* Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Diponegoro
** Dosen Teknik Elektro Universitas Diponegoro 1
Makalah Seminar Tugas akhir
ANALISIS OPTIMASI HANDOVER SUCCESSFULL RATE
TERHADAP TCH DROP RATE
PADA JARINGAN GSM
Agung Rizqie Adhi *, Imam Santoso**, Ajub Ajulian Z.M.**
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,
Jln. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia
ABSTRACT
Cellular telecommunication technology had fastly movement in several last years, from the analog technology
then settled into digital technology. One of application from digital telekomunication is Global System for Mobile
Communications (GSM) which have frequency system at 900 MHz and 1800 MHz. In 2G system, service area splitted into
smallest areas that called cell, where every each of cell has served by one Base Tranceiver Station (BTS). Every cell has
limited range, so when the user has moving condition will definitely be transfered call services from one cell to another
cell. Handover is a thing which it will always happen in cellular communication utillization. Handover itself is a
automaticaly transfering traffic channell process for MS which used for long communication without disconnection. So it
can be said that handover is having very important role in stays GSMs performance quality keep good. Successfull of
Handover measured by BTS and BSC (Base Station Control) with countingly attempt of handover and attempt of handover
fail which it called with Handover successfull rate ( HOSR ). Low HOSR can be caused due multifarious factor, and oftenly
low HOSR will trigerring a very high TCH drop rate.
According to the problem above, in this research explains about analisis of optimization in GSM network. This
analytical process can be done by doing directly monitor the HOSR statistic data, which it download for a several days
after low HOSR already detected, and using a certain software in helping giving analysis for cases of low HOSR. those
software was made using Visual Studio 2010. The mainly function of those software is just helps in analyzing, with the way
of statistical data reads and another data, like planning neighbour list data, existing neighbour list data, capacity existing
data, relation TA (Timming Advance) data, BSS (Base Sub System) parameter, and HO per-relation cell data. Whereas for
fully analysis can be done by teoritycally calculation and calculating directly to all handover parameters, then take some
problem conclusion and final decision for doing some optimization activities.
And as the result from low HOSR analysis, it providable some conclusion, that HOSR threshold in a cell is 98%
for a minimum threshold, so a cell can be called having good HOSR level if HOSR value has passed or equal with 98%. If
a cell for a last three days having HOSR value under 98%, then those cell need to monitoring, analysis, and optimization.
The causal factor of low HOSR can be caused by varying cases, like missing / too much neighbour, low HO attempt, poor
BCCH/BSIC, Traffic congestion, etc. Acquirred an analyzing model toward parameters and datas which it be related to
low HOSR problem. From some low HOSR factors,it be founded one factor that to be needed most sequantial and
complete analysis model.
Keywords: GSM, low HOSR, TCH drop rate, analysis, and optimization
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi telekomunikasi bergerak selular
berkembang dengan cepat dalam beberapa tahun
terakhir, dari teknologi analog kemudian beralih ke
teknologi digital. Salah satu aplikasi teknologi digital
adalah Global System for Mobile Communications
(GSM) dan Digital Cell Structure (DCS). GSM dan
DCS atau biasa disebut dengan Generasi ke-2 (2G)
adalah sistem komunikasi selular digital yang
mengalami perkembangan yang sangat pesat dan
telah diterima secara luas di seluruh dunia. Dalam
sistem 2G daerah layanan dibagi menjadi daerah-
daerah terkecil yang disebut sel, dimana setiap sel
dilayani oleh satu BTS. Tiap sel memiliki daerah
jangkauan terbatas, sehingga saat pengguna sedang
dalam keadaan bergerak tentunya akan terjadi
perngalihan penanganan panggilan dari satu sel ke sel
lain. Handover merupakan hal yang selalu terjadi
dalam penggunaan komunikasi selular. Handover
sendiri adalah proses pengalihan kanal trafik secara
otomatis pada MS yang sedang digunakan untuk
berkomunikasi tanpa terjadinya pemutusan
hubungan. Hal ini menjelaskan bahwa handover pada
dasarnya adalah sebuah panggilan koneksi yang
bergerak dari satu sel ke sel lainnya.
Pada riset sebelumnya juga telah dilakukan
pembahasan mengenai sistem Handover pada sistem
GSM dengan menggunakan Tems Investigation. Pada
riset yang dilakukan oleh Luluk (2010), telah dibahas
mengenai proses, peyebab, dan beberapa parameter
2
pengukuran yang digunakan untuk dilakukannya
handover.
Sebagai bentuk pengembangan dari riset atau
tugas akhir sebelumnya, maka , penulis berkeinginan
untuk melakukan penelitian yang bertujuan
menganalisa mengenai Handover Successful Rate
pada jaringan GSM dan faktor-faktor penyebab yang
menyebabkan low HOSR. Dengan tujuan mengkaji
lebih dalam problem tersebut, untuk kemudian
diambil suatu solusi untuk menyelesaikan problem
low HOSR, agar didapat suatu tambahan pendalaman
ilmu yang lebih dalam optimalisasi performansi
jaringan seluler, khususnya jaringan 2G, dan ini
merupakan suatu ilmu yang mahal harganya.
1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan tugas akhir ini adalah :
1) Menganalisa performansi jaringan seluler GSM, yang dikhususkan pada optimasi rasio sukses
handover.
2) Memaparkan atau menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan handover.
3) Memberi penjelasan untuk teknik dan solusi dalam mengatasi low handover successful rate.
1.3 Pembatasan Masalah
Hal-hal yang akan dilakukan dalam dalam
Tugas Akhir ini dibatasi pada pembatasan
masalah yang akan dibahas, yaitu:
1) Pengambilan data statistic yang diambil langsung dari server operator seluler, diambil
khusus sesuai dengan kasus-kasus tertentu yang
menyebabkan low HOSR.
2) Data statistic yang diambil hanya terbatas pada data-data parameter HOSR pada cell yang
mengalami low HOSR, juga dilengkapi dengan
data TCH block rate, SDCCH block rate,Call
drop rate, Traffic, HOSR per relation cell,
Timming Advance, juga disertakan data-data
BSS planning dan existing sebagai bahan
analisa.
3) Data statistic HOSR diambil per satu hari, dan diambil selama dua minggu sebelum hari
terjadinya low HOSR yang terakhir kali, dan
satu minggu setelah terjadinya low HOSR yang
terakhir kali, atau dengan kata lain, satu minggu
setelah dilakukan optimasi.
4) Data per-satu hari yang mengindikasikan low HOSR harus segera dilakukan analisis dan
optimasi minimal setelah tiga hari terjadinya
low HOSR berturut-turut.
5) Khusus untuk data HOSR per relation cell, Timming Advance, dan BSS parameter existing
diambil satu kali pada saat hari terjadinya low
HOSR yang terakhir, atau dengan kata lain pada
saat dilakukan kegiatan analisis dan optimasi.
Sedangkan untuk data BSS parameter planning
diambil dari database planning operator dan
tidak berdasarkan hari.
6) Pada saat dilakukan analisis low HOSR, diluar analisis pada data drive test logfile, hardware
alarm, dan juga analisis Call Setup Success
Rate.
II. DASAR TEORI
2.1 Teknologi GSM (Global System for Mobile
Communication)
GSM (Global System for Mobile
Communication) merupakan standar yang diterima
secara global untuk komunikasi selular digital.
Jaringan GSM 900 dan GSM/DCS 1800 dalah
jaringan GSM yang tidak jauh berbeda yaitu disusun
dari beberapa kesatuan fungsi yang mempunyai
fungsi dan antarmuka tertentu. Gambar 2.1
memperlihatkan arsitektur suatu jaringan GSM.
Gambar 2.1 Arsitektur jaringan GSM
Sel (cell) merupakan unit geografis terkecil
dalam jaringan seluler. Ukuran cell yang berbeda-
beda dipengaruhi oleh keadaan geografis dan besar
trafik yang akan dilayani. cell yang memiliki
kepadatan trafik tinggi ukuran cell dibuat kecil dan
cell yang memiliki kepadatan trafik rendah ukuran
cell dibuat lebih besar. Selain istilah cell, pada sistem
seluler dikenal pula istilah cluster yaitu kumpulan
dari cell.
Pada sistem seluler semua daerah dapat dicakup
tanpa adanya gap cell satu dengan yang lain sehingga
bentuk cell secara heksagonal lebih mewakili di
banding bentuk lingkaran. Bentuk lingkaran lebih
mewakili persebaran daya yang ditransmisikan oleh
antena. Bentuk seperti itu adalah bentuk ideal, di
dalam prakteknya bentuk seperti itu tidak pernah di
temukan, karena radiasi antena tidak bisa membentuk
daerah cakupan seperti itu, disamping itu keaadan
geografis (kontur) turut mempengaruhi bentuk cell,
sehingga bentuk cell tidak berbentuk heksagonal
seperti pada teori, tetapi lebih berbentuk tidak
beraturan, perbandingan bentuk cell secara teoritis
(hexagonal) dan bentuk ideal (lingkaran), dengan
bentuk cell pada kondisi sebenarnya, bisa ditunjukan
pada gambar 2.2.
familiar
Ditunjukan pada gambar 2.3
2.3
ideal sel memiliki batas berbentuk heksagonal, akan
tetapi pada kenyataanya
struktur geometris sesederhana ini. Bentuk batas sel
ini tergantung pada kondisi propagasi radio dan
algoritma yang memutuskan untuk berpindah dari
serving
link quality
cell reselection
handover
adalah proses sinkronisasi awal saat MS dinyalakan
sehingga terhubung ke operator jaringan selulerdan
layanan jaringan dapat digunakan
sedangkan
perpindahan mobile user dari satu cell ke cell yang
lain pada saat idle mode atau MS sedang tidak
melakukan panggilan.
PLMN (Public Land Mobile Network ) Selection
adalah proses selection pertama kali pada saat MS
dinyalakan atau saat MS kembali mendapatkan sinyal
setelah sebelumnya berada pada kawasan no
coverage. PLMN, atau istilah mudahnya adalah
operator, dibedakan dengan
Code)
Cell
algoritma
diimplementasikan di MS.
pemilihan
(on),
adalah C1 > 0, C1 harus dipenuhi dalam waktu 5
detik. S
pemilihan
mode
Bentuk cell teoritical Bentuk
Gambar 2.
Berikut adalah metode sektorisasi antena yang
familiar diimplementasikan pada jaringan selule
Ditunjukan pada gambar 2.3
Gambar 2.3
Perpindahan Kanal Komunikasi
Menurut teori komunikasi radio bergerak, secara
ideal sel memiliki batas berbentuk heksagonal, akan
tetapi pada kenyataanya
struktur geometris sesederhana ini. Bentuk batas sel
ini tergantung pada kondisi propagasi radio dan
algoritma yang memutuskan untuk berpindah dari
serving BS ke BS yang lain atas dasar pengukuran
link quality. Algoritma tersebut d
cell reselection
handover untuk
adalah proses sinkronisasi awal saat MS dinyalakan
sehingga terhubung ke operator jaringan selulerdan
layanan jaringan dapat digunakan
sedangkan Cell reselection
perpindahan mobile user dari satu cell ke cell yang
lain pada saat idle mode atau MS sedang tidak
melakukan panggilan.
PLMN (Public Land Mobile Network ) Selection
PLMN (Public Land Mobile Network) sel
adalah proses selection pertama kali pada saat MS
dinyalakan atau saat MS kembali mendapatkan sinyal
setelah sebelumnya berada pada kawasan no
coverage. PLMN, atau istilah mudahnya adalah
operator, dibedakan dengan
Code) dan MNC (Moble Network Code).
Cell Selection ( C1
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya,
algoritma cell selection
diimplementasikan di MS.
pemilihan cell pertama sesaat setelah MS diaktifkan
), dan salah satu kriteria yang harus dipenuhi
adalah C1 > 0, C1 harus dipenuhi dalam waktu 5
detik. Sedangkan
pemilihan cell baru ketika MS dalam keadaan
mode.
teoritical Bentuk
Gambar 2.2 Perbandingan bentuk
Berikut adalah metode sektorisasi antena yang
diimplementasikan pada jaringan selule
Ditunjukan pada gambar 2.3
Gambar 2.3 Metode sektorisasi antena seluler
Perpindahan Kanal Komunikasi
Menurut teori komunikasi radio bergerak, secara
ideal sel memiliki batas berbentuk heksagonal, akan
tetapi pada kenyataanya batas sel tidak memiliki
struktur geometris sesederhana ini. Bentuk batas sel
ini tergantung pada kondisi propagasi radio dan
algoritma yang memutuskan untuk berpindah dari
BS ke BS yang lain atas dasar pengukuran
. Algoritma tersebut d
untuk modus siaga (
untuk dedicated mode
adalah proses sinkronisasi awal saat MS dinyalakan
sehingga terhubung ke operator jaringan selulerdan
layanan jaringan dapat digunakan
Cell reselection
perpindahan mobile user dari satu cell ke cell yang
lain pada saat idle mode atau MS sedang tidak
melakukan panggilan.
PLMN (Public Land Mobile Network ) Selection
PLMN (Public Land Mobile Network) sel
adalah proses selection pertama kali pada saat MS
dinyalakan atau saat MS kembali mendapatkan sinyal
setelah sebelumnya berada pada kawasan no
coverage. PLMN, atau istilah mudahnya adalah
operator, dibedakan dengan
MNC (Moble Network Code).
( C1 criteria )
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya,
cell selection
diimplementasikan di MS. Cell selection
pertama sesaat setelah MS diaktifkan
lah satu kriteria yang harus dipenuhi
adalah C1 > 0, C1 harus dipenuhi dalam waktu 5
edangkan cell reselection
baru ketika MS dalam keadaan
teoritical Bentuk cell kondisi sebenarnya
Perbandingan bentuk cell
Berikut adalah metode sektorisasi antena yang
diimplementasikan pada jaringan selule
Metode sektorisasi antena seluler
Perpindahan Kanal Komunikasi
Menurut teori komunikasi radio bergerak, secara
ideal sel memiliki batas berbentuk heksagonal, akan
batas sel tidak memiliki
struktur geometris sesederhana ini. Bentuk batas sel
ini tergantung pada kondisi propagasi radio dan
algoritma yang memutuskan untuk berpindah dari
BS ke BS yang lain atas dasar pengukuran
. Algoritma tersebut disebut cell selection
untuk modus siaga (idle mode)
dedicated mode. Cell selection
adalah proses sinkronisasi awal saat MS dinyalakan
sehingga terhubung ke operator jaringan selulerdan
layanan jaringan dapat digunakan sepenuhnya,
Cell reselection adalah proses
perpindahan mobile user dari satu cell ke cell yang
lain pada saat idle mode atau MS sedang tidak
PLMN (Public Land Mobile Network ) Selection
PLMN (Public Land Mobile Network) sel
adalah proses selection pertama kali pada saat MS
dinyalakan atau saat MS kembali mendapatkan sinyal
setelah sebelumnya berada pada kawasan no
coverage. PLMN, atau istilah mudahnya adalah
operator, dibedakan dengan MCC (Mobile Country
MNC (Moble Network Code).
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya,
cell selection/cell reselection
Cell selection
pertama sesaat setelah MS diaktifkan
lah satu kriteria yang harus dipenuhi
adalah C1 > 0, C1 harus dipenuhi dalam waktu 5
cell reselection
baru ketika MS dalam keadaan
kondisi sebenarnya
cell
Berikut adalah metode sektorisasi antena yang
diimplementasikan pada jaringan seluler.
Metode sektorisasi antena seluler
Menurut teori komunikasi radio bergerak, secara
ideal sel memiliki batas berbentuk heksagonal, akan
batas sel tidak memiliki
struktur geometris sesederhana ini. Bentuk batas sel
ini tergantung pada kondisi propagasi radio dan
algoritma yang memutuskan untuk berpindah dari
BS ke BS yang lain atas dasar pengukuran
cell selection/
idle mode) atau
Cell selection
adalah proses sinkronisasi awal saat MS dinyalakan
sehingga terhubung ke operator jaringan selulerdan
sepenuhnya,
adalah proses
perpindahan mobile user dari satu cell ke cell yang
lain pada saat idle mode atau MS sedang tidak
PLMN (Public Land Mobile Network ) Selection
PLMN (Public Land Mobile Network) selection
adalah proses selection pertama kali pada saat MS
dinyalakan atau saat MS kembali mendapatkan sinyal
setelah sebelumnya berada pada kawasan no
coverage. PLMN, atau istilah mudahnya adalah
MCC (Mobile Country
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya,
cell reselection
merupakan
pertama sesaat setelah MS diaktifkan
lah satu kriteria yang harus dipenuhi
adalah C1 > 0, C1 harus dipenuhi dalam waktu 5
merupakan
baru ketika MS dalam keadaan iddle
Ketika MS bergerak dalam kondisi
mode, kemungkinan ter
untuk melayani MS.
reselection
berada di sebuah
cell selection
dikendalikan oleh dua k
yaitu C1 dan C2.
Cell re
Selain kriteria
C2. C2 adalah suatu fitur yang bisa diaktifkan pada
cell level ( terdapat beberapa radio parameter yang
dapat diaktifkan pada sisi cell dan terdapat juga radio
parameter yang hanya dapat diaktifkan pada sisi
global BSC pada 2G atau RNC pada 3G ). C2
berguna pada saat penggunaan strategi
antara GSM
cell reselection
MS dimana terdapat
macrocell
2.4 Handover
Handover adalah proses perpindahan kanal
trafik user pada saat user aktif tanpa
pemutusan hubungan
terhadap terjadinya
Radio resource Management
Keputusan ini diambil berdasarkan hasil
pengukuran MS dan BTS yang diproses menurut
setingan parameter untuk masing
Berikut ini merupakan penyebab
sesuai dengan urutan prioritasnya:
Ketika dua atau lebih dari kriteria di atas
muncul secara bersamaan, untuk contoh
quality
evaluasi target sel sesuai dengan kriteria yang
memiliki prioritas tertinggi.
Tipe Handover
Berdasarkan struktur jaringan yan
handover
seperti yang
Ketika MS bergerak dalam kondisi
, kemungkinan ter
untuk melayani MS.
reselection dapat dilakukan, denga
berada di sebuah
cell selection/cell reselection
dikendalikan oleh dua k
itu C1 dan C2.
Cell re-selection ( C2
Selain kriteria
C2. C2 adalah suatu fitur yang bisa diaktifkan pada
level ( terdapat beberapa radio parameter yang
dapat diaktifkan pada sisi cell dan terdapat juga radio
parameter yang hanya dapat diaktifkan pada sisi
global BSC pada 2G atau RNC pada 3G ). C2
berguna pada saat penggunaan strategi
antara GSM dan DCS dan juga untuk menghindari
cell reselection yang tidak perlu pada
dimana terdapat
macrocell.
Handover/Handoff
Handover adalah proses perpindahan kanal
trafik user pada saat user aktif tanpa
pemutusan hubungan
terhadap terjadinya
Radio resource Management
Keputusan ini diambil berdasarkan hasil
pengukuran MS dan BTS yang diproses menurut
setingan parameter untuk masing
Berikut ini merupakan penyebab
sesuai dengan urutan prioritasnya:1. Interference2. UL quality3. DL quality4. UL level5. DL level6. Jarak MS7. Turnaround corner8. Fast/slow moving9. Better cell
Ketika dua atau lebih dari kriteria di atas
muncul secara bersamaan, untuk contoh
quality dan uplink level
evaluasi target sel sesuai dengan kriteria yang
memiliki prioritas tertinggi.
Handover
Berdasarkan struktur jaringan yan
handover, dapat digolongan menjadi empat macam
seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 2.
Ketika MS bergerak dalam kondisi
, kemungkinan terdapat
untuk melayani MS. Oleh karena itu,
dapat dilakukan, denga
berada di sebuah cell yang disebut
cell reselection
dikendalikan oleh dua kriteria parameter dasar,
( C2 Criteria )
Selain kriteria path loss C1 terdapat juga kriteria
C2. C2 adalah suatu fitur yang bisa diaktifkan pada
level ( terdapat beberapa radio parameter yang
dapat diaktifkan pada sisi cell dan terdapat juga radio
parameter yang hanya dapat diaktifkan pada sisi
global BSC pada 2G atau RNC pada 3G ). C2
berguna pada saat penggunaan strategi
dan DCS dan juga untuk menghindari
yang tidak perlu pada
dimana terdapat coverage microcell
/Handoff
Handover adalah proses perpindahan kanal
trafik user pada saat user aktif tanpa
pemutusan hubungan. Pengambilan keputusan
terhadap terjadinya handover
Radio resource Management
Keputusan ini diambil berdasarkan hasil
pengukuran MS dan BTS yang diproses menurut
setingan parameter untuk masing
Berikut ini merupakan penyebab
sesuai dengan urutan prioritasnya:Interference (UL atau
UL quality
DL quality
UL level
DL level
MS-BTS
Turnaround corner MS
Fast/slow moving MS
Better cell
Ketika dua atau lebih dari kriteria di atas
muncul secara bersamaan, untuk contoh
uplink level, BSC melakukan
evaluasi target sel sesuai dengan kriteria yang
memiliki prioritas tertinggi.
Berdasarkan struktur jaringan yan
, dapat digolongan menjadi empat macam
diperlihatkan dalam Gambar 2.
Ketika MS bergerak dalam kondisi
dapat cell lain lebih tepat
Oleh karena itu,
dapat dilakukan, dengan syarat MS
yang disebut serving cell
dalam iddle mode
riteria parameter dasar,
)
C1 terdapat juga kriteria
C2. C2 adalah suatu fitur yang bisa diaktifkan pada
level ( terdapat beberapa radio parameter yang
dapat diaktifkan pada sisi cell dan terdapat juga radio
parameter yang hanya dapat diaktifkan pada sisi
global BSC pada 2G atau RNC pada 3G ). C2
berguna pada saat penggunaan strategi load sharing
dan DCS dan juga untuk menghindari
yang tidak perlu pada fast moving
coverage microcell dan coverage
Handover adalah proses perpindahan kanal
trafik user pada saat user aktif tanpa
. Pengambilan keputusan
handover dilakukan oleh
(RRC) dalam BSC.
Keputusan ini diambil berdasarkan hasil
pengukuran MS dan BTS yang diproses menurut
setingan parameter untuk masing-masing sel.
Berikut ini merupakan penyebab handover
sesuai dengan urutan prioritasnya: atau DL)
MS
MS
Ketika dua atau lebih dari kriteria di atas
muncul secara bersamaan, untuk contoh
, BSC melakukan
evaluasi target sel sesuai dengan kriteria yang
Berdasarkan struktur jaringan yang terlibat
, dapat digolongan menjadi empat macam
diperlihatkan dalam Gambar 2. 4
3
Ketika MS bergerak dalam kondisi iddle
lain lebih tepat
Oleh karena itu, cell
n syarat MS
serving cell.
dle mode
riteria parameter dasar,
C1 terdapat juga kriteria
C2. C2 adalah suatu fitur yang bisa diaktifkan pada
level ( terdapat beberapa radio parameter yang
dapat diaktifkan pada sisi cell dan terdapat juga radio
parameter yang hanya dapat diaktifkan pada sisi
global BSC pada 2G atau RNC pada 3G ). C2
load sharing
dan DCS dan juga untuk menghindari
fast moving
coverage
Handover adalah proses perpindahan kanal
trafik user pada saat user aktif tanpa terjadi
. Pengambilan keputusan
dilakukan oleh
(RRC) dalam BSC.
Keputusan ini diambil berdasarkan hasil
pengukuran MS dan BTS yang diproses menurut
ing sel.
handover
Ketika dua atau lebih dari kriteria di atas
muncul secara bersamaan, untuk contoh uplink
, BSC melakukan
evaluasi target sel sesuai dengan kriteria yang
g terlibat
, dapat digolongan menjadi empat macam
4
4
Gambar 2.4 Jenis-jenis handover
a. Intracell Handover Handover yang hanya terjadi dari satu
timeslot ke timeslot yang lain dalam satu cell
atau dari satu TRX ke TRX yang lain dalam
satu cell.
b. Intercell Intra-BSC Handover Handover yang terjadi dari satu cell ke cell
yang lain masih terdapat didalam BSC yang
sama
c. Inter-BSC Intra-MSC Handover Handover yang terjadi dari satu cell yang lain
dan source cell terletak pada BSC yang
berbeda tetapi masih terletak pada MSC yang
sama.
d. Inter-MSC Handover Inter-MSC handover merupakan perpindahan
antar sel yang berlainan BSC dan MSC
e. Inter PLMN Handover Handover yang terjadi dari satu cell ke cell
yang lain dan source cell terletak pada
operator yang lain pada negara yang berbeda.
Handover Power Budget
Deteksi handover jenis ini berdasarkan
perbandingan antara rata-rata tingkat sinyal
penerimaan downlink dari cell yang melayani
(RXLEV_DL) terhadap hasil pengukuran tingkat
sinyal penerimaan downlink dari cell tetangga
(RXLEV_NCELL). Salah satu cell tetangga ini
nantinya akan menjadi calon cell target handover.
Power Control pada Handover
Power control akan mengatur daya pancar dari
tiap-tiap user sehingga daya yang diterima oleh base
station adalah sama untuk semua user yang tersebar
secara acak pada setiap lokasi didalam sel yang
dicakup oleh base station. Power Control akan
menaikkan daya pancarnya ketik RxLevel atau
RxQual menurun dan akan memerintahkan MS untuk
menurunkan daya pancarnya ketika RxLevel tinggi.
Keadaan tersebut akan terus berlangsung sampai
dengan daya pancar maksimum yang dimiliki oleh
mobile station.
2.5 GSM Optimization
Proses GSM Optimization adalah proses dimana
semua informasi mengenai hardware konfigurasi,
hardware problem, konfigurasi antenna ( ketinggian,
azimuth, tilting), parameter setting, topologi jaringan
dan informasi aktivitas yang berkaitan dengan
topologi jaringan, definisi KPI (Key Performance
Indicator), dan juga performansi jaringan harus
dikumpulkan sebagai sebuah kesatuan informasi
untuk melakukan analisa dan improvement pada
sebuah jaringan seluler.
Key Performance Indicator
Menurut rekomendasi dari ITU ( International
Telecommunication Union ) terdapat 3 kategori
pengklasifikasian Key Performance Indicator ( KPI )
untuk evaluasi sebuah jaringan yaitu Accessibility,
Retainibility, dan Integrity.
a. Accessibility adalah kemampuan user untuk memperoleh
servis sesuai dengan layanan yang disediakan
oleh pihak penyedia jaringan.
b. Retainibility adalah kemampuan user dan sistem jaringan
untuk mempertahankan layanan setelah
layanan tersebut berhasil diperoleh sampai
batas waktu layanan tersebut dihentikan oleh
user.
c. Integrity adalah derajat pengukuran disaat layanan
berhasil diperoleh oleh user. Berikut adalah list KPI yang biasa digunakan oleh
operator dan vendor seluler.
Tabel 2.1 list KPI pada Operator dan Vendor seluler
5
Ket : A = Accessibility, R = Retainability, M = Mobility, I = Integrity
Sedangkan rumus KPI yang digunakan untuk
menghitung besarnya HOSR adalah sebagai berikut :
HOSR (%) = 100 100*(hfr_2 - hfr_55)
hfr_2 = HO_fail / HO_Attempt
hfr_55 = HO_blocking / HO_Attempt
2.6 Handover Successful Rate Optimization
Adalah suatu teknik optimisasi khusus dalam
mengatasi segala macam faktor yang menyebabkan
low HOSR. Berikut adalah faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya low HOSR.
a. Ada neighbour yang hilang atau terlalu banyak neighbour.
Adanya neighbour yang hilang, atau biasa
disebut missing neighbour, dapat
menyebabkan munculnya Handover fail.
Lakukan audit neighbour pada cell yang
Handover fail-nya tinggi dan tambahkan
relasi apabila terdeteksi adanya missing
neighbour.
b. Handover attempt rendah. Pada cell yang memiliki handover attempt
kecil seperti contohnya pada sebuah cell
yang terdapat pada pulau terpencil
kecendurungan HOSR rendah sangat
dimungkinkan.
c. Wrong BSS parameter Dengan memperhatikan HOSR per-relation,
jika diketahui bahwa HO fail merata pada
semua relation mengindikasikan kesalahan
setting pada BSS parameter.
d. Poor BCCH / BSIC Plan Ketika MS mencoba melakukan akses ke
jaringan ( Mobile Originating Call ), maka
BTS akan merespon menggunakan timeslot
pada frekuensi BCCH / BSIC. Sehingga
apabila terjadi interferensi pada frekuensi
BCCH (co-channel atau adjacent channel )
maka dapat menyebabkan Handover failure.
e. TCH Congestion on target cell Pada saat cell target yang mengalami TCH
blocking menjadi best neighbour, pasti akan
berakibat handover fail, untuk mengatasi hal
tersebut bisa di implementasikan dengan
mengatur parameter nilai priority handover
pada target cell, dengan memperhitungkan
factor load pada target cell yang mengalami
congestion.
f. Incorrect handover parameter / threshold Lakukan pengecheckan nilai parameter
antara existing dan planning, dengan
berdasarkan pengamatan dan analisa pada
perkembangan Timing Advance terbaru,
lakukan perubahan nilai parameter, jika
dirasa perlu.
Antena Tilt Optimization
Salah satu teknik optimasi untuk mengatasi
permasalahan low HOSR akibat cakupan cell yang
pendek atau overshoot, dan mengurangi adanya
interferensi co-channel, maka banyak para engineer
menggunakan metode atau teknik tilting antenna.
Untuk rumus tilt antenna, para engineer biasa
menggunakan rumus berikut :
Untuk Upper 3 dB :
TD Points(m) = H x tan (90 - ( - ( / 2)
Untuk Main Beam :
TD Points(m)) = H x tan (90 - )
Untuk Lower 3 dB :
TD Points(m) = H x tan (90 - ( + ( / 2 ))
Dengan :
TD Points (m) adalah Touch Down points, titik
terjauh jangkauan dari penetrasi
sinyal antenna dalam meter (m).
H adalah tinggi dari antenna dalam
meter (m).
adalah sudut tilt antenna, dalam
derajat (o).
adalah vertical beamwidth antenna
dalam derajat (o).
Dengan rumus diatas, para engineer dapat
memberikan perkiraan sudut tilting antenna yang
akan diimplementasikan di lapangan. Ilustrasi dari
penetrasi sinyal GSM dapat digambarkan pada
gambar 2.5 berikut.
III.
PERANCANGAN PROGRAM
3.1
jaringan G
terdapat skema penanganan data statistik yang
digambarkan pada gambar 3.1 berikut
Gambar 3
performance
perangkat lunak
3.2
berdasarkan jenis data
low
tertentu. Terdapat tujuh jenis data
yang diperlukan untuk menganalisis
Tujuh data tersebut adalah sebagai berikut.
atau faktor
analisa pa
adalah blok diagram dalam pemilahan kasus
HOSR untuk dilakukan analisis optimasi.
Gambar 2.5
III. PENGAMBILAN DATA DAN
PERANCANGAN PROGRAM
Pengambilan Data Statistik
Dalam prosesi pengambilan data statistik pada
jaringan GSM khususnya pada perangkat NSN,
terdapat skema penanganan data statistik yang
digambarkan pada gambar 3.1 berikut
Gambar 3.1 Skema penanganan data Statistic OSS pada
Proses pengambilan data statistik
performance, dilakukan dengan menggunakan
perangkat lunak
Pemilahan dan pengolahan data statistik
Pemilahan data statistik
berdasarkan jenis data
low HOSR yang disebabkan karena kasus
tertentu. Terdapat tujuh jenis data
yang diperlukan untuk menganalisis
Tujuh data tersebut adalah sebagai berikut.
Data statistik HOSR ( utama ) Data Cell Planning Data Cell Existing Data Cell Relation Data Cell Capacity Existing Data BSS Parameter Data Cell Timming Advance
Jenis low HOSR yang disebabkan kasus
atau faktor-faktor tertentu, dipilah berdasarkan
analisa pada tujuh data diatas. Gambar 3.2
adalah blok diagram dalam pemilahan kasus
HOSR untuk dilakukan analisis optimasi.
Gambar 2.5 Illustration of antenna signal beam
PENGAMBILAN DATA DAN
PERANCANGAN PROGRAM
Pengambilan Data Statistik
Dalam prosesi pengambilan data statistik pada
SM khususnya pada perangkat NSN,
terdapat skema penanganan data statistik yang
digambarkan pada gambar 3.1 berikut
1 Skema penanganan data Statistic OSS pada
GSM Nokia
Proses pengambilan data statistik
, dilakukan dengan menggunakan
perangkat lunak Network Action
Pemilahan dan pengolahan data statistik
Pemilahan data statistik
berdasarkan jenis data reporting suite
HOSR yang disebabkan karena kasus
tertentu. Terdapat tujuh jenis data
yang diperlukan untuk menganalisis
Tujuh data tersebut adalah sebagai berikut.
Data statistik HOSR ( utama )
Data Cell Planning
Data Cell Existing
Data Cell Relation
Data Cell Capacity Existing
Data BSS Parameter
Data Cell Timming Advance
HOSR yang disebabkan kasus
faktor tertentu, dipilah berdasarkan
da tujuh data diatas. Gambar 3.2
adalah blok diagram dalam pemilahan kasus
HOSR untuk dilakukan analisis optimasi.
Illustration of antenna signal beam
PENGAMBILAN DATA DAN
PERANCANGAN PROGRAM
Pengambilan Data Statistik
Dalam prosesi pengambilan data statistik pada
SM khususnya pada perangkat NSN,
terdapat skema penanganan data statistik yang
digambarkan pada gambar 3.1 berikut.
1 Skema penanganan data Statistic OSS pada
GSM Nokia
Proses pengambilan data statistik
, dilakukan dengan menggunakan
Network Action (NetAct).
Pemilahan dan pengolahan data statistik
Pemilahan data statistik HOSR dilakukan
reporting suite, dan statistik
HOSR yang disebabkan karena kasus
tertentu. Terdapat tujuh jenis data reporting suite
yang diperlukan untuk menganalisis low
Tujuh data tersebut adalah sebagai berikut.
Data statistik HOSR ( utama )
Data Cell Planning
Data Cell Existing
Data Cell Relation
Data Cell Capacity Existing
Data BSS Parameter
Data Cell Timming Advance
HOSR yang disebabkan kasus
faktor tertentu, dipilah berdasarkan
da tujuh data diatas. Gambar 3.2
adalah blok diagram dalam pemilahan kasus
HOSR untuk dilakukan analisis optimasi.
Illustration of antenna signal beam.
PENGAMBILAN DATA DAN
Dalam prosesi pengambilan data statistik pada
SM khususnya pada perangkat NSN,
terdapat skema penanganan data statistik yang
1 Skema penanganan data Statistic OSS pada
Proses pengambilan data statistik network
, dilakukan dengan menggunakan
Pemilahan dan pengolahan data statistik
HOSR dilakukan
, dan statistik
HOSR yang disebabkan karena kasus-kasus
reporting suite
low HOSR.
Tujuh data tersebut adalah sebagai berikut.
Data statistik HOSR ( utama )
HOSR yang disebabkan kasus-kasus
faktor tertentu, dipilah berdasarkan
da tujuh data diatas. Gambar 3.2 berikut
adalah blok diagram dalam pemilahan kasus low
Gambar 3.2
Setelah data mentah diolah dan menghasilkan
tujuh data diatas, langkah berikutnya melakukan
analisa dengan menggunakan
HOSR, sehingga kasus yang menyebabkan
HOSR dapat dikelompokkan menjadi tujuh
seperti diatas. Gambar 3.3
analysis dari
Gambar 3.3
Gambar 3.2 Blok diagram pengolahan data dan analisa
Setelah data mentah diolah dan menghasilkan
tujuh data diatas, langkah berikutnya melakukan
analisa dengan menggunakan
HOSR, sehingga kasus yang menyebabkan
HOSR dapat dikelompokkan menjadi tujuh
seperti diatas. Gambar 3.3
analysis dari low HOSR.
Gambar 3.3 Flow
Blok diagram pengolahan data dan analisa
Setelah data mentah diolah dan menghasilkan
tujuh data diatas, langkah berikutnya melakukan
analisa dengan menggunakan
HOSR, sehingga kasus yang menyebabkan
HOSR dapat dikelompokkan menjadi tujuh
seperti diatas. Gambar 3.3 Berik
HOSR.
Flow Analysis Low HOSR Optimization
Blok diagram pengolahan data dan analisa
Setelah data mentah diolah dan menghasilkan
tujuh data diatas, langkah berikutnya melakukan
analisa dengan menggunakan flow analisis
HOSR, sehingga kasus yang menyebabkan
HOSR dapat dikelompokkan menjadi tujuh
Berikut adalah flow
Low HOSR Optimization
6
Blok diagram pengolahan data dan analisa
Setelah data mentah diolah dan menghasilkan
tujuh data diatas, langkah berikutnya melakukan
analisis low
HOSR, sehingga kasus yang menyebabkan low
HOSR dapat dikelompokkan menjadi tujuh kasus
ut adalah flow
Low HOSR Optimization
7
IV. PENGUJIAN PROGRAM DAN ANALISIS
KASUS ( Sample kasus low HOSR )
Pada makalah tugas akhir ini, dari tujuh kasus
yang menyebabkan low HOSR, diambil kasus low
HOSR yang disebabkan karena kesalahan setting
BSS parameter pada NGLAMPITANPL2 sebagai
sampel kasus.
4.1 Analisis Tab program Utama dan tabel
analisis statistic Low HOSR
Program analisis optimasi low HOSR ini
menampilkan data real statistik low HOSR dari
beberapa sampel kasus per-cell selama beberapa hari,
sehingga membentuk suatu tren performansi. Selain
menampilkan data statistik, program ini juga
membantu memberikan analisis kontribusi handover
pada cell, kontribusi handover fail, juga memberikan
solusi dan rekomendasi awal dalam menangani
problem low HOSR, berdasarkan data statistik dan
data parameter yang ada. Gambar 4.1 Berikut adalah
tampilan awal program data statistik HOSR.
Gambar 4.1 Tampilan program data statistik HOSR
Apabila dalam data statistik selama beberapa
hari terdapat hari-hari tertentu persentase HOSR
berada dibawah 98%, maka kolom nilai HOSR akan
memberikan highlight warna kuning. Sekaligus
memberikan analysis attempt kontribusi HOSR.
Gambar 4.2 dibawah ini adalah tampilan dari tren
statistik performance dari HOSR dan Traffic, pada
program.
Gambar 4.2 Tampilan tren performance statistic dari HOSR dan
Traffic
Dari grafik chart, bisa diketahui hari dan tanggal
yang mengalami problem low HOSR. Analisis yang
diberikan oleh program adalah analisis dari tanggal
yang sudah dipilih pada kolom tanggal pada data
statistik perform.
Tabel 4.1, 4.2, dan 4.3 berikut adalah tabel
analisis awal dari data daily statistic perform yang
akan menjelaskan batasan threshold tiap parameter
dan analysis dari parameter tersebut. Tabel 4.1 Tabel Analisis awal statistic perform untuk parameter
HO factor ( batas maksimum tiap parameter adalah
10%)
Parameter
HO Attempt Analysis Rekomendasi
UL_Qual Kontribusi HO Attempt dikarenakan Power Control bekerja pada sisi Uplink
RxQual antara 0 dB s/d 3 dB
No Action / Normal
DL_Qual Kontribusi HO Attempt dikarenakan Power Control bekerja pada sisi
Downlink RxQual antara 4 dB s/d 7 dB
No Action / Normal
UL_Lev Kontribusi HO Attempt dikarenakan Power Control bekerja pada sisi Uplink
RxLevel antara -95 dBm s/d -90 dBm
No Action / Normal
DL_Lev Kontribusi HO Attempt dikarenakan Power Control bekerja pada sisi Uplink
RxLevel antara -90 dBm s/d -85 dBm
No Action / Normal
UL_Int Kontribusi HO Attempt dikarenakan Power Control bekerja karena terdapat
frekuensi radio lain yg memasuki alokasi
frek UL GSM
Check Interference by
another Radio
frequency using
Spektrum
Analyzer in UL
Frequency
DL_Int Kontribusi HO Attempt dikarenakan Power Control bekerja karena terdapat
frekuensi radio lain yg memasuki alokasi
frek DL GSM
Check Interference by
another Radio
frequency using
Spektrum
Analyzer in DL
Frequency
Power_budget Kontribusi HO Attempt dikarenakan Power Control bekerja berdasarkan
Margin Power Budget yang sudah di
setting dengan nilai tertentu
No Action / Normal
Directed_retry Kontribusi HO Attempt dikarenakan Power Control bekerja dikarenakan
Source Cell Congest dan trafik dipindah
kanal-kan ke Neighbour Cell
Check TCH dan SDCCH rate
block
Tabel 4.2 Tabel Analisis awal statistic perform untuk parameter
HO fail (batas maksimum tiap parameter adalah 2%)
Parameter
HO Fail Analysis Rekomendasi
HO Blocking Kontribusi low HOSR dikarenakan HO Blocking dari Source Cell ke Neighbour
Cell
Check HO blocking dan Fail to the adjacent Cell
per Relation
MSC
Controlled
Inc. HO Fail.
Kontribusi low HOSR dikarenakan permintaan HO dari Neighbour Cell ke
Source Cell beda BSC banyak yang Fail
Check HO fail from the adjacent Cell per relation.
Check Tren HO Attempt apakah mengalami
penurunan dibawah
threshold
MSC
Controlled
Out. HO
Fail.
Kontribusi low HOSR dikarenakan permintaan HO dari Source Cell ke
Neighbour Cell beda BSC banyak yang
Fail
Check HO fail to the adjacent Cell per relation.
Check Tren HO Attempt apakah mengalami
penurunan dibawah
threshold
BSC
Controlled
Inc. HO Fail.
Kontribusi low HOSR dikarenakan permintaan HO dari Neighbour Cell ke
Source Cell dalam satu BSC banyak
yang Fail
Check HO fail from the adjacent Cell per relation.
Check Tren HO Attempt apakah mengalami
penurunan dibawah
threshold
BSC
Controlled
Out. HO
Fail.
Kontribusi low HOSR dikarenakan permintaan HO dari Source Cell ke
Neighbour Cell dalam satu BSC banyak
yang Fail
Check HO fail to the adjacent Cell per relation.
Check Tren HO Attempt apakah mengalami
penurunan dibawah
threshold
8
Tabel 4.3 Tabel Analisis awal statistic perform untuk parameter
traffic
Parameter
Traffik Analysis Rekomendasi Note
TCH
Block
Rate
if > 1% TCH overload / congestion pada
source cell.
Atau bisa juga disebabkan
karena kerusakan
pada TRX
Check data Cap Existing.
Lakukan penambahan
kapasitas TCH,
penambahan TRX,
jika
memungkinkan.
Jika tidak, lakukan sharing traffic
Jika pada saat setelah
dilakukan
penambahan
capacity
masih
terdapat TCH
Block, Check
alarm TRX.
Dan jika terdapat
indikasi TRX
Rusak, lock
TRX tersebut
untuk
monitoring
kembali.
SDC
CH
Block
Rate
if > 1% SDDCH overload / congestion pada
source cell.
Atau bisa juga disebabkan
karena kerusakan
pada TRX
Check data Cap Existing
Lakukan penambahan
kapasitas SDCCH,
penambahan TRX,
jika diperlukan.
Jika tidak, lakukan sharing traffic
Jika pada saat setelah
dilakukan
penambahan
capacity
masih
terdapat
SDCCH
Block, Check
alarm TRX.
Dan jika terdapat
indikasi TRX
Rusak, lock
TRX tersebut
untuk
monitoring
kembali.
Call
Drop
after
TCH
Ass.R
ate
if > 2% High Call drop alert, dan perlu di
analisis lanjut dan
optimisasi
Check HOSR pada Cell apakah baik
atau buruk
Jika HOSR cell sudah
membaik /
normal, maka
perlu
dilakukan
monitoring
dan analysis
khusus untuk
High Call
Drop Rate
4.2 Analysis Tab program HO attempt dan
Tabel Analisis.
Pada tab program HO Attempt, ditampilkan data
statistic dari HO attempt, dan tren perform dari HO
attempt itu sendiri, yang bertujuan agar kita bisa
melihat, apakah terjadi penurunan HO attempt selama
tiga hari berturut-turut atau lebih. Threshold dari HO
Attempt adalah 1000 attempt, dan perlu dilakukan
check dan analisa jika attempt HO kurang dari 1000
selama tiga hari berturut-turut. Gambar 4.3 berikut
adalah tampilan dari tab program HO Attempt, dan
grafik chart.
Gambar 4.3 Tampilan program HO attempt
Tabel 4.4 Tabel Analisis untuk HO attempt
Parameter HO
Attempt
Analysis Rekomendasi
HO_At
tempt_
Out
if < 500 selama
3 hari berturut-
turut
Mengindikasikan terdapat problem coverage pada
beberapa target cell.
Beberapa target cell memiliki jarak yang jauh dari
source cell
Lakukan Site Audit Activity pada target
cell yang terletak
jauh dari source
cell.
Lakukan perubahan Tilt / Azimuth
Antena
HO_At
tempt_
Inc
if < 500 selama
3 hari berturut-
turut
Mengindikasikan problem coverage pada source cell.
Lakukan Site Audit Activity dan
perubahan Tilt /
Azimuth Antena
Source cell
HO_At
tempt_
Out
and
Inc
if < 1000
selama 3 hari
berturut-turut
Mengindikasikan Source Cell terletak pada daerah
terpencil, dan memiliki
Target Cell dengan jarak
yang cukup jauh
Jika Call Drop Rate pada Source Cell
tinggi, lakukan
Drive test dari
Source Cell ke arah
tiap-tiap Target
Cell
Lakukan Site Audit Activity dan
perubahan Tilt /
Azimuth Antena,
jika hasil Drive
Test
mengindikasikan
low coverage
Jika masih mengindikasikan
problem yang sama
pada Source Cell,
lakukan
pengukuran VSWR
antena dan cek
alarm Hardware
4.3 Analisis Tab program HO per-Relation dan
Tabel Analisis.
Jika dari data statistic HO Attempt tidak
ditemukan adanya penurunan pada batas HO attempt
yang ditetapkan selama tiga hari berturut-turut, maka
bisa kita lanjutkan pada step berikutnya, yaitu
Analysis pada HO Cell per relation.
Tiap cell memerlukan beberapa relation / target
cell untuk bisa melakukan handover ke target cell
maupun dari target cell masing-masing.Tab program
cell relation memberikan indikator warna merah jika
terdapat HOSR < 97 % pada salah satu cell relation
atau target cell, blocking terindikasi jika besar
blocking > 3 %, dan fail terindikasi jika besar fail > 3
%.
Tampilan pada saat tab program cell relation
bekerja ditampilkan pada gambar 4.4
Gambar 4.4 Tampilan program cell relation
9
Sistem penentuan kriteria permasalahan dan analisis
ditentukan oleh Tabel 4.5 berikut sebagai tabel
analisis HO cell relation
Tabel 4.5 Tabel Analisis HO cell relation
HO to the Adjacent cell
HO from the
Adjacent cell
HOSR
per Cell Analy
sis
Rekomenda
si Att
(c15
001)
Bl
ck
Fa
il
Fa
il
Bl
ck
Att
(c150
03)
HOSR
per Cell
N T
N T
N T
N T
N T
N T
N T
N T
N T
P / M M.R
P / M M.R
P / M M.R
P / M M.R
P / M M.R
P / M M.R
P / M M.R
P / M M.R
P / M M.R
P / M M.R
P / M M.R
Ket :
Jika Att( c15001 ) / Att ( c15003 ) < 50 , maka akan terseleksi ( )
Jika Block / Fail > 3%, maka akan terseleksi ( )
N = Normal, T = Tidak ada rekomendasi
P / M = Perlu optimasi / Muncul analisa, M.R = Muncul Rekomendasi
4.4 Sample Case low HOSR dikarenakan
kesalahan setting BSS parameter
NGLAMPITANPL2
Data yang diambil untuk kasus low HOSR ini
merupakan data real yang diambil antara tanggal 24
Juli 2009 hingga 7 Agustus 2009. Low HOSR
terdeteksi pada tanggal 24 Juli 2009 hingga tanggal
31 Juli 2009, dan dilakukan analisis dan optimasi
pada tanggal 30 Juli 2009.
Analisis Tab program Utama.
Dengan menggunakan Grafik Tren Performance
yang terdapat pada Tab program Utama, didapat hasil
grafik tren sebagaimana yang ditampilkan pada
gambar 4.5
Gambar 4.5 Grafik tren performance low HOSR
NGLAMPITANPL2
Jika diseleksi pada tanggal 29 Juli 2009 untuk
diproses analisa permasalahan oleh program ,
hasilnya adalah seperti pada gambar 4.6 berikut.
Gambar 4.6 Data statitistik HOSR NGLAMPITANPL2
Dari program, didapat hasil perhitungan HOSR
pada tanggal 29 Juli 2009 sekitar 91,5 %. TCH drop
yang cukup tinggi, dengan rata-rata 3 4 % Hasil
analisa awal dari program yang menjelaskan
kontribusi terbesar terjadinya handover adalah
sebagai berikut :
Kontribusi HO Attempt dikarenakan Power Control bekerja pada sisi Downlink RxQual
antara 4 dB s/d 7 dB, Uplink RxQual antara 0
s/d 3 dB, Uplink RxLevel antara -95 dBm s/d -90
dBm.
Sedangkan, kontribusi terbesar sebagai penyebab
handover fail adalah sebagai berikut :
Kontribusi low HOSR dikarenakan permintaan HO dari source cell ke neighbour cell dan
sebaliknya dalam satu BSC banyak yang fail.
Dan hasil rekomendasi yang muncul adalah sebagai
berikut :
Chek tren HO attempt apakah mengalami penurunan dibawah threshold, chek HO fail to
the adjacent cell per relation dan HO fail from
the adjacent cell per relation.
Analisis Tab Program HO Attempt
Langkah analisa selanjutnya adalah melakukan
pengecekan pada tren HO Attempt, gambar 4.7
menampilkan data HO Attempt yang dianalisa pada
tanggal 29 Juli 2009
Gambar 4.7 Hasil pemrosesan data oleh Tab program HO
Attempt NGLAMPITANPL2
10
Dari hasil pemrosesan data oleh Tab program
HO Attempt, kolom analisis dan rekomendasi
memberikan hasil Normal dan No
Recommendation. Dengan demikian langkah
penganalisaan selanjutnya adalah cek data cell
relation.
Analisis Tab Program Cell Relation
Hasil pemrosesan data dan analisis oleh Tab program
Cell Relation, ditampilkan oleh gambar 4.8 dibawah
ini.
Gambar 4.8 Data HO per relation cell NGLAMPITANPL2
Dari hasil pemrosesan data HO per relation cell
oleh Tab program Cell Relation, terlihat HOSR dari
tiap-tiap target cell mengalami low HOSR (lingkaran
merah), sehingga bisa disimpulkan bahwa low HOSR
pada seluruh target terjadi dikarenakan sesuatu terjadi
pada source cell. Sesuai dengan yang
direkomendasikan oleh kolom note khusus pada Tab
program ini jika terjadi kasus low HOSR seperti
diatas, maka bisa diambil langkah optimasi sebagai
berikut :
Check data BSS parameter pada Source Cell. Lakukan site audit lapangan. Lakukan perubahan nilai parameter, tilting
dan azimuth jika diperlukan
Pengecekan Tab program BSS Parameter
Dikarenakan HOSR mengalami low untuk
semua target cell, maka seperti yang
direkomendasikan oleh kolom note khusus pada Tab
program Cell Relation untuk dilakukan pengecekan
pada BSS parameter. Gambar 4.9 berikut adalah
tampilan dari data BSS parameter
NGLAMPITANPL2.
Gambar 4.9 Data BSS Parameter NGLAMPITANPL2
Dari data BSS Parameter NGLAMPITANPL2 dapat
disimpulkan sebagai berikut :
rxLevAccessMin (RXP) dengan nilai RXP diseting pada konstanta 20,
maka nilai RxLevel minimum agar MS bisa
mengakses NGLAMPITANPL2 adalah -90 dBm,
sehingga MS yang memiliki RxLevel dibawah -
90 tidak akan bisa melakukan handover menuju
NGLAMPITANPL2
cellReselectOffset (REO) & cellReselectParamInd (PI)
Parameter REO pada NGLAMPITANPL2 aktif,
ditandai dengan PI berlogika 1, dan nilai
konstanta REO sendiri adalah 3 3 x 2 = 6 dB (
karena aturan dari REO adalah, tiap satu step
konstanta bernilai 2 dB ). Hal ini membuat
NGLAMPITANPL2 menjadi lebih agresif dalam
penyerapan trafik, akan tetapi dengan pengaturan
RXP 20 -90 dBm, maka penyetingan REO
aktif dengan reselect offset sebesar 6 dB akan
menjadi tidak berfungsi. Selain daripada itu,
REO lebih direkomendasikan penggunaanya
pada GSM1800 dengan kata lain pada cell cell
DCS, penggunaan REO sangat tidak
direkomendasikan pada GSM900.
cellReselectHysteresis (HYS) dengan nilai setingan HYS 0, mengisyaratkan
pada saat MS bergerak menjauhi
NGLAMPITANPL2, dan nilai RxLevel sudah
berada 1 dBm dibawah -90 dBm, tidak mendapat
jeda beberapa dBm untuk melakukan re-selection
menuju target cell, kemungkinan kesalahan
setingan pada HYS yang menyebabkan TCH
drop / Call drop NGLAMPITANPL2 menjadi
tinggi.
Tilt antena Untuk perhitungan toucdown points
NGLAMPITANPL2, ditunjukan pada gambar
4.10 berikut :
Gambar 4.10 Hasil perhitungan toucdown points
NGLAMPITANPL2
Dari hasil perhitungan diatas, didapat upper 3
dB diperkirakan memancar over shoot, mainbeam
diperkirakan mencapai jarak 1068 m, dan lower 3 dB
diperikirakan hanya mencapai 532 m. Sedangkan jika
dibandingkan dengan jarak NGLAMPITANPL2
dengan tiap-tiap target cell-nya adalah :
11
Gambar 4.11 Jarak real dari NGLAMPITANPL2 ke
masing-masing target cell
Dari gambar 4.11, bisa disimpulkan jarak
mainbeam NGLAMPITANPL2 bahkan tidak ada
setengah jarak dari NGLAMPITANPL2 menuju
PECANGAANCITY, atau seperempat jarak dari
NGLAMPITANPL2 menuju GEBOG. Bisa
disimpulkan besar sudut tilt pada antena
NGLAMPITANPL2 terlalu merunduk.
Optimisasi activity dan hasil optimisasi low HOSR
pada NGLAMPITANPL2
Dari hasil analisa diatas, maka dapat diambil langkah
optimasi sebagai berikut:
rxLevAccessMin (RXP) Melakukan perubahan nilai konstanta RXP dari 20
menjadi 6, sehingga RxLevel Access minimum MS
untuk melakukan access pada NGLAMPITANPL2
dari -90 dBm menjadi -104 dBm. Sehingga
memudahkan handover dari target cell menuju
NGLAMPITANPL2.
cellReselectOffset (REO) & cellReselectParamInd (PI)
Merubah nilai konstanta REO dan PI menjadi 0
dan 0 , sehingga fungsi parameter REO dinon-
aktifkan, agar NGLAMPITANPL2 tidak terlalu
agresif dalam menyerap trafik, yang juga
dimaksudkan untuk mencegah terjadinya TCH
block tinggi dikarenakan traffic congestion.
cellReselectHysteresis (HYS) Merubah nilai konstanta HYS dari 0 menjadi
5, sehingga pada saat MS menjauhi
NGLAMPITANPL2, dan RxLevel pada MS sudah
berada 1 dBm dibawah -104 dBm, MS masih
memperoleh jeda sebanyak 5 dBm menjelang
dilakukan re-selection menuju target cell. Dengan
demikian bisa menekan call drop rate / TCH drop
rate, dan menekan besar HO fail dari
NGLAMPITANPL2 menuju target cell.
Tilt Antenna Merubah besar sudut tilt pada antena
NGLAMPITANPL2 dari 3o menjadi 1
o, sehingga
jika diperhitungkan toucdown point-nya, hasilnya
adalah sebagai berikut :
Upper 3 dB
TouchDown Points / TDP (meters)
= H x tan (90 - ( - ( / 2 ))
= 56 m x tan (90o - ( 1
o - ( 6
o / 2))
= - 1603,630184 m
Dikarenakan hasil perhitungan minus, maka
diperkirakan titik beam lobe upper 3 dB
NGLAMPITANPL2 over horizon.
Main Beam
TouchDown Points / TDP (meters)
= H x tan (90 - )
= 56 m x tan (90o - 1
o)
= 3208,237851 m
Lower 3 dB
TouchDown Points / TDP (meters)
= H x tan (90 - ( + ( / 2 ))
= 56 m x tan (90o - ( 1
o + (6 /2 ))
= 800,8373104 m
Sehingga, didapat hasil jarak yang memenuhi
setengah jarak dari NGLAMPITANPL2 ke target
cell terdekat (PECANGAANCITY), dan seperempat
jarak dari NGLAMPITANPL2 ke target cell terjauh
(GEBOG).
Setelah dilakukan optimasi activity pada tanggal
30 Juli 2009, terlihat pada grafik tren performance
HO dan Call drop rate / TCH Drop rate
NGLAMPITANPL2 semakin membaik, dan stabil
pada tanggal 1 Agustus 2009.
Gambar 4.12 Grafik tren performance excel data real statistik
HO NGLAMPITANPL2
Dan berikut adalah Grafik tren call drop rate / TCH
drop NGLAMPITNPL2 :
Gambar 4.13 Grafik tren performance excel data real statistik
TCH drop NGLAMPITANPL2
12
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pembuatan program dan analisis yang telah
dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Dibutuhkan tujuh data utama untuk menganalisa problem low HOSR pada sistem GSM, khususnya
pada perangkat Nokia, tujuh data utama tersebut
adalah Data Statistik HOSR, Data Cell Planning,
Data Cell Existing, Data Cell Relation, Data Cell
Capacity Existing, Data BSS Parameter, dan Data
Cell Timming Advance. Tujuh data tersebut diluar
daripada data lapangan ataupun Hardware.
2. Dari tujuh data tersebut, data statistik HOSR per relation cell yang paling sering digunakan untuk
mengidentifikasi suatu kasus low HOSR secara
lebih mendetail.
3. Pada jaringan selular GSM, khususnya jaringan operator Indosat, rasio sukses Handover memiliki
nilai ambang batas 98 %, diluar daripada
threshold tersebut akan diperlukan suatu optimasi.
4. Khusus pada data statistik HOSR per relation cell, rasio sukses handover memiliki nilai ambang
batas 97 %, hal ini dikarenakan rasio sukses
handover dihitung pada tiap-tiap target cell.
5. Low HOSR disebabkan oleh beberapa indikator, dan dari tugas akhir ini, disimpulkan terdapat
tujuh indikator penyebab low HOSR. Tujuh
indikator tersebut adalah terdapat missing
neighbour, terlalu banyak neighbour, HO attempt
rendah, interferensi frekuensi BCCH / BSIC yang
sama, trafik congestion / overload, kesalahan
seting HO parameter, kesalahan seting BSS
parameter.
6. Tidak semua kasus low HOSR berpengaruh terhadap tingginya TCH drop / Call drop rate,
karena pada beberapa kasus low HOSR, ketika
permasalahan low HOSR telah terselesaikan, TCH
drop / call drop rate terkadang masih muncul,
terutama kasus low HOSR yang disebabkan
karena TCH congestion atau over traffic.
7. TCH drop lebih sering dikarenakan kerusakan pada hardware, karena itu dibutuhkan suatu teknik
optimasi yang lebih mendalam pada hardware dan
history alarm, dan teknik optimasi tersebut diluar
daripada teknik optimasi low HOSR.
5.2 Saran
Beberapa saran yang bisa menjadi masukan
untuk penelitian lebih lanjut antara lain :
1. Pada program analisis low HOSR, masih bisa ditambahkan Tab program untuk menghitung
jumlah alarm hardware yang muncul, dan
diberikan analisa terhadap alarm tertentu yang
berkontribusi besar terhadap low HOSR. Dan
tentu saja diperlukan pengumpulan data alarm
yang lebih intens.
2. Teknik analisis dan optimasi low HOSR yang dipaparkan pada tugas akhir ini masih berada pada
tahap permukaan teknik analisis dan optimasi,
sehingga masih bisa dilanjutkan untuk penelitian
lebih mendalam terhadap tiap-tiap kasus. Misal,
penelitian terhadap pengaruh setting pada tiap-tiap
parameter handover terhadap kinerja handover itu
sendiri, dan akan lebih bagus lagi jika pengaruh
setting tiap-tiap parameter handover bisa
direpresentasikan oleh data drive test.
3. Masih diperlukan teori yang lebih mendalam dan perlu dipaparkan secara lebih mendetail tentang
proses handover dari source cell ke target cell,
atau sebaliknya, agar lebih memberikan
pemahaman yang lebih tentang proses detail
sebenarnya dari handover itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Wardhana, Lingga. 2011. 2G / 3G RF Planning
and Optimization for Consultant.
www.nulisbuku.com. Jakarta.
[2] Mukhlis, Denny Achmad. 2009. GSM-DCS
parameter proposal Rev 2.0. NSN-Indosat
training material. Semarang.
[3] Bertozzi, Silvia. 2008. Handover for BSS
ParS9. Indosat-IM3 training material.
Semarang
[4] KPI & Optimization.2008. NSN-Indosat
training material. Yogyakarta.
[5] Laboratory Works in Radio
Communications.2007.BSS Radio
Parameters.NSN-Indosat training material &
exercise. Jakarta.
[6] Rustanto, Joko. 2009. Sharing Optim and NCR
Description. IM3 training material. Semarang.
[7] Eralbli. 1999. TILTGUIDE_REV_A.PDF
[8] Fahmi. 2005. Training for IM3 optim. IM3
training material. Jakarta.
[9] Suriansyah. 2009. RNC Architecture Delta.
NSN training material. Jakarta.
[10] Chalida, Luluk. 2010. Analisis Perpindahan
Kanal Komunikasi Dalam Satu BSC Pada
Sistem GSM Berdasarkan Data Drive Test
Menggunakan Tems Investigation 4.1.1.
Semarang
[11] GSM Networks: Protocols, Terminology, and
Implementation. 2007.
[12] ---, Global System for Mobile Communications
(GSM), The International Engineering
Consortium, http://www.iec.org, 23 Desember
2009.
13
BIODATA
Agung Rizqie Adhi, lahir di
Semarang, 02 Juni 1985.
Menempuh pendidikan di SD
Supriyadi Al-falah Semarang,
SMPN 9 Semarang, SMK
Telekomunikasi Sandhy Putra
Purwokerto, DIII Teknik Elektro
Universitas Diponegoro, dan
saat ini masih menyelesaikan
studi Strata-1 di Jurusan Teknik
Elektro Universitas Diponegoro Semarang dengan
mengambil konsentrasi Elektronika Telekomunikasi.
Menyetujui dan Mengesahkan,
Pembimbing I
Imam Santoso, S.T.,M.T.
NIP. 19701203 199702 1 001
Pembimbing II
Ajub Ajulian Z.M., ST.,MT.
NIP. 19710719 199802 2 001