USAHA-USAHA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...

16
Vol. II No. 03 Pebruari 2019 301 USAHA-USAHA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGEMBANGKAN KESADARAN SISWA UNTUK BERBUSANA MUSLIMAH Yusup Ridwan Program Studi Pendidikan Agama Islam STAI Yamisa Soreang [email protected] ABSTRACT This research is to identify the efforts of Islamic Religious Education Teachers in Developing Student Awareness for Muslim dress. Expressing descriptive research methodology or method. Descriptive is focused on solving problems that exist in the present, descriptive methods are more general terms that include technical descriptive "The author proposes this method, because the problem being studied is a problem that occurs in the present. Collection of data through: observation; questionnaire; Interview; and survey book. The results of the study show that: the efforts of PAI teachers, in developing student awareness in Muslim dress, are quite good. This can be seen from the reality of students' awareness in dressing Muslim women in Madrasah Tsanawiyah in Garut quite enthusiastically, it was proven that the results of the analysis obtained chi square results of 16.64. if compared with chi squared count and chi squared table then the result is 3.8. thus it can be said that variable X has an effect on variable Y. or in other words it can be said that in education subjects Islamic teachings in Madrsahah Tsanawiyah in Garut have a significant influence for those who wear Muslim clothing. While the configuration coefficient produced from the calculation is 0.54. if this calculation is correlated, then 0.54 indicates a significant realization or role. Keywords: Education, Muslim Clothing, Teachers, Behavior. PENDAHULUAN Pendidikan agama islam tidak hanaya berusaha untuk mencerdaskan anak didik terhadap pengetahuan keagamaan semata-mata, menjadi taat dan patuh di dalam menjalankan agama islam. Karena pendidikan agama islam mempunyai perasaan yang sangat tinggi di dalam menanamkan nilai-nilai ajaran agama islam di kalangan anak didik dan kalangan masyarakat umumnya. Menurut M Ngalim Purwanto ( 2001 : 11 ) bahwa pendidikan juga dapat dikatakan sebagai suatu usaha orag dwasa dalam pergaulannya dengan anak-anak memimpin perkembanagan jasmani dan rohani kea rah kedewasaan. Uraian diatas sesuai dengan tujuan umum dari pendidikan Nasional (UUSPN No 2 Tahun 2004 )sebagai berikut : Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya,

Transcript of USAHA-USAHA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...

Page 1: USAHA-USAHA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...

Vol. II No. 03 Pebruari 2019

301

USAHA-USAHA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DALAM MENGEMBANGKAN KESADARAN SISWA UNTUK

BERBUSANA MUSLIMAH

Yusup Ridwan

Program Studi Pendidikan Agama Islam STAI Yamisa Soreang

[email protected]

ABSTRACT

This research is to identify the efforts of Islamic Religious Education Teachers in

Developing Student Awareness for Muslim dress. Expressing descriptive research

methodology or method. Descriptive is focused on solving problems that exist in the

present, descriptive methods are more general terms that include technical descriptive

"The author proposes this method, because the problem being studied is a problem that

occurs in the present. Collection of data through: observation; questionnaire; Interview;

and survey book. The results of the study show that: the efforts of PAI teachers, in

developing student awareness in Muslim dress, are quite good. This can be seen from

the reality of students' awareness in dressing Muslim women in Madrasah

Tsanawiyah in Garut quite enthusiastically, it was proven that the results of the

analysis obtained chi square results of 16.64. if compared with chi squared count and

chi squared table then the result is 3.8. thus it can be said that variable X has an effect

on variable Y. or in other words it can be said that in education subjects Islamic

teachings in Madrsahah Tsanawiyah in Garut have a significant influence for those

who wear Muslim clothing. While the configuration coefficient produced from the

calculation is 0.54. if this calculation is correlated, then 0.54 indicates a significant

realization or role.

Keywords: Education, Muslim Clothing, Teachers, Behavior.

PENDAHULUAN

Pendidikan agama islam tidak hanaya berusaha untuk mencerdaskan

anak didik terhadap pengetahuan keagamaan semata-mata, menjadi taat dan

patuh di dalam menjalankan agama islam. Karena pendidikan agama islam

mempunyai perasaan yang sangat tinggi di dalam menanamkan nilai-nilai

ajaran agama islam di kalangan anak didik dan kalangan masyarakat

umumnya. Menurut M Ngalim Purwanto ( 2001 : 11 ) bahwa pendidikan juga

dapat dikatakan sebagai suatu usaha orag dwasa dalam pergaulannya dengan

anak-anak memimpin perkembanagan jasmani dan rohani kea rah

kedewasaan.

Uraian diatas sesuai dengan tujuan umum dari pendidikan Nasional

(UUSPN No 2 Tahun 2004 )sebagai berikut : Pendidikan nasional bertujuan untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya,

Page 2: USAHA-USAHA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...

Vol. II No. 03, Pebruari 2019

302

yaitu manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur

memiliki pegetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian

yang mantap serta mandiri, dan rasa tanggung jawab kemasyarakatan.

Konsep iman dan taqwa sebagaimana yang tertuangg di dalam tujuan

umum pendidikan nasional tersebut haruslah dapat direalisasikan dalam

prilaku sehari-hari, sehingga dengan demikian akan tercipta manusia

Indonesia yang seimbang antara lahir dan bathin, memahami ajaran dan taat

dalam menjalankan agamanya.

Al-Quran merupakan pedoman hiduo umat islam, yang salah satu

ajarannya megandung prinsip-prinsip umum tentang pendidikan islam, baik

tentang pendidikan akhlaq, aqidah, muamalah, atau yang lainnya. Salah satu

prinsip umum pendidikan islam berkaitan dengan tata cara sopan santun

kewanitaan adalah kewajiban manutup aurat mereka. Kewajiban menutup

seluruh tubuh dengan menggunakan busana muslimah yang sesuai dengan

keterangan yang ada dalam Al-Quran (33:59) berbunyi “

Artinya: Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-

anakperempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah

merekamengulurkan jilbabnya [1233] ke seluruh tubuh mereka".

Yangdemikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena

itumereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi

MahaPenyayang. Jilbab ialah sejenis baju kurung yang lapang yang dapat

menutup kepala, muka dan dada.

Ayat diata mewajibkan kepada seluruh kaum waita muslimah untuk

mengenakan busana muslimah dan menutupi seluruh tubuh mereka yang

dianggap aurat. Tetapi karena secara lahiriah setiap orang mempunyai

pengetahuan dan pemahaman agama yang berbeda-beda, ada yang sudah

berbusana muslimah dalam kehidupan sehari-hari, tetapi banyak pula yang

berbusana muslimah jika hendak ke pengajian.

Adapun salah satu bentuk usaha guru untuk menanamkan kesadaran

siswa dalam berbusana muslimah adalah sebagai berikut : (1) Guru-guru

wanita memberikan contoh dengan selalu memakai busana muslimah dalam

setiap pertemuan belajar mengajar. (2) Guru bidang studi yang berbasis agama

islam selalu menjelaskan dan menerangkan tentang pentingnya wanita untuk

berbusana muslimah. (3) Memberikan penekanan terhadap siswa dengan

menghimbau mreka untuk berbusana muslimah dalam setiap kesempatan

bukan hanya di sekolah saja. (4) Siswa dibina dan diarahkan secara terus

menerus agar kesadaran dalam memakai busana muslimah menjadi

kepribadian yang menjiwai seetiap langkah-langkahnya.

Usaha guru diatas merupakan manifestasi rasa tanggung jawab mereka

terhadap ajaran agama islam. Jika tidak dimulai dari sejak dini ntuk

mengembangkan kesadaran siswa-siswinya agar senantiasa memakai busana

Page 3: USAHA-USAHA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...

Vol. II No. 03 Pebruari 2019

303

muslimah, maka dikhawatirkan dikemudian hari akan timbul suatu asumsi dri

generasi islam yang akan datang bahwa berbusana muslimah itu tidak wajib

hukumnya. Apabila keadaan demikian terus dibiarkan oleh guru, maka secara

periodic akan defensial konsep ajaran islam kearah yang lebih memburuk lagi

yaitu ajaran islam yang lainnya akan termarginalisasi oleh ajaran-ajaran sesat

yang datang dari luar islam.

Sehubungan denagn keterbatasan yang dialami penulis dalam hal

waktu dan dana, maka dalam penelitian ini akan difokuskan terhadap kajian

tentang usaha guru agama dalam mengembangan kesadaran siswa berbusana

muslimah dengan rumusan “Usaha-usaha apa saja yang dilakukan oleh guru

pendidikan agama islam di Madrasah Tsanawiyah untuk mngembangkan

kesadaran siswa berbusana muslimah“

Dalam rangka mencari solusu agar para wanita merasa aman dan

terlindungi dari yang dibenci terhadap orang yang memakai jilbab dengan

berbagai tekanan baik dari teman, saudara, lingkungan keluarga atau karena

malu dan takut untuk tampil di keramaian maka penulis berasumsi dan

menetapkan dasar-dasar yang tersirat dalam Al-Quran dan Al-Hadist yang

berhubungan dengan juklak dalam mengembangkan siswa untuk berbusana

muslimah.

Islam dalam rangka memebentuk manusia yang berakhlaq mulia salah

satu diantaranya adalah dilarang bertelanjang dan menentukan batas aurat

bagi laki-laki dan wanita, yang dalam istilah syari’att aurat adalah sebagaian

anggota tubuh yang wajjib ditutup. Ada batas aurat wanita lebih luas

ketimbang aurat laki-laki, sebagaimana diterangkan dalam Al_quran surat An-

Nur ayat 31 yaitu :

Artinya:. “..Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah

mereka menahanpandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka

menampakkanperhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.

Danhendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan

janganlahmenampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau

ayahmereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka,

atauputera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki

mereka,atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-

puterasaudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-

budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang

tidakmempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang

belummengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka

memukulkankakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.

Danbertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang

yangberiman supaya kamu beruntung”.

Page 4: USAHA-USAHA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...

Vol. II No. 03, Pebruari 2019

304

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa seluruh tubuh wanita merupakan

aurat yang ahrus ditutup kecuali kepada muhrimnya. Untuk melaksanakn hal

tersebut dirasakan berat kecuali abgi mereka yang emmpunyai iman yang

kokoh, iman yang tidak dapat digoyahkan karena gelombang fitnah dan

ancaman goncangan jaman. Selain dari Al-Quran surat An-Nur ayat 31, Alloh

berfirman pula dalam surat Al-A’raf ayat 26 yaitu:

Artinya:. “.. Hai anak Adam [530], sesungguhnya Kami telah

menurunkan kepadamupakaian untuk menutup 'auratmu dan pakaian indah

untuk perhiasan. Danpakaian takwa [531] itulah yang paling baik. Yang

demikian itu adalahsebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-

mudahan merekaselalu ingat. [530] Maksudnya ialah: umat manusia[531]

Maksudnya ialah: selalu bertakwa kepada Allah.

KAJIAN PUSTAKA

Konsep Tentang Guru Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian usaha-usaha Guru Pendidikan Agama Islam

Usaha dalam bahasa inggris disebut dengan istilah exertion atau work

yang artinya segenap kemampuan yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan

yang diharapkan. Sedangkan yang dimaksud dengan usaha yang diungkapkan

oleh W.J.S. Poerwadarminta ( 2001, 1136 – 335 ) dan oleh Nasikun ( 1984 : 3 )

adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk

mencapai sesuatu maksud, pekerjaaan yang dilaksanakan oleh orang untuk

melakukan aktivitas.

Adapun yang dimaksud dengan guru menurut Muhibbin Syah ( 2000 :

223 ) adalah sebagai berikut : “ Dalam kamus besar bahasa Indonesia edisi

kedua 1991, guru diartikan sebagai orang yang pekerjaannya ( mata

pencahariannya ) mengajar. Tetapi arti guru tersebut dapat disederhanakan

menjadi? Kata guru dalam bahasa arab disebut dengan Muallim dan dalam

bahasa inggris Teacher yang kedua kata tersebut memiliki arti yang sederhana,

yakni Person Whose Occupation Is Teaching Other ( Mc leod, 2002 ). Artinya guru

adalah seorang yang pekerjaaanya mengajar orang lain.

Pengertian-pengertian seperti itu masih bersifat umum dan oleh

karenanya dapat mengundang beberapa interpretasi dan bahkan juga konotasi

( arti lain ). Pertama kata seseorang ( a person ) bisa mengacu kepada siapa saja

asal pekerjaan sehari-harinya ( Profesinya ) pengajar. Dalam hal ini, berarti

bukan hanya dia yang dalam sehari-harinya mengajar disekolah yang dapat

disebut guru, melainkan juga “Dia-dia” lainnya yang berposisi dipesanteren,

instruktur dibalai pendidikan dan pelatihan, dan bahkan juga sebagai guru

silat disuatu padepokan.

Page 5: USAHA-USAHA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...

Vol. II No. 03 Pebruari 2019

305

Istilah pendidikan sebenarnya berasal dari bahasa yunani, yaitu

paedagogie yang artinya pergaulan dengan anak-anak. Dari kata paedagogie

kemudian muncul istilah paedagagos yang artinya adalah seorang pelayan atau

bujang pada jaman yunani kuno, yang pekerjaannya adalah mengajar,

mengantar dan menjemput anak-anak ke dan dari sekolah. Perkataan

paedagogies semula mengandung pengertian rendah, sekarang berubah menjadi

pekerjaan yang mulia, yaitu pendidikan ( M. Ngalim Purwanto ).

Pengertian itu sendiri adalah sebagai usaha orang dewasa dalam

pergaulannya dengan anak-anak untuk membimbing perkembangan jasmani

dan rohani kearah kekedewasaan. Selanjutnya Ahmad D Murimba ( 2003 : 19 )

menjelaskan bahwa “pendidikan adalah membimbing atau memimpin secara

sadar yang dilakukan oleh pendidik pada perkembangan jasmani dan rohani

anak didik menuju kepada terbentuknya kepribadian yang sempurna dan

kepribadian yang utama”.

Pengertian pendidikan tersebut masih dalam arti yang sangat sempit,

karena hanya menjelaskan hubungan dua arah antara si pendidik dengan anak

didik yang dibimbingnya, didalam kenyataan bisa terjadi dalam

pengembangan kepribadiannya, anak didik dipengaruhi oeh lingkungan

pergaulannya, kebudayaan serta potensi yang terdapat didalam dirinya

sendiri. Oleh karena itu perlu diperluas dan diperjelas kedalam pengertian

yang lebih luas.

Pengertian pendidikan dalam arti luas adalah sebagai mana yang

dikemukakan oleh Ahmad Tafsir (2000 :10 ) yang mengatakan bahwa

“Ensiklopedi pendidikan adalah pengembangan pribadi anak dalam segala

aspek,baik pengembangan itu oleh lingkungan, oleh dirinya sendiri maupun

oleh orang lain dalam hal ini guru yang meliputi seluruh aspek jasmani, akal,

dan hati.

Syahminan jaini ( 2003 : 12 ) mengatakan apa yang dimaksud dengan

pendidikan agama islam adaah merupakan usaha pengembangan fitrah

manusia didalam hidupnya degan ajaran islam agar terwujudnya kehidupan

yang makmur dan bahagia. Dengan kata lain dapat dikatakan yang dimaksud

dengan pendidikan agama islam itu adalah merupakan bimbingan yang

diberikan oleh seorang pendidik muslim agar menjadi anak didik muslim yang

sejati.

Munculnya istilah wanita muslimah berhubung dengan adanya

kewajiban muslimah menutupi auratnya dihadapan laki-laki yang bukan

muhrimnya, untuk menjaga hal-hal yang tidak diharapkan. Untuk

menghindari kesalah pahaman dalam pengertian jenis-jenis istilah tersebut

akan penulis jelaskan satu persatu. Istilah hijab diambil dari Al-Qur’an ( Depag

RI QS 38 :32 ) sebagai berikut : Arti dari kata hijab diatas mempunyai

pengertian sebagai penutup, karena mengacu kepada penutup yang biasa

Page 6: USAHA-USAHA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...

Vol. II No. 03, Pebruari 2019

306

dipakai oleh wanita muslimah. Istilah hijab disini berkaitan erat dengan

adanya kewajiban kepada setiap wanita untuk menutup aurat atau sebluruh

anggota tubuh yang dilarang untuk tidak memamerkannya dihadapan laki-

laki yang bukan muhrimnya ketika berada didalam rumah maupun diluar

rumah ( Murthada Muthahari, 11-12 ).

Dengan demikian kewajiban menutup aurat bukan diistilahkan dengan

memakai kerudung saja, tetapi memakai kain penutup yang tidak tembus

pandang . sehingga apapun modelnya atau bagaimanapun trendnya asal dapat

menutup aurat itu semua diperbolehkan oleh ajaran agama islam yang

menjunjung tinggi harkat martabat wanita.

Kewajiban menutup seluruh tubuh wanita dalam arti jilbab disini,

berkaitan dengan batas-batas aurat, wanita yang dilarang memamerkannya,

tetapi mereka berbeda dalam hal muka dan pergelangan tangan sebab ada

sebagian diantara mereka menyatakan bahwa muka dan pergelangan tangan

juga merupakan aurat yang harus ditutupi.

Pendapat mengenai muka dan pergelangan tangan pun termasuk aurat

wanita wajib ditutupi adalah muncul dari kalangan yang dalam hal ini

menggunakan isitilah didalam mengartikan hijab itu sendiri, dimana dilihat

dari arti hijab itu sendiri mengandung pengertian suatu alat atau pakaian yang

dapat menutup seluruh tubuh, muka dan pergelangan tangan.

Bukti sejarah menunjukan pendapat mereka bahwa kaum wanita

muslimah pada awal sejarah islam tetap menutup wajah dan kedua

pergelangan tangan. Dikalangan bangsa arab jahiliyah tidak mengenakan

kerudung sehngga wajah mereka jelas kelihatan dan hal tersebut berlangsung

sampai kedatangan islam ketika pertama kalinya terhadap kehidupan mereka.

Akan tetapi bangsa yang membiasakan didalam kehidupan memakai

kerudung adalah bangsa Persia dan yahudi. Mereka mewajibkan kepada kaum

wanitanya agar menutupi wajah dan kedua pergelangan tangannya. Kemudian

setelah memeluk agama islam kebiasaan-kebiasaan tersebut tetap mereka

pertahankan secara ketat.

Uraian diatas menunjukan bahwa istilah hijab identik dengan istilah

wanita muslimah berpakaian lebar yang dapat menutupi seluruh tubuh

mereka termasuk muka dan dua pergelangan tangan, dengan tujuan agar bisa

memisahkan diri dari pergaulan dengan laki-laki.

Sedangkan istilah busana muslimah diambil dari Al-Qur’an dan dalam

surat Al-Ahzab ayat 59 yang berbunyi :

Artinya:”....Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-

anakperempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah

merekamengulurkan jilbabnya [1233] ke seluruh tubuh mereka".

Yangdemikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena

Page 7: USAHA-USAHA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...

Vol. II No. 03 Pebruari 2019

307

itumereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi

MahaPenyayang.

Istilah jilbab ditulis dalam bentuk istilah jamak “ jalbib “. dari ayat

diatas mengandung arti bahwa busana muslimah mengandung pengertian

sebagai pakaian kurung yang lapang dan dapat menutupi kepala, muka , dada

kaum muslimah di dalam berbusana.

Menurut Ahmad Mustafa Al-Maraghi, dalam tafsirnya mengatakan

bahwa busana mulimah adalah sejenis baju kurung yang menutupi seluruh

tubuh wanita lebih dari pada sekedar baju biasa dan kerudung ( Anwar

Rosyidi, 2001 : 59 )

Sedangkan pengertian busana muslimah menurut pendapat

Istadiyanata ( 2003, 15 ) adalah “ Pakaian wanita yang dapat menutupi seluruh

tubuh wanita kecuali muka dan telapak tangan. Jenis dan modelnya dibuat

sedemikian rupa sehingga tak menampakan bentuk dan lekuk tubuh wanita

yang dapat menimbulkan rangsangan bagi laki-laki “. Definisi busana

muslimah tersebut berbeda dengan definisi jilbab, karena menutupi bagian

muka serta dua telapak tangan dalam pengeertian busana muslimah adalah

tidak ditutupi. Mereka berpendapat bahwa kewajiban menutupi dan

menghalangi bagian muka dan dua telapak tangan itu tidak dibarengi dengan

kewajiban menutupi muka dan dua telapak tangan sebagaimana dikemukakan

oleh Husein Shahab ( 2002 : 72 ). Ia bersandar pada sabda Rosululloh SAW

yang melarang kaum wanita untuk menutupi muka dan pergelanagn

tangannya ketika ihram. ( HR Imam malik, Abu Daud, Tarmidzi ) lalu pada

suatu kesempatan Imam Muhammad Al- Baqir melihat ada seorang wanita

yang tengah ihram tertutup oleh bajunya akibat hembusan angin, serta merta

beliau membuka wajah si wanita itu dengan kayu yang ada ditangannya. Pada

suatu waktu ada seorang wanita yang sedang berikhram dan mengenakan

cadar seraya Imam Al- Baqir menyuruhnya untuk segera menanggalkannya

sambil mengatakan bahwa jika ia tidak menanggalkannya matahari tidak akan

mengubah kulitnya.

Istilah ketiga adalah wanita berkerudung. Hal iini didasarkan pada

surat An-nur ayat 31 yang berbunyi sebagai berikut :

Artinya:”....Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah

mereka menahanpandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka

menampakkanperhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.

Danhendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan

janganlahmenampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau

ayahmereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka,

atauputera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki

mereka,atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-

puterasaudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-

Page 8: USAHA-USAHA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...

Vol. II No. 03, Pebruari 2019

308

budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang

tidakmempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang

belummengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka

memukulkankakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.

Danbertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang

yangberiman supaya kamu beruntung”.

2. Tujuan Usaha Guru

Kesadaran siswa dalam berbusana muslimah merupakan salah satu

tujuan pengembanagan aspek afektif siswa dalam suatu realita praktek.

Sedangkan pegembangan aspek kognitif dan psikomotor siswa sudah

ditanamkan dan diberikan dalam bentuk materi dan konsep ilmu pendidikan

di sekolah. Untuk memperkuat konsep diatas Muhibbin Syah ( 2000, 12 )

mengatakan bahwa tingkah laku afektif adalah tigkah laku yang menyangkut

keanekaragaman seperti : takut, marah, sedih, gembira, kecewa, senang, benci,

was-was dan sebagainya. Tingkah laku seperti itu tidak terlepas dari pengaruh

pengamalan belajar. Oleh karena itu ia juga dapat dianggap perwujudan

prilaku belajar. Seorang siswa misalnya dapat dianggap sukses secara afektif

dalam belajar agama apabila ia telah menyenangi dan menyadari dengan

ikhlas kebenaran ajaran agama islam yang ia pelajari, contohnya kesadaran

dalam berbusana muslimah. Lalu menjadikannya sebagai “ sistem nilai diri “.

Kemudian pada gilirannya ia menjadikannya sistem nilai ini sebagai penuntun

hidup dan menjadi kebiasaan yang mengakar dalam kepribadian. Usaha guru

dalam mengembangkan kesadaran siswa berbusana muslimah harus

senantiasa seimbang dan selaras dengan tujuan pendidikan agama islam. Ini

dikarenakan untuk memperoleh keberhasilan pendidikan agama islam salah

satunya tuntunan yang sangat penting adalah kemampuan dan keterampilan

guru di dalam mentransformasikan nilai-nilai agama islam serta penerapannya

dalam kehidupan sehari-hari melalui pelaksanaan dan pendidikan sebagai

tugas utama diantaranya mengembangkan kesadaran siswa untuk berbusana

muslimah karena berbusana menyangkut akhlaq.

Adapun tujuan usaha guru dalam mengembangkan kesadaran siswa

untuk berbusana muslimah adalah sebagai berikut : (1) Untuk menanamkan

nilai-nilai ajaran islam terhadap siswa terutama menegenai kesadaran dalam

berbusana muslimah. (2) Untuk memanifestasikan aspek kognitif siswa dalam

relita asek efektif terutama mengenai kesadarannya untuk selalu berbusana

muslimah. (3) Untuk melatih siswa dalam hal belajar kebiasaan yang

merupakan proses pembentukan kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan

yang telah ada. (4) Menjadikan kepribadian siswa yang agamis, taat, tunduk

dan patuh terhadap ajaran agamanya. (5) Memprioritaskan belajar sikap dalam

Page 9: USAHA-USAHA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...

Vol. II No. 03 Pebruari 2019

309

praktek sehari-hari terutama dalam mengembangkan kesadaran siswa dalam

berbusana muslimah.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Usaha Guru

Prestasi belajar berhubungan dengan pengalaman belajar yang

menimbulkan tingkah laku siswa. Perubahan tingkah laku sebagai hasil

belajar, mencakup aspek yang terdapat pada diri individu yang belajar. Jadi

pada prinsipnya prestasi belajar merupakan wujud dari hasil belajar. Oleh

sebab itu faktor yang mempengaruhi terhadap pretasi belajar.

Faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar di kelompokan

menjadi dua, yaitu faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor internal) dan

faktor yang terdapat diluar diri siswa (faktor eksternak). Dalam hubungan

dengan hal tersebut M Suryono (Ridwan, 2001 : 21 ) mengatakan bahwa: (1)

Faktor siswa yang meliputi: Kematangan mental dan kecepatan intelektual b.

Kondisi fisik dan kecepatan psikomotor. Karakteristik efektif . Pengaruh

kondisi rumah dan situasi sosial , dan Usia dan jenis kelamin; (2) Faktor guru .

pengajar yang meliputi: Karakteristik intelektuall; Kecakapan psikomotor;

Karakteristik efektif; Umur; Jenis Kelamin, dan Kelas sosial; (3) Faktor interaksi

pelajar dan pengajar yang meliputi: Proses belajar; Metode mengajar; dan

Interaksi pelajar dan pengajar; (4) Faktor kelompok yang meliputi: Jumlah

kelompok; Struktur kelompok; Sikap kelompok; dan Kepemimpinan

kelompok; (5) Faktor fasilitas fisik baik rumah maupun sekolah meliputi:

Perlengkapan untuk belajar; Ruangan untuk belajar; (6) Faktor lingkungan luar

yang meliputi: Kondisi keluarga; Keadaan masyarakat; Situasi cultural;

Keadaan sekolah secara keseluruhan; Sistem pendidikan; Organisasi dan

administrasi sekolah;

Kegiatan belajar di sekolah merupakan kegiatan yang sangat kompleks,

berbbagai faktor mempengaruhinya dan berbagai cara yang dtempuh untuk

mencapai prestasi belajar yang baik. Akan tetapi usaha untuk mencapai

prestasi itu tidaklah mudah, karena bukan hanya sekedar ditunjang oleh

intelegensi yang tinggi saja. Akan tetapi banyak faktor yang

mempengaruhinya. Sebagaimana Muhammad Ali (Ridwan,2000:22)

mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi terhadap prestasi belajar

adalah: (1) Kesiapan (readiness) yaitu kapasitas baik fisik maupun mental

untuk melakuakan sessuatu. (2) Motivasi adalah dorongan dari dalam diri

sendiri; (3) Tujuan yang ingin dicapai.

Untuk mengetahui wujud dari prestasi belajaar siswa yang merupakan

hasil belajar dengan cara mengevaluasi ataau menilai. Karena evaluasi

menurut Nana Sujana (2002:111) mengatakan bahwa untuk dapat menentukan

tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan pengajaran perlu dilakaukan usaha

Page 10: USAHA-USAHA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...

Vol. II No. 03, Pebruari 2019

310

atau tindakan. Penilaian atau evaluasi pada dasarnya adalah memberikan

pertimbangan atau harga berdasarkan criteria tertentu. Proses belajar dan

mengajar yang bertujuan dengan rumusan tingkah laku yang diharapkan

dimiliki siswa setelah menyelesaikan belajarnya.

3. Kesadaran Siswa Untuk Berbusana Muslimah

Untuk mengetahui tentang kesadaran siswa berbusana muslimah kita

dapat membagi kalimat tersebut kedalam beberapa kata yaitu: (1) Keadaan;

Manusia merupakan mahluk homodivinas yang mempumyai potensi untuk

bertuhan, potensi tersebut bersifat fitriyah, sehingga secara naluri illahiyah

manusia mempunyai suatu kesadaran dibawah sadar bahwa ada suatu

kekuatan yang maha dahsyat diluar kekuatan manusia. Sehingga definisi

kesadaran adalah keadaan hati, pikiran dan akal ynag bersatu untuk selalu

ingat dan mengejawantahkan dalam praktek hidup sehari-hari tentang suatu

nilai yang sudah kental dengan jiwanya. (2) Siswa Kata siswa bersinonim

dengan kata thalib atau muta’allim dalam bahasa arab yang mempunyai

pengertian orang yang mencari ilmu pengetahuan (Ahmad Warsono Munawir,

2001:115). Istilah siswa memang banyak kata sinonimnya yang diantaranya

murid, anak didik, peserta didik, orang yang belajar, orang yang sedang

mencari ilmu dan sebagainya. Sehingga apabila kita asumsikan kedalam suatu

definisi tentang siswa adalah sebagai berikut : Siswa adalah orang yang sedang

belajar mengetahui sesuatu; Siswa adalah orang yang sedang menuntut ilmu

pengetahuan; Siswa adalah seseorang yang sedang ingin mengetahui sesuatu

ilmu sedalam-dalamnya atau hanya sekedar untuk mengetahuinya saja.

METODE PENELITIAN

Penelitian mengemukakan metodologi atau metode penelitian

deskriptif. Winarno Surakhmad (1978:131) mengatakan bahwa: “Penyelidikan

deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang,

metode deskriptif lebih merupakan istilah umum yang mencakup teknis

deskriptif” Penulis mengemukakan metode ini, sebab masalah yang diteliti

adalah masalah yang terjadi pada masa sekarang ini. Adapun teknik penelitian

yang digunakan adalah pengumpulan data, antara lain: (1) Teknik Observasi;

(2) Teknik Angket; (3) Wawancara; (4) Book Survei

Untuk memperoleh data dari objek penelitian maka diperoleh suatu

tahap-tahap penelitian yang sistematis. Adapun tahap penelitian yang penulis

lakukan adalah sebagai berikut: Menentukan Populasi dan Sampel; Menurut

Safari Imam Asy’ari dalam bukunya menyatakan bahwa: Populasi adalah

keseluruhan objek penelitian, mungkin berupa manusia, gejala-gejala benda-

benda, pola sikap, tingkah laku yang sebagainya yang menjadi objek penelitian

( 2000 : 69 )

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah para siswa

putrid di Madrasah Tsanawiyah di Garut sebanyak 38 orang dan selanjutnya

Page 11: USAHA-USAHA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...

Vol. II No. 03 Pebruari 2019

311

akan dijadikan sampel penelitian sehingga sampel penelitiannya bersifat

sampel total kaena kurangdari 100 orang. Sebagaimana Suharsimi Arikunto (

2002 : 107 ) menyatakan bahwa untuk sekedar ancer-ancere subjeknya kurang

dari 100, lebh baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan

penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya besar maka dapat

diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih.

Sebagaimana telah dikemukakan dimuka bahwa penelitian ini adalah

untuk mendapatkan suatu gambaran yang jelas terhadap usaha guru

pendidikan agama islam dalam mengembangkan kesadaran siswa untuk

berbusana muslimah, maka penulis berkesimpulan bahwa metode penelitian

yang dianggap paling cocok adalah metode deskriptif, hal ini sesuai dengan

pendapat Winarno Surahmad ( 2001 : 139 ) menyatakan bahwa “ metode

deskriptif adalah suatu penyelidikan yang bertujuan menggambarkan keadaan

diri seseorang, keluarga atau masyarakat tertentu pada saat sekarang

berdasarkan faktor-faktor yang tampak saja di dalam situasi yang diselidiki”.

Adapun teknik pengumpulan data yang dipergunakan penulis adalahsebagai

berikut : Observasi; Angket; Wawancara, dan studi literaturr dan dokumentasi

Prosedur Pengumpulan Data

Langkah persiapan, meliputi kegiatan : Menyusun angket : Lay Out,

pertanyaan-pertanyaan dan alternative jawaban. Mencoba angket yang telah

disusun kepada sepuluh orang sebelum disebarkan, dengan tujuan untuk

menyeleksi apakah angket tersebut dapat di jawab atau tidak oleh responden

atau kalau ada kendala dapat dilakukan perbaikan seperlunnya dan setelah

diperbaiki kemudian diperbanyak sesuai dengan jumlah respondenyang

diteliti. Menyebarkan angket, yaitu sebelum menyebarkan angket penulis

meminta izin dari yang berwajib yang afda di sekitar sekolah. Pengumpulan

angket, yaitu setelah angket diisi oleh responden kemudian dikumpulkan

untuk diolah. Menyeleksi angket yaitu angket yang terkumpul diseleksi untuk

mengetahui angket yang kosong atau tidak diisi, setelah beres semua angket

diolah sebagaimana mestinya.

Langkah Pelaksanaan Penelitian Berdasarkan arahan dari dosen

pembimbing dan persetujuan pihak yang berwenang maka pelaksanaan

penelitian dilaksanakan sebagai mana alokasi waktu yang telah ditentukan.

Prosedur Pengolahan Data

Agar dalam pengolahan data tidak mengalami hambatan dan berjalan

dengan lancer, maka perlu ditempuh langkah-langkah sebagai berikut: (1).

Editing Data; Setelah angket terkumpul maka diadakan penelitian atau

pengecekan data atau bahan-bahan yang masuk ( dikumpulkan ) . sedangkan

yang dicek adalah kebenarannya dan up to date atau tidaknya. (2). Klasifikasi

Data; Pada tahap ini penulis mengelompokan data agar memudahkan

pengolahannya dan menyimpulkan data berdasarkan perhitungan prosentase

Page 12: USAHA-USAHA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...

Vol. II No. 03, Pebruari 2019

312

yang akan dijadikan pegangan. Biasanya pengolongan-penggolongan dalam

bentuk pola kedudukan, kualitas atau data juga untuk menimbulkan suatu

gerakan ( dinamik ) atau fenomena – fenomena. (3) Tabulasi Data; Data yang

telah dikelompokan itu kemudian dimasukan dalam tabel, agar dapat

diketahui frekuensi dari tiap-tiap alternative jawaban dari setiap perntanyaan

yang diajukan. (4) Analisis Data; Untuk menganalisa data yang diperoleh,

penulis menggunakan perhitungan statistic dengan rumus sebagai berikut:

Analisis Parsial;

Yang dimaksudkan dengan analisis parsial adalah salah satu teknik

pengalisisan terhadap masing-masing variabel, adapun teknisnya adalah

sebagai berikut:

1) Menghitung rata-rata dari masing-masing indicator dengan menggunakan

rumus “ tendensi Mean “ yaitu :

)(

)ln(

ondenJumlahrespN

ilaiJumlahtotaFM =

2) Menganalisa Variabel X denga menggunakan rumus analisis variansi

secara klasifikasi tunggal ( anava tungal )

Analisis Keterkaitan

Menurut pendapat Nur Syam ( 2002 : 118 ) untuk melakukan analisis

keterkaitan harus ditempuh langkah-langkah :

1) Pengujian Chi Kuadrat ( 2X ) dengan rumus

( )( )( )( )( )dbcadcba

bcadNX

++++

−=

2

2

2) Menurut Soemadi Soeryabrata ( 2003 : 423 ) mengenai pengujian koefisien

kontongensi hasil perhitungan statistic dengan criteria sebagai berikut :

- 0,00 - 0,24 = Pengaruh rendah sekali

- 0,20 - 0,40 = Pengaruh rendah tetapi ada

- 0,40 - 0,70 = Pengaruh sedang benar ada

- 0,70 - 0,90 = Pengaruh tinggi meyakinkan

- 0,90 - 1,0 = Pengaruh sangat tinggi

Analisis Emp[irik

1) Mencari mean masing-masing variabel dipergunakan rumus :

N

FXX =

X = mean

FX = Skor Total

N = Responden

Jumlah skor dari variabel ( X ) adalah 638

Page 13: USAHA-USAHA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...

Vol. II No. 03 Pebruari 2019

313

7,16

38

638

=

=

=

X

X

N

FXX

Jumlah skor dari variabel ( Y ) adalah 559

76,15

38

559

=

=

=

X

X

N

FYX

2) Membuat tabel skor masing-masing responden dan kategorinya

Perhitungan Ghi KUadrat adalah sebagai berikut :

Mencari db dengan menggunakan rumus ( Sudjana, a989 : 273 )

Db = ( b – 1 ) ( k – 1 )

Db = ( 2 – 1 ) ( 2 – 1 )

Db = 1 x 1

Db = 1

Membandingkan 2X ’ ( Chi Kuadrat hitung ) dengan 2X ( Chi kuadrat

tabel ). Dengan db ( derajat kebesaran ) 5 % 2X = 16,612 dan 2X = 3,841

Dengan demikian 2X lebih besar dari 2X t. sehingga Ho ( hipotesis

nihil ) ditolak dan Hk ( hipotesis kerja ) dapat diterima. Hal ini berarti ada

pengaruh variabel X kepada variabel Y, atau dengan kata lain bahwa peranan

bidang studi pendidikan agama islam di madrasah Tsanawiyah di Garut

mempunyai suatu pengaruh yang cukup berarti terhadap siswa untuk

berbusana muslimah.

3) Memasukan koefisien KK ( koefisien Kontingen )

Rumus koefisien kontingensi ( KK ) digunakan untuk menganalisis

sampai sejauhmana atau seberapa besar pengaruh dari variabel X terhadap

variabel Y dan rumus KK adalah kelanjutan dari penggunaan ru,us Chi

kuadrat ( 2X ).

Rumus koefisien kontingensi adalah sebagai berikut :

302,0

462,54

642,16

2

2

=

==

+=

KK

KK

NX

XKK

KK = 0,54

Page 14: USAHA-USAHA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...

Vol. II No. 03, Pebruari 2019

314

Jika angka hasil perhitungan KK ini dikorelasikan dengan koefisien

korelasinya, maka 0,54 ini menunjukan adanya korelasi yang cukup berarti.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat kriteria koefisien korelasi sebagai berikut :

Kurang dari 0,20 hubungan mudah sekali, lemah sekali.

0,20 - 0,40 hubungan mudah tetapi pasti

0,40 - 0,70 hubungan yang cukup berarti.

0,70 - 0,90 hubungan yang tinggi sekali.

Lebih dari 0,90 hubungan sangat tinggi sekali (Sudjana, 1989 : 275 )

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Dari hasil analisis tersebut, hal ini menggunakan analisa statistik

diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Diperoleh masing-masing variabel yaitu :

76,1538

599==X

2. Diperoleh Chi Kuadrat ( )2X sebesar 16,642, jika dibanding ( Chi Kuadrat )

dari ( Chi Kuadrat ), maka hasilnya adalah 3,8 ( 3,481 ). Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa variabel X dapat berpengaruh terhadap variabel Y,

atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa dari mata pelajaran

pendidikan agama islam di sekolah Madrasah Tsanawiyah Ar-Roja Desa

Mekarsari Kecamatan Cilawu Kabupaten Garut. Mempunyai suatu

pengaruh yang cukup berarti bagi siswa untuk berbusana muslimah.

3. Sedangkan koefisien kontingensi yang diperoleh dari hasil perhitungan ii

dikorelasikan, maka 0,54 meninjukan adanya realisasi atau peranan yang

cukup berarti.

Dilihat dari realitas kesadaran siswa dalam berbusana muslimah di

Madrasah Tsanawiyah di Garut cukup antusias. Sedangkan secara empirik

dapat di buktikan bahwa hasil analisa di peroleh hasil chi kuadrat sebesar

16,64. jika di bandingkan dengan chi kuadrat hitung dan chi kuadrat tabel

maka hasilnya ialah 3,8. dengan demikian dapat di katakana bahwa variabel X

berpengaruh terhadap variabel Y. atau dengan kata lain dapat di katakana

bahwa pada mata pelajaran pendidikan ajaran agama islam di Madrsahah

Tsanawiyah di Garut mempunyai pengaruh yang cukup berarti bagi yang

berbusana muslimah. Sedangkan koefisien konfigurasi yang di hasilkan dari

perhitungan adalah 0,54. apabila dari penghitungan ini di korelasikan,

maka0,54 menunjukan adanya realisasi atau peran yang cukup berarti.

KESIMPULAN

Setelah mengadakan penelitian, selanjutnya mengolah data yang

didapat dari pengumpulan data, maka dapat disampaikan kesimpulan sebagai

berikut:

Page 15: USAHA-USAHA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...

Vol. II No. 03 Pebruari 2019

315

1. Pelaksanaan serta keberadaan pengajaran pendidikan agama islam di

Madrasah Tsanawiyah di Garut dapat dikatakan mempunyai peranan

yang cukup berarti terhadap pengembangan kesadaran siswa berbusana

muslimah hal ini dapat dibuktikan dari hasil penelitian yang dapat

dilakukan penulis dilokasi penelitian, yang ditemukan bahwa siswa yang

bebusana muslimah semakin bertambah jumlahnya dari hari-kehari.

2. berdasarkan hasi perhitungan analisis diperoleh keterangan bahwa mata

pelajaran Pandidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah di Garut

Mempunyai peranan cukup berarti, hal ini dapat dibuktikan dari hasil

analisis statistic sebesar 0,54 dari hasil pengujian koefisien korelasi.

3. Dari hasil penelitian juga terungkap bahwa siswa yang berbusana

muslimah dipengaruhi factor-faktor seperti guru, orang tua, dan

lingkungan. Juga faktor-faktor lainnya seperti bacaan-bacaan yang

berhubungan dengan keislaman yang tersedia di perpustakaan sekolah.

Atas dasar itu, penelitian ini meromendasikan:

1. Hendaknya guru-guru pelajaran pendidikan agama islam di dalam

penyampaian materi pelajarannya lebih menitiik beratkan pada

penyampaian serta pengalaman melalui penyuluhan dan pembinaan

secara intensif sehingga masalah tersebut akan turut menentukan

keberhasilan proses pengajaran pendidikan agama islam dalam

mengembangkan kesaadran untuk berbusana muslimah.

2. Guru sebagai pendidik dan pengajar di tuntut memberikan sri tauladan

terhadap anak didiknya, oleh karena itu guru dituntut merealisasikan dan

megngaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Diperbanyak buku-buku bacaan tentang ajaran islam selain GBPP

madarasah Tsanawiyah, disampaikan secara variasi professional oleh guru

yang bersangkutan juga dengan mempergunakan berbagai mettode

sehingga akan mudah diterima oleh siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Tafsir 2000. Metose Khusus Pendidikan agama Islam. Bandung: Rosda

Karya: Bandung.

Ahmad Tantowi. 2001. Psikologi Pendidik. Bandung: Alfa Beta

Ahmad Warson Munawir. 2001Kamus Al-Munawir Arab – Indonesia. Yogyakarta:

Almunawir.

Ali Yusup Sabodri. . 2003. Psikologi Pendidikan.: Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya

Arief Ikhwanie. 2003. Ilmu Pendidikan Teoritis. Bandung. IAIN SGD.

Asad M Kalai, 2001 Kamus Indonesia Arab. Jakarta: Bulan Bintang.

Hadari Nawawi. 2003. Pendidikan agama Islam. Surabaya: Al-Ikhlas.

Hasbie As-sidiq. 2000. Sejarah dan pengantar Ilmu Tafsir Al-Quran. Jakarta: Bulan

Bintang.

Page 16: USAHA-USAHA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...

Vol. II No. 03, Pebruari 2019

316

Ivor K Davis. 2003. Pengelolaan Belajar. Jakarta: Rajawali CV.

Jhon Echol dan Hasan . 2002. Kamus Indonesia Inggris. Jakarta:.Gramedia

Juariah Dahlan. 2001. Metode Belajar Mengajar Bahasa Arab. Surabaya: Al-Ikhlas.

Muhibbin Syah. 2000. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung:

Remaja Rosda Karya

Mahmud Yunus. 2002. Kamus Arab Indonesia. Jakarta: Yayasan penyelenggara

Penterjemah Al-Quran.

Mastuhu. 2002. Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta: INIS

M. Aripin. 2003. Filsapat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Koentjoroningrat. 2003. Metode-metode penelitian MAsyarakat. Jakarta: Gramedia

Pustaka Umum.

Nasution. 2002. Didaktis Asas-asas mengajar. Bandung: Tarsito

Ngalim Purwanto. 2001. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya

Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers

Suharsimi Arikunto. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

------------------------ 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:

Bumi Aksara.

Sutrisno Hadi 2003, Metodologi Riseach Untuk Penulisan Paper, Skripsi, Thesis

dan desertasi jilid I dan II. Yogyakarta:Yayasan penerbitan Fakultas

Psikologi UGM

Usman Effendi & Rustana Ardiwinata. 2003. Pengantar Psikologi. Bandung:

Angkasa.

Wayan Nurkancana . 2002. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional

Winarno Surachmad. 2003. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Teknik.

Bandung: Tarsito .

W. S. Winkel. 2001. Psikologi Pendidikan Dan Evaluasi Pengajaran. Bandung:

Gramedia

Yusup Adnan 2003. Dasar-dasar Statistik Deskriptif. Bandung: Fakultas Tarbiyah

IAIN SGD.

Zakiyyah Daradjat. 2003. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Rajawali Press.