HYPERTENSION HEART DISEASE
Cynthia Paramita NIM. 107070103121006Evanti Tansil NIM. 105070107111033Laylia Mulyandari NIM. 105070104111006
Pembimbing:dr. Cholid Tri Tjahjono, M.Kes, SpJP (K)
LAPORAN KASUS
Nama : Ny SJenis Kelamin : PerempuanUsia : 59 tahunAlamat : singosari - malangAgama : IslamSuku : JawaPekerjaan : ibu rumah tanggaStatus : Menikah, 4 anakNo register : 11221569Tanggal MRS : 9 Februari 2015Ruang diawat : CVCU R.28
RIWAYAT SEKARANGPasien mengeluh nyeri dada sejak 1 hari SMRS
jam 5 pagi, hilang timbul dirasakan ± 1 jam, menjalar ke bahu sebelah kiri dan lengan kiri, hal yang sama saat akifitas berat sejak 7 bulan yang lalu. nyeri berkurang bila duduk dan istirahat. Pasien sudah tidak melakukan aktifitas rumah lagi sejak 3 bulan ini.
Pasien juga tidur harus dengan 6 bantal dan terkadang pasien juga mengeluh nyeri dada. Sering bangun saat tidur (+) Orthophneu (+). Kaki bengkak (-). Panas badan (-) Batuk (+) dahak putih 1 minggu ini. Penurunan Berat badan disangkal. Sering haus (+), sering lapar (-), banyak kencing (+).
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pasien menyangkal riwayat diabetes dan memiliki hipertensi dan kontrol ke puskesmas minum obat 2 macam pasien tidak tahu nama obatnya. Tensi paling tinggi antara 170/... dan180/.. pernah masuk rumah sakit pada bulan September 2014 di diagnosis peyakit jantung koroner dan tiap bulan kontrol tapi tidak rutin.
Riwayat Penyakit keluargaKeluarga (-) : HT(-)Riwayat SosialPasien seorang ibu rumah memiliki 4
orang anak, minum obat jamu atau obat ditoko bebas (-), merokok (-). Alkohol (-). Tinjauan Sistemik
Pusing (+), mual (-), muntah (-), kesemutan (-), gangguan BAB (-), gangguan BAK (-), nyeri ekstremitas (-), kaki bengkak (-).
PEMERIKSAAN FISIKKeadaan Umum :
Tampak sakit sedang, compos mentis, kesan gizi baik, hygiene kurang.
Tanda-tanda Vital :TD : 177/81mmHgN : 80x/menitRR : 24x/menit Tax : 37,5 0CAntropometri :Berat Badan : 56 kgTinggi Badan : 154 cmIndex Massa Tubuh : 23 kg/m2 (normoweight)
KEPALA : normo chepal, anemia (-), ikterik (-)
LEHER : pembengkakan KGB leher (-), trakea normal di tengah, bruit (-), JVP R + 3 cm H2O (posisi 300)
THORAKS: Inspeksi : bentuk dada simetris, retraksi dinding dada (-),
deformitas (-), jaringan parut (-)Palpasi : pembesaran KGB aksila -|-JantungInspeksi : ictus cordis tidak terlihatPalpasi : ictus cordis teraba di AAL ICS VI sinistraPerkusi : batas jantung kiri pada iktus, batas jantung
kanan pada sternal line dextra
Auskultasi : bunyi jantung S1S2 normal, reguler, gallop (-), murmur (-)
Paru : Inspeksi : gerakan dinding saat bernafas simetris, retraksi (-)
Palpasi : chest pain ekspansi simetris, D=S, stem fremitus : normal pada seluruh lapangan paru.
Perkusi : sonor/sonor sonor/sonor sonor/sonor
Auskultasi : laju nafas 24 x/menit, suara nafas vesikuler
Rhongki : -/- -/- +/+ whezing -/- -/- -/-
Abdomen Inspeksi : jaringan parut (-), dilatasi
vena (-), peradangan umbilikus (-), rash (-), vena kolateral (-) spider nevi (-) kontur tampak simetris, benjolan (-), distended
Auskultasi : bising usus (+) N, meteorismus (-), bruit (-)
Perkusi : timpani pada seluruh kuadran abdomen, traube’s space
dullness, shifting dullness (-), liver span 10cm.
Palpasi : soefl, turgor kulit kembali cepat, nyeri tekan (+) regio epigastric Hepar Normal Lien Normal
PEMERIKSAAN ECG
Irama SinusHR : 60 x/menitFrontal axis : normalHorizontal axis: normalPR interval : 0.16 secondsQRS interval : 0,09 secondsQT interval : 0,48 secondsS V3 + R aVL >20Kesimpulan : irama Sinus 60 bpm, LVH,
Foto thoraks APCor : ukuran kesan membesar ke kiri dan ke kananAorta : normal Trakea : di tengahPulmo : corakan vascular normal, tidak tampak infiltrate/kalsivikasi/ cavitas/nodulHemidiafragma D/S : domeshapeSinus costophrenicus D/S : lancipSkeletal : normalSoft tissue: normalKesimpulan : kesan cardiomegali tertanam
Cue and Clue Problem List Initial
Diagosis
Planning Diagnosis Planning Therapy Planning
Monitoring
Planning Education
Perempuan/ 59 th/R.28
ANAMNESA
KU : nyeri dada saat mencuci
pakaian tidak mereda selama ±
1jam. Terasa hilang timbul
mereda bila dibuat istirahat dan
duduk. Riwayat PND (+) DOE
(+) Orthophneu (+).Sering haus
(+), sering lapar (-), banyak
kencing (+). Riwayat hipertensi
diketahui 1 tahn yang lalu
RPK: HT (+) Sakit jantung (+)
Tinjauan Sistemik
Pusing (+), Mual (-), kaki
bengkak (-)
PE: GCS 456
BP 177/81 mmHg
PR 80 bpn
RR 20 tpm
JVP = R + 3 cmH20 (30)
Cor: ictus ICS VI AAL S
Rhonki +/+ basal kasar
Pemeriksaan Penunjang:
BGA: respiratoric alkalosis
partially compensated
ECG : Sinus , LVH
CXR : cardiomegali pembesaran
ke kiri
1. Heart
Failure St
C fc III
1. HHD 1. Echocardiografi O2 4 lpm nasal
canul
Semifowler position
Bed rest
Kateter
IV line NS 1500
cc/24 jam
Balance cairan
seimbang
DJ III
P’o :
Captopril 3x25 mg
ASA 1x80mg
Simvastatin
1x20mg
Spironolacton 1X25
mg amlodipine
1x25mg
Laxadin syr 0-cth1
Keluhan
subjektif
Tanda-tanda
vital
Urine output
Cairan
EKG serial
Menjelaskan kepada
pasien dan kelurga
mengenai penyakitnya,
terapi yang sedang dan
akan dilakukan.
Menjelaskan bahwa
kondisi pasien saat ini
sudah jauh lebih baik,
namun terapi masih
harus terus dilanjutkan
Menjelaskan terapi
yang akan kita berikan,
tindakan, yang akan
dilakukan pd pasien ini.
Menjelaskan ttg
prognosis, serta
komplikasi yang dapat
terjadi.
Laki-laki 48 th R25
Riwayat Dyspneu d effort
Paroxysmal Nocturnal
Dyspneu
Orthopneu
PF: GCS 456
BP 177/81 mmHg
PR 80 bpn
RR 20 tpm
JVP = R + 3 cmH20 (30)
Cor: ictus ICS VI 2cm MCL
S
Rhonki +/+
Lab:
CXR: cardiomegaly
2.Post ADHF 1.HT
Emergency
Echocardiography
Ecg serial
O2 10 lpm via
NRBM
Semifowler
position
Bed rest
Kateter
Captopril
3x25mg
Spironolacton
1x25mg
ASA1x5mg
Clopidogrel
1x75mg
ISDN 3x5mg
Simvastatin1x20
mg
Laxadin1x1ct
Diaepam 1x2mg
VS
Subj
Disease, treatment,
prognosa
Batuk sejak dirawat di RS.
Lawang, berdahak putih
sejak 1 minggu yang lalu
Tidak panas(-)
3.Upper
Respiratorik
Infection
Foto xray
Levofloxacin 1x
500 mg
Codein 3x10mg
Subjective
Vital sign
Edukasi pada
keluarga mengenai
penyakit yang
berhubungan dan
prognosis.
Definisi
Kondisi dimana jantung tidak lagi dapat memompakan cukup darah ke jaringan tubuh.
Gangguan fungsi jantung dapat berupa• Gangguan irama jantung• Gangguan fungsi sistol dan diastol
Epidemiology
Prevalensi penyakit gagal jantung meningkat seiring dengan bertambahnya umur, tertinggi pada umur 65 – 74 tahun (0,5%) untuk yang terdiagnosis dokter, menurun sedikit pada umur ≥75 tahun (0,4%), tetapi untuk yang terdiagnosis dokter atau gejala tertinggi pada umur ≥75 tahun (1,1%). Untuk yang didiagnosis dokter prevalensi lebih tinggi pada perempuan (0,2%) dibanding laki-laki (0,1%), berdasar didiagnosis dokter atau gejala prevalensi sama banyaknya antara laki-laki dan perempuan (0,3%). Prevalensi yang didiagnosis dokter serta yang didiagnosis dokter atau gejala lebih tinggi pada masyarakadengan pendidikan rendah. Prevalensi yang didiagnosis dokter lebih tinggi di perkotaan dan dengan kuintil indeks kepemilikan tinggi. Untuk yang terdiagnosis dokter atau gejala sama banyak antara perkotaan dan perdesaan
Klasifikasi gagal jantung 1. Gagal jantung sistolik dan diastolik Gagal jantung sistolik merupakan
ketidakmampuan ventrikel untuk berkontraksi dengan normal sehingga menyebabkan cardiac output menurun, ef <40%. Menyebabkan IHD, MI , cardimyophaty
Gagal jantung diastolikmerupakan ketidakmampuan ventrikel untuk relaksasifilling pressure meningkat. EF >50% menyebabkan constrictive pericarditis, tamponade, restrictive cardiomyophaty, hipertensi.
2. LVF dan RVF Left ventricular failure. Gejala :
dyspnoea, poor exercise tolerance, fatigue, orthopneu, PND, nocturnal cough (pink frothy sputum), wheeze (cardiac asthma),nocturia, cold pheripheries, weight loss.
Right ventricular failure. Gejala : oedema perifer, ascites, nausea, anorexia,
KLASIFIKASI GAGAL JANTUNG (KILLIP)
Stage I
• Tidak terdapat gagal jantung. Tidak terdapat tanda dekompensasi jantung. Prognosis kematian sebanyak 6%
Stage II
• Gagal jantung. Terdapat : ronkhi, S3 gallop, dan hipertensi vena pulmonalis, kongesti paru dengan ronkhi basah halus pada lapang bawah paru. Prognosis kematian sebanyak 17%
Stage III
• Gagal jantung berat, dengan edema paru berat dan ronkhi pada seluruh lapang paru.Prognosis kematian sebanyak 38%
Stage IV
• Shock Kardiogenik. Pasien hipotensi dengan SBP <90mmHg, dan bukti adanya vasokontriksi perifer seperti oliguria, sianosis, dan berkeringat. Prognosis kematian sebanyak 67%
PatofisiologiPenurunan kontraksi ventrikel akan diikuti
penurunan curah jantung yang selanjutnya terjadi penurunan tekanan darah (TD), dan penurunan volumedarah arteri yang efektif. Hal ini akan merangsang mekanisme kompensasineurohurmoral. Vasokontriksi dan retensi air untuk sementara waktu akanmeningkatkan tekanan darah, sedangkan peningkatan preload akanmeningkatkan kontraksi jantung melalui hukum Starling. Apabila keadaan ni tidak segeradiatasi, peninggian afterload, dan hipertensi disertai dilatasi jantung akan lebih menambah beban jantung sehingga terjadi gagal jantung yang tidak terkompensasi. Dengan demikian terapi gagal jantungadalah dengan vasodilator untuk menurunkan afterload venodilator dan diuretik untuk menurunkan preload,sedangkan motorik untuk meningkatkan kontraktilitas miokard
Tanda-tanda fisik dari penyakit jantung hipertensiDenyut
◦Normal pada pasien dengan irama sinus
◦Tidak normal pada gagal jantung dekompensasi
◦Takikardia pada pasien dengan gagal jantung dan pada pasien dengan atrial fibrilasi disertai respon ventrikel yang cepat
Tanda-tanda fisik dari penyakit jantung hipertensiTekanan Darah
◦Tekanan darah sistolik dan / atau diastolik menjadi meningkat (> 140 / 90mm Hg)
Vena◦Vena jugularis distended
Paru◦ tanda-tanda kongesti paru, seperti rales,
penurunan napas suara, dan ada dullness pada perkusi karena efusi pleura
Tanda-tanda fisik dari penyakit jantung hipertensiAbdomen
◦bruit arteri ginjal◦ massa yang berdenyut meluas dari
aneurisma aorta abdominal◦hepatomegali dan asites akibat CHF
Ekstremitas◦Edema
Sistem Oftalmologi◦hipertensi retinopati
Staging
Kategori Sistolik Diastolik
Optimal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Stage 1 140-159 90-99
Stage 2 >160 >100
Laboratorium Penunjang Pemeriksaan laboratorium awal, yang mencakup(Sudoyo,
2006): ◦ Urinalisis: protein, leukosit, eritrosit, silinder ◦ Hemoglobin/hematokrit ◦ Elektrolit darah/kalium ◦ Ureum/kreatinin ◦ Gula darah puasa ◦ Kolesterol total, trigliserida, HDL dan LDL kolesterol
Analisis gas darah Elektrokardiografi untuk menemukan adanya hipertrofi
ventrikel kiri jantung. Foto thorax untuk menemukan adanya pembesaran
jantung atau tanda-tanda bendungan Ecocardiography menemukan HVK lebih dini dan lebih
spesifik (spesifisitas sekitar 95-100%).
Terapi Farmakologis
Terapi :Thiazide diureticsBeta blockers dan kombinasi alpha
and beta blockersCalcium channel blockersAngiotensin-converting enzyme (ACE)
inhibitorsAngiotensin-receptor blockers (ARBs)Direct vasodilators - misalnya
hydralazine
Terapi non FarmakologisBMI di bawah 25kg / m2Olahraga berat untuk jangka waktu rata-
rata 30 menit per hariSkor tinggi untuk diet yang didasarkan
pada Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH)
Asupan alkohol sederhana maksimal 10g per hari
Konsumsi analgesik non-narcotik kurang dari sekali seminggu
Asupan 400mcg per hari atau lebih asam folat tambahan
Top Related