Verleden isi Desember 2018 - journal.unair.ac.id filemerupakan proses menganalisis fakta guna...

11
118 Aktivitas Ekonomi Di Pasar Pabean Surabaya Tahun 1918-1982 Eka Diyah Ayu Lestari 1) Ikhsan Rosyid Mujahidul Anwar 2) Abstract This article aims to describe the management and activities of the Pabean Market The Pabean Market was managed by Pasar Bedrijf in 1918. . The Problem of this is how the managed and activity in Pasar Pabean research during the year 1918 to 1982. This uses historical research methods, article including heuristics, sources criticism, interpretation, and historiography. Through this research, it can be known that the Pabean Market was the largest central market, which used as grocery center in Surabaya. In addition, this research also discusses market management, general market physical form, and implementation of market regulations. Market activity such as transactions, commodities, market revenues and market offenses also became part of the research. Keywords: Market Activity, Market Management, Pabean Market Abstrak Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan pengelolaan dan aktivitas di Pasar Pabean. Pasar Pabean dikelola oleh pada tahun 1918. Pasar Bedrijf Permasalahan penelitian ini adalah bagaimana pengelolaan dan kegiatan di Pasar Pabean selama tahun 1918 hingga 1982. Artikel ini menggunakan metode penelitian sejarah, meliputi heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Melalui penelitian ini, dapat diketahui bahwa Pasar Pabean merupakan pasar induk terbesar yang digunakan sebagai pusat grosir di Surabaya. Selain itu, penelitian ini juga membahas tentang pengelola pasar, bentuk fisik umum pasar, dan pelaksanaan peraturan pasar. Aktivitas pasar meliputi transaksi, komoditi, pendapatan pasar dan pelanggaran pasar juga menjadi bagian dalam penelitian ini. Kata kunci :Aktivitas Pasar, Pasar Pabean, Pengelolaan Pasar. PENDAHULUAN Kegiatan ekonomi mulai berkembang pesat di Hindia Belanda pada awal akhir abad ke-19. Kegiatan ekonomi tersebut sangat erat kaitannya dengan pemenuhan barang dan jasa. Faktor yang mendorong perkembangan ekonomi pada waktu itu salah satunya bersumber pada keinginan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti kebutuhan hidup atau biologis (Titi Surti 2003:11). Kegiatan ekonomi dikenal adanya permasalahan ekonomi yang meliputi masalah produksi, distribusi, dan konsumsi. Selain itu, kegiatan ekonomi sendiri dibedakan menjadi ekonomi makro dan ekonomi mikro. Ekonomi makro banyak berbicara mengenai fungsi ekonomi secara menyeluruh. Sedangkan ekonomi mikro banyak berbicara mengenai perilaku masing-masing 1) Departemen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga, NIM 121411431033 email: [email protected], alamat : Bluluk Kab. Lamongan, kode. 62274 2) Departemen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Air langga NIP 198110092008121002 email: [email protected]

Transcript of Verleden isi Desember 2018 - journal.unair.ac.id filemerupakan proses menganalisis fakta guna...

Page 1: Verleden isi Desember 2018 - journal.unair.ac.id filemerupakan proses menganalisis fakta guna mencari sebuah fakta sehingga ditemukan unsur-unsur dari sebuah fakta yang dianggap dapat

118

Aktivitas Ekonomi Di Pasar Pabean Surabaya Tahun 1918-1982

Eka Diyah Ayu Lestari1)

Ikhsan Rosyid Mujahidul Anwar2)

AbstractThis article aims to describe the management and activities of the

Pabean Market The Pabean Market was managed by Pasar Bedrijf in 1918..The Problem of this is how the managed and activity in Pasar Pabeanresearchduring the year 1918 to 1982. This uses historical research methods,articleincluding heuristics, sources criticism, interpretation, and historiography.Through this research, it can be known that the Pabean Market was the largestcentral market, which used as grocery center in Surabaya. In addition, thisresearch also discusses market management, general market physical form,and implementation of market regulations. Market activity such astransactions, commodities, market revenues and market offenses also becamepart of the research.

Keywords: Market Activity, Market Management, Pabean Market

AbstrakArtikel ini bertujuan untuk menjelaskan pengelolaan dan aktivitas di

Pasar Pabean. Pasar Pabean dikelola oleh pada tahun 1918.Pasar BedrijfPermasalahan penelitian ini adalah bagaimana pengelolaan dan kegiatan diPasar Pabean selama tahun 1918 hingga 1982.Artikel ini menggunakan metodepenelitian sejarah, meliputi heuristik, kritik sumber, interpretasi, danhistoriografi. Melalui penelitian ini, dapat diketahui bahwa Pasar Pabeanmerupakan pasar induk terbesar yang digunakan sebagai pusat grosir diSurabaya. Selain itu, penelitian ini juga membahas tentang pengelola pasar,bentuk fisik umum pasar, dan pelaksanaan peraturan pasar. Aktivitas pasarmeliputi transaksi, komoditi, pendapatan pasar dan pelanggaran pasar jugamenjadi bagian dalam penelitian ini.

Kata kunci :Aktivitas Pasar, Pasar Pabean, Pengelolaan Pasar.

PENDAHULUAN

K e g i a t a n e k o n o m i m u l a i

berkembang pesat di Hindia Belanda pada

awal akhir abad ke-19. Kegiatan ekonomi

tersebut sangat erat kaitannya dengan

pemenuhan barang dan jasa. Faktor yang

mendorong perkembangan ekonomi pada

waktu itu salah satunya bersumber pada

keinginan untuk memenuhi kebutuhan

dasar seperti kebutuhan hidup atau

biologis (Titi Surti 2003:11).

Kegiatan ekonomi dikenal adanya

permasalahan ekonomi yang meliputi

masalah produksi, distribusi, dan

konsumsi. Selain itu, kegiatan ekonomi

sendiri dibedakan menjadi ekonomi

makro dan ekonomi mikro. Ekonomi

makro banyak berbicara mengenai fungsi

ekonomi secara menyeluruh. Sedangkan

ekonomi mikro banyak berbicara

mengenai perilaku masing-masing

1) Departemen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya UniversitasAirlangga, NIM 121411431033 email:

[email protected], alamat : Bluluk Kab. Lamongan, kode. 622742 ) Departemen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga NIP 198110092008121002 email: [email protected]

Page 2: Verleden isi Desember 2018 - journal.unair.ac.id filemerupakan proses menganalisis fakta guna mencari sebuah fakta sehingga ditemukan unsur-unsur dari sebuah fakta yang dianggap dapat

119

komponen seperti adanya industri,

perusahaan dan rumah tangga (Samuelson

1993:4). Salah satu yang termasuk ke

dalam komponen ekonomi mikro adalah

pasar.Pasar Pabean yang berada di kota

Surabaya ikut ramai akibat adanya

aktivitas keluar masuk kapal di Pelabuhan

Kalimas. Pada sisi kanan pelabuhan dapat

dilihat kampung pelabuhan dengan segala

kesibukan aktivitasnya (Faber 1933:48).

Pasar Pabean berdiri di tanah partikelir

yang pengelolaannya masih dipegang oleh

pihak swasta. Pada tahun 1917,

pengelolaan Pasar Pabean baru diserahkan

kepada kotapraja Surabaya.Keberadaan pasar yang dekat

dengan jalur perdagangan juga membuat

pasar tersebut didatangi oleh berbagai

pedagang dari latar belakang etnis yang

berbeda. Etnis tersebut diantaranya adalah

etnis Eropa, Timur Asing dan Bumiputera.

Tulisan ini akan banyak mengulas

mengenai dinamika Pasar Pabean dari segi

manajemen pengelolaan, kebijakan yang

diterapkan di pasar, aktivitas ekonomi dan

tindakan kriminal yang terjadi di Pasar

Pabean.

METODE

Penulisan mengenai aktivitas di

Pasar Pabean tentu menggunakan metode

sejarah. Metode tersebut mencakup

tahapan pemilihan topik, heuristik, kritik,

interpretasi dan yang paling akhir adalah

historiografi. Heuristik atau pengumpulan

sumber, di mencobatahap ini penulis

mengumpulkan sumber-sumber yang

berkaitan atau topikdengan masalah yang

akan dikaji berupa buku , koran-buku

sezaman arsip-arsip yang, mana sumber-

sumber tersebut dikumpulkan dari

berbagai dan badan arsipperpustakaan

yang ada di kota Surabaya. Penulis

melakukan kritik sumber yang terdiri dari

kritik eksternal yakni berupa pengujian

keaslian dan kredibilitas sumber, dan

kritik internal yang berupa pengujian isi

sumber. Tahap analisis dan intepretasi

merupakan proses menganalisis fakta

guna mencari sebuah fakta sehingga

ditemukan unsur-unsur dari sebuah fakta

yang dianggap dapat dipercaya dan bisa

dijadikan data dan kemudian menuju ke

t a h a p t e r a k h i r y a i t u p e n u l i s a n

(historiografi) setelah semua metode di

lakukan barulah penulis bisa menuliskan

hasil penelitian sesuai dengan tema

Aktivitas Ekonomi di Pasar Pabean

Surabaya Tahun 1918-1982.

HASILDAN PEMBAHASAN

Kondisi perekonomian Surabaya

tidak bisa dilepaskan dengan adanya

sungai dan pelabuhan. Sungai dan

pelabuhan memegang peranan penting

sekal igus banyak mempengaruhi

perkembangan kota Surabaya. Sungai

selain sebagai sumber air minum juga

sebagai alat transportasi perdagangan

yang dapat menghubungkan pedalaman ke

daerah pelabuhan.Pelabuhan Kalimas disebut

sebagai pelabuhan rakyat karena

fungsinya selain sebagai penyimpanan

komoditi ekspor dan impor, juga sebagai

tempat berdagang masyarakat untuk

menjual hasil panen. Pusat perdagangan

terletak di Kalimas (DukutOsterkade

2002:380). Pelabuhan Kalimas menjadi

pelabuhan penting di Surabaya karena

berfungsi sebagai jalur pelayaran.

Sehingga banyak dibangun kantor-kantor

dagang, bank-bank, pasar dan pabrik di

pinggir pelabuhan.A k i b a t s e m a k i n b e s a r n y a

permintaan akan barang ekspor, maka

fungsi dari pelabuhan sendiri mengalami

penurunan. Pelabuhan Kalimas tidak

mampu lagi menampung arus lalu lintas

pelayaran. Sehingga pada tahun 1910

dibangun Pelabuhan Tanjung Perak guna

melengkapi pelabuhan sebelumnya yang

sudah tidak mampu menampung

VERLEDEN : Jurnal Kesejarahan, Vol. 13, No.2 Desember 2018

Page 3: Verleden isi Desember 2018 - journal.unair.ac.id filemerupakan proses menganalisis fakta guna mencari sebuah fakta sehingga ditemukan unsur-unsur dari sebuah fakta yang dianggap dapat

120

peningkatan volume perdagangan

(Nasution 2006:76). Selain pelabuhan

yang memegang peranan penting dalam

perekonomian, kegiatan ekspor dan impor

juga memiliki andil besar.Pertumbuhan hasil produksi

tanaman ekspor membuat dibangunnya

fasilitas transportasi darat berupa jalur

kereta api. Jalur kereta api mulai dibangun

di Surabaya pada akhir abad ke 19.

Awalnya jalur tersebut dibangun

mengikuti jalan sepanjang Kalimas yang

menuju ke pelabuhan Tanjung Perak. Jalan

kereta api yang pertama dibangun pada

tahun 1875 yang dilakukan oleh

p e r u s a h a a n k e r e t a a p i n e g a r a

( ) yang memiliki dua jalurstaatsspoorweg

utama. Jalur pertama yakni jalur kereta api

Surabaya-Pasuruan dan yang kedua jalur

kereta api Surabaya-Malang (Nasution

2006:76). Meningkatnya perekonomian

juga didukung oleh keberadaan pasar yang

ada di Surabaya.

Pada masa kolonial dikenal dua

jenis pasar, yaitu pasar pusat atau pasar

induk dan pasar lokal atau pasar domestik

kecil (Putri Agus 2008:24). Pasar induk

biasa dikenal dengan nama pasar besar

khusus menjual barang-barang dalam

jumlah besar serta barang-barang grosir.

Sedangkan pasar lokal khusus menjual

barang-barang dalam bentuk eceran.

Pengelolaan pasar masih berada di bawah

pengawasan langsung pemerintah

kolonial. Namun ada juga pasar yang

dikelola oleh pihak swasta yang lebih

dikenal dengan pasar partikelir. Pasar

partikelir dikuasai oleh pengusaha dan

pensiunan pejabat pribumi. Mereka

hampir tidak berbuat banyak mengenai

kondisi pasar baik dari segi kebersihan,

keamanan dan lainnya. Meskipun ada

usaha untuk melakukan perawatan, namun

hasilnya tidak memuaskan karena tujuan

u t a m a m e r e k a a d a l a h m e n c a r i

keuntungan.

Pengelolaan Pasar Pabean Tahun 1918-

1982

Pasar Pabean merupakan pasar

yang berdiri di tanah partikelir. Sebelum

diserahkan ke kotapraja Surabaya, Pasar

Pabean termasuk jenis pasar partikelir.

Pada tahun 1917, pengelolaan Pasar

Pabean diserahkan kepada kotapraja

Surabaya. Selain Pasar Pabean, ada pasar

lain yang juga ikut dikelola diantaranya

ada Pasar Genteng, Pasar Turi, Pasar

Bong, Pasar Peneleh, Pasar Kalianyar,

Pasar Ampel, Pasar Pegirian, Pasar

Keputran, Pasar Babaan dan Pasar

Kapasan (Putri Agus 2008:39). Adapun

pengelolaan Pasar Pabean di Surabaya

dapat diperiodesasikan sebagai berikut :Pada tahun 1915, pemerintah

kolonial mendirikan sebuah Pasar Bedrijf

yang telah mengelola 8 pasar di awal

berdirinya. Kemudian pada tahun 1918,

pasar-pasar yang berskala besar seperti

Pasar Pabean dan Pasar Turi mulai

dikelola oleh . PengelolaanPasar Bedrijf

pasar-pasar tersebut kemudian diserahkan

kepada Surabaya di tahun yanggemeente

sama. Setelah diserahkan ke gemeente

Surabaya, Pasar Pabean mulai dikelola

dengan baik . Pemer in tah mula i

merencanakan untuk membangun gedung

pasar yang baru. Pembangunan gedung

rencananya akan dilengkapi dengan

pemeliharaan drainase dan penerangan.

Material yang digunakan berupa bata

berat, kayu, pintu ganda untuk los daging,

semen dan lantai keramik. Pemasangan

kran air juga akan dilakukan di dekat

gudang agar kebutuhan air bagi pedagang

dapat terpenuhi. Sehingga pasar akan

terlihat bersih dan rapi setiap harinya

(Faber 1934:179).Rencana pembangunan Pasar

Pabean dimulai dengan pembuatan

ilustrasi gambar pasar. Ilustrasi desain

bangunan Pasar Pabean sempat dimuat di

koran kolonial yangDe Indische Courant

Page 4: Verleden isi Desember 2018 - journal.unair.ac.id filemerupakan proses menganalisis fakta guna mencari sebuah fakta sehingga ditemukan unsur-unsur dari sebuah fakta yang dianggap dapat

121

dibuat oleh Van Mierop (De Indische

Courant, 14 Desember 1937). Hasil karya

Van Mierop tersebut yang digunakan

sebagai dasar pembangunan Pasar Pabean.

Sedangkan usulan mengenai material

yang digunakan untuk pembangunan

pasar dikemukakan oleh pembantu

walikota saat itu yakni Van Gennep (De

Indische Courant, 04 Maret 1938).

Pengerjaan upgrading Pasar Pabean

dikerjakan oleh Hollandsche Beton

Maatschappij (HBM) dalam jangka waktu

sekitar 5 bulan. Selama waktu pengerjaan,

pembangunan pasar akan dibagi menjadi 4

bagian. Tujuannya agar suasana pasar

menjadi lebih nyaman, bersih dan modern

( , 1 DesemberSoerabaiasch Handelsblad

1938).Pembangunan Pasar Pabean

berakhir pada November 1939. Pasar

Pabean baru merupakan bangunan

bertingkat dimana kantor berada di atas

pintu masuk dan gudang berada di

sebelahnya ,(Soerabaiasch Handelsblad

15 Desember 1939). Sedangkan los-los

pedagang berada di dalam bangunan pasar

yang membentang luas. Setiap pedagang

disediakan stand dan diatur sesuai dengan

komoditi yang dijualnya. Setelah

dibangun ulang, Pasar Pabean memiliki

sekitar 1500 stand yang bisa disewa oleh

pedagang dan menghasilkan kurang lebih

f96.000 setiap tahunnya. Sehingga Pasar

Pabean menjadi salah satu pasar yang

terbesar di Hindia Belanda yang paling

modern pada masa itu (Soerabaiasch

Handelsblad, 17 Juli 1939).Meskipun tidak terlalu banyak

mengubah perekonomian Surabaya,

Jepang juga mulai memahami jika

perlunya memberikan perhatian masalah

pangan dalam mempersiapkan Perang

Asia Timur Raya. Sehingga dibentuklah

Beikoku Tyuoo Kobaisyo atau Kantor

Pusat Urusan Pembelian dan Pembelian

Beras serta dibentuk pula Beikoku Tosei

Kai atau Kantor Pengendalian Penjualan

dan Pembelian Beras (Suryanegara

2016:88). Menurut Undang-Undang

Nomor 2 tentang peredaran uang kertas

militer dan uang kecil nippon, Jepang

membatasi peredaran uang hanya terdiri

dari 7 macam yaitu f 10,- (sepuluh rupiah),

f 5,- (lima rupiah), f1,- (satu rupiah), 50

sen, 10 sen dan 1 sen. Selain itu Jepang

juga melarang untuk menerima dan

menggunakan mata uang lain dalam

transaksi jual beli selain mata uang militer

dan rupiah ( , 9 Maret 1943). NamaKan Po

Pasar Bedrijf bertahan hingga masa

pendudukan Jepang berakhir. Setelah

Indonesia merdeka, nama Pasar Bedrijf

berubah menjadi Dinas Pasar atau yang

lebih dikenal dengan Perusahaan Pasar.Pada tahun 1953, Pemerintah Kota

Surabaya menggabungkan antara

Perusahaan Pasar dan Perusahaan Rumah

dan Tanah yang diberi nama Perusahaan

Pasar, Tanah dan Rumah. Perusahaan

Pasar mempunyai dua fungsi utama, yakni

sebagai perusahaan sekaligus sebagai

dinas. Akibat penggabungan tersebut,

fungsi dari kedua perusahaan menjadi

kacau (AKS, Box 35, No 1289, 1953).

Kondisi pasar di Kota Besar Surabaya juga

turut mengalami perombakan. Pasar

sempat dibagi menjadi 6 seksi guna

melancarkan pekerjaan perusahaan pasar.

Pembagian pasar menjadi 6 seksi tersebut

d ia jukan langsung oleh Kepala

Perusahaan Pasar yakni M. Prayitno yang

meminta Ketua Dewan Perwakilan

Dae rah Surabaya un tuk sege ra

mengesahkan pembagian tersebut.

Adapun pembagian 6 seksi yang dimaksud

di dalam surat No 7600/136/53 menunjuk

6 pasar yang dijadikan sebagai

koordinator dari pasar-pasar yang ada di

wilayah tersebut (AKS, Box 3, No 150,

1953).

Usulan pembagian wilayah pasar

menjadi 6 seksi tersebut tidak mendapat

jawaban dari Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Peralihan Kotapraja Surabaya.

Hingga akhirnya pada 19 Mei 1958,

DPRDP mengeluarkan Surat Keputusan

VERLEDEN : Jurnal Kesejarahan, Vol. 13, No.2 Desember 2018

Page 5: Verleden isi Desember 2018 - journal.unair.ac.id filemerupakan proses menganalisis fakta guna mencari sebuah fakta sehingga ditemukan unsur-unsur dari sebuah fakta yang dianggap dapat

122

No. 98/DPRDP yang berisi mengenai

pembagian pasar lebih disederhanakan

menjadi 3 seksi, yakni wilayah utara,

tengah dan selatan (AKS, Box 3, No 150,

1953). Tujuan dari pembagian wilayah

m e n j a d i 3 s e k s i a d a l a h u n t u k

m e m p e r m u d a h k o o r d i n a s i d a n

menyempurnakan penyusunan pegawai

serta pembagian kerjanya.

Kotapra ja Surabaya mulai

merencanakan untuk membangun dan

memperluas Pasar Pabean. Akibat dari

adanya rencana tersebut, Persatuan

Pedagang Kecil Pasar Pabean yang

diwakili oleh Anwar Idris mengirim surat

kepada Ketua Pembangunan Daerah

Pabean guna untuk meminta penjelasan

mengenai pembangunan Pasar Pabean.

Anwar selaku sekretaris Persatuan

Pedagang menanyakan mengenai

pembangunan pasar darurat sebagai

penampung para penghuni pasar. Selain

itu, Persatuan Pedagang juga menghimbau

untuk mengadakan konsultasi dengan

penghuni pasar terlebih dahulu. Himbauan

dari Persatuan Pedagang tersebut juga

didukung oleh Camat Pabean. Melalui

surat Nomor 002/30/Pz camat Pabean

menginginkan adanya kesepakatan dari

pihak Kotapraja dengan penghuni pasar.

Selain itu, Camat Pabean juga

menginginkan untuk segera dibangun

pasar darurat untuk menampung para

pedagang (AKS, Box 18, No 840, 1965).

P e r b a i k a n p a s a r m e n j a d i

pekerjaan rumah yang cukup serius bagi

Perusahaan Pasar. Melalui surat Nomor

7600/U/413/70, Kepala Perusahaan Pasar

menghimbau kepada Dinas Pekerjaan

Umum untuk segera melakukan upgrading

pasar di kotamadya Surabaya yang

mengalami kerusakan. Kerusakan tersebut

mencakup bangunan yang digunakan

sebagai kantor pasar, los pasar, lantai,

saluran air, jalan dan pemasangan beton

pada halaman pasar (AKS, Box 3, No 109,

1970). Perbaikan pasar tidak dapat

d i l a k u k a n s e k a l i g u s m e n g i n g a t

banyaknya pasar yang ada di kotamadya

Surabaya. Pasar yang harus diperbaiki

berjumlah 28 pasar. Namun akibat

banyaknya pasar yang membutuhkan

perbaikan secara bersamaan, akhirnya

dikeluarkan intruksi baru nomor

7600/U/811/70 Agar mendahulukan

perbaikan pasar yang mempunyai income

besar terlebih dahulu. Tujuannya agar

pasar-pasar yang mempunyai income

besar dapat beroperasi lebih dulu karena

sebagian besar hasil dari pasar-pasar

tersebut dibutuhkan oleh Kotamadya

Surabaya.Meskipun te lah di lakukan

upgrading pasar, namun permasalahan di

dalam Pasar Pabean sepenuhnya belum

terselesaikan. Pasar Pabean termasuk ke

dalam rayon utara dengan luas resmi 9600

m dan batas resmi 100 m serta jumlah2 2

pedagang resmi di dalam pasar ada 2400

pedagang dan 20 pedagang berada di luar

pasar. Meskipun telah dilakukan

upgrading pasar, namun masih banyak

permasalahan menyangkut fasilitas di

Pasar Pabean (AKS, Box 2, No 61, 1974).

Adapun permasalahan yang ada di Pasar

Pabean diantaranya sebagian area pasar

masih menggunakan jalan umum.

Penggunaan jalan umum terjadi akibat

banyaknya pedagang yang tidak

tertampung di dalam pasar. Terdapat

sekitar 20 pedagang yang berada di luar

pasar. Selain itu, kondisi lantai lebih

rendah dan jalan di lorong pasar

mengalami kerusakan. Instalasi listrik

yang digunakan juga sudah tua. Serta

permasalahan kebersihan mulai dari tidak

tersedianya WC untuk para pedagang dan

umum, saluran pembuangan air tidak

berfungsi, serta tidak tersedianya bak

p e n a m p u n g a n s a m p a h y a n g

mengakibatkan penumpukan sampah.

Aktivitas di Pasar Pabean

Transaksi dan KomoditasPasar Pabean merupakan jenis

Page 6: Verleden isi Desember 2018 - journal.unair.ac.id filemerupakan proses menganalisis fakta guna mencari sebuah fakta sehingga ditemukan unsur-unsur dari sebuah fakta yang dianggap dapat

123

pasar induk yang menjual barang-barang

kebutuhan masyarakat dalam jumlah besar

atau grosir. Sehingga disebut pula dengan

pasar yang digolongkan ke dalam jenis

transaksi kedua di mana terdapat banyak

tengkulak yang menyuplai barang ke

pedagang-pedagang kecil lainnya. Tawar

menawar antara pedagang dan pembeli

merupakan cara dalam menentukan

kesepakatan harga di antara kedua belah

pihak (Dick 2002:192).

Pada tahun 1940, penjualan daging

babi sempat mengalami dumping akibat

adanya pembukaan stand baru bagi

pedagang daging babi. Para pedagang

lama mulai mengatur strategi dengan

menurunkan harga semurah mungkin

demi menarik pembeli. Harga daging babi

yang awalnya 30 sen per ekor menjadi 15

sampai 20 sen. Sedangkan lemak babi dari

20 sen menjadi 10 sen. Kondisi tersebut

dimanfaatkan oleh ibu-ibu rumah tangga

yang biasa membeli daging dan lemak

babi ( , 26Soerabaiasch-Handelsblad

Januari 1940).Pada masa pemerintahan Jepang,

kebutuhan bahan pangan sempat sulit

untuk didapatkan. Pengiriman beras yang

berasal dari Banyuwangi, Probolinggo,

Pasuruan dan Panarukan dilarang oleh

pemerintah Jepang. Setiap pedagang yang

hendak mengirim beras ke Pasar Pabean

harus mendapatkan izin terlebih dahulu

dari . Selain beras,Beikoku Tosei Kai

penjualan minyak kelapa juga diatur oleh

pemerintah Jepang. Pabrik minyak harus

memberikan laporan perkembangan

produksi minyak dan bagi pedagang kecil

yang ingin menjual minyak harus

mendapat izin dari pemerintah Jepang

terlebih dahulu ( , 25 AgustusKan Po

1942).Namun Jepang menyadari jika

persoalan ketersediaan bahan pangan di

Surabaya sangat penting. Sehingga Jepang

melakukan propaganda pendudukan

secara gencar pada tahun 1943 yang berisi

tentang ajakan untuk menabung, kerja

keras dan produktivitas. Produktivitas

diwujudkan dengan menjadikan

Surabaya sebagai pusat persediaan beras.

Pegawai pemerintahan mendapatkan jatah

beras dan bahan pokok lainnya secara

teratur. Sedangkan rakyat kampung

Surabaya dan para pendatang yang baru

pindah dari desa menderita kelaparan

(Frederick 1989: 130-131).Kondisi tersebut memunculkan

rasa tidak senang bagi masyarakat

Surabaya khususnya para kuli dan

pendatang. Sistem penjatahan yang

diberlakukan oleh Jepang menjadi

pembatas pembelian beras oleh seluruh

penduduk. Meskipun jumlah beras, hasil

bumi dan daging sangatlah terbatas,

namun penduduk menginginkan agar

penjatahan yang dilakukan Jepang

dihapuskan, terlepas penduduk dapat

membelinya atau tidak. Hingga menjelang

akhir tahun 1943, penduduk mulai

berganti dengan mengolah jagung dan

singkong setiap harinya (Frederick

1989:132).Pada akhir Januari 1952, harga

komoditi di Pasar Pabean mengalami

penurunan. Harga kentang Rp 2,50 per/kg,

wortel seharga 50 sen, kol seharga 2,25,

cabai rawit Rp 2,- dan cabai merah Rp 3,-

serta seledri Rp 3,-. Harga unggas yang

sempat naik menjadi 85 sen sebelum tahun

baru Cina, turun menjadi 65 sen.

Murahnya harga komoditi di Pasar Pabean

disebabkan karena banyak petani yang

panen tidak normal. Curah hujan yang

tinggi mengakibatkan ketakutan petani

jika tanamannya akan membusuk.

Sehingga petani banyak yang sudah panen

sebelum waktu panen tiba. Alhasil

komoditi berupa kentang, cabai, seledri,

wortel dan kol jumlahnya sangat banyak

dan menurunkan harga jualnya (De Vrije

Pers, 30 Januari 1952).P a d a t a h u n 1 9 7 0 m u l a i

diberlakukan peraturan untuk mengatur

para pedagang yang berdomisili di dalam

pasar. Kepala Perusahaan Pasar

VERLEDEN : Jurnal Kesejarahan, Vol. 13, No.2 Desember 2018

Page 7: Verleden isi Desember 2018 - journal.unair.ac.id filemerupakan proses menganalisis fakta guna mencari sebuah fakta sehingga ditemukan unsur-unsur dari sebuah fakta yang dianggap dapat

124

mengajukan usulan kepada Kotamadya

Surabaya agar pedagang yang tinggal di

dalam pasar wajib memiliki kartu

penduduk. Usulan tersebut ditanggapi

secara positif oleh Wakil Kepala Urusan

Perusahaan-Perusahaan Kotamadya

Surabaya (AKS, Box 5, No 246, 1970).

Tujuan diberlakukannya peraturan

tersebut adalah agar pendataan pedagang

yang tinggal di dalam pasar dapat

dikontrol dengan baik. Namun memasuki

tahun 1980an, para pedagang sudah tidak

diperbolehkan untuk menginap dan

tinggal di dalam pasar. Alasannya karena

pasar merupakan tempat untuk berdagang

dan menarik pembeli. Jika para pedagang

tinggal dan menetap di dalam pasar, maka

tingkat penggunaan listrik dan sampah

yang dihasilkan pedagang juga semakin

besar. Selain itu, pemandangan di pasar

akan tidak enak dilihat jika terdapat sekat-

sekat yang dibuat pedagang untuk tidur di

dalam stand miliknya.

Pendapatan PasarPendapatan pasar baru dapat

didata secara baik pada kisaran tahun

1920an. Pada tahun tersebut mulai

bermunculan pasar baru seperti Keputran,

Babaan dan Kapasan. Sedangkan untuk

pendapatan Pasar Pabean mengalami

kenaikan yang cukup signifikan

dibandingkan 5 tahun sebelumnya yakni

sebesar 120.887f Verslag van den(toestand der gemeente Soerabaja

gedurende het jaar 1929). Pada tahun

1927 hingga tahun 1929, pendapatan

Pasar Pabean sempat mengalami

penurunan. Adapun pendapatan Pasar

Pabean adalah sebesar 153.733 padaf

tahun 1927, 151.811 pada tahun 1928 danf

f 144.675 pada tahun 1929.Penurunan pendapatan di Pasar

Pabean dikarenakan adanya kemerosotan

dalam perdagangan barang yang berupa

batik, baik berupa sarung maupun kain.

A d a n y a k r i s i s m a l a i s e t e l a h

mempengaruhi perdagangan kain batik

seperti sarung, katun dan barang-barang

rumah tangga, serta rendahnya kualitas

kapas. Sungai Pegirian juga semakin

sulit untuk dilayari, sehingga para

pedagang Madura yang membawa buah-

buahan, sayuran dan tanaman harus

membawa dagangannya ke pasar yang

terletak di bagian selatan yang mudah

dicapai melalui Sungai Kalimas. Selain

itu, perluasan kota yang dilakukan oleh

pemerintah juga mengakibatkan para

pedagang di Pasar Pabean berpindah ke

pasar yang letaknya lebih ke selatan.

Sehingga jumlah pedagang juga turut

berkurang (PutriAgus 2008:62).Menurut peraturan pasar yang

ditetapkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Sementara Kota Besar Surabaya

tahun 1952, tarif harian pasar di Kota

Besar Surabaya dibebankan untuk

pekerjaan yang dilakukan di dalam los

pasar dan di lapangan pasar. Adapun tarif

untuk pekerjaan yang dilakukan di los

pasar adalah sebesar Rp 0,75 setiap meter

dan untuk pekerjaan di luar pasar

dikenakan biaya sebesar Rp 0,50 per

meternya. Tarif diberlakukan pula untuk

tempat hidangan di dalam pasar sebesar

Rp 1,50 per meter, tempat hidangan di

lapangan pasar sebesar Rp 0,75 per meter

dan perumahan pasar sebesar Rp 1,--

setiap meternya. Selain itu tempat

pemberhentian penumpang juga dikenai

tarif sesuai dengan jenis kendaraan yang

digunakan (AKS, Box 1, No 02, 1952).Adapun untuk menghindari

adanya praktek pemungutan uang retribusi

liar, Pemerintah Kotamadya Surabaya

telah mengeluarkan Surat Keputusan No.

58/K (AKS, Box 18, No 846, 1968 yang)

dengan jelas melarang adanya penarikan

atau pemungutan dana lain selain yang

diberlakukan seccara sah berdasarkan

peraturan pasar yang berlaku. Surat

Keputusan tersebut ditetapkan pada

tanggal 07 Februari 1968 di Surabaya.

Page 8: Verleden isi Desember 2018 - journal.unair.ac.id filemerupakan proses menganalisis fakta guna mencari sebuah fakta sehingga ditemukan unsur-unsur dari sebuah fakta yang dianggap dapat

125

Pelanggaran di Pasar Pabean

K a s u s - k a s u s p e n i p u a n ,

penggelapan uang, perampokan,

penganiayaan dan pembunuhan sering

terjadi di Pasar Pabean. Seperti halnya

kasus penipuan yang dilakukan oleh Loc

Giok Tjwie Nio terhadap salah satu

pedagang yang memperkerjakannya di

Pasar Pabean pada tahun 1927. Loc

membawa pergi kalung senilai 20.000f

dengan modus meminjam kalung untuk

pernikahan putrinya dan akan segera

kembali jika pernikahan telah usai digelar.

Namun hampir dua puluh hari berlalu,

kalung yang dipinjam belum juga

dikembalikan (Het Nieuws Van Den Dag,

6 Januari 1927).Pada awal bulan September 1938

( , 1 SeptemberHet Nieuws Van Den Dag

1938) juga te rca ta t sa tu kasus

pembunuhan di dalam Pasar Pabean yang

melibatkan komandan pos polisi dengan

beberapa orang Madura. Kronologi

kejadian berawal dari adanya laporan pada

pukul 19.30 yang mengabarkan jika di

Pasar Pabean Tengah telah berkumpul

beberapa orang Madura untuk melakukan

pesta minuman keras. Komandan pos

pilisi yang bernama Saliwon berangkat ke

sana untuk mengamankan orang-orang

tersebut. Setelah tiba di sana, orang-orang

Madura tersebut segera diamankan dan

digeledah kemungkinan jika membawa

senjata tajam. Setelah mengamankan

beberapa orang, tiba-tiba dia ditikam dari

belakang tepat di ulu hati dan akhirnya

jatuh tersungkur di lokasi kejadian.

Tersangka pembunuhan adalah dua

bersaudara yaitu Endoeng dan Endang

yang berasal dari Bangkalan Madura.

Setelah sadar dari pengaruh minuman

keras, keduanya telah mengaku jika

membunuh korban . Pemakaman

Komandan pos polisi tersebut dihadiri

oleh beberapa orang penting diantaranya

adalah Kepala Kantor Polisi Bagian ke-4,

seluruh personil layanan kriminal dan ada

pula beberapa priyayi yang datang ketika

itu.Kasus lain yang mengandung

unsur politik juga sempat mewabah di

Pasar Pabean. Ketika Surabaya sedang

g e n c a r n y a m e n y u a r a k a n u n t u k

pengembalian Irian Barat ke wilayah

Indonesia, Pasar Pabean menjadi salah

satu tempat yang tepat untuk memasang

spanduk maupun penyebaran pamflet-

pamflet yang berisi ajakan untuk melawan

p e m e r i n t a h d a n m e n g o b a r k a n

nasionalisme. Banyak pamflet dan

spanduk yang disita oleh polisi yang

melakukan operasi di seluruh kota

Surabaya. Penyitaan tersebut dilakukan

polisi untuk menetralisir tempat-tempat

umum yang tidak diperbolehkan untuk

dijadikan tempat orasi maupun menyebar

pamflet. Selain di Pasar Pabean, polisi

juga menyita pamflet yang di sebar di

sekolah Al Irsyad ( , 8Nieuw Courant

Januari 1951).Pemungutan uang retribusi liar

juga sempat dilakukan oleh beberapa

pihak di lingkungan pasar. Pemungutan

tersebut kerap dikenal dengan istilah

“dana” yang dibebankan kepada penghuni

pasar. Adanya praktek penarikan uang

dana tersebut secara tidak langsung dapat

merendahkan martabat dan kewibawaan

aparatur Pemerintah Daerah yang

bertanggung jawab atas penarikan dana

retribusi tersebut (AKS, Box 18, No 846,

1970). Sedangkan menurut Surat

Keputusan yang dikeluarkan oleh

Pemerintah Kotamadya Surabaya dengan

je l a s me la rang adanya prak tek

pemungutan liar selain yang dilakukan

oleh aparatur pemerintah.Penyalahgunaan fungsi stand juga

kerap dilakukan oleh para pedagang. Pada

tahun 1981, terdapat satu laporan terkait

penyalahgunaan stand yang diadukan oleh

Amen Hermanto. Amen mengadukan

pemilik stand nomor 69 di Pasar Pabean

yang digunakan sebagai oplosing terasi.

Bau terasi yang menyengat sangat

mengganggu aktivitas jual beli. Sehingga

VERLEDEN : Jurnal Kesejarahan, Vol. 13, No.2 Desember 2018

Page 9: Verleden isi Desember 2018 - journal.unair.ac.id filemerupakan proses menganalisis fakta guna mencari sebuah fakta sehingga ditemukan unsur-unsur dari sebuah fakta yang dianggap dapat

126

penyalahgunaan stand tersebut dilaporkan

kepada Kepala Perusahaan Pasar agar

ditindaklanjuti dengan pencabutan izin

pemakaian stand atau pembayaran denda

(AKS, Box 18, No 853, 1981).

SIMPULAN

Aktivitas di jalur perdagangan

pada masa kolonial telah melahirkan

banyak pasar di Surabaya. Salah satu pasar

yang muncul akibat adanya aktivitas di

jalur perdagangan adalah Pasar Pabean.

Pasar yang terletak di sisi kiri Pelabuhan

Kalimas tersebut mulai ramai setelah

adanya aktivitas bongkar muatan di

pelabuhan. Akibat bongkar muatan

tersebut banyak pedagang yang datang

untuk berjualan di sekitar pelabuhan.

Berdasarkan Verslag van den Toestand der

Gemeente Soerabaja gedurende het jaar

1929 pendapatan Pasar Pabean cukup

stabil dan mengalami kenaikan pada tahun

1915 hingga tahun 1925. Selepas tahun

tersebut pendapatan sempat mengalami

penurunan yang tidak begitu banyak.

Meskipun mengalami penurunan, namun

jumlah pendapatan Pasar Pabean setiap

tahunnya tetap menduduki posisi pertama

dibandingkan dengan pasar-pasar lainnya

di Surabaya.Pasar Pabean mulai diupgrading

pada tahun 1930. Namun pembangunan

ulang pasar masih mengalami kendala

karena pada tahun tersebut telah muncul

pasar-pasar baru yang menyita perhatian

pemerintah. Desain interior maupun

eksterior pasar baru disampaikan oleh Van

Mierop pada tahun 1937. Pembangunan

Pasar Pabean berakhir pada tahun 1939

dimana pasar dibangun bertingkat dengan

kantor berada di atas pintu masuk dan

gudang berada di sebelahnya. Pasar

Pabean dikelola oleh dua pengelola yakni

gemeente Pasar BedrijftSurabaya dan .

Memasuki masa pendudukan Jepang

kondisi pasar mengalami kesulitan dalam

penyediaan bahan dagangan. Namun hal

tersebut tidak terlalu berpengaruh bagi

Pasar Pabean sebagai pasar induk yang

dapat menyuplai pasar-pasar kecil

lainnya. bertahan hinggaPasar Bedrijft

masa pendudukan Jepang berakhir. Ketika

Indonesia merdeka pengelolaan Pasar

Pabean dipegang oleh Perusahaan Pasar.Pasar Pabean sempat menjadi

tempat yang dikenal membahayakan

karena banyaknya pelanggaran yang

dilakukan oleh penduduk di sana. Saat

malam hari , kasus pembunuhan,

pencurian, penganiayaan kerap terjadi di

sekitar Pasar Pabean. Hal tersebut

biasanya ditimbulkan akibat banyaknya

pedagang maupun penduduk sekitar

Pabean yang meminum minuman keras

dan berkumpul di salah satu sudut pasar.

Ketika ditertibkan bisanya mereka

m e l a w a n h i n g g a m e n y e r a n g

menggunakan senjata tajam. Pada bagian

akhir ini dapat kita tarik kesimpulan

bahwa keberadaan Pasar Pabean sangat

dibutuhkan bagi penduduk sekitar maupun

pasar-pasar kecil lainnya di Surabaya.

Pasar Pabean yang sudah dikenal sebagai

pasar induk sejak masa kolonial menjadi

pusat bagi pasar-pasar kecil diperkulakan

Surabaya. Selain itu aktivitas Pasar

Pabean tetap berjalan dan tidak terlalu

kesulitan dalam mendapatkan barang

dagangan meskipun terdapat banyak

permasalahan politik di Surabaya.

DAFTAR PUSTAKA

Arsip Kota Surabaya (disingkat AKS).

Box 1. No 02. 1952. Peraturan

P a s a r S u r a b a y a Te n t a n g

Penetapan Tarif Harian Pasar.

. Box 2. No. 61. Tahun 1974. Berkas

Keadaan dan Problema Pasar di

Surabaya

Page 10: Verleden isi Desember 2018 - journal.unair.ac.id filemerupakan proses menganalisis fakta guna mencari sebuah fakta sehingga ditemukan unsur-unsur dari sebuah fakta yang dianggap dapat

127

. Box. 3. No. 150.

Tahun 1953. Pembagian Daerah

Pasar Menjadi 6 Seksi.

. Box 3. No. 109.

Tahun 1970. Upgrading Pasar

yang Mempunyai Income Besar

. Box 5. No. 246. Tahun 1970. Pedagang

Yang Berdomisili di dalam Pasar

Wajib Memiliki Kartu Tanda

Penduduk.

. Box 18. No. 840.

Tahun 1965. Pembangunan Pasar

Pabean

. Box 18. No 846. Tahun 1968. Salinan

Surat Keputusan Walikota Kepala

Daerah Kotamadya Surabaya.

. Box 18. No 846. 1970. Laporan Hasil

Pemeriksaan Pasar Pabean.

. Box 18. No 853. 1981. Penertiban Stand

Sebagai Oplosing Terasi.

Lembaran Kota. Box 35. No 1289. 1953.

Besar Surabaya No 106/1953

De Indische Courant, 14 Desember 1937,

04 Maret 1938.

De Vrije Pers, 30 Januari 1952.

Dick, Howard, 2002, Surabaya City Of

Work : A Socioeconomic History

1900-2000, Ohio : Ohio University

Press.

Dukut Imam Widodo, 2002, Soerabaja

Tempo Doeloe I, Surabaya : Dinas

Pariwisata Surabaya.

Faber, G.H. Von, 1934, Nieuw Soerabaia :

De Geschiedenis Van Indie's

Voornaamste Koopstad In De

Eerste Kwarteeuw Sedert Hare

Instelling 1906-1931, Surabaya :

Gemeente Soerabaia

Het Nieuws Van Den Dag, 6 Januari 1927,

1 September 1938.

Kan Po, 25Agustus 1942, 9 Maret 1943.

Nasution, 2006, Ekonomi Surabaya Pada

Masa Kolonial 1830-1930 ,

Surabaya : Pustaka Intelektual.

Nieuw Courant, 8 Januari 1951

Paul A. Samuelson, Nordhaus D. William,

1993, Mikro-Ekonomi (Edisi

Keempatbelas) , Surabaya :

Penerbit Erlangga.

Putri Agus Wijayanti, 2008, Eksistensi

Pasar-Pasar Tradisional di

Surabaya Era Kolonial, Surabaya :

Unesa University Press.

Soerabaiasch Handelsblad, 17 Juli 1939,

1 Desember 1938, 15 Desember

1939, 26 Januari 1940

Suryanegara, Ahmad Mansur, 2016, Api

S e j a r a h I I : M a h a k a r y a

Perjuangan Ulama dan Santri

Dalam Menegakkan Negara

VERLEDEN : Jurnal Kesejarahan, Vol. 13, No.2 Desember 2018

Page 11: Verleden isi Desember 2018 - journal.unair.ac.id filemerupakan proses menganalisis fakta guna mencari sebuah fakta sehingga ditemukan unsur-unsur dari sebuah fakta yang dianggap dapat

128

Kesatuan Republik Indonesia,

Bandung : Surya Dinasti

Titi Surti Nastiti, 2003, Pasar di Jawa

Masa Mataram Kuna Abad VIII-XI

Masehi, Bandung : PT. Kiblat

Buku Utama.

Verlag van den Toestand der Gementee

Soerabaia Gedurende Het Jaar

1929

William. H. Frederick, 1989, Pandangan

dan Gejolak : Masyarakat Kota

dan Lahirnya Revolusi Indonesia

(Surabaya 1926-1946), Jakarta :

Gramedia.