ISSN: 2302 - 4119 Vol. 1, No. 2; Mei 2013 1
Journal of Business and Entrepreneurship
Pengaruh Modal Intelektual TerhadapKinerja Keuangan
Selvi Meliza Salim11
Golrida Karyawati 12
Sampoerna School of Business
11 Akuntan yang bekerja di perusahaan swasta12 Dosen akuntansi pada Sampoerna School of Business
The purpose of this research is to analyze the effect of intellectual capital oncompany profitability using Return on equity and earning per share. This research isusing Value Added Intellectual Coefficient (VAIC™) method as a measure of theefficiency of three intellectual capital components recognised which are CapitalEmployed Efficiency (CEE), Human Capital Efficiency (HCE), and Structural CapitalEfficiency(SCE). This reseach collects data from 150 firms such as manufacturing,banking, credit other bank, securities, and real estate sector listed on the IndonesiaStock Exchange Period 2010-2011. Multiple linear regression model is used to examinethe effect of the three components of intellectual capital efficiency to company’s financialperformance both on ROE model and EPS model. The result shows that CEE positivelyinfluence company’s profitability both on ROE model and EPS model. HCE however,eventhough on ROE model shows significant impact on ROE, but on EPS model do notshow significant impact on EPS. Analyse of SCE also indicates inconsistencyphenomenon on both model ROE and EPS. While on model ROE structural capitalefficiency do not show significant impact on ROE, on model EPS however it showssignificant impact on EPS.
Keywords: intellectual capital, capital employed eficiency (CEE), Human capitalefficiency (HCE), structural capital efficiency (SCE), profitability, returnon equity, earning per share.
PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN
PendahuluanIntellectual capital semakin menjadi
aset yang sangat bernilai dalam bisnis saatini. Tetapi laporan keuangan tradisionalbelum berhasil menyajikan informasiintellectual capital. Secara umum, teoriintellectual capital telah banyak
dikembangkan melalui gagasan-gagasandan pemikiran-pemikiran para peneliti,antara lain Bontis (1998), Firer danWilliams (2003), Chen et al. (2005),Najibullah (2005), Margaretha danRakhman (2006), Ulum (2008), Kuryanto(2008), Anugraheni (2010), Wiradinata dan
2 ISSN: 2302 - 4119 Vol. 1, No. 2; Mei 2013
Journal of Business and Entrepreneurship
Siregar (2011), dan Zuliyati (2011).Fenomena ini menuntut mereka mencariinformasi yang lebih rinci mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaanintellectual capital. Mulai dari carapengidentifikasian, pengukuran sampaidengan pengungkapan intellectual capitaldalam laporan keuangan perusahaan.
Pulic (1998) memperkenalkanpengukuran intellectual capital denganmenggunakan “Value Added IntellectualCoefficient” (VAIC™) . Metode VAIC™dirancang untuk menyediakan informasimengenai efisiensi penciptaan nilai(valuecreation) dari aset berwujud dan tidakberwujud yang dimiliki oleh perusahaan.Komponen utama dari VAIC™ dalampenelitian ini adalah Capital EmployedEfficiency (CEE), Human CapitalEfficiency (HCE), dan Structural CapitalEfficiency (SCE).
Penelitian ini meneliti hubunganantara intellectual capital denganprofitabilitas terhadap kinerja keuanganperusahaan dengan menggunakan data dariperusahaan yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia (BEI). Kinerja keuanganperusahaan akan diukur dengan Return onEquity (ROE) dan Earnings Per Share(EPS). Intellectual capital diukur denganmenggunakan model Pulic, yaitu VAIC™(Value Added Intellectual Coefficient).
Pengukuran intellectual capitalmenggunakan model pulic yangmenggunakan gaji karyawan sebagai proxihuman capital (Kuryanto :2008;Anugraheni:2010, Wiradinata dan Siregar:2011; dan Zuliyati:2011). Penelitian inimenggunakan executive salary, denganpertimbangan bahwa executive salary lebihmencerminkan intelectual capitaldibanding dengan total salary. Dalambanyak industri komponen salary sebagianbesar mungkin merupakan gaji buruh yangkurang mencerminkan intelectual capital.
Pengertian human capital sebagai bagiandari intelectual capital adalah pekerja yangmampu menciptakan kekayaan dan nilaitambah (value added) bagi perusahaan.Pengetahuan, kompetensi, ketrampilan,dan pengalaman seorang manajer padaumumnya termasuk kategori humancapital (Santosa dan Setiawan, 2007). Halini menjadi dasar menggunakan executivesalary dalam penelitian ini.
Penelitian ini dilakukan padaperusahaan manufacturing, banking dancredit agencies selain bank, securities, danreal estate. Pengambilan sampel kriteriatersebut didasarkan pemikiiran bahwaperusahaan pada kelompok ini termasukperusahaan yang memiliki karakteristikperusahaan padat intellectual capital (highIC-intensive industries). Pengelompokanperusahaan ini berdasarkan pada GlobalIndustrity Clasification Standard (GCIS)dalam Woodcock dan Whiting (2009). Halini menjadi indikator penting bagiperusahaan tersebut untuk mengelolasumber daya yang berkaitan erat denganintellectual capital,berdasarkanpertimbangan tersebut makapeneliti memilih perusahaan sektorterserbut. Penelitian ini diharapkan dapatmenjadii pertimbangan Bapepam danIkatan Akuntan Indonesia menciptakanstandar yang lebih baik dalampengungkapan intellectual capital.
Tinjauan Pustaka dan PengembanganHipotesis
Intellectual CapitalIntellectual capital merupakan
kombinasi intangible asset dari nilai pasar,intellectual property, sumber daya manusiadan infrastruktur yang memungkinkanperusahaan menjalankan fungsinya denganbaik Brooking (1996). Intellectual Capitalmencakup semua pengetahuan karyawan,
ISSN: 2302 - 4119 Vol. 1, No. 2; Mei 2013 3
Journal of Business and Entrepreneurship
organisasi dan kemampuan perusahaanuntuk menciptakan nilai tambah dankeunggulan kompetitif. Intellectual capitaladalah aset tak berwujud yang memegangperan penting dalam meningkatkan dayasaing perusahaan dan juga dimanfaatkansecara efektif untuk meningkatkankeuntungan perusahaan. IntellectualCapital merupakan landasan bagiperusahaan untuk berkembang danmempunyai keunggulan dibandingkanperusahaan lain.
Intellectual capital dapat dibagimenjadi komponen modal fisik, modalmanusia, dan modal struktural.1. Modal fisik (Physical capital)
merupakan modal yang dimilikiperusahaan berupa dana keuangandan aset fisik yang digunakan untukmembantu penciptaan nilai tambahperusahaan (Wiradinata dan Siregar,2011). Physical Capital menunjukkanhubungan harmonis yang denganmitranya, baik dari pemasok,pelanggan, pemerintah danmasyarakat sekitar. Modal fisik dalammodel Pulic disebut dengan capitalemployed (CE).
2. Human capital (HC) merupakanmodal yang terkait denganpengembangan sumber daya manusiaperusahaan, seperti kompetensi,komitmen, motivasi, dan loyalitaskaryawan. Human Capitalmenunjukkan kemampuanperusahaan dalam mengelola sumberdaya manusia. Intelectual capital jenisini menganggap manusia sebagai asetyang bernilai karena pengetahuanyang dimiliki
3. Modal struktural (SC) merupakanmodal yang dimiliki perusahan,meliputi pengetahuan yang akan tetapberada dalam perusahaan. Intelectualcapital jenis ini terdiri dari rutinitas
perusahaan, prosedur, sistem, budaya,dan database (Astuti dan Sabeni,2005). Structural Capitalmenunjukkan pengetahuan yang akantetap ada dalam perusahaan yangbersifat bukan manusia, seperti:rutinitas perusahaan, prosedur,sistem, budaya, dan database.Hingga saat ini intelectual capital
belum disajikan dalam laporan keuangan(Bontis et al:2000). Hal ini disebabkanmetode pengukuran yang tepat dan objektifatas intelectual capital belum ditemukanhingga saat ini. Upaya memberikanpenilaian terhadap modal intelektualmerupakan hal yang penting .
Hal ini merupakan tantangan akuntansaat ini dan dimasa mendatang. Bontis etal. (2000) mengatakan bahwa intellectualcapital merupakan seluruh proses dan aset,dan seluruh intangible asset yang telahdipertimbangkan terhadap metodeakuntansi yang termasuk di dalamnyaadalah kontribusi dari pengetahuan darimanusia itu sendiri sebagai sumber dayaperusahaan.
Pengukuran Intelectual Capital DenganValue Added Intellectual Capital (VAIC™)
VAIC™ dikembangkan oleh Pulicsebagai instrumen untuk mengukur kinerjaintellectual capital perusahaan. Model inimenyajikan informasi tentang valuecreation efficiency dari aset berwujud(tangible asset) dan aset tidak berwujud(intangible asset) yang dimiliki perusahaansebagai hasil dari intelectual capital.
Model ini bertitik tolak darikemampuan perusahaan untukmenciptakan value added (VA) sebagaivalue creation. Pulic (1998) menyatakanbahwa “value creation is entirely based onknowledge” sehingga model ini dimulaidengan kemampuan perusahaan untukmenciptakan value added (VA). Value
4 ISSN: 2302 - 4119 Vol. 1, No. 2; Mei 2013
Journal of Business and Entrepreneurship
Added adalah indikator paling objektifuntuk menilai keberhasilan bisnis danmenunjukkan kemampuan perusahaansebagai hasil intelectual capital. Valueadded dihitung sebagai selisih antaraoutput dan input.
Model VAIC™ mengukur efisiensiintellectual capital dalam menciptakannilai berdasarkan hubungan ketigakomponen utama intelectual capital yaituphysical capital, human capital, danstructural capital. VA dipengaruhi olehefisiensi dari Capital Employee (CE),Human Capital (HC) dan StructuralCapital (SC). Hubungan VA dengancapital employed atau dana yang tersedia(modal fisik) diformulasikan dengan CEE,hubungan VA dan human capitaldiformulasikan dengan HCE, danhubungan VA terhadap structural capitaldiformulasikan dengan SCE.1. Capital Employed Efficieny (CEE)
adalah indikator efisiensi nilai tambahmodal yang digunakan. CEEmerupakan rasio dari VA terhadapCE. CEE menggambarkan berapabanyak nilai tambah perusahaan yangdihasilkan dari modal yangdigunakan CEE yaitu kalkulasi darimengelola modal perusahaan.
2. Human Capital Efficiency (HCE)adalah indikator efisiensi nilai tambahmodal manusia. HCE merupakanrasio dari value added (VA) terhadaphuman capital (HC). Hubungan inimengindikasikan kemampuan modalmanusia membuat nilai padaperusahan menghasilkan nilai tambahsetiap rupiah yang dikeluarkan padamodal manusia. HCE menunujukkanberapa banyak (VA) dapat dihasilkandengan dana yang dikeluarkan untukexecutive salary. Human Capitalmerupakan hal yang penting bagikelangsungan hidup perusahaan
karena human capital merupakanpenggabungan sumber-sumber dayaintangible yang melekat dalam dirianggota organisasi, selain itu jugamerupakan aset perusahaan dansumber inovasi serta pembaharuan.
3. Structural Capital Efficiency (SCE)adalah indikator efisiensi nilai tambahmodal struktural. SCE merupakanratio dari SC terhadap VA. Rasio inimengukur jumlah SC yangdibutuhkan untuk menghasilkan 1rupiah dari VA dan merupakanindikasi bilamana keberhasilan SCdalam penciptaan nilai (Ulum, 2008).Structural capital meliputi seluruhnon-human storehouses of knowledgedalam organisasi. Termasuk dalam halini adalah database, organizationalcharts, proocess manuals, strategies,routines dan segala hal yang membuatnilai perusahaan lebih besar daripadanilai materialnya (Ulum, 2008).Perusahaan dengan structural capitalyang kuat akan memiliki dukunganbudaya yang memungkinkanperusahaan untuk mencoba sesuatu,untuk belajar, dan untuk mencobakembali sesuatu. Konsep intellectualcapital memungkinkan intellectualcapital untuk diukur dandikembangkan dalam suatuperusahaan (Anatan, 2004).
Metode PenelitianPopulasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalampenelitian ini adalah perusahaanmanufacturing, banking, credit agenciesother than bank, securities, insurance danreal estate yang terdaftar di BEI (BursaEfek Indonesia) periode 2010-2011. Teknikpengambilan sampel yang digunakandalam penelitian ini adalah metode nonprobality sampling. Metode non probality
ISSN: 2302 - 4119 Vol. 1, No. 2; Mei 2013 5
Journal of Business and Entrepreneurship
sampling yang digunakan yaitu judgmentsampling di mana sampel yang dijadikanobjek penelitian ditentukan berdasarkankriteria tertentu. Kriteria yang ditetapkanuntuk mengambil sampel dalam penelitianadalah:1. Laporan keuangan yang telah
diaudit dan dipublikasikan padatahun 2010-2011.
2. Bila ada ketidaktersediaan data darisalah satu variabel pada perusahaan
tertentu maka emiten tersebut tidakdigunakan sebagai sampel.
3. Perusahaan tersebut tidak memilikilaba dan ROE yang negatif selamaperiode pengamatan yaitu padatahun 2010-2011.
Sampel akhir yang diperoleh dari prosesseleksi sampel berdasarkan kriteriatersebut adalah 150 perusahaan setiaptahunnya seperti tersaji dalam tabel 1.
Tabel 1. Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria
Kriteria Jumlah Sampel
Jumlah perusahaan manufacturing pada tahun 2010-2011 147
Jumlah perusahaan banking, credit agencies other than bank,
securities, insurance pada tahun 2010-2011 73
Jumlah perusahaan real estate pada tahun 2010-2011 50
Dikurangi: Emiten yang datanya tidak lengkap 72
Dikurangi: Emiten yang negatif (Laba dan ROE) 48
Dikali: Lamanya periode penelitian 2Sampel akhir dari tahun 2010-2011 300
Variabel dan PengukurannyaVariabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitianini adalah ROE dan EPS. Kinerja keuanganperusahaan yang diukur melaluiprofitabilitas perusahaan. Kinerja tersebutdiwakili dengan rasio sebagai berikut:
a. Return on Equity (ROE)Return on Equity (ROE) merupakanrasio keuangan yang mewakiliprofitabilitas perusahaan. ROEmempresentasikan return pemegangsaham biasa dan biasanya menjadipertimbangan dan indikator keuanganyang penting bagi investor (Chen et.al, 2005). Semakin tinggi laba yangdiperoleh maka akan semakinmeningkatkan ROE. ROEdiformulasikan sebagai berikut:
b. Earnings per Share (EPS)Earnings per Share merupakan suatuukuran di mana baik manajemenmaupun pemegang saham menaruhperhatian yang besar. EPS merupakananalisis laba dari sudut pandangpemilik dipusatkan pada laba persaham dalam suatu perusahaan. EPSjuga merupakan salah satupersyaratan dalam pengungkapanlaporan keuangan bagi perusahaan-perusahaan yang tercatat di BursaEfek Indonesia, yang diperolehdengan cara membagi laba setelahdikurangi dividen yang dibagikanuntuk pemegang saham preferen
6 ISSN: 2302 - 4119 Vol. 1, No. 2; Mei 2013
Journal of Business and Entrepreneurship
dengan rata-rata jumlah saham yangberedar sepanjang tahun.
Variabel IndependenVariabel independen dalam penelitian
ini adalah Intellectual Capital (VAIC™)yang diproksikan berdasarkan value addedyang diciptakan oleh human capitalefficiency (HCE), structural capitalefficiency (SCE), dan capital employedefficiency (CEE).
Formulasi perhitungan VAIC™adalah sebagai berikut:
a. Menghitung Value Added (VA)
VA = Output – Input
di mana:Value Added (VA) =
Selisih antara Output dan Input.Output (OUT) =
Total penjualan dan pendapatanlain-lain.
Input (IN) =Beban dan biaya-biaya (selainexecutive salary).
Penelitian ini menggunakanperluasan definisi dalammengungkapkan VAIC™ denganmenggunakan executive salary.Penggunaan executive salary karenadianggap dapat mencerminkanHuman Capital yang lebih baik.
b. Menghitung Capital EmployedEfficiency (CEE)
CEE = VA / CEdi mana:CEE = Capital Employed Efficiency
VA = Value AddedCE =
Capital Employed ( modal fisikdan aset finansial)
Aset Finansial =Total Asset – Intangible Asset
c. Menghitung Human CapitalEfficiency (HCE)
HCE = VA / HC
di mana:HCE =
Human Capital EfficiencyVA = Value AddedHC =
Human Capital (executive salary)
d. Menghitung Structural CapitalEfficiency (SCE)
SCE = SC / VA
di mana:SCE =
Structural Capital EfficiencySC =
Structural Capital (SC= VA-HC)VA = Value Added
Metode Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakandalam penelitian ini adalah regresi linearberganda dengan model sebagai berikut:
a. Model regresi untuk variabel ROE
ROE =βββββ0 + βββββ1 CEE + βββββ2 HCE +
βββββ3 SCE + εεεεε•Keterangan :β
0 = Penduga bagi intersept
β1, β
2, β
3 = Koefisien Regresi
ISSN: 2302 - 4119 Vol. 1, No. 2; Mei 2013 7
Journal of Business and Entrepreneurship
ROE= Return on Equity merupakanukuran kinerja keuanganperusahaan
CEE= Capital Employed EfficiencyHCE= Human Capital EfficiencySCE= Structural Capital Efficiency
• ε = Error
b. Model regresi untuk variabel EPS
EPS = β0 + β
1 CEE + β
2 HCE +
β3 SCE + ε
Keterangan :β
0= Penduga bagi intersept
β1, β
2, β
3= Koefisien Regresi
ROE = Earnings per Sharemerupakan ukurankinerja keuangan
CEE = Capital EmployedEfficiency
HCE = Human CapitalEfficiency
SCE = Structural CapitalEfficiency
ε = Error
Hasil dan PembahasanStatistik Deskriptif
Perusahaan dalam penelitian inimanufacturing, banking, credit agenciesother than bank, securities, dan real estate.Dari 270 populasi, peneliti hanyamenggunakan 150 perusahaan pertahunnya yang dijadikan sebagai sampeldalam melakukan penelitian karena datayang tidak lengkap dan bernilai negatif.Data dipooling dari periode 2010-2011setelah melakukan kelayakan poolingdengan pengujian Chow Breakpoint Test .
Statistik Deskriptif untuk model ROEdan model EPS masing-masing disajikanpada tabel 2 dan tabel 3. Walaupun rata-rata tingkat ROE perusahaan sampelbernilai 16.2363 namun penyebaran ROEsangat bervariasi diantara perusahaan.Terdapat 20 perusahaan yang ROE nyakurang dari 5%, dan 17 perusahaan yangROE nya diatas 30%. Unilever merupakanpengahasil ROE yang tertinggi. Akantetapi banyak perusahaan yang mengalamipeningkatan ROE dari tahun 2010. DataEPS pun menunjukan variasi yang tinggi.
Tabel 2. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Model ROE
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROE 300 .04 113.24 16.2363 12.80292
CEE 300 .005 4.418 .13034 .289536
LHCE 300 .192 6.697 2.92926 1.120443
SCE 300 .174 8.245 .93002 .484656
Valid N (listwise) 300
Tabel 3. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Model EPS
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
LEPS 300 -3.219 9.469 4.11684 1.758434
LCEE 300 -5.319 1.486 -2.58350 .989394
HCE 300 1.211 809.597 39.39031 83.531151
LSCE 300 -1.7470 2.1096 -.115548 .2585666Valid N (listwise) 300
8 ISSN: 2302 - 4119 Vol. 1, No. 2; Mei 2013
Journal of Business and Entrepreneurship
Uji Regresi Linear BergandaAnalisa regresi telah memenuhi uji
asumsi klasik meliputi uji normalitas, ujimultikolinieritas, uji heteroskedastisitas,dan uji auto korelasi. Walaupun ujinormalitas dengan kolmogorov Smirnovdengan alpha 5% menunjukan data ROEtidak terdistribusi normal, namunberdasarkan teori central limit bila jumlahsampel lebih dari 30 maka databerdistribusi normal. Model regresiberganda model ROE dan EPS adalahsebagai berikut:
Persamaan regresi linier bergandauntuk model ROE dan model EPS adalah
sebagai berikut:
ROE = 2,338 + 8,748 CEE + 4,073 LHCE + 0,888 SCE
EPS = 6,071 + 0,740 LCEE + 0,001 HCE + 0,883 LSCE
Kedua model persamaan diatasberdasarkan hasil uji statistik F pada alpha5% menunjukan bahwa model mampumenjelaskan hubungan ketiga variabelindependen (CEE, HC and SCE) baikdengan variabel dependen ROE (tabel 4)maupun dengan variabel dependen EPS(tabel 5).
Tabel 4. Hasil Uji Statistik F Model ROEANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 10158.387 3 3386.129 25.798 .000b
Residual 38852.132 296 131.257
Total 49010.519 299
a. Dependent Variable: ROEb. Predictors: (Constant), SCE, CEE, LHCE
Tabel 5. Hasil Uji Statistik F Model EPSANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 217.894 3 72.631 30.424 .000b
Residual 706.640 296 2.387
Total 924.534 299
a. Dependent Variable: LEPSb. Predictors: (Constant), LSCE, HCE, LCEE
Hasil uji koefisien determinasi (R2) menunjukan kemampuan menjelaskan variabelCEE, HCE dan SCE cukup siginikan baik atas variabel ROE(20,7%) yang disajikanpada tabel 6, maupun EPS(23,6%) yang disajikan pada tabel 7
ISSN: 2302 - 4119 Vol. 1, No. 2; Mei 2013 9
Journal of Business and Entrepreneurship
Tabel 6. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model ROEModel Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of theSquare Estimate
1 .455a .207 .199 11.45675
a. Predictors: (Constant), SCE, CEE, LHCEb. Dependent Variable: ROE
Tabel 7. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model EPSModel Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of theSquare Estimate
1 .485a .236 .228 1.545089
a. Predictors: (Constant), LSCE, HCE, LCEEb. Dependent Variable: LEPS
Hasil uji koefisien regresi (Uji T)atas ketiga variabel independen baik padamodel ROE (tabel 8) maupun model EPS(tabel 9) pada alpha 5% menunjukan hasilberikut:
CEEPada Model ROE ditemukan bukti
pengaruh positive CEE terhadap ROE.Hasil ini sejalan dengan penelitianNajibullah (2005). Secara statistik dapatdikatakan bahwa dengan asumsi variablelain konstan, perubahan CEE sebesar 1basis point diasosiasikan denganperubahan ROE sebesar 8.748 basis point.Bukti empiris ini menunjukkan bahwaperusahaan mengandalkan dana yangtersedia seperti ekuitas dan laba bersihyang dapat meningkatkan nilai tambahyang akhirnya meningkatkan profitabilitas.
Dalam model EPS juga ditemukanbukti yang signifikan bahwa CEEberpengaruh positif terhadap EPS. Secara
statistik dapat dikatakan bahwa denganasumsi variable lain konstan, perubahanLog CEE (LCEE) sebesar 1 basis pointdiasosiasikan dengan perubahan EPSsebesar 0.740 basis point.Hasil ini sejalandengan penelitian Ritonga dan Andriyanie(2011). Bukti empiris ini menunjukanbahwa physical capital yang dimilikiperusahaan berperan meningkatkan kinerjakeuangan perusahaan serta meng-indikasikan bahwa perusahaan-perusahaantersebut berhasil memanfaatkan danmemaksimalkan dana yang tersedia padaperusahaan.
HCEPada model ROE bukti empiris
menunjukan pengaruh positif HCEterhadap ROE secara signifikan. Secarastatistik dapat dikatakan bahwa denganasumsi variable lain konstan, perubahanLog HCE (LHCE) sebesar 1 basis pointdiasosiasikan dengan perubahan ROE
10 ISSN: 2302 - 4119 Vol. 1, No. 2; Mei 2013
Journal of Business and Entrepreneurship
sebesar 4.073 basis point. Hasil penelitianNajibulla (2005) belum menemukan buktiempiris ini. Akan tetapi Farah Margaretha(2006) menemukan bukti empiris yangsesuai dengan hasil penelitian ini. Hasil inimengindikasikan bahwa perusahaan yangtergabung sudah mampu mendaya gunakanHuman Capital untuk meningkatkankinerja keuangan perusahaan.
Akan tetapi berbeda dengan modelROE, penelitian atas model EPSmenemukan bahwa HCE tidakberpengaruh signifikan atas EPS. Hasil initidak sejalan dengan penelitian Ritongadan Andriyanie (2011) yang menemukanpengaruh signifikan HCE terhadap EPS.Fenomena yang ditunjukan hasil penelitianini mungkin disebabkan hambataninfrastruktur yang menyebabkankurangnya motivasi untuk berinovasi danmemperbaiki proses bisnis agar lebihefisiensi dan meningkatkan profitabilitaspemegang saham. Hal ini membutuhkanpenelitian lebih lanjut.
SCEPada model ROE ditemukan bahwa
structural capital efficiency tidakberpengaruh secara signifikan terhadapreturn on equity.Hasil sejalan denganpenelitian Najibullah (2005). Tidakberpengaruhnya SCE terhadap ROEmenunjukkan perusahaan sampel belum
mampu dalam memenuhi proses rutinitasperusahaan dan strukturnya yangmendukung kinerja bisnis secarakeseluruhan, seperti sistem operasionalperusahaan, budaya organisasi, filosofimanajemen yang dimiliki perusahaan.Dengan belum mampunya perusahaanmentransformasi pengetahuan ke dalampengetahuan yang melekat pada hubunganeksternal yaitu mentransformasipengetahuan individu ke dalampengetahuan non manusia. Berartiperusahaan belum mampu mengembang-kan structural capital yang menghasilkankeunggulan bersaing yang secara relatifdapat meningkatkan profitabilitas.
Akan tetapi pada model EPSditemukan bahwa structural capitalefficiency berpengaruh secara positifterhadap earnings per share. Secarastatistik dapat dikatakan bahwa denganasumsi variable lain konstan, perubahanLog SCE (LSCE) sebesar 1 basis pointdiasosiasikan dengan perubahan EPSsebesar 0.883 basis point.Hasil ini jugatidak sejalan dengan penelitian Ritongadan Andriyanie (2011). Hasil inimenunjukkan perusahaan sampel sudahmampu meningkatkan pengetahuan danmengembangkan structural capital yangdimilikinya untuk mencapai keunggulanbersaing yang akan menghasilkan kinerjakeuangan yang lebih tinggi.
Tabel 8. Hasil Uji Koefisien Regresi (Uji t) Model ROE
ISSN: 2302 - 4119 Vol. 1, No. 2; Mei 2013 11
Journal of Business and Entrepreneurship
Tabel 9. Hasil Uji Koefisien Regresi (Uji t) Model EPS
KesimpulanSecara keseluruhan dapat
disimpulkan bahwa modal intelektualmempengaruhi kinerja keuanganperusahaan. Bukti empiris menunjukanhubungan antara ketiga komponenintelectual capital dengan salah satu ataukedua proksi kinerja keuangan yakni ROEdan EPS. Capital Employed Efficiencyberpengaruh positif terhadap profitabilitasperusahaan, baik dengan return on equity(ROE) maupun dengan EPS. Walapundalam model ROE bukti empirismenunjukan bahwa Human CapitalEfficiency berpengaruh signifikanterhadap return on equity (ROE), namundengan model EPS bukti empiris belummenunjukan pengaruh signifikan HCEterhadap EPS. Analisa atas StructuralCapital Efficiency juga menunjukan hasilyang tidak konsisten antara model ROEdan model EPS. Pada model EPS buktiempiris menunjukan pengaruh signifikanSCE terhadap EPS, namun dengan modelROE Structural Capital Efficiency belumterbukti signifikan terhadap return onequity (ROE).
ImplikasiHasil temuan menunjukan semakin
pentingnya modal intelektual dalam
perusahaan. Akan tetapi sebagian besarintelektual capital belum dapat disajikandalam laporan keuangan. Hasil penelitianini diharapkan menjadi masukan bagistandar setter untuk melakukan pengkajianlebih lanjut mengenai kemungkinanpenerbitan standar akuntansi sehubungandengan modal intelektual ini.
Hasil penelitian ini juga dapatditindaklanjuti dengan penelitianselanjutnya sebagai berikut:a. Mengembangkan penelitian dengan
menggunakan metode langsung dalammengukur intellectual capital, misalnyadengan balance score card atau realoptions model.
b. Memperpanjang periode penelitian.Dengan memperpanjang periodepenelitian diharapkan dapatmemberikan kesimpulan yang lebihbaik dan dapat mengatasi masalahnormalitas residual untuk ketigakomponen intellectual capital yaituCEE, HCE, dan SCE terhadap ROE.
c. Menggunakan proksi kinerja keuanganperusahaan selain yang digunakandalam penelitian ini. Semakin banyakproksi yang digunakan akan semakinbaik dalam menggambarkan pengaruhintellectual capital terhadap kinerjaperusahaan.
12 ISSN: 2302 - 4119 Vol. 1, No. 2; Mei 2013
Journal of Business and Entrepreneurship
Daftar Pustaka
Anugraheni, C. M. (2010); PengaruhModal Intelektual TerhadapKinerja Perusahaan; sumber:http://eprints.undip.ac.id/22818/1/SKRIPSI.pdf (diakses 15 Oktober2012).
Anatan, L. (2006); Manajemen ModalIntelektual: StrategiMemaksimalkan Nilai Intelektualdalam Technology DrivenBusiness; Maranatha ChristianUniversity Vol.5, No. 2 pp 46-56.
Astuti, P.Dwi dan Arifin Sabeni; HubunganIntellectual Capital dan BusinessPerformance dengan DiamondSpecification: Sebuah PerspektifAkuntansi; SNA VIII Solo pp.694-707.
Barney, J. B. (1991); Firm resources andsustainable competitiveadvantage; Jurnal of Management,Vol 17 No 1, pp 99-120.
Bontis, Nick. (1998); Intellectual Capital: an Explaratory Study thatDevelops Measures and Models;Management Decision. Vol 36,No. 2, pp 63-76.
Bontis, Nick, Willian Chua Chong Keowdan Stanlet Richardson (2000) ;Intellectual Capital and BusinessPerformance in MalaysianIndustries; Journal of IntellectualCapital Vol.1, No. 1, pp 85-100.
Borwerman, O’Connell, dan Murphree(2011); Business Statistics inPractice, Edisi 6; New York:McGraw-Hill/Irwin.
Brooking, Annie (1996); IntellectualCapital: Core Asset for the ThirdMillennium Enterprises; London:International Thomson BusinessPress.
Bursa Efek Jakarta (2011); IndonesianCapital Market Directory, Institutefor Economic and FinancialResearch.
Chen, M.C., S.J. Cheng. Y. Hwang. (2005);An empirical investigation of therelationship between intellectualcapital and firms’ market valueand financial performance; Jounalof Intellectual Capital. Vol 6, No.2, pp 159-176.
Cooper, Donald R. Dan Pamela S.Schindler (2011); BusinessResearch Method, 11th Edition;Boston : Mc Graw-Hill.
Farah Margaretha, Arief Rakhman (2006);Analisis Pengaruh IntellectualCapital Terhadap Market Valuedan Financial PerformancePerusahaan dengan Metode ValueAdded Intellectual Coefficient;Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol.8 No. 2 pp. 199-217.
Firer, S., and S.M. Williams (2003);Intellectual capital and traditionalmeasures of corporateperformance; Journal ofIntellectual Capital Vol.4, No. 3,pp. 348-360.
Hartono, B. (2001); Intellectual Capital:Sebuah Tantangan AkuntansiMasa Depan; Media Akuntansi.Vol. 21 pp 65-72
Ihyaul Ulum et al. (2007); IntellectualCapital dan Kinerja KeuanganPerusahaan : Suatu Analisisdengan Pendekatan Partial LeastSquare; Simposium NasionalAkuntansi 11.
Ihyaul Ulum et al. (2008); IntellectualCapital Performance Sektorperbankan di Indonesia: sumber:pusli t2.petra.ac.id/ejournal/
ISSN: 2302 - 4119 Vol. 1, No. 2; Mei 2013 13
Journal of Business and Entrepreneurship
index.php/aku/article/.../17081/17034 (diakses 15 Oktober 2012)
Ihyaul Ulum (2009); Modal Inter-RelasiAntar Komponen ModalIntelektual (Human Capital,Structural Capital, CustomerCapital) dan Kinerja Perusahaan;Humanity, Vol IV, No.2 pp 134-140.
Gozali, Iman (2006); Aplikasi AnalisisMultivariate dengan ProgramSPSS, Edisi 4; Semarang: BadanPenerbit Universitas Diponegoro.
Guthrie, Damodar N. dan Dawn C.Porter(2010); Dasar-dasar Ekono-metrika, Edisi 5; Jakarta: PenerbitSalemba Empat.
Kuryanto, Benny (2008); Pengaruh ModalIntelektual Terhadap KinerjaPerusahaan; Jurnal Akuntansi danKeuangan. Vol. 5, No. 9.
Najibullah, S. (2005); An EmpiricalInvestigation of The RelationshipBetween Intellectual Capital andFirm’s Market and FinancialPerformance in Context ofCommercial Bank of Bangladesh”.
Pulic, A. (1998); Measuring theperformance of intellectualpotensial in knowledge economy”.Paper presented at the 2ndMcMaster Word Congress onMeasuring and ManagingIntellectual Capital by the AustrianTeam for Intellectual Potential.
Ramadhan, I. Ibnu. (2009); Skripsi: PengaruhIntellectual Capital terhadap kinerjaPerusahaan Manufaktur yangTerdaftar di BEI Tahun 2002-2007;Universitas Diponegoro (TidakDipublikasikan).
Ritonga, K dan J. Andriyanie (2011); PengaruhModal Intelektual Terhadap KinerjaKeuangan; Pekbis Jurnal, Vol. 3, No.2 pp 467-481.
Santosa dan Setiawan (2007); ModalIntelektual dan Dampaknya bagiKeberhasilan Organisasi;Maranatha Christian UniversityVol. 7, No.1 pp 1-15.
Sawarjuwono, T. (2003); IntellectualCapital : perlakuan, pengukuran,dan pelaporan (sebuah libraryresearch); Jurnal Akuntansi danKeuangan. Vol. 5. No.1. pp 35-57.
Solikhah, B, Abdul Rohman, WahyuMeiranto (2010); ImplikasiIntellectual Capital Performance,Growth dan Market Value; StudiEmpiris dengan PendekatanSimplistic Specification”Simposium Nasional AkuntansiXIII Purwokerto pp 1-29.
Tan, H.P., Plowman, D. & Hancock, P.(2007) ; Intellectual Capital andFinancial Returns of companies;Journal of Intellectual Capital,Vol.8, No.1 pp. 76-95.
Widiyaningrum, A. (2004); ModalIntelek-tual; Jurnal Akuntansidan Keuangan Indonesia Vol.1pp. 16-25.
Wiradinata dan Siregar. (2011); PengaruhModal Intelektual TerhadapKinerja Keuangan PadaPerusahaan Sektor Keuangan YangTerdaftar Di Bursa Efek Indonesia;Jurnal Akuntansi & ManajemenVol.22, No.2 pp.107-124.
Woodcock, J., H.R. Whiting. (2009);Intellectual Capital Disclousureby Australian Companies; Paperaccepted for presentation at thrAFAANZ Conference, Adelaide,Australia. July 2009.
Zuliyati. (2011); Intellectual Capital danKinerja Keuangan Perusahaan;Dinamika Keuangan danPerbankan Vol.3, No.1 pp 113-125.
Top Related