VARIABEL ANTESEDEN DAN KONSEKUENSI KOMITMEN …eprints.undip.ac.id/29471/1/Jurnal_PDF.pdf ·...
Transcript of VARIABEL ANTESEDEN DAN KONSEKUENSI KOMITMEN …eprints.undip.ac.id/29471/1/Jurnal_PDF.pdf ·...
VARIABEL ANTESEDEN DAN KONSEKUENSI KOMITMEN
ORGANISASIONAL AUDITOR
( Studi Empiris Pada Auditor Di Kantor Akuntan Publik Wilayah Semarang,
Solo, dan Yogyakarta)
Siska Kusumaningrum
Drs. H. Tahrir Hidayat, MM, Akt
ABSTRACT
This Study aims to examine antecedent factors, correlation and
consequence of auditor’s organizational commitment in Public Accounting. The
Research includes dimension of organizational commitment, affective commitment
and continuance commitment, and also sub dimension of continuance
commitment, high sacrifice commitment and low alternative commitment. Th
antecedents are experience and role ambiguity, and the consequences are job
satisfacion and turnover intention.
The sample is the auditors working in Public Accounting. The method of
data collection is survey method to 160 auditors in area Semarang, Solo, and
Yogyakarta.
The study uses AMOS 4.0 finds that experience positive correlation with
commitmen affective, high sacrifice and low alternatives. That’s means duration
auditors working in a institution secure how much emotional correlation auditors
againts which they work.
Keywords: Commitmen affective, commitment high sacrifice, commitment love
alternatives, experience.
PENDAHULUAN
Dampak dari lingkungan kerja pada sikap dan perilaku para karyawan
profesional telah lama menjadi perhatian para peneliti yang mempelajari tentang
akuntansi keperilakuan . Komitmen organisasi telah menjadi sebuah bahasan pada
berbagai sektor seperti sektor publik, pemerintahan, sector non-profit dan juga di
internasional. Penelitian terhadap komitmen organisasional telah melibatkan
banyak profesi seperti pendidikan, teologi, kesehatan, perhotelan, pekerja sosial
dan kedokteran (Boehman, 2006; Maxwell dan Steele, 2003; Savery dan Syme,
1996; Trimble, 2006 dalam Kalbers dan Cenker, 2007). Penelitian terdahulu
meneliti komitmen organisasional yang berfokus konsep komitmen itu sendiri,
tetapi dalam perkembangannya komitmen organisasional diteliti berdasarkan
beberapa pendekatan pengertian komitmen yaitu pendekatan sikap (attitudinal
approach), pendekatan perilaku (behavioral approach) dan pendekatan
multidimensi (the multidimensional approach).
Pendekatan sikap (attitudinal approach) yaitu komitmen menunjuk pada
permasalahan dan loyalitas, pendekatan perilaku (behavioral approach)
menitikberatkan pada pandangan bahwa investasi karyawan akan menyebabkan
karyawan tersebut terikat pada organisasi tersebut, dan pendekatan multidimensi
(the multidimensional approach) yaitu komitmen dipandang dalam berbagai
dimensi ataupun sumber.
Nur Indriyantoro ( 1994) dalam Nugraeni ( 2006) menyatakan bahwa
akuntan dipandang sebagai suatu profesi karena memiliki ciri- ciri berupa : 1)
membutuhkan dasar pengetahuan tertentu untuk dapat melaksanakan pekerjaan
profesi tersebut dengan baik ( common body of knowledge), 2) memiliki syarat-
syarat tertentu untuk menerima anggota ( standard of admittance), 3) mempunyai
kode etik dan aturan main ( code of ethic and rule of conduct), 4) memiliki standar
untuk menilai pekerjaannya ( standard of performance). Hal ini berarti dalam diri
seorang akuntan profesional terdapat suatu sistem nilai atau norma yang mengatur
perilaku dalam proses pelaksanaan tugasnya.
Lingkungan kerja profesional di perusahaan akuntan publik berbeda dari
lingkungan kerja profesional lain. Auditor dalam akuntansi publik tunduk pada
persyaratan lisensi, keluar masuknya jalur promosi, pemeliharaan signifikan
teknis pengetahuan, tekanan tenggat waktu, dan tuntutan klien. Di Indonesia,
lisensi sebagai Akuntan Publik Bersertifikat biasanya membutuhkan pengalaman
dalam waktu satu tahun di samping persyaratan lainnya yaitu pendidikan.
Perubahan lingkungan kerja profesional di Kantor Akuntan Publik
mempengaruhi komitmen organisasi suatu auditor profesional. Sebagaimana yang
telah dikemukakan oleh Kalbers dan Cenker (2007), dalam penelitiannya tentang
komitmen organisasional, perubahan ini meliputi perubahan pada profesi yang
menyangkut pada hubungan perubahan lingkungan dengan komitmen
organisasional di tempat kerja dan juga kepuasan kerja. Karyawan yang loyal
terhadap organisasi akan menunjukkan sikap dan perilaku yang positif terhadap
lembaganya, memiliki jiwa untuk tetap membela organisasinya, berusaha
meningkatkan prestasi, dan memiliki keyakinan yang pasti untuk membantu
mewujudkan tujuan organisasi. Seperti yang dikemukakan Angel dan Perry
(1981); Porter et. al. (1974) dalam Sumarno (2005), komitmen organisasi yang
kuat akan mendorong individu berusaha keras mencapai tujuan organisasi. Selain
itu, komitmen organisasi yang tinggi akan meningkatkan kinerja yang tinggi pula
Randall (1990) dalam Sumarno(2005). Komitmen auditor terhadap organisasinya
adalah kesetiaan auditor terhadap organisasinya, disamping loyalitas serta
keterlibatan diri auditor dalam mengambil berbagai keputusan. Oleh karenanya
komitmen akan menimbulkan rasa ikut memiliki (sense of belonging) bagi auditor
terhadap organisasi.
Penelitian ini berfokus pada dua dimensi komitmen organisasi yaitu
komitmen affective dan komitmen continuance, selain itu juga meneliti anteseden
penting, korelasi, dan konsekuensi bagi auditor yang bekerja pada Kantor
Akuntan Publik. Selain menguji dua dimensi komitmen organisasi, pada
penelitian ini juga menyelidiki dua sub-dimensi dari komitmen continuance yaitu
low alternatives dan high sacrifice yang baru-baru ini mulai diperkenalkan dalam
literatur akuntansi pada studi empiris yang dilakukan oleh Ketchand dan Strawser
(1998).
Penelitian ini merupakan hasil replikasi dari penelitian Kalbers dan Cenker
(2007) yang meneliti komitmen organisasional pada auditor yang meliputi faktor
anteseden yaitu pengalaman dan ambiguitas peran, korelasinya dan konsekuensi
komitmen organisasional yaitu kepuasan kerja dan keinginan berpindah. Pada
penelitian ini yang diuji adalah lingkungan kerja pada auditor yang bekerja di
Kantor Akuntan Publik di daerah Semarang, Solo, dan Yogyakarta.
TELAAH TEORI
Pengalaman
Beberapa penelitian terdahulu menyatakan bahwa adanya hubungan positif antara
pengalaman dan komitmen organisasional. Para peneliti biasanya mengukur
pengalaman berdasarkan lama bekerja dan juga jabatan kerjanya. Semakin lama
seseorang bekerja maka individu tersebut akan mempunyai komitmen affective
yang lebih tinggi dan memiliki kenyamanan kerja yang lebih tinggi juga. Fogarty
dalam Kalber dan Cenker (2007) menemukan bahwa masa
jabatan ( tenure) berhubungan positif dengan komitmen organisasional dengan
sampel auditor di Amerika Serikat. Viator (2001) dalam Kalber dan Cenker
(2007) menemukan bahwa hubungan positif antara tingkatan kerja dengan
komitmen affective . Ketchand dan Strawser (1998) meneliti bahwa komitmen
continuance dan sub dimensinya lebih berhubungan dengan pengalaman pada
akuntan senior dari pada akuntan junior. Sementara Viator (2001) dalam Kalber
dan Cenker (2007) menemukan bahwa hanya high sacrifice mempunyai hubungan
positif dengan pengalaman.
H11 : Pengalaman berhubungan positif dengan komitmen affective
H12 :Pengalaman berhubungan positif dengan komitmen high
sacrifice
H13 :Pengalaman berhubungan positif dengan komitmen low
alternatives
H14 : Pengalaman berpengaruh negatif dengan ambiguitas peran
Ambiguitas Peran
Ambiguitas peran sangat berkaitan dengan kejelasan informasi tentang wewenang
dan tanggung jawab seseorang. Ambiguitas peran juga berhubungan dengan
kurangnya keyakinan diri seseorang karena merasa bahwa mempunyai wewenang
dan tanggung jawab yang tidak jelas. Ambiguitas peran dalam sebuah organisasi
seharusnya menjadi tidak ada dan tugasnya semakin jelas ketika karyawan berada
di dalam organisasi lebih lama. Semakin lama dan berpengalaman seseorang
dalam organisasinya maka semakin banyak informasi yang diterima yang
mengakibatkan semakin jelas tugas dan wewenangnya. Dengan demikian,
diharapkan ambiguitas peran dan pengalaman, komitmen affective dan kepuasan
kerja berhubungan negatif. Beberapa penelitian terdahulu menyatakan bahwa
ambiguitas peran menunjukkan hubungan negatif dengan kepuasan kerja dan
mengurangi kepuasan kerja dan mengurangi kepuasan kerja (Gregson and
Wendell, 1994; Pasewark and Strawser, 1996; Rebele and Michaels, 1990;
Senatra, 1980; Viator, 2001; Netemeyer et al., 1995; Spector, 1997 dalam Kalbers
dan Cenker,2007).
H21 :Ambiguitas peran mempunyai hubungan negatif dengan
komitmen Affective
H22 :Ambiguitas peran mempunyai hubungan negatif dengan
kepuasan kerja
Sub Dimensi Komitmen Organisasional
Penelitian ini juga meneliti tentang hubungan korelasi antara sub dimensi
komitmen organisasional yaitu komitmen affective, komitmen high sacrifice, dan
komitmen low sacrifice. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa persepsi akan
kesempatan yang besar (ukuran untuk rendahnya komitmen low alternatives) dan
komitmen high sacrifice yang tinggi akan mendorong perasaan individu pada
komitmen Affective (McGee and Ford, 1987; Meyer et al., 1990,2002;
Stinglhamber et al.,2002 dalam Kalber dan Cenker 2007), sementara pada
penelitian Ketchand and Strawser (1998) menemukan hanya hubungan negatif
antara komitmen low alternatives dan komitmen affectives.
H3: Komitmen affective berhubungan negatif dengan keinginan
berpindah
H41 : Komitmen high sacrifice berpengaruh positif terhadap
kepuasan kerja
H42: Komitmen high sacrifice berhubungan positif dengan
komitmen Affective
H51: Komitmen low alternative berhubungan negatif dengan
komitmen affective
H52: Komitmen low alternative berhubungan positif dengan
komitmen high sacrifice
H53: Komitmen low alternatives berhubungan negatif dengan
kepuasan kerja
Kepuasan Kerja
Penelitian terhadap kepuasan kerja telah banyak dilakukan. Kepuasan kerja adalah
salah satu bentuk kenyamanan seseorang terhadap pekerjaan yang dilakukannya,
semakin tinggi kepuasan kerja seseorang maka tingkat kenyamanannya semakin
tinggi juga. Perdebatan tentang apakah kepuasan kerja merupakan anteseden,
korelasi atau konsekuensi dari komitmen affective masih terus diperdebatkan
(Kalbers dan Cenker, 2007). Secara konsisten ditemukan bahwa hubungan positif
antara kepuasan kerja dan komitmen affective dan hubungan negatif antara
kepuasan kerja dan komitmen continuance (Meyer et.al.,2002 dalam Kalbers dan
Cenker, 2007). Ketchand dan Strawser (1998) dalam Kalbers dan Cenker (2007)
menemukan hubungan negatif antara kepuasan kerja dan komitmen continuance
untuk akuntan dengan pengalaman kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan
akuntan dengan pengalaman kerja yang lebih rendah. Begitu juga dengan
penelitian Kalber dan Cenker (2007) yang menemukan hubungan positif antara
komitmen high sacrifice dan kepuasan kerja serta hubungan negatif antara
komitmen low alternatives dan kepuasan kerja.
Jika seseorang merasa nyaman dan puas bekerja di suatu tempat
dikarenakan kepuasan kerja, maka hal ini dapat mendorong komitmen affective.
Dan hal ini juga akan mendorong komitmen organisasi seseorang dengan
besarnya pengorbanannya dan komitmen organisasi akibat rendahnya alternatif
akan menurun, sehingga keinginan seseorang untuk berpindah akan semakin
rendah.
H61: Kepuasan kerja berhubungan positif dengan komitmen
affective
H62: Kepuasan kerja berhubungan negatif dengan keinginan
berpindah
Dari uraian di atas dapat digambarkan hipotesis berikut ini :
H3 (-)
H11
(+) H51 (-)
H12 (+) H42 (+)
H14 (-) (+) H61(+)
(-)
H21 (-) H41 (+) H62
H13 (+) H52 (+) H53 (-)
H22 (-)
METODE PENELITIAN
Populasi dan Pengambilan Sampel
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dataprimer (primary data). Data primer merupakan sumber data penelitian yangdiperoleh secara langsung dari sumber asli yaitu auditor yang bekerja di kantor
Pengalaman
AmbiguitasPeran
KomitmenAffective
KepuasanKerja
KomitmenHighSacrifice
KomitmenLow
AlternativesAlternatives
KeinginanBerpindah
akuntan publik. Data primer yang digunakan berupa data subjek (self report data)yang berupa opini dan karakteristik responden.
Penyebaran dan pengumpulan kuesioner dilakukan secara langsung olehpeneliti dengan cara mengantar langsung kuesioner ke KAP dan KJA diSemarang. Pada Wilayah Solo dan Yogyakarta penyebaran dilakukan dengan caramengirimkan melalui PT. POS Indonesia dan metode pengumpulan dengan caramengambil satu persatu kuisioner ke Kantor Akuntan Publik masing-masingwilayah. Pertanyaan kuesioner merupakan pertanyaan tertutup. Masing- masingkuesioner disertai dengan surat permohonan untuk mengisi kuesioner yangditujukan pada responden. Surat permohonan tersebut berisi identitas peneliti,maksud penelitian yang dilakukan dan jaminan kerahasiaan data penelitian.Pertanyaan berkaitan dengan data demografi responden serta opini atau tanggapanterhadap komitmen affective, komitmen low alternatives, komitmen high sacrifice, pengalaman, peran ambiguitas, dan kepuasan kerja dari para auditor yangbekerja pada KAP wilayah Semarang, Solo, dan Yogyakarta.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel eksogen
1. Pengalaman
Variabel exogen pada penelitian ini adalah pengalaman. Pengalaman diukur dari
masa jabatan (tenure), yaitu seberapa lama karyawan bekerja atau berada di
organisasi tersebut dan juga tingkatan kerja (job level) di organisasi tersebut.
Semakin lama auditor bekerja di kantor akuntan publik maka semakin semakin
berpengalaman auditor tersebut. Perhitungan ini menggunakan skala likert
maksimal menunjukkan angka 7 dan minimal menunjukkan angka 1.
Variabel Endogen
1. Komitmen affective
Komitmen affective sangat berhubungan dengan identifikasi seorang karyawan
dengan nilai-nilai perusahaan yang ada. Karyawan akan meneruskan pekerjaannya
jika identifikasi nilai-nilai perusahaan sama dengan nilai-nilai yang mereka anut.
Pengukuran komitmen Affective terdiri dari 6 indikator yang diambil dari Kalbers
dan Cenker (2007). Penilaian ini menggunakan 7 poin skala Likert dengan poin 1
(sangat tidak setuju) sampai poin 7 (sangat setuju). Responden cukup menjawab
dengan memilih angka 1 untuk sangat tidak setuju dan angka 7 untuk sangat
setuju.
2. Komitmen High sacrifice dan Komitmen Low alternatives
Komitmen high sacrifice adalah salah satu sub dimensi dari komitmen
continuance. High sacrifice berkaitan dengan pengorbanan yang tinggi sudah
diberikan kepada perusahaan dan berkorban bila seseorang meninggalkan
organisasi. Sedangkan komitmen low alternative adalah kesadaran seseorang
bahwa tidak adanya alternatif pekerjaan lainnya. Untuk 2 sub dimensi komitmen
continuance, indikator yang dipakai adalah indikator dari Kelbers dan Cenker
(2007). Pengukurannya meliputi 6 indikator penelitian. Pengukuran yang pertama
adalah 3 indikator untuk low alternative dan 3 indikator lainnya untuk high
sacrifice. Penilaian ini menggunakan 7 poin skala Likert dengan poin 1 (sangat
tidak setuju) samapai poin 7 (sangat setuju). Responden cukup menjawab dengan
memilih angka 1 untuk sangat tidak setuju dan angka 7 untuk sangat setuju.
3. Ambiguitas Peran
Ambiguitas peran merupakan keadaan seseorang yang tidak mengerti akan tugas
dan tanggungjawabnya. Indikator variabel ini didasarkan pada penbelitian
terdahulu yaitu terdiri dari 6 indikator dari Kalbers dan Cenker (2007). Penilaian
ini menggunakan 7 poin skala Likert dengan poin 1 (sangat tidak setuju) sampai
poin 7 (sangat setuju). Responden cukup menjawab dengan memilih angka 1
untuk sangat tidak setuju dan angka 7 untuk sangat setuju.
4. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah keadaan seseorang karyawan merasa senang dan
mengeluarkan emosi positif sewaktu kerja. Kepuasan kerja juga menunjukkan
bahwa seseorang tidak merasa ditekan dalam pekerjaannya. Indikator pengukuran
kepuasan kerja ini meliputi 7 indikator dari Kalbers dan Cenker (2007). Penilaian
ini menggunakan 7 poin skala Likert dengan poin 1 (sangat tidak setuju) sampai
poin 7 (sangat setuju). Responden cukup menjawab dengan memilih angka 1
untuk sangat tidak setuju dan 7 untuk sangat setuju.
5. Keinginan Berpindah
Variabel ini menunjukkan bahwa keinginan seseorang untuk meninggalkan atau
berpindah dari organisasi secara permanen. Indikator pengukuran untuk keinginan
berpindah diadaptasi dari Kalbers and Cenker (2007). Penilaian ini menggunakan
7 poin skala Likert dengan poin 1 ( sangat tidak setuju ) sampai poin 7 (sangat
setuju). Responden cukup menjawab dengan memilih angka 1 untuk sangat tidak
setuju dan angka 7 untuk sangat setuju.
Metode Pengumpulan Data
Penyebaran dan pengumpulan kuesioner dilakukan secara langsung oleh
peneliti dengan cara mengantar langsung kuesioner ke KAP dan KJA di
Semarang. Pada Wilayah Solo dan Yogyakarta penyebaran dilakukan dengan cara
mengirimkan melalui PT. POS Indonesia dan metode pengumpulan dengan cara
mengambil satu persatu kuisioner ke Kantor Akuntan Publik masing-masing
wilayah. Pertanyaan kuesioner merupakan pertanyaan tertutup. Masing- masing
kuesioner disertai dengan surat permohonan untuk mengisi kuesioner yang
ditujukan pada responden. Surat permohonan tersebut berisi identitas peneliti,
maksud penelitian yang dilakukan dan jaminan kerahasiaan data penelitian.
Pertanyaan berkaitan dengan data demografi responden serta opini atau tanggapan
terhadap komitmen affective, komitmen low alternatives, komitmen high sacrifice
, pengalaman, peran ambiguitas, dan kepuasan kerja dari para auditor yang
bekerja pada KAP wilayah Semarang, Solo, dan Yogyakarta.
Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini aplikasi AMOS akan digunakan untuk menyelesaikan
persamaan ini. Critical ratio yang akan dihasilkan dari aplikasi AMOS ini akan
digunakan untuk menginterpretasikan bagaimana variabel anteseden dan
konsekuensi mempengaruhi komitmen organisasional pada auditor yang bekerja
di kantor akuntan publik.
Berikut ini model persamaan regresinya :
AP = β1 Plm + z1
KL = β1 Plm +z2
KH = β1 Plm + β5 KL + z3
KB = β4KK + β6 KA + z6
KK = β2 AP + β3 KH + β5 KL + z5
KA = β1 Plm + β2 AP + β3 KH + β4 KK + β5 KL + z4
Keterangan :
P = Pengalaman
KA = Komitmen Affective
KH = Komitmen High sacrifice
KL = Komitmen Low alternatives
A = Ambiguitas Peran
KK = Kepuasan Kerja
KB = Keinginan Berpindah
HASIL DAN PEMBAHASAN
Demografi Responden
Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah auditor yang
bekerja di kantor akuntan publik wilayah Semarang, Solo, dan Yogyakarta. Untuk
memperoleh data ini dalam penelitian ini, maka 192 kuisioner disebar ke 15
kantor akuntan publik yang berada di wilayah Semarang, Solo, dan Yogyakarta
pada bulan Februari 2011. Waktu yang diperlukan untuk menyebar kuisioner ini
adalah 1 minggu, dan kemudian akan di ambil 4 minggu atau 1 bulan kemudian.
Khusus untuk wilayah Solo dan Yogyakarta, kuisioner disebar melalui PT Pos
Indonesia kemudian diambil satu persatu di kantor akuntan publik masing-masing
wilayah.
Tingkat pengembalian kuisioner sebesar 83,33 %, dihitung dari jumlah
kuisioner yang dapat digunakan (160) dibagi jumlah kuisioner yang disebar (192).
Terdiri dari 8 kantor akuntan publik yang berada di wilayah Semarang, 4 kantor
akuntan publik di solo, dan 3 kantor akuntan publik di Yogyakarta. Ringkasan
jumlah kuisioner yang disebar dan data responden sebagai berikut:
sebaran kuisioner yang diterima oleh responden. Kuisioner disebar di 15 kantor
akuntan publik wilayah Solo, Semarang dan Yogyakarta dengan total jumlah
auditor sebanyak 228 auditor. Sedangkan kuisioner yang disebar sebanyak 192
kuisioner. Kuisioner yang kembali dan dapat digunakan oleh peneliti sebanyak
160 kuisioner dengan tingkat partisipasi dalam mengisi kuisioner berbeda- beda
antara kantor akuntan dengan yang lainnya. Tingkat partisipasi di dapat dari
jumlah kuisioner yang kembali (160) dibagi dengan jumlah kuisioner yang disebar
(192) sehingga tingkat partisipasi keseluruhan kantor akuntan publik sebesar
83,33%. Tingkat partisipasi responden terhadap kuisioner terendah yaitu pada
kantor akuntan publik Bayudi Watu & Rekan, dan Benny Gunawan dengan
tingkat partisipasi 67%. Ini menandakan bahwa auditor yang bekerja pada kantor
akuntan tersebut kurang terhadap kuisioner yang disebar.
Persentase jenis kelamin auditor yang bekerja di kantor akuntan publik
wilayah Semarang, Solo, dan Yogyakarta. Persentase tertinggi yaitu auditor
dengan jenis kelamin lelaki dengan persentase 56,25% dan persentase auditor
berjenis kelamin wanita sebesar 43,75%. Ini menunjukkan bahwa auditor berjenis
kelamin lelaki lebih mendominasi daripada wanita.
Jabatan/pangkat terkecil yaitu supervisor dengan sebanyak 3 orang
(1,88%) dan paling banyak adalah jabatan/pangkat auditor senior yang
mempunyai persentase sebesar 55,63% dengan jumlah auditor sebanyak 89 orang.
Dari tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa jumlah auditor senior mendominasi
kantor akuntan publik wilayah Semarang, Solo, dan Yogyakarta. Persentase
didapat dari jabatan/pangkat responden pada masing-masing kategori dibagi
dengan jumlah auditor keseluruhan.
Statistik Deskriptif
Statistik diskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran pendapat
responden pada penelitian ini terhadap variabel penelitian itu sendiri. standar
deviasi digunakan untuk membandingkan penyebaran atau penyimpangan data
dua kelompok atau lebih. Apabila standar deviasi suatu data tersebut kecil maka
hal tersebut menunjukkan data-data tersebut berkumpul disekitar rata-rata
hitungnya, dan jika standar deviasinya besar hal tersebut menunjukkan
penyebaran yang besar dari nilai rata-rata hitungnya. Berikut ini statistik
deskriptif terhadap variabel dalam penelitian ini.
Tabel 1.1Deskripsi Variabel Penelitian
VariabelTeoristis Aktual Standar
KeteranganMin Max
Rata-Rata Min Max
Rata-Rata Deviasi
Pengalaman 2 14 8 3 4 6,67 1,99 SedangAmbiguitas Peran 6 42 24 15 41 27,68 6,347 SedangKepuasan Kerja 7 49 28 15 47 32,07 7,479 SedangKeinginanBerpindah 4 28 16 10 19 14,11 2,052 SedangKomitmen Affective 6 42 24 14 40 27,16 6,803 SedangKomitmen HighSacrifice 3 21 12 6 21 13,97 3,839 SedangKomitmen LowAlternative 3 21 12 6 21 16,11 3,558 Tinggi
Uji Validitas dan Reliabilitas
Hasil pengujian validitas penelitian menggunakan analisis terhadap
Standardized Regression Weights. Dari tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai
standardized loading factor semua konstruk berada ˃ 0,5 sehingga data telah
memenuhi asumsi validitas. Standardized loading factor terkecil dimiliki oleh
komitmen low alternative dengan konstruk x31 sebesar 0,639, jika standardized
loading factor terkecil memenuhi batas minimum, begitu pula dangan konstruk
yang lain. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa data adalah valid yang
artinya setiap alat ukur sudah dapat mengukur variabel atau konstruk dengan baik.
Uji Reliabilitas dengan menggunakan reliabilitas construct dapat
diketahui bahwa nilai cronbach alpha yang paling kecil dimiliki oleh variabel
komitmen high sacrifice sebesar 0,740 yang mana batas minimum cronbach
alpha > 0,7. Sehingga variabel lain memenuhi persyaratan uji reliabilitas, dengan
demikian dapat dinyatakan bahwa data adalah reliable.
Uji reliabilitas dengan menggunakan varians extracted dapat diketahui
bahwa nilai cronbach alpha yang paling kecil dimiliki oleh variabel komitmen
high sacrifice sebesar 0,589 yang mana batas minimum cronbach alpha > 0,5.
Sehingga variabel lain memenuhi persyaratan uji reliabilitas, dengan demikian
dapat dinyatakan bahwa data adalah reliable.
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan persamaan struktural atau
Structural Equation Model (SEM). Penggunaan SEM pada penelitian ini karena
hipotesis penelitian ini dikembangkan dengan model kompleks (integrated
model). Disamping itu pertimbangan penggunaan SEM adalah SEM merupakan
gabungan dari dua metode statistik yang terpisah, yaitu analisis faktor yang
dikembangkan di ilmu psikologi dan psikometri serta model persamaan simultan
yang dikembangkan di ekonometri (Ghozali, 2008). SEM juga telah banyak
digunakan secara luas pada literatur ilmu sosial (Bentler dan Dudgeon, 1996
dalam Kalbers dan Cenker, 2007) dan juga pada penelitian akuntansi (Gregson,
1992; Kalbers dan Fogarty, 1995; Pozanski dan Bline, 1997 dalam Kalbers dan
Cenker, 2007). Analisis data menggunakan Analysis of Moment Structure
(AMOS) untuk menguji hipotesisnya.
Hasil uji Chi-Squares menunjukkan nilai 500,986 dengan
probabilitas p= 0,000 hal ini dapat diartikan bahwa model tidak fit. Kriteria fit
lainnya seperti GFI,AGFI,TLI dan RMSEA juga memberikan nilai yang tidak fit.
Untuk itu perlu dilihat nilai convergent validity dari indikator-indikator
pembentuk konstruk laten yang ada pada lampiran D. Pertama yang dilihat adalah
nilai signifikansi dari loading factor ternyata ada yang jauh diatas atau dibawah
0,05 yaitu x23, x28, x11, x 4, dan x5 maka indikator tersebut harus di drop dari
model. Kedua melihat nilai standardized loading factor apakah ada nilai yang
berada dibawah 0,50. Nilai loading factor di bawah 0,50 kita drop dari analisis
karena dianggap tidak valid mengukur konstruk latennya.
Tabel 1.2Tabel Hasil Belum Fit
Goodness offitness Cutt off value Hasil Uji Keterangan
Chi Square diharapkan kecil 500,986 JelekProbability ≥ 0,05 0,000 Jelek
Cmin/df ≤ 2,00 1,672 BaikGfi ≥ 0,90 0,435 JelekAgfi ≥ 0,90 0,234 JelekTli ≥ 0,95 0,334 JelekCfi ≥ 0,94 0,896 Margin
Rmsea ≤ 0,08 0,123 Jelek
Hasil penelitian dapat dilhat pada tabel 4.11 yang menunjukkan bahwa hasil uji
Chi Square yang diharapkan kecil menunjukkan nilai 500,986 sehingga model dapat
dikatakan jelek. Probability digunakan untuk menguji tingkat signifikan model
menunjukkan angka 0,021 yang mana kriteria yang baik adalah ≥ 0,05, sehingga
model ini tidak dapat diterima. Cmin/df menunjukkan nilai yang baik apabila ≤ 2,00
dan setelah diuji menghasilkan angka 1,672 sehingga model diterima. Gfi yaitu ukuran
statistik yang diterima apabila ≥ 0,90 dan setelah diuji menunjukkan angka 0,435
sehingga model tidak diterima. Agfi atau adjusted goodness of fit adalah nilai gfi yang
disesuaikan dengan derajat kebebasan untuk full model, nilai rekomendasi untuk agfi
adalah ≥0,90 dan hasil uji menunjukkan angka 0,234 sehingga model tidak dapat
diterima. Nilai rekomendasi dari tli adalah ≥0,95 dan hasil uji adalah 0,334 model
tidak mendekati angka persyaratan. Cfi yang baik apabila nilai menunjukkan angka
≥0,94 dan hasil uji menghasilkan angka 0,896 sehingga model memberikan keterangan
margin karna mendekati cut off. Yang terakhir ialah Rmsea diterima apabila
menunjukkan nilai ≤0,08 dan hasil uji menghasilkan nilai sebesar 0,123 sehingga
model tidak dapat diterima.
Model kita re-estimasi kembali sampai model menunjukkan kriteria yang
fit sehingga model dapat direrima dan dapat dianalisis dengan menggunakan
gambar full model structural. Model persamaan struktural ini telah memenuhi
kriteria model fit yaitu menunjukkan chi-squares = 208.784 dengan probabilitas
p=0.102. Begitu juga dengan nilai kriteria lain seperti GFI=0.917; AGFI=0.902;
TLI=0.941 yang nilainya diatas 0.90 dan juga nilai RMSEA=0.079 jauh dibawah
kriteria yang disyaratkan kurang dari 0.08. Maka dapat disimpulkan bahwa model
persamaan struktural adalah fit.
Tabel 1.3Hasil Uji Fit Model
Goodness offitness Cutt off value Hasil Uji Keterangan
Chi Square diharapkan kecil 208,708 BaikProbability ≥ 0,05 0,102 Baik
Cmin/df ≤ 2,00 0,184 BaikGfi ≥ 0,90 0,917 BaikAgfi ≥ 0,90 0,902 BaikTli ≥ 0,95 0,941 BaikCfi ≥ 0,94 0,940 Baik
Rmsea ≤ 0,08 0,079 Baik
Dalam AMOS akan digunakan indikator dari nilai Critical Ratio (C.R)
pada Regression Weight untuk menguji signifikansi dengan batas minimum secara
absolute 1.96 pada tingkat signifikansi 0.05 dapat diikhtisarkan dalam tabel 1.4
berikut ini.
Tabel 1.4
Hasil Analisis Regresi
IndikatorCriticalRatio
Regression Weight
Komitmen Affective <----- Pengalaman (H11) 3.562 0.387Komitmen High Sacrifice <----- Pengalaman (H12) 2.493 0.414Komitmen Low Alternative <----- Pengalaman (H13) 2.457 0.213Ambiguitas Peran <----- Pengalaman (H14) -2.434 -0,473Komitmen Affective <----- Ambiguitas Peran (H21) -3.369 -0,273Kepuasan Kerja <----- Ambiguitas Peran (H22) -4.769 -0,323Keinginan Berpindah <----- Komitmen Affective (H3) 2.818 0.282Kepuasan Kerja <----- Komitmen High Sacrifice (H41) 3.989 0.333Komitmen Affective <----- Komitmen High Sacrifice (H42) 3.459 0.403Komitmen Affective <----- Komitmen Low Alternative (H51) 3.247 0.182Komitmen High Sacrifice <-- Komitmen Low aternative(H52) 3.596 0.483Kepuasan Kerja <----- Komitmen Low Laternative (H53) 3.969 0.221Komitmen Affective < -------- Kepuasan Kerja (H61) 2.464 0.193Keinginan Berpindah <----- Kepuasan Kerja (H62) 3.427 0.371
Hubungan Pengalaman Terhadap Komitmen Affective
Pengalaman menunjukkan bahwa sudah berapa lama seorang auditor berkerja
pada suatu organisasi. Dari hasil output pada tabel 1.2 jelas terlihat bahwa
pengalaman dipengaruhi oleh komitmen affective dengan nilai koefisien
standardized sebesar 0.387 dan signifikan pada 0.05 . Hipotesis 11 menyatakan
bahwa pengalaman mempunyai pengaruh secara langsung yang positif terhadap
komitmen affective. Dari hasil analisis diperoleh bahwa besarnya critical ratio
pada regretion weight antara pengalaman dengan komitmen affective sebesar
3,562 lebih dari 1,96 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
antara pengalaman dan komitmen affective. Dengan demikian hipotesis 11
diterima karena dapat mendukung hipotesis alternatif yang menyatakan ada
pengaruh positif dan signifikan dari variabel pengalaman terhadap variabel
komitmen affective.
Hubungan Pengalaman Terhadap Komitmen High Sacrifice
Komitmen high sacrifice adalah komitmen yang ada dalam diri seseorang
dikarenakan adanya pertimbangan bahwa seseorang sudah memberikan
pengorbanan terhadap institusinya. Dari hasil output pada tabel 1.2 jelas terlihat
bahwa pengalaman dipengaruhi oleh komitmen high sacrifice dengan nilai
koefisien standardized sebesar 0.414 dan signifikan pada 0.05 . Hipotesis 12
menyatakan bahwa pengalaman mempunyai pengaruh secara langsung yang
positif terhadap komitmen high sacrifice. Dari hasil analisis diperoleh bahwa
besarnya critical ratio pada regretion weight antara pengalaman dengan
komitmen high sacrifice sebesar 2,493 lebih dari 1,96 menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara pengalaman dan komitmen affective.
Dengan demikian hipotesis 12 diterima karena dapat mendukung hipotesis
alternatif yang menyatakan ada pengaruh positif dan signifikan dari variabel
pengalaman terhadap variabel komitmen high sacrifice.
Hubungan Pengalaman Terhadap Komitmen Low Alternatives
Komitmen low alternatives merupakan komitmen yang timbul dikarenakan
seseorang mendapatkan hal yang lebih baik dari segi biaya. Hipotesis 13
membahas tentang hubungan antara pengalaman dengan komitmen low
alternatives. Dari hasil output pada tabel 1.2 jelas terlihat bahwa pengalaman
dipengaruhi oleh komitmen low alternative dengan nilai koefisien standardized
sebesar 0.213 dan signifikan pada 0.05 . Hipotesis 13 menyatakan bahwa
pengalaman mempunyai pengaruh secara langsung yang positif terhadap
komitmen . Dari hasil analisis diperoleh bahwa besarnya critical ratio pada
regretion weight antara pengalaman dengan komitmen low alternative sebesar
2,457 lebih dari 1,96 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
antara pengalaman dan komitmen low alternative. Dengan demikian hipotesis 13
diterima karena dapat mendukung hipotesis alternatif yang menyatakan ada
pengaruh positif dan signifikan dari variabel pengalaman terhadap variabel
komitmen low alternative.
Hubungan Pengalaman Terhadap Ambiguitas Peran
Hipotesis 14 tentang hubungan pengalaman terhadap ambiguitas peran diterima
dalam penelitian ini. Dari hasil output pada tabel 1.2 jelas terlihat bahwa
pengalaman dipengaruhi oleh ambiguitas peran dengan nilai koefisien
standardized sebesar -0.473. Hipotesis 14 menyatakan bahwa pengalaman
mempunyai pengaruh secara langsung tetapi berkebalikan terhadap ambiguitas
peran. Dari hasil analisis diperoleh bahwa besarnya critical ratio pada regretion
weight antara pengalaman dengan komitmen affective sebesar -2.434 jauh
dibawah 1,96 menunjukkan dapat membuktikan adanya pengaruh antara
pengalaman dan komitmen affective. Dengan demikian hipotesis 14 diterima
karena dapat mendukung hipotesis alternatif yang menyatakan ada pengaruh
negatif dan signifikan dari variabel pengalaman terhadap variabel ambiguitas
peran.
Hubungan Ambiguitas Peran Terhadap Komitmen Affective
Ambiguitas peran terjadi ketika seseorang tidak mengerti wewenang dan tugas
yang dilaksanakan dalam sebuah institusi. Dari hasil output pada tabel 1.2 jelas
terlihat bahwa ambiguitas peran dipengaruhi oleh komitmen affective dengan nilai
koefisien standardized sebesar -0.273. Hipotesis 21 menyatakan bahwa
pengalaman mempunyai pengaruh secara langsung tetapi berkebalikan terhadap
komitmen affective. Dari hasil analisis diperoleh bahwa besarnya critical ratio
pada regretion weight antara pengalaman dengan komitmen affective sebesar -
3,362 jauh dibawah 1,96 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
antara pengalaman dan komitmen affective. Dengan demikian hipotesis 21
diterima karena dapat mendukung hipotesis alternatif yang menyatakan ada
pengaruh negatif dan signifikan dari variabel ambiguitas peran terhadap variabel
komitmen affective.
Hubungan Ambiguitas Peran Terhadap Kepuasan Kerja
Hipotesis 22 ini diterima yaitu ambiguitas peran berhubungan negatif dan
signifikan dengan kepuasan kerja pada auditor. Dari hasil output pada tabel 1.2
jelas terlihat bahwa ambiguitas peran berhubungan negatif oleh kepuasan kerja
dengan nilai koefisien standardized sebesar -0.323. Hipotesis 22 menyatakan
bahwa ambiguitas peran tidak mempunyai pengaruh secara langsung dan
berhubungan terbalik terhadap kepuasan kerja. Dari hasil analisis diperoleh bahwa
besarnya critical ratio pada regretion weight antara ambiguitas peran dengan
kepuasan kerja sebesar -4,769 jauh dibawah 1,96 menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara ambiguitas peran dan kepuasan kerja. Dengan
demikian hipotesis 22 diterima karena dapat mendukung hipotesis alternatif yang
menyatakan ada pengaruh negatif dan signifikan dari variabel ambiguitas peran
terhadap variabel kepuasan kerja.
Hubungan Komitmen Affective Terhadap Keinginan Berpindah
Dari hasil output pada tabel 1.2 jelas terlihat bahwa komitmen affective
dipengaruhi oleh keinginan berpindah dengan nilai koefisien standardized sebesar
0.282 dan signifikan pada 0.05 . Hipotesis 3 menyatakan bahwa komitmen
affective mempunyai pengaruh secara langsung yang positif terhadap keinginan
berpindah. Dari hasil analisis diperoleh bahwa besarnya critical ratio pada
regretion weight antara komitmen affective dengan keinginan berpindah sebesar
2,818 lebih dari 1,96 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
antara komitmen affective dan keinginan berpindah. Dengan demikian hipotesis 3
ditola karena tidak dapat mendukung hipotesis alternatif yang menyatakan ada
pengaruh negatif dan signifikan dari variabel komitmen affective terhadap variabel
keinginan berpindah.
Hubungan Komitmen High Sacrifice terhadap Kepuasan Kerja
Hipotesis 41 diterima dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa kepuasan
kerja seorang auditor dalam bekerja dapat diukur dari komitmen high sacrifice.
Komitmen high sacrifice merupakan komitmen yang dimiliki oleh seseorang pada
sebuah organisasi dikarenakan individu tersebut sudah memberikan pengorbanan
yang cukup banyak untuk organisasi tersebut. Dari hasil output pada tabel 1.2
jelas terlihat bahwa komitmen high sacrifice dipengaruhi oleh kepuasan kerja
dengan nilai koefisien standardized sebesar 0.333 dan signifikan pada 0.05 .
Hipotesis 41 menyatakan bahwa kepuasan kerja mempunyai pengaruh secara
langsung yang positif terhadap komitmen affective. Dari hasil analisis diperoleh
bahwa besarnya critical ratio pada regretion weight antara kepuasan kerja dengan
komitmen affective sebesar 3,989 lebih dari 1,96 menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara pengalaman dan komitmen affective. Dengan
demikian hipotesis 41 diterima karena dapat mendukung hipotesis alternatif yang
menyatakan ada pengaruh positif dan signifikan dari variabel kepuasan kerja
terhadap variabel komitmen affective.
Hubungan Komitmen High Sacrifice Terhadap Komitmen Affective
Dari hasil output pada tabel 1.2 jelas terlihat bahwa komitmen high sacrifice
dipengaruhi oleh komitmen affective dengan nilai koefisien standardized sebesar
0.403 dan signifikan pada 0.05 . Hipotesis 42 menyatakan bahwa komitmen high
sacrifice mempunyai pengaruh secara langsung yang positif terhadap komitmen
affective. Dari hasil analisis diperoleh bahwa besarnya critical ratio pada
regretion weight antara komitmen high sacrifice dengan komitmen affective
sebesar 3,459 lebih dari 1,96 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara pengalaman dan komitmen affective. Dengan demikian hipotesis
42 diterima karena dapat mendukung hipotesis alternatif yang menyatakan ada
pengaruh positif dan signifikan dari variabel komitmen low alternative terhadap
variabel komitmen affective.
Hubungan Komitmen Low alternatives Terhadap Komitmen Affective
Dari hasil output pada tabel 1.2 jelas terlihat bahwa komitmen low alternative
dipengaruhi oleh komitmen affective dengan nilai koefisien standardized sebesar
0.182 dan signifikan pada 0.05 . Hipotesis 62 menyatakan bahwa kepuasan kerja
mempunyai pengaruh secara langsung yang positif terhadap komitmen affective.
Dari hasil analisis diperoleh bahwa besarnya critical ratio pada regretion weight
antara kepuasan kerja dengan komitmen affective sebesar 3,247 lebih dari 1,96
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara komitmen low
alternative dan komitmen affective. Dengan demikian hipotesis 62 diterima karena
dapat mendukung hipotesis alternatif yang menyatakan ada pengaruh positif dan
signifikan dari variabel komitmen low alternative terhadap variabel komitmen
affective
Hubungan Komitmen Low Alternatives Terhadap Komitmen High Sacrifice
Dari hasil output pada tabel 1.2 jelas terlihat bahwa komitmen low alternative
dipengaruhi oleh komitmen high sacrifice dengan nilai koefisien standardized
sebesar 0.221 dan signifikan pada 0.05 . Hipotesis 52 menyatakan bahwa
komitmen low alternative mempunyai pengaruh secara langsung yang positif
terhadap komitmen high sacrifice. Dari hasil analisis diperoleh bahwa besarnya
critical ratio pada regretion weight antara komitmen low alternative dengan
komitmen high sacrifice sebesar 3,69 lebih dari 1,96 menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara pengalaman dan komitmen affective. Dengan
demikian hipotesis 52 diterima karena dapat mendukung hipotesis alternatif yang
menyatakan ada pengaruh positif dan signifikan dari variabel komitmen low
alternative terhadap variabel komitmen high sacrifice.
Hubungan Komitmen Low Alternatives Terhadap Kepuasan Kerja
Dari hasil output pada tabel 1.2 jelas terlihat bahwa komitmen low laternative
dipengaruhi oleh kepuasan kerja dengan nilai koefisien standardized sebesar
0.483 dan signifikan pada 0.05 . Hipotesis 53 menyatakan bahwa komitmen low
alternative mempunyai pengaruh secara langsung yang positif terhadap kepuasan
kerja. Dari hasil analisis diperoleh bahwa besarnya critical ratio pada regretion
weight antara komitmen low alternative dengan kepuasan kerja sebesar 3,569
lebih dari 1,96 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
komitmen low alternative dan kepuasan kerja. Dengan demikian hipotesis 53
ditolak karena tidak dapat mendukung hipotesis alternatif yang menyatakan ada
pengaruh negatif dan signifikan dari variabel low alternative terhadap variabel
kepuasan kerja.
Hubungan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Affective
Kepuasan kerja digambarkan dalam suatu sikap seseorang yang merasa aman dan
bahagia dengan pekerjaan yang dilakukan. Pada penelitian hipotesis 61 yang
menyatakan hubungan kepuasan kerja terhadap komitmen affective diterima. Dari
hasil output pada tabel 1.2 jelas terlihat bahwa kepuasan kerja dipengaruhi oleh
komitmen affective dengan nilai koefisien standardized sebesar 0.193 dan
signifikan pada 0.05 . Hipotesis 51 menyatakan bahwa kepuasan kerja mempunyai
pengaruh secara langsung yang positif terhadap komitmen affective. Dari hasil
analisis diperoleh bahwa besarnya critical ratio pada regretion weight antara
kepuasan kerja dengan komitmen affective sebesar 2,464 lebih dari 1,96
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pengalaman dan
komitmen affective. Dengan demikian hipotesis 61 diterima karena dapat
mendukung hipotesis alternatif yang menyatakan ada pengaruh positif dan
signifikan dari variabel kepuasan kerja terhadap variabel komitmen affective.
Hubungan Kepuasan Kerja Terhadap Keinginan Berpindah
Dari hasil output pada tabel 1.2 jelas terlihat bahwa kepuasan kerja dipengaruhi
oleh keinginan berpindah dengan nilai koefisien standardized sebesar 0.371 dan
signifikan pada 0.05 . Hipotesis 62 menyatakan bahwa kepuasan kerja mempunyai
pengaruh secara langsung yang positif terhadap keinginan berpindah. Dari hasil
analisis diperoleh bahwa besarnya critical ratio pada regretion weight antara
kepuasan kerja dengan keinginan berpindah sebesar 3,427 lebih dari 1,96
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kepuasan kerja dan
keinginan berpindah. Dengan demikian hipotesis 62 ditolak karena tidak dapat
mendukung hipotesis alternatif yang menyatakan ada pengaruh negatif dan
signifikan dari variabel kepuasan kerja terhadap variabel keinginan berpindah.
SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
Dari hasil perhitungan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
Pengalaman berhubungan positif dengan komitmen affective, komitmen high
sacrifice dan komitmen low alternative. Ketika hubungan pengalaman dengan
ambiguitas peran adalah negatif. Ambiguitas peran mempunyai hubungan negatif
dengan komitmen affective dan kepuasan kerja. Kepuasan kerja berhubungan
positif dengan komitmen affective dan keinginan berpindah. Komitmen affective
berhubungan positif keinginan berpindah. Komitmen high sacrifice berhubungan
positif dengan kepuasan kerja dan komitmen affective. Komitmen low alternatives
berhubungan positif dengan kepuasan kerja dan komitmen affective dan
komitmen high sacrifice.
Penelitian ini juga mempunyai keterbatasan yaitu. Ada kelemahan dalam proses
menentukan tingkat/jabatan auditor yang masuk dalam variabel pengalaman. Karena
jabatan seorang auditor tidak bisa menetukan berpengalaman atau tidaknya seorang
auditor. Semakin tinggi jabatan belum tentu menjamin semakin berpengalamannya
seorang auditor. Sampel pada penelitian ini hnya auditor yang bekerja pada kantor
akuntan publik, sehingga tidak bisa mewakili macam-macam auditor yang ada di
Indonesia seperti auditor pemerintahan dan auditor internal perusahaan.
Saran untuk penelitian selanjutnya ialah dengan menghilangkan pengukuran
tingkat/jabatan auditor karena tidak dapat diukur dengan menggunakan skala
likert dan dapat mempengaruhi hasil penelitian. Memperluas sampel auditor
dengan cara meneliti jenis auditor yang lainnya seperti auditor yang bekerja di
pemerintahan dan auditor internal yang bekerja di perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Abelson, M.A.1987. Examination of Avoidable and Unvodaible Turnover. Journal
of Applied Psychology, 72:382-386.
Alderfer, C. 1972. “ Work And Motivation”. Wiley International : New York.
Amilin, Dewi, Rosita. 2008. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kepuasan
Kerja Akuntan Publik dengan Role Stress sebagai Variabel Moderating.
JAAI Vol. 12 No.1
Bagus, Sinhu. 2010.”Komitmen Organisasional.”Forum: All about Theory,h.n.p,
http://all-about-theory.blogspot.com/2010/03/komitmen-organisasional.html
. Diakses tanggal 30 Januari 2010.
Cahyono, Dwi. 2002 “ Pengaruh Jabatan Orgnisasional dan Konflik Peran
terhadap Hubungan Kepuasan Kerja dengan Komitmen Organisasional (
Studi Empiris Kantor Akuntan Publik)”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia
Vol 5 No.3, hal 341-369.
Cahyono, Dwi.2008.”Persepsi Ketidakpastian Lingkunagn Ambiguitas Peran Dan
Konflik Peran Sebagai Mediasi Antara Program Mentoring Dengan
Kepuasan Kerja, Prestasi Kerja Dan Niat Ingin Pindah”. Disertasi tidak
dipublikasikan. Program Studi Doktor Ilmu Ekonomi, Universitas
Diponegoro
Eduarde, Jantje.2005. “Analisis Variabel- variabel Anteseden Dan Konsekuensi
Organisasional- Profesional Conflict Akuntan Di KAP dan Industri”.
Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Universitas Pattimura Ambon. Vol.8.
No.2.
Ghozali, Imam. 2008. “Structural Equation Modeling : Teori, Konsep dan
Aplikasi dengan program AMOS 16.0”. Semarang : Badan Penerbit
Universitas Diponegoro
Gibbo. 2010. “Teori Motivasi Herzberg dan Mc. Clelland.”Forum: Teori dan
Referensi Penelitian,h.n.p, http://teorionline.wordpress.com/2010/01/25/
teori-motivasi-herzberg-dan-mcclelland/. Diakses tanggal 22 Februari
2011.
Hani Handoko. T. 1984. “Manajemen Produksi dan Operasi”. Yogyakarta: BPFE.
Indriantoro, Nur & Supomo, Bambang. (1994).”Metodologi Penelitian Bisnis
untuk Akuntansi dan Manajemen”. Edisi pertama. Yogyakarta: BPFE.
Joiner, Therese A. Dan Steve Bakalis. 2006.”The Antecedents of Organizational
Commitment: The Case of Australian Casual Academics”, International
Journal of Educational Management. Vol. 20 No. 6, pp. 439-452
Kalbers, Lawrence P. Dan William J. Cenker. 2007. “Organizational Commitment
and Auditors in Public Auditors in Public Accounting”. Managerial
Auditing Journal. Vol. 22 No.4 h. 354-375
Public Auditors in Public Accounting”. Managerial Auditing Journal. Vol. 22
No.4 h. 354-357
Luthan, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Penerbit Andi
Nugraheni, E. 2006 “ Profesi Akuntan Menuntut Profesionalisme, Netralitas, dan
Kejujuran”. Yogyakarta: Aneka Ilmu.
Robbins, Stephen P. And Timothy A. Judge. 2007, Perilaku Organisasi. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat
Setiawati, D. Dan Zulkaida, A. 2007. “ Perbedaan Komitmen Kerja Berdasarkan
Orientasi Peran Gender pada Karyawan Di Bidang Kerja Non Tradisional.
Jurnal PESAT. Vol 2, hal 71-77.
Setyawan, Ivan Aries dan Imam Ghozali. 2006. Akuntansi Keperilakuan : Konsep
dan Kajian Empiris Perilaku Akuntan. Semarang : Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Stallworth, Lynn H. 2004. “Mentoring, Organizational Commitment and Intention
to Leave Public Accounting” Managerial Auditing Journal, Vol. 18, No.
5, h. 405-418
Sumarno, J. (2005).” Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan
terhadap Hubungan antara Partisipasi anggaran dan Kinerja Manajerial”.
Simposium Nasional Akuntansi. VII Solo, 15-16 September 2005.
Testa, M.R. (2001), “Organizational commitment, job satisfaction, and effort in
the service environment”, The Journal of Psychology, Vol. 135 No. 2, pp.
226-36.
Trimble, Douglas E. 2006.”Organizational Commitment, Job Satisfaction, and
Turnover Intention of Missionaries.” Journal of Psychology and Theology,
Vol. 34, No. 4, h. 349-360
Trisnaningsih. 2003. “Pengaruh Motivasi terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi
Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi”. Jurnal Akuntansi
Universitas Tarumanegara. Halaman: 34-53
Utami, Christina Whidya.(2006).”Manajemen Ritel: Strategi Dan Implementasi
Ritel Modern”. Jakarta: Salemba Empat.
Viator, R.E. (2001), “The relevance of transformational leadership to
nontraditional accounting services: information systems assurance and
business consulting”, Journal of Information Systems, Vol. 15 No. 2, pp.
99-125.