8/18/2019 Parkinson Disease.docx
1/23
Parkinson Disease (PD) merupakan suatu kelainan neurologi yang bersifat kronikprogresif,
ditandai dengan adanya kelainan dari segi fungsi motorik dannon-motorik dalam berbagai
derajat (kronik progresif movement disorder).(1,2)
Seara neuropatologi Parkinson disease ditandai ole! berkurangnya neuromelaninyang
mengandung neuron dopaminergik di substansia nigra pars kompakta,dengan terdapatnya
eosinofil, intraytoplasmik, inklusi protein, yang disebutsebagai "#e$y bodies%. Sel-sel yang
masi! ada akan tampak meniut danbervakuola.(2)
Dalam sejara! terda!ulu, Parkinson disease (PD) didefinisikan sebagai kelainan neurologi yang
diyakini lebi! mengenai fungsi motorik. &amun pada saat ini, sesuai dengan perkembangan ilmu
pengeta!uan, PD lebi! dikaitkan pada terdapatnyadefisit fungsi kognitif, dimana demensia
merupakan defisit kognitif yang palingsering dijumpai.(2)
'ingga saat ini diagnosis dari PD didasarkan pada kriteria klinik, karena belumadanya test
definitif dalam menegakkan diagnosis PD. esting tremor, bradikinesia, rigidity, dan postural
instability seara umum merupakan tanda-tandapokok dari PD dan merupakan suatu disfungsi
motorik.(1,2)
danya tanda*tandaspesifik tersebut diatas merupakan !al yang dapat membedakan PD
denganparkinsonian disorder (parkinsonism).(1)
+riteria klinik lain pada PD termasuk gejala motorik sekunder seperti !ypomimia, disartria,
disfagia, sialor!oea, mikrografia, s!uffling gait, festination, freeing.distonia, glabela refleks.
ejala non-motorik disfungsi otonom, defisit kognitif danneurobe!avioral, gangguan tidur,
abnormalitas dari fungsi sensorik sepertianosmia, parestesia dan nyeri.(1,2)
+etiadaan resting tremor, sikap/ara berjalan yang terganggu, instabilitas postural, demensia,
!alusinasi dan adanya gangguan fungsi otonom,oftalmoparesis, ata0iadan gejala atypial lainnya,
disertai respon ter!adap levodopa yang tidak baik dantidak memuaskan, memberi kesan
diagnosis lain diluar PD.(1)
Pengertian seara ermat, tepat dan luas dalam ter!adap manifestasi klinis PDmerupakan !al
yang mendasar dalam menegakkan diagnosis. utasi genetik atau variannya, abnormalitas dalam
8/18/2019 Parkinson Disease.docx
2/23
neuroimaging dan tes lainnya merupakanbiomarker potensial dalam mengembangkan diagnosis
dan mengidentifikasi resikoyang dialami pasien.(1)
edikasi yang ada saat ini, !anya mengobati gejala yang timbul dan gagal untuk meng!entikan
kematian sel-sel neuron dopaminergik. 'alangan terbesar dalam pengembangan terapi
neuroprotektif adala! keterbatasan dalam mema!ami proses penyakit yang berperan dalam
kematian neuron dopaminergik. Sementaraetiologi dari kematian neuron dopaminergik masi!
sukar untuk dipa!ami.+ombinasi dari kerentanan geneti dan faktor lingkungan, tampaknya
memiliki peranan yang penting.(2)
S3'
Pada ta!un 1415, dalam tulisannya yang berupa buku keil "n essay on t!e s!aking palsy%,
3ames Parkinson untuk pertama kalinya mendeskripsikan gejala*gejala klinik dari suatu sindrom,
yang pada nantinya sindrom tersebut dinamakansesuai dengan namanya sendiri. Pada saat itu
dia ber!asil mengidentifikasi 6 (enam) kasus, dimana 7 diantara kasus tersebut diperiksa sendiri
ole!nya, dan 7lainnya !anya melalui observasi di kota #ondon. 3ames Parkinson
sendirimenggunakan istila! "paralisis agitans%, yang ole! 8!arot pada abad ke 19menjulukinya
sebagai "maladie de Parkinson% atau "Parkinson:s Disease% (PD). 8!arot juga ber!asil
mengenali bentuk non-tremor dari PD dan seara benarmengemukakan ba!$a kelambanan
gerakan !arus dibedakan dari kelema!an atau "pengurangan kekuatan otot%.(1)
#ebi! dari 1;;ta!un kemudian (1919), setela! deskripsi yang dikemukakan ole! Parkinson,
sebelum diketa!ui ba!$a pasien dengan PD ke!ilangan sel-sel disubstansia nigra, dan 1
8/18/2019 Parkinson Disease.docx
3/23
genetik, akumulasiprotein dan fosforilasi protein, peningkatan stress oksidatif, disfungsi
mitokondria,inflamasi dan mekanisme patogenik lainnya tela! ber!asil diidentifikasi sebagai
faktor kontribusi dalam kematian sel dopaminergik dan non-dopaminergik dalam otak pasien
dengan PD.(1)
P?D?@#@?
Parkinson disease tersebar luas diseluru! dunia, dapat mengenai seluru! ras, baik pria maupun
$anita dalam perbandingan yang !ampir sama, dan keenderungan penyakit pada pria.
Prevalensi meningkat seara tajam pada kisaran usia 6= !ingga9; ta!un kurang lebi! ;,7A dari
seluru! populasi dan 7A manusia dengan usiadiatas 6= ta!un terkena Parkinson disease. =-1;A
pasien PD, memiliki gejala padausia kurang dari
8/18/2019 Parkinson Disease.docx
4/23
dapat diidentifikasi, diantaranya P+ 1,2, 6, 5 dan 4, dan lokus genetik tersebut memiliki dasar
pat!ogenesis penyakit.(7)
D?SE&S? ?B@+@&D? C +S+& @F?DB?G
>anyak fakta yang menyatakan tentang keberadaan disfungsi mitokondria dankerusakan
metabolism oksidatif dalam pat!ogenesis Parkinson disease. +eraunan PBP (1-met!yl,
8/18/2019 Parkinson Disease.docx
5/23
argument ini merupakan sala! satu penyebab penundaan pemakaian levodopa pada pasien
PD.Jalaupun bukti nyata dari berbagai penelitian mengenai efek toksik levodopa masi!
diperdebatkan dan obsevasi klinik ter!adap manusia tanpa PD, namun diberiterapi dengan
levodopa, tidak menampakkan timbulnya toksisitas.(7)
Pengembangan perobaan penyakit Parkinson melalui penggunaan PBP ter!adapmak!luk
primata meniptakan pandangan terbaru dalam suatu strategi terapi.Pada binatang perobaan
pada ak!irnya berkembang suatu sindroma Parkinsontipikal, yang ditandai dengan !ilangnya sel
dopaminergik di substansia nigra danditemukannya aktivitas spontan yang abnormal (gerakan
involunter abnormal) serta respon abnormal sensorimotor dari neuron di basal ganglia. Dasar
dari penelitiantersebut di!ubungkan ole! adanya defisiensi dopamine yang
menyebabkanpeningkatan aktivitas in!ibisi ter!adap K-aminobutyri aid (>)-
penggunaannya (>ergi) di nuleus basal ganglia, segment dalamglobus pallidus, dan pars
retikulata substansia nigra. Peningkatan aksi dari 2struktur terak!ir di atas setidaknya dapat
dibangkitkan melalui 2 mekanismepengurangan in!ibisi >ergik seara langsung berasal
dari striatum (nuleusaudatus dan putamen) dan eksitasi yang berlebi!an melalui mekanisme
tidaklangsung, yang terdiri dari 2 !ubungan neuron peng!ambat, pertama dari striatum ke
segmen e0terna globus pallidus dan kedua berasal dari segmen nuleus subtalamius. &uleus
subtalamius membangkitkan segment internal globus pallidus dan pars retikulata substansia
nigra melalui neurotransmitter glutamate.(7)
PB@E?S?@#@?
Pengembangan perobaan penyakit Parkinson melalui penggunaan PBP ter!adap mak!luk
primata meniptakan pandangan terbaru dalam suatu strategi terapi. Pada binatang perobaan
pada ak!irnya berkembang suatu sindroma Parkinson tipikal, yang ditandai dengan !ilangnya sel
dopaminergik di substansia nigra dan ditemukannya aktivitas spontan yang abnormal (gerakan
involunter abnormal) serta respon abnormal sensorimotor dari neuron di basal ganglia. Dasar
dari penelitiantersebut di!ubungkan ole! adanya defisiensi dopamine yang menyebabkan
peningkatan aktivitas in!ibisi ter!adap K-aminobutyri aid (>)-penggunaannya
(>ergi) di nuleus basal ganglia, segment dalam globus pallidus, dan pars retikulata
8/18/2019 Parkinson Disease.docx
6/23
substansia nigra. Peningkatan aksi dari 2 struktur terak!ir di atas setidaknya dapat dibangkitkan
melalui 2 mekanismepengurangan in!ibisi >ergik seara langsung berasal dari striatum
(nuleusaudatus dan putamen) dan eksitasi yang berlebi!an melalui mekanisme tidak langsung,
yang terdiri dari 2 !ubungan neuron peng!ambat, pertama dari striatum ke segmen e0terna
globus pallidus dan kedua berasal dari segmen nuleussubtalamius. &uleus subtalamius
membangkitkan segment internal globus pallidus dan pars retikulata substansia nigra melalui
neurotransmitter glutamate.(7)
Di striatum, output dari neuron >ergik bekerja seara langsung pada segmen internal globus
pallidus dan pars retikulata substansia nigra yang didominasi ole! reseptor dopamine D1.
Sedangkan reseptor D2 dopamin lebi! dominan padaoutput neuron >ergik di segmen
e0ternal globus pallidus. Dopamine memiliki efek yang berbeda ter!adap reseptor-reseptor ini
dan ole! karena itu, pada perangsangan neuron di daera! striatal, akan membangkitkan reseptor
D1(sumber dari jalur langsung striatopallidal) dan mengin!ibisi neuron denganreseptor D2
(sumber dari jalur tidak langsung striatopallidal). Dalam keadaan normal (non-defisiensi
dopamine) terdapat keseimbangan aktivitas antara jalur langsung dan jalur tidak langsung pada
internal segmen globus pallidus dan parsretikulata substansia nigra. Sedangkan pada defisiensi
dopamine (misalnya padakeraunan PBP dan penyakit Parkinson) menyebabkan overaktifitas
dalam jalurtidak langsung, dikarenakan peningkatan glutamatergik ke dalam segmen internal
globus pallidus dan pars retikulata substansia nigra serta mengurangi aktivitas in!ibisi ter!adap
jalur langsung >ergik, ba!kan lebi! jau! lagi, dapat meniadakan aktivitas in!ibisi pada
internal segmen globus pallidus dan parsretikulata substansia nigra. +arena struktur ini
menggunakan neurotransmitter > sebagai in!ibitor, maka kelebi!an output dari basal
ganglia akan menimbulkan peningkatan in!ibisi, lalu ba!kan dapat mematikan nuleus dari
t!alamus dan batang otak yang menerima aliran tersebut.(7)
?n!ibisi yang berlebi!an di t!alamus menimbulkan supresi ter!adap system motorik kortikal,
yang memungkinkan terjadinya akinesia, rigiditas dan tremor, sedangkan in!ibisi ter!adap
proyeksi desendens area lokomotor batang otak dapat menyebabkan abnormallitas gaya berjalan
dan postur tubu!. Study menggunakan positron-emission tomografi menunjukkan kebalikan dari
akinesia dengan obat-obatan dopaminergik yang di!ubungkan dengan peningkatan abnormal
aktifitas dari area korteks motorik dan premotorik. Studi ini menunjukkan ba!$a dopamine
8/18/2019 Parkinson Disease.docx
7/23
dapat mengurangi kelebi!an aliran in!ibisi dari nuleus basal ganglia. Bentu saja, terdapat
pengurangan gejala dengan pemberian reseptor dopamine agonis apomorp!ine (D1 dan D2)
dalam dosis terapi Parkinson pada primata yang diberi PBP dan pasien penyakit Parkinson.(7)
D?&@S?S C&?ESBS? +#?&?S
'ingga saat ini, terdapat beberapa skala penilaian untuk menilai dan mengevaluasiadanya
disfungsi motorik pada pasien penyakit Parkinson. &amun sebagian besardari skala penilaian
tersebut, tidak memiliki !asil yang valid dan tidak sepenu!nyadapat diperaya.(1)
Skala menurut 'oe!n dan La!r merupakan skala penilaian yang paling seringdigunakan untuk
menggambarkan progresifitas penyakit.Skala ini mempunyairange mulai stadium ; (tidak
tampak tanda-tanda penyakit) !ingga stadium = (tinggal di kursi roda "$!eel!air bound% atau
!anya bisa berbaring di tempat tidurdan memerlukan asisten untuk beraktivitas). PDS (B!e
nified Parkinson:sDisease ating Sale) sejau! ini merupakan skala terbaik yang
dikembangkanpenggunaannya untuk memperkirakan dan menilai gangguan dan keaatan
yangmungkin timbul.(1)
dapun gejala klinik yang sering timbul pada penyakit Parkinson, terdapat pada table 1 dan akan
didiskusikan kemudian.
>radikinesia(1,=)
>radikinesia berarti kelambanan dalam pergerakan dan merupakan manifestasi klinik penyakit
Parkinson yang karakteristik, meskipun bradikinesia juga dapatdijumpai pada penyakit lain,
termasuk depresi. >radikinesia merupakan !al yangpatognomonik, yang menunjukkan kerusakan
pada basal ganglia, yang meliputikesulitan dalam merenanakan dan menyelenggarakan gerakan,
memulai gerakandan kesulitan dalam melaksanakan gerakan seara simultan. anifestasi
a$alsering dia$ali dengan kelambanan dalam melakukan aktifitas se!ari-!ari (D#)
danperlambatan pergerakan serta respon time yang menurun. 'al ini termasukkesulitan dalam
melakukan gerak motorik !alus seperti membuka kaning baju,dan menggunakan perkakas.
anifestasi lain bradikinesia adala! !ilangnya pergerakan dan langka! spontan, air liur yang
menetes dikarenakan gangguanmenelan, monotoni dan !ipofonik disartria, ke!ilangan ekspresi
8/18/2019 Parkinson Disease.docx
8/23
$aja!(!ipomimia) dan penurunan kedipan mata, pengurangan ayunan tangan se!inggaara
berjalan tidak lagi melenggang. >radikinesia merupakan gejala dari penyakitParkinson yang
paling muda! untuk dikenali, dan mungkin terli!at jelas $alaupunbelum dilakukan pemeriksaan
neurologis. Pada bradikinesia juga dapat ditemukangejala tamba!an seperti gerakan epat,
berulang, pergerakan tangan bergantian(ketukan jari, menggenggan-genggam tangan, pronasi-
supinasi tangan). Sertaketukan tumit tidak !anya lambat tetapi juga amplitudo yang
melema!.Seperti !alnya yang tampak dalam gejala parkinsonian yang lain,
bradikinesiabergantung pada keadaan emosional pasien. Sebagai onto!, pasien yang
sedangdiam dan dalam keadaan tidak tertekan mungkin akan dapat melakukan suatupergerakan
yang epat seperti menangkap bola (atau mungkin dapat berlari jikaseseorang meneriakkan
"kebakaran%). Eenomena ini (kinesia parado0ia) menunjukkan ba!$a pasien dengan penyakit
Parkinson memiliki fungsi motorik yang utu! dan tidak terganggu, namun memiliki kesulitan
dalam memulai gerakantanpa penetus dari luar, seperti suara keras, musik keras, atau isyarat
visual yangmeminta penderita untuk melintasi rintangan. eskipun patofisiologi dari
bradikinesia masi! belum dapat digambarkan dengan baik, gejala ini tetap menjadi gejala utama
yang mengemukakan kaitan penyakit dengan tingkat defisiensi dopamine. 'al ini didukung
dengan dilakukannyaobservasi ter!adap penurunan jumla! neuron di substansia nigra pada
pasien usiatua dengan gejala parkinsonism yang ak!irnya di diagnosa sebagai
penyakitParkinson. Disamping itu, positron emission tomografi pada pasien dengan penyakit
Parkinson menunjukkan penurunan pengambilan E-fluorodopa di striatumdan aumbens-
audate komplek yang proporsional (berbanding lurus) denganderajat kepara!an
bradikinesia.Seara !ipotesa dikatakan ba!$a bradikinesia merupakan gangguan pada
aktifitasnormal korteks motorik yang disebabkan karena penurunan dopamine.Studi fungsional
neuroimaging juga memperli!atkan adanya gangguan penerimaan padasistem kortikal dan
subkortikal yang meregulasi parameter pergerakan (misalnyakeepatan).Sebaliknya, penerimaan
dari berbagai area premotor seperti ontrol visuomotor meningkat. Seara anatomi, defisit yang
terjadi berlokasi di putamendan globus pallidus, yang menyebabkan penurunan produksi tenaga
otot dalampermulaan gerakan. nalisis melalui elektromiografi menunjukkan ba!$a pasien
dengan bradikinesia tidak dapat menyediakan tenaga yang ukup untuk memulaisuatu gerakan
dan memperta!ankan keepatan gerakan tersebut. +arena pasiendengan penyakit Parkinson
8/18/2019 Parkinson Disease.docx
9/23
memiliki penurunan dalam aktifitas elektromiografi,maka mereka memerlukan penetus agonis
multipel untuk menyelesaikanserangkaian pergerakan.
Bremor(1,=)
Bremor saat istira!at "esting tremor% merupakan gejala tersering dan muda! dikenali pada
penyakit Parkinson.Bremor bersifat unilateral, dengan frekuensiantara < sampai 6 ', dan
!ampir selalu terdapat di e0tremitas distal. Bremorpada tangan digambarkan sebagai
gerakansupinasi-pronasi ("pill-rolling%) yangmenyebar dari satu tangan ke tangan yang lain.
esting tremor pada pasienpenyakit Parkinson juga dapat mengenai bibir, dagu, ra!ang dan
tungkai. &amun,tidak seperti tremor pada umumnya, tremor pada penyakit Parkinson jarang
mengenai le!er atau kepala dan suara. +arakteristik resting tremor adala!, tremor akan
meng!ilang ketika penderita melakukan gerakan, juga selama tidur.>eberapa pasien mengatakan
adanya "internal% tremor yang tidak dikaitkandengan tremor yang terli!at. Bremor pada penyakit
Parkinson dapat dibedakan dengan tremor lain melalui beberapa kriteria (table 2).>eberapa
pasien dengan penyakit Parkinson memiliki ri$ayat tremor postural,yang dapat diidentikkan
dengan tremor essential, selama beberapa ta!un ataudekade sebelum onset parkinsonian tremor
atau gejala lain penyakit Parkinson timbul.>eberapa pasien penyakit Parkinson juga memiliki
postural tremor yang dirasalebi! utama dan lebi! mengganggu dibandingkan resting tremor dan
mungkin merupakan manifestasi a$al penyakit. Parkinson dengan adanya postural tremor ("re-
emergent tremor%), berbeda dari tremor essential dimana tremor meng!ilangsetela! pasien
membentangkan tangannya dalam posisi !oriontal. +arena"re-emergent tremor% terjadi dalam
frekuensi yang sama seperti !alnya restingtremor, dan juga memiliki respon ter!adap terapi
dengan obat-obatandopaminergik, maka re-emergent tremor dapat dianggap sebagai varian
dariresting tremor. da beberapa petunjuk dalam mendiagnosa tremor essential padapasien
dengan penyakit Parkinson. Bermasuk didalamnya adala! anamnesamengenai lamanya tremor
terjadi, ri$ayat keluarga dengan tremor, tremor padaregion kepala dan suara, dan tremor yang
tidak ber!enti dengan dilakukannyapembentangan kedua tangan di depan tubu! ke ara!
!oriontal, ada tidaknya rasagemetar saat menulis dan memilin, juga adanya tremor yang
bertamba! dengankonsumsi alo!ol dan beta bloker.
Dalam perjalan penyakit Parkinson, keberadaan resting tremor bervariasi padasetiap pasien.
Dalam sala! satu studi, 'ug!es dan koleganya melaporkan ba!$a 69A pasien penyakit
8/18/2019 Parkinson Disease.docx
10/23
Parkinson memiliki resting tremor saat onset penyakit dan5=A pasien penyakit Parkinson baru
memiliki tremor pada perjalanan penyakit.Bremor juga dilaporkan tidak dijumpai pada 9A
pasien penyakit Parkinson ta!apkronik. Sedangkan dilaporkan ba!$a !anya 11A pasien
penyakit Parkinson yangsama sekali tidak memiliki tremor. Studi patologi klinik mengatakan
ba!$a terjadidegenerasi pada neuron didaera! otak tenga!, pada pasien penyakit
Parkinsondengan gejala tremor.
igidity
(1,=)
igiditas ditandai dengan adanya peningkatan ta!anan otot, biasanya disertai ole! adanya
"og$!ell p!enomenon% yang seara k!usus di!ubungkan dengan adanyatremor, terdapat
melalui pergerakan pasif e0tremitas baik fle0i, e0tensi atau rotasisendi. igiditas dapat terjadi di
tubu! bagian pro0imal maupun bagian distal. "Eoment:s maneuver% merupakan manuver yang
biasa digunakan untuk memeriksaadanya rigiditas. +eistime$aan manuver ini dapat mendeteksi
rigiditas yang masi!ringan.igiditas dapat disertai dengan nyeri, dan nyeri pada ba!u adala!
satu !al yang tersering yang merupakan manifestasi dini penyakit Parkinson. eskipun
seringkaliterjadi misdiagnosis, sebagai art!ritis, bursitis atau edera pada otot-otot rotatoruff.
Sebua! prospektif studi yang dilakukan pada 6;74 orang (usia rata-rata 64,=ta!un), dimana
tidak terdapat demensia ataupun gejalan Parkinsonism, ditemukanadanya kekakuan, tremor dan
ketidakseimbangan yang diasosiasikan denganpeningkatan resiko terjadinya penyakit Parkinson.
elalui penelitian denganko!ort, dengan follo$ up selama =,4 ta!un, ditegakkan diagnosis =6
kasuspenyakit Parkinson.
Ereeing(1,=)
Ereeing yang juga berarti motor blok, merupakan suatu bentuk akinesia (!ilang pergerakan)
dan merupakan gejala disabilitas paling penting pada penyakitParkinson. eskipun freeingmerupakan gejala klinik yang k!as, gejala ini tidakselalu terdapat pada pasien dengan PD.
ejala ini lebi! sering terdapat padalaki-laki dibandingkan pada $anita dan frekuensi lebi!
sedikit pada pasien dengangejala utama berupa tremor. Ereeing paling sering mengenai tungkai
saatberjalan, tetapi lengan dan kelopak mata juga dapat terkena. anifestasi klinikdapat terjadi
seara mendadak dan bersifat sementara (biasanya kurang dari 1;detik), se!ingga dapat terjadi
8/18/2019 Parkinson Disease.docx
11/23
kesulitan dalam berjalan. Dalam !al ini mungkin meliputi kesulitan untuk memulai berjalan atau
terjadi seara tiba-tiba saat sedangberjalan melintasi jalanan yang padat dan ramai. Ereeing
merupakan sebabtersering terjadinya trauma.pisode freeing tampak lebi! para! pada
fenomena "@EE%, yang managejala inidapat diredakan melalui terapi dengan levodopa. Eaktor
resiko berkembangnyafreeing termasuk ada tidaknya rigiditas, bradikinesia, instabilitas
postural danlamanya pasien tersebut mengidap penyakit Parkinson. Bremor yang terjadi
saatonset penyakit, di!ubungkan dengan peningkatan resiko terjadinya freeing.Ereeing yang
terdapat terutama pada fenomena "@&%, tidak selalu memberikanrespon dengan pemberian
obat-obat dopaminergik, tetapi pasien denganpemberian selefiline memiliki resiko yang lebi!
renda!. Penyuntikkan toksin>otulinum, $alaupun efektif untuk bermaam-maam gejala
Parkinsonian, sepertitremor, distonia dan sialorr!oea, namun seara konsisten masi! belum
efektifuntuk terapi ter!adap freeing.
bnormalitas otorik #ainnya(1,=)
Pasien dengan penyakit Parkinson mungkin menunjukkan beberapa gejala motorik sekunder,
yang dapat berpengaru! ter!adap kegiatan mereka saat di ruma!, kantor, ataupun saat
mengendarai mobil. +arena kerusakan pada lobus frontalyang meng!alangi terjadinya
mekanisme in!ibisi, beberapa pasien menunjukkan adanya refle0 primitive. Pada satu penelitian
pada pasien penyakit Parkinson,ditemukan 4;,=A dari
8/18/2019 Parkinson Disease.docx
12/23
mempunyai penekanan dan upaya yang kuat dalam meningkatkanvolume dan kualitas berbiara,
dan mungkin dapat meringankan gejala disartria. Disfagia biasanya disebabkan ole!
ketidakmampuan untuk memulai refle0 menelan atau disebabkan ole! pemanjangan pergerakan
laring maupun esop!agus. Disfagia sering kali merupakan gejala subklinik, terutama pada
fasea$al perjalanan penyakit. Penyakit Parkinson yang dikaitkan dengan adanya gejalaair liur
yang menetes merupakan manifestasi dari adanya penurunan dalam fungsimenelan.
>eberapa kelainan dalam neuro-op!talmologial mungkin dapat dijumpai padapasien dengan
penyakit Parkinson. Bermasuk di dalamnya, frekuensi kedipan mata,iritasi permukaan oular,
!alusinasi visual, blep!arospasm dan penurunan dayakonvergensi. Derajat abnormalitas dalam
neuro-op!talmologial, dikaitkan denganprogresifitas penyakit. Berapi dengan obat-obat
dopaminergik, seara umummeningkatkan peruba!an ini, namun dalam sala! satu penelitian
dikemukakanba!$a tidak terdapat perbedaan dalam kelainan neuro-op!talmologial
antaraperiode @& dan @EE pada pasien penyakit Parkinson. bnormalitas lain bidang neuro-
op!talmologial termasuk apra0ia dalam membuka mata, oulogyri risesdan keterbatasan
dalam memandang keatas.angguan respirasi pada pasien dengan penyakit Parkinson dapat
merupakansuatu kelainan yang restriktif maupun obstruktif. +omplikasi ini sangat
pentingdikaitkan dengan morbiditas dan mortalitas pneumonia merupakan faktor prediksidalam
mortalitas pasien yang membutu!kan pera$atan diruma!. angguanrespirasi bentuk obstruktif
mungkin dikaitkan dengan adanya rigiditas, art!rosisservikal atau pergerakan yang terbatas pada
le!er, sedangkan gangguan respirasibentuk restriktif mungkin dikaitkan dengan adanya rigiditas
pada dinding dada.ejala &on-motorik(1)
Disfungsi @tonom
+egagalan fungsi otonom saat ini merupakan gejala klinik penyakit Parkinson,meskipun seara
tipikal sering di!ubungkan dengan S. ejalanya antara lain!ipotensi ortostastik, disfungsi
dalam sekresi keringat, disfungsi proses miksi dandisfungsi ereksi.bnormalitas Eungsi +ognitif dan &eurobe!aviourangguan neuropsikiatrik dapat mengganggu sama !alnya seperti gejala
motorik.Studi yang dilakukan ole! Sydney ultienter of Parkinson Disease
menunjukkanba!$a 4
8/18/2019 Parkinson Disease.docx
13/23
kali lipat lebi! besar untuk terjadinya demensia dikemudian !ari.Penyakit Parkinson yang
di!ubungkan dengan terjadinya demensia jugadi!ubungkan komorbiditas neuropsikiatri.
Diantara =75 pasien, depresi (=4A),apatis (=
8/18/2019 Parkinson Disease.docx
14/23
angguan Parkinsonian dapat diklsifikasikan menjadi empat tipeN primary (idiopat!i)
parkinsonism, seondary (aIuired, symptomati) parkinsonism, !eredodegenerative
parkinsonism dan multiple system degeneration (parkinsonism plus syndromes). >eberapa gejala
klinik seperti tremor, gaya berjalan yang abnormal (seperti, freeing), instabilitas postural,
gejala-gejala piramidal lain yang responsive dengan pemberian levodopa, dapat digunakan
sebagai pembeda penyakit Parkinson dengan gangguan parkinsonian lainnya. eskipun adanya
perbedaan kepadatan reseptor dopamine postsinaptik pada pasien dengan penyakit Parkinson
atau gangguan atypial Parkinsonian lainnya tela! dikemukakan sebagai penjelasan ter!adap
lema!nya respon ter!adap pengobatan dengan levodopa, !al ini bukan merupakan satu-satunya
penjelasan. >aru-baru ini positron emission tomografi menunjukkan adanya preservasi relatif
reseptor dopamine pada PSP, yang diduga memiliki peranan ter!adap penurunan respon terapi
dengan levodopa. #ebi! jau! lagi, pasien dengan S pada a$alnya memiliki respon yang
sempurna, namun kemudian terjadi orofaial diskinesia dan !ilangnya kemanjuran
antiparkinsonian terkait dengan pemberian levodopa. eskipun adanya perbaikan dengan
levodopa diduga kuat sebagai penyakit Parkinson, namun tidak berarti !al ini dapat sepenu!nya
membedakan penyakit Parkinson dari penyakit parkinsonian lainnya. 'asil penelitian
menunjukkan ba!$a55A pasien yang memiliki respon sempurna ter!adap terapi dengan
levodopa, seara patologik merupakan pasien dengan penyakit Parkinson. ?njeksi subkutan
apomorfin tela! digunakan untuk membedakan penyakit Parkinson dengan gangguan
parkinsonian lainnya namun bagaimanapun test ini tidakla! lebi! unggul dibandingkan uji
levodopa dan memiliki kontribusi yang keil dalam evaluasi diagnosti. Be!nik neuroimaging
juga dapat berguna dalam mendiagnosis penyakit Parkinson. Seperti ?, O14E-fluorodopa
positron emission tomografi, O118-ealopride imaging of dopamine D2 reeptors dan single
p!oton emission omputed tomografi dari striatal dopamine re-uptake. Satu penelitian
mengungkapkan ba!$a sonografi parenkim otak mungkin memiliki spesifikasi yang tinggi
dalam membedakan penyakit Parkinson dengan atypial parkinsonism $alau bagaimanapun,
!ypere!ogeniity yang abnormal dapat ditemukan tidak !anya pada penyakit Parkinson,
melainkan juga pada tremor essential.
+riteria Diagnostik ole! + Parkinson:s Disease Soiety >rain >ank(1)
Step 1
8/18/2019 Parkinson Disease.docx
15/23
>radikinesia
Setidaknya 1 dari riteria di ba$a! ini N
igiditas
esting tremor
8/18/2019 Parkinson Disease.docx
16/23
esting tremor
>radikinesia
igiditas
@nset asimetris
roup > (+riteria diagnosis alternative)
anifestasi klinis yang tidak biasa di a$al penyakit
?nstabilitas postural dalam 7 ta!un pertama setela! timbulnya gejala
Ereeing fenomena dalam 7 ta!un pertama
'alusinasi yang tidak terkait dengan pengobatan dalam 7 ta!un pertama
Demensia yang menda!ului gejala motorik atau terdapat pada ta!un pertama
Supranulear gae palsy
Disautomonia simptomatik yang tidak terkait medikasi
danya kondisi yang dapat menimbulkan gejala parkinsonism (lesi otak fokal atau
penggunaan obat-obatab neuroleptika dalam 6 bulan terak!ir)
+riteria definitive penyakit Parkinson
Seluru! kriteria yang menunjang Parkinson tela! dijumpai
+onfirmasi !istopatologi saat dilakukannya otopsi
+riteria "probable% penyakit Parkinson
Ditemukan setidaknya 7 dari < kriteria grup
Bidak terdapat sala! satu riteria dalam grup >
espons ter!adap levodopa ataupun dopamine agonis yang lamban
8/18/2019 Parkinson Disease.docx
17/23
+riteria "possible% penyakit Parkinson
Setidaknya 2 dari < kriteria grup dijumpai
Bidak terdapat sala! satu riteria dalam grup >
espons ter!adap levodopa ataupun dopamine agonis yang sangat lamban
P&B#+S&&
Penatalaksanaan &on-Earmakologis
Dukungan dan edukasi merupakan !al sangat kritis saat seorang pasien
didiagnosia sebagai penderita penyakit Parkinson. Pasien !arus mengerti ba!$a
penyakit Parkinson merupakan penyakit kronik progresif, dengan tingkat
progresifitas yang berbeda-beda pada setiap orang, dan tela! banyak pendekatan
yang dilakukan untuk memperingan gejala. danya group pendukung yang
berisikan pasien penderita Parkinson ta!ap lanjut, akan lebi! membantu penderita
yang baru saja didiagnosa sebagai penderita penyakit Parkinson. Pasien !arus
diberikan nase!at mengenai lati!an, termasul stret!ing, strengt!ening, fitness
kardiovaskular, dan lati!an keseimbangan, $alaupun !anya dalam $aktu singkat.
Studi jangka pendek menyatakan ba!$a !al ini dapat meningkatkan kemampuan
penderita dalam melakukan aktifitas se!ari-!ari, keepatan berjalan dan
keseimbangan.
(=)
Penatalaksanaan Earmakologis
Dengan ditegakkannya diagnosis penyakit Parkinson, tidakla! semata-mata
8/18/2019 Parkinson Disease.docx
18/23
memulai terapi dengan pemberian obat-obatan. Berapi farmakologis dibenarkan
jika pasien tela! merasa terganggu dengan gejala-gejala yang ada, atau jika mulai
timbul keaatan keinginan dan pili!an pasien merupakan !al yang mendasar
dalam membuat keputusan untuk dimulainya terapi farmakologis.
(=)
3ika pasien membutu!kan terapi untuk mengatasi gejala motorik, maka obat paling
tepat yang digunakan untuk memulai terapi adala! levodopa, agonis dopamine,
antikolinergik, amantadine dan selektif monoamine o0idase > (@->) in!ibitors.
+euali untuk dilakukannya perbandingan pada individu dengan pemakaian agonis
dopamine dan levodopa, dalam !al ini tidak terdapat perbedaan yang kuat
mengenai keunggulan 2 obat tersebut, namun pengalaman seara klinik
menunjukkan ba!$a obat-obat dopaminergik lebi! poten dibandingkan
antikolinergik, amantadine dan selektif monoamine o0idase > (@->) in!ibitors.
Dengan adanya alasan inila! obat-obat dopaminergik digunakan sebagai terapi
inisial. uidelines dari "t!e merian ademy of &eurology% dan evidene-based
menurut "ovement Disorder Soiety% menyatakan ba!$a terapi inisial dengan
menggunakan levodopa atau agonis dopamine, memiliki alasan yang dapat
diterima.
(=)
#evodopa
#evodopa merupakan preursor dopamine, diyakini merupakan obat
8/18/2019 Parkinson Disease.docx
19/23
antiparkinsonian yang paling efektif. Dalam perobaan yang membandingkan
efektifitas levodopa dan agonis domain, yang dilakukan seara random,
menunjukkan peningkatan D# dan motorik sebanyak anyak alasan yang mendasari terjadinya kegagalan terapi dengan menggunakan
levodopa, termasuk di dalamnya penggunaan yang tidak sesuai inde0 respons
seperti tremor, dosis yang tidak adekuat, durasi terapi yang tidak adekuat, dan
interaksi obat (mis penggunaan levodopa bersamaan dengan metolopramide,
atau risperidone). Perobaan dengan levodopa !arus digunakan selama 7 bulan,
dengan peningkatan dosis berta!ap, setidaknya 1;;; mg per !ari (bentuk
immediate-release) atau sampai dosis limitasi yang menampakkan efek merugikan
sebelum pasien tidak memiliki respon lagi ter!adap pengobatan dengan levodopa.
+arena kegagalan terapi ter!adap dosis terapi levodopa !anya diapai sebanyak
kurang dari 1;A pasien yang seara patologi terbukti menderita penyakit
8/18/2019 Parkinson Disease.docx
20/23
Parkinson, maka kegagalan yang timbul diduga merupakan suatu kemungkinan
dari adanya kerusakan lain yang mengindikasikan tidak adanya terapi farmakologis
ataupun terapi pembeda!an yang menguntungkan.
(=)
gonis Dopamin
eskipun agonis dopamine kurang efektif dibandingkan dengan levodopa,
obat-obatan ini merupakan obat first-line alternative dalam terapi penyakit
Parkinson. >ermaam-maam agonis dopamine memiliki efektifitas yang !ampir
mirip. Sala! satu keuntungan yang potensial dari obat ini dibandingkan dengan
levodopa iala! renda!nya resiko untuk terjadinya diskinesia dan fluktuasi fungsi
motorik sebagai efek terapi, dalam 1 !ingga = ta!un pengobatan, k!ususnya pada
pasien yang mendapatkan agonis dopamine sebagai pengobatan tunggal. &amun
bagaimanapun, sering dibutu!kan penggunaan kombinasi dari agonis dopamine
dan levodopa selama beberapa ta!un setela! diagnosis ditegakkan, untuk
mengontrol gejala-gejala lanjutan. gonis dopamine di!indari pemakaiannya pada
pasien dengan demensia, karena keenderungan obat ini dalam menimbulkan
!alusinasi.
(=)
@bat-obat agonis dopamine yang lama dikenal, seperti bromokriptine dan
pergolide, merupakan derivate ergot yang jarang menimbulkan fibrosis
retroperitoneal, pleural dan periardial. >aru-baru ini dilaporkan mengenai
8/18/2019 Parkinson Disease.docx
21/23
!ubungan antara penggunaan pergolide dengan terjadinya penebalan dan
disfungsi katup-katup jantung. 'asil e!oardiografi pada pasien dengan
penggunaan pergolide jangka panjang menunjukkan adanya penyakit restriktif
valvular dengan resiko 2 sampai < kali lipat lebi! besar dibandingkan pasien
penyakit Parkinson yang tidak mendapat terapi dengan pergolide. Dengan adanya
peristi$a ini, agonis dopamine tidak diberikan yang berasal dari derivate ergot
seperti pramipe0ole dan ropinirole.
(=)
@bat-obatan #ainnya
Seara umum, antikolinergik tidak digunakan sebagai pengobatan dalam penyakit
Parkinson, dikarenakan efeknya yang merugikan. &amun begitu, obat-obatan
golongan ini kadang ditamba!kan jika gejala tremor dirasa sangat mengganggu
dan tidak responsive dengan pengobatan lain, meskipun sesunggu!nya, fakta di
lapangan menunjukkan kekurang-efektifan obat ini dalam mengurangi tremor.
@bat golongan antikolinergik merupakan kontraindikasi pada pasien dengan
demensia dan biasanya di!indari penggunaannya pada pasien yang berusia lebi!
dari 5; ta!un. @ in!ibitor dan amantadine memiliki beberapa efek yang
merugikan dan membutu!kan peningkatan titrasi sedikit demi sedikit untuk
menapai dosis terapetik. &amun +aren efek dari obat-obatan ini enderung
lema!, maka obat ini tidak digunakan sebagai obat tunggal dalam pengobatan.
(=)
8/18/2019 Parkinson Disease.docx
22/23
Berapi Pembeda!an
B!alamotomy dan t!alami stimulation*deep brains timulation (D>S) dengan
implantasi elektoda* dapat merupakan terapi yang mujarab dalam mengatasi
tremor pada penyakit Parkinson, ketika suda! tidak ada lagi respon dengan
pengobatan non-surgikal. Pallidotomy, pallidal deep brain stimulation dapat
mengatasi gejala-gejala penyakit Parkinson pada pasien yang responnya ter!adap
medikasi antiparkinsonism mengalami komplikasi dengan adanya fluktuasi fungsi
motorik yang memburuk dan diskinesia. +arena indikasi dari terapi surgial pada
ta!ap dini penyakit tidak ditemui dank arena tindakan yang ukup beresiko serta
membutu!kan biaya yang ma!al, maka terapi pembeda!an ini tidak mempunyai
peran pada a$al penyakit Parkinson.
(=)
Berapi &europrotektif
Saat ini, belum ditemukan bukti yang mendukung ba!$a pemberian neuroprotektif
sebagai terapi memiliki efektifitas. &amun begitu, perobaan klinik menyatakan
ba!$a selektif @-> in!ibitor, agonis dopamine dan oenyme Q1; mungkin
dapat memperlambat progresivitas penyakit. asi! banyak data yang dibutu!kan
untuk menjelaskan efektifitas neuroprotektif dalam terapi penyakit Parkinson.
(=)
Daftar Pustaka
1. 3ankovi 3. Parkinson:s diseaseN linial featutes and diagnosis. 3 &eurol
8/18/2019 Parkinson Disease.docx
23/23
&eurosurg Psy!iatry 2;;4 59N764-756.
2. B!omas >, >eal Elint . Parkinson:s disease. 'uman oleular enetis, 2;;5,
Gol. 16, evie$ ?ssue 2.
7. Sidero$f , Stern . pdate on Parkinson Disease. nnals of ?nternal ediine,
2;;7vol. 174N 6=1-9
Top Related