfaat yang tinggi terhadap kartu kredit karena
ada dorongan emosional yang secara serentak meliputi perasaaan senang dan
gembira setelah melakukan pembelian (Verplanken & Herabadi, 2001).
Pada skala pembelian impulsif diperoleh nilai mean empirisnya
sebesar 43,23 sedangkan mean teoretisnya sebesar 50. Hal tersebut
menunjukkan bahwa nilai mean empiris lebih kecil daripada mean teoritis.
Dengan demikian dapat diartikan bahwa subjek penelitian memiliki
kecenderungan pembelian impulsif yang rendah. Namun hal ini tidak sesuai
dengan hasil wawancara kepada salah satu subjek yang melakukan pembelian
impulsif. Subjek mengatakan bahwa dirinya sering melakukan pembelian
yang spontan dan tanpa direncanakan sebelumnya (komunikasi pribadi, 18
Mei 2015).
Pada skala persepsi risiko diperoleh nilai mean sebesar 24,47 dengan
nilai teoritis sebesar 25. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai mean empiris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
lebih kecil daripada mean teoretis. Dengan demikian dapat dikatakan pula
bahwa subjek memiliki persepsi risiko yang rendah terhadap kartu kredit.
Pada skala persepsi manfaat diperoleh mean empiris sebesar 23, 74
dengan mean teoritis sebesar 22,5. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai
mean empiris lebih besar daripada mean teoritis. Melihat nilai empiris lebih
besar daripada mean teoritis, maka dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian
memiliki persepsi manfaat yang tinggi terhadap kartu kredit.
Hasil uji korelasi untuk melihat adanya hubungan antara
kecenderungan pembelian impulsif dan dimensi-dimensi persepsi manfaat
juga dilakukan oleh peneliti. Berdasarkan hasil uji korelasi, dimensi persepsi
manfaat yang memiliki korelasi paling kuat dengan kecenderungan pembelian
impulsif yaitu dimensi produktivitas. Hal tersebut tampak dari nilai koefisien
korelasi r = 0,498 dengan signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,01). Pada uji
korelasi ditemukan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan dengan
kategori cukup antara kecenderungan pembelian impulsif dan dimensi
produktivitas. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi persepsi
manfaat kartu kredit dari segi produktivitas, semakin tinggi kecenderungan
pembelian impulsifnya. Menurut Venkatesh dan Davis (2000) produktivitas
yaitu penggunaaan sistem yang mampu meningkatkan produktivitas individu.
Sehingga peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa dengan adanya
kemudahan dalam penggunaan maupun pembayaran melalui sistem kartu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
kredit, hal ini cukup mampu untuk menambah tingkat produktivitas subjek
yang dalam penelitian ini berupa perilaku berbelanja yang tidak direncanakan.
Koefisien korelasi antara kecenderungan pembelian impulisf dan
dimensi kinerja tugas atau efektivitas adalah r = 0,400 (p = 0,000 < 0,01).
Hasil tersebut memiliki arti bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan
dengan kategori cukup antara kecenderungan pembelian impulsif dan dimensi
efektivitas. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi persepsi manfaat
dari segi efektivitas, semakin tinggi tingkat kecenderungan pembelian
impulsifnya. Efektivitas yaitu penggunaan sistem mampu meningkatkan
efektivitas kinerja individu (Venkatesh dan Davis, 2000). Dari hasil penelitian
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengguna kartu kredit cukup merasa
mendapat manfaat efektivitas dari penggunaan kartu kredit untuk melakukan
pembelian yang tidak terencana.
Berdasarkan uji korelasi yang telah peneliti lakukan antara
kecenderungan pembelian impulsif dan dimensi manfaat secara keseluruhan,
ditemukan bahwa koefisien korelasi r = 0,441 dengan signifikansi 0,000 (p <
0,01). Hal tersebut mengindikasi adanya hubungan positif yang signifikan
dengan korelasi cukup antara kecenderungan pembelian impulsif dan dimensi
manfaat secara keseluruhan. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi
persepsi manfaat secara keseluruhan dari penggunaan kartu kredit, semakin
tinggi tingkat kecenderungan pembelian impulsif. Manfaat secara keseluruhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
memiliki makna yaitu penggunaan sistem bermanfaat bagi individu
(Venkatesh dan Davis, 2000). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
penggunaan kartu kredit yang memberikan manfaat dari segi fasilitas yang
diperoleh, kemudahan bertransaksi, dan penawaran – penawaran lain pada
produk tertentu yang mendorong subjek melakukan pembelian impulsif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji hipotesis yang menggunakan teknik Spearman’s
Rho Correlation, diperoleh hasil koefisien (r) sebesar -0,464 dengan taraf
signifikansi (p) sebesar 0,000 (p < 0,05). Berdasarkan data tersebut dapat
disimpulkan bahwa persepsi risiko terhadap kartu kredit dan kecenderungan
pembelian impulsif memiliki hubungan yang negatif dan signifikan. Hal ini
berarti semakin tinggi persepsi risiko terhadap kartu kredit maka akan
semakin rendah pembelian impulsifnya. Sebaliknya, semakin rendah persepsi
risiko maka akan semakin tinggi kecenderungan pembelian impulsifnya.
Hasil uji hipotesis pada persepsi manfaat menunjukkan bahwa korelasi
antara kecenderungan pembelian impulsif dan dimensi persepsi manfaat
produktivitas menunjukkan koefisien korelasi sebesar r = 0,498 dengan
signifikansi 0,000 (p < 0,01) yang diuji dengan one-tailed test. Hasil ini
menunjukkan bawa terdapat hubungan positif yang signifikan dengan kategori
cukup antara kecenderungan pembelian impulsif dan dimensi produktivitas,
yang artinya semakin tinggi kecenderungan pembelian impulsif maka semakin
tinggi pula manfaat yang dirasakan dari penggunaan kartu kredit yang mampu
menambah tingkat produktivitas individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Berdasarkan uji korelasi antara kecenderungan pembelian impulsif
dengan dimensi kinerja tugas / efektivitas, ditemukan bahwa koefisien
korelasi r = 0,400 dengan signifikansi 0,000 (p < 0,01) yang diuji dengan one-
tailed test. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang
signifikan dengan kategori cukup antara kecenderungan pembelian impulsif
dan dimensi kinerja tugas/efektivitas. Dapat disimpulkan bahwa semakin
tinggi tingkat kecenderungan pembelian impulsif, maka semakin tinggi juga
manfaat efektivitas yang dirasakan dari penggunaan kartu kredit.
Berdasarkan uji korelasi, diketahui bahwa koefisien korelasi antara
kecenderungan pembelian impulsif dan dimensi kebermanfaatan secara
keseluruhan adalah r = 0,441 dengan signifikansi 0,000 (p < 0,01). Hal
tersebut mengartikan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan dengan
kategori cukup antara kecenderungan pembelian impulsif dan dimensi
kebermanfaatan secara keseluruhan. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
kecenderungan pembelian impulsifnya, maka semakin tinggi juga manfaat
secara keseluruhan yang dirasakan dari penggunaan kartu kredit.
B. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih sangat jauh dari
sempurna. Peneliti menilai keterbatasan dalam penelitian ini adalah peneliti
hanya mendapatkan fenomena penelitian berdasarkan hasil wawancara dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
beberapa orang yang melakukan pembelian secara spontan. Peneliti tidak
menemukan fenomena dalam bentuk data statistik mengenai perilaku
pembelian impulsif di Indonesia.
C. Saran
1. Bagi Pengguna Kartu Kredit
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi risiko
kartu kredit berkorelasi negatif dan persepsi manfaat kartu kredit
berkorelasi positif terhadap kecenderungaan pembelian impulsif. Oleh
karena itu, bagi pengguna kartu kredit disarankan untuk lebih berhati-hati
dalam berbelanja menggunakan kartu kredit dan berpikir secara jangka
panjang apabila akan melakukan pembelian menggunakan kartu tersebut.
Hal ini disebabkan oleh pengaruh kartu kredit yang dapat memberi
dampak negatif bagi penggunanya, walaupun di sisi lain banyak manfaat
yang dapat diterima ketika menggunakan kartu kredit. Contoh solusi yang
dapat dilakukan adalah dengan mencari informasi mengenai risiko dan
manfaat dari penggunaan kartu kredit dan bagaimana menggunakan kartu
kredit tersebut dengan bijaksana.
Sebelum memiliki kartu kredit, pengguna juga perlu melakukan
pemilihan kartu kredit apa yang benar-benar memberikan pengguna
kemudahan bukannya tambah mempersulit. Jika melihat dari promosi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
yang dilakukan oleh tiap bank mungkin penggguna juga akan bingung
karena mereka tentu akan menyatakan produknya nomor satu. Maka dari
itu penggguna harus teliti dalam memilih kartu kredit yang
menguntungkan sebagai pengguna.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti lain yang tertarik untuk meneliti hubungan antara persepsi
risiko dengan persepsi manfaat kartu kredit dan kecenderungan pembelian
impulsif disarankan memperhatikan kelemahan yang terdapat dalam
penelitian ini. Peneliti selanjutnya, selain melakukan wawancara dengan
subjek terkait, juga diharapkan untuk mencari fenomena yang terkait
dengan data penelitian yang dapat memperkuat dasar penentuan fenomena
penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
DAFTAR PUSTAKA
Bayley, G. dan Nancarrow, C. (1998). “Impulse Purchasing: A Qualitative
Exploration of the Phenomenon”. Qualitative Market Research: An
International Journal Volume 1 Number 2. pp. 99-114.
Bernthal, M.J., Crockett, D., Rose, R.L. (2005). Credit Cards as Lifestyle Facilitators.
The Journal of Consumer Research, Volume 32, Issue 1, 2005, pages 130-
145.
Brooker, G. (1984). “An Assessment of an Expanded Measure of Perceived Risk”.
Advances in Consumer Research. 11: 439-441.
Dahlan, Siamat. (2005). Manajemen Lembaga Keuangan. “Kebijakan Moneter dan
Perbankan”, Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, edisi kesatu.
Deshpande, Rohit., John U. Farley, dan Frederick E. Webster, Jr. (1993). “Corporate
Culture, Customer Orientation, and Innovativeness in Japanese Firms: A
Quadrad Analysis”. Journal of Marketing. 57 (1), 23–37.
Dewi, Vina Kumala. (2010). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Pengguna dalam Menggunakan Kartu Kredit (Studi Pada Masyarakat Kota
Malang), (Skripsi tidak diterbitkan).. Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Brawijaya, Malang.
Djarwanto dan Pangestu Subagyo. (2006). Statistik Induktif. Yogyakarta:
BPFEUGM.
Engel, J.F., Blackwell, R.D., Miniard, P.W. 1995. Consumer Behavior. 8th
Edition.
Forth Worth, Texas: The Dryden Press.
Featherman, M., dan Pavlou P. (2002). Predicting E-services Adoption: A Perceived
Risk Facets Perspective. Inj. DeGross (ed.), Proceedings of the Eighth
Americas Conference on Information Systems. New York: ACM, , pp.
Fitri. (2006). Terlena nikmatnya belanja. Diambil pada bulan Maret 2016 dari
htttp://www.groups.google.com: (Sumber: Suara Pembaruan Daily).
Gibson, James L. (1993). Organisasi dan Manajemen. Jakarta, Erlangga.
Hartono, Jogiyanto, 2007. Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi.
Yogyakarta: Andi.
Herabadi., Verplanken dan Knippenberg. (2009). “Consumption Experience of
Impulse Buying in Indonesia: Emotional Arousal and Hedonistic
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Considerations”. Asian Journal of Social Psychology (2009). 12: 20–31.
http://www.acnielsen.co.id
Irmadhani., Adi Nugroho, Mahendra. (2011). Pengaruh Persepsi Kebermanfaatan,
dalam Penggunaan dan Computer Self Efficacy, terhadap Penggunaan Online
Banking pada Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Yogyakarta.
Kasmir. (2005). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Jarvenpaa, S. L., Tractinsky, N., dan Vitale, M. (2000). “Consumer Trust in an
Internet Store”. Information Technology and Management. 1, pp.45-71.
Leavitt, H. J. (1997). Psikologi Manajemen. Edisi Keempat. Alih Bahasa : Muslichah
Zarkasi. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Lee, Ming-Ching. (2008). Factor Influencing The Adoption of Internet Banking: An
Integration of TAM and TPB with Perceived Risk and Perceived Benefit. 13.
Lee, Ming-Ching. (2009). Predicting and Explaining the Adoption of Online Trading:
An Empirical Study in Taiwan. Decision Support System. Vol. 47 pp 133-142.
Mahastanti dan Wiharjo. (2012). Mental Accounting dan Variabel Demografi:
Sebuah Fenomena Pada Penggunaan Kartu Kredit, (Skripsi tidak diterbitkan).
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.
Mangin, Jean. P. L., Bourgault N., dan Guerrero M. M. 2008. Modelling Perceived
Usefulness on Adopting Online Banking Through the TAM Model in A
Canadian Banking Environment. Journal of Internet Banking and Commerce,
Vol. 16, No.1.
Muljani, Ninuk. (2014). Evaluasi Faktor-Faktor Eksternal Pada Perilaku Pembelian
Impulsif. Media Mahardhika Vol. 12 No. 3 Mei 2014. Fakultas Bisnis Unika
Widya Mandala, Surabaya.
Noor, Juliansyah. (2011). Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya
Ilmiah. Jakarta: Kencana.
Oglethorpe, J.E dan Monroe, B.K. (1994). Determinant of Perceived Health and
Safety Risk of Selected Hazardous Product and Activities. Journal of
Consumer Research. No. 28. pp 326-346.
Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman R. D. (1998). Human development (7th
Ed).
USA. Mc. Graw Hill Companies.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Park, Hye-Jung., and Leslie, Davis, Burns., 2005, Fashion Orientation, Credit Card
Use, and Compulsive Buying. Journal of Consumer Marketing. Vol. 22, No.
3: pp. 135-141.
Prasetyo, B., Jannah, L.M. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Raharja, Gustav Fawa. (2013). Buku Pintar Kartu Kredit. Jogjakarta: penerbit
FlashBooks.
Rahmasari, Lisda. (2010). Menciptakan Impulse Buying. Majalah Ilmiah Informatika,
Volume 1 Nomer 3, p. 56 – 68.
Risma (2011). Gunakan kartu kredit secara bijak agar tidak terjerat utang. KARTINI,
hal 72-75.
Rochmawati, Sari. (2013). Pengaruh Sikap, Norma Subjektif, Kontrol Perilaku
Persepsian, Persepsi Risiko, Persepsi Kebermanfaatan Terhadap Niat
Penggunaan Kartu Kredit. Malang
Rook, D. W. dan Gardner, M. (1993). In the Mood: Impulse Buying‟s Affective
Antesedents. Research in Consumer Research (vol. 6, pp. 1-28). Greenwich,
CT: JAI Press.
Rook, D.W. dan Fisher, R.J. (1995). “Normative Influences on Impulsive Buying
Behavior”. Journal of Consumer Research. Vol. 22 No. 3. pp. 305-13.
Rook. (1987). “The Impulse Buying”. The Journal of Consumer Research, Vol.14.
No.2, http://www.jstor.org/stable/248941.
Santoso, A. (2010). Statistika untuk Psikologi dari Blog Menjadi Buku. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Sayono, Agus. J., Sumarwan. U., Achsani, N.A., dan Hartoyo. (2009). Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepemilikan, Penggunaan, Pembayaran,
dan Peluang Terjadinya Gagal Bayar Dalam Bisnis Kartu Kredit. Jurnal
Ekonomi & Bisnis. 3(1): 61-80.
Schiffman, Leon G. dan Kanuk, Leslie, L. 2004. Consumer Behavior Eighth Edition:
International Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Sondang P., Siagian. (1995). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta, PT. Elex
Media Kompetindo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Stanton, William J., Michael J. Etzel dan Bruce, J. Walker. (1994). ”Fundamental Of
Marketing int’led’ : Mc Graw-Hill, Inc.
Subagyo. (2005). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Kedua. Cetakan
Kedua. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
hlm.39.
Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sumarwan, Ujang. (2002). Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya Dalam
Pemasaran. Cetakan Pertama. Bogor: Ghalia Indonesia.
Trihendradi, Cornelius. (2009). Step by Step SPSS 16 Analisis Data Statistik.
Yogyakarta : CV ANDI OFFSET.
Usman, Husaini dan Akbar, Purnomo Settiady. (2006). Metodologi Penelitian Sosial.
Jakarta : Bumi Aksara.
Venkatesh, Viswanath dan Davis, Fred D. (2000). “A theoretical Extension of the
Technology Acceptance Model: Four Longitudinal Field”. Management
Science, Vol. 46, No. 2, pp. 186 – 204. Published by: INFORMS STORE.
Verplanken, B. dan Herabadi, A. (2001). “Individual Differences in Impulse Buying
Tendency: Feeling and No Thinking”. European Journal of Personality. 15:
S71-S83.
Walgito, B. (2002). Pengantar Psikologi Umum. Edisi 3. Adi: Yogyakarta
William J., Stanton. (1998). Prinsip Pemasaran, jilid 1. Edisi 7. Erlangga. Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran 1
Skala Try Out
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
SKALA PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Disusun oleh :
Elisabeth Yulia C
119114105
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
Saya merupakan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma angkatan
2011 dan sedang melakukan penelitian untuk memenuhi syarat memperoleh gelar
sarjana. Saya bermaksud meminta bantuan Saudara untuk meluangkan waktu sejenak
mengisi skala penelitian ini. Saya berharap Saudara mengisi skala ini secara lengkap
dan sesuai keadaan, perasaan, dan pikiran Saudara/
Kesediaan Saudara berpartisipasi dalam penelitian ini sangat berguna bagi
perkembangan penelitian ini. Data pribadi anda dan semua jawaban ini akan terjamin
kerahasiaannya. Data dan informasi yang saya dapatkan dari skala ini akan
dilaporkan dalam bentuk perhitungan statistic dan kesimpulan skripsi atau karya
ilmiah tanpa mengungkapkan identitas Saudara.
Demikian harapan saya. Atas kesediaan, waktu, dan kerjasamanya yang telah
diberikan, saya ucapkan terimakasih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Yogyakarta, Desember 2015
Elisabeth Yulia C
PERNYATAAN KESEDIAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Jenis Kelamin
Laki – laki
Perempuan
Rentang Usia
20 – 26 tahun
27- 33 tahun
34 – 40 tahun
Pekerjaan
Pelajar / Mahasiswa
Pegawai / Karyawan
Lainnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Dengan ini saya menyatakan kesediaan saya untuk mengisi kuesioner ini tanpa
adanya paksaan ataupun tekanan dari pihak manapun, saya berpartisipasi secara
sukarela demi membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini.
Semua respon yang saya berikan mewakili apa yang saya alami dalam kehidupan
sehari-hari saya dan bukan atas pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga
memberikan izin agar jawaban saya dapat digunakan sebagai data untuk penelitian
ilmiah.
Yogyakarta, Desember 2015
(…………………..)
*Diisi dengan tanda centang ()
PETUNJUK PENGERJAAN
Berikut ini terdapat beberapa pernyataan yang terkait dengan apa yang anda rasakan
dan anda alami ketika sedang membeli barang atau berbelanja sehubungan dengan
keinginan pribadi anda (bukan berbelanja untuk keperluan anggota keluarga atau
kebutuhan rumah tangga).
Anda hanya diminta untuk memberikan persetujuan anda terhadap pernyataan-
pernyataan yang disajikan dengan membubuhkan tanda centang () pada kolom
jawaban yang paling mewakili keadaan atau kondisi yang anda alami. Empat pilihan
jawaban yang tersedia adalah sebagai berikut :
Kolom SS, jika pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan kondisi anda
Kolom S, jika pernyataan tersebut Sesuai dengan kondisi anda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Kolom TS, jika pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan kondisi anda
Kolom STS, jika pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan kondisi anda
Masing-masing orang memiliki jawaban yang berbeda untuk setiap pernyataan, oleh
sebab itu pilihlah jawaban yang paling sesuai untuk mewakili kesetujuan anda
terhadap pernyataan yang disajikan. Tidak ada jawaban yang salah.
Selamat mengerjakan, jangan sampai ada yang terlewatkan.
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya merasa kurang dapat mengontrol perasaan saya saat
membeli barang
2. Saya dapat menahan keinginan untuk membeli produk
walaupun saya sangat menyukainya
3. Saya tidak pernah membuat perencaanaan ketika
berbelanja
4. Saya jarang mempertimbangkan kualitas dari barang yang
saya beli
5. Saya bukan tipe orang yang langsung „jatuh cinta pada
pandangan pertama‟ dengan hal-hal yang saya lihat di toko
6. Saya mempertimbangkan harga suatu barang sebelum saya
membelinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
7. Saya menyesal ketika melewatkan barang dengan
potongan harga yang menarik begitu saja
8. Saya sering membeli barang di luar perencanaan
sebelumnya
9. Saya merasa senang bila dapat membeli produk yang
sedang tren meskipun saya tidak membutuhkannya
10. Saya membeli barang di toko tanpa
mempertimbangkannya terlebih dahulu
11. Saya membeli barang sesuai daftar belanja yang saya buat
12. Saya sering tiba-tiba membeli barang yang menarik
perhatian saya
13. Saya mampu mengendalikan perasaan ketika melihat
barang yang menarik di toko
14. Saya merasa baik-baik saja ketika melewatkan barang
dengan potongan harga yang menarik
15. Saya akan membeli sesuatu jika saya benar-benar tahu
manfaat dan kualitasnya
16. Saya merasa puas karena mampu menahan keinginan
untuk membeli barang yang menarik perhatian saya
17. Saya terkadang sulit menahan hasrat untuk membeli
sesuatu yang sangat menarik bagi saya
18. Saya sering tergesa-gesa dalam memutuskan membeli
suatu barang yang saya inginkan
19. Saya membeli barang dengan pertimbangan yang matang
20. Saya segera membeli barang yang saya suka berapapun
harganya
21. Saya langsung membeli barang yang suka ketika
melihatnya di toko
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
22. Saya membuat daftar perencanaan sebelum berbelanja
23. Saya selalu memikirkan dengan matang barang apa saja
yang akan saya beli
24. Saya membeli produk sesuai kebutuhan dan tidak harus
mengikuti tren terbaru
Skala II
PETUNJUK PENGERJAAN
Berikut ini terdapat beberapa pernyataan yang terkait dengan apa yang anda rasakan
dan anda alami ketika menggunakan kartu kredit.
Anda hanya diminta untuk memberikan persetujuan anda terhadap pernyataan-
pernyataan yang disajikan dengan membubuhkan tanda centang () pada kolom
jawaban yang paling mewakili keadaan atau kondisi yang anda alami. Empat pilihan
jawaban yang tersedia adalah sebagai berikut :
Kolom SS, jika pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan kondisi anda
Kolom S, jika pernyataan tersebut Sesuai dengan kondisi anda
Kolom TS, jika pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan kondisi anda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Kolom STS, jika pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan kondisi anda
Masing-masing orang memiliki jawaban yang berbeda untuk setiap pernyataan, oleh
sebab itu pilihlah jawaban yang paling sesuai untuk mewakili kesetujuan anda
terhadap pernyataan yang disajikan. Tidak ada jawaban yang salah.
Selamat mengerjakan, jangan sampai ada yang terlewatkan.
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya merasa memiliki uang lebih dari kartu kredit
walaupun itu nyatanya bukan milik saya
2. Saya khawatir ketika menggunakan kartu kredit, orang-
orang akan berpikir buruk tentang saya
3. Saya ragu-ragu ketika menggunakan kartu kredit karena
bunga yang harus saya bayarkan terlalu tinggi
4. Saya khawatir adanya kesalahan sistem yang membuat
saya mendapat tagihan transaksi dari bank yang sebetulnya
tidak saya lakukan
5. Saya yakin akan tetap diterima oleh lingkungan walaupun
tidak bisa membayar tagihan utang bank
6. Saya cemas kartu kredit saya bermasalah/ditolak ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
saya gunakan
7. Saya yakin saya mampu membayar bunga ketika saya
menggunakan kartu kredit
8. Saya takut dikucilkan apabila tidak bisa membayar tagihan
utang bank
9. Saya yakin kartu kredit saya tidak akan mengalami
masalah ketika saya gunakan
10. Saya yakin orang lain di sekitar saya tidak akan
memberikan tanggapan negatif ketika ada masalah dalam
penggunaan kartu kredit saya
11. Saya khawatir karena ketika menggunakan kartu kredit
saya menggunakan uang yang sebenarnya bukan milik
saya
12. Saya percaya tidak akan ada kesalahan sistem dari
penggunaan kartu kredit
Skala III
PETUNJUK PENGERJAAN
Berikut ini terdapat beberapa pernyataan yang terkait dengan apa yang anda rasakan
dan anda alami ketika menggunakan kartu kredit.
Anda hanya diminta untuk memberikan persetujuan anda terhadap pernyataan-
pernyataan yang disajikan dengan membubuhkan tanda centang () pada kolom
jawaban yang paling mewakili keadaan atau kondisi yang anda alami. Empat pilihan
jawaban yang tersedia adalah sebagai berikut :
Kolom SS, jika pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan kondisi anda
Kolom S, jika pernyataan tersebut Sesuai dengan kondisi anda
Kolom TS, jika pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan kondisi anda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Kolom STS, jika pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan kondisi anda
Masing-masing orang memiliki jawaban yang berbeda untuk setiap pernyataan, oleh
sebab itu pilihlah jawaban yang paling sesuai untuk mewakili kesetujuan anda
terhadap pernyataan yang disajikan. Tidak ada jawaban yang salah.
Selamat mengerjakan, jangan sampai ada yang terlewatkan.
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya tidak merasa khawatir walaupun membawa uang
tunai dalam jumlah besar ketika bertransaksi atau
membayar sesuatu
2. Saya merasa kartu kredit praktis karena dapat diterima di
seluruh dunia
3. Saya mendapat banyak keuntungan, seperti potongan harga
tertentu yang hanya berlaku bagi pengguna kartu kredit
4. Saya selalu membawa uang tunai dan tidak mengandalkan
kartu kredit ketika berbelanja
5. Saya tidak perlu repot membawa uang tunai dalam jumlah
banyak karena memiliki kartu kredit
6. Saya dapat melakukan transaksi sesuai dengan uang tunai
yang saya miliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
7. Saya merasa dimudahkan karena dengan membawa kartu
kredit dapat melakukan transaksi apapun
8. Saya selalu membawa banyak uang tunai terlebih ketika
pergi ke luar negeri
9. Saya tidak tertarik dengan potongan harga tertentu yang
hanya berlaku bagi pengguna kartu kredit
10. Saya tidak merasa kerepotan walaupun membawa uang
tunai dalam jumlah banyak
11. Saya menggunakan kartu kredit ketika ada kebutuhan
mendadak dan tidak memiliki uang tunai
12. Saya tidak perlu merasa was-was karena membawa uang
tunai dalam jumlah besar, cukup membawa kartu kredit
untuk membayar apapun
Terimakasih atas partisipasinya
Lampiran 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Reliabilitas Skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
A. Hasil Reliabilitas dan Korelasi Item-Total Skala Kecenderungan Pembelian
Impulsif
1. Hasil Awal
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00001 49.0800 64.565 .699 .860
VAR00002 49.2200 66.869 .669 .863
VAR00003 48.9600 65.958 .625 .863
VAR00004 49.5400 71.396 .119 .877
VAR00005 49.0800 68.198 .392 .870
VAR00006 49.6800 68.222 .493 .867
VAR00007 49.0400 65.100 .636 .862
VAR00008 48.8200 66.436 .471 .867
VAR00009 49.3600 65.949 .517 .866
VAR00010 49.4400 67.435 .547 .866
VAR00011 48.9600 65.264 .659 .862
VAR00012 48.8200 67.416 .563 .865
VAR00013 49.2400 67.778 .582 .866
VAR00014 49.1800 65.661 .681 .862
VAR00015 49.4800 70.949 .172 .875
VAR00016 49.2600 70.360 .266 .873
VAR00017 48.6600 73.780 -.113 .908
VAR00018 49.0400 65.141 .695 .861
VAR00019 49.2600 65.502 .647 .862
VAR00020 49.2600 68.645 .293 .873
VAR00021 49.2600 67.911 .587 .866
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.873 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
VAR00022 49.0400 65.590 .651 .862
VAR00023 49.3600 67.500 .529 .866
VAR00024 49.3200 68.957 .437 .869
2. Hasil Setelah Seleksi Item
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00001 42.8000 61.673 .702 .910
VAR00002 42.9400 63.649 .707 .911
VAR00003 42.6800 62.793 .652 .911
VAR00005 42.8000 65.143 .403 .917
VAR00006 43.4000 65.143 .509 .914
VAR00007 42.7600 62.064 .651 .911
VAR00008 42.5400 62.947 .520 .915
VAR00009 43.0800 62.932 .527 .914
VAR00010 43.1600 64.545 .543 .914
VAR00011 42.6800 62.263 .671 .911
VAR00012 42.5400 64.621 .549 .914
VAR00013 42.9600 64.733 .596 .913
VAR00014 42.9000 62.704 .688 .911
VAR00016 42.9800 67.408 .262 .919
VAR00018 42.7600 62.227 .699 .910
VAR00019 42.9800 62.510 .658 .911
VAR00020 42.9800 65.449 .312 .920
VAR00021 42.9800 64.632 .631 .912
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.917 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
VAR00022 42.7600 62.553 .666 .911
VAR00023 43.0800 64.320 .556 .913
VAR00024 43.0400 66.080 .427 .916
3. Hasil Setelah Pengguran Manual
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.919 20
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00001 40.7400 59.053 .713 .912
VAR00002 40.8800 61.169 .698 .913
VAR00003 40.6200 60.240 .654 .913
VAR00005 40.7400 62.645 .395 .919
VAR00006 41.3400 62.637 .500 .917
VAR00007 40.7000 59.439 .661 .913
VAR00008 40.4800 60.255 .533 .916
VAR00009 41.0200 60.142 .549 .916
VAR00010 41.1000 62.010 .539 .916
VAR00011 40.6200 59.791 .666 .913
VAR00012 40.4800 62.010 .554 .915
VAR00013 40.9000 62.255 .584 .915
VAR00014 40.8400 60.137 .692 .912
VAR00018 40.7000 59.684 .701 .912
VAR00019 40.9200 60.075 .649 .913
VAR00020 40.9200 62.810 .316 .922
VAR00021 40.9200 62.198 .613 .915
VAR00022 40.7000 60.092 .660 .913
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
B.Hasil Reliabilitas dan Korelasi Item-Total Skala Persepsi Risiko
1. Hasil Awal
2.Hasil Setelah Seleksi Item
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.800 10
VAR00023 41.0200 61.898 .541 .916
VAR00024 40.9800 63.367 .441 .918
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.719 12
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
VAR00002 22.6600 14.474 .600 .771
VAR00003 22.1200 14.761 .369 .796
VAR00004 22.2000 14.735 .412 .790
VAR00005 21.8600 14.858 .409 .790
VAR00006 22.0400 15.060 .343 .799
VAR00007 22.5400 14.498 .578 .772
VAR00008 22.3000 14.378 .488 .781
VAR00009 22.2800 13.838 .626 .765
VAR00010 22.2400 13.574 .614 .765
VAR00012 22.0600 15.568 .355 .795
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
VAR00002 22.6600 14.474 .600 .771
VAR00003 22.1200 14.761 .369 .796
VAR00004 22.2000 14.735 .412 .790
VAR00005 21.8600 14.858 .409 .790
VAR00006 22.0400 15.060 .343 .799
VAR00007 22.5400 14.498 .578 .772
VAR00008 22.3000 14.378 .488 .781
VAR00009 22.2800 13.838 .626 .765
VAR00010 22.2400 13.574 .614 .765
VAR00012 22.0600 15.568 .355 .795
D. Hasil Reliabilitas dan Korelasi Item Total Skala Persepsi Manfaat
1. Hasil Awal
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00001 28.6800 14.630 .372 .748
VAR00002 28.3000 14.378 .508 .731
VAR00003 28.3200 15.120 .390 .745
VAR00004 29.2400 13.533 .613 .716
VAR00005 28.7800 13.032 .675 .706
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.760 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
VAR00006 29.3400 17.168 -.017 .778
VAR00007 28.5600 14.741 .427 .740
VAR00008 28.7200 15.798 .186 .769
VAR00009 28.8200 14.885 .379 .746
VAR00010 28.8600 13.756 .658 .714
VAR00011 28.0800 17.014 -.008 .783
VAR00012 28.8200 14.436 .502 .732
2. Hasil Setelah Seleksi Item dan Pengguguran Item
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.812 9
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
VAR00001 20.8600 12.817 .308 .820
VAR00002 20.4800 12.010 .572 .785
VAR00003 20.5000 12.704 .453 .799
VAR00004 21.4200 11.555 .600 .781
VAR00005 20.9600 10.856 .716 .763
VAR00007 20.7400 12.645 .419 .803
VAR00009 21.0000 12.531 .425 .803
VAR00010 21.0400 11.835 .626 .779
VAR00012 21.0000 12.449 .474 .797
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 3
Skala Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
SKALA PENELITIAN
Disusun oleh :
Elisabeth Yulia C
119114105
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Saya merupakan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma angkatan
2011 dan sedang melakukan penelitian untuk memenuhi syarat memperoleh gelar
sarjana. Saya bermaksud meminta bantuan Saudara untuk meluangkan waktu sejenak
mengisi skala penelitian ini. Saya berharap Saudara mengisi skala ini secara lengkap
dan sesuai keadaan, perasaan, dan pikiran Saudara/
Kesediaan Saudara berpartisipasi dalam penelitian ini sangat berguna bagi
perkembangan penelitian ini. Data pribadi anda dan semua jawaban ini akan terjamin
kerahasiaannya. Data dan informasi yang saya dapatkan dari skala ini akan
dilaporkan dalam bentuk perhitungan statistic dan kesimpulan skripsi atau karya
ilmiah tanpa mengungkapkan identitas Saudara.
Demikian harapan saya. Atas kesediaan, waktu, dan kerjasamanya yang telah
diberikan, saya ucapkan terimakasih.
Yogyakarta, Desember 2015
Elisabeth Yulia C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PERNYATAAN KESEDIAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Jenis Kelamin
Laki – laki
Perempuan
Rentang Usia
20 – 26 tahun
27- 33 tahun
34 – 40 tahun
Pekerjaan
Pelajar / Mahasiswa
Pegawai / Karyawan
Lainnya
Dengan ini saya menyatakan kesediaan saya untuk mengisi kuesioner ini tanpa
adanya paksaan ataupun tekanan dari pihak manapun, saya berpartisipasi secara
sukarela demi membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini.
Semua respon yang saya berikan mewakili apa yang saya alami dalam kehidupan
sehari-hari saya dan bukan atas pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga
memberikan izin agar jawaban saya dapat digunakan sebagai data untuk penelitian
ilmiah.
Yogyakarta, Desember 2015
(…………………..)
*Diisi dengan tanda centang ()
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PETUNJUK PENGERJAAN
Berikut ini terdapat beberapa pernyataan yang terkait dengan apa yang anda rasakan
dan anda alami ketika sedang membeli barang atau berbelanja sehubungan dengan
keinginan pribadi anda (bukan berbelanja untuk keperluan anggota keluarga atau
kebutuhan rumah tangga).
Anda hanya diminta untuk memberikan persetujuan anda terhadap pernyataan-
pernyataan yang disajikan dengan membubuhkan tanda centang () pada kolom
jawaban yang paling mewakili keadaan atau kondisi yang anda alami. Empat pilihan
jawaban yang tersedia adalah sebagai berikut :
Kolom SS, jika pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan kondisi anda
Kolom S, jika pernyataan tersebut Sesuai dengan kondisi anda
Kolom TS, jika pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan kondisi anda
Kolom STS, jika pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan kondisi anda
Masing-masing orang memiliki jawaban yang berbeda untuk setiap pernyataan, oleh
sebab itu pilihlah jawaban yang paling sesuai untuk mewakili kesetujuan anda
terhadap pernyataan yang disajikan. Tidak ada jawaban yang salah.
Selamat mengerjakan, jangan sampai ada yang terlewatkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya merasa kurang dapat mengontrol perasaan saya saat
membeli barang
2. Saya dapat menahan keinginan untuk membeli produk
walaupun saya sangat menyukainya
3. Saya tidak pernah membuat perencaanaan ketika
berbelanja
4. Saya bukan tipe orang yang langsung „jatuh cinta pada
pandangan pertama‟ dengan hal-hal yang saya lihat di toko
5. Saya mempertimbangkan harga suatu barang sebelum saya
membelinya
6. Saya menyesal ketika melewatkan barang dengan
potongan harga yang menarik begitu saja
7. Saya sering membeli barang di luar perencanaan
sebelumnya
8. Saya merasa senang bila dapat membeli produk yang
sedang tren meskipun saya tidak membutuhkannya
9. Saya membeli barang di toko tanpa
mempertimbangkannya terlebih dahulu
10. Saya membeli barang sesuai daftar belanja yang saya buat
11. Saya sering tiba-tiba membeli barang yang menarik
perhatian saya
12. Saya mampu mengendalikan perasaan ketika melihat
barang yang menarik di toko
13. Saya merasa baik-baik saja ketika melewatkan barang
dengan potongan harga yang menarik
14. Saya sering tergesa-gesa dalam memutuskan membeli
suatu barang yang saya inginkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
15. Saya membeli barang dengan pertimbangan yang matang
16. Saya segera membeli barang yang saya suka berapapun
harganya
17. Saya langsung membeli barang yang suka ketika
melihatnya di toko
18. Saya membuat daftar perencanaan sebelum berbelanja
19. Saya selalu memikirkan dengan matang barang apa saja
yang akan saya beli
20. Saya membeli produk sesuai kebutuhan dan tidak harus
mengikuti tren terbaru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Skala II
PETUNJUK PENGERJAAN
Berikut ini terdapat beberapa pernyataan yang terkait dengan apa yang anda rasakan
dan anda alami ketika menggunakan kartu kredit.
Anda hanya diminta untuk memberikan persetujuan anda terhadap pernyataan-
pernyataan yang disajikan dengan membubuhkan tanda centang () pada kolom
jawaban yang paling mewakili keadaan atau kondisi yang anda alami. Empat pilihan
jawaban yang tersedia adalah sebagai berikut :
Kolom SS, jika pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan kondisi anda
Kolom S, jika pernyataan tersebut Sesuai dengan kondisi anda
Kolom TS, jika pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan kondisi anda
Kolom STS, jika pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan kondisi anda
Masing-masing orang memiliki jawaban yang berbeda untuk setiap pernyataan, oleh
sebab itu pilihlah jawaban yang paling sesuai untuk mewakili kesetujuan anda
terhadap pernyataan yang disajikan. Tidak ada jawaban yang salah.
Selamat mengerjakan, jangan sampai ada yang terlewatkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya merasa memiliki uang lebih dari kartu kredit
walaupun itu nyatanya bukan milik saya
2. Saya khawatir ketika menggunakan kartu kredit, orang-
orang akan berpikir buruk tentang saya
3. Saya ragu-ragu ketika menggunakan kartu kredit karena
bunga yang harus saya bayarkan terlalu tinggi
4. Saya khawatir adanya kesalahan sistem yang membuat
saya mendapat tagihan transaksi dari bank yang sebetulnya
tidak saya lakukan
5. Saya yakin akan tetap diterima oleh lingkungan walaupun
tidak bisa membayar tagihan utang bank
6. Saya yakin saya mampu membayar bunga ketika saya
menggunakan kartu kredit
7. Saya takut dikucilkan apabila tidak bisa membayar tagihan
utang bank
8. Saya yakin kartu kredit saya tidak akan mengalami
masalah ketika saya gunakan
9. Saya yakin orang lain di sekitar saya tidak akan
memberikan tanggapan negatif ketika ada masalah dalam
penggunaan kartu kredit saya
10. Saya percaya tidak akan ada kesalahan sistem dari
penggunaan kartu kredit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Skala III
PETUNJUK PENGERJAAN
Berikut ini terdapat beberapa pernyataan yang terkait dengan apa yang anda rasakan
dan anda alami ketika menggunakan kartu kredit.
Anda hanya diminta untuk memberikan persetujuan anda terhadap pernyataan-
pernyataan yang disajikan dengan membubuhkan tanda centang () pada kolom
jawaban yang paling mewakili keadaan atau kondisi yang anda alami. Empat pilihan
jawaban yang tersedia adalah sebagai berikut :
Kolom SS, jika pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan kondisi anda
Kolom S, jika pernyataan tersebut Sesuai dengan kondisi anda
Kolom TS, jika pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan kondisi anda
Kolom STS, jika pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan kondisi anda
Masing-masing orang memiliki jawaban yang berbeda untuk setiap pernyataan, oleh
sebab itu pilihlah jawaban yang paling sesuai untuk mewakili kesetujuan anda
terhadap pernyataan yang disajikan. Tidak ada jawaban yang salah.
Selamat mengerjakan, jangan sampai ada yang terlewatkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya tidak merasa khawatir walaupun membawa uang
tunai dalam jumlah besar ketika bertransaksi atau
membayar sesuatu
2. Saya merasa kartu kredit praktis karena dapat diterima di
seluruh dunia
3. Saya mendapat banyak keuntungan, seperti potongan harga
tertentu yang hanya berlaku bagi pengguna kartu kredit
4. Saya selalu membawa uang tunai dan tidak mengandalkan
kartu kredit ketika berbelanja
5. Saya tidak perlu repot membawa uang tunai dalam jumlah
banyak karena memiliki kartu kredit
6. Saya merasa dimudahkan karena dengan membawa kartu
kredit dapat melakukan transaksi apapun
7. Saya tidak tertarik dengan potongan harga tertentu yang
hanya berlaku bagi pengguna kartu kredit
8. Saya tidak merasa kerepotan walaupun membawa uang
tunai dalam jumlah banyak
9. Saya tidak perlu merasa was-was karena membawa uang
tunai dalam jumlah besar, cukup membawa kartu kredit
untuk membayar apapun
Terimakasih atas partisipasinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 4
Hasil Uji Beda Mean (Uji-t)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
A. Uji Beda Mean Empirik dan Mean Teoretik Kecenderungan Pembelian
Impulsif
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
PembelianImpulsif 100 43.2700 7.53558 .75356
B. Uji Beda Mean Empirik dan Teoretik Persepsi Risiko
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
PersepsiRisiko 100 24.5100 2.45565 .24556
C. Uji Beda Mean Empirik dan Mean Teoretik Dimensi Persepsi Manfaat
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Produktivitas 100 7.3800 2.157 .2157
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Efektivitas 100 7.1200 2.701 .2701
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Manfaat seluruh 100 6.9300 2.759 .2759
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lampiran 5
Uji Normalitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
PembelianImpulsif .089 100 .051
PersepsiRisiko .152 100 .000
Produktivitas .144 100 .000
Efektivitas .132 100 .000
Manfaat seluruh .165 100 .007
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lampiran 6
Uji Linearitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Uji Linearitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Lampiran 7
Uji Hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Uji Hipotesis Kecenderungan Pembelian Impulsif dengan Persepsi Risiko dan
Persepsi Manfaat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI