Copy of Obgyn 2 (1)

Post on 14-Dec-2015

12 views 1 download

Tags:

description

aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaajjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjsssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssskkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk

Transcript of Copy of Obgyn 2 (1)

Nama :Yuni Mayasari(1102009308)Preseptor : dr. Hj. helida Abbas, Sp.OG

GIP0A0 gravida 39-40 minggu dengan PER, letak sungsang, dan infertilitas

primer

Nama : Ny. I.S Umur : 39 tahun Alamat : Pasundan Pendidikan : SD Pekerjaan : IRT Medrek : 753XXX MRS : 16-04-2015 Jam : 19.00 WIB KRS : 19-04-2015

Nama Suami : Tn.T Umur : 46 tahun Alamat : Pasundan Pendidikan : SMA Pekerjaan : buruh tani

IDENTITAS PASIEN

Dikirim oleh : Bidan

Sifat : Rujukan

Keterangan :G1P0A0 39-40 minggu dengan HIPERTENSI

ANAMNESIS

Keluhan utama : sakit kepalaAnamnesis khusus :G1 P0 AO ibu merasa hamil 9

bulan, datang dengan keluhan nyeri kepala sejak 2 hari SMRS. Nyeri kepala dirsakan seperti diikat, nyeri kepala disertai dengan nyeri pada bagian belakang leher. Keluhan lain seperti mules, keluar cairan dari jalan lahir, dan perdarahan dari jalan lahir tidak dirasakan oleh ibu, pergerakan janin (+) sejak 4 bulan yang lalu. Riwayat tekanan darah tinggi sebelumnya disangkal oleh ibu, nyeri ulu hati(-), pandangan kabur (-). Ibu sudah menikah 20 tahun yang lalu, riwayat pemakaian KB (-), frekuensi berhubungan suami istri kurang lebih 3 – 4 kali dalam seminggu

ANAMNESA KHUSUS

RIWAYAT OBSTETRIKehamilan Tempat Penolong Cara

Kehamilan

Cara

Persalinan

BB lahir Jenis

Kelamin

Usia Hidup

/ Mati

1 Kehamilan saat ini

KETERANGAN TAMBAHAN Menikah pertama : ♀ 19 tahun, SD, IRT

♂ 28 tahun, SMA, buruh tani HPHT : 11- 07 -2014 Siklus : teratur Lama: 5-7 hari Darah : Biasa Nyeri : Tidak Menarche : 15 tahun Kontrasepsi terakhir : Tidak pernah memakai alat

kontrasepsi PNC : Bidan : Jumlah kunjungan 8 kali. : Terakhir PNC 2minggu yang lalu Keluhan selama hamil: - Riwayat penyakit : Tidak ada riwayat penyakit terdahulu

STATUS PRAESENS Keadaan Umum : CM Tensi : 160/80 mmHg Nadi : 98 x/mnt Pernafasan : 20 x/mnt Suhu : 36,50C Tiroid & KGB : Tidak ada kelainan Jantung : BJ I & II murni, reguler, M(-) G(-) Paru : VBS kanan=kiri ,Wh(-), Rh(-) Refleks : Fisiologis (+) BB : Tak ditimbang TB : Tak diukur Edema : -/- Varices : -/- Abdomen : Cembung lembut, NT(-), DM (-)

STATUS OBSTETRIKPEMERIKSAAN

LUAR

TFU/LP :37cm/ 110cm

LA : Bokong, PukaHIS:-DJJ : 140 x/menit, reguler

PEMERIKSAAN

DALAM

Tidak dilakukan

INSPEKULO

Perdarahan dari OUE (-)

DIAGNOSIS KERJAG1 P0 A0 gravida 39-40 minggu dengan PER, letak sungsang, dan infertilitas primer

LABORATORIUMLABORATORIUMTanggal 16/04/2015HematologiDarah RutinHemoglobin : 10, 9 g/dLHematokrit : 34%Lekosit : 14,850/mm3

Trombosit : 456.000/mm3

Eritrosit : 4,26 juta/mm3

URINE

URINE RUTIN

kimia urine

berat jenis urine :1.020

blood urine : negatif

leukosit estrase :POS(++)

PH urine :6,0

nitrit urine :negatif

protein urine :positif(+)

glukosa urine :negatif

keton urine :negatif

urobilinogen urine :normal

bilirubin urine :negatif

RENCANA PENGELOLAAN

Observasi KU, TTV, BJA, HIS, pembukaan, perdarahan

Cek lab darah rutinNifedifin 1mgDopamet 500mgInf RL 500 cc 20 gtt/menitInformed consentR/ USGTransfusibila Hb <8 gr/dLR/ Persalinan perabdominam

LAPORAN OPERASI Dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah abdomen dan sekitarnya Dilakukan insisi mediana inferior ± 10 cm Setelah peritoneum dibuka tampak dinding depan uterus Plika vesikouterina diidentifikasi, disayat melintang Kandung kemih disisihkan ke bawah dan ditahan dengan retraktor

abdomen SBR disayat konkaf, bagian tengahnya ditembus oleh jari penolong dan di

perlebar Jam 11.00 : Lahir bayi laki lakidengan Menarik kaki BB: 2800 gr PB: 49 cmAPGAR: 5-8 Disuntikan oksitosin 10 IU intramural, kontraksi baik Jam 11.15: Lahir plasenta dengan tarikan ringan pada tali pusat B: 500 gr Ukuran: 20x20x2 cm SBR dijahit lapis demi lapis, Lapisan pertama dijahit jelujur, sebelum

semuanya tertutup diinsersikan IUD Lapisan ke dua dijahit secara jelujur. Setelah yakin tidak ada perdarahan,

dilakukan reperitonealisasi dengan peritoneum kandung kemih. Perdarahan dirawat Rongga abdomen dibersihkan Fascia dijahit dengan PGA no.1, kulit dijahit secara subkutikuler Perdarahan 200 cc Diuresis 100 cc

FOLLOW UP RUANGAN

TERLAMPIR

ALUR KEJADIAN

PASIEN DATANG

PEMERIKSAAN DAN RENCANA

DJJ AWAL : 140 x/ MENIT

PERSALINAN PERABDOMINALIS

DIAGNOSA AKHIR

G1 P0A P0

gravida 39-40

minggu dengan PER, leta

k sungsang, dan infertilitas

primer

P1A0 partus

maturus dengan SC a/i PER, letak

sungsang, dan

infertilitas primer

PERMASALAHAN

1. Bagaimana penegakkan diagnosis pada kasus ini?

2. Apakah pengelolaan kasus ini sudah tepat?

3. Bagaimanakah prognosis pada pasien ini?

PENEGAKKAN DIAGNOSIS PADA PASIENG1P0A

0Gravida 39– 40

minggu dengan

Preeklamsi Ringan

letak sunsang Infertilitas primer

1 2

3

4 5

PENEGAKKAN DIAGNOSIS PADA PASIEN

1. Riwayat obstetrik

2. Dari Anamnesis belum didapatkan tanda-tanda inpartu, dari anamnesis pasien merasa hamil 9 bulan, dan dari anamnesis didapatkan HPHT 11-07- 2014 yang jika dihitung hingga tanggal 16 -04- 2015 maka pasien berusia kehamilan 39-40minggu, 3. Dari anamnesis didapatkan keluhan utama sakit kepala, pada pemeriksaan fisik tekanan darah 160/80dan lab: protein urin(+), PRE EKLAMSI RINGAN

4. Hasil dari pemeriksaan fisik teraba bokong dan ditambah dengan hasil USG

5. Dari hasil anamnesis pasien sudah menikah selama 20 tahun, belum dikarunia anak, frekuensi hubungan suami istri kurang lebih 3-4 kali dalam seminggu, dan tidak pernah menggunakan KB.

DIAGNOSIS AKHIR PADA PASIEN

P2

A0

Partus maturus

Dengan sc

a/i PER

Letak sungsang

infertilitas

1 2 3

4 5

6 7

Preeklamsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan/atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atausegera setelah persalinan.

PREEKLAMSIA

.

Gejala klinis

1) Kenaikan tekanan darah sistol 30 mmHg atau lebih, diastol 15mmHg atau lebih dari tekanan darah sebelum hamil padakehamilan 20 minggu atau lebih atau sistol 140 mmHg sampaikurang 160 mmHg, diastol 90 mmHg sampai kurang 110 mmHg.

2)Proteinuria : secara kuantitatif lebih 0,3 gr/liter dalam 24 jam atausecara kualitatif positif 2 (+2).

3)Edema pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral, wajah atautangan.

4)Kenaikan berat badan ibu 1 kg atau lebih per minggu selama 2 kaliberturut-turut.

5)Timbul salah satu atau lebih gejala atau tanda-tanda preeklamsiaberat.

Pemeriksaan dan diagnosis:

Kehamilan lebih 20 mingguKenaikan tekanan darah 140/90 mmhg

atau lebih dengan pemeriksaan 2 kali selang 6 jam dalam keadaan istrahat

Edema tekanan pada tungkai (pretibial), dinding perut, lumbosacral, wajah, dan tungkai

Proteinuria lebih 0,3 gram/liter/24jam, kualitatif(++)

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan rawat jalan pasien preeklamsia ringan :

 1)Banyak istirahat (berbaring ti

dur/miring).2)Diet : cukup protein, rendah 

karbohidrat, lemak dan garam.

3)Sedativa ringan : tablet phenobarbital 3 x 30 mg atau diazepam3 x2 mg per oral selama 7 hari.

5)Kunjungan ulang setiap 1 minggu.

6)Pemeriksaan laboratorium : hemoglobin, hematokrit, trombosit,urine lengkap, asam urat darah, fungsi hati, fungsi ginjal

Penatalaksanaan rawatinap pasien preeklamsia ringan berdasarkan kriteria :

1)Setelah 2 minggu pengobatan rawat jalan tidak menunjukkan adanya perbaikan dari gejala-gejala preeklamsia

2)Kenaikan berat badan ibu 1 kg atau lebih per minggu selama 2kali berturut-turut (2 minggu).

3)Timbul salah satu atau lebih gejala atau tanda-tanda preeklamsia berat

FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI

Faktor usiaParitasRiwayat hipertensiKehamilan gandaGenetik

LETAK SUNGSANG

KLASIFIKASI

Letak bokong murniLetak bokong kakiLetak kaki

FAKTOR PREDISPOSISIMultiparitasBayi kembarHidramnionOligohidramnionHidrosefalAnensefalLetak sungsang pada kehamilan sebelumnyaAnomali uterusTumor-tumor dalam panggulPrematuritas

DIAGNOSISPalpasi Letak longitudinal. Kutub bawah teraba keras Ekstremitas teraba pada satu sisi Teraba kepala janin yang keras di fundus (Kepala janin bisa saja

tidak teraba pada fundus karena terletak di bawah iga-selalu pastikan dengan pemeriksaan panggul atau pemeriksaan USG).

Auskultasi Bunyi jantung janin paling baik didengar di atas umbilicus.

Pemeriksaan Vagina (Periksa Dalam) Tidak teraba kepala pada pemeriksaan dalam, yang teraba adalah

bokong yang lunak dan sakrum yang keras dan ireguler. Kedua kaki dapat berada di panggul sebagai bagian janin yang turun pertama kali.

PEMERIKSAAN PENUNJANGUSG dilakukan pada usia kehamilan 32-34

minggu untuk mengetahui :1. Kelainan janin yang menyebabkan letak

sungsang2. Kelainan diluar janin yang menyebabkan

letak sungsangMembedakan kepala dan bokong tidak

selalu mudah, tetapi kepala janin terdeteksi dengan cepat pada pemeriksaan USG.

Jenis Persalinan sungsang

Secara pervaginamSpontan/breechManual aidEkstraksi sungsang

Secara abdominalis

Prosedur persalinan spontan

Fase lambat fase cepat

fase lambat

Manual aidTeknik mengeluar kan punggung dan bahu:a) Mueller b) Klasikc) Lovset d) Mauriceau Teknik mengeluarkan kepala:a) Mauriceau veit-smellieb) Najouksc) Prague terbalikd) Cunam piper

Perabdominam Memperhatikan komplikasi persalinan letak sungsang melalui

pervaginam, maka sebagian besar pertolongan persalinan letak sungsang dilakukan dengan seksio sesarea.Pada saat ini seksio sesarea menduduki tempat yang sangat penting dalam menghadapi persalinan letak sungsang.Seksio sesarea direkomendasikan pada presentasi kaki ganda dan panggul sempit (Prawirohardjo, 2008).

Prosedur persalinan sungsang per abdominal: Persalinan letak sungsang dengan secsio casaria merupakan pilihan

yang terbaik. Banyak ahli melaporkan bahwa persalinan letak sungsang pervaginam memberi trauma yang sangat berarti bagi janin.

Namun tidak berarti semua letak sungsang dilahirkan perabdominal. Untuk melakukan penilaian apakah letak sungsang dapat melahirkan pervaginam atau perabdominal kadang-kadang sukar dilakukan.

Beberapa kreteria letak sungsang harus lahir perabdominal adalah primigravida tua nilai sosial janin tinggi riwayat persalinan yang buruk janin besar lebih dari 3,5-4 kg dicurigai CPD  prematuritas

Skor Andros

0 1 2

Paritas Primi multi

Umur kehamilan >39 mg 38 mg <37 mg

Tafsiran Berat Janin >3630 gram 3629-3176 gram <3176 gram

Pernah letsung (2500 gram) Tidak 1x >2x

Pembukaan serviks <2cm 3 cm >4cm

Stasion <-3 -2 -1 / lebih rendah

Keterangan: ≤ 3 : persalinan perabdominal4 : evaluasi kembali secara cermat,

khususnya berat badan janin, bila nilai tetap dapat dilahirkan pervaginam

>5 : dilahirkan pervaginam

iNFERTILITASInfertilitas merupakan masalah yang

dihadapi oleh pasangan suami istri yang telah menikah selama minimal satu tahun, melakukan hubungan senggama teratur, tanpa menggunakan kontrasepsi, tetapi belum memperoleh kehamilan

ETIOLOGIPRIA Gangguan produksi sperma Gangguan fungsi sperma Sumbatan pada duktus

• WANITA Faktor infertilitas yang berasal dari serviks Faktor infertilitas yang berasal dari uterus Faktor infertilitas yang berasal dari ovarium Usia yang meningkat Faktor infertilitas yang berasal dari tuba Faktor infertilitas yang berasal dari peritoneal

Faktor KeduanyaInfertilitas yang terjadi pada pasangan suami istri juga dapat disebabkan oleh kedua belah pihak, seperti:

Lingkungan dan pekerjaanToksin

  Berat badan berlebih atau sangat kurang

DIAGNOSIS

Anamnesis

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang pada pria Analisis cairan semen

Analisis cairan semen meliputi konsentrasi sperma, motilitas, morfologi, dan viabilitas. Berikut parameter analisa cairan semen berdasarkan World Health Organization (WHO):

Volume : 2-5 mL pH level : 7.2-7.8 Konsentrasi sperma : 20 juta atau lebih per ml Motilitas : > 50% Morfologi : sperma normal (> 40%) Sel darah putih : < 1 juta sel/mL Morfologi sperma harus > 40% untuk dikatakan normal,

dikatakan infertilitas berat apabila < 4% dan menjadi indikasi assisted reproduction technology (ART)/intracytoplasmic sperm injection.

Interpretasi analisis cairan semen Azoospermia menandakan absennya sperma yang

diakibatkan oleh absen kongenital atau sumbatan bilateral dari vas deferens atau duktus ejakulatorius, spermatogenesis arrest, Sertoli cell syndrome, atau post vasektomi.

Oligozoospermia menandakan konsentrasi < 20 juta sperma/mL dan mungkin berhubungan dengan gangguan ejakulasi seperti ejakulasi retrograde, kondisi genetik, atau gangguan hormonal.

Asthenozoospermia menandakan motilitas sperma < 50%. Dapat disebabkan oleh suhu ekstrem dan analisa sperma yang terlambat.

Teratospermia menandakan peningkatan jumlah morfologi abnormal sperma pada kepala, leher, atau ekor.

Hipospermia menandakan penurunan volume cairan semen < 2 mL per ejakulasi.

Hiperspermia menandakan peningkatan volume cairan semen > 8 mL per ejakulasi.

Tes fungsi spermaBerfungsi untuk memeriksa fekundabilitas sperma, termasuk: (1) tes reaksi akrosom dengan fluorescent lectins atau antibodi, (2) penilaian kepala sperma dengan komputer, (3) penilaian motilitas dengan komputer, (4) hemizona-binding assay, (5) hamster penetration test, dan (6) human sperm-zona penetration assay.

Tes endokrinPada pria dengan azoospermia, kadar serum FSH dapat membantu untuk membedakan antara penyebab obstruktif dan non-obstruktif. Kadar yang normal merupakan indikasi untuk azoospermia obstruktif di mana pengambilan sperma melalui tindakan pembedahan perlu dilakukan, sementara kadar yang meningkat menandakan kecurigaan spermatogenesis yang gagal

Pemeriksaan penunjang pada wanitaSiklus menstruasi yang normal merupakan patokan yang digunakan untuk menandai terjadinya ovulasiSelain itu, pemeriksaan yang lanjut dapat berupa:

ServiksUterusTuba dan peritoneumovarium

HSG (Hysterosalpingogram)Kelainan-kelainan seperti tidak adanya

vagina dan uterus, septum vagina, dan adanya fibroid dapat dideteksi dengan pemeriksaan panggulHSG sebaiknya dilakukan selama fase awal fase folikuler. Saat itu, endometrium tipis HSG memberikan gambaran kelainan minor yang lebih baik.

Gambaran HSG pada tuba paten (kiri atas), polip endometrium (kanan atas), sumbatan tuba bilateral (kiri bawah), dan uterus bikornu (kanan bawah)

USG (Ultrasonography) USG ginekologi menjadi bagian rutin pemeriksaan

ginekologi karena dapat memeriksa posisi uterus dalam pelvis dan memberikan informasi seputar ukuran dan kelainan. Sonogram panggul juga membantu deteksi dini fibroid uterus, polip endometrium, kista ovarium, massa adneksa, dan endometrioma. USG dapat membantu diagnosis anovulasi, polikistik ovarium, dan kista korpus luteum yang persisten.

Saline infusion sonography (SIS) SIS memberikan pemeriksaan yang sederhana dan tidak

mahal untuk menilai kavum uterus dan memeriksa potensi tuba. Pemeriksaan ini tidak menggunakan radiasi seperti pada HSG. SIS dilakukan selama hari ke-6 hingga ke-12 siklus, di mana endometrium tipis sehingga lebih mudah mendeteksi lesi intrauterin

MRIMRI dilakukan apabila diagnosis tidak dapat ditegakkan

melalui pemeriksaan HSG konvensional, USG, dan histeroskopi. MRI berfungsi untuk menggambarkan massa pelvis yang kompleks dan membantu diagnosis kondisi seperti malformasi kongenital yang terkait dengan kriptomenore dan kabsennya serviks.

HisteroskopiHisteroskopi merupakan suatu metode visualisasi

langsung kavum endometrium. Biopsi endometriumJones memaparkan bahwa disfungsi fase luteal dan

hubungannya dengan keguguran berulang. Disfungsi fase luteal didasari atas kurangnya hubungan antara (1) perkembangan endometrium

Histeroskopi dari uterine sinekia (kiri) dan polip endometrium (kanan)

Bagaimanakah prognosis pada pasien ini?Quo ad vitamIbu : ad bonamBayi : ad bonamQuo ad functionam : Ad bonamQuo ad sanationam : Ad bonam