1
THE IMPLEMENTATION OF INTERNAL CONTROL ON FINANCE AND
ACCOUNTING DEPARTMENT PT. KALBE FARMA
By:
Oktavian Garda Prawira
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Jl. MT. Haryono 165, Malang
Email : [email protected]
Supervisor:
Yuki Firmanto, SE., MSA., Ak
Email : [email protected]
ABSTRACT
This research aims to analyze the implementation of internal control implemented by PT.
Kalbe Farma. The framework of Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway
Commission (COSO) is used as the analysis approach. The focuse of the research is the
internal control implemented on revenue cycle, expenditure cycle, and reporting cycle
operated by finance and accounting department of PT. Kalbe Farma.
The study is descriptive research using a case study approach. Data are collected using
observation, interviews, and documentation. The results show that the internal control system
has been implemented well on revenue cycle, expenditure cycle, and reporting cycle.
However some problems are still found in the implementation.
Keywords: Standard Operational Procedure, internal control, general control,
application control, revenue cycle, expenditure cycle, reporting cycle
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Perkembangan pesat dunia
industri yang diiringi dengan
kemajuan teknologi menuntut
perusahaan sebagai pemeran utama
dalam bisnis global diharapkan
mampu selalu kompetitif sehingga
dapat menjaga eksistensi perusahaan
yang nantinya berimplikasi pada
tujuan utama perusahaan yaitu
memaksimalkan laba ditengah
ketatnya persaingan industri sejenis
yang berusaha menjadi paling baik
dalam bidangnya. Untuk mencapai
cita-cita tersebut, perusahaan harus
pro aktif melakukan pembenahan
pada sektor-sektor yang menjadi titik
2
lemah perusahaan ataupun sektor-
sektor mendasar yang perlu dilakukan
maintenance agar mampu menunjang
bisnis perusahaan yang terus
berkembang.
Pembenahan pada sektor-sektor
penting atau mendasar berakar dari
pengendalian internal yang telah
diterapkan perusahaan Berdasarkan
hal tersebut, manajemen perusahaan
berharap aktivitas operasi perusahaan
dapat berjalan lancar sehingga seluruh
elemen yang memiliki hubungan
dengan keseluruhan operasi
perusahaan dapat memiliki pedoman
yang jelas dan menggambarkan
keadaan yang sebenarnya sehingga
unsur kecurangan baik yang disengaja
maupun tidak disengaja dapat dicegah
maupun ditelusuri.
Menurut Romney dan Steinbart
(2009:229) pengendalian internal
merupakan rencana organisasi dan
metode bisnis yang dipergunakan
untuk menjaga aset, memberikan
informasi yang akurat dan andal untuk
mendorong dan memperbaiki efisiensi
jalannya organisasi, serta mendorong
kesesuaian dengan kebijakan yang
telah ditetapkan. Berkaitan dengan
penjelasan tersebut, kebijakan yang
telah ditetapkan dijalankan
berlandasakan pada Standard
Operating Procedure (SOP) yang
berlaku sehingga dapat memberikan
informasi yang akurat dan andal untuk
mendorong dan memperbaiki efisiensi
jalannya organisasi. Artinya, Standard
Operating Procedure (SOP) memiliki
dampak yang besar terhadap
bagaimana organisasi menjalankan
kegiatan operasionalnya meskipun
Standard Operating Procedure (SOP)
tidak bisa dijadikan satu-satunya
alasan kesuksesan pengendalian
internal yang diterapkan perusahaan.
Pada kenyatan di lapangan, PT.
Kalbe Farma yang merupakan salah
satu perusahaan farmasi terbesar di
Indonesia ( Harga saham :
Rp.1340/lembar pada tanggal 12
November 2015) menyadari bahwa
pengembangan pada sektor mendasar
yang spesifik disebut Standard
Operating Procedure (SOP) perlu di
review ulang agar mampu memberikan
sebuah prosedur yang applicable
dengan keadaan bisnis dewasa ini.
Perancangan dan pembuatan
Standard Operating Procedure (SOP)
yang baru dibuat pada tahun 2015
diharapkan dapat mendeteksi serta
meminimalisir seluruh kecurangan
yang dapat terjadi dan dapat
menyempurnakan Standard Operating
Procedure (SOP) lama yang dianggap
perusahaan telah kadaluarsa.
3
Dalam pembuatan Standard
Operating Procedure (SOP) terbaru,
perubahan nyata dapat terlihat dengan
jelas. Bila ditelusuri lebih mendalam
lagi, ada perubahan cukup signifikan
yang dilakukan oleh perusahaan dalam
pelaksanaan proses bisnis yang
pastinya memengaruhi prosedur yang
akan dijalankan perusahaan yaitu
pergantian sistem menjadi Oracle pada
tahun 2012.
Pergantian sistem menjadi Oracle
membuat beberapa proses secara
langsung berubah. Contoh perubahan
yang terjadi adalah dalam hal sistem
pembayaran dimana sebelum
menggunakan Oracle, peng-input-an
Chart of Account (COA) dilakukan
hanya melalui Departemen Finance
and Accounting, namun sekarang
dengan semakin banyaknya transaksi
bisnis yang dilakukan perusahaan,
peng-input-an tersebut dilakukan oleh
departemen-departemen yang
melakukan transaksi tersebut sehingga
Departemen Finance and Accounting
hanya bertugas menjadi checker dan
approval. Hal ini terjadi karena
banyaknya voucher pembayaran yang
terjadi sehingga apabila dilakukan
hanya oleh Departemen Finance and
Accounting maka proses
pengerjaannya memakan waktu yang
cukup lama.
Hasil dari review Standard
Operating Procedure (SOP) yang baru
diharapkan dapat memberikan evaluasi
terhadap permasalahan yang sedang
atau akan terjadi dalam perusahaan
sehingga dapat dilakukan langkah
pencegahan dan dicarikan solusi oleh
perusahaan secepatnya. Permasalahan
seperti tidak mahirnya karyawan
mengimplementasikan prosedur yang
dapat menyebabkan aktivitas operasi
terganggu karena tingkat kesulitan
analisis prosedur yang telah dijalankan
ataupun kecurangan yang mungkin
terjadi untuk kepentingan pribadi
diharapkan mampu dicegah dengan
melakukan review terhadap Standard
Operating Procedure (SOP) yang telah
ada.
Selain itu, review terhadap
Standard Operating Procedure (SOP)
yang telah ada diharapkan mampu
memberikan panduan pegangan fisik
seperti buku pedoman penggunaan
khususnya kepada karyawan baru
perusahaan hasil dari penyesuaian
dengan keadaan bisnis perusahaan
sehingga prosedur yang diterapkan
dalam menjalankan aktivitas operasi
memang benar-benar sesuai dengan
kenyataan yang terjadi dalam bisnis
yang berjalan sehingga akan
berdampak pada menurunnya
ketergantungan karyawan baru
4
terhadap karyawan lama sehingga baik
karyawan baru dan karyawan lama
mampu menjalankan deskripsi
kerjanya masing-masing agar tujuan
utama perusahaan dapat dicapai
melalui berjalannya pengendalian
internal yang baik.
Pada dasarnya pengendalian
internal yang baik adalah pengendalian
yang diterapkan pada seluruh Standard
Operating Procedure (SOP) yang ada
dalam perusahaan. Setelah menerapkan
pengendalian internal, evaluasi
dilakukan pada setiap aspek untuk
mencari titik lemah yang ada dalam
Standard Operating Procedure (SOP)
secara dini dan memberikan usulan
solusi sebagai bentuk implementasi
kesadaran peneliti terhadap kelemahan
yang ada.
Pengendalian internal dilakukan
terutama pada siklus penghasilan,
siklus pengeluaran dan siklus
pelaporan karena secara umum seluruh
perusahaan menjalankan aktivitas jual
beli yang pertanggung jawabannya
akan dituangkan dalam bentuk report
baik financial reporting dan
managerial reporting.
Berdasarkan latar belakang
tersebut, peneliti ingin mengkaji dan
menganalisis lebih lanjut tentang
Standard Operating Procedure (SOP)
perusahaan khususnya yang ada dalam
departemen finance and accounting
berlandaskan teori yang berkaitan dan
berhubungan dengan objek penelitian.
Untuk itu penulis memilih judul :
“Implementasi Pengendalian Internal
di dalam Departemen Finance and
Accounting PT. Kalbe Farma”
Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan Standard
Operating Procedure (SOP) di
dalam Departemen Finance and
Accounting dan dampaknya pada
aktivitas operasional?
2. Bagaimana pengendalian internal
yang diterapkan oleh departemen
finance and accounting terhadap
siklus penghasilan, siklus
pengeluaran, dan siklus pelaporan?
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui dan melakukan
analisis atas siklus penghasilan,
siklus pengeluaran, dan siklus
pelaporan yang menjadi tanggung
jawab Departemen Finance and
Accounting PT. Kalbe Farma.
2. Mengetahui apakah penerapan
siklus penghasilan, siklus
pengeluaran, dan siklus pelaporan
yang telah diterapkan oleh
Departemen Finance and
Accounting PT. Kalbe Farma telah
memenuhi seluruh unsur
pengendalian internal.
5
II. LANDASAN TEORI
Implementasi
Menurut Setiawan (2004:39),
implementasi adalah perluasan
aktivitas yang saling menyesuaikan
proses interaksi antara tujuan dan
tindakan untuk mencapainya serta
memerlukan jaringan pelaksana,
birokrasi yang efektif.
Pengendalian Internal
Romney et al. (2006:229)
mendefinisikan pengendalian internal
sebagai rencana organisasi dan metode
bisnis yang dipergunakan untuk
menjaga aset, memberikan informasi
yang akurat dan andal, mendorong dan
memperbaiki efisiensi jalannya
organisasi, serta mendorong
kesesuaian dengan kebijakan yang
telah ditetapkan.
Committee of Sponsoring
Organizations of the Treadway
Commission (COSO) (2013:3)
mendefinisikan pengendalian internal
sebagai berikut :
“Internal control is a process, effected
by an entity’s board of directors,
manage-ment, and other personnel,
designed to provide reasonable
assurance regarding the achievement
of objectives relating to operations,
reporting, and compliance.”
Hal tersebut diungkapkan sama
oleh Siti dan Ely (2010:312) yang
mendefinisikan pengendalian internal.
Pengendalian internal adalah suatu
proses yang dijalankan oleh dewan
komisaris, manajemen, dan personel
lainnya dalam suatu entitas yang
dirancang untuk memberikan
keyakinan memadai tentang
pencapaian tujuan berikut ini :
1. Keandalan pelaporan keuangan;
2. Menjaga kekayaan dan catatan
organisasi;
3. Kepatuhan terhadap hukum dan
peraturan;
4. Efektivitas dan efisiensi operasi.
Dapat dipahami bahwa
pengendalian internal pada dasarnya
merupakan suatu proses, karena hal
tersebut menembus kegiatan
operasional organisasi dan merupakan
bagian integral dari kegiatan
manajemen dasar. Pengendalian
internal hanya dapat menyediakan
keyakinan memadai, bukan keyakinan
mutlak. Artinya, sebaik apapun
pengendalian internal dirancang dan
dioperasikan, hanya dapat
menyediakan keyakinan yang
memadai, tidak dapat sepenuhnya
efektif dalam mencapai tujuan
pengendalian internal meskipun telah
dirancang dan disusun sedemikian rupa
dengan sebaik-baiknya.
Berdasarkan pendapat beberapa
ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
sistem pengendalian internal
merupakan kebijakan atau metode
yang kebijaksanaanya diatur
sedemikian rupa agar terkoordinir
6
untuk menciptakan keyakinan dengan
melakukan beberapa kegiatan seperti
menjaga kekayaan organisasi,
mengecek ketelitian dan keandalan
data akuntansi, mendorong efisiensi
dan mendorong kepatuhan kebijakan
manajemen.
Komponen Pengendalian Internal
dan Hubungannya dengan SIA
Menurut Committee of Sponsoring
Organizations of the Treadway
Commission (COSO) ada lima unsur
(komponen) pengendalian yang saling
terkait berikut ini :
1. Lingkungan Pengendalian
2. Penaksiran Risiko
3. Aktivitas Pengendalian
4. Informasi dan Komunikasi
5. Pemantauan (Monitoring)\
Pengendalian Pemrosesan Transaksi
Menurut Bodnar et al (2004:198)
pengendalian pemrosesan transaksi
adalah prosedur yang didesain untuk
memastikan bahwa elemen dari proses
pengendalian internal dijalankan dalam
setiap aplikasi spesifik yang dimiliki
dalam setiap siklus transaksi dalam
perusahaan. Pengendalian secara
umum didesain untuk mencegah
(preventif) terjadinya kecurangan atau
kesalahan menafsirkan. Menurut
Wilkinson (2000) dan Widjajanto
(2001), pengendalian preventif dibagi
menjadi dua yaitu pengendalian umum
dan pengendalian aplikasi.
Pengendalian Umum
a) Pengendalian Organisasi
b) Pengendalian Dokumentasi
c) Pengendalian Pertanggungjawaban
Aset
d) Pengendalian Praktik Manajemen
e) Pengendalian Operasional Pusat
Informasi
f) Pengendalian Otorisasi
g) Pengendalian Hak Akses
Pengendalian Aplikasi
Menurut Wilkinson (2000),
Pengendalian aplikasi dibagai atas :
a) Pengendalian Masukan (Input
Controls)
b) Pengendalian Pemrosesan
c) Pengendalian Keluaran
Fraud
Fraud terjadi dari berbagai bentuk
cara yang dapat dilakukan pada setiap
aspek hal tak terkecuali dalam bisnis.
Definisi fraud menurut Tuanakotta
(2013:28) ialah :
“any illegal act characterized by
deceit, concealment or violation of
trust. These acts are not dependent
upon the application of threats of
violence or physical force. Fraud are
perpetrated by individuals, and
organization to obtain money ,
property or service; to avoid payment
or loss of services; or to secure
personal o business advantage.”
7
Pernyataan tersebut menyatakan
bahwa fraud tidak lepas dari tipu daya,
penyembunyian atau pelanggaran
kepercayaan.
Definisi fraud menurut Karyono
(2013:4-5) ialah :
“Fraud dapat diistilahkan sebagai
kecurangan yang mengandung makna
suatu penyimpangan dan perbuatan
melanggar hukum (illegal act), yang
dilakukan dengan sengaja untuk tujuan
tertentu misalnya menipu atau
memberikan gambaran keliru (mislead)
kepada pihak-pihak lain, yang
dilakukan oleh orang-orang baik dari
dalam maupun luar organisasi.
Kecurangan di rancang untuk
memanfaatkan peluang-peluang secara
tidak jujur, yang secara langsung
maupun tidak langsung merugikan
pihak lain.”
Triangle Fraud
Menurut Donald R.Cressey dalam
Vincentius et al mengenai 3 faktor
yang mendukung seseorang melakukan
fraud adalah :
1. Pressure
Tekanan dapat diakibatkan
oleh berbagai hal termasuk tekanan
yang bersifat finansial dan non
finansial.
2. Opportunity
Kesempatan biasa terjadi
karena pelaku percaya bahwa
aktivitas yang mereka lakukan
tidak akan terdeteksi. Pengendalian
internal yang lemah dan rumitnya
prosedur yang telah dibuat untuk
ditelusuri satu per satu secara
mendalam menjadi salah satu
faktor yang dapat mengakibatkan
kesempatan melakukan fraud dapat
terjadi.
3. Rationalization
Rasionalisasi adalah
kecurangan yang terjadi dimana
pelaku mencari kebenaran terhadap
tindakan yang dilakukan.
Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi adalah
serangkaian prosedur yang dijalankan
untuk mengumpulkan data, mengolah
dan memroses data tersebut menjadi
informasi yang nantinya akan
didistribusikan kepada pengguna.
Pengguna yang dimaksud adalah
pengguna yang berada dalam
lingkungan informasi baik yang
membutuhkan informasi tersebut untuk
menetapkan anggaran ataupun sebagai
dasar menganalisis kinerja karyawan.
Menurut Bodnar dan Hopwood
(2001:1), sistem informasi akuntansi
merupakan kumpulan sumber daya,
seperti manusia dan peralatan, yang
diatur untuk mengubah data menjadi
informasi akuntansi. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa dalam penyaluran
informasi akuntansi kepada para
pengguna informasi ada dua elemen
yang saling berkaitan yaitu Sumber
Daya Manusia (SDM) yang dimiliki
8
perusahaan dengan sistem yang
tertuang dalam prosedur perusahaan
sehingga tujuan berupa output yang
diharapkan perusahaan dapat
tersalurkan dengan baik.
Implementasi Pengendalian Internal
dalam Sistem Informasi Akuntansi
Implementasi sistem informasi
akuntansi merupakan proses penerapan
prosedur dan metode yang telah
dirancang ke dalam operasi akuntansi.
Implementasi sistem informasi
akuntansi mencakup pengujian solusi
dalam bentuk implementasi,
dokumentasi, serta evaluasi sistem
pada saat sistem tersebut mulai
dioperasikan untuk memastikan sistem
informasi akuntansi berfungsi sesuai
yang diharapkan.
Implementasi pengendalian
internal dibutuhkan sebagai pedoman
atau batasan-batasan yang diterapkan
oleh pihak perusahaan khususnya di
dalam departemen finance and
accounting untuk meminimalkan
risiko-risiko yang mungkin terjadi
terkait dengan penggunaan sistem
informasi akuntansi untuk mencapai
tujuan dari perusahaan.
Menurut Bodnar dan Hopwood
(2001:182), tujuan pengendalian
internal adalah sebagai berikut :
1) Effectiveness and efficience of
operations.
2) Reliability of financing reporting.
3) Compliance with applicable laws
and regulations.
Perilaku
Menurut Skinner, seperti yang
dikutip oleh Notoatmodjo (2003),
merumuskan bahwa perilaku
merupakan respon atau reaksi
seseorang terhadap stimulus atau
rangsangan dari luar. Oleh karena
perilaku ini terjadi melalui proses
adanya stimulus terhadap organisme
dan kemudian organisme tersebut
merespon, maka teori Skimmer ini
disebut teori “S-O-R” atau Stimulus-
Organisme-Respon.
Domain Perilaku
Menurut Bloom, seperti dikutip
Notoatmodjo (2003), membagi
perilaku ke dalam tiga
domain(ranah/kawasan) yang terdiri
dari :
a) ranah pengetahuan (knowledge),
b) ranah sikap (attitude),
c) dan ranah tindakan(practice).
Teori Keperilakuan Individu
Hubungannya dengan Sistem
Informasi
Perilaku individu di dalam
melakukan aktivitas operasional harus
diseleraskan agar terfokus pada satu
hal yaitu mencapai tujuan perusahaan.
Melalui satu departemen yaitu
departemen finance and accounting,
9
perilaku individu dibentuk melalui
pelatihan baik mandatory maupun
opsional dan juga pelatihan berkala
seperti Kualitas lima (Kualima) yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas
dan pengetahuan karyawan tentang
ranah pekerjaan mereka.
Menurut Baridwan (2012) , teori
sistem informasi berlandaskan
keperilakukan bersandar pada salah
satu aliran psikologi yaitu
behaviorisma (behaviorism).
Behaviorisma adalah aliran psikologi
yang mempelajari perilaku yang dapat
diobservasi dan diukur. Aliran ini
berpendapat bahwa perilaku dapat
dipelajari dan dijelaskan secara
saintifik. Behaviorisma menekankan
pada respon-respon perilaku yang
dapat diukur dan diobservasi.
Behaviorisma menunjukkan bahwa
perilaku adalah respon terhadap stimuli
di lingkungan yang dapat dipelajari.
III. METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian akan dilakukan dengan
objek PT. Kalbe Farma, Tbk. yang
terletak di Kawasan Industri Delta
Sillicon Jl. MH Thamrin Blok A3-I
Lippo Cikarang, Bekasi 17550.
Indonesia P.O. Box 371, Bekasi
17037.
Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian
deskriptif yang menggunakan
pendekatan kualitatif. Penelitian ini
berfokus pada pemecahan masalah
yang ada pada saat penelitian
dilakukan. Menurut Moeleong (2012;
112), penelitian deskriptif dengan
pendekatan kulitatif merupakan
prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan atau dari bentuk tindakan
kebijakan. Sedangkan menurut
Nawawi (2001;64) menyatakan bahwa
metode penelitian deskriptif
mempunyai dua ciri pokok : (1)
Memusatkan perhatian pada masalah-
masalah yang ada pada saat penelitian
dilakukan (saat sekarang) atau masalah
yang bersifat aktual. (2)
Menggambarkan fakta-fakta tentang
masalah yang diselidiki sebagaimana
adanya diiringi dengan interprestasi
rasional.
Penelitian ini juga merupakan
penelitian studi kasus (case study).
Studi kasus dalam khazanah
metodologi, dikenal sebagai suatu studi
yang bersifat komprehensif, intens,
rinci dan mendalam serta lebih
diarahkan sebagai upaya menelaah
masalah-masalah atau fenomena yang
bersifat kontemporer, kekinian
(Bungin, 2012).
10
Fokus Penelitian
Fokus penelitian dalam penelitian
ini terfokus pada :
1. Implementasi sistem informasi
akuntansi dan prosedur akuntansi
yang menjadi tanggung jawab
Departemen Finance and
Accounting PT. Kalbe Farma.
Meliputi aktivitas pengendalian
yang diterapkan perusahaan.
2. Serangkaian prosedur kerja pada
pengolahan data Sistem Informasi
Akuntansi pada PT. Kalbe Farma
yaitu :
a. Prosedur penghasilan. Meliputi
permasalahan yang terjadi
selama implementasi penerapan
prosedur dan usulan evaluasi
yang ditawarkan sebagai
bentuk resposibilitas peneliti
untuk kemajuan perusahaan.
b. Prosedur pengeluaran. Meliputi
permasalahan yang terjadi
selama implementasi penerapan
prosedur dan usulan evaluasi
yang ditawarkan sebagai
bentuk resposibilitas peneliti
untuk kemajuan perusahaan.
c. Prosedur pelaporan. Meliputi
permasalahan yang terjadi
selama implementasi penerapan
prosedur dan usulan evaluasi
yang ditawarkan sebagai
bentuk resposibilitas peneliti
untuk kemajuan perusahaan.
Sumber Data
Sumber data merupakan data
primer yang diperoleh langsung dari
informasi yang diberikan karyawan
perusahaan PT. Kalbe Farma. Dalam
penelitian ini, peneliti mendapatkan
data primer dari hasil wawancara
kepada karyawan perusahaan,
observasi terhadap jalannya prosedur
yang dikaji, dimana dalam hal ini
peneliti mencoba melakukan analisis
terhadap prosedur yang ada dalam
perusahaan.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif,
pengumpulan data dilakukan pada
natural setting (kondisi yang alamiah),
sumber data primer, dan teknik
pengumpulan data yang lebih banyak
pada :
1. Observasi berperan serta
(participant observation)
2. Wawancara mendalam (in
depth interview)
3. Dokumentansi.
Metode Analisis Data
Miles and Huberman (1994)
mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif digunakan
selama pengumpulan data berlangsung
dan setelah selesai pengumpulan data
dalam periode tertentu. Aktivitas
11
dalam analisis data menurut Miles and
Huberman (1994) adalah reduksi data,
penyajian data dan penarikan
kesimpulan.
1. Reduksi Data
Mengumpulkan data yang
diperoleh dari hasil wawancara dan
observasi. Data yang diperoleh
harus mendukung penelitian yang
dilakukan. Reduksi data dilakukan
untuk merangkum, memilah hal-
hal yang pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting, dan
dicari tema serta polanya. Sehingga
data yang diperoleh mampu
mendukung prosedur yang telah
digambarkan sebelumnya oleh
perusahaan.
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi, langkah
selanjutnya adalah penyajian data.
Penyajian data dilakukan dalam
bentuk flowchart. Selanjutnya,
analisis dilakukan dengan
membandingkan pada teori-teori
yang berlaku sehingga mampu
dilakukan proses penyandingan
untuk memberikan solusi terkait
permasalahan yang timbul.
3. Penarikan Kesimpulan
Menurut Miles dan Huberman,
penarikan kesimpulan yang
dilakukan adalah penarikan
kesimpulan yang bersifat
sementara dan akan berubah bila
tidak ditemukan bukti-bukti yang
kuat untuk mendukung tahap
pengumpulan data berikutnya.
Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal
didukung oleh bukti-bukti yang
valid dan konsisten saat peneliti
kembali ke lapangan untuk
mengumpulkan data, maka
kesinpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan yang
kredibel.
Pengujian Validitas dan
Realiabilitas Penelitian Kualitatif
Uji keabsahan data dalam
penelitian ini dilakukan dengan
melaksanakan uji kredibilitas data.
Moeleong (2005) memaparkan tujuan
uji kredibilitas data yaitu untuk menilai
kebenaran dari temuan penelitian
kualitatif.
Selain melakukan perpanjangan
pengamatan, peneliti melakukan
triangulasi. Sugiyono (2014:125)
mengungkapkan bahwa triangulasi
dalam pengujian kredibilitas diartikan
sebagai pengecekan data dari berbagai
sumber dengan berbagai cara, dan
berbagai waktu. Triangulasi yang
dilakukan adalah triangulasi teknik
pengumpulan data untuk menguji
kredibilitas data kepada sumber yang
sama dengan teknik yang berbeda.
12
IV. PEMBAHASAN
Profil Perusahaan
Nama PT. Kalbe Farma
Bidang Usaha Industri Farmasi
Tanggal Berdiri 10/09/1966
Telepon/Faksimili (021) 8990
7333/37
Website www.kalbe.co.id
Gambaran Siklus Operasional Perusahaan
Gambaran siklus operasional perusahaan merupakan bentuk realisasi dari desain
Standard Operational Procedure (SOP) yang telah dibentuk. Gambaran siklus
operasional yang dijabarkan meliputi siklus penghasilan, siklus pengeluaran dan siklus
pelaporan. Ketiga siklus ini merupakan tanggung jawab departemen finance and
accounting.
1. Siklus Penghasilan (Billing Transaction)
a. Tujuan
1) Untuk memastikan setiap transaksi penjualan sudah ter-invoice dan tercatat
pada sistem.
2) Untuk memonitor piutang sehingga dapat dibayartepar waktu dan
meminimalisasi terjadinya piutang tak tertagih (bad debt).
b. Ruang Lingkup
Siklus ini mendefinisikan aktivitas dan tanggung jawab staf finance and
accounting melakukan proses invoicing dari setiap transaksi penjualan yang
dilakukan oleh user dan memonitor pembayaran dari customer yang bersangkutan.
c. Referensi
PSAK 23 dan IAS 18.2.
2. Siklus Pengeluaran
a. Tujuan
1) Verifikasi voucher atas transaksi apakah sudah menerapkan ketentuan pajak
yang berlalu atau belum.
13
2) Validasi voucher apakah sudah sesuai dengan kebijakan perusahaan agar bisa
diproses lebih lanjut.
3) Melakukan pembayaran tepat waktu, sesuai jatuh tempo, nama vendor dan
sesuai dengan nilai voucher.
b. Ruang Lingkup
1) Siklus ini mendefinisikan aktivitas dan tanggung jawab dari supervisor dan
staf administrasi pajak untuk menangani proses routing voucher.
2) Siklus ini mendefinisikan aktivitas dan tanggung jawab dari manajer
accounting dan staf accounting dalam memverifikasi keberadaan voucher
3) Siklus ini mendefinisikan aktivitas dan tanggung jawab staf finance dalam
melakukan pemeriksaan dan pembayaran voucher dan manajer finance dalam
approval pembayaran.
c. Referensi
Chart of account 3.0 milik perusahaan.
3. Siklus Pelaporan
a. Tujuan
Untuk memberikan gambaran tentang posisi keuangan dan memberikan gambaran
tentang hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan serta biaya yang telah terjadi
selama periode tertentu, dengan hasil analisis tersebut pihak pihak yang
berkepentingan dapat mengambil keputusan.
b. Ruang Lingkup
Siklus ini mendefinisikan aktivitas dan tanggung jawab dari departemen finance
and accounting khususnya manajer dalam menganalisis financial report yang
dihasilkan dari proses tutup buku bulanan.
c. Referensi
PSAK No.1.
14
Permasalahan Evaluasi
Implementasi Pengendalian Internal
pada Siklus Penghasilan a) Perangkapan fungsi kasir dan
perangkapan jabatan saat routing voucher.
b) Lemahnya penelusuran dokumen retur
dan prosedur tetap yang tidak terlampir
secara tertulis.
c) Lemahnya pengawasan perpindahan aset.
d) Perekrutan karyawan yang tidak sesuai
dengan core pekerjaan.
e) Kurang terintegrasi sistem khususnya AR
database dengan jurnal memorial.
f) Lemahnya privasi password antara
karyawan.
a) Rekrutmen karyawan pada pada fungsi
kasir untuk menghindari perangkapan
pekerjaan dan memperjelas deskripsi kerja
tiap bagian sehingga fokus pekerjaan lebih
terarah.
b) Pembuatan prosedur tetap sebagai
pedoman dasar untuk mengatur karyawan
bersikap dan berperilaku dalam
melakukan aktivitas yang berhubungan
dengan pekerjaan.
c) Pengawasan oleh departemen yang
independen dan merealisasikan hasil
dalam bentuk balance scorecard.
d) Rekrutmen terhadap karyawan harus
sesuai core pekerjaan.
e) Perlu dibuat data warehouse untuk
menampung seluruh data transaksi dan
report perusahaan.
f) Penekanan terhadap pentingnya privacy
password agar pertanggung jawaban lebih
15
mudah dilacak.
Implementasi Pengendalian Internal
pada Siklus Pengeluaran
a) Perangkapan fungsi kasir dan
perangkapan jabatan saat routing voucher.
b) Prosedur tetap yang tidak terlampir secara
tertulis.
c) Lemahnya pengawasan perpindahan aset.
d) Perekrutan karyawan yang tidak sesua
dengan core pekerjaan.
e) Kurang terintegrasinya sistem khususnya
AP database dengan jurnal memorial.
f) Lemahnya privasi password antar
karyawan.
a) Rekrutmen karyawan pada pada fungsi
kasir untuk menghindari perangkapan
pekerjaan dan memperjelas deskripsi kerja
tiap bagian sehingga fokus pekerjaan lebih
terarah.
b) Pembuatan prosedur tetap sebagai
pedoman dasar untuk mengatur karyawan
bersikap dan berperilaku dalam
melakukan aktivitas yang berhubungan
dengan pekerjaan.
c) Pengawasan oleh departemen yang
independen dan merealisasikan hasil
dalam bentuk balance scorecard.
d) Rekrutmen terhadap karyawan harus
sesuai core pekerjaan
e) Perlu dibuat data warehouse untuk
menampung seluruh data transaksi dan
report perusahaan.
f) Penekanan terhadap pentingnya privacy
16
password agar pertanggung jawaban lebih
mudah dilacak.
Implementasi Pengendalian Internal
pada Siklus Pelaporan a) Tidak meratanya pembebanan pekerjaan
antar departemen terkait.
b) Ketidak mampuan sistem penampungan
data menampung seluruh dokumen
perusahaan.
c) Tidak ada skala atau standar pengukuran
kinerja terhadap karyawan.
d) Pusat informasi belum terfokus pada satu
tempat penampungan data.
e) Lemahnya privasi password antara
karyawan.
a) Rekrutmen karyawan pada sub
departemen costing yang memiliki
deskripsi kerja paling banyak.
b) Pengintegrasian report satu dengan yang
lain yang memiliki hubungan untuk
mempermudah proses pengolahan.
c) Rekrutmen terhadap karyawan harus
sesuai core pekerjaan.
d) Perlu dibuat data warehouse untuk
menampung seluruh data transaksi dan
report perusahaan.
e) Penekanan terhadap pentingnya privacy
password agar pertanggung jawaban lebih
mudah dilacak.
17
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1) Secara umum sistem pengendalian
internal untuk siklus penghasilan,
siklus pengeluaran, dan siklus
pelaporan sudah cukup baik. Hanya
ada beberapa hal yang perlu
diperbaiki.
2) Perusahaan telah memiliki struktur
organisasi yang cukup baik dan
pemberian deskripsi kerja yang
jelas. Namun pembagian fungsi
antar sub departemen tidak sama.
Tidak seluruh bagian mendapatkan
fungsi secara merata padahal
prosedur kerja secara umum sama.
3) Perusahaan belum memiliki
manual book/ prosedur tetap secara
terulis
4) Seluruh transaksi telah dilakukan
dengan sistem komputerisasi,
namun checker dan approval masih
ada yang dilakukan secara manual.
5) Penggunaan sistem oracle
diharapkan mampu menggantikan
sistem lama yang digunakan
perusahaan, namun kenyataannya
oracle masih perlu dibantu oleh
software penunjang dan juga
pengolahan secara manual untuk
menarik hasil report.
6) Perusahaan telah melakukan
dokumentasi dengan cukup baik,
namun dokumentasi yang
dilakukan belum sepenuhnya
terfokus pada satu wadah
penampungan yang mewakilkan
keseluruhan data.
7) Karyawan secara umum mampu
menjalankan pekerjaan melalui
sistem dengan baik, namun ketika
ada permasalahan yang terjadi baik
atas transaksi yang tidak biasa atau
pekerjaan yang cukup kompleks
maka masih perlu pengawalan dari
supervisor atau manajer sub
departemen. Salah satu
penyebabnya adalah perekrutan
karyawan yang tidak menguasai
bidang akuntansi dan keuangan.
8) Aset perusahaan merupakan hal
penting yang perlu dipelihara oleh
seluruh karyawan tanpa terkecuali.
Namun sering ditemukan ada
perpindahan aset tanpa melalui
Surat Pindah Tangan dikarenakan
proses pengawasan yang tidak
berkala dan tidak adanya
punishment terkait kelalaian
tersebut.
9) Otorisasi sudah dijalankan dengan
semestinya. Khusus pada
departemen finance and
accounting, otorisasi dilakukan
oleh karyawan khusus yang telah
diamanahkan oleh manajer kepala
dan otorisasi kedua dilakukan oleh
18
baik manajer maupun manajer
kepala.
10) Tingkat kerahasiaan masih rendah
dan cenderung tidak ada. Tiap
karyawan dapat dengan bebas
bertukar password untuk setiap
fungsi yang dijalankan dalam
oracle. Biasanya hal tersebut
dilakukan karena adanya
keterkaitan pekerjaan antara
karyawan yang saling bertukar
password.
Keterbatasan
1) Adanya kesalahan yang
ditimbulkan oleh responden pada
wawancara dalam menghimpun
data penelitian. Hal ini dikarenakan
karena tidak setiap karyawan
memiliki pemahaman yang
memadai mengenai keseluruhan
aktivitas operasional bisnis yang
dijalankan perusahaan.
2) Khusus pada siklus pelaporan,
peneliti memiliki pengetahuan
yang lebih sedikit dibandingkan
dengan siklus penghasilan dan
siklus pendapatan karena proses
pembuatan siklus pelaporan yang
cukup panjang dan memakan
waktu cukup banyak sedangkan
peneliti melakukan penelitian
terhadap seluruh aktivitias
operasional perusahaan
berlandaskan pada Standard
Operating Procedure (SOP) yang
telah dijalankan hingga berfokus
pada ketiga siklus tersebut.
3) Seluruh usulan solusi yang
diberikan peneliti kepada
perusahaan hanya berlandaskan
opini peneliti berdasarkan ilmu
yang dimiliki oleh peneliti dan atas
dasar permasalahan yang terjadi di
lapangan selama peneliti
melakukan penelitian.
Saran
1) Semakin berkembangnya bisnis
perusahaan perlu diimbangi dengan
pengawasan terhadap pengendalian
internal yang lebih intens dan
kontinu.
2) Pihak manajemen dapat
mempertimbangkan usulan solusi
yang diberikan peneliti. Hal ini
dapat mempermudah pihak
perusahaan khususnya departemen
finance and accounting untuk
menganalisis secara dini
permasalahan yang ada sehingga
dapat menghasilkan pengendalian
internal yang semakin kuat.
DAFTAR PUSTAKA
(IAI), I. A. (2001). Standar Profesional
Akuntan Publik. Jakarta: Salemba
Empat.
19
Akib, H. (2010). Implementasi Kebijakan :
Apa, Mengapa, Bagaimana. Jurnal
Administrasi Publik, Volume 1 No.
1, 2.
Albercht, W. S. (2011). Fraud
Examination. Mason: Cengage
Learning.
Baridwan, Z. (2000). Sistem Informasi
Akuntansi. Yogyakarta: BPFE.
Baridwan, Z. (2012). Analisis
Keperilakuan Individu Terhadap
Implementasi Sistem Informasi
Akuntansi : Model Penerimaan dan
Kesuksesan Sistem Informasi
Berbasis Teknologi. Malang:
Program Doktor Ilmu Akuntansi
Pascasarjana Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Brawijaya.
Bodnar, G. H. (2001). Sistem Informasi
Akuntansi, terjemahan Amir Abadi
Yusuf dan Rudi M. Tambunan Jilid
1. Jakarta: Salemba Empat.
Bodnar, G. H. (2003). Sistem Informasi
Akuntansi, terjemahan Amir Abadi
Jusuf dan Rudi M. Tambunan,
Buku Satu. Jakarta: Salemba
Empat.
Boynton, W. C. (2001). Modern Auditing
Seventh Edition. New York: John
Wiley and Sons, Inc.
Bungin, B. (2012). Analisis Data
Penelitian Kualitatif. Jakarta:
Rajawali Pers.
COSO. (2013). Internal Control -
Integrated Framework : Executive
Summary. Durham: North
Carolina.
Dellaportas, S. (2013). Conversations with
inmate accountants: Motivation,
Opportunity and The Fraud
Triangle. Accounting Forum 37,
29-39.
Ely, S. K. (2010). Perpajakan, Teori dan
Teknis Perhitungan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Hall, J. A. (2009). Accounting Information
System (Sistem Informasi
Akuntansi Buku 1 Edisi 4). Jakarta:
Salemba Empat.
Hendra, V. S. (2014). Fraud Triangle.
Surabaya: Fakultas Bisnis dan
Ekonomika Universitas Surabaya.
Jogiyanto. (1999). Analisis dan Disain
Sistem Informasi. Yogyakarta:
Andi.
Karyono. (2013). Forensic Fraud Edisi 1.
Yogyakarta: ANDI.
Kassem, R. H. (2012). The New Fraud
Triangle Model.
Kieso, D. e. (2011). Financial Accounting.
Hoboken: Wiley & Sons, Inc.
L. James, H. (2000). Sistem Informasi.
Jakarta: Mata Satu.
Lane, J.-E. a. (n.d.). Policy Implementation
in Poor Countries. Sweden: Umea
University.
Miles, M. &. (1994). Qualitative data
analysis : An expanded sourcebook
(2nd ed.). Thousand Oaks, CA:
Sage.
Moleong, L. (2005). Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
20
Moleong, L. (2012). Metode Penelitian
Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Murdick, R. G. (1991). Sistem Informasi
untuk Manajemen Modern. Jakarta:
Erlangga.
Nawawi, H. (2001). Metode Penelitian
Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan
Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Jakarta: Rineka Cipta.
Romney, B. M. (2006). Accounting
Information System Edisi
Kesembilan. Jakarta: Salemba
Empat.
Romney, M., & Steinbart, P. (2014).
Sistem Informasi Akuntansi edisi
13. Jakarta: Salemba Empat.
Saeful, P. (2009). EQUILIBRIUM. Jurnal
Penelitian Kualitatif, 1-8.
Setiawan, G. (2004). Implementasi Dalam
Birokrasi Pembangunan. Bandung:
Remaja Rosdakarya Offset.
Spillane, J. J. (2003). Time Management :
Pedoman Praktis Pengelolaan
Waktu. Yogyakarta: Kanisius.
Stainback, S. &. (1988). Understanding
and conducting qualitative
research . Dubuque,IA:
Kendall/Hunt.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Kualitatif dan R&B. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Tuanakotta, T. M. (2013). Audit Berbasis
ISA (International Standards on
Auditing). Jakarta : Salemba
Empat.
Usman, H. &. (2006). Metodologi
Penelitian Sosial. Jakarta: Balai
Pustaka.
Widjajanto, N. (2001). Sistem Informasi
Akuntansi. Jakarta: Erlangga.
Wilkinson, J. W.-O.-W. (2000).
Accounting Information System 4th
Edition : Essential Concepts and
Applications. New Jersey: John
Willey and Sons, Inc.
Top Related