8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
1/170
PENINGKATAN MINAT BELAJAR AKUNTANSI
DENGAN METODE PEER TEACHING PADA KONSEP JURNAL
UMUM DAN LAPORAN KEUANGAN SISWA KELAS XI
DI SMA DARUSSALAM CIPUTAT
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
RIADLUL JANNAH.
NIM 109015000134
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
2/170
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
3/170
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
4/170
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
5/170
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
6/170
i
ABSTRAK
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 21 November 2013 sampai 30
November 2013 dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan minat belajar
akuntansi siswa dengan metode peer teaching pada konsep jurnal umum dan
laporan keuangan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK)
dengan pendekatan deskriptif kuantitatif yang dilakukan dalam 1 siklus, dimana
dalam 1 siklus terdiri dari 4 kali pertemuan. Hal ini dikarenakan peneliti hanya
ingin mengetahui minat siswa dalam belajar akuntansi, dan kemudian menerapkan
suatu metode untuk meningkatkan minat siswa tersebut. Jenis data dalam
penelitian ini adalah data primer yang bersumber langsung dari subyek penelitian
yaitu siswa kelas XI SMA Darussalam Ciputat sebanyak 29 siswa. Materi
pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah jurnal umum dan laporan
keuangan. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi, lembar
angket, dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa pembelajaran menggunakan
metode peer teaching dapat meningkatkan keaktifan dan kreativitas siswa,menjadikan pembelajaran efektif dan menyenangkan, dan dapat meningkatkan
minat siswa yang dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Hasil belajar yang
mengalami peningkatan pada setiap pertemuannya dengan nilai rata-rata hasil
penilaian ranah kognitif pertemuan pertama sebesar 71,12 pertemuan kedua
sebesar 82,16 pertemuan ketiga sebesar 96,29, dan pertemuan ke4 sebesar 98,28.
Akhirnya dapat peneliti simpulkan bahwa penerapan metode peer teaching
dapat meningkatkan minat belajar siswa. Selanjutnya untuk penerapan metode ini
disarankan kepada pendidik agar aktif dalam mengamati, memberikan motivasi
dan membimbing siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
7/170
ii
ABSTRACT
The study was conducted on 21 November 2013 until 30 November 2013
with the aim of improving learning to know the method of accounting student
peer teaching on the concept of general ledger and financial statements. This
research is a classroom action research (PTK) by quantitative descriptive
approach is performed in 1 cycle, which in one cycle consists of 4 meetings. This
is because researchers just want to know the students 'interest in learning
accounting, and then apply a method to increase the students' interest. The type of
data in this study is primary data sourced directly from the research subjects in
class XI students Darussalam Chester High School as 29 students. Subject matter
used in this study is a general journal and financial reports. Data collection
techniques using observation sheets, sheet questionnaires, and documentation.
The results of this study illustrate that peer teaching learning method can
improve the liveliness and creativity of students, making learning effective and
fun, and can increase the interest of students that can be seen from the results of
student learning. Increased learning outcomes at each meeting with the average
value of the results of the cognitive assessment at the first meeting of the second
meeting for 82.16 71.12 third meeting at 96.29, and 98.28 for the 4 th meeting.
Finally, the researcher can conclude that the application of the peer
teaching can improve students' interest in learning. Furthermore, for the
application of this method is recommended for educators to be active in
monitoring, motivating and guiding the students during the learning process takes
place.
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
8/170
iii
KATA PENGANTAR
Tak terbayangkan bila akhirya skripsi ini terhidang dihadapan pembaca
sekalian. Karena itu, tiada kata yang paling tepat untuk mengawali pengantar ini
selain mengucapkan puji syukur yang tiada terhingga ke hadirat Allah Swt. atas
segala keajaiban, kesempatan, kesehatan, dan semangat yang tiada henti diberikan
kepada penulis sehingga pengerjaan skripsi ini dapat berjalan lancar dan akhirnya
tersaji untuk anda yang ingin menjadikannya sebagai panduan dalam penyusunan
skripsi. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada kekasih
Allah yaitu baginda besar Nabi Muhammad saw. beserta keluarga, sahabat, dan
umatnya yang senantiasa mengikuti ajaran agamanya hingga akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak
mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, dan kerjasama dari
berbagai pihak, serta tentunya berkah dari Allah Swt. Sehingga kendala-kendala
yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan
terima kasih dan penghargaan kepada ibu Annisa Windarti, M.Sc selaku
pembimbing yang telah dengan sabar, tekun, tulus, dan ikhlas meluangkan waktu,
tenaga, dan pikiran dalam membimbing, memotivasi, mengarahkan, dan
memberikan saran-saran yang sangat berharga kepada penulis selama dalam
penyusunan skripsi.
Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada:
1.
Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Bapak Drs. Syarifulloh, M.Si sebagai Sekjur Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial.
3. Bapak Marul Wa’id selaku kepalah sekolah tempat penulis melakukan
penelitian.
4. Ibu Nur Asma selaku guru akuntansi SMA Darussalam Ciputat yang bersedia
menjadi observer saat penelitian berlangsung, dan senantiasa membimbing
penulis dalam penelitian.
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
9/170
iv
5.
Para guru dan Stap SMA Darussalam Ciputat yang senantiasa membimbing,
terkhusus kak Ikbal yang senantiasa membantu penulis ketika membutuhkan
data-data yang diperlukan.
6.
Terima kasih Rie ucapkan kepada ayahanda Amronih Am dan ibu Sobriyah
selaku orang tua. Berkat didikan, doa, dan pengorbanan keduanya penulis
dapat menyelesaikan laporan ini.
7. Lantunan do’a dan ucapan terima kasih kepada almh ibunda Siti Aminah
sebagai wanita yang telah berjuang dalam melahirkan dan merawat Ririe.
Semoga Allah membalas setiap tetes keringatmu dan menempatkanmu di
syurgaNya. Aamiin.
8. Tak lupa pula terima kasih kepada Abd Ghoni dan Siti Husnah selaku paman
dan bibi yang tak henti-hantinya mengingatkan dan memotivasi penulis, serta
do’anya. Sehingga Ririe tak patah semangat dalam proses pembuatan skripsi.
9. Ibu Ela beserta keluarga yang selalu mendo’akan dan menyemangati.
10. Kakak-kakak dan adik-adik tersayang: Husnul khotimah (Mpo Noel), Siti
Atikoh (Sabaq), Husnul Khotimah (Unul), Syarifah Jumilah, Sintia, Desti,
Nur’aini (matha), dan lainya yang tidak disebutkan namun tidak mengurangi
rasa terima kasih penulis. Terima kasih telah menghibur dan memberikan
dorongan semangat kepada penulis, sehingga kejenuhan dalam pembuatan
skripsi dapat hilang dalam sekejap.
11. Teman-teman terdekat: Nina nur’aini, Suci Lestari, Siti Sugiyati, Linda
Permatasari, Deslina Maharani dan lainnya yang tidak disebutkan namun tetap
teringat oleh penulis atas dukungan semangat dan motivasi dalam pembuatan
skripsi. Terima kasih sobat, tak ku lupa perjuangan kita masa-masa itu.
12. Teman-teman kosan: Zakiyah, Dedeh, Irma, Nur (nene), uyun, Ainun,
Marfuah, Nelin, Ka Fitri, Ka Ifah, dan lainnya yang tidak dapat tersebutkan
satu persatu namun tidak mengurangi untaian terima kasih kepada kalian akan
do’a serta semangat yang kalian berikan kepada penulis.
13. Bingkisan terima kasih ku hantarkan kepada Siswa-siswi SMA Darussalam
Ciputat, wabil khusus IPS kelas XI4 yang telah bersedia menjadi objek
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
10/170
v
penelitian dalam pembuatan skripsi. Terima kasih atas kerja sama kalian,
sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik.
14. Teman-teman mahasiswa FITK angkatan 2009, terkhusus mahasiswa IPS
kelas A (Ekonomi) yang telah membantu penulis dengan berbagai pendapat
dan tenaga kalian, sehingga kebingungan-kebingungan dapat teratasi. Terima
kasih ku ucapkan kepada kalian semua.
15. Terima kasi untuk teman-teman Aliyah (MAN 5 Jakarta): Rosyidah, Riya
Isnu, Putri Lestari, Shofwatul Husna, Neneng Komalasari, dan sebagainya tak
dapat disebutkan satu persatu. Wabil khusus ucapan terima kasih yang amat
banyak pada Neneng Komalasari yang telah membantu penulis dalam
pembuatan hard cover. Terima kasih atas do’a, dan motivasi yang kalian
berikan selama pembuatan skripsi.
Penulis juga mengucapkan terimakasih untuk semua pihak yang tak bisa
penulis sebutkan seperti tersebut di atas. Terima kasih telah membantu dalam
proses pembuatan skripsi ini. Ungkapan kata memang takkan cukup untuk
kebaikan kalian semua. Semoga Allah membalasnya dengan segala kebaikan dan
pahala yang berlipat.
Penulis mengakui dan menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh
pada kesempurnaan, baik dari segi isi, sususnan kalimat dan sistematika
penulisannya. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan selanjutnya agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan
yang terdahulu. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Jakarta, 28 April 2014
Penulis
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
11/170
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B.
Identifikasi Masalah .............................................................. 8
C.
Pembatasan Masalah ............................................................. 9
D. Rumusan Masalah ................................................................. 9
E.
Tujuan Penelitian .................................................................. 9
F. Manfaat Penelitian ................................................................ 9
BAB II KAJIAN TEORI
A. Acuan Teori ........................................................................... 10
1. Pengertian Metode Pembelajaran .................................... 10
2. Macam-macam Metode Pembelajaran ............................ 14
3. Pembelajaran Peer Teaching .......................................... 18
4. Langkah-langkah Penggunaan Metode Peer Teaching ... 23
5. Minat Belajar ................................................................... 27
a. Pengertian Minat Belajar........................................... 27
b. Macam-macam Minat Belajar ................................... 30
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar .... 31
d. Peranan Minat Dalam Belajar ................................... 35
6.
Hakikat Pembelajaran Akuntansi .................................... 37
a. Pengertian Akuntansi ................................................ 37
b. Tujuan Akuntansi ..................................................... 40
c.
Jurnal Umum ............................................................ 41
d. Laporan Keuangan .................................................... 42
B. Hasil Penelitian yang Relevan .............................................. 43
C.
Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan...................... 44
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
12/170
vii
D.
Hipotesis Penelitian Tindakan .............................................. 45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 46
B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan............................... 46
C. Subjek Penelitian ................................................................... 47
D.
Peran dan Posisi Peneliti ....................................................... 47
E. Tahapan Intervensi Tindakan ................................................ 48
F.
Hasil Intervensi Tindakan ..................................................... 53
G.
Data dan Sumber Data ......................................................... 54
H. Instrumen Pengumpulan Data .............................................. 54
I.
Teknik Pengumpulan Data ................................................... 56
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi .......................... 56
K. Analisis Data dan Interptretasi Hasil Analisis ...................... 58
1.
Teknik Pengolahan Data .................................................. 58
2. Teknik Analisis Data ....................................................... 59
L.
Indikator keberhasilan .......................................................... 60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Sekolah .................................................... 62
B. Deskripsi Data Intervensi Tindakan ...................................... 67
C. Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................... 78
D. Data Hasil Penelitian ............................................................. 79
1. Data Hasil Angket............................................................ 79
2. Data Hasil Observasi ....................................................... 92
E.
Pembahasan Hasil Penelitian ................................................ 98
1. Hasil Angket Minat Belajar ............................................. 98
2. Hasil Lembar Observasi .................................................. 99
F.
Keterbatasan Penelitian ......................................................... 104
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan ........................................................................... 106
B.
Saran ...................................................................................... 108
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
13/170
viii
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 110
LAMPIRAN-LAMPIRAN
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
14/170
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat
mengakibatkan generasi muda harus mempersiapkan diri untuk menjadi lebih
baik. Salah satu cara agar manusia dapat menjadi lebih baik yaitu dengan
pendidikan. Dengan pendidikan manusia dapat mengimbangi setiap
perkembangan yang terjadi agar mereka tidak tertinggal jauh oleh kemajuanteknologi.
Pendidikan menurut Oemar Hamalik merupakan “ bagian integral dalam
pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses
pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk
mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan pembangunan
sektor ekonomi yang satu dengan lainnya saling berkaitan dan berlangsung
dengan berbarengan”.1
Oemar Hamalik juga mengatakan bahwa pendidikan merupakan “suatu proses
sosial, karena berfungsi memasyarakatkan anak didik melalui prosessosialisasi di dalam masyarakat tertentu. Sekolah sebagai salah satu institusi
pendidikan dan berperan juga sebagai institusi sosial, karena melalui lembaga
tersebut anak dipersiapkan untuk mampu terjun dan aktif dalam kehidupan
masyarakatnya kelak ”.2 Oleh karena itu sekolah perlu menyusun suatu program
yang tepat dan serasi, sehingga memungkinkan para siswa melakukan kegiatan
belajar yang kondusif.
Pendidikan bertujuan untuk “mengembangkan kemampuan peserta didik yang
mencakup pengetahuan (kognitif ), keterampilan ( skill ), perilaku, hasil tindakan,
dan sikap (afektif ), serta pengalaman eksploratoris (pengalaman lapangan).”
3
Dalam keseluruhan proses pendidikan, siswa merupakan salah satu komponen
utama dalam proses kegiatan belajar mengajar. Di mana kegiatan utama siswa
adalah belajar yang merupakan tuntunan dan kewajiban yang harus dijalankan
1 Oemar Hamlik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), cet. 9, h. 1
2 Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2007), h. 733 Ibid ., h. 129
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
15/170
2
siswa agar terjadi perubahan yang diinginkan dalam dirinya, baik pada aspek
kognitif, afektif maupun psikomotor.
Menurut pendapat Oemar Hamalik, Siswa merupakan “suatu komponen input
dalam proses pendidikan. Sehingga berhasil atau tidak proses pendidikan
bergantung pada keadaan, kemampuan, dan tingkat perkembangan siswa itu
sendiri, karena adanya perbedaan individu, baik fisik, psikologis, maupun kondisi
sosial budaya tempat mereka tinggal”.4
Dalam buku proses belajar mengajar, Pada dasarnya “siswa adalah unsur
penentu dalam proses belajar mengajar. Tanpa adanya siswa, sesungguhnya tidak
akan terjadi proses pengajaran. Sebabnya karena siswalah yang membutuhkan
pengajaran dan bukan guru, guru hanya berusaha memenuhi kebutuhan yang ada
pada murid.”5 Jadi tanpa adanya murid tidak akan terjadi proses pengajaran.
Kemudian komponen yang tidak kalah pentingnya adalah guru.
Menurut Oemar Hamalik, Guru memegang salah satu peranan penting dalam
proses pendidikan. Guru bertugas memberikan pengajaran di dalam sekolah
(kelas). Guru menyampaikan pelajaran agar siswa memahami dengan baik
semua pengetahuan yang telah disampaikan itu. Selain itu guru juga berusaha
agar terjadi perubahan sikap, keterampilan, kebiasaan, hubungan sosial,apresiasi, dan sebagainya melalui pengajaran yang diberikannya.6
Guru hendaknya dapat mengembangkan dan memanfaatkan semua potensi
yang dimiliki siswa. Guru memiliki posisi yang sangat menentukan keberhasilan
pembelajaran. Selain itu guru juga bertugas mengalihkan seperangkat
pengetahuan yang terorganisir sehingga pengetahuan tersebut menjadi bagian dari
sistem pengetahuan siswa. Salah satu faktor yang mempengaruhi guru dalam
memperluas dan memperdalam materi pelajaran adalah rancangan pembelajaran
yang dibuat dan dipilihnya. Sehingga proses pembelajaran yang efektif, efisien,
menarik dan hasil pembelajaran yang bermutu tinggi akan dapat dilakukan dan
dicapai oleh setiap guru.
Mutu pendidikan dalam usaha mengembangkan potensi masih menjadi salah
satu masalah yang dirasakan dalam pendidikan, hal ini karena lemahnya proses
4 Ibid ., h. 115
5
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar , (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 99-1006 Ibid ., h. 124
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
16/170
3
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak didorong untuk mengembangkan
kemampuan berpikir, sedangkan kemampuan berfikir siswa itu berbeda-beda tidak
sama antara satu siswa dengan siswa lainnya. Hal ini disebabkan karena adanya
perbedaan baik secara fisik, mental, minat, hobi, dan karakteristik lainnya.
Mengingat akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang diujikan
dalam UN, masih mempunyai kendala dalam proses pembelajaran. Sebagian besar
siswa kurang berminat terhadap pelajaran akuntansi dan mengalami banyak
kesulitan. Alasanya sangat beragam, mulai dari penghitungannya yang sulit
dimengerti, hingga pada proses pembelajaran yang berlangsung menjenuhkan.
Kesulitan dalam penghitungan akuntansi tidak hanya dikarenakan kurangnya
penguasaan materi, akan tetapi kurangnya minat pada siswa dalam pembelajaran
akuntansi. Akuntansi bukan hanya penguasaan materi dalam bentuk hitungan saja,
tetapi juga bermain pada logika. Fakta yang terlihat di SMA Darussalam,
khusunya kelas XI masih banyak yang belum mengerti mengenai pembelajaran
akuntansi. Hal ini dapat dilihat dari nilai siswa SMA Darussalam kelas XI masih
dibawah nilai KKM, yaitu 40 dengan nilai tertinggi 75. Oleh karena itu saya
tertarik untuk melakukan penelitian dalam pembelajaran akuntansi pada konsep
jurnal umum dan laporan keuangan.
Akuntansi menurut American Accounting Association dalam buku Alam S
adalah “suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, dan pelaporan informasi
ekonomi, untuk memungkinkan adanaya penilaian dan pengambilan keputusan
yang jelas dan tegas oleh mereka yang menggunakan informasi keuangan
tersebut.”7 Sedangkan menurut Rudianto, akuntansi merupakan “aktivitas
mengumpulkan, menganalisis, menyajikan dalam bentuk angka,
mengklasifikasikan, mencatat, meringkas dan melaporkan aktivitas/transaksi
perusahaan dalam bentuk informasi keuangan.”8
Dalam proses menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh berbagai pihak
yang berkepentingan, maka akuntansi harus melewati beberapa tahapan proses
yang disebut dengan siklus akuntansi.
7
Alam S., Ekonomi untuk SMA dan MA kelas XI , (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 1398 Rudianto, Pengantar Akuntansi, (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 14
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
17/170
4
Siklus akuntansi adalah urutan kerja yang harus dibuat oleh akuntan sejak awal
hingga menghasilkan laporan keuangan. Proses atau siklus akuntansi tersebut
dimulai dari mengumpulkan dokumen dasar transaksi, mengklasifikasikan jenistransaksi, menganalisis, meringkasnya dalam catatan, sampai dengan
melaporkannya dalam bentuk laporan keuangan yang dibutuhkan.9
Jurnal menurut Alam S. adalah “media dalam proses akuntansi yang menjadi
dasar bagi penentuan ke akun mana suatu transaksi dicatat, berapa jumlah uang
yang dicatat, dan keterangan singkat tentang transaksi.”10 Sedangkan menurut
Rudianto, Jurnal umum atau jurnal transaksi merupakan “aktivitas meringkas dan
mecatat transaksi perusahaan berdasarkan dokumen dasar secara kronologis
beserta penjelasan yang diperlukan di dalam buku harian.”11
Laporan keuangan merupakan “ringkasan dari suatu proses pencatatan,
merupakan suatu ringksan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama
tahun buku yang bersangkutan.”12 Dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan
merupakan tahapan terakhir dari proses akuntansi.
Mata pelajaran akuntansi kurang diminati oleh siswa SMA, karena dianggap
pelajaran yang sulit. Sebagian besar siswa memandang bahwa akuntansi adalah
mata pelajaran yang penuh dengan angka, sehingga siswa tidak berminat dengan
pembelajaran akuntansi. Masalah yang sering dijumpai dalam pembelajaran
akuntansi adalah pembelajaran yang sukar dimengerti, sehingga menyebabkan
siswa mendapat kesulitan untuk belajar. Selain itu juga muncul masalah-masalah
lain yaitu salah satunya adalah metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru.
Tidak jarang guru dalam menyampaikan materi akuntansi hanya menggunakan
metode ceramah saja, sehingga aktivitas belajar siswa selama di kelas hanya
mendengarkan penjelasan dari guru sebagai nara sumber.
Metode pembelajaran yang tidak tepat, akan memicu keragaman masalah
pada diri masing-masing individu yaitu antara lain: 1) antusias dan keaktifan
siswa dalam mengikuti pembelajaran masih belum nampak, 2) para siswa jarang
mengajukan pertanyaan, 3) kurangnya keaktifan dalam mengerjakan soal-soal
9 Ibid .
10 Alam S., op. cit., h. 203
11
Rudianto, op. cit., h. 6412 Zaki Baridwan, Intermediate Accounting , (Yogyakarta: IKAPI, 1992), h. 17
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
18/170
5
latihan, 4) rendahnya penguasaan siswa terhadap materi. Hal ini menggambarkan
keefektifan pembelajaran di dalam kelas yang masih sangat rendah. Akibatnya
menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada pembelajaran akuntansi, karena
siswa malas membaca materi tentang akuntansi, mengulang materi, mengerjakan
tugas yang diberikan guru.
Kemudian proses pembelajaran akuntansi masih berpusat pada satu arah yaitu
pada guru. Siswa dituntut untuk menguasai materi sebanyak mungkin tanpa
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan materi yang
diajarkan oleh guru, sehingga siswa kurang mampu menerapkan pembelajaran
akuntansi baik di dalam kelas maupun kehidupan sehari-hari.
Guru lebih menekankan pada proses pembelajaran akuntansi dengan metode
pemberian tugas. Metode-metode tersebut kurang efektif dan efisien untuk
menggiatkan siswa untuk dapat berfikir lebih aktif dan kreatif dalam kegiatan
belajar mengajar. Proses pembelajaran di kelas pun menyebabkan minat belajar
siswa berkurang, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa rendah.
Dari alasan-alasan tersebut, pembelajaran akuntansi dianggap tidak
menyenangkan, membosankan dan mengakibatkan rendahnya minat siswa untuk
belajar akuntansi. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu metode pembelajaran
yang dapat memberikan kontribusi positif terhadap proses belajar siswa, sehingga
siswa tertarik untuk mempelajari pembelajaran akuntansi. Metode yang digunakan
harus sesuai dengan tujuan pembelajaran serta jenis materi yang diajarkan.
Kurang tepatnya penggunaan metode pembelajaran, dapat menimbulkan
kebosanan, monoton, atau bahkan siswa kesulitan dalam memahami konsep yang
diajarkan.
Metode yang digunakan harus mempunyai andil yang cukup besar dalam
kegiatan belajar mengajar. Saat ini banyak sekali metode-metode pembelajaran
yang bermunculan. Metode-metode tersebut mengharuskan adanya suatu
perubahan lingkungan belajar. Suatu variasi siswa belajar, bekerja, dan
berinteraksi di dalam kelompok-kelompok kecil sehingga siswa dapat saling
bekerja sama, saling membantu berdiskusi dalam memahami materi pembelajaran
maupun mengerjakan tugas kelompok.
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
19/170
6
Sebenarnya telah banyak upaya yang dilakukan oleh guru kelas untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa. Namun usaha itu belum menunjukkan hasil
yang optimal. Rentang nilai siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai
terlalu jauh. Untuk itu perlu diupayakan pula agar rentang nilai anatara siswa
tersebut tidak terlalu jauh yaitu dengan memanfaatkan siswa yang pandai untuk
menularkan kemampuannya pada siswa lain yang kemampuannya lebih rendah.
Tentu saja guru yang menjadi perancang model pembelajaran harus mengubah
bentuk pembelajaran yang lain.
Metode pembelajaran yang dapat meningkatkan daya serap pengetahuan dan
keterampilan berfikir kritis siswa secara aktif dan kreatif yang berbasis pada siswa
aktif misalnya metode pembelajaran peer teaching . Metode pembelajaran peer
teaching merupakan cara pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar
siswa secara berkualitas dalam proses pembelajaran.
Pada dasarnya metode peer teaching dapat meningkatkan interaktif sosial
siswa dalam proses pembelajaran. Siswa dituntut mampu mengembangkan
keterampilan bekerja dalam kelompok agar dapat membangun semangat bekerja
sama. Siswa diharapkan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab untuk belajar
sendiri. Sehingga proses pencapaian hasil belajar pun dapat meningkat. Maka dari
itu, untuk mengkaji masalah-masalah sosial di dalam kelas yang dianggap penting
dan dapat mendorong terciptanya diskusi kelas dengan harapan dapat
merumuskan hipotesis yang telah diuji kebenaran faktanya, guru IPS khususnya
guru akuntansi dapat menggunakan metode pembelajaran peer teaching sebagai
metode mengajar yang efisien dan efektif yang dapat meningkatkan minat belajar
siswanya.
Dengan menerapkan metode peer teaching atau tutor sebaya ini, seorang guru
tidak lagi dituntut untuk mengajarkan suatu materi, karena transfer ilmu
pengetahuan yang terjadi di sekolah bukan hanya dari guru ke siswa tetapi bisa
juga dari siswa ke siswa. Sehingga proses pembelajaran dapat membuat siswa
merasa nyaman dan tidak malu untuk menanyakan hal-hal yang belum mereka
mengerti, karena mereka dapat bertanya kepada tutor yang tak lain adalah teman
mereka sendiri. Kemudian dengan menerapkan metode peer teaching , maka
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
20/170
7
seorang guru juga telah mengajarkan strategi atau cara belajar yang efektif dan
efisien kepada siswanya agar dapat mempelajari, mengeksplorasi dan memahami
sendiri setiap persoalan, kasus atau masalah yang diberikan oleh guru di sekolah
dengan mudah dan menyenangkan sesuai dengan potensi dan modalitas belajar
yang mereka miliki.
Metode peer teaching atau tutor sebaya dapat diartikan “siswa yang pandai
dapat memberikan bantuan belajar kepada siswa yang kurang pandai.”13 Oleh
karena itu, penerapan metode peer teaching ini akan sangat membantu guru
dalam mengajarkan materi kepada siswa-siswanya. Karena dalam hal tertentu
terkadang siswa lebih paham dengan bahasa teman sebayanya daripada bahasa
guru, dan siswa tidak akan merasa malu atau takut untuk menanyakan materi yang
belum mereka pahami, karena yang mereka tanya tidak lain adalah temannya
sendiri.
Penelitian-penelitian tentang metode peer teaching telah banyak dilakukan
oleh praktisi-praktisi pendidikan di banyak sekolah dan dengan menerapkannya
pada mata pelajaran yang berbeda. Sebagian besar hasilnya menunjukkan
peningkatan yang positif dan cukup signifikan bagi hasil belajar siswa. Dan hasil
penelitian dengan menggunakan metode peer teaching yaitu siswa merasa nyaman
dan tidak takut untuk bertanya mengenai materi yang belum mereka mengerti.
Salah satu contohnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Sarifudin dengan
kesimpulan bahwa:
Tutor sebaya memberikan lingkungan yang nyaman bagi siswa untuk bertanya
tanpa merasa takut atau malu ditertawakan. Siswa dapat bertanya sebebas-
bebasnya kepada tutor dalam kelompoknya. Para siswa menjadi lebih senang
dan bersemangat belajar matematika karena soal-soalnya tidak lagi menjadimomok yang menakutkan bagi mereka. Siswa dapat dengan mudah
menyelesaikan soal-soal yang dihadapi melalui diskusi dalam kelompoknya
serta bimbingan dari tutor yang cukup membantu mereka dalam belajar
matematika.14
13 Erman Suherman, dkk., Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer , (Bandung:
IMSTEP, 2003), h. 27614
Sarifudin, “Penerapan teknik tutor sebaya dan pemberian kartu skor partisipasi siswa untuk
meningkatkan motivasi belajar matematika siswa”, Skripsi Jurusan Matematika Universitas Islam Negeri Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama, 2008), h. 76-77
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
21/170
8
Berdasarkan pengalaman peneliti selama melaksanakan kegiatan PPKT di
SMA Darussalam Ciputat selama bulan februari sampai bulan juni 2013,
diketahui pada saat pembelajaran berlangsung minat belajar akuntansi siswa
sangat kurang (rendah). Hal ini terlihat ketika guru meminta siswa untuk
mengerjakan soal yang diberikan, siswa tidak mengerjakannya dan tidak berminat
untuk mencari penyelesaian dari soal tersebut tetapi lebih senang menunggu guru
menyelesaikan soal tersebut. Ketika guru mengajukan pertanyaan mengenai
materi, siswa tidak menjawab dengan baik bahkan beberapa siswa menjawab asal-
asalan. Jika pertanyaan guru mudah atau hanya melengkapi, mereka menjawab
secara bersama-sama. Jika guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan
secara lisan, mereka hanya terdiam dan tidak akan menjawab hingga guru
memanggil nama mereka. Observasi kembali dilakukan pada tanggal 14
November 2013. Dari pengamatan yang dilakukan, pembelajaran yang terjadi
masih sama seperti pada saat observasi PPKT.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dalam bentuk penelitian tindakan kelas (PTK) guna
membantu pencapaian proses pembelajaran yang diinginkan guru serta dapat
meningkatkan minat belajar siswa, khususnya dalam pelajaran akuntansi. Dengan
judul “Peningkatan Minat Belajar Akuntansi dengan Metode Peer Teaching
Pada Konsep Jurnal Umum dan Laporan Keuangan Siswa Kelas XI Di SMA
Darussalam Ciputat”.
Secara umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Gambaran-gambaran secara
lebih rincinya akan diperluas di bab III.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka teridentifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Kurangnya minat siswa dalam pembelajaran akuntansi.
2. Rendahnya hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran akuntansi pada
konsep persamaan akuntansi dan jurnal umum.
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
22/170
9
C. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini menjadi terarah dan tidak meluas,
maka peneliti membatasi permasalahannya yaitu kurangnya minat siswa terhadap
mata pelajaran akuntansi, khususnya pada konsep jurnal umum dan laporan
keuangan yang pada akhirnya mengakibatkan rendahnya hasil belajar akuntansi.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai
berikut: “Bagaimana meningkatkan minat belajar akuntansi siswa SMA Kelas XI
dengan metode peer teaching pada konsep jurnal umum dan laporan keuangan?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah untuk meningkatan
minat belajar akuntansi siswa dengan metode peer teaching pada konsep jurnal
umum dan laporan keuangan.
F.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Siswa, dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam proses pembelajaran
akuntansi.
2.
Guru IPS khususnya guru akuntansi dapat memberikan pemahaman
terhadap minat siswa melalui metode pembelajaran peer teaching dalam
pengajaran sebagai solusi untuk mengatasi rendahnya minat siswa pada
pelajaran akuntansi.
3. Institusi, sebagai bahan evaluasi dalam meningkatkan kebijakan sekolah
dan meningkatkan mutu pendidikan khususnya berkaitan dengan pelajaran
akuntansi.
4. Peneliti, memberikan pengetahuan tentang metode pembelajaran peer
teaching yang dapat diterapkan di kehidupan bermasyarakat.
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
23/170
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
24/170
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
25/170
12
Konsep di atas memandang bahwa tujuan utama dari proses pembelajaran
pada dasarnya merupakan rumusan tingkah laku (pengalaman belajar) dan
kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa setelah ia menyelesaikan pengalaman
serta pembentukan tingkah laku yang lebih luas. Dengan kata lain pembelajaran
adalah proses untuk membantu peserta didik dalam pengetahuan, keterampilan,
dan pembentukan sikap sehingga peserta didik dapat belajar dengan baik.
Tujuan dari pembelajaran di atas yang merupakan adanya perubahan prilaku
dan tingkah laku yang positif dari peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar
mengajar, yaitu seperti: perubahan yang secara psikologis akan tampil dalam
tingkah laku (over behaviour ) yang dapat diamati melalui alat indera oleh orang
lain baik tutur katanya, motorik dan gaya hidupnya.
Penyusunan tujuan pembelajaran merupakan tahapan penting dalam
rangkaian pengembangan desain pembelajaran. Dari tahap inilah ditentukan apa
dan bagaimana harus melakukan tahap lainnya. Apa yang dirumuskan dalam
tujuan pembelajaran menjadi acuan untuk menentukan jenis materi pembelajaran,
strategi pembelajaran, metode pembelajaran, dan media pembelajaran yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran. Tanpa tujuan yang jelas, pembelajaran
akan menjadi kegiatan tanpa arah, tanpa fokus, dan menjadi tidak efektif.
Dalam pengertian tersebut di atas, tahapan perubahan dapat diartikan sepadan
dengan proses. Jadi proses belajar dapat dikatakan sebagai tahapan perubahan
perilaku kognitif, afektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan
tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju dari pada
keadaan sebelumnya. Kemudian belajar sebagai aktifitas yang berproses menuju
pada satu perubahan dan terjadi melalui tahapan-tahapan tertentu.
Proses belajar dapat terjadi baik secara alamiah maupun direkayasa. Proses
balajar secara alamiah biasanya terjadi pada kegiatan yang umumya dilakukan
oleh setiap orang dan kegiatan belajar ini tidak direncanakan. Sedangkan proses
belajar yang direkayasa merupakan proses belajar yang memiliki sistematika yang
jelas dan telah direncanakan sebelumnya guna mencapai tujuan yang diinginkan.
Dalam proses ini metode yang digunakan disesuaikan dengan tujuan yang hendak
dicapai. Dalam hal ini proses belajar yang direkayasa yang lebih memungkinkan
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
26/170
13
tercapainya perubahan perilaku karena ada rancangan yang berisi metode dan alat
pendukung.
Dalam kegiatan proses pembelajaran tidak dapat terlepas dari interaksi antara
siswa dengan guru. Sehingga untuk melaksanakan interaksi tersebut diperlukan
berbagai cara dalam pelaksanaannya. Interaksi dalam pembelajaran tersebut dapat
diciptakan interaksi satu arah, dua arah atau banyak arah. Untuk masing-masing
jenis interaksi tersebut maka jelas diperlukan berbagai metode yang tepat
sehingga tujuan akhir dari pembelajaran tersebut dapat tercapai. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa proses pembelajaran merupakan proses melibatkan guru
dengan semua komponen tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian. Jadi
proses pembelajaran merupakan suatu sistem yang saling terkait antar
komponennya di dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan dari pengertian metode dan pembelajaran di atas dapat
diisyaratkan bahwa suatu metode pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari sebuah
sistem pembelajaran. Metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang
peran yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran
sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena
suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui
penggunaan metode pembelajaran.
Metode mengajar diartikan sebagai suatu pola atau konsep yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas, sehingga
memudahkan siswa dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru.
Pengetahuan siswa akan menjadi luas dan dapat bertahan lama jika didapatkan
melalui suatu proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Sebaliknya jika
dalam proses belajar mengajar itu kurang terjadi keterlibatan intelektual,
emosional peserta didik, maka kualitas dan kuantitas pengetahuan peserta didik
juga akan berkurang. Hal yang sama juga akan terjadi pada bidang keterampilan
(skill) maupun bidang sikap dan nilai (afektif), yakni kualitas dan kuantitasnya
akan sangat tergantung kepada tingkat keterlibatan peserta didik dalam proses
belajar mengajar.
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
27/170
14
Jadi dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran diartikan sebagai cara
yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2. Macam-macam Metode Pembelajaran
Dalam mencapai tujuan intstruksional, seorang guru perlu mengetahui dan
memahami macam-macam metode pembelajran. Selain itu juga perlu memilih dan
menetapkan metode yang dipandang tepat untuk mencapai tujuan instruksional
yang telah ditetapkan. Metode yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran
harus bersumberkan pada pemikiran sejauh mana metode tersebut dapat
mendorong terciptanya situasi belajar yang kondusif.
Pada prinsipnya tidak satupun metode mengajar yang dapat dipandang
sempurna dan cocok dengan semua pokok bahasan yang ada dalam setiap bidang
studi, karena setiap metode pasti memiliki keunggulan dan kelemahan masing-
masing. Oleh karena itu seorang guru tidak boleh asal dalam memilih suatu
metode yang akan digunakan dalam proses pembelajaran di kelas.
Melihat peran yang begitu vital, maka menerapkan metode yang efketif danefisien merupakan sebuah keharusan. Dengan harapan proses belajar mengajar
akan berjalan menyenangkan dan tidak membosankan. Di bawah ini beberapa
metode yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, diantaranya:
a. Metode ceramah, yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan
informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada
umumnya mengikuti secara pasif.
b. Metode tanya jawab, yaitu cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan
yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari
siswa kepada guru.
c.
Metode diskusi, yaitu salah satu cara mendidik yang berupaya memecahkan
masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing
mengajukan argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya.
d.
Metode demonstrasi, yaitu metode mengajar dengan cara memperagakan
barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
28/170
15
langsung maupun melalui penggunaan media pengajaranyan relevan dengan
pokok bahasan yang sedang dikaji.
e. Metode karyawisata, yaitu metode dalam proses belajar mengajar siswa perlu
diajak ke luar sekolah untuk meninjau tempat tertentu atau objek yang
mengandung sejarah. Hal ini bukan rekreasi, tetapi untuk belajar atau
memperdalam suatu pelajaran dengan melihat langsung.
f. Metode tutorial, yaitu metode yang diberikan dengan bantuan tutor. Setelah
siswa diberikan bahan ajar, kemudian siswa diminta untuk mempelajari bahan
ajar tersebut. Pada bagian yang dirasakan sulit, siswa dapat bertanya kepada
tutor.
g. Metode perumpamaan, yaitu suatu metode yang digunaka untuk
mengungkapkan suatu sifat dan hakikat dari realitas sesuatu.
h.
Metode pemahaman dan penalaran, yaitu metode mendidik dengan
membimbing anak didik untuk dapat memahami problema yang dihadapi
dengan menemukan jalan keluar yang benar dari berbagai macam kesulitan
dengan melatih anak didik menggunakan pikirannya dalam mendata dan
menginventarisasi masalah, dengan cara memilah-milah, membuang mana
yang salah, meluruskan yang bengkok, dan mengambil yang benar.
i.
Metode praktek, yaitu mendidik dengan memberikan materi pendidikan baik
menggunakan alat atau benda.
j. Metode penugasan, yaitu untuk merangsang anak aktif belajar baik secara
individual atau kelompok, dan dapat dikerjakan di mana saja baik disekolah,
rumah, maupun diperpus, dll.6
Secara garis besar, metode pembelajaran dibedakan menjadi dua yaitu metode
pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered ) dan metode
pembelajran yang berpusat pada siswa ( student centered ). Metode pembelajaran
yang berpusat pada guru (teacher centered ) merupakan sebuah praktik yang
mekanistik dan diredusir menjadi pemberian informasi. Dalam kegiatan belajar
mengajar, guru memegang peranan yang sangat penting karena mengajar
6
Pupuh Fathurrohman, dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar , (Bandung: PT.Refika Aditama, 2007), cet. 1, h. 61-64
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
29/170
16
dianggap memindahkan pengetahuan ke orang yang belajar (pembelajar). Dengan
kata lain, penyelenggaraan pembelajaran dianggap sebagai model transmisi
pengetahuan. Transmisi pengetahuan dari guru ke siswa merupakan salah satu
peran utama guru sebagai penyampai informasi. Hal ini seperti yang diungkapkan
Wina Sanjaya, yaitu “Sehubungan dengan proses pembelajaran yang berpusat
pada guru, maka minimal ada tiga peran utama yang harus dilakukan guru. Tiga
peran utama guru tersebut yaitu guru sebagai perencana, sebagai penyampai
informasi, dan guru sebagai evaluator.”7
Guru sebagai perencana pengajaran harus menyiapkan berbagai hal yang
diperlukan, mulai dari materi yang akan disampaikan sampai pada media apa yang
akan digunakan. Jadi tugas guru disini hendaknya memahami dan menguasai
materi pelajaran yang akan diajarkannya, serta memiliki ketrampilan
mengusahakan, memilih, dan menggunakan media dengan baik. Kemudian guru
sebagai penyampai informasi yaitu “memberikan informasi lisan maupun tertulis
dengan bahasa sederhana dan mudah dimengerti siswa. Namun dalam hal ini
peran guru tidak terlalu dominan, sebab bisa dibayangkan jika para siswa dari
waktu ke waktu hanya menjadi pendengar setia mungkin proses pendidikan tidak
akan menghasilkan lulusan yang optimal.”8
Sedangkan peran guru sebagai evaluator yaitu melakukan penilaian terhadap
siswa untuk mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa
terhadap pelajaran, serta ketepatan dan keefktifan dalam menggunakan metode.
Hal ini seperti ungkapan Rusman bahwa:
“Penilaian dilakukan untuk mengtahui apakah tujuan yang telah dirumuskan
tercapai atau tidak, apakah materi yang diajarkan sudah dikuasai atau belumoleh siswa, dan apakah metode yang digunakan sudah cukup tepat. Tujuan lain
dari penilaian adalah untuk mengetahui kedudukan siswa di dalam kelas atau
kelompoknya, sehingga guru dapat menetapkan apakah siswa tersebut
termasuk dalam kelompok siswa pandai, sedang, kurang atau cukup baik di
kelasnya, jika dibandingkan dengan teman-temannya.”9
7 Wina Sanjaya, op. cit., h. 97
8 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2011), Ed. 1, Cet. 4, h. 609 Ibid ., h. 64-65
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
30/170
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
31/170
18
Dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa, guru secara sadar
menempatkan perhatian yang lebih banyak pada keterlibatan, inisiatif, dan
interaksi sosial siswa. Maka guru sebagai fasilitator hendaknya mampu
mengusahakan sumber belajar yang kiranya berguna serta dapat menunjang
pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, baik yang berupa narasumber,
buku teks, majalah, ataupun surat kabar.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran yang berpusat pada
siswa ( student centered ) merupakan metode yang efektif karena di sini siswa yang
lebih aktif dalam proses pembelajaran, dan guru hanya sebagai fasilitaor dan
mengawasi proses pembelajaran di kelas. Peran guru sebagai fasilitator berfungsi
sebagai jembatan penghubung ke arah pemahaman yang lebih tinggi, dengan
catatan siswa sendiri. Dalam hal ini guru tidak hanya memberikan pengetahuan
kepada siswa, tetapi juga harus membangun pengetahuan dalam pikirannya. Jadi
siswa mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam
menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode peer teaching . Dimana
motde peer teaching merupakan metode yang berpusat pada siswa. Dalam hal ini
siswa yang sangat berperan dalam proses pembelajaran, guru hanya memfasilitasi
siswa dan mengawasi dalam berlangsungnya proses pembelajaran.
3. Pembelajaran Peer Teaching atau Tutor Sebaya
Sekolah memiliki banyak potensi yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai
keberhasilan pembelajaran. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan sumber
daya yang ada di sekolah. Salah satu sumber daya yang dimaksud adalah sumber
daya pengajar dapat orang lain yang bukan guru, melainkan teman sekelas. Jadi
dapat dikatakan bahwa keberhasilan suatu program pengajaran disebabkan oleh
perpaduan antara berbagai sumber-sumber daya yang saling mendukung menjadi
suatu sistem.
Menurut Harsunarko dalam Suherman menyatakan “sumber daya pengajar
yang bukan guru berasal dari orang yang lebih pandai disebut sebagai tutor. ”11
11 Erman Suherman, dkk, loc.cit
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
32/170
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
33/170
20
tidak ada tanggung jawab untuk mengajarkan teman-temannya. Masalah ini dapat
dilihat dari hasil evaluasi belajar yang menunjukkan siswa berhasil dalam
kelompok, namun tidak berhasil pada saat evaluasi belajar secara individu. Karena
dalam belajar kelompok, siswa yang lebih pandai tidak berusaha memberikan
penjelasan kepada siswa yang kurang, dan begitu sebaliknya, siswa yang kurang
pandai tidak diberikan kesempatan untuk berdiskusi dan bertanya kepada teman
yang lebih pandai. Akhirnya yang bekerja dalam kelompok adalah mereka yang
pandai.
Muntasir dalam bukunya “Pengajaran Terprogram” mengemukakan bahwa
tutor berfungsi sebagai tukang atau pelaksana mengajar, cara mengajarnya telah
disiapkan secara khusus dan terperinci. Fungsi lainnya dari metode peer teaching
(tutor sebaya) yaitu siswa yang kurang aktif menjadi aktif karena tidak malu lagi
untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat secara bebas. Sebagaimana
diungkapkan oleh M. Saleh Muntasir bahwa “dengan pergaulan antara para tutor
dengan murid-muridnya mereka dapat mewujudkan apa yang terpendam dalam
hatinya, dan khayalannya”.13
Jadi, sistem pengajaran dengan tutor sebaya akan membantu siswa yang
kurang mampu, kurang cepat menerima pelajaran dari gurunya, dan siswa yang
malu untuk bertanya kepada gurunya. Kegiatan tutor sebaya bagi siswa
merupakan kegiatan yang kaya akan pengalaman yang sebenarnya merupakan
kebutuhan siswa itu sendiri. Tutor maupun yang ditutori sama-sama diuntungkan,
bagi tutor akan mendapat pengalaman, sedangkan yang ditutori akan lebih kreatif
dalam menerima pelajaran.
Kelebihan metode peer teaching atau tutor sebaya dalam pendidikan yaitu
pada penerapan tutor sebaya siswa diajarkan untuk mandiri, dewasa dan punya
rasa setia kawan yang tinggi. Maksudnya dalam penerapan tutor sebaya ini, siswa
yang dianggap pintar bisa mengajari atau menjadi tutor temannya yang kurang
pandai atau ketinggalan materi. Jadi disini peran guru hanya sebagai fasilitator
13Smkswadayatmg weblog, Penerapan Metode Tutor Sebaya Dalam Upaya Mengoptimalkan
Pembelajaran Mata Pelajaran KKPI , http://smkswadayatmg.wordpress.com/2007/09/27/
penerapan-metode-tutor-sebaya-dalam-upaya-mengoptimalkan-pembelajaran-mata-pelajaran-kkpi/, 27 september 2007
http://smkswadayatmg.wordpress.com/2007/09/27/%20penerapan-metode-tutor-sebaya-dalam-upaya-mengoptimalkan-pembelajaran-mata-pelajaran-kkpi/http://smkswadayatmg.wordpress.com/2007/09/27/%20penerapan-metode-tutor-sebaya-dalam-upaya-mengoptimalkan-pembelajaran-mata-pelajaran-kkpi/http://smkswadayatmg.wordpress.com/2007/09/27/%20penerapan-metode-tutor-sebaya-dalam-upaya-mengoptimalkan-pembelajaran-mata-pelajaran-kkpi/http://smkswadayatmg.wordpress.com/2007/09/27/%20penerapan-metode-tutor-sebaya-dalam-upaya-mengoptimalkan-pembelajaran-mata-pelajaran-kkpi/http://smkswadayatmg.wordpress.com/2007/09/27/%20penerapan-metode-tutor-sebaya-dalam-upaya-mengoptimalkan-pembelajaran-mata-pelajaran-kkpi/http://smkswadayatmg.wordpress.com/2007/09/27/%20penerapan-metode-tutor-sebaya-dalam-upaya-mengoptimalkan-pembelajaran-mata-pelajaran-kkpi/http://smkswadayatmg.wordpress.com/2007/09/27/%20penerapan-metode-tutor-sebaya-dalam-upaya-mengoptimalkan-pembelajaran-mata-pelajaran-kkpi/
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
34/170
21
mediator dan pembimbing terbatas. Artinya guru hanya melakukan intervensi
ketika betul-betul diperlukan oleh siswa.
Sebagai mediator gurupun menjadi perantara dalam hubungan antar siswa,
oleh karena itu guru juga perlu trampil dalam mempergunakan pengetahuan
tentang bagaimana orang berinteraksi dan berkomunikasi. Dengan kata lain guru
dapat menugaskan siswa pandai untuk memberikan penjelasan (menjadi tutor
sebaya) kepada siswa yang kurang pandai, dengan begitu siswa yang bertanya
atau yang ditutori tidak akan merasa malu dan takut karena yang menjelaskannya
adalah teman mereka sendiri.
Penerapan tutor sebaya dalam proses belajar mengajar diharapkan dapat
memberikan lingkungan belajar yang penuh penguatan positif bagi seluruh siwa.
Lingkungan belajar yang penuh asosiasi positif dan menghapus ketegangan
sehingga siswa mendapatkan kembali energinya untuk menerima pelajaran.
Sedangkan lingkungan sosial yang positif bagi siswa adalah lingkungan yang
membuat siswa mendapatkan pengalamn belajar secara optimal tanpa merasa
terasingkan atau diremehkan.
Pelaksanaan metode peer teaching atau tutor sebaya dalam proses belajar
mengajar dalam kelas dilakukan secara berkelompok. Dimana siswa dibentuk
dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 3-5 siswa. Pengelompokkan
siswa dibuat secara heterogen, setiap kelompok terdiri dari satu orang siswa
pandai atau yang menguasai materi pelajaran dan bertugas sebagai tutor. Pada
awal penyajian menu pelajaran, guru memberikan penjelasan umum tentang
materi pelajaran yang akan dibahas. Kemudian siswa pandai yang telah dipilih
sebagai tutor sebelumnya telah diberikan mandat resmi untuk membantu anggota
kelompoknya yang mengalami kesulitan belajar. Siswa-siswa pandai yang
ditunjuk sebagai tutor sebelumnya telah diberikan arahan untuk tidak
mendominasi dalam kelompoknya, tidak merasa sombong karena paling pandai
dalam kelompoknya. Namun justru siswa yang pandai harus bisa menularkan
semangat belajar kepada anggotanya. Dengan demikian kekhawatiran dalam
belajar dapat teratasi. Selanjutnya para anggota kelompok selain tutor disebut
tutee.
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
35/170
22
Penerapan metode peer teaching atau tutor sebaya dalam pelaksanaannya
guru bertugas mengamati dan mengawasi proses belajar siswa dalam kelompok.
Jika ada hal-hal yang tidak dapat dipecahkan oleh tutor, maka tutor meminta
bantuan langsung kepada guru untuk menyelesaikannya. Pada kasus tertentu guru
menangani siswa yang memerlukan bimbingan khusus. Sebagaimana dijelaskan
oleh Cony Semiawan yang menyatakan bahwa :
“Pelaksanaan tutor sebaya dapat dilaksanakan di dalam maupun di luar kelas.
Jika tutor sebaya dilakukan di dalam kelas, maka (i) guru memberikan
penjelasan umum tentang topik yang akan dibahas. (ii) kelas dibagi dalam
kelompok dan siswa yang pandai disebar kesetiap kelompok untuk
memberikan bantuannya. (iii) guru membimbing siswa yang perlu mendapat bimbingan khusus. (iv) jika ada masalah yang tidak terpecahkan, siswa yang
pandai meminta bantuan kepada guru. (v) guru mengadakan evaluasi”.14
Dengan demikian, penggunaan metode peer teaching diharapkan mampu
mengatasi masalah dalam proses pembelajaran. Namun perlu juga diketahui
mengenai kelebihan dan kekurangan dari metode peer teaching atau tutor sebaya.
Diantara kelebihan dari metode peer teaching yaitu:
a. Adakalanya hasilnya lebih baik bagi beberapa anak yang mempunyai
perasaan takut atau enggan kepada guru. Dalam hal ini meningkatkan kualitas
dalam proses pembelajaran, sehingga meningkatkan hasil belajar.
b. Bagi tutor, pekerjaan tutoring akan mempunyai akibat memperkuat konsep
yang sedang dibahas. Dengan memberitahukan kepada anak lain, maka
seolah-olah ia menelaah serta menghafalnya kembali.
c. Bagi tutor merupakan kesempatan untuk melatih diri memegang tanggung
jawab dalam mengemban suatu tugas dan melatih kesabaran.
d.
Mempererat hubungan antara siswa, sehingga mempertebal perasaan sosial.
Dalam hal ini Meningkatkan interaktif sosial siswa dalam pembelajaran.15
Adapun kelemahan dari metode peer teaching yaitu:
a. Siswa yang dibantu sering belajar kurang serius, karena hanya berhadapan
dengan kawannya, sehingga hasilnya kurang memuaskan.
14 Conny Semiawan, dkk., Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta: Gramedia, 1992), h. 70
15
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar , (Jakarta: PT RinekaCipta, 2006), cet. 3, h. 26-27
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
36/170
23
b.
Ada beberapa anak yang menjadi malu bertanya, karena takut rahasianya
diketahui kawannya.
c. Pada kelas-kelas tertentu, pekerjaan tutoring ini sukar dilakasanakan. Karena
perbedaan jenis kelamin antara tutor dengan siswa yang diberi program
perbaikan.
d. Bagi guru sukar untuk menentukan seorang tutor yang tepat bagi seorang atau
beberapa orang siswa yang harus dibimbing.
e. Tidak semua siswa pandai atau cepat waktu belajarnya dapat mengajarkannya
kembali kepada kawan-kawannya.16
Beberapa penjelasan di atas, jelas bahwa peer teaching memudahkan siswa
untuk mengeluarkan pendapat atau pikiran dan kesulitan kepada temannya sendiri
ketimbang kepada guru, karena siswa lebih sungkan dan malu bila bertanya
kepada guru. Hal tersebut dimungkinkan karena diantara siswa telah terbentuk
bahasa mereka sendiri, tingkah laku, dan juga pertanyaan perasaaan yang dapat
diterima oleh semua siswa.
Model tindakan yang dikembangkan dalam penelitian ini adalahmelaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan tutor sebaya. Siswa yang
bertindak sebagai tutor yaitu siswa yang telah memiliki kemampuan akuntansi
yang baik. Tutor tersebut terlibat dalam proses pembelajaran di kelas, yaitu
membimbing atau menjelaskan kepada anggotanya dalam hal ini yang ditutorinya,
sesuai dengan arahan yang telah diberikan oleh guru. Siswa yang menjadi tutor
dikatakan berhasil jika dapat menjelaskan kepada teman-temannya dan yang
dijelaskan (tutee) dapat membuktikan bahwa dia telah mengerti atau memahami
dengan cara hasil pekerjaannya.
4. Langkah-langkah atau Prosedur penggunaan Metode Peer Teaching
Dari kelebihan dan kelemahan metode peer teaching di atas, maka perlu
diketahui bagaimana langkah dalam menggunakan metode peer teaching atau
tutor sebaya dalam proses pembelajaran. Adapun langkah-langkahnya yaitu:
16 Ibid ., h. 27
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
37/170
24
a. Tahap persiapan
1) Guru membuat program pengajaran satu pokok bahasan yang dirancang
dalam bentuk penggalan-penggalan sub pokok bahasan. Setiap penggalan
satu pertemuan yang di dalamnya mencakup judul penggalan tujuan
pembelajaran, khususnya petunjuk pelaksanaan tugas-tugas yang harus
diselesaikan.
2) Menentukan beberapa orang siswa yang memenuhi kriteria sebagai tutor
sebaya. Jumlah tutor sebaya yang di tunjuk disesuaikan dengan jumlah
kelompok yang dibentuk.
3)
Mengadakan latihan bagi para tutor. Dalam pelaksanaan tutorial atau
bimbingan ini, siswa yang menjadi tutor bertindak sebagai guru. Sehingga
latihan yang diadakan oleh guru merupakan semacam pendidikan guru atau
siswa itu. Latihan di adakan dengan dua cara yaitu melalui latihan kelompok
kecil dimana dalam hal ini yang mendapatkan latihan hanya siswa yang
akan menjadi tutor, dan melalui latihan klasikal, dimana siswa seluruh kelas
dilatih bagaimana proses pembimbingan ini berlangsung.
4)
Pengelompokan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang yang terdiri
atas 4-6 orang. Kelompok ini disusun berdasarkan variasi tingkat
kecerdasan siswa. Kemudian tutor sebaya yang telah ditunjuk di sebar pada
masing-masing kelompok yang telah ditentukan.
b. Tahap pelaksanaan
1)
Setiap pertemuan guru memberikan penjelasan terlebih dahulu tentang
materi yang di ajarkan.
2)
Siswa belajar dalam kelompoknya sendiri. Tutor sebaya menanyai anggota
kelompoknya secara bergantian akan hal-hal yang belum dimengerti,
demikian pula halnya dengan menyelesaikan tugas. Jika ada masalah yang
tidak diselesaikan barulah tutor meminta bantuan guru.
3) Guru mengawasi jalannya proses belajar, guru berpindah-pindah dari satu
kelompok ke kelompok yang lain untuk memberikan bantuan jika ada
masalah yang tidak dapat diselesaikan dalam kelompoknya.
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
38/170
25
c. Tahap evaluasi
1) Sebelum kegiatan pembelajaran berakhir, guru memberikan soal-soal latihan
kepada anggota kelompok (selain tutor) untuk mengetahui apakah tutor
sudah menjelaskan tugasnya atau belum.
2) mengingatkan siswa untuk mempelajari sub pokok bahasan sebelumnya di
rumah.17
Sedangkan prosedur penyelenggaraan metode peer teaching atau tutor sebaya
menurut David Jaques, yaitu dapat dilihat dari cara pemilihan anggota-
anggotanya. David Jaques dalam bukunya (learning in groups) yakni “the way in
which students are assined to groups likewise depends on the purposes, both
educational and sosial. One procedure for accomplishing effective mixes is as
follows”:
a.
Divide the total number of students by the possible number of groups to
estimate the rough size of each group.
b. Decide on criteria whicht might be used to differentiate one student from
another, age, background, etc.
c.
Go trough all the notes and assign a code to each according to these sriteria
A,B,C,etc.
d.
Then, starting with group I, take one person from each of A,B,C,etc. Until this
group’s complement is more than the number of qualities. Do the same for
the other groups. Finally, check that each group has a similar mix and adjust
if not.18
Maksud di atas yaitu satu cara di mana siswa dibentuk menjadi kelompok-
kelompok kecil yang sesuai dengan tujuan, baik pendidikan dan sosial. Salah satu
caranya yaitu dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil dengan
kriteria yang sama (kelompok yang cepat tanggap, sedang, dan lama). Kemudian
dari kelompok dengan keriteria yang sama tersebut diberikan kode A, B, C, dan
lainnya. Selanjutnya untuk membentuk kelompok 1 dengan mengambil satu siswa
dari masing-masing A, B, C, dan lainnya. Dan untuk membentuk kelompok
17 http://pendidikan-matematika.blogspot.com/2009/03/contoh-skripsi-menggunakan-
pendekatan.html
18 David Jaques, Learning In Groups, (USA: Gulf Publishing Company, 1991), h. 118
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
39/170
26
selanjutnya lakukanlah hal yang sama. Kemudian periksa bahwa setiap kelompok
memiliki campuran yang sama dan menyesuaikan jika tidak.
Menurut Branley, seperti yang dikutip oleh Fahrur Azis ada tiga model dasar
dalam menyelenggarakan proses pembelajaran dengan tutor, yaitu : (a) Tutor to
student, yaitu proses pembelajaran di sini tutor membantu teman-temannya
yakni tiap individu dalam belajar. (b) Group to tutor, yaitu proses
pembelajaran pada model ini tutor membantu teman- temannya dalam bentuk
kelompok belajar. (c) Student to student, yaitu proses pembelajaran disini tutor
membantu sebagian dari teman/peserta didik lain dan peserta didik tersebut
juga berperan membantu teman yang lainnya.19
Adapun penyebaran dari tiga model ini adalah sebagai berikut :
19 Fahrur Azis, Efektivitas Model Pembelajaran Tutor Sebaya Dalam Kelompok Kecil Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pokok Bahasan Fungsi Kuadrat , Skripsi JurusanMatematika (Semarang: IAIN Walisongo, 2009), h. 17-18
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
40/170
27
Gambar 1
Model Pembelajaran Tutor Menurut Branley.
Dari tiga model dasar dalam menyelenggarakan proses pembelajaran dengan
tutor sebaya di atas, maka peneliti menggunakan model group to totor. Dalam
model group to tutor ini siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dimana dalam
setiap kelompok terdapat siswa yang memiliki pemahaman yang tinggi dan cerdas
yang akan ditugaskan sebagai tutor. Kemudian tugas tutor memberikan penjelasan
atau mengajarkan anggota kelompoknya masing-masing.
Hal yang menarik peneliti untuk menggunakan model group to tutor ini, yaitu
karena dengan adanya pembentukan kelompok maka suasana kelas akan terlihat
lebih rapih dan terorganisir. Selain itu dengan adanya pembagaian tugas tutor
kepada masing-masing kelompoknya, maka poses pembelajaran akan lebih efisien
dan efektif.
5.
Minat Belajara. Pengertian Minat Belajar
Minat belajar menurut kamus besar indonesia terdiri dari dua suku kata, yaitu
kata minat dan belajar. Dari segi bahasa minat merupakan “kecenderungan hati
yang tinggi terhadap sesuatu”.20 Kecenderungan seseorang terhadap sesuatu itu
menandakan adanya minat terhadap suatu objek yang dituju.
20 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), ed. 3, h. 744
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
41/170
28
Secara sederhana Muhibbin Syah mengatakan bahwa minat berarti
“kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap
seseuatu”.21 Seseorang yang mempunyai minat, maka akan mempunyai keinginan
yang besar dalam hal tertentu. Misalnya dalam belajar, ketika siswa mempunyai
minat belajar maka siswa akan memperhatikan ketika pembelajaran berlangsung.
Hal ini dikarenakan minat dapat menyebabkan perhatian, di mana minat seolah-
olah menonjolkan fungsi rasa dan perhatian serta seolah-olah menonjolkan fungsi
pikiran. Artinya apa yang menarik minat menyebabkan siswa berperhatian, dan
apa yang menyebabkan berperhatian siswa tertarik, minatpun menyertainya. Jadi
ada hubungan antara minat dan perhatian. Seperti ungkapan Reber yang
menyatakan bahwa “minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi karena
ketergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya seperti
pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.”22
Kecenderungan terhadap sesuatu yang menandakan adanya suatu minat
biasanya bersifat menetap. Kecenderungan yang menetap maksudnya yaitu bahwa
minat maerupakan ketertarikan dan kecenderungan untuk selalu memperhatikan
dan mengingat secara terus menerus terhadap sesuatu (orang, benda, kegiatan)
yang disertai dengan keinginan untuk mengetahui dan mempelajari serta
membuktikannya lebih lanjut. Ketika seseorang memperhatikan dengan rasa
keingintahuannnya yang begitu tinggi, maka pemahaman akan dicapainnya.
Pemahaman yang diperoleh dari adanya perhatian yang tinggi, disebabkan pula
adanya rasa ketertarikan seseorang terhadap sesuatu yang mengakibatkan
timbulnya perhatian.
Berdasarkan pemaparan mengenai minat di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa minat mengandung beberapa unsur yaitu perhataian, keingintahuan,
motivasi, rasa senang atau suka, rasa ketertarikan, dan pemahaman. Dengan
demikian minat merupakan kompleksitas internal individu yang mengandung
unsur perhatian, keingintahuan, motivasi, rasa senang, ketertarikan, dan unsur
pemahaman.
21
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar , (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), h. 152
22 Ibid
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
42/170
29
Sedangkan definisi belajar menurut Slameto adalah “suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”.23 Jadi belajar merupakan suatu usaha untuk suatu perubahan
tingkah laku yang baru, yang terbentuk dari adanya suatu interaksi di lingkungan
siswa. Kemudian perubahan dari adanya kegiatan belajar tidak hanya ditandai
dengan bertambahnya ilmu saja, melainkan perubahan pada tingkah laku siswa
juga merupakan adanya perubahan dari proses belajar. Hal ini sesuai dengan
tanggapan sudirman, yaitu “perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan
ilmu pengetahuan saja, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap,
pengertian, harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri.”24
Menurut Jomes O. Wittaker dalam buku Wasty Soemanto dengan judul
bukunya Psikologi pendidikan, belajar merupakan “suatu proses di mana tingkah
laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.”25 Sedangkan
menurut Morgan dalam Purwanto mengemukakan bahwa ”Belajar adalah setiap
perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu
hasil dari latihan atau pengalaman”.26 Pengalaman hidup sehari-hari dalam bentuk
apa pun sangat memungkinkan untuk diartikan sebagai belajar. Alasannya, sampai
batas tertentu pengalaman hidup juga berpengaruh besar terhadap pembentukan
kepribadian organisme yang bersangkutan.
Dari definisi-definisi belajar di atas, maka dapat dismpulkan bahwa ciri-ciri
adanya proses belajar itu yaitu adanya perubahan tingkah laku, perubahan itu
bersifat relatif tetap dan perubahan itu terjadi karena adanya latihan dan
pengalaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Purwanto yang mengatakan bahwa
ada beberapa elemen yang penting yang mencirikan pengertian tentang belajar,
yaitu :
23 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
cet. 5, h. 2 24
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar , (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2003), cet. 10, h. 21 25
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1990), cet. 3, h. 98-99 26
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Karya, 1985), Cet. 2. h.80-81.
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
43/170
30
1)
Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan
itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik.
2) Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau
pengalaman.
3) Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan tingkah laku itu harus relatif
menetap.27
Dari berbagai definisi yang tersebutkan diatas, jika dikaitakan antara minat
dengan belajar, maka minat belajar merupakan kecenderungan hati dalam diri
seseorang untuk selalu memperhatikan dan mengingat secara terus menerus
terhadap sesuatu (orang, benda atau kegiatan) yang disertai dengan keinginan
untuk mengetahui dan mempelajarinya serta membuktikannya dalam perubahan
tingkah laku atau sikap yang sifatnya menetap.
b. Macam-macam Minat Belajar
Minat dapat digolongkan menjadi beberapa macam, antara lain berdasarkan
timbulnya minat dan berdasarkan arahnya minat. Berdasarkan timbulnya, minat
dapat dibedakan menjadi dua yaitu :1) Minat primitif
Minat primitif adalah minat yang timbul karena kebutuhan biologis atau
jaringan-jaringan tubuh, misalnya kebutuhan makanan, perasaan enak atau
nyaman, kebebasan beraktivitas dan lainnya.
2) Minat sosial
Minat sosial adalah minat yang timbulnya karena proses belajar, minat ini
tidak secara langsung berhubungan dengan kita sendiri. Misalnya minat
belajar, individu punya pengalaman bahwa masyarakat atau lingkungan akan
lebih menghargai orang-orang terpelajar dan pendidikan tinggi, sehingga hal
ini akan menimbulkan minat individu untuk belajar dan berprestasi agar
mendapat penghargaan dari lingkungan, hal ini mempunyai arti yang sangat
penting bagi harga dirinya.
Sedangkan minat berdasarkan arahannya menurut Abdul Rahman yaitu:
27 Ibid ., h. 81
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
44/170
31
“(1) Minat intrinsik, yaitu minat yang langsung berhubungan dengan
aktifitas itu sendiri, ini merupakan minat yang lebih mendasar. Misalnya,
seseorang belajar karena memang pada ilmu pengetahaun atau karenamemang senang membaca, bukan karena ingin mendapatkan pujian atau
penghargaan. (2) Minat ekstrinsik, yaitu minat yang berhubunnga dengan
tujuan akhir dari kegiatan tersebut, apabila tujuannya sudah tercapai ada
kemungkinan minat tersebut hilang. Misalnya, seseorang yang belajar
dengan tujuan agar menjadi juara kelas”.28
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar
Keberhasilan suatu pendidikan ditentukan oleh proses pendidikan, karena
pada proses pendidikan diperlukan peran siswa secara aktif. Sementara itu,
keaktifan seorang siswa dalam proses belajar mengajar erat kaitannya dengan
kondisi minat belajarnya. Minat belajar tiap-tiap siswa tidaklah sama.
Ketidaksamaan itu disebabkan oleh banyak hal yang mempengaruhi minat belajar,
sehingga ia dapat belajar dengan baik atau tidak. Demikian juga halnya dengan
minat siswa terhadap pelajaran akuntansi, ada yang minatnya tinggi dan ada juga
yang rendah. Hal tersebut akan sangat mempengaruhi aktivitas dan hasil
belajarnya dalam pelajaran akuntansi.
Secara garis besar timbulnya minat belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor,
yaitu faktor internal dan eksternal.
1)
Faktor Internal
a) Kebutuhan
Seseorang akan melakukan seseuatu jika ada kebutuhan di dalam dirinya atau
ada sesuatu yang hendak dicapainya. Kebutuhan sebagai faktor yang
mempengaruhi minat dan menjadi tolak ukur tinggi rendahnya minat terhadap
suatu objek. Misalnya siswa yang ingin menang dalam olimpiade akuntansi,
maka rasa ingin menang tersebut akan menimbulkan minat untuk belajar
lebih giat dari sebelumnya.
b) Bakat
Menurut Chaplin, bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang
untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Kemampuan itu
28
Abdul Rahman, Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam,(Jakarta: Kencana, 2009), h. 265-268
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
45/170
32
baru terealisasi menjadi keberhasilan setelah belajar dan berlatih. Jika bahan
pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya
pun akan baik karena ia belajar dengan perasaan senang. Misalnya, siswa
yang mempunyai bakat berhitung akan lebih mudah mengerti pelajaran
akuntansi dengan konsep persamaan akuntansi dan jurnal umum,
dibandingkan siswa yang kurang berbakat dalam berhitung.
c) Sikap
Seseorang tentu memiliki kecenderungan untuk menerima atau menolak
sesuatu berdasarkan penilaian, apakah sesuatu itu bermanfaat bagi dirinya
atau tidak. Misalnya, apakah mempelajari akuntansi dirasakan bermanfaat
bagi kehidupan siswa atau tidak.? Apabila dirasakan bermanfaat bagi siswa,
maka akan melahirkan sikap positif terhadap pelajaran akuntansi. Namun
sebaliknya, jika dirasakan kurang atau tidak bermanfaat bagi siswa, maka
akan melahirkn sikap negatif dalam diri siswa terhadap pelajaran akuntansi.
Sikap negatif yang terjadi akan terus menerus menjadi sesuatu kebiasaan
yang akhirnya akan memepengaruhi minat siswa terhadap pelajaran
akuntansi.
2) Faktor Eksternal
a)
Bahan Pelajaran
Bahan pelajaran yang menarik minat siswa akan sering dipelajari oleh siswa
yang bersangkutan. Sabaliknya, bahan pelajaran yang tidak menarik minat
siswa tentu akan dikesampingkan leh siswa. Sebagaimana yang dikemukakan
oleh Slameto bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila
bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak
akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik bagi siswa.
b) Guru
Guru adalah penanggung jawab dalam proses pembelajaran. Menurut Kurt
Singer bahwa guru yang berhasil membina kesediaan belajar murid-
muridnya, berarti telah melakukan hal-hal yang terpenting yang dapat
dilakukan demi kepentingan murid-muridnya. Guru yang pandai, baik, ramah,
disiplin, serta disenangi siswa sangat besar pengaruhnya dalam
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
46/170
33
membangkitkan minat siswa. Sebaliknya gruru yang memiliki sikap buruk
dan tidak disukai oleh siswa, akan sukar dapat merangsang timbulnya minat
dan perhatian siswa.
c)
Metode pembelajaran
Faktor-faktro yang dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar tidak
hanya bahan pelajaran dan gruru, tetapi metode pemeblajaran juga merupakan
faktor yanga dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar.
Belajar sebagai suatu proses atau aktivitas disyaratkan oleh banyak faktor-
faktor yang mempengaruhi belajar, dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi
belajar, dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu:
1) Faktor-faktor Stimuli Belajar.
Maksud dari faktor-faktor stimuli belajar disini yaitu segala hal diluar
individu yang merangsang individu itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan
belajar. Stimuli dalam hal ini mencakup materiil, penegasan, serta suasana
lingkungan eksternal yang harus diterima atau dipelajari oleh si pelajar. Berikut
ini dikemukakan beberapa hal yang berhubungan dengan faktor-faktor stimuli belajar:
a) Panjangnya bahan pelajaran, semakin panjang bahan pelajaran, semakin
panjang pula waktu yang diperlukan oleh individu untuk mempelajarinya.
b) Kesulitan bahan pelajaran, mengandung tingkat kesulitan yang berbeda.
c) Berartinya bahan pelajaran, belajar memerlukan modal pengalaman yang
diperoleh dari belajar sebelumnya.
d) Berat-ringannya tugas, sesuai dengan tingkat kemampuan individu.
e) Suasana lingkungan eksternal, menyangkuta banyak hal, diantaranya: cuaca,
waktu, kondisi tempat, dan sebagainya.
2)
Faktor-faktor Metode Belajar .
Metode mengajar yang dipakai oleh guru sangat mempengaruhi metode
belajar yang dipakai oleh si pelajar. Dengan perkataan lain, metode yang dipakai
oleh guru menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar. Faktor-faktor
metode belajar menyangkut hal-hal berikut:
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
47/170
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
48/170
35
b)
Faktor usia kronologis, yaitu pertambahan dalam hal usia selalu dibarengi
dengan pertumbuhan dan perkembangan, usia kronologis merupakan faktor
penentu dari pada tingkat kemampuan belajar individu.
c)
Faktor perbedaan jenis kelamin, yaitu dalam hal peranan dan perhatian antara
pria dan wanita berbeda terhadap pekerjaan yang merupakan akibat dari
pengaruh kultural.
d) Pengalaman sebelumnya, yaitu lingkungan mempengaruhi perkembangan
individu karena banyak memberikan pengalaman yang ikut mempengaruhi
hal belajar yang bersangkutan, terutama pada transfer belajarnya.
e)
Kapasitas mental, yaitu dimana individu mempunyai kapasitas-kapasitas
mental yang berkembang akibat dari pertumbuhan dan perkembangan fungsi
fisiologis pada sistem syaraf dan jaringan otak.
f)
Kondisi kesehatan jasmani, yaitu orang yang belajar membutuhkan kondisi
badan yang sehat.
g) Kondisi kesehatan rohani, dalam hal ini gangguan serta cacat-cacat mental
pada seseorang sangat mengganggu hal belajar orang yang bersangkutan.
h)
Motivasi, yaitu berhubungan dengan kebutuhan, motif, dan tujuan yang
sangat mempengaruhi kegiatan dan hasil belajar.30
d. Peranan Minat Dalam Belajar
Keberhasilan belajar siswa di sekolah salah satunya disebabkan oleh minat
yang tinggi, karena minat merupakan faktor psikologis yang mempengaruhi
belajar siswa. Dengan tumbuhnya minat pada diri siswa, maka minat menjadi
stimulus atau perangsang terhadap suatu kegiatan sehingga berperan dalam
menunjang belajarnya.
Menurut peneliti yang pernah dilakukan, telah banyak menunjukkan bahwa
penyebab dari kegagalan belajar siswa secara lebih rinci adalah berkaitan dengan
pelaksanaan proses belajar mengajar adalah:
30 Wasty Soemanto, op. cit ., h. 107-115
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
49/170
36
1)
Minat dapat melahirkan perhatian serta merta.
Perhatian terhadap sesuatu dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu perhatian
yang serta merta dan perhatian yang dipaksakan. Perhatian serta merta terjadi
secara optimal, bersifat wajar, dan tumbuh sukarela yang muncul dalam diri
seseorang. Adapun perhatian yang dipaksa timbul karena ada sesuatu (luar diri
siswa) yang memaksanya dan bukan muncul dari kehendak siswa maupun
kerelaan siswa.
Bila perhatian dikaitakan dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar,
maka bagi siswa yang memiliki minat tinggi dalam proses pembelajaran akuntansi
akan berpengaruh terhadap perhatian serta merta yang terjadi secara optimal. Hal
ini disebabkan semakin besar minat seseorang, maka akan semakin besar
spontanitas perhatiannya.
2)
Memudahkan terjadinya kosentrasi.
Dengan timbulnya minat pada siswa dalam proses pembelajaran, maka kan
memudahkan terciptanya kosentrasi belajar. Kemudian perhatian yang serta merta
yang dicurahkan siswa dalam belajar akan memudahkan berkembangnya
kosentrasi. Dengan demikian pembelajaran yang dihadapi siswa tanpa disertai
minat maka kosentrasi belajarnya sukar dikembangkan.
3)
Mencegah gangguan perhatian.
Minat sangat berpengaruh dalam menunjang keberhasilan belajar siswa.
Selain berperan sebagai mengembangkan kosentrasi, dapat juga mencegah
gangguan perhatian dari luar. Dalam hal ini siswa mudah mengalihkan perhatian
yang melibatkanya dari luar diri siswa. Dan siswa mudah mengalihkan perhatian
dari pelajaran kepada sesuatu hal bila minat yang ada dalam dirinya kecil.
4) Memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan.
Bertalian erat dengan kosentrasi terhadap pelajaran yaitu mengingat bahan
pelajaran. Pengingatan hanya mungkin terlaksana jika siswa berminat terhadap
pelajaran. Dengan demikian minat memiliki peranan penting dan memprmudah
melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan.
8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS
50/170
37
5)
Memperkecil kebosanan yang ada dalam diirnya.
Penghapusan kebosanan dalam belajar siswa hanya bisa terlaksana dengan
jalan menumbuhkan minat belajar dan kemudian meningkatkan minat sebenar-
benarnya. Dengan demikian minat merupakan suatu kewajiban yang menyertai
siswa di kelas pada setiap kali belajar dan dapat memungkinkan siswa berhasil
dalam kegiatan belajar.
6. Hakikat Pembelajaran Akuntansi
a. Pengertian Akuntansi
Akuntansi berasal dari bahasa inggris to account yang berarti
memperhitungkan atau mempertanggung jawabkan. Kata akuntansi sebenarnya
diserap dari kata accountancy yang berarti hal-hal yang bersangkutan dengan
accountant dengan hal-hal yang dikerjakan oleh akuntan dalam menjalankan
profesinya.
Akuntansi menurut alam S. adalah “ proses mengidentifikasi, mengukur, dan
melaporkan informasi ekonomi untuk mungkin dilakukan penilaian serta
pengambilan keputusan secara tegas dan jelas bagi pihak yang menggunakaninformasi tersebut’.31
Dalam pengertian lain menurut Sofyan Syafri Harahap yang dikutip dari buku
A Statment of Basic Accounting theory akuntansi adalah “ proses mengidentifikasi,
mengukur dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam
hal pertimbangan dalam mengambil kesimpulan oleh para pemakainya”.32
Sedangkan menurut Supriyono akuntansi adalah “aktivitas yang menghasilkan
jasa, dimana mempunyai fungsi untuk menyajikan informasi kuantitatif yang pada
dasarnya bersifat keuangan dari suatu badan usaha atau perusahaan.”33
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka akuntansi adalah seperangkat
pengetahuan dan fungsi yang berkepentingan dengan masalah pemprosesan,
penganalisian, penginterpretasian, dan penyajian secara sistematik informasi yang
dapat dipercaya dan berdaya guna tentang transaksi yang bersifat keuangan yang
31 Alam S., loc. Cit.
32 Sofyan Syafri Harahap, Auditing Kontemporer , (Jakarta: Erlangga, 1994), cet. 2, h. 1
33
Supriyono, dkk., Akuntansi Keua