7/22/2019 jamming system
1/21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Penggunaan mobile phonesudah merata diseluruh dunia, termasuk di Indonesia. Ponsel sudahmenjadi kebutuhan primer. Hampir semua kalangan sudah memiliki teknologi canggih ini.Namun adakalanya penggunaan teknologi mobile phone ini berdampak negatif yaitu dapat
menganggu aktifitas manusia di tempat tertentu. Misalnya di dalam kelas, tempat ibadah, ruangrapat, perkantoran dan lain sebagainya.
Sekarang ini mahasiswa telah menggunakan ponsel untuk berkomunikasi, baik dengan dosenmaupun sesama mahasiswa. fitur-fitur pada ponsel pun semakin berkembang dengan adanyateknologi internet ( 3G ) yang telah menyatu dalam ponsel. Dengan fitur tersebut mahasiswadapat mendapatkan informasi dan hiburan yang terkini baik pada media sosial network maupunsejenisnya. Mahasiswa sering kali menggunakan ponsel dalam mengakses informasi dalambentuk hiburan dan sosial ditempat perkuliahan diwaktu pengajar mata kuliah sedangberlangsung sehingga menganggu keterfokusan mahasiswa.
Untuk mengatasi hal tersebut maka digunakan suatu perangkat Jammeruntuk menahan sinyalyang masuk pada ponsel. Jammerbekerja dengan mengacak nilai frekuensi sinyal yangditerima mobile phonesehingga mobile phonetidak mendapatkan sinyal dari basestation.
Setiapjammermemiliki jarak jangkauan yang berbeda-beda tergantung desain antena yangpergunakan. Antena padajammerdapat diperluas area jangkauannya dengan caramemperbesar gain antena tersebut.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis merasa tertarik untuk melakukan analisa tentangpelumpuhan sinyal (jammer) dengan cara meneliti Rangkaian pada modul. adapun judul daritugas akhir yang akan penulis angkat disini adalah Analisa Perangkatmobile phone jammer
Pada Politeknik Lhokseumawe.
1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan yang terkait dari proyek akhir ini adalah sebagai berikut :
Bagaimana meneliti kinerja dari perangkatperangkat mobile phone jammer yang memilikidaya pancar yang sesuai dengan setiap tipe kanal frekuensi pada perangkat mobile phonejammer.
1. Bentuk dan pengaruh pada gelombang yang di pancarkan dari tiap-tiap perangkat mobilephone jammer pada band frekuensi jenis GSM, CDMA, DCS dan 3G.
2. Faktor daya pemancarperangkat mobile phone jammer terhadap melalui perhitunganpenerima ( mobile phone ) Ponsel.
1.3 Pembatasan Masalah
7/22/2019 jamming system
2/21
Berhubung luasnya permasalahan pada proyek akhir ini, maka penulis akan membatasimasalah tersebut, yaitu :
1. Perencanaan analisaperangkat mobile phone jammerdan penempatan pada wilayahtertentu yaitu dalam ruangan (indoor) diantara didalam kelas dan diluar ruangan terbuka(outdoor) diantara dilapangan terbuka.
2. Bagaimana teknik pengukuran model sinyal pengirim (transmitter) dari perangkatmobile
phone jammer terhadap mobile phone (handphone) jenis band frekuensi GSM, CDMA,DCS dan 3G
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan proyek akhir ini adalah untuk memberikan informasi mengenai :
1. untuk mengetahui bentuk pola gelombang frekuensi yang dipancarkan melalui perangkatmobile phone jammer pada kanal frekuensi tipe GSM,CDMA,DCS dan 3G.
2. untuk mengetahui teknik pengukuran padaperangkat mobile phone jammer menggunakan
data hasil perhitungan sebagai perbandingan dengan gangguan yang terjadi dari alam.
1.5 Metode Penelitian
Manfaat penelitian yang digunakan dari penulisan proyek akhir ini adalah cara sebagaiberikut :
1. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan suatu kegiatan pengumpulan data atau informasi
Yang dibutuhkan untuk melengkapi kekurangan-kekurangan dalam pembuatan Tugasakhir (TA) dengan cara mempelajari perangkat, belajar dari internet dan membaca datasheet komponen yang dibutuhkan untuk melengkapi kekurangan tersebut.
2. Metode observasi
Metode observasi dengan cara mengadakan pengamatan langsung pada objekpermasalahan kemudian mengambil suatu kesimpulan dari hasil pengamatan yang telahdilakukan.
3. Metode dokumentasi
Melakukan pengamatan terhadapan hasil data dan membuktikan secara teori danpraktek dilapangan.
1. Sistematika Penulisan
Penulisan proyek akhir ini di susun atas 5 bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini mengemukakan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, dan juga sistematika penulisan.
BAB II : DASAR TEORI
Memberikan dasar teori untuk menunjang penyelesaian masalah dalamtu as akhir ini. Teori dasar an diberikan meli uti, en ertian eran kat ammer,
7/22/2019 jamming system
3/21
jenis-jenis frekuensi band , pengenalan bagian-bagian rangkaian dan pengsimulasianbentuk-bentuk tampilan gelombang yang akan melalui progam simulasi.
BAB III : PERENCANAAN PENELITIAN DAN PENEMPATAN PERANGKATMOBILE JAMMER
Bab ini berisikan tentang penjelasan dan pembahasan dari metodeperhitungan dari perangkat jammer.
BAB IV : ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN
Bab ini berisikan hasil dan pembahasan dari simulasi serta rekapitulasihasil pengukuran free space lossdan rangkaian simulasi bentuk sinyal Output setiaprangkain pada perangkat jammer
BAB V : PENUTUPAN
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari proyek akhir ini.
BAB IIDASAR TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Konsep Dasar Perangkat Mobile Phone Jammer
Perangkat jamming dirancang berdasarkan prinsip dari Sweeper Oscillator.
7/22/2019 jamming system
4/21
Penginputan VCO (volt control oscillator) diberikan suatu sinyal berbentuk gelombang segitiga(gigi gergaji) untuk mendapatkan penyimpangan (deviasi frekuensi) sesuai denganpemodulasian (sawtooth signal).
Perangkat Perangkat mobile phone jammer adalah suatu alat yang berfungsi untuk menghalangidatangnya sinyal dari base station menuju mobile phone. Perangkat mobile phone jammermenangani sinyal frekuensi yang telah ditentukan seperti kanal frekuensi tipe GSM antara 850 950 MHz.
Gambar.2.1 Cara Kerja Perangkat Jammer
Teknik Jammingadalah cara melumpuhkan komunikasi elektronik dengan cara menimpa ataumenutupi sinyal dari suatu pemancar dengan sinyal lain (disebut juga sinyal atau gelombang
jamming) yang mempunyai frekuensi sama dan daya atau energi yang lebih besar, sehinggapenerima hanya akan mendekteksi sinyal jamming yang daya lebih besar. faktor inilah yangmengakibatkan komunikasi terganggu atau bahkan lumpuh sama sekali.(Elan Djaelani,2010:III-22).[1]
Gambar.2.2 Block Diagram Mobile phone Jammer
2.2Perangkat Pada Mobile Jammer
Perangkat pada mobile jammer merupakan beberapa perangkat yang telah menyatu dalambagian yang telah ditentukan sehingga alat tersebut berjalan sesuai kinerja. Fungsi perangkatdalam bagian tersebut berbeda diantara lain :
2.2.1Power Supply
Bagian ini merupakan sumber catu daya hanya untuk bagian Power Amplifier, penyalurantegangan catuannya dan arus berasal pada regulator adaptor yang menyuplai daya ke excitterdan RF Amplifier
1. Excitter
Bagian ini merupakan bagian terpenting dimana seluruh proses pembentukan pembangkitansinyal sawtooth(gergaji/segitiga), sinyal noise(derau) dan sinyal oscilator (Voltage Control
Oscilator) berasal dari bagian ini atau dalam arti kata jantung dari perangkat jammer.
1. Rangkaian Sawtooth Generator
Pada bagian Rangkaian ini merupakan bagian pembentukan gelombang gigi gergaji (sawtooth)disebut juga gelombang segitiga dimana Rangkaian ini menggunakan timer 555 yang terdiri daridua buah komparator , sebuah flip-flop , sebuah resistor pembagi tegangan. Input Thresholdterhubung dengan pemicu (trigger). Komponen tambahan (eksternal) terdiri restan (resistor) duabuah dan kapasitor tambahan (capasitor extended).
Cara kerja dari Rangkaian ini dimulai dari mengalirkan arus dari sumber tegangan kemudian
mengisi muatan kapasitor, kapsitor pada awal mula kosong sehingga tegangan yang terletakpada kaki pin 2 pada IC 555 masih berstatus 0 V. Hal ini mengakibatkan terjadinya keluaranlowerkomperator menjadi highdan upper komperator menjadi lowmembuat keluaran flip flopmenjadi lowdan menjaga transistor pada kondisi off. Saat tegangan kapasitor mencapai 1/3Vcc,lower komperator berubah ke keadaan low, dan saat tegangan kapasitor mencapai 2/3Vcc,
7/22/2019 jamming system
5/21
upper komparator berubah ke keadaan high.
Gambar 2.3 Rangkaian Generator Sawtooth
Keadaan ini mereset flip-flop, merubah Qd menjadi highdan mengaktifkan transistor.Selanjutnya,saat kapasitor dikosongkan, upper komperator berubah menjadi low.saat tegangankembali mencapai 1/3 vcc, lower komperator berubah menjadi high, mengubah kondisi flip-flopsehingga Qd lowdan menon-aktifkan transistor.proses pengisisan berlangsung kembali terusmenerus . proses ini menghasilkan keluaran gelombang segitiga (sawtooth) denganpengulangan tugas (Duty Cycle) bergantung pada nilai R1 dan R2.
Gambar 2.4 Sinyal Gigi Gergaji dari Rangkaian Sawtooth
1. Rangkaian Noise Generator
Pada bagian Rangkaian ini merupakan bagian dimana penguatan dari gelombang derau(Noise) dimana pemerosesan jamming dilakukan dengan mencampurkan (summer) sinyalDerau (noise) dan sinyal gelombang segitiga (sawtooth) untuk menghasilkan penyetelantegangan (voltage tuning) yang diperlukan VCO (volt control oscillator). Sinyal derau iniberfungsi sebagai sinyal penganggu untuk menyamarkan transmisi jamming sehingga terlihatseperti sinyal yang tak beraturan (Random signal Noise). Tanpa bagian ini jamming hanyalahgelombang carrierRF kontinu tak termodulasi.
Gambar 2.5 Rangkaian Noise Generator
Noise generator yang digunakan berdasarkan pada Avalanche noise yang dihasilkanpada fenomena dadalnya dioda zener (Zener Breakdown). Pada dasarnya Noise generatorterdiri dari sebuah dioda zener dengan arus balik (reverse current) kecil, sebuah buffer transistordan IC penguat audio (Low Voltage Audio Amplifier) yang berfungsi sebgai Band-pass filter danpenguat sinyal-kecil (small-signal amplifier).
Gambar 2.6 Sinyal Keluaran dari Rangkaian Noise Generator ( Pembangkit Derau)
1. Rangkaian Summer (penjumlah)
Pada bagian Rangkaian ini merupakan bagian dimana pencampuran dua buah sinyal (SignalMixer) yaitu sinyal noise dan sinyal sawtooth dengan cara dijumlahkan menggunakankonfigurasi penjumlahan Op-amp (Summer). Selanjutnya tegangan DC (direct current)ditambahkan untuk menghasilkan keluaran (output) tegangan yang tepat dengan menggunakanRangkaian penjepit diode (Diode Clamper). Untuk menghasilkan ketetapan waktu (time costant)RC (resistan capasistansi) sepuluh kali lebih baik lebih baik pada prioda masukannya.
Gambar 2.7 Rangkaian Summer Mixer
7/22/2019 jamming system
6/21
1. Rangkaian Dioda Clemper
Pada bagian Rangkaian ini merupakan bagian dimana tegangan DC (Direction Current)ditambahkan agar memperoleh tegangan tuning yang diinginkan menggunakan Rangkaianpenjepit dioda (Dioda Clamper) untuk menghasilkan waktu (time costantat) RC (ResitansiCapasitor) sepuluh kali lebih besar perioda masukkan.
Gambar 2.8 Rangkaian Dioda Clemper
1. Rangkaian Volt Control Osilator (VCO)
Pada bagian Rangkaian ini merupakan bagian jantung dari RF-bagian. Bagian dimanaperangkat yang menghasilkan sinyal RF yang akan mengganggu komunikasi. Output dari VCOmemiliki frekuensi yang sebanding dengan tegangan input. pengontrol frekuensi output dengancara mengubah tegangan input. Ketika tegangan input DC maka output adalah frekuensitertentu, sedangkan jika input adalah gelombang segitiga, output yang dihasilkan sepanjangrentang frekuensi tertentu.
1.2.3.
3.
2.2.3 Driver Amplifier
Bagian ini berfungsi untuk memperkuat sinyal keluaran dari Exciter sebelum masuk ketingkatanPower Amplifier. Rangkaian Driver Amplifier merupakan sebuah penguat pita lebar (wideband)dan bekerja sebagai penguat kelas A atau linier Amplifier.
2.2.4 Power Amplifier
Power amplifier Adalah bagian terakhir yang berhubungan dengan antena, bagian ini caraBekerjanya mirip dengan Driver Amplifier yaitu sebagai penguat daya pancar pada perangkat
jamming.
2.2.5 Tx (Transmitter) Antena
Pada dasarnya antena merupakan suatu sub(bagian dari) sistem telekomunikasi yang
berfungsi untuk menstransformasikan gelombang terbimbing menjadi gelombang ruang bebasdan sebaliknya Seperti yang dinyatakan oleh Balanis (1982:14)
Antena dapat didefinisikan sebagai sebuah piranti yang berfungsi untuk meradiasikangelombang elektromagnetik terbimbing (guided wave) pada saluran menjadi gelombangelektromagnetik bebas diudara (free space). [2]
Dalam pembahasan mengenai antena, terdapat beberapa parameter dasar dari antena yangperlu diperhatikan dalam hubunganya dengan perfoma (kinerja) dari antena tersebut.
Tabel 2.1 Spesifikasi Antena Omni-Direction
Electrical Specification
Jarak Frekwensi 134 -174 MHz
Gain -2 Hingga 0 dBi
7/22/2019 jamming system
7/21
Bandwith 40 MHz
Polarisasi Vertikal
Input Impendansi 50 ohms
Pola Radiasi Omni-direction
Vertikal beam-width-half Power Point 78 degrees / 78o
VSWR 1:2
Kapasitas Penanganan Daya RF 500 wattsInput Terminal N-female
Parameter-parameter pada antena yang perlu diperhatikan adalah :
Bentuk dan arah radiasi yang dinginkanPolarisasi yang dimilikiFrekuensi kerjaLebar bandwidthImpendansi input yang dimiliki
Gambar 2.9 Antenna helix pada Perangkat Jammer
2.3 Teknik Mobile Jammer
Dalam perangkat mobilejammerterdapat beberapa teknik jamming meliputi Beberapa tipeperangkat mobile phone jammer yang telah dikembangkan, yaitu:
a. Type A Device : Jammers
Pada tipe ini,jammer terdiri dari beberapa osilator independen yang mengirimkan sinyaljamming yang memblokir frekuensi yang biasa digunakan untuk sebuah panggilan padamobile phone. Perangkat mobile phone jammer tipe A merupakan perangkat mobile phonejammer aktif yang berjalan di single band 900 MHz dan efisiensi rendah.
b. Type B Device : Intelligent Cellular Disablers
Perangkat ini biasanya bekerja sebagai sebuah pendeteksi. Ketika mendeteksi sinyal daribase station ke mobile phone, maka sinyal base station tidak melakukan komunikasi.Proses pendeteksian dan gangguan panggilan ini dilakukan selama interval yangbiasanya disediakan untuk signaling dan handshaking.
c. Type C Device : Intelligent Beacon Disablers
Perangkat ini bertindak sebagai beacon, yang berarti menginstruksikan setiap perangkat
mobile phone dalam daerah cakupannya untuk menonaktifkan dering atau operasi lain.
d. Type D Device : Direct Receive & Transmit Jammers
Alat ini berperilaku seperti sebuah base station independen kecil. Jammer ini dominandalam receiver mode-nya dan dengan cerdas memilih untuk berinteraksi dan memblokir
7/22/2019 jamming system
8/21
mobile phone secara langsung jika dalam jarak yang dekat denganjammer.
e. Type E Device : EMI Shield - Passive Jamming
Jammer ini menggunakan teknikpressure Electro Magnetic Interference (EMI) untukmembuat sesuatu yang disebut Faraday cage. Faraday cage ini pada dasarnya memblokiratau memiliki attenuasi yang besar, hampir semua radiasi elektromagnetik memasuki ataumeninggalkan cage.
2.4 Frekuensi Band Pada Mobile Jammer
2.4.1 GSM (Global System for Mobile)
GSM merupakan teknologi komunikasi digital yang bekerja pada pada frekuensi 900 MHz. Difrekuensi 900 MHz, GSM memiliki 140 slot kanal frekuensi pembawa dengan rentang nilaifrekuensi uplink : 890 MHz - 915 MHz dan downlink : 935 MHz - 960 MHz. Nilai rentangfrekuensi (band width) untuk tiap slotnya adalah sebesar 200 kHz. Karena penggunaanfrekuensi ini tidak akan mampu memenuhi tuntutan pelanggan, mengingat pertumbuhan jumlahpelanggan yang sangat pesat, maka digunakan mekanisme frekuensi re-use, yang akan
mengulang penggunaan frekuensi yang sama di suatu BTS yang memiliki jarak aman tertentu..
2.4.2 DCS (Digital Celluler System)
GSM di frekuensi 1800 MHz biasa dikenal sebagai DCS (Digital Celluler System) 1800 atauGSM 1800 didalamnya ada 374 kanal frekuensi pembawa yang bisa digunakan untuk melayanipelanggan seluler. Kanal-kanal itu dibagi menjadi uplink : 1720 MHz - 1785 MHz dan downlink :1805 MHz - 1880 MHz.
2.4.3 CDMA (Code Division Multiple Access)
Code Division Multiple Access(CDMA) adalah teknologi berbasis spread spectrumyangmengijinkan banyak user menempati kanal radio yang sama. Setiap data yang akandipancarkan terlebih dahulu akan ditebar (spreading) sehingga memungkinkan adanya multipleaccessSistem komuniasi CDMA ini mempunyai spesifikasi yaitu Frekuensi uplink : 869 - 894MHz atau 1930 - 1990 MHz dan Frekuensi downlink : 824 - 849 MHz atau 1850 -1910 MHz.
2.4.4 3G (Third-Generation Technology)
Generasi ketiga, atau 3G, ditujukan untuk menjadi global standard bagi komunikasi wirelessseluler. Dataratemaksimum yang diperoleh pengguna bergantung pada kondisi mobilitaspengguna, yaitu sebesar 144 Kbps untuk mobile user, 386 Kbps untuk slowly moving user, dan 2Mbps untuk stationary user dengan frekuensi uplink : 1885-2200 MHz dan Frekuensi downlink :2135 2140 MHz .
Tabel 2.1 Frequency Band Range uplink dan downlink
Tipe Uplink Downlink
GSM 890 - 915 MHz 935 - 960 MHz
CMDA 824 - 849 MHz 869 - 894 MHz
DCS 1710 - 1785 MHz 1805 - 1880 MHz
3G 1945 - 1950 MHz 2135 - 2140 MHz
7/22/2019 jamming system
9/21
2. Multimsim 8
Multisim (multi simulator) adalah program simulasi yang digunakan untuk melihat kinerja alatpada perangkat melalui simulasi Rangkaian yang digunakan perangkat tersebut. Dan juga
dalam perakitan melalui sistem virtual untuk melihat kesesuaian dalam parameter-parameteryang ditentukan .Program multisim pertama kali dibuat oleh perusahaan yang bernamaElectronic Workbench yang merupakan bagian dari perusahaan National instrument yang saatitu ditujukan sebagai alat bantu pengajaran didalam bidang elektronika.
BAB III
PERENCANAAN PENELITIAN DAN PENEMPATAN PERANGKAT MOBILE JAMMER
3.1 Perencanaan Mengenai Simulasi Perangkat Mobile Jammer
Dalam Perencanaan proyek akhir ini penelitian dilakukan dengan menggunakan simulasi padaRangkaian pada perangkat mobile jammer melalui program simulasi multisim untukmengetahui bentuk sinyal gelombang pada tiap-tiap bagian dari perangkat jammer tersebut .
3.2 Perencanaan Mengenai Penempatan Perangkat Mobile Jammer
Sebagai perencanaan selanjutnya dalam Proyek Akhir ini adalah penempatan perangkat mobilephone jammer pada politeknik negeri lhokseumawe untuk menghitung daya pancar dariperangkat jammer, penulis dalam hal ini menggunakan lokasi yang tepatnya di dalam areaperkuliahan sebagai proyek akhirnya.
1. Penentuan Area Tertutup
Dalam melakukan perhitungan di area tertutup penulis menggunakan metode perhitungan jarakdaya pancar pada perangkat mobile jamming dengan menghitung kuat daya pancar terhadapmobile Phone(Hand Phone) dengan membatasi dengan media yang telah ditentukan. Melaluihasil perhitungan tersebut untuk melihat jarak daya pancaran yang dihasilkan perangkat mobile
jammer terhadap serta penerima mobile phone. Perhitungan dilakukan dengan mengukur jarakjammer terhadap mobile pada area tertutup dengan mengukur luas ruang yang digunakan .
1. Penentuan Area Terbuka
Dalam melakukan perhitungan di area terbuka penulis menggunakan metode perhitungan jarakdaya pancar pada perangkat mobile jamming dengan menghitung kuat daya pancar terhadapmobile Phone (Hand Phone) dengan metode Line Of sight(LOS) serta membatasi denganmedia yang telah ditentukan. Melalui hasil perhitungan tersebut untuk melihat jarak dayapancaran yang dihasilkan perangkat mobile jammer serta penerima terhadap mobile phone.Perhitungan dilakukan dengan mengukur jarak jammer terhadap mobile pada area terbuka.
3. Perhitungan Kekutan Sinyal Pada Hand Phone
Handphone pada umumnya menampilkan kekuatan sinyal dalam indikator grafik batang (bar)bukan angka dBm, atau yang sering disebut sebagai indikator RSSI (Receive Signal Strength
7/22/2019 jamming system
10/21
Indicator) .
Gambar 3.1 Indicator RSSI pada Hand Phone
Terkadang hal ini tidak bisa dijadikan tolok ukur, karena fluktuasi grafik batang sulit untukdideksripsikan ketika pengguna dalam keadaan bergerak (mobile/travels). Bagi beberapapengguna mungkin menguntungkan untuk beralih ke indikator RSSI dan memantau kinerjaperangkat mereka.
Tabel 3.1 Perhitungan RSSI pada Bar Indicator
Kekuatan Sinyal Dalam IndicatorBatangan (bars)
RSSI
Indicator
1 Bars -77 atau lebih
2 Bars -78 dB s/d -86 dB
3 Bars 87 dB s/d -92 dB
4 Bars -93 dB s/d -101 dB
5 Bars -102 dB atau kurang
3. Perhitungan Redaman Ruang Bebas (Free Space Loss)
Besarnya redaman ruang bebas Free Space Loss (FSL) diperlukan dalam perhitungan jarakpancar pada jammer dan nilai dari jenis frekuensi band dalam parameter serta perencanaanpenempatan perangkat jammer pada luar ruangan dan dalam ruangan dengan menggunakanpersamaan sebagai berikut:
FLS dB=32.44+20logd Km+20 Log f (Mhz) (1)
FLSdB=32.44 +20 log(df) (2)Dimana
d adalah jarak perangkat jammer
f adalah frekuensi yang bekerja pada perangkat jammer
3.5 Perhitungan Jammer Transmitter
Penentuan kekuatan (power) dari jammer dengan menggunakan range penerimaan (down link)yang bekerja pada frekuensi band dapat dihitung dengan mengkakulasikan nilai frekuensi down
linknya. perumusan dapat dilihat di bawah ini.
Jammer = Max downlink Min downlink (3)
Ada pun perhitungan untuk jamer pada tiap-tiap band frekuensi adalah sebagai berikut;
7/22/2019 jamming system
11/21
GSM Jammer = 960 Mhz - 935 MHz = 25 MHz
CDMA Jammer = 849 Mhz - 824 MHz = 25 MHz
DCS Jammer = 1880 MHz - 1805 MHz = 75 MHz
3G jammer = 2140 MHz - 2135 MHz = 5 MHz
Tabel 3.2 Frekuensi Band Range Downlink
Tipe Band Frekuensi Frekuensi Downlink Jammer (j)
GSM 935 - 960 MHz 25 MHz
CMDA 869 - 894 MHz 25 MHz
DCS 1805 - 1880 MHz 75 MHz
3G 2135 - 2140 MHz 5 MHz
serta perhitungan jarak pada perangkat jammer dengan menggunakan persamaan sebagaiberikut:
JT=FLS-J (4)
Dimana
FSL adalah redaman ruang bebas (free space loss)
J adalah kekuatan jammer (jammer power)
3.6 Perhitungan Daya Penerima Pada Area Tertutup dan Terbuka
Umunnya satuan daya pancar dalam perangkat jammer di tulis dalam dBm Sedangkan yangumunnya adalah Watt. Untuk mengkonversi nilai dBm ke daya (Watt) maka penyelesaiannyamelalui persamaan sebagai berikut
P (mw)= 10(P(dBm)/10) (5)
Contoh perhitungan untuk menyelesaikan daya pancar dengan nilai hasil 30 dBm kedalambentuk satuan watt adalah sebagai berikut.
P (mw)= 10(P(dBm)/10)
P (mw)= 10(30 dBm /10)
P (mw)= 10(3dBm)
P (mw) = 1000 miliwatt =1 watt
7/22/2019 jamming system
12/21
sedang untuk menghitung nilai daya (watt) kedalam satuan dBm yaitu menggunakanpenyelesaian rumus sebagai berikut
P(dBm) = 10 log (mW)*10 (6)
Contoh perhitungan untuk menyelesaikan dayadengan nilai 1 watt kebentuk satuan dBm.
P(dBm) = 10 log (mW)*10 = 10 log (1000mW)*10
= 3*10 = 30 dBm
BAB IV
ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN
4.1 Hasil Rekapitulasi Perencanaan
Secara umum pada bab ini akan membahas hasil perencanaan penempatan lokasi sebuahperangkat jammer di area perkuliahan, hasil pembahasan tersebut dijabarkan kedalam sebuahtabel yang berisi tentang hasil rekapitulasi perencanaan penempatan lokasi sebuah perangkat
jammer dimana telah di perhitungkan berdasarkan parameter-parameter perencanaan di babsebelumnya, dan pada bab ini pula akan diberikan gambaran analisis dengan cara mensimulasiPerangkatmobile phone jammer Pada tugas akhir ini.
4.2 Analisa Simulasi Pada Perangkat Jammer
Pada simulasi Rangkaian pada perangkat jammer dapat dilihat bentuk gelombang yangterbentuk pada setiap Rangkaian. Dimana setiap Rangkaian mempunyai bentuk gelombangberbeda pada pengukuran menggunakan simulasi Rangkaian. tahapan-tahapan dimana setiapgelombang yang di ukur menggunakan simulasi osiloskop untuk melihat bentuk puncaktegangan dan frekuensi secara detil.
4.2.1 Simulasi Pada Rangkaian Sawtooth Generator
Pada simulasi Rangkaian sawtooth generator terjadi pembentuk sinyal segitiga dimanabentuk tersebut terjadi diakibat dari prinsip kerja flip-flop pada Ic (intergrad circuit) 555 timer.Keadaan ini mereset flip-flop, merubah Qd menjadi highdan mengaktifkan transistor.Selanjutnya,saat kapasitor dikosongkan, upper komperator berubah menjadi low.saat tegangankembali mencapai 1/3 vcc, lower komperator berubah menjadi high, mengubah kondisi flip-flopsehingga Qd lowdan menon-aktifkan transistor.proses pengisisan berlangsung kembali terusmenerus.
Gambar 4.1 Sinyal Output dari Rangkaian Generator Sawtooth
4.2.2 Simulasi Pada Rangkaian Noise Generator
Pada simulasi pada Rangkaian noise generator dapat kita lihat bentuk gelombang yangdihasilkan pada keluarannya. Untuk menghasilkan Noise generator terdiri dari sebuah diodazener dengan arus balik (reverse current) kecil, sebuah buffer transistor dan IC Penguat Audio
7/22/2019 jamming system
13/21
(Low Voltage Audio Amplifier) yang berfungsi sebgai Band-pass filter dan penguat sinyal-kecil(small-signal Amplifier).
Gambar 4.2 Sinyal Output dari Rangkaian Noise Generator
4.2.3 Simulasi Pada Rangkaian Summer
Pada simulasi Rangkaian summerdapat dilihat bagaimana sinyal sawtooth dan noisedigabungkan (Mixer) atau dijumlahkan (Sum) sehingga menghasil sinyal keluaran (Output) untukmemacetkan sinyal informasi. pencampuran dua buah sinyal (Signal Mixer) yaitu sinyal noisedan sinyal sawtooth dengan cara dijumlahkan menggunakan konfigurasi penjumlahan Op-amp(Summer).
Gambar 4.3 Sinyal Output dari Rangkaian Summer
4.2.4 Simulasi Pada Dioda Clemper
Pada Simulasi Rangkaian mempunyai cara kerja untuk menghasilkan ketetapan waktu(Time Costant) RC (Resistan Capasistansi) sepuluh kali lebih baik lebih baik pada priodamasukannya. maka itu tegangan DC (Direct Current) ditambahkan untuk menghasilkan keluaran(Out Put) tegangan yang tepat dengan menggunakan Rangkaian penjepit diode (DiodeClamper).
Gambar 4.4 Sinyal Output dari Rangkaian Dioda Clemper
4.3 Perhitungan Daya Pancar Pada Perangkat Jammer
Perhitungangan dilakukan dengan menghitungan jarak daya pancar dan kuat daya pancarterhadap mobile Phone(Hand Phone) dengan membatasi dengan media yang telah ditentukan.Melalui hasil perhitungan tersebut untuk melihat jarak daya pancaran yang dihasilkan perangkatmobile jammer terhadap serta penerima mobile phone.
4.3.1.1 Perhitungan daya pancar Area Tertutup
Dalam melakukan perhitungan di area tertutup, perhitungan dilakukan dengan cara mengukurluas area untuk melihat kekuatan daya pancar jarak daya pancar pada perangkat mobile
jamming dengan membatasi dengan media yang telah ditentukan.
4.3.1.2 Perhitungan FSL Pada Area Tertutup
Seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya perhitungan dilakukan dengan menggunakanpersamaan redaman ruangan bebas (free space loss) untuk mendapat nilai daya pancar dariperangkat jamer salah satu media yaitu kayu , hasil perhitungan diperlihat dibawah ini.
Untuk jenis GSM
path loss dB=32.44 +20logdf
path loss dB=32.44 +20log(0.01 Km*960 MHz)path loss dB=32.44 +20 log (9.6)path loss dB=32.44 + 12.49
7/22/2019 jamming system
14/21
path loss dB=44.92 dB=45 dB
Untuk jenis CDMA
path loss dB=32.44 +20logdf
path loss dB=32.44 +20log(0.01 Km*849 MHz)path loss dB=32.44 +20 log (8.49)path loss dB=32.44 + 11.04
path loss dB=44.48 dB=44 dB
Untuk jenis DCS
path loss dB=32.44 +20logdf
path loss dB=32.44 +20log(0.01 Km*1880 MHz)path loss dB=32.44 +20 log (18.8)path loss dB=32.44 +24.45
path loss dB=56.89 dB=57 dB
Untuk jenis 3G
path loss dB=32.44 +20logdf
path loss dB=32.44 +20log(0.02 Km*2140 MHz)path loss dB=32.44 +20 log (21.4)path loss dB=32.44 + 27.84
path loss dB=60.28 dB=60 dB
Melalui hasil perhitungan tersebut dapat lihat daya pancaran yang dihasilkan perangkat mobilejammer terhadap serta penerima mobile phone melalui tabel sebagai berikut.
Tabel 4.1 Perhitungan Free Space Losspada Indoor
Media Jenis Band FrekuensiJarak
20 M 15 M 10 M 5 M
Kayu
GSM (960 MHz) 57 dB 51 dB 45 dB 39 dB
CDMA(849 Mhz) 54 dB 49 dB 44 dB 38 dB
DCS (1880 Mhz) 81 dB 69 dB 57 dB 45 dB
3 G (2140 Mhz) 88 dB 74 dB 60 dB 47 dB
Kaca
GSM (960 MHz) 57 dB 51 dB 45 dB 39 dBCDMA(849 Mhz) 54 dB 49 dB 44 dB 38 dB
DCS (1880 Mhz) 81 dB 69 dB 57 dB 45 dB
3 G (2140 Mhz) 88 dB 74 dB 60 dB 47 dB
GSM (960 MHz) 57 dB 51 dB 45 dB 39 dB
7/22/2019 jamming system
15/21
BetonCDMA(849 Mhz) 54 dB 49 dB 44 dB 38 dB
DCS (1880 Mhz) 81 dB 69 dB 57 dB 45 dB
3 G (2140 Mhz) 88 dB 74 dB 60 dB 47 dB
Maka setelah didapat nilai FSL (Free Space Loss) dapat dihitung nilai JT (JammerTransmitter) perhitungan dapat dilihat dibawah ini.
Untuk jenis GSM
JT=45 - 25
= 20 dBm
Untuk jenis CDMA
JT=44 - 25
= 19 dBm
Untuk jenis DCS
JT=57 - 75
= -18 dBm
Untuk jenis 3G
JT=60 - 5
= 55 dBm
Tabel 4.2 Perhitungan Frekuensi Band perangkat Jammer pada
Out door pada jarak 10 meter
BANDFREKUENSI
Free spaceloss
(FSL)
Kekuatan jammer
(JT)
Jammer
(J)
GSM (960 MHz) 45 dB 20 dBm -25 dB
CDMA(849 Mhz) 44 dB 19 dBm -25 dB
DCS (1880 Mhz) 57 dB -18 dBm -75 dB
3 G (2140 Mhz) 60 dB 55 dBm -5 dB
7/22/2019 jamming system
16/21
4.3.2 .1 Perhitungan daya pancar Area Terbuka
Dalam melakukan perhitungan di area terbuka, perhitungan dilakukan dengan cara mengukurluas area untuk melihat kekuatan daya pancar pada perangkat mobile jamming denganmembatasi dengan media yang telah ditentukan.
4.3.2.2 Perhitungan FSL Pada Area Terbuka
Seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya perhitungan dilakukan denganmenggunakan persamaan redaman ruangan bebas (free space loss) untuk mendapat nilai DayaPancar Maksimum dari perangkat jamer hasil perhitungan diperlihat dibawah ini.
Untuk jenis GSM
path loss dB=32.44 +20log df
path loss dB=32.44 +20log(0.02 Km*960 MHz)path loss dB=32.44 +20 log (19.2)path loss dB=32.44 + 24.97
path loss dB= 57.41 dB=58 dB
Untuk jenis CDMA
path loss dB=32.44 +20log df
path loss dB=32.44 +20log(0.02 Km*849 MHz)path loss dB=32.44 +20 log (16.98)path loss dB=32.44 + 22.09
path loss dB=54.53 dB=55 dB
Untuk jenis DCS
path loss dB=32.44 +20log df
path loss dB=32.44 +20log(0.02 Km*1880 MHz)path loss dB=32.44 +20 log (37.6)path loss dB=32.44 +22.45
path loss dB=81.35 dB=82 dB
Untuk jenis 3G
path loss dB=32.44 +20logdf
path loss dB=32.44 +20log(0.02 Km*2140 MHz)
7/22/2019 jamming system
17/21
path loss dB=32.44 +20 log (42.8)path loss dB=32.44 + 55.68
path loss dB=88.12 dB=89 dB
Melalui hasil perhitungan tersebut dapat lihat daya pancaran yang dihasilkan perangkat mobilejammer terhadap serta penerima mobile phone melalui tabel sebagai berikut.
Tabel 4.1 Perhitungan Free Space Losspada Out Door
Media Jenis Band FrekuensiJarak
20 M 15 M 10 M 5 M
Kayu
GSM (960 MHz) 57 dB 51 dB 45 dB 39 dB
CDMA(849 Mhz) 54 dB 49 dB 44 dB 38 dB
DCS (1880 Mhz) 81 dB 69 dB 57 dB 45 dB
3 G (2140 Mhz) 88 dB 74 dB 60 dB 47 dB
Kaca
GSM (960 MHz) 57 dB 51 dB 45 dB 39 dB
CDMA(849 Mhz) 54 dB 49 dB 44 dB 38 dB
DCS (1880 Mhz) 81 dB 69 dB 57 dB 45 dB
3 G (2140 Mhz) 88 dB 74 dB 60 dB 47 dB
Beton
GSM (960 MHz) 57 dB 51 dB 45 dB 39 dB
CDMA(849 Mhz) 54 dB 49 dB 44 dB 38 dB
DCS (1880 Mhz) 81 dB 69 dB 57 dB 45 dB
3 G (2140 Mhz) 88 dB 74 dB 60 dB 47 dB
Maka setelah didapat nilai FSL (Free Space Loss) dapat dihitung nilai JT (JammerTransmitter) perhitungan dapat dilihat dibawah ini.
Untuk jenis GSM
JT=58 - 25
= 33 dBm
Untuk jenis CDMA
JT=55 - 25
= 30 dBm
Untuk jenis DCS
JT=82 - 75
= 7 dBm
Untuk jenis 3G
7/22/2019 jamming system
18/21
JT=89 - 5
= 84 dBm
Tabel 4.3 Perhitungan Frekuensi Band perangkat Jammer pada
indoor pada jarak 10 meter
BANDFREKUENSI
Free spaceloss
(FSL)
Kekuatan jammer
(JT)
Jammer
(J)
GSM (960 MHz) 58 dB 33 dBm -25 dB
CDMA(849 Mhz) 55 dB 30 dBm -25 dB
DCS (1880 Mhz) 82 dB 7 dBm -75 dB
3 G (2140 Mhz) 89 dB 84 dBm -5 dB
4.4 Perhitungan Daya Pancar penerima pada area Terbuka Dan Tertutup
Setelah di dapat perhitungan free space lossmaka dapat diketahui kekuatan daya dari
perangkat jammer tersebut dengan mengkonversikan satuan daya pancar dalam satuan dBm kewatt. Untuk perhitungan kekuatan daya pancar Jammer pada area terbuka dan tertutup yaitudapat dihitung dengan rumus yang telah dijelaskan dibab sebelumnya.
Tabel 4.4 Perhitungan Daya Watt Pada Area Terbuka (Outdoor)
Media Frekuensi Band
Daya Pancar Area Terbuka
Jarak
20M 15M 10M 05M
Kayu
GSM (960 MHz) 1.58 W 0.39 W 0.1 W 0.02 W
CDMA(849 Mhz) 0.79 W 0.25 W 0.07 W 0.02 W
DCS (1880 Mhz) 0.004 W 0.00025 W0.0000158
W0.00001
W
3 G (2140 Mhz)199526.23
W10000 W 316.22 W 15 W
Kaca
GSM (960 MHz) 1.58 W 0.39 W 0.1 W 0.02 W
CDMA(849 Mhz) 0.79 W 0.25 W 0.07 W 0.02 W
DCS (1880 Mhz) 0.004 W 0.00025 W0.0000158
W0.00001
W
3 G (2140 Mhz)199526.23
W10000 W 316.22 W 15 W
Beton
GSM (960 MHz) 1.58 W 0.39 W 0.1 W 0.02 W
CDMA(849 Mhz) 0.79 W 0.25 W 0.07 W 0.02 W
DCS (1880 Mhz) 0.004 W 0.00025 W0.0000158
W0.00001
W
7/22/2019 jamming system
19/21
3 G (2140 Mhz).
W10000 W 316.22 W 15 W
Kayu
GSM (960 MHz) 1.58 W 0.39 W 0.1 W 0.02 W
CDMA(849 Mhz) 0.79 W 0.25 W 0.07 W 0.02 W
DCS (1880 Mhz) 0.004 W 0.00025 W0.0000158
W0.00001
W
3 G (2140 Mhz)199526.23
W10000 W 316.22 W 15 W
Untuk mendapatkan daya watt (dbm) pada perangkat jammer pada area tertutup dapatdiselesaikan dengan menggunakan perhitungan pada area terbuka maka didapat hasil yangtelah dimasukan ketabel dibawah ini.
Tabel 4.4 Perhitungan Daya Watt Pada Area Tertutup (indoor)
Media Frekuensi Band
Daya Pancar Area Tertutup
Jarak
20M 15M 10M 05M
Kayu
GSM (960 MHz) 1.58 W 0.39 W 0.1 W 0.02 W
CDMA(849 Mhz) 0.79 W 0.25 W 0.07 W 0.02 W
DCS (1880 Mhz) 0.004 W 0.00025 W0.0000158
W0.00001
W
3 G (2140 Mhz)199526.23
W10000 W 316.22 W 15 W
Kaca
GSM (960 MHz) 1.58 W 0.39 W 0.1 W 0.02 W
CDMA(849 Mhz) 0.79 W 0.25 W 0.07 W 0.02 W
DCS (1880 Mhz) 0.004 W 0.00025 W
0.0000158
W
0.00001
W
3 G (2140 Mhz)199526.23
W10000 W 316.22 W 15 W
Beton
GSM (960 MHz) 1.58 W 0.39 W 0.1 W 0.02 W
CDMA(849 Mhz) 0.79 W 0.25 W 0.07 W 0.02 W
DCS (1880 Mhz) 0.004 W 0.00025 W0.0000158
W0.00001
W
3 G (2140 Mhz)199526.23
W10000 W 316.22 W 15 W
Kayu
GSM (960 MHz) 1.58 W 0.39 W 0.1 W 0.02 W
CDMA(849 Mhz) 0.79 W 0.25 W 0.07 W 0.02 W
DCS (1880 Mhz) 0.004 W 0.00025 W0.0000158
W0.00001
W
3 G (2140 Mhz)199526.23
W10000 W 316.22 W 15 W
4.5 Hasil Analisa
Dari hasil yang diperoleh dari pensimulasian di dapat bentuk gelombang yang berbedapada setiap rangkaian dari perangkat jammer dan memiliki fungsi yang berbeda dalammenjammmerkan sinyal asli dari BTS serta dalam menutupi daya band frekuensi pada mobilephone dan penganalisa yang telah dilakukan dapat dilihat dari perhitungan kekuatan dayapancaran yang diperlukan untuk menutupi frekuensi asli pada mobile phonedalam perhitunganredaman ruang bebas (free space loss) melalui tempat dan media yang digunakan serta daya
7/22/2019 jamming system
20/21
pancar perangkat jammer ke penerima mobile phone.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Setelah analisa dan hasil pembahasan, tahap selanjutnya mengambil simpulan analisa darihasil pembahasan, adapun beberapa simpulan yang dapat diambil antara lain:
1. Berdasarkan hasil penganalisaan dapat diperoleh bentuk kerja jammer pada
Setiap rangkaian mempunyai bentuk yang berbeda dalam pengolahan signal, baik padatahapan pembangkitan gigi gergaji (sawtooth) yang berbentuk gigi gergaji , pembangkitanderau (noise generator), dan summer yang bentuk gelombang yang dihasilkan daripengabungan sawtoth generator dan noise generator.
2. Faktor media penghalang merupakan suatu kendala yang paling berpengaruh dalampentransmisian sinyal terhadap mobile phone dan jarak perangkat jammer menentukanpengisolasian sinyal pada area tertutup serta tempat terbuka dan daya pancar menentukankekuatan jammer dalam jarak yang jauh .
3. Semakin besar faktor kekuatan jammer dalam penyebaran transmisi sinyal menyebabkansemakin memaksimalkan besar rugi propagasi maksimal antara dengan base station danMobile Phone.
5.2 Saran
Agar penganalisan lebih baik maka penentuan rangkaian dan redaman bangunan sebaiknyadikembangan dengan bentuk sinyal excitter berbeda untuk menggantikan fungsi dari rangkaianpada excitter.
Untuk pengembang tugas akhir selanjutnya diharapkan mengubah nilai kerja pada bandfrekuensi yang bekerja pada mobile ke bentuk band frekuensi yang bekerja pada TV maupun
Radio untuk dapat melihat kesamaan dan perbedaan pada maupun merubah bentuk antenapada perangkat jammer tersebut.
Pemasang perangkat jammer harus mengetahui dan melihat tempat pemasang bertujuan agarpenggunaan jammer agar tidak merugikan pengguna selular serta petugas pelayan jasakomunikasi.
7/22/2019 jamming system
21/21
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed Jisrawi, "GSM 900 Mobile Jammer", undergrad project, JUST, 2006.Balanis, Constantine A.Antena Theory Analysis and Design, Mc Graw hillDjaelani Elan, Ruhiat Daday.pembuatan exciter untuk perangkat pemancar jamming,Pusat Penelitian Informatika-Lipi,Bandung:2008,pdf.
International Edition, Canada, 1985.
Jisrawi Ahmad,Nihad Dib.Gsm-900 Mobile Jammer, jordan university of science andtechonology, electrical engineering departement, canada ,2005.pdf.[online]:http://dewey.petra.ac.id/jiunkpe dg 5194.html. [diakses 23 februari 2013].
Sami Azzam, Ahmad Hijazi, Ali Mahmoudy. Smart Jammer For Mobile Phone Systems,P.V.D,2008.Wijaya Dwi Putra Budi , Saputro Indra Dwi Joko ,dkk, KINERJA RAGAM ANTENA UNTUKMOBILE PHONE JAMMER, Universitas Gunadarma, Bali: 2012.pdf.
[1]Elan Djaelani,pembuatan exciter untuk perngkat pemancar jamming ,Pusat PenelitianInformatika-LIPI,2010:III-22s
[2] Balanis, Constantine A.Antena Theory Analysis and Design, Mc Graw hill
http://dewey.petra.ac.id/jiunkpe%20dg%205194.htmlTop Related