1
Pengaruh Debt to Equity Ratio, Likuiditas, Market to Book value, Firm Size,
dan Financial Distress terhadap Keputusan Hedging pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016
Shinta Astaria Simanjuntak1, Inge Lengga Sari Munthe
2, Jack Febriand Adel
3
Program studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji
(UMRAH), Tanjungpinang, Indonesia
Email : [email protected]
ABSTRAK
Hedging merupakan tindakan yang dapat dilakukan perusahaan untuk
meminimalkan risiko kurs yang dihadapi. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh Debt to Equity Ratio, Likuiditas, Market to book value,
Firm size dan Financial distress terhadap keputusan Hedging pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016. Metode
pengambilan sampel penelitian ini adalah Purposive sampling dan didapatkan 59
sampel yang memenuhi kriteria dari 236 perusahaan yang menjadi data observasi.
Teknis analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresis
logistik. Dan hasil pegujian mendapatkan hasil bahwa Likuidtas yang diproksikan
dengan Current ratio tidak berpengaruh terhadap Keputusan hedging. dan Debt
to Equity Ratio, Market to book value, Firm size, dan financial distress
berpengaruh terhadap Keputusan hedging. Dari hasil regresi logistik menemukan
bahwa variabel Debt to Equity Ratio, Likuiditas, Market to Book Value, Firm Size,
Financial Distress dan variabel dummy untuk kategori perusahaan Manufaktur
dapat menjelaskan keputusan Hedging menggunakan instrument derivatif sebesar
26,2% dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
Kata Kunci : Hedging, Debt to Equity Ratio, Likuiditas, Market to book value,
Firm size dan Financial distress
PENDAHULUAN
Perdagangan pada era globalisasi sekarang semakin berkembang, dimana
kini perdagangan tidak hanya berkembang di dalam negeri saja tetapi juga
termasuk perdagangan ke luar negeri atau menjual barang ke luar negeri yang
biasa disebut dengan perdagangan internasional. Faktor penyebab yang
munculnya risiko bisnis adalah perusahaan yang melakukan perdagangan
internasional yang melibatkan perusahaan harus menggunakan valuta asing dalam
transaksi bisnisnya antara lain nilai kurs asing, suku bunga peminjaman dan harga
minyak mentah dunia yang mengalami perubahan dalam periode waktu tertentu
dan tidak bisa dipastikan. Sehingga hal tersebut akan berdampak baik maupun
buruk bagi perusahaan.
2
Sebuah perusahaan yang melakukan aktivitas bisnisnya akan menghadapi
berbagai risiko keuangan, oleh karena itu perusahaan perlu melakukan
manajemen risiko agar dapat dikelola dengan baik. Manajemen risiko adalah
usaha yang secara rasional bertujuan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
kerugian dan risiko yang dihadapi. Risiko terjadi dengan adanya perdagangan
internasional yang bisa menyebabkan risiko sangat tinggi pada perusahaan. Risiko
adalah ketidaktentuan (uncertainty) yang mungkin menciptakan peristiwa
kerugian (loss). Salah satu tindakan untuk meminimalisir risiko yang ditimbulkan
karena perdagangan internasional adalah Hedging dengan instrument derivatif.
Instrument derivatif ialah kontrak antara dua pihak pembeli atau penjual
dimana didalam kontraknya terdapat berbagai hal yang telah disepakati bersama
tetapi realisasinya tersebut nanti pada tanggal tertentu dalam kurun waktu dimasa
yang akan datang. Instrument derivatif yang digunakan untuk melakukan aktivitas
hedging adalah Forward contract, future contract, swap, dan opsi.
Hedging adalah penggunaan intrumen derivative atau intrumen keuangan
lainnya untuk melindungi perusahaan dari risiko terkait perubahan nilai wajar
(fair value) aset atau liabilitas yang diperkirakan akan mempengaruhi laporan laba
rugi yang dilaporkan perusahaan Kurniawati, dkk (2018). Biasanya dalam
penggunaan Hedging, dilakukan dengan membentuk protofolio dengan instrument
derivatif valuta asing, sehingga transaksi penjualan atau pembelian mata uang
asing yang dilakukan oleh perusahaan dapat terhindar dari risiko perubahan harga
karena adanya transaksi intrumen derivative yang dilakukan perusahaan.
Ada berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas hedging
yang dilakukan perusahaan. Dalam penelitian ini akan melakukan pengamatan
pada faktor-faktor yang diduga mempengaruhi aktivitas hedging dengan
instrument derivatif seperti tingkat hutang (leverage), tingkat likuiditas (liquidity),
kesempatan pertumbuhan perusahaan (growth opportunity), ukuran perusahaan
(firm size), dan financial distress.
Rumusan maslaah dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh
Debt to equity ratio, likuiditas, market to book value, firm size, dan financial
distress terhadap keputusan hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016 baik secara parsial dan simultan.
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh debt to
equity ratio, likuiditas, market to book value, firm size, dan financial distress
terhadap keputusan hedging.
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
Hedging
Menurut Fahmi (2011 : 80) Hedging adalah menukar valuta asing di masa
depan dngan mata uang lokal untuk melindungi uang tersebut dari perubahan nilai
tukar. Tindakan dan keputusan hedging biasanya dilakukan seputar dengan kondisi mengantisipasi timbulnya fluktuasi valuta asing (valas) di pasaran.
3
Seluruh perusahaan yang dalam pencatatan akuntansi melibatkan valas yang
otomatis dalam transaksi bisnisnya mempergunakan valas, mengharuskan
perusahaan tersebut untuk menempatkan alokasi dana khusus dalam bentuk
hedging. dalam penelitian ini hedging diukur dengan menggunakan dummy,
dimana apabila perusahaan menggunakan instrument derivative untuk melakukan
hedging akan diberi score 1 dan yang tidak akan diberi 0.
Debt to Equity Ratio (DER)
Hery (2016:169) menyatakan debt to equity ratio merupakan rasio yang
digunakan untuk utang dengan modal. Rasio ini digunakan untuk mengetahui
jumlah dana yang disediakan peminjaan (kreditor) dengan pemilik perusahaan.
Rumus untuk mencari debt to equity ratio adalah :
Likuiditas (LQ)
Likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemmapuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya yang akan segera jatuh
tempo (Hery, 2013:149). Dalam penelitian ini rasio likuiditas diproksikan sebagai
rasio lancar (current ratio). Rasio lancar atau (current ratio) merupakan rasio
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
pendek tau utang yang segera jatuh tempo dengan menggunakan total aset lancar
yang tersedia (Hery, 2016:152)
Rumus untuk menghitung rasio lancar (current ratio) :
Market to Book Value (MTBV)
Rasio market to book value dalam penelitian ini membandingkan antara
harga per lembar saham dengan nilai buku per lembar saham yang dimiliki
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Buersa Efek Indonesia tahun 2013-2016.
Dimana angka untuk harga pasar per lembar saham didapatkan dari closing price,
dan harga buku per lembar saham dari total ekuitas dibagi jumlah saham yang
beredar.
Firm Size
Firm size menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh investor
dalam pengambilan keputusan investasi. Investor menganggap bahwa perusahaan
besar relative lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba lebih besar dari
pada perusahaan kecil, dengan semakin stabilnya perusahaan maka risiko yang
4
ditanggung investor semakin rendah (Irawan, 2014). Ukuran perusahaan dilihat
dari jumlah total aset yang dimilikinya, semakin besar aset yang dimiliki, semakin
berhati-hati perusahaan tersebut melangkahkan kegitan diperusahaannya (Putro,
2012). Berikut rumus dalam menghitung ukuran perusahaan adalah :
Financial Distress
Financial distress adalah kondisi yang sedang dialami sebuah perusahaan
dimana terjadi suatu kesulitan keuangan yang berada dalam posisi tidak aman
dikarenakan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan perusahaan dan memenuhi
kewajiban-kewajibannya sehingga diprediksi akan mengalami kebangkrutan.
Salah satu pengukuran financial distress dapat diterangkan dari perhitungan Z-
score yang dikemukakan oleh Edward I.Altman. secara sistematis financial
distress dapat diformulasikan dengan metode Z-score sebagai berikut:
Z = 0,717 X1 + 0,847 X2 + 3,107 X3 + 0,420 X4 + 0,998 X5
Dimana :
5
Kerangka Pemikiran
H6
Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Keputusan Hedging
Hutang diyakini akan mampu mengungkit kemampuan perusahaan untuk
meningkatkan kinerja perusahaan. Ketersediaan dana tersebut mampu
menjalankan untuk berbagai kebutuhan, seperti kebutuhan operasional, ekspansi
usaha, dan lain-lain. Penggunaan hutang yang lebih besar dibandingkan kuantitas
modal yang dimiliki tersebut menimbulkan permasalahan baru yaitu
meningkatnya biaya kebangkrutan, tingkat pengembalian bunga yang lebih besar.
Perusahaan yang menjalankan operasinya dengan mata uang lokal namun
memiliki utang yang didenominasi dengan valuta asing akan menghadapi
eksposur valuta asing yang tinggi yang dapat menyebabkan utang yang tinggi
pada perusahaan dalam mata uang lokal dan dapat menimbulkan resiko bagi
perusahaan. Dalam mengurangi risiko yang terjadi perusahaan harus melakukan
hedging terhadap nilainya. Jadi semakin tinggi Debt to Equity Ratio sebuah
perusahaan, maka akan semakin besar tindakan hedging yang dilakukan untuk
mengurangi resiko tersebut sehingga Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap
keputusan hedging. hal tersebut sesuai dengan penelitian Nuzul dan Lautania
(2015) menunjukkan Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap Keputusan
hedging. Sebaliknya semakin rendah Debt to Equity Ratio sebuah perusahaan,
maka akan semakin kecil tindakan Hedging yang dilakukan untuk mengurangi
risiko tersebut sehingga Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap
keputusan hedging. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Jiwandhana dan
Triaryati (2016).
Debt to Equity Ratio
(H1)
Likuiditas
(H2)
Market to Book
Value
(H3)
Firm Size
(H4)
Financial Distress
(H5)
Hedging
6
Pengaruh Likuiditas terhadap Keputusan Hedging
Rasio likuiditas sering digunakan perusahaan untuk mengukur tingkat
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.likuiditas dapat
diproksikan sebagai Current ratio. Current ratio merupakan rasio yang
menunjukkan perbandingan antara aset lancar dengan hutang lancar perusahaan.
Jadi perusahaan yang memiliki dana atau aset lebih sedikit cenderung akan
melihat perkembangan fluktuasi nilai tukar dan melakukan Hedging untuk
menghadapi risiko-risiko yang mungkin akan terjadi. Hal tersebut sesuai dengan
penelitian Dewi dan Purwanti (2016) menunjukkan bahwa Lkuiditas yang
diproksikan Current ratio berpengaruh secara signifikan terhadap Keputusan
Hedging. Sedangkan semakin tinggi likuiditas maka semakin rendah penggunaan
instrument derivative karena resiko kesulitan keuangan yang muncul cenderung
rendah dan perusahaan juga memiliki cadangan dana untuk menghadapi resiko.
Hal ini sesuai dengan penelitian Aslikan dan Rokhmi (2017) menunjukkan bhawa
likuiditas tidak berpengaruh terhadap keputusan Hedging.
Pengaruh Market to Book Value terhadap Keputusan Hedging
Market to book value menunjukkan nilai perusahaan dengan cara
membandingkan nilai pasar perusahaan (Market Value – MV) dengan nilai buku
perusahaan (Book Value – BV) dan mengindikasikan pandangan investor terhadap
nilai perusahaan. Perusahaan yang memilik peluang yang besar akan
membutuhkan tambahan modal dari pihak luar untuk membiayai kegiatan
operasional yang akan dilakukan perusahaan. Dana eksternal dapat diperoleh dari
luar negeri maupun dalam negeri, dan ketikan mendapat dana dari luar negeri
maka akan menghadapi resiko fluktuasi nilai tukar. Ketika mata uang lokal
terdpresiasi maka perusahaan akan mengalami kerugian, dan untuk mengurangi
risiko tersebut perusahaan akan melakukan Hedging. Hal ini sesuai dengan
penelitian Saragih dan musdholifah (2017) yang menyatakan bahwa Market to
Book Value berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Hedging. Nilai
perusahaan yang tinggi atau peningkatan Market to book value akan menurunkan
keputusan lindung nilai (hedging) yang dilakukan perusahan. Hal ini sesuai
dengan penelitian Aslikan dan Rokhmi (2017) menunjukkan bahwa Market to
book value tidak berepngaruh terhadap keputusan hedging.
Pengaruh Firm Size terhadap Keputusan Hedging
Ukuran perusahaan dipakai sebagai salah sat indicator mengenai seberapa
besar perusahaan itu telah berkembang. Perusahaan yang besar umumnya
memiliki fleksibilitas dan asekbilitas yang tinggi dalam masalah pendanaan
melalui pasar modal, sehingga perusahaan besar memiliki kemudahan dan
kemampuan lebih dalam mendapatkan dana. Perusahaan yang besar tentunya
memiliki aktivitas operasional yang sangat luas dan lebih berisiko karena
kemungkinan adanya transaksi hingga keberbagai Negara. Dengan kegiatan yang
melibatkan beberapa mata uang yang berbeda akan terdapat resiko fluktuasi nilai
tukar mata uang. Maka untuk mengurangi resiko tersebut perusahaan besar akan
cenderung lebih banyak melakukan Aktivitas Hedging. dan sesuai dengan penelitian Fay Guniarti (2014) menyatakan bahwa Firm Size berpengaruh
Signifikan terhdapa Keputusan Hedging.
7
Pengaruh Financial Distress Keputusan Hedging
Financial Distress menunjukkan suatu pengukuran yang
mengindetifikasikan kesulitan dalam pengebalian hutang kepada kreditur, atau
dapat disebut sebgai pengukur kebangkrutan perusahaan. Salah satu pengukuran
financial distress yaitu dengan menggunakan Z Score yang dikemukakan oleh
Edward I. Altman. Ketika perusahaan mengalami indikasi kesulitan keuangan dari
perhitungan Z Score yang semakin rendah, perushaan tersebut akan lebih berhati-
hati dalam mengelola keuangannya sehingga terdorong untuk melindungi diri dari
berbagai risiko termasuk resiko fluktuasi nilai tukar mata uang. Salah satu cara
untuk mengurangi resiko kesulitan keuangan yaitu dengan perusahaan melakukan
Aktivitas Hedging. Hal ini sesuai dengan penelitian Aslikan dan Rokhmi (2017)
menyatakan bahwa Financial distress berpengaruh terhadap Keputusan Hedging.
Berbeda dengan hasil penelitian Nuzul dan Lautania (2017) menyatakan bahwa
fianancial distress tidak berpengaruh terhadap keputusan hedging. hal ini
dikarenakan banyak perusahaan yang melakukan hedging disebabkan perusahaan
tersebut memiliki tingkat hutang dalam valuta asing dan hutang dengan suku
bunga mengambang, sedangkan variabel financial distress yang diukur dengan Z-
Score Altman merupakan indicator yang mengukur kesulitan keuangan tidak
hanya dari segi tingkat hutang perusahaan, melainkan dari seluruh aktivitas
operasional perusahaan.
BAHAN DAN METODE
Objek dan Ruang Lingkup Peneltian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016. Objek penelitian ini adalah laporan
keuangan akhir tahun setiap perushaan manufaktur. Penelitian ini bertujuan untuk
menemukan pengaruh debt to equity ratio, likuiditas, market to book value, firm
size, dan financial distress terhadap keputusan hedging. penelitian ini dibatasi
pada perusahaan yang laporan keuangannya memenuhi beberapa kriteria yang
akan dijelaskan pada kriteria pemilihan sampel.
Metode Penelitian
metode pemilihan ini adalah metode kuantitatif, dan data yang digunakan
dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang meliputi variabel-variabel
independen penelitian yaitu debt to equity ratio, likuiditas, market to book value,
firm size, financial distress dan variabel dependennya yaitu keputusan hedging
yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2013-2016. Informasi tentang data yang diperlukan diperoleh dari
laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan yang diunduh dari website
resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) .
Teknik Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
8
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:80).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016 yaitu sebanyak 138
perusahaan.
Metode penentuan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling.
Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu (sugiyono, 2013:85). Penelitian ini menggunakan sampel yang berasal
dari Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan beberapa kriteria tertentu terdiri dari:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-
2016
2. Perusahaan melaporkan laporan keuangan lengkap selama tahun 2013-2016.
3. Perusahaan yang mengalami laba secara berturut-turut selama tahun 2013-
2016
4. Perusahaan yang menggunakan mata uang dalam satuan rupiah selama tahun
2013-2016.
Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik
(kelayakan model regresi, menilai keseluruhan model, koefisien determinasi, dan
uji parsial). Metode ini digunakan untuk menjelaskan hubungan antara variabel
terikat dan variabel-variabel bebas. Dalam penelitian ini, analisis regresi logistik
digunakan untuk mengetahui pengaruh Debt to equity ratio, Likuiditas, Market to
book value, firm size, dan financial distress terhadap keuntungan Hedging pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa efek Indonesia tahun 2013-2016.
Teknik yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini
adalah analisis regresi logistik. Perhitungan variabel-variabelnya melalui program
Microsoft Excel dan SPSS Version 21. Model persamaan regresi dalam penelitian
ini adalah:
HEDG = α + β₁DER + β₂LQ + β₃MTBV + β₄FS + β₅FD Dimana: Y = Aktivitas Hedging α = Konstanta β = β₁β₂β₃ = Koefisien Regresi DER = Debt to Equity Ratio LQ = Likuiditas MTBV = Market to Book Value FS = Firm Size FD = Financial Distres
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Statistik deskriptif memberikan gambaran nilai rata-rata (mean),
standar deviasi, maksimum dan minimum dari data observasi penelitian. Tabel
penelitian 1 menunjukkan statistik deskriptif variabel independen.
9
Tabel 1
Statistik Deskriptif Variabel Independen Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DER 236 .0709 7.1287 .890467 .9186990 LQ 236 .2241 20.1169 2.816109 2.6155141 MTBV 236 .0782 62.9311 3.963122 8.4089004 FS 236 .0026 91.8315 7.083504 14.9351001 FD 236 .5597 10.9703 3.160175 1.4443371
Valid N (listwise) 236
Sumber : Data diolah, 2018
Berdasarkan tabel 1 terdapat rentang yang tidak begitu jauh antara niai
minimum yaitu 0,709 (PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk) dan
maksimum 7,1287 (PT Jembo Cable Company Tbk) dari variabel Debt to Equity
Ratio. Rentang yang tidak begitu jauh ini dikarenakan tidak terlalu banyak
perusahaan yang menjadikan hutang sebagai sumber utama pendanaannya dalam
menjalankan usaha. Rata-rata untuk variabel ini adalah 0,890467 dan tingkat
variasi yang ditunjukkan dalam kolom standar deviasi yaitu 0,9186990
mengartikan bahwa tidak terlalu tinggi variasi perusahaan yang mengutamakan
hutang untuk menjalankan usahanya.
Likuiditas yang diproksikan dengan CR (Current Ratio) memiliki nilai
minimum 0,2241 (PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk) dan maksimum 20,1169
(PT Star Petrochem Tbk dan Entitas Anak). Nilai rata-rata yaitu 2,816109 dan
nilai standar deviasinya adalah 2,6155141 yang artinya variasi perusahaan dalam
memenuhi hutang jangka pendek atau jatuh temponya pun masih rendah.
Market to book value memiliki nilai minimum 0,0782 (PT Nusantara Inti
Corpora Tbk) dan nilai maksimum 62,9311 (PT Unilever Indonesia Tbk). Rata-
rata untuk variabel ini adalah 3,963122 dan tingkat variasi untuk market to book
value cukup bervariasi dengan nilai standar deviasi 8,4089004.
Firm size memiliki nilai minimum 0,0026 (PT Argha Karya Prima
Industry Tbk dan Entitas Anak) dan nilai maksimum 91,8315 (PT Indofood Tbk)
yang mengindifikasi banyak perusahaan yang memiliki kondisi perusahaan yang
baik dengan asetnya. Nilai rata-rata sebesar 7,083504 Dan nilai standar deviasinya
adalah 14,9351001.
Financial Distress memiliki nilai minimum 0,5597 (PT Nusantara Inti
Corpora Tbk) dan nilai maksimum 10,9703 (PT Budi Acid Jaya Tbk dan Entitas
Anak). Memiliki nilai rata-rata sebesar 3.160175 dan nilai standar deviasi sebasar
1.4443371.
Tabel 2
Frekuensi Variabel Dependen
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Tidak melakukan hedging 209 88.6 88.6 88.6
Melakukan hedging 27 11.4 11.4 100.0
Total 236 100.0 100.0
10
Sumber : Data diolah, 2018
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa dari 236 data observasi
penelitian, terdapat 27 perusahaan yang melakukan Hedging atau 11,4% dan
sisanya 209 perusahaan tidak melakukan Hedging atau sebesar 88,6%.
Tabel 3
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square Df Sig.
1 9.953 8 .268
Sumber : Data diolah, 2018
Uji kelayakan model regresi,pengujian yang menggunakan Homer and
Lemeshow Test, dimana dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai sig
lebih dari 0,05 maka tidak ada perbedaan yang nyata antara klafikasi yang
diprediksi dan yang diamati. Dan berdasrakan tabel 3, nilai sig adalah 0,268 itu
artinya tidak ada perubahan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dan yang
diamati dan berarti model dalam penelitian ini dapat dikatakan layak
Tabel 4
Block 0 : Beginning Block Iteration History
a,b,c
Iteration -2 Log likelihood Coefficients
Constant
Step 0
1 174.769 -1.542
2 168.008 -1.968
3 167.858 -2.044
4 167.858 -2.046
5 167.858 -2.046
Sumber : Data diolah, 2018
Tabel 5 Block 1: Method = Enter
Iteration Historya,b,c,d
Iteration -2 Log likelihood Coefficients
Constant DER LQ MTBV FS FD
Step 1
1 150.378 -2.695 .323 .002 .039 .014 .193
2 135.408 -4.074 .520 .012 .050 .024 .339
3 134.108 -4.668 .604 .025 .054 .029 .402
4 134.088 -4.755 .617 .028 .054 .030 .410
5 134.088 -4.757 .617 .028 .054 .030 .411
6 134.088 -4.757 .617 .028 .054 .030 .411
Sumber : Data diolah, 2018
Uji ini dilakukan untuk melihat apakah model yang digunakan telah fit
dengan data atau belum. Dalam pengujian ini yang haru diperhatikan adalah
angka pada bagia -2 Log likelihood. Apabila angka -2 Log likelihood pada awal
(tabel Iteration History Block Number = 0) lebih tinggi daripada angka -2 Log
Likelihood pada Iteration History Block Number = 1 maka hal ini menunjukkan
bahwa model regresi tersebut baik atau fit dengan data. Dan dari tabel 4 dan tabel
11
5 yang merupakan hasil dari pengujian penelitian ini didapatkan bahwa nilai -2
Log likelihood awal (174.769) lebih tinggi dari nilai pada Iteration History Block
Number = 1 (150.378) yang artinya model yang dihipotesiskan cocok dengan
data.
Tabel 6 Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square
1 134.088a .133 .262
Sumber : Data diolah, 2018
Nilai Nagelkerke R Square pada tabel 6 Model Summary menjelaskan
tentang hubungan variabel independen terhadap dependen. Dari tabel tersebut
didapatkan angka 0,262 yang berarti variasi variabel independen (DER, LQ,
MTBV, FS, FD) mampu mengartikan ragam dari variabel dependen (HEDG)
sebesar 26,2% sedangkan sisanya diartikan oleh variabel lain yang tidak masuk
dalam model regresi.
Tabel 7 Variables in the Equation
B S.E. Wald Df Sig. Exp(B) 95% C.I.for EXP(B)
Lower Upper
Step 1a
DER .617 .221 7.833 1 .005 1.854 1.203 2.856
LQ .028 .101 .075 1 .784 1.028 .843 1.253
MTBV .054 .024 5.237 1 .022 1.056 1.008 1.106
FS .030 .011 7.235 1 .007 1.031 1.008 1.053
FD .411 .177 5.372 1 .020 1.508 1.065 2.134
Constant -4.757 .749 40.324 1 .000 .009 Sumber: Data diolah 2018
Model persamaan regresi dalam penelitian ini adalah :
HEDG = -4,757 + 0,617DER + 0,028LQ + 0,054MTBV + 0,030FS + 0,411FD
Uji Parsial
Pengujian ini dilakukan untuk melakukan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen terhadap variabel dependen dengan memperhatikan nilai
pada tabel Variabel in the Equation, apabila nilai sig kurang dari (<) 0,05 maka
koefisien regresi signifikan.
Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah diduga Debt to Equity Ratio
berpengaruh terhadap Keputusan Hedging. Dan hasil pengujian menunjukkan
bahwa nilai koefisien regresi variabel ini adalah 0,617 dan hasil signifikansi
adalah 0,005 yang mana nilai pengujian tersebut lebih kecil dari 0,05. Maka dapat
diketahui bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap Keputusan Hedging
atau dengan kata lain H1 diterima.
Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah diduga Likuiditas berpengaruh
terhadap Keputusan Hedging. Dan hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai
koefisien regresi variabel ini adalah 0,028 dan hasil signifikansi adalah 0,784 yang
mana nilai pengujian tersebut lebih besar dari 0,05. Maka dapat diketahui bahwa
12
Likuiditas tidak berpengaruh terhadap Keputusan Hedging atau dengan kata lain
H2 ditolak.
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah diduga Market to Book Value
berpengaruh terhadap Keputusan Hedging. Dan hasil pengujian menunjukkan
bahwa nilai koefisien regresi variabel ini adalah 0,054 dan hasil signifikansi
adalah 0,022 yang mana nilai pengujian tersebut lebih kecil dari 0,05. Maka dapat
diketahui bahwa Market to Book Value berpengaruh terhadap Keputusan Hedging
atau dengan kata lain H3 diterima.
Hipotesis keempat dalam penelitian ini adalah diduga Firm Size
berpengaruh terhadap Keputusan Hedging. Dan hasil pengujian menunjukkan
bahwa nilai koefisien regresi variabel ini adalah 0,000 dan hasil signifikansi
adalah 0,007 yang mana nilai pengujian tersebut lebih kecil dari 0,05. Maka dapat
diketahui bahwa Firm Size berpengaruh terhadap Keputusan Hedging atau dengan
kata lain H4 diterima.
Hipotesis kelima dalam penelitian ini adalah diduga Financial Distress
berpengaruh terhadap Keputusan Hedging. Dan hasil pengujian menunjukkan
bahwa nilai koefisien regresi variabel ini adalah 0,411 dan hasil signifikansi
adalah 0,020 yang mana nilai pengujian tersebut lebih kecil dari 0,05. Maka dapat
diketahui bahwa Financial Distress berpengaruh terhadap Keputusan Hedging
atau dengan kata lain H5 diterima.
Tabel 8 Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square Df Sig.
Step 1
Step 33.770 5 .000
Block 33.770 5 .000
Model 33.770 5 .000
Sumber : data diolah, 2018
Dari Pengujian Regresi logistic dengan melihat tabel 8 diketahui nilai Chi-
Square sebesar 33,770 dengan degree of freedom adalah 5. Adapun tingkat
signifikan sebesar 0,000 yang mana lebih kecil dari signifikan 0,05. Sehingga
hasil uji Omnimbus Test of Model Coefficients dapat disimpulkan bahwa dengan
signifikan 5% variabel Debt to Equity Ratio, likuiditas, market to book value, firm
size, dan financial distress secara bersama-sama berpengaruh terhadap Hedging.
Dengan demikian H6 diterima.
Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Keputusan Hedging
Dalam penelitian ini Debt to Equity Ratio merupakan proksi dari Leverage
yang mana dihitung dengan cara membandingkan jumlah hutang dan modal dari
suatu perusahaan. Dan dalam penelitian ini hasil dari variabel Debt to Equity
Ratio adalah nilai signifikansinya 0,005 < 0,05 (lebih rendah dari 0,05) atau
berpengaruh signifikan, yang mana artinya sama dengan semakin maningkatnya
hutang trutama hutang terhadap perusahaan asing atau dengan mata uang asing lebih memilih untuk meminimalisir risiko keuangan yang akan terjadi dengan
melakukan lindung nilai atau Hedging.
13
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Nuzul dan Lautania (2015) yang
mendapatkan hasil bahwa Leverage berpengaruh terhadap keputusan hedging.
nuzul dan lautania mengatakan tingginya leverage perusahaan akan diikuti oleh
tindakan manajemen perusahan untuk melakukan aktivitas hedging. Hal ini
dikarenakan probabilitas perusahaan menuju kesulitan keuangan dapat dihindari
melalui hedging, karena hedging dapat melindungi variabilitas aliran masa depan
arus kas perusahaan dari resiko pasar.
Pengaruh Likuiditas terhadap Keputusan Hedging
Likuiditas dalam penelitian ini diproksikan sebagai current ratio dimana
untuk mendapatkan hasil perhitungannya harus membandingkan antara total aset
lancer dan utang lancer. Dalam penelitian ini menunjukkan hasil bahwa likuiditas
tidak berpengaruh terhadap keputusan hedging yang dibuktikan dengan nilai sig
hasil pengujian ini adalah 0,784 yang artinya lebih dari 0,05. Semakin likuid suatu
perusahaan semakin perusahaan tidak memerlukan kebijakan hedging. karena
perusahaan memiliki dana yang cukup untuk menghadapi risiko-risiko yang
mungkin terjadi sehingga tidak membutuhkan hedging. Hal ini sesuai dengan
penelitian Dewi dan Purwanti (2016) yang mendapatkan hasil bahwa likuiditas
tidak berpengaruh terhadap keputusan hedging.
Pengaruh Market to BookValue terhadap Keputusan Hedging
Dalam penelitian ini market to book value merupakan proksi dari growth
opportunity atau kesempatan bertumbuh suatu perusahaan. Variabel ini dihitung
dengan cara membandingkan harga pasar perlembar saham dan harga buku
perlembar saham. Pengujian untuk hipotesis untuk variabel ini menunjukkan
bahwa market to book value berpengaruh terhadap keputusan hedging. hasil dari
pengujian ini, nilai sig untuk market to book value adalah 0,022 < 0,05 sehingga
menyatakan variabel ini berpengaruh terhadap keputusan hedging.
semakin tinggi market to book value dapat menunjukkan peluang suatu
perusahaan untuk maju juga tinggi, sehingga membutuhkan tambahan modal dari
pihak luar atau eksternal untuk membiayai kegiatan operasional yang akan
dilakukan perusahaan. Ketika memperoleh dana dari luar negeri maka akan
menghadapi risiko fluktuasi nilai tukar. Ketika mata uang local terdepresiasi maka
perusahaan akan mengalami kerugian, sehingga untuk menimalisir risiko tersebut
perusahaan akan membutuhkan hedging. Hal ini sesuai dengan penelitian Saragih
dan Musdholifah (2017) mengatakan bahwa market to book value berpengaruh
terhadap keputusan hedging.
Pengaruh Firm Size terhadap Keputusan Hedging
Dalam penelitian ini Firm size merupakan Ukuran perusahaan dipakai
sebagai salah sat indikator mengenai seberapa besar perusahaan itu telah
berkembang. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa firm size berpengaruh
terhadap keputusan hedging. hasil pengujian ini, nilai sig untuk firm size adalah
0,007 < 0,05 sehingga variabel ini menunjukkan variabel firm size berpengaruh
terhadap keputusan hedging. perusahaan yang lebih besar ukurannya akan
memiliki aktivitas operasional yang lebih berisiko karena adanya kemungkinan
14
besar untuk bertransaksi secara luas hingga dapat bertransaksi ke berbagai Negara.
Ketika perusahaan dengan ukuran besar beroperasi melintasi berbagai Negara
akan melibatkan beberapa mata uang yang berbeda, dan dalam kegiatannya
terdapat eksposur transaksi (hutang dan piutang dalam mata uang asing) sehingga
terdapat risiko fluktuasi nilai tukar mata uang. Untuk iu perusahaan yang lebih
besar akan lebih banyak melakukan hedging dalam rangka melindungi perusahaan
dari fluktuasi nilai tukar mata uang. Hal ini sesuai dengan penelitian Fay Guniarti
(2014) yang mengatakan bahwa firm size berpengaruh terhadap keputusan
hedging.
Pengaruh Financial Distress terhadap Keputusan Hedging
Dalam penelitian ini Financial distress meruakan salah satu alat pengukur
kebangkrutan perusahaan. Cara pengukurannya adalah dengan menggunakan Z
Score yang dikemukakan oleh Edward I. Altman. Dalam pengujian ini hasil nilai
sig untuk financial distress adalah 0,020 yang artinya lebih kecil dari 0,05
sehingga variabel ini menyatakan financial distress berpengaruh terhadap
keputusan hedging. Semakin tinggi Financial Distress maka semakin mendorong
pihak manajemen perusahaan untuk melakukan Hedging, Perusahaan yang sehat
akan memiliki eksposur transaksi dan akan memiliki hutang dalam denominasi
mata uang asing sehingga memiliki risiko fluktuasi nilai tukar mata uang asing.
Sebuah perusahaan yang mempunyai risiko fluktuasi nilai tukar mata uang asing
akan mendorong pihak manajemen untuk melindungi perusahaan tersebut dari
berbagai risiko termasuk risiko pasar dengan melakukan aktivitas hedging. hal ini
sesuai dengan Aslikan dan Rokhmi (2017) yang menyatakan bahwa financial
distress berpengaruh terhadap keputusan hedging.
KESIMPULAN
Penelitian ini dilakukan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia selama tahun 2013-2016 dan bertujuan untuk melihat apakah Debt
to Equity Ratio, likuiditas, market to book value, firm size, dan financial distress
suatu perusahaan berpengaruh terhadap keputusan hedging perusahaan tersebut.
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 138 perusahaan dan perusahaan yang
menjadi sampel 59 sehingga data observasi dalam penelitian ini sebanyak 236
data. Penelitian ini menggunakan laporan keuangan tahunan untuk mendapatkan
data yang diperlukan dala penelitian ini.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, adapun kesimpulan peneitian ini
adalah, Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap Keputusan Hedging pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016,
Likuidtas tidak berpengaruh terhadap Keputusan Hedging pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016, Market to
Book Value berpengaruh terhadap Keputusan Hedging pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016, Firm Size
berpengaruh terhadap Keputusan Hedging pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016, Financial Distress berpengaruh terhadap Keputusan Hedging pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016, Dan Debt to Equity Ratio,
15
Likuiditas, Market to Book Value, Firm Size, dan Financial Distress secara
simultan berpengaruh terhadap keputusan hedging pada perusahaan Manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016.
Dan peneliti menyarankan untuk peneliti selanjutnya adalah, peneliti dapat
menambahkan variabel lain yang mungkin berpengaruh terhadap keputusan
hedging misalnya variabel Cash Flow Volatility, karena variasi dari variabel
independen hanya sanggup mengartikan ragam variabel dependen sebesar 26,2%.
DAFTAR PUSTAKA
Aslikan, Indra Dan Siti Rokhmi. 2017. Faktor-faktor yang mempengaruhi
keptusan Hedging pada perusahaan manufaktur.Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen, Vol.6.
Baker, Lembke, King, Jeffrey, Jusuf, Veronica NPS, Wulandari, dan Martani.
2014. Akuntansi Keuangan Lanjutan Perspektif Indonesia. Jakarta. Salemba
Empat.
Baroroh, Ali. Analisis Multivariat dan Time Series dengan SPSS 21. Jakarta.
Kompas Gramedia.
Bursa Efek Indonesia. www.idx.co.id
Dewi, Ni Komang Reni Utami dan Ni Ketut Purnawati. 2016. Pengaruh Market
To Book Value dan Likuiditas Terhadap Keputusan Hedging pada
Perusahaan Manufaktur di BEI. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5.
Fahmi, Irham.2015. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alvabeta, CV.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 21.
Semarang : Universitas Diponegoro.
Guniarti, Fay. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Hedgingdengan
Instrumen Derivatif Valuta Asing. Jurnal Dinamika Manajemen, Vol. 5.
Hery.2016. Analisis Laporan Keuangan: Integrated and Comprehensive Edition.
Jakarta: PT. Grasindo
Ikatan Akuntan Indonesia. 2014. Pernyataan Standar Akuntansi Keungan (PSAK)
No 55 (Revisi 2014) Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran.
Jakarta : Ikatan Akuntan Indonesia.
Irawan, Bahrain Pasha.2014. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas
Instrumen Derivatif Valuta Asing sebagai Pengambilan Keputusan Hedging
Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI periode
2009-2012. Universitas Diponegore
Jiwandhana, RM Satwika Putra dan Nyoman Triaryati. 2016. Pengaruh Leverage
dan Profitabilitas terhadap Keputusan hedging Peruahaan manufaktur
Indonesia. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5.
16
Kasmir. 2015. Analisa Laporan Keuangan. Edisi 1. Jakarta : Raja Grafindo
persada.
Kurniawati, Dwi Dosi, dkk. 2018. Faktor-faktor yang mempengaruhi Keputusan
Lindung Nilai pada Perusahaan Manukfaktur di BEI. Universitas Islam
Malang.
Nuzul, Hafiz dan Maya Febrianty Lautania. 2015. Pengaruh Leverage, Financial
Distress, dan Growth Opportunity terhadap Aktivitas Hedging pada
Perusahaan NonKeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Purnomo, Serfiyani, dan Hariyani. 2013. Buku pintar Pasar Uang dan Pasar
Valas. Jakarta: Gramedia pustaka pertama.
Putro, Septama Hardanto. 2012. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan
Instrumen Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging. Diponegoro
Business Review.
Santoso, Singgih. 2015. Menguasai Statistik Multivariat Konsep Dasar dan
Aplikasi dengan SPSS. Jakarta : Elex Media Komputindo.
Saragih, Friska dan Musdholifah. 2017. Pengaruh Growth Opportunity, Firm Size,
dan Liquidity terhadap Keputusan Hedging pada Perusahaan Perbankan
Indonesia.
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Edisi 9.
Bandung : Mitra Wacana Media. Alfabeta.
Wiyono, Gendro dan Hadri Kusuma.2017 Manajemen Keuangan lanjutan.
Yokyakarta: USP STIM YKPN
Top Related