7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur
1/25
111
Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
DISEKTOR INDUSTRI MANUFACTUR
Rudini Mulya Daulay
Program Studi Teknik Industri,Fakultas TeknikUniversitas Mercu Buanaemail:[email protected]
2012
Abstrak
Penyesaian masalah yang diteliti dalam penelitian ini memerlukan
teori-teori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan
data. Beberapa teori tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang
pemecahan masalah penelitian.
1. Supply Chain ManagementLatar belakang munculnya SCM dilatar belakangi oleh 2 hal pokok,
yaitu:
a) Praktek manajemen logistik tradisional yang bersifat adversarialpada era modern ini sudah tidak relevan lagi, karena tidak dapat
menciptakan keunggulan kompetitif
b)Perubahan lingkungan bisnis yang semakin cepat denganpersaingan yang semakin ketat.
Perkembangan lingkungan industri yang dinamis pada era
global seperti sekarang ini menjadi pemicu bagi banyak organisasi
perusahaan untuk menggali potensi yang dimiliki, serta
mengidentifikasi faktor kunci sukses untuk unggul dalam
persaingan yang semakin kompetitif. Teknologi yang juga
berkembang pesat menjadi sebuah kekuatan untukditerapkan
dalam iklim persaingan. Usaha-usaha yang dilakukan pada
akhirnya diarahkan untuk memberikan produk terbaik kepada
konsumen.
Pada dasarnya konsumen mengharapkan dapat memperoleh
produk yang memiliki manfaat pada tingkat harga yang dapat
diterima. Untuk mewujudkan keinginan konsumen tersebut maka
setiap perusahaan berusaha secara optimal untuk menggunakan
seluruh asset dan kemampuan yang dimiliki untuk memberikan
value terhadap harapan konsumen. Implementasi upaya ini
tentunya menimbulkan konsekuensi biaya yang berbeda di setiapperusahaan termasuk para pesaingnya.
mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur
2/25
112
Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]
Salah satu upaya untuk mereduksi biaya tersebut adalah
melalui optimalisasi distribusi material dari pemasok, aliran
material dalam proses produksi sampai dengan distribusi produk
ke tangan konsumen. Distribusi yang optimal dalam hal ini dapat
dicapai melalui penerapan konsep Supply Chain Management
(SCM). Penerapan SCM sesungguhnya bukan merupakan suatukonsep yang baru. Menurut Jebarus (2001) SCMmerupakan
pengembangan lebih lanjut dari manajemen distribusi produk
untuk memenuhi permintaan konsumen. Konsep ini menekankan
pada pola terpadu yang menyangkut proses aliran produk dari
supplier, manufaktur, retailer hingga kepada konsumen. Dari sini
aktivitas antara supplier hingga konsumen akhir adalah dalam satu
kesatuan tanpa sekat pembatas yang besar, sehingga mekanisme
informasi antara berbagai elemen tersebut berlangsung secara
transparan. SCM merupakan suatu konsep menyangkut pola
pendistribusian produk yang mampu menggantikan pola-pola
pendistribusian produk secara optimal. Pola baru ini menyangkut
aktivitas pendistribusian, jadual produksi, dan logistik
Gambar 2.1.1 memberikan ilustrasi sebuah Supply Chain
(SC) yang sederhana. Sebuah SC akan memiliki komponen-
komponen yang biasanya disebut channel. Semua chanel bekerja
untuk memenuhi kebutuhan konsumen akhir.
Gambar. 2.1.1 Supply Chain yang disederhanakan
Supply Chain Management (SCM) menekankan pada pola
terpadu menyangkut proses aliran produk dari supplier,
manufaktur, retailer hingga pada konsumen akhir. Dalam konsep
SCM ingin diperlihatkan bahwa rangkaian aktivitas antara supplier
hingga konsumen akhir adalah dalam satu kesatuan tanpa sekat
yang besar. Mekanisme informasi antara berbagai komponentersebut berlangsung secara transparan.
7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur
3/25
113
Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]
Ada pula yang mengatakan bahwa Supply Chain
Management (SCM) adalah suatu metode penciptaan produk untuk
disampaikan pada pengguna akhir, dimana di dalamnya tercakup
berbagai komponen, yaitu: the supplier of raw materials, the
manufacturing units, warehouses, transporters, retailers, and
finally selling.Dari 2 definisi tersebut dapat ditarik kesimpulanbahwa fokus utama dari SCM adalah sinkronisasi proses untuk
kepuasan pelanggan.
Secara umum penerapan konsep SCM dalam perusahaan
akan memberikan manfaat yaitu (Jebarus, 2001) kepuasan
pelanggan, meningkatkan pendapatan, menurunnya biaya,
pemanfaatan asset yang semakin tinggi, peningkatan laba, dan
perusahaan semakin besar.
Perkembangan teknologi yang terkait dengan teknologiinformasi sedapat mungkin diadaptasi oleh perusahaan-perusahaan
yang menerapkan SCM sehingga dapat mengelola informasi yang
bergerak sangat cepat untuk menanggapi perpindahan produk.
Sehingga sangat perlu bagi perusahaan yang menerapkan SCM
untuk memiliki peralatan fungsional seperti (Watanabe, 2001):
a. Demand management / forecastingb. Advanced planning and schedulingc. Transportation managementd. Distribution and deploymente. Production planningf. Available to promiseg. Supply Chain Modelerh. Optimizer (Linier programming, non linier programming,
heuristic, dan genetic algorithm
2. Lean Supply Chain
Lean supply chain bertujuan untuk mengurangi atau
menghilangkan pemborosan (waste) atau aktivitas-aktivitas tidakbernilai tambah sepanjang total supply chain flow dan terhadap
produk yang bergerak sepanjang rantai nilai dari supply chain itu.
Untuk mengembangkan lean supply chain, yang harus diperhatikan
ada beberapa hal berikut:
Memahami prinsip-prinsip lean sebagai suatu perjalanan(journey) bukan tujuan (destination), sehingga peningkatan
terus-menerus dapat berlangsung dengan baik.
Memperoleh komitmen dari manajemen puncak, karenapeningkatan terus-menerus membutuhkan dukungan terus-
menerus.
7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur
4/25
114
Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]
Membangun multi-discipline team untuk menangani satuproyek terintegrasi agar memahami lean supply chain
management. Termasuk memahami dampak pada organisasi
dan kultur ketika mendesain dan menerapkan prinsip-
prinsip lean dalam total supply chain process. Analisis risiko
juga perlu dilakukan sebelum mendesain dan menerapkanlean supply chain.
Melakukan analisis terhadap total supply chain processsecara keseluruhan, tidak hanya pada bagian-bagian
tertentu saja atau secara parsial.
Memetakan proses-proses sepanjang total supply chainprocess, dan mengidentifikasi key waste sepanjang total
supply chain itu.
Menghindari kanibalisasi proses, seperti hanyamemfokuskan pada bagian-bagian tertentu saja, misalnya:
hanya berfokus pada warehousing atau transportasi atau
aspek lain secara parsial. Fokus perhatian dari lean supply
chain seharusnya pada total supply chain process secara
keseluruhan.
Mempelajari dan memahami dampak dari hubungan sebab-akibat dalam total supply chain process itu. Sebagai misal,
ongkos transportasi yang tinggi, dapat menjadi masalah
atau hanya gejala saja. Demikian pula inventori yang tinggi
apakah merupakan masalah utama atau hanya gejala dari
masalah dalam total supply chain process itu? Pendekatan
problem solving yang mampu mengidentifikasi sampai pada
akar penyebab dari masalah akan sangat membantu untuk
menyelesaikan masalah dalam total supply chain process
itu. Dengan kata lain kita harus menemukan akar penyebab,
bukan sekedar gejala yang muncul ke permukaan sepanjangtotal supply chain process itu.
Selalu menanyakan kepada pelanggan atau proses berikuttentang bagaimana baiknya supply chain itu beroperasi,
karena dalam lean supply chain memang diciptakan untuk
atau berfokus pada pelanggan, karena sistem tarik (pull
system) yang diterapkan tergantung atau dikendalikan oleh
proses berikut.
7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur
5/25
7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur
6/25
116
Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]
Waste didefiniskan sebagai segala aktivitas pemakaian
sumber daya (resources) yang tidak memberikan nilai tambah
(value added) pada produk. Pada dasarnya semua waste yang
terjadi berhubungan erat dengan dimensi waktu. ada 8 jenis
waste yang tidak memberikan nilai dalam proses bisnis atau
manufaktur, antara lain adalah sebagai berikut (Liker, 2006):
1. Produksi berlebihan (overproduction): Memproduksibarang-barang yang belum dipesan, akibatnya terjadi
penumpukan barang dan tempat penyimpanan barang
menjadi berkurang.
2. Menunggu (Waiting): Pekerja yang sedang mengamatimesin yang berjalan, menunggu pasokan komponen
karena kehabisan material, menunggu karena
keterlambatan proses atau mesin rusak merupakan
aktivitas yang sebenarnya tidak perlu terjadi.
3. Transportasi (transportation): Memindahkan barang darisatu tempat ke tempat lain, apalagi dalam jarak yang
jauh merupakan aktivitas yang tidak efisien, sehingga
perlu diminimalkan.
4. Memproses secara keliru/berlebihan (Inefficient Process):Melakukan pemrosesan yang tidak efisien karena alat
yang buruk dan rancangan produk yang buruk, sehingga
menghasilkan produk cacat.
5. Persediaan berlebih (inventory): Memproduksi lebih darisemestinya sebagai antisipasi kecacatan produk bukan
menyelesaikan masalah, tetapi justru menyembunyikan
masalah yang sebenarnya.
2. Gerakan yang tidak perlu (unnecessary motion): Gerakan-gerakan tubuh yang tidak perlu, seperti mencari, meraih,
memutar akan membuat proses memakan waktu lebih
lama.
3. Produk cacat (defective product): Memproduksi barangcacat, sehingga membutuhkan pengerjaan ulang ataubahkan dibuang karena tidak bisa diperbaiki. Jelas ini
merupakan pemborosan pemakaian bahan, waktu, tenaga
kerja, dan sumber daya yang lain.
4. Kreativitas karyawan yang tidak dimanfaatkan.Pasokan strategi dalam lingkungan lean seharusnya
mendukung strategi operasi. Hal ini kemudian sesuai dengan
menggunakan konsep lean dan terminologi bersandar dalam
penciptaan strategi pasokan untuk ramping operasi.
7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur
7/25
117
Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]
"lean supply" suatu istilah menyiratkan bahwa rantai
pasokan yang sesuai untuk lean produksi. Lean produksi adalah
konsep eliminasi sampah wastedi proses produksi. Prinsip-prinsip
dasar lean produksi sebagaimana digariskan oleh Womack dan
Jones (1996) meliputi berikut ini:
Specify value
Identify the value stream Organize the value stream to promote flow Communicate demand through pull Strive for perfection
Hal ini sesuai untuk fungsi manajemen pasokan di lingkungan lean
untuk mengintegrasikan konsep lean dan terminologi ke dalam
pengembangan strategi pasokan. Salah satu konsep lean dasar
yang berfungsi sebagai dasar konsen lean supply chain adalah
Value Stream Mapping (VSM) .
3.1 Value Stream Mapping (VSM)
Value stream mapping adalah tool grafik dalam Lean
Manufacturing yang membantu melihat flow material dan
informasi saat produk berjalan melalui keseluruhan bisnis proses
yang menciptakan value mulai dari raw material sampai diantar ke
customer.
Flow atau kelancaran pekerjaan adalah suatu keadaan
dimana produk yang kita proses bergerak dari awal hingga akhir
interaksi. Prinsip dari flow itu sendiri sebagian besar terhubung
dengan Just In Time (JIT). Tentunya pengingkatan flow juga akan
terkait dengan reduksi waktu dari suatu siklus proses.
Gambar. 1. Siklus Proses
7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur
8/25
118
Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]
VSM mampu memvisualisasikan aliran produk dan
mengidentifikasi waste. VSM juga membantu untuk
memprioritaskan masalah yang akan diselesaikan. Sebuah VSM
adalah salah satu bentuk dari process mapping yang menunjukkan
secara detil aliran material, aliran informasi, parameter
operational leadtime, yield, uptime, frequency pengiriman,jumlah manpower, ukuran batch, jumlah inventory, setup time,
process time, efisiensi proses secara keseluruhan, dll.
Jadi value steam mapping ini akan menunjukkan secara
detail semua aktivitas, aliran proses, dan aliran informasi secara
berurutan yang dilalui oleh produk dari raw material yang dikirim
supplier sampai finished good yang akan diberikan ke konsumen.
Bentuk yang sederhana kita bisa membuatnya dalam bentuk time
line, seperti contoh yang terlihat pada gambar 2.3.1.2
Pengecoran penumpukan setup perakitan
Transportasi pemrosesan inspeksi
penumpukan
V W W W V W V
W
Raw material
Finished goods
Waktu
V = Value added
W = Waste (non value added) Sumber : The Toyota Way , 2006
Gambar 2.3.1.2 Pemborosan dalam suatu sistem nilai
Dari gambar kita dapat mellihat bahwa prosentase waktu
aktivitas non value added lebih besar dari aktivitas value added.
Lean thinking menekankan pada perbaikan untuk mengeliminasi
kegiatan-kegiatan yang tidak memberikan nilai tambah padaproduk.
7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur
9/25
119
Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]
Manfaat dari VSM sangat banyak dan merupakan tools
utama dalam Lean yang membantu untuk melihat bisnis process
secara keseluruhan saat ini. Sehingga kita bisa memvisikan seperti
apa bisnis process yang diimpikan, yang sangat efisien, dan bebas
dari waste. Dari sinilah akan dimulai beberapa project
improvement berdasarkan prioritas yang teridentifikasi dari VSM.
VSM dibuat spesifik untuk produk tertentu yang memiliki
demand rate yang specific. Penggolongan untuk produk dengan
tahapan proses yang sama disebut juga family grouping. Setelah
specific produk ditentukan, maka customer demand juga harus
ditentukan untuk mengetahui takt time yaitu lama waktu yang
dibutuhkan untuk memproduksi satu produk. Nilai takt time di
dapat dari formula waktu operational time yang tersedia terhadap
customer demand.
Beberapa hal yang akan teridentifikasi dari VSM adalah
penumpukan inventory berlebihan pada proses tertentu, scrap
yang tinggi, waktu uptime yang rendah, batch size yang terlalu
besar, aliran informasi yang tidak mencukupi, waktu tunggu yang
terlalu lama, dan effisiensi waktu dari bisnis proses secara
keseluruhan. VSM mensyaratkan untuk memvalidasi data
operational secara langsung ke lapangan (gemba), berdiskusi
dengan orang lapangan untuk memastikan keaktualan data. VSM
akan membantu dalam mengimprove bisnis proses secaramenyeluruh dan menjadikannya sangat efisien.
Metode VSM secara visual memetakan alunan material dan
informasi.Mulai dan peristiwa produk memasuki pintu belakang
sebagai raw materials.Melalui semua whap proses manufacturing.
Sampai peristiwa produkrneninggalkan loading door sebagai
pnoduk akhir.
Memetakan aktifitas dalam proses manufacturing denganwaktu siklus,down times, in -process in ventorv, pergerakan
material, aliran informasi,membantu untuk menvisualkan
tingkatan yang sebenarnya dan aktifitas prosesdan panduan
kearah keadaan masa depan yang diinginkan.
Proses biasanya termasuk pemetaan Current State dan
Future State. Hal ini kemudian juga dapat berperan sebagai
pondasi untuk strategi LeanManufacturing yang Iainnya.seperti
contoh pemetaan yang terlihat pada gambar 2.3.1.3
7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur
10/25
1110
Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]
Gambar 2 Value Sream Mapping
3.1.1 Fungsi VSM
VSM mempunyai beberapa fungsi yaitu:
Tujuan dari pemetaan ini adalah untuk mendapatkan suatugambaran utuh berkaitan dengan waktu proses, sehingga dapat
diketahui value adding dan non value adding activity.Value-
added adalah aktivitas apapun atau sesuatu dimana pelangganmau membayarnya. Aktivitas non-value-added adalah aktivitas
yang tidak menambah nilai pasar atau fungsi atau tidak
penting.
Dengan menggunakan VSM dalam proses produksi maupun didalam perusahaan agar kita dapat mudah mengetahu
waste/pemborosan proses dalam sistem perusahaan, selain itu
juga dengan adanya VSM kondisi aktual sekarang, seorang
manajer dapat melakukan perbaikan dengan baseline/pijakan
dari VSM II.
3.1.2 Tujuan VSM
VSM mempunyai beberapa tujuan yaitu:
Mengurangi modal kerja (inventory, ruang lantai produksi) Meningkatkan kapasitas produksi Mengurangi biaya (biaya produksi, biaya tenaga kerja
Iangsung, maupun tidak langsung, biaya administrasi)
Meningkatkan fleksibelitas Mengurangi lead times Meningkatkan kualitas Meningkatkan kepuasan konsumen
7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur
11/25
1111
Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]
3.1.3 Langkah-langkah Pembuatan VSM
Dalam membuat Value Stream Map diperlukan langkah-langkah
yang dapat dilihat pada Gambar 3.
Determine
Product/Process
Family to Value
Stream Map
Draw the
Process Flow
Map
Add the
Material Flow
Add the
Information
Flow
Add Data
Process
Collection Dala
Boxes
ALU Processing
and Lead Time
Data
Verify Current
Stale Map
Gambar 3.. Langkah-Langkah Value Stream Mapping
Sumber: Schneider Production System Value Stream Mapping
1. Determine Product/Process Family to Value Stream Map
Membuat matriks dan produk dan proses melalui prosesapa saja yangdilewati.
2. Draw the Process F1ow Map
Beberapa tips yang digunakan pada tahap ini yaitu:
Tahap ini dimulai pada akhir dan proses (shipping) Menentukan dimana material dan informasi yang
digunakan selama proses
Memetakan semua proses untuk mengerti semua aliranmaterial
7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur
12/25
1112
Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]
Menggambar peta dengan tangan untuk menyelesaikanhal tersebut dengan cepat dan akan mudah jika
membuat perubahan dan perbaikan.
Tujuan tahap ini yaitu :
Mendapat penjajaran pada awal dan akhir dan valuestream sebelum memulai pemetaan
Menangkap semua stasiun rework loop dan inspeksipada peta
Membatasi value stream hanya pada satu productfamily.
3. Add the Material Flow
Pada tahap ini menunjukkan semua pergerakan material
yang digunakandalam value stream mapping dengan
menggunakan panah. Panah yangdigunakan ada 2 untuk
membedakan pull system dan push system.
4. Add the Information Flow
i. Memetakan aliran informasi dan penerimaan pesananpembelian sampaimelakukan pesanan (pesanan customer.
pesanan produksi. pesanan pembelian)
ii. Membuat dokumen mengenai perintah produksiiii. Membuat dokumen tentang sistem penjadwalaniv. Membuat dokumen bagaimana sistern komunikasi dengan
customer dansupplier
v. Membuat dokumen bagaimana informasi dikumpulkanataudidistribusikan dengan cara elektronik maupun
manual.
5. Add Process Data collection Boxes Mengumpulkan Data Proses yaitu : jumlah operator.
proccessing time, setup time, uptime dan downtime,batch size, scrap rate, efficiency Mengumpulkan data inventori yaitu WIP
6. Add Processing and Lead Time DataMenggambar garis waktu di bawah kotak proses daninventori untukmenambah process lead time danprocessing time
7. Verify the Current State Map
Melakukan review dengan pihak-pihak yang tahu prosesproduksi danaliran informasi
Melihat kembali line untuk memeriksa kondisi sekarang.
7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur
13/25
1113
Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]
3.1.4 Simbol-Simbol VSM
Berikut ini merupakan simbol-simbol pada umumnya yang
digunakandalam Value Stream Mapping:
Simbol Proses VSM
Simbol Proses VSM (sambungan)
7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur
14/25
1114
Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]
Simbol Material VSM
7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur
15/25
1115
Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]
Simbol Material VSM (sambungan)
Simbol Informasi VSM
7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur
16/25
1116
Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]
Simbol Informasi VSM (sambungan)
7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur
17/25
1117
Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]
Simbol Umum VSM
7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur
18/25
1118
Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]
3.1.5 TUJUH ALAT PEMETAAN ALIRAN NILAI
Ketujuh alat pemetaan aliran nilai yang dirumuskan Hines dan
Rich (1997) didasarkan atas upaya merepresentasikan ketujuh
jenis waste yang dirumuskan oleh Singo (1989). Dari ketujuh alat
pemetaan aliran nilai, ada lima alat yang sudah diketahui dan
sering dipakai
1) Alat process activity mapping dan demand amplificationmapping merupakan alat yang sering digunakan oleh para
insinyur (ahli rekayasa)
2) Para ahli logistik sering menggunakan alat supply chainresponse matrix dan decision point analysis.
3) Adapun alat production variety funnel merupakan alat yangberasal dari disiplin ilmu manajemen operasi.
Ada 2 alat yang benar-benar baru dan berhasil dibuat oleh Hines P
dan Rich N (1997) adalah quality filter mapping dan physical
structure. . Diharapkan alat pemetaan aliran nilai yang ada
mampu memetakan minimal satu jenis waste dan waste yang ada
diharapkan dapat dipetakan secara baik minimal satu alat
pemetaan aliran nilai. Keterkaitan ketujuh alat pemetaan aliran
nilai dengan ketujuh waste juga bisa digunakan untuk memilih
tools yang paling terkait untuk memetakan waste yang ada.Ke
tujuh alat tersebut adalah :
Process Activity MappingPada dasarnya tool ini digunakan untuk merecord
seluruh aktivitas dari suatu proses dan berusaha untuk
mengurangi aktivitas yang kurang penting,menyederhanakannya, sehingga dapat mengurangi waste.
Dalam tool ini aktivitas dikategorikan dalam beberapa
kategori seperti: operation, transport, inspection, dan
storage/delay.Dalam proses penggunaan tool tersebut
peneliti harus memahami dan melakukan studi berkaitan
dengan aliran proses, selalu berpikir untuk mengidentifikasi
waste, berpikir untuk tentang aliran proses yang sederhana,
efektif, dan smooth dimana hal tersebut dapat dilakukan
melalui mengubah urutan pola proses atau processrearrangement (Hines&Rich, 1997).
7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur
19/25
1119
Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]
Process activity mapping akan memberikan gambaran
aliran fisik dan informasi, waktu yang diperlukan untuk
setiap aktivitas, jarak yang ditempuh dan tingkat
persediaan produk dalam setiap tahap produksi.
Kemudahkan identifikasi aktivitas terjadi karena adanya
penggolongan aktivitas menjadi lima jenis yaitu operasi,transportasi, inspeksi, delay dan penyimpanan. Operasi dan
inspeksi adalah aktivitas yang bernilai nilai tambah.
Sedangkan transportasi dan penyimpanan berjenis penting
tetapi tidak bernilai tambah. Adapun delay adalah aktivitas
yang dihindari untuk terjadi sehingga merupakan aktivitas
berjenis tidak bernilai tambah.
Langkah-langkah sederhana dalam pembuatan proses
activity mapping adalah
1. dilakukan analisa awal untuk setiap proses yang ada2. mengindentifikasi waste yang ada,3. mempertimbangkan proses yang dapat dirubah agar
urutan proses bisa lebih efisien
4. mempertimbangkan pola aliran yang lebih baik, dan5. mempertimbangkan segala sesuatu untuk setiap
aliran proses yang benar-benar penting saja.
Supply chain response matrixTool ini merupakan sebuah diagram sederhana yang
berusaha menggambarkan the critical lead-time constraint
untuk setiap bagian proses dalam supply chain, yaitu
cumulative lead-time di dalam distribusi sebuah
perusahaan baik supplier-nya dan downstream retailer-nya.
Diagram ini terdapat dua axis dimana untuk vertical axis
menggambarkan rata-rata jumlah inventory (hari) dalam
setiap bagian supply chain. Sedangkan untuk horizontal axis
menunjukan cumulative lead-timenya.
Alat ini memberikan gambaran kondisi lead time untuk
setiap proses dan jumlah persediaan. Dengan alat ini,
pemantauan terjadinya peningkatan atau penurunan lead
time (waktu distribusi) dan jumlah persediaan pada tiap
area aliran rantai pasok dapat dilakukan.
7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur
20/25
1120
Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]
Adanya pemetaan tersebut akan lebih memudahkan
manajer distribusi untuk mengetahui pada area mana
aliran distribusi dapat direduksi lead time-nya dan dikurangi
jumlah persediaannya.
Production variety funnelProduction variety funnel merupakan alat yang berasal dari
disiplin ilmu manajemen operasi dan telah pernah
diaplikasikan oleh New (1993) pada industri tekstil. Metode
ini berguna untuk mengetahui pada area mana terjadi
bottleneck dari input bahan baku, proses produksi sampai
pengiriman ke konsumen. Ada beberapa karakteristik yang
berhasil dirumuskan karena adanya perbedaan proses
produksi di industri dengan production variety funnel. Jenis
pabrik I adalah jenis pabrik yang produksinya cenderungtidak berubah dari item produk yang beragam seperti
industri kimia. Jenis pabrik V adalah jenis pabrik yang
jumlah bahan bakunya terbatas akan tetapi variasi
produknya banyak, seperti industri tekstil dan metal. Jenis
pabrik A bertolak belakang dengan jenis pabrik V,
dimana jenis bahan bakunya banyak akan tetapi produk
jadinya relatif terbatas seperti industri pesawat terbang.
Adapun jenis pabrik T berkarakteristik produk jadinya
relatif beragam dari jumlah komponen yang terbatas,seperti industri elektronik dan rumah tangga.
Quality Filter MappingPendekatan quality filter mapping adalah alat baru yang
didesain untuk mengidentifikasi masalah kualitas pada area
aliran rantai pasok perusahaan. Hasil identifikasi
menunjukkan adanya 3 jenis defect dari kualitas yaitu (1)
produk defect, (2) scrap defect, dan (3) service defect.Product defect merupakan cacat fisik produk yang tidak
berhasil diseleksi pada saat proses inspeksi sehingga lolos
ke konsumen. Scrap defect merupakan cacat yang berhasil
diseleksi pada saat proses inspeksi. Sedangkan service
defect merupakan masalah yang ditemukan oleh konsumen
pada saat pemakaian produk akan tetapi tidak secara
langsung berhubungan dengan produk yang dihasilkan tetapi
lebih kepada pelayanan yang diberikan dari perusahaan.
7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur
21/25
1121
Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]
Demand Amplification MappingDemand amplification mapping adalah alat yang sering
digunakan pada disiplin ilmu sistem dinamik yang diciptakan
oleh Forester (1958) dan Burbidge (1984). Hasil penelitian
Burbidge (1984) menunjukkan bahwa jika permintaan
dikirim dari serangkaian persediaan yang dimiliki
menggunakan pengendalian stok order, akan
memperlihatkan adanya amplifikasi dari variasi permintaan
akan meningkat untuk setiap transfer. Hal ini menunjukkan
bahwa pengaturan persediaan sangat penting dalam
mengantisipasi adanya perubahan permintaan. Alat ini
dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dan
analisis kedepan untuk meredesain konfigurasi aliran nilai,
mengatur fluktuasi permintaan sehingga permintaan yang
ada dapat dikendalikan.
Decision Point AnalysisAlat decision point analysis ini sering digunakan pada pabrik
yang berkarakteristik produk jadinya relatif beragam dari
jumlah komponen yang terbatas, seperti industri elektronik
dan rumah tangga. Akan tetapi pada perkembangannya juga
digunakan pada industri lain. Titik keputusan adalah titik
dimana tarikan permintaan aktual memberikan cara untuk
mendorong adanya peramalan. Adanya informasi titikkeputusan akan berguna untuk mengerti dimana terjadinya
kekeliruan penentuan titik keputusan. Ada 2 alasan penting
mengapa alat ini digunakan. Pertama, untuk jangka
pendek, informasi yang ada memungkinkan memprediksi
proses yang beroperasi baik dari hilir maupun hulu dari titik
keputusan yang ada. Kedua, untuk kepentingan jangka
panjang, informasi yang ada digunakan untuk mendesain
skenario untuk memperlihatkan operasi dari aliran nilai jika
titik keputusan tersebut berubah. Harapannya akan
memberikan desain skenario yang lebih baik dibanding
desain sebelumnya.
Physical StructureAlat ini merupakan alat baru yang berguna mengetahui
fakta apa yang terjadi pada aliran rantai pasok secara
keseluruhan dan mengetahui level dari industrinya. Adanya
pengetahuan dari alat ini, akan sangat berguna
mengapresiasikan seperti apa industri kita sekarang.
7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur
22/25
1122
Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]
mengerti bagaimana perusahaan beroperasi, dan dapat
memperhatikan secara langsung pada area mana perlu
perhatian khusus untuk dikembangkan. Ada 2 bagian pada
alat ini yaitu struktur volume dan struktur biaya. Pada
bagian diagram pertama menunjukkan struktur industrinya
antara area pemasok dan distribusi dengan variasi yangbertingkat. Bagian diagram pemetaan kedua dari industri
mengambarkan biaya yang dikeluarkan perusahaan dari
biaya bahan baku sampai dengan perakitan. Pada diagram
ini juga memiliki hubungan langsung dengan proses-proses
yang terjadi di perusahaan yang berkarakteristik value-
adding.
3.1.6 Production Lead Time
Production Lead Time adalah waktu yang dibutuhkan satu
produk untukmenjalani semua proses produksi dari awal
sampai akhir.
Rumus untuk rnenghitung PLT:
PLT = WIP x VA-Activity + NVA-Activity
Output
3.1.7 Push VS Pull SystemBeikut akan diuraikan tentang ringkasan dari push vs pull
system, detaildan ringkasan dapat dibaca di materi training
Schneider Electric ProductionSystem, Push system and pull
system.
A. Pengertian Push SystemPush System memaksa suatu pekerjaan untuk diproses
tanpa melihatberapa banyak pekerjaan yang masih di dalarn
proses tersebut. Jadi sistem inidapat menyebabkan inventoriyang besar.
B. Pengertian Pull SystemPull System yaitu perintah pengeluaran bersifat pengesahan
yang artinyaada signal berdasarkan status sistem yang
menentukan apakah pengeluaranperintah produksi
diperbolehkan atau tidak. Pull System mengontrol
berapabanyak pekerjaan yang sedang dikerahkan dalam
proses, sehingga dapat menghindari ledakan WIP. Sistem ini
juga membantu apa yang harus diproduksi dan kapan harus
diproduksi berdasarkan permintaan konsumen.
7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur
23/25
1123
Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]
3.1.8 Tata Letak Fasilitas
Dalam perusahaan manufactur. tata letak fasilitas
merupakan faktor yang sangat penting untuk proses produksi
supaya berjalan dengan baik. Pengaturan fasilitas-fasilitas
produksi ini yaitu bagaimana kita dapat memanfaatkan luaspada tempat produksi tersebut. Tata letak fasilitas ini penting
dan jika digali terus akanterdapat banyak permasalahan untuk
pengaturan tata letak fasilitas ini. Hal yangpaling penting
dalam tata letak fasilitas pabrik ini adalah apakah
penempatan danpengaturan semua fasilitas ini sudah didesain
dengan maksimal sehingga prosesproduksi dapat berjalan
dengan efisien dan efektif.
Definisi tata letak fasilitas yaitu tata letak suatu fasilitas yang
menentukan aliran umum gerakan orang danbahan di dalam
suatu fasilitas bersangkutan dan meimiliki dampak yang
pentingpada efisiensi pengoperasian
A. Manfaat dan Tujuan Tata Letak FasilitasTujuan desain layout yang utama adalah untuk
meminimalkan biaya- biaya seperti : biaya produksi, biaya
transportasi material, biaya konstruksi danpemasangan
fasilitas-fasilitas produksi.Layout yang ada di perusahaan tidakselalu tetap tergantung dan kondisilingkungan dan kebijakan
dan top management. banyak faktor-faktor yangmenyebabkan
suatu layout harus diperbarui atau diperbaiki yang nantinya
akanmemberikan banyak keuntungan bagi perusahaan. Desain
layout dapatmemberikan manfaat-manfaat yaitu:
Mengurangi delay pada waktu proses produksi Mengurangi waktu transportasi material Memaksimalkan hasil produksi
3.2.1 Efektivitas Kerja
Efektivitas kerja dalam Dewi (2005), suatu keadaan
dimana aktifitas jasmaniah dan rohaniah yang dilakukan
manusia dapat mencapai hasil akibat sesuai yang dikehendaki
(Sutarto,1978). Efektivitas kerja merupakan suatu ukuran
tentang pencapaian suatu tugas atau tujuan (Schermerhorn,
1998)
Faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja menurut
Richard M Steers dalam Dewi (2005) terdapat empat faktor,
yaitu:
7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur
24/25
1124
Supply Chain Management Penarapan Sistem SCM Disektor Industri MaufacturRudini Mulya Daulay Email: [email protected]
1. Karakteristik Organisasi
Karakteristik organisasi terdiri dari stuktur dan
teknologi organisasi. Stuktur dan teknologi dengan
berbagai cara. Stuktur yang dimaksud adalah
hubungan yang relatif tetap sifatnya, seperti dijumpai
dalam organisasi, sehubungan dengan susunan sumberdaya manusia. Sedangkan yang dimaksud teknologi
adalah mekanisme suatu perusahaan untuk mengubah
bahan baku menjadi barang jadi.
2. Karakteristik Lingkungan
Keberhasilan hubungan organisasi lingkungan
tampaknya amat tergantung pada tiga variabel yaitu:
a. Tingkat keterdugaan keadaan lingkungan
b. Ketepatan persepsi atas keadaan lingkungan
c. Tingkat rasionalitas organisasi
3. Karakteristik Pekerja
Pada kenyataannya, para karyawan atau pekerja
perusahaan merupakan faktor pengaruh yang paling
penting atas efektivitas karena prilaku merekalah yang
dalam jangka panjang akan mempelancar atau
merintangi tercapainya tujuan organisasi
4. Kebijaksanaan dan praktek manajemen
Kebijaksanaan dan praktek manajemen dapat
mempengaruhi atau dapat merintangi pencapaian
tujuan, tergantung bagaimana kebijaksanaan dan
praktek manajemen dalam tanggung jawab terhadap
para karyawan dan organisasi.
Tolak Ukur EfektivitasTolak ukur efektivitas Dalam penelitian ini untuk
mengukur efektivitas kerja karyawan, peneliti menggunakan
kriteria ukuran yang dikemukakan oleh Richard M. Steers dalam
Dewi (2005), yaitu dalam usaha membina pengertian efektivitas
kerja yang semua bersifat abstrak itu menjadi sedikit banyak
lebih konkrit dan dapat diukur, beberapa analis organisasi
berusaha mengindentifikasikan segi yang lebih menonjol yang
berhubungan dengan konsep ini, walaupun ada sederetan
panjang kriteria evaluasi yang dipakai kembali.
7/27/2019 Proposal Kerja Praktek - Supply Chain Management Disektor Industri Manufactur
25/25
Daftar Pustaka
1. Michael Donovan, 2005, Lean Supply Chain Management:AnExecutives Guide to Performance Improvement.
2. file:///D:/%23%20KULIAH%20%23/KERJA%20PRAKTEK/Bahan%20Materi/Lean-Supply-Chain.htm, Lean Supply Chain.
3. http://www.leanindonesia.com/2010/11/vsm-value-stream-mapping/, Lean Manufacturing and Lean Service Resources |
Indonesia
4. http://www.toyota.co.jp/en/vision/production_system, ToyotaProduction System.
5. Jebarus, Felix, 2001, Supply Chain Management, Usahawan no : 02Th XXX Februari.
6. Watanabe, Ryoichi, 2001, Supply Chain Management : Konsep danTeknologi, Usahawan no : 02 Th XXX Februari.
7. file:///D:/%23%20KULIAH%20%23/KERJA%20PRAKTEK/Bahan%20Materi/penerapan%20Lean%20SCM.html
8. Kimball E. Bullington, Ph.D., P.E., CSSBB, 2005, Lean SupplyStrategies: Applying 5S Tools to Supply Chain Management.
9. http://www.leanindonesia.com/2011/12/flow/#more-28910.http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=15&submi
t.y=20&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Ftmi%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-25405077-15296-lead_time-
chapter2.pdf.
11.Osada T, 2011, Sikap Kerja 5S, Penerbit PPM. Jakarta
http://d/%23%20KULIAH%20%23/KERJA%20PRAKTEK/Bahan%20Materi/Lean-Supply-Chain.htmhttp://d/%23%20KULIAH%20%23/KERJA%20PRAKTEK/Bahan%20Materi/Lean-Supply-Chain.htmhttp://d/%23%20KULIAH%20%23/KERJA%20PRAKTEK/Bahan%20Materi/Lean-Supply-Chain.htmhttp://d/%23%20KULIAH%20%23/KERJA%20PRAKTEK/Bahan%20Materi/Lean-Supply-Chain.htmhttp://www.leanindonesia.com/2010/11/vsm-value-stream-mapping/http://www.leanindonesia.com/2010/11/vsm-value-stream-mapping/http://www.leanindonesia.com/2010/11/vsm-value-stream-mapping/http://www.leanindonesia.com/2010/11/vsm-value-stream-mapping/http://www.toyota.co.jp/en/vision/production_systemhttp://www.leanindonesia.com/2011/12/flow/#more-289http://www.leanindonesia.com/2011/12/flow/#more-289http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=15&submit.y=20&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Ftmi%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-25405077-15296-lead_time-chapter2.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=15&submit.y=20&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Ftmi%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-25405077-15296-lead_time-chapter2.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=15&submit.y=20&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Ftmi%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-25405077-15296-lead_time-chapter2.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=15&submit.y=20&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Ftmi%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-25405077-15296-lead_time-chapter2.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=15&submit.y=20&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Ftmi%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-25405077-15296-lead_time-chapter2.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=15&submit.y=20&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Ftmi%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-25405077-15296-lead_time-chapter2.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=15&submit.y=20&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Ftmi%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-25405077-15296-lead_time-chapter2.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=15&submit.y=20&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Ftmi%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-25405077-15296-lead_time-chapter2.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=15&submit.y=20&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Ftmi%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-25405077-15296-lead_time-chapter2.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=15&submit.y=20&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Ftmi%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-25405077-15296-lead_time-chapter2.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=15&submit.y=20&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Ftmi%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-25405077-15296-lead_time-chapter2.pdfhttp://www.leanindonesia.com/2011/12/flow/#more-289http://www.toyota.co.jp/en/vision/production_systemhttp://www.leanindonesia.com/2010/11/vsm-value-stream-mapping/http://www.leanindonesia.com/2010/11/vsm-value-stream-mapping/http://d/%23%20KULIAH%20%23/KERJA%20PRAKTEK/Bahan%20Materi/Lean-Supply-Chain.htmhttp://d/%23%20KULIAH%20%23/KERJA%20PRAKTEK/Bahan%20Materi/Lean-Supply-Chain.htmTop Related