uplodan6
-
Upload
ginesha-hafidzy-garishah -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
Transcript of uplodan6
-
7/26/2019 uplodan6
1/3
III.7. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan fisik dengan rhinoskopi anterior, dan
posterior, pemeriksaan naso-endoskopi sangat dianjurkan untuk diagnosis yang
lebih tepat dan dini. Tanda khas ialah adanya pus di meatus medius (pada sinusitis
maksila dan ethmoid anterior dan frontal) atau di meatus superior (pada sinusitis
ethmoidalis posterior dan sfenoid). Pada rinosinusitis akut, mukosa edema dan
hiperemis. Pada anak sering ada pembengkakan dan kemerahan pada kantus
medius.1,2
Pemeriksaan pembantu yang penting adalah foto polos atau T-!"an. #oto
polos posisi $aters, P%, lateral, umumnya hanya mampu menilai kondisi sinus-
sinus besar seperti sinus maksila dan frontal. &elainan akan terlihat
perselubungan, air-fluid le'el, atau penebalan mukosa.1,2
T-!"an sinus merupakan gold standard diagnosis sinusitis karena mampu
menilai se"ara anatomi hidung dan sinus, adanya penyakit dalam hidung dan sinus
se"ara keseluruhan dan perluasannya. amun karena mahal hanya dikerjakan
sebagai penunjang diagnosis sinusitis kronis yang tidak membaik dengan
pengobatan atau pra-operasi sebagai panduan operator saat melakukan operasi
sinus.1,2
Pada pemeriksaan transiluminasi sinus yang sakit akan menjadi suram atau
gelap. Pemeriksaan ini sudah jarang dilakukan karena sangat terbataskegunaannya. Pemeriksaan mikrobiologik dan tes resistensi dilakukan dengan
mengambil sekret dari meatus mediussuperior, untuk mendapatkan antibiotik
yang tepat guna. *ebih baik lagi bila diambil sekret yang keluar dari pungsi sinus
maksila. !inuskopi dilakukan dengan pungsi menembus dinding medial sinus
maksila melalui meatus inferior, dengan alat endoskop bisa dilihat kondisi sinus
maksila yang sebenarnya, selanjutnya dapat dilakukan irigasi sinus untuk terapi.
9
-
7/26/2019 uplodan6
2/3
III.8. Terapi
Tujuan terapi sinusitis ialah memper"epat penyembuhan, men"egah
komplikasi, dan men"egah perubahan menjadi kronis. Prinsip pengobatan ialah
membuka sumbatan di kompleks osteo-meatal sehingga drainase dan 'entilasi
sinus-sinus pulih se"ara alami.1,2
%ntibiotik dan dekongestan merupakan terapi pilihan pada sinusitis akut
bakterial, untuk menghilangkan infeksi dan pembengkakan mukosa serta
membuka sumbatan ostium sinus. %ntibiotik yang dipilih adalah golongan
penisilin seperti amoksisilin. +ika diperkirakan kuman telah resisten atau
memproduksi beta-laktamase, maka dapat diberikan amoksisilin-kla'ulanat atau
jenis sefalosporin generasi ke-2. Pada sinusitis antibiotik diberikan selama 1-1
hari alaupun gejala klinik sudah menghilang. Pada sinusitis kronik diberikan
antibiotik yang sesuai untuk kuman gram negatif dan anaerob.1,2
!elain dekongestan oral dan topikal, terapi lain dapat diberikan jika
diperlukan, seperti analgetik, mukolitik, steroid oraltopikal, pen"u"ian rongga
hidung dengan al atau diatermi. %ntihistamin tidak rutin diberikan karena sifat
antikolinergiknya dapat menyebabkan sekret jadi lebih kental. /ila ada alergi
berat sebaiknya diberikan antihistamin generasi ke-2. 0rigasi sinus maksila atau
Proet displa"ement juga merupakan terapi tambahan yang dapat bermanfaat.
0munoterapi dapat dipertimbangkan jika pasien menderita kelainan alergi yang
berat.1,2
Tindakan operasi/edah sinus endoskopi fungsional (/!##!!) merupakan operasi
terkini untuk sinusitis kronik yang memerlukan operasi. Tindakan ini telah
menggantikan hampir semua jenis bedah sinus terdahulu karena memberikan hasil
yang lebih memuaskan dan tindakan lebih ringan dan tidak radikal. 0ndikasinya
berupa3 sinusitis kronik yang tidak membaik setelah terapi adekuat, sinusitis
kronik disertai kista atau kelainan yang ire'ersibel, polip ekstensif, adanya
komplikasi sinusitis serta sinusitis jamur.1,2
10
-
7/26/2019 uplodan6
3/3
III.9. Komplikasi
&omplikasi sinusitis yang berat biasanya terjadi pada sinusitis akut atau
pada sinusitis kronis dengan eksarsebasi akut, berupa komplikasi orbita atau
intrakranial. Kelainan orbita, disebabkan oleh sinus paranasal yang berdekatan
dengan mata, yaitu sinus ethmoid, kemudian frontal dan maksila. Penyebaran
infeksi terjadi melalui tromboflebitis dan perikontinuitatum. &elainan yang dapat
timbul ialah edema palpebra, selulitis orbita, abses periosteal, abses orbita, dan
selanjutnya dapat terjadi trombosis sinus ka'ernosus. 1,2
Kelainan intrakranial dapat berupa meningitis, abses
ekstraduralsubdural, abses otak dan trombosis sinus ka'ernosus. Komplikasi
juga dapat terjadi pada sinusitis kronis, berupa3 Osteomielitis dan abses
periosteal. Paling sering timbul akibat sinusitis frontal dan biasanya ditemukan
pada anak-anak. Pada osteomielitis sinus maksila dapat timbul fistula oroantral
atau fistula pada pipi. Kelainan paruseperti bronkhitis kronik dan bronkiektasis.
%danya kelainan sinus paranasal disertai dengan kelainan paru ini disebut sino-
bronkhitis. !elain itu, dapat juga menyebabkan kambuhnya asma bronkhial yang
sukar dihilangkan sebelum sinusitisnya disembuhkan.1,2
11