Z. ABSTRAK-JURNAL.pdf

10
1 THE GROWTH OF HAWKSBILL HATCHLING (Eretmochelys Imbricata) WITH DIFFERENT DIETS AT GILI MENO, NORTH LOMBOK, WEST NUSA TENGGARA Puji Nur Paridi 1) , Sadikin Amir, Nurliah 2) . 1) Student of Aquaculture Department Mataram University 2) Lecturers of Aquaculture Department Mataram University Jln. Pendidikan 37 Mataram, Tlp. 0370 633007, Fax. 636041 Email: [email protected] 1) , [email protected] 2) ABSTRACT Turtles are sea species that widely utilized by humans. However, it is not balanced with the slower growth rates, so that the turtles are included in the category of endangered species. One of the efforts to conserve the turtle population is breeding. To support the success of captive breeding especially in enlargement of Hawksbill’s hatchling (Eretmochelys imbricata), it is necessary to do the research on the different kinds of feeding. The goal is to find the best growth rate of the Hawksbill’s hatchling. The research was conducted on January to September 2013 in Gili Meno-Lombok. The research was carried out experimentally by using a completely randomized design with five treatments and four replications. The results of the analysis of variance showed that different feeding gives a significantly different growth rates. The highest growth rate is seen in trash fish feeding. Keywords: Eretmochelys imbricata, growth, trash fish, shrimp, association of algae, seaweed.

Transcript of Z. ABSTRAK-JURNAL.pdf

Page 1: Z. ABSTRAK-JURNAL.pdf

1

THE GROWTH OF HAWKSBILL HATCHLING (Eretmochelys Imbricata)WITH DIFFERENT DIETS AT GILI MENO, NORTH LOMBOK,

WEST NUSA TENGGARA

Puji Nur Paridi1), Sadikin Amir, Nurliah2).1) Student of Aquaculture Department Mataram University

2) Lecturers of Aquaculture Department Mataram UniversityJln. Pendidikan 37 Mataram, Tlp. 0370 633007, Fax. 636041

Email: [email protected]) , [email protected])

ABSTRACT

Turtles are sea species that widely utilized by humans. However, it is notbalanced with the slower growth rates, so that the turtles are included in thecategory of endangered species. One of the efforts to conserve the turtlepopulation is breeding. To support the success of captive breeding especially inenlargement of Hawksbill’s hatchling (Eretmochelys imbricata), it is necessary todo the research on the different kinds of feeding. The goal is to find the bestgrowth rate of the Hawksbill’s hatchling. The research was conducted on Januaryto September 2013 in Gili Meno-Lombok. The research was carried outexperimentally by using a completely randomized design with five treatments andfour replications. The results of the analysis of variance showed that differentfeeding gives a significantly different growth rates. The highest growth rate isseen in trash fish feeding.

Keywords: Eretmochelys imbricata, growth, trash fish, shrimp, association ofalgae, seaweed.

Page 2: Z. ABSTRAK-JURNAL.pdf

2

PERTUMBUHAN TUKIK PENYU SISIK (Eretmochelys imbricata)DENGAN PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDADI GILI MENO,KABUPATEN LOMBOK UTARA,

NUSA TENGGARA BARAT

Puji Nur Paridi1), Sadikin Amir2), Nurliah 2).1)Mahasiswa Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram

2)Dosen Program Studi Budidaya Perairan Universitas MataramJln. Pendidikan 37 Mataram, Tlp. 0370 633007, Fax. 636041

Email: [email protected]), [email protected])

Abstrak

Penyu merupakan jenis satwa laut yang banyak dimanfaatkan oleh manusia.Akan tetapi tidak seimbang dengan tingkat pertumbuhan yang lambat sehingga termasukdalam katagori satwa terancam punah. Salah satu upaya untuk melestarikan populasipenyu adalah dengan penangkaran. Untuk menunjang keberhasilan penangkarankhususnya pembesaran tukik Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata) maka perlu dilakukanpenelitian mengenai pemberian pakan yang berbeda. Tujuannya adalah untukmenemukan tingkat pertumbuhan tukik Penyu Sisik yang terbaik. Penelitian ini dilakukanpada bulan Januari sampai dengan September 2013 di Gili Meno-Nusa Tenggara Barat.Penelitian dilakukan secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkapdengan 5 perlakuan dan 4 kali ulangan. Hasil analisis sidik ragam menunjukkanpemberian pakan yang berbeda memberikan tingkat pertumbuhan yang berbeda nyata.Nilai pertumbuhan tertinggi terlihat pada pemberian pakan ikan rucah.

Kata kunci: Eretmochelys imbricata, pertumbuhan, pakan

PENDAHULUAN

Penyu merupakan salah satu jenissatwa laut yang banyak dimanfaatkansecara langsung maupun tidak langsungoleh manusia. Banyaknya pemanfaatanpenyu oleh manusia tidak seimbangdengan pertumbuhan penyu yang lambat,sehingga menyebabkan penyudikatagorikan satwa terancam punah.Secara internasional penyu masuk kedalam daftar merah (red list) IUCN danAppendix I CITES. Di Indonesia penyudilindungi berdasarkan PeraturanPemerintah Nomor: 7 Tahun 1999 tentangPengawetan Tumbuhan dan Satwa.

Kegiatan penangkaran untukmeningkatkan populasi penyu telahdilakukan di berbagai tempat di

Indonesia. Namun, salah satupermasalahan yang dihadapi dalam prosespenangkaran adalah tingginya persentasikematian tukik penyu pada tahappembesaran, yang disebabkan oleh sifatkanibalisme dan lambatnya pertumbuhan.

Untuk menunjang keberhasilanpenangkaran penyu khususnyapembesaran tukik Penyu Sisik(Eretmochelys imbricata), maka perludilakukan penelitian mengenai pakanyang dapat mempercepat pertumbuhantukik. Dengan penelitian ini diharapkandapat menemukan tingkat pertumbuhantukik Penyu Sisik (E. imbricata) yangterbaik.

Page 3: Z. ABSTRAK-JURNAL.pdf

3

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan secaraeksperimental menggunakan RancanganAcak Lengkap. Terdapat 5 pakan yangdiujikan, yaitu: P1 = Ikan rucah; P2 =Udang; P3 = Udang+Rumput Laut (9:1);P4 = Asosiasi alga; dan P5 =Udang+Rumput laut (7:3). Dari masing-masing perlakuan dilakukan pengulangansebanyak 4 kali sehingga diperoleh 20unit percobaan. Tukik Penyu Sisik yangdigunakan berumur 1 bulan denganjumlah 80 ekor.Pemeliharaan tukik PenyuSisik dan pengambilan data dilakukanselama 56 hari (20 Februari 2013 sampaidengan 16 April 2013) di Gili Meno,Kabupaten Lombok Utara, NusaTenggara Barat. Data yang diperolehdianalisis menggunakan analisis sidikragam pada taraf nyata 5% dan dilakukanuji lanjutan dengan menggunakan ujiBNJ (Beda Nyata Jujur).

Wadah pemeliharaan berupa bakplastik yang telah di sterilkan denganvolume 35 liter dengan ketinggian air 7cm. Sebelum memulai perlakuan,dilakukan penyesuaian pakan selama 7hari sesuai dengan perlakuan yang akandiberikan dan pemuasaan selama 2 hari,yang tujuan untuk memperoleh beratnyata tukik dalam keadaan usus yangdiasumsikan kosong. Selain itu, prosespemuasaan bertujuan agar tukik langsungmerespon pakan yang diberikan saatperlakuan berlangsung. Setelah tahappemuasaan selesai, tukik Penyu Sisik didiseleksi berdasarkan penyesuaian pakan,berat dan ukurannya, sehingga diperoleh20 buah unit percobaan. Tiap-tiap unitpercobaan berisi 4 ekor tukuk PenyuSisik. Tukik yang telah di seleksi diberikode sesuai dengan perlakuan danulangan masing-masing

Tukik diberi pakan 2 kali dalamsehari (08.00 dan 13.00 WITA). Tiappemberian pakan sebesar 5% dari rata-rata berat tubuh tukik pada masing-masing unit percobaan. Pergantian air lautdilakukan 2 kali dalam sehari dengan

volume 50% setiap pergantian air yangdikombinasikan dengan sistem resirkulasiselama 24 jam. Karapas tukik Penyu Sisikdibersihkan setiap 7 hari sekali untukmeminimalisasi gangguan yang dapatmempengaruhi pertumbuhan tukik selaindari pakan yang diujikan.

Parameter utama dalam penelitianini adalah pertumbuhan mutlak (berat,panjang dan lebar karapas), lajupertumbuhan nisbi (berat, panjang danlebar karapas), Tingkat KelangsunganHidup (Survival Rate), serta RasioKonversi Pakan (FCR). Sedangkanparameter penunjang adalah lajupertumbuhan nisbi mingguan (berat danpanjang karapas), kandungan gizi pakan,dan kualitas air (suhu, salinitas, dan pH).

Pengukuran pertumbuhan tikikdilakukan setiap 7 hari (berat tubuh,panjang karapas dan lebar karapasnya)sekaligus dengan penghitungan jumlahpakan yang akan diberikan. Tingkatkelangsungan hidup (SR) dan rasiokonversi pakan tukik Penyu Sisik jugadicatat dan diamati. Adapun beberapametode pehitungan yang digunakanadalah sebagai berikut:

Pertumbuhan Mutlak (Berat, Panjangdan Lebar Karapas)

Penghitungan kecepatanpertumbuhan mutlak tukik penyu sisikdihitung menggunakan rumus menurutEffendie (2002) yaitu:W = Wt − Wo ..………………… …(1)

Keterangan :W = Pertumbuhan mutlak (g atau

mm)Wt = Berat atau Panjang cangkang

pada akhir pengamatan (g ataumm)

Wo = Berat atau Panjang cangkangpada awal pengamatan (g ataumm)

Page 4: Z. ABSTRAK-JURNAL.pdf

4

a

b b

c

b

0153045607590

Ikan rucah Udang Udang+Rumput Laut(9:1)

Asosiasi alga Udang+Rumput Laut(7:1)

Bera

t (g)

A

Laju Pertumbuhan Nisbi (Berat,Panjang dan Lebar Karapas)

Penghitungan laju pertumbuhannisbi tukik penyu sisik dihitungmenggunakan rumus menurut Effendie(2002) yaitu:

h = ............................................(2)

Keterangan :h = Laju pertumbuhan nisbi (%)Wt = Berat (g) atau Panjang

cangkang pada akhirpengamatan (mm)

Wo = Berat (g) atau Panjangcangkang pada awalpengamatan (mm)

Tingkat Kelangsungan Hidup (SurvivalRate)

Persentase tingkat kelangsunganhidup (survival rate) tukik penyu sisikyang diujicobakan dihitung menggunakanrumus berdasarkan Effendi (2002) yaitu:

SR = x 100 ................................... (3)

Keterangan:SR : Survival Rate atau persentase

kelangsungan hidup (%)Nt : Jumlah biota pada akhir

pengamatan (ekor)No : Jumlah biota pada awal

pengamatan (ekor)

Rasio Konversi PakanUntuk mengetahui rasio konversi

pakan pada percobaan, maka dilakukanpenghitungan konversi pakan denganrumus menurut NCR (1977) cit. Tahapari

dan Suhenda (2009) yaitu, sebagai berikut:FCR = ( ) .................................(4)

Keterangan :FCR : Feed Convertion Ratio (g)F : Jumlah pakan yang dikonsumsi

selama pemeliharaan (g)Wt : Berat pada akhir pengamatan (g)D : Jumlah yang matiW0 : Berat pada awal pengamatan (g)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil pengamatan rata-ratapertumbuhan mutlak (berat, panjangkarapas dan lebar karapas) penyu sisikselama 56 hari dapat dilihat pada Gambar1. Pemberian pakan ikan rucahmenghasilkan pertumbuhan yang lebihtinggi dengan pertambahan berat 76,48 g,panjang karapas 30,13 mm dan lebarkarapas 24.08 mm. Pemberian pakanasosiasi alga menghasilkan pertumbuhanpaling rendah dengan berat 16,93 g,panjang karapas 9,95 mm, dan lebarkarapas 7,33 mm. Pemberian pakanudang, udang+rumput laut (9:1) danudang+rumput laut (7:3) memberikantingkat pertumbuhan berat, panjangkarapas dan lebar karapas yang salingtidak berbeda nyata namun berbeda nyatadengan pemberian pakan ikan rucah danasosiasi alga.

Page 5: Z. ABSTRAK-JURNAL.pdf

5

a b bc

b

0153045607590

Ikan rucah Udang Udang+Rumput Laut(9:1)

Asosiasi alga Udang+Rumput Laut(7:1)

Panj

ang

kara

pas (

mm

)B

a b bc b

0153045607590

Ikan rucah Udang Udang+Rumput Laut(9:1)

Asosiasi alga Udang+Rumput Laut(7:1)

Leba

r kar

apas

(mm

)C

a

b b

c

b

0.00.30.60.91.21.51.8

Ikan rucah Udang Udang+RumputLaut (9:1)

Asosiasi alga Udang+RumputLaut (7:1)

Laju

per

tum

buha

n (%

)A

a b b c b

0.00.30.60.91.21.51.8

Ikan rucah Udang Udang+RumputLaut (9:1)

Asosiasi alga Udang+RumputLaut (7:1)

Laju

per

tum

buha

n (%

)B

Gambar 1. Rata-rata pertumbuhan mutlak: a) berat, b) panjang dan c) lebar.Garis tegak pada masing-masing batang (bar) menunjukkan besaran galatbaku rata-rata (standard error of means)

Laju Pertumbuhan Nisbia. Laju pertumbuhan nisbi selama 56 hari

Rata-rata laju pertumbuhan nisbi(berat, panjang karapas dan lebar karapas)penyu sisik selama 56 hari dapat dilihat

pada Gambar 2. Hasil uji lanjut denganBNJ pada α = 5% menunjukkan lajupertumbuhan nisbi yang sama denganpertumbuhan mutlak.

Page 6: Z. ABSTRAK-JURNAL.pdf

6

a b b c b

0.00.30.60.91.21.51.8

Ikan rucah Udang Udang+RumputLaut (9:1)

Asosiasi alga Udang+RumputLaut (7:1)

Laju

per

tum

buah

n (%

)C

Gambar 2. Rata-rata laju pertumbuhan nisbi: a) berat, b) panjang karapasdan c) lebar karapas. Garis tegak pada masing-masing batang (bar)menunjukkan besaran galat baku rata-rata (standard error of means)

b. Laju pertumbuhan nisbi setiap mingguRata-rata laju pertumbuhan nisbi

setiap minggu (berat dan panjang karapas)penyu sisik selama 56 hari dapat dilihatpada Gambar 3. Rata-rata lajuperumbuhan berat nisbi di minggu ke-1,ke-3, ke-4, ke-6, ke-7, dan ke-8nenunjukkan nilai yang lebih rendah dari

minggu ke-2 dan minggu ke-5. Padaminggu ke-2 dan minggu ke-5 terjadi rata-rata kecepatan pertumbuhan berat nisbitertinggi, kecuali pada perlakuanpemberian pakan udang+rumput laut (7:3)yang menunjukkan penurunan kecepatanpertumbuhan berat nisbi di minggu ke-5.

0.000.020.040.060.080.100.12

1 2 3 4 5 6 7 8

Minggu ke-

Laju

per

tum

buha

n (%

)

B

-0.15

-0.10

-0.05

0.00

0.05

0.10

0.15

0.20

0.25

1 2 3 4 5 6 7 8

Minggu ke-

Laju

per

tum

buha

n (%

)

A

Page 7: Z. ABSTRAK-JURNAL.pdf

7

b

a a ab a

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

Ikan rucah Udang Udang + Rumputlaut (9:1)

Asosiasi alga Udang + Rumputlaut (7:3)

Gram

(g)

Gambar 3. Rata-rata laju pertumbuhan nisbi setiap minggu: a) berat,b) panjang karapas dan c) lebar karapas. Garis tegak pada masing-masing batang (bar) menunjukkan besaran galat baku rata-rata(standard error of means).

Tingkat Kelangsungan Hidup(Survival Rate)

Hasil pengamatan tingkatkelangsungan hidup tukik Penyu Sisikselama penelitian mencapai 100% untuksemua perlakuan. Tingkat kelangsunganhidup yang mencapai 100% menunjukkanbahwa perbedaan pakan tidakmemberikan pengaruh terhadap tingkatkelangsungan hidup tukik Penyu Sisik.

Rasio Konversi PakanDari hasil penghitungan rata-rata

rasio konversi pakan terlihat bahwa nilaiyang paling rendah terdapat pada pakanikan rucah yaitu 4,92 g. Nilai rasiokonversi pakan paling tinggi terlihat padapemberian pakan udang yaitu sebesar 6,99g. Berdasarkan hasil uji lanjut BNJ pada α= 5% menunjukkan bahwa nilai konversipakan udang tidak bebeda nyata denganpakan yang lainnya kecuali pada pakanikan rucah. Namun nilai konversi pakanikan rucah tidak berbeda nyata denganpakan asosiasi alga.

Gambar 4. Rasio konversi pakan tukik penyu sisik selama perlakuan.Garis tegak pada masing-masing batang (bar) menunjukkanbesaran galat baku rata-rata (standard error of means)

0.000.020.040.060.080.100.12

1 2 3 4 5 6 7 8

Minggu ke-

Laju

per

tum

buha

n (%

)

C

Ikan rucah Udang Udang + Rumput laut (9:1)Asosiasi alga Udang + Rumput laut (7:3)

Page 8: Z. ABSTRAK-JURNAL.pdf

8

Kualitas AirSelama penelitian dilakukan 2

kali pergantian air yaitu pada siang dansore hari yang masing-masing diganti 3jam setelah pemberian pakan. Selain

pergantian air dilakukan juga sistemresirkulasi selama 24 jam pada air mediapemeliharaan. Rata-rata kisaran kualitasair selama penelitian dapat dilihat padaTable 1.

Tabel 1. Rata-rata dan kisaran kualitas air

Mingguke-

Suhu (0C) pH Salinitas(ppt)Pagi Siang Malam Pagi Siang

1 25.43±0.17a 29.14±0.09a 24.07±0.20a 7.63±0.03a*) 8 35*)

2 25.57±0.17a 27.86±0.24b 24.21±0.24a 7.81±0.02a*) 8 34*)

3 25.57±0.13a 28.93±0.13a 23.93±0.13a 8.00±0.05a 8 -

4 25.57±0.20a 28.86±0.15a 24.00±0.19a 8.00±0.05a 8 -

5 25.50±0.15a 27.57±0.27b 24.21±0.24a 7.99±0.01a*) 8 34*)

6 25.14±0.09a 28.93±0.13a 23.93±0.13a 7.99±0.01a*) 8 35*)

7 25.21±0.20a 29.07±0.10a 24.00±0.11a 8.00±0.05a 8 -

8 25.07±0.10a 29.21±0.15a 23.86±0.09a 8.00±0.05a*) 8 35*)

*) Pengukuran dilakukan di Labolatorium Budidaya Perairan.

Kandungan Gizi PakanTabel 2. Kandungan gizi pakan (g/100g)

PakanKandungan Gizi (g/100g)

SumberKadar air Protein Lemak Karbohidrat

Ikan Rucah 62.86 22.71 10.64 2.31 Kocatepe et al, 2011

Udang 75 21 0.2 0.1 Soemarto, 2004

Rumput Laut 19.55 4.85 0.1 56.8 Dhamri, 2011

Asosiasi Alga 90.02 0.96 2 45.92 Tabarsa, 2012

Pembahasan

Pemberian pakan ikan rucahmenghasilkan rata-rata pertumbuhan yangpaling tinggi dibandingkan denganpemberian pakan lainnya. Didugatingginya kandungan protein ikan rucah(Tabel 2.) menjadi penyebab tingginyapertumbuhan. Effendie (2002)menjelaskan bahwa pertumbuhan terjadiapabila ada kelebihan input energi danasam amino yang berasal dari protein didalam makanan. Damanti (2001)menambahkan bahwa karbohidran, lemak

dan protein yang terkandung dalammakanan berfungsi sebagai sumber energibagi aktifitas sel-sel tubuh.

Asosiasi alga menghasilkantingkat pertumbuhan yang paling rendahdari yang lainnya. Hal ini diduga terjadikarena tukik Penyu Sisik (E. imbricata)lebih menyukai pakan ikan rucah daripada pakan asosiasi alga. Kesukaan tukikPenyu Sisik (E. imbricata) pada pakanikan rucah diduga karena tukik terbiasadiberi pakan ikan rucah, mengingatperlakuan pemberian pakan dimulai sejaktukik berumur 1 bulan. Dugaan yang

Page 9: Z. ABSTRAK-JURNAL.pdf

9

sama juga terjadi pada laju pertumbuhanberat nisbi setiap minggu (Gambar 3.).Berkurangnya laju pertumbuhan beratnisbi diperlihatkan oleh perlakuanpemberian pakan asosiasi alga di minggupertama. Selain itu masa penyesuaianmakanan selama 7 hari diduga tidakcukup untuk mengubah kebiasaan pakantukik Penyu Sisik (E. imbricata) dari ikanrucah ke asosiasi alga. Namunpenambahan berat tukik mulai terlihat diminggu ke-2 yang menandakan bahwatukik penyu sisik telah merespon pakanasosiasi alga.

Rata-rata laju pertumbuhan beratnisbi sangat beragam pada masing-masingperlakuan setiap minggunya (Gambar 3.).Beragamnya rata-rata laju pertumbuhanberat nisbi diduga berkaitan dengankualitas air (suhu) dan persentasekonsumsi pakan.

Pada minggu ke-1, ke-3, ke-4, ke-6, ke-7, dan ke-8 suhu tertinggi berkisarantara 28,86oC-29,21oC dan menunjukkantingkah laku tukik yang lebih aktifbergerak. Diduga tukik Penyu Sisikmengalami stress karena suhu yang terlalutinggi. Tingkah laku tukik penyu sisikyang lebih aktif karena stress didugamenyebabkan hasil penyerapan nutrisidari pakan lebih banyak digunakan untukpergerakan daripada pertumbuhan (berat).Minggu ke-2 dan ke-5 suhu tertinggiberkisar antar 27,57oC-27,86oC.Sebaliknya, pada kisaran suhu 27,57oC-27,86oC tukik terlihat bergerak hanyauntuk makan, selebihnya tukik penyusisik terlihat hanya diam danmengambang. Tingkah laku tukik PenyuSisik seperti ini diduga menyebabkanhasil penyerapan nutrisi dari pakan lebihbanyak digunakan untuk pertumbuhan(berat) dari pada untuk energi pergerakan.Kafuku dan Ikenoue (1983) cit. Naulita(1990) memperkuat dugaan ini denganlaporannya yang menyatakan bahwa suhuoptimum untuk pertumbuhan penyuadalah 28oC.

Salinitas dan pH air mediapemeliharaan pada saat penelitian masih

dalam kisaram. Hal ini didukung olehpendapat Marabessy & Edward (2002 cit.Syarif, 2012) bahwa bila dilihat darikepentingan biota perairan, salinitasperairan yang berkisar antara 34–35 pptmasih mendukung kehidupan organismeperairan. Nupus (2001) juga menegaskanbahwa salinitas air laut Samudra Hindiayang merupakan tempat hidup secaraalami penyu berkisar antara 34,2 – 35,7ppt. pH media pemeliharaan masihberkisar antara 7,63 – 8 dan masih sesuaidengan pH perairan laut Desa Gili Indah(Syarif, 2012). Kantor KMNLH (1988)cit. Syarif (2012) memberikan NilaiAmbang Batas (NAB) pH air laut sebesar6-9 untuk keperluan perikanan dan biotaperairan.

Tingkat Kelangsungan Hidup(Survival Rate)

Tingkat kelangsungan hidup yangmencapai 100% menunjukkan bahwaperbedaan pakan tidak memberikanpengaruh terhadap tingkat kelangsunganhidup tukik Penyu Sisik. Tingginyatingkat kelangsungan hidup yangdihasilkan dalam penelitian ini didugadisebabkan oleh cara pemeliharaan tukikPenyu Sisik. Cara pemeliharaan yangdimaksud ialah sistem resirkulasi danpergantian air 2 kali dalam sehari,sehingga kualitas air berada pada kisaranyang optimal untuk hidup tukik PenyuSisik. Kafuku dan Ikenoue (1983) cit.Naulita (1990), menjelaskan bahwa halyang harus diperhatikan padapemeliharaan tukik penyu adalah sirkulasiair.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian danpembahasan, dapat disimpulkan bahwa:1. Pemberian pakan yang berbeda

memberikan pengaruh terhadap

Page 10: Z. ABSTRAK-JURNAL.pdf

10

pertumbuhan tukik Penyu Sisik(E. imbricata).

2. Pemberian pakan ikan rucahmemberikan pertumbuhan terbaik padapemeliharaan tukik Penyu Sisik(E. imbricata) umur 1 sampai dengan3 bulan.

3. Pakan ikan rucah, udang,udang+rumput laut (9:1), asosiasi algadan udang+rumput laut (7:3) dapatdiberikan untuk tukik sejak umur 1sampai dengan 3 bulan.

4. Berdasarkan nilai rasio konversi pakan(Feed Convertion Ratio atau FCR)pemberian pakan ikan rucah danasosiasi alga merupakan pakan yang

terbaik, namun memiliki lajupertumbuhan yang berbeda.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, dapatdisarankan bahwa:1. Dalam melakukan pembesaran tukik

Penyu Sisik (E. imbricata) sebaiknyadiberi pakan ikan rucah yangmengandung protein tinggi danketersediaannya melimpah di alam.

2. Pengelolaan kualitas air sebaiknyadilakukan dengan melakukanpergantian air sebanyak 2 kali sehariyang dikombinasikan dengan systemresirkulasi.

DAFTAR PUSTAKA

Damanti, R.R., 2001. Studi Kesukaan Makan dan Laju Pertumbuhan Juvenil Penyu Sisik(Eretmochelis imbricata L.) di Pulau Pramuka, Taman Nasional Laut, KepulauanSeribu, Jakarta. Skripsi. Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan. FakultasPerikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Effendie, M.I. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta.

Naulita, Y., 1990. Telaah Laju Pertumbuhan Anak Penyu Hijau (Chelonia mydas L.)pada Pemberian Makanan yang Berbeda. Karya Ilmiah. Fakultas Perikanan.Institut Pertanian Bogor.

Nupus, S., 2001. Pertumbuhan Tukik Penyu Hijau (Chelonia mydas L.) pada TingkatPemberian Jumlah Pakan yang Berbeda. Skripsi. Fakultas Perikanan dan IlmuKelautan. Institut Pertanian Bogor.

Syarif, S.M., Zulkifli,. Syakhrie, N.A. 2012. Penyusunan Masterplan danRancangbangun Minawisata Pulau-Pulau Kedil di Gili Matra. Satuan KerjaDirektorat Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil. Direktorat Jendral Kelautan danPulau-Pulau Kecil. Kementrian Kelautan dan Perikanan RI.

Tahapari dan Suhenda, 2009. Penentuan Frekuensi Pemberian Pakan Untuk MendukungPertumbuhan Benih Ikan Patinpasupati. Bogor.http://infobudidaya.com/2012/03/pengertian-pertumbuhan.html. Diakses 15 Juli2013. 09:08 WITA.