TINJAUAN PUSTAKA: EFEKTIVITAS SHORTWAVE DIATHERMY DAN LUMBAR SPINE STABILIZATION EXERCISE PADA PASIEN HNP LUMBAL
P R O G R A M S T U D I F I S I O T E R A P I FA K U LTA S K E D O K T E R A N U N I V E R S I TA S U D AYA N A
MADE HENDRA SATRIA NUGRAHA
Latar Belakang
Hernia NukleusPulposus
Lumbosakral
NPB penyebab umum keterbatasan fungsi dan aktivitas > 45 tahun
Di AS peringkat ke-2 pasien mengunjungi dokter, peringkat ke-5 rawat inap, peringkat ke-3 prosedur operasi
Bakhtiari, AB., Farokhi, ZS., dan Rezasoltani,A., 2005. Lumbar Stabilizing Exercises Improve Activities of Daily Living in Patients with
Lumbar Disc Herniation. Journal of Back and Musculoskeletal Rehabilitation 18(2005) p 55 – 60
Anderson, GB. 1999. Epidemiological Features of Chronic Low Back Pain. Lancet 345 (1999), p 581 – 585
97%
2%1%
Bakhtiari, AB., Farokhi, ZS., dan Rezasoltani,A., 2005. Lumbar Stabilizing Exercises Improve Activities of
Daily Living in Patients with Lumbar Disc Herniation. Journal of Back and Musculoskeletal
Rehabilitation 18(2005) p 55 – 60
Lesi diskus intervertebralis menyumbang angka sebesar 4% penyebabmechanical low back pain.
Lesi diskus intervertebralis biasanya sering terjadi pada level L4 – L5 atau L5 – S1
Bakhtiari, AB., Farokhi, ZS., dan Rezasoltani,A., 2005. Lumbar Stabilizing Exercises Improve Activities of
Daily Living in Patients with Lumbar Disc Herniation. Journal of Back and Musculoskeletal
Rehabilitation 18(2005) p 55 – 60
Sebagian besar Hernia Nucleus Pulposus (HNP) terjadi pada L4-L5 dan L5-S1 karena:1. Daerah lumbal, khususnya daerah L5-S1 mempunyai tugas yang berat, yaitu menyangga
berat badan. Diperkirakan 75% berat badan disangga oleh sendi L5-S1.
2. Mobilitas daerah lumbal terutama untuk gerak fleksi dan ekstensi sangat tinggi.Diperkirakan hampir 57% aktivitas fleksi dan ekstensi tubuh dilakukan pada sendi L5-S1.
3. Daerah lumbal terutama L5-S1 merupakan daerah rawan karena ligamentum longitudinalposterior hanya separuh menutupi permukaan posterior diskus. Arah herniasi yang palingsering adalah postero lateral.
Lipert, LS. 2011. 4th Edition Clinical Kinesiology and Anatomy. USA: FA Davis Company
HNP lumbosakral dapat bermanifestasi sebagai suatu sindrom yang terdiri darikumpulan gejala, seperti:
1. nyeri punggung bawah yang dapat meluas ke regio gluteal, paha bagianposterior, regio cruris sampai ke regio pedis,
2. kekakuan akibat refleks spasme dari otot-otot paravertebral sehinggamencegah pasien berdiri tegak dengan sempurna,
3. serta dapat timbul gejala berupa parestesia, kelemahan otot-otot sekitarpunggung dan kaki, atau kelemahan refleks tendo Achilles yang mengarahkepada suatu disabilitas punggung.
Nasikhatussoraya, N. 2016. Hubungan Intensitas Nyeri dan Disabilitas Aktivitas Sehari-hari dengan
Kualitas Hidup. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Ito, et.al. menerangkan bahwa pasien denganherniated lumbar disc dapat mentoleransi gejalaherniasi diskus setelah 2 bulan dari onset dansangat memungkinkan untuk menangangidengan terapi konservatif.
Dengan menggunakan teknologi CT scandidapatkan sebanyak 66% kasus Hernia NukleusPulposus (HNP) dapat mengalami normalisasidan terjadi pemulihan secara total ataupunparsial setelah ditangani dengan terapikonservatif.
Ito, T., Takani, Y., dan Yuasa, N. 2001. Types of Lumbar Herniated Disc and Clinical Course. Spine26 (2001), p
648 – 651
ELECTROPHYSICAL AGENTS
EXERCISE THERAPY
Shortwave Diathermy
1. Pulsed Short Wave Diathermy dengan averagepower 48 W dapat meningkatkan suhu jaringansampai kedalaman 3 cm dengan peningkatanmencapai 4,6°C.
2. Penambahan shortwave diathermy padapelatihan yang diberikan pada subjek dengankeluhan chronic back pain mampu menurunkannyeri setelah dievaluasi dengan menggunakanVisual Analogue Scale serta McGill PainQuestionnaire.
Pulsed Shortwave Diathermy
Draper, DO., Hawkes, AR., Johnson, AW., Diede, MT., dan Rigby, JH. 2013. Muscle Heating with
Megapulse II Shortwave Diathermy and Rebound Diathermy. J Ath Train 48($): p
477 – 482
Prosedur Pelaksanaan
ShortwaveDiathermy
Intensitas mulai dari 48
W/cm2, arus pulsed, durasi
15 menit
Penulis Sampel Intervensi Klp Kontrol Intervensi Klp Perlakuan Hasil
Khan, S.,
Shamsi, S.,
dan
Abdelkader,
S., 2013
n = 40 pasien
dengan
Chronic Back
Pain
n = 20 pasien
Terapi: Exercise therapy (5
menit pemanasan dengan
aerobic steps dilanjutkan
dengan stretching pada
otot punggung, hip, dan
kaki masing-masing
selama 60 detik, 2 repetisi,
3 kali seminggu selama 6
minggu)
n = 20 pasien
Terapi: Exercise therapy
(dosis yang sama dengan
kelompok kontrol) + SWD
(pad electrodes, tebal
handuk 1-2 inchi diantara
pad dan kulit, durasi 15
menit, 3 kali seminggu
selama 6 minggu)
1. Kelompok kontrol :
PRI (p=0,000), PPI =
(p=0,000), dan VAS
= (p=0,000)
2. Kelompok
perlakuan: PRI
(p=0,000), PPI
(p=0,000), dan VAS
(p=0,000)
3. Kelompok perlakuan
lebih baik daripada
kelompok kontrol
Ahmed, MS.,
Shakoor, MA.,
Khan, AK., 2009
n = 97 pasien
dengan Chronic
Low Back Pain
n = 47 pasien
Terapi: Obat NSAID (meloxicam 15
mg per hari), exercise, dan intruksi
untuk melakukan Activity Daily Living
(3 kali seminggu selama 6 minggu)
n = 50 pasien
Terapi: Obat NSAID (meloxicam 15
mg per hari), exercise, dan intruksi
untuk melakukan Activity Daily
Living (3 kali seminggu selama 6
minggu) + SWD (durasi 15 menit, 3
kali seminggu selama 6 minggu)
1. Alat ukur yang digunakan
dalam penelitian
merupakan gabungan antara
Lattinen’s test score
(intensitas nyeri, frekuensi
nyeri, intake analgesic,
disabilitas, dan gangguan
tidur + tenderness score +
skor VAS. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada
kelompok perlakuan terlihat
hasil yang lebih signifikan
daripada kelompok kontrol.
Hasil yang signifikan
(p<0,05) terlihat dari
evaluasi minggu ke-2 sampai
minggu ke-6 (total evaluasi
selama 6 minggu, 1 kali
disetiap minggunya).
Shortwave DiathermyMekanisme Kerja Shortwave Diathermy
Michlovits, SL., Bellew, JW., dan Nolan, TP. 2012. Modalities for Therapeutic Intervention: Fifth Edition. Philadelphia: FA Davis Company
(1) Reaksi Metabolik
(2) Efek Vaskular
(3) Efek Neuromuskular
(4) Efek pada connective tissue
Efek Vaskular SWD yang diaplikasikan pada tubuh pasien, akan mengaktivasi termoreseptor pada kulit.
Sistem sensory afferents ini akan menghantarkan informasi ke spinal cord dan sebagian lainnya akan diteruskanke percabangan pembuluh darah di kulit, serta pelepasan mediator vasoaktif.
Hasilnya berupa vasodilatasi akibat refleks akson
Efek Vaskular
Panas juga akan memproduksi reaksi inflamasi yang ringan. Mediator kimia inflamasi seperti histamin danprostaglandin akan dilepaskan dan menyebabkan pembuluh darah bervasodilatasi.
Efek Vaskular
Refleks lokal pada spinal cord akan dilepaskan selama aktivasi dari serabut aferen di kulit. Refleks ini terjadiakibat penurunan aktivitas saraf adrenergik pada postganglionic sympathetic ke pembuluh darah pada ototpolos.
Efek NeuromuskularTherapeutic heat digunakan untuk menghasilkan efek analgesik dan membantu dalam meresolusi nyeri sertamuscle-guarding spasms.
Lumbar spine stabilization exercise
Latihan stabilisasi termasuk ke dalam pelatihanyang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan otot,memperbaiki fungsi, dan mempertahankan posturtubuh serta mencegah pergerakan tulang belakanglumbar yang berlebihan.
Lumbar spine stabilization exercise
Jeon, KK., Kim, T., Lee, SH. 2016. Effects of Muscle Extension Strength Exercise on Trunk Muscle Strength and Stability of Patients with Lumbar Herniated Nucleus Pulposus. J. Phys.
Ther. Sci. 28: 1418–1421, 2016
Prosedur Pelaksanaan
Lumbar Spine Stabilization
Exercise3 – 5 detik,10 Repetisi, 2 Set
Transversus abdominis
isometric contractionCurl-up Pelvic bridge
Side bridge Quadruped position with
alternate arm raises
Quadruped position with
alternate arm and leg raises
Prone plank Dynamic movement with ball
Penulis Sampel Intervensi Klp
Kontrol
Intervensi Klp
Perlakuan
Hasil
Bakhtiari,
AB.,
Farokhi,
ZS., dan
Rezasolta
ni,A., 2005
n = 60
pasien
dengan
HNP
Lumbal
n = 30 pasien
Terapi: 4 minggu
pertama diberikan
LSSE (2 kali setiap
hari, pagi dan
malam), 4 minggu
berikutnya tidak
diberikan intervensi
n = 30 pasien
Terapi: 4 minggu
pertama tidak
diberikan intervensi,
4 minggu
berikutnya diberikan
LSSE (2 kali setiap
hari, pagi dan
malam)
1. Kelompok
kontrol:
Pain perception
(p<0,0001),
trunk flexion
(p<0,001), SLR
angle (p=0,003),
10 meter
walking
(p=0,007),
menaiki tangga
(p=0,03),
Ye, C., Ren, J.,
Zhang, J.,
Wang, C., Liu,
Z., Li, F., Sun,
T., 2015
n = 63 pasien
dengan HNP
Lumbal
n = 33 pasien
Terapi: low-power laser
therapy pada minggu
pertama + general exercise
(3x perminggu selama 12
minggu, 10 menit
pemanasan, 45 menit
latihan inti)
n = 30 pasien
Terapi: low-power laser
therapy pada minggu
pertama + LSSE (3x
perminggu selama 12
minggu, 10 menit
pemanasan, 45 menit
latihan inti)
1. Pada kedua grup
menurunkan nyeri
(VAS) dan disabilitas
punggung (ODI) pada
pengukuran setelah
intervensi (3 bulan)
dan 12 bulan setelah
follow up.
2. Pada kelompok
perlakuan memiliki
skor yang lebih
signifikan pada VAS
(p=0,012) dan ODI
(p=0,003) daripada
kelompok kontrol
saat dievaluasi di
bulan ke-12.
Ahmed,
S.,
Hassan,
T., Hanif,
A., 2012
n = 100
pasien
dengan
HNP
lumbal
n = 50
pasien
Terapi:
konvension
al
fisioterapi
selama 6
bulan
n = 50 pasien
Terapi: LSSE
selama 6
bulan
1. Terdapat perbaikan skor
ODI yang signifikan pada
kedua kelompok (p=0,000)
di mana perbaikan skor
ODI pada kelompok
perlakuan lebih signifikan.
Aktivitas yang efektif dari otot-otot yang melekat di sekitar vertebra akan membantumeningkatkan stabilitas kolumna vertebra.
Penelitian terdahulu menyatakan bahwa pasien dengan chronic LBP atau HNP memilikifungsi otot stabilizer vertebra yang terganggu (Campbell, et.al., 1998).
Berdasarkan hipotesis dari Panjabi yang menyatakan bahwa, “stabilitas vertebra lumbaltidak hanya ditentukan oleh bentuk stukturnya saja, tetapi juga dari akurasi performasistem neuromuskularnya” (Panjabi, 1992).
Penelitian dari (Bakhtiari, AB., Farokhi, ZS., dan Rezasoltani,A., 2005) membuktikanbahwa LSSE pada pasien HNP lumbal meningkatkan stabilitas pada segment lumbaryang mengalami cedera sehingga meningkatkan kemampuan fungsional pasien dalammelaksanakan tugas (mengurangi waktu dalam menyelesaikan tugas) dan dapatmelakukan tugas dengan lebih mudah serta nyaman.
Hide dalam (Bakhtiari, AB., Farokhi, ZS., dan Rezasoltani,A., 2005) membuktikan bahwaLSSE dapat meningkatkan ukuran dari otot multifidi.
Rissanen dalam (Bakhtiari, AB., Farokhi, ZS., dan Rezasoltani,A., 2005) juga menemukanbahwa LSSE dapat meningkatkan kekuatan ekstensor lumbar dikarenakan LSSE dapatmencegah atrofi pada serabut otot multifidi, meningkatkan ukuran serabut ototsebesar 11%, serta meningkatkan daya ledak pada otot sebesar 19 – 22%.
DAFTAR PUSTAKAAhmed, S., Hassan, T., Hanif, A. 2012. Effects of Lumbar Stabilization Exercise in Management of Pain and Restoration of Function in Patients with Postero Lateral Disc Herniation. Annals Vol 18 No. 2, April – Juni 2012, p 152 – 157 Anderson, GB. 1999. Epidemiological Features of Chronic Low Back Pain. Lancet 345 (1999), p 581 – 585 Ayu, LG. 2015. Sikap Duduk Ergonomis Mengurangi Nyeri Punggung Bawah Non Spesifik pada Mahasiswa Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Denpasar: Universitas UdayanBakhtiari, AB., Farokhi, ZS., dan Rezasoltani,A., 2005. Lumbar Stabilizing Exercises Improve Activities of Daily Living in Patients with Lumbar Disc Herniation. Journal of Back and Musculoskeletal Rehabilitation 18(2005) p 55 – 60 Barr, KP., Griggs, M., Cadby, T., 2007. Lumbar Stabilization: A Review of Core Concepts and Current Literature, Part 2. American Journal of Physical Medicine & Rehabilitation 86, p 72 – 80Cael, C. 2010. Functional Anatomy Muskuloskeletal Anatomy, Kinesiology, and Palpation for Manual Therapist. China: Lippincott Williams & Wilkins Campbell, WW., Vasconcelos, O., dan Laine, FJ. 1998. Focal Athropy of the Multifidus Muscle in Lumbosacral Radiculopathy. Muscle and Nerve 21, p 1350 – 1353 Chesterton, LS., Sim, J., Wright, CC., dan Foster, NE. 2007. Interrater Reliability of Algometry in Measuring Pressure Pain Thresholds in Healthy Humans, Using Multiple Raters. Clin J Pain 33 Deyo, RA dan Weinstein, JN. 2001. Low Back Pain. The New England Journal of Medicine 344 (2001), p 363 – 370 Draper, DO., Hawkes, AR., Johnson, AW., Diede, MT., dan Rigby, JH. 2013. Muscle Heating with Megapulse II Shortwave Diathermy and Rebound Diathermy. J Ath Train 48($): p 477 – 482 Haris dan Dijana. Effects of Neural Mobilization on Pain, Straight Leg Raise Test and Disability in Patients with Radicular Low Back Pain. Journal of Health Sciences 2013;3(2): 109-112Ito, T., Takani, Y., dan Yuasa, N. 2001. Types of Lumbar Herniated Disc and Clinical Course. Spine26 (2001), p 648 – 651Jeon, KK., Kim, T., Lee, SH. 2016. Effects of Muscle Extension Strength Exercise on Trunk Muscle Strength and Stability of Patients with Lumbar Herniated Nucleus Pulposus. J. Phys. Ther. Sci. 28: 1418–1421, 2016Lehman, GJ., Hoda, W., dan Oliver, S. 2010. Trunk Muscle Activity During Bridging Exercises On and Off a Swissball. Chiropractic & Osteopathy 13: 14, p 1 – 8 Lipert, LS. 2011. 4th Edition Clinical Kinesiology and Anatomy. USA: FA Davis CompanyKisner, C., dan Colby,LA. 2012. Therapeutic Exercise: Foundation and Techniques. Philadelphia: FA Davis CompanyMaliawan, S. dan Mahadewa, T. 2009. Diagnosa Dan Tatalaksana Kegawat Daruratan Tulang Belakang. Jakarta. FKU Universitas IndonesiaMichlovits, SL., Bellew, JW., dan Nolan, TP. 2012. Modalities for Therapeutic Intervention: Fifth Edition. Philadelphia: FA Davis Company Milette, PC. 2000. Classification, Diagnostic Imaging, and Imaging Characterization of a Lumbar Herniated Disk. Radiologic Clinics of North America. Saunders Company Volume 38. Issue 6 (2000) Mudassar, A. Syed, SR. Shakil, A. Nazim, MF. Effectiveness of Slump Neural Mobilization Technique for the Management of Chronic Radicular Low Back Pain. Rawal Medial Journal: Vol 40 No 1 Jan-Mar 2015Nasikhatussoraya, N. 2016. Hubungan Intensitas Nyeri dan Disabilitas Aktivitas Sehari-hari dengan Kualitas Hidup. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas DiponegoroNeumann, DA. 2010. Kinesiology of The Muskuloskeletal System: Foundations for Rehabilitation. United States: Mosby Elsevier North American Spine Society. 2011. Evidence-Based Clinical Guidelines for Multidisciplinary Spine Care. USA: North American Spine Society Panjabi, MM. 1992. The Stabilization of The Spine. Part 1. Function, Dysfunction, Adaptation, and Enhacement. Journal of Spinal Disorders 5, p 383 – 389 Pelfort, X., Torres, CR., Sanchez, SJF., Hinarejos, P., Leal, BJ., Valverde, D., dan Monllau, JC. 2015. Pressure Algometry is A Useful Tool to Quantify Pain in The Medial Part of The Knee: An Intra – and Inter-reliability Study in Healthy Subjects. Orthopaedics & Traumatology: Surgery & Research 101 (2015) p 559 – 563Pinzon, R. 2012. Profil Klinis Pasien Nyeri Punggung Bawah Akibat Hernia Nukelus Pulposus. Cermin Dunia Kedokteran – 198/Vol 39. No. 10 p 749 – 751Prentice W, Quillen WS, Underwood F. 2002. Therapeutic Modalities for Physical Therapy Second Edition. United States of America. The McGraw-Hill Company : 272-303Sahar, M. Efficacy of Neural Mobilization in Treatment of Low Back Dysfunctions. Journal of American Science,2011;7(4)Shacklock MO. 2005. Clinical Neurodynamics: a New System of Musculoskeletal Treatment. Edinburg, UK. Elsevier Health SciencesTaher, M dan Elsayed, E. 2016. Efficacy of Neural Mobilization on Low Back Pain with S1 Radiculopathy. Int J Physiother. Vol3(3), 362-370, June (2016)
Top Related