PENGARUH EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL,
KESESUAIAN KOMPENSASI, DAN ASIMETRI INFORMASI
TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI
(STUDI KASUS PADA CV CHANDRA PERDANA ABADI BANDAR
LAMPUNG)
(Skripsi)
Oleh
SANTIKA UTAMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRACT
THE EFFECT OF INTERNAL CONTROL EFFECTIVENESS,
SUITABILITY OF COMPENSATION, AND INFORMATION ASYMMETRY
THROUGH TENDENCY OF ACCOUNTING FRAUD
By
Santika Utami
The purpose of this study is to find out the effect of internal control effectiveness,
suitability of compensasion, and information asymmetry through tendency of
accounting fraud.
The data is taken was primary data of a private enterprise in Bandar Lampung.
The total sample of questionnaires were 32 respondents. The data was collected
by sharing questionnaires through Purposive Sampling Method. Meanwhile, the
teachnical analysist of data uses Statistical Package for Sosial Science (SPSS) 23.
The result show that Internal Control Effectiveness has significant impact to
tendency of accounting fraud, suitability of compensation has significant impact
to tendency of accounting fraud, and information asymmetry has no significant
impact to tendency of accounting fraud.
Keywords: Tendency of Accounting Fraud, Internal Control Effectiveness,
Suitability of Compensation, Information Asymmetry.
ABSTRAK
PENGARUH EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL,
KESESUAIAN KOMPENSASI DAN ASIMETRI INFORMASI
TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI
(Studi Kasus Pada CV Chandra Perdana Abadi Bandar Lampung)
Oleh
Santika Utami
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Efektivitas Pengendalian
Internal, Kesesuaian Kompensasi, dan Asimetri Informasi terhadap
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi.
Data yang diperoleh berupa data primer dari satu perusahaan swasta di Bandar
Lampung. Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 32 responden. Pengumpulan data
dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dengan menggunakan metode
Purposive Sampling. Teknik analisis data dengan menggunakan Statistical
Package for Social Science (SPSS) 23.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Efektivitas Pengendalian
Internal berpengaruh signifikan terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi,
Kesesuaian Kompensasi berpengaruh signifikan terhadap Kecenderungan
Kecurangan Akuntansi, dan Asimetri Informasi tidak berpengaruh terhadap
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi.
Kata Kunci: Kecenderungan Kecurangan Akuntansi, Efektivitas Pengendalian
Internal, Kesesuaian Kompensasi, Asimetri Informasi.
PENGARUH EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL,
KESESUAIAN KOMPENSASI, DAN ASIMETRI INFORMASI
TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI
(STUDI KASUS PADA CV CHANDRA PERDANA ABADI BANDAR
LAMPUNG)
Oleh
SANTIKA UTAMI
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 05 Oktober
1996, dengan nama lengkap Santika Utami sebagai putri
pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Hendri Santoso
dan Ibu Rakhmayuni.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) di Sekolah Dasar Al-
Kautsar Bandar Lampung pada tahun 2002-2008, penulis menyelesaikan
pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Sekolah Menengah Pertama Al-
Kautsar Bandar Lampung pada tahun 2011, dan kemudian menyelesaikan
pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMAN) di Sekolah Menengah Atas Negeri
1 Gadingrejo pada tahun 2014.
Pada tahun 2014, penulis diterima sebagai mahasiswi Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbilalamin
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala karunia, berkah dan rahmat yang
begitu besar kepada penulis.
Kupersembahkan skripsi ini kepada :
Kedua orangtuaku tercinta, Ayahanda Hendri Santoso dan Ibunda
Rakhmayuni . Terimakasih yang tiada tara kepada mama dan papa yang selalu
memberikan doa yang tiada henti, nasihat yang bermanfaat, kekuatan dalam
segala kondisi, dan selalu memberikan dukungan untuk cita-citaku. Semoga Allah
SWT senantiasa memberikan perlindungan di dunia maupun di akhirat untuk
mama dan papa.
Adik-adiku tercinta, Aulia Balqis dan Faisal Al Kahfi. Terimakasih atas segala
keceriaan, canda tawa, kasih sayang, pengertian dan dukungannya selama ini.
Seluruh keluarga, sahabat dan teman-temanku yang selalu memberikan
semangat, doa, dan dukungan tiada henti.
Almamaterku tercinta, Universitas Lampung.
MOTTO
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
(pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengatahui,
sedang kamu tidak mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah: 216)
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah
selesai (dari satu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain.
Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”
(QS. Al-Insyirah: 6-8)
SANWACANA
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Pengaruh Efektivitas Pengendalian Internal, Kesesuaian Kompensasi, dan
Asimetri Informasi terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Studi Kasus
pada CV Chandra Perdana Abadi Bandar Lampung)” sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan selama proses
penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. Secara khusus, penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., Akt. selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Bapak Kiagus Andi, S.E., M.Si., Akt., CA. selaku Dosen Pembimbing
Utama atas kesediaannya memberikan waktu, bimbingan, saran dan
nasihat yang bermanfaat selama proses penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Komaruddin, S.E., M.Si., CA., C.P.A. selaku Dosen Pembimbing
kedua atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran, dan nasihat
dalam proses penyelesaian skripsi.
6. Ibu Dr. Rindu Rika Gamayuni, S.E., M.Si. sebagai dosen penguji atas
masukan dan nasihat yang telah diberikan untuk penyempurnaan skripsi.
7. Ibu Dr. Susi Sarumpaet, S.E., M.B.A., Ph.D., Akt. selaku Dosen
Pembimbing Akademik yang telah memberikan saran dan nasihat selama
penulis menjadi mahasiswa.
8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya, serta
pembelajaran selama proses perkuliahan berlangsung.
9. Seluruh karyawan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Terima kasih telah memberikan bantuan dan pelayanan terbaik selama
penulis menempuh pendidikan di Universitas Lampung.
10. Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Hendri Santoso dan Ibunda
Rakhmayuni yang telah memberikan kasih sayang yang paling tulus, doa
yang tiada henti, dukungan serta nasihat dalam pencapaian cita-citaku.
Terimakasih untuk segala kepercayaan yang tiada pernah henti. Sehat terus
ya mama dan papa semoga selalu dalam lindungan allah.
11. Adik-adikku tersayang, Aulia Balqis dan Faisal Al Kahfi. Terimakasih
untuk segala kasih sayang, pengertian, doa, dan canda tawa selama ini.
12. Seluruh keluarga besar, yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Terimakasih atas doa, dukungan, motivasi, dan nasihat yang telah
diberikan.
13. M. Rizky Putra Yogama yang selalu memberikan semangat dan motivasi
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
14. Teman-temanku Yesi, Yulia, Gusti, Hana, Dara, Revi, Friska, dan Tias.
Terimakasih sudah menjadi rumah untuk pelarian kapanpun kubutuhkan,
terimakasih sudah menjadi wadah untuk air mata yang kutumpahkan,
terimakasih sudah menjadi apapun yang kubutuhkan. Semoga silaturahmi
kita, keluarga kita tetap terjalin sampai kapanpun. Sukses selalu ya,guys!
15. Sahabatku, Rindy, Nisa, Nabila, Ranti, Riza, Kevin. Terimakasih sudah
memahami selama 7 tahun ini, terimakasih selalu memberi dukungan,
motivasi, dan semangat untuk sukses bersama. Semoga silaturahmi kita
tetap terjalin sampai kapanpun.
16. Keluarga KKN Desa Lempuyang Bandar, Zahra, Vidya, Nadia, Bagus,
Bagas, dan Mayhendra. Terimakasih untuk kerja sama dan pengalaman
hidup selama 40 hari. Semoga kesuksesan telah menanti kalian di
kemudian hari.
17. Teman-temanku Akuntansi 2014, Revi, Hana, Yesi, Yulia, Gusti, Tyas,
Dara, Friska, Ribka, Deka, Gea, Eva, Katrin, Nanda, Murtika, Agesy, Vita,
Cella, Indah, Reyhan, Haikal, Ari, Ferry, Gede, Wayan, Caven, Renardi,
Irfan H, Irfan R, Ginanda, Gema, Rizky Terimakasih selama 4 tahun ini
atas kerjasama nya .
18. Teman-teman Konversi 2013, Kak Tria, Kak Ruri, Kak Arif, Kak Riska,
Kak Hurin, Kak Meryza, Kak Yuliani dan yang lainnya yang tidak dapat
disebut satu per satu, terimakasih telah memberikan semangat dan
dukungannya.
Atas bantuan dan dukungannya, penulis mengucapkan terimakasih, semoga
mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari masih banyak kekurangan
dalam proses penulisan skripsi ini, maka penulis mengharapkan adanya kritik
ataupun saran yang dapat membantu penulis dalam menyempurnakan skripsi ini.
Demikianlah, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi yang
membacanya.
Bandar Lampung, 11 Desember 2018
Penulis,
Santika Utami
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6
1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 6
1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori ............................................................................................. 8
2.1.1. Teori Keagenan .................................................................................. 8
2.1.2. Teori Atribusi ..................................................................................... 9
2.2. Kecenderungan Kecurangan Akuntansi ..................................................... 10
2.3. Efektivitas Pengendalian Internal ............................................................... 14
2.4. Kesesuaian Kompensasi ............................................................................. 20
2.5. Asimetri Informasi ..................................................................................... 22
2.6. Penelitian Terdahulu ................................................................................... 24
2.7. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 28
2.8. Pengembangan Hipotesis ........................................................................... 28
III. METODE PENELITIAN
3.1. Populasi dan Sampel .................................................................................. 32
3.2. Jenis dan Sumber Data ............................................................................... 33
3.3. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 33
3.4. Definisi dan Operasional Variabel ............................................................. 34
3.5. Metode dan Teknik Analisis Data .............................................................. 39
3.6. Uji Kualitas Data ........................................................................................ 39
3.6.1. Uji Validitas ..................................................................................... 39
3.6.2. Uji Reliabilitas .................................................................................. 40
3.7. Uji Asumsi Klasik ...................................................................................... 40
3.7.1. Uji Normalitas .................................................................................. 40
3.7.2. Uji Multikolinearitas ........................................................................ 40
3.7.3. Uji Heterokedastisitas ...................................................................... 41
3.8. Analisis Regresi Berganda ......................................................................... 42
3.9. Pengujian Hipotesis .................................................................................... 42
3.9.1. Uji Koefisien Determinasi ................................................................ 42
3.9.2. Uji Statistik F ................................................................................... 43
3.9.3. Uji Statistik t ..................................................................................... 43
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Profil Perusahaan ....................................................................................... 45
4.2. Hasil Penelitian .......................................................................................... 52
4.2.1. Data dan Sampel .......................................................................... 52
4.2.2. Karakteristik Responden .............................................................. 53
4.2.3. Analisis Statistik Deskriptif ......................................................... 54
4.2.3.1. Deskriptif Statistik Tanggapan Responden ....................... 54
4.3. Uji Kualitas Data...................................................................................... 66
4.3.1. Uji Validitas Data ......................................................................... 66
4.3.2. Uji Reliabilitas ............................................................................. 70
4.4. Uji Asumsi Klasik ...................................................................................... 73
4.4.1. Uji Normalitas ................................................................................ 73
4.4.2. Uji Multikolinearitas ...................................................................... 75
4.4.3. Uji Heterokedastisitas .................................................................... 76
4.5.Analisis Regresi Berganda ......................................................................... 77
4.6. Uji Hipotesis ............................................................................................... 79
4.6.1. Uji Koefisien Determinasi ............................................................. 79
4.6.2. Uji Statistik F ................................................................................. 80
4.6.3. Uji Statistik t .................................................................................. 81
4.7. Pembahasan ............................................................................................... 82
4.7.1. Pengaruh Efektivitas Pengendalian Internal terhadap
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi ....................................... 82
4.7.2. Pengaruh Kesesuaian Kompensasi terhadap Kecenderungan
Kecurangan Akuntansi ................................................................. 85
4.7.3. Pengaruh Asimetri Informasi terhadap Kecenderungan
Kecurangan Akuntansi ................................................................. 86
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan ..................................................................................................... 89
5.2. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 91
5.3. Saran ........................................................................................................... 91
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 24
3.1. Definisi Operasional Variabel .................................................................... 36
4.1. Persentase Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner ............................... 52
4.2. Karakteristik Responden ............................................................................ 53
4.3. Hasil Deskriptif Variabel Efektivitas Pengendalian Internal ..................... 54
4.4. Hasil Persentase Pilihan Responden terhadap Efektivitas Pengendalian
Internal ............................................................................................................... 54
4.5. Hasil Deskriptif Variabel Kesesuaian Kompensasi .................................... 57
4.6. Hasil Persentase Pilihan Responden terhadap Kesesuaian Kompensasi .... 57
4.7. Hasil Deskriptif Variabel Asimetri Informasi ............................................ 60
4.8. Hasil Persentase Pilihan Responden terhadap Asimetri Informasi ............ 60
4.9. Hasil Deskriptif Variabel Kecenderungan Kecurangan Akuntansi ............ 63
4.10. Hasil Persentase Pilihan Responden terhadap Kecenderungan
Kecurangan Akuntansi ...................................................................................... 64
4.11. Hasil Uji Validitas Variabel Kecenderungan Kecurangan Akuntansi ..... 67
4.13. Hasil Uji Validitas Variabel Efektivitas Pengendalian Internal ............... 67
4.14. Hasil Uji Validitas Variabel Kesesuaian Kompensasi ............................. 69
4.15. Hasil Uji Validitas Variabel Asimetri Informasi ...................................... 70
4.20. Hasil Uji Reliabilitas ................................................................................ 71
4.21. Hasil Uji Normalitas ................................................................................. 75
4.22. Hasil Uji Multikolinearitas ....................................................................... 76
4.23. Hasil Analisis Regresi Berganda .............................................................. 78
4.24. Hasil Uji Koefisien Determinasi .............................................................. 79
4.25. Hasil Uji Statistik F .................................................................................. 80
4.26. Hasil Uji Statistik t ................................................................................... 81
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1.Kerangka Pemikiran ......................................................................................... 28
4.1. Bagan Struktur Organisasi .............................................................................. 49
4.3.Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual ................................... 74
4.4.Scatterplot ........................................................................................................ 77
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kuesioner Penelitian ........................................................................................ L-1
2. Tabulasi Data ................................................................................................... L-2
3. Data Deskriptif ................................................................................................ L-3
4. Hasil Presentase Pilihan Responden ................................................................ L-4
5. Hasil Uji Validitas ........................................................................................... L-5
6. Hasil Uji Reliabilitas ....................................................................................... L-6
7. Hasil Uji Normalitas ........................................................................................ L-7
8. Hasil Uji Hipotesis .......................................................................................... L-8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (KKA) atau biasa disebut fraud akhir-
akhir ini marak terjadi dan menjadi pusat perhatian berbagai media di Indonesia
maupun dunia. Menurut Widjaja (2013), pada dasarnya ada dua tipe kecurangan
yang terjadi di suatu instansi ataupun perusahaan, yaitu eksternal dan internal.
Kecurangan eksternal yaitu kecurangan yang dilakukan oleh pihak luar terhadap
perusahaan, sedangkan kecurangan internal adalah tindakan ilegal dari karyawan,
manajer maupun eksekutif terhadap perusahan.
Kecurangan atau fraud, merujuk pada penyajian yang salah atau suatu fakta yang
dilakukan oleh suatu pihak ke pihak lain dengan tujuan mengelabui dan membuat
pihak lain tersebut meyakini fakta yang merugikan. Kecurangan dapat dibedakan
2
menjadi tiga, yaitu: (1) laporan keuangan tipuan, dimana aset atau pendapatan
disajikan lebih tinggi atau lebih rendah dari yang sebenarnya; (2) korupsi, yang
terdiri dari: penyuapan, pemerasan, hadiah ilegal, dll; (3) penyalahgunaan aset,
baik aset perusahaan dalam bentuk uang (cash) atau aset dalam bentuk lainnya
(Hall ,2009).
Peneliti memilih perusahaan jenis dagang sebagai objek penelitian karena secara
umum perusahaan dagang dapat didefinisikan sebagai perusahaan yang membeli
barang dari pihak lain kemudian di jual kembali pada pihak lain yang memerlukan
atau langsung di jual ke masyarakat umum, biasanya berupa retail atau grosir dan
distribusor. Sedangkan barang itu sendiri rentan terhadap pencurian dan
kerusakan, sehingga perlu diadakan pengamanan untuk mencegah terjadinya
kerusakan dan pencurian tersebut. Dengan ini, pengendalian internal yang efektif
bertujuan untuk menjaga kekayaan perusahaan serta pemberian informasi
mengenai persediaan agar lebih terpercaya.
Berdasarkan fenomena yang terjadi pada CV Chandra Perdana Abadi, peneliti
melakukan wawancara dengan salah satu staff accounting yang sudah bekerja
selama 22 tahun. Menurut Rosi (49) pada tahun 2015 telah terjadi kecurangan
akuntansi yang dilakukan oleh karyawan perusahaan. Kecurangan yang dilakukan
adalah dengan cara membuat atau mengubah rincian pembayaran beserta jumlah
tagihannya. Pihak perusahaan telah memberi sanksi tegas berupa pemecatan
kepada karyawan yang telah berbuat curang dan merugikan perusahaan.
Selain itu kecurangan pada perusahaan dagang yang ada di Indonesia adalah kasus
pada PT Katarina Utama yang telah memanipulasi laporan keuangan audit tahun
3
2009 dengan memasukkan sejumlah piutang fiktif guna memeperbesar nilai aset
perseroan. Bursa efek indonesia (BEI) mengaku dikecewakan manajemen PT
Katarina Utama terkait aksi penyelewengan dana publik (Okezone.com, 2011).
Terdapat pula kasus kecurangan pada perusahaan Toshiba. Pada bulan Mei 2015,
Toshiba mengejutkan seluruh dunia saat menyatakan bahwa perusahaannya
tengah melakukan investigasi atas skandal akuntansi internal dan harus merevisi
perhitungan laba dalam 3 tahun terakhir. Pengumuman tersebut sangat tidak
disangka karena Toshiba telah menjadi lambang perusahaan Jepang yang sangat
kuat (Liputan6.com, 2015).
Tindakan kecurangan akuntansi dapat terjadi karena beberapa kondisi dan bisa
disebut dengan Fraud Triangle atau segitiga penipuan yaitu adanya tekanan
(pressure) adalah dorongan atau motivasi seseorang untuk melakukan penipuan,
yang kedua adanya kesempatan (opprtunity) adalah kondisi atau situasi termasuk
kemampuan personal seseorang yang memungkinkan pelaku untuk melakukan
suatu hal, dan yang ketiga rasionalisasi (rationalization) adalah alasan yang
digunakan para pelaku penipuan untuk membenarkan perilaku ilegal mereka.
Teori Keagenan sering kali digunakan untuk menjelaskan kecurangan. Thoyibatun
(2012) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai kontrak antara satu orang atau
lebih yang bertindak sebagai prinsipal (yaitu pemegang saham) yang menunjuk
orang lain sebagai agen (yaitu manager) untuk melakukan jasa demi kepentingan
prinsipal termasuk mendelegasikan kekuasaan dalam pembuatan keputusan.
Gudono (2012) mengungkapkan bahwa ada dua solusi penting yang dapat
digunakan untuk memecahkan masalah keagenan, yaitu: monitoring terhadap
perilaku agen dan sistem kompensasi yang tepat untuk memotivasi agen agar mau
4
bertindak baik. Hasil monitoring yang baik dapat dihasilkan dengan adanya
pengendalian internal yang efektif.
Pengendalian intern adalah seperangkat kebijakan dan prosedur untuk melindungi
aset atau kekayaan perusahaan dari segala bentuk tindakan penyalahgunaan,
menjamin tersedianya informasi akuntansi perusahaan yang akurat, serta
memastikan bahwa semua ketentuan (peraturan) hukum atau undang-undang serta
kebijakan manajemen telah dipatuhi atau dijalankan sebagaimana mestinya oleh
seluruh karyawan perusahaan (Hery, 2013).
Kelemahan sistem pengendalian internal dapat mempengaruhi terjadinya kasus
penyimpangan dan menjadi upaya yang perlu dilakukan dalam mengantisipasi
kecurangan akuntansi yang mungkin terjadi di dalam suatu entitas. Sistem
pengendalian internal yang baik dapat tercapai apabila perusahaan melakukan
evaluasi secara berkesinambungan serta meninjau ulang kebijakan dan prosedur
yang telah dibuat.
Penelitian yang dilakukan oleh Shelby dkk (2017) menunjukkan bahwa
keefektifan pengendalian internal memiliki pengaruh signifikan positif terhadap
kecenderungan kecurangan akuntansi pada perusahaan konstruksi di Manado,
sedangkan menurut Indriastuti dkk (2016) serta Udayani dan Sari (2017)
pengendalian internal berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan
akuntansi.
Selain pengendalian internal, faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya
kecurangan akuntansi adalah asimetri informasi.Wilopo (2006) mencatat bahwa
tindakan yang dilakukan oleh manajemen dipengaruhi oleh situasi asimetri
5
informasi. Asimetri informasi adalah situasi ketika terjadi ketidakselarasan
informasi antara pihak yang menyediakan informasi dengan pihak yang
membutuhkan informasi. Asimetri informasi disebabkan oleh permasalahan
keagenan yang terjadi bila prinsipal merasa kesulitan untuk menelusuri apa yang
sebenarnya dilakukan oleh agen. Bila terjadi asimetri informasi, maka kesempatan
manajemen untuk melakukan menipulasi laporan keuangan akan semakin besar
dan manajemen akan menyajikan laporan keuangan yang bermanfaat bagi mereka,
demi motivasi untuk memperoleh kompensasi, bonus yang tinggi,
mempertahankan jabatan dan lainnya. Terbukti dari hasil penelitian Kusumastuti
dan Meiranto (2012) serta Aranta (2013) menunjukkan bahwa asimetri informasi
berpengaruh positif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, artinya
semakin tinggi asimetri informasi maka kecenderungan kecurangan akuntansi
semakin meningkat.
Selain faktor-faktor yang telah diuraikan diatas, kesesuaian kompensasi juga
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kecurangan akuntansi.
Kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai pengganti atau
kontribusi jasa mereka pada perusahaan. Pemberian kompensasi merupakan salah
satu pelaksanaan fungsi MSDM yang berhubungan dengan semua jenis pemberian
pengharapan individual sebagai pertukaran dan melakukan tugas keorganisasian
(Veitzal dan Sagala, 2009). Menurut Pramudita (2013), suatu kompensasi yang
tidak adil atau tidak memadai serta pekerjaan yang menjemukan dapat
mendukung insiden-insiden pencurian oleh pekerja, dalam hal ini adalah
pencurian aset perusahaan atau suatu organisasi. Hasil penelitian Thoyibatun
(2012) dan Mustikasari (2013) menunjukkan bahwa kesesuaian kompensasi
6
berpengaruh signifikan terhadap kecurangan. Namun hasil penelitian Wilopo
(2006) dan Kusumastuti dan Meiranto (2012) mengatakan bahwa kesesuaian
kompensasi tidak berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik
melakukan sebuah penelitian yang berjudul “Pengaruh Efektivitas
Pengendalian Internal, Kesesuaian Kompensasi dan Asimetri Informasi
terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dibahas
dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai
berikut:
1. Bagaimana pengaruh efektivitas pengendalian internal terhadap kecenderungan
kecurangan akuntansi?
2. Bagaimana pengaruh kompensasi terhadap kecenderungan kecurangan
akuntansi?
3. Bagaimana pengaruh asimetri informasi terhadap kecenderungan kecurangan
akuntansi?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menganalisis dan menguji pengaruh efektivitas pengendalian internal
terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi.
7
2. Menganalisis dan menguji pengaruh kompensasi terhadap kecenderungan
kecurangan akuntansi.
3. Menganalisis dan menguji pengaruh asimetri informasi terhadap
kecenderungan kecurangan akuntansi.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran
berdasarkan disiplin ilmu yang diperoleh selama perkuliahan dan merupakan
media latihan dalam memecahkan masalah secara ilmiah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Diharapkan dapat menerapkan ilmu dan teori yang diperoleh dalam masa
perkuliahan untuk memecahkan masalah. Sehingga memperoleh gambaran
yang jelas dan sejauh mana tercapai keselarasan antara pengetahuan secara
teoritis dan praktinya.
b. Bagi Manajemen Perusahaan
Bagi objek penelitian diharapkan berguna sebagai masukan dalam usaha
mencegah terjadinya kecurangan akuntansi.
c. Bagi Pembaca
Diharapkan dapat memberi tambahan informasi dan mampu menjadi bahan
referensi bagi penelitian lain dalam bidang yang terkait.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Keagenan
Teori agensi Thoyibatun (2012) dipilih sebagai dasar pengembangan model
konsep dalam penelitian ini. Hubungan keagenan terkadang menimbulkan
masalah antara manajer (agent) dengan pemegang saham (principal). Konflik
yang terjadi karena manusia adalah makhluk ekonomi yang mempunyai sifat
dasar mementingkan diri sendiri.
Teori keagenan bermaksud memecahkan dua problem yang terjadi dalam
hubungan keagenan. Salah satunya adalah problem yang muncul bila keinginan
atau tujuan dari prinsipal dan agen bertentangan, dan bila prinsipal merasa
kesulitan untuk menelusuri apa yang sebenarnya dilakukan oleh agen. Bila agen
dan prinsipal berupaya memaksimalkan utilitasnya masing-masing, serta memiliki
keinginan dan motivasi yang berbeda, maka manajer (agent) tidak selalu bertindak
sesuai keinginan pemegang saham (principal). Keinginan, motivasi dan utilitas
yang tidak sama antara manager dan pemegang saham menimbulkan
kemungkinan manager bertindak merugikan pemegang saham, antara lain
9
berperilaku tidak etis dan cenderung melakukan kecurangan akuntansi (Wilopo,
2006).
Dalam penelitian ini teori agensi digunakan untuk menjelaskan hubungan asimetri
informasi terhadap kecurangan akuntansi. Menurut Rahmawati (2006), adanya
asimetri informasi antara manajer (agent) dan pemegang saham (principal)
menyebabkan kesenjangan pengetahuan keuangan internal perusahaan sehingga
pihak manajer bisa melakukan rekayasa demi meningkatkan laba untuk mendapat
kompensasi atau imbalan dari pemilik.
2.1.2 Teori Atribusi
Teori atribusi diperkenalkan pertama kali oleh Heider (1958) mengenai atribusi
kausalitas. Atribusi memberikan penjelasan tentang proses menyimpulkan motif,
serta maksud orang lain dengan cara melihat perilakunya. Menurut Udayani dan
Sari (2017) menjelaskan bahwa teori atribusi merupakan tindakan yang dilakukan
seseorang yang disebabkan oleh atribut penyebab. Tindakan seorang pemimpin
maupun orang yang diberi wewenang dipengaruhi oleh atribut penyebab.
Sedangkan Robbins (2006) menyatakan bahwa mengembangkan penjelasan
mengenai cara penilaian terhadap seseorang secara berlainan, tergantung dari
suatu makna yang diatribusikan / dihubungkan ke suatu perilaku tertentu.
Teori ini mengacu kepada bagaimana seseorang menjelaskan penyebab perilaku
orang lain atau diri sendiri yang ditentukan apakah dari internal atau eksternal
pengaruhnya akan terlihat dalam perilaku individu. Penyebab perilaku tersebut
dalam persepsi sosial dikenal dengan dispositional attributions dan situasional
attributions atau penyebab internal dan eksternal. Dispositional attributions
10
mengacu pada sesuatu yang ada di dalam diri seseorang atau faktor internal seperti
ciri kepribadian, motivasi, atau kemampuan. Sedangkan situasional attributions
mengacu pada lingkungan yang mempengaruhi perilaku atau faktor eksternal
seperti peralatan atau pengaruh sosial dari yang lain. Teori atribusi menganggap
bahwa manusia bersifat rasional dan termotivasi untuk mengidentifikasi dan
memahami struktur sebab akibat dari lingkungan mereka yang relevan, ini adalah
pencarian atribut yang menjadi ciri teori atribusi (Luthans, 2001).
Berdasarkan uraian teori mengenai atribusi tersebut disimpulkan bahwa teori
atribusi dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh efektivitas pengendalian
internal dan kesesuaian kompensasi terhadap kecenderungan kecurangan
akuntansi.
2.2 Kecenderungan Kecurangan Akuntansi
2.2.1 Pengertian Kecenderungan Kecurangan Akuntansi
Kecurangan adalah penyajian yang salah atas suatu fakta yang dilakukan oleh
suatu pihak lain dengan tujuan mengelabui dan membuat pihak lain tersebut
meyakini fakta tersebut walaupun akan merugikannya. Kecurangan umumnya
dilakukan dengan tiga skema yaitu, laporan keuangan tipuan, korupsi, dan
penyalahgunaan aset (Hall, 2009). Menurut Eliza (2015) kecurangan adalah setiap
upaya penipuan yang disengaja, yang dimaksudkan untuk mengambil harta atau
hak orang atau pihak lain. Dalam kaitannya dengan konteks audit atas laporan
keuangan, kecurangan didefinisikan sebagai salah saji laporan keuangan yang
disengaja. Sedangkan menurut The Association of Certified Fraud Examiners
11
(ACFE) dalam Halim (2003) kecurangan merupakan segala sesuatu yang secara
lihai dapat digunakan untuk mendapatkan keuntungan dengan cara menutupi
kebenaran, tipu daya, kelicikan atau mengelabui dan cara tidak jujur lainnya.
2.2.2 Tipe-Tipe Kecurangan Akuntansi
Menurut Widjaja (2013) terdapat dua tipe kecurangan akuntansi yaitu:
1) Kecurangan eksternal
Kecurangan yang dilakukan oleh pihak luar terhadap suatu entitas atau
perusahaan, seperti kecurangan yang dilakukan pelanggan terhadap usaha,
wajib pajak terhadap pemerintah.
2) Kecurangan Internal
Tindakan tidak legal yang dilakukan oleh karyawan, manajer, maupun
eksekutif terhadap perusahaan tempat mereka bekerja. Kecurangan tersebut
akan memberikan kerugian yang besar bagi perusahaan yang bersangkutan.
2.2.3 Penyebab Terjadinya Kecurangan Akuntansi
Menurut Romney dan Steinbart (2016), penyebab terjadinya kecurangan disebut
dengan segitiga penipuan (fraud triangle), yaitu:
1) Tekanan (pressure)
Sebuah tekanan adalah dorongan atau motivasi seseorang untuk melakukan
penipuan. Tiga jenis tekanan yang menyebabkan penyalahgunaan
ditunjukkan dalam segitiga tekanan karyawan. Pertama, tekanan keuangan
seringkali memotivasi penipuan penyalahgunaan oleh karyawan. Contoh
tekanan seperti hidup di luar kemampuannya, kerugian keuangan yang besar
12
atau utang personal yang tinggi. Jenis kedua dari tekanan adalah emosional.
Banyak penipuan karyawan dimotivasi oleh ketamakan. Beberapa karyawan
melakukan penipuan karena mereka memiliki perasaan yang kuat atas
pemecatan atau percaya bahwa mereka telah diperlakukan tidak adil. Jenis
ketiga tekanan karyawan yang memotivasi manajemen dalam salah
mengartikan laporan keuangan. Tekanan keuangan yang umum adalah
kebutuhan untuk memenuhi atau melampaui ekspektasi laba untuk menjaga
jatuhnya harga saham.
2) Kesempatan (oppurtunity)
Kesempatan adalah kondisi atau situasi, termasuk kemampuan personal
seseorang, yang memungkinkan pelaku untuk melakukan tiga hal sebagai
berikut:
- Melakukan penipuan.
Pencurian aset adalah jenis penyalahgunaan yang paling umum. Sebagian
besar contoh kecurangan pelaporan keuangan yang melibatkan
memperbesar aset atau pendapatan, mengecilkan kewajiban atau kegagalan
untuk mengungkapkan informasi.
- Menyembunyikan penipuan.
Salah satu cara bagi karyawan untuk menyembunyikan pencurian aset
perusahaan adalah dengan membebankan item yang dicuri ke akun beban.
Tindakan pelaku dapat terbongkar dalam waktu setahun atau kurang, karena
akun beban adalah memusatkan perhatian keluar pada setiap akhir tahun.
- Mengonversikan pencurian atau misrepresentasi untuk keuntungan personal.
13
Dalam penyalahgunaan, pelaku penipuan yang tidak mencuri kas atau
menggunakan aset yang dicuri secara personal harus mengonversinya dalam
bentuk yang dapat dibelanjakan. Contohnya, karyawan yang mencuri
persediaan atau peralatan menjual item atau mengonversikannya dalam
bentuk kas.
3) Rasionalisasi (rasionalization)
Rasionalisasi dapat dikatakan sebagai alasan yang digunakan para pelaku
penipuan untuk membenarkan perilaku ilegal mereka. Dengan kata lain,
pelaku merasionalisasikan bahwa mereka tidak menjadi tidak jujur, bahwa
kejujuran tidak dibutuhkan, atau mereka menilai apa yang mereka butuhkan
lebih dari kejujuran dan integritas.
2.2.4 Jenis-Jenis Kecurangan Akuntansi
1) Penyalahgunaan aset
Penyalahgunaan aset adalah pencurian aset perusahaan oleh karyawan.
Faktor yang lebih berkontribusi dalam sebagian besar penyalahgunaan
adalah tidak adanya pengendalian internal dan/atau kegagalan menjalankan
pengendalian internal yang sudah ada. Penyalahgunaan umumnya memiliki
elemen dan karakteristik yang pening. Para pelaku:
- Memperoleh kepercayaan atau keyakinan dari entitas yang ditipu;
- Menyembunyikan penipuan dengan memalsukan catatan atau informasi
lainnya;
- Jarang menghentikan penipuan dengan sukarela;
- Menghabiskan uang yang didapat secara tidak benar;
- Menjadi tamak dan mengambil uang dalam jumlah yang lebih besar;
14
- Tumbuhnya kecerobohan dan terlalu percaya diri selama berlalunya waktu.
2) Kecurangan Pelaporan Keuangan
Kecurangan pelaporan keuangan didefinisikan sebagai perilaku yang
disengaja atau ceroboh, apakah dengan tindakan atau kelalaian, yang
menghasilkan laporan keuangan menyesatkan secara matial. Manajemen
memalsukan laporan keuangan untuk menipu investor dan kreditor,
meningkatkan harga saham perusahaan, memenuhi kebutuhan arus kas, atau
menyembunyikan kerugian dan permasalahan perusahaan (Romney dan
Steinbart (2016).
2.3 Efektivitas Pengendalian Internal
2.3.1 Pengertian Efektivitas Pengendalian Internal
Pengendalian intern adalah seperangkat kebijakan dan prosedur untuk melindungi
aset atau kekayaan perusahaan dari segala bentuk tindakan penyalahgunaan,
menjamin tersedianya informasi akuntansi perusahaan yang akurat, serta
memastikan bahwa semua ketentuan (peraturan) hukum atau undang-undang serta
kebijakan manajemen telah dipatuhi atau dijalankan sebagaimana mestinya oleh
seluruh karyawan perusahaan (Hery, 2013).
Menurut Lumanaw dan Tinangon (2016) pengendalian internal merupakan bagian
yang sangat penting agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Tanpa adanya
pengendalian intern, tujuan perusahaan tidak dapat dicapai secara efektif dan
efisien.
15
Pengertian sistem pengendalian intern menurut AICPA (American Institute Of
Certified Public Accountants) menyebutkan, sistem pengendalian intern meliputi
struktur organisasi, semua metode dan ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi
yang dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta kekayaan, memeriksa
ketelitian, dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya meningkatkan
efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan perusahaan yang telah
diterapkan.
Pernyataan tersebut didefinisikan sebagai suatu proses, dipengaruhi oleh dewan
direksi entitas, manajemen, dan personel lain, yang dirancang untuk memberikan
keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan dalam kategori berikut:
1. Aset telah dilindungi dan digunakan untuk keperluan bisnis.
2. Informasi bisnis akurat.
3. Karyawan mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku.
2.3.2 Tujuan Pengendalian Internal
Mulyadi (2016) mengatakan bahwa tujuan pengendalian intern akuntansi adalah
sebagai berikut:
1. Menjaga Kekayaan Perusahaan:
a. Penggunaan kekayaan perusahaan hanya melalui sistem otorisasi yang
telah ditetapkan.
b. Pertanggungjawaban kekayaan perusahaan yang dicatat dibandingkan
dengan kekayaan yang sesungguhnya ada
2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi:
a. Pelaksanaan transaksi melalui sistem otorisasi yang telah ditetapkan.
b. Pencatatan transaksi yang terjadi dalam catatan akuntansi.
16
Tujuan tersebut dirinci lebih lanjut sebagai berikut:
a. Penggunaan kekayaan perusahaan hanya melalui sistem otorisasi yang
telah ditetapkan:
(1) Pembatasan akses langsung terhadap kekayaan.
(2) Pembatasan akses tidak langsung terhadap kekayaan.
b. Pertanggungjawaban kekayaan perusahaan yang dicatat dibandingkan
dengan kekayaan yang sesungguhnya ada:
(1) Pembandingan secara periodik antara catatan akuntansi dengan
kekayaan yang sesungguhnya ada.
(2) Rekonsiliasi antara catatan akuntansi yang diselenggarakan.
c. Pelaksanaan transaksi melalui sistem otorisasi yang telah ditetapkan.
(1) Pemberian otorisasi oleh pejabat yang berwenang
(2) Pelaksanaan transaksi sesuai dengan otorisasi yang diberikan oleh
pejabat yang berwenang.
d. Pencatatan transaksi yang terjadi dalam catatan akuntansi
(1) Pencatatan semua transaksi yang terjadi
(2) Transaksi yang dicatat adalah benar-benar terjadi
(3) Transaksi dicatat dalam jumlah yang benar
(4) Transaksi dicatat dalam periode akuntansi yang seharusnya
(5) Transaksi dicatat dalam penggolongan yang seharusnya
(6) Transaksi dicatat dengan dengan ringkas dan teliti
17
2.3.3 Komponen-Komponen Pengendalian Internal
Menurut Agoes (2016) pengendalian intern terdiri atas lima komponen yang
saling terkait berikut ini:
a. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi dan
memengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan
pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian
intern yang lain, menyediakan disiplin dan struktur. Lingkungan
pengendalian mencakup hal-hal berikut ini:
- Integritas dan nilai etika
- Komitmen terhadap kompetensi
- Partisipasi dewan komisaris atau komite audit
- Struktur organisasi
- Pemberian wewenang dan tanggung jawab
- Kebijakan dan praktik sumber daya manusia
b. Penaksiran Risiko
Risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan mencakup peristiwa dan
keadaan intern maupun ekstern yang dapat terjadi dan secara negatif
memengaruhi kemampuan entitas untuk mencatat, mengolah, meringkas,
dan melaporkan data keuangan konsisten dengan asersi manajemen dalam
laporan keuangan. Risiko dapat timbul atau berubah karena keadaan berikut
ini:
- Perubahan dalam lingkungan operasi
- Personel baru
18
- Sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki
- Teknologi baru
- Lini produk, produk, atau aktivitas baru
- Restrukturisasi korporasi
- Operasi luar negeri
- Standar akuntansi baru
c. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu
memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut
membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk
menanggulangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas, sudah dilaksanakan.
Aktivitas pengendalian mempunyai berbagai tujuan dan diterapkan di
berbagai tingkat organisasi dan fungsi. Umumnya aktivitas pengendalian
yang mungkin relevan dengan audit dapat digolongkan sebagai kebijakan
dan prosedur yang berkaitan dengan hal-hal berikut ini:
- Review terhadap kinerja
- Pengolahan informasi
- Pengendalian phisik
- Pemisahan tugas
d. Informasi dan Komunikasi
Sistem informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang
meliputi sistem akuntansi, terdiri atas metode dan catatan yang dibangun
untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan transaksi entitas
(baik peristiwa maupun kondisi) dan untuk memelihara akuntabilitas bagi
19
aset, utang, dan ekuitas yang bersangkutan. Kualitas informasi yang
dihasilkan dari sistem tersebut berdampak terhadap kemampuan manajemen
untuk membuat keputusan semestinya dalam mengendalikan aktivitas
entitas dan menyiapkan laporan keuangan yang andal.
e. Pemantauan
Pemantauan adalah proses penentuan kualitas kinerja pengendalian intern
sepanjang waktu. Pemantauan ini mencakup penentuan desain dan operasi
pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini
dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus,
evaluasi secara terpisah, atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya.
2.3.4 Keterbatasan Pengendalian Internal
Walaupun banyak manfaat yang didapat dari penerapan pengandalian intern,
namun pengendalian intern itu sendiri pastilah mempunyai kelemahan atau
keterbatasan. Agoes (2016) menyatakan bahwa terlepas dari bagaimana bagusnya
desain dan operasinya, pengendalian intern hanya dapat memberikan keyakinan
memadai bagi manajemen dan dewan komisaris berkaitan dengan pencapaian
tujuan pengendalian intern entitas. Kemungkinan pencapaian tersebut dipengaruhi
oleh keterbatasan bawaan yang melekat dalam pengendalian intern. Hal ini
mencakup kenyataan bahwa pertimbangan manusia dalam pengambilan
keputusan dapat salah dan bahwa pengendalian intern dapat rusak karena
kegagalan yang bersifat manusiawi tersebut, seperti kekeliruan atau kesalahan
yang sifatnya sederhana. Disamping itu pengendalian dapat tidak efktif karena
adanya kolusi di antara dua orang atau lebih atau manajemen mengesampingkan
pengendalian intern.
20
Faktor lain yang membatasi pengendalian intern adalah biaya pengendalian intern
entitas tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian tersebut.
Meskipun hubungan manfaat biaya merupakan kriteria utama yang harus
dipertimbangkan dalam pendesainan pengendalian intern, pengukuran secara tepat
biaya dan manfaat umum tidak mungkin dapat dilakukan. Oleh karena itu,
manajemen melakukan estimasi kualitatif dan kuantitatif serta pertimbangan
dalam menilai hubungan biaya manfaat tersebut.
2.4 Kesesuaian Kompensasi
2.4.1 Pengertian Kesesuaian Kompensasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kesesuaian adalah perihal
sesusai, keselarasan atau kecocokan. Kesesuaian juga merupakan suatu keadaan
merasa cocok atau pas terhadap sesuatu yang kita dapatkan. Kesesuaian disini
mengacu pada tingkat kepuasan karyawan dalam instansi.
Menurut Hasibuan (2008), kompensasi merupakan semua pendapatan yang
berbentuk uang, barang, langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan
sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan.
2.4.2 Tujuan Kompensasi
Tujuan manajemen kompensasi secara umum menurut Rivai (2010) adalah untuk
membantu perusahaan mencapai tujuan keberhasilan strategi perusahaan dan
menjamin terciptanya keadilan internal dan eksternal. Tujuan manajemen
kompensasi efektif yaitu:
21
1) Memperoleh SDM yang berkualitas. Kompensasi yang tinggi sangat
dibutuhkan untuk memberi daya tarik kepada para pelamar sehingga
mendapatkan karyawan yang diharapkan.
2) Mempertahankan karyawan yang ada. Para karyawan dapat keluar jika
besaran kompensasi tidak kompetitif dan akibatnya akan menimbulkan
perputaran karyawan yang semakin tinggi.
3) Menjamin keadilan. Manajemen kompensasi selalu berupaya agar keadilan
internal dan eksternal dapat terwujud.
4) Penghargaan terhadap perilaku yang diinginkan. Pembayaran hendak
memperkuat perilaku yang diinginkan dan bertindak sebagai insentif untuk
perbaikan perilaku dimasa depan.
5) Mengendalikan biaya. Sistem kompensasi yang rasional membantu
perusahaan memperoleh dan mempertahankan para karyawan dengan biaya
yang beralasan.
6) Mengikuti aturan hukum. Sistem gaji dan upah yang sehat
mempertimbangkan faktor-faktor legal yang dikeluarkan pemerintah dan
menjamin pemenuhan kebutuhan karyawan.
7) Memfasilitasi pengertian. Sistem manajemen kompensasi hendaknya
dengan mudah dipahami oleh spesialisasi SDM, manajer, dan karyawan.
8) Meningkatkan efisiensi administrasi. Program pengupahan dan penggajian
hendaknya dirancang untuk dapat dikelola dengan efisien.
22
2.4.3 Komponen-Komponen Kompensasi
Menurut Rivai (2010), komponen kompensasi terdiri dari:
1) Gaji. Gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan
sebagai konsekuensi dan kedudukannya sebagai seorang karyawan yang
memberikan sumbangan tenaga dan pikiran dalam mencapai tujuan
perusahaan.
2) Upah. Upah merupakan imbalan finansial langsung yang dibayarkan kepada
karyawan berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau
banyaknya pelayanan yang diberikan.
3) Insentif. Insentif merupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada
karyawan tergantung kinerjanya melebihi standar yang ditentukan.
4) Kompensasi tidak langsung, merupakan kompensasi tambahan yang
diberikan berdasarkan kebijakan perusahaan terhadap semua karyawan
sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan para karyawan. Contohnya
seperti: asuransi, tunjangan pensiun, dan lain-lain.
2.5 Asimetri Informasi
2.5.1 Pengertian Asimetri Informasi
Asimetri informasi adalah situasi ketika tidak semua keadaan diketahui oleh
kedua belah pihak (agen dan prinsipal), dan sebagai akibatnya, ketika
konsekuensi-konsekuensi tertentu tidak dipertimbangkan oleh pihak-pihak yang
bersangkutan (Triasmara dan Anna, 2014).
23
2.5.2 Bentuk Asimetri Informasi
Menurut Triasmara dan Anna (2014), ada dua bentuk asimetri informasi, yaitu:
1) Asimetri informasi vertikal, yaitu informasi yang mengalir dari tingkat yang
lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi (atasan). Setiap
bawahan mempunyai alasan yang baik dengan meminta atau memberi
informasi kepada atasan.
2) Asimetri informasi horizontal, yaitu informasi yang mengalir dari orang-
orang dan jabatan yang sama tingkat otoritasnya atau informasi yang
bergerak diantara orang-orang dan jabatan yang tidak menjadi atasan
ataupun bawahan satu dengan yang lainnya.
2.5.3 Tipe Asimetri Informasi
Menurut Faria and Silva (2013) terdapat dua tipe asimetri informasi:
1. Adverse selection, adalah sejenis asimetri informasi dimana satu pihak atau
lebih yang melangsungkan suatu transasksi usaha, atau transaksi usaha
potensial memiliki informasi lebih atas pihak-pihak lain. Adverse selection
dapat terjadi karena beberapa orang seperti manajer perusahaan dan para
pihak dalam lainnya lebih mengetahui kondisi kini dan prospek kedepan
suatu perusahaan daripada para investor.
2. Moral hazard, adalah jenis asimetri informasi dimana suatu pihak atau lebih
yang melangsungkan atau akan melangsungkan suatu transaksi usaha atau
transaksi usaha potensial dapat mengamati tindakan-tindakan mereka dalam
penyelesaian transaki-transaksi mereka sedangkan pihak yang lainnya tidak.
Moral hazard dapat terjadi karena adanya pemisahan pemilikan dengan
24
pengendalian yang merupakan karakteristik pada kebanyakan perusahaan
besar.
2.6 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang digunakan peneliti, terdiri dari beberapa
tahun yang berbeda, akan dijabarkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
Siti
Thoyibatun
(2012)
Faktor-Faktor Yang
Berpengaruh
Terhadap Perilaku
Tidak Etis dan
Kecenderungan
Kecurangan
Akuntansi Serta
Akibatnya Terhadap
Kinerja Organisasi
Kesesuaian
Sistem
Pengendalian
Intern, Sistem
Kompensasi,
dan Ketaatan
Aturan
Akuntansi
Kesesuaian SPI
dan kompensasi
merupakan faktor
yang berpengaruh
negatif terhadap
kecenderungan
kecurangan
akuntansi,
sedangkan perilaku
etis berpengaruh
positif terhadap
kecenderungan
kecurangan
akuntansi.
Nur Ratri
Kusumastuti
dan Wahyu
Meiranto
(2012)
Analisis Faktor-
Faktor yang
Berpengaruh
terhadap
Kecenderungan
Kecurangan
Akuntansi dengan
Perilaku Tidak Etis
Sebagai Variabel
Intervening
Pengendalian
Internal,
Kepuasan
Kompensasi,
Ketaatan Aturan
Akuntansi, dan
Asimetri
Informasi
Keefektifan
pengendalian
internal, kepuasan
kompensasi, dan
ketaatan aturan
akuntansi
berpengaruh
negatif terhadap
perilaku tidk etis
dan kecenderungan
kecurangan
akuntansi. Asimetri
informasi dan
perilaku tidak etis
berpengaruh positif
25
terhadap
kecenderungan
kecurangan
akuntansi.
Zulia Petra
Aranta (2013)
Pengaruh moralitas
Aparat dan Asimetri
Informasi terhadap
Kecenderungan
Kecurangan
Akuntansi (Studi
Empiris Pemerintah
Kota Sawahlunto)
Moralitas
Aparat dan
Asimetri
Informasi
Moralitas aparat
menunjukkan
hubungan negatif
terhadap
kecenderungan
kecurangan
akuntansi dan
asimetri informasi
menunjukkan
hubungan positif
terhadap
kecenderungan
kecurangan
akuntansi.
Dhermawati
Putri
Mustikasari
(2013)
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi fraud
di Sektor
Pemerintahan
Kabupaten Batang
Penegakan
Hukum
Peraturan,
Keefektifan
Pengendalian
Internal,
Kesesuaian
Kompensasi,
Asimetri
Informasi,
Keadilan
Prosedural,
Budaya Etis
Manajemen,
dan Komitmen
Organisasi
Terdapat pengaruh
negatif antara
penegakan hukum
peraturan,
keefektifan
pengendalian
internal, kesesuaian
kompensasi,
budaya etis
manajemen, dan
komitmen
organisasi terhadap
fraud di sektor
pemerintahan.
Terdapat pengaruh
positif antara
asimetri informasi
terhadap fraud di
sektor
pemerintahan dan
tidak terdapat
pengaruh antara
keadilan prosedural
terhadap fraud di
sektor
pemerintahan.
Yulina Eliza Pengaruh Moralitas
Individu dan
Moralitas
Individu dan
Moralitas individu
dan sistem
26
(2015) Pengendalian
Internal terhadap
Kecenderungan
Kecurangan
Akuntansi (Studi
Empiris pada SKPD
di Kota Padang
Sistem
Pengendalian
Intern
pengendalian intern
berpengaruh
negatif dan
signifikan terhadap
tingkat
kecenderungan
kecurangan
akuntansi.
Laurensia Br
Tarigan
(2016)
Pengaruh moralitas
Individu, Asimetri
Informasi, Efektivitas
Pengendalian
Internal, dan
Ketaatan Aturan
Akuntansi terhadap
Kecenderungan
Kecurangan
Akuntansi (Studi
pada BUMD Provinsi
Riau)
Moralitas
Individu,
Asimetri
Informasi,
Efektivitas
Pengendalian
Internal, dan
Ketaatan Aturan
Akuntansi
Moralitas individu
dan pengendalian
internal memiliki
pengaruh
signifikan negatif
terhadap
kecenderungan
kecurangan
akuntansi,
sedangkan asimetri
informasi dan
ketaatan aturan
akuntansi
berpengaruh
signifikan terhadap
kecenderungan
kecurangan
akuntansi,
sedangkan
Riris Karisma
Kholid (2016)
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi
Terjadinya Fraud
(Studi Empiris pada
Biro Keuangan
Sekretariat Daerah
Provinsi Lampung)
Kepuasan
Kompensasi,
Gaya
Kepemimpinan,
dan Perilaku
Tidak Etis
Hasil penelitian
menyatakan bahwa
kepuasan
kompensasi dan
gaya
kepemimpinan
berpengaruh
negatif terhadap
fraud. Selain itu
perilaku tidak etis
berpengaruh positif
terhadap terjadinya
fraud.
Anak Agung
K. Finty
Udayani dan
Maria M.
Ratna Sari
Pengaruh
Pengendalian
Internal dan
Moralitas Individu
pada Kecenderungan
Kecurangan
Pengendalian
Internal dan
Moralitas
individu
Pengendalian
internal dan
moralitas individu
berpengaruh
negatif terhadap
kecenderungan
27
(2017) Akuntansi kecurangan
akuntansi.
Shelby
Defiany Alou,
dkk (2017)
Pengaruh Kesesuaian
Kompensasi,
Moralitas
Manajemen, dan
Keefektifan
Pengendalian
Internal terhadap
Kecenderungan
Kecurangan
Akuntansi pada
Perusahaan
Konstruksi di
Manado
Kesesuaian
Kompensasi,
Moralitas
Manajemen,
dan Keefektifan
Pengendalian
Internal
Kesesuaian
kompensasi tidak
memiliki pengaruh
terhdap
kecenderungan
kecurangan
akuntansi,
sedangkan
keefektifan
pengendalian
internal
berpengaruh positif
terhadap
kecenderungan
kecurangan
akuntansi pada
perusahaan
konstruksi di
Manado.
2.7 Kerangka Pemikiran
28
Keranga berfikir merupakan gambaran tentang pola hubungan antara variabel-
variabel yang diteliti. Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan pada
pembahasan sebelumnya, kerangka berfikir penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
2.8 Pengembangan Hipotesis
2.8.1 Pengaruh Efektivitas Pengendalian Internal terhadap Kecenderungan
Kecurangan Akuntansi
Sistem pengendalian internal merupakan sebuah sistem yang terdiri dari prosedur
dan pembentukan kebijakan tertentu yang telah direncanakan sebelumnya agar
manajemen semakin yakin dalam rangka usaha pencapaian tujuan dan sasaran
perusahaan atau suatu entitas (Damayanti, 2016).
Teori atribusi menjelaskan bahwa tindakan seorang pemimpin maupun orang yang
diberikan wewenang dipengaruhi oleh atribut penyebab. Oleh sebab itu,
Efektivitas Pengendalian
Internal ( 𝑥1 )
Kesesuaian Kompensasi ( 𝑥2 )
Asimetri Informasi ( 𝑥1 )
Kecenderungan
Kecurangan
Akuntansi (Y)
29
diperlukan sistem pengendalian internal untuk mengurangi penyebab terjadi
tindakan yang tidak etis dan kecurangan akuntansi.
Kecenderungan kecurangan akuntansi dapat terjadi apabila ada peluang untuk
melakukan hal tersebut. Peluang yang besar membuat kecenderungan kecurangan
akuntansi lebih sering terjadi. Peluang tersebut dapat diminimalisir dengan adanya
sistem pengendalian internal yang efektif (Kusumastuti dan Meiranto, 2012).
Penelitian Adelin (2013) menunjukkan bahwa efektivitas pengendalian internal
berpengaruh signifikan negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi,
artinya semakin efektif pengendalian internal perusahaan, maka akan semakin
rendah tingkat kecurangan akuntansi pada perusahaan. Smith et al., (1997) juga
menyatakan bahwa sistem pengendalian internal yang efektif dapat mengurangi
kecenderungan kecurangan akuntansi.
1= Efektivitas pengendalian internal berpengaruh negatif terhadap
kecenderungan kecurangan akuntansi.
2.8.2 Pengaruh Kesesuaian Kompensasi terhadap Kecenderungan
Kecurangan Akuntansi
Dalam teori atribusi, tindakan seseorang dalam organisasi dipengaruhi oleh atribut
penyebab (Waworuntu, 2003). Tindakan curang yang dilakukan seseorang
disebabkan oleh keinginan untuk memaksimalkan keuntungan pribadi. Tindakan
tersebut didorong oleh ketidakpuasan individu atas imbalan yang mereka peroleh
dari pekerjaan yang mereka kerjakan (Meiranto, 2012).
Kompensasi akan mempunyai arti berbeda bagi orang yang berbeda. Kompensasi
dasar diperlukan untuk mempertahankan karyawan dengan standar hidup yang
30
layak. Akan tetapi kompensasi juga menyediakan suatu pengukuran berwujud
mengenai nilai individu bagi organisasi. Pemberian kompensasi merupakan fungsi
strategik sumber daya manusia yang mempunyai imbas signifikan atas fungsi-
fungsi sumber daya manusia lainnya (Murty dan Hundiwinarsih, 2012). Sistem
kompensasi yang sesuai diharapkan dapat membuat individu merasa tercukupi
sehingga individu tidak melakukan tindakan yang merugikan organisasi termasuk
melakukan kecurangan akuntansi (Kusumastuti,2012).
2= Kesesuaian kompensasi berpengaruh negatif terhadap kecenderungan
kecurangan akuntansi.
2.8.3 Pengaruh Asimetri Informasi terhadap Kecenderungan Kecurangan
Akuntansi
Asimetri informasi adalah ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh
principal dan agent, ketika principal tidak memiliki informasi yang cukup
tentang kinerja agent, sebaliknya agent memiliki lebih banyak informasi
mengenai kapasitas diri, lingkungan kerja dan perusahaan secara keseluruhan
(Ariani dkk, 2014). Dengan adanya perbedaan informasi yang diterima oleh agent
dan principal akan memberikan pengaruh untuk melakukan suatu tindakan
kecurangan (Tarigan, 2016).
Bila terjadi asimetri informasi, manajemen perusahaan akan menyajikan laporan
keuangan yang salah, demi motivasi untuk memperoleh kompensasi atas bonus
yang tinggi serta mempertahankan jabatan dan lain-lain (Aranta, 2013).
Sedangkan menurut Wilopo (2006), ketika terjadi asimetri informasi, manajemen
perusahaan akan membuat bias atau memanipulasi laporan keuangan sehingga
31
dapat memperbaiki kompensasi dan reputasi manajemen, serta ratio-ratio
keuangan perusahaan.
3= Asimetri informasi berpengaruh positif terhadap kecenderungan kecurangan
akuntansi.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2012) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan CV Chandra Perdana Abadi di
Bandar Lampung.
Menurut Arikunto (2010) untuk menentukan besarnya sampel, apabila subyek
kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya adalah
penelitian populasi. Sedangkan menurut sugiyono (2012) sampel dilakukan jika
populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada dalam
populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan CV Chandra Perdana
Abadi yang beralamat di Jalan Hayam Wuruk No.01, Tanjung Karang Timur,
Bandar Lampung. Karyawan yang menjadi sampel dipilih berdasarkan metode
purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Kriteria pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
33
1. Karyawan yang sudah mempunyai masa kerja lebih dari satu tahun.
2. Karyawan bagian accounting.
3. Bersedia untuk mengisi kuesioner secara baik dan benar.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Data primer
Yaitu data penelitian yang diperoleh dari sumber asli tanpa melalui perantara.
Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari kuesioner.
2) Data sekunder
Yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung. Dalam penelitian ini data
sekunder diperoleh dari dokumen data yang diperlukan untuk melengkapi analisis
penelitian ini dan studi kepustakaan.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya. Metode tersebut adalah angket, wawancara
pengamatan atau observasi, tes, dan dokumentasi (Arikunto, 2010). Pengumpulan
data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan metode survei.
Pengumpulan data dengan survei berarti dalam mengumpulkan data dilakukan
dengan penyebaran kuesioner. Kuesioner diberikan secara langsung dan diisi oleh
responden. Kuesioner tersebut terdiri dari pertanyaan-pertanyaan dengan diberi
34
penjelasan untuk setiap pertanyaan agar mempermudah responden dalam
menjawab.
3.4 Definisi dan Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah penarikan batasan yang lebih menjelaskan
ciri-ciri spesifik yang lebih substantif dari suatu konsep. Definisi operasional
dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut:
1) Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel dependen adalah variabel terikat yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas. Yang menjadi variabel dependen dalam
penelitian ini adalah kecenderungan kecurangan akuntansi. Kecenderungan
kecurangan akuntansi diukur dengan enam pertanyaan kuesioner yang digunakan
Wilopo (2006) dengan menggunakan skala likert 1 sampai 5.
2) Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen.
Variabel independen dalam penelitian ini yaitu:
a. Efektivitas Pengendalian Internal
Pengendalian internal merupakan salah satu variabel independen dalam penelitian
ini. Pengendalian internal diukur menggunakan lima indikator antara lain
lingkungan pengendalian, penilaian resiko, aktivitas pengendalian, informasi dan
komunikasi, dan pemantauan yang dikembangkan oleh peneliti Alou dkk (2017)
dengan menggunakan skala likert 1 sampai 5.
35
b. Kesesuaian Kompensasi
Kesesuaian kompensasi merupakan salah satu variabel independen dalam
penelitian ini. Kesesuaian kompensasi ini diukur menggunakan instrumen yang
dikembangkan peneliti Kusumastuti dan Meiranto (2012) teridiri dari enam item
pertanyaan. Respons dari responden diukur dengan skala likert 1 sampai 5.
c. Asimetri Informasi
Asimetri informasi merupakan salah satu variabel independen dalam penelitian
ini. Asimetri informasi ini diukur dengan tujuh item pertanyaan yang
dikembangkan oleh Tarigan (2016) dengan skala likert 1 sampai 5.
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
No. Variabel Definisi
Operasional
Indikator Skala
Pengu
kuran
No.
Item
Varibel Bebas (Independent Variable)
1. Efektivitas
Pengendalian
Internal (X1)
(Hery, 2013)
Pengendalian
internal adalah
seperangkat
kebijakan dan
prosedur untuk
melindungi aset
atau kekayaan
perusahaan dari
segala bentuk
tindakan
penyalahgunaan
.
- Lingkungan
Pengendalian
- Penaksiran risiko.
- Aktivitas
pengendalian.
- Informasi dan
komunikasi.
- Pemantauan.
Skala
Likert
.
*1
*2
*3
*4
*5
36
2. Kesesuaian
Kompensasi
(X2)
(Kadarisman
, 2012)
Kompensasi
adalah apa yang
seorang
karyawan /
pegawai /
pekerja terima
sebagai balasan
dari pekerjaan
yang
diberikannya
baik upah
perjam ataupun
gaji periodik
yang didesain
dan dikelola
oleh bagian
personalia.
- Kompensasi
keuangan.
- Pengakuan
perusahaan atas
keberhasilan dalam
melaksanakan
pekerjaan
- Promosi.
- Penyelesaian
tugas.
- Pencapaian
sasaran.
- Pengembangan
pribadi.
Skala
Likert
.
1
2
3
4
5
6
3. Asimetri
Informasi
(X3)
(Wilopo,
2006)
Asimetri
informasi
adalah situasi
ketika terjadi
ketidakselarasan
informasi antara
pihak yang
menyediakan
informasi
dengan pihak
yang
membutuhkan
informasi.
- Situasi di mana
manajemen
memiliki informasi
yang lebih baik
atas aktivitas yang
menjadi tanggung
jawabnya
dibanding pihak
luar perusahaan.
- Situasi dimana
manajemen lebih
mengenal
hubungan input-
output atas
kegiatan yang
menjadi tanggung
jawabnya
dibanding pihak
luar perusahaan.
- Situasi dimana
manajemen lebih
mengenal potensi
kinerja yang
menjadi tanggung
jawabnya
dibanding pihak
luar perusahaan.
- Situasi dimana
Skala
Likert
.
*1
*2
*3
37
manajemen lebih
mengenal teknis
pekerjaan yang
menjadi tanggung
jawabnya
dibanding pihak
luar perusahaan.
- Situasi di mana
manajemen lebih
mampu menilai
pengaruh faktor
ekstenal yang
potensial terhadap
kegiatan yang
menjadi tanggung
jawabnya
dibanding pihak
luar perusahaan.
- Situasi dimana
manajemen lebih
mengerti apa yang
dapat dicapai
dalam bidang yang
menjadi tanggung
jawabnya
dibanding pihak
luar perusahaan.
*4
*5
*6
*7
Variabel Terikat (Dependent Variable)
4. Kecenderung
an
Kecurangan
Akuntansi
(Y)
(Kusumastut
i dan
Meiranto,
2012)
Kecurangan
akuntansi
sebagai salah
saji yang timbul
dari kecurangan
dalam
pelaporan
keuangan dan
salah saji yang
timbul dari
perlakuan tidak
semestinya.
- Kecenderungan
untuk melakukan
manipulasi,
pemalsuan, atau
perubahan catatan
akuntansi atau
dokumen
pendukungnya.
- Kecenderungan
untuk melakukan
penyajian yang
salah.
- Kecenderungan
untuk melakukan
salah menerapkan
prinsip akuntansi
secara sengaja.
- Kecenderungan
untuk
Skala
Likert
.
*1
*2
*3
38
penyalahgunaan/pe
nggelapan aktiva
yang membuat
entitas membayar
jasa yang tidak
diterima.
- Kecenderungan
untuk melakukan
penyajian laporan
keuangan yang
salah akibat
perlakuan yang
tidak semestinya
terhadap aktiva dan
disertai dengan
catatan palsu dan
dapat menyangkut
satu atau lebih
individu di antara
manajemen,
karyawan, atau
pihak ketiga.
4
*5
*6
(*) pernyataan negatif
Tabel 3.2
Skor Skala Likert
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Jawaban Skor Jawaban Skor
Sangat tidak setuju 1 Sangat tidak setuju 5
Tidak setuju 2 Tidak setuju 4
Netral 3 Netral 3
Setuju 4 Setuju 2
Sangat setuju 5 Sangat setuju 1
Sumber: Ghozali, 2016
3.5 Metode dan Teknik Analisis Data
39
3.5.1 Statistik Deskriptif
Menurut Ghozali (2016) analisis statistik deskriptif merupakan teknik deskriptif
yang memberikan informasi mengenai data yang dimiliki dan tidak bermaksud
menguji hipotesis. Analisis ini hanya digunakan untuk menyajikan dan
menganalisis data disertai dengan perhitungan agar dapat memperjelas keadaan
atau karakteristik data yang bersangkutan. Pengukuran yang digunakan pada
statistik deskriptif meliputi nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi).
3.6 Uji Kualitas Data
3.6.1 Uji Validitas
Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek
penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data
yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh
peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian (Ghozali,
2016).
Pengujian validitas dilakukan terhadap kuesioner yang digunakan untuk
mengukur variabel independen dengan melihat nilai korelasi item dengan skor
total seluruh item. Karena data penelitian menggunakan skala likert maka
digunakan metode Product Moment Pearson Correlation. Data dinyatakan valid
jika nilai r-hitung yang merupakan nilai dari Corrected Item-Total Correlation >
dari r-tabel signifikansi 0,05 (5%).
40
3.6.2 Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali (2016) Reliabilitas adalah suatu tingkatan yang mengukur
konsistensi hasil jika dilakukan pengukuran berulang pada suatu karakteristik.Uji
reliabilitas dilakukan dengan menggunakan Cronbach Alpha dan Composite
Reliability. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
cronbach alpha dan composite reliability lebih dari 0,7. Pengujian reliabilitas
dilakukan dengan menghitung korelasi masing-masing pernyataan pada setiap
variabel dengan skor total.
3.7 Uji Asumsi Klasik
3.7.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik
adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Ada dua cara untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis
grafik dan uji statistik (Ghozali, 2016).
3.7.2 Uji Multikolinearitas
Uji asumsi klasik ini digunakan untuk analisis regresi berganda yang terdiri dari
minimal dua variabel bebas, di mana akan diukur tingkat asosiasi (keeratan)
hubungan atau pengaruh antarvariabel bebas tersebut melalui besaran koefisien
korelasi (r). Dalam menentukan terjadinya multikolinieritas dapat digunakan cara
sebagai berikut:
41
a. Jika koefisien korelasi antar variabel bebas lebih besar dari 0,6
b. Tolerance adalah besarnya tingkat kesalahan yang dibenarkan secara statistik.
c. Variance Inflation Factor (VIF) adalah faktor inflasi penyimpangan baku
kuadrat.
Salah satu cara untuk menguji multikolinearitas adalah dengan melihat Tolerance
dan Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance harus di antara 0,0-1 atau tidak
kurang dari 0,1, sementara untuk VIF nilainya harus lebih rendah dari angka 10
(sufran, 2013). Semakin tinggi nilai VIF maka semakin rnedah Tolerance.
3.7.3 Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat sama atau tidak varians dari
residual dan observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya
mempunyai varians yang sama, disebut terjadi homoskedastisitas dan jika
variansnya tidak sama terjadi heterokedastisitas. Cara memeprediksinya adalah:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,
2016).
42
3.8 Analisis Regresi Berganda
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model
analisis linear berganda, yaitu metode statitistik yang digunakan untuk menguji
hubungan suatu variabel dependen terhadap lebih dari satu variabel independent
dan menggunakan alat statistik SPSS (Statistical Product and Service Solution)
versi 23. Dalam penelitian ini, analisis regresi yang digunakan untuk megetahui
ada tidaknya pengaruh efektivitas pengendalian internal, kesesuaian kompensasi,
dan asimetri informasi terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Model
dasar pengujian ini adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Y = Kecenderungan Kecurangan Akuntansi
= Konstanta
= Koefisien regresi
X1 = Efektivitas pengendalian internal
X2 = Kesesuaian Kompensasi
X3 = Asimetri informasi
= Faktor pengganggu atau error term
3.9 Pengujian Hipotesis
3.9.1 Uji Koefisien Determinasi (Adjusted )
Uji koefisien determinasi atau uji Adjusted 2 bertujuan untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan model dapat menjelaskan variasi variabel dependen. Dalam
43
pengujian hipotesis pertama koefisien determinasi di lihat dari besarnya nilai
Adjusted 2 untuk mengetahui seberapa jauh variabel bebas mempengaruhi
variabel terikatnya (Ghozali, 2016).
3.9.2 Uji Statistik F
Uji statistik F merupakan tahapan awal mengidentifikasi model regresi yang
diestimasi layak atau tidak. Layak (andal) disini maksudnya adalah model yang
diestimasi layak digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel-variabel bebas
terhadap variabel terikat. Apabila nilai prob. F hitung lebih kecil dari tingkat
kesalahan 0,05 maka dapat dikatakan bahwa model regresi yang diestimasi layak,
sedangkan apabila nilai prob. F hitung lebih besar dari tingkat kesalahan 0,05
maka dapat dikatakan bahwa model regresi yang diestimasi tidak layak (Ghozali,
2016).
3.9.3 Uji Statistik t
Menurut Ghozali (2016) uji statistik t menunjukkan hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan
signifikan 0,05 ( ). Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan
kriteria:
1. Jika nilai signifikan >0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak
signifikan). Ini berarti secara parsial variabel independen tidak mempunyai
pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
44
2. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi
signifikan). Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh Efektivitas
Pengendalian Internal, Kesesuaian Kompensasi, dan Asimetri Informasi terhadap
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi pada CV Chandra Perdana Abadi di
Bandar Lampung. Berdasarkan hasil dan analisis data maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Efektivitas Pengendalian Internal berpengaruh negatif terhadap
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. Pada CV Chandra Perdana Abadi
terdapat pembagian tugas, dan pada suatu fungsi tidak boleh melaksanakan
semua tahap suatu transasksi. Karena jika semua fungsi disatukan, maka
akan meningkatkan terjadinya pencatatan transaksi yang tidak sebenarnya
dan tidak dapat dipercaya kebenarannya, dan sebagai akibatnya kekayaan
organisasi tidak terjamin kemanannya. Dalam sebuah perusahaan
90
diperlukan adanya pengendalian internal, karena pengendalian internal di
desain untuk mengatur aktivitas anggota organisasi melalui para pemimpin
(manager) organisasi agara sesuai dengan tujuan yang diinginkan
perusahaan. Pihak perusahaan juga perlu memastikan bahwa komponen-
komponen dari pengendalian itu sendiri agar pengendalian internal dapat
berjalan secara efektif dan efisien.
2. Kesesuaian Kompensasi berepengaruh negatif terhadap Kecenderungan
Kecurangan Akuntansi. Penerapan kompensasi pada CV Chandra Perdana
Abadi adalah dengan cara memberi upah atau gaji serta insentif kepada
karyawannya. Insentif yang dimaksud adalah merupakan penghargaan atau
balas jasa yang diberikan untuk memotivasi para karyawan agar
produktivitasnya tinggi. Dengan pemberian kompensasi yang sesuai
diharapkan mampu membuat individu merasa tercukupi dan tidak akan
melakukan tindakan yang merugikan perusahaan.
3. Asimetri Informasi tidak berpengaruh terhadap Kecenderungan
Kecurangan Akuntansi. Hal ini dikarenakan informasi yang mengalir
antara pemilik (principal) dan manajer (agent) telah seimbang. Sehingga
dapat ditarik kesimpulan bahwa karyawan pada CV Chandra Perdana
Abadi bersikap jujur dalam memberikan informasi kepada pihak luar
perusahaan seperti pemegang saham/pemilik perusahaan dan juga kepada
pemerintah. Teori asimetri memiliki asumsi bahwa pihak-pihak yang
berkaitan dengan perusahaan tidak mempunyai informasi yang sama
mengenai prospek dan risiko perusahaan. Oleh karena itu, manajer sebagai
pengelola berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan
91
kepada pemilik. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui
pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah memberikan bukti terkait pengaruh efektivitas pengendalian
internal, kesesuaian kompensasi, dan asimetri informasi terhadap kecenderungan
kecurangan akuntansi pada CV Chandra Perdana Abadi di Bandar Lampung.
Namun, dalam penelitian ini masih terdapat keterbatasan yaitu, penelitian ini
hanya dilakukan pada satu perusahaan swasta di Provinsi Lampung dan
memungkinkan adanya perbedaan hasil penelitian dan kesimpulan jika dilakukan
penambahan objek penelitian dan daerah penelitian yang berbeda.
5.3 Saran
Berdasarkan keterbatasan peneliti diatas, maka peneliti memberikan saran untuk
peneliti selanjutnya yaiu, bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah
jumlah populasi yang diteliti sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih
komprehensif mengenai pengaruh efektivitas pengendalian internal, kesesuaian
kompensasi, dan asimetri informasi terhadap kecenderungan kecurangan
akuntansi.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2016. Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh
Kantor Akuntan Publik. Edisi Empat. Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat.
Anak Agung K F Udayani, Maria M. Ratna Sari. 2017. Pengaruh Pengendalian
Internal dan Moralitas Individu pada Kecenderungan Kecurangan
Akuntansi. Jurnal Akuntansi. Vol 18 No 3.
Aranta, Zulia Petra. 2013. Pengaruh Moralitas Aparat dan Asimetri Informasi
terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Studi Empiris Pemerintah
Kota Sawahlunto). Jurnal Program Studi Akuntansi Universitas Negeri
Padang.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Edisi
Keempat. Jakarta: Rineka Cipta.
Eliza, Yulina. 2015. Pengaruh Moralitas Individu dan Pengendalian Internal
terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Studi Empiris pada SKPD
di Kota Padang). Jurnal Akuntansi. Vol 4 No 1.
Faria, J. A and Silva, S.M.G. (2013). The Effect of Information Asymmetry on
Budget Slack: An Experimnetal Research. African Journal of Bussiness
Management. Vol 7.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS
23. Edisi 8. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gudono, Prof, Dr, Ak, M.B.A. 2012. Teori Organisasi. Edisi Kedua. Yogyakarta:
BPFE Yogyakarta.
Halim, Abdul. 2003. Auditing. Jilid Satu. Yogyakarta: UPP AA YKPN.
Hall, James. 2009. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 21. Buku Satu. Terjemahan
Amir Abadi Yusuf. Jakarta: Salemba Empat.
Hasibuan, Malayu, S, P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi.
Jakarta: Bumi Aksara.
Hery. 2013. Auditing (Pemeriksaan Akuntansi I). Cetakan Pertama. Jakarta:
CAPS.
Lumanaw, Kezia Rafika dan Jantje Tinangon. 2016. Evaluasi Penerapan Sistem
Informasi Akuntansi Penggajian untuk Pengendalian Intern pada PT. BPR
Danaku Mapan Lestari di Kota Bitung. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen,
Bisnis, dan Akuntansi. Vol 4 No 2.
Mulyadi. 2016. Sistem Akuntansi. Edisi Empat. Jakarta: Salemba Empat.
Mustikasari, Dhermawati Putri. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fraud
di Sektor Pemerintahan Kabupaten Batang. Accounting Analysis Journal,
ISSN: 2252-6765.
Nur Ratri Kusumastuti dan Wahyu Meiranto. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang
Berpengaruh terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi dengan
Perilaku Tidak Etis sebagai varial intervening. Journal of Accounting. Vol 1
No 1.
Pramudhita, Aditya. 2013. Analisis Fraud Di Sektor Pemerintahan Kota Salatiga.
Accounting Analysis Journal. Vol 2 No 1.
Rahmawati. 2006. Pengaruh Asimetri Informasi terhadap Praktek Manajemen
Laba pada Perusahaan Perbankan Publik yang Terdaftar di BEJ. Simposium
Nasional Akuntansi IX: Padang.
Rivai dan Ella Jauvani. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaan. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Indeks.
Romney, Marshall B. Dan Paul John Steinbart. 2016. Sistem Informasi Akuntansi.
Edisi ke-13. Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat.
Rr Rani M Triasmara dan Yane Devi Anna. 2014. Pengaruh Efektivitas
Pengendalian Intern, Kesesuaian Kompensasi, dan Asimetri Informasi
terhadap Kecenderungan Kecurangan pada PT Telekomunikasi Indonesia
Tbk. e-Proceding of management. Vol 1 No 3.
Setiawan, Made Dwi, I Made Adi Pradana Adiputra, dan Gede Adi Yuniarta.
2015. Pengaruh Sistem Pengendalian Intern, Asimetri Informasi, dan
Keadilan Organisasi terhadap Kecurangan (fraud). e-Journal S1 Universitas
Pendidikan Ganesha. Vol 3 No 1.
Shelby Defiany Alou, Venthe Ilat, dan Hendrik Gamaliel. 2017. Pengaruh
Kesesuaian Kompensasi, Moralitas Manajemen, dan Keefektifan
Pengendalian Internal terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Pada
Perusahaan Konstruksi di Manado. Jural Riset Akuntansi Going Concern.
Vol 12 No 1.
Smith, R., Sam Tiras, and Stan Vichitlekarn, 1997. The Interaction Between
Internal Control Assessment ang Substantive Testing in Audits for Fraud.
Working Paper, di download dari Social Science Research Network.
Sugiono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R&D. Bandung:
Alfabeta.
Tarigan, Laurensia Br. 2016. Pengaruh Moralitas Individu, Asimetri Informasi,
Efektivitas Pengendalian Internal, dan Ketaatan Aturan Akuntansi terhadap
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Riau. Vol 3 No 1.
Thoyibatun, Siti. 2012. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Perilaku Tidak
Etis dan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Serta Akibatnya terhadap
Kinerja Operasi. Jurnal Ekonomi dan Keuangan. Vol 16 No 2.
Veitzal dan Sagala, Juvani. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaan. Jakarta: Rajawali Pers.
Widjaja, Amin. 2013. Corporate Fraud dan Internal Control. Jakarta:
Harvarindo.
Wilopo. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kecenderungan
Kecurangan Akuntansi pada Perusahaan Publik dan Badan Usaha Milik
Negara di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi IX Padang.
Windy Aprilia Murty dan Gunasti Hundiwinarsih. 2012. Pengaruh Kompensasi,
Motivasi, dan Komitmen Organisasional terhadap Kinerja Karyawan Bagian
Akuntansi (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur di Surabaya). The
Indonesian Accounting Review. Vol 2 No 2.
Yuanita, Danke. 2012. Analisis Perancangan Sistem Informasi Akuntansi pada
Sikus Penggajian dalam Rangka Efektivitas Pengendalian Internal. Jurnal
Berkala Ilmiah Mahasiswa Akuntansi. Vol 1.
https://economy.okezone.com/topic/4662/pt-katarina-utama diakses pada tanggal
29 Maret 2018, pukul 19.30.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/2277114/skandal-terungkap-ceo-toshiba-
mundur diakses pada tanggal 29 Maret 2018, pukul 19.45.
Top Related