7/27/2019 Diagnosis Banding Hipertiroidisme
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosis-banding-hipertiroidisme 1/4
Diagnosis Banding Hipertiroidisme
Oleh: Muhammad Hanifi (1106010641)
Hipertiroidisme didefinisikan sebagai overeaksi kelenjar tiroid yang ditandai
dengan meningkatnya sekresi hormon tiroid, triiodotironin dan atau tiroksin. Gejala
anatomis utama dari hipertiroidisme adalah pembesaran pada bagian leher. Meski
demikian, pembesaran leher bukanlah gejala khas yang hanya dimiliki oleh
hipertiroidisme. Berikut diagnosis-diagnosis banding dari hipertiroidisme.
A. Goiter
Goiter atau gondok adalah keadaan dimana terjadi pembesaran dari kelenjar,
baik dalam bentuk difus maupun nodular. Penampakan anatomis dari goiter, yang
sangat mirip dengan hipertiroidisme, adalah pembesaran daerah leher. Pada kasus
goiter, fungsi tiroid dapat normal (nontoxic goiter ), berlebih (toxic goiter ) atau
berkurang (hypothyroid goiter ).
TNG (Toxic Nodular Goiter )
TNG merupakan keadaan dimana kelenjar tiroid membesar, dan pembesarannya
tampak nodular. Pembesaran ini muncul akibat hipersekresi hormon-hormon tiroid
yang menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid. Gejala-gejala dari TNG antara lain
(1) Intoleransi panas; (2) lemas; (3) tremor; (4) penurunan berat badan; (5) nafsu
makan bertambah; (6) gondok dan (7) takikardia.
Diffuse Toxic Goiter
Dalam diffuse toxic goiter , kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid secara
berlebihan. Hal ini akan mempercepat metabolisme sistemik. Gejala utama dari
diffuse toxic goiter adalah pembesaran leher. Gejalanya dapat muncul dalam minggu,
bulan, bahkan tahun. Gejala paling umum dari diffuse toxic goiter adalah (1)
hipermetabolisme, yaitu penurunan berat badan tanpa adanya penurunan nafsu
makan; (2) intoleransi panas; (3) berkeringat; (4) lemas; (5) osteoporosis; (6)
7/27/2019 Diagnosis Banding Hipertiroidisme
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosis-banding-hipertiroidisme 2/4
hiperadregenic palpitasi; (7) tremor; (8) insomnia; (9) ginekomastia; (10) penurunan
konsentrasi; (11) kesulitan menelan; (12) oculopathy; (13) dekompensasi organ; (14)
atrial fibrilation dan (15) gagal jantung kongestif. Pada pasien geriatrik, gejala khas
diffuse toxic goiter antara lain (1) penurunan berat badan; (2) atrial fibrilation dan (3)
depresi.
B. Thyroid Papil lary Carcinoma
Thyroid papillary carcinoma adalah bentuk keganasan pada kelenjar tiroid.
Kasus thyroid paillary carcinoma sangat jarang terjadi. Pada thyroid paillary
carcinoma, dapat terjadi hipersekresi hormon-hormon tiroid sehingga sekresinya
berlebihan di dalam darah, menyebabkan tirotoksikosis dan hipertiroidisme
C. Pitui tary Adenoma
Pituitary Adenoma adalah tumor jinak pada hipofisis. Apabila tumor
berdiameter kurang dari 10 mm, disebut sebagai mikroadenoma, dan apabila
berukuran lebih dari 10 mm disebut sebagai makroadenoma. Pituitary adenoma
berakibat pada hiperfungsi kelenjar hipofisis, yang salah satunya memberikan
dampak pada kelanjar tiroid.
Hipersekresi Hormon Efek
Hormon ACTH Cushing syndrome
Growth hormone Akromegali
Tiroid Stimulating Hormone (TSH) Hipertiroidisme
Gonadotropin dan Esterogen Amenorhea pada wanita
D. Grave’s Disease
Grave’s disease, yang disebabkan oleh peningkatan aktivitas dari kelenjar tiroid,
adalah penyebab peling umum dari hipertiroidisme. Pada kondisi ini, kelenjar tiroid
biasanya telah kehilangan kemampuannya untuk merespon kontrol normal sekresi
hormon tiroid oleh kelenjar pituitari melalui TSH. Sebagai salah satu bentuk kelainan
imunologis, Grave’s disease memiliki kecenderungan untuk diturunkan dari parental.
7/27/2019 Diagnosis Banding Hipertiroidisme
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosis-banding-hipertiroidisme 3/4
Grave’s disease diperkirakan sebagai penyakit autoimun, karena itu, antibodi-
antibodi yang menjadi karakteristik penyakit ini dapat ditemukan dalam darah.
Antibodi-antibodi tersebut antara lain Thyroid Stimulating Immunoglobilins (TSI
antibodies), Thyroid Peroxidase Antibodies (TPO), dan antibodi reseptor TSH.
Prevalensi Grave’s disease pada wanita lima kali lebih besar dibandingkan pada pria.
Salah satu gejala khas Grave’s disease adalah adanya gangguan indera
penglihatan (Grave’s opthalmopathy). Opthalmopathy dapat terjadi sebelum,
sesudah, maupun pada saat yang sama dengan hipertiroid. Awalnya pasien akan
mengalami penigkatan kepekaan terhadap cahaya, diikuti dengan penonjolan mata
ke arah luar dan munculnya penglihatan ganda. Gejala klinis Grave’s disease antara
lain (1) palpitasi; (2) takikardia ringan; (3) diare; (4) mudah lelah; (5) berkeringat;
(6) pada anak biasanya terjadi pertumbuhan dan maturasi tulang yang cepat.
E. Dapatkah Hiperparatiroidisme Menjadi Diagnosis Banding Hipertiroidisme?
Tidak. Alasannya karena pada hiperparatiroidisme tidak terjadi pembesaran
leher. Hiperparatiroidisme didefinisikan dengan hiperreaktivitas dari kelenjar paratiroid yang berakibat pada sekresi hormon paratiroid yang berlebih. Gejala
hiperparatiroidime sangat bergantung pada jenis hiperparatiroidismenya, apakah
primer ataukah sekunder.
Pada hiperparatiroidisme primer, sebagian besar pasien tidak menunjukkan
gejala apapun. Pasien biasanya didapatkan dari incidental finding pada saat
pemeriksaan kadar kalsium atau pemeriksaan radiologis. Peningkatan kada kalsium
pada hiperparatiroidisme primer merupakan gejala yang sangat jarang terjadi, namun
apabila terjadi, akan bermanifestasi menjadi gejala-gejala seperti (1) fatigue; (2)
depresi; (3) nyeri tulang; (4) nyeri otot; (5) nafsu makan menurun; (6) mual; (7)
muntah; (8) konstipasi; (9) poliuria; (10) polidipsia dan (11) osteoporosis.
Pada hiperparatiroid sekunder, kelenjar paratiroid bekerja dengan normal.
Permasalahan secara klinis muncul akibat resistensi reseptor hormon paratiroid, dan
7/27/2019 Diagnosis Banding Hipertiroidisme
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosis-banding-hipertiroidisme 4/4
bermanifestasi pada permasalahan-permasalahan pada resorpsi tulang seperti rickets,
osteomalacia, dan renal osteodystrophy.
Daftar Pustaka
1. Janet E. Hall, Lynnette K. Nieman: Handbook of diagnostic endocrinology, pp. 124-125
2. Dario M. Torre, Geoffrey C. Lamb, Jerome Van Ruiswyk: Kochar's Clinical Medicine for
Students. pp.402-403: Lippincott Williams & Wilkins; Fifth edition (2008)
3. Kittisupamongkol W. Hyperthyroidism or thyrotoxicosis? Cleve Clin J Med. Mar
2009;76(3):152.
4. Fraser WD (July 2009). "Hyperparathyroidism". Lancet 374 (9684): 145 – 58.
Top Related