7/26/2019 Tutorial Klik
1/28
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat,taufik, dan hidayah-NYA kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul !T"ANAS#A$ ini tepat pada %aktunya dan sem&ga
makalah ini dapat memberikantambahan ilmu pengetahuan kepada kita
nantinya'
(akalah yang berjudul !T"ANAS#A$ ini mengandung beberapa
p&k&k bahasan yang akan membahas tentang
Terima kasih kepada d&sen pembimbing, teman-teman, dan juga &rang
tua kami, atas d&r&ngan yang telah diberikan kepada kami sehingga makalah ini
dapat terbentuk' )ami menyadari bah%a makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan' *leh karena itu, kami bersedia menerima kritik dan saran yang
membangundari semua pihak untuk perbaikan di kemudian hari'
1
7/26/2019 Tutorial Klik
2/28
BAB I
I. PENDAHULUAN
1.I. LATAR BELAKANG
(asalah euthanasia sudah ada sejak kalangan kesehatan menghadapi
penyakit yang sulit untuk disembuhkan' +i sisi lain, pasien sudah dlama
keadaan kritis sehingga tak jarang pasien atau keluarganya meminta d&kter
untuk menghentikan peng&batan terhadap yang bersangkutan' +ari sinilah
dilema muncul dan menempatkan d&kter atau pera%at pada p&sisi yang
serba sulit' +&kter dan pera%at merupakan suatu pr&fesi yang mempunyai
k&de etik sendiri sehingga mereka dituntut untuk bertindak secara
pr&fessi&nal' Pada satu pihak ilmu dan tekn&l&gi ked&kteran telah
sedemikian maju sehingga mampu mempertahankan hidup sese&rang
%alaupun istilahnya hidup secara egetatif.'
+&kter dan pera%at merasa mempunyai tanggung ja%ab untuk
membantu menyembuhkan penyakit pasien, sedangkan di pihak lain
pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap hak-hak indiidu juga
sudah sangat berubah' (asyrakat mempunyai hak untuk memilih yang harus
dih&rmati, dan saat ini masyarakat sadar bah%a mereka mempunyai hak
untuk memilih hidup atau mati' +engan demikian, k&nsep kematian dalam
dunia ked&kteran masa kini dihadapkan pada k&ntradiksi antara etika, m&ral,
hukum dan kemampuan serta tekn&l&gi ked&kteran yang sedemikian maju'
BAB II
II. SEVEN JUMP ( metode tujuh l!"#h tuto$%l&
1.I. IDENTI'IKASI MASALAH
+S/
0' Pasien mengatakan dirinya tidak ada daya upaya lagi'
1' Pasien merasa bah%a dirinya tidak berguna dan tidak mampu melakukan aktifitas
secara n&rmal'
2' Pasien merasa cemas dan terancam bah%a dirinya akan mengalami sakit
berkepanjangan'
3' Pasien malu terhadap dirinya dan penyakitnya'
4' Pasien merasa bergantung kepada &rang lain'
5' Pasien mengatakan ingin mengakhiri hidupnya'
2
7/26/2019 Tutorial Klik
3/28
+*/
0' Terlihat sangat frustasi'
1' Terlihat apatis'
2' Tampak gelisah saat ditanya'
3' N&na ( beragama islam dan tetap ingin melakukan euthanasia'
4' )ehilangan k&ntr&l dalam keputusan'
II.II. HIPTESA
Pr&blem b6d eti&l&gi ditandai sympt&m
A' )eputusasaan berdasarkan dari stress jangka panjang / pr&blem kepera%atan
+*/
0' Terlihat sangat frustasi'
1' )ehilangan k&ntr&l dalam keputusan'
2' N&na ( beragama islam dan tetap ingin melakukan euthanasia'
+S/
0' Pasien merasa cemas dan terancam bah%a dirinya akan mengalami sakitberkepanjangan'
1' Pasien mengatakan dirinya tidak ada daya upaya lagi'
2' Pasien mengatakan ingin mengakhiri hidupnya'
7' "arga diri rendah kr&nik berdasarkan dari ealuasi diri
+*/
0' Tampak gelisah saat ditanya
1' Terlihat apatis
+S/
0' Pasien malu terhadap dirinya dan penyakitnya
8' )etidakberdayaan berdasarkan ekspresi frustasi terhadap ketidakmampuan melakukan
aktiitas sebelumnya
3
7/26/2019 Tutorial Klik
4/28
+S/
0' Pasien merasa bah%a dirinya tidak berguna dan tidak mampu melakukan aktifitas
secara n&rmal
+*/
0' Terlihat sangat frustasi
+' )eputusasaan berdasarkan kehilangan kepercayaan pada nilai penting
+*/
0' N&na ( beragama islam dan tetap ingin melakukan euthanasia
II.III. ME)HANISM
0' Pengkajian
1' +iagn&sa
2' #nterensi
3' Tindakan
4' aluasi
II.VI. MRE IN'
uthanasia adalah praktik pencabutan kehidupan manusia atau he%an melalui cara yang
dianggap tidak menimbulkan rasa sakit atau menimbulkan rasa sakit yang minimal, biasanya
dilakukan dengan cara memberikan suntikan yang mematikan' 9999999''.
Aturan hukum mengenai masalah ini berbeda-berbeda di tiap Negara dan sering kali
berubah seiring dengan perubahan n&rma-n&rma budaya maupun ketersediaan pera%atan atau
tindakan medis' +ibeberapa Negara euthanasia dianggap legal, sedangkan di Negara-negara
lainnya dianggap melanggar hukum' *leh karena sensitifnya isu ini pembatasan dan pr&sedur
yang ketat selalu diterapkan tanpa memandang status hukumnya' 999999'.
7ila ditinjau dari cara pelaksanaan nya euthanasia dapat dibagi menjadi 2 kateg&ri, yaitu
euthanasia agresif, euthanasia n&n agresif dan euthanasia pasif' 99999'.
utanasia agresif, disebut juga eutanasia aktif, adalah suatu tindakan secara sengaja
yang dilakukan &leh d&kteratau tenaga kesehatan lainnya untuk mempersingkat atau
mengakhiri hidup se&rang pasien' utanasia agresif dapat dilakukan dengan
4
https://id.wikipedia.org/wiki/Dokterhttps://id.wikipedia.org/wiki/Pasienhttps://id.wikipedia.org/wiki/Pasienhttps://id.wikipedia.org/wiki/Dokter7/26/2019 Tutorial Klik
5/28
pemberian suatu senya%ayang mematikan, baik secara &ral maupun melalui suntikan'
Salah satu c&nt&h senya%a mematikan tersebut adalah tablet sianida'
utanasia n&n agresif, kadang juga disebut eutanasia &t&matis autoeuthanasia.
dig&l&ngkan sebagai eutanasia negatif, yaitu k&ndisi dimanase&rang pasien men&lak
secara tegas dan dengan sadar untuk menerima pera%atan medis meskipunmengetahui bah%a pen&lakannya akan memperpendek atau mengakhiri hidupnya'
Pen&lakan tersebut diajukan secara resmi dengan membuat sebuah :*od%*%l:
pernyataan tertulis tangan.' utanasia n&n agresif pada dasarnya adalah suatu praktik
eutanasia pasif atas permintaan pasien yang bersangkutan'
utanasia pasif dapat juga dikateg&rikan sebagai tindakan eutanasia negatif yang tidak
menggunakan alat-alat atau langkah-langkah aktif untuk mengakhiri kehidupan
se&rang pasien' utanasia pasif dilakukan dengan memberhentikan pemberian
bantuan medis yang dapat memperpanjang hidup pasien secara sengaja' 7eberapa
c&nt&hnya adalah dengan tidak memberikan bantuan &ksigen bagi pasien yang
mengalami kesulitan dalam pernapasan, tidak memberikan antibi&tika kepadapenderitapneum&niaberat, meniadakan tindakan&perasiyang seharusnya dilakukan
guna memperpanjang hidup pasien, ataupun pemberian &bat penghilang rasa sakit
seperti m&rfinyang disadari justru akan mengakibatkan kematian' Tindakan eutanasia
pasif seringkali dilakukan secara terselubung &leh kebanyakan rumah sakit'
Penyalahgunaan eutanasia pasif bisa dilakukan &leh tenaga medismaupun pihak keluarga
yang menghendaki kematian sese&rang, misalnya akibat keputusasaan keluarga karena
ketidaksanggupan menanggung beban biaya peng&batan' Pada beberapa kasus keluarga
pasien yang tidak mungkin membayar biaya peng&batan, akan ada permintaan dari pihak
rumah sakit untuk membuat :pernyataan pulang paksa:' (eskipun akhirnya meninggal,pasien diharapkan meninggal secara alamiah sebagai upaya defensif medis'
Praktik-praktik eutanasia pernah yang dilap&rkan dalam berbagai tindakan masyarakat/
+i#ndiapernah dipraktikkan suatu kebiasaan untuk melemparkan &rang-&rang tua ke
dalam sungai ;angga'
+i Sardinia, &rang tua dipukul hingga mati &leh anak laki-laki tertuanya'
!ruguay mencantumkan kebebasan praktik eutanasia dalam undang-undang yang
telah berlaku sejak tahun0
7/26/2019 Tutorial Klik
6/28
meminta tindakan eutanasia atas dirinya' Ada beberapa %arga Amerika Serikat yang
menjadi angg&tanya' +alam praktik medis, biasanya tidak pernah dilakukan eutanasia
aktif, namun mungkin ada praktik-praktik medis yang dapat dig&l&ngkan eutanasia
pasif'
A. Eutanasia menurut hukum di berbagai negara
Sejauh ini eutanasia diperkenankan yaitu dinegara 7elanda, 7elgia serta dit&leransi di
negara bagian*reg&ndi Amerika, )&l&mbia>3?dan S%issdan dibeberapa negara dinyatakan
sebagai kejahatan seperti di Spany&l,@ermandan+enmark
Bel!d
Pada tanggal 0= April 1==0 7elanda menerbitkan undang-undang yang
mengiinkan eutanasia' !ndang-undang ini dinyatakan efektif berlaku sejak tanggal 0
April 1==1, yang menjadikan 7elanda menjadi negara pertama di dunia yangmelegalisasi praktik eutanasia' Pasien-pasien yang mengalami sakit menahun dan tak
tersembuhkan, diberi hak untuk mengakhiri penderitaannya'
Tetapi perlu ditekankan, bah%a dalam )itab "ukum Pidana 7elanda secara
f&rmal euthanasia dan bunuh diri berbantuan masih dipertahankan sebagai perbuatan
kriminal'
Sebuah karangan berjudul :The Slippery Slope of Dutch Euthanasia: dalam
majalah Human Life International Special Report N&m&r 5B, N&ember 0
7/26/2019 Tutorial Klik
7/28
Parlemen 7elgiatelah melegalisasi tindakan eutanasia pada akhir September
1==1' Para pendukung eutanasia menyatakan bah%a ribuan tindakan eutanasia setiap
tahunnya telah dilakukan sejak dilegalisasikannya tindakan eutanasia di negara ini,
namun mereka juga mengkritik sulitnya pr&sedur pelaksanaan eutanasia ini sehingga
timbul suatu kesan adaya upaya untuk menciptakan :bir&krasi kematian:'
7elgia kini menjadi negara ketiga yang melegalisasi eutanasia setelah
7elandadan negara bagian*reg&ndi Amerika.'
Senat&r Philippe (ah&uE, dari partai s&sialis yang merupakan salah satu
penyusun rancangan undang-undang tersebut menyatakan bah%a se&rang pasien yang
menderita secara jasmani danpsik&l&gisadalah merupakan &rang yang memiliki hak
penuh untuk memutuskan kelangsungan hidupnya dan penentuan saat-saat akhir
hidupnya'
Ame$%#
utanasia agresif dinyatakan ilegaldi banyak negara bagian di Amerika' Saat
ini satu-satunya negara bagian di Amerika yang hukumnya secara eksplisit
mengiinkan pasien terminal pasien yang tidak mungkin lagi disembuhkan.
mengakhiri hidupnya adalah negara bagian *reg&n, yang pada tahun 0
7/26/2019 Tutorial Klik
8/28
sendiri, yang disebutkannya dengan nyata dan sungguh-sungguh, dihukum penjara
selama-lamanya 01 tahun:' @uga demikian halnya nampak pada pengaturan pasal-
pasal 22C, 23=, 234, dan 24< )!"P yang juga dapat dikatakan memenuhi unsur-
unsur delik dalam perbuatan eutanasia' +engan demikian, secara f&rmal hukum yang
berlaku di negara kita memang tidak mengiinkan tindakan eutanasia &leh siapa pun'
)etua umum pengurus besar #katan +&kter #nd&nesia #+#. Farid Anfasal
(&el&ek dalam suatu pernyataannya yang dimuat &leh majalah Temp& Selasa 4
*kt&ber 1==3 menyatakan bah%a / utanasia atau :pembunuhan tanpa penderitaan:
hingga saat ini belum dapat diterima dalam nilai dan n&rma yang berkembang dalam
masyarakat #nd&nesia' :uthanasia hingga saat ini tidak sesuai dengan etika yang
dianut &leh bangsa dan melanggar hukum p&sitif yang masih berlaku yakni )!"P'
S,%++
+i S%iss, &bat yang mematikan dapat diberikan baik kepada %arga negara
S%iss ataupun &rang asing apabila yang bersangkutan memintanya sendiri' Secara
umum, pasal 004 dari )itab !ndang-undang "ukum Pidana S%iss yang ditulis pada
tahun 0
7/26/2019 Tutorial Klik
9/28
@epang tidak memiliki suatu aturan hukum yang mengatur tentang eutanasia
demikian pula Pengadilan Tertinggi @epang 'supreme court of *apan! tidak pernah
mengatur mengenai eutanasia tersebut'
Ada 1 kasus eutanasia yang pernah terjadi di @epang yaitu di Nag&ya pada
tahun 0
7/26/2019 Tutorial Klik
10/28
+i 8hina, eutanasia saat ini tidak diperkenankan secara hukum' utansia
diketahui terjadi pertama kalinya pada tahun 0
7/26/2019 Tutorial Klik
11/28
dengan memberikan suntikan ke dalam tubuh pasien tersebut' Suntikan diberikan pada saat
keadaan penyakit pasien sudah sangat parah atau sudah sampai pada stadium akhir, yang
menurut perhitungan medis sudah tidak mungkin lagi bisa sembuh atau bertahan lama'
Alasan yang biasanya dikemukakan d&kter adalah bah%a peng&batan yang diberikan hanya
akan memperpanjang penderitaan pasien serta tidak akan mengurangi sakit yang memang
sudah parah' !t&m&, 1==2/ 0B5.'
8&nt&h euthanasia aktif, misalnya, ada sese&rang menderita kanker ganas dengan rasa sakit
yang luar biasa sehingga pasien sering pingsan' +alam hal ini, d&kter yakin yang
bersangkutan akan meninggal dunia' )emudian d&kter memberinya &bat dengan takaran
tinggi &erd&sis. yang dapat menghilangkan rasa sakitnya, tetapi menghentikan
pernapasannya sekaligus' !t&m&, 1==2/ 0BC.'
Sebaliknya, euthanasia pasif adalah tindakan d&kter menghentikan peng&batan pasien
yang menderita sakit keras, yang secara medis sudah tidak mungkin lagi dapat disembuhkan'
Penghentian peng&batan ini berarti mempercepat kematian pasien' Alasan yang laim
dikemukakan d&kter adalah karena keadaan ek&n&mi pasien yang terbatas, dana yang
dibutuhkan untuk peng&batan sangat tinggi, dan fungsi peng&batan menurut perhitungan
d&kter sudah tidak efektif lagi' Terdapat tindakan lain yang bisa dig&l&ngkan euthanasia
pasif, yaitu tindakan d&kter menghentikan peng&batan terhadap pasien yang menurut
penelitian medis masih mungkin sembuh' Alasan yang dikemukakan d&kter umumnya adalah
ketidakmampuan pasien dari segi ek&n&mi, yang tidak mampu lagi membiayai dana
peng&batan yang sangat tinggi' !t&m&, 1==2/ 0B5.'
8&nt&h euthanasia pasif, misalnya, penderita kanker yang sudah kritis, &rang sakit yang
sudah dalam keadaan k&ma, disebabkan benturan pada &tak yang tidak ada harapan untuk
sembuh, atau &rang yang terkena serangan penyakit paru-paru yang jika tidak di&bati maka
penderita bisa meninggal' +alam k&ndisi demikian, jika peng&batan terhadapnya dihentikan,
akan dapat mempercepat kematiannya' !t&m&, 1==2/ 0BB.'
Syariat #slam jelas mengharamkan euthanasia aktif, karena termasuk dalam kateg&ri
melakukan pembunuhan dengan sengaja al)-atl al)/am0&., %alaupun niatnya baik, yaitu
untuk meringankan penderitaan pasien' "ukumnya tetap haram %alaupun atas permintaan
pasien sendiri atau keluargany
11
7/26/2019 Tutorial Klik
12/28
+alil-dalil dalam masalah ini sangatlah jelas, yaitu dalil-dalil yang mengharamkan
pembunuhan, baik pembunuhan terhadap ji%a &rang lain maupun diri sendiri, misalnya
firman Allah S%t'/? >
*anganlah +alian mem%unuh 1iwa yang &iharam+an Allah 'untu+ mem%unuhnya!
melain+an &engan sesuatu 'se%a%! yang %enar2(S l2A!3m 4567 181&.
+ari dalil di atas, jelaslah bah%a haram hukumnya bagi d&kter melakukan euthanasia
aktif, karena sengaja melakukan pembunuhan terhadap pasien, sekalipun atas permintaan
keluarga atau si pasien' +emikian halnya bagi si pasien, tindakan tersebut bisa dikateg&rikan
tindakan putus asa dan membunuh diri sendiri yang diharamkan'
)arena itu, apapun alasannya termasuk fakt&r kasihan kepada penderita., tindakan
euthanasia aktif tersebut jelas tidak dapat diterima' Alasan ini hanya melihat aspek lahiriah
empiris., padahal di balik itu ada aspek-aspek lain yang tidak diketahui dan terjangkau &leh
manusia, yaitu pengampunan d&sa' Dasulullah sa%' bersabda/
Ti&a+lah suatu musi%ah menimpa seseorang (uslim, +ecuali Allah menghapus+an &engan
musi%ah itu &osanya, hatta se+a&ar &uri yang menusu+nya2 (HR l2Bu#h$% d!
Mu+l%m&.
"adis di atas menunjukkan b&lehnya tidak ber&bat' @ika hadis ini digabungkan dengan hadits
pertama di atas yang memerintahkan ber&bat maka hadis terakhir ini menjadi indikasi
-ar.nah., bah%a perintah ber&bat adalah perintah sunnah, bukan perintah %ajib'
)esimpulannya, hukum ber&bat adalah sunnah man&3%., bukan %ajib Lallum, 0
7/26/2019 Tutorial Klik
13/28
tersebut tidak b&leh dilakukan terhadap mayat' Sebagaimana haram menyakiti &rang hidup
dengan mencaci maki, memukul, atau melukainya, maka demikian pula segala perbuatan ini
haram dilakukan terhadap mayat' "anya saja penganiayaan terhadap mayat dengan
memecahkan tulangnya, memenggal lehernya, atau melukainya, tidak ada denda dlamaan.
padanya sebagaimana denda pada penganiayaan &rang hidup' Sebab Dasulullah SAW tidak
menetapkan adanya denda sedikit pun terhadap sese&rang yang telah memecahkan tulang
mayat di hadapan beliau, ketika &rang itu sedang menggali kubur' Dasulullah SAW hanya
memerintahkan &rang itu untuk memasukkan p&t&ngan-p&t&ngan tulang yang ada ke dalam
tanah'
+engan penjelasan fakta hukum mengenai pelanggaran keh&rmatan mayat dan
penganiayaan terhadapnya ini, maka jelaslah bah%a tidak dib&lehkan membedah perut mayat
dan mengambil sebuah &rgannya untuk ditransplantasikan kepada &rang lain' #ni karena
tindakan tersebut dianggap sebagai pelanggaran terhadap keh&rmatan mayat serta merupakan
penganiayaan dan pencincangan terhadapnya' Padahal melanggar keh&rmatan mayat dan
mencincangnya telah diharamkan secara pasti &leh syara'
+alam prakteknya, para d&kter tidak mudah melakukan euthanasia ini, meskipun dari
sudut kemanusiaan dibenarkan adanya euthanasia dan merupakan hak bagi pasien yang
menderita sakit yang tidak dapat disembuhkan sesuai dengan +eklarasi Oisb&a 0
7/26/2019 Tutorial Klik
14/28
+alam #slam prinsipnya segala upaya atau perbuatan yang berakibat matinya sese&rang, baik
disengaja atau tidak sengaja, tidak dapat dibenarkan, kecuali dengan tiga alasanK sebagaimana
disebutkan dalam hadits/4Ti&a+ halal mem%unuh seorang muslim +ecuali +arena salah satu
&ari tiga alasan, yaitu5 pe6ina mu+hshan 'su&ah %er+eluarga!, ma+a ia harus &ira1am
'sampai mati!7 seseorang yang mem%unuh seorang muslim lainnya &engan senga1a, ma+a ia
harus &i%unuh 1uga2 Dan seorang yang +eluar &ari Islam 'murta&!, +emu&ian memerangi
Allah &an Rasulnya, ma+a ia harus &i%unuh, &isali% &an &iasing+an &ari tempat
+e&iamannya8"D Abu +a%ud dan An-Nasai.
Selain alasan-alasan diatas, segala perbuatan yang berakibat kematian &rang lain
dimasukkan dalam kateg&ri perbuatan Qjarimah6tindak pidana jinayat., yang mendapat
sanksi hukum' +engan demikian euthanasia karena termasuk salah satu dari jarimah dilarang
&leh agama dan merupakan tindakan yang diancam dengan hukuman pidana' +alil syariah
yang menyatakan pelarangan terhadap pembunuhan antara lain Al-Ruran surat Al-#sra/22,
An-Nisa/
7/26/2019 Tutorial Klik
15/28
+engan demikian melalui euthanasia aktif berarti manusia mengambil hak Allah S%t yang
sudah menjadi ketetapanNya' (emudahkan pr&ses kematian secara aktif seperti pada c&nt&h
pertama tidak diperkenankan &leh syariah' Sebab yang demikian itu berarti d&kter
melakukan tindakan aktif dengan tujuan membunuh si sakit dan mempercepat kematiannya
melalui pemberian &bat secara &erd&sis atau cara lainnya' +alam hal ini d&kter telah
melakukan pembunuhan yang haram hukumnya, bahkan termasuk d&sa besar' Perbuatan
demikian itu tidak dapat lepas dari kateg&ri pembunuhan meskipun yanng mend&r&ngnya itu
rasa kasihan kepada si sakit dan untuk meringankan penderitaannya' )arena bagaimanapun
d&kter tidaklah lebih pengasih dan penyayang dari pada Allah Al-)hali' )arena itu
serahkanlah urusan tersebut kepada Allah, karena +ia-lah yang memberi kehidupan kepada
manusia dan yang mencabutnya apabila telah tiba ajal yang telah di tetapkan-Nya' utanasia
demikian juga menandakan bah%a manusia terlalu cepat menyerah pada keadaan fatalis.,
padahal Allah s%t menyuruh manusia untuk selalu berusaha atau berikhtiar sampai akhir
hayatnya' 7agi manusia tidak ada alasan untuk berputus asa atas suatu penyakit selama masih
ada harapan, sebab kepadanya masih ada ke%ajiban untuk berikhtiar' +alam hadits Nabi s%
disebutkan betapapun beratnya penyakit itu, tetap ada &bat penyembuhnya'"D Ahmad dan
(uslim.' Adapun memudahkan pr&ses kematian dengan cara euthanasia pasif sebagaimana
dikemukakan dalam pertanyaan, maka semua itutermasuk dalam kateg&ri praktik penghentian
peng&batan' "al ini didasarkan pada keyakinan d&kter bah%a peng&batan yang dilakukan itu
tidak ada gunanya dan tidak memberikan harapan kepada si sakit, sesuai dengan sunnatullah
hukum Allah terhadap alam semesta. dan hukum sebab-akibat' (asalah ini terkait dengan
hukum melakukan peng&batan yang diperselisihkan &leh para ulama fikih apakh %ajib atau
sekedar sunnah'
(enurut jumhur ulama meng&bati atau ber&bat dari penyakit hukumnya sunnah dan
tidak %ajib' (eskipun seg&l&ngan kecil ulama ada yang me%ajibkannya, seperti kalanganulama syafiiyah dan hanbali sebagaimana dikemukakan &leh Syekhul #slam #bnu Taimiyah'
Para ulama bahkan berbeda pendapat mengenai mana yang lebih utama/ ber&bat ataukah
bersabar +i antara mereka ada yang berpendapat bah%a bersabar tidak ber&bat. itu lebih
utama, berdasarkan hadist Abbas yang diri%ayatkan dalam kitab shahih dari se&rang %anita
yang menderita epilepsi' Wanita itu meminta kepada Nabi agar mend&akannya, lalu beliau
menja%ab/ @ika engkau mau bersabar maka bersabarlah., engkau akan mendapatkan surga,
dan jika engkau mau, akan saya d&akan kepada Allah agar +ia menyembuhkanmu'$ Wanita
15
7/26/2019 Tutorial Klik
16/28
itu menja%ab akan bersabar dan mem&h&n kepada Nabi untuk med&akan kepada Allah agar
ia tidak minta dihilangkan penyakitnya namun tetap terjaga auratnya sehingga tidak
tersingkap ketika kambuh' +isamping itu, terdapat banyak c&nt&h dari kalangan sahabat dan
tabiin yang tidak ber&bat ketika mereka sakit, bahkan di antara mereka ada yang memilih
sakit, seperti !bay bin )aab dan Abu +ar Al-;hifari' Sikap demikian tidak ditegur ataupun
dipr&tes &leh kalangan sahabat ataupun generasi tabaiin lainnya sebagaimana dikupas &leh
#mam Al-;haali dalam satu bab tersendiri yang berjudul )itab at-Ta%akal$ dalam kitab
#hya Q!lumuddinnya' +alam hal ini hukum ber&bat atau meng&bati penyakit yang lebih tepat
adalah pada dasarnya %ajib terutama jika sakitnya parah, &batnya efektif berpengaruh, dan
ada harapan untuk sembuh sesuai dengan perintah Allah S%t untuk ber&bat' #nilah yang
sesuai dengan petunjuk Nabi sa% dalam masalah peng&batan sebagaimana yang di
kemukakan &leh #mam #bnul R&yyim dalam kitabnya Ladul-(aad' +an paling tidak,
petunjuk Nabi sa%, tersebut minimal menunjukkan hukum sunnah'
*leh karena itu, peng&batan atau ber&bat hukumnya sunnah ataupun %ajib apabila
penderita dapat diharapkan kesembuhannya' Sedangkan jika secara perhitungan akurat medis
yang dapat dipertanggungjha%abkan sudah tidak ada harapan sembuh, sesuai dengan
sunnatullah dalam hukum kausalitas yang dikuasai para ahli seperti d&kter ahli maka tidak
ada se&rang pun yang mengatakan sunnah ber&bat apalagi %ajib'
Apabila penderita sakit kelangsungan hidupnya tergantung pada pemberian berbagai
macam media peng&batan dengan cara meminum &bat, suntikan, infus dan sebagainya, atau
menggunakan alat pernapasan buatan dan peralatan medis m&dern lainnya dalam %aktu yang
cukup lama, tetapi penyakitnya tetap saja tidak ada perubahan, maka melanjutkan
peng&batannya itu tidak %ajib dan tidak juga sunnah sebagaimana difat%akan &leh Syeikh
Yusuf Al-Rardha%i dalam Fata%a (uashirahnya, bahkan mungkin kebalikannya yakni tidak
meng&batinya itulah yang %ajib atau sunnah'
+engan demikian memudahkan pr&ses kematian taisir al-maut. semacam ini dalam
k&ndisi sudah tidak ada harapan yang sering diistilahkan dengan atl ar-rahma membiarkan
perjalanan menuju kematian karena belas kasihan., karena dalam kasus ini tidak didapati
tindakan aktif dari d&kter maupun &rang lain' Tetapi d&kter ataupun &rang terkait lainnya
dengan pasien hanya bersikap meninggalkan sesuatu yang hukumnya tidak %ajib ataupun
tidak sunnah, sehingga tidak dapat dikenai sanksi hukuman menurut syariah maupun hukum
16
7/26/2019 Tutorial Klik
17/28
p&sitif' Tindakan euthanasia pasif &leh d&kter dalam k&ndisi seperti ini adalah jai b&leh.
dan dibenarkan syariah apabila keluarga pasien mengiinkannya demi meringankan
penderitaan dan beban pasien dan keluarganya'
"al ini terkait dengan c&nt&h kedua dari eutanasia aktif terdahulu yaitu menghentikan
alat pernapasan buatan dari pasien, yang menurut pandangan d&kter ahli ia sudah mati$ atau
dikateg&rikan telah mati$ karena jaringan &tak ataupun fungsi syaraf sebagai media hidup
dan merasakan telah rusak' )alau yang dilakukan d&kter tersebut semata-mata menghentikan
alat peng&batan, hal ini sama dengan tidak memberikan peng&batan' +engan demikian
masalahnya sama seperti cara-cara eutanasia pasif lainnya' )arena itu, eutanasia untuk seperti
ini adalah bukan termasuk kateg&ri eutanasia aktif yang diharamkan' +engan demikian,
tindakan tersebut dibenarkan syariah dan tidak terlarang terutama bila peralatan bantu medis
tersebut hanya dipergunakan pasien sekadar untuk kehidupan lahiriah yang tampak dalam
pernapasan dan denyut nadi saja, padahal bila dilihat secara medis dari segi aktiitas maka
pasien tersebut sudah seperti &rang mati, tidak resp&nsif, tidak dapat mengerti sesuatu dan
tidak merasakan apa-apa, karena jaringan &tak dan sarafnya sebagai sumber semua aktiitas
hidup itu telah rusak'
(embiarkan si sakit dalam k&ndisi seperti itu hanya akan menghabiskan biaya dan
tenaga yang banyak serta memperpanjang tanggungan beban' Selain itu juga dapat
menghalangi pemanfaatan peralatan tersebut &leh pasien lain yang membutuhkannya' +i sisi
lain, penderita yang sudah tidak dapat merasakan apa-apa itu hanya menjadikan sanak
keluarganya selalu dalam keadaan sedih dan menderita, yang mungkin sampai puluhan tahun
lamanya'
Du M*m Euth!+%
)alau kita lihat dalam prakteknya, kita bisa membagi euthanasia menjadi dua macam'
Pertama, euthanasia p&sitif' )edua, euthanasia negatif'
1. Euth!+% Po+%t%/
utanasia p&sitif adalah tindakan memudahkan kematian si sakit -karena kasih sayang- yang
dilakukan &leh d&kter dengan mempergunakan instrumen alat. atau &bat'
17
7/26/2019 Tutorial Klik
18/28
8&nt&hnya, se&rang yang menderita kanker ganas dengan rasa sakit yang luar biasa hingga
penderita sering pingsan' +alam hal ini d&kter yakin bah%a yang bersangkutan akan
meninggal dunia' )emudian d&kter memberinya &bat dengan takaran tinggi &erd&sis. yang
sekiranya dapat menghilangkan rasa sakitnya, tetapi menghentikan pernapasannya sekaligus'
9. Eut!+% Ne"t%/
Sedangkan euthanasia negatif adalah tindakan membiarkan saja pasien yang sudah parah
sakitnya tanpa tindakan peng&batan'
8&nt&hnya &rang yang mengalami keadaan k&ma yang sangat lama' +alam keadaan
demikian ia hanya mungkin dapat hidup dengan mempergunakan alat bantu pernapasan di
ruang #8! atau #88!'
Alat pernapasan itulah yang mem&mpa udara ke dalam paru-parunya dan menjadikannya
dapat bernapas secara &t&matis' @ika alat pernapasan tersebut dihentikan, si penderita tidak
mungkin dapat melanjutkan pernapasannya'
Ada yang menganggap bah%a &rang sakit seperti ini sebagai &rang mati yang tidak mampu
melakukan aktiitas' (aka memberhentikan alat pernapasan itu sebagai cara yang p&sitif
untuk memudahkan pr&ses kematiannya'
+alam c&nt&h tersebut, penghentian peng&batan merupakan salah satu bentuk eutanasia
negatif'
Hu#um Euth!+% Po+%t%/
(emudahkan pr&ses kematian secara aktif eutanasia p&sitif. jelas-jelas tidak diperkenankan
&leh syariat #slam' Sebab yang demikian itu berarti d&kter melakukan tindakan aktif dengan
tujuan membunuh si sakit dan mempercepat kematiannya melalui pemberian &bat secara
&erd&sis'
(aka dalam hal ini, d&kter telah melakukan pembunuhan, baik dengan cara pemberian &bat
&erd&ssis yang pada hakikatnya merupakan racun yang keras, ataupun dengan menggunakan
senjata tajam'
18
7/26/2019 Tutorial Klik
19/28
Semua itu termasuk pembunuhan yang haram hukumnya, bahkan termasuk d&sa besar yang
membinasakan'
Perbuatan demikian itu tidak dapat lepas dari kateg&ri pembunuhan meskipun yang
mend&r&ngnya itu rasa kasihan kepada si sakit dan untuk meringankan penderitaannya'
)arena bagaimanapun si d&kter tidaklah lebih pengasih dan penyayang daripada +at Yang
(enciptakannya'
)arena itu serahkanlah urusan tersebut kepada Allah SAW, karena +ia-lah yang memberi
kehidupan kepada manusia dan yang mencabutnya apabila telah tiba ajal yang telah
ditetapkan-Nya'
Hu#um Euth!+% Ne"t%/
Adapun memudahkan pr&ses kematian dengan cara pasif, maka semua berkisar pada
menghentikan peng&batan atau tidak memberikan peng&batan'
"al ini didasarkan pada keyakinan d&kter bah%a peng&batan yang dilakukan itu tidak ada
gunanya dan tidak memberikan harapan kepada si sakit, sesuai dengan sunnatullah dan
hukum sebab-akibat'
D+$ Keoleh!
+i antara yang mendasari keb&lehan melakukan euthanasi negatif, yaitu tindakan
mendiamkan saja si pasien dan tidak meng&bati, adalah salah satu pendapat di kalangan
sebagainulama' Yaitubah%a hukum meng&bati atau ber&bat dari penyakit tidak
sepenuhnya%ajib' 7ahkan pendapat ini cukup banyak dipegang&lehimam-imam mahab'
(enurut sebagian mereka, hukum meng&bati atau ber&bat ini hanya berkisar pada hukum
mubah'
Tetapi bukan berarti semua ulama sepakat mengatakan bah%a hukum ber&bat itu mubah'
+alam hal ini sebagian dari para ulama itu tetapme%ajibkannya' (isalnyaapa yang dikatakan
&leh sahabat-sahabat #mam Syafii dan #mam Ahmad bi&n "anbal, jugasebagaimana yang
dikemukakan &leh Syekhul #slam #bnu Taimiyah' (ereka itu tetap beranggapan bah%a
ber&bat dan mengupayakan kesembuhan merupakan tindakan yang mustaha% sunnah.'
19
7/26/2019 Tutorial Klik
20/28
Pe$ed! Pe!d-t
Para ulama bahkan berbeda pendapat mengenai mana yang lebih utama/ ber&bat ataukah
bersabar 7ersabar di sini berarti tidak ber&bat'
+i antara mereka ada yang berpendapat bah%a bersabar tidak ber&bat. itu lebih utama,
berdasarkan hadits #bnu Abbas yang diri%ayatkan dalam kitab sahih dari se&rang %anita yang
ditimpa penyakit epilepsi' Wanita itu meminta kepada Nabi sa%' agar mend&akannya, lalu
beliau menja%ab/
*i+a eng+au mau %ersa%ar 'ma+a %ersa%arlah!, eng+au a+an men&apat+an surga7 &an 1i+a
eng+au mau, a+an saya &oa+an +epa&a Allah agar Dia menyem%uh+anmu29 :anita itu
men1awa%, a+u a+an %ersa%ar2 9Se%enarnya saya ta&i ingin &ihilang+an penya+it saya2 Oleh
+arena itu &oa+anlah +epa&a Allah agar saya ti&a+ minta &ihilang+an penya+it saya29 Lalu
Na%i men&oa+an orang itu agar ti&a+ meminta &ihilang+an penya+itnya2
+i samping itu, juga disebabkan banyak dari kalangan sahabat dan tabiin yang tidak ber&bat
ketika mereka sakit, bahkan di antara mereka ada yang memilih sakit, seperti !bai bin )aab
dan Abu +ar ra&hiyallahu9anhuma'
+an tidak ada yang mengingkari mereka yang tidak mau ber&bat itu'
+alam kaitan ini, #mam Abu "amid al-;haali telah menyusun satu bab tersendiri dalam
:K%t t2T,##ul: dari #hya !lumuddin, untuk menyanggah &rang yang berpendapat
bah%a tidak ber&bat itu lebih utama dalam keadaan apa pun'
+emikian pendapat para fuaha mengenai masalah ber&bat atau peng&batan bagi &rang sakit'
Sebagian besar di antara mereka berpendapat mubah, sebagian kecil menganggapnyamustahab sunnah., dan sebagian kecil lagi --lebih sedikit dari g&l&ngan kedua-- berpendapat
%ajib'
+alam hal ini kami sependapat dengan g&l&ngan yang me%ajibkannya apabila sakitnya
parah, &batnya berpengaruh, dan ada harapan untuk sembuh sesuai dengan sunnah Allah
Taala'
20
7/26/2019 Tutorial Klik
21/28
#nilah yang sesuai dengan petunjuk Nabi sa%' yang biasa ber&bat dan menyuruh sahabat-
sahabatnya ber&bat, sebagaimana yang dikemukakan &leh #mam #bnul Rayyim di dalam
kitabnya Ladul-(aad' +an paling tidak, petunjuk Nabi sa%' itu menunjukkan hukum sunnah
atau mustahab'
*leh karena itu, peng&batan atau ber&bat hukumnya mustaha% atau %ajib, apabila penderita
dapat diharapkan kesembuhannya' Sedangkan jika sudah tidak ada harapan sembuh, sesuai
dengan sunnah Allah dalam hukum sebab-akibat yang diketahui dan dimengerti &leh para
ahlinya --yaitu para d&kter-- maka tidak ada se&rang pun yang mengatakan mustahab ber&bat,
apalagi %ajib'
Apabila penderita sakit diberi berbagai macam cara peng&batan --dengan cara meminum&bat, suntikan, diberi makan gluk&se dan sebagainya, atau menggunakan alat pernapasan
buatan dan lainnya sesuai dengan penemuan ilmu ked&kteran m&dern-- dalam %aktu yang
cukup lama, tetapi penyakitnya tetap saja tidak ada perubahan, maka melanjutkan
peng&batannya itu tidak %ajib dan tidak mustahab, bahkan mungkin ke balikannya yakni
tidak meng&batinya. itulah yang %ajib atau mustahab'
(aka memudahkan pr&ses kematian --kalau b&leh diistilahkan demikian-- di mana d&kter
hanya meninggalkan sesuatu yang tidak %ajib dan tidak sunnah, sehingga tidak dikenai
sanksi, maka tindakan pasif ini adalah b&lehdan dibenarkan syariat' Terutama bila keluarga
penderita mengiinkannya dan d&kter diperb&lehkan melakukannya untuk meringankan si
sakit dan keluarganya, insya Allah'
Semua itu dengan pertimbagan bah%a membiarkan si sakit dalam k&ndisi seperti itu hanya
akan menghabiskan dana yang banyak bahkan tidak terbatas' Selain itu juga menghalangi
penggunaan alat-alat tersebut bagi &rang lain yang membutuhkannya dan masih dapatmemper&leh manfaat dari alat tersebut'
+i sisi lain, penderita yang sudah tidak dapat merasakan apa-apa itu hanya menjadikan sanak
keluarganya selalu dalam keadaan sedih dan menderita, yang mungkin sampai puluhan tahun
lamanya'
Bee$- +-e# Euth!+% 7
21
7/26/2019 Tutorial Klik
22/28
A. A+-e# Hu#um. !ndang undang yang tertulis dalam )!"P Pidana hanya melihat dari
d&kter sebagai pelaku utama euthanasia, khususnya euthanasia aktif dan dianggap sebagai
suatu pembunuhan berencana, atau dengan sengaja menghilangkan nya%a sese&rang'
Sehingga dalam aspek hukum, d&kter selalu pada pihak yang dipersalahkan dalam tindakaneuthanasia, tanpa melihat latar belakang dilakukannya euthanasia tersebut' Tidak perduli
apakah tindakan tersebut atas permintaan pasien itu sendiri atau keluarganya, untuk
mengurangi penderitaan pasien dalam keadaan sekarat atau rasa sakit yang sangat hebat yang
belum diketahui peng&batannya' +i lain pihak hakim dapat menjatuhkan pidana mati bagi
sese&rang yang masih segar bugar yang tentunya masih ingin hidup, dan bukan menghendaki
kematiannya seperti pasien yang sangat menderita tersebut, tanpa dijerat &leh pasal pasal
dalam undang undang yang terdapat dalam )!"P Pidana'
B. A+-e# H# A++%."ak asasi manusia selalu dikaitkan dengan hak hidup, damai dan
sebagainya' Tapi tidak tercantum dengan jelas adanya hak sese&rang untuk mati' (ati
sepertinya justru dihubungkan dengan pelanggaran hak asasi manusia' "al ini terbukti dari
aspek hukum euthanasia, yang cenderung menyalahkan tenaga medis dalam euthanasia'
Sebetulnya dengan dianutnya hak untuk hidup layak dan sebagainya, secara tidak langsung
seharusnya terbersit adanya hak untuk mati, apabila dipakai untuk menghindarkan diri dari
segala ketidak nyamanan atau lebih tegas lagi dari segala penderitaan yang hebat'
). A+-e# Ilmu Pe!"ethu!.Pengetahuan ked&kteran dapat memperkirakan kemungkinan
keberhasilan upaya tindakan medis untuk mencapai kesembuhan atau pengurangan
penderitaan pasien' Apabila secara ilmu ked&kteran hampir tidak ada kemungkinan untukmendapatkan kesembuhan ataupun pengurangan penderitaan, apakah sese&rang tidak b&leh
mengajukan haknya untuk tidak diperpanjang lagi hidupnya Segala upaya yang dilakukan
akan sia sia, bahkan sebaliknya dapat dituduhkan suatu keb&h&ngan, karena di samping tidak
memba%a kepada kesembuhan, keluarga yang lain akan terseret dalam pengurasan dana'
D. A+-e# A"m.)elahiran dan kematian merupakan hak dari Tuhan sehingga tidak ada
se&rangpun di dunia ini yang mempunyai hak untuk memperpanjang atau memperpendek
umurnya sendiri' Pernyataan ini menurut ahli ahli agama secara tegas melarang tindakan
euthanasia, apapun alasannya' +&kter bisa dikateg&rikan melakukan d&sa besar dan mela%an
kehendak Tuhan yaitu memperpendek umur' *rang yang menghendaki euthanasia, %alaupun
dengan penuh penderitaan bahkan kadang kadang dalam keadaan sekarat dapat dikateg&rikan
putus asa, dan putus asa tidak berkenan dihadapan Tuhan' Tapi putusan hakim dalam pidana
mati pada sese&rang yang segar bugar, dan tentunya sangat tidak ingin mati, dan tidak dalam
penderitaan apalagi sekarat, tidak pernah dikaitkan dengan pernyataan agama yang satu ini'
Aspek lain dari pernyataan memperpanjang umur, sebenarnya bila dikaitkan dengan usaha
medis bisa menimbulkan masalah lain' (engapa &rang harus ked&kter dan ber&bat untuk
mengatasi penyakitnya, kalau memang umur mutlak di tangan Tuhan, kalau belum %aktunya,
tidak akan mati' )alau sese&rang berupaya meng&bati penyakitnya maka dapat pula diartikan
sebagai upaya memperpanjang umur atau menunda pr&ses kematian' @adi upaya medispun
22
7/26/2019 Tutorial Klik
23/28
dapat dipermasalahkan sebagai mela%an kehendak Tuhan' +alam hal hal seperti ini manusia
sering menggunakan standar ganda' "al hal yang menurutnya baik, tidak perlu melihat pada
hukum hukum yang ada, atau bahkan mencarikan dalil lain yang bisa mendukung
pendapatnya, tapi pada saat manusia merasa bah%a hal tersebut kurang c&c&k dengan
hatinya, maka dikeluarkanlah berbagai dalil untuk men&pangnya'
II.V. LEARNING ISSU
II. Do#te$ Bel"% Be$% Lm-u H%ju Pe$m%!t! Su!t%# Mt% ;!%t
Mud
L%-ut!5.*om< Lo!do! 2 Se&rang %anita sehat jasmani berusia 13 tahun asal 7elgia selaludibayangi pikiran untuk bunuh diri' #a pun meminta d&kter untuk memberinya suntikan mati
atau euthanasia' Setelah menjalani pemeriksaan, d&kter memberikan lampu hijau untuk
memberikan euthanasia pada %anita muda ini'
Wanita yang dikenal dengan nama fiktif Oaura ini berbicara kepada k&ran setempat, +e
(&rgen, tentang keputusannya' Oaura merasa sejak kecil ia merasa harus meninggal'
:)ehidupan, itu bukan untuk saya,: ungkapnya,
)ehadiran Oaura di dunia tidak direncanakan &leh ayah ibunya, hingga membuatnya tinggal
bersama kakek dan nenek' #a mengakui bila kakek neneknya memberikan keamanan dan
kedamaian, namun ia tidak merasa itu cukup' )&ndisinya ini membuatnya sejak usia 10 tahunmenjadi pasien rumah sakit ji%a'
:Saya tahu masa kecil memberi k&ntribusi terhadap keinginan ini, namun saya yakin ingin
mati meski dibesarkan pada keluarga tenang dan stabil,: ungkapnya seperti dikutip laman
Daily (ail, Senin 1
7/26/2019 Tutorial Klik
24/28
:)ala d&kter mengakhiri hidup pasiena tanpa indikasi yang jelas hal ini sangat
mengha%atirkan,: terang penulis lap&ran Pr&fes&r Daphael 8&hen-Almag&r dari "ull
!niersity, #nggris'
II.VI. DN=T KN;
0' Pengertian dari uthanasia
1' 7agaimana uthanasia menurut Agama #slam
2' Apa c&nt&h kasus nyata uthanasia
3' Ayat apa yang membahas tentang uthanasia di dalam Al-Ruran
4' Adakah hukum atau undang-undang di #nd&nesia yang mengatur tentang
uthanasia
5' Fakt&r-fakt&r apa saja yang mempengaruhi pemberlakuan uthanasia
B' Pantaskah uthanasia dilegalkan sah.
C' )apan dan dimana uthanasia mulai berkembang
7/26/2019 Tutorial Klik
25/28
b' uthanasia secara termin&l&gi ked&kteran adalah tindakan
memudahkan kematian atau mengakhiri hidup sese&rang dengan
sengaja tanpa rasa sakit , karena kasihan untuk meringankan
penderitaan si sakit'
1' #slam sangat memperhatikan keselamatan dan kehidupan manusia' )arenaitulah, islam melarang sese&rang bunuh diri' Sebab, pada hakikatnya ji%a
bersembahyang pada jasadnya bukanlah miliknya sendiri' Sebaiknya ji%a
merupakan titipan Allah yang harus dipelihara dan digunakan secara benar'
(aka dari itu tidak b&leh bunuh dirinya sendiri'
2' @akarta , #nd&nesia '
)&ma selama 2,4 bulan setelah menjalani &perasi di DS!+ Pasar Deb& pada
bulan &kt&ber dengan diagn&sa hamil diluar kandungan' Namun setelah
di&perasi hanya ada cairan disekitar rahim' Setelah diangkat &perasinya
tersebut mengakibatkan S#T# L!OANA , 12 tahun mengalami k&ma dengantingkat kesadaran diba%ah leel binatang' Sang suami , D!+# "ADT*N* 14
tahun mengajukan perm&h&nan uthanasia ke Pengadilan @akarta Pusat pada
tanggal 10 Febuari 1==4' Perm&h&nan yang ditandatangani &leh suami, &rang
tua, serta kakak dan adik S#T# L!OA"A'
3' Surat An-Nisa/1
Top Related