Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
-
Upload
prissilmatania -
Category
Documents
-
view
311 -
download
2
Transcript of Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
1/43
1
BLOK PANCA INDERA
SKENARIO 2
PEGAWAI KAMAR MESIN KAPAL
KELOMPOK B-01
KETUA : SYARAFINA RAIHAN 1102010275
SEKRETARIS : MUCHAMMAD ZULKARNAIN 1102010172
ANGGOTA : MUHAMMAD GURUH SUSANTO 1102010180
NADYA ADNITA 1102010200
NADYA RAMADHANI 1102010202
PRISSILMA TANIA 1102010221
RESTU RAMADHANI 1102010237
SILPI HAMIDIYAH 1102010270
SYAHIRAH SHAHAB 1102010274
WIDIAWATI 1102010286
WINDA VRESIANA 1102010288
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
2/43
2
SKENARIO 2 :
Pegawai Kamar Mesin Kapal
Seorang laki-laki bernama A usia 43 tahun, adalah seorang pegawai pengawas
mesin pesawat udara. A bekerja sejak usia 20 tahun. A menjaga mesin pesawat
di hanggar setiap hari dan terpapar bising mesin 90 sampai 110 desibel ( 90-
110 db ) selama kurang lebih 8 jam. Setiap bekerja meggunakan ear plug.
Saat ini A mengeluhkan telinganya. Sebelum bekerja kedua telinga A sehat. A
memeriksakan ke dokter perusahaan dengan keluhan kurang pendengaranpada kedua telinga. A mengeluh kurang jelas menerima pembicaraan bila
diajak berbicara dengan teman sekantor, apalagi saat menelpon. Hal ini
dirasakan semakin memberat dalam kurun waktu setahun belakangan ini.
Pada pemeriksaan garpu tala dan audiometri didapatkan tuli perseptif derajat
berat pada kedua telinga. A menanyakan kepada dokter apakah dapat sembuh
dan mendengar seperti semula.
Dokter meyarankan pasien untuk lebih menjaga kesehatan indera
pendengaran baik secara medis maupun secara islam.
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
3/43
3
Sasaran belajar
Lo 1. Memahami dan menjelaskan anatomi makroskopis & mikroskopis telinga
1.1 memahami dan menjelaskan anatomi makroskopis telinga1.2 memahami dan menjelaskan anatomi mikroskopis telinga
Lo 2.memahami dan menjelaskan fisiologi pendengaran
Lo 3.memahami dan menjelaskan gangguan pendengaran
Lo 4. Memahami dan menjelaskan tuli
4.1 memahami dan menjelaskan definisi tuli akibat bising
4.2 memahami dan menjelaskan etiologi tuli akibat bising
4.3 memahami dan menjelaskan epidemiologi tuli akibat bising
4.4 memahami dan menjelaskan klasifikasi tuli akibat bising
4.5 memahami dan menjelaskan patofisiologi tuli akibat bising
4.6 memhami dan menjelaskan diagnosis dan manifestasi tuli akibat bising
4.7 memahami dan menjelaskan diagnosis banding tuli akibat bising
4.8 memahami dan menjelaskan tatalaksana tuli akibat bising
4.9 memahami dan menjelaskan pencegahan tuli akibat bising
4.10 memahami dan menjelaskan prognosis tuli akibat bising
Lo 5. Memahami dan menjelaskan pemeriksaan alat pendengaran
Lo 6. Memahami dan menjelaskan menjaga indera pendengaran secara islam
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
4/43
4
Lo 1. Memahami dan menjelaskan anatomi makroskopis & mikroskopis telinga
1.1 memahami dan menjelaskan anatomi makroskopis telingaTelinga dapat dibagi menjadi telinga luar, tengah dan dalam.
Telinga LuarTelinga luar terdiri dari pinna atau aurikula yaitu daun kartilago yang menangkap
gelombang bunyi dan menjalarkannya ke kanal auditori eksternal (meatus), suatu lintasan sempityang panjangnya sekitar 2,5cm yang merentang dari aurikula sampai membran timpani. (Sloane,2003)
Liang telinga berbentuk huruf S dengan rangka tulang rawan pada sepertiga bagian luar,sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang.
Pada sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar serumen (kelenjarkeringat) dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh kulit liang telinga. Pada dua
pertiga bagian dalamnya hanya dijumpai sedikit kelenjar serumen. (Soepardi, 2007)
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
5/43
5
Telinga TengahTerletak di rongga berisi udara dalam bagian dalam bagian petrosus tulang temporal. Batas-
batas telinga tengah adalah sebagai berikut :- Batas luar : membran timpani- Batas depan : tuba eustachius- Batas bawah : vena jugularis (bulbus jugularis)- Batas belakang : aditus ad antrum, kanalis fasialis pars vertikalis- Batas atas : tegmen timpani (meningen/otak)- Batas dalam : berturut-turut dari atas ke bawah kanalis semisirkularis horizontal,
kanalis fasialis, tingkap lonjong (oval window), tingkap bundar
(round window) dan promontorium
Membran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga danterlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. Membran timpani merupakan perbatasan telingatengah, berbentuk kerucut dan dilapisi kulit pada permukaan eksternal dan membran mukosapermukaan internal. Membran ini memisahkan telinga luar dan telinga tengah dan memilikitegangan, ukuran dan ketebalan yang sesuai untuk menggetarkan gelombang bunyi secaramekanis. Bagian atas disebut pars flaksida (membran Sharpnell) sedangkan bagian bawah parstensa (membran propria).
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
6/43
6
Tulang pendengaran di telinga tengah terdiri dari maleus, inkus dan stapes yang salingberhubungan. Prosesus longus maleus melekat pada membran timpani, maleus melekat padainkus dan inkus melekat pada stapes. Stapes terletak pada tingkap lonjong yang berhubungandengan koklea. Tulang-tulang ini mengarahkan getaran dari membran timpani ke fenestravestibulii yang memisahkan telinga tengah dari telinga dalam.
Tuba eustachius termasuk dalam telinga tengah yang menghubungkan daerah nasofaringdengan telinga tengah. Tuba yang biasanya tertutup dapat terbuka saat menguap, menelan ataumengunyah. Saluran ini berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisimembran timpani.
Telinga DalamBerisi cairan dan terletak dalam tulang temporal, di sisi medial telinga tengah. Telinga
tengah terdiri dari dua bagian :
Labirin tulang (ossea)Merupakan ruang berliku berisi perilimfe, suatu cairan yang menyerupai cairan
serebrospinalis. Bagian ini melubangi bagian petrosus tulang temporal dan terbagi menjaditiga bagian :
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
7/43
7
1. Vestibula- Dinding lateral vestibula mengandung fenestra vestibuli dan venestra cochleae, yang
berhubungan dengan telinga tengah.- Membran melapisi fenestra untuk mencegah keluarnya cairan perilimfe.
2. Saluran Semisirkularis- Menonjol dari bagian posterior vestibula.- Saluran semisirkular anterior dan posterior mengarah pada bidang vertikal di setiap sudut
kanannya.- Saluran semisirkular lateral terletak horizontal dan pada sudut kanan kedua saluran di
atas.- Pada irisan melintang koklea tampak skala vestibuli sebelah atas, skala timpani di sebelah
bawah dan skala media (duktus koklearis) di antaranya.- Skala vestibuli berisi perilimfa, sedangkan skala media berisi endolimfa.- Dasar skala vestibuli disebut membran vestibuli (Reissners membrane) sedangkan
skala media adalah membran basalis.- Pada membran basalis terdapat organ corti.- Pada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut membran tektoria.- Pada membran basal melekat sel rambut dalam, sel rambut luar dan canalis corti yang
membentuk organ corti.
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
8/43
8
3. Koklea- Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) yang berupa dua setengah lingkaran dan
vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis.
- Ujung atau puncak koklea disebut helikotrema, menghubungkan perilimfa skala timpanidengan skala vestibuli.
- Koklea mengandung reseptor pendengaran.
Labirin membranosa
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
9/43
9
Merupakan serangkaian tuba berongga dan kantong yang terletak dalam labirin tulangdan mengikuti kontur labirin tersebut. Bagian ini mengandung endolimfe, cairan yangmenyerupai cairan intraseluler.1. Labirin membranosa dalam regia vestibula merupakan lokasi awal dua kantong, utrikulus
dan sakulus yang dihubungkan dengan duktus endolimfe sempit dan pendek.2. Duktus semisirkuler yang berisi endolimfe terletak dalam saluran semisirkular pada
labirin tulang yang mengandung perilimfe.3. Setiap duktus semisirkuler, utrikulus dan sakulus mengandung reseptor untuk ekuilibrium
statis dan ekuilibrium dinamis.4. Utrikulus terhubung dengan duktus semisirkuler sedangkan sakulus terhubung dengan
duktus koklear dalam koklea.
1.2 memahami dan menjelaskan anatomi mikroskopis telinga1) Telinga Luar- Daun telinga
Kerangka terdiri tl rawan elastis,bentuk tak teraturPerikondrium mengandung banyak serat elastisKulit menutupi tl rawan tipis, Jaringan subkutis tipis.Didalam kulit terdapat : rambut halus, kel sebacea , kel keringat sedikit, pada lobus auriculaterdiri dari jaringan lemak
- Meatus acusticus externaDilapisi kulit tipis tanpa subcutis dan berhubungan erat dengan perichondrium / periosteumyang ada di bawahnya.Pada kulit bagian sepertiga luar terdapat: Rambut pendek,Kel sbacea (bermuara d folikel
rambut), Kel ceruminosa (tubulosa apocrin /modifikasi kel keringat) bermuara padapermukaan / pada ductus kel.sebacea.
- Membrana tympani2 lapisan jaringan penyambung :Lap Luar ,mgd serat-serat kolagen tersusun radial
Lap dalam,mgd serat-serat kolagen tersusun circular
Serat Elastin terutama di bagian central dan periferBagian superior tidak mengandung serat collagen,lunak dan tipis disebut pars flaccida
(membrana schrapnell)Permukaan luar diliputi :kulit,tanpa rambut,kel sebacea,maupun kelenjar keringat.
Pemukaan Dalam dilapisi mukosa yang terdiri dari epithel selapis cuboid dan lamina propriayang tipis.
2) Telinga tengah- Cavum tympani
Medial dipisahkan dari telinga dalam oleh tulang :
Fenestra ovalis dan fenestra rotundum
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
10/43
10
Terdapat tulang pendengaran : Maleus,Incus,Stapes.ketiga tulang ini menghubungkanmembrana tympani dengan fenestra ovalis.Cavum tympani,tulang pendengaran nervus dan musculi dilapisi mucosa yang terdiri dariepithel selapis cuboiddan l.propria tipis.Epithel tympani sekitar muara tuba faryngotympani t.d epithel selapis cuboid/silindris dengancilia.
- Tuba FaringotympaniMucosa berbentuk rugae t.d epitel selapis / bertingkat silindris dengan cilia dan l propriatipis.disekitar mucosa terdapat lymposit.
3) Telinga Dalam- Labirynth Ossea- Berisi caira perilimph
Terdiri dari 3 bagian :
Vestibulum Canalis semisircularis tulang Cochlea
- Labirynth Membranosa (terdapat di dalam labirynth ossea)Berisi cairan endolimfTerdiri dari :
Labyrinth Vestibularis : terdiri dari Makula ( utrikulus dan sakulus ).krista ampularis.Labyrinth Vestibularis untuk keseimbangan
Labirynth Cochlearis : epitel selapis gepeng- Organo Corti
Terdiri 2 bagian :
Sel rambut : dalam dan luar Sel Penyokong :
Sel Batas dalam dan luar
Sel Phalanx dalam dan luarSel Tiang dalam dan dalam
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
11/43
11
L0. 2 memahami dan menjelaskan memahami dan menjelaskan fisiologi pendengaran
Pendengaran dapat terjadi dalam dua cara. Bunyi yang dihantarkan melalui telinga luar dan
tengah yang terisi udara berjalan melalui konduksi udara. Suara yang dihantararkan melalui
tulang secara langsung ke telinga dalam dengan cara konduksi tulang.
Normalnya, konduksi udara merupakan jalur yang lebih efisien, namun adanya defek padamembrana timpani atau terputusnya rantai osikulus akan memutuskan konduksi udara normal
dan mengakibatkan hilangnya rasio tekanan-suara dan kehilangan pendengaran konduktif.
Bunyi terjadi disebabkan oleh adanya sumber bunyi, media penghantar gelombang suara serta
adanya reseptor penerima informasi tersebut. Sumber bunyi akan menghasilkan tekanan
gelombang suara.
Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga, dalam bentuk
gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea. Daun telinga berfungsi untuk
menangkap serta menghimpun gelombang bunyi yang datang dari luar untuk kemudian
diarahkan ke liang telinga dan selanjutnya bersama liang telinga tersebut menyebabkan
naiknya tekanan akustik sebesar 1015 dB pada membran timpani.
Setelah sampai di membran timpani, getaran diteruskan ke telinga tengah. Fungsi organdalam telinga tengah selain untuk meneruskan gelombang bunyi, juga memproses energi
bunyi tersebut sebelum memasuki koklea.
Dalam telinga tengah, energi bunyi mengalami amplifikasi melalui sistem rangkaian tulang
pendengaran. Setelah diamplifikasi, energi tersebut akan diteruskan ke stapes, yang
menggerakkan tingkap lonjong sehingga perilimfe pada skala vestibuli bergerak. Getaran
diteruskan melalui membran Reissner, yang mendorong endolimfe, sehingga akan
menimbulkan gerak relatif antara membran basilaris dan membran tektoria.
Proses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel
sel rambut, sehingga terjadi pelepasan ion ion bermuatan listrik. Keadaan ini
menimbulkan proses depolarisasi sel rambut sehingga melepaskan neurotransmiter ke dalam
sinaps dan menghasilkan potensial aksi yang kemudian diteruskan ke serabut serabut
N.VIII menuju nukleus koklearis sampai ke korteks pendengaran.
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
12/43
12
Proses Transduksi Gelombang Suara
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
13/43
13
L0. 3 memahami dan menjelaskan gangguan pendengaran
3.1 Definisi
1. Tuli konduktif
Karena kelainan di telinga luar atau di telinga tengah.
a. Kelainan telinga luar yang menyebabkan tuli konduktif adalah astresia liang telinga,sumbatan oleh serumen, otitis eksterna sirkumsripta, osteoma liang teling.
b. Kelainan telinga tengah yang menyebabkan tuli konduktif adalah tubakar/sumbatan
tuba eustachius, dan dislokasi tulang pendengaaran.
2. Tuli perseptif
Disebabkan oleh kerusakan koklea (N. audiotorius) atau kerusakan pada sirkuit system
saraf pusat dari telinga. Orang tersebut mengalamipenurunan atau kehilangan
kemampuan total untuk mendengar suara dan akan terjadi kelainan pada :
a. Organo corti
b. Saraf : N.coclearis dan N.vestibularais
c. Pusat pendengaran otak
3. Tuli campuran
Terjadi karena tuli konduksi yang pada pengobatannya tidak sempurna sehingga infeksi
sekunder (tuli persepsi juga).
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
14/43
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
15/43
15
A.2 Trauma
Trauma pada telinga luar dapat merusak dan menghancurkan aurikula
dankanalis autikus eksternus, yang termasuk bagaian dari trauma ini diantaranya :
a.LaserasiTrauma akibat laserasi biasa terjadi karena klien tampak mengorek-ngorek telinga
dengan jari atau penjepit rambut atau klip kertas. Laserasi dinding kanalis dapatmenyebabkan pendarahan sementara.
b.FrostbiteFrostbite pada aurikula dapat timbul dengan cepat pada lingkungan bersuhu
rendah dengan angin dingin yang kuat. Karena perubahan perlahan maka tidak terasa nyeri
lagi sampai telinga memanas lagi. Pemanasan yang cepat dianjurkan terapi seperti dengan
mengguyur telinga yang terkena dengan air hangat bersuhu 100 dan 108F sampai terlihat
tanda-tanda pencairan.
c.HematomaHematoma telinga luar seringdijumpai pada pengulat dan petinju akibat penumpukan
bekuan darahdiantara perikondrium dan tulang rawan, yang dapat berakibat terbentuknya
telinga bunga kol jika tidak diobati, oleh karena itu perlunya tindakan insisi dan drainagekumpulan darah dalam kondisi steril diikuti dengan pemasangan balutan tekan khususnya
pada konka.
A.3 Infeksi Akut
SerumenSerumen merupakan hasil sekresi kelenjar serumen yang terdapat pada bagian tulang
rawan telinga. Jumlah serumen yang terbentuk dan konsistensinya sangat bervariasi.
Gambaran klinis. Adanya serumen, walaupun merupakan sekresi yang normal, dapat
menyebabkan gangguan pendengaran, nyeri telinga, keluarnya cairan dan vertigo. Jumlah dan
konsistensinya beragam, sehingga banyak orang harus membersihkan telinganya
(mengirigasi) pada saat-saat tertentu secara teratur.
Telinga Luar
Dalam kulit kanal auditorius eksterna
Glandula seminurosa
Sekresi substansi lilin
serumen
tertimbun
Kanalis eksternus
menumpuk
Menutup hantaran suara lewat udara
Reseptor gagal menerima suara
Tuli konduktif
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
16/43
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
17/43
17
Otitis eksterna akut terbagi atas:
a. Otitis eksterna sirkumskripta (furunkelbisul).Keadaan ini dapat terjadi akibat infeksi oleh Staphylococcus aureus di dalam
folikel rambut pada liang telinga bagian tulang rawan. Timbul nyeri telinga hebat lebih-
lebih apabila daun telinga digerakkan atau disentuh, liang telinga tampak merah,pembengkakan dapat meluas kebelakang telinga sehingga menyerupai keadaan pada
mastoiditis akuta. Nyeri telinga hebat juga timbul waktu kita memasukkan speculum
telinga ke dalam liang telinga. Kemungkinan ditemukan cairan purulen bila furunkel
pecah lambat laun terjadi gangguan pendengaran bila lesi menyumbat kanal. intervensi
yang diberikan adalah terapi sistemik dengan pengobatan topical dengan tampon yang
diberi tetes telinga yang mengandung antibiotika.
Staphylococcus aureus, Staphylococcus albus, Jamur, Aspergillus
Infeksi pada kulit
Faktor predisposisi (udara hangat dan lembab, pH basa liang telinga, trauma ringan, danberenang)
Membentuk furunkel, di sepertiga luar liang telinga
Adneksa
Folikel rambut, kelenjar sebasea, dan kelenjar serumen
Rasa nyeri hebat pada telinga bila disentuh
Liang telinga bengkak
Gangguan pendengaran bila furunkel membesar
b. Otitis eksterna difusaInfeksi bakteri (Pseudomonas) yang biasanya terjadi pada cuaca yang panas dan le
mbab, disebutjugaSwimmersear. Keluhan klien yang muncul adalah nyeri tekan
tragus, kulit liang telinga hipermi, kadang-kadang terdapat secret yang berbau, edema
dengan tidak jelas batasnya serta tidak terdapat furunkel. Dapat mengenai baik satu
telinga maupun keduanya. Apabila terjadi unilateral, biasanya sekunder, akibat adanya
radang telinga tengah. Apabila terjadi bilateral, mungkin akibat infeksi bakteri atau
jamur, iritasi akibat suatu bahan kimia atau merupakan bagian daripada kelainan kulit
ditempat lain secara umum.Pseudomonas, Staphylococcus albus, Escherichia coli, Enterobacter auogenes
Kadang terdapat sekret yang berbau, tidak mengandung lendir
Pembesaran kelenjar getah bening regional
Gejala sama dengan otitis media sirkumskripta, tampak dua pertiga dalam kulit liang telinga
sempit, hiperemis
dan edema tanpa batas yang jelas, serta tidak terdapat furunkel
Gangguan pendengaran
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
18/43
18
OtomikosisBiasanya terjadi setelah berenang terutama di daerah tropis dan akibat infeksi
Aspergillus niger. Liang telinga menjadi penuh kotoran yang berwarna putih dengan
bercak-bercak hitam. Iritasi akibat bahan kimia seperti cat rambut dan antibiotika lokal
dapat menimbulkan suatu demartitis lokal.
Gambaran klinis Kedua telinga dirasakan sangat gatal, penderita berkeinginanuntuk terus menggaruk telinga terutama pada waktu menjelang tidur. Timbul cairan dan
kadang-kadang dirasakan kurang pendengaran. Liang telinga penuh dengan kotoran
(debris) dan kulit liang telinga ini mengalami peradangan. Kurangnya pendengaran
akan segera teratasi setelah liang telinga dibersihkan.
A.4 Infeksi dan Radang Kronik
- Otitis Eksterna NekrotikansOtitis eksterna nekrotikans merupakan suatu infeksi berat pada tulang temporal dan
jaringan lunak telinga. Lebih sering dijumpai pada penderita diabetes lanjut usia yang
tinggal dalam lingkungan beriklim panas. Kondisi ini disebabkan Pseudomonas
aeruginosa dan biasanya ditemukan pada penderita diabetes lanjut usia serta dianggaplebih umum pada daerah beriklim panas.
Pseudomonas
Faktor predisposisi : Penderita diabetes
Peradangan yang meluas secara progresif
Pada lapisan subkutis dan organ sekitar
Rasa gatal di telinga, unilateral, diikuti nyeri hebat dan sekret yang banyak serta
pembengkakantelinga
Nyeri akan menghebat dan liang telinga tertutup jaringan granulasi yang subur
Paresis atau paralisis nervus fasial, kondritis, osteitis, osteomielitis
Kehancuran tulang temporal
Tuli/gangguan pendengaran
-
Polikondritis BerulangPenyakit yang tidak diketahui etiologinya ini menyebabkan peradangan destruksi tulang
rawan. Merupakan suatu gangguan tulang rawan generalisata, melibatkan hidung dan
telinga pada 80-90% kasus.
A.5 Neoplasma
Berbagai lesi kulit termasuk neoplasma dapat ditemukan pada aurikula dan liang telinga.
1. Osteoma adalah suatu tumor jinak pada dinding liang telinga yang tampak sebagaibenjolan tunggal, kertas dan bundar yang menempel pada sepertiga bagian dalam telinga.
2. Eksostosis adalah tumor berupa tonjolan bundar dari tulang kanalis yanghipertropik(biasanya multiple dan bilateral). Etiologi belum diketahui dengan pasti, tetapi dapat
disebabkan oleh karena sering berenang dalam air dingin.
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
19/43
19
3. Karsinoma sel gepeng merupakan keganasan yang paling sering pada liangtelinga dapatsegera disembuhkan dan ditangani dengan cepat jika didiagnosis secaradini demikian
juga dengan karsinoma sel basal. Pengobatan awal yang lebih dipilihadalah eksisi bedah
Mansjoer, Arief dkk.2001
Soetirto I, Bashiruddin J. 2001
B.Kelainan Telinga TengahB.1 Penyakit Membran TimpaniMembran Timpani normalnya memberikan refleks cahaya (cone of ligh) positif yang berarti
cahaya dari luar dapat dipantulkan oleh membrane timpani. Penyakit Membran timpani
terjadi secara primer yaitu berasal dari membran timpani dan dapat pula terjadi akibat adanya
penyakit yang mendahuluinya seperti Otitis Media dan Mastoiditis.
timpanosklerosis Jika terjadi peradangan pada membran timpani dapat terlihat bercak-bercak putih tebal akibat timbunan kolagen terhialinisasi pada lapisan tengahnya sebagai
akibat peradangan terdahulu
Retraksi membran timpani dapat pula terjadi bila vakum dalam telinga tengah atau dapatmenonjol bila terdapat cairan, infeksi atau massa jaringan dalam telinga tengah.
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
20/43
20
Perforasi dapat diakibatkan trauma dan dapat/tidak disertai gangguan primer sepertiputusnya rantai osikula. Perforasi dibagi 4 berdasarkan lokasinya : tuba, sentral,
marginal, pars flaksida
Otitis media kronis dengan keluarnya secret selalu disertai perforasi membrane timpaniyang serius.
Intervensi kolaboratif pada Penyakit Membran Timpani adalah pemberian tetestelinga antibiotika seperti eritromisin, yang merupakan obat pilihan untuk menghilangkan
nyeri, adanya bulging atau vesikel dapat dipecahkan dengan jarum halus atau miringotomi
B.2 Gangguan Tuba EustakhiusTuba Eustakhius menghubungkan rongga telinga tengah dengan nasopharing dan sepertiga
bagian lateral tuba berhubungan dengan telinga berupa tulang sedangkan dua pertiga medial
adalah fibro kartilaginosa. Fungsi Tuba Eustakhius adalah untuk ventilasi,
drainage secret dan menghalangi masuknya secret dari nasopharing ketelinga tengah.
Ventilasi berguna untuk menjaga agar tekanan udara dalam telinga tengahselalu sama dengan
tekanan udara luar, ini dapat dibuktikan :
a. Perasat ValsavaTeknik yang dilakukan dengan cara meniupkan dengan kertas dari hidung dipijat
serta mulut ditutup. Bila tuba terbuka maka akan terasa udara masuk kedalam telinga
tengah yang menekan membrane timpani kearah lateral seperti meletup. Perasat ini
tidak boleh dilakukan apabila terjadi infeksi pada jalan nafas.
b. Perasat TyonbeeTeknik yang dilakukan dengan cara menelan ludah sambil hidung dipijat serta mulut
ditutup. Bila tuba terbuka maka akan terasa membrane tympani tertarik kemedial. Perasat
ini lebih fisiologis.
Drainage secret akan dialirkan ke nasopharing melalui tuba eustakhius yang berfungsi
normal. Jika tuba tersumbat, maka akan tercipta keadaan vakum dalam telinga tengah,
sumbatan yang lama dapat mengarah pada peningkatan produksi cairanyang akan
memperberat masalah klien. Bila tidak dapat diatasi dengan pengobatan, maka keadaan
vakum harus dihentikan dengan miringotomi sehingga cairan dapat di drainage melalui
kanalis akustikus eksternus.
Gangguan pada Tuba Eustakhius antara lain :
Tuba eustakius paten abnormalSuatu tuba eustakius yang paten abnormal selalu terbuka sehingga udara dapat
masuk ke dalam telinga tengah selama respirasi.
Mioklonus palatumMioklonus palatum merupakan suatu kondisi yang jarang dijumpai, di mana
otot-otot palatum mengalami kontraksi ritmik secara berkala. Penyebabnya tidak
diketahui.
Obstruksi tuba eustakiusDapat disebabkan oleh berbagai keadaan termasuk peradangan, seperti
nasofaringitis atau adenoiditis.
PalatoskisisDapat menyebabkan disfungsi tuba eustakius akibat hilangnya penambat otot
tensor palatine.
BarotraumaAdalah keadaan dengan terjadinya perubahan tekanan yang tiba-tiba di
luar telinga tengah sewaktu di pesawat terbang atau menyelam, yang menyebabkan
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
21/43
21
tuba gagal membuka. Apabila perbedaan tekanan melebihi 90 mmHg, maka otot yang
normal aktivitasnya tidak mampu membuka tuba. Pada keadaan ini terjadi tekanan
negative sehingga cairan keluar dari pembuluh darah kapiler mukosa dan kadang-
kadang disertai dengan rupture pembuluh darah, yang dapat menyebabkan cairan
ditelinga tengah dan rongga mastoid tercampur darah.
Manifestasi klinis berupa nyeri pada telinga, klien mengeluh kurang jelas pendengarannya,autofonia, perasaan ada air dalam telinga dan kadang-kadang tinnitus dan
vertigo.
B.3 Gangguan pada Rantai OsikulaPada telinga tengah terdapat tulang-tulang pendengaran (rantai osikula) yang terdiri dari
maleus, inkus dan stapes yang mentransmisikan suara dari membrane
tympani ke fenestra yang dapat disebabkan oleh infeksi, trauma ataupun proses congenital
dapat menghambat transmisi suara ke tempat lainnya.
Kelainan KongenitalOsikula dapat mengalami kelainan bentuk, terputus ataupun terfiksasi secara
congenital, bentuk yang paling umum adalah hilangnya sebagian inkus dan fiksasi stapes.
Liang telinga dapat sama sekali tidak berkembang atau berujung buntu atau tumbuh
dengan penyempitan konsentris. Hal ini secara fungsional dapat menyebabkan ketulian
congenital yang seharusnya mendapatkan terapi secara dini.
Koreksi alat bantu mendengar yang menempel pada tulang pendengaran agar anak
dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
OtosklerosisPenyakit pada kapsul tulang labirin yang mengalami spongiosis di daerah kaki stapes,
sehingga stapes menjadi kaku dan tidak dapat menghantarkan getaran suara ke
labirin dengan baik. Pengertian lain Otosklerosis adalah pengeseran telinga dimana dalam
kondisi ini kelebihan tulang stapes mengakibatkan hilangnya gerakan stapes.
B.4 Otitits MediaPendengaran sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustakhius, antrum mastoid
dan sel-sel mastoid.
Patogenesis Otitis Media
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
22/43
22
Pembagian Otitis Media terbagi atas :
1. Otitis media supuratif, terdiri dari : Otitis Media Supuratif akut = otitis media akut (OMA)
Penyakit yang disebabkan oleh serangan mendadak dari infeksi bakteri dalam
telinga bagian tengah.
Penyebab utama Otitis Media Akut (OMA)
a. Masuknya bakteri patogenik (Streptococcus Pnemoniae,Hemophillus Influenza,Moraxella Catarrhalis) ke dalam telinga tengah.
b. Disfungsi tuba euatakhius, seperti obstruksi yang diakibatkan infeksi saluranpernapasan atas, inflamasi jaringan disekitar (snusitis, hipertroi adenoid) atau reaksialergi (rrhinitis alergika)
Perjalanan Penyakit Otitits Media Akut (OMA)
Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK/OMP)OMSK adalah perforasi membran timpani secara permanen, dengan atau
tanpa pengeluaran pus dan kadang-kadang disertai oleh perubahan dalam mukosadan
struktur tulang dari telinga tengah. (Pricilla Lemone. 2001 : 1496). Etiologi OMSKbiasanya disebabkan karena pengulangan dari penyakit otitis media akut dan disfungsi
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
23/43
23
tuba akustikus serta Trauma atau penyakit lain. Secret yang keluar dari telinga tengah
terus menerus atau hilang timbul, sekret mungkin encer, kental, bening atau berupa
nanah.
Patofisiologi Otitis media akut dengan perforasi membrane timpani menjadi otitis
media perforatif apabila prosesnya sudah lebih dari 2 bulan. Bila pross infeksi kurang
dari 2 bulan disebut otitis media supuratif subakut.
2. Otitis Media Non Supuratif/Serosa, terdiri dari : Otitis Media Serosa
Peradangan non bakteri mukosa kavum timpani yang ditandai terkumpulnya
cairan yang non purulen (serous/mukoid).
Etiologi :
Transudasi plsama dari pembulah darah ke dalam rongga telinga tengah terutamadisebabkan tekanan hidrostatik.
Disfungsi tuba eutakius (penyebab utama) Faktor penyebab lain, hipertropi adenoid, adenoiditis kronis, palatoskisis tomor
nasofaring barotrauma, radang seperti rinitis, sinusitis.
Masalah ini dapat sering menimbulkan tuli konduktif. Pada otitis media serosa,
membran timpani tampak berwarna kekuningan. Kadang tinggi cairan atau gelembung
(Air fluid level/air bubbles) tampak lewat di membran timpani yang semitransparan.
Membran timpani dapat berwarna biru atau keunguan bila ada ada darah dalam telinga
tengah.
B.5 MastoiditisMastoiditis adalah proses peradangan pada sel- sel mastoid yang terletak pada tulang
temporal. Biasanya timbul pada anak-anak atau orang dewasa yang sebelumnya telah
menderita infeksi akut pada telinga tengah.
Gejala awal yang timbul adalah peradangan telinga tengah, seperti demam, nyeritelinga, hilangnya sensasi pendengaran, bahkan timbul suara berdenging pada satu sisi telinga
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
24/43
24
B.6 Tumor Telinga TengahGlomus jugulare adalah tumor yang timbul dari bulbus jugularisNeuroma nervus fasialis adalah tumor nervus VII, nervus fasialisGranuloma kolesterin adalah reaksi system imun terhadap produk samping
darah (Kristal kolesterol) di dalam telinga tengahTimpanosklerosis adalah timbunan kolagen dan kalsium didalam telinga
tengah yang dapat mengeras di seputar osikulus sebagai akibta infeksi berulang.
Brunner & Suddath:1999;2056
CharleneJ.Reevas.2001:16
Efiaty dan Nurbaity
Corwin, Elizabeth J. 2000
C.Kelainan Telinga DalamTinitus adalah bentuk gangguan pendengaran berupa sensasi suara tanpa adanya
rangsangan dari luar, dapat berupa mekanoakustik maupun listrik. Jika rambut-rambut inimengalami kerusakan, mereka akan bergerak secara random pada keadaan yang konstan.
Karena tidak mampu menahan pengisian listrik, pada sel-sel pendengaran terjadi kebocoran.
Sinyal-sinyal listrik ke otak sebagai bunyi yang amat berisik. Keluhan suara yang didengar
sangat bervariasi, dapat berupa bunyi mendenging, mendesis.
Klasifikasi
Terjadi akibat adanya kerusakan ataupu perubahan telinga luar, telinga dalam.
Berdasarkan letak sumber masalah :
Tinitus otik kelainan pada telinga saraf atau saraf auditorius Tinitus somatik kelainan terjadi diluar telinga dan saraf tetapi masih didalam area
kepala atau leher.
Etiologi
Tinitus paling banyak disebabkan karena adanya kerusakan dari telinga dalam.
Terutama kerusakan dari koklea. Secara garis besar penyebab tinitus dapat berupa kelainan
bersifat somatik : kerusakan N. Vestibulokoklearis, kelainan vaskular, tinitus karena obat-
obatan.
C.1 Tuli kongenital
Aplasia kokhleaKelainan kromosomKolesteatom conginental
C.2 Tuli didapat
Neuroma akustik (Vestibular schwannoma)Neuroma Akustik pada kasus ini terdapat tumor jinak yang membungkus saraf
kedelapan yang berakibat pada tuli sensorineural yang unilateral, dengan gejala mula-mula
ringan. Tumor ini menyebabkan gangguan pendengaran dengan cara menghancurkan saraf-
saraf saluran telinga dalam
TraumaRudapaksa/kecelakaan yang dapat mengakibatkan rupture labirin atau komosio labirin
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
25/43
25
Tuli akibat obatobatanobatan yang bersifat ototoxic:
Aminoglikosid ( tersering :tobramycin ) Loop diuretic ( tersering : furosemid) Antimetabolik ( methotrexate) Salisilat ( aspirin )
Obat (Aminoglikosida) menyebabkan tuli yang biasanya bersifat bilateral dan bernada tinggi
dikarenakan hilangnya sel rambut pada putaran basal koklea. Sedangkan obat obat diuretik
menyebabkan tuli yang sebagian besar bersifat sementara dengan cara menyebabkan
perubahan komposisi elektrolit cairan dalam endolimfe.
Noise induce ( trauma suara )Tuli akibat bising ( noise induced tuli yang terjadi diakibatkan oleh bising dengan
intensitas 85db atau lebih yang mengakibatkan kerusakan pada reseptor pendengaran corti di
telinga dalam terutama yang berfrekuensi 3000 -6000 Hz. Sering terpapar dengan suara yang
keras dalam waktu yang lama (>90 db) dapat menyebabkan SNHL.
PresbikusisBerkurangnya Pendengaran Akibat Pertambahan Usia (Presbikusis) adalah penurunan
fungsi pendengaran sensorineural yang terjadi sebagai bagian dari proses penuaan yang
normal. Lebih sering terjadi pada pria dan penurunan fungsi pendengarannya lebih berat.
Presbikus pada kasus ini terjadi perubahan struktur coklea dan Nervus akustic, berupa atrofidan degenerasi sel-sel penunjang organocorti, disertai perubahan vaskuler pada stria
vaskularis, dimana jumlah dan ukuran sel-sel ganglion dan saraf berkurang .
Ketulian Mendadak(sudden hearing loss)
Ketulian Mendadak adalah kehilangan pendengaran yang berat, biasanya hanyamenyerang 1 telinga, yang terjadi selama beberapa jam atau kurang. Tuli mendadak
penyebab paling sering dari tuli mendadak ini adalah iskemia koklea yang berakibat pada
degenerasi yang luas pada sel sel ganglion stria vasikularis dan ligamen spiral. Yang
kemudian diikuti dengan pembentukan jaringan ikat dan penulangan. Pada kasus ini
kerusakan sel rambut yang terjadi tidaklah luas dan membran basal jarang terkena.
Tuli tiba-tiba (sudden hearing loss) bias disebabkan oleh :
Idiopatic Pembuluh darah yang Iskemic di telinga dalam Fistula perilimfa : yang biasanya disebabkan karena rupturnya tingkap lonjong atau
bulat yang berakibat pada bocornya perilimfe
Penyakit lainnyaMeniere sebabkan tuli perspektif nada rendah (125 Hz to 1000 Hz) disebabkan karena adanya
hidrops endolimfa pada koklea dan vesbulum. Hidrops ini dapat disebabkan karena :
- Meningkatnya tekanan hidrostatik pada ujung arteri- Berkurangnya tekanan osmotik didalam kapiler, dan meningkatnya tekanan osmotik
extrakapiler
- Jalan keluar sakus endolimfatikus tersumbat, sehingga terjadi penimbunan cairanendolimfa hal - hal tersebut menyebabkan pembengkakan pada skala media yang dapat
berakibat pada ruptrunya membran Reissner dan terjadilah percampuran cairan
endolimfe dan perilimfe.
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
26/43
26
L0. 4 memahami dan menjelaskan tuli akibat bising
4.1memahami dan menjelaskan definisi tuli akibat bisingBising adalah suara atau bunyi yang mengganggu atau tidak dikehendaki.1,6 Dari definisi
ini menunjukkan bahwa sebenarnya bising itu sangat subyektif, tergantung dari masing-masing individu, waktu dan tempat terjadinya bising.6 Sedangkan secara audiologi, bising
adalah campuran bunyi nada murni dengan berbagai frekwensi.1
Cacat pendengaran akibat kerja ( occupational deafness / noise induced hearing loss )
adalah hilangnya sebahagian atau seluruh pendengaran seseorang yang bersifat permanen,
mengenai satu atau kedua telinga yang disebabkan oleh bising terus menerus dilingkungan
tempat kerja. Dalam lingkungan industri, semakin tinggi intensitas kebisingan dan semakin
lama waktu pemaparan kebisingan yang dialami oleh para pekerja, semakin berat gangguan
pendengaran yang ditimbulkan pada para pekerja tersebut.
4.2memahami dan menjelaskan etiologi tuli akibat bisingFaktor-faktor yang mempengaruhi pemaparan kebisingan :
1. Intensitaskebisingan 2. Frekwensikebisingan 3. Lamanyawaktupemaparanbising
4. Kerentananindividu 5. Jeniskelamin 6. Usia 7. Kelainanditelingatengah
Perubahan ambang dengar akibat paparan bisingTergantung pada frekwensi bunyi, intensitas dan lama waktu paparan, dapat berupa :
1. Adaptasi
Bila telinga terpapar oleh kebisingan mula-mula telinga akan merasa terganggu oleh
kebisingan tersebut, tetapi lama-kelamaan telinga tidak merasa terganggu lagi karena suara
terasa tidak begitu keras seperti pada awal pemaparan.
2. Peningkatan ambang dengar sementara
Terjadi kenaikan ambang pendengaran sementara yang secara perlahan- lahan akan
kembali seperti semula. Keadaan ini berlangsung beberapa menit sampai beberapa jam
bahkan sampai beberapa minggu setelah pemaparan. Kenaikan ambang pendengaran
sementara ini mula-mula terjadi pada frekwensi 4000 Hz, tetapi bila pemeparan berlangsung
lama maka kenaikan nilai ambang pendengaran sementara akan menyebar pada frekwensi
sekitarnya. Makin tinggi intensitas dan lama waktu pemaparan makin besar perubahan nilai
ambang pendengarannya. Respon tiap individu terhadap kebisingan tidak sama tergantung
dari sensitivitas masing-masing individu. 3. Peningkatan ambang dengar menetap
Kenaikan terjadi setelah seseorang cukup lama terpapar kebisingan, terutama terjadi
pada frekwensi 4000 Hz. Gangguan ini paling banyak ditemukan dan bersifat permanen,
tidak dapat disembuhkan . Kenaikan ambang pendengaran yang menetap dapat terjadi
setelah 3,5 sampai 20 tahun terjadi pemaparan, ada yang mengatakan baru setelah 10-15
tahun setelah terjadi pemaparan. Penderita mungkin tidak menyadari bahwa
pendengarannya telah berkurang dan baru diketahui setelah dilakukan pemeriksaan
audiogram.
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
27/43
27
Hilangnya pendengaran sementara akibat pemaparan bising biasanya sembuh setelah
istirahat beberapa jam ( 1 2 jam ). Bising dengan intensitas tinggi dalam waktu yang
cukup lama ( 10 15 tahun ) akan menyebabkan robeknya sel-sel rambut organ Corti
sampai terjadi destruksi total organ Corti. Proses ini belum jelas terjadinya, tetapi
mungkin karena rangsangan bunyi yang berlebihan dalam waktu lama dapatmengakibatkan perubahan metabolisme dan vaskuler sehingga terjadi kerusakan
degeneratif pada struktur sel-sel rambut organ Corti. Akibatnya terjadi kehilangan
pendengaran yang permanen. Umumnya frekwensi pendengaran yang mengalami
penurunan intensitas adalah antara 3000 6000 Hz dan kerusakan alatCorti untuk
reseptor bunyi yang terberat terjadi pada frekwensi 4000 Hz (4 K notch).1,3,4,6 Ini
merupakan proses yang lambat dan tersembunyi, sehingga pada tahap awal tidak disadari
oleh para pekerja. Hal ini hanya dapat dibuktikan dengan pemeriksaan audiometri.
Apabila bising dengan intensitas tinggi tersebut terus berlangsung dalam waktu yang
cukup lama, akhirnya pengaruh penurunan pendengaran akan menyebar ke frekwensi
percakapan ( 500 2000 Hz ). Pada saat itu pekerja mulai merasakan ketulian karena
tidak dapat mendengar pembicaraan sekitarnya.
4.3memahami dan menjelaskan epidemiologi tuli akibat bising
Tuli akibat bising merupakan tuli sensorineural yang paling sering dijumpai setelah
presbikusis. Lebih dari 28 juta orang Amerika mengalami ketulian dengan berbagai macam
derajat, dimana 10 juta orang diantaranya mengalami ketulian akibat terpapar bunyi yang
keras pada tempat kerjanya.Sedangkan Sataloff dan Sataloff ( 1987 ) mendapati sebanyak 35
juta orang Amerika menderita ketulian dan 8 juta orang diantaranya merupakan tuli akibat
kerja.Oetomo, A dkk ( Semarang, 1993 ) dalam penelitiannya terhadap 105 karyawan pabrik
dengan intensitas bising antara 79 s/d 100 dB didapati bahwa sebanyak 74 telinga belum
terjadi pergeseran nilai ambang, sedangkan sebanyak 136 telinga telah mengalami pergeseran
nilai ambang dengar, derajat ringan sebanyak 116 telinga ( 55,3% ), derajat sedang 17 ( 8% )
dan derajat berat 3 ( 1,4% ). Kamal, A ( 1991 ) melakukan penelitian terhadap pandai besi
yang berada di sekitar kota Medan. Ia mendapatkan sebanyak 92,30 % dari pandai besi
tersebut menderita sangkaan NIHL.Sedangkan Harnita, N ( 1995 ) dalam suatu penelitian
terhadap karyawan pabrik gula mendapati sebanyak 32,2% menderita sangkaan NIHL.
4.4memahami dan menjelaskan klasifikasi tuli akibat bisingSecara umum efek kebisingan terhadap pendengaran dapat dibagi atas 2 kategori yaitu :
1. Noise Induced Temporary Threshold Shift ( TTS )
2. Noise Induced Permanent Threshold Shift ( NIPTS )
NOISE INDUCED TEMPORARY THRESHOLD SHIFT ( NITTS )
Seseorang yang pertama sekali terpapar suara bising akan mengalami berbagai
perubahan, yang mula-mula tampak adalah ambang pendengaran bertambah tinggi pada
frekwensi tinggi. Pada gambaran audiometri tampak sebagai notch yang curam pada
frekwensi 4000 Hz, yang disebut juga acoustic notch.
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
28/43
28
Pada tingkat awal terjadi pergeseran ambang pendengaran yang bersifat sementara, yang
disebut juga NITTS.Apabila beristirahat diluar lingkungan bising biasanya pendengaran
dapat kembali normal.
NOISE INDUCED PERMANENT THRESHOLD SHIFT ( NIPTS )
Didalam praktek sehari-hari sering ditemukan kasus kehilangan pendengaran akibat suarabising, dan hal ini disebut dengan occupational hearing loss atau kehilangan pendengaran
karena pekerjaan atau nama lainnya ketulian akibat bising industri.
Dikatakan bahwa untuk merubah NITTS menjadi NIPTS diperlukan waktu bekerja
dilingkungan bising selama 1015 tahun, tetapi hal ini bergantung juga kepada :
1. Tingkatsuarabising2. Kepekaanseseorangterhadapsuarabising
NIPTS biasanya terjadi disekitar frekwensi 4000 Hz dan perlahan-lahan meningkat dan
menyebar ke frekwensi sekitarnya. NIPTS mula-mula tanpa keluhan, tetapi apabila sudah
menyebar sampai ke frekwensi yang lebih rendah ( 2000 dan 3000 Hz ) keluhan akan timbul.
Pada mulanya seseorang akan mengalami kesulitan untuk mengadakan pembicaraan di
tempat yang ramai, tetapi bila sudah menyebar ke frekwensi yang lebih rendah maka akantimbul kesulitan untuk mendengar suara yang sangat lemah. Notch bermula pada frekwensi
3000 6000 Hz, dan setelah beberapa waktu gambaran audiogram menjadi datar pada
frekwensi yang lebih tinggi. Kehilangan pendengaran pada frekwensi 4000 Hz akan terus
bertambah dan menetap setelah 10 tahun dan kemudian perkembangannya menjadi lebihlambat.
4.5memahami dan menjelaskan patofisiologi tuli akibat bisingBanyak hal yang mempermudah seseorang menjadi tuli akibat terpapar bising antara
lain intensitas bising yang lebih tinggi, berfrekwensi tinggi, lebih lama terpapar bising,
kepekaan individu dan faktor lain yang dapat menimbulkan ketulian. Bising yang
intensitasnya 85 desibel ( dB ) atau lebih dapat menyebabkan kerusakan reseptor
pendengaran Corti pada telinga dalam. Sifat ketuliannya adalah tuli saraf koklea dan biasanya
terjadi pada kedua telinga.
Tuli akibat bising mempengaruhi organ Corti di koklea terutama sel-sel rambut. Daerah yang
pertama terkena adalah sel-sel rambut luar yang menunjukkan adanya degenerasi yang
meningkat sesuai dengan intensitas dan lama paparan. Stereosilia pada sel-sel rambut luar
menjadi kurang kaku sehingga mengurangi respon terhadap stimulasi. Dengan bertambahnya
intensitas dan durasi paparan akan dijumpai lebih banyak kerusakan seperti hilangnya
stereosilia. Daerah yang pertama kali terkena adalah daerah basal. Dengan hilangnya
stereosilia, sel-selrambut mati dan digantikan oleh jaringan parut. Semakin tinggi intensitas
paparan bunyi, sel-sel rambut dalam dan sel-sel penunjang juga rusak. Dengan semakin
luasnya kerusakan pada sel-sel rambut, dapat timbul degenerasi pada saraf yang juga dapat
dijumpai di nukleus pendengaran pada batang otak.
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
29/43
29
Perubahan anatomi yang berhubungan dengan paparan bising
Dari sudut makromekanikal ketika gelombang suara lewat, membrana basilaris meregang
sepanjang sisi ligamentum spiralis, dimana bagian tengahnya tidak disokong. Pada daerah ini
terjadi penyimpangan yang maksimal. Sel-sel penunjang disekitar sel rambut dalam juga
sering mengalami kerusakan akibat paparan bising yang sangat kuat dan hal ini kemungkinanmerupakan penyebab mengapa baris pertama sel rambut luar yang bagian atasnya
bersinggungan dengan phalangeal process dari sel pilar luar dan dalam merupakan daerah
yang paling sering rusak.
Bagaimana energi mekanis ditransduksikan kedalam peristiwa intraseluler yang memacu
pelepasan neurotransmitter ? Saluran transduksi berada pada membran plasma pada masing-
masing silia, baik didaerah tip atau sepanjang tangkai ( shaft ), yang dikontrol oleh tip links,
yaitu jembatan kecil diantara silia bagian atas yang berhubungan satu sama lain. Gerakan
mekanis pada barisan yang paling atas membuka ke saluran menyebabkan influks K+ dan
Ca++ dan menghasilkan depolarisasi membran plasma. Pergerakan daerah yang berlawanan
akan menutup saluran serta menurunkan jumlah depolarisasi membran. Apabila depolarisasi
mencapai titik kritis dapat memacu peristiwa intraseluler.
Telah diketahui bahwa sel rambut luar memiliki sedikit afferen dan banyak efferen. Gerakan
mekanis membrana basilaris merangsang sel rambut luar berkontraksi sehingga
meningkatkan gerakan pada daerah stimulasi dan meningkatkan gerakan mekanis yang akan
diteruskan ke sel rambut dalam dimana neurotransmisi terjadi. Kerusakan sel rambut luar
mengurangi sensitifitas dari bagian koklea yang rusak. Kekakuan silia berhubungan dengan
tip links yang dapat meluas ke daerah basal melalui lapisan kutikuler sel rambut. Libermandan Dodds (1987) memperlihatkan keadaan akut dan kronis pada awal kejadian dan
kemudian pada stimulasi yang lebih tinggi, fraktur daerah basal dan hubungan dengan
hilangnya sensitifitas saraf akibat bising. Fraktur daerah basal menyebabkan kematian sel.
Paparan bising dengan intensitas rendah menyebabkan kerusakan minimal silia, tanpa fraktur
daerah basal atau kerusakan tip links yang luas. Tetapi suara dengan intensitas tinggi dapat
menyebabkan kerusakan tip links sehingga menyebabkan kerusakan yang berat, fraktur
daerah basal dan perubahan-perubahan sel yang irreversibel.
PERUBAHAN HISTOPATOLOGI TELINGA AKIBAT KEBISINGAN
Lokasi dan perubahan histopatologi yang terjadi pada telinga akibat kebisingan adalah
sebagai berikut :
1. Kerusakan pada sel sensoris
a. degenerasi pada daerah basal dari duktus koklearis
b. pembengkakan dan robekan dari sel-sel sensoris
c. anoksia
2. Kerusakan pada stria vaskularis
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
30/43
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
31/43
31
Pada pemeriksaan tes penala didapatkan hasil Rinne positip, Weber lateralisasi ke telinga
yang pendengarannya lebih baik dan Schwabach memendek.Kesan jenis ketuliannya adalah
tuli sensorineural yang biasanya mengenai kedua telinga.
Ketulian timbul secara bertahap dalam jangka waktu bertahun-tahun, yang biasanya
terjadi dalam 810 tahun pertama paparan.5 Pemeriksaan audiometri nada murni didapatkan
tuli sensorineural pada frekwensi tinggi( umumnya 3000 6000 Hz ) dan pada frekwensi4000 Hz sering terdapat takik( notch ) yang patognomonik untuk jenis ketulian ini.
Sedangkan pemeriksaan audiologi khusus seperti SISI ( Short Increment Sensitivity Index
), ABLB ( Alternate Binaural Loudness Balance ) dan Speech Audiometry menunjukkan
adanya fenomena rekrutmen( recruitment ) yang khas untuk tuli saraf koklea.Untuk menegakkan diagnosis klinik dari ketulian yang disebabkan oleh bising dan
hubungannya dengan pekerja, maka seorang dokter harus mempertimbangkan faktor-faktor
berikut :
1. Riwayattimbulnyaketuliandanprogresifitasnya.2. Riwayatpekerjaan,jenispekerjaandanlamanyabekerja.3.
Riwayatpenggunaanproteksipendengaran.4. Menelitibisingditempatkerja,untukmenentukanintensitasdandurasibising yangmenyebabkan ketulian.
5. Hasil pemeriksaan audiometri sebelum kerja dan berkala selama kerja. Pentingnyamengetahui tingkat pendengaran awal para pekerja dengan melakukan pemeriksaan
audiometri sebelum bekerja adalah bila audiogram menunjukkan ketulian, maka dapat
diperkirakan berkurangnya pendengaran tersebut akibat kebisingan di tempat kerja.
6. Identifikasi penyebab untuk menyingkirkan penyebab ketulian non industrial sepertiriwayat penggunaan obat-obat ototoksik atau riwayat penyakit sebelumnya.
4.7memahami dan menjelaskan diagnosis banding tuli akibat bising1. Tuli mendadak
-Tuli bersifat sensorineural
-Penurunan pendengaran minimal 30dB dalam waktu < 3 hari
-Umumnya unilateral
-Dapat disertai tinitus atau vertigo
-Riwayat trauma kapitis, trauma pada telinga, terinfeksi virusseperti virus parotis, campak,
virus influenza B dan mononukleosis
2. Tuli akibat obat ototoksik
-Tuli sensorineural yang disertai tinitus, bisa uni/bilateral
-Tinitus lebih mengganggu dari tuli nya
-Tinitus bersifat kuat dan bernada tinggi antara 46 KHz
-Riwayat mengkonsumsi obat ototoksik seperti Antimalaria (Kina, Klorokuin), Salisilat,
Loop diuretik (Furosemide, Bumetanide dan Asam Etakrinat), Antibiotik gol Aminoglikosida
(Streptomisin, Gentamisin,Kanamisin, Tobramisin, Neomisin, Amikasin dan Polimiksin B),
Antibiotik gol Eritromisin (Vancomisin, Viomisin, Capreomisin dan Minosiklin) dan Anti
tumor seperti CIS Platinum.
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
32/43
32
4.8memahami dan menjelaskan tatalaksana tuli akibat bisingSesuai dengan penyebab ketulian, penderita sebaiknya dipindahkan kerjanya dari
lingkungan bising. Bila tidak mungkin dipindahkan dapat dipergunakan alat pelindung
telinga yaitu berupa sumbat telinga ( ear plugs ), tutup telinga ( ear muffs ) dan pelindung
kepala ( helmet ). Oleh karena tuli akibat bising adalah tuli saraf koklea yang bersifatmenetap ( irreversible ), bila gangguan pendengaran sudah mengakibatkan kesulitan
berkomunikasi dengan volume percakapan biasa, dapat dicoba pemasangan alat bantu dengar
( ABD ). Apabila pendengarannya telah sedemikian buruk, sehingga dengan memakai ABD
pun tidak dapat berkomunikasi dengan adekuat, perlu dilakukan psikoterapi supaya pasien
dapat menerima keadaannya. Latihan pendengaran ( auditory training ) juga dapat dilakukan
agar pasien dapat menggunakan sisa pendengaran dengan ABD secara efisien dibantu dengan
membaca ucapan bibir ( lip reading ), mimik dan gerakan anggota badan serta bahasa isyarat
untuk dapat berkomunikasi.
4.9memahami dan menjelaskan pencegahan tuli akibat bisingHindari suara-suara yang bising/gaduh. Gunakan pelindung telinga (misalnya menggunakan
plastik yang dimasukkan ke saluran telinga atau penutup telinga yang mengandung gliserin).
4.10 memahami dan menjelaskan prognosis tuli akibat bisingOleh karena jenis ketulian akibat terpapar bising adalah tuli saraf koklea yang sifatnya
menetap, dan tidak dapat diobati secara medikamentosa maupun pembedahan, maka
prognosisnya kurang baik.Oleh sebab itu yang terpenting adalah pencegahan terjadinyaketulian.
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
33/43
33
L0. 5 memahami dan menjelaskan pemeriksaan alat pendengaran
Audiologi Dasar :
Pemeriksaan dilakukan dengan tes audiometri nada murni, tes penala dan tes berbisik
1.Pemeriksaan audiometri:
Audiometri adalah subuah alat yang digunakan untuk mengtahui level pendengaran seseorang.Dengan bantuan sebuah alat yang disebut dengan audiometri, maka derajat ketajaman pendengaranseseorang dapat dinilai. Pemeriksaan audiometri memerlukan audiometri ruang kedap suara,audiologis dan pasien yang kooperatif. Pemeriksaan standar yang dilakukan adalah :
a. Audiometri nada murni
Suatu sisitem uji pendengaran dengan menggunakan alat listrik yang dapat menghasilkan bunyi nada-
nada murni dari berbagai frekuensi 250-500, 1000-2000, 4000-8000 dan dapat diatur intensitasnyadalam satuan (dB). Bunyi yang dihasilkan disalurkan melalui telepon kepala dan vibrator tulang
ketelinga orang yang diperiksa pendengarannya. Masing-masing untuk menukur ketajamanpendengaran melalui hantaran udara dan hantran tulang pada tingkat intensitas nilai ambang, sehingga
akan didapatkankurva hantaran tulang dan hantaran udara. Dengan membaca audiogram ini kita dapatmengtahui jenis dan derajat kurang pendengaran seseorang. Gambaran audiogram rata-rata sejumlahorang yang berpendengaran normal dan berusia sekitar 20-29 tahun merupakan nilai ambang bakupendengaran untuk nada muri.
Telinga manusia normal mampu mendengar suara dengan kisaran frekwuensi 20-20.000 Hz.Frekwensi dari 500-2000 Hz yang paling penting untuk memahami percakapan. pemeriksaan ini
menghasilkan grafik nilai ambang pendengaran psien pada stimulus nada murni. Nilai ambang diukur
dengan frekuensi yang berbeda-beda. Secara kasar bahwa pendengaran yang normal grafik beradadiatas. Grafiknya terdiri dari skala decibel, suara dipresentasikan dengan aerphon (air kondution) danskala skull vibrator (bone conduction). Bila terjadi air bone gap maka mengindikasikan adanya CHL.Turunnya nilai ambang pendengaran oleh bone conduction menggambarkan SNHL.
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
34/43
34
Derajat Ketulian menurut ISO :
Yang dihitung hanya ambang dengar hantaran udaranya saja
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
35/43
35
b.Test Penala
Cara pemeriksaan pendengaran :
Untuk memeriksa pendengaran diperlukan pemeriksaan hantaran melalui udara dan melalui tulang
dengan memakai garpu tala atau audiometer nada murni. Kelainan hantaran melalui udaramenyebabkan tuli konduktif, berarti ada kelainan di telinga luar atau telinga tengah. Kelainan ditelinga menyebabkan tuli sensorineural koklea dan retrokoklea. Secara fisiologik telinga dapatmendengar 20 sampai 18000 Hz, untuk pendengaran sehari hari yang paling efektif antara 5000-2000Hz, oleh karena itu pemeriksa menggunakan garputala 512,1024Hz,2048 Hz. Bila tidakmemungkinkan ketiga garputala dipakai maka diambil 512 Hz karena penggunaan garpu tala ini tidakterlalu dipengaruhi suara bising di sekitarnya.
1. Test Rinne
Tujuan melakukan tes Rinne adalah untuk membandingkan atara hantaran tulang dengan hantaran
udara pada satu telinga pasien.
Ada 2 macam tes rinne , yaitu :
-Garputal 512 Hz kita bunyikan secara lunak lalu menempatkan tangkainya tegak lurus pada planum
mastoid pasien (belakang meatus akustikus eksternus). Setelah pasien tidak mendengar bunyinya,segera garpu tala kita pindahkan didepan meatus akustikus eksternus pasien. Tes Rinne positif jikapasien masih dapat mendengarnya. Sebaliknya tes rinne negatif jika pasien tidak dapat mendengarnya
-Garpu tala 512 Hz kita bunyikan secara lunak lalu menempatkan tangkainya secara tegak lurus padaplanum mastoid pasien. Segera pindahkan garputala didepan meatus akustikus eksternus. Kitamenanyakan kepada pasien apakah bunyi garputala didepan meatus akustikus eksternus lebih keras
dari pada dibelakang meatus skustikus eksternus (planum mastoid). Tes rinne positif jika pasien
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
36/43
36
mendengar didepan maetus akustikus eksternus lebih keras. Sebaliknya tes rinne negatif jika pasienmendengar didepan meatus akustikus eksternus lebih lemah atau lebih keras dibelakang.
Ada 3 interpretasi dari hasil tes rinne :
Normal : tes rinne positif
Tuli konduksi: tes rine negatif (getaran dapat didengar melalui tulang lebih lama)
Tuli persepsi, terdapat 3 kemungkinan :
Bila pada posisi II penderita masih mendengar bunyi getaran garpu tala.
Jika posisi II penderita ragu-ragu mendengar atau tidak (tes rinne: +/-)
Pseudo negatif: terjadi pada penderita telinga kanan tuli persepsi pada posisi I yang mendengar justrutelinga kiri yang normal sehingga mula-mula timbul.
2.Test Weber
Tujuan kita melakukan tes weber adalah untuk membandingkan hantaran tulang antara kedua telingapasien. Cara kita melakukan tes weber yaitu: membunyikan garputala 512 Hz lalu tangkainya kita
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
37/43
37
letakkan tegak lurus pada garis horizontal. Menurut pasien, telinga mana yang mendengar ataumendengar lebih keras. Jika telinga pasien mendengar atau mendengar lebih keras 1 telinga makaterjadi lateralisasi ke sisi telinga tersebut. Jika kedua pasien sama-sama tidak mendengar atau sam-sama mendengaar maka berarti tidak ada lateralisasi.
Getaran melalui tulang akan dialirkan ke segala arah oleh tengkorak, sehingga akan terdengardiseluruh bagian kepala. Pada keadaan ptologis pada MAE atau cavum timpani missal:otitis mediapurulenta pada telinga kanan. Juga adanya cairan atau pus di dalam cavum timpani ini akan bergetar,
biala ada bunyi segala getaran akan didengarkan di sebelah kanan.
Interpretasi:Bila pendengar mendengar lebih keras pada sisi di sebelah kanan disebut lateralisai kekanan, disebut normal bila antara sisi kanan dan kiri sama kerasnya.
Pada lateralisai ke kanan terdapat kemungkinannya:
Tuli konduksi sebelah kanan, missal adanya ototis media disebelah kanan.
Tuli konduksi pada kedua telinga, tetapi gangguannya pada telinga kanan ebih hebat.
Tuli persepsi sebelah kiri sebab hantaran ke sebelah kiri terganggu, maka di dengar sebelah kanan.
Tuli persepsi pada kedua teling, tetapi sebelah kiri lebih hebaaaat dari pada sebelah kanan.
Tuli persepsi telinga dan tuli konduksi sebelah kana jarang terdapat.
3.Test Swabach
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
38/43
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
39/43
39
Caranya: dengan menentukan ambang dengar pasien terlebih dahulu missal 30
dB. Lalu diberikan rangsangan 20 dB diatas ambang rangsang menjadi 50 dB.
Setelah itu diberikan tambahan rangsangan 5 dB lalu diturunkan 4 dB, 3 dB, 2
dB dan 1 dB. Bila pasien dapat membedakannya berarti Test SISI (+).
2.Test ABLBCaranya: diberikan intensitas bunyi tertentu pada frekuensi yangsama pada
kedua telinga, sampai kedua telinga mencapai persepsi yang sama yang disebut
Balans (-). Bila balans tercapai terdapat rekrutmen (+).
3. Test KelelahanAkibat perangsangan terus menerus.
4. TTPCaranya: dengan melakukan rangsangan terus-menerus pada telinga yangdiperiksa dengan intensitas yang sesuai dengan ambang dengar missal 40 dB.
Bila setelah 60 detik masih terdengar berarti tidak ada kelelahan. Bila tidak
berarti Testnya (+).
5.STAT
Caranya: pemeriksaan pada 3 frekuensi: 500 Hz, 1000 Hz dan 2000 hz pada
110 db SPL diberikan selama 60 detik dan bila dapat mendengar berarti tidak
ada kelelahan. Bila tidak berarti ada kelelahan.
6.Audiometri Tutur
Caranya: pasien diminta untuk mengulangi kata-kata yang didengar melalui
kaset tape recorder. Pada tuli cochlea, pasien sulit untuk membedakan bunyi S,
R, N, C, H, CH. Pada tuli retrocochlea lebih sulit.
7.Audiometri Bekessy
Caranya: dengan nada yang terputus-putus. Bila ada suara masuk, maka pasien
memencet tombol. Akan didapatkan grafik seperti gigi gergaji.
Audiometri Objektif
1. Audiometri ImpedansYang diperiksa adalah kelenturan membrane tympani dengan frekuensi tertentu
pada meatus acusticus eksterna. Pada lesi di cochlea, ambang rangsang
stapedius menurun sedangkan pada lesi di retrocochlea, ambangnya naik.
2. ElektrokokleagrafiDigunakan untuk merekam gelombang-gelombang yang khas dari Evoke
electropotential cochlea.
Caranya: dengan elektroda jarum, membran tympani ditusuk sampai
promontorium, lalu dilihat grafiknya.
3. Evoked Response AudiometryUntuk menilai fungsi pendengaran dan fungsi nervus vestibulocochlearis.
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
40/43
40
Caranya: menggunakan 3 buah elektroda yang diletakkan di vertex/ dahi dan
dibelakang kedua telinga atau pada kedua lobulus auricular yang dihubungkan
dengan preamplifier.
4. Otoaccustic EmissionAdalah respons cochlea yang dihasilkan oleh sel-sel rambut luar yang
dipancarkan dalam bentuk energy akustik sel-sel rambut luar dipersarafi olehserabut eferen dan mempunyai elektromotilitas sehingga pergerakan sel-sel
rambut akan menginduksi depolarisasi sel.
Caranya: memasukkan sumbat telinga kedalam liang telinga luar. Sumbat
telinga dihubungkan dengan computer untuk mencatat respon yang timbul dari
cochlea.
Gangguan Pendengaran pada Bayi dan Anak
a. Behavioral Observation AudiometryCaranya: dilakukan pada ruangan yang cukup tenang. Sebagai sumber bunyisederhana dapat digunakan tepukan tangan, tambur, bola plastic berisi air dll.
b. TimpanometriMelalui sumbat liang telinga yang dipasang pada liang telinganya dapat diketahui
besarnya tekanan diliang telinga berdasarkan energy suara yang dipantulkan
kembali . oleh gendang telinga. Untuk orang dewasa/ bayi lebih dari 7 bulan,
frekuensi nya 226 Hz sedangkan untuk bayi kurang dari 6 bulan ferkuensinya
kurang dari 226 Hz.
c. Audiometri Nada MurniDilakukan pada ruang kedap suara dengan menilai hantaran suara melalui udara
melalui headphone pada frekuensi 125, 250, 500, 1000, 2000, 4000 dan 8000 Hz.
Hantaran suara melalui tulang diperiksa dengan memasang bone vibrator pada
processus mastoideus yang dilakukan pada frekuensi 500, 1000, 2000 dan 4000 Hz.
d. Otoaccustic Emmisione. Brainstem Evoked Response Audiometry
Perlu dipertimbangkan factor maturitas jaras saraf auditorik pad bayi dan anak
yang usianya kurang dari 12-18 bulan karena terdapat perbedaan masa laten,
amplitude dan morfologi gelombang dibandingkan dengan anak lebih besar dan
dewasa.
Gangguan Pendengaran pada Geriatri
a.
Tuli Konduktif pada Geriatrib. Tuli Saraf pada GeriatriCaranya:
-Pemeriksaan OtoskopikTampak membrane tympani suram, mobilitasnya berkurang.
-Test PenalaDidapatkan tuli sensorineural.
-Pemeriksaan Audiometri Nada MurniHasilnya suatu tuli saraf nada tinggi, bilateral dam simteris.
-Garis Ambang dengar pada AudiogramMendatar lalu berangsur menurun.
-Audiometer TuturAdanya gangguan diskriminasi wicara.
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
41/43
41
Tuli Mendadaka. Anamnesis
b. Pemeriksaan fisik: tekanan darahc. Test penala: Rinne (+), Weber lateralisasi ke telinga yang sehat dan
Schwabach memendek.d. Audiometri Nada Murni: tuli sensorineural ringan-berat.e. Test SISI: skor: 100 % atau kurang dari 70 %.f. Test Tone Decay: bukan tuli retrocochlea.g. Audiometri Tutur: kurang dari 100 %.
L0. 6 memahami dan menjelaskan menjaga indera pendengaran secara islam
Dalam hal ini Allah berfirman; Maka janganlah kamu duduk bersama mereka sampai
mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuatdemikian) tentulah kamu serupa dengan mereka. [QS. An-Nisaa: 140]
Di bulan Ramadhan, kelompok ini juga menutup telinganya rapat-rapat dari segala suara
yang dapat mengganggu konsentrasinya dalam mengingat Allah. Sebaliknya, mereka
membuka telinganya lebar-lebar untuk mendengar ayat-ayat suci al-Quran, mendengar
majelis talim, mendengar kalimat-kalimat thayibah, dan mendengar nasehat-nasehat
agama. Ketekunan dan kesibukan menyimak kebaikan dengan sendirinya akan
mengurangi kecendrungan mendengar sesuatu yang sia-sia, apalagi yang merusak nilai
ibadahnya.
Allah taalaa ketika menyebutkan kata pendengaran dalam Al-Quran selalu
didahulukan daripada penglihatan. Sungguh, ini merupakan satu mujizat Al-Quran yang
mulia. Allah telah mengutamakan dan mendahulukan pendengaran daripada penglihatan.Sebab, pendengaran adalah organ manusia yang pertama kali bekerja ketika di dunia, juga
merupakan organ yang pertama kali siap bekerja pada saat akhirat terjadi. Maka
pendengaran tidak pernah tidur sama sekali.
Sesunguhnya pendengaran adalah organ tubuh manusia yang pertama kali bekerja ketika
seorang manusia lahir di dunia. Maka, seorang bayi ketika saat pertama kali lahir, ia bisa
mendengar, berbeda dengan kedua mata. Maka, seolah Allah taalaa ingin mengatakan
kepada kita, Sesungguhnya pendengaran adalah organ yang pertama kali mempengaruhi
organ lain bekerja, maka apabila engkau datang disamping bayi tersebut beberapa saat
lalu terdengar bunyi kemudian, maka ia kaget dan menangis. Akan tetapi jika engkau
dekatkan kedua tanganmu ke depan mata bayi yang baru lahir, maka bayi itu tidak
bergerak sama sekali (tidak merespon), tidak merasa ada bahaya yang mengancam. Ini
yang pertama.
Kemudian, apabila manusia tidur, maka semua organ tubuhnya istirahat, kecuali
pendengarannya. Jika engkau ingin bangun dari tidurmu, dan engkau letakkan tanganmu
di dekat matamu, maka mata tersebut tidak akan merasakannya. Akan tetapi jika ada
suara berisik di dekat telingamu, maka anda akan terbangun seketika. Ini yang kedua.
Adapun yang ketiga, telinga adalah penghubung antara manusia dengan dunia luar. Allah
taalaa ketika ingin menjadikan ashhabul kahfi tidur selama 309 tahun, Allah berfirman:
Maka Kami tutup telinga-telinga mereka selama bertahun-tahun (selama 309 tahun).
(Q.S. Al-Kahfi: 11)
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
42/43
42
Dari sini, ketika telinga tutup sehingga tidak bisa mendengar, maka orang akan tertidur
selama beratus-ratus tahun tanpa ada gangguan. Hal ini karena gerakan-gerakan manusia
pada siang hari menghalangi manusia dari tidur pulas, dan tenangnya manusia (tanpa ada
aktivitas) pada malam hari menyebabkan bisa tidur pulas, dan telinga tetap tidak tidur dan
tidak lalai sedikitpun.
Dan di sini ada satu hal yang perlu kami garis bawahi, yaitu sesungguhnya Allahberfirman dalam surat Fushshilat:
Dan kamu sekali-kali tidak dapat bersembunyi dari persaksian yang dilakukan oleh
pendengaranmu, mata-mata kalian, dan kulit-kulit kalian terhadap kalian sendiri, bahkan
kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kalian
kerjakan. (Q.S. Fushshilat: 22)
Jadi, setiap kita memiliki mata, ia melihat apa saja yang ia mau lihat; akan tetapi kita
tidak mampu memilih hal yang mau kita dengarkan, kita mendengarkan apa saja yang
berbunyi, suka atau tidak suka, sehingga pantas Allah taalaa menyebutkan kalimat
pandangan dalam bentuk jamak, dan kalimat pendengaran dalam bentuk tunggal,
meskipun kalimat pendengaran didahulukan daripada kalimat penglihatan. Makapendengaran tidak pernah tidur atau pun istirahat. Dan organ tubuh yang tidak pernah
tidur maka lebih tinggi (didahulukan) daripada makhluk atau organ yang bisa tidur atau
istirahat. Maka telinga tidak tidur selama-lamanya sejak awal kelahirannya, ia bisa
berfungsi sejak detik pertama lahirnya kehidupan yang pada saat organ-organ lainnya
baru bisa berfungsi setelah beberapa saat atau beberapa hari, bahkan sebagian setelah
beberapa tahun kemudian, atau pun 10 tahun lebih.
-
7/29/2019 Wrap Up Blok Panca Indera Skenario 2
43/43
DAFTAR PUSTAKA
Guyton A.C. Physiology of The Human Body. 11th ed. Philadelphia: W.B. Saunders
Company. 2003.
Indrana ilma. Pendengaran menurut Islam.www.wordpress.com
Junqueira, Luiz Carlos dan Jose Carneiro. Histologi Dasar Teks dan Atlas. Jakarta: EGC
Lauralee, Sherwood. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC
Murni Rambe, AY. 2003. Gangguan Pendengaran Akibat Bising. Fakultas Kedokteran
Bagian Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan Universitas Sumatera Utara.
http://library.usu.ac.id/download/fk/tht-andrina1.pdf
Prihardini D, dkk. Sensori dan Persepsi Auditif. Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia. 2010 (Sherwood, L. 2007; Guyton A.C. 2003.Prihardini D, dkk. 2010)
Snell, Richard S. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi 6. Jakarta EGC
Soepardi, Efiaty Arsyad dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala dan Leher. Jakarta: FKUI
http://www.wordpress.com/http://www.wordpress.com/http://www.wordpress.com/http://library.usu.ac.id/download/fk/tht-andrina1.pdfhttp://library.usu.ac.id/download/fk/tht-andrina1.pdfhttp://library.usu.ac.id/download/fk/tht-andrina1.pdfhttp://www.wordpress.com/