PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR
DARI LIMBAH SAYURAN DAN BULU AYAM
TERHADAP HASIL PANEN TANAMAN OKRA HIJAU
(Abelmoschus esculantus (L.) Moench)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
Nisa Sulastri
NIM : 131434030
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR
DARI LIMBAH SAYURAN DAN BULU AYAM
TERHADAP HASIL PANEN TANAMAN OKRA HIJAU
(Abelmoschus esculantus (L.) Moench)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
Nisa Sulastri
NIM : 131434030
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR
DARI LIMBAH SAYURAN DAN BULU AYAM
TERHADAP HASIL PANEN TANAMAN OKRA HIJAU
(Abelmoschus esculantus (L.) Moench)
Oleh :
Nisa Sulastri
Telah disetujui oleh :
Dosen Pembimbing
Puspita Ratna Susilawati, M.Sc. Tanggal : 12 Juni 2017
(NPP P.2408)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
SKRIPSI
PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR
DARI LIMBAH SAYURAN DAN BULU AYAM
TERHADAP HASIL PANEN TANAMAN OKRA HIJAU
(Abelmoschus esculantus (L.) Moench)
Dipersiapkan dan ditulis oleh :
Nisa Sulastri
NIM : 131434030
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi
Program Studi Pendidikan Biologi
JPMIPA FKIP Universitas Sanata Dharma
Pada tanggal : 11 Juli 2017
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd ………………
Sekretaris : Drs. Antonius Tri Priantoro, M. For. Sc ………………
Anggota : Puspita Ratna Susilawati, M.Sc. ………………
Anggota : Dra. Maslichah Asy‟ari, M.Pd. ………………
Anggota : Yoanni Maria Lauda Feroniasanti, M.Si. ………………
Yogyakarta, 11 Juli 2017
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
Rohandi, Ph. D.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang
memberi kekuatan kepadaku”
(Filipi 4:13)
Hasil karya ini aku persembahkan kepada :
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menyertaiku
Ayah dan Ibu tercinta, Bapak Helarion Enus dan Rosalina Anita Wati
Adik-adik ku tercinta, Filipus Neri Anderson Pilar dan Fortunata Oktavian
Kekasihku tercinta, Adies Anteokia Junior
Keluarga besar di Camp 35, Penyuguk, Tahai, Nanga Ella, Landuk dan Pinoh
Sahabatku terkasih yang selalu memberi dukungan dan doa
Keluarga besar Pendidikan Biologi angkatan 2013
Almamaterku tercinta Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tuliskan
ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 11 Juli 2017
Penulis
(Nisa Sulastri)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta :
Nama : Nisa Sulastri
NIM : 131434030
Demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
“PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR DARI LIMBAH SAYURAN DAN
BULU AYAM TERHADAP HASIL PANEN TANAMAN OKRA HIJAU
(Abelmoschus esculantus (L.) Moench)”
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenar-benarnya.
Dibuat di : Yogyakarta
Pada tanggal : 11 Juli 2017
Yang menyatakan,
Nisa Sulastri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR DARI LIMBAH SAYURAN DAN
BULU AYAM TERHADAP HASIL PANEN TANAMAN OKRA HIJAU
(Abelmoschus esculantus (L.) Moench)
Nisa Sulastri
131434030
ABSTRAK
Produksi sayuran selama 6 tahun terakhir di Indonesia mencapai
11.394.891 ton. Produksi sayuran yg meningkat menyebabkan limbah sayuran
juga meningkat. Selain itu terdapat pula limbah bulu ayam berasal dari tempat
pemotongan ayam yang mencapai 72.775 ton. Solusi untuk mengatasi limbah
tersebut adalah membuat pupuk organik dari limbah sayuran dan bulu ayam
karena limbah sayuran mengandung unsur makro yang berkisar 0,228 g/ml dan
limbah bulu ayam mengandung 90 % protein. Pupuk diaplikasikan pada tanaman
okra hijau untuk memperkenalkan tanaman ini kepada masyarakat. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk organik cair dari limbah sayuran dan
bulu ayam terhadap hasil panen tanaman okra hijau dan konsentrasi pupuk
organik cair yang optimal untuk meningkatkan hasil panen tanaman okra hijau.
Pupuk organik cair diberikan dalam tiga perlakuan yaitu konsentrasi 10%,
30% dan 50%. Terdapat pula pupuk urea (kontrol positif) dan kontrol. Pupuk
organik cair diuji kandungan C-organik, nitrogen, fosfor, kalium dan C/N rasio.
Data dianalisis menggunakan uji statistik yaitu one way anova dan Duncan jika
data berdistribusi normal dan homogen. Jika data tidak normal dan homogen
maka menggunakan uji Kruskal wallis dan Mann-Whitney. Parameter yang
diamati adalah jumlah buah, berat basah buah, berat kering buah dan kadar air
buah okra hijau.
Pada penelitian ini pemberian pupuk organik cair dari limbah sayuran dan
bulu ayam berpengaruh terhadap hasil panen tanaman okra hijau. Selain itu tidak
ditemukan pupuk organik cair yang paling optimal untuk meningkatkan hasil
panen tanaman okra hijau tetapi pupuk organik cair tersebut memberikan jumlah
buah, berat basah buah, berat kering buah dan kadar air buah yang sama dengan
pupuk urea.
Kata kunci : Limbah sayuran, bulu ayam, pupuk organik cair, okra hijau
(Abelmoscus esculantus (L.) Moench)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THE EFFECT OF ORGANIC LIQUID FERTILIZER FROM VEGETABLES
WASTE AND CHICKEN FEATHERS TOWARD OKRA PLANT
(Abelmoschus esculantus (L.) Moench) HARVEST
Nisa Sulastri
131434030
ABSTRACT
Vegetable production during the last 6 years in Indonesia were among
11.394.891 tons. The increases of vegetable production were causes the vegetable
waste also increasing. In addition, chicken feather were also wasted, this comes
from the chicken slaughtering and it reached among 72.775 tons. The solution to
overcome the waste then by making an organic fertilizer from vegetable waste and
chicken feathers because vegetable waste contains macro element which is about
0.228 g / ml and chicken feather contains 90% protein. This fertilizer were
applied to the okra plants to introduce this plant to the community. The aim of this
study were to determine the effect of organic liquid fertilizer from vegetable waste
and chicken feathers toward the harvest of okra plants and to know the optimal
concentration of organic liquid fertilizer to increase the quality of the harvest
from the okra plants.
Organic liquid fertilizers were administered in three treatments, they were
concentrations of 10%, 30% and 50%. Urea fertilizer also used as positive
control and control. The organic liquid fertilizer were tested from the C-organic,
nitrogen, phosphorus, potassium and C/N ratio. Data were analyzed using
statistical test one way anova and Duncan if the data were distributed normal and
homogeneous. If the data were not normal and homogeneous then Kruskal Wallis
and Mann-Whitney test was used. The parameters being observed were number of
fruit, wet weight of fruit, dry weight of fruit and water content of the okra fruit.
In this research, the provision of organic liquid fertilizer from vegetable waste
and chicken feathers influenced the okra harvest. In addition, no optimal organic
liquid fertilizer were found to increase the yield of okra plants but the organic
liquid fertilizer gave the number of fruit, wet weight of fruit, dry weight of fruit
and water content of the fruit as the same with urea fertilizer usage.
Keywords: Vegetable waste, chicken feathers, organic liquid fertilizer, green okra
(Abelmoschus esculantus (L.) Moench)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pupuk
Organik Cair dari Limbah Sayuran dan Bulu Ayam terhadap Hasil Panen
Tanaman Okra Hijau (Abelmoschus esculantus (L.) Moench)”. Penulisan skripsi
ini berhasil diselesaikan berkat bantuan, dukungan dan doa dari berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis banyak mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu Puspita Ratna Susilawati, M.Sc. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran, memberikan arahan,
masukan dan motivasi dalam proses penulisan skripsi.
4. Ibu Dra. Maslichah Asy‟ari, M.Pd. dan Ibu Yoanni Maria Lauda Feroniasanti,
M.Si. yang telah memberikan kritik dan saran yang menjadikan skripsi ini
menjadi lebih baik.
5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Biologi yang telah mendidik,
membimbing, memberi dukungan dan berbagi ilmu pengetahuan kepada
penulis dari awal perkuliahan sampai selesai.
6. Ayah dan ibu tercinta, Helarion Enus dan Rosalina Anita Wati yang telah
memberi kasih sayang, semangat, mendoakan dan mendukung penulis berupa
moral dan materi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
7. Adik-adik ku tercinta, Filipus Neri Anderson Pilar dan Fortunata Oktavian
yang selalu menghibur dan mendukung penulis.
8. Kekasih tercinta, Adies Anteokia Junior yang selalu mendukung, mendoakan
dan menemani penulis.
9. Keluarga besar ku yang telah memberi motivasi dan doa kepada penulis.
10. Sahabat-sahabat ku tercinta Eva Setia Putri Saragih, Anastia Aryantie, Ani
Petronika, Rizki Azizah, Bruder Dieng, Rosalia Selmi, Doan Wili Vier
Mathulas dan Yohanes Hendri yang membantu dalam proses pengambilan
data, memberi dukungan dan doa kepada penulis.
11. Bapak Slamet dan Kak Sam yang selalu memberi masukan dan ilmu dalam
hal penanaman dan pemeliharaan tanaman okra hijau.
12. Seluruh mahasiswa Pendidikan Biologi 2013 dan teman-teman kelompok 20
KKN yang telah menemani penulis dan memberi kebahagian dari awal
perkuliahan sampai akhir perkuliahan.
13. Semua pihak yang belum disebutkan satu persatu yang turut membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih atas kehadiran kalian
yang memberikan pengalaman dan pelajaran yang luar biasa untuk penulis.
Penulis menyadari penyusunan skripsi ini masih banyak memeiliki
kekurangan. Untuk itu, penulis memohan maaf dan mengharapkan kritik serta
saran yang membangun supaya skripsi ini menjadi lebih baik. Akhir kata
semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan ilmu bagi semua pembaca.
Penulis
Nisa Sulastri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................................... vii
ABSTRACT .............................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 6
1. Bagi Peneliti................................................................................................ 6
2. Bagi Masyarakat ......................................................................................... 6
3. Bagi Pendidikan .......................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 8
A. Limbah Sayur.................................................................................................... 8
1. Sawi Hijau ................................................................................................. 8
2. Sawi Putih .................................................................................................. 9
3. Kubis ......................................................................................................... 10
B. Limbah Bulu Ayam ........................................................................................ 12
C. Pupuk .............................................................................................................. 13
1. Pupuk berdasarkan sumber bahan ............................................................ 14
2. Pupuk berdasarkan bentuk fisik ................................................................ 16
D. Kandungan Nutrien dan Standar Kualitas Pupuk Organik Cair ..................... 17
1. Nitrogen .................................................................................................... 17
2. Fosfor ........................................................................................................ 18
3. Kalium ...................................................................................................... 18
E. Fermentasi Pupuk Organik Cair ..................................................................... 19
F. Effective Mikroorganisme (EM4) ................................................................... 20
G. Molasse ........................................................................................................... 22
H. Okra Hijau (Abelmoschus esculantus (L.) Moench)....................................... 23
1. Asal dan persebaran tanaman okra hijau..................................................... 23
2. Klasifikasi ................................................................................................... 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
3. Morfologi .................................................................................................... 24
4. Syarat tumbuh ............................................................................................. 25
5. Budidaya ..................................................................................................... 25
I. Penelitian yang Relevan ................................................................................. 26
J. Kerangka Berpikir .......................................................................................... 28
K. Hipotesis ......................................................................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 31
A. Jenis Penelitian ............................................................................................... 31
B. Batasan Penelitian ........................................................................................... 32
C. Alat dan Bahan ............................................................................................... 33
D. Cara Kerja ....................................................................................................... 34
1. Penghancuran tepung bulu ayam ............................................................... 34
2. Pembuatan pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam ......... 35
3. Persemaian ................................................................................................ 37
4. Penyiapan lahan dan media tanam ............................................................. 38
5. Aklimatisasi ............................................................................................... 39
6. Perlakuan.................................................................................................... 39
7. Pemeliharaan .............................................................................................. 40
8. Panen .......................................................................................................... 41
9. Pengambilan Data ...................................................................................... 41
E. Metode Analisis Data ..................................................................................... 42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 44
A. Pupuk Organik Cair dari Limbah Sayuran dan Bulu Ayam ........................... 44
B. Jumlah Buah Okra Hijau ................................................................................ 47
C. Berat Basah Buah Okra Hijau......................................................................... 51
D. Berat Kering Buah Okra Hijau ....................................................................... 55
E. Kadar Air Buah Okra Hijau ............................................................................ 58
F. Keterbatasan Penelitian .................................................................................. 62
BAB V IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN DALAM PROSES
PEMBELAJARAN ............................................................................... 63
BAB VI PENUTUP .............................................................................................. 65
A. Kesimpulan ................................................................................................... 65
B. Saran ............................................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 67
LAMPIRAN ........................................................................................................... 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kandungan gizi sawi hijau setiap 100 g ................................................. 9
Tabel 2.2 Kandungan gizi sawi putih setiap 100 g ............................................... 10
Tabel 2.3 Kandungan gizi kubis setiap 100 g ....................................................... 11
Tabel 2.4 Kandungan nutrisi bulu ayam ............................................................... 12
Tabel 2.5 Standar mutu pupuk organik cair .......................................................... 19
Tabel 2.6 Fungsi mikroorganisme dalam EM4 ..................................................... 21
Tabel 2.7 Penelitian yang relevan ......................................................................... 26
Tabel 4.1 Hasil analisis pupuk organik cair dari limbah
sayuran dan bulu ayam .......................................................................... 45
Tabel 4.2 Rerata jumlah buah tanaman okra hijau ................................................ 51
Tabel 4.3 Rerata berat basah buah tanaman okra hijau ......................................... 54
Tabel 4.4 Rerata berat kering buah tanaman okra hijau ....................................... 57
Tabel 4.5 Rerata kadar air buah tanaman okra hijau ............................................. 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Sawi hijau ............................................................................................ 8
Gambar 2.2 Sawi putih .......................................................................................... 10
Gambar 2.3 Kubis ................................................................................................. 11
Gambar 2.4 Okra hijau .......................................................................................... 23
Gambar 2.5 Kerangka berpikir .............................................................................. 29
Gambar 3.1 Proses penghancuran bulu ayam ....................................................... 35
Gambar 3.2 Tahap pembuatan pupuk organik cair ............................................... 37
Gambar 3.3 Belalang penggangu tanaman okra hijau .......................................... 40
Gambar 4.1 Pengaruh pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu
ayam terhadap jumlah buah tanaman okra hijau .............................. 48
Gambar 4.2 Pengaruh pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu
ayam terhadap berat basah buah tanaman okra hijau ....................... 52
Gambar 4.3 Pengaruh pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu
ayam terhadap berat kering buah tanaman okra hijau ...................... 56
Gambar 4.4 Pengaruh pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu
ayam terhadap kadar air buah tanaman okra hijau ........................... 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Pengujian Pupuk Organik Cair dari Limbah Sayuran
dan Bulu Ayam ................................................................................. 72
Lampiran 2 Suhu dan Kelembaban Lahan ........................................................... 73
Lampiran 3 Uji Normalitas, Uji Homogenitas, Uji Kruskal wallis dan
Uji Mann-Whitney jumlah buah okra hijau...................................... 74
Lampiran 4 Uji Normalitas, Uji Homogenitas, Uji Anova dan Uji
Duncan berat basah buah okra hijau ................................................. 81
Lampiran 5 Uji Normalitas, Uji Homogenitas, Uji Anova dan Uji
Duncan berat kering buah okra hijau................................................ 83
Lampiran 6 Uji Normalitas, Uji Homogenitas, Uji Anova dan Uji
Duncan kadar air buah okra hijau ..................................................... 85
Lampiran 7 Silabus .............................................................................................. 87
Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................. 92
Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa ....................................................................... 101
Lampiran 10 Lembar Penilaian ......................................................................... 114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara tropis dan agraris karena penduduknya
banyak yang bekerja sebagai petani dan salah satu hasil pertanian yang
melimpah adalah sayur-sayuran. Produksi sayuran Indonesia meningkat
sebesar 8% per tahun. Pada tahun 2001 produksi sayuran dari 6,9 juta ton
menjadi 9 juta ton pada tahun 2005 sedangkan 6 tahun terakhir produksi
sayuran di Indonesia yaitu 11.394.891 ton. Sayuran yang dibudidayakan di
Indonesia adalah kubis, bayam, kangkung, sawi, cabai, kentang, bawang
merah dan tomat (Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jendral Hortikultura,
2011). Sayuran segar tidak dapat disimpan lama karena sayuran tersebut
mudah layu dan busuk.
Masyarakat Indonesia memperjualbelikan sayuran di pasar tradisional.
Sayuran yang rusak sebagian besar hanya dibuang di tepi pasar sehingga
merusak pemandangan dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Hal ini
dapat membuat para konsumen malas untuk berbelanja di pasar tradisional
walaupun harga yang ditawarkan lebih murah daripada harga di
supermarket. Sementara untuk sayuran yang tidak laku, para penjual
biasanya mengonsumsi sebagian sayuran sedangkan sayuran yang rusak dan
layu akan digunakan sebagai pakan ternak. Menurut Pramono (2004), dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
total limbah organik kota, sekitar 60% merupakan sayur-sayuran dan 40%
merupakan daun-daunan, kulit buah-buahan dan sisa makanan. Data pada
tahun 2012, kota Yogyakarta menyumbang sampah sebanyak 180 ton tiap
harinya. Sampah ini sudah termasuk limbah organik maupun limbah non
organik (Anonim, 2012).
Selain dari limbah organik yang berupa sayuran di pasar tradisional,
terdapat juga limbah yang berasal dari tempat pemotongan ayam yaitu bulu
ayam. Kebutuhan masyarakat akan ayam yang meningkat pesat
menimbulkan limbah bulu ayam yang meningkat pula dari industri rumah
potong ayam. Limbah bulu ayam merupakan suatu hal yang perlu
penanganan khusus karena menimbulkan dampak yang sangat besar
terhadap pencemaran lingkungan. Bulu ayam tersebut akan menyebabkan
bau yang tidak sedap.
Berat bulu ayam 4% dari berat tubuh total (Siregar, 2003). Menurut
Puastuti (2007), produksi bulu ayam berjumlah 25.690 ton (1999), 42.050
ton (2000), 49.250 ton (2001), 68.510 ton (2002), 72.680 ton (2003) dan
72.775 ton (2005). Limbah ini terus meningkat seiring dengan peningkatan
populasi ayam dan kebutuhan masyarakat akan daging ayam. Jika limbah
yang terus bertambah ini tidak dikelola dengan baik maka akan
menimbulkan dampak pencemaran yang sangat besar terhadap lingkungan
khususnya lingkungan sekitar rumah potong ayam. Oleh sebab itu, limbah
dari sayuran dan limbah dari bulu ayam tersebut sebaiknya dimanfaatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dan penelitian ini mengkombinasi kedua limbah tersebut menjadi pupuk cair
berbahan dasar limbah sayur dan bulu ayam.
Berdasarkan hasil kajian secara laboratoris BPPT Jakarta, pupuk
organik cair yang berasal dari limbah sayuran memenuhi syarat sebagai
pupuk, baik sebagai sumber unsur makro maupun mikro. Kandungan unsur
makro yang meliputi N, P, K, Ca, Mg, dan S berkisar 0,228 g/ml, sedangkan
unsur hara mikro meliputi Fe, Mn, Cu, dan Zn adalah 0,0000382 g/ml
(Anonim, 2007). Limbah ini berpotensi sebagai pupuk organik cair karena
ketersediaannya di Indonesia khususnya di Kabupaten Sleman melimpah,
sehingga dapat dijadikan alternatif pembuatan pupuk. Menurut Savitha
(2007), bulu ayam mengandung 90% protein dengan kandungan S, Ca dan
P. Walaupun bulu ayam sulit terdegradasi dengan lingkungan, tetapi jika
dibuat tepung atau serat kasar dan dicampur dengan limbah sayuran untuk
membuat pupuk cair maka akan mudah terdegradasi dan dapat
meningkatkan kesuburan tanah.
Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah banyak petani masih
tergantung pada pupuk anorganik karena pupuk anorganik mengandung
beberapa unsur hara dalam jumlah yang banyak, padahal jika pupuk
anorganik digunakan secara terus-menerus akan menimbulkan dampak
negatif terhadap kondisi tanah (Indriani, 2004). Oleh karena itu, penelitian
ini menggunakan pupuk organik karena pupuk organik berperan
meningkatkan aktifitas biologi, kimia, dan fisik tanah sehingga tanah
menjadi subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk organik adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
pupuk yang dibuat dari sisa-sisa metabolisme atau organ hewan dan
tumbuhan. Keunggulan pupuk organik adalah dapat memperbaiki kondisi
fisik tanah karena membantu pengikatan air secara efektif selain itu pupuk
organik dapat mencegah erosi dan pergerakan tanah. Pupuk organik dalam
bentuk cairan akan mudah diserap oleh tanaman (Sutedjo, 2010). Selain itu
pupuk organik cair ini dibuat dari bahan limbah sayur dan bulu ayam yang
merupakan limbah di lingkungan sehingga dapat mengurangi limbah
tersebut. Jika pupuk ini dibuat petani maka dapat menghemat biaya
produksi.
Penelitian menggunakan pupuk organik cair ini dilakukan pada
tanaman okra hijau (Abelmoschus esculantus (L.) Moench). Tanaman okra
hijau digunakan dalam penelitian karena tanaman ini belum terlalu dikenal
oleh masyarakat Indonesia. Pada 100 g buah okra hijau mengandung 1 g
lendir, 90 g air, 2 g protein, 7 g karbohidrat, 1 g serat, 70-90 mg kalsium
dengan total energi 145 kJ. Selain itu buah okra hijau mengandung glutation
(komponen antioksidan) yang menjaga sel-sel agar dapat bermetabolisme
dengan baik dan menangkal radikal bebas penyebab penyakit kanker.
Khasiat lain dari buah okra hijau adalah dapat menstabilkan gula darah
(Santoso, 2016). Tanaman okra hijau sangat mudah dibudidayakan, hanya
memerlukan 2-2,5 bulan setelah tanam untuk dipanen (Hidayat dkk., 2006).
Penelitian menggunakan pupuk organik cair limbah sayur sudah
dilakukan oleh Latifah dkk. (2012) untuk memanfaatkan sampah organik
pasar sebagai bahan pupuk cair untuk pertumbuhan tanaman bayam merah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
(Alternanthera ficoides). Penelitian yang dilakukan tersebut hanya
menggunakan limbah sayuran, sedangkan pada penelitian ini
mengombinasikan limbah sayur dan bulu ayam. Hal ini dilakukan karena
pada penelitian sebelumnya pemberian konsentrasi pupuk cair organik
berbahan limbah sayur sawi putih dengan konsentrasi yang berbeda tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan tanaman bayam
merah. Maka dalam penelitian ini memvariasikan limbah sayur yang akan
dijadikan bahan dasar pupuk yaitu sawi putih, sawi hijau dan kubis serta
ditambahkan limbah bulu ayam. Selain itu penelitian ini menambah
konsentrasi setiap perlakuan pada tanaman okra hijau yaitu dengan
konsentrasi 10%, 30% dan 50%.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang ada di atas, rumusan masalah yang diangkat
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu
ayam terhadap hasil panen tanaman okra hijau (Abelmoschus
esculantus (L.) Moench) ?
2. Berapakah konsentrasi pupuk organik cair dari limbah sayuran dan
bulu ayam yang paling optimal untuk meningkatkan hasil panen
tanaman okra hijau (Abelmoschus esculantus (L.) Moench) ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
C. Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Mengetahui pengaruh pupuk organik cair dari limbah sayuran dan
bulu ayam terhadap hasil panen tanaman okra hijau (Abelmoschus
esculantus (L.) Moench).
2. Mengetahui konsentrasi pupuk organik cair dari limbah sayuran dan
bulu ayam yang optimal untuk meningkatkan hasil panen tanaman
okra hijau (Abelmoschus esculantus (L.) Moench).
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat bagi beberapa pihak yaitu :
1. Bagi Peneliti
a) Memanfaatkan limbah sayuran dan bulu ayam untuk membuat
pupuk organik cair
b) Mengembangkan pengetahuan di bidang pertanian terutama
tentang pengaruh pupuk organik cair yang diberikan pada suatu
tanaman
2. Bagi Masyarakat
a) Menyediakan tambahan informasi bagi masyarakat mengenai
pemanfaatan limbah sayuran dan bulu ayam sebagai pupuk cair
organik sehingga dapat menghemat biaya
b) Menyediakan informasi bagi masyarakat dalam membuat pupuk
organik cair dan mengaplikasikannya pada budidaya tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
3. Bagi Dunia Pendidikan
Menyediakan referensi dan acuan dalam pemanfaatan limbah
khususnya limbah sayuran dan bulu ayam dalam materi Perubahan
dan Pelestarian Lingkungan kelas X SMA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Limbah Sayur
Limbah sayuran merupakan limbah yang jumlahnya banyak di pasar
khususnya pasar tradisional. Limbah sayuran adalah bagian dari sayuran
atau sayuran yang sudah tidak dapat digunakan atau dibuang. Limbah
sayuran terdiri dari limbah sawi hijau, sawi putih dan kubis serta masih
banyak lagi limbah-limbah sayuran lainnya. Limbah sayuran berpeluang
digunakan sebagai bahan untuk pembuatan pupuk organik karena
ketersediaannya yang melimpah serta mudah didapatkan. Jenis limbah
sayuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sawi hijau (Brassica rapa var. parachinensis)
Sawi hijau termasuk ke dalam suku Brassicaceae dan
merupakan sayuran yang cukup popular. Sawi hijau ini dikenal pula
dengan nama caisim atau sawi bakso. Sawi hijau mudah
dibudidayakan dan dapat dimakan segar atau diolah menjadi asinan,
lalapan dan berbagai masakan lainnya (Margiyanto, 2007).
Gambar 2.1 Sawi Hijau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Sawi hijau mengandung zat gizi yang baik bagi tubuh dan
kandungan tersebut juga baik jika dijadikan pupuk. Kandungan gizi
sawi hijau setiap 100 g diuraikan dalam Tabel 2.1 berikut :
Tabel 2.1 Kandungan gizi sawi hijau setiap 100 g
No Komposisi Jumlah
1 Protein (g) 2,3
2 Lemak (g) 0,4
3 Karbohidrat (g) 4,0
4 Kalsium (mg) 220
5 Fosfor (mg) 38,0
6 Besi (mg) 2,9
7 Vitamin A (mg) 1.940,0
8 Vitamin B (mg) 0,09
9 Vitamin C (mg) 102
10 Energi (kkal) 22,0
11 Serat (g) 0,7
12 Air (g) 92,2
13 Natrium (mg) 20,0
Sumber : Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI (2012)
Menurut Kementerian Pertanian Direktorat Jendral Hortikultura
(2015), produksi suku sawi-sawian untuk wilayah Indonesia yaitu
602.468 ton dalam 60.804 Ha. Semakin tinggi produksi maka limbah
yang dihasilkan oleh sawi akan semakin banyak. Kandungan gizi
dalam limbah akan berkurang jika limbah sayuran tersebut busuk atau
sudah terurai karena mengalami degenarasi.
2. Sawi Putih (Brassica rapa var. pekinensis)
Sawi putih dikenal juga dengan sebutan petsai merupakan
tanaman sayuran daun dari suku Brassicaceae yang memiliki nilai
ekonomis tinggi dan cocok untuk dikembangkan di daerah sub tropis
maupun tropis. Sawi putih diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Asia Timur. Tanaman ini telah dibudidayakan sejak 2.500 tahun yang
lalu, kemudian menyebar ke Philipina dan Taiwan (Sunarjono, 2004).
Gambar 2.2 Sawi Putih
Sawi putih mengandung zat gizi yang baik bagi tubuh dan
kandungan tersebut juga baik jika dijadikan pupuk. Kandungan gizi
sawi putih setiap 100 g diuraikan dalam Tabel 2.2 berikut :
Tabel 2.2 Kandungan gizi sawi putih setiap 100 g
No Komposisi Jumlah
1 Protein (g) 2,30
2 Lemak (g) 0,10
3 Karbohidrat (g) 1,20
4 Kalsium (mg) 88
5 Fosfor (mg) 23
6 Besi (mg) 1,9
7 Vitamin A ( g) 290
8 Vitamin C (mg) 19
9 Vitamin B6 (mg) 0,08
10 Vitamin K ( g) 76
11 Asam Folat ( g) 33
Sumber : Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI (2012)
3. Kubis
Kubis adalah jenis sayuran yang banyak di Indonesia karena
tidak mengenal musim. Hampir 40 spesies dari Brassica tersebar di
seluruh dunia. Sebagian besar tumbuh di daerah beriklim sedang, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
beberapa diantaranya bahkan tumbuh di iklim subartik. Kubis sangat
dikenal oleh masyarakat karena manfaatnya bagi kesehatan dan
kandungan gizinya yang tinggi juga berguna bagi manusia. Beberapa
diantara tanaman kubis-kubisan merupakan sayuran daun dan akar
juga herba dikotil setahun dan dua-tahunan. Ketika berupa kecambah,
berbagai tanaman kubis-kubisan akan sulit dibedakan, tetapi setelah
tua maka akan memunculkan karakteristik yang dapat dibedakan
(Vincent dan Yamaguchi, 1998). Kubis mampu tumbuh di daratan
rendah dan daratan tinggi dengan curah hujan rata-rata 850-900 mm
(Dalimartha dan Adrian, 2011).
Gambar 2.3 Kubis
Kubis mengandung zat gizi yang baik bagi tubuh dan kandungan
tersebut juga baik jika dijadikan pupuk. Kandungan gizi kubis setiap
100 g diuraikan dalam Tabel 2.3 berikut :
Tabel 2.3 Kandungan gizi kubis setiap 100 g
No Komposisi Jumlah
1 Kalori (kkal) 25
2 Protein (g) 1,30
3 Lemak (g) 0,20
4 Karbohidrat (g) 6,10
5 Serat (g) 1,9
6 Kalsium (mg) 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
7 Fosfor (mg) 39
8 Vitamin A ( g) 2
9 Vitamin C (mg) 21
10 Vitamin B6 (mg) 0,1
11 Vitamin K ( g) 76
12 Asam Folat ( g) 44
Sumber : Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI (2012)
B. Limbah Bulu Ayam
Industri pemotongan ayam merupakan sumber limbah bulu ayam yang
dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan gangguan penyakit bagi
masyarakat sekitar jika tidak dikelola dengan baik. Berdasarkan data
Direktorat Jenderal Peternakan tahun 2006, produksi bulu ayam dari jenis
ayam broiler berjumlah 25.690 ton (1999), 42.050 ton (2000), 49.250 ton
(2001), 68.510 ton (2002), 72.680 ton (2003) dan 72.775 ton (2005)
(Puastuti, 2007). Bulu unggas memiliki kandungan protein (keratin) sebesar
80-90%, melebihi kandungan protein pada kedelai (42,5%) (Adiati dkk.,
2004).
Menurut Savitha (2007), bulu ayam mengandung 90% protein dengan
komponen beta-keratin, fibrous dan struktur protein yang kokoh dari
disulfida. Komponen tersebut sangat sulit terdegradasi di lingkungan,
sementara limbah bulu ayam sangat banyak dihasilkan oleh industri
peternakan ayam. Menurut Adiati dkk. (2004), kandungan nutrisi bulu ayam
dapat diuraikan dalam tabel 2.4 berikut :
Tabel 2.4 Kandungan Nutrisi Tepung Bulu Ayam
Nutrien Tepung bulu a Tepung bulu
b Tepung bulu
c
Bahan kering
(%)
93,3 91 91,96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Serat kasar (%) 0,9 0,6 Tidak dianalisa
Protein kasar
(%)
85,8 81,7 83,74
Lemak (%) 7,21 3,0 3,81
Abu (%) 3,5 3,7 2,76
Ca (%) 1,19 0,25 0,17
P (%) 0,68 0,65 0,13
Keterangan : a) berdasarkan NRC (1996)
b) Hartadi et al. (1997)
c) Hasil analisa Laboratorium Balitnak, Ciawi, Bogor
Bulu ayam diproses terlebih dahulu sehingga dinamakan tepung bulu
terhidrolisis atau terproses. Tepung bulu memiliki kandungan leusin dan
isoleusin yang baik, tetapi kurang akan metionin dan triptofan. Tepung bulu
terproses dapat digunakan dalam campuran pembuatan pupuk cair. Limbah
bulu ayam berpotensi untuk pupuk cair karena jumlahnya yang melimpah
dan harganya relatif murah. Selain itu jika dibuat pupuk maka menambah
unsur hara mikro pada tanah yang sangat dibutuhkan tanaman (Adiati dkk.,
2004).
C. Pupuk
Pupuk merupakan material yang digunakan untuk mencukupi
kebutuhan hara yang diperlukan tanaman agar mampu berproduksi dengan
baik, dengan cara ditambahkan pada media tanam atau tanaman. Pupuk
mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut berupa
mineral dan bahan organik, dihasilkan oleh kegiatan alam atau diolah oleh
manusia. Unsur hara yang diperlukan oleh tanaman adalah : C, H, O
(ketersediaan di alam masih melimpah), N, P, K, Ca, Mg, S (hara makro,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
kadar dalam tanaman > 100 ppm), Fe, Mn, Zn, CI, Mo, B (hara mikro, kadar
dalam tanaman < 100 ppm) (Sutedjo, 2010).
Pupuk diberikan kepada tanaman dengan tujuan untuk memperbaiki
sifat fisik, sifat kimia, dan sifat biologi tanah. Selain itu, pupuk juga banyak
diberikan agar tanaman dapat tumbuh, berkembang dan menghasilkan
sesuai yang diharapkan. Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan
kebutuhan tanaman tersebut, agar tanaman tidak mendapat terlalu banyak
zat makanan (Yuwono, 2006).
Menurut Sutedjo (2010), pupuk dapat dikelompokkan berdasarkan
sumber bahan pembuatannya dan bentuk fisiknya. Berikut ini uraian
pengelompokan pupuk tersebut :
1. Pupuk berdasarkan sumber bahan
Dilihat dari sumber bahan pembuatannya, terdapat dua
kelompok besar pupuk yaitu:
a) Pupuk organik atau pupuk alami
Pupuk organik mencakup semua pupuk yang dibuat dari
sisa-sisa metabolisme atau organ hewan dan tumbuhan.
Keunggulan pupuk organik adalah dapat memperbaiki kondisi
fisik tanah karena membantu pengikatan air secara efektif selain
itu pupuk organik dapat mencegah erosi dan pergerakan tanah.
Pupuk organik memiliki komposisi unsur hara yang lengkap
tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang
digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi
tanah. Pupuk organik mengandung banyak bahan organik dari
pada kadar haranya. Sumber bahan organik dapat berupa
kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami,
brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa),
limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan
pertanian dan limbah kota (sampah).
Pada penelitian ini pupuk yang digunakan adalah pupuk
organik. Hal ini dikarenakan bahan pembuatan pupuk tersebut
berasal dari sisa sayuran dan bulu ayam yang merupakan sisa-
sisa dari organisme.
b) Pupuk anorganik atau pupuk sintetis
Pupuk anorganik sering disebut dengan pupuk buatan.
Pupuk anorganik dapat dibedakan menjadi pupuk anorganik
tunggal dan majemuk. Pupuk anorganik tunggal hanya memiliki
satu macam hara, sedangkan pupuk anorganik majemuk
memiliki kandungan lengkap. Pupuk majemuk biasanya dibuat
dengan mencampurkan pupuk-pupuk tunggal. Komposisi
haranya bermacam-macam, tergantung produsen dan
komoditasnya.
Pupuk anorganik dibuat melalui proses pengolahan oleh
manusia dari bahan-bahan mineral. Pupuk anorganik biasanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
lebih “murni” daripada pupuk organik, dengan kandungan bahan
yang dapat dikalkulasi.
2. Pupuk berdasarkan bentuk fisik
Secara fisik, pupuk dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
a) Pupuk padat
Pupuk padat diperdagangkan dalam bentuk onggokan,
remahan, butiran atau kristal. Pupuk padatan biasanya
diaplikasikan ke tanah atau media tanam.
b) Pupuk cair
Pupuk cair diperdagangkan dalam bentuk konsentrat atau
cairan. Pupuk cair diberikan dengan cara disemprotkan ke tubuh
tanaman atau di tanah. Dalam penelitian ini menggunakan
pupuk cair, karena pupuk cair dapat meresap cepat ke dalam
tanah. Pupuk cair lebih banyak dibuat dari bahan organik yang
sering disebut pupuk organik cair.
Pupuk organik cair adalah larutan dari hasil pembusukan
bahan organik yang berasal dari makhluk hidup misalnya sisa
dari tanaman, kotoran hewan dan manusia. Bahan-bahan organik
yang digunakan sebagai pupuk organik cair mengandung unsur
hara yang lebih dari satu. Kelebihan dari pupuk organik cair ini
adalah mampu menyediakan hara secara cepat, tidak merusak
tanah dan tanaman meskipun terus menerus digunakan. Pupuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
cair lebih mudah diserap oleh tanaman karena unsur-unsur di
dalamnya sudah terurai (Hadisuwito, 2007).
D. Kandungan nutrien dan standar kualitas pupuk organik cair
Pupuk organik cair mengandung unsur hara makro dan mikro esensial
(N, P, K, Ca, Mg, S, B, Mo, Cu, Fe, Mn dan bahan organik). Aplikasi pupuk
organik cair biasanya disemprotkan pada daun dan tanah di sekitar tanaman.
Pada daun fungsi pupuk ini adalah untuk mendorong dan meningkatkan
pembentukan klorofil sedangkan pada tanah pupuk ini bermanfaat untuk
memperbaiki kesuburan tanah dan memacu aktivitas mikroorganisme tanah
(Priambono, 2015).
Unsur hara makro banyak sekali terdapat pada limbah sayur dan bulu
ayam dalam pembuatan pupuk organik cair. Berikut ini uraian fungsi unsur
hara makro yang sangat dibutuhkan oleh tanaman :
1. Nitrogen (N)
Nitrogen merupakan unsur hara yang sangat berperan dalam
pertumbuhan tanaman dan paling banyak dibutuhkan tanaman.
Kandungan nitrogen dalam tanaman adalah 2-4% dari berat kering
tanaman. Lebih dari 98 % unsur N di dalam tanah tidak tersedia untuk
tanaman akibat terakumulasi di dalam bahan organik.
Nitrogen berfungsi sebagai perangsang pertumbuhan akar,
batang dan daun. Selain itu nitrogen membuat daun tampak lebih hijau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
karena nitrogen berperan penting sebagai penyusun klorofil. Nitrogen
membantu pula dalam meningkatkan mutu dan hasil panen tanaman.
Kelebihan nitrogen akan membuat daun tanaman berwarna hijau
tua dan menyebabkan keterlambatan pertumbuhan yang akan
menyebabkan gagal panen. Kekurangan nitrogen akan membuat
tanaman menjadi kerdil, daun kecil dan berwarna kuning pucat, daun
bagian bawah mudah kering dan hasil panen rendah (Poerwowidodo,
1996).
2. Fosfor (P)
Fosfor dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang cukup
karena fosfor berperan dalam proses fotosintesis, respirasi, transfer
dan penyimpanan energi, pembelahan dan pembesaran sel serta proses
lainnya (Winarso, 2005). Fosfor juga berperan dalam membran sel
tanaman, tempat fosfor tersebut terikat pada molekul lipid yang
dikenal fosfolipid (Jainurti, 2016). Selain itu fungsi fosfor adalah
memperpanjang akar, mempercepat pemasakan buah serta
memperbaiki mutu dan jumlah panen. Kekurangan fosfor akan
membuat tanaman kerdil, daun bagian tepi dan ujung berwarna
keungguan, buah lambat masak dan biji kurang berisi serta kualitas
buah menurun (Priambono, 2015).
3. Kalium (K)
Kalium diserap dalam bentuk kation oleh tanaman. Unsur
kalium sangat berlimpah dan mempunyai energi hidrasi rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
sehingga tidak menyebabkan polarisasi molekul air (Pranata, 2004).
Kalium berfungsi untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman,
meningkatkan ketahanan serangan hama dan memperbaiki mutu hasil
panen. Kekurangan kalium mengakibatkan pinggir daun bintik-bintik
putih kemerahan, daun mengkerut, tanaman kerdil, batang mudah
patah dan buah kecil serta sering ada bercak luka pada buah
(Priambono, 2015).
Unsur hara yang dibutuhkan tanaman melalui pupuk organik
cair harus cukup untuk tanaman tersebut dan harus sesuai dengan
standar kualitas pupuk organik cair. Menurut Peraturan Menteri
Pertanian No. 70/Permentan/SR.140/10/2011 standar kualitas pupuk
organik cair dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 2.5 Standar Mutu Pupuk Organik Cair
Parameter Satuan Standar mutu
C-Organik % Min 6
pH - 4 – 9
N, P, K % 3 – 6
Mn, Cu, Zn Ppm 250 – 5000
Fe Total Ppm 90 – 900
Fe tersedia Ppm 5 – 50
Co Ppm 5 – 20
Mo Ppm 2 – 10
La, Ca Ppm 0
C/N rasio - 10-20
E. Fermentasi pupuk organik cair
Pupuk organik cair dari limbah sayur dan bulu ayam dibuat dengan
cara fermentasi. Fermentasi merupakan proses pemecahan senyawa organik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
menjadi senyawa sederhana yang melibatkan mikroorganisme. Prinsip
fermentasi ini adalah bahan organik dihancurkan oleh mikrobia dalam
kisaran temperatur dan kondisi tertentu (Affandi, 2008).
Menurut Affandi (2008), fermentasi dilakukan tanpa memerlukan
oksigen dengan memecah karbohidrat dan asam amino secara anaerobik.
Karbohidrat akan dipecah oleh enzim amilase dan enzim glukosidase
menjadi unit-unit kecil glukosa, kemudian glukosa tersebut diubah oleh
khamir menjadi alkohol. Proses fermentasi yang terjadi pada pupuk organik
cair dibantu oleh mikroorganisme yang terdapat dalam Effective
Mikroorganisme (EM4) untuk mempercepat pembentukan pupuk cair.
Waktu pembentukan pupuk cair tersebut adalah 2-3 minggu.
Fermentasi pupuk organik cair yang dilakukan oleh mikroorganisme
memiliki beberapa kelemahan yaitu tidak semua N diubah menjadi bentuk
yang mudah diserap akan tetapi digunakan oleh mikroorganisme tersebut
untuk keperluan hidupnya. Untuk mengatasi kelemahan tersebut maka
ditambahkan molasse untuk meningkatkan kualitas pupuk dan sebagai
sumber energi mikroorganisme tersebut (Jainurti, 2016). Ciri fisik pupuk
cair yang berhasil difermentasi adalah berwarna kuning kecokelatan dan bau
bahan pembentuknya sudah busuk.
F. Effective Mikroorganisme (EM4)
Effective Mikroorganisme (EM4) adalah kultur campuran dari
mikroorganisme yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman. EM4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
mengandung mikroorganisme Lactobacillus sp. yaitu bakteri penghasil
asam laktat serta bakteri fotosintetik Streptomyces sp., Rhodopseudomonas
sp., Actinomycetes sp. dan ragi (Utomo, 2010). EM4 mampu meningkatkan
dekomposisi limbah dan sampah organik sehingga sangat baik digunakan
untuk mempercepat pengomposan sampah organik atau kotoran hewan,
meningkatkan ketersediaan nutrisi tanaman serta menekan aktivitas
serangan hama dan mikroorganisme patogen (Priambono, 2015). Berikut
adalah fungsi mikroorganisme dalam EM4 menurut Yuwono (2006) :
Tabel 2.6 Fungsi mikroorganisme dalam EM4
Nama Fungsi
Bakteri
fotosintesis
1. Membentuk zat-zat yang bermanfaat dari sekresi
akar tumbuhan, bahan organik dan gas-gas
berbahaya (misalnya hidrogen sulfida) dengan
menggunakan sinar matahari dan panas bumi
sebagai sumber energi. Zat-zat bermanfaat itu
antara lain asam amino, asam nukleat, zat-zat
bioaktif dan gula. Zat bermanfaat tersebut
dapat mempercepat pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
2. Meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme
lainnya.
Bakteri Asam
Laktat
1. Menghasilkan asam laktat dari gula.
2. Menekan pertumbuhan mikroorganisme yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
merugikan misalnya Fusarium.
3. Meningkatkan percepatan perombakan bahan
organik.
4. Dapat menghancurkan bahan-bahan organik.
Actinomycetes 1. Menghasilkan zat-zat antimikroba dari asam
amino yang dihasilkan oleh bakteri fotosintesis
dan bahan organik.
2. Menekan pertumbuhan jamur dan bakteri.
Jamur fermentasi 1. Menguraikan bahan organik secara tepat untuk
menghasilkan alkohol, ester dan zat-zat
antimikroba.
2. Menghilangkan bau serta mencegah serangan
hama serangga dan ulat yang merugikan.
G. Molasse
Molasse adalah hasil samping yang berasal dari pembuatan gula tebu.
Molasse kaya akan biotin, asam pantotenat, tiamin, fosfor dan sulfur.
Molasse digunakan secara luas sebagai sumber energi untuk denitrifikasi,
fermentasi anaerobik, pengolahan limbah aerobik dan diaplikasikan pada
budidaya perairan (Hidayat, 2016).
Menurut Kusmiati dkk. (2007), molasses mengandung nutrisi yang
cukup tinggi untuk kebutuhan mikroorganisme sehingga dapat dijadikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
bahan alternatif untuk sumber energi dalam media fermentasi. Sumber
energi berguna untuk pertumbuhan sel mikroorganisme.
H. Okra hijau (Abelmoschus esculantus (L.) Moench)
1. Asal dan persebaran tanaman okra hijau
Menurut sejarah tanaman okra berasal dari benua Afrika dan
dibawa ke Amerika sekitar 3 abad yang lalu. Perkembangan
selanjutnya tanaman okra tersebar ke berbagai daerah tropis dan
subtropis seperti Asia, Eropa dan Australia. Di Asia okra banyak
ditanam di Filipina, Malaysia, Thailand dan Vietnam.
Tanaman okra ditanam di Indonesia sejak tahun 1877 di
Kalimantan Barat dan telah lama diusahakan oleh petani Tionghoa.
Meskipun demikian sampai sekarang okra belum popular. Namun
dalam beberapa tahun terakhir sudah mulai dikenal oleh masyarakat
karena buahnya yang dapat menurunkan kadar gula darah bagi
penderita diabetes (Santoso, 2016)
2. Klasifikasi
Menurut United States Department of Agriculture (USDA),
klasifikasi tanaman Okra hijau (Abelmoschus esculantus (L.) Moench)
adalah sebagai berikut :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Gambar 2.4 Okra hijau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Bangsa : Malvales
Suku : Malvaceae
Marga : Abelmoschus
Jenis : Abelmoschus esculantus (L.) Moench
3. Morfologi
Tanaman okra termasuk terna tahunan dengan batang tegak,
berbulu dan berserat. Tinggi batang dapat mencapai 4 meter. Daun
berbentuk lima jari dan tilang daun berbentuk sirip, tangkai daun
sepanjang 10-25 cm. Okra termasuk tumbuhan berumah satu
(hermaprodit). Bunga berbentuk terompet, terletak di ketiak daun atau
dalam tandan semu. Bunga okra berwarna kuning dan bagian bawah
berwarna merah tua (Schultze, 1995).
Buah okra berbentuk silindris panjang seperti kapsul, berongga,
berujung runcing, berparuh dan bergerigi. Warna buah bervariasi dari
warna hijau muda, hijau tua, hijau kekuningan, ungu kemerah-
merahan, merah keungguan dan tergantung pada varietasnya. Panjang
buah sekitar 6-20 cm tetapi yang paling disukai konsumen adalah
buah muda yang sekitar 6,5-10 cm. Buah okra muda mengandung
kadar air 85,70 % ; protein 8,30 % ; lemak 2,05 % ; karbohidrat 1,4 %
dan 38,9 % kalori per 100 g (Santoso, 2016).
Menurut Santoso (2016), okra hijau termasuk sayuran hijau
yang kaya serat pangan. Selain serat, okra juga mengandung glutation.
Serat sangat penting bagi tubuh karena dapat mencegah konstipasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
(susah buang air besar), obesitas, hiperkolesterolemia (kolesterol
tinggi), diabetes (kencing manis) dan kanker kolon (usus besar).
Varietas okra hijau yang digunakan dalam penelitian ini adalah
varietas Greennie, benih dijual oleh Known-You Seed Indonesia.
Berat buah rata-rata 13 g, ukuran polong 8,8 x 19 cm, suhu adaptif 20-
35ºC dan umur panen 50 hari setelah semai.
4. Syarat tumbuh
Okra hijau dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran
tinggi pada hampir semua jenis tanah. Kondisi iklim yang cocok untuk
tanaman okra adalah suhu udara 28-30ºC, curah hujan 1700-3000
mm/tahun dan cukup mendapat sinar matahari. Okra dapat tumbuh
dengan baik pada tanah berpasir dengan pengairan yang baik, dan pH
antara 6.5-7.5 (William et al., 1991).
5. Budidaya
Benih okra hijau biasanya ditanam langsung, namun jika jumlah
benih terbatas, lebih baik disemai terlebih dahulu. Metode pindah
tanam lebih menguntungkan mengingat benih okra memerlukan
perlakuan khusus sebelum tanam, yaitu perendaman benih dengan
menggunakan air hangat selama 4-6 jam. Benih disebar merata dan
ditutup tanah tipis-tipis. Setelah berumur 21 hari siap dipindah ke
lahan tanam. Jarak tanam yang dianjurkan 90-125 cm x 28-62 cm
(Siemonsma, 1994).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Pada waktu tanam pemupukan menggunakan 10-20 ton per
hektar pupuk organik, 150 kg/ha SP36
, 150 kg/ha KCl, dan 100 kg/ha
Urea. Pemupukan susulan diberikan tiga dan enam minggu setelah
tanam menggunakan masing-masing 100 kg/ha Urea. Okra hijau
memerlukan kondisi tanah yang agak lembab, apabila tidak hujan
sebaiknya diberi pengairan dengan interval dua hari sekali (William et
al., 1991).
Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan penanaman
menggunakan mulsa plastik hitam perak (Siemonsma, 1994). Penyakit
yang sering menyerang adalah Cercospora blight, embun tepung dan
busuk buah. Penyakit ini dapat dikendalikan dengan penyemprotan
fungisida secara selektif. Penyakit lainnya adalah Fusarium wilt,
antraknose, virus kuning yang ditularkan melalui vektor Bemisia
tabaci. Hama yang sering menyerang okra adalah hama pengerek
buah dan batang (William et al, 1991).
Okra dipanen pada saat buahnya masih muda, yaitu 5-6 hari
setelah bunga mekar. Panjang buah okra yang disukai konsumen
adalah 6.5-9 cm. Panen okra dapat dilakukan 3 kali dalam seminggu.
Masa berbuah adalah 50-82 hari setelah tanam tergantung varietasnya
(Siemonsma, 1994).
I. Penelitian yang Relevan
Adapun penelitian yang relevan adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Tabel 2.7 Penelitian yang relevan
No Peneliti Judul Hasil
1. Rahmah
dkk.
(2014)
Pengaruh Pupuk
Organik Cair
Berbahan Dasar
Limbah Sawi
Putih (Brassica
chinensis L.)
Terhadap
Pertumbuhan
Tanaman Jagung
Manis
Pupuk organik cair dengan berbagai
konsentrasi perlakuan bepengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman
jagung manis. Konsentrasi 3 ml/l
(P3) menghasilkan tanaman
tertinggi, konsentrasi 1 ml/l (P1) dan
4 ml/l (P4) menghasilkan jumlah
daun terbanyak serta konsentrasi 1
ml/l (P1) menghasilkan berat basah
dan berat kering tanaman terbanyak.
2. Pardosi
dkk.
(2014)
Respon Tanaman
Sawi Terhadap
Pupuk Organik
Cair Limbah
Sayuran Pada
Lahan Kering
Utisol
Pemberian pupuk organik cair
limbah sayuran dapat meningkatkan
pertumbuhan dan hasil tanaman
sawi. Pemberian pupuk organik cair
limbah sayuran dengan dosis 500 ml
per tanaman memberikan jumlah
daun, luas daun, bobot segar, dan
bobot kering tanaman sawi tertinggi.
Pada penelitian ini, limbah yang digunakan sama dengan penelitian
Rahmah dkk. (2014) yaitu sawi putih.Tetapi untuk menambah unsur hara
pada pupuk, didalam penelitian ini menambahkan pula sawi hijau, kubis dan
bulu ayam. Selain itu jumlah bahan untuk pembuatan pupuk ditambahkan
supaya menghasilkan pupuk yang banyak. Penelitian ini juga sama dengan
penelitian yang dilakukan oleh Pardosi dkk. (2014) dalam pemberian
konsenterasi pupuk organik cair pada tanaman yaitu maksimal 500 ml.
Tetapi untuk tanah yang digunakan yaitu tanah aluvial, tidak menggunakan
tanah ultisol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
J. Kerangka Berpikir
Produksi sayuran di Indonesia selama 6 tahun terakhir yaitu
11.394.891 ton, tidak semua sayuran dipakai atau dikonsumsi maka sayur
tersebut akan menjadi limbah sehingga limbah sayur harus dimanfaatkan
dengan baik. Selain itu tempat pemotongan ayam menimbulkan peningkatan
limbah bulu ayam yang dihasilkan dari industri rumah potong ayam, berat
bulu ayam menurut Siregar (2003) berkisar antara 4%. Limbah bulu ini
terus meningkat seiring dengan peningkatan populasi ayam dan kebutuhan
masyarakat akan protein hewan. Pemanfaatan limbah bulu ayam hanya
untuk pakan ternak, belum untuk tanaman. Oleh karena itu solusi yang
terbaik adalah membuat pupuk cair berbahan dasar limbah sayur dan bulu
ayam yang telah dibuat tepung karena limbah sayur komposisi nutrisi
berupa kalori, protein, serat, Ca, dan Fe yang dibutuhkan tanaman. Selain
itu limbah bulu ayam 90% protein dengan komponen beta-keratin, fibrous
dan struktur protein yang kokoh dari disulfida. Pupuk cair yang dipilih
karena dapat diserap dengan cepat oleh tanah dengan baik. Jika
dicampurkan bulu ayam dan limbah sayur diharapkan dapat lebih
meningkatkan aktifitas biologi, kimia, dan fisik tanah. Konsentrasi pupuk
yang digunakan adalah 10 %, 30 % dan 50%. Pupuk akan diaplikasikan
pada tanaman okra hijau karena belum terlalu dikenal oleh masyarakat
Indonesia dan potensi tanaman okra hijau dapat menstabilkan gula darah.
Selain itu budidaya tanaman okra hijau sangat mudah, hanya memerlukan
50-82 hari untuk panen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Berikut ini adalah kerangka berpikir dalam penelitian ini :
Gambar 2.5 kerangka berpikir
K. Hipotesis
1. Pemberian pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam
berpengaruh terhadap hasil panen tanaman okra hijau (Abelmoschus
esculantus (L.) Moench).
2. Pemberian pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam
pada konsentrasi 50% dapat memberikan hasil optimal untuk
Limbah sayur Limbah bulu
ayam
Mengandung unsur hara (N, P, K )
Pupuk organik cair dari limbah sayur dan bulu ayam
Fermentasi dengan EM4 dan
molasse
Okra hijau (Abelmoschus esculantus (L.) Moench)
Parameter penelitian jumlah buah, berat basah buah, berat kering buah
dan kadar air buah
Jumlah sangat melimpah di pasar tradisional dan pemotongan ayam
Mengandung unsur hara (N
dan P)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
meningkatkan hasil panen tanaman okra hijau (Abelmoschus
esculantus (L.) Moench).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam adalah penelitian eksperimen.
Eksperimen merupakan upaya yang dilakukan peneliti untuk memanipulasi
dan mengendalikan sistem guna memperoleh data yang bersumber dari
proses yang diinginkan (Tanujaya, 2013).
Penelitian eksperimen sangat berkaitan dengan variabel. Variabel
merupakan faktor atau unsur yang ikut menentukan perubahan. Dalam
penelitian ini menggunakan 3 variabel yang meliputi :
1. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi pupuk organik
cair dari limbah sayuran dan bulu ayam.
2. Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil panen tanaman okra
hijau meliputi jumlah buah, berat basah buah, berat kering buah dan
kadar air buah.
3. Variabel terkontrol
Variabel terkontrol dalam penelitian ini adalah umur bibit, penyiangan
rumput, membasmi hama, media tanam (tanah aluvial dan berat tanah)
dan volume air dalam menyiram tanaman okra hijau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
B. Batasan Penelitian
Penelitian tentang pengaruh pupuk cair dari limbah sayuran dan bulu
ayam terhadap hasil panen tanaman okra hijau memiliki beberapa batasan
yaitu:
1. Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah okra hijau
(Abelmoschus esculantus (L.) Moench) varietas Greenie.
2. Pupuk yang digunakan berbahan dasar limbah sayur yang terdapat di
Pasar Depok Baru 1 Stan Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta.
Limbah sayur yang digunakan yaitu sawi hijau, sawi putih dan kubis.
Limbah sayur yang digunakan tersebut dalam kondisi masih segar dan
adapula yang layu, daun yang sudah sobek dan utuh serta tidak busuk.
3. Pupuk yang digunakan juga berbahan dasar limbah bulu ayam yang
terdapat di pemotongan ayam Jalan Sabo, Maguwoharjo, Depok,
Sleman, Yogyakarta. Limbah bulu ayam yang digunakan yaitu bulu-
bulu yang diperoleh dari bagian sayap, ekor dan bagian terluar tubuh
ayam.
4. Pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam yang
digunakan dalam penelitian ini akan diberikan dalam konsentrasi yang
berbeda yaitu konsentrasi 10 %, 30 % dan 50 %. Penentuan
konsenterasi mengacu pada penelitian Pardosi dkk. (2014).
a) Konsentrasi 10 % (A) = 100 ml pupuk organik cair dan 900 ml
air
b) Konsentrasi 30 % (B) = 300 ml pupuk organik cair dan 700 ml
air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
c) Konsentrasi 50 % (C) = 500 ml pupuk organik cair dan 500 ml
air
d) Kontrol (K) = Tanpa pupuk organik cair dan urea
e) Kontol positif (K+) = Pupuk urea 13 g dan 1000 ml air.
5. Tanah yang digunakan sebagai media tanam adalah tanah aluvial
(fluvisol) yang terdapat di kebun anggur Pendidikan Biologi. Tanah
ini memiliki ciri liat berpasir dan memiliki warna cokelat tua atau
kelabu (Buringh, 1983).
6. Parameter yang diukur yaitu hasil panen tanaman okra hijau selama 3
kali panen yang meliputi:
a) Jumlah buah
b) Berat basah buah
c) Berat kering buah
d) Kadar air pada buah
Desain penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL). Faktor
utama dalam penelitian ini adalah perbedaan konsentrasi pupuk organik cair
dari limbah sayuran dan bulu ayam yang diberikan pada tanaman okra hijau.
Setiap kelompok dilakukan pengulangan sebanyak 7 kali sehingga diperoleh
35 total ulangan.
C. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah sayur (sawi
putih, sawi hijau dan kubis) masing-masing 1,5 kg, bulu ayam 1 kg, biji
tanaman okra hijau (Abelmoschus esculantus (L.) Moench) varieras Greenie,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
larutan bakteri EM4 500 ml, molasse 500 ml, pupuk kompos, tanah aluvial
dan air.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah autoklaf (GEA
Autoclave Portable Pressure Steam Sterillizer), oven listrik (Memmert),
penggiling pelet, Soil tester (E model DM-15), indikator universal,
timbangan semi analitik (Acis), termohigrometer, timbangan kue, kamera,
gelas penakar, loyang 30 x 30 cm, meteran, cangkul, cetok, ember tertutup,
keranjang semai, polybag 35 x 35 cm, pisau, serbet, selang kecil, botol kaca,
plastisin, plastik hitam, label dan mantol bekas.
D. Cara Kerja
Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2017 di Kebun
Penelitian Pendidikan Biologi, Universitas Sanata Dharma, Paingan,
Maguwoharjo. Terdapat 9 tahapan yang dilakukan yaitu penghancuran bulu
ayam, pembuatan pupuk organik cair limbah sayuran dan bulu ayam,
persemaian, penyiapan lahan dan media tanam, aklimatisasi, perlakuan,
pemeliharaan, panen dan pengambilan data. Tahapan tersebut diuraikan
sebagai berikut :
1. Penghancuran tepung bulu ayam
Pada pembuatan tepung bulu ayam hal yang dilakukan pertama
kali adalah mengumpulkan limbah bulu ayam. Limbah bulu ayam
basah dikumpulkan sebanyak 15 kg dari tempat pemotongan ayam
Jalan Sabo, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta, dibersihkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
dengan cara dicuci dan dicelupkan dalam air sampai tidak ada kotoran
yang melekat pada bulu ayam. Limbah bulu ayam yang sudah bersih,
dijemur di bawah sinar matahari sampai kering selama 3 hari
menggunakan mantol bekas. Hasil yang diperoleh setelah dijemur
selama 3 hari yaitu 1,84 kg. Setelah itu limbah bulu ayam
dimasukkan ke dalam autoklaf serta diproses pada suhu tinggi 129ºC
selama 90 menit agar bulu ayam menjadi lunak. Bulu ayam yang
telah di autoklaf dijemur dengan mantol bekas hingga kering selama 3
hari. Jika sudah kering maka bulu ayam digiling dengan penggiling
pelet hingga berbentuk serat halus seperti abon.
Gambar 3.1 Proses penghancuran bulu ayam : a.) pengambilan bulu
ayam; b.) mencuci bulu ayam; c.)menjemur bulu ayam; d.)bulu ayam
setelah di autoklaf; e.) menggiling bulu ayam; f.) serbuk bulu ayam
2. Pembuatan pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam
Pembuatan pupuk organik cair ini sesuai dengan cara
pembuatan pupuk organik cair oleh Rahma dkk. (2014) dengan
modifikasi pada bahan dan jumlah bahan yang digunakan. Limbah
d e f
a b c
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
sayur yang digunakan tidak hanya sawi putih tetapi ditambahkan
dengan limbah sawi hijau, kubis, bulu ayam broiler dan bulu ayam
jago. Bahan yang digunakan ditambahkan jumlahnya dan terdapat
beberapa bahan yang tidak digunakan dalam artikel tersebut.
Pada pembuatan pupuk organik cair limbah sayur dan bulu
ayam adalah pertama-tama limbah sayur yaitu sawi putih, sawi hijau
dan kubis dari Pasar Depok Baru 1 Stan Maguwoharjo, Depok,
Sleman, Yogyakarta diambil sebanyak 2 kantong kemudian dicuci
dan dicelupkan ke dalam air sampai bersih tidak ada kotoran pada
limbah sayuran. Setelah itu dicincang menggunakan pisau sampai
menjadi potongan kecil kira-kira 1 cm. Cincangan limbah sayur
tersebut ditimbang, masung-masing sayuran sebanyak 1,4 kg dan
akan menghasilkan cincangan campuran limbah sayuran 4,2 kg.
Cincangan limbah sayur tersebut dimasukan ke dalam ember.
Serat halus bulu ayam dimasukkan ke dalam ember sebanyak 1
kg, molasse 500 ml dan larutan bakteri EM4 500 ml. Campuran bahan
tersebut diaduk sampai rata selama 5 menit. Selanjutnya ditambahkan
dengan air sebanyak 15 liter dan aduk kembali campuran bahan
selama 10 menit kemudian ukur pH awal pupuk menggunakan
indikator universal. Setelah itu ditutup dengan penutup ember dan
diberi selang pada penutup ember kemudian selang dihubungkan
dengan botol yang berisi air. Pupuk tersebut dibiarkan selama 14 hari
tanpa membuka tutup embernya. Setelah 14 hari akan didapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
pupuk organik cair dan disaring dengan kain serbet. Pupuk organik
sudah jadi ditandai dengan bau yang menyengat dan air menjadi
cokelat tua. Pupuk yang sudah jadi diukur pH menggunakan indikator
universal. Ampas sisa saringan dapat disimpan dan diolah menjadi
pupuk organik cair kembali. Setelah pupuk jadi maka pupuk cair
diambil sebanyak 500 ml untuk dilakukan uji pupuk di Laboratorium
BPTP Yogyakarta untuk mengetahui kandungan unsur hara dari
pupuk organik cair limbah sayuran dan bulu ayam.
Gambar 3.2 Tahap pembuatan pupuk organik cair : a.) limbah sayuran
yang sudah dicuci; b.) pengadukan limbah sayur dan bulu ayam; c.)
penambahan molasses; d.) penambahan EM4; e.) fermentasi pupuk; f.)
pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam
3. Persemaian
Biji dipilih dengan ukuran seragam, utuh, padat dan tidak cacat.
Kemudian biji okra hijau direndam dengan air selama 18 jam. Saat
perendaman, biji yang mengapung dibuang sedangkan biji yang
terendam dalam air dipakai untuk penelitian.
a
b c
d e f
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Persemaian dibuat dengan cara menyiapkan keranjang semai
sebesar 20 x 20 cm. Pupuk kompos dimasukan sebanyak 1,6 kg dan
diberi air sebanyak 500 ml kemudian diaduk rata. Kemudian pH
media persemaian diukur dengan soil tester. Setelah itu biji yang
sudah direndam selama 18 jam ditaburkan diatas media semai kurang
lebih 80 biji, kemudian ditutup dengan kantong plastik hitam selama
2 hari. Bibit okra hijau akan dipindahkan ke media tanam jika sudah
berumur 2 minggu, kira-kira memiliki tinggi 15 cm dan sudah tumbuh
daun satu diantara daun semu. Bibit yang digunakan dalam penelitian
adalah bibit yang memiliki daun tidak robek, batang tidak patah serta
tidak terserang hama.
4. Penyiapan lahan dan media tanam
Lahan yang dipilih adalah lahan kebun Penelitian Biologi seluas
2 x 3 m2 dibersihkan dengan cangkul sampai tidak ada rumput.
Setelah itu pasang patok dan tali rafia sebagai batas penelitian.
Polybag yang diperlukan dalam penelitian adalah polybag
berlubang ukuran 35 x 35 cm sebanyak 35 buah dan diisi dengan
tanah aluvial sebanyak 13 kg. Polybag yang berlubang berguna untuk
mengurangi kadar air. Setelah itu tanah dalam polybag disiram air
sampai airnya merembes dari lubang polybag. Media tanam okra
hijau dibuat 2 hari sebelum bibit okra hijau dipindahkan ke dalam
polybag.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
5. Aklimatisasi
Aklimatisasi ini bertujuan supaya bibit okra hijau dapat
beradaptasi dengan baik setelah dipindahkan dari persemaian ke
media tanam polybag. Bibit okra hijau yang sudah berumur 2 minggu
dipindahkan sebanyak 40 bibit ke 40 polybag dengan ketentuan
memiliki tinggi yang sama yaitu 10-15 cm, jumlah daun sama yaitu 2-
4 daun dan bibit dalam keadaan tidak rusak atau terserang hama. Jika
sudah dipindahkan ke dalam polybag, bibit okra hijau diletakan di
bawah sinar matahari 1 minggu dan dilihat pertumbuhannya. Hal ini
dilakukan supaya akar okra hijau memiliki akar yang cukup kuat dan
beradaptasi dengan media tanamnya. Pada tahap ini dilakukan pula
penyulaman, jika ada bibit yang rusak maka akan diganti dengan bibit
cadangan yang masih ada.
6. Perlakuan
Penelitian ini menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap)
dan pupuk yang diberikan adalah pupuk organik cair limbah sayuran
dan bulu ayam yang sudah difermentasi. Pemberian pupuk terdiri dari
3 konsentrasi yaitu 10%, 30% dan 50% serta terdapat kontrol (tidak
menggunakan pupuk organik cair dan urea) dan kontrol positif (pupuk
urea).
Pupuk diberi setiap 1 minggu sekali pada sore hari. Pemberian
pupuk dimulai saat tanaman okra hijau berumur 3 minggu, saat bibit
dipindahkan ke polybag hingga tanaman siap dipanen. Pemberian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
pupuk organik cair dalam setiap polybag sebanyak 100 ml setelah
pupuk tersebut diencerkan sesuai dengan perlakuan yang diberikan.
Selain itu suhu udara dan kelembaban diukur seminggu sekali
menggunakan termohigrometer.
7. Pemeliharaan
Pada penelitian ini terdapat 3 cara pemeliharaan yaitu
penyiraman, penyiangan dan pengendalian hama dan penyakit.
Penyiraman dilakukan sesuai dengan kondisi lapangan. Penyiraman
dilakukan setiap hari, yaitu pada pagi hari dan sore hari dengan
menggunakan gayung dengan volume yang sama, yaitu 500 ml pada
pagi hari dan 500 ml pada sore hari. Penyiangan gulma dilakukan
secara manual atau menggunakan sabit untuk gulma yang tumbuh
diluar polybag dan di dalam polybag. Pengendalian hama dilakukan
dengan cara manual, jika melihat hama langsung dibuang. Berikut ini
adalah belalang yang menjadi hama tanaman okra hijau :
Gambar 3.3 Belalang pengganggu tanaman okra hijau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
8. Panen
Tanaman okra dipanen saat buahnya masih muda yaitu 10 hari
setelah bunga mekar. Panjang buah okra yang dipanen adalah 5-10
cm. Pemanenan dilakukan dengan cara memotong bagian tangkai
buah dengan gunting, agar tidak melukai batang ataupun tangkai daun.
9. Pengambilan Data
Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan meliputi data
kuantitatif dan uji kandungan pupuk. Data kuantitatif diambil dari
pengukuran atas jumlah buah okra hijau, berat basah, berat kering dan
kadar air buah dalam tiga kali panen. Teknik pengumpulan data
kuantitatif yang dilakukan dalam penelitian ini diuraikan sebagai
berikut :
a) Jumlah buah okra hijau
Buah okra hijau yang sudah masih muda dengan
menunjukan warna hijau muda dengan panjang kisaran 5-10 cm
dipetik. Buah okra hijau yang dipanen pada tiga kali panen
dihitung jumlahnya dalam setiap tanaman.
b) Berat basah okra hijau
Dalam menghitung berat basah, satu persatu okra hijau
setiap tanaman ditimbang menggunakan timbangan semi
analitik digital. Data yang diperoleh kemudian diakumulasikan
agar mendapatkan jumlah total berat basah okra hijau dalam
setiap perlakuan pada tiga kali panen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
c) Berat kering okra hijau
Data berat kering okra hijau didapatkan dengan cara
pengovenan setelah ditimbang berat basahnya. Pengovenan
dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Okra hijau dibelah menjadi dua bagian kemudian
diletakan diatas loyang dan dioven menggunakan oven listrik.
Pengovenan dilakukan suhu 100ºC selama 8 jam. Setelah
dioven, okra hijau yang sudah kering ditimbang satu persatu
menggunakan timbangan semi analitik digital. Data yang
diperoleh kemudian diakumulasikan agar mendapatkan jumlah
total berat kering okra hijau dalam setiap perlakuan pada tiga
kali panen.
d) Kadar air buah okra hijau
Kadar air dalam buah okra hijau dapat diketahui setelah
memperoleh data berat basah dan berat kering buah okra. Untuk
menghitung kadar air buah okra hijau dapat menggunakan
rumus (Deviana, 2015) :
Kadar air =
x 100%
E. Metode Analisis Data
Cara menganalisis data dalam penelitian ini menggunakan Anova
(Analysis of Variances) satu arah dengan pengukuran variabilitas antar
kelompok (between treatments variability). Anova satu arah digunakan bila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
variabel yang akan dianalisis terdiri dari satu variabel terikat dan satu
variabel bebas (Hartono, 2004).
Syarat untuk mengetahui uji Anova adalah Uji Normalitas dan
Homogenitas. Data yang normal dan homogen dianalisis dengan
menggunakan one way Anova pada tingkat signifikan 5%. Analisis data
dilakukan dengan program SPSS versi 20. Jika hasil yang didapatkan
terdapat perbedaan signifikan, Hi diterima dan Ho ditolak maka akan dicari
mean mana yang sungguh signifikan maka dalam keadaan seperti ini harus
menggunakan multiple comparison procedures dengan Uji Duncan. Data
yang tidak normal dan tidak homogen dianalisis menggunakan uji non
parametric yaitu uji Kruskal Wallis dan jika hasil signifikan, Hi diterima
dan Ho ditolak maka dilanjutkan uji Mann-Whitney.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pupuk Organik Cair dari Limbah Sayuran dan Bulu Ayam
Pupuk organik cair dalam penelitian ini mengkombinasikan limbah
sayuran yaitu limbah sawi hijau, sawi putih dan kubis serta bulu ayam.
Pupuk tersebut difermentasi selama 14 hari dalam wadah yang tertutup
rapat. Selama fermentasi, bahan organik yang terdapat pada pupuk
dirombak oleh mikroorganisme yang ada pada EM4. Pemberian molasse
saat pembuatan pupuk adalah untuk sumber energi bagi mikroorganisme
tersebut. Menurut Sulistyorini (2006), pada proses fermentasi akan
dilepaskan hasil berupa alkohol dan asam laktat serta melarutkan unsur hara
yang bersifat stabil dan tidak mudah bereaksi sehingga mudah diserap oleh
tanaman. Pupuk organik cair dari limbah sayur dan bulu ayam memiliki
warna cokelat muda, tidak berbau busuk tetapi sedikit bau alkohol dan bau
molasse.
Pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam diuji
kandungannya meliputi C-organik, C/N rasio dan unsur hara makro
(nitrogen, fospor dan kalium) di Laboratorium Balai Pengkaji Teknologi
Pertanian (BPTP) Yogyakarta. Hasil analisis uji kandungan pupuk cair
organik dari limbah sayur dan bulu ayam diuraikan dalam Tabel 4.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 4.1 Hasil analisis pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu
ayam
No. Parameter Satuan Pupuk
cair
Metode Standar POC
Permetan
No.70/permeta
n/SR.140/10/2
011
1 C-organik % 1,21 Spektrometri Min 6
2 C/N rasio - 20 Kalkulasi 10-20
3 pH - 4 Indikator
universal
4-9
4 N total % 0,06 Kjeldahl,
Titrasi
3-6
P2O5 % 0,03 Oksidasi
basah,
HNO3+HClO
4,
Spektrometri
3-6
K2O % 0,13 Oksidasi
basah,
HNO3+HClO
4, AAS
3-6
Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa kandungan yang ada dalam pupuk
cair organik dari limbah sayur dan bulu ayam banyak yang belum
memenuhi standar pupuk organik cair dari Permetan
No.70/permetan/SR.140/10/2011 karena menurut peraturan tersebut C-
organik dari pupuk organik cair minimal 6 % sedangkan C-organik dari
pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam hanya 1,21 % jauh
dari standar yang ditetapkan. Selain itu unsur hara makro (N,P dan K) tidak
sesuai dengan standar yang ditetapkan yaitu 3-6%. Pada pupuk organik cair
dari limbah sayuran dan bulu ayam kadar N,P dan K berturut-turut yaitu
0,06 %, 0,03% dan 0,13%. Kurangnya kandungan C-organik dan unsur hara
makro dalam pupuk organik cair tersebut dikarenakan C-organik dan unsur
hara makro yang berasal dari bahan organik tersebut digunakan sendiri oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
mikroorganisme pengurai menjadi bagian dari tubuhnya dan digunakan
dalam metabolisme tubuh mikroorganisme itu sendiri (Melati, 2014). Pada
proses perombakan oleh mikroorganisme dalam EM4, C-organik yang
dihasilkan digunakan kembali untuk sumber energi bagi mikroorganisme
selain dari molasse (Jainurti, 2016).
Unsur nitrogen yang ada di dalam protein limbah sayuran dan bulu
ayam akan dirombak oleh mikroorganisme pada EM 4 menjadi bentuk
NH4+. NH4
+ dari hasil perombakan tersebut dikonversi menjadi NO3
-. NO3
-
digunakan oleh bakteri denitrifikasi untuk metabolisme dan melepaskan N2
dalam keadaan anaerob. N2 ini akan dikonversi oleh bakteri menjadi bentuk-
bentuk yang dapat digunakan untuk menyintesis senyawa-senyawa organik
bernitrogen yang ada di dalam bahan yang akan dirombak kembali menjadi
NH4+
(Campbell dkk., 2008).
Unsur fosfor yang terdapat pada limbah sayuran dan bulu ayam
dirombak oleh Lactobacillus sp. dan Steptomyces sp. serta ragi dengan
bantuan enzim fosfatase (Stofella dan Brian, 2001). Unsur fosfor yang
didapat dari perombakan digunakan kembali oleh mikroorganisme sebagai
penyusun utama asam nukleat, fosfolipid dan ATP (Campbell dkk., 2008).
Unsur fosfor dalam bentuk H2PO4-
dan H2PO4-2
yang digunakan oleh
tanaman untuk merangsang pertumbuhan akar, bunga dan buah (Yuliani,
2017).
Unsur kalium yang terdapat dalam limbah sayuran dan bulu ayam
digunakan mikroorganisme untuk mengaktifkan kerja enzim dalam tubuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
mikroorganisme. Jika enzim aktif maka metabolisme mikroorganisme akan
berjalan lancar sehingga dapat merombak kalium dalam jumlah yang besar.
Kebutuhan mikroorganisme EM4 akan kalium tidak terlalu banyak sehingga
nilai kalium yang terukur dalam pupuk organik cair dari limbah sayuran dan
bulu ayam lebih tinggi dibandingkan kandungan nitrogen dan fosfor.
C/N rasio dan pH pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu
ayam sesuai dengan standar pupuk organik cair dari Permetan
No.70/permetan/SR.140/10/2011 yaitu C/N 10-20 dan pH 4-9. C/N rasio
yang dihasilkan sesuai standar karena C/N rasio dari bahan yang digunakan
tinggi. Menurut Melati (2014), C/N rasio dari sisa sayuran adalah 11-27
dan tepung tulang serta bulu ayam adalah 8. Pada C/N rasio bahan diantara
30-40, mikroorganisme mendapatkan C yang cukup untuk energi dan N
yang cukup untuk sintesis protein. Selama proses pemanfaatan C dan N oleh
mikroorganisme maka C/N rasio pada pupuk akan terus menurun. Selain itu
pH awal pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam sebelum
difermentasi adalah 6 setelah difermentasi pH menjadi 4 hal ini dikarenakan
dalam proses fermentasi dihasilkan asam laktat yang dapat menurunkan pH
pupuk. Selain itu ragi menghasilkan alkohol dalam proses fermentasi
tersebut (Yuwono, 2006).
B. Jumlah Buah Okra Hijau
Perhitungan jumlah buah okra hijau dilakukan saat panen yaitu mulai
dari 41 hari setelah semai selama 3 kali panen. Rata-rata jumlah buah dalam
setiap perlakuan ditampilkan dalam gambar berikut ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Gambar 4.1 Pengaruh pupuk cair organik dari limbah sayuran dan bulu ayam
terhadap jumlah buah tanaman okra hijau
Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa rata-rata jumlah buah
yang paling banyak adalah kontrol + dengan nilai rata-rata 4,57 buah.
Perlakuan pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam dengan
konsentrasi 10%, 30% dan 50% memiliki rata-rata jumlah buah yang tidak
jauh berbeda yaitu 3,71 buah, 3,57 buah dan 3,85 buah. Rata-rata jumlah
buah yang paling sedikit adalah kontrol yaitu 3 buah.
Kontrol + (urea) memiliki rata-rata jumlah buah yang paling banyak
daripada pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam karena urea
mengandung nitrogen lebih tinggi yaitu 46 % (Ambarwati, 2008). Pupuk
organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam juga memiliki kadar
nitrogen tetapi sangat rendah yaitu hanya 0,06%. Nitrogen akan digunakan
oleh tumbuhan untuk perangsang pertumbuhan akar, batang dan daun
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
5
Kontrol 10% 30% 50% Kontrol +
Konsentrasi pupuk
Ju
mla
h b
uah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
(Poerwowidodo, 1996). Unsur nitrogen berperan dalam mempercepat fase
vegetatif tanaman sehingga tanaman segera mencapai fase generatifnya serta
mendapatkan hasil panen yang optimal (Ichsan dkk., 2015). Selain itu
nitrogen akan membuat daun menjadi lebih lebar dan hijau. Nitrogen akan
membuat klorofil pada daun akan meningkat. Klorofil pada daun sangat
berperan dalam proses fotosintesis. Semakin banyak klorofil maka proses
fotosintesis akan lancar dan suplai makan dalam tanaman akan semakin
banyak dan jika suplai makanan akan semakin banyak maka tanaman akan
mempercepat metabolisme tubuhnya dan fase generatifnya untuk
membentuk bunga dan buah akan semakin cepat (Poerwowidodo, 1996).
Selain itu suhu lingkungan dapat membuat tanaman okra hijau tumbuh dan
berkembang dengan baik. Suhu lahan tempat tanaman okra ditanam berkisar
28-32,5 ºC sesuai dengan syarat tumbuh tanaman okra hijau.
Pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam selain
memiliki unsur nitrogen terdapat pula unsur fosfor dan kalium. Fosfor
membantu dalam memperpanjang akar, mempercepat pemasakan buah serta
memperbaiki mutu dan jumlah panen. Unsur fosfor yang diserap oleh
tanaman akan digunakan untuk membantu dalam proses fotosintesis,
respirasi, transfer dan penyimpanan energi, pembelahan dan pembesaran sel.
Hal ini dikarenakan fosfor merupakan bagian esensial dari banyak gula
fosfat yang menyusun komponen nukleotida, seperti RNA dan DNA serta
bagian dari fospolipid pada membran (Salisbury dan Ross, 1995).
Kandungan fosfor dari pupuk organik cair akan diserap oleh akar tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
dan unsur tersebut akan digunakan sebagai penyusun ATP. Semakin banyak
ATP yang terbentuk maka transfer energi matahari ke daun semakin banyak
pada proses fotosintesis sehingga dihasilkan karbohidrat. Kandungan
karbohidrat yang cukup pada tanaman akan mendorong tanaman beralih ke
fase generatif dengan membentuk bunga lebih banyak dan akan menjadi
buah. Buah ini akan menyimpan cadangan makanan dari tanaman tersebut
(Surihatin dan Ardiyanto, 2010). Selain unsur nitrogen dan fosfor, kalium
memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan tekanan turgor
sehingga memungkinkan untuk kelancaran proses metabolisme dan
menjamin kesinambungan pemanjangan sel, serta dapat meningkatkan kadar
lignin dan selulosa serta berperan penting dalam pembentukan karbohidrat.
Selain itu kalium sebagai aktivator enzim untuk proses fotosintesis dan
respirasi (Kasniari dan Supadma, 2007).
Pada kontrol, suplai hara dalam tanah sangat rendah karena tidak
diberi pupuk sehingga menyebabkan jumlah buah okra hijau sedikit. Hal
tersebut dapat dipastikan bahwa peningkatan hasil panen tanaman okra hijau
dipengaruhi oleh pupuk yang diberikan.
Data rata-rata jumlah buah okra hijau diuji terlebih dahulu dengan uji
normalitas dan uji homogenitas. Berdasarkan hasil uji, rata-rata jumlah buah
okra hijau tidak berdistribusi normal dan tidak homogen maka tidak
dilakukan uji statistik one way Anova. Alternatif uji statistik one way Anova
adalah uji non parametrik menggunakan uji Kruskal-waliss. Setelah diuji
Kruskal-waliss didapatkan nilai signifikan < 0,05 (Lampiran 3). Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
membuktikan adanya pengaruh dari pupuk cair organik dari limbah sayuran
dan bulu ayam terhadap jumlah buah okra hijau. Untuk melihat perbedaan
nyata pada tiap perlakuan digunakan uji Mann-whitney yang dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel 4.2 Rerata jumlah buah tanaman okra hijau
Perlakuan Rerata jumlah buah okra hijau
Kontrol 3b
10% 3,71abc
30% 3,57a
50% 3,85ac
Kontrol + 4,57c
Keterangan: Huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan signifikan pada
uji Mann-Whitney dengan α=0,05
Berdasarkan Tabel 4.2 kontrol dan 10% tidak memiliki beda nyata
dalam rata-rata jumlah buah okra hijau. Selain itu 10% juga tidak memiliki
beda nyata rata-rata jumlah buah dengan 30%, 50% dan kontrol +. Kontrol
+ memiliki beda nyata terhadap kontrol dan 30% sedangkan 30% hanya
berbeda dengan kontrol. Hal tersebut dapat membuktikan bahwa pupuk
organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam tidak optimal untuk
meningkatkan jumlah buah okra hijau, tetapi konsentrasi 10% merupakan
konsentrasi pupuk terbaik untuk meningkatkan jumlah buah okra hijau
karena pemberian konsentrasi 10% jumlah buah okra hijau tidak ada beda
nyata dengan kontrol + yang menggunakan pupuk urea.
C. Berat Basah Buah Okra Hijau
Perhitungan berat basah buah okra hijau dilakukan setelah panen
selama 3 kali panen dengan menimbang satu persatu buah menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
timbangan semi analitik. Rata-rata berat basah buah dalam setiap perlakuan
ditampilkan dalam gambar berikut ini :
Gambar 4.2 Pengaruh pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu
ayam terhadap berat basah buah tanaman okra hijau
Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa rata-rata berat basah
buah yang paling tinggi adalah kontrol + dengan nilai rata-rata 15,50 g.
Perlakuan pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam dengan
konsentrasi 10% dan 50% memiliki rata-rata berat basah buah yang tidak
jauh berbeda yaitu 12,71 g dan 12,59 g sedangkan konsentrasi 30 %
memiliki rata-rata berat basah buah yaitu 10,55 g Rata-rata berat basah
buah yang paling rendah adalah kontrol yaitu 8,04 g.
Berat basah buah merupakan berat basah pada saat buah masih segar
dan ditimbang langsung setelah panen sebelum buah layu akibat kehilangan
air (Parman, 2007). Nitrogen yang terkandung dalam pupuk organik cair
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Kontrol 10% 30% 50% Kontrol +
Konsentrasi pupuk
Ber
at
basa
h (
g)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
berperan sebagai penyusun protein sedangkan fosfor dan kalium berperan
sebagai memacu pembelahan jaringan meristem dan merangsang
pertumbuhan akar, batang, daun serta bunga dan buah. Tingkat absorbsi
unsur hara dan air dalam batas optimum pada tanaman akan digunakan
untuk pembelahan, perpanjangan dan diferensiasi sel (Poerwowidodo,
1996).
Peningkatan berat basah disebabkan oleh pupuk organik cair dan
pupuk urea yang diberikan kepada tanaman membuat perbaikan sifat fisik
dan kimia tanah. Hara yang terdapat dalam tanah tersebut diserap oleh
tanaman dan menghasilkan pengaruh kompleks terhadap pembentukan dan
produksi karbohidrat. Unsur hara fosfor merupakan bahan penyusun ATP
yang dibutuhkan untuk mereduksi CO2 menjadi senyawa organik sehingga
menghasilkan biomassa buah. Menurut Salisbury dan Ross (1995),
peningkatan biomassa buah dipengaruhi oleh banyaknya absorbsi air dan
penimbunan hasil fotosintesis. Fotosintesis yang sedang berlangsung
dipengaruhi absorbsi karbondioksida yang dipengaruhi oleh membuka dan
menutupnya stomata. Pembukaan stomata akan meningkat dengan
meningkatnya konsentrasi ion K dalam sel-sel penjaga dan hal ini akan
membuat peningkatan absorbsi karbondioksida oleh daun yang akan diubah
menjadi karbohidrat sebagai cadangan makan oleh tanaman. Selain itu
kalium yang cukup akan meningkatkan pertumbuhan akar yang akan
mempengaruhi absorbsi air sehingga terjadinya peningkatan kandungan air
dalam buah tanaman okra hijau yang menjadi berat basah buah okra hijau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Dalam buah okra hijau selain karbohidrat dan air terdapat protein, vitamin
serta bahan-bahan organik lainnya yang ditimbun oleh tanaman melalui
metabolisme yang terjadi dalam tanaman tersebut. Menurut Sanusi dkk.
(2015), semakin besar biomassa suatu tanaman menunjukkan proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman berjalan dengan baik. Pada
perlakuan pupuk organik cair 30 %, berat basah buah okra hijau lebih kecil
dibandingkan dari 10 % dan 50% hal ini dikarenakan pada perlakuan 30 %
daun okra hijau banyak yang dimakan oleh hama belalang sehingga daun
berkurang dan menyebabkan fotosintesis tidak lancar. Jika fotosintesis tidak
lancar maka makanan yang akan disimpan pada cadangan makan akan
berkurang sehingga berat basah buah tersebut menjadi kurang dari
perlakuan 10 % dan 50 %.
Data rata-rata berat basah buah okra hijau diuji terlebih dahulu dengan
uji normalitas dan uji homogenitas. Berdasarkan hasil uji, rata-rata berat
basah buah okra hijau berdistribusi normal dan homogen maka dilakukan uji
statistik one way Anova. Setelah diuji statistik one way Anova didapatkan
nilai signifikan < 0,05 (Lampiran 4). Hal ini membuktikan adanya pengaruh
dari pupuk cair organik dari limbah sayuran dan bulu ayam terhadap berat
basah buah okra hijau. Untuk melihat perbedaan nyata pada tiap perlakuan
digunakan uji Duncan yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.3 Rerata berat basah buah tanaman okra hijau
Perlakuan Rerata berat basah buah okra hijau (g)
Kontrol 8,04a
10% 12,71b
30% 10,55ab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
50% 12,59ab
Kontrol + 15,50b
Keterangan: Huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan signifikan pada
uji Duncan dengan α=0,05
Berdasarkan Tabel 4.3 kontrol + dan konsentrasi 10% memiliki beda
nyata dalam rata-rata berat basah buah okra hijau terhadap kontrol.
Konsentrasi 10% tidak memiliki beda nyata rata-rata berat basah buah
dengan 30%, 50% dan kontrol +. Hal tersebut dapat membuktikan bahwa
tidak diperoleh pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam yang
paling optimal untuk meningkatkan berat basah buah okra hijau tetapi
konsentrasi 10% merupakan konsentrasi pupuk terbaik untuk meningkatkan
berat basah okra hijau karena pemberian konsentrasi 10% berat basah buah
okra hijau tidak ada beda nyata dengan kontrol + yang menggunakan pupuk
urea.
D. Berat Kering Buah Okra Hijau
Penghitungan berat kering buah okra hijau dilakukan setelah hasil
panen selama 3 kali di keringkan dengan oven listrik selama 8 jam dalam
suhu 100 ºC. Setelah buah kering maka buah ditimbang satu persatu
menggunakan timbangan semi analitik. Rata-rata berat kering buah okra
hijau dalam setiap perlakuan ditampilkan dalam gambar berikut ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Gambar 4.3 Pengaruh pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu
ayam terhadap berat kering buah tanaman okra hijau
Berdasarkan Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa rata-rata berat kering
buah yang paling banyak adalah kontrol + dengan nilai rata-rata 1,54 g.
Perlakuan pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam dengan
konsentrasi 10%, 30% dan 50% memiliki rata-rata berat kering buah yang
tidak jauh berbeda yaitu 1,25 g, 1,21 g dan 1,23 g. Rata-rata berat kering
buah yang paling sedikit adalah kontrol yaitu 0,82 g.
Berat kering buah merupakan resultan dari tiga proses yaitu
penumpukan asimilat melalui fotosintesis, penurunan asimilat akibat
respirasi dan akumulasi kebagian cadangan makanan (Parman, 2007).
Menurut Gardner (1991), berat kering merupakan keseimbangan antara
pengambilan CO2 (fotosintesis) dan pengeluaran CO2 (respirasi). Apabila
respirasi lebih besar daripada fotosintesis maka buah akan kekurangan berat
keringnya.
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
1,4
1,6
1,8
Kontrol 10% 30% 50% Kontrol +
Konsentrasi Pupuk
Ber
at
ker
ing (
g)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Berat kering pada buah okra hijau merupakan banyaknya penimbunan
karbohidrat, protein dan vitamin serta bahan-bahan organik lainya dari
proses fotosintesis, respirasi dan penyerapan unsur hara. Unsur fosfor pada
pupuk organik cair akan diserap oleh akar tanaman sebagai unsur penyusun
ATP. ATP yang terbentuk semakin banyak membuat transfer energi
matahari ke daun akan semakin banyak sehingga fotosintesis berjalan lancar
dan penyerapan unsur hara oleh akar bisa optimal membuat karbohidrat,
protein, vitamin dan bahan-bahan organik akan disimpan pada organ
penyimpan cadangan makan yaitu buah juga banyak (Suruhatin dan
Ardiyanto, 2010). Ukuran buah yang besar bukan merupakan indikasi
bahwa kandungan senyawa organik dalam buah dari hasil metabolisme juga
tinggi, tetapi dapat dimungkinkan adanya kandungan air yang tinggi
sehingga berat kering buah okra hijau yang dihasilkan tidak terlalu berbeda
dalam setiap perlakuan pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu
ayam.
Data rata-rata berat kering buah okra hijau diuji terlebih dahulu
dengan uji normalitas dan uji homogenitas. Berdasarkan hasil uji, rata-rata
berat kering buah okra hijau berdistribusi normal dan homogen maka
dilakukan uji statistik one way Anova. Setelah diuji statistik one way Anova
didapatkan nilai signifikan < 0,05 (Lampiran 5). Hal ini membuktikan
adanya pengaruh dari pupuk cair organik dari limbah sayuran dan bulu
ayam terhadap berat kering buah okra hijau. Untuk melihat perbedaan nyata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
tiap perlakuan digunakan uji Duncan yang dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
Tabel 4.4 Rerata berat kering buah tanaman okra hijau
Perlakuan Rerata berat kering buah okra hijau (g)
Kontrol 0,82a
10% 1,25b
30% 1,21b
50% 1,23b
Kontrol + 1,54b
Keterangan: Huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan signifikan pada
uji Duncan dengan α=0,05
Berdasarkan Tabel 4.4 kontrol +, konsentrasi 10%, konsentrasi 30%
dan konsentrasi 50% memiliki beda nyata dalam rata-rata berat kering buah
okra hijau terhadap kontrol. Konsentrasi 10%, 30%, 50% dan kontrol +
tidak memiliki beda nyata rata-rata berat kering buah. Hal tersebut dapat
membuktikan bahwa tidak diperoleh pupuk organik cair dari limbah
sayuran dan bulu ayam yang paling optimal untuk meningkatkan berat
kering buah okra hijau tetapi konsentrasi 10% merupakan konsentrasi pupuk
terbaik untuk meningkatkan berat kering buah okra hijau karena pemberian
konsentrasi 10% berat kering buah okra hijau tidak ada beda nyata dengan
kontrol + yang menggunakan pupuk urea.
E. Kadar Air Buah Okra Hijau
Penghitungan kadar air buah okra hijau dilakukan setelah
mendapatkan data hasil panen buah okra hijau yaitu berat basah buah dan
berat kering buah selama 3 kali panen. Rata-rata kadar air buah okra hijau
dalam setiap perlakuan ditampilkan dalam gambar berikut ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Gambar 4.4 Pengaruh pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu
ayam terhadap kadar air buah tanaman okra hijau
Berdasarkan Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa rata-rata kadar air buah
yang paling banyak adalah dengan perlakuan pupuk organik cair dari limbah
sayuran dan bulu ayam konsentrasi 10% dengan nilai rata-rata 90,20%.
Perlakuan pupuk konsentrasi 30%, 50% dan kontrol + memiliki rata-rata
kadar air buah yang tidak jauh berbeda yaitu 89,86%, 89,91% dan 89,63%.
Rata-rata kadar air buah yang paling sedikit adalah kontrol yaitu 88,86%
Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan
yang dinyatakan dalam persen. Kadar air juga salah satu karakteristik yang
sangat penting pada bahan pangan, karena air dapat mempengaruhi
penampakan, tekstur, dan cita rasa pada bahan pangan. Kadar air dalam
bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan daya awet bahan pangan
tersebut, kadar air yang tinggi mengakibatkan mudahnya bakteri, kapang,
88
88,5
89
89,5
90
90,5
Kontrol 10% 30% 50% Kontrol +
Konsentrasi pupuk
Kad
ar
air
(%
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
dan khamir untuk berkembang biak, sehingga akan terjadi perubahan pada
bahan pangan (Aventi, 2015).
Pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam memberikan
hasil kadar air tertinggi dari pada kontrol + dan kontrol. Hal ini dikarenakan
pupuk organik mempunyai fungsi menggemburkan lapisan tanah permukaan
(top soil), meningkatkan populasi jasad renik, mempertinggi daya serap dan
daya simpan air, yang secara keseluruhan dapat meningkatkan kesuburan
tanah (Sanusi dkk., 2015).
Panjang akar yang berguna untuk penyerapan air dan unsur hara
dipengaruhi oleh unsur nitrogen, fosfor dan kalium. Menurut Badrudin dkk.
(2008), unsur fosfor bersama dengan unsur nitrogen mendorong
pertumbuhan akar dengan memperkuat bulu-bulu akar, sehingga sistem
perakaran menjadi lebih baik. Hal ini menyebabkan unsur hara dan air dapat
diserap secara maksimal sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman
menjadi lebih baik. Hal ini mendukung pembentukan buah secara optimal
sehingga hasil buah yang terbentuk mempunyai jumlah dan berat yang lebih
banyak dan besar. Unsur kalium pada ujung akar merangsang proses
pemanjangan akar sehingga akar mengalami perkembangan dengan
tumbuhnya akar-akar lateral secara intensif pada daerah yang kaya akan
hara (Sanusi dkk., 2015).
Air yang diserap oleh tanaman membawa unsur hara yang berguna
bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Jika tanaman kekurangan air
maka unsur hara akan sulit diedarkan keseluruh tubuh tanaman. Air juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
disimpan tanaman dalam sel-sel tanaman. Pembelahan dan pembesaran sel
tergantung banyak atau tidaknya air yang terkandung dalam sel tanaman
(Salisbury dan Ross, 1995). Air yang banyak pada buah akan membuat
buah tampak segar dan teksturnya lebih lunak.
Data rata-rata kadar air buah okra hijau diuji terlebih dahulu dengan
uji normalitas dan uji homogenitas. Berdasarkan hasil uji, rata-rata kadar air
buah okra hijau berdistribusi normal dan homogen maka dilakukan uji
statistik one way Anova. Setelah diuji statistik one way Anova didapatkan
nilai signifikan < 0,05 (Lampiran 6). Hal ini membuktikan adanya pengaruh
dari pupuk cair organik dari limbah sayuran dan bulu ayam terhadap berat
kering buah okra hijau. Untuk melihat perbedaan nyata pada tiap perlakuan
digunakan uji Duncan yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.5 Rerata kadar air buah tanaman okra hijau
Perlakuan Rerata kadar air buah okra hijau (%)
Kontrol 88,86a
10% 90,20b
30% 89,86b
50% 89,91b
Kontrol + 89,63b
Keterangan: Huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan signifikan pada
uji Duncan dengan α=0,05
Berdasarkan tabel 4.5 konsentrasi 10%, 30%, 50% dan kontrol +
memiliki beda nyata dalam rata-rata berat kadar air buah okra hijau terhadap
kontrol. Konsentrasi 10%, 30%, 50% dan kontrol + tidak memiliki beda
nyata rata-rata kadar air buah. Hal tersebut dapat membuktikan bahwa tidak
diperoleh pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam yang
paling optimal untuk meningkatkan kadar air buah okra hijau tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
konsentrasi 10% merupakan konsentrasi pupuk terbaik untuk meningkatkan
kadar air buah okra hijau karena pemberian konsentrasi 10% kadar air buah
okra hijau tidak ada beda nyata dengan kontrol + yang menggunakan pupuk
urea.
F. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu :
Pada pembuatan pupuk cair bahan yang digunakan masih kurang
sehingga unsur hara yang terkandung dalam pupuk hanya sedikit.
Konsenterasi pupuk organik cair belum dapat memenuhi nutrisi
tanaman sehingga tidak menghasilkan hasil panen yang berbeda
nyata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
BAB V
IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN UNTUK PEMBELAJARAN
Penelitian pengaruh pupuk cair organik dari limbah sayuran dan bulu ayam
terhadap hasil panen tanaman okra hijau (A. esculantus) dapat menambah
pengetahuan siswa dan sumber referensi pembelajaran di sekolah. Penggunaan
limbah sayuran dan bulu ayam dapat mengajarkan siswa untuk memanfaatkan
limbah organik menjadi pupuk yang berguna bagi masyarakat.
Penelitian pengaruh pupuk cair organik dari limbah sayuran dan bulu ayam
terhadap hasil panen tanaman okra hijau (A. esculantus) dapat diimplementasikan
dalam pembelajaran Biologi kelas X semester 2 pada materi perubahan dan
pelestarian lingkungan. Pada pembelajaran ini siswa diajak mengumpulkan
sampah organik dari kantin, halaman sekolah dan sayuran dari pasar sayur si dekat
sekolah. Siswa akan bekerja di dalam kelompok dalam pembuatan pupuk organik
cair tersebut dan akan dibagikan LKS (Lampiran 4) agar siswa lebih mudah dalam
pembuatan pupuk tersebut. Pupuk yang dibuat diamati pH, warna dan bau pada
awal pembuatan dan akhir saat pupuk jadi. Jika pupuk sudah jadi maka siswa
dapat membagikan pupuk tersebut kepada kelompok kerja (pokja) sekolah dan
masyarakat sekitar sekolah. Pada pembelajaran ini siswa diajarkan untuk memberi
solusi penanganan limbah organik yang sangat banyak di sekitar mereka.
Guru wajib menyusun perangkat pembelajaran supaya proses pembelajaran
yang diinginkan berjalan dengan lancar. Perangkat pembelajaran tersebut meliputi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
silabus (Lampiran 7) dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) (Lampiran 8).
Selain itu terdapat pula LKS dan instrumen penilaian (Lampiran 9 dan Lampiran
10) yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Acuan yang digunakan
dalam pembelajaran adalah kurikulum 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam berpengaruh
terhadap jumlah buah, berat basah buah, berat kering buah dan kadar
air buah tanaman okra hijau (Abelmoschus esculantus (L.) Moench).
2. Tidak diperoleh konsentrasi pupuk organik cair dari limbah sayuran
dan bulu ayam yang optimal untuk meningkatkan jumlah buah, berat
basah buah, berat kering buah dan kadar air buah tanaman okra hijau
(Abelmoschus esculantus (L.) Moench), tetapi pupuk organik cair
tersebut memberikan jumlah buah, berat basah buah, berat kering
buah dan kadar air buah yang tidak berbeda nyata dengan kontrol +
(pupuk urea).
B. Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian ini, saran yang dapat diberikan yaitu :
1. Pada pembuatan pupuk cair, limbah sayuran dan bulu ayam ditambah
lagi jumlahnya menjadi seimbang 1:1.
2. Konsentrasi pupuk organik cair dari limbah sayuran dan bulu ayam
yang diberikan pada tanaman ditingkatkan lagi supaya memperoleh
perbedaan yang nyata dari setiap perlakuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
3. Pupuk lebih baik diberikan pada tanaman sayuran yang hanya
mencapai fase vegetatif daripada tanaman sayuran yang menghasilkan
buah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
DAFTAR PUSTAKA
Adiati, U., Puastuti,W., dan Mathius W. 2004. Peluang Pemanfaatan Tepung
Bulu Ayam Sebagai Bahan Pakan Ternak Ruminansia. Balai Penelitian
Ternak. Bogor
Affandi. 2008. Pemanfaatan Urine Sapi yang Difermentasi sebagai Nutrisi
Tanaman. Andi Offset, Yogyakarta
Anonim. 2007. Pemanfaatan Limbah Sayuran dan Buah-Buahan sebagai Pupuk
Organik Cair dan Pakan Terbak dalam http :// jakarta. litbang. pertanian.
go.id/ind/index.php/hasil-pengkajian/pertanian/96-pemanfaatan-limbah-
sayuran-dan-buah-buahan-sebagai-pupuk-organik-cair-dan-pakan-ternak
diakses tanggal 27 Mei 2016
Anonim. 2012. Jogja Paling Produktif Menghasilkan Sampah dalam
http://www.edisicetak.joglosemar.co/berita/jogja-paling-produktif-
hasilkan-sampah-72052.html diakses tanggal 27 Mei 2016
Ambarwati, Rumantiningsih. 2008. Kajian Dosis Pupuk Urea dan Macam Media
Tanam Terhadap Hasil Kandungan Andrographolide Tanaman Sambiloto
(Andrographis paniculata Ness). Tesis. Universitas Sebelas Maret,
Surakarta
Aventi. 2015. Penelitian Pengukuran Kadar Air Buah. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Permukiman, Jakarta
Badan Pusat Statistik. 2011. Produksi Tanaman Pangan dalam
http://www.bps.bps.go.id/tnmnpangan.php.diakses tanggal 27 Mei 2016
Badrudin, Ubad, S. Jazilah dan A. Setiawan. 2008. The Increase of Cucumber
Production (Cucumis sativus L.) Through Time of Pruninggand
Phosphate Fertilizer. Universitas Pekalongan
Buringh, P. 1983. Pengantar Pengajian Tanah-Tanah Wilayah Tropika dan
Subtropika. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Campbell, Neil A., Reece Jane B., Urry Lisa A., Cain, Michael L., Wasserman,
Steven A., Minorsky Peter V. dan Jackson Robert B. 2008. Biologi Edisi
Kedelapan Jilid 3. Penerbit Erlangga, Jakarta
Deviana, Wahyu Sisilia. 2015.Laporan Penentuan Kadar Air dengan Metode
Oven dalam http://academi.edu diakses pada tanggal 27 Mei 2016
Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI. 2012. Daftar komposisi bahan
makanan. Dapartemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Direktorat Jenderal Hortikultura. 2015. Produksi sayuran di Indonesia.
Departemen Pertanian. Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura,
Jakarta
Direktorat Jendral Peternakan. 1999. Data Sarana dan Prasarana. Direktorat
Jenderal Peternakan, Jakarta
Direktorat Jenderal Peternakan. 2006. Statistik Peternakan. Direktorat Jenderal
Peternakan, Jakarta
Dalimartha, S dan Adrian, F. 2011. Khasiat Buah dan Sayur. Penebar Swadaya,
Jakarta
Gardner, F.P, R.B. Pearce, dan R.L. Mitchell. 1991. Physiology of Crop Plant
(Fisiologi Tanaman Budidaya, alih bahasa D.H. Goenadi). Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta
Hadisuwito. 2007. Membuat Kompos Cair. Agromedia Pustaka, Jakarta
Hartono.2004. Statistik Untuk Penelitian. cetakan pertama. LSFK2P.Yogyakarta
Hidayat, N. 2006. Mikrobiologi Industri. Edisi Pertama.Yogyakarta
Hidayat, Iteu M., Kirana,Rinda., Gaswanto,Reddy dan Kusmana.2006. Petunjuk
Teknis Budidaya dan Produksi Benih Beberapa Sayuran Indigenous.
Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Hortikultura. Badan Penelitan dan Pengembangan Pertanian. Bandung
Ichsan, Muhammad C., Santoso I., dan Oktarina. 2015. Uji Efektivitas Waktu
Aplikasi Bahan Organik dan Dosis Pupuk SP-36 dalam Meningkatkan
Produksi Okra (Abelmoscus esculantus). Jurnal Agritrop. Universitas
Muhammadiyah, Jember
Indriani.2004. Membuat Kompos secara Kilat. Penebar Swadaya, Jakarta
Jainurti, Emilia Vianney. 2016. Pengaruh Penambahan Tetes Tebu (Molasse) pada
Fermentasi Urin Sapi Terhadap Pertumbuhan Bayam Merah
(Amaranthus tricolor L.). Skripsi. Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta
Kasniari, D.N. dan Supadma A.A. Nyoman. 2007. Pengaruh Pemberian Beberapa
Dosis Pupuk (N, P, K) dan Jenis Pupuk Alternatif terhadap Hasil Panen
Tanaman Padi (Oryza Sativa L.) dan Kadar N, P, K Inceptisol
Selemadeg, Tabanan. Jurnal Agritrop. Universitas Udayana, Bali 26 (4)
: 168 – 176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Kusmiati, Swasono R. Tamat, Eddy, J. dan Ria, I. 2007. Produksi Glukan dari dua
Galur Agrobacterium sp. Pada Media Mengandung Kombinasi Molase
dan Urasil. Biodiversitas, (Online), Vol. 8.No.1
Latifah, Riris Nurul., Winarsih dan Rahayu, Yuni Sri.2012. Pemanfaatan Sampah
Organik sebagai Bahan Pupuk Cair untuk Pertumbuhan Tanaman Bayam
Merah (Alternanthera ficoides). Universitas Negeri Surabaya
LenteraBio Vol. 1 No. 3 September 2012:139–144
Margiyanto, E. 2007. Hortikultura. Cahaya Tani, Yogyakarta
Melati. 2014. Pembuatan Pupuk Cair Organik dalam
http://gintingchemicalengeneeringa2.blogspot.co.id/2014/04/pembuatan-
pupuk-cair-organik.html diakses tanggal 2 Juni 2017
Pardosi, Andri H., Irianto dan Mukhsin. 2014. Respons Tanaman Sawi terhadap
Pupuk Organik Cair Limbah Sayuran pada Lahan Kering Ultisol.
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2014. Universitas Jambi,
Palembang
Parman, Sarjana. 2007. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Kentang (Solanum tuberosum L.). Buletin
Anatomi dan Fisiologi. Universitas Diponegoro, Semarang Vol. XV, No.2
Peraturan Menteri Pertanian. 2011. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
70/Permentan/SR. 140/10/2011 Tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati
dan Pembedahan Tanah. Jakarta
Poerwowidodo.1996. Telaah Kesuburan Tanah. UGM Press, Yogyakarta
Pranata, A.S. 2004. Pupuk Organik Cair Aplikasi dan Manfaatnya. Agromedia
Pustaka, Jakarta
Pramono, S.S. 2004. Studi Mengenai Komposisi Sampah Perkotaan di Negara-
negara Berkembang. Universitas Gunadarma, Jakarta
Priambono, Thomas Danang. 2015. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair
Hasil Fermentasi Daun Gamal, Sabut Kelapa, Batang Pisang, Bekatul
dan EM 4 terhadap Pertumbuhan Tanaman Terung (Solanum
melongena). Skripsi. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Puastuti. 2007. Bulu Unggas untuk Pakan Ruminansia. Balai Peternakan Ciawi,
Bogor
Rahmah, A., Izzati, Munifatul dan Parman, Sarjana. 2014. Pengaruh Pupuk
Organik Cair Berbahan Dasar Limbah Sawi Putih (Brassica chinensis L.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis (Zea mays L. var.
Saccharata). Buletin Anatomi dan Fisiologi. Universitas Diponegoro,
Semarang Vol. XXII, No.1
Salisbury, Frank B. dan Ross, Cleon W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1.
Penerbit ITB, Bandung
Santoso, Hieronymus Budi. 2016. Halaman Organik Minimalis Sehat dengan
Menyulap Taman Sempit Rumah Jadi Taman Sayuran Organik. Lily
Publisher, Yogyakarta
Sanusi, A., Setyono dan Adimihardja, Sjarif A. 2015. Pertumbuhan dan Produksi
Sawi Manis (Brassica juncea L.) pada Berbagai Dosis Pupuk Kompos
Ternak Sapi dan Pupuk N, P dan K. Jurnal Agronida. Universitas
Djuanda Vol.1, No.1
Savitha. G., Joshi. M. M., Tejashwini. N., Revati. R, Sridevi dan Roma. D.2007.
Isolation Identification and Characterization of a Feather Degrading
Bacterium. Dapertemen Of Biotechnology. B. V.B. College Of
Engineering and Technology. Vidyanagar. Hubii- 31. Karnataka. India
Schultze-kraft dan J.K. Teitzel. 1995. Plant Resources of South-East Asia
(Prosea). Netherlands and Bogor. Indonesia
Siemonsma, J.S. 1994. Abelmochus esculentus (L.) Moench. Bogor
Siregar, Z. 2003. Peningkatan Pertumbuhan Domba Persilangan dan Lokal
Melalui Suplementasi Hidrolisat Bulu Ayam dan Mineral Esensial Dalam
Ransum Berbasis Limbah Perkebunan. Disertasi. Institut Pertanian
Bogor, Bogor
Stofella, P.J. dan Brian A.L. 2001. Compost Utilization in Holticultural Cropping
Systems. Lewis Publishers, USA
Sulistyorini, Lilis. 2006. Pengelolaan Sampah dengan Cara Menjadikannya
Kompos. Universitas Airlangga
Sunarjono, H.H. 2004. Bertanam 30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta
Surihatin, Agus dan Ardiyanto. 2010. Pengaruh Macam Pupuk Fosfat Dosis
Rendah terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis
hypogaea L.) Varietas Singa, Pelanduk dan Gajah. Jurnal Ilmiah.
Universitas PGRI, Yogyakarta Vol.1, No.1
Sutedjo, M.M. 2010. Pupuk dan cara pemupukan. Rineka Cipta, Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tanujaya, Benediktus. 2013. Penelitian Percobaan. PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung
Utomo, B., 2010, Pengaruh Bioaktivator terhadap Pertumbuhan Sukun
(Artocarpus communis Forst) dan Perubahan Sifat Kimia Tanah Gambut,
J. Agron. Indonesia Vol.38, No.1
Vincent E. dan Yamaguchi M. 1998. Sayuran Dunia Edisi 2 Prinsip, Produksi,
dan Gizi. ITB Press, Bandung
William, C.N., J.O. Uzo and W.T.H. Peregrine. 1991. Vegetable production in the
tropic. Longman Group. Kuala Lumpur
Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Gava
Media, Yogyakarta
Yuliani, Paulina. 2017. Pengaruh Lama Fermentasi Pupuk Cair Bayam, Sawi,
Kulit Pisang dan Kulit Semangka terhadap Kandungan Fosfor dan
Kalium Total dengan Penambahan Bioaktivator EM4. Skripsi.
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Yuwono. 2006. Kompos. Penebar Swadaya, Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 1. Hasil Pengujian Pupuk Organik Cair dari Limbah Sayuran dan
Bulu ayam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 2. Suhu dan Kelembaban Lahan
Tanggal Suhu (ºC) Kelembaban (%)
17 Maret 2017 27,5 70
24 Maret 2017 30 66
31 Maret 2017 31,6 66
7 April 2017 30,2 66
14 April 2017 30 66
21 April 2017 29,5 68
28 April 2017 31 66
5 Mei 2017 29 68
12 Mei 2017 28 69
19 Mei 2017 30 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 3. Uji normalitas, Uji Homogenitas, Uji Kruskal wallis dan Uji
Mann-Whitney Jumlah Buah Okra Hijau
1. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Jumlahbuaho
krahijau
N 35
Normal Parametersa,b
Mean 3,74
Std.
Deviation ,817
Most Extreme
Differences
Absolute ,276
Positive ,276
Negative -,182
Kolmogorov-Smirnov Z 1,630
Asymp. Sig. (2-tailed) ,010
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Data jumlah buah okra hijau adalah tidak normal karena nilai signifikan <
0,05.
2. Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
7.241 4 30 .000
Tabel di atas menunjukan homogenitas varians yang dihasilkan dengan
nilai level statistik 7.241 dan nilai sig 0.000 < 0.05 pada level probabilitas
yang berarti bahwa perlakuan setiap konsentrasi pupuk organik cari dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
limbah sayuran dan bulu ayam terhadap jumlah buah tanaman okra hijau
memiliki varians yang tidak sama.
3. Uji Kruskal Walis
Ranks
Jumlahbuahokrahijau perlakuan N Mean
Rank
10% 7 17,29
30% 7 16,79
50% 7 20,14
kontrol 7 8,50
kontrol + 7 27,29
Total 35
Test Statisticsa,b
Jumlahbuaho
krahijau
Chi-
Square 14,340
df 4
Asymp.
Sig. ,006
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable:
perlakuan
Tabel diatas menunjukan P value 0,006 < 0,05 yang berarti perlakuan
pupuk organik cair memberikan pengaruh yang bermakna terhadap jumlah
buah.
4. Uji Mann-Whitney
Ranks
Jumlahbuahokrahi
jau
perlakuan N Mean
Rank
Sum of
Ranks
10% 7 7,57 53,00
30% 7 7,43 52,00
Total 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Test Statisticsa
Jumlahbuahok
rahijau
Mann-Whitney U 24,000
Wilcoxon W 52,000
Z -,070
Asymp. Sig. (2-tailed) ,944
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] 1,000
b
a. Grouping Variable: perlakuan
b. Not corrected for ties.
Tabel diatas menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara perlakuan 10%
dan 30% karena Asym. Sig > 0,05.
Ranks
Jumlahbuahokrahi
jau
perlakuan N Mean
Rank
Sum of
Ranks
10% 7 7,00 49,00
50% 7 8,00 56,00
Total 14
Test Statisticsa
Jumlahbuahok
rahijau
Mann-Whitney U 21,000
Wilcoxon W 49,000
Z -,479
Asymp. Sig. (2-tailed) ,632
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] ,710
b
a. Grouping Variable: perlakuan
b. Not corrected for ties.
Tabel diatas menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara perlakuan 10%
dan 50% karena Asym. Sig > 0,05.
Ranks
Jumlahbuahokrahi
jau
perlakuan N Mean
Rank
Sum of Ranks
10% 7 9,00 63,00
kontrol 7 6,00 42,00
Total 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Test Statisticsa
Jumlahbuahok
rahijau
Mann-Whitney U 14,000
Wilcoxon W 42,000
Z -1,871
Asymp. Sig. (2-tailed) ,061
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] ,209
b
a. Grouping Variable: perlakuan
b. Not corrected for ties.
Tabel diatas menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara perlakuan 10%
dan kontrol karena Asym. Sig > 0,05.
Ranks
Jumlahbuaho
krahijau
perlakuan N Mean
Rank
Sum of Ranks
10% 7 5,71 40,00
kontrol + 7 9,29 65,00
Total 14
Test Statisticsa
Jumlahbuahok
rahijau
Mann-Whitney U 12,000
Wilcoxon W 40,000
Z -1,672
Asymp. Sig. (2-tailed) ,094
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] ,128
b
a. Grouping Variable: perlakuan
b. Not corrected for ties.
Tabel diatas menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara perlakuan 10%
dan kontrol + karena Asym. Sig > 0,05.
Ranks
Jumlahbuaho
krahijau
perlakuan N Mean
Rank
Sum of
Ranks
30% 7 6,71 47,00
50% 7 8,29 58,00
Total 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Test Statisticsa
Jumlahbuahok
rahijau
Mann-Whitney U 19,000
Wilcoxon W 47,000
Z -,800
Asymp. Sig. (2-tailed) ,424
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] ,535
b
a. Grouping Variable: perlakuan
b. Not corrected for ties.
Tabel diatas menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara perlakuan 30%
dan 50% karena Asym. Sig > 0,05.
Ranks
Jumlahbuaho
krahijau
perlakuan N Mean
Rank
Sum of
Ranks
30% 7 9,50 66,50
kontrol 7 5,50 38,50
Total 14
Test Statisticsa
Jumlahbuahok
rahijau
Mann-Whitney U 10,500
Wilcoxon W 38,500
Z -2,280
Asymp. Sig. (2-tailed) ,023
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] ,073
b
a. Grouping Variable: perlakuan
b. Not corrected for ties.
Tabel diatas menunjukkan bahwa ada perbedaan antara perlakuan 30% dan
kontrol karena Asym. Sig < 0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Ranks
Jumlahbuahokr
ahijau
perlakuan N Mean
Rank
Sum of
Ranks
30% 7 5,14 36,00
kontrol + 7 9,86 69,00
Total 14
Test Statisticsa
Jumlahbuahok
rahijau
Mann-Whitney U 8,000
Wilcoxon W 36,000
Z -2,351
Asymp. Sig. (2-tailed) ,019
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] ,038
b
a. Grouping Variable: perlakuan
b. Not corrected for ties.
Tabel diatas menunjukkan bahwa ada perbedaan antara perlakuan 30% dan
kontrol + karena Asym. Sig < 0,05.
Ranks
Jumlahbuahokr
ahijau
perlakuan N Mean
Rank
Sum of
Ranks
50% 7 10,00 70,00
kontrol 7 5,00 35,00
Total 14
Test Statisticsa
Jumlahbuahok
rahijau
Mann-Whitney U 7,000
Wilcoxon W 35,000
Z -2,646
Asymp. Sig. (2-tailed) ,008
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] ,026
b
a. Grouping Variable: perlakuan
b. Not corrected for ties.
Tabel diatas menunjukkan bahwa ada perbedaan antara perlakuan 50% dan
kontrol karena Asym. Sig < 0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Ranks
Jumlahbuahokr
ahijau
perlakuan N Mean
Rank
Sum of
Ranks
50% 7 5,86 41,00
kontrol + 7 9,14 64,00
Total 14
Test Statisticsa
Jumlahbuahok
rahijau
Mann-Whitney U 13,000
Wilcoxon W 41,000
Z -1,638
Asymp. Sig. (2-tailed) ,101
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] ,165
b
a. Grouping Variable: perlakuan
b. Not corrected for ties.
Tabel diatas menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara perlakuan 50%
dan kontrol + karena Asym. Sig > 0,05.
Ranks
Jumlahbuahokr
ahijau
perlakuan N Mean
Rank
Sum of
Ranks
kontrol 7 4,00 28,00
kontrol + 7 11,00 77,00
Total 14
Test Statisticsa
Jumlahbuahok
rahijau
Mann-Whitney U ,000
Wilcoxon W 28,000
Z -3,390
Asymp. Sig. (2-tailed) ,001
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] ,001
b
a. Grouping Variable: perlakuan
b. Not corrected for ties.
Tabel diatas menunjukkan bahwa ada perbedaan antara perlakuan kontrol
dan kontrol + karena Asym. Sig < 0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran 4. Uji Normalitas, Uji Homogenitas, Uji Anova dan Uji Duncan
Berat Basah Buah Okra Hijau
1. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Berat basah
buah okra
hijau
N 35
Normal
Parametersa
Mean 12.0754
Std. Deviation 4.27355
Most Extreme
Differences
Absolute .128
Positive .128
Negative -.084
Kolmogorov-Smirnov Z .755
Asymp. Sig. (2-tailed) .619
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Data jumlah buah okra hijau adalah normal karena nilai signifikan > 0,05.
2. Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
2.593 4 30 .056
Tabel di atas menunjukan homogenitas varians yang dihasilkan dengan
nilai level statistik 2.593 dan nilai sig 0.056 > 0.05 pada level probabilitas
yang berarti bahwa perlakuan setiap konsentrasi pupuk organik cari dari
limbah sayuran dan bulu ayam terhadap berat basah buah tanaman okra
hijau memiliki varians yang sama (homogen).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
3. Uji Anova
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between
Groups 194.311 4 48.578 3.416 .020
Within Groups 426.640 30 14.221
Total 620.951 34
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai Sig. 0.020 < 0.05 pada
level probabilitas. Hal ini berarti bahwa pupuk organik cair dari limbah
sayuran dan bulu ayam dengan konsentrasi berbeda mempengaruhi berat
basah buah tanaman okra hijau secara signifikan maka hipotesis diterima.
4. Uji Duncan
Perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1 2
Du
nca
na
Kontrol 7 8.0414
30% 7 12.0671 12.0671
50% 7 12.1586 12.1586
10% 7 12.7057
Kontrol + 7 15.4043
Sig. .062 .140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lampiran 5. Uji Normalitas,Uji Homogenitas, Uji Anova dan Uji Duncan
Berat Kering Buah Okra Hijau
1. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Berat kering
buah okra
hijau
N 35
Normal
Parametersa
Mean 1.2120
Std. Deviation .40100
Most Extreme
Differences
Absolute .138
Positive .138
Negative -.101
Kolmogorov-Smirnov Z .817
Asymp. Sig. (2-tailed) .517
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Data jumlah buah okra hijau adalah normal karena nilai signifikan > 0,05.
2. Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
1.732 4 30 .169
Tabel di atas menunjukan homogenitas varians yang dihasilkan dengan
nilai level statistik 1.732 dan nilai sig 0.169 > 0.05 pada level probabilitas
yang berarti bahwa perlakuan setiap konsentrasi pupuk organik cari dari
limbah sayuran dan bulu ayam terhadap berat kering buah tanaman okra
hijau memiliki varians yang sama (homogen).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
3. Uji Anova
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1.845 4 .461 3.821 .013
Within Groups 3.622 30 .121
Total 5.467 34
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai Sig. 0.013 < 0.05 pada
level probabilitas. Hal ini berarti bahwa pupuk organik cair dari limbah
sayuran dan bulu ayam dengan konsentrasi berbeda mempengaruhi berat
kering buah tanaman okra hijau secara signifikan maka hipotesis diterima.
4. Uji Duncan
Perlakuan N
Subset for
alpha = 0.05
1 2
Du
nca
na
Kontrol 7 .8229
30% 7 1.2129
50% 7 1.2300
10% 7 1.2500
Kontrol + 7 1.5443
Sig. 1.000 .112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran 6. Uji Normalitas,Uji Homogenitas, Uji Anova dan Uji Duncan
Kadar Air Buah Okra Hijau
1. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kadar air
buah okra
hijau
N 35
Normal
Parametersa
Mean 89.5149
Std. Deviation 1.06453
Most Extreme
Differences
Absolute .144
Positive .096
Negative -.144
Kolmogorov-Smirnov Z .854
Asymp. Sig. (2-tailed) .459
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Data kadar air okra hijau adalah normal karena nilai signifikan > 0,05.
2. Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
1.962 4 30 .126
Tabel di atas menunjukan homogenitas varians yang dihasilkan dengan
nilai level statistik 1.962 dan nilai sig 0.126 > 0.05 pada level probabilitas
yang berarti bahwa perlakuan setiap konsentrasi pupuk organik cari dari
limbah sayuran dan bulu ayam terhadap kadar air buah tanaman okra hijau
memiliki varians yang sama (homogen).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
3. Uji Anova
Sum of Squares df
Mean
Square F Sig.
Between Groups 15.405 4 3.851 4.997 .003
Within Groups 23.124 30 .771
Total 38.530 34
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai Sig. 0.003 < 0.05 pada
level probabilitas. Hal ini berarti bahwa pupuk organik cair dari limbah
sayuran dan bulu ayam dengan konsentrasi berbeda mempengaruhi kadar air
buah tanaman okra hijau secara signifikan maka hipotesis diterima.
4. Uji Duncan
Perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1 2
Du
nca
na
Kontrol 7 88.2671
30% 7 89.5557
Kontrol + 7 89.6386
50% 7 89.9143
10% 7 90.1986
Sig. 1.000 .221
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lampiran 7. Silabus
SILABUS PEMBELAJARAN
MATA PELAJARAN BIOLOGI
Satuan Pendidikan : SMA N 7 Yogyakarta
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X/II (dua)
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humanoria dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
KOMPETENSI DASAR MATERI
POKOK
PEMBELAJARAN PENILAIAN ALOKASI
WAKTU
MEDIA, ALAT,
BAHAN
BAB 10 Perubahan dan Pelestarian Lingkungan Hidup
1.2 Menyadari dan
mengagumi pola pikir
ilmiah dalam
kemampuan
mengamati bioproses
Macam-
macam
Pencemaran
Pelestarian
Lingkungan
Penanganan
Limbah dan
daur ulang
Mengamati
Menonton video
pencemaran
lingkungan dan
mendiskusikan
secara kelompok
untuk menemukan
faktor penyebab
terjadinya
pencemaran.
Menanya
Apa itu pencemaran
dan apa upaya
supaya tidak terjadi
pencemaran
lingkungan ?
Mengumpulkan
data
Studi literatur
tentang macam-
Sikap sosial
Lembar
penilaian sikap
Pretest dan
posttest
Soal uraian
tentang
perubahan dan
pelestarian
lingkungan
hidup
Keterampilan
Prakarya hasil
daur ulang
barang bekas
Keterampilan
dalam
kegiatan
“Pembuatan
Pupuk Cair
6 x 45
menit
1. Video
2. Buku Biologi SMA
kelas X
3. LKS
4. Literatur tentang
pencemaran
lingkungan 2.1 Berperilaku ilmiah:
teliti, tekun, jujur
terhadap data dan
fakta, disiplin,
tanggung jawab, dan
peduli dalam observasi
dan eksperimen, berani
dan santun dalam
mengajukan
pertanyaan dan
berargumentasi, peduli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
lingkungan, gotong
royong, bekerjasama,
cinta damai,
berpendapat secara
ilmiah dan kritis,
responsif dan proaktif
dalam dalam setiap
tindakan dan dalam
melakukan
pengamatan dan
percobaan di dalam
kelas/laboratorium
maupun di luar
kelas/laboratorium
macam
pencemaran,
jenis limbah
pencemar,
dampak negatif
terhadap alam
dan cara
menangani
dampak negatif
Membuat pupuk
organik cair dari
sampah organik
Mendaur ulang
limbah menjadi
barang yang
memiliki nilai
ekonomi dan
estetika tinggi.
Mengasosiasi
Menyimpulkan
hasil
pengamatan,
diskusi,
pengumpulan
Organik”
3.11 Menganalisis data
perubahan lingkungan,
penyebab, dan
dampaknya bagi
kehidupan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
4.12 Merumuskan gagasan
pemecahan masalah
perubahan lingkungan
yang terjadi di
lingkungan sekitar
informasi serta
studi literatur
tentang jenis
pencemaran,
jenis limbah
pencemar,
dampak negatif
terhadap alam
dan cara
menangani
dampak negatif
Menyampaikan
perubahan-
perubahan yang
terjadi pada
pupuk cair
organik
Mengkomunikasi
Presentasi secara
lisan tentang
tentang jenis
pencemaran,
jenis limbah
pencemar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
dampak negatif
terhadap alam
dan cara
menangani
dampak negatif
Presentasi
prakarya hasil
daur ulang
Membagikan
pupuk organik
cair ke warga
sekitar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA N 7 Yogyakarta
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : X MIA
Materi Pokok : Perubahan dan Pelestarian Lingkungan Hidup
Alokasi waktu : 6 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1.2 Menyadari dan mengagumi pola
pikir ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses.
1.2.1 Mengagumi pola pikir ilmiah
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun,
jujur terhadap data dan fakta,
disiplin, tanggung jawab, dan
peduli dalam observasi dan
eksperimen, berani dan santun
dalam mengajukan pertanyaan
dan berargumentasi, peduli
lingkungan, gotong royong,
bekerjasama, cinta damai,
berpendapat secara ilmiah dan
kritis, responsif dan proaktif
dalam dalam setiap tindakan dan
dalam melakukan pengamatan
dan percobaan di dalam
kelas/laboratorium maupun di
luar kelas/laboratorium
2.1.1 Menunjukkan perilaku ilmiah
meliputi teliti, jujur, disiplin,
bertanggung jawab,
bekerjasama dan percaya diri
dalam melakukan percobaan
dan diskusi.
3.11 Menganalisis data perubahan
lingkungan, penyebab, dan
dampaknya bagi kehidupan.
3.11.1 Siswa dapat menjelaskan
macam-macam pencemaran.
3.11.2 Siswa dapat mengidentifikasi
jenis-jenis limbah penyebab
berbagai pencemaran.
3.11.3 Siswa dapat memprediksi
dampak negatif dari
pencemaran limbah di
terhadap bumi.
3.11.4 Siswa dapat mengemukakan
penanganan berbagai jenis
limbah (cair gas, padat, B3).
4.11 Merumuskan gagasan pemecahan
masalah perubahan lingkungan
yang terjadi di lingkungan sekitar
4.11.1 Siswa dapat melakukan daur
ulang barang bekas yang dapat
bermanfaat bagi kehidupan.
4.11.2 Siswa dapat membuat pupuk
cair organik dari sampah
organik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
C. Tujuan Pembelajaran
1.2.1.1 Melalui refleksi siswa dapat menyadari kemampuan pola pikir ilmiah
yang dimiliki sebagai anugerah Tuhan.
2.1.1.1 Melalui percobaan yang dilakukan dalam kelompok, siswa dapat
menunjukan perilaku ilmiah meliputi teliti, jujur, disiplin,
bertanggung jawab dan bekerjasama dalam melakukan percobaan dan
diskusi
3.11.1.1 Melalui diskusi kelompok, siswa dapat menjelaskan macam-macam
pencemaran dengan tepat.
3.11.2.1 Melalui studi kasus, siswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis limbah
penyebab berbagai pencemaran dengan benar.
3.11.3.1 Melalui diskusi kelompok, siswa dapat memprediksi dampak negatif
dari pencemaran limbah terhadap bumi dengan benar.
3.11.4.1 Setelah melakukan studi kasus, siswa dapat mengemukakan
penanganan berbagai jenis limbah (cair gas, padat, B3) dengan tepat.
4.11.1.1 Melalui penugasan, siswa dapat melakukan daur ulang limbah yang
dapat bermanfaat bagi kehidupan dengan benar.
4.11.2.1 Melalui kegiatan praktikum, siswa dapat membuat pupuk cair organik
dari sampah organik dengan benar.
D. Materi Pembelajaran
1) Materi Pokok : Perubahan dan Pelestarian Lingkungan Hidup
2) Submateri : a. Macam-macam Pencemaran
b. Penanganan Limbah
Pencemaran dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu pencemaran
udara, pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran suara. Beberapa zat
yang dapat menyebabkan pencemaran udara antara lain karbon monoksida
(CO), Nitrogen Oksida (NOx), Chlorofluorocarbon (CFC) dan Halon, Ozon
(O3), Gas Rumah Kaca (H2O, CO2, CH4, O3, dan NO), dan belerang oksida
(SOx). Penyebab pencemaran air adalah limbah domestik (detergen, sampah
organik, tinja), limbah industri (logam berat berbahaya beracun), limbah
pertanian (pupuk kimia dan pertisida), dan limbah pertambangan (merkuri).
Untuk mengetahui tingkat pencemaran pada air dapat dilakukan pengujian
terhadap parameter fisik, parameter kimia, dan parameter biologi.
Zat yang langsung mencemari tanah adalah insektisida, fungisida,
herbisida, DDT (dikloro difenil trikloroetana), dan penggunaaan pupuk kimia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
secara berlebihan. Selain itu, pencemaran pada tanah dapat terjadi melalui
perantara air dan udara. Pencemaran suara disebabkan oleh kebisingan.
Kebisingan adalah suara dengan frekuensi di atas 80 dB, dapat diukur dengan
alat SLM (sound level meter). Kebisingan dibedakan menjadi empat macam,
yaitu kebisingan impulsif, kebisingan impulsif kontinu, kebisingan
semikontinu, dan kebisingan kontinu. Proses peningkatan akumulasi bahan
pencemar pada tingkatan trofik melalui rantai makanan disebut biomagnifikasi.
Menurut jenisnya, limbah dibedakan atas limbah organik dan limbah
anorganik sedangkan menurut wujudnya, limbah dibedakan menjadi limbah
cair, limbah gas, dan limbah padat sehingga bentuk penanganan limbah pun
berbeda-beda. Untuk penanganan limbah cair domestik seperti tinja manusia
dapat dilakukan melalui beberapa metode, yaitu cubluk, tangki septik
konvensional, tangki septik biofilter, dan Instalansi Pengolahan Limbah Cair
Domestik (IPLCD) sedangkan untuk limbah cair industri dapat ditangani
melalui sistem setempat dan sistem terpusat.
Limbah padat dapat diminimalisir melalui 9R, yaitu reuse, replacement,
refusal, repair, reconstruct, redurability, reduce, recycle, dan recovery.
Beberapa cara pengelolaan limbah padat, yaitu penimbunan tanah (landfill),
penimbunan tanah secara berlapis (sanitary landfill), pembakaran
(incineration), penghancuran (pulverization), pengomposan (composting), dan
pemanfaatan sebagai makanan ternak (hog feeding).
Penanganan limbah gas dapat dilakukan dengan menambah alat bantu
seperti filter udara, pengendap siklon (cyclone separator), filter basah
(scrubbers atau wet collector), pengendap sistem gravitasi, dan pengendap
elektrostatik.
Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) memiliki karakteristik mudah
meledak, mudah terbakar, reaktif, infektif, korosif, dan beracun. Limbah B3
berasal dari kegiatan industri, rumah sakit, rumah tangga, dan pertanian. Dalam
penanganan limbah B3 memerlukan teknologi dan izin khusus.
E. Pendekatan, Model, dan Metode
1) Pendekatan : saintifik
2) Model : cooperative learning
3) Metode : diskusi kelompok, presentasi dan eksperimen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
F. Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Tahap
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
waktu
Pendahuluan
Apersepsi
Mengucap salam
Mengecek kehadiran siswa
Mengamati
Guru menampilkan video pencemaran
lingkungan di wilayah Indonesia. Siswa diminta
untuk mengomentari isi video tersebut
20 menit
Motivasi
Menanya
Guru menampilkan beberapa tajuk berita tentang
“Pembatasan Penggunaan Kantong Plastik” atau
“Kantong Plastik Berbayar”. Siswa diminta
untuk mengemukakan argumen mereka terhadap
berita tersebut.
Orientasi
Guru menanggapi argumentasi dan memberi
penguatan atas jawaban siswa.
Guru berkata:
Untuk itu, hari ini kita akan mempelajari
tentang “Perubahan dan Pelestarian
Lingkungan”.
Guru menayangkan/ menuliskan pokok
bahasan yang akan dibahas dan tujuan
pembelajaran.
Penilaian awal
Guru membagikan kertas untuk pretest
Menampilkan pretest dengan power point
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Tahap Inti
Menalar
Guru bersama siswa membahas soal pretest,
mengevaluasi hasil kerja prestest, dan
menggali pengetahuan.
Guru meminta siswa segera duduk bersama
kelompoknya.
Mencoba
Guru membagikan artikel-artikel berita atau
penelitian studi kasus yang berbeda-beda
kepada setiap kelompok dan membagikan
LKS.
Guru meminta siswa berdiskusi dan mengisi
LKS tersebut
Mengkomunikasikan
Siswa berdiskusi bersama kelompok.
Guru membimbing siswa dalam diskusi dan
presentasi.
Beberapa kelompok dipilih untuk
mempresentasikan hasil diskusi lalu guru
memberikan penguatan dan klarifikasi atas
presentasi siswa.
(Pada jam pelajaran terakhir, diskusi dan
presentasi kelompok dicukupkan dan dilanjutkan
pada pertemuan kedua. Guru mengajak siswa
untuk melakukan kegiatan selanjutnya yaitu
Pupuk Organik Cair)
Mencoba
Guru membimbing siswa dalam mencermati
LKS “Pembuatan Pupuk Organik Cair .
Guru menjelaskan dan menunjukkan alat dan
bahan yang akan digunakan oleh siswa.
Guru menjelaskan langkah-langkah kerja.
Siswa dalam kelompok melaksanakan
kegiatan Pembuatan Pupuk Cair.
105 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Guru mendampingi siswa dalam
melaksanakan kegiatan Pembuatan Pupuk
Cair.
Penutup
Rangkuman
Siswa diminta menyampaikan rangkuman serta
kesimpulan dari materi pembelajaran dan
kegiatan Pembuatan Pupuk Cair yang yang telah
dilakukan.
10 menit
Refleksi
Siswa diminta mengemukakan perasaan dan
manfaat yang diperoleh setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran.
Tindak Lanjut Guru membagikan LKS Daur Ulang Barang
Bekas dan siswa diminta bekerja bersama
kelompok untuk mendaur ulang barang bekas
(apapun jenisnya) menjadi barang yang
memiliki nilai ekonomi dan estetika tinggi.
Hasil kreasi dikumpulkan pada pertemuan
selanjutnya.
Pertemuan 2
Tahap
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
waktu
Pendahuluan
Apersepsi
Mengucap salam
Mengecek kehadiran siswa
Mengamati
Guru mengajak siswa untuk mengecek pupuk
cair di laboratorium yang telah dibuat pada
pertemuan (satu minggu sebelumnya). Siswa
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
diminta untuk menyaring kemudian mengamati
dan menyampaikan perubahan-perubahan pada
pupuk cair.
Motivasi
Menanya dan Menalar
Guru membawa siswa masuk ke kelas kembali
dan menunjukkan gambar pecahan kaca, botol,
plastik, kertas, buah busuk, limbah sayur dan
kaleng kepada siswa. Guru bertanya:
“Manakah dari benda berikut ini yang dapat
didaur ulang?”
“Apakah semua benda tersebut bisa menjadi
pupuk atau menjadi benda berguna lainnya?”
Orientasi
Guru menanggapi jawaban siswa dan memberi
penguatan atas jawaban siswa.
Guru berkata:
Untuk itu, hari ini kita akan melanjutkan
pelajaran tentang “Perubahan dan Pelestarian
Lingkungan”.
Guru menayangkan/ menuliskan pokok
bahasan yang akan dibahas dan tujuan
pembelajaran.
Tahap Inti
Mengkomunikasikan dan Menalar
Guru meminta siswa segera duduk bersama
kelompoknya.
Kelompok siswa melanjutkan presentasi hasil
diskusi pada pertemuan sebelumnya.
Selain presentasi hasil diskusi, siswa juga
dapat sekalian mempresentasikan prakarya
hasil daur ulangnya.
Guru mendampingi presentasi hasil diskusi
lalu memberikan penguatan dan klarifikasi
atas presentasi siswa.
105 menit
Penutup
Rangkuman
Siswa diminta menyampaikan rangkuman
dan/atau kesimpulan dari materi pembelajaran
yang telah dilakukan.
20 menit
Evaluasi Membagikan kertas posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
(Penilaian
akhir)
Menampilkan soal posttest di power point
Refleksi
Siswa diminta mengemukakan perasaan dan
manfaat yang diperoleh setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran.
Tindak Lanjut Guru mengingatkan siswa bahwa pupuk yang
sudah disaring dapat diberikankan ke
kelompok kerja (pokja) apotek hidup dan
dibagikan kepada warga di sekitar sekolah.
G. Media, Alat/Bahan dan Sumber Belajar
1) Media : gambar dan berita tentang “Pembatasan
Penggunaan Kantong Plastik” atau “Kantong Plastik Berbayar”
2) Alat/Bahan : LCD proyektor, white board, spidol, serta alat dan
bahan yang akan digunakan untuk kegiatan “Pembuatan pupuk organik
cair”, yaitu ember plastik, sekop, sampah daun dan sayuran, tetes tebu,
EM4 dan liter.
3) Sumber Belajar : LKS dan panduan praktikum, Buku Biologi SMA
Kelas X, Internet, lingkungan SMA N 7 Yogyakarta
H. Penilaian
Aspek yang
dinilai Jenis/Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
Sikap Sosial Observasi Lembar penilaian sikap
Pengetahuan Pretest, Posttest Soal uraian
Keterampilan Prakarya hasil daur ulang
sampah
Keterampilan dalam kegiatan
“Pembuatan Pupuk Cair
Organik”
Lembar penilaian hasil
daur ulang dan lembar
penilaian keterampilan
membuat pupuk
Yogyakarta, 13 Mei 2017
Mengetahui
Kepala Sekolah SMA Guru Biologi
(Drs. Budi Basuki, MA) (Nisa Sulastri)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Lampiran 9. LEMBAR KERJA SISWA 1
MACAM-MACAM PENCEMARAN DAN PENANGANANNYA
A. Tujuan
Siswa dapat menjelaskan macam-macam pencemaran.
Siswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis limbah pencemar.
Siswa dapat memprediksi dampak negatif limbah terhadap alam.
Siswa dapat mengemukakan upaya penanganan limbah.
B. Alat dan Bahan
Alat: Bahan:
1. Alat tulis
2. Kertas
1. Artikel dan berita tentang
kasus limbah
C. Cara Kerja
1. Duduklah bersama kelompok diskusi.
2. Bacalah dengan cermat artikel dan berita tentang kasus limbah.
3. Diskusikan bersama kelompok.
4. Jawablah pertanyaan berdasarkan berita dan artikel yang dibaca.
D. Pertanyaan
1. Jelaskan macam-macam pencemaran dalam berita atau artikel tersebut !
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………..
2. Jelaskan jenis-jenis limbah pencemar dalam berita atau artikel tersebut !
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Nama Anggota Kelompok:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………..
3. Apa saja dampak negatif yang dapat terjadi jika limbah tersebut tidak
ditangani?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………..
4. Berilah usulan dalam menangani dampak negatif dari limbah tersebut dari
berbagai pihak!
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………..
E. Kesimpulan
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Warga Mojokerto Terdampak Limbah B3 Minta Komnas HAM Datang
Ishomuddin
Kamis, 18 Mei 2017 | 09:22 WIB
TEMPO.CO, Mojokerto - Warga Desa Lakardowo, Kecamatan Jetis,
Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, meminta Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia (Komnas HAM) turun tangan dalam polemik dugaan pencemaran limbah
bahan berbahaya beracun (B3) di desa mereka. Perusahaan pengelola limbah B3
PT Putra Restu Ibu Abadi (PRIA) dituduh menimbun limbah B3 sejak 2010 dan
mencemari air tanah di sumur warga.
“Kami berharap Komnas HAM datang ke Lakardowo, berdialog dengan
warga serta mendengarkan kesaksian warga dan mantan karyawan pabrik yang
pernah terlibat dalam penimbunan limbah B3 di kawasan pabrik PT PRIA,” kata
Ketua Presidium Penduduk Lakardowo (Pendowo) Bangkit Nurasim, Rabu, 17
Mei 2017.
Selain meminta komisioner Komnas HAM bertemu langsung dengan warga,
Pendowo Bangkit juga meminta Komnas HAM mempertanyakan tanggung jawab
pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dan Pemerintah Kabupaten
Mojokerto atas jaminan air bersih bagi warga. Warga menganggap pencemaran
yang terjadi juga akibat lemahnya pengawasan oleh instansi terkait, baik
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) maupun Badan
Lingkungan Hidup tingkat provinsi dan kabupaten.
“Kami juga meminta instansi pemerintah mencegah penyebaran pencemaran
lebih luas dan menanggulangi dampak gangguan kesehatan yang dialami warga,”
katanya.
Data Pendowo Bangkit menyebutkan setidaknya lebih dari 500 kepala
keluarga di tiga dusun terdampak pencemaran, baik yang melalui media tanah
dan air maupun udara. Timbunan limbah B3 diduga mencemari air tanah di sumur
warga, sedangkan asap pembakaran limbah yang dimusnahkan mengganggu
pernapasan warga.
Warga tidak lagi berani menggunakan air sumur, baik untuk bahan baku air
minum, mandi, maupun memasak. Warga terpaksa membeli air kemasan galon
untuk kebutuhan minum, mandi, dan memasak. “Lebih dari 300 warga, terutama
anak-anak, mengalami gatal-gatal dan iritasi setelah mandi menggunakan air
sumur yang tercemar,” kata Ketua Kelompok Peduli Perempuan Lakardowo
Sutama.
Salah satu warga, yang juga bekas pekerja di PT PRIA, Heru Siswoyo,
mengatakan dia adalah salah satu saksi penimbunan limbah B3 yang dilakukan PT
PRIA ketika mendirikan bangunan pabrik. “Saya yang ikut menjaga alat-alat berat
yang digunakan untuk mengangkut dan menimbun limbah, menimbunnya
biasanya sore dan malam hari,” ucapnya. Menurut dia, ketika itu, dia dan warga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
setempat belum tahu jika penimbunan limbah tersebut melanggar aturan. Ketika
tahu penimbunan limbah itu melanggar hukum, Heru memutuskan berhenti
sebagai pekerja di PT PRIA. “Karena tidak sesuai dengan hati nurani saya.
Terbukti, sekarang limbah yang ditimbun mencemari air sumur warga,” ucapnya.
Tim auditor independen yang ditunjuk Kementerian LHK sedang
melakukan audit lingkungan pada PT PRIA atas dugaan penimbunan ilegal
limbah B3 dan pencemaran serta memperjualbelikan limbah B3 ke warga. Audit
lingkungan ini merupakan rekomendasi Komisi Bidang Lingkungan Hidup
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam rapat dengar pendapat antara DPR,
Kementerian LHK, manajemen PT PRIA, dan perwakilan warga pada Desember
2016 di Jakarta. Namun tuduhan penimbunan limbah bahan berbahaya beracun
dibantah manajemen PT PRIA. “Tidak ada penimbunan. Semua kami musnahkan
dan ada yang diolah menjadi barang bermanfaat,” kata bos PT PRIA, Tulus
Widodo, saat kunjungan Komisi Bidang Lingkungan Hidup Dewan Perwakilan
Rakyat ke PT PRIA, November 2016.
Sumber : https://nasional.tempo.co/read/news/2017/05/18/058876329/warga-
mojokerto-terdampak-limbah-b3-minta-komnas-ham-datang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Timbunan Tisu Basah di Saluran Limbah Tasmania Telan Jutaan Dolar
Citra Dewi
12 Jun 2017, 06:27 WIB
Liputan6.com, Hobart - Otoritas perairan Tasmania, TasWater, telah
mengajukan permohonan untuk menghentikan biaya yang menyebabkan borosnya
anggaran, yakni pembersihan limbah padat di saluran pembuangan. Mereka
meminta warga untuk berpegang pada prinsip '4 P' (pee, poo, puke, paper), yakni
hanya menyiram "air kencing, tinja, muntahan dan tisu ke toilet".
TasWater berada di bawah tekanan untuk memperbaiki infrastruktur yang
mengalami penuaan dan memperkirakan akan menghabiskan biaya 2 miliar dolar
Australia (atau setara Rp 20 triliun) selama 10 tahun. Setiap dua minggu, mereka
mengangkat satu ton tisu basah dan sejumlah produk yang tak bisa hancur saat
disiram. TasWater mengatakan, penyumbatan di sistem pembuangan menyedot
jam kerja dan sumber daya yang bisa digunakan di area lain.
Dikutip dari Australia Plus, Senin (12/6/2017), Desember lalu dibutuhkan
biaya 1 juta dolar Australia (atau setara Rp 10 miliar) untuk mengangkat 30 ton
sampah padat dari pabrik pengolahan limbah di Launceston. Royce Aldred dari
TasWater mengatakan, pihaknya telah melakukan eksperimen yang menunjukkan
bahwa tisu basah tak bisa larut dalam air -- tidak seperti tisu toilet. Hal tersebut
dilakukan untuk menekankan bahaya tisu basah terhadap saluran pembuangan.
"Hasil yang kami dapatkan menunjukkan bahwa mereka tidak benar-benar larut
seperti yang Anda pikirkan," sebut Aldred."Bila Anda membandingkannya
dengan tisu toilet biasa, tisu itu larut cukup cepat di sistem pembuangan kami dan
menjadi beberapa bagian yang lebih kecil." Aldred mengatakan, solusi untuk
mengurangi pemborosan anggaran pengelolaan limbah akibat tisu basah yang
menyumbat sebenarnya sederhana, yakni jangan memasukannya ke kloset.
TasWater mendesak warga untuk mempraktekkan prinsip "4 P" – yakni
hanya menyiram "air kencing, tinja, muntahan dan kertas toilet" ke kloset. "Jika
ragu tentang apa yang bisa mereka siram, saya minta warga untuk menelepon atau
membuka situs kami," sebut Aldred. "Kami dengan senang hati memberi saran
ketimbang tidak menyelesaikan masalah di sistem pembuangan kami," ujar dia.
Australian Competition and Consumer Commission (ACCC) mengambil tindakan
hukum terhadap perusahaan yang mengklaim bahwa tisu basah larut seperti kertas
toilet biasa.
Sumber : http://global.liputan6.com/read/2986797/timbunan-tisu-basah-di-
saluran-limbah-tasmania-telan-jutaan-dolar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Kabut asap selimuti Pekanbaru hingga Singapura
Jerome Wirawan
27 Agustus 2016
Kabut asap mulai menyelimuti Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, pada Sabtu
(27/8). Kondisi itu juga dialami negara tetangga, Singapura.Wartawan di
Pekanbaru, Besta Junandi, melaporkan jarak pandang terbatas pada radius 2.500
meter akibat kabut asap.“Kabut agak tebal tadi pagi, namun kini tidak terlalu
dominan. Warga juga tidak ada yang memakai masker,” ujar Besta.
Di Pekanbaru, indeks standar pencemaran udara (ISPU) memperlihatkan
konsentrasi partikulat PM10 berada pada taraf 142 mikrogram per meter kubik,
Sabtu (27/8) pukul 07.00. Adapun di Palembang, konsentrasi partukulat PM10
berada pada taraf 223,27 mikrogram per meter kubik pada pukul 10.00. Batas
konsentrasi polusi udara yang masih dianggap sedang adalah 150 mikrogram per
meter kubik. Di atas angka tersebut, polusi udara masuk kategori tidak sehat.
Bahkan, jika menembus 350 mikrogram per meter kubik, polusi udara dianggap
berbahaya.
Kabut asap Singapura
Situasi di Pekanbaru serupa dengan di Singapura.Yusfebri Mianta, seorang
warga Indonesia yang bermukim di negara tersebut, mengatakan sudah merasakan
dampak asap sejak Jumat (26/8). “Bau asap sudah sangat tercium, apalagi ketika
angin kencang. Karena itu, jendela di apartemen, saya tutup rapat. Pemandangan
dari gedung apartemen juga mulai samar-samar,” kata Yusfebri kepada wartawan
BBC Indonesia, Jerome Wirawan.
Hal senada diungkapkan Anna Veralin, seorang ibu dengan dua anak yang
menetap di Singapura. Menurutnya, karena dampak asap mulai terasa, dia sengaja
membatasi aktivitas di luar rumah. “Kegiatan luar ruangan terpaksa dikurangi.
Kalau nggak perlu banget nggak usah keluar rumah. Kalaupun keluar rumah,
masker selalu ada di dalam tas,” ujarnya.
Data Badan Lingkungan Nasional Singapura (NEA) menyebutkan Indeks
Standar Polutan (PSI) yang mencakup pemantauan terhadap enam zat polutan
mencapai 143 di bagian barat dan utara kota pada pukul 07.00 waktu setempat.
Kemudian pada pukul 12.00, PSI mencapai 137. PSI di bawah 200 masuk
kategori „tidak sehat‟, dan di atas 201 hingga 300 „sangat tidak sehat‟. Adapun
angka yang melampaui 300 dianggap „berbahaya‟.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Titik api meningkat
Kabut asap di Pekanbaru dan Singapura berhubungan dengan meningkatnya
titik panas (hotspot) di Pulau Sumatera, khususnya di Provinsi Riau. Berdasarkan
pemantauan satelit Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN),
Sabtu (27/8), jumlah titik panas di Pulau Sumatera mencapai 65 dan 61 di
antaranya berada di Riau. Jumlah itu meningkat 10 titik dari sehari sebelumnya.
Satgas Udara Riau melaporkan konsentrasi titik api di provinsi itu banyak
ditemukan di Kabupaten Rokan Hilir, Bengkalis, dan Kampar. Beberapa
helikopter dan pesawat Air Tractor pun dikerahkan untuk memadamkan api. Akan
tetapi, menurut Sutopo Purwo Nugroho selaku Kepala Pusat Data Informasi dan
Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pergerakan arah angin
amat berpengaruh sehingga kabut asap bisa tampak di beberapa tempat. “Arah
angin di atmosfer Riau dominan bergerak dari barat dan barat laut ke arah timur
dan tenggara, yang kemudian di sekitar barat Singapura mengarah ke timur laut.
Ini adalah pola pergerakan angin pada musim kemarau di Riau yang selalu
dikhawatirkan membawa asap dari Riau ke Singapura seperti saat kebakaran
hutan dan lahan tahun 2013, 2014 dan 2015,” kata Sutopo.
Langkah hukum
Di samping memadamkan api, langkah hukum dinantikan untuk
memastikan para pelaku pembakar hutan dan lahan diberi sanksi.Yuyun Indradi,
dari lembaga pelindung lingkungan Greenpeace, mengatakan sudah saatnya
pemerintah menegakkan hukum agar kebakaran hutan dan lahan tahun-tahun
sebelumnya tidak terulang. Sepanjang 2016, kepolisian Indonesia telah
menangkap 463 individu yang diduga pembakar hutan dan lahan. Jumlah itu
meningkat drastis dari 2015, yaitu 196 orang. Akan tetapi, peningkatan itu tidak
berlaku bagi perusahaan. Sejauh ini, menurut Kepala Bareskrim Mabes Polri, Ari
Dono, baru sembilan perusahaan yang diselidiki terkait kebakaran hutan dan lahan
tahun ini. Padahal, tahun lalu, sebanyak 25 perusahaan yang diselidiki. Itupun
belum jelas perkembangan semua kasusnya. Hanya diketahui sekitar 11
perusahaan yang diduga terlibat melakukan pembakaran hutan dan lahan di
Provinsi Riau mendapat SP3 atau surat perintah penghentian penyidikan.
Sumber :
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/08/160826_indonesia_asap
_pekanbaru_singapura
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Warga Palembang keluhkan limbah industri pembuat tempe
Banu Sungkowo
Rabu, 25 November 2015 15:49 WIB
Palembang (ANTARA Sumsel) - Sejumlah warga mengeluhkan limbah
industri pembuatan tempe dan tahu yang mencemari lingkungan di permukiman
Kelurahan Bukit Sangkal Palembang, sehingga setiap hari harus merasakan bau
yang tidak sedap yang ditimbulkan limbah industri tersebut.
Sedikitnya ada 30 industri tempe dan tahu yang tergabung dalam Primer
Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Primkopti) di kawasan Jalan Tanjung
Sari itu setiap hari membuang limbah cair langsung tanpa melakukan pengolahan,
sehingga menimbulkan pencemaran dan bau tidak sedap di sekitarnya, kata Sakti
(45) warga setempat di Palembang, Rabu. Menurut dia, bau tak sedap akibat
limbah cair yang dibuang ke saluran air tanpa diolah membuat warga di sekitar
wilayah pabrik tahu dan tempe ini resah. Bahkan, kata dia, sumur warga sekitar
banyak tercemar limbah cair pabrik yang meresap melalui tanah.
"Air sumur kami sudah sejak beberapa tahun tak bisa dimanfaatkan lagi untuk
keperluan sehari-hari, karena berwarna hitam pekat dan bau diduga akibat limbah
pabrik tahu dan tempe yang membuang limbah cair sisa mencuci dan memasak
kedelai bahan komoditas tersebut," kata Sakti. Ia mengatakan akan
menindaklanjuti laporan pencemaran lingkungan akibat limbah industri pembuat
tempe tahu ini ke Mapolda Sumsel dan Badan Lingkungan Hidup (BLH) setempat
agar dicabut izin dan ditindak sesuai hukum yang berlaku.
Sementara, Hermawan warga Tanjung Sari juga menyayangkan sikap para
pengusaha tahu dan tempe mengabaikan pencemaran limbah pabrik tersebut,
akibatnya kolam ikan yang dikelolanya menjadi rusak akibat ph keasaman airnya
tercemar limbah pabrik tersebut. Begitu juga, Acing (51) warga Tanjung Sari,
tinggal berdekatan dengan pabrik tempe tahu mengecam keras para pengusaha
yang telah merusak lingkungan sekitar. Hal ini sangat keterlaluan, mereka
membuang limbah cair sisa proses mencuci dan memasak kedelai untuk
pembuatan tahu tempe dibuang ke saluran air tanpa ada pengolahan, sehingga
lingkungan menjadi tercemar dan bau tidak sedap, katanya.
Menyikapi adanya pencemaran lingkungan akibat limbah cair sisa
pengolahan tahu dan tempe, Kepala Prodi Doktoral Hukum S3 Universitas
Sriwijaya (Unsri) Prof Joni Emerson menyatakan bahwa perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) menurut UU No 32 tahun 2009 pasal 1
ayat (2) adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
fungsi lingkungan hidup. Kemudian mencegah terjadinya pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.
Ia menjelaskan, UU tersebut lahir karena saat ini segala aktivitas manusia untuk
meningkatkan taraf hidup seringkali tidak bertanggung jawab dan merusak alam.
"Maka UU ini dibuat sebagai tindakan pemerintah untuk mencegah semakin
rusaknya lingkungan dan untuk mengelola lingkungan menjadi lebih baik,"
katanya. Pada UU ini tercantum jelas dalam Bab X bagian 3 pasal 69 mengenai
larangan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang meliputi
larangan melakukan pencemaran. Menurut dia, larangan-larangan tersebut diikuti
dengan sanksi yang tegas dan jelas tercantum pada Bab XV tentang ketentuan
pidana pasal 97-123. Salah satunya adalah dalam pasal 103 berbunyi setiap orang
yang menghasilkan limbah B3 dan tidak melakukan pengelolaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 59, dipidana penjara paling singkat satu tahun dan paling
lama tiga tahun dan denda paling sedikit satu miliar rupiah dan paling banyak tiga
miliar rupiah. Sementara, kata dia, bukti lingkungan rusak, pada UU no 32 tahun
2009 pasal 21, disebutkan kriteria baku kerusakan lingkungan hidup yang
meliputi kerusakan ekosistem dan kerusakan iklim (termasuk kerusakan ekosistem
adalah kerusakan tanah). Menurut dia, jika pencemaran ini telah merusak
ekosistem air, tanah dan hayati warga di sekitar tentunya sudah
meresahkan.Sebaiknya pengusaha menyadari hal ini dan memperbaiki kondisi air,
tanah dan hayati milik warga tersebut dengan musyawarah, sebelum hal ini
berlanjut ke ranah hukum, ujar Prof Joni Emerson.
Menurut dosen pasca sarjana Unsri, Prof dr Didik Budianta, pakar ilmu dan
konsultan lingkungan hidup bahwa pabrik yang menghasilkan limbah harus
memiliki pengolahan limbah, serta mengantongi izin Amdal dari bupati/wali kota.
Sementara Roden, salah satu pengusaha tempe tahu anggota Primkopti saat
dikonfirmasi mengatakan jika baru berapa tahun ini ada pengelolaan limbah cair
sisa pengolahan tahu dan tempe. Ia mengakui, jika sebelumnya usaha yang sudah
ditekuni sejak 15 tahun lalu itu membuang limbah cair sisa pengolahan tahu
tempe ke aliran parit. Terkait dengan persoalan limbah tersebut, ia malah
menyarankan supaya dilapokan saja ke Polda, supaya semua permasalahan
menjadi jelas dan dapat diselesaikan dengan baik.
Sumber : http://www.antarasumsel.com/berita/298970/warga-palembang-
keluhkan-limbah-industri-pembuat-tempe
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Sungai Brangkal Mojokerto Tercemar Logam Berat
Selasa, 25 Agustus 2015 22:12
SURYA.co.id | MOJOKERTO - Pencemaran limbah di Sungai Brangkal,
Mojokerto yang banyak mematikan jenis ikan dan biota sungai diduga kuat
pencemaran logam berat. Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Mojokerto
yang menangani persoalan tersebut masih belum tahu pasti siapa yang membuang
limbah di sungai yang bermuara ke Kali Brantas dan Porong itu. Namun pihaknya
sudah mencurigai asal muasal limbah tersebut.
Pertama kali munculnya limbah, BLH menduga pencemaran Sungai
Brangkal itu akibat buangan etergen. Hal itu disinyalir dari banyaknya busa tebal
yang mwncapai 20 cm di pintu air Kelurahan Miji. Di lokasi itu juga banyak ikan
yang mati karena tidak mendapat oksigen. Kepala BLH Mojokerto, Zainal Arifin,
menuturkan untuk menelusuri sumber pencemaran, BLH menguji kwalitas air di
sekitar sungai itu. Tak kurang 12 parameter uji diterapkan untuk memastikan
sumber pencemaran di sungai itu. Lima parameter uj di antaranya uji keberadaan
logam berat yakni uji kadar tembaga, besi, mangan, zeng, hingga belerang.
Sedangkan lainnya, parameter kualitas air seperti tingkat kekeruhan air, kadar
oksigen, suhu, kepadatan air, hingga derajat keasaman.‟‟Sebelumnya kami
menguji tingkat kekeruhan, tapi ditingkatkan lagi menjadi 12 parameter uji,‟‟
katanya, 25 Agustus 2015. Menurutnya, 12 parameter uji itu diakui dibutuhkan
waktu yang cukup lama. Estimasi lima hari pengujian awal ternyata tak cukup.
Diperkirakan pada akhir pekan ini, pengujian rampung dengan hasil indikasi
sumber pencemaran.‟‟Kemungkinan baru Jumat depan ini baru selesai. Karena
tesnya memang panjang,‟‟ terang Zainal.
Sementara itu, sejauh ini kondisi Sungai Brangkal sudah normal. Itu tampak
tidak adanya buih putih seperti awal pekan lalu. Biota sungai seperti ikan-ikan
juga tak kelihatan lagi. Kondisi ini, ditafsirkan BLH, kondisi sungai sudah
normal. Tapi, bisa juga masih tercemari.‟Tunggu saja hasil tes yang kami lakukan.
Memang saat pencemaran tidak ada laporan masyarakat yang sakit akibat
memakan ikan mati," paparnya.
Munculnya indikasi pencemaran dari bahan tak dikenal dari lokasi gudang
eks galangan yang terbakar dua pekan lalu juga belum bisa disimpulkan. Karena
BLH belum mengantongi izin dari pihak kepolisian untuk memeriksa lokasi
kebakaran yang kini masih di police line. Beberapa sumber menyebutkan memang
saat pembasahan kebakaran, air dari gudang yang terbakar langsung masuk
saluran pembuangan gudang dan meluncur ke aliran Sungai Brangkal. Setelah tiga
hari muncul peristiwa kebakaran, Sungai Brangkal ikannya banyak yang mabuk.
Warga berhamburan ke sungai untuk mencari ikan.
Sumber : http://surabaya.tribunnews.com/2015/08/25/sungai-brangkal-mojokerto-
tercemar-logam-berat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
LEMBAR KERJA SISWA 2
PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR
A. Tujuan
Siswa dapat membuat pupuk organik cair dari sampah organik.
B. Alat dan Bahan
Alat: Bahan:
1. Ember plastik
2. Sekop
3. Cetok
4. Botol kaca
5. Pisau
1. Sampah daun dan sayuran
2. Tetes tebu
3. EM4 m
4. Air
C. Cara Kerja
1. Cacahlah daun dan sayuran sebanyak 1 kg dengan pisau hingga berukuran
kecil (± 0,5 cm2).
2. Masukkan sampah ke dalam ember dan diaduk dengan tangan selama 5
menit.
3. Masukan tetes tebu sebanyak 100 ml ke dalam ember berisi daun dan
sayuran.
4. Campurkan 100 ml EM4 ke dalam ember berisi daun dan sayuran serta
tetes tebu.
5. Masukan air sebanyak 4 liter, lalu aduk hingga merata selama 10 menit.
6. Tutup dengan penutup ember dan berikan selang kecil serta hubungkan
selang tersebut ke dalam botol kaca berisi air, biarkan pupuk difermentasi
selama 7 hari.
7. Setelah 7 hari pupuk organik cair siap digunakan.
D. Pertanyaan-pertanyaan Pengarah
1. Apa yang dimaksudkan dengan sampah organik?
2. Jelaskan peran penggunaan EM4 dan tetes tebu pada kegiatan ini?
Nama Anggota Kelompok:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
3. Mengapa dalam proses fermentasi harus ditutup dan diberikan selang dari
dalam ember?
4. Apa saja tanda jika fermentasi pupuk organik cair berhasil ?
E. Kesimpulan
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
F. Daftar Pustaka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
LEMBAR KERJA SISWA 3
DAUR ULANG BARANG BEKAS
A. Tujuan
Siswa dapat melakukan daur ulang limbah yang dapat bermanfaat bagi
kehidupan.
B. Alat dan Bahan
Alat:
Gunting
Lem
Pisau
Bahan:
Barang bekas
C. Cara Kerja
1. Diskusikan dengan teman sekelompokmu barang bekas yang akan dipakai.
(Akan lebih baik jika memanfaatkan plastik, kaca dan logam)
2. Carilah ide menarik untuk membuat barang bekas tersebut menjadi
berguna bagi kehidupan.
3. Buatlah produk yang menarik dan berguna bagi kehidupan.
4. Presentasikan bahan yang digunakan, cara membuat dan kegunaan dari
produk tersebut
D. Daftar Pustaka
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Nama Anggota Kelompok:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Lampiran 10. Lembar Penilaian
A. Sikap Sosial
Mata pelajaran : Biologi
Kelas/semester : X/II
Materi pokok : Perubahan dan Pelestarian Lingkungan Hidup
No
.
Nama
siswa
Aspek yang dinilai Total
Teliti Jujur Disiplin Bertanggung
jawab
Bekerjasama Percaya
diri
1.
2.
Dst
.
Kategori :
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Nilai :
x 100
Keterangan :
Nilai Kategori
80-100 Amat baik
66-79 Baik
56-65 Cukup
50-55 Kurang
< 50 Sangat Kurang
Rubrik Penilaian Sikap
Aspek yang dinilai Skor Rubrik
Teliti 3 Mengerjakan tugas tidak terburu-buru
Tidak ceroboh dalam melakukan
percobaan
Mampu menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan standar waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
2 Hanya 2 indikator yang terlihat
1 Hanya 1 indikator yang terlihat
Jujur 3 Tidak menyontek saat mengerjakan
pretest dan posttest
Tidak plagiat dengan menyalin karya
orang lain tanpa menyebutkan sumber
Berbicara sesuai data dan kesimpulan
hasil diskusi dan pengamatan
2 Hanya 2 indikator yang terlihat
1 Hanya 1 indikator yang terlihat
Disiplin 3 Masuk kelas tepat waktu
Patuh terhadap tata tertib yang berlaku
Mengikuti pelajaran dengan tertib dan
membawa buku sesuai dengan
pelajaran
2 Hanya 2 indikator yang terlihat
1 Hanya 1 indikator yang terlihat
Bertanggung jawab 3 Mengerjakan tugas dengan baik sesuai
dengan tugas yang diterima
Menjawab pertanyaan yang diberikan
guru maupun teman
Menjaga perlengkapan ruangan kelas
sebagai warga sekolah
2 Hanya 2 indikator yang terlihat
1 Hanya 1 indikator yang terlihat
Bekerjasama 3 Mampu berdinamika dalam kelompok
Berpartisipasi dalam mengerjakan
tugas kelompok
Menghargai pendapat orang lain.
2 Hanya 2 indikator yang terlihat
1 Hanya 1 indikator yang terlihat
Percaya diri 3 Mampu menyampaikan pendapat
Mampu menyampaikan hasil presentasi
didepan kelas
Berbicara dengan yakin, lantang dan
tegas
2 Hanya 2 indikator yang terlihat
1 Hanya 1 indikator yang terlihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
B. Keterampilan
1. Lembar penilaian dalam pembuatan pupuk organik cair
No. Aspek yang dinilai
Penilaian
1
(kurang)
2
(cukup)
3
(baik)
1. Mencacah daun dan sayuran
2. Menyiramkan campuran tetes tebu, EM4
dan air ke sampah dan sayuran
3. Pengadukan sampah secara merata
4. Penyaringan pupuk cair organik
5. Pengemasan pupuk cair organik
Total
Nilai :
x 100
Keterangan :
Nilai Kategori
80-100 Amat baik
66-79 Baik
56-65 Cukup
50-55 Kurang
< 50 Sangat Kurang
Rubrik penilaian keterampilan
Aspek yang dinilai Skor Rubrik
Mencacah daun dan
sayuran
3 Mencacah sesuai dengan ukuran dan
jumlah yang tentukan serta menggunakan
alat pencacah dengan hati-hati
2 Mencacah sesuai dengan ukuran dan
jumlah yang tentukan tetapi tidak
menggunakan alat pencacah dengan hati-
hati
1 Tidak mencacah sesuai dengan ukuran dan
jumlah yang tentukan serta tidak
menggunakan alat pencacah dengan hati-
hati
Menyiramkan
campuran tetes tebu,
3 Menyiram sesuai dengan takaran yang ada
dan tidak tumpah dalam menyiram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
EM4 dan air ke
sampah dan sayuran
2 Menyiram sesuai dengan takaran yang ada
tetapi tumpah dalam menyiram
1 Tidak menyiram sesuai dengan takaran
yang ada dan tumpah dalam menyiram
Pengadukan sampah
secara merata
3 Mengaduk sesuai dengan waktu yang
ditentukan dan tidak tumpah dalam
mengaduk
2 Mengaduk sesuai dengan waktu yang
ditentukan tetapi tumpah dalam mengaduk
1 Tidak mengaduk sesuai dengan waktu yang
ditentukan dan tumpah dalam mengaduk
Penyaringan pupuk
cair organik
3 Menyaring sesuai dengan ketentuan yang
ada dan tidak tumpah dalam menyaring
2 Menyaring sesuai dengan ketentuan yang
ada tetapi tumpah dalam menyaring
1 Tidak menyaring sesuai dengan ketentuan
yang ada dan tumpah dalam menyaring
Pengemasan pupuk
cair organik
3 Mengemas dalam botol dan menutup
dengan baik serta tidak tumpah dalam
proses pengemasan
2 Mengemas dalam botol dan menutup
dengan baik tetapi tumpah dalam proses
pengemasan
1 Tidak mengemas dalam botol dan menutup
dengan baik serta tumpah dalam proses
pengemasan
2. Penilaian Prakarya Daur Ulang Barang Bekas
No. Aspek yang dinilai
Penilaian
1
(kurang)
2
(cukup)
3
(baik)
1. Jenis barang bekas yang didaur ulang
2. Nilai ekonomis hasil daur ulang
3. Nilai estetika hasil daur ulang
4. Manfaat barang daur ulang
Total
Nilai :
x 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Keterangan :
Nilai Kategori
80-100 Amat baik
66-79 Baik
56-65 Cukup
50-55 Kurang
< 50 Sangat Kurang
Rubrik penilaian keterampilan
Aspek yang dinilai Skor Rubrik
Jenis barang bekas
daur ulang
3 Berbahan wadah plastik, kaca dan logam
2 Hanya menggunakan 2 bahan yang
disebutkan diatas
1 Hanya menggunakan 1 bahan yang
disebutkan diatas
Nilai ekonomis hasil
daur ulang
3 Modifikasi tidak mengeluarkan banyak
biaya, hampir keseluruhan barang bekas
2 Modifikasi dengan biaya yang sedang, 50 %
barang bekas
1 Modifikasi dengan biaya tinggi, kurang dari
50% barang bekas
Nilai estetika hasil
daur ulang
3 Rapi dalam membentuk dan memodifikasi
barang bekas
2 Rapi dalam membentuk tetapi kurang bagus
dalam memodifikasi barang bekas
1 Kurang rapi dalam membentuk dan kurang
bagus dalam memodifikasi barang bekas
Manfaat daur ulang 3 Kegunaan barang daur ulang yang jelas dan
berguna bagi banyak orang
2 Kegunaan barang daur ulang yang jelas
tetapi kurang berguna bagi banyak orang
1 Kegunaan barang daur ulang yang tidak
jelas dan kurang berguna bagi banyak orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
C. Pengetahuan
1. Pretest
Kisi-kisi pretest
Indikator Nomor soal dan ranah kognitif
C1 C2 C3 C4 C5 C6
3.11.1 Siswa dapat
menjelaskan macam-macam
pencemaran.
1
3.11.3 Siswa dapat
memprediksi dampak negatif
dari pencemaran limbah di
terhadap bumi.
2
4.11.2 Siswa dapat membuat
pupuk cair organik dari
sampah organik.
3
Soal pretest
1. Apa yang dimaksudkan dengan pencemaran? Jelaskan macam-macam
pencemaran pada lingkungan hidup!
2. Analisislah apa yang akan terjadi jika suatu jenis limbah dibiarkan
mencemari lingkungan dan tidak ditangani secara khusus!
3. Apa itu pupuk cair organik ? Sebutkan bahan yang biasa digunakan untuk
membuat pupuk cair organik !
Kunci Jawaban Tes Pengetahuan dan Cara Penyekoran/Penilaian
No. Kunci Jawaban Skor
1. Menurut UU No.23 Tahun 1997 pasal 1 ayat 12,
pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau
komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan
manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat
berfungsi sesuai dengan peruntukannya.
Pencemaran dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu :
pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih
substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam
jumlah yang dapat membahayakan kesehatan
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu
estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di
suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai,
lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia.
pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan
kimia buatan manusia masuk dan mengubah
lingkungan tanah alami.
pencemaran suara adalah bunyi atau suara yang
dikeluarkan oleh suatu benda dan dikeluarkan dengan
suara yang sangat keras sehingga dapat mengganggu
lingkungan dan makhluk hidup yang tinggal di
lingkungan tersebut.
2. Jika suatu jenis limbah dibiarkan mencemari lingkungan dan
tidak ditangani secara khusus, akan menyebabkan:
a) terganggunya keberlangsungan kehidupan organisme lain
b) ledakan populasi (blooming)
c) semakin banya jenis penyakit
d) dapat menjadi faktor penyebab kepunahan MH
e) merusak atmosfer bumi
15
3. Pupuk cair organik adalah pupuk yang berbentuk cair berasal
dari sisa-sisa makhluk hidup dan dalam proses
pembuatannya dibantu mikroorganisme.
Bahan yang biasa digunakan adalah: sampah-sampah
organik seperti dedaunan, sisa sayuran, kulit buah, dan
kotoran hewan; EM4 (bakteri pembusuk), gula (makanan
bagi bakteri) dan air
10
Rubrik penilaian pretest
Jawaban
Soal
Skor Rubrik
1
10 Menjawab arti pencemaran dan menjelaskan
empat macam pencemaran dengan tepat
8 Menjawab arti pencemaran dan menjelaskan
tiga macam pencemaran dengan tepat
6 Menjawab arti pencemaran dan menjelaskan
dua macam pencemaran dengan tepat
4 Menjawab arti pencemaran dan menjelaskan
satu macam pencemaran dengan tepat
2 Hanya menjawab arti pencemaran saja
0 Tidak ada jawaban yang tepat
2 15 Dapat menyebutkan 5 penyebab pencemaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
yang tidak ditangani
12 Dapat menyebutkan 4 penyebab pencemaran
yang tidak ditangani
9 Dapat menyebutkan 3 penyebab pencemaran
yang tidak ditangani
6 Dapat menyebutkan 2 penyebab pencemaran
yang tidak ditangani
3 Dapat menyebutkan 1 penyebab pencemaran
yang tidak ditangani
0 Tidak dapat menyebutkan 5 penyebab
pencemaran yang tidak ditangani
3 10 Dapat menjelaskan pengertian pupuk cair
organik dan bahan yang digunakan untuk
membuat pupuk
5 Hanya dapat menjelaskan pengertian pupuk
cair organik ataupun hanya dapat
menyebutkan bahan yang digunakan untuk
membuat pupuk
0 Tidak dapat menjelaskan pengertian pupuk
cair organik dan bahan yang digunakan
untuk membuat pupuk
Nilai :
x 100
Keterangan :
Nilai Kategori
80-100 Amat baik
66-79 Baik
56-65 Cukup
50-55 Kurang
< 50 Sangat Kurang
2 . Posttest
Kisi-kisi postest
Indikator Nomor soal dan ranah kognitif
C1 C2 C3 C4 C5 C6
3.11.4 Siswa dapat
mengemukakan penanganan
berbagai jenis limbah (cair
1 dan
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
gas, padat, B3).
3.11.3 Siswa dapat
memprediksi dampak negatif
dari pencemaran limbah di
terhadap bumi.
2
Soal posttest
1. Jelaskan hal yang wajib diperhatikan oleh pihak yang menghasilkan
limbah B3!
2. Analisislah bagaimana pengaruh parameter fisik, yaitu kekeruhan dan suhu
terhadap kehidupan biota air!
3. Jelaskan 2 cara penangan limbah gas!
Kunci Jawaban Tes Pengetahuan dan Cara Penyekoran/Penilaian
No. Kunci Jawaban Skor
1. Pihak yang menghasilkan limbah B3 wajib memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
a. melakukan reduksi, mengolah, dan menimbun limbah B3
b. apabila hasil pengolahan limbah menghasilkan limbah
yang bermanfaat, maka limbah tersebut dapat
dimanfaatkan sendiri
c. mengelola limbah B3 sesuai dengan teknologi yang ada,
dan bila tidak mampu maka limbah B3 diekspor ke negara
lain yang memiliki teknologi tersebut
d. memiliki izin pengelolaan limbah B3 sesuai dengan jenis
pengelolaannya
e. menyimpan limbah B3 paling lama 90 hari bagi limbah
yang volumenya kurang dari 50 kg per hari. Penyimpanan
ini dilakukan setelah pemiliki industri mendapat
persetujuan dari Bapedal (Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan)
10
2. Kekeruhan dapat mempengaruhi banyak sedikitnya cahaya
yang masuk ke dalam air. Cahaya matahari penting untuk
proses fotosintesis bagi tanaman-tanaman air. Selain itu,
kekeruhan dapat membuat organisme akuatik sulit melihat.
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Suhu berpengaruh nyata terhadap proses pertukaran atau
metabolisme makhluk hidup. Setiap organisme memiliki
kisaran suhu atau suhu optimum untuk pertumbuhannya.
Ikan dapat tumbuh dengan baik pada kisaran suhu 25-32 ºC.
Sedangkan, fitoplankton memiliki kisaran suhu optimum 20-
30 ºC.
3. Penanganan limbah gas dapat dilakukan dengan menambah
alat bantu seperti saringan udara, pengendap siklon (cyclone
separator), saringan basah (scrubbers atau wet collector),
pengendap sistem gravitasi dan pengendap elektrostatik.
Saringan udara dipasang pada cerobong untuk menyaring
kotoran. Saringan udara harus dikontol secara rutin. Apabila
saringan udara sudah penuh dengan debu, maka harus
diganti dengan saringan udara yang baru.
Saringan basah (scrubbers atau wet collector)
membersihkan udara yang kotor dengan cara
menyemprotkan air. Debu akan turun ke bawah saat
mengalami kontak dengan air.
10
Rubrik penilaian posttest
Jawaban
Soal
Skor Rubrik
1
10 Menjawab 5 hal yang harus diperhatikan
pihak penghasil B3
8 Menjawab 4 hal yang harus diperhatikan
pihak penghasil B3
6 Menjawab 3 hal yang harus diperhatikan
pihak penghasil B3
4 Menjawab 2 hal yang harus diperhatikan
pihak penghasil B3
2 Menjawab 1 hal yang harus diperhatikan
pihak penghasil B3
0 Tidak ada jawaban yang tepat
2
10 Dapat menjelaskan pengaruh kekeruhan dan
suhu terhadap kehidupan biota air
5 Hanya dapat menjelaskan kekeruhan saja
atau suhu saja terhadap kehidupan biota air
0 Tidak dapat menjelaskan pengaruh
kekeruhan dan suhu terhadap kehidupan
biota air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
3
10 Dapat menjelaskan 2 penanganan limbah
gas dengan tepat
5 Hanya dapat menjelaskan 1 penanganan
limbah gas
0 Tidak dapat menjelaskan 2 penanganan
limbah gas dengan tepat
Nilai :
x 100
Keterangan :
Nilai Kategori
80-100 Amat baik
66-79 Baik
56-65 Cukup
50-55 Kurang
< 50 Sangat Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Top Related