“PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BATIK
PADA UD. ROYYAN COLLECTION DI TUBAN”
Mody Armlianto
Teknik Industri, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
ABSTRAK
UD. Royyan Collection merupakan penghasil batik di Tuban, yang dimana proses
produksi dimulai dari pembelian kain yang diproses sampai menjadi kain batik. Kapasitas
produksi yang minim dan peningkatan pemesanan konsumen, maka perusahaan
mengalami tingkat pemesanan yang sangat tinggi. Dalam menjaga kualitas yang
dihasilkan, perusahaan masih kurang teliti dalam menjaga kualitas pada saat proses
produksi. Oleh karena itu kualitas harus dijaga dan untuk meminimalkan kecacatan pada
produk, salah satunya dengan menerapkan metode Statistik proses control (SPC), hal yang
pertama dilakukan adalah menduga kecacatan dan mengujinya menggunakan uji statistik.
Selanjutnya membuat rencana perbaikan yang dikumpulkan untuk mengolah data
menggunakan peta kontrol p data yang digunakan adalah data produksi dan produk cacat
dan dugaan cacat.. Dari hasil pengolahan tersebut menunjukan bahwa tidak ada produk
cacat yang keluar dari batas kontrol, data yang tidak keluar batas menunjukan bahwa hasil
perbaikan terlaksana dengan baik, Pembuatan usulan perbaikan adalah hasil akhir dari
pengolahan data yang dilakukan, pengendalian kualitas produksi disarankan agar lebih
baik dari batas kendali.Dan dari hasil analisis biaya menyimpulkan bahwa biaya sebelum
ada perbaikan sebesar Rp.7.887.500unit/bulan dan sesudah perbaikan sebesar Rp.
5.366.000unit/bulan jadi cacat sebelum perbaikan dan sesudah perbaikan mengalami
penurunan sebesar Rp. 2.521.500 unit/ bulan.
Kata kunci : Pengendalian kualitas, SPC , Batik
ABSTRACT
UD. Royyan Collection is a producer of batik in Tuban, where the production process
starts from the purchase of fabric that is processed to batik cloth. Insufficient production
capacity and an increase in customer bookings, the Company is experiencing very high
order rates. in maintaining the quality produced, the company is still less thorough in
maintaining quality during the production process. Therefore, the quality must be
maintained and to minimize defects in the product, one of them by applying the method of
Statistical control process (SPC), the first thing to do is to suspect the disability and test it
using statistical tests. Next make a repair plan that is collected to process data using
control map p data which used is data of production and product of defect and alleged
defect .. From result of processing show that there is no defect product out of control limit,
data not out of border indicate that the results of improvements performed well, Making
the proposed improvement is the end result of data processing done, production quality
control is suggested to be better than the limit of control. And from the cost analysis results
concluded that the cost before there is improvement of Rp. 7.887.500unit / month and after
the improvement of Rp.5.366.000unit / month so flawed before repair and after repair
decreased by Rp. 2,521,500 units / month
Keywords: Quality control, SPC, Batik
PENDAHULUAN
Pertumbuhan industri batik pada saat ini telah mengalami perkembangan sangat
pesat, terutama pada perusahaan batik di Indonesia. Batik di Indonesia merupakan salah
satu kekayaan seni warisan budaya, yang telah menjadikan Negara Indonesia memiliki ciri
yang khas di kalangan mancanegara. Pada kerajinan batik ini proses pembuatannya
menggunakan bahan baku kain yang selanjutnya dikerjakan dengan dua cara yaitu dengan
cara membatik tulis atau cap untuk pembuatan pola yang di inginkan. Setiap pembuatan
batik mempunyai ciri khas corak yang berbeda – beda untuk menyesuaikan keinginan
konsumen. UD. Royyan Collection merupakan penghasil batik di Tuban dimana produk
yang diproduksi oleh perusahaan tersebut sangat diminati oleh pelanggan karena kualitas
yang dihasilkan baik, akan tetapi perusahaan masih kesulitan dalam menjaga kualitas
produk yang diproduksi, Dikarenakan masih ada kecacatan pada produk batik tersebut,
produk yang sering terjadi kecacatan dalam produk batik yaitu pada warna yang tidak
sesuai dan gambar motif yang meluber, maka dari itu peneliti tertarik utnuk meneliti
bagaimana menjaga kualitas produk agar meminimalkan terjadinya kecacatan produk yang
sangat berdampak merugikan pada konsumen. Penenlitian ini menggunakan metode SPC
agar dapat diketahui penyebab apa saja yang berdampak pada cacat produk dan usulan
perbaikan agar cacat berkurang. Sehingga peneliti mengharapkan hasil akhir ini menjadi
bahan pertimbangan kepada perusahaan agar dapat meningkatkan kualitas dan
meminimalkan produk cacat.
MATERI DAN METODE
Menurut Ariani, kualitas merupakan topik yang hangat di dunia bisnis dan
akademik, namun demikian istilah tersebut memerlukan tanggapan secara hati –hati dan
perlu mendapatkan penafsiran secara cermat. Sedangkan kualitas menurut Montgomery
kualitas merupakan kecocokan penggunanya. Ada dua segi umum tentang kualitas:
kualitas rancangan dan kualitas kecocokan. Pengendalian kualitas dapat diterapkan dengan
metode SPC. Pengendalian kualitas proses statistik (Statistical Process Control)
merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan sebagai pemonitor, pengendalian,
penganalisis, pengelola dan memperbaiki proses dengan menggunakan metode- metode
statistik. Konsep pengendalian kualitas proses statistik atau lebih dikenal dengan
pengendalian kualitas proses statistik (Statistical Process Control) adalah output pada
proses atau pelayanan dapat dikemukakan ke dalam pengendalian statistik melalui alat -
alat manajemen dan tindakan perancangan. Pengendalian proses statistik merupakan
penerapan metode – metode statistik untuk pengukuran dan analisis variasi proses. Dan
menggunakan alat bantu 7 QC tools dalam pengolahan data untuk peningkatan kualitas,
dan 7 QC tools merupakan alat bantu dalam memetakan masalah secara terstruktur, karena
penyajian hasil dari 7 QC tools cukup jelas, guna membantu kelancaran komunikasi pada
tim kerja, dan untuk pengambilan keputusan. Macam-macam 7 QC tools antara lain :
1. Histogram
2. Check Sheet
3. Diagram Paretto
4. Diagram Sebab-akibat
5. Diagram Pencar
6. Stratification (Stratifikasi)
7. Grafik Peta Kendali (Control Chart)
Dan juga dalam pengendalian ini untuk menguji sampel menggunakan uji statistik,
uji statistik adalah kumpulan data yang disajikan dalam bentuk tabel/daftar,gambar,
diagram, misalnya statistik penduduk, statistik pertumbuhan ekonomi.
Uji tanda :
Bentuk uji hipotesis dua sisi (two-sided atau two-tailed test) dengan hipotesis:
Rumus yang digunakan adalah :
Zhitung = ( )
√ ( )
Ho : μ = 0,05
Ha : μ ≠ 0,05
Uji Uji Hipotesis Beda Dua Rata-Rata :
Langkah pengujiannya adalah sebagai berikut :
Rumus yang digunakan adalah :
thitung =
√( ) ( )
√
Menentukan Ho dan Ha
Ho :U1 – U2= 0
Ha : U1 – U2 ≠ 0(pengujian dua sisi)
U1 – U2 > 0 (pengujian satu sis kanan)
U1 – U2 < 0 (pengujian satu sisi kiri)
Setelah selesai melakukan pengujianlangkah selanjutnya adalah melihat apa
pengendalian melebihi batas kontrol atau tidak dengan cara Diagram Kendali Atribut,
Atribut didefinisikan sebagai persyaratan kualitas yang diberikan kepada suatu barang,
yang hanya menunjukkan apakah barang/produk tersebut diterima atau di tolak, biasanya
digunakan untuk analisa pengukuran yang bersifat diskrit. Diagram kendali atribut terdiri
dari:
a. Diagram p
Diagram p digunakan untuk memperlihatkan persentase yang tidak sesuai. Diagram p
dapat disusun dengan jumlah sampel tetap atau bervariasi. Formula untuk batas kendali
atas dan kendali bawah dari grafik p:
UC = + z
LC = - z
Di mana:
= rata-rata bagian (persen) kecacatan dalam sampel
Z = jumlah standar deviasi z = 2
= standar deviasi atas distribusi sampel
diestimasikan oleh formula: = √ ( )
n = jumlah observasi dalam tiap-tiap sampel
diestimasikan oleh formula:
=
Dengan menggunakan diagram batas kendali selanjutnya adalah menganalisis
biaya perbandingan sebelum peraikan dan sesudah perbaikan dengan cara menganalisis
biaya, apakah biaya tersebut mengalami penurunan.
Metode penelitian langkah – langkahnya adalah melakukan pemecahan
permasalahan melalui proses pengumpulan data terlebih dahulu selanjutnya mengolah data.
Sehingga didapatkan gambaran dalam proses penelitian. berikut langkah – langkah metode
penelitian yang dilakukan oleh peneliti :
Gambar 1. Metode Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kategori menduga jenis –jenis produk cacat pada batik yang terdapat pada UD
Royyan Collection adalah sebagai berikut :
1. warna tidak sesuai merupakan jenis cacat yang ada pada batik dimana pada warna
kain tidak sesuai yang diharapkan.
2. pola tidak rapi(mblobor) merupakan jenis cacat yang ada pada batik dimana pada
gambar ada warna yang tidak rapi (Mblobor).
3. Motif bertumpuk merupakan jenis cacat yang ada pada batik dimana pada gambar
pola terdapat penumpukan.
4. Motif tidak rata merupakan cacat pada batik dimana pada pola cetakan yang tidak
rata atau simestris.
5. Sisa lilin malam merupakan cacat pada batik dimana pada kain batik terdapat
malam yang masih menempel dan mengakibatkan kain menjadi kotor.
Karakteristik yang Sesuai Standar
Tabel 1. Karakteristik yang sesuai standar.
No. Karakteristik
1 Bahan kain memiliki struktur halus dan kuat
2 Kain Memiliki motif gambar yang bagus dan tidak ada yang
jembret(Mblobor) ataupun gambar pola putus – putus
TAHAPAN
IDENTIFIKASI
MASALAH :
- Idetifikasi masalah
- Perumusan
Masalah
- Tujuan penelitian
- Studi Pustaka
TAHAPAN
PENGUMPULAN
DAN PENGOLAHAN
DATA :
- Pengumpulan data
- Melakukan dugaan
- Melakukan
pengujian data
- Pengujian batas
kontrol
- Analisis biaya
TAHAPAN
KESIMPULAN DAN
SARAN :
- Kesimpulan dan
saran
3 Kain memiliki warna yang cerah dan rata
4 Tidak ada malam yang masih menempel pada kain batik
Frekuensi Cacat
Berikut merupakan data – data frekuensi mengenai produk cacat yang terjadi pada batik :
Tabel 2. Data produksi dan jumlah cacat produk batik
NO. Tanggal
Jumlah
Produksi
(Unit)
Jenis Cacat (Unit) Jumlah
Cacat
(Unit) warna mblobor kotor
1 4 Januari 420 12 8 21 41
2 11 Januari 492 15 7 16 38
3 18 Januari 462 15 12 20 47
4 25 Januari 520 8 7 19 42
5 1 Februari 488 13 8 23 47
6 8 Februari 400 10 19 16 45
7 15 Februari 692 12 8 22 42
8 22Februari 630 12 4 24 40
9 1Maret 420 14 6 17 37
10 8Maret 610 8 6 21 35
11 15Maret 540 8 8 15 31
12 22Maret 570 8 10 24 42
13 29Maret 460 15 7 18 40
Jumlah 6704 150 110 256 527
Gambar 2. Histrogram jenis cacat
Dari hasil Check sheet diatas total produksi dari bulan januari sampai dengan bulan
maret didapat unit dengan total cacat warna150 unit, mblobir 110 unit, kotor 256 unit,
jadi jumlah total cacat 527 unit. Meskipun jumlah cacat tidak terlalu tinggi namun
perusahaan dapat mengalami kerugian dikarenakan harga bahan baku cukup mahal. Oleh
karena itu produk cacat harus dikendalikan supaya tidak berdampak menurunnya minat
konsumen terhadap kebutuhan kain batik yang dihasilkan oleh perusahaan ini.
0
100
200
300
warna mblobor kotor
Series1
Setelah diketahui jenis cacat yang ada pada perusahaan ini, langkah selanjutnya
adalah menganalisis mengenai penyebab – penyebab cacat yang mempengaruhi dari jenis
cacat yang ada pada perusahaan, dan dilanjutkan dengan melakukan solusi perbaikan
menggunakan metode SPC.
1. Warna
Dugaan
Gambar 3. Diagram sebab –akibat pada cacat warna
Faktor yang menyebabkan terjadinya cacat warna pada batik adalah sebagai berikut :
a. Material :
- kain yang tidak berkualitas tidak mudah menyerap pewarna
b. Metode :
- Pekerja kurang terampil sehingga hasilnya tidak sesuai yang diharapkan
- Perbandingan obat pewarna yang kurang sesuai dapat mempengaruhi cerah atau
tidaknya warna
- Perbandingan air yang kurang sesuai dapat mempengaruhi cerah atau tidaknya
warna
2. Mblobor
Dugaan
Gambar 4. Diagram sebab –akibat pada cacat Mblobor
Faktor yang menyebabkan terjadinya cacat warna pada batik adalah sebagai berikut :
Cacat warna
Material
Metode
Kualitas Kain
Pekerja Kurang terampil Pengalaman kerja
Perbandingan air kurang sesuai
Perbandingan obat pewarna kurang sesuai
Cacat Mblobor
Metode
Malam yang tidak sesuai
Pekerja Kurang terampil
Menekan alat cap yang kurang
keras
Material
Perendaman yang terlalu lama
a. Material :
- malam yang tidak sesuai menyebabkan hasil pengerjaan pembuatan pola
(mblobor)
b. Metode :
- Pekerja kurang terampil sehingga hasilnya tidak sesuai yang diharapkan
- Menekan alat cap terlalu keras menyebabkan cairan meluber
- Perendaman yang terlalu lama mengakibatkan malam mengelupas sehingga
warna masuk area yang tertutup
3. Kotor
Dugaan
Gambar 5. Diagram sebab –akibat pada cacat kotor
Faktor yang menyebabkan terjadinya cacat warna pada batik adalah sebagai berikut :
a. Metode :
- Pekerja yang kurang berhati - hati dapat mengganggu proses pembersihan
malam
- Menekan alat cap terlalu keras menyebabkan cairan meluber
- Perendaman terlalu cepat dapat mengakibatkan malam masih menempel
- Pencucian kain yang terlalu cepat dapat mengakibatkan malam masih
menempel
Hasil Pengujian Data
Tabel 3. Hasil Pengujian data
No. Jenis Cacat Dugaan Hasil Pengujian Usulan Perbaikan
1 Warna
kain yang
digunakan tidak
berkualitas
Ditolak : artinya kain
yang digunakan
berkualitas
-
Pekerja kurang
Terampil
Diterima : artinya
pekerja kurang
terampil
Memberikan Pelatihan
kepada karyawan agar
bekerja supaya lebih
terampil dalam bekerja
Perbandingan
obat pewarna
kurang sesuai
Diterima : artinya
perbandingan obat
pewarna kurang sesuai
Membuat ukuran yang
lebih tepat agar hasil
lebih maksimal
Perbandingan air
kurang sesuai
Diterima :
artinya Perbandingan
air kurang sesuai
membuat ukuran yang
lebih tepat agar hasil
lebih maksimal
Cacat Kotor
Metode
Pekerja Kurang berhati – hati
Perendaman terlalu cepat
Pencucian kain terlalu cepat
2 Mblobor
Malam terlalu cair Ditolak :
artinya malam yang
digunakan sesuai -
Pekerja Kurang
trampil
Diterima :
artinya pekerja
melakukan pekerjaan
kurang trampil
Memberikan Pelatihan
kepada karyawan agar
bekerja supaya lebih
terampil dalam bekerja
Menekan alat cap
terlalu keras
Diterima :
artinya pekerja
menekan alat cap
terlalu keras
memberikan
pembelajaran edukasi
yang sesuai pada proses
pengecapan agar hasil
lebih maksimal
Perendaman yang
tidak sesuai
Ditolak :
artinya pekerja
melakukan
perendaman kain yang
sesuai
-
3 Kotor
Pekerja Kurang
berhati – hati
Diterima :
artinya pekerja
melakukan pekerjaan
kurang berhati – hati -
Perendaman
terlalu cepat
Diterima :
artinya pekerja
melakukan
perendaman yang
terlalu cepat
-
Pencucian kain
terlalu cepat
Diterima :
artinya pekerja
melakukan pencucian
kain terlalu cepat
Menambah pemahaman
tentang cara mencuci
kain dan dilakukannya
pemeriksaan kembali
supaya hasil lebih
maksimal
Setelah diketahui hasil pengujian data langkah selanjutnya adalah mengecek
kembali apakah data yang diambil melebihi batas kontrol atau tidak. Hasil data pengujian
perbaikan pada produk batik pada bulan april sampai juni 2018 dapat dilihat sebagai
berikut :
Tabel 4. Lembar periksa data hasil perbaikan pada produk batik
No Tanggal
Jumlah
Produksi
(Unit)
Jenis Cacat (Unit) Jumlah
Cacat
(Unit) warna mblobor kotor
1 5 April 420 4 8 5 17
2 12 April 600 9 12 7 28
3 19 April 660 6 6 10 22
4 26 April 355 5 7 16 28
5 3 Mei 905 8 4 15 27
6 10 Mei 545 5 7 9 21
7 17 Mei 550 12 8 11 31
8 24 Mei 300 6 5 12 23
9 31 Mei 640 7 6 10 23
10 7 Juni 370 8 5 7 20
11 14 Juni 430 4 8 17 29
12 21 Juni 980 6 6 30 42
13 28 Juni 845 12 7 34 53
Total 7600 92 89 183 364
Dari hasil lembar periksa diatas menunjukan total produksi sebesar 7600 unit dari 5
april sampai dengan 28 juni. Dengan total produk cacat warna 92 unit, cacat mblobor 89
unit dan cacat kotor 183 unit dan jumlah total cacat adalah 364 unit. Selanjutnya adalah
membuat diagram P yang berfungsi sebagai pengendalian kualitas pada perusahaan apakah
sudah terkendali atau belum.
Tabel 5. Presentase Kerusakan dan Proporsi
No Tanggal
Jumlah
Produksi
(Unit)
Jenis Cacat (Unit) Jumlah
Cacat
(Unit)
Hasil
Produksi
(Unit)
Proporsi (P)
warna mblobor kotor
1 5 April 420 4 8 5 17 403 0,040476
2 12 April 600 9 12 7 28 572 0,046667
3 19 April 660 6 6 10 22 638 0,033333
4 26 April 355 5 7 16 28 327 0,078873
5 3 Mei 905 8 4 15 27 878 0,029834
6 10 Mei 545 5 7 9 21 524 0,038532
7 17 Mei 550 12 8 11 31 519 0,056364
8 24 Mei 300 6 5 12 23 277 0,076667
9 31 Mei 640 7 6 10 23 617 0,035938
10 7 Juni 370 8 5 7 20 350 0,054054
11 14 Juni 430 4 8 17 29 401 0,067442
12 21 Juni 980 6 6 30 42 938 0,042857
13 28 Juni 845 12 7 34 53 792 0,062722
Total 7600 92 89 183 364 7236
% 1,21 1,17 2,40 4,78% 95,2%
Sumber : Royyan Collection tahun 2018
a. Menghitung Center Line
=
Menghitung Batas Kendali Atas (UCL) dan Batas Kendali Bawah (LCL)
b. Batas kendali atas (UCL)
UC = + 3( ( )
)
UC = + 3( ( )
)
UC = 0,040476
c. Batas kendali bawah(LCL)
LC = – 3( ( )
)
LC = - 3( ( )
)
LC = 0,021815
Setelah membuat menghitung batas batas – batas kendali ,langkah selanjutnya adalah
membuat peta kendali. Berikut adalah penyajian gambar peta kendali berdasarkan hasil
analisis diatas :
Keterangan :
X = Jumlah Pengamatan
Y = Batas Kendali
Gambar 6. Grafik Peta kendali (P-Chart)
Setelah melakukan pengukuran dengan peta kendali (P-Chart), maka dapat dilihat
bahwa pada 3 bulan produksi terlaksana dengan baik. Hal ini ditunjukan karena tidak
adayang keluar dari batas kendali yang telah ditentukan.
Hasil analisis diagram pareto
Prosentase jenis produk cacat :
Cacat warna sebanyak : 92
%Cacat =
x 100%
%Cacat = 25,2%
Cacat mblobor sebanyak : 89
0
0,05
0,1
1 3 5 7 9 11 13
Proporsi
UCL
CL
LCL
Y
X
%Cacat =
x 100%
%Cacat = 24,4%
Cacat kotor sebanyak : 183
%Cacat =
x 100%
%Cacat = 50,2%
Gambar 7. diagram pareto jenis produk cacat
Dari gambar diatas presentase cacat terbanyak mencapai 50,20% pada cacat kotor,
cacat warna 25,20 % serta cacat yang terkecil terdapat pada cacat blobor sebesar 24,40%
Analisis Biaya
Setelah melakukan perbaikan langkah selanjutnya adalah membuat perbandingan
dengan menggunakan analisis biaya sebelum dan sesudah perbaikan dengan menggunakan
Uji Hipotesis beda dua rata – rata. Salah satu hasil analisis sesudah perbaikan pada
penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut :
Perhitungan Uji Hipotesis Beda Dua Rata-Rata dalam bulan ke 1
Hipotesa
H0 = total cacat pada bulan ke 1 setelah perbaikan = total cacat sebelum perbaikan
H1 = total cacat pada bulan ke 1 setelah perbaikan < total cacat sebelum perbaikan
Diketahui : α = 10 % db = 11
Maka, ttabel = 1,3634
Diketahui : n1 = 473,5 s1 = 47,733
n2 = 508,75 s2 = 46,330
thitung =
√( ) ( )
√
= 1,536221563
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
120,00%
kotor warna mbolor
%
Komulatif
Y
X
Kesimpulan : thitung > ttabel maka H0 ditolak, artinya total cacat bulan ke 1 setelah perbaikan
< total cacat sebelum perbaikan.
Perhitungan Uji Hipotesis Beda Dua Rata-Rata dalam bulan 1 sampai dengan bulan
ke 3 dapat disimpulkan bahwa total cacat perbaikan lebih kecil dari total cacat sebelum
perbaikan dan dinyatakan berkurang setelah melakukan perbaikan. Setelah melakukan uji
Hipotesis Beda Dua Rata-Rata langkah selanjutnya adalah membandingkan hasil
pengendalian dengan hasil sebelum pengendalian cara menganalisis biaya, berikut hasil
data sebelum perbaikan dan sesudah perbaikan :
Harga Per unit produk batik :
Kain Santung : Rp.27.000
Kain Primisima : Rp.30.000
Kain Catun : Rp.35.000
(Untuk produk kain yang cacat tetap dapat terjual dengan setengah harga)
a. Sebelum Perbaikan
Total produk sebelum perbaikan = 6704 Unit senilai Rp.198.984.000
Total rugi produk cacat = Rp.7.887.500
Hasil penjualan produk yang baik senilai= Rp.183.209.000+ Rp.7.887.500 = Rp.
191.096.500
Jadi hasil produk yang terjual sebelum perbaikan selama bulan adalah : Rp. 191.096.500
b. Setelah Perbaikan
Total produk sebelum perbaikan = 7600 Unit senilai Rp. Rp.213.140.000 unit/bulan
Total rugi produk cacat :
Jadi hasil produk yang terjual sebelum perbaikan selama 3 bulan adalah : Rp. 191.096.500
Penurunan kerugian = Setelah perbaikan – Sebelum perbaikan
= Rp. 7.887.500/ bulan - Rp.5.366.000unit/bulan
= Rp. 2.521.500 unit/ bulan
Jadi hasil setelah perbaikan mengalami penurunan sebesar Rp. 2.521.500 unit/ bulan
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengolahan data analisis pengendalian kualitas dengan
menggunakan metode Statistical Process Control (SPC) pada UD. Royyan Collection
dapat disimpulkan bahwa diketahui penyebab – penyebab cacat yang timbul pada produk
batik yaitu cacat warna, mblobor, kotor. Penelitian ini bertujuan untuk meminimalkan
cacat tersebut bisa dikatakan berhasil dengan penurunan dari 3,33% per bulan menjadi
1,56% per bulan pada bagian cacat warna sebesar 0,40%, pada bagian cacat mblobor
sebesar 0,39% dan pada bagian cacat kotor sebesar 0,8% setelah dilakukannya perbaikan.
Penurunan tersebut dipengaruhi dari perbaikan aspek material dan aspek metode. Hasil
setelah perbaikan tersebut sudah memenuhi dari target perusahaan yang menaruh diangka
2% pada cacat batik. Hasil analisis biaya menyimpulkan bahwa biaya sebelum ada
perbaikan sebesar 7.887.500unit/bulan dan sesudah perbaikan sebesar 5.366.000unit/bulan
jadi cacat sebelum perbaikan dan sesudah perbaikan mengalami penurunan sebesar Rp.
2.521.500 unit/ bulan.
DAFTAR PUSTAKA
Ariani,Dorothea Wahyu (2005). “Pengendalian Kualitas Statistik Pendekatan kuantitatif
dalam Managemen Kualitas”, Yogjakarta: Andi
Adam, Fitriayani (2015). “Analisis Efisiensi Pengendalian Kualitas Biaya Pada Aksan
Bakery Manado” ,Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi,
Manado
Gaspersz, Vincent.(2005). Total Quality Management. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Haryanto, Titus. (2006). “Analisis Pengendalian Kualitas Produk Dengan metode SPC
pada PT. Top Union Widya Box Industries”, Fakultas Ekonomi Manajemen
Universitas Bina Nusantara, Jakarta.
Montgomery, Douglas C. (1993). Pengantar Pengendalian Kualitas Statistik. Yogyakarta :
Gajah Mada University Press.
Nasution, M. Nur (2015). Manajemen Mutu Terpadu. Edisi Ketiga. Jakarta : Penerbit
Ghalia Indonesia.
Sofjan Assausi. (1998). Manajemen Operasi Dan Produksi. Jakarta :LP FE UL.
Sudjana. ( 2005 ). Metoda Statistika. Bandung : TarsitoS
Supranto, J. ( 2002 ). Statistik teori dan aplikasi. Jakarta: Erlangga.
Supranto, J. ( 2013 ). Statistik teori dan aplikasi. Jakarta: Erlangga.
Yamit, Yulian(2001). Manajemen Kualitas Produk Dan Jasa. Edisi Pertama.
Yogyakarta : Penerbit Ekonisia.
Yuri M.Z, T dan Nurcahyo, Rahmat (2013). TQM Manajemen Kualitas Total Dalam
Perspektif Teknik Industri. Jakarta : Penerbit PT Indeks.
Top Related