Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 1
SIE. PEND. FARMAKOLOGI DAN BIOKIMIA (deFarbion)
deFarbions Crew
Ryan Arifin Henry Hadianto Edina Theodora S. Qory Irsan Erik Gibson M. Arif Tri Hapsoro Mulyadi Tajul Anshor F.H Edi Kurnawan
TENTIR ED. 5.2 MODUL RESPIRASI (Farmakologi Sistem Respirasi)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2012
OBAT ANTI TUBERKULOSIS
5 obat utama yang digunakan
Isoniazid (INH) / H
Rifampin (atau rifamycin yang lain) / R
Pyrazinamide / Z
Ethambutol / E
Streptomycin / S
Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 2
1. Isoniazid / INH/ H
- Secara In vitro, H akan menekan kebanyakan
basil tuberkel pada konsentrasi 0.2 mcg/mL
atau kurang.
- Bersifat bakterisidal untuk basil tuberkel yang
bertumbuh aktif
- Mekanisme kerjanya, yakni
Karena mer. prodrug, jd H ini diaktivasi
dulu oleh KatG (mikobakterial katalase-
peroksidase). Lalu, bentuk aktif H ini
bergabung dgn asil pembawa protein (AcpM) &
KasA, suatu beta-ketoasil pembawa protein
sintetase yg menghambat sintesis asam
mikolat & membunuh sel untuk membentuk
kompleks kovalen yg selanjutnya akan dapat
Menghambat biosintesis asam mikolat.
As.mikolat mer. unsur penting dinding sel
mikobaterium.
- Suatu kuman bisa resisten thdp H. ini karena :
mutasi yg mengakibatkan over ekspresi dari
inhA, yg mengkode suatu NADH-dependent
asil carrier protein reduktase
mutasi atau delesi dari gen KatG
promoter mutation yg berakibat over
ekspresi dari ahpC, suatu putative virulens
gen yg terlibat dlm proteksi sel dari suatu
stress oksidatif
mutasi dalam kasA
- Utk dosisnya, yakni :
Dosis biasa: 5mg/kg/hr ; dosis dwasa:
300mg/hr.
Dosis 15mg/kg atau 900 mg utk 2x/mggu
dgn kombinasi, seperti rifampin 600mg.
Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 3
Pyridoxine dibatasi pada dosis 25-50mg/hr
utk pencegahan neuropati & efek samping.
Dosis ditingkatkan sampai 10mg/kg/hr kalo
ada infeksi serius atau masalah absorbsi
obat.
Dpt sbg Obat Tunggal utk laten
tuberkulosis, 300mg/hr(5mg/kg/hr) atau
900mg 2x/mgg, selama 9bln.
- Efek samping :
Reaksi imun : Panas,skin rash,SLE diinduksi
obatpernah dilaporkan
Toksisitas Langsung
Hepatitis yg diinduksi isoniazidefek toksik
sering,aminotransferase (3-4x)
Neuropati perifer,dosis >5mg/kg/hr,lebih
mungkin terjadi pd kondisi:pasien dgn
predisposisi
malnutrisi,alkoholik,DM,AIDS,uremia
Kelainan darah : anemia,
Tinitus,ggn GIT
Mengurangi metabolisme fenitoin->
menaikkan kadarnya dlm darah&toksisitas
2. Rifampin
- Derivat semisintetik rifampisin B salah satu
anggota kelompok antibiotik makrosiklik :
rifamisin
- Dihasilkan oleh Streptomyces mediterranei
- Dosis
Lazim : 600mg/hr (10mg/kg/hr) oral.
Harus diberikan dengan isoniazid atau OAT
lain cegah munculnya drug-resistant
mycobacteria
Beberapa terapi jangka pendek: 600mg
2x/mgg
Rifampin 600mg/hr atau 2x/mgg selama 6
bln efektif dgn kombinasi OAT lain utk
beberapa mikobakteri atipik dan M.leprae
Kegunaan lain : dosis oral 600mg 2x/hr-
>dpt mengeliminasi meningococcal cariage
Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 4
Rifampin 20mg/kg/hr selama 4 hr
profilaksis pd anak kontak dgn
Haemophilus influenzae type b disease
- Kombinasi obat
Terapi kombinasi rifampin indikasi utk
pengobatan infeksi staphylococcal berat,
seperti : osteomyelitis, prosthetic valve
endocarditis
- Efeks samping :
Ocassional adverse effect: rash,
thrombocytopenia, nefritis
Cholestatic jaundice & ocassional hepatitis
Biasanya menyebabkan light-chain
proteinuria
Sering : ruam kulit,demam,mual,muntah
Rifampin menginduksi Kebanyakan
sitokrom P450 isoform secara kuat (CYP
1A2,2C9,2X19,2D6,3A4) yg meningkatkan
eliminasi sejumlah obat lain spti:
methadone, anticoagulant, cyclosporine,
antikonvulsan, protease inhibitor,beberapa
nonnucleoside reverse transkriptase
inhibitor,kontrasepsi dapat menurunkan
kadar serum obat-obat tsb
3. Ethambutol
- Diabsorbsi baik dari usus, 20% di eksresi dlm
feses,50% dlm urin dlm btk tidak berubah
- Pd gagal ginjal akan terjadi akumulasi
- Dosis harus dikurangi pd kreatinin klirens yg
kurang dari 10ml/mnt
- Dpt menembus sawar darah otak jika ada
meningitis
- Dosis :
Ethambutol hydrochloride, 15-25mg/kg
dosis tunggal/hr dikombinasi dgn isoniazid
atau rifampin
Dosis tinggi utk meningitis TB
Dosis ethambutol 50mg/kg dgn jadwal
pemberian 2x/mgg
- Aktivitas antibakteri :
Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 5
Bakteriostatik,berpenetrasi ke sebgn besar
jaringan dan sel fagositik
Membunuh organisme intraseluler,
&organisme yg terdapat di abses & cavitas
paru
- Kinetik :
Diabsorbsi dgn baik setelah pemberian
peroral,eksresi terutama melalui hati
Terdistribusi dgn luas pd jaringan & cairan
tubuh
Terikat kuat pd protein & dpt menembus
meningen pd keadaan inflamasi
- Efek Samping :
Warna urin, keringat, air matajingga
Efek samping jarang :
rash,trombositopeni,nefritis
Efek samping penting : gangguan
penglihatan,biasanya bilateral,yg
merupakan neuritis retrobulbar turunnya
tajam buta warna merah-hijau,mengecilnya
lapang pandangan&skotoma sentral
maupun lateral
Dosis insiden efek samping meningkat
tapi bersifat reversibel intensitas
berhubungan dengan lamanya terapi
4. Pirazinamid (PZA)
Merupakan analog nikotinamid
- Mekanisme kerja :
Pirazinamid didalam tubuh dihidrolisis
oleh enzim pirazinamidase menjadi asam
pirazinoat yang aktif sebagai tuberkulostatik
hanya pada media yang bersifat asam. Berikut
mekanismenya
Pirazinamid diambil oleh makrofag
mikobakteri diubah oleh mycobacterial
pyrazinamidase asam pirazinoat (bentuk
aktif)
Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 6
Asam pirazinoat dalam lingkungan asam
(lisosom) akan menghambat tuberkel
basilus.
- Penggunaan
Dosis 40-50 mg/kg, digunakan 3x atau
2x/minggu
Pada pasien hemodialisis danpasien dg
Kliren kreatinin < 30 mL/menit dosis 25-
35 mg/kg, 3x/minggu
Obat kombinasi pilihan digunakan
bersama dengan isoniazid dan rifampisin
sebagai agen pen-sterilisasi (melawan
organisme intraseluler residual)
Absorbsi baik melalui GIT dan distribusi luas
pada jaringan tubuh, termasuk meninges
yang sedang inflamasi
T 8-11 jam
Ekskresi melalui ginjal
- Efek samping
Efek Samping mayor hepatotoksik, mual,
muntah, anoreksia, demam karena obat,
hiperurisemia, disuria, malaise
Hiperurisemia dapat menyebabkan
terjadinya artritis gout akut
5. Streptomisin
- Penggunaan
Digunakan pada pasien dengan tuberkulosis
yang perlu obat injeksi TB berat atau
yang kemungkinan mengancam nyawa
(meningitis), atau pada kasus yang resisten
obat
Dosis dewasa 1 gram/hari (15
mg/kg/hari) IV/IM selama beberapa
minggu
Lalu dosis mjd 1-1,5 gram 2-3x/minggu
selama beberapa bulan
Pada pasien dengan kliren kreatinin < 30
mL/menit atau pasien hemodialisis 15
mg/kg, diberikan 2-3x/minggu
Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 7
Streptomisin kurang baik menembus sel
dan aktif terutama terhadap tuberkel
basilus ekstraseluler
Dapat melewati sawar darah otak dan
mencapai konsentrasi terapeutik pada
meninges yang inflamasi
- Efek samping
Ototoksik vertigo dan hilang
pendengaran (dapat menjadi permanen)
Nefrotoksik
Toksisitas yang berkaitan dengan dosis
Obat lini kedua
- Penggunaan lini kedua dipertimbangkan pada
keadaan sebagai berikut:
Pada kasus resisten terhadap obat lini
pertama
Gagal berespon terhadap terapi
konvensional
Pada kasus terjadi efek samping obat yg
serius
Klinisi siap menghadapi efek toksik obat lini
kedua
- Berikut ini jenis OAT lini kedua :
Etionamid
Capreomycin
Cycloserine
Asam aminosalisilat (PAS)
Kanamycin dan amikacin
Fluorokuinolon
Linezolid
Rifabutin
Rifapentin
1. Etionamid
- Secara kimia berkaitan dengan isoniazid untuk
menghambat sintesis asam mikolat
- Kelarutan dlm air rendah dan hanya tersedia
dalam bentuk oral
- Dimetabolisme di hati
Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 8
- Dosis 250 mg/hari, dapat ditingkatkan
hingga 1 gram/hari (atau 15 mg/kg/hari)
- Efek samping iritasi GIT, gejala neurologis
dapat terjadi pada dosis total harian 500-
750 mg
- Juga bersifat hepatotoksik
- Dapat terjadi resistensi silang dengan isoniazid
2. Capreomycin
- Digunakan pada TB yang resisten obat
(terhadap streptomisin atau amikasin)
- Dosis 15 mg/kg/hari IV/IM
- Efek samping :
nefrotoksik tinitus, tuli, gangguan
vestibular
ototoksik
3. Sikloserin
- Sikloserin bekerja dengan menghambat sintesis
dinding sel bakteri. *jadi klo dinding bakteri
terganggu sintesisnya. Mati deh si bakteri. Kn
g ad yang ngelindungi lagi..
- Dosis yang digunakan adalah 0,5-1 gram/hari
dalam terbagi dalam 2 dosis. Sikloserin akan
diekskresi oleh ginjal
- Obat sikloserin bila Clearence Creatinin < 50
mL/menit , maka dosis harus dikurangi -nya.
*Clearence Creatinin yang rendah salah
satunya mengindikasikan gagal ginjal. So, klo
kta kasi obat sikloserin dosis lazim maka kadar
sikloserin akan meningkat di tubuh,. ini terjdi
krena ginjal gagal untuk mengeksresi obat ini..
makanya pada pasien gagal ginjal harus
diturunin dosisnya supaya kadar sikloserin di
serum g tinggi n g terlalu mmberatkan kerja
ginjal
- Efek toksik yang ditimbulkan dari sikloserin
yaitu :
Neuropati perifer
Disfungsi SSP menyebabkan depresi &
reaksi psikotik. Nah, pada keadaan ni bsa
Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 9
diberikan piridoksin 150 mg/hari spaya
mmperingan disfungsi SSP
- Untuk pemberian sikloserin perlu monitoring
konsentrasi dalam serum terutama pada kadar
puncak sekitar 2-4 jam setelah pemberian
4. PAS (Asam Aminosalisilat)
- PAS merupakan antagonis sintesis folat
- Absorpsi pada dari saluran Gastointestinal baik
- Dosis dewasa 8-12 gram/hari per oral
- Dosis anak 300 mg/kg/hari utk anak
- Obat terdistribusi luas pada jaringan & cairan
tubuh
- Saat ini sudah jarang digunakan karena
obat oral lain lebih dapat ditoleransi
- Efek Samping pada sistem gastointestinal
sering terjadi. Nah, untuk mengatasinya
diberikan bersama dengan makanan atau
antasida
- Efek Samping lain:
Ulkus peptikum & perdarahan
Reaksi hipersensitifitas demam, nyeri
sendi, kemerahan pd kulit,
hepatosplenomegali, hepatitis, adenipati,
granulositopenia (setelah 3-8 minggu
penggunaan)
5. Kanamycin & Amikacin
- Kanamycin digunakan untuk strain yg resisten
terhadap streptomisin. Kanamycin Sudah
jarang digunakan karena sudah ditemukan
obat lain yang bersifat kurang toksik
- Amikacin digunakan untuk TB yang resisten
terhadap berbagai obat, juga aktif melawan
mikobakteri atipikal
Dosis penggunaan Amikacin sama dengan
streptomisin
Penggunaannya diberikan secara kombinasi
dengan 2 atau 3 obat lain yg masih sensitif
terhadap kasus resisten obat
6. Fluorokuinolon
Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 10
- Prototipe dari Flouroquinolone adalah
Ciprofloxacin, levofloxacin, gatifloxacin,
moxifloxacin yang kerjanya dapat menghambat
M tuberculosis dan mikobakteri atipikal
Kekuatan penghambatan (mulai dari
besar ke kecil) Moxifloxacin >
levofloxacin > ciprofloxacin
- Digunakan utk kasus TB yg resisten terhadap
obat lini pertama
- Harus digunakan dlm kombinasi
- Dosis :
Ciprofloxacin 2x750 mg/hari
Levofloxacin 500-750 mg/hari
Moxifloxacin 400 mg/hari
7. Linezolid
- Linezolid digunakan utk kasus yg resisten
terhadap berbagai obat dan digunakan
dengan kombinasi dengan obat lini kedua atau
ketiga
- Dosis dewasa 600 mg/hari
- Efek samping supresi sumsum tulang,
neuropati perifer yg ireversibel dan neuropati
optic dan untuk mengatasi efek samping
tersebut dengan cara membatasi
penggunaannya
8. Rifabutin
- Memiliki aktivitas melawan M tuberculosis, M
avium-intracellulare, M fortuitum. Jadi,
Rifabutin merupakan subtrat dan inducer
sitokrom P450. Sehingga akan meningkatkan
proses metabolisme obat, hal tersebut
menyebabkan konsentrasi obat di dalam darah
akan menurun. Nah, Obat ini diindikasikan
untuk terapi pasien TB dg HIV yg mendapat
antiretroviral (protease inhibitor atau non-
nucleoside reverse transcriptase inhibitor)
- Dosis 300 mg/hari
Jika pasien jg mendapat protease inhibitor,
maka dosis dikurangi menjadi 150 mg/hari
Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 11
Jika pasien juga mendapat efavirenz, maka
dosis rifabutin 450 mg/hari
- Rifabutin efektif dalam pencegahan dan terapi
infeksi mikobakteri atipik pada pasien AIDS
dengan CD4 < 50/L
- Rifabutin juga efektif mencegah TB
Sebagai obat tunggal 3-4 bulan
Digunakan bersama dengan pirazinamid
2 bln
9. Rifapentin
- Analog rifampin *kerjanya sama dengan
Rifampisin, yaitu inhibitor polimerase RNA
bakteri
- Aktif melawan M tuberculosis dan M avium
dan obat ini merupakan Inducer sitokrom P450
yg poten
*sekian untuk OAT, lanjut kebahasan selanjutnya...
OBAT PNEUMONIA
Pendahuluan
Sebelum masuk mengenai obat-obat pneumonia
ada beberapa hal yang harus kita review ulang. Chek this
out.. ^^
Farmakokinetik adalah aspek farmakologi yang
mencakup nasib obat dalam tubuh yaitu absorpsi,
distribusi, metabolism dan eksresinya (ingat ADME).
Sedangkan farmakodinamik mempelajri efek obat
terhadap fisiologi dan biokimia berbagai organ tubuh
serta mekanisme kerjanya.
Antimikroba (AM) ialah obat pembasmi mikroba,
khususnya mikroba yang merugikan manusia. Sedangkan
antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba,
terutama fungsi yang dapat menghambat atau
membasmi mikroba jenis lain.
Farmakokinetik antimikroba tergantung dari:
- Profil konsentrasi serum
- Penetrasi ke lokasi infeksi
Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 12
Farmakodinamik antimikroba berkaitan antara
konsentrasi AM dengan efek antimikroba, hal ini lah yang
menjadi dasar penentuan dosis AM yang rasional.
Gambar ini menjelaskan farmakodinamik dan
farmakokinetik AM. Jadi dari regimen dosis yang
diberikan, obat mengalami absorbsi, distribusi, eliminasi.
Proses farmakokinetik ini bergantung pada konsentrasi
dan waktu di dalam serum, baik di jaringan atau cairan
tubuh lain maupun dilokasi infeksi. Pada saat obat AM ini
berada di jaringan, obat akan mengalami efek
farmakologik atau efek toksikologik tergantung dosis
yang diberikan, sedangkan pada saat obat AM berada di
lokasi terjadinya infeksi, obat akan memberikan efel
antimikrobialnya sesuai dengan durasi waktunya.
Pengukuran Aktivitas AntiMikroba ada dua yaitu :
MIC-MBC
MIC (Minimal Inhibitory Concentration):
konsentrasi minimal AM yang menyebabkan
hambatan pertumbuhan bakteri, selama 24 jam
dengan kondisi efek tertentu
MBC (Minimal Bactericidal Concentration)
konsentrasi minimal AM yang menyebabkan 99.9
% bakteri terbunuh.
Akivitas AM (+) : Hanya mengukur potensi AM
Aktivitas AM (-) : Tidak menginformasikan
gambaran aktivitas AM.
Contoh :
MBC kecepatan bakterisidal (-)
MBC konsentrasi AM , killing effect ?
MIC efek hambat pertumbuhan bakteri
sesudah paparan AM (-).
Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 13
Pengukuran Aktivitas AM : Killing Activity
Concentration-dependent killing
konsentrasi AM kecepatan dan jumlah
mikroba yang terbunuh
Efektivitas klinis maksimal dicapai dengan
pemberian obat dosis besar, umumnya dalam
bentuk bolus
Contoh : Aminoglikosida, fluorokuinolon,
ketolid, metronidazol, amfoterisin B.
Time-dependent killing
durasi paparan AM peningkatan killing
activity.
Efektivitas klinis maksimal dicapai dengan
pemberian secara infus kontinyu atau infus
berkala
Contoh : -laktam, makrolid, klindamisin,
glikopeptida, tetrasiklin, trimetroprim, linezolid,
flusitosin
Pola Aktivitas AM
Obat yg menghambat pembentukan dinding sel atau
dengan fungsi metabolisme utama lainnya dari
organisme dan dapat membunuh bakteri tersebut
bakterisidal
Pensilin
Pola Aktivitas Antibiotik Tujuan Th/ Parameter
PK/PD
Tipe I
Concentration-
dependent killing
and Moderate to
prolonged
persistent effects
Aminoglycosides
Daptomycin
Fluoroquinolones
Ketolides
Metronidazol
Amfoterisin B
Memaksimalkan
konsentrasi
Peak
(Cmax)
/MIC
24h-
AUC/MIC
Tipe II
Time-dependent
killing and
Minimal persistent
effects
Carbapenems
Cephalosporins
Erythromycin
Linezolid
Penicillins
Memaksimalkan
durasi paparan
T>MIC
Tipe III
Time-dependent
killing and
Moderate to
prolonged
persistent effects.
Azithromycin
Clindamycin
Oxazolidinones
Tetracyclines
Vancomycin
Memaksimalkan
jumlah obat
24h-
AUC/MIC
Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 14
Sefalosporin
Aminoglikosida
Fluorokuinolon
Vancomycin
Rifampin
Metronidazole
Obat yang menghambat pertumbuhan bakteri dan
bergantung pd pertahanan tubuh hospes untuk eliminasi
organisme bakteriostatik
Makrolid
Tetracyclin
Obat sulfa
Chloramphenicol
Clindamycin
Konsentrasi antibiotik dapat diukur dalam sputum, in
epithelial lining fluid (dikumpulkan dari bronchoalveolar
lavage), mukosa bronchial (sampel dgn biopsi), parenkim
paru, dlm sel fagosit (recovered by bronchoscopy)
Pd psn pneumonia pd eptihelial lining fluid,
phagocytes,parenkim paru
Konsentrasi antibiotik bergantung pada permeabilitas
kapiler pada tempat infeksi (sirkulasi bronkial pd jaringan
paru, sirkulasi pd epithelial lining fluid), derajat ikatan
protein-obat, dan adanya transpor aktif ke dalam paru-
paru
Pada sirkulasi pulmonal, epitel tidak berpenetrasi, dan
obat lipofilik melewatinya dgn mudah dan tidak
inflamation-dependent ini meliputi : quinolon, makrolid
baru (azithromycin, clarihtromycin), tetracyclin,
clindamycin, trimethoprim/sulfamethoxazole
Di sisi lain,obat yang relatif tidak larut lemak, efek
penetrasi yang rendah, dan inflamation-dependent ,
meliputi: aminoglikosida, penicilin, sefalosporin,
carbapenem, monobactam
Maaf yo gak ada penambahan yg berarti..
Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 15
Inti dari tabel ini gini, antibiotik yang digunakan untuk
sistem respirasi bisa dibagi jadi 2, yaitu yg penetrasinya
baik dan penetrasinya buruk. Kalo obat dengan penetrasi
baik itu biasanya larut lemak (jadi bisa penetrasi ke
parenkim) dan tidak tergantung dengan adanya
inflamasi, contohnya obat golongan fluoroquinolone,
macrolide, tetracycline, clindamycin HCl, dan
trimetophrim/sulfamethoxazole. Golongan obat yang
penetrasinya buruk, karakteristiknya kebalikannya dong,
jadi nggak larut lipid dan tergantung pada adanya
inflamasi, contohnya obat golongan aminoglycoside dan
betalactam. Ntar bakal dibahas satu-satu obatnya, tapi
yang ada di slide aja yaa...
1. Macrolide
Secara kimia, macrolide adalah antimikroba
yang terdapat cincin lakton besar dalam rumus
molekulnya.
Macrolide bersifat bakteriostatik dengan cara
berikatan secara reversibel pada sub unit
ribosomal 50S sehingga menghambat RNA-
dependent protein sintesis
Aktivitasnya baik pada Pneumococci dan
patogen atipikal (chlamydia
pneumoniae,mycoplasma pneumoniae)
Macrolid golongan baru seperti azithromycin
dan clarithromycin efektif terhadap H.influenza
(strain penghasil -lactamase, jadi bakteri ini
nggak mempan dengan pemberian obat
golongan beta laktam) walaupun pada
dasarnya MIC azithromycin lebih aktif
Azithromycin
Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 16
o Efektif untuk H.influenza,
M.Catarrhalis,M.Pneumoniae
o Toleransinya baik pd GIT,dibandingkan
dengan eritromicin si pendahulunya
o Penetrasi baik ke sputum, jaringan
paru,fagosit
o Waktu paruh lebih panjang&konsentrasi
dlm jaringan, mencapai tingkat serum
rendah ketika diberikan oral
o Untuk terapi pneumonia, dosis oral
500mg pada hari pertama, dilanjutkan
dengan 250mg obat pada harike2
sampai 5
o Pada pemberian IV-> Konsentrasi obat
dlm serum
o Dosis IV 500mg selama 2 hr, diikuti
500mg oral pada hari ke7 sampai 10
o Dapat meningkatkan konsentrasi
theophylline
Clarithromycin
o Aktivitas baik pada Streptococcus
pneumoniae,legionella,C.Pneumoniae
o Memiliki metabolit aktif 14-hydroxy-
>sifat antibakteri jadi lebih sering
digunakan
o Dosis obat 2x500mg/hr, selama 10 hari
utk CAP(Community-Acquaired
Pneumonia)
2. Golongan -lactam
Pada struktur kimia obat ini terdapat cincin -
lactam, contohnya kalo cincin terikat pada 5-
cincin membroid itu pada penicilin, kalo cincin
terletak 6-membroid dihydrothiazine pada
cephalosporin.
Asam klavulanat,sulbaktam, tazobaktam
contoh obat penghambat beta laktamase.
Sekilas info tentang beta laktamase yang udah
disinggung sedikit tadi. Beta laktamase adalah
enzim yang dihasilkan oleh bakteri untuk
menghancurkan gugus beta laktam pada obat,
padahal beta laktam ini yang membuat obat
Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 17
mampu melawan bakteri, jadi kalo gugus itu
dihancurin, obat nggak akan efektif lagi buat
bakteri itu. Makanya ada obat yang tugasnya
khusus untuk menghambat enzim beta
laktamase. Pemakaiannya bisa dipakai
bersamaan dengan obat beta laktam.
Bekerja dengan menganggu sintesis
peptidoglican dinding sel bakteri dengan cara
mengikat protein pengikat penisilin bakteri.
Efektif untuk infeksi saluran napas
Ini contoh pasangan inhibitor -lactamase dan
golongan beta laktam as.clavulanat dgn
amoxicillin atau ticarcillin,sulbactam dgn
ampicillin,tazobactam dgn piperacilin
Aztreonam monobactam,berbeda dari -
laktam yg lain,digunakan pd penderita alergi
penicilin,aktif utk gram negatif, spektrumnya
mirip aminoglikosida jadi bisa untuk alternatif
dari pemberian aminoglikosida.
Sekilas info tentang definisimonobaktam.
Monobaktam adalah suatu senyawa beta
laktam monosiklik dengan inti dasar berupa
cincin tunggal, asam 3 minolaktamat, makanya
monobaktam beda dengan beta laktam
lainnya...
3. Fluoroquinolones
Obat bakterisidal ini mengganggu DNA
gyrasebakteri(fungsinya untuk memisahkan
double helix DNA pada saat replikasi dan
transkripsi) makanyaakibatnyagangguan
sintesis DNA,transkripsi, dan respon selular
lainsehingga sel bakterinya lisis.
DNA gyrase adalah satu bentuk dari
enzymbacterial topoisomerase yang dihambat
oleh quionolon, tetapi aktivitas terhadap enzym
lainnya merupakanbagiandari pengaruh variasi
quinolon
Aktivitas antibakterinyaconcentration-
dependent(masih ingat kan artinya? :p)
Terkait dengan Cmax/MIC ratio dan rasio
konsentrasi AUC/MIC terhadap kerentanan
organisme
Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 18
Sekilas tentang definisi lagi yaa...
Cmax adalah kadar puncak yang tercapai
dalam darah setelah pemberian obat.MIC
adalah kadar minimal AM yg diperlukan untuk
menghambat pertumbuhan kuman. AUC (Area
Under the Curve) adalah luas daerah di bawah
kurva yang mencerminkan kelengkapan
absorbsi obat..
Dua gambaran yg membuat quinolon baik utk
dipakai pd infeksi saluran napas :
o Memiliki penetrasi baik ke dalam sekresi
dan sel infllamasi dalam paru, mencapai
konsentrasi yang dalam banyak hal
melebihi dosis dalam serum. Makanya, obat
ini mungkin secara klinis lebih efektif
daripada yang diperkirakan oleh nilai MIC.
o Bioavailibilitas tinggi setelah pemberian
oral. Digunakan utk : eksaserbasi akut
Bronkitis kronikspektrum luas.
Inti dari tabelnya untuk nunjukkin adanya perbedaan
farmakokinetik pada 2 jenis obat bakterisidal, ada yg
golongan concentration-dependentdan time-
dependent(buat penjelasan dari 2 jenis ini udah dijelasin
ama pak edi di awal tentir pneumonia). Contoh golongan
concentration-dependent ada aminoglycoside,
fluoroquinolone, dan metronidazole. Khusus golongan
aminoglycoside dan fluoroquinolone itu punya
perpanjangan efek setelah pemberian yang efektif untuk
Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 19
melawan bakteri gram negatif. Nah, lanjut ke time-
dependent, ada -lactam, vancomycin HCl, Clindamycin
HCl, dan macrolides. Kalo -lactam hanya punya sedikit
atau bahkan nggak ada efek setelah pemberian untuk
menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif.
4. Aminoglycoside
Aminoglycoside adalah golongan antibiotik
bakterisidal yang dihasilkan oleh berbagai jenis
Streptomyces dan fungus.
Bekerja dengan cara mengikat subunit 30S
ribosomal dari bakteri,sehingga menggangu
sintesis protein .
Aktivitas utama pd gram negatif dan biasanya
dikombinasi dgn obat lain,utk organisme sulit
spti P.aeruginosadan bakteri gram negatif yg
resisten lainnya.
Bila dikombinasikan dgn -laktamefek
sinergis melawan P.aeruginosa.
Aminoglikosida penetrasinya rendah ke
jaringan paru,dan diinaktivasi pd pH asam yg
umumnya terdapat pd jaringan paru terkena
pneumonia
Pengobatan bakteriemia oleh karena
pseudomonal pneumonia,terapi kombinasi
aminoglikosida dpt lebih efektif daripada satu
kombinasi saja
Daya kerjaConcentration-dependent
Dosis : 1x/hr, untuk mengoptimalkan daya
bunuh dan meminimalkan toksisitas
Monitor kadar serum level gagal ginjal akut
Konsentrasi peak berhubungan dengan
efikasi bermakna jika dengan penggunaan
multipel dosis harian
Oleh karena penetrasi ke jaringan rendah,
penggunaan terapi nebulized aminoglikosida
utk terapi/preventif oleh karena pneumonia
gram negatif,eksaserbasi infeksi oleh cystic
fibrosisefektif, tapi tidak untuk terapi ajuvan
pd psn yg infeksi saluran napas serius.
Kenapa obat ini nggak bisa digunain untuk
infeksi saluran napas yg parah? Ini
Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 20
dihubungkan dengan pemberian obat yg
melalui nebulizer, obat-obat yg diberikan
melalui nebulizer (aerosol) memiliki durasi
kerja yg lebih singkat dan lebih cepat
dimetabolisme, makanya efektif untuk infeksi
saluran napas tapi tidak bisa digunakan pada
infeksi yg parah.
Tambahan, obat ini dikenal toksik terhadap
nervus VIII komponen vestibular maupun
akustik dan nefrotoksik jadi penggunaannya
harus hati2 yaa...
Sekian bahan dari Dina.. untuk sumber tentir dari slide
kuliah dr. Ita dan sedikit tambahan dari buku farmakologi
terapi FKUI + farmakologi Goodman Gillman, monggo
buat teman2 yg rajin silahkan langsung baca
textbooknya aja.. Makasih.....
OBAT SIMPTOMATIK
Yang harus diperhatikan:
1. Dosis, cara pemberian, interval, lama pemberian,
kombinasi obat dan karakteristik penderita.
2. Farmakodinamik & farmakokinetik penderita.
3. Efek terapi, efek samping, dan efek toksik.
Obat-obatan simptomatik saluran napas meliputi:
1. Bronkodilator (melebarkan bronkus)
2. Antitusiv (anti-batuk)
3. Ekspektoran (mengeluarkan dahak)
4. Dekongestan (mengurangi kongesti dan
pembengkakan)
5. Kortikosteroid
6. Pencegah asma bronkial
1. Bronkodilator
Terdiri atas:
agonist
Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 21
o Selektif (albuterol, terbutalin,
metaproterenol, pirbuterol, salmeterol,
formoterol)
o Non-selektif (efedrin, adrenalin,
isoproterenol)
Xantin (teofilin, aminofilin)
Antikolinergik (ipratropium)
- Beta 2 Agonist Selektif
Bekerja dengan cara merangsang sintesis
adenil siklase. Memiliki efek kecil terhadap
jantung(1) dan pembuluh darah() sehingga dapat
diabaikan. Efek samping: tremor, lelah, tegang. Cara
pemberiannya bervariasi:
Metaproterenol, salmeterol (inh)
Albuterol (inh, oral)
Isoproterenol (inh, parenteral)
Terbutalin (inh, oral, parenteral)
Namun dari semua cara pemberian, yang
paling baik adalah inhalasi karena dapat
mengurangi efek samping dan efeknya cepat.
- Teofilin
Bekerja dengan menghambat fosfodiesterase dan
memblok reseptor adenosin. Batas keamanannya
sempit (kadar plasma terapi berkisar 10-20 mg/l)
sehingga pemberiannya harus hati-hati dan perlu
tersedia alat pengukur kadar. Efek samping
/toksiknya yaitu anoreksia, mual, muntah,
abdominal discomfort, sakit kepala, anxiety,
insomnia. Timbul kejang dan aritmia jika kadar >
40 mg/l.
Dimetabolisme utama di hati serta
berinteraksi dengan obat yang tempat kerjanya di
hati. Dapat diberikan secara oral maupun
parenteral.
- Ipratropium
Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 22
Bekerja dengan menghambat reseptor
muskarinik. Diberikan dengan inhalasi. Kalah
efektif daripada beta agonist, namun dapat
meningkatkan bronkodilatasi albuterol pada asma
berat akut.
- Cromolyn dan Nedocromil
Kedua obat ini bukan bronkodilator, tapi
diberikan secara inhalasi untuk mencegah
terjadinya asma dengan cara menghambat
degranulasi sel mast paru. Efek samping/toksik:
iritasi tenggorok, batuk, mulut kering, dada
tertekan, dan wheezing.
- Omalizumab
Merupakan antibodi monoklonal anti-IgE.
Bekerja dengan mengikat IgE yang beredar di
sirkulasi darah, menghambat pengikatan IgE ke
sel mast, serta menghambat aktivasi IgE yang
telah terikat ke sel mast sehingga mencegah
degranulasi sel mast. Diberikan secara parenteral
subkutan. hanya boleh diberikan untuk usia 12
tahun ke atas khusus asma alergik.
Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 23
Gambar diatas ini menjelaskan mekanisme asma
alergik, dimana IgE yang berperan dalam
hipersensitifitas tipe 1. Membawa antigen ke sel
mast, akibatnya sel mast akan melepaskan
beberapa mediator inflamasi seperti histamin yang
menyebabkan vasodilatasi dan permeabilitas
pembuluh darah, prostaglandin (PGD2) yang
menyebabkan bronkokonstriksi, serta LTC4 dan
LTD4 yang berperan dalam urtikaria/agioedema,
edema mukosa yang menyebabkan sekresi mukus
yang berlebihan.
- Leukotriene inhibitor
Leukotrien dapat menyebabkan terjadinya
konstriksi bronkus, edema mukosa, hipersekresi
mukus, peningkatan reaktivitas bronkus yang
akhirnya menyebabkan Asma.
Untuk menghindari kejadian tersebut, dapat
diberikan leukotriene inhibitor. Obat2 yang
termasuk leukotriene inhibitor seperti Zileuton (5
lipoksigenase inhibitor), Zafirlukast ( antagonist
reseptor LTD4 ), Montelukast ( antagonist reseptor
LTD4 ) dan pemberian secara peroral.
- Kortikosteroid
Seperti yang sudah kita ketahui bersama,
kortikosteroid merupakan obat anti inflamasi. Bila
bronkodilator tidak memberikan efek yang
optimal, maka dapat diberikan inhalasi
kortikosteroid. Namun bila FEV1 (kapasitas
ekspirasi paksa pada detik pertama) kurang dari
1,5 L, maka berikan kortikosteroid oral.
Pemberian 400 g/hari beclomethason
inhalasi setara dgn prednison oral 10 15 mg/hari
Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 24
(untuk taper oral dan mencegah akut adrenal
insufficiency dan efek samping kortikosteroid oral).
Tetapi efek samping kortikosteroid inhalasi
tentunjuga ada efek sampingnya loo. Nah, efek
samping kortikosteroid inhalasi yaitu :
kandidiasis oropharing
suara parau ( hoarseness )
osteoporosis
katarak
memperlambat pertumbuhan (pd anak )
Ini jenis2 kortikosteroid inhalasi :
beclomethasone,budesonide,flunisolide,
fluticasone,triamcinolone.
- Obat Batuk
1. Antitusiv
Jenis2nya seperti kodein (dapat
menimbulkan addiksi), hydrocodone (juga
dapat menimbulkan addiksi),
dekstrometorphan, levopropoksiphen,
noskapin serta benzonatate.
Efek samping /efek toksiknya:
Kodein : sedasi, mual
,muntah,konstipasi, ketergantungan,
depresi pernafasan
Dekstrometorphan : sedasi, mual,
muntah, depresi pernafasan
Noskapin : pelepas histamin
(bronkokontriksi , hipotensi ),
depresi pernafasan
2. Ekspektoran
Kerjanya yaitu merangsang pengeluaran
mukus atau dahak dari saluran nafas.
Ekspektoran ada 2 jenis, yaitu:
stimulan ekspektoran: ( gliseril
guaiakolat,amonium klorida ), cara
kerjanya melalui perangsangan
mukosa lambung
Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 25
mukolitik ekspektoran : (
bromheksin, ambroksol,asetilsistein
), cara kerjanya melalui pemecahan
benang benang muko protein dan
mukopolisakarida sputum
Efek samping/efek toksik dari
ekspektoran yaitu :
Amonium klorida: asidosis
metabolic
Gliseril guaiakolat: ngantuk,
mual ,muntah
Bromheksin : mual,
peninggian serum
transaminase, mengganggu
penyembuhan tukak lambung.
Asetilsistein : spasme
bronkus, mual
muntah,pilek,sekret ber
lebihan.
- Dekongestan
Fungsinya mengurangi sumbatan hidung
dengan memberikan agonist adrenergik yang
menyebabkan vasokontriksi pada pembuluh
mukosa hidung.
Efek yang merugikan dari dekongestan yaitu :
dekongestan topikal
kerusakan mukosa ( pemberian
lama )
fenomena rebound, berupa
pembengkakan mukosa,
(penghentian obat setelah
pemberian lama)
dekongestan oral.
ES/ET sistemik simpatomimetik
(hipertensi, anorexia)
Terima kasih buat teman-teman atas kerja kerasnya
untuk tentir ini, tentir ini hanya ringkasan singkat
Tentir deFarbion (2010 et Farmakologi n Biokimia Division) Modul RESPIRASI Page 26
mengenai materi farmakologi, untuk lebih lengkapnya
baca bukunya...
mohon koreksinya... mohon kritik dan saran dari teman2