Urban tourism vs rural tourism
-
Upload
riestiani-kadiriandi -
Category
Travel
-
view
503 -
download
2
Transcript of Urban tourism vs rural tourism
Disusun Oleh :Erfan Hikmayadi (1307028)Erfina Agesty A (13Febri Vika Br Purba (1305484)Ovi Nurafifah I (1305824)Nurul Nurusiyam (1302150)Rahman (1305194)Riestiani Kadiriandi (1307115)Yogi Arman (1002126)
Pendidikan Sosiologi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
*Urban Tourism VS Rural Tourism
*Latar Belakang Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang
dilakukan untuk rekreasi atau liburan dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini. Kegiatan wisata tentu sangat
menarik dan bahkan saat ini menjadi kebutuhan pokok bagi sebagian orang . Minat seorang wisatawan tentu berbeda
antara satu dengan yang lain, oleh karena itu pula terdapat berbagai jenis tempat wisata. Seiring dengan perkembangan
zaman, minat serta tujuan wisata juga turut mengalami perkembangan. Diantara berbagai jenis tempat wisata yang ingin dikunjungi oleh wisatawan diantaranya adalah Urban
Tourism (Wisata Perkotaan ) dan Rural Tourism (Wisata Pedesaan).
*Konsep/Teori
• Menurut etimologi kata “pariwisata” diidentikkan dengan kata “travel” dalam bahasa Inggris yang diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali–kali dari satu tempat ke tempat lain. Atas dasar itu pula dengan melihat situasi dan kondisi saat ini pariwisata dapat diartikan sebagai suatu perjalanan terencana yang dilakukan secara individu atau kelompok dari satu tempat ke tempat lain dengan tujuan untuk mendapatkan kepuasan dan kesenangan (Sinaga, 2010:12).
• Pariwisata menurut UU No. 9 Tahun 1990 adalah segala seuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan, daya tarik dan atraksi wisata serta usaha-usaha yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata
Pariwisata
*Lanjutan . . .
Klingner (2006: 1) mendefinisikan pariwisata perkotaan secara sederhana sebagai sekumpulan sumber daya atau kegiatan wisata yang berlokasi di kota dan menawarkannya kepada pengunjung dari tempat lain.
Urban Tourism
secara lebih luas pariwisata perkotaan dapat didefinisikan sebagai:bentuk umum dari pariwisata yang memanfaatkan unsur-unsur perkotaan (bukan pertanian) dan segala hal yang terkait dengan aspek kehidupan kota (pusat pelayanan dan kegiatan ekonomi) sebagai daya tarik wisata.
*Lanjutan . . .
Rural tourism, segala bentuk dari wisata yang menunjukan lokasi pedalaman yang memberi keuntungan bagi ekonomi lokal dan sosial sebagaimana membisakan interaksi antara turis dan penduduk lokal
Rural Tourism
Desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang
menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. ( Nuryanti, Wiendu. 1993. Concept, Perspective and Challenges, makalah bagian
dari Laporan Konferensi Internasional mengenai Pariwisata Budaya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal. 2-3)
Komponen Utama Desa Wisata
Terdapat dua konsep yang utama dalam komponen desa wisata :
Akomodasi : sebagian dari tempat tinggal para
penduduk setempat dan atau unit-unit yang
berkembang atas konsep tempat tinggal penduduk.
Atraksi : seluruh kehidupan keseharian penduduk setempat beserta setting fisik lokasi desa
yang memungkinkan berintegrasinya wisatawan sebagai partisipasi aktif seperti : kursus tari, bahasa dan lain-lain yang spesifik.
Urban Tourism VS Rural Tourism
Batu Night Spectacullar Profil BNS ( Batu Night
Spectacullar)
BNS adalah sebuah tempat rekreasi baru di Kota Batu, tepatnya berada di Desa Oro-Oro Ombo. Perjalanan menuhu BNS menggunakan
kendaraan pribadi memerlukan waktu tidak lebih dari 15 menit dari pusat kota., jika kondisi lalu lintas sedang lancar. Sesuai namanya, Batu Night Spectacular merupakan sebuah tempat wisata keluarga yang hanya dapat dinikmati malam hari, buka mulai pukul 15:00
sampai dengan 24:00
Dengan memiliki waktu operasional dimalam hari, Batu Night Spectacular merupakan sebuah alternatif tujuan untuk melepaskan penat dari beban rutinitas kerja atau kegiatan lain yang telah dilakukan pada siang hari. Rasanya sangat tidak berlebihan jika saya menyebut BNS sebagai satu-satunya tempat rekreasi keluarga yang dapat dinikmati pada malam hari untuk seputaran kota Batu, karena disini tersedia banyak permainan yang bisa dinikmati oleh pengunjung dari segala umur dengan tiket masuk yang sangat murah, yaitu sebesar 10 ribu rupiah untuk tiap orang. Mungkin inilah disneyland-nya kota Batu.
*Atraksi Beberapa atraksi yang disajikan didi BNS adalah :
Rodeo (Rp 10.000,-), Disco Bumper Car (Rp 10.000,-), Monkey Jump (Rp 7.000,-) Baby Wheel (Rp 7.000,-), Mini Bumper Car/Mini Train/Jump Arround/Marry Go Round (Rp 7.000), KidsZone Sepuasnya (Rp 15.000,-).Bagi wisatawan yang suka dengan tantangan bisa mencoba wahana Rumah Hantu dengan tiket sebesar Rp 7.000,- (Senin-Kamis) dan Rp 10.000,- (Jum’at-Minggu-Hari Libur).
Lokasi lainnya yang tidak boleh terlewatkan adalah Taman Lampion yang tentunya menawarkan berbagai macam
bentuk lampion-lampion yang dihiasi lampu-lampu yang sangat indah. Untuk dapat masuk ke Taman Lampion,
wisatawan dikenai biaya sebesar Rp 12.000. .
Bagi wisatawan yang suka dengan tantangan bisa mencoba wahana Rumah Hantu dengan tiket sebesar Rp 7.000,- (Senin-Kamis) dan Rp 10.000,- (Jum’at-Minggu-Hari Libur).Selain rumah hantu, masih banyak lagi wahana menantang adrenalin yang dapat wisatawan coba, ada Battle Area, Mega Mix, dll. Bagi wisatawan yang senang dengan tekhnologi jangan lewatkan juga wahana 4 D dengan biaya masuk sebesar Rp 12.000,-.
Satu lagi yang harus dicoba yakni Rumah
Kaca, di dalam rumah kaca tersebut
wisatawan akan dibuat bertanya-tanya mencari
jalan keluar. Karena akan ada banyak jalan terlihat di dalamnya,
Rumah Kaca ini GRATIS bagi siapapun
Terdapat panggung musik yang menghadirkan musik-musik
ataupun kesenian tradisional. dan pada puncak show time, anda
akan melihat satu satunya pertunjukkan yang ada di
ndonesia, yaitu Air Mancur Menari. Tarian air mancur diiringi
permainan lampu warna-warni itu mampu memaksa mata
pengunjung tertuju ke liukan air. Air mancur itu terlihat cukup lihai menari mengikuti lantunan lagu. Dari lagu instrumental, pop rock,
hingga dangdut koplo
*Aktivitas BNS atau Batu Night
Spectacular adalah sebuah wahana yang menarik untuk dikunjungi. Tidak heran, pada akhir pekan wisata ini sangat
dibanjari para wisatawan asing maupun wisatawan domestik. Memang bukan hal yang asing
lagi, ketika sebuah wisata didirikan, masyarakat
sekitarpun diikut sertakan, begitupun dengan BNS banyak para karyawan di BNS berasal
dari masyarakat sekitar, dengan begitu sedikit atau
banyaknya angka pengangguran di daerah
sekitar berkurang..
*Amenitas Bagi pengunjung yang ingin membeli oleh-oleh atau buah
tangan, di lokasi taman rekreasi ini juga telah disediakan puluhan kios yang menjajakan berbagai makanan dan souvenir khas kota Batu, Malang. Tentunya dengan harga yang terjangkau pula, bahkan apabilawisatawan cukup berani bisa melakukan negosiasi harga alias tawar-menawar. Lengkap sudah wisata Anda di BNS setelah mengunjunggi kios-kios dan membeli beberapa cinderamata untuk orang yang tercinta. Untuk penginapan, bisa Anda dapatkan di sekitar kawasan obyek wisata. Usai menikmati beragam wahana yang tersedia di areal seluas 3 ribu meter persegi ini, anda bisa mengisi perut sekaligus beristirahat di sebuah food center yang dinamakan Food Court. Ada banyak pilihan menu minuman maupaun makanan di area ini. Tinggal pilih minuman dingin atau panas. Begitu halnya makanan. Banyak menu yang bisa dipilih sesuia selera.
*Aksesibilitas
Akses menuju lokasi cukup mudah. Wisatawan bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun menyewa
kendaraan bermotor. Jika, wisatawan berada di pusat kota Malang, hanya butuh waktu perjalanan sekitar 45 menit
untuk sampai ke lokasi BNS. Wisatawan cukup melewati Jalan Kauman ke arah Barat, lalu belok kanan ke arah Jalan Kyai Haji Hasyim Ashari.
Setelah itu berbelok kiri ke arah Jalan Kawi. Dari Jalan Kawi wisatawan melanjutkan hingga ke Jalan Ijen sampai
bertemu Jalan Bandung ke arah Barat (kiri). Dari Jalan Bandung wisatawan berbelok arah ke arah Jalan Veteran, lalu ke arah jalan Bogor (arah ke Utara). Dari jalan
Bogor, lalu berbelok kanan ke arah jalan Jendral DI Panjaitan.
*Manfaat pengembangan pariwisata
Aspek ManfaatEkonomi - Menambah devisa
- Menambah lapangan kerja- Meningkatkan kesejahteraan
masyarakat - Mendorong pembangunan daerah
Sosial-budaya - Meningkatkan kecerdasan masyarakat- Memperoleh nilai tambah atas
pemanfaatan lingkungan yang adaBerbangsa-bernegara
- Mempererat persatuan dan kesatuan- Menumbuhkan rasa memiliki dan
kecintaan terhadap tanah air
*Dampak pengembangan
pariwisataAspek Dampak Ekonomi • Harga barang dan jasa pelayanan menjadi
naik, karena banyaknya wisatawan• Harga tanah naik akibat banyaknya para
investor yang memerlukan tanah untuk pembangunan hotel dan sarana penunjang pariwisata
Sosial-budaya • Penduduk khususnya remaja suka mengikuti pola hidup pawa wisatawan yang tiidak sesuai dengan budaya dann kepribadian bangsa kita sendiri
Berbangsa-bernegara
• Banyak peluang dan pemanfaatan wisatawan juga mengundang perilaku yang tidak bertanggungjawab
*Desa Wisata Penglipuran BaliProfil Desa Penglipuran
Desa adat Penglipuran berada di bawah administrasi Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, yang berjarak 45 km dari kota Denpasar. Letaknya berada di daerah dataran tinggi di sekitar kaki Gunung Batur. Berdasarkan data tahun 2001 yang dihimpun pemerintah, Desa Adat Penglipuran memiliki luas wilayah sekitar 1,12 Ha.
Desa ini merupakan salah satu kawasan pedesaan di Bali yang memiliki tatanan yang teratur dari struktur desa tradisional, perpaduan tatanan tradisional dengan banyak ruang terbuka pertamanan yang asri membuat desa ini membuat kita merasakan nuansa Bali pada dahulu kala. Penataan fisik dan struktur desa tersebut tidak lepas dari budaya yang dipegang teguh oleh masyarakat Adat Penglipuran dan budaya masyarakatnya juga sudah berlaku turun temurun.
*Sejarah Sejarah Desa Adat Penglipuran dimulai sejak 700-an tahun yang
lalu, yaitu pada zaman kerajaan Bangli. Menurut penuturan para sesepuh/penglingsir, Desa Penglipuran merupakan sepihan dari
Desa Bayung Gede, Kintamani. Kata Penglipuran berasal dari kata Pengeling dan Pura. Pengeling berasal dari kata eling yang berarti ingat/mengingat. Pura berarti tempat/benteng/tanah leluhur. Jadi
Penglipuran artinya ingat kepada tanah leluhur/ tempat asal mulanya. Hal ini didasarkan pada alasan bahwa pendahulu/leluhur
Desa Penglipuran berasal dariDesa Bayung Gede, Kintamani. Jarak antara Kota Bangli dengan Desa Bayung Gede sangat jauh (sekitar 25 km) dan perjalanan jaman dulu hanya dapat dilakukan dengan berjalan kaki ataunaik kuda, maka untuk memudahkan komunikasi dibuatlah
semacam peristirahatan di daerah Kubu (4,5 km) dari kota Bangli. Dari waktu ke waktu akhirnya warga ini terus bertambah banyak
karena sudah ada yang berkeluarga. Sebelum bernama Penglipuran, desa ini dulunya bernama Desa Kubu Bayung yang
artinya orang Bayung yang tinggal di wilayah Kubu.
*Atraksi Natural Atraction
berupa landscape hutan bambu yang mengelilingi desa, iklim tropis yang sejuk dan udara yang segar tanpa
polusi kendaraan. Sekitar 40 % dari lahan desa adalah hutan bambu.
Menebang pohon bambu di desa ini tidak boleh sembarangan tanpa ijin dari tokoh masyarakat setempat.
Cultural Atraction
Cultural attraction yang dapat dijumpai di Desa Penglipuran yaitu sejarah, cerita rakyat, kesenian berupa tari-tarian, upacara khusus yaitu upacara
penguburan mayat (ngaben) yang berbeda dengan upacara ngaben masyarakat Bali pada umumnya.
Tari-tarian yang dipentaskan untuk menghibur para wisatawan diantaranya tari Barong, tari
Panyebrahma, tari Sekar Tunjung, Joged Bumbung. Tari-tarian yang berkaitan dengan pelaksanaan
upacara yaitu tari Baris. Tari Baris diiringi oleh alat musik gambelan yang dimainkan oleh sekelompok
orang yang disebut dengan Sekaa Gambelan.
meliputi cara hidup, populasi penduduk, bahasa, pertemuan sosial. Social Attractions yang dijumpai di Desa
Penglipuran yaitu cara hidup masyarakat Desa Penglipuran terkait norma-norma social yang berlaku. Mata pencaharian penduduk Desa Penglipuran sebagian besar adalah bertani dan beternak,
selebihnya ada yang bekerja sebagai tukang, pengrajin, pegawai, serta
pedagang.
Built attraction yang dapat dijumpai di Desa Penglipuran yaitu bangunan
bersejarah berupa rumah adat yang masih asli dan dijaga oleh masyarakat Penglipuran maupun rumah adat yang telah dimodifikasi dengan arsitektur
modern. Ada juga monument, taman dan kebun.
Built Attraction
Social Attractions
*Aktivitas Desa wisata ini menawarkan konsep pemukiman yang ramah
lingkungan. Tak ada mobil atau motor yang diperkenankan memasuki kawasan. Kendaraan bermotor hanya bisa masuk
hingga pelataran parkir yang disediakan. Rumah setiap keluarga dalam setiap kavling tampak hampir seragam,
dengan arsitektur tradisional. Tiangnya dari kayu dengan atap yang khas berupa sirap bambu, dibatasi tembok dan memiliki
gerbang khas Bali sebagai pintu masuk.Wisatawan di Desa Penglipuran dapat berinteraksi dan ikut
dalam cara hidup masyarakat Desa Penglipuran seperti kegiatan memasak masakan khas Bali, mejejaitan, membuat
penjor, membuat gebogan, bermain permainan tradisional Bali dengan anak-anak Desa Penglipuran, berternak, berkebun dan berjualan hasil olahan masyarakat Desa Penglipuran. Melalui kegiatan ini wisatawan dapat merasakan keramah tamahan
masyarakat Desa Penglipuran dan sekaligus mendapat pengalaman dan pengetahuan baru mengenai budaya Desa
Penglipuran maupun budaya Bali.
*Amenitas
Amenitas yang ada di Desa Penglipuran yaitu homestay, rumah makan atau
restaurant , pos jaga, warung/kios, tempat parkir, tempat registrasi pengunjung, toilet umum. Sayangnya sarana dan prasarana yang disediakan tidak disertai dengan keamanan. Fasilitas toilet umum masih kurang jumlahnya dan tidak ada
fasilitas beribadah bagi umat Muslim.
*Aksesibilitas Karena tidak ada sarana transfortasi umum untuk
menuju lokasi desa Penglipuran Bangli, maka cara terbaik untuk wisata ke desa Penglipuran Bangli adalah menggunakan jasa rental mobil + sopir di
Bali atau menyewa mobil tanpa supir.Aksesibilitas berupa jalan di Desa Penglipuran
terbagi dalam tiga jenis, yaitu jalan sekunder yang merupakan
ring road desa, koridor tengah desa (rurung gede), serta jalan setapak/gang.
*Manfaat Pengembangan Wisata
Manfaat pembangunan pariwisata berkelanjutan yang mencakup aspek ekonomi, sosial-budaya, dan lingkungan sehubungan dengan dijadikannya Penglipuran sebagai Desa Wisata dijelaskan sebagai berikut:
1. Aspek Ekonomi
Pembangunan pariwisata di Desa Wisata Penglipuran telah memberikan manfaat ekonomi secara langsung dan adil kepada
masyarakat lokal karena masyarakat lokal berperan sebagai subjek pelaku pariwisata yang berinteraksi langsung dengan
wisatawan yang berkunjung, masyarakat lokal dapat menyediakan jasa pelayanan wisata seperti menyediakan rumah penginapan
tamu (guest house) dn menjual souvenir kerajinan ayaman bambu kepada wisatawan. Selain itu, masyarakat lokal juga mendapatkan sebagian penghasilan dari panjualan tiket masuk (entrance ticket)
Desa Wisata Penglipuran masuk ke kas Desa Adat
2. Aspek Sosial-Budaya
• Dalam hal upacara keagamaan di pura, pelaksanaannya sepenuhnya dilakukan oleh anggota (krama) desa adat dan biayanya diperoleh dari desa adat setempat, sumbangan dari hasil penjualan tiket masuk Desa Wisata Penglipuran dan bantuan dari pemerintah Kabupaten Bangli.
• Pada dasarnya masyarakat lokal menerima dengan baik dan merasa bangga sehubungan dengan desanya dijadikan sebagai salah satu Desa Wisata di Bali. Masyarakat berpendapat bahwa dengan dijadikannya sebagai Desa Wisata setidaknya memberikan kontribusi kepada desanya walaupun secara langsung mereka belum menikmatinya.
3. Aspek Lingkungan
Manfaat dalam aspek dalam lingkungan yang dirasakan oleh masyarakat lokal Desa Penglipuran adalah adanya kesadaran dari massyarakat untuk menjaga dan melestarikan lingkungan
alam yang ada. Dalam upaya tersebut warga masyarakat secara rutin melakukan kerja sosial untuk membersihkan lingkungan dan memiliki sebuah tempat sampah yang ukurunya cukup
besar.
*Dampak Pengembangan Wisata
Pembangunan pariwisata di Desa Wisata Penglipuran tidak mengakibatkan dampak-dampak negatif terhadap lingkungan
dan penurunan kualitas tanah atau lahan pertaninan baik lahan perladangan maupun persawahan. Kelestarian hutan bambu
masih tetap terjaga dengan baik. Selain itu dengan dijadikannya desa mereka sebagai objek wisata, secara langsung masyarakat
dengan antusias berperan serta menjaga kebersihan dan keindahan lingkungannya. Aspek Sosial-budaya, kehidupan
sosial-budaya masyarakat di Desa Penglipuran masih sangat lestari, hal ini dibuktikan dari tetap terpeliharanya berbagai tradisi budaya dan ritual upacara keagamaan di Desa Adat
Penglipuran ditengah pengaruh globalisasi dan modernisasi, kehadiran pariwisata justru membangkitkan upaya pelestarian nilai-nilai tradisi dan budaya masyarakat lokal untuk dijadikan
sebagai atraksi wisata.
*Kesimpulan • Pariwisata adalah kegiatan perjalanan terencana yang dilakukan
secara individu atau kelompok dari satu tempat ke tempat lain dengan tujuan untuk mendapatkan kepuasan dan kesenangan.Dari berbagai jenis tempat wisata diantaranya adalah Urban Tourism (Wisata Perkotaan) dan Rural Tourism (Wisata pedesaan).
• Batu Night Spectacular adalah salah satu destinasi wisata yang menarawkan atraksi-atraksi modern dan beroperasi pada malam hari menjadi daya tarik tersendiri.
• Desa adat Penglipuran pun tak kalah menarik perhatian para wisatawan untuk mengunjungi desa wisata yang mencerminkan adat Bali ini. Dengan menawarkan aktrasi dan aktivitas-aktivitas tradisional Bali membuat Desa Penglipuran ini memeiliki pessona tersendiri.
• Pengembangan pariwisata di suatu daerah tentunya akan memberikan manfaat dan juga dampak bagi masyarakat lokal. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana masyarakat lokal dan pengelola pariwisata dapat mengelola potensi pariwisata sebaik mungkin sehingga potensi tersebut dapat memberi manfaat maksimal bagi masyarakat dan dapat pula dinikmati pada masa yang akan datang.
*TERIMAKASIH