BETON SERAT MUTU TINGGI
“Innovation for Sustainable High Strength Concrete “
ADI SAPUTRA HENDRI L 0706265970
DAVID SILITONGA 0706266185
MULIADI HALIM WIJAYA 0706266675
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2010
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
I.1. Latar Belakang ........................................................................................... 1
I.2. Tujuan Rancangan Betonz ......................................................................... 2
I.3. Target Kuat Tekan Beton ........................................................................... 2
I.4. Standar Pengujian ...................................................................................... 2
I.5. Sistematika Laporan................................................................................... 3
BAB II PEMILIHAN MATERIAL............................................................................. 4
II.1. Agregat Halus (Pasir Galunggung) ............................................................. 4
II.2. Agregat Kasar (Batu Kali Pecah) ............................................................... 5
II.3. Portland Composite Cement (PCC) ............................................................ 6
II.4. Admixtures ................................................................................................ 6
II.5. Additive ..................................................................................................... 6
BAB III MIX DESIGN ............................................................................................... 9
III.1. Pengertian .................................................................................................. 9
III.2. Perbandingan Campuran. ......................................................................... 10
III.3. Perancangan Campuran Beton ................................................................. 12
III.4. Perencanaan dan Perhitungan Campuran Beton Silinder .......................... 12
BAB IV URAIAN HASIL UJI ................................................................................. 19
IV.1. Perhitungan Berat Jenis Agregat Kasar dan Agregat Halus ....................... 19
IV.2. Alat dan Bahan ........................................................................................ 20
IV.3. Prosedur................................................................................................... 21
4.4. Kuat Tekan Beton .................................................................................... 22
4.5. Uraian Hasil Uji Tekan ............................................................................ 23
ii
BAB V RINCIAN BIAYA ....................................................................................... 25
V.1. Harga Pemakaian ..................................................................................... 25
V.2. Harga per m3 ............................................................................................ 25
BAB VI KESIMPULAN .......................................................................................... 26
VI.1. Kesimpulan .............................................................................................. 26
VI.2. Referensi ................................................................................................. 26
LAMPIRAN ............................................................................................................. 27
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Karakteristik Serat Nylon .......................................................................................... 9
Tabel 2 Volume of Coarse Agregate per Unit Volume of PCC (ACI, 2000) ......................... 15
Tabel 3 Approximate Mixing Water and Air Content Requirements (ACI,2000) .................. 15
Tabel 4 Komposisi Material yang digunakan ........................................................................ 17
Tabel 5 Komposisi Material Terkoreksi ................................................................................ 18
Tabel 6 Hasil Uji Tekan Beton ............................................................................................. 23
Tabel 7 Hasil Perhitungan Uji Tekan Beton Umur 28hari ..................................................... 23
Tabel 8 Rincian Harga Pemakaian Material .......................................................................... 25
Tabel 9 Rincian Harga Pemakaian Material per m3 ............................................................... 25
iv
ABSTRAK
Peningkatan kekuatan beton adalah salah satu faktor utama yang diharapkan pada teknologi beton. Sifat beton
akan mengalami penurunan kekuatan akibat adanya bahan tambah semen, agregat, dan adanya pori-pori.
Pengurangan factor air semen (water cement ratio) dan penambahan admixture pozzolanic seperti
silicafume(Si02) sering digunakan untuk memodifikasikomposisi beton dan mengurangi pori-pori. Pengurangan
faktor air semen mengakibatkan menurunnya porositas beton dan pori-pori, namun kelecakan beton juga akan
berkurang sehingga sulit dikerjakan. Agar mudah dikerjakan maka perlu digunakan superplastiscizer.
Superplastiscizer yang digunakan sebesar 1,2% , silica fume sebesar 10%, dan fly ash 10%
Kata kunci : Beton mutu tinggi, kuat tekan, kelecakan, superplastiscizer, dan silica fume.
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Lataar Belakang
Perkembangan zaman mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) yang semakin maju dan semakin canggih, membuat teknologi beton
mempunyai potensi yang lebih luas dalam bidang kontruksi bangunan. Hal ini
menyebabakan beton banyak digunakan untuk konstruksi bangunan gedung, rumah, jalan
raya, jalan kereta api, lapangan terbang, pelabuhan, jembatan, bangunan air, terowongan,
bangunan lepas pantai, kapal, dan lain-lain. Beton merupakan bahan yang dominan
karena memiliki durability dan workability yang baik. Serta mudah diproduksi secara
lokal dan bentuknya kaku (rigid).
Dalam konstruksi suatu bangunan, dibutuhkan beton yang bermutu tinggi dimana
memiliki kuat tekan yang tinggi dan dengan kreasi seorang teknik sipil, beton bisa dibuat
bernilai ekonomis dan bermutu tinggi serta ramah lingkungan. Namun sejak dua dekade
terakhir ini, setelah berhasil dikembangkannya berbagai jenis tambahan atau admixtures
dan additives untuk campuran beton, terutama water reducer atau plasticizer dan
superplastiscizer, maka telah terjadi kemajuan yang sangat pesat pada teknologi beton,
dengan berhasil memproduksi beton mutu tinggi bahkan sangat tinggi, dan yang pada
akhirnya juga telah memperbaiki dan meningkatkan hampir semua kinerja beton menjadi
suatu material modern yang berkinerja tinngi.
Dengan adanya Lomba Beton Semen Tiga Roda yang di selenggarakan oleh PT.
INDOCEMENT PRAKARSA, Tbk yang bertemakan “Innovation for Sustainable
High Strength Concrete “ini , kami sebagai mahasiswa jurusan teknik sipil mencoba
untuk berkreasi dalam pembuatan beton, yaitu dengan berkreasi dalam pemilihan agregat
dimana agregat merupakan komponen penting dalam pembuatan beton. Dan kami
berharap bisa berperan aktif dalam memajukan dan mengembangkan teknologi beton di
bidang teknik sipil secara umum.
2
I.2 Tujuan Rancangan Beton
Perencanaan campuran beton ini bertujuan untuk menghasilkan beton dengan
sebaik-baiknya, dimana memiliki kriteria sebagai berikut :
Kuat tekan tinggi (compressive strength)
Biaya produksi ekonomis
Bersifat inovasi dalam pemilihan bahan
Ramah Lingkungan
I.3 Target Kuat Tekan Beton
Kekuatan tekan beton yang ditargetkan dalam pembuatan ini adalah beton dengan
kuat tekan sebesar 75 N/mm2 pada beton berumur 28 hari sesuai dengan struktur
bangunan yang akan di bangun.
Struktur bangunan ini meliputi pengerjaan kolom, balok, plat dan dinding. Maka
slump ditentukan sebesar 30 - 60 mm diharapkan telah dapat memenuhi workability yang
ideal. Tetapi meski demikian kekuatan tekan beton juga masih dipengaruhi oleh antara
lain :
Faktor air semen, (Water cement ratio)
Umur beton
Jenis semen yang digunakan
Sifat agregat
Admixture
I.4 Standar Pengujian
Untuk dapat dinyatakan benar hasilnya, pengujian di laboratorium harus dilakukan
sesuai dengan standar tertentu. Sehubungan dengan itu, standar pengujian yang dipakai
pada pembuatan ini adalah :
ASTM C33 : Standard Spesification or Concrete Aggregates
ASTM C40 : Test for Organic Impurites in Sand for Concrete
ASTM C29 : Test for Unit Weight and Voids aggregates
ASTM C127 : Test for Specific Gravity and Absorption of Coarse Aggregates
ASTM C128 : Test for Specific Gravity and Absorption of Fine Aggregates
ASTM C136 : Test for Sieve Analysis of Fine & Coarse Aggregates
ASTM C129 : Making & Curing Concrete Test Spesimens in the Laboratory
ASTM C39 : Test for Compressive Strength of Silinder Concrete Spesimens
3
BS 882 : Grading Limits for Fine Aggregrate
SK SNI 03-2834-2000 : Tata Cara Pembuatan Campuran Beton Normal
I.5 Sistematika Laporan
Sistematika laporan bertujuan untuk mempermudah pengertian kearah pemahaman
penulis laporan sesuai dengan tujuan dan ruang lingkup, maka uraian penulisan ini
disusun sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMILIHAN MATERIAL
BAB III MIX DESIGN
BAB IV URAIAN HASIL UJI
BAB V RINCIAN BIAYA
BAB VI KESIMPULAN
4
BAB II
PEMILIHAN MATERIAL
Dalam pembuatan beton diperlukan material-material seperti semen, air, agregat
kasar, agregat halus, dan admixture dalam pencampurannya agar dapat menghasilkan beton
dengan mutu yang tinggi tetapi ekonomis. Sekarang ini, dengan adanya isi lingkungan sedang
semaraknya maka dalam pembuatan beton sebisa mungkin memanfaatkan limbah yang ada
agar dapat mengurangi dampak negatif pada isu lingkungan. Dari limbah-limbah yang ada
dapat kita olah menjadi bahan bangunan yang sangat berguna. Adapun material yang dipilih
antara lain:
II.1. Aggregat Halus (Pasir Galunggung)
Karakteristik kualitas aggregat halus yang digunakan sebagai komponen struktural
beton memegang peranan penting dalam menentukan karakteristik kualitas struktur beton
yang dihasilkan, sebab aggregat halus mengisi sebagian besar volume beton. Dengan
jumlah sumber daya yang kuantitasnya cukup besar maka dipilih pasir Galunggung. Pasir
Galunggung merupakan pasir hasil letusan gunung Galunggung (Tasikmalaya, Jawa
Timur). Namun secara kualitas pasir itu cukup baik. Ciri-ciri agregat halus yang baik
adalah bentuknya tidak bulat agar bisa saling mengunci (interlocking) antar butiran yang
akan mempengaruhi kekuatan (strength) dan ketahanan (durability) beton. Selain itu
perlu diteliti kandungan mineral apa saja yang terkandung dalam pasir tersebut.
Gambar 1 Pasir Galunggung
5
II.2. Aggregat Kasar (Batu Kali Pecah)
Karakteristik kualitas agregat kasar yang digunakan menentukan kekuatan tekan dari
beton. Batu kali pecah dipilih menjadi agregat kasar dalam pembuatan benda uji
dikarenakan memiliki bentuk yang kubikal dan tajam dan porositasnya rendah. Adapun
syarat-syarat agregat kasar yang dapat menghasilkan beton mutu tinggi antara lain:
a. Porositas rendah.
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa porositan rendah akan menghasilkan
suatu adukan yang seragam (uniform), dalam arti mempunyai keteraturan atau
keseragaman yang baik pada mutu (kuat tekan) maupun nilai slumpnya. Akan sangat
baik bila bisa digunakan agregat kasar dengan tingkat penyerapan air (water absorption)
yang kurang dari 1 %. Bila tidak, hal ini bisa menimbulkan kesulitan dalam mengontrol
kadar air total pada beton segar, dan bisa mengakibatkan kekurang teraturan
(irregularity) dan deviasi yang besar pada mutu dan dan nilai slump beton yang
dihasilkan. Karenanya, sensor kadar air secara ketat pada setiap grup agregat yang akan
dipakai merupakan suatu tahapan yang mutlak perlu dikerjakan.
b. Bentuk fisik agregat.
Dari beberapa penelitian menunjukan bahwa batu pecah dengan bentuk kubikal
dan tajam ternyata menghasilkan mutu beton yang lebih baik dibandingkan dengan
menggunakan kerikil bulat (Larrard, 1990). Hal ini tidak lain adalah karena bentuk
kubikal dan tajam bisa memberikan daya lekat mekanik yang lebih baik antara batuan
dengan mortar.
c. Ukuran maksimum agregat.
Dari beberapa penelitian menunjukan bahwa pemakaian agregat yang lebih kecil
(< 15 mm) bisa menghasilkan mutu beton yang lebih tinggi (Larrard, 1990). Namun
pemakaian agregat kasar dengan ukuran maksimum 25 mm masih menunjukan tingkat
keberhasilan yang baik dalam produksi beton mutu tinggi.
d. Bersih dan kuat tekan hancur yang tinggi.
e. Gradasi yang baik dan teratur (diambil dari sumber yang sama).
6
II.3. Portland Composite Cement (PCC)
Indonesian Standard : SNI 15-7064-2004
PCC (Portland Composite Cement) digunakan untuk bangunan-bangunan pada
umumnya, sama dengan penggunaan Semen Portland Jenis I dengan kuat tekan yang
sama. PCC mempunyai panas hidrasi yang lebih rendah selama proses pendinginan
dibandingkan dengan Semen Portland Jenis I, sehingga pengerjaannya akan lebih mudah
dan menghasilkan permukaan beton/plester yang lebih rapat dan lebih halus.
II.4. Admixtures
Admixture yang ditambahkan agar proses workability lebih mudah digunakan
Superplasticizer (Viscocrete 10 ex PT.Sika Nusa Pratama). Superplasticizer atau high
range water reducer dalam hal ini mutlak diperlukan karena kondisi fas yang umumnya
sangat rendah pada beton mutu tinggi atau sangat tinggi, untuk bias mengontrol dan
menghasilkan nilai slump yang optimal pada beton segar (workable), sehingga bisa
dihasilkan kinerja pengecoran beton yang baik. Namun dalam segala hal, penggunaan
Superplasticizer perlu sesuai dengan standard ASTM-C 494-81 tipe F. Ketepatan dosis
penambahan Superplasticizer umumnya perlu dibuktikan dengan membuat campuran
percobaan (trial mixes) dengan beberapa variasi dosis penambahan Superplasticizer
hingga mendapatkan hasil yang optimum dalam memenuhi syarat kelecakan yang
direncanakan. Hasil penelitian penggunaan Superplasticizer (dalam hal ini digunaka
sikamen-163, produk PT. Sika Nusa Pratama), menunjukan peningkatan nilai slump yang
memuaskan pada fas yang rendah (fas = 0,28 dan nilai slump awal = 1,5 cm)
II.5. Additive
Adapun bahan-bahan additive yang digunakan dalam pembuatan beton antara lain:
II.5.1. Fly Ash (Abu Terbang)
Pemakaian abu terbang sebagai bahan subtitusi didasarkan atas beberapa alasan.
Abu terbang merupakan limbah industri dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
dan limbah bahan bakar mesin-mesin pabrik. Indonesia memiliki dua PLTU dengan
bahan bakar batubara yang setiap tahunnya menghasilkan banyak sekali limbah abu
terbang. Untuk material yang dipakai dalam pembuatan beton ini digunakan fly ash dari
Paiton kelas F. Melihat begitu banyaknya limbah yang dihasilkan, maka masalah yang
7
timbul adalah bagaimana memanfaatkan limbah tersebut agar tidak mencemari
lingkungan dan bila perlu limbah tersebut menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis.
Reaksi fisi yang menandakan adanya unsur uranium dalam fly ash D Pemanfaatan fly
ash. Sekarang banyak sekali pemanfaatan dari fly ash ini, mulai dari pengisi filler dalam
LASTON, pembuatan batako, stabilisasi tanah dan additive beton. Reaksi C3S dan C2S
dalam beton akan menghasilkan kapur sisa (Ca(OH)2), maka silikat akan mengikat sisa
kapur ini dan akan bereaksi dengan air sehingga menjadi senyawa kalsium silikat hidrat
(CSH). Pencampurannya dalam beton bisa bervariasi tergantung mutu beton yang
dibutuhkan.
II.5.2. Silica Fume
Silicafume dipilih menjadi bahan adiktif agar mengurangi penggunaan semen.
Silicafume atau disebut juga mikrosilika merupakan limbah yang memiliki kandungan
silica (SiO2) mencapai 85-95% Ukuran butiran silika yang sangat halus bcrkisar 0,1-1
µm. lebih kecil dibandingkan butiran semen yang bekisar 5-50 µm. Tujuan ditambahkan
ke pencampuran pembuatan beton, akan mengisi rongga-rongga(filler) di antara butiran
semen sehingga beton akan menjadi lebih kompak dan padat. Standar spesifikasi untuk
silica fume yang digunakan dalam campuran semen adalah ASTM C1240.
Selain itu, mikrosilika akan bereaksi dengan C3S dan C2S dalam semen dan
menghasilkan gel CSH-2 yang akan membentuk suatu ikatan gel yang kuat dan padat di
di dalam beton. Selanjutnya, reduksi kalsium hidroksida (CaOH) oleh Si02 akan
mengurangi unsur pembentuk ettringite sehiogga mengurangi sensitivitas beton terhadap
serangan sulfat. Karenanya, beton tidak mudah ditembus air serta tidak mudah
mengalami korosi. Penggunakan silicafume pada beton biasa digunakan dalam
konstruksi bangunan di daerah pesisir dan di daerah yang memiliki kelembaban tinggi.
Dengan memanfaatkan limbah ini dapat mengurangi isu lingkungan dan membuat beton
mutu tinggi.
8
II.5.3. Benang Nylon
Nylon merupakan suatu keluarga polimer sintetik. Nylon dibuat dari rangkaian
unit yang ditautkan dengan ikatan peptida (ikatan amida) dan sering diistilahkan dengan
poliamida (PA). Nylon merupakan serat sintetis yang memiliki kuat tarik yang sangat
baik. Nylon yang ditambahkan ke dalam campuran pembuatan beton berfungsi sebagai
tulangan mikro yang melindungi beton dari keretakan, meningkatkan kuat tarik dan
lentur secara tak langsung. Serat (nylon) ini juga meningkatkan kekuatan tekan dan
daktilitas beton, meningkatkan kekedapan beton, serta meningkatkan daya tahan beton
terhadap beban bertulang dan beban kejut. Sistem tulangan mikro yang terbuat dari serat-
serat ini bekerja berdasarkan prinsip-prinsip mekanis, yaitu berdasar pada ikatan (bond)
anatar serat dan beton, bukan secara kimiawi..Oleh karenanya, material komposit beton
berserat akan menjadi bahan yang tak mudah retak. Proses kimiawi dalam beton tidak
akan mempengaruhi serat dan pengerasan beton baik jangka pendek maupun jangka
panjang.
Meningkatkan kuat tarik dan lentur, meningkatkan daktilitas dan kemampuan
menyerap energi saat berdeformasi, mcngurangi retak akibat susut beton, meningkatkan
ketahanan fatigue (beban berulang) dan meningkatkan ketahanan impact (beban
tumbukan) merupakan beberapa keunggulan beton berserat.
Sekarang ini banyak sekali nylon-nylon bekas yang tidak terpakai yang dibuang
perusahaan tekstil dan di area pemancingan. Untuk nylon yang digunakan merupakan
limbah nylon dari area pemancingan yang dibersihkan terlebih dahulu dan kemudian
dipotong-potong dengan panjang 1-2cm. Jumlah yang dimasukkan sebesar 0,5% dari
semen.
Tabel 1. Karakteristik Serat Nylon
BAB III
MIX DESIGN
9
III.1. Pengertian
Pada pembuatan beton, diperlukan perencanaan campuran pembuatan beton, yang
sering dikenal sebagai Mix Design. Perencanaan campuran ini bertujuan untuk
menentukan proporsi material-material pembuat beton yang memenuhi persyaratan
lomba yang bertemakan “Innovation for Sustainable High Strength Concrete” atau
dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Kekuatan Tekan Beton
2. Workabilitas
3. Durabilitas / Sustainable
III.1.1. Kekuatan Tekan Beton
Kuat Tekan Beton adalah kuat tekan yang direncanakan pada umur 1,
3, 7 dan 28 hari untuk digunakan dalam perancangan struktur beton,
dinyatakan dalam satuan MPa. Pada lomba ini kami merencanakan kuat tekan
beton 75 MPa atau mutu beton K-750
Campuran beton biasanya direncanakan untuk memberikan kuat desak rata-
rata 28 hari setelah pencampuran, yang akan memberikan perkiraan kuat tekan
maksimum dari beton yang dibuat.
III.1.2. Workabilitas
Workabilitas secara generalisasi adalah kemudahan dalam pengerjaan atau
pembuatan beton. Tetapi karena sulitnya mendefinisikan Workabilitas secara
spesifik, pendefinisian Workabilitas dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Kompaktibilitas, atau kemudahan dimana beton dapat dipadatkan dan
rongga-rongga udara diambil.
2. Mobilitas, atau kemudahan dimana beton dapat mengalir didalam cetakan.
3. Stabilitas, atau kemampuan beton untuk tetap sebagai massa yang
homogen, koheren, dan stabil selama dikerjakan dan digetarkan tanpa
terjadi pemisahan butiran (segregasi).
Dalam pembuatan beton pada lomba ini, kami merencanakan pembuatan beton
yang semudah-mudahnya dengan material-material yang mudah ditemukan
serta sumber dayanya cukup banyak.
10
III.1.3. Durabilitas / Sustainable
Durabilitas adalah daya tahan beton terhadap lingkungan atau cuaca disekitar
tempat beton tersebut akan diaplikasikan. Beton yang direncanakan haruslah
mempunyai daya tahan yang lama (Sustainable). Hal ini bertujuan agar beton
yang digunakan dapat digunakan terus menerus tanpa diganti atau diperbaiki,
dan juga untuk menekan biaya perawatan beton itu sendiri
III.2. Perbandingan Campuran
Pedoman untuk komposisi perbandingan campuran beton yang digunakan untuk
perbandingan semen, aggregat halu (pasir), dan aggregat kasar (kerikil) adalah British
Standard for Mix Design yang secara umum berupa perbandingan 1:2:3 (Satuan
pembanding dalam volume). Misalnya, dengan menggunakan semen sebanyak 50 kg
(40 lt) berarti untuk penggunaan agregat halus (pasir) adalah sebanyak 80 lt, sedangkan
untuk penggunaan agregat kasar (batu kali pecah) adalah sebanyak 120 lt.Untuk
material-material lainnya (Fly ash, Sica Fumes, Nylon dan zat aditif Superplastiscizer)
diambil dari persentase banyaknya semen.
Apabila perencanaan campuran beton ini terencana dengan baik, maka mutu beton
yang kita buat akan sesuai dengan mutu beton yang akan kita rencanakan. Spesifikasi
dari material yang digunakan dapat dilihat pada Bab I. Tetapi dalam pencampuran
beton dalam lomba ini, perlu diperhatikan persyaratan-persyaratan material sebagai
berikut :
III.2.1. Semen
Semen yang digunakan harus mencapai tingkat kehalusan yang baik, semen
harus memenuhi syarat kehalusan lolos saringan No.200. Semen juga dijaga
agar tidak lembab. Semen yang dipakai pada pembuatan beton pada lomba ini
adalah Semen Tiga Roda PCC tipe I ex. PT Indocement Tunggal Prakarsa,
Tbk
III.2.2. Aggregat Halus (Pasir)
Pasir yang digunakan untuk pembuatan beton, sebaiknya dicuci bersih. Hal ini
bertujuan untuk menghilangkan kandungan bahan organik dan lumpur.
Kandungan bahan organik dan lumpur pada pasir dapat menyebabkan pasir
tidak homogen dan juga merusak Fine Modulus dari pasir itu sendiri. Pasir
pada pembuatan ini dikondisikan dalam keadaan SSD (Saturated Surface
11
Dry). Aggregat halus pada pembuatan beton pada lomba ini digunakan
aggregat halus jenis yang berasal dari Galunggung.
III.2.3. Aggregat Kasar (Batu Kali Pecah)
Batu kali pecah yang dipakai harus dicuci terlebih dahulu dengan tujuan yang
sama dengan pencucian aggregat halus, selain itu gradasi yang akan digunakan
sebaiknya memiliki ukuran yang rata, yaitu sekitar antara 20-30 mm. Aggregat
Kasar pada pembuatan beton ini, dikondisikan dalam keadaan SSD. Aggegat
kasar pada pembuatan beton pada lomba ini digunakan aggregat kasar jenis
batu kali pecah yang memiliki ukuran maksimum sebesar 25 mm.
III.2.4. Material Lainnya
Material lainnya seperti Silica fume, Fly ash, Nylon, Superplastiscizer dijaga
kondisinya agar tidak lembab, sehingga dimasukkan ke dalam kantong plastik
yang diikat rapat.
12
III.3. Perancangan Campuran Beton
Mix Design yang direncanakan adalah campuran beton mutu K-750 (75 Mpa).Dengan
contoh benda uji sebanyak 7 buah benda uji yang akan diuji pada umur 1 hari (2 buah),
3 hari (1 buah), 7 hari (1 buah) dan 28 hari (3 buah).
Bahan dan asumsi yang digunakan :
1. Semen Tiga Roda PCC tipe I ex. PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk
2. Agregat kasar dari Batu Kali Pecah dengan Bulk Specific Gravity = 2.79
3. Agregat halus dari Pasir Galunggung dengan Bulk Specific Gravity = 2.46
4. Fly ash ex. Paiton sebanyak 15 % dari berat semen
5. Silica fume ex. PT. Sica Indonesia sebanyak 10 % dari berat semen
6. Superplastiscizer ex. PT. Sica Indonesia sebanyak 1.2 % dari berat semen
7. Benang Nylon (Nylon bekas memancing) 0.255 % dari berat semen
8. Slump rencana : 25 mm
9. Ukuran agregat kasar maksimum : 25 mm
10. Kuat tekan rencana : 80 MPa atau K -800 pada umur 28 hari
11. Faktor air semen : 0,30
III.4. Perencanaan dan Perhitungan Campuran Beton Silinder
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan dan perhitungan
campuran adalah sebagai berikut :
1. Menentukan kuat tekan yang diisyarakatkan ( Characteristic Strength )
Dalam percobaan ini ditentukan mutu rencana beton K-750 berarti beton dengan
kuat tekan 750 Kg/cm2 atau 75 N/mm
2 atau 75 MPa pada umur 28 hari.
2. Tipe Semen
Jenis semen yang digunakan adalah PCC (Portland Composite Cement) tipe I ex.
PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk
3. Tipe Aggregat
Jenis aggregat yang digunakan dalam pembuatan beton ini adalah :
Coarse Aggregate ( Aggregat Kasar ) : Batu Kali Pecah
Fine Aggregate ( Aggregat Halus ) : Pasir Galunggung
13
4. Faktor Air dan Semen (W/C)
Faktor air yang kami gunakan dengan mengacu pada mutu rencana beton K-750
pada waktu 28 hari adalah W/C = 0.3 (lihat grafik)
Hubungan Antara Kuat Tekan dan Faktor Air semen (ACI,2000)
5. Menentukan nilai Slump
Ditentukan nilai Slump 25 mm.
6. Menentukan agregat maksimum
Ditentukan besar butir aggregat maksimum adalah 25mm.
14
7. Menentukan Fine Modulus dari pasir
Dari pengujian Fine Modulus, didapatkan :
FM pasir = 3.07
8. Menentukan Volume aggregat kasar per unit volume
Nominal Maximum
Aggregate Size
Fine Aggregate Fineness Modulus
2.4 2.6 2.8 3
9.5 mm (0.375 inches) 0.5 0.48 0.46 0.44
12.5 mm (0.5 inches) 0.59 0.57 0.55 0.53
19 mm (0.75 inches) 0.66 0.64 0.62 0.6
25 mm (1 inches) 0.71 0.69 0.67 0.65
37.5 mm (1.5 inches) 0.75 0.73 0.71 0.69
50 mm (2 inches) 0.78 0.76 0.74 0.72
Tabel 2. Volume of Coarse Aggregate per Unit Volume of PCC (ACI, 2000)
dari extrapolasi tabel di atas didapatkan volume aggregat kasar per unit volume =
0.643
9. Menentukan berat jenis aggregat halus, kasar dan semen
Dari pengujian berat jenis, didapatkan :
SG aggregat kasar = 2.79
SG aggregat halus = 2.46
SG semen = 3.15
15
10. Menentukan banyak air per m3
dan air content
Mixing Water Quantity in kg/m3 (lb/yd3) for the listed Nominal
Maximum Aggregate Size
Slump
9.5 mm 12.5 mm 19 mm 25 mm 37.5 mm 50 mm
(0.375 in.) (0.5 in.) (0.75 in.) (1 in.) (1.5 in.) (2 in.)
Non-Air-Entrained PCC
25 - 50 207 199 190 179 166 154
(1 - 2) -350 -335 -315 -300 -275 -260
75 - 100 228 216 205 195 181 169
(3 - 4) -385 -365 -340 -325 -300 -285
150 - 175 243 228 216 202 190 178
(6 - 7) -410 -385 -360 -340 -315 -300
Typical
entrapped air
(%)
3 2.5 2 1.5 1 0.5
Tabel 3. Approximate Mixing Water and Air Content Requirements (ACI, 2000)
dari tabel diatas didapatkan banyak air = 195 kg/m3 dan Air Content = 1.5 %
11. Menentukan banyak semen per m3
𝐶 =𝑊
𝑊 𝐶 =
195
0.3= 650 𝑘𝑔/𝑚3
12. Menentukan banyak aggregat kasar per m3
Banyaknya aggregat kasar per m3 diambil dari volume aggregat kasar per unit
volume dikalikan dengan berat normal aggregat kasar, yaitu 1600 kg/m3
𝐶𝐴 = 0.643 × 1600 𝑘𝑔/𝑚3 = 1029 𝑘𝑔/𝑚3
13. Menentukan Volume aggregat halus per unit volume
V = 1 – volume per unit air – volume per unit Aggregat kasar – volume per unit
semen – volume per unit air content
V = 1 − 195
1000 −
1029
2.79 × 1000 −
650
3.15 × 1000 −
1.5
100 = 0.21
14. Menentukan banyak aggregat halus per m3
FA = V x (SGhalus x 1000) = 0.21 x (2.46 x 1000) = 524 kg/m3
16
15. Menentukan banyak Silica fume per m3
Silica fume yang digunakan adalah sebanyak 10 % dari berat semen, yaitu :
Silica fume = 0.1 x 650 kg/m3 = 65 kg/m
3
16. Menentukan banyak Fly ash per m3
Fly ash yang digunakan adalah sebanyak 15 % dari berat semen, yaitu :
Fly ash = 0.15 x 650 kg/m3 = 97.5 kg/m
3
17. Menentukan banyak Superplastiscizer per m3
Superplastiscizer yang digunakan adalah sebanyak 1.2 % dari berat semen, yaitu :
Superplastiscizer = 0.012 x 650 kg/m3 = 7.8 kg/m
3
18. Menentukan banyak Nylon per m3
Nylon yang digunakan adalah sebanyak 0.255 % dari berat semen, yaitu :
Nylon = 0.00255 x 650 kg/m3 = 1.244 kg/m
3
19. Berat semen per m3 terkoreksi
Berat semen per per m3dikurangi oleh berat per m
3 Silica fume dan Fly ash,
sehingga menjadi :
Cement = 650 kg/m3 – 65 kg/m
3 – 97.5 kg/m
3 = 487.5 kg/m
3
20. Berat air per m3 terkoreksi
Berat air per per m3dikurangi oleh berat per m
3 superplastiscizer, sehingga menjadi
:
Cement = 195 kg/m3 – 7.8 kg/m
3 = 187.2 kg/m
3
21. Menghitung Volume 7 silinder
Silinder cetakan yang digunakan berukuran diameter 15 cm x 30 cm sebanyak 7
buah
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 152 × 30 ×1
4 × 7 = 37091.25 𝑐𝑚2 = 0.03709125 𝑚3
17
22. Menghitung berat material untuk 7 silinder
Berat material untuk 7 silinder adalah berat material per m3 dikalikan dengan
volume 7 silinder, hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Material Berat per m3 (kg) Berat per 7 silinder(gram)
Water (kg/m3) 187.2 6943
Cement 487.5 18082
Coarse Aggregate 1029 38167
Fine Aggregate 524 19436
Silica fume 65 2411
Fly ash 97.5 3616
Superplasticizer 7.8 289
Nylon 1.244 46.15
Tabel 4. Komposisi Material yang Digunakan
23. Menghitung berat material untuk 7 silinder terkoreksi
Untuk mengantisipasi adukan yang terbuang sewaktu pengadukan, maka berat
material untuk 7 silinder dikalikan dengan faktor keamanan sebesar 1.3, maka berat
material akan menjadi :
Material Berat per 7 silinder(gram) Koreksi (gram)
Water (kg/m3) 6943 9027
Cement 18082 23507
Coarse Aggregate 38167 49617
Fine Aggregate 19436 25267
Silica fume 2411 3134
Fly ash 3616 4701
Superplasticizer 289 376
Nylon 46.15 60
Tabel 5. Komposisi Material yang telah Terkoreksi
18
Dari perencanaan dan perhitungan diatas, kami gunakan berat material sebagai berikut :
Material Berat (gram)
Water (kg/m3) 9027 gr
Cement 23507 gr
Coarse Aggregate 49617 gr
Fine Aggregate 25267 gr
Silica fume 3134 gr
Fly ash 4701 gr
Superplasticizer 376 gr
Nylon 60 gr
19
BAB IV
URAIAN HASIL UJI
VI.1 Perhitungan Berat Jenis Agregat Kasar dan Agregat Halus
VI.1.1 Agregat Kasar
A = Berat Agregat kering permukaan (SSD) (gram) = 5000 gram
B = Berat Agregat dalam air (gram) = 3212 gram
C = Berat Agregat setelah di oven (gram) = 4956 gram
1. 𝐵𝑢𝑙𝑘 𝑆𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑐 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑦 =C
A−B
𝐵𝑢𝑙𝑘 𝑆𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑐 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑦 =4956
5000 − 3212
𝐵𝑢𝑙𝑘 𝑆𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑐 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑦 = 2,77
2. 𝑆𝑆𝐷 =A
A−B
𝑆𝑆𝐷 =5000
5000 − 3212
𝑆𝑆𝐷 = 2,79
3. 𝐴𝑝𝑝𝑎𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑆𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑐 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑦 =C
C−B
𝐴𝑝𝑝𝑎𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑆𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑐 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑦 =4956
4956 − 3212
𝐴𝑝𝑝𝑎𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑆𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑐 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑦 = 2,84
4. 𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑡𝑖𝑜𝑛
𝑃𝑒𝑛𝑦𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑛=
A−C
C
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑡𝑖𝑜𝑛/𝑃𝑒𝑛𝑦𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑛 =5000−4956
4956
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑡𝑖𝑜𝑛/ 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑛 = 8,878 x10−3
20
VI.1.2 Agregat Halus
A = Berat setelah di oven (gram) = 470 gram
B = Berat piknometer + air = 649 gram
C = Berat Agregat setelah di oven (gram) = 946gram
1. 𝐵𝑢𝑙𝑘 𝑆𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑐 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑦 =A
B+500−C
𝐵𝑢𝑙𝑘 𝑆𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑐 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑦 =470
649 + 500 − 946
𝐵𝑢𝑙𝑘 𝑆𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑐 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑦 = 2,31
2. 𝑆𝑆𝐷 =500
B+500−C
𝑆𝑆𝐷 =500
649 + 500 − 946
𝑆𝑆𝐷 = 2,46
3. 𝐴𝑝𝑝𝑎𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑆𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑐 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑦 =A
B+A−C
𝐴𝑝𝑝𝑎𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑆𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑐 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑦 =470
649 + 470 − 946
𝐴𝑝𝑝𝑎𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑆𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑐 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑦 = 2,72
4. 𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑡𝑖𝑜𝑛/𝑃𝑒𝑛𝑦𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑛 =500−A
A
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑡𝑖𝑜𝑛/𝑃𝑒𝑛𝑦𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑛 =500−470
470
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑡𝑖𝑜𝑛/ 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑛 = 0,064
IV.2 Alat dan Bahan
Alat :
o Molen
o Sendok semen 2 buah
o Talam flow
o Bekisting 7 buah
o Besi penusuk
o Penggaris rata
21
Bahan :
Material Berat (gram)
Water (kg/m3) 9027 gr
Cement 23507 gr
Coarse Aggregate 49617 gr
Fine Aggregate 25267 gr
Silica fume 3134 gr
Fly ash 4701 gr
Superplasticizer 376 gr
Nylon 60 gr
IV.3 Prosedur
Alat-alat untuk mix design disiapkan, seperti: Molen, sendok semen (2 buah),
bekisting yang telah diberi oli (7 bekisting), alat pemadat, talam flow.
Setelah molen siap. Pasir, fly ash, silica, semen simasukkan ke dalam molen.
Molen diyalakan, untuk mengaduk bahan tersebut.
Setelah adukan telah merata, air berserta superplastizer dimasukkan ke dalam
molen. Kemudian diaduk sampai merata.
Campuran yang terdapat pada molen diaduk dengan sendok semen, untuk
mengantisipasi adanya bahan yang belum tercampur, terutama bahan yang terdapat
pada pinggir molen.
Selanjutnya molen dinyalakan kembali, bahan diaduk. Kemudian dimasukkan
agregat kasar. agregat kasar tidak langsung secara keseluruhan dimasukkan, tetapi
secara bertahap. Supaya agregat kasar merata pada campuran beton.
Setelah semuanya telah tercampur, campuran beton pada molen dipindahkan pada
bekisting.
Pada saat campuran beton dimasukkkan ke dalam bekisting, dilakukakan
penumbukan sebanyak 25 kali untuk 1/3 bagian dan 2/3 bagian. hal ini dilakukkan
supaya bekisting benar-benar terisi penuh.
Setelah ke-7 bekisting telah terisi penuh, setiap permukaan bekisting diratakan.
Setelah proses mix design telah selesai, selanjutnya beton yang ada dalam
bekisting didiamkan selama 1 hari.
Esok harinya bekisting tersebut dibuka.
Beton direndam kedalam kolam.
22
Untuk pengujian kuat tekan dilakukan pada hari 1, 3, dan 7. Dimana untuk hari
pertama digunakan 2 benda uji, hari 3 dan 7 digunakan 2 benda uji.
IV.4 Kuat Tekan Beton
Maksud :
Untuk mengetahui kekuatan beton pada hari 1,3,dan 7 hari.
Peralatan :
1. Mesin tekan digital (crushing test)
2. Cetakan silinder
3. Capping set
Prosedur Percobaan :
1. Setelah benda uji mengering (kurang lebih 24jam), membuka cetakkan tersebut
kemudian beton dianginkan agar kering. Untuk beton pada hari ke-3 dan ke-7
dicuring terlebih dahulu di bak berisi air. Ketika akan di capping, beton dikeringkan
terlebih dahulu sama seperti beton pada hari ke-1.
2. Memanaskan capping compound (sulfur) dalam melting pot sampai mencair
kemudian tuangkan pada alas cetak. Segera letakkan bagian silinder beton yang
tidak rata sehingga ujung permukaan benda uji dilapisi capping compound (sulfur)
yang mengeras.
3. Meletakkan beton pada hari ke-1,3,dan 7 meja penekannan. Menolkan angka pada
mesin dan kemudian diberi tekanan dengan kenaikan konstan.
4. Membaca angka yang ditunjukkan pada dial hingga penekanan maksimum yang
diterima benda uji hingga mengalami retak/pecah.
5. Kemudian catat nilai maksium beban yang dapat di tahan oleh benda uji Mengamati
pergerakan jarum manometer tadi, catat nilai maksimum beban yang dapat ditahan
oleh benda uji (sampai benda uji pecah). Setelah dibagi dengan luas penampang
benda uji, didapat nilai kuat tekan karakteristik beton tersebut.
23
Beton Umur(hari) Berat(kg) Volume
Silinder
Kuat
Tekan(ton)
Tekan
(Mpa)
1 1 12378 5298.75 56.75 321.35
2 1 12210 5298.75 58.75 332.67
3 3 12215 5298.75 68.25 386.47
4 7 12282 5298.75 79.25 448.75
Tabel 6. Hasil Uji Tekan Beton
IV.5 Uraian Hasil Uji Tekan
Kuat tekan yang didapat dari hasil pengujian pada hari ke-1 dan hari ke-3 mengalami
peningkatan sebesar 10,5 ton dan 11 ton. Berat dari benda uji pun mengalami
penurunan atau penyusutan. Hal ini menandakan beton mengalami proses hidratasi.
Dari data diatas kita bisa memprediksi kuat tekan yang dicapai pada hari ke-14 dan hari
ke-28. Dengan menggunakan faktor pembagian kuat tekan kita bisa memprediksikan
besarnya kuat tekan pada hari ke-14 , ke-21 dan hari ke-28.
Tabel 7. Hasil Perhitungan Uji Tekan Beton Umur 28 Hari
Umur Beban Kuat
tekan(kg/cm2)
Kuat tekan
14hari(kg/cm2)
Kuat tekan 21
hari(kg/cm2)
Kuat tekan
28hari(kg/cm2)
1 56.75 56.75 442.4752886 530.9703464 553.0941108
1 58.75 58.75 458.0691314 549.6829577 572.5864143
3 68.25 68.25 532.1398846 638.5678615 665.1748557
7 79.25 79.25 617.9060198 741.4872238 772.3825248
24
Dari grafik diatas diperoleh kuat tekan pada hari ke-28 maksimum adalah sebesar
772,38 kg/cm2. (77,238 N/mm
2). Kuat tekan ini memenuhi kriteria dari kuat tekan yang
diisyaratkan.
400
500
600
700
800
7 14 21 28
Beton H1
Beton H3
Beton h7
25
BAB V
RINCIAN BIAYA
V.1 Rincian Harga Pemakaian
Harga pemakaian
Bahan jumlah pemakaian (kg) jumlah pemakaian (m3) harga pemakaian
Silicafume 3,134 0,0014 47010
Cement 23,507 0,0075 23507
Superplasticizer 0,376 0,0003 5127
Coarse Agg 49,617 0,0179 2687
Fly ash 4,701 0,0059 611
Fine Agg 25,267 0,0102 1534
Total 0,0432 80477
Tabel 8. Rincian Harga Pemakaian Material
V.2. Rincian Harga per-M3
Harga satuan per m3
Bahan jumlah pemakaian (kg) Harga/m3 (Rp)
Silicafume 3,134 975000
Cement 23,507 487500
Superplasticizer 0,376 35500
Coarse Agg 49,617 55000
Fly ash 4,701 12000
Fine Agg 25,267 31000
nylon 0,06 -
Total 1596000
Tabel 9. Rincian Harga Pemakaian Material per-m3
26
BAB VI
KESIMPULAN
VI. 1 Kesimpulan
Setelah dilakukannya uji kuat tekan beton, dapat disimpulkan kekuatan tekan dari
sampel beton yang kami buat adalah sebagai berikut :
Berdasarkan hasil uji yang kami lakukan didapatkan uji tekan paling maksimum
sebesar 77,238 kg/cm2. Dengan penggunaan agregat halus sebesar 25267 gr, agregat kasar
49617 gr, semen 23507 gr, silica fume 3134 gr, fly ash 4701 gr, superplasticizer 376 gr, air
suling 9027 gr, nylon 60 gr untuk benda uji sebanyak 7 sampel. Dengan menggunakan
superplasticizer ,workability dalam pencampuran menjadi lebih mudah dengan fas (water
cement ratio) yang kecil sebesar 0,3.
Water (kg/m3) 9027 gr
Cement 23507 gr
Coarse Aggregate 49617 gr
Fine Aggregate 25267 gr
Silica fume 3134 gr
Fly ash 4701 gr
Superplasticizer 376 gr
Nylon 60 gr
VI. 2. Referensi
Buku Panduan Praktikum Lab Bahan Dep.Teknik Sipil UI
Buku Materials of Civil Engineering
Umur Beban
(ton)
Kuat
tekan(kg/cm2)
Kuat tekan
14hari(kg/cm2)
Kuat tekan 21
hari(kg/cm2)
Kuat tekan
28hari(kg/cm2)
1 hari 56.75 321.35 442.4752886 530.9703464 553.0941108
1 hari 58.75 332.67 458.0691314 549.6829577 572.5864143
3 hari 68.25 386.47 532.1398846 638.5678615 665.1748557
7 hari 79.25 448.75 617.9060198 741.4872238 772.3825248
27
LAMPIRAN
Agregat Kasar (Batu Kali Pecah)
Agregat Halus (Pasir Galunggung)
28
Silica Fume
Fly Ash
29
Semen PCC Tiga Roda Tipe 1
Superplasticizer Viscocrete-10
30
Benang Nylon
Air Suling dari Laboratorium Material FTUI
31
Beton yang Sudah Dimasukkan Ke Bekisting
Beton Setelah Dibuka Bekisting
32
Uji Tekan Beton 1hari
Setelah Uji Tekan 1hari
33
Uji Tekan Beton Hari Ke-3
Hasil Uji Tekan Beton Hari Ke-3
34
Uji Tekan Beton Hari Ke-7
Setelah Uji Tekan Beton Hari Ke-7
35
LEMBAR PENGESAHAN
Depok, 22 Mei
2010
Lampiran : 1 (satu) lembar Hasil Uji Kuat Tekan Beton
Lembar ini menyatakan bahwa material-material pembuat beton oleh mahasiswa-mahasiswa
Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas indonesia, yang digunakan untuk lomba yang
diselengarakan oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk dengan tema “Innovation for
Sustainable High Strength Concrete “, sesuai dengan yang digunakan pada saat pembuatan
atau pengecoran beton.
Berikut nama mahasiwa yang akan mengikuti lomba :
1. Adi Saputra Hendri L (NPM 0706265970 - Jurusan Teknik Sipil)
2. David Silitonga (NPM 0706266185 - Jurusan Teknik Sipil)
3. Muliadi Halim Wijaya (NPM 0706266475 - Jurusan Teknik Sipil)
Berikut adalah material yang digunakan untuk pembuatan beton :
Semen Tiga Roda PCC tipe I
Aggregat Halus (Pasir Galunggung)
Aggregat Kasar (Batu Kali Pecah)
Air Suling
Fly Ash 15 %
Superplastiscizer (Viscocrete 10 ex. PT. Sica Indonesia) 1.2 %
Silica Fumes (ex. PT. Sica Indonesia) 10 %
Benang Nylon (Nylon bekas memancing) 0.255 %
Depok, 22 Mei 2010
36
37
Top Related