UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris...

111
UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL KUANTIFIKASI MANFAAT SI/TI BUSINESS CONTINUITY MANAGEMENT DARI SISTEM PEMBAYARAN MENGGUNAKAN TABEL MANFAAT BISNIS SI/TI GENERIK DAN SYSTEM DYNAMICS : STUDI KASUS PT. BANK XYZ KARYA AKHIR KRIS SATRIA PANDU DEWANTARA PUTRA 1106144992 FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI JAKARTA JULI 2013 Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Transcript of UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris...

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

UNIVERSITAS INDONESIA

RANCANGAN MODEL KUANTIFIKASI MANFAAT SI/TI BUSINESS CONTINUITY MANAGEMENT DARI SISTEM

PEMBAYARAN MENGGUNAKAN TABEL MANFAAT BISNIS SI/TI GENERIK DAN SYSTEM DYNAMICS : STUDI KASUS PT.

BANK XYZ

KARYA AKHIR

KRIS SATRIA PANDU DEWANTARA PUTRA 1106144992

FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI

JAKARTA JULI 2013

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

UNIVERSITAS INDONESIA

RANCANGAN MODEL KUANTIFIKASI MANFAAT SI/TI BUSINESS CONTINUITY MANAGEMENT DARI SISTEM

PEMBAYARAN MENGGUNAKAN TABEL MANFAAT BISNIS SI/TI GENERIK DAN SYSTEM DYNAMICS : STUDI KASUS PT.

BANK XYZ

KARYA AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Teknologi Informasi

KRIS SATRIA PANDU DEWANTARA PUTRA 1106144992

FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI

JAKARTA JULI 2013

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Kris Satria Pandu Dewantara Putra

NPM : 1106144992

Tanda tangan : ……………………

Tanggal : ……………………

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

iv

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan

kasih karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan Karya Akhir ini. Penulisan Karya

Akhir ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai

gelar Magister Teknologi Informasi pada Program Studi Magister Teknologi

Informasi, Fakultas Ilmu Komputer - Universitas Indonesia. Saya menyadari

bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan

sampai pada penyusunan Karya Akhir ini, sangatlah sulit bagi saya untuk

menyelesaikannya. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Benny Ranti, MSc. selaku dosen pembimbing yang telah

menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam

penyusunan Karya Akhir ini;

2. Bapak Widijanto S. Nugroho, Ph.D dan Bob Hardian, Ph.D selaku dosen

penguji yang telah menguji dan memberi masukan perbaikan Karya Akhir

ini;

3. PT. Bank XYZ dan jajaran manajemen yang telah membantu dalam usaha

memperoleh data yang perlukan dalam menyelesaikan Karya Akhir ini;

4. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan bantuan dukungan

material dan moral;

5. Sahabat-sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan

karya akhir ini;

6. Dosen pengajar dan staf MTI UI yang telah berbagi ilmu dan bantuan

kepada saya;

7. Rekan-rekan seperjuangan, sahabat MTI UI 2011FB, yang telah

menghadirkan keluarga baru bagi saya saat di perkuliahan;

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

v

8. Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang telah

memberikan dukungan kepada saya dalam menyelesaikan Karya Akhir ini.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Karya Akhir ini bisa

menjadi berkat bagi banyak pihak dan membawa manfaat bagi pengembangan

ilmu.

Salemba, Juli 2013

Penulis

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

bawah ini:

Nama : Kris Satria Pandu Dewantara Putra

NPM : 1106144992

Program Studi : Magister Teknologi Informasi

Fakultas : Ilmu Komputer

Jenis Karya : Karya Akhir

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalty-

Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

“Rancangan Model Kuantifikasi Manfaat SI/TI Business Continuity

Management dari Sistem Pembayaran Menggunakan Tabel Manfaat

BisnisSI/TI Generik dan System Dynamics : Studi Kasus PT. Bank XYZ”

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-

ekskutif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan,

mengelola dalam bentuk pangkalan data (database). Merawat, dan

mempublikasikan Karya Akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap

mencantumkan saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : JAKARTA

Pada tanggal : 9 Juli 2013

Yang menyatakan

(Kris Satria Pandu Dewantara Putra)

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

vii

Universitas Indonesia

ABSTRAKSI

Nama : Kris Satria Pandu Dewantara Putra Program Studi : Magister Teknologi Informasi Judul : Rancangan Model Kuantifikasi Manfaat SI/TI Business

Continuity Management dari Sistem Pembayaran Menggunakan Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik dan System Dynamics : Studi Kasus PT. Bank XYZ

Penerapan BCM (Business Continuity Management) sebagai salah satu kebijakan Bank Indonesia mengharuskan setiap bank setidaknya memiliki BCP (Business Continuity Plan), DRP (Disaster Recovery Plan) dan DRC (Disaster Recovery Center). Keberlangsungan BCM di perusahaan membutuhkan biaya yang tidak sedikit baik di sisi TI (Teknologi Informasi) maupun operasional BCM. Kesulitan pengukuran manfaat bisnis yang diperoleh atas investasi dalam menerapkan BCM merupakan salah satu permasalahan yang muncul.

Salah satu tahapan BCM adalah Risk Asessment dan Business Impact Analysis yang menitikberatkan pada identifikasi kemungkinan risiko yang muncul pada aset atau proses bisnis di perusahaan dan dampaknya kepada perusahaan. Tabel manfaat bisnis SI/TI generik digunakan untuk melengkapi proses pada tahapan ini dengan menambahkan aspek potensi manfaat yang timbul dari mitigasi terhadap aset atau proses yang berisiko. System Dynamics digunakan untuk melihat keterkaitan sebab akibat antar manfaat yang diidentifikasi. Keterkaitan ini digunakan sebagai dasar penentuan kelompok manfaat untuk memudahkan proses kuantifikasi.

Penelitian ini membuat model kuantifikasi manfaat investasi SI/TI dari BCM di PT. Bank XYZ dengan menggunakan data dari proses bisnis sistem pembayaran atau kiriman uang antar bank yang dilakukan dengan menggunakan Real Time Gross Settlement (RTGS) dan Sistem Kliring Nasional (SKN). Total kuantifikasi manfaat yang didapatkan untuk proses bisnis sistem pembayaran RTGS dan SKN adalah Rp1.338.503.180.448,19,-. Untuk mendapatkan total manfaat dari investasi SI/TI implementasi BCM, proses identifikasi dan kuantifikasi dengan menggunakan model ini harus dilakukan pada semua aset atau proses bisnis yang dikelola dalam implementasi BCM di perusahaan. Hasil kuantifikasi potensi manfaat bisnis dari rencana mitigasi risiko terhadap aset atau proses bisnis pada tahap Business Impact Analysis digunakan sebagai acuan untuk menentukan risiko dari aset atau proses bisnis mana yang diprioritaskan untuk dikelola.

Kata Kunci : Business Continuity Management, Manfaat Bisnis SI/TI Generik, System Dynamics

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

viii

Universitas Indonesia

ABSTRACT

Name : Kris Satria Pandu Dewantara Putra Program Study : Master of Information Technology Title : Quantification Model IS/IT Value of Business Continuity

Management in Payment System Using Generic IS/IT Business Value’s Table and System Dynamics : Case Study PT. Bank XYZ

Implementing BCM (Business Continuity Management) as one of Bank Indonesia’s policy requires banks least to have BCP (Business Continuity Plan), DRP (Disaster Recovery Plan) and DRC (Disaster Recovery Center). BCM spend much cost in IT (Information Technology)’s area and operational’s cost. Difficulty of measuring the business benefits earned by investment in implementing BCM is one of the problems that arise. One of BCM’s stage is Risk Assessment and Business Impact Analysis, which focuses on the identification of possible risks arising on the assets or business processes and its impact to the company. Generic IS/IT Business Value used to complete the process at this stage by adding potential benefits arising through risk mitigation to assets and process. System Dynamics is used to identify a causal relationship between the identified benefits. This linkage is used as a basis for determining the benefit of a group that is used in quantification process. This study developed model to quantify benefits of the IS / IT investment’s of BCM in PT. Bank XYZ by using bank payment’s data and business process in Real Time Gross Settlement (RTGS) and Sistem Kliring Nasional (SKN). Total benefits obtained for payment system’s business process in RTGS and SKN is Rp 1.338.503.180.448,19,-.To get the total benefit from the investment of IS / IT implementation of the BCM, the identification and quantification by using this model should be performed on all of the assets or business processes are managed within the BCM implementation in company. Results quantification of potential business benefits of the risk mitigation plans to assets or business processes in the phase of Business Impact Analysis is used as a reference for determining the risk of an asset or business processes which are prioritized to be managed. Keyword : Business Continuity Management, Generic IS/IT Business Value, System Dynamics

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

ix

Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH ................................ iv HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................. vi ABSTRAKSI ........................................................................................................ vii ABSTRACT ........................................................................................................ viii DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah ................................................................................. 2

1.2.1. Teknologi ..................................................................................... 3 1.2.2. Organisasi ..................................................................................... 4 1.2.3. Prosedur ....................................................................................... 4 1.2.4. Manusia ........................................................................................ 5 1.2.5. Angggaran .................................................................................... 5

1.3. Studi Literatur Penelitian Sebelumnya..................................................... 6 1.4. Kontribusi Penelitian ................................................................................ 8 1.5. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................ 8 1.6. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................ 9

1.6.1. Tujuan Penelitian ......................................................................... 9 1.6.2. Manfaat Penelitian ....................................................................... 9

1.7. Sistematika Penulisan ............................................................................ 10 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 12

2.1. Business Continuity Management ......................................................... 12 2.1.1. Pengertian Business Continuity Management ........................... 12 2.1.2. Tahapan Business Continuity Management ............................... 13 2.1.3. Business Impact Analysis ........................................................... 16 2.1.4. Kategori Tingkat Kritis .............................................................. 17 2.1.5. Recovery Time Requirements .................................................... 18

2.2. Manfaat dan Kuantifikasi Bisnis ............................................................ 20 2.2.1. Manfaat Bisnis SI/TI Generik .................................................... 20

2.3. System Dynamics ................................................................................... 23 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 25

3.1. Kerangka Teori Penelitian...................................................................... 25 3.2. Metodologi Penelitian ............................................................................ 26 3.3. Profil Organisasi .................................................................................... 30 3.4. Struktur Organisasi ................................................................................ 30

3.4.1. Divisi Teknologi Informasi ........................................................ 30 3.4.2. Satuan Keamanan Informasi ...................................................... 30 3.4.3. Divisi Manajemen Risiko. .......................................................... 31

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

x

Universitas Indonesia

3.4.4. Divisi Audit Internal .................................................................. 31 3.5. Visi dan Misi .......................................................................................... 31

3.5.1. Visi ............................................................................................. 31 3.5.2. Misi ............................................................................................ 32

3.6. Program Strategis ................................................................................... 32 3.7. Proses Bisnis Kritis ................................................................................ 32

3.7.1. BI-RTGS .................................................................................... 32 3.7.2. SKNBI ........................................................................................ 33

3.8. Kebijakan dan Ketentuan Business Continuity Plan .............................. 36 3.9. Infrastruktur Teknologi Informasi.......................................................... 37

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................ 39 4.1. Pembuatan Model Kuantifikasi Manfaat BCM...................................... 39 4.2. Penentuan Proses Bisnis Kritis .............................................................. 41 4.3. Penentuan Key Performance Indicator................................................... 44 4.4. Identifikasi Manfaat Bisnis .................................................................... 46

4.4.1. Analisis Manfaat Investasi TI dengan Tabel Manfaat SI/TI Generik ................................................................................................... 46 4.4.2. Permodelan Hubungan Sebab Akibat Antar Manfaat ................ 50 4.4.3. Tahapan Permodelan .................................................................. 50 4.4.4. Causal Loop Diagram Manfaat Investasi BCM ......................... 51 4.4.5. Hasil Permodelan Manfaat ......................................................... 54 4.4.6. Kuantifikasi Manfaat Bisnis Peningkatan Pendapatan karena Pengurangan Biaya KegagalanLayanan ................................................. 55 4.4.7. Kuantifikasi Manfaat Bisnis Peningkatan Pendapatan karena Ketersediaan Layanan ............................................................................ 58 4.4.8. Kuantifikasi Manfaat Bisnis Peningkatan Pendapatan karena Kepuasan Pelangggan ............................................................................ 60

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 63 5.1. Kesimpulan ............................................................................................ 63 5.2. Saran ....................................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 66 LAMPIRAN 1 ...................................................................................................... 68 LAMPIRAN 2 ...................................................................................................... 74 LAMPIRAN 3 ...................................................................................................... 80 LAMPIRAN 4 ...................................................................................................... 86 LAMPIRAN 5 ...................................................................................................... 87 LAMPIRAN 6 ...................................................................................................... 95

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

xi

Universitas Indonesia

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Analisis akar masalah menggunakan diagram Fishbone..................... 3 Gambar 2.1 Kerangka Business Continuity Management .................................... 13 Gambar 2.2 Siklus Business Continuity Management .......................................... 15 Gambar 2.3 BCM Planning Methodology ............................................................ 16 Gambar 2.4 Critical Recovery Timeframes ........................................................... 19 Gambar 2.5 Keseimbangan antara Cost of Disruption dan Cost of Recovery ...... 20 Gambar 3.1 Kerangka Teoritis .............................................................................. 26 Gambar 3.2 Alur Metodologi Penelitian ............................................................... 29 Gambar 3.3 Struktur Organisasi terkait BCM....................................................... 30 Gambar 3.4 Aliran RTGS keluar .......................................................................... 34 Gambar 3.5 Aliran RTGS masuk .......................................................................... 34 Gambar 3.6 Penyerahan Kliring Kredit ................................................................ 35 Gambar 3.7 Penyerahan Kliring Debet ................................................................. 35 Gambar 3.8 Infrastruktur Teknologi Informasi ..................................................... 38 Gambar 4.1 BCM Planning Methodology ............................................................ 39 Gambar 4.2 Proses Identifikasi Manfaat BCM ..................................................... 41 Gambar 4.3 Keterkaitan Antar SubKategori ......................................................... 52 Gambar 4.4 Causal Loop Diagram Hubungan Sebab Akibat Manfaat Investasi BCM ...................................................................................................................... 53 Gambar 4.5 Cara Perhitungan Total Manfaat Business Continuity Management 61

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

xii

Universitas Indonesia

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Identifikasi Masalah ................................................................................ 2 Tabel 1.2 Perbandingan dengan Penelitian Sebelumnya ...................................... 11 Tabel 2.1Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik ...................................................... 21 Tabel 2.2 Simbol-simbol Causal Loop Diagram .................................................. 24 Tabel 3.1 Komponen BCM ................................................................................... 25 Tabel 3.2 Critical Business Function (CBF) ........................................................ 36 Tabel 4.1 Proses Bisnis Kritis di Bank XYZ ........................................................ 41 Tabel 4.2 Grading Impact Pengukuran Risiko ..................................................... 43 Tabel 4.3 Grading Likehood Pengukuran Risiko .................................................. 44 Tabel 4.4 Recovery Time Objective (RTO) untuk Bank XYZ .............................. 45 Tabel 4.5 RTO dan RPO Transaksi RTGS dan SKN ........................................... 45 Tabel 4.6 Hasil Identifikasi Manfaat Bisnis Relevan............................................ 46 Tabel 4.7 Relevansi dan Signifikansi Manfaat Terhadap Proses Bisnis RTGS dan SKN ....................................................................................................................... 47 Tabel 4.8 Peningkatan pendapatan karena pengurangan biaya kegagalan layanan ............................................................................................................................... 54 Tabel 4.9 Peningkatan pendapatan karena ketersediaan layanan.......................... 54 Tabel 4.10 Peningkatan pendapatan karena meningkatkan kepuasan pelanggan . 54 Tabel 4.11 Kuantifikasi Risiko untuk Penentuan Proses Bisnis Kritis ................. 62 Tabel 4.12 Analisis Risiko dan Manfaat Bisnis .................................................... 62

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

1

Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

Bab 1 menjelaskan latar belakang sampai dengan permasalahan yang

menghasilkan pertanyaan penelitian. Studi kasus diambil dari PT. Bank XYZ

yang berlokasi di Jakarta. Selanjutnya PT. Bank XYZ disebut sebagai Bank XYZ.

1.1. Latar Belakang

Aktivitas perbankan tidak dapat terhindar dari gangguan atau kerusakan baik yang

disebabkan oleh alam maupun manusia. Sebagai contoh gangguan dan kerusakan

akibat gempa bumi, bom, kebakaran, banjir, power failure, kelalaian manusia,

kesalahan teknis, demonstrasi dan huru-hara. Kerusakan yang terjadi akan

berdampak pada kegiatan operasional bisnis bank terutama pelayanan kepada

nasabah. Selain risiko operasional, tidak adanya penanganan bencana secara

khusus akan menyebabkan bank menghadapi risiko reputasi yang berdampak pada

menurunnya tingkat kepercayaan nasabah. Hal ini tentu saja berpotensi

menurunkan keuntungan finansial yang diperoleh bank.

Untuk meminimalisasi risiko tersebut, Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan

Bank Indonesia NOMOR: 9/15/PBI/2007 tentang “Penerapan Manajemen Risiko

dalam penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum”. Bank diharapkan

memiliki Business Continuity Management (BCM) yaitu proses manajemen

terpadu dan menyeluruh untuk menjamin kegiatan operasional bank agar tetap

berfungsi meskipun terjadi gangguan/bencana guna melindungi kepentingan para

stakeholder. Business Continuity Management (selanjutnya disingkat sebagai

BCM) merupakan bagian yang terintegrasi dengan kebijakan manajemen risiko

bank secara keseluruhan.

Penerapan BCM mengharuskan bank memiliki Business Continuity Plan(BCP)

dan Disaster Recovery Plan (DRP). BCP merupakan dokumen tertulis yang

memuat rangkaian kegiatan yang terencana dan terkoordinir mengenai langkah-

langkah pengurangan risiko, penanganan dampak gangguan/bencana dan proses

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

2

Universitas Indonesia

pemulihan agar kegiatan operasional bank dan pelayanan kepada nasabah

tetapdapat berjalan. Rencana tindak tertulis tersebut melibatkan seluruh sumber

daya Teknologi Informasi (TI) termasuk sumber daya manusia yang mendukung

fungsi bisnis dan kegiatan operasional yang kritikal bagi bank. Disaster Recovery

Plan (DRP) lebih menekankan pada aspek teknologi dengan fokus pada data

recovery/restoration plan hingga berfungsinya sistem aplikasi dan infrastruktur TI

yang kritikal. Implementasi BCM umumnya ditindaklanjuti dengan pengadaan

pusat pengadaan krisis atau biasa disebut DRC (Disaster Recovery Center).

Bank XYZ sebagai sebagai salah satu institusi perbankan di Indonesia turut serta

menerapkan BCM dengan memiliki BCP sebagai kebijakan strategi internal yang

tertuang dalam Surat Keputusan 016/SK/DIR/2005. Selain untuk memenuhi

syarat penyelenggaraan layanan perbankan yang telah ditetapkan oleh Bank

Indonesia, implementasi BCM di Bank XYZ diharapkan mendukung tercapainya

strategi bisnis dan mengurangi risiko yang mungkin dihadapi oleh perusahaan.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan hasil wawanara dengan manajer operasional (Lampiran 1) di bagian

sistem pembayaran dan data temuan audit, proses implementasi BCM Bank XYZ

menemui beberapa kendala. Tabel 1.1 merangkum kendala dan masalah yang

merupakan gap antara ekspektasi dan kenyataan yang ada di Bank XYZ,

khususnya bagian sistem pembayaran.

Tabel 1.1 Identifikasi Masalah

(Sumber : wawancara dan observasi)

No Masalah Keterangan

1 Biaya pengadaan dan pemeliharaan infrastruktur TI diseconday operation center

yang dianggap sebagai cost center

Anggaran tahunan dan wawancara dengan manajer operasional

2 Infrastruktur, aplikasi dan data di seconday

operation center (SOC) belum dikelola dengan baik

Temuan audit dan Laporan tes simulasi BCP Divisi Operasional 2011 dan 2012

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

3

Universitas Indonesia

No Masalah Keterangan

3 Hasil pengujian simulasi BCP live operation ditahun 2009 yang dinyatakan belum sesuai rencana.

Hasil evaluasi Pelaksanaan Live Operation

Permasalahan yang muncul di atas berpotensi mengakibatkan implementasi BCM

di Bank XYZ tidak maksimal. Untuk mengetahui akar permasalahan yang

menyebabkan tidak maksimalnya implementasi BCM dibuatkan analisis sebab-

akibat menggunakan diagram Fishbone.

Gambar 1.1 Analisis akar masalah menggunakan diagram Fishbone

1.2.1. Teknologi

1. Aplikasi belum mendukung perpindahan site otomatis.

Tidak semua aplikasi kritis mendukung perpindahan akses secara otomatis

ke lokasi operasional cadangan atau Secondary Operation Center

(selanjutnya disebut SOC) ketika terjadi gangguan. Oleh karena itu

diperlukan prosedur konfigurasi manual untuk memindahkan akses

aplikasi dari lokasi operasional utama ke lokasi operasional cadangan.

2. Data di lokasi operasional cadangan atau Secondary Operation Center

bukan data terkini.

Data beberapa aplikasi di lokasi cadangan tidak di update secara realtime.

Update data dilakukan secara periodik melalui aplikasi dan juga secara

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

4

Universitas Indonesia

manual dengan periode update tertentu sesuai kebutuhan. Hal ini terkait

dengan keterbatasan kapasitas penyimpanan data (storage) yang bersifat

mirror.

3. Infrastruktur di lokasi operasional cadangan atau Secondary Operation

Center memiliki kapasitas dibawah site utama.

Meskipun kapasitas DRC identik dengan Data Center utama, infrastruktur

di site operasional cadangan atau Secondary Operation Center tidak

identik dengan site utama. Hal ini terlihat dari spesifikasi perangkat keras

dan jumlah workstation yang dipersiapkan di site operasional cadangan

tidak sama dan memiliki kapasitas dibawah site utama.

1.2.2. Organisasi

1. Pembagian tugas dan tanggung jawab pelaksanaan simulasi bencana yang

belum detail.

Belum jelasnya kewenangan dalam penanganan bencana. Instrumen

dokumen mengenai BCP/DRP di unit kerja belum dikelola dengan baik.

(Belum ada terdapat di Portal Perusahaan).

2. Temuan audit mengenai dokumentasi BCP/DRP tidak ditindaklanjuti.

Temuan auditor internal ataupun eksternal mengenai kesiapan BCP/DRP

belum ditindaklanjuti dengan maksimal. Hal ini ditandai dengan masih

berulangnya temuan mengenai BCP/DRP di periode audit berikutnya.

1.2.3. Prosedur

1. Kurangnya sosialisasi pelaksanaan prosedur pengelolaan bencana.

Pemahaman penanganan bencana hanya disampaikan kepada beberapa

karyawan dengan periode sosialisasi yang kurang intens yaitu beberapa

waktu menjelang simulasi. Dokumentasi mengenai BCP/DRP belum dapat

diakses dengan mudah.

2. Belum ada checklist pelaksanaan pengujian dokumen BCP secara detail.

Pelaksanaan uji coba BCP/DRP sering tidak disertai daftar pelaksanaan

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

5

Universitas Indonesia

yang dipersiapkan sesuai dengan prosedur yang disepakati. Cheklist yang

disediakan lebih kepada daftar infrastruktur dan PIC pelaksanaan. Bukan

daftar pekerjaan yang harus dilakukan oleh PIC.

1.2.4. Manusia

1. Karyawan kurang memiliki pengetahuan mengenai penanganan bencana.

Pihak yang memiliki peran dalam pelaksanaan BCP/DRP di unit kerja

belum paham terhadap tugas dan tanggung jawabnya.

2. Kesadaran karyawan terhadap simulasi bencana kurang.

Hal ini terlihat dari ketidakseriusan dalam menjalankan simulasi bencana

dan belum berhasilnya prosedur live operation di Secondary Operation

Center.

3. Karyawan kurang mendapatkan pelatihan penanganan bencana.

Minimnya pelatihan dan simulasi bencana menyebabkan petugas yang

diberi tugas ketika terjadi bencana tidak paham terhadap tugasnya.

1.2.5. Angggaran

1. Belum ada kajian terhadap manfaat inventasi

Belum adanya kajian manfaat investasi implementasi BCM secara detail

khususnya yang dilakukan oleh unit kerja yang menangani sistem

pembayaran. Kajian BCMmasih dilakukan terhadap kemungkinan

kerugian yang ditanggung perusahaan ketika terjadi bencana.

2. Belum ada evaluasi laporan anggaran BCM

Sebagai informasi saat ini anggaran penyelenggaraan BCM dikelola oleh

3 divisi. Anggaran proses Business Impact Analysis, pembuatan BCP dan

operasional BCM dikelola oleh Satuan Keamanan Informasi XYZ.

Anggaran pembuatan dan pemeliharaan DRP/DRC dikelola oleh Divisi

Teknologi Informasi XYZ. Anggaran untuk pengadaan infrastruktur

dilokasi operasional cadangan atau (SOC) Secondary Operation Center

dikelola oleh masing-masing unit bisnis yang aset atau proses bisnisnya

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

6

Universitas Indonesia

termasuk dalam kategori kritis dan masuk dalam ruang lingkup BCM. Hal

ini juga berlaku unit kerja yang menangani sistem pembayaran yang

digunakan untuk studi kasus penelitian ini. Implementasi BCM berkaitan

dengan investasi TI dan non TI. Manajamen menganggap pengeluaran

tahunan dalam rangka operasional BCM sebagai biaya operasional.

Selanjutnya penelitian difokuskan hanya pada salah satu penyebab masalah tidak

maksimalnya implementasi BCM yaitu mengenai anggaran. Secara detail akan

diteliti bagaimana menilai manfaat bisnis dari investasi SI/TI dalam implementasi

BCM di perusahaan. Oleh karena ruang lingkup BCM yang luas dan terbatasnya

data yang diperbolehkan oleh tempat studi kasus, maka penelitian hanya dibatasi

pada perancangan model kuantifikasi manfaat dengan contoh kuantifikasi di

lingkunganoperasional / back office khususnya di Divisi Operasional Bank XYZ.

Divisi ini dipilih karena dianggap mewakili kegiatan perbankan yang bersifat

kritis yaitu sistem pembayaran antarbank. System Dynamics digunakan untuk

melihat hubungan sebab akibat antar manfaat yang teridentifikasi agar tidak

terjadi kuantifikasi manfaat yang berulang. Dengan demikian pertanyaan yang

ingin dijawab dalam penelitian ini adalah Bagaimana mengevaluasi manfaat

investasi penerapan Business Continuity Management Sistem Pembayaran di

Divisi Operasional PT. Bank XYZ?

1.3. Studi Literatur Penelitian Sebelumnya

Beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan Nilai Manfaat Investasi

Teknologi Informasi antara lain :

1. Analisis Kelayakan Ekonomis Cloud Computing Pada Lembaga

Keuangan Mikro di Indonesia dengan Metode Ranti’s Generic IS/IT

Business Value dan Economic Value Added. Studi Kasus pada Bank

Perkreditan Rakyat di Jakarta (Darmadji, 2011)

Penelitian ini melakukan analisis kelayakan ekonomis implemenasi cloud

computing yang dilakukan dengan mengidentifikasi dan mengkuantifikasi

manfaat yang relevan dengan Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik. Selain itu

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

7

Universitas Indonesia

untuk melengkapi proses kuantifikasi dilakukan kajian finansial dengan

menggunakan metode Economic Value Added (EVA). Keluaran dari

penelitian ini adalah pemetaan manfaat dan rekomendasi kelayakan investasi

cloud computing di perusahaan tempat studi kasus.

2. Analisis Manfaat Investasi SAP dengan menggunakan Ranti’s Generic

IS/IT Business Value dan System Dynamics. Studi Kasus : PT. PINDAD

(Maulana, 2012)

Penelitian ini mengidentifikasi nilai manfaat dari investasi SAP dan

memodelkan hubungan sebab akibat antar manfaat yang sudah teridentifikasi

menggunakan Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik. Hasilnya kemudian

dikuantifikasi untuk memperoleh nilai dari manfaat tersebut. Permodelan

hubungan sebab akibat antar manfaat investasi SAP yang teridentifikasi

menggunakan permodelan System Dynamics. Keluaran dari penelitian ini

adalah kuantifikasi manfaat investasi SAP berdasarkan pengelompokan

manfaat investasi yang didapat dari permodelan hubungan sebab akibat antar

manfaat investasi oleh System Dynamics.

3. Evaluasi Investasi Teknologi Informasi dengan Ranti’s Generic IS/IT

Business Value dan Economic Value Added. Studi Kasus : Pembuatan

Data Center PT Bank XYZ (Indriasworo, 2011)

Penelitian ini bertujuan membuat pemetaaan investasi TI mengenai

pembuatan Data Center di bank tempat studi kasus. Di dalamnya dilakukan

evaluasi finansial untuk mengidentifikasi apakah investasi tersebut

berdampak pada peningkatan performa perusahaan. Yang menarik adalah

penggunaan metrik TI hasil penelitian Toha Antasari (Antasari, 2011) untuk

mempermudah identifikasi manfaat investasi Data Center di subkategori

Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik. Keluaran dari penelitian ini adalah

kuantifikasi manfaat investasi pembuatan Data Center berdasarkan

pengelompokan manfaat investasi yang didapat setelah dikategorikan

berdasarkan definisi kemampuan Data Center (Availability, Capacity,

Flexibility, Security dan Efficiency).

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

8

Universitas Indonesia

4. Kajian Literatur Identifikasi dan Klasifikasi Metriks TI yang

digunakaan untuk Mengkuantifikasi Nilai Manfaat SI/TI Generik Ranti

(Antasari, 2011)

Penelitian ini merupakan studi literatur mengenai metrik yang digunakan

untuk mengidentifikasi dan mengkuantifikasi manfaat SI/TI berdasarkan

Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik. Penelitian Antasari menggunakan data

yang berasal dari penelitian-penelitian sebelumnya yang menggunakan Tabel

Manfaat Bisnis SI/TI Generik. Berdasarkan kesamaan manfaat, metrik yang

digunakan beberapa penelitian tersebut dan dari beberapa studi literatur,

dikembangkan metrik yang bersifat generik dan memudahkan dalam proses

identifikasi manfaat di subkategori Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik.

1.4. Kontribusi Penelitian

Tabel 1.2 menjelaskan perbedaan penelitian penulis dengan penelitian sebelumnya

sehingga diharapkan menjadi kontribusi penulis dalam penelitian ini.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini memiliki ruang lingkup pembahasan diantaranya

1. Penelitian ini tidak membahas rancangan komponen penyusun Business

Continuity Management seperti Business Continuity Plan (BCP), Disaster

Recovery Plan (DRP) dan Disaster Recovery Center (DRC).

2. Penelitian tidak membahas infrastruktur Teknologi Informasi secara detail

yang meliputi Data Center dan Disaster Recovery Center (DRC) yang

dibutuhkan dalam penyelenggaraan Business Continuity Management (BCM).

3. Penelitian tidak membahas mengenai infrastruktur Secondary Operation

Center sebagai bagian dari Business Continuity Management diperusahaan

tempat studi kasus.

4. Penelitian tidak membahas investasi dan nilai finansial dalam rangka

penerapan Business Continuity Management di perusahaan tempat studi kasus

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

9

Universitas Indonesia

baik masa persiapan maupun pada saat pelaksanaannya.

5. Data penelitian diambil pada salah satu unit bisnis yang bersifat kritis di Bank

XYZ yaitu Divisi Operasional Bank XYZ yang bertanggungjawab terhadap

pelaksanaan kiriman uang antar bank atau Real Time Gross Settlement

(RTGS) dan Sistem Kliring Nasional (SKN).

6. Tempat studi kasus penelitan dilaksanakan telah memiliki BCMS yang

menggunakan standar SS:507:2008 dan SS:540:2008. Dengan demikian

proses Risk Assesment dan hasil Bisnis Impact Analysis yang digunakan

mengacu pada standar yang digunakan oleh perusahaan. Oleh karena itu

penelitan ini tidak membahas mengenai teknik assessment, rencana mitigasi,

sertifikasi, Organizational Environment dan Change Management yang

berkaitan dengan proses BCM diperusahaan tempat studi kasus.

7. Penelitian ini mengunakan System Dynamics untuk melihat hubungan sebab

akibat antar manfaat yang teridentifikasi pada Tabel Manfaat Bisnis SI/TI

Generik agar tidak terjadi kuantifikasi manfaat yang berulang.

1.6. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sub bab ini akan menjelaskan mengenai tujuan dan manfaat dari penelitian yang

dilakukan.

1.6.1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan

sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah menghasilkan model untuk

mengkuantifikasi manfaat investasi SI/TI pada implementasi BCM di organisasi.

1.6.2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Referensi yang dapat melengkapi pengetahuan di bidang Business Continuity

Management khususnya pada tahap penentuan nilai dari proses dan aset yang

akan dikelola di dalamnya.

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

10

Universitas Indonesia

2. Referensi bagi organisasi dalam melakukan kajian manfaat investasi SI/TI

dalam mengembangkan secondary site ataupun pusat pemulihan bencana

(disaster recovery center).

1.7. Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan masalah dalam penelitian ini dibagi ke dalam 5 bab

dengan penjelasan mengenai cakupan pembahasan masing-masing bab sebagai

berikut:

1. BAB 1 Pendahuluan

Bab 1 terdiri dari latar belakang penelitian, perumusan masalah, ruang

lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika

pembahasan penelitian.

2. BAB 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 berisi rangkuman literatur yang digunakan untuk menganalisis

tahapan dalam implementasi BCM dan proses evaluasi manfaat bisnis

SI/TI menggunakan Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik.

3. BAB 3 Metodologi Penelitian

Pada bab 3 ditulis langkah-langkah yang digunakan untuk menyusun

penelitian. Setiap langkah yang ada dirumuskan masukan,keluaran, tujuan

dan metode yang digunakan.Bab ini juga menjelaskan secara singkat profil

organisasi yang digunakan sebagai studi kasus yaitu PT. Bank XYZ

4. BAB 4 Analisis dan Pembahasan

Bab ini menjelaskan analisis dan pembahasan model yang digunakan

untuk mengkuantifikasi manfaat dari BCM. Model yang dibuat kemudian

digunakan untuk mengkuantifikasi manfaat BCM dengan mengambil

contoh proses bisnis di Sistem Pembayaran.

5. BAB 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan atas penelitian yang telah

dilakukan dan saran untuk penelitian berikutnya.

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

11

Universitas Indonesia

Tabel 1.2 Perbandingan dengan Penelitian Sebelumnya

(sumber : Karya Akhir Magister Teknologi Informasi Universitas Indonesia)

Peneliti Darmadji (2011) Antasari (2011) Indriasworo (2011) Maulana (2012) Penelitian ini

Metode Ranti’s Generic IS/IT Business Value, EVA

Ranti’s Generic IS/IT Business Value

Ranti’s Generic IS/IT Business Value, EVA

Ranti’s Generic IS/IT Business Value, System

Dynamics

Business Impact Analysis, Ranti’s

Generic IS/IT Business Value

Obyek Penelitian Implementasi Cloud Computing

Studi Literatur Data Center Proyek Implementasi SAP Enterprise

Business Continuity Management

Instansi BUMN - - BUMN Swasta

Jenis Industri Perbankan - Perbankan Manufaktur Perbankan

Hasil Akhir Kerangka Acuan Template Metrik Kuantifikasi Manfaat

Analisis Manfaat Pembuatan Data Center

Analisis Manfaat Investasi SAP

Model Analisis Manfaat BCM

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

12

Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Bab 2 akan menjelaskan landasan teori dan studi literatur yang berkaitan dengan

penelitian yaitu Business Continuity Management, Manfaat Bisnis SI/TI Generik.

Landasan teori ini akan dijadikan kerangka berfikir dalam melakukan penelitian.

2.1. Business Continuity Management

Kelangsungan bisnis pada saat terjadi bencana merupakan keharusan dan menjadi

perhatian bagi organisasi. Oleh karena itu Business Continuity Management

menjadi elemen penting bagi organisasi dalam rangka menjaga kelangsungan

bisnisnya.

2.1.1. Pengertian Business Continuity Management

Menurut ISO 22301:2012 – Societal Security – Business Continuity Management

Systems -requirements) - clause 3.4, Business Continuity Management (BCM)

adalah “Holistic management process that identifies potential threats to and

organization and the impacts to business operations those threats , if realized,

might cause, and which provides a framework for building organizational

resilience with the capability for an effective response that safeguards the

interests of its key stakeholders, reputation, brand and value-creating activities”.

Dapat diambil kesimpulan bahwa Business Continuity Management (BCM)

merupakan proses persiapan kemungkinan insiden yang terjadi di masa depan

yang bisa membahayakan aktivitas utama organisasi dalam jangka pendek

maupun panjang. Dalam penerapannya, BCM dalam suatu organisasi tidak dapat

melingkupi semua area dan semua kemungkinan risiko yang yang dihadapi

organisasi. Untuk itu diperlukan prioritisasi aktivitas terpenting dan memiliki

risiko tertinggi dalam organisasi untuk dimasukkan dalam BCM. Gambar 2.1

menggambarkan kerangka lingkup BCM.

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

13

Universitas Indonesia

Gambar 2.1 Kerangka Business Continuity Management

(Sumber :Business Continuity Institute, 2008)

BCM menyediakan kerangka strategis dan operasional untuk menilai, mendesain

ulang cara organisasi dalam menyediakan produk atau layanan sementara dalam

rangka meningkatkan ketahanan terhadap gangguan dan interupsi. BCM

membahas mengenai risiko dan merupakan manajemen proses yang memastikan

organisasi dapat terus beroperasi ketika terjadi bencana.

2.1.2. Tahapan Business Continuity Management

Mengacu kepada dokumen Good Practice Guidelines The Business Continuity

Institute (Business Continuity Institute, 2008), tahapan pengembangan siklus

Business Continuity Management digambarkan seperti pada Gambar 2.2 dengan

penjelasan sebagai berikut :

1. Tahap I : Understanding Your Business

Dalam rangka penyusunan strategi BCM yang tepat, langkah awal yang perlu

dilakukan adalah memahami aktivitas yang dijalankan.

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

14

Universitas Indonesia

Beberapa teknik yang dilakukan adalah Risk Assessment dan Business Impact

Analysis.

2. Tahap II : Business Continuity Management Strategies

Pada tahap ini dilakukan pemilihan strategi BCM yang tepat dari beberapa

pilihan yang didapat dari informasi kajian Risk Assessment dan Business

Impact Analysis.

3. Tahap III : Developing a Business Continuity Management Response

Fokus pada tahap ini akan ditujukan untuk mengidentifikasi beberapa langkah

kegiatan yang dipandang perlu untuk dapat memulihkan gangguan yang

terjadi pada kondisi normal.

4. Tahap IV : Developing a Business Continuity Management Culture

Pada tahap ini akan dilakukan penjabaran strategi untuk meningkatkan

kesadaran (awareness) akan BCM melalui desain komunikasi, training dan

sosialisasi yang terintegrasi dengan strategi organisasi.

5. Tahap V : Exercising, Maintenance and Audit

Fokus pada tahap ini adalah penyusunan strategi testing, upaya pemeliharaan

dan proses audit yang dilakukan dalam implementasi.

Tahap ke II dan ke III dari siklus pengembangan Business Continuity

Management ini akan menghasilkan dokumen Business Continuty Plan dan

Disaster Recovery Plan bagi perusahaan. BCP (Business Continuity Plan) adalah

dokumen tertulis yang memuat rangkaian kegiatan terencana dan terkoordinir

mengenai langkah-langkah pengurangan risiko atas penanganan gangguan yang

terjadi. DRP (Disaster Recovery Plan) merupakan rangkaian kegiatan yang lebih

menekankan pada aspek teknologi dengan fokus pada data recovery/restoration

plan, berfungsinya sistem aplikasi dan infrastruktur TI yang kritikal pada saat

terjadi bencana.

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

15

Universitas Indonesia

Gambar 2.2 Siklus Business Continuity Management

(Sumber :Business Continuity Institute, 2008)

Terdapat beberapa teori lain yang dapat digunakan dalam rangka menerapkan

Business Continuity Management di organisasi. Diantaranya pendekatan BCM

Planning Methodology (BCM Institute, 2009) seperti dijelaskan pada Gambar 2.3

dan pendekatan Model Plan-Do-Check-Act yang diperkenalkan oleh British

Standard (BS ISO 22301 : 2012, 2012). Pendekatan BCM Institute menjabarkan

secara lebih detail siklus dari tahapan BCM yang diperkenalkan Business

Continuity Institute. Untuk memudahkan pemahaman, penelitian ini akan

mengacu tahapan- tahapan yang ada pada Siklus Business Continuity Management

menurut BCM Institute seperti Gambar 2.3.

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

16

Universitas Indonesia

Gambar 2.3 BCM Planning Methodology

(sumber : BCM Institute, 2009. Telah diolah kembali)

2.1.3. Business Impact Analysis

BIA (Business Impact Anaylsis) adalah salah satu proses di tahapan ke I

(Understanding Your Business) dalam siklus BCM menurut Business Continuity

Institute (Business Continuity Institute, 2008) atau tahapan ke III menurut BCM

Institute (BCM Institute, 2009) yang bertujuan memahami proses yang dianggap

penting bagi kegiatan operasional organisasi dan mengetahui dampak gangguan

terhadap proses bisnis yang dijalankan organisasi. Dalam implementasinya

tahapan BIA tidak lepas dari aktivitas Risk Asessment. Pendekatan dalam

menganalisis dampak risiko terhadap organisasi dapat menggunakan pendekatan

aset ataupun proses. Dari sisi IT, National Institute of Standards and Technology

(NIST) menjelaskan “The BIA purpose is to correlate specific system components

with the critical services that they provide, and based on that information, to

characterize the consequences of a disruption to the system components”. Dapat

disimpulkan bahwa terdapat dua bagian yang dihasilkan oleh Business Impact

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

17

Universitas Indonesia

Analysis. Bagian pertama adalah untuk memahami proses bisnis yang bersifat

kritis dan bagian kedua adalah untuk mengkorelasikan proses bisnis yang bersifat

kritis itu ke sistem TI. (Snedaker, 2007)

Terdapat beberapa aktivitas yang dilakukan pada saat melakukan proses Business

Impact Anaylsis (Snedaker, 2007), diantaranya :

1. Identifikasi proses bisnis utama dan fungsi.

2. Menetapkan persyaratan untuk pemulihan bisnis.

3. Menentukan hubungan ketergantungan sumber daya.

4. Menentukan dampak bencana terhadap operasinal.

5. Mengembangkan prioritas dan klasifikasi proses bisnis dan fungsi.

6. Mengembangkan persyaratan waktu pemulihan.

7. Menentukan dampak keuangan, operasional dan aturan terhadap gangguan.

2.1.4. Kategori Tingkat Kritis

Hasil penentuan dampak bencana terhadap bisnis organisasi pada Business Impact

Analysis umumnya dibuat dalam bentuk pengkategorian tingkat kritis (Critital

Categories) dampak dari proses atau aset yang diukur. Tidak ada standar yang

baku dalam mengkategorikan tingkat kritis dari suatu dampak. Namun demikian,

Snedaker memberikan gambaran mengenai kategori tingkat kritis dari suatu

dampak yang umumnya digunakan (Snedaker, 2007), yaitu :

1. Category 1 - Critical Functions–Mission-Critical

2. Category 2 - Essential Functions–Vital

3. Category 3 - Necessary Functions–Important

4. Category 4 - Desirable Functions–Minor

Dalam implementasinya, kategori ini umumnya hanya dibagi dalam 3 kategori

yaitu High, Medium dan Low. Bagaimana definisi kategori ini diterapkan di

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

18

Universitas Indonesia

organisasi tidak menjadi masalah. Hal terpenting dalam pembagian kategori

adalah adanya perbedaan dari tingkat (grade) dampak dari proses atau aset yang

diidentifikasi dalam Business Impact Analysis. Besaran tingkat dampak ini

menjadi acuan dalam analisis dan penentuan proses atau aset di organisasi yang

diprioritaskan untuk dikelola dalam tahapan BCM selanjutnya.

2.1.5. Recovery Time Requirements

Selain dampak terhadap organisasi, tingkat kekritisan proses atau aset berkaitan

dengan waktu yang dibutuhkan organisasi untuk melakukan pemulihan terhadap

bencana (Snedaker, 2007). Ada beberapa beberapa istilah yang digunakan untuk

mendefinisikan kebutuhan waktu terhadap pemulihan fungsi bisnis.

1. Maximum Tolerable Downtime (MTD)

Waktu maksimum bisnis dapat mentolerir ketidaktersedianya fungsi bisnis

tertentu. Proses bisnis atau unit bisnis organisasi yang bersifat kritis

umumnya memiliki MTD yang pendek. MTD memiliki dua elemen yaitu

Recovery Time Objective (RTO) dan Work Recovery Time (WRT).

2. Recovery Time Objective (RTO)

Waktu maksimum dimana bisnis atau proses bisnis tidak dilayani. RTO dapat

didefinisikan sebagai waktu maksimal yang disediakan untuk melakukan

pemulihan layanan.

3. Work Recovery Time (WRT)

Waktu maksimum yang dibutuhkan untuk menjalankan proses bisnis kembali.

Dari perspektif bisnis WRT merupakan waktu maksimum yang dibutuhkan

untuk melakukan langkah-langkah atau prosedur sebelum bisnis dapat

berjalan kembali.

4. Recovery Point Objective (RPO)

Waktu back-up data terakhir yang tersedia atau periode jumlah data yang

hilang yang dapat diterima oleh bisnis.

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

19

Universitas Indonesia

Gambar 2.4 Critical Recovery Timeframes

(Sumber : Snedaker, 2007)

Definisi kebutuhan waktu pemulihan bencana (Recovery Time Requirements)

berdampak pada stretegi pemulihan yang akan dilakukan, khususnya pada

pemilihan infrastruktur teknologi informasi. Pemilihan infrastuktur teknologi

informasi memiliki hubungan terhadap tingkat kehilangan atau kerugian yang

dapat diterima oleh organisasi akibat bencana. Umumnya didefinisikan dalam risk

appetite (besaran risiko yang dapat diterima / ditoleransi oleh organisasi). Sebagai

contoh adanya organisasi yang tidak mengijinkan kehilangan data sedikitpun

apabila terjadi bencana terhadap proses tertentu membuat besaran RPO (Recovery

Point Objective) untuk proses tersebut sebesar 0 (nol) menit. Untuk memenuhi

kebutuhan ini, organisasi tersebut harus memiliki infrastrukur teknologi informasi

yang mampu melakukan replikasi data secara realtime. Hal ini tentu saja

berpengaruh terhadap besarnya investasi yang dikeluarkan dalam perencanaan

pusat pemulihan bencana (Disaster Recovery Center). Dengan demikian dapat

ditentukan rumus strategi perencanaan pusat pemulihan bencana dengan mengacu

kepada relasi antara biaya akibat gangguan (Cost of Disruption) dengan biaya

yang dikeluarkan untuk pemulihan (Cost to Recover). Gambar 2.5 memberikan

gambaran pertemuan antara grafik Cost of Disruption dengan grafik Cost to

Recover di titik A. Titik ini memberikan gambaran parameter waktu dan biaya

pada saat penentuan infrastruktur teknogi informasi di pusat pemulihan bencana.

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

20

Universitas Indonesia

Gambar 2.5 Keseimbangan antara Cost of Disruption dan Cost of Recovery

(Sumber : Snedaker, 2007. Telah disesuaikan)

2.2. Manfaat dan Kuantifikasi Bisnis

Pada sub bab ini akan dibahas mengenai teori dan metode untuk melakukan

identifikasi manfaat dan proses kuantifikasi manfaat SI/TI terhadap bisnis

organisasi.

2.2.1. Manfaat Bisnis SI/TI Generik

Menurut Parker (Parker M. B., 1988) ada tiga tipe manfaat SI/TI yaitu tangible

benefit, quasi tangible benefit yang berfokus pada efisiensi organisasi dan

intangible benefit yang berfokus pada peningkatan efektivitas organisasi. Dari

ketiga tipe tersebut hanya tangible benefit yang paling mudah diidentifikasi

dampak finansialnya dan manfaatnya bagi bisnis organisasi. Namun demikian

manfaat bisnis ini lebih dari sekedar memberikan keuntungan secara finansial saja,

tapi juga berdasarkan pemikiran bagaimana SI/TI bisa memberikan keunggulan

kompetitif terutama bagi organisasi. Dua tipe manfaat lainnya agak sulit

diidentifikasi karena seringkali tidak berhubungan langsung dengan investasi

SI/TI yang dilakukan dan memiliki kemungkinan identifikasi ganda. Identifikasi

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

21

Universitas Indonesia

ganda disebabkan karena tidak ada standardisasi penamaan manfaat SI/TI

terhadap bisnis

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Benny Ranti (Ranti, 2008) dengan

mengambil 60 studi kasus di Indonesia, dirumuskan 13 kategori dan 73

subkategori manfaat bisnis SI/TI. Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik hasil

penelitian Benny Ranti dapat dilihat padaTabel 2.1. Untuk selanjutnya tabel ini

akan disebut sebagai Tabel Generik.

Tabel Generik digunakan untuk mempermudah identifikasi dan penamaan

manfaat dari SI/TI. Tabel ini juga dapat dijadikan sebagai dasar pembuatan

kuesioner untuk memudahkan responden dalam mengidentifikasi manfaat SI/TI.

Dalam kaitannya dengan Business Continuity Management, Tabel Generik akan

digunakan untuk mengidentifikasi kemungkinan manfaat yang dapat muncul dari

implementasi Business Continuity Management pada saat dilakukan proses Risk

Assessment dan Business Impact Analysis,

Tabel 2.1Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik

(sumber : Ranti, 2008. Telah diolah kembali)

Kategori Sub Kategori Kode 1.Mengurangi/Menekan biaya (dari)

1. biaya telekomunikasi RCO-01 2. biaya perjalanan RCO-02 3. biaya operator RCO-03 4. biaya pertemuan RCO-04 5. biaya kegagalan layanan RCO-05 6. biaya distribusi RCO-06 7. biaya pelatihan per setiap karyawan RCO-07 8. biaya pengembalian barang yang salah RCO-08 9. biaya uang (bunga pinjaman) RCO-09 10. biaya cetak dokumen dan ATK RCO-10 11. biaya langganan RCO-11 12. biaya sewa ruangan RCO-12 13. biaya sewa alat RCO-13 14. biaya inventori/penyimpanan RCO-14 15. biaya kesalahan penelitian RCO-15

2.Meningkatkan produktivitas 16. restrukturisasi pembagian fungsi kerja IPR-01

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

22

Universitas Indonesia

Kategori Sub Kategori Kode (karena disebabkan oleh) 17. mempercepat penguasaan produk IPR-02

18. kemudahan analisis IPR-03 19. meningkatkan kepuasan karyawan IPR-04

3.Mempercepat proses (dari) 20. proses produksi APR-01 21. proses pengadaan barang APR-02 22. proses pembuatan laporan APR-03 23. proses persiapan data APR-04 24. proses pemeriksaan permohonan APR-05 25. proses pembayaran hutang/tagihan APR-06 26. proses transaksi APR-07 27. proses pengambilan keputusan APR-08

4.Mengurangi resiko (dari) 28. kesalahan hitung RRI-01 29. piutang tak tertagih RRI-02 30. kehilangan penyimpanan RRI-03 31. produk gagal RRI-04 32. kehilangan data RRI-05 33. kesalahan data RRI-06 34. jatuh tempo RRI-07 35. kehilangan karyawan potensial RRI-08 36. pemalsuan RRI-09 37. penipuan/kecurangan administrasi RRI-10 38. kesalahan pembayaran RRI-11 39. kesalahan pengelolaan asset RRI-12

5.Meningkatkan pendapatan (yg disebabkan oleh ) 40. meningkatkan kapasitas bisnis IRE-01

6.Meningkatkan keakuratan (dari)

41. meningkatkan kualitas laporan IRE-02 42. meningkatkan kepercayaan pelanggan IRE-03 43. memperluas segmentasi pasar IRE-04 44. meningkatkan pendapatan lain-lain IRE-05 45. tagihan IAC-01 46. analisis IAC-02 47. data IAC-03 48. perencanaan IAC-04 49. keputusan IAC-05

7.Mempercepat cash-in (disebabkan karena) 50. mempercepat pengiriman tagihan ACI-01

8.Meningkatkan layanan eksternal (dari)

51. mengurangi pembatalan pesanan IES-01 52. mengetahui masalah pelanggan IES-02 53. penambahan cabang/layanan IES-03 54. layanan pribadi IES-04

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

23

Universitas Indonesia

Kategori Sub Kategori Kode 55. kepuasan pelanggan IES-05

9.Meningkatkan image (disebabkan oleh)

56. meningkatkan mutu layanan IIM-01 57. pemberian diskon IIM-02 58. kepatuhan pada aturan IIM-03 59. menggunakan merk terkenal IIM-04

10.Meningkatkan kualitas (dari)

60. manajemen penyedia/ pemasok IQU-01 61. hasil kerja IQU-02 62. layanan IQU-03 63. produk IQU-04

11.Meningkatkan layanan internal (dari)

64. layanan bersama IIS-01 65. memenuhi hak & tanggung jawab staf IIS-02 66. layanan untuk karyawan IIS-03 67. penjadualan dan materi pelatihan IIS-04

12.Meningkatkan keunggulan kompetitif (disebabkan oleh)

68. membentuk kerjasama bisnis ICA-01 69. mempercepat terbentuknya bisnis baru ICA-02 70. meningkatkan biaya-penggantian ICA-03

13.Menghindari biaya (dari) 71. dana cadangan ACO-01 72. biaya pemeliharaan ACO-02 73. biaya kehilangan dan penundaan ACO-03

Proses identifikasi manfaat bisnis SI/TI berdasarkan subkategori dari Tabel

Generik dipermudah dengan metrik TI hasil penelitian Antasari(Antasari, 2011).

Metrik ini merupakan hasil dari studi terhadap penelitian-penelitian mengenai

investasi SI/TI pada berbagai sektor industri dan jenis aplikasi yang berbeda.

Contoh subkategori “Mengurangi/menekan biaya (dari) Biaya Kegagalan”

memiliki metrik biaya promosi media cetak, lama waktu sistem mati, lama waktu

merespon, lama waktu perbaikan, penilaian survei pelanggan tentang dukungan

layanan, jumlah gangguan per kejadian dan biaya pemulihan bencana. Daftar

metrik untuk subkategori lainnya terdapat pada LAMPIRAN 5.

2.3. System Dynamics

System dynamics adalah metodologi untuk memetakan, mempelajari dan

mengelola sistem umpan balik yang kompleks dengan menggunakan simulasi

computer (Sterman, 2000). System dynamics umumnya digunakan untuk

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

24

Universitas Indonesia

menggambarkan hubungan sebab akibat antar variabel-variabel yang

bersangkutan.

CLD (Causal Loop Diagram) adalah suatu pemetaan yang menunjukkan

hubungan sebab akibat antara variabel dengan panah dari sebab ke akibat . Model

CLD menekankan hubungan sebab-akibat antar komponen system. Hubungan

tersebut digambarkan berupa garis lengkung yang menghubungkan komponen

sistem yang satu dengan yang lainnya. Hubungan tersebut dapat berupa hubungan

positif (reinforcing) dengan simbol + atau R , dan dapat juga berupa hubungan

negatif (balancing) dengan simbol – atau B. Tabel 2.2 menunjukkan simbol-

simbol pada CLD (Causal Loop Diagram).

Tabel 2.2 Simbol-simbol Causal Loop Diagram

(Sumber: Sterman, 2000. Telah diolah kembali)

NO Simbol Keterangan 1 + / - atau S / O +/S menunjukkan kesamaan arah antara sebab akibat.

-/O menunjukkan perbedaan antara sebab dan akibat.

2 B (Balancing) R (Reinforcing)

Balancing jika terjadi feedback loop negatif. Reinforcing jika terjadi feedback looop positif.

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

25

Universitas Indonesia

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas mengenai kerangka teoritis yang digunakan, bagaimana

penelitian dilakukan, data yang dibutuhkan, langkah-langkah yang dilakukan

dalam melakukan penelitian dan profil organisasi yang menjadi obyek penelitian

ini.

3.1. Kerangka Teori Penelitian

Dalam kerangka BCM sesuai Gambar 2.1 terlihat bahwa BCM mencakup

beberapa komponen. Namun demikian penelitian ini dibatasi pada komponen

Business Continuity dan IT Recovery. Masing – masing komponen tersebut

memiliki 2 persiapan yaitu dokumen rencana/prosedur dan instrastruktur yang

dipetakan pada dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Komponen BCM

Komponen BCM Persiapan (Keluaran)

Dokumen Infrastruktur

IT Recovery Disaster Recovery Plan IT Infrastructure di DRC

Business Continutiy Business Continuity Plan Infrastruktur DRC

Berdasarkan literatur yang telah ditinjau pada bagian sebelumnya, dirancang

kerangka teoritis untuk merancang model perhitungan manfaat implementasi

BCM. Gambar 3.1 merupakan kerangka teoritis yang digunakan dalam penelitian

ini. Secara umum penelitian ini menambahkan proses identifikasi manfaat dari

aset dan proses yang dihasilkan dari Risk Assesment dengan menggunakan Tabel

Generik yang dipermudah dengan bantuan metrik TI dari Tabel Antasari (Antasari,

2011). Manfaat yang berhasil diidentifikasi dianalisis signifikansinya berdasarkan

grading likehood dan impact yang didefinisikan oleh organisasi.

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

26

Universitas Indonesia

Pada tahap ini didefinisikan metrik yang mempengaruhi proses kuantifikasi

manfaat. Subkategori manfaat yang relevan dan signifikan kemudian

dikelompokkan dan dicari keterkaitannya satu sama lain dengan menggunakan

model System Dynamics. Hasil pengelompokan manfaat kategori kemudian

dikuantifikasi manfaatnya menggunakan metrik yang telah didefinisikan

sebelumnya.

Gambar 3.1 Kerangka Teoritis

3.2. Metodologi Penelitian

Metode penelitian merupakan langkah-langkah yang dilakukan oleh penulis dari

awal sampai akhir penelitian untuk mencapai kesimpulan. Metode penelitian

memberikan gambaran umum dimulai dari tujuan, metode pengolahan, masukan

yang diperlukan hingga keluaran untuk masing-masing metode. Berikut dijelaskan

langkah-langkah penelitian dimulai dengan perumusan masalah, proses

pengumpulan data, metode analisis, hingga kesimpulan dan saran penelitian.

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

27

Universitas Indonesia

1. Perumusan Masalah

Tahapan ini bertujuan mengidentifikasi permasalahan yang muncul dan

menghasilkan Research Question. Metode yang digunakan adalah analisis

akar permasalahan dengan menggunakan diagram Fishbone. Masukan dari

tahapan ini berupa hasil wawancara, dokumen testing BCP, dokumen audit

dan dokumen risiko/aset. Keluaran dari tahapan ini berupa Research

Question.

2. Studi Literatur

Tahapan bertujuan mempelajarilandasan teori yang berkaitan dengan

masalah yang menjadi obyek penelitian. Metode yang digunakan adalah

Studi Literatur. Masukan dari tahapan ini berupa Research Question.

Keluaran yang dihasilkan merupakan teori yang berhubungan dengan

implementasi BCM di organisasi dan Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik.

3. Pembuatan Kerangka Penelitian

Tahapan ini bertujuan membuat alur berpikir yang sistematis dalam

penelitian. Metode yang digunakan adalah Compare, Critize dan Constrast.

Masukan dari tahap ini adalah teori mengenai Business Continuity

Management, Manfaat Bisnis SI/TI Generik dan System Dynamics.

Keluaran dari tahapan ini berupa kerangka yang digunakan untuk

penelitian.

4. Pembuatan Metodologi Penelitian

Merupakan tahapan yang membuat detail langkah-langkah yang harus

dilakukan dalam melakukan penelitian. Penjabaran detail langkah –

langkah dan metode yang digunakan. Masukan dari tahapan ini adalah

kerangka penelitian dengan keluaran berupa Metodologi Penelitian.

5. Pengumpulan Data

Tahapan ini diawali dengan pengumpulan data perusahaan terkait dengan

topik penelitian. Data yang dimaksudkan adalah wawancara, kuesioner,

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

28

Universitas Indonesia

Dokumen Testing BCP/DRP dan Dokumen Audit. Dokumen dan data

yang dibutuhkan penelitian (Dokumen profil risiko, hasil wawancara, hasil

Risk Assessment dan hasil Business Impact Analysis)

6. Penentuan Metrik berdasarkan KPI (Key Performance Indicator)

Tahapan ini bertujuan untuk mendapatkan metrik yang digunakan dalam

proses evaluasi pencapaian dari control yang diterapkan untuk

meminimalisir dampak dari risiko proses bisnis kritis yang berhasil di

identifikasi. Tujuan lainnya untuk membantu proses kuantifikasi manfaat

yang teridentifikasi oleh subkategori Tabel Generik. Metode yang

digunakan adalah wawancara dan pemetaan kesesuaian manfaat yang

diidentifikasi. Tahapan ini memerlukan masukan berupa hasil Risk

Assessment, Business Impact Analysis organisasi dan hasil wawancara.

Keluaran dari tahapan ini adalah metrik untuk membantu proses

kuantifikasi manfaat.

7. Identifikasi Manfaat implementasi BCM dengan Tabel Manfaat Bisnis

SI/TI Generik

Tahapan ini bertujuan mendapatkan gambaran manfaat yang diperoleh

organisasi karena implementasi BCM. Tabel Generik dan Tabel Antasari

digunakan untuk mengidentifikasi potensi manfaat BCM yang dipetakan

dari hasil Risk Assessment dan Business Impact Analysis organisasi dan

metrik untuk menentukan KPI (Key Performance Indicator). Keluaran

yang dihasilkan adalah model kuantifikasi manfaat dari implementasi

BCM organisasi.

8. Penarikan kesimpulan dan Saran

Tujuan dari tahapan ini untuk mendapatkan kesimpulan penelitian dan

saran dari hasil akhir analisis penelitian. Kesimpulan akan dipersempit

pada penentuan model kuantifikasi manfaat BCM secara keseluruhan.

Gambaran dari tahapan dalam penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya dapat

dilihat pada Gambar 3.2.

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

29

Universitas Indonesia

Gambar 3.2 Alur Metodologi Penelitian

Step 1 : Perumusan

Masalah

•Tujuan : Mengidentifikasi permasalahan yang muncul dan menghasilkan Research Question•Metode : Analisis menggunakan Fishbone•Masukan : Hasil Wawancara, Dokumen Testing BCP, Dokumen Audit, Dokumen Risiko dan Aset•Keluaran : Research Question

Step 2 : Studi Literatur

•Tujuan : Mencari landasan teori yang berkaitan dengan masalah yang menjadi obyek penelitian•Metode : Studi Literatur•Masukan : Research Question•Keluaran : Teori Business Continuity Management, BS ISO 22301:2012, Generic IS/IT Business Value

Step 3 : Pembuatan

Kerangka Penelitian

•Tujuan : Membuat alur berpikir yang sistematis dalam penelitian•Metode : Compare, Critize, Constrast•Masukan :Teori Business Continuity Management, BS ISO 22301:2012, Generic IS/IT Business Value•Keluaran : Kerangka Penelitian

Step 4 : Pembuatan Metodologi Penelitian

•Tujuan : Membuat langkah-langkah detail yang harus dilakukan dalam melakukan penelitian•Metode : Penjabaran detail langkah –langkah dan metode yang digunakan•Masukan : Kerangka Penelitian•Keluaran : Metodologi Penelitian

Step 5 : Pengumpulan

Data

•Tujuan : Mendapatkan data primer dan sekunder untuk mendukung penelitian•Metode : Wawancara, Kuesioner•Masukan : Hasil Wawancara, Dokumen Testing BCP/DRP, Dokumen Audit•Keluaran : Dokumen dan data yang dibutuhkan penelitian (Dokumen profil risiko, hasil wawancara,

hasil Risk Assessment dan hasil Business Impact Analysis)

Step 6 : Penentuan

Metrik berdasarkan KPI

•Tujuan : Mendapatkan metrik yang digunakan dalam mengevaluasi pencapaian dari control yang diterapkan dan membantu proses kuantifikasi manfaat yang teridentifikasi oleh sub kategori Tabel Ranti

•Metode : Wawancara, Pemetaan kesesuaiaan•Masukan : Hasil Risk Assessment dan Business Impact Analysis organisasi, Hasil wawancara•Keluaran : Metrik hasil Risk Assessment dan Business Impact Analysis organisasi

Step 7 : Identifikasi

Manfaat implementasi

BCM

•Tujuan : Mendapatkan gambaran manfaat yang diperoleh organisasi karena implementasi BCM•Metode : Pemetaan manfaat BCM dengan Tabel Manfaat SI/TI Generik dan Tabel Antasari•Masukan : Metrik hasil Risk Assessment dan Business Impact Analysis organisasi•Keluaran : Metrik untuk menentukan manfaat dari implementasi BCM saat ini, Model Identifikasi

dan Kuantifikasi Manfaat BCM

Step 8 : Penarikan

kesimpulan dan Saran

•Tujuan : Mendapatkan kesimpulan penelitian dan saran dari hasil penelitian•Metode : Summarize•Masukan : Metrik untuk menentukan manfaat dari implementasi BCM saat ini, Model Identifikasi

dan Kuantifikasi Manfaat BCM•Keluaran : Kesimpulan terhadap penelitian dan saran pengembangan selanjutnya

Sub Bab 1.2

Sub Bab 1.3, Bab 2

Bab 2

Bab 3

Lampiran

Sub Bab 4.3

Sub Bab 4.4

Bab 5

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

30

Universitas Indonesia

3.3. Profil Organisasi

Bagian ini akan menjelaskan mengenai profil organisasi secara umum dan

penerapan Business Continuity Management yang dilakukan.

3.4. Struktur Organisasi

Berikut ini adalah struktur organisasi dari Bank XYZ terkait pengelolaan Business

Continuity Management (BCM).

Gambar 3.3 Struktur Organisasi terkait BCM

3.4.1. Divisi Teknologi Informasi

Divisi Teknologi Informasi merupakan unit kerja yang bertanggung jawab secara

proaktif memahami kebutuhan perusahaan dan menjadi mitra strategis unit kerja

dalam menciptakan keunggulan bisnis melalui inovasi dan solusi sistem teknologi

informasi yang handal, efisien dan efektif. Kaitannya dengan BCM, Divisi

Teknologi Informasi bertugas membuat Disaster Recovery Plan (DRP) dan

Disaster Recovery Center (DRC) sesuai dengan BCP dan dapat mencakup

kebutuhan sesuai BCP yang berlaku, melakukan pengujian DRC sesuai dengan

DRP yang dibuat.

3.4.2. Satuan Keamanan Informasi

Satuan Keamanan Informasi merupakan unit kerja yang bertanggungjawab dalam

aspek Manajemen Akses Informasi, Perlindungan dan Pengamanan Informasi,

Manajemen Kelangsungan Usaha dan Tata Kelola Teknologi Informasi. Dalam

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

31

Universitas Indonesia

kaitannya dengan BCM, Satuan Keamanan Informasi bertanggungjawab menjadi

koordinator dan perencanaan BCM secara menyeluruh. Satuan Keamanan

Informasi menjalankan analisis konsep penanganan, identifikasi potensi risiko,

membuat recovery strategy, melakukan tes kesiapan unit kerja dalam

melaksanakan BCP, melakukan sosialisasi dan awareness, mengoordinasi proses

pemulihan/BCP, memastikan DRP dan DRC memenuhi kebutuhan sesuai dengan

BCP.

3.4.3. Divisi Manajemen Risiko.

Manajemen Risiko organisasi secara keseluruhan dikelola oleh Divisi Manajemen

Risiko. Divisi Manajemen Risiko bertugas mengidentifikasi, mengukur,

memantau, mengendalikan dan melaporkan dengan benar risiko organisasi

melalui penerapan kerangka kerja manajemen risiko yang sesuai. Kaitannya

dengan BCM, Divisi Manajemen Risiko menjadi bagian dalam sebuah komite

bersama yangbertugas menjadi pengawas pelaksanaan BCM oleh Satuan

Keamanan Informasi dan Divisi Teknologi Informasi serta memastikan konsep

BCP sudah mencakup semua risiko yang terdapat di perusahaan.

3.4.4. Divisi Audit Internal

Divisi Audit Internal bertugas untuk meningkatkan efektivitas dan memberikan

nilai tambah terhadap proses manajemen risiko, pengendalian internal dan tata

kelola melalui penilaian independen dan obyektif serta pemberian konsultasi atas

seluruh kegiatan perusahaan. Kaitannya dengan BCM, Divisi Audit Internal juga

menjadi bagian dalam sebuah komite bersama yang bertugas menjadi pengawas

dan evaluasi pelaksanaan BCM oleh Satuan Keamanan Informasi dan Divisi

Teknologi Informasi.

3.5. Visi dan Misi

Sub bab ini menjelaskan mengenai visi dan misi dari organisasi.

3.5.1. Visi

Visi dari Bank XYZ adalah menjadi bank pilihan utama andalan masyarakat, yang

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

32

Universitas Indonesia

berperan sebagai pilar penting perekonomian Indonesia.

3.5.2. Misi

1. Membangun institusi yang unggul di bidang penyelesaian pembayaran dan

solusi keuangan bagi nasabah bisnis dan perseorangan

2. Memahami beragam kebutuhan nasabah dan memberikan layanan

finansial yang tepat demi tercapainya kepuasan optimal bagi nasabah

3. Meningkatkan nilai stakeholder Bank XYZ

3.6. Program Strategis

Program Strategik Bank XYZ antara lain :

1. Memperkuat strategic positioning sebagai transactional banking

2. Mengembangkan relationship banking

3. Meningkatkan fungsi intermediasi

3.7. Proses Bisnis Kritis

Dalam melakukan implementasi BCM, terlebih dahulu ditentukan pemilihan

proses/proses bisnis di organisasi yang bersifat kritis dan harus tetap berjalan

meskipun terjadi bencana. Menurut dokumen BCP Bank XYZ (Kebijakan BCP

XYZ, 2012) salah satu proses bisnis yang dianggap penting adalah proses kiriman

uang. Oleh karena itu penelitian ini akan mengambil proses bisnis kiriman uang di

Sistem Pembayaran sebagai contoh dalam membuatkan model kuantifikasi

manfaat BCM di organisasi.

3.7.1. BI-RTGS

Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) adalah suatu sistem

transfer dana elektronik antar peserta dalam mata uang rupiah yang

penyelesaiannya dilakukan secara seketika per transaksi secara individual.

Manfaat diterapkannya Sistem BI-RTGS, selain menurunkan risiko sistem

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

33

Universitas Indonesia

pembayaran nasional dengan meningkatkan kepastian penyelesaian akhir, juga

menyediakan tambahan pilihan sarana transfer yang praktis, cepat, efisien, aman

dan handal. Selain itu juga menyediakan informasi saldo Rekening Giro Peserta

secara real time dan menyeluruh sehingga, khususnya bagi bank, dapat membantu

meningkatkan disiplin dan profesionalismenya dalam mengelola likuiditas. Bank

yang dapat menggunakan Sistem BI-RTGS adalah bank umum sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998.

Bank XYZ sebagai salah satu bank umum penyelenggara layanan RTGS

mengelola sistem ini di backoffice melalui Divisi Operasional. Gambar 3.4 dan

Gambar 3.5 menjelaskan aliran RTGS keluar dan masuk secara internal di Bank

XYZ.

3.7.2. SKNBI

Kliring merupakan pertukaran warkat atau Data Keuangan Elektronik (DKE)

antar peserta kliring baik atas nama bank yang ditunjuk BI maupun atas nama

nasabah peserta yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu. Sistem

Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) adalah sistem kliring yang dikelola

Bank Indonesia yang meliputi kliring kredit dan kliring debet yang penyelesaian

akhirnya dilakukan secara nasional.

Bank XYZ sebagai salah satu bank umum penyelenggara layanan kliring

mengelola sistem ini di backoffice Divisi Sentra Operasional. Gambar 3.6 dan

Gambar 3.7 menjelaskan alur kliring kredit dan penyerahan kliring debet.

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

34

Universitas Indonesia

Gambar 3.4 Aliran RTGS keluar

(sumber :Dokumen ISO, 2012. Telah disesuaikan)

Gambar 3.5 Aliran RTGS masuk

(sumber : Dokumen ISO, 2012. Telah disesuaikan)

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

35

Universitas Indonesia

Gambar 3.6 Penyerahan Kliring Kredit

(sumber : Dokumen ISO, 2012. Telah disesuaikan)

Gambar 3.7 Penyerahan Kliring Debet

(sumber : Dokumen ISO, 2012. Telah disesuaikan)

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

36

Universitas Indonesia

3.8. Kebijakan dan Ketentuan Business Continuity Plan

Menurut dokumen Kebijakan BCP Bank XYZ, konsep BCP yang diterapkan di

Bank XYZ adalah terjadinya gangguan yang bersifat menyeluruh/nasional dan

merupakan kejadian yang jarang terjadi (low frequency) tetapi mempunyai

dampak yang besar (high impact). Sebagai contoh Gedung Kantor Pusat Bank

XYZ tidak dapat digunakan atau salah satu Data Center Bank XYZ tidak dapat

digunakan. Dalam implementasinya dikenal Critical Business Function (CBF)

yaitu bisnis/proses bisnis yang dianggap penting oleh perusahaan dan harus

dilayani saat terjadi gangguan.

Berikut daftar Critical Business Function (CBF) Bank XYZ yang harus segera

dipulihkan apabila terjadi gangguan.

Tabel 3.2 Critical Business Function (CBF)

(sumber : Dokumen BCP Bank XYZ. Telah diolah kembali)

Jenis Layanan Jenis Transaksi

Transaksi di cabang untuk nasabah kritikal

1. Penarikan tunai

2. Setoran tunai

3. Pemindahbukuan antar-rekening Bank XYZ

4. Kliring

Delivery Channel

1. Automatic Teller Machine (ATM) : Penarikan tunai

2. Electronic Data Capture (EDC) : Transaksi debet dan penarikan tunai

3. InternetBanking (Individu dan Bisnis) : Pemindahbukuan antar rekening Bank XYZ

Sentra Operasi 1. Domestik : RTGS, SKN, KSEI, Call Center

2. Internasional : Kiriman uang ke dan dari luar negeri

Tresuri Monitoring Cash Bank XYZ

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

37

Universitas Indonesia

3.9. Infrastruktur Teknologi Informasi

Gambar 3.8 menjelaskan gambaran infrastruktur teknologi informasi Bank XYZ

secara garis besar dalam kerangka Business Continuity Management.

1. Garis penuh merupakan primary line sedangkan garis putus-putus adalah

backup line.

2. M/F Lok 1 dan Lok 2 menjalankan fungsi saling backup secara realtime

karena memiliki kapasitas yang sama persis untuk kegiatan operasional

Bank XYZ secara penuh (full support). Namun demikian dalam satu waktu

hanya ada satu M/F yang digunakan dalam kegiatan operasional Bank

XYZ. Sebagai informasi Data Center yang beroperasi saat ini adalah di

M/F Lok2.

3. M/F Lok4 yang berada di luar kota dipergunakan apabila M/F Lok1 dan

M/F Lok2 tidak dapat digunakan dan hanya berkapasitas untuk menunjang

operasional cabang dan unit kerja yang bersifat highly critical.

4. SOC Lok3 dipergunakan apabila tempat kerja di Lok1 atau Lok2 tidak

dapat digunakan.

5. SOC Lok4 yang berada di luar kota dipergunakan jika tempat kerja di

Lok1, Lok2 dan SOC Lok3 tidak dapat digunakan dengan kapasitas untuk

mendukung staf unit kerja highly critical.

Penempatan SOC dan M/F di Lok4 yang berada di luar kota merupakan salah satu

strategi kontijensi perusahaan apabila terjadi bencana alam yang merusak

infrastruktur secara menyeluruh sebagai contoh gempa bumi yang terjadi di Lok1,

Lok2 dan Lok3.

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

38

Universitas Indonesia

Gambar 3.8 Infrastruktur Teknologi Informasi

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

39

Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dibatasi pada proses permodelan kuantifikasi manfaat bisnis

implementasi BCM. Langkah ini diambil karena cakupan dari BCM yang sangat

luas dan nilai manfaat yang bergantung kepada banyaknya proses bisnis dan

dikelola oleh BCM. Jumlah proses bisnis kritis yang dikelola dalam BCM

tergantung kepada hasil Business Impact Analysis yang dilakukan oleh organisasi.

4.1. Pembuatan Model Kuantifikasi Manfaat BCM

Gambar 4.1 merupakan tahapan yang dibuat oleh BCM Institute yang terdiri dari

7 tahapan.

Gambar 4.1 BCM Planning Methodology

(sumber : BCM Institute, 2009. Telah diolah kembali)

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

40

Universitas Indonesia

Terdapat beberapa kesamaan yang bisa didentifikasi terhadap model atau tahapan

dari BCM yang dikembangkan oleh beberapa badan standardisasi yaitu adanya

proses penilaian risiko baik dengan pendekatan aset ataupun proses serta analisis

risiko terhadap bisnis di organisasi. Tahapan ataupun proses ini sering disebut

sebagai Risk Assesment dan Business Impact Analysis. Menurut pendekatan BCM

Institute, proses ini berada di lingkaran kedua (Risk Analysis and Review) dan

ketiga (Business Impact Analysis). ISO 22301 menempatkan proses ini pada

tahapan Establish Plan (BS ISO 22301 : 2012, 2012).

Keluaran dari tahapan Risk Assesment dan Business Impact Analysis umumnya

berupa daftar aset atau proses yang memiliki risiko serta dampak bagi organisasi

ketika terjadi bencana. Berdasarkan keluaran dari tahapan ini maka rancangan

model identifikasi dan kuantifikasi manfaat BCM dibuat dengan menggunakan

masukan dari hasil Risk Assessment dan Business Impact Analysis. Proses

identifikasi dan kuantifikasi manfaat BCM dapat dijabarkan sebagai berikut

1. Mengidentifikasi unit bisnis, aset dan proses bisnis kritis yang memiliki

risiko baik risiko finansial dan risiko reputasi. Hasil identifikasi ini

umumnya disebut sebagai Risk Assesment. Risiko yang terdaftar pada Risk

Assessment kemudian ditentukan tingkat kecenderungan dan dampak

sebelum dan sesudah dimitigasi.

2. Mengidentifikasi potensi manfaat yang timbul (selain mengurangi risiko)

apabila kontrol BCM diimplementasikan sebagai langkah mitigasi risiko

yang terdaftar sebelumnya dengan menggunakan Tabel Manfaat Bisnis

SI/TI Generik. Pada tahap ini pendekatan value based digunakan untuk

melengkapi pendekatan risk based yang umumnya digunakan pada tahap

Business Impact Analysis (BIA).

3. Menentukan parameter KPI (Key Performance Indicator) berdasarkan

hasil BIA untuk mempermudah dalam proses kuantifikasi manfaat.

Parameter ini merupakan metrik yang digunakan sebagai bagian proses

kuantifikasi.

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

41

Universitas Indonesia

4. Mengkuantifikasi manfaat bisnis yang berhasil diidentifikasi dari langkah

sebelumnya dengan menggunakan parameter (metrik) yang didefinisikan

sebelumnnya.

5. Menghitung rasio hasil akhir keseluruhan manfaat bisnis yang berhasil

dikuantifikasi dengan investasi yang dibutuhkan pada saat inisialisasi dan

pemeliharaan.

Gambar 4.2 memberikan gambaran mengenai proses identifikasi dan kuantifikasi

manfaat yang dilakukan dengan mengambil masukan dari hasil Risk Assesment

dan Business Impact Analysis.

Gambar 4.2 Proses Identifikasi Manfaat BCM

4.2. Penentuan Proses Bisnis Kritis

Seperti paparan sebelumnya, tahapan BIA (Business Impact Analysis) umumnya

menghasilkan daftar aset atau proses bisnis yang dianggap bersifat kritikal bagi

perusahaan. Gambar 4.1 menggambarkan daftar proses bisnis yang dianggap kritis

di Bank XYZ.

Tabel 4.1 Proses Bisnis Kritis di Bank XYZ

(sumber : Kebijakan BCP Bank XYZ, 2012. Telah diolah kembali)

Jenis Layanan Jenis Transaksi

Transaksi Cabang 1. Penarikan tunai

2. Setoran tunai

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

42

Universitas Indonesia

Jenis Layanan Jenis Transaksi

3. Pemindahbukuan antar-rekening Bank XYZ

4. Kliring

Delivery Channel

1. Automatic Teller Machine (ATM) - Penarikan tunai

2. Electronic Data Capture (EDC)- Transaksi debet dan penarikan tunai

3. Internet Banking (Individu dan Bisnis)

4. Realt Time Gross Settlement (RTGS)

5. Sistem Kliring Nasional (SKN)

6. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)

7. Call Center

8. Kiriman uang ke dan dari luar negeri

Tresuri Monitoring Cash Bank XYZ

Penentuan proses bisnis yang bersifat kritis dilakukan berdasarkan hasil analisis

penilaian risiko (risk assessment) terhadap proses bisnis yang terdaftar.

LAMPIRAN 3 memberikan gambaran diidentifikasi beberapa risiko operasional

terhadap proses bisnis kritis di Bank XYZ khususnya unit bisnis yang mengelola

sistem pembayaran. Penentuan tingkat dampak (impact) dari proses suatu aset

ditentukan menggunakan Grading Impact yang ada di Tabel 4.2.

Penentuan tingkat kemungkinan (likehood) terjadinya risiko dibantu dengan

menggunakan Grading Likehood yang ada di Tabel 4.3. Hasil analisis penilaian

risiko dalam risk assessment digunakan sebagai panduan dalam menentukan

proses bisnis yang memiliki nilai bagi perusahaan pada tahap Business Impact

Analysis. Penilaian dampak dan kecenderungan risiko dari aset/proses di

LAMPIRAN 3 merupakan hasil risk assesment yang telah dilakukan oleh Bank

XYZ. Penilaian dari kemungkinan dan dampak dapat digunakan apabila terdapat

lebih dari satu unit bisnis sehingga dapat dibuat peringkat kekritisan dari proses

bisnis yang dikelola oleh unit bisnis.

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

43

Universitas Indonesia

Tabel 4.2 Grading Impact Pengukuran Risiko

(sumber :Surat Keputusan Direksi 190/SK/DIR/2008. Telah diolah kembali)

Parameter Impact Grading Impact

Low 2 Low 1 Medium High 1 High 2

Kemungkinan Kerugian ≤0.1% dari laba bersih

>0.1 - ≤ 3% dari laba bersih

>3 - ≤9% dari laba bersih

>9 - ≤ 15% dari laba bersih

>15% dari laba bersih

Peningkatan komplain nasabah

≤ 2% dari tahun lalu

>2 - ≤ 6% dari tahun lalu

>6 - ≤10% dari tahun lalu

>10 - ≤15% dari tahun lalu

>15% dari tahun lalu

Kegiatan inti terhenti (dapat disebabkan karena sistem/karyawan/kejadian eksternal)

< 1jam ≥ 1-2jam >2-3jam >3-6jam >6jam

Penurunan jumlah nasabah ≤ 1% dari tahun lalu

>1 - ≤ 2% dari tahun lalu

>2 - ≤ 4% dari tahun lalu

>4 - ≤ 5% dari tahun lalu

>5% dari tahun lalu

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

44

Universitas Indonesia

Tabel 4.3 Grading Likehood Pengukuran Risiko

(sumber : Surat Keputusan Direksi 190/SK/DIR/2008. Telah diolah kembali)

Parameter Likehood Grading Likehood

Low 2 Low 1 Medium High 1 High 2

Kemungkinan terjadi 1* >0 - ≤ 0.01% (0-1 dari 10000 txn)

>0.01 - ≤ 0.2% (2-20 dari 10000 txn)

>0.2 - ≤0.6% (21-60 dari 10000 txn)

>0.6 - ≤ 1% (61-100 dari 10000 txn)

>1% (Di atas 100 dari 10000 txn)

Kemungkinan terjadi 2* >0 - ≤ 0.5% (0-5 dari 1000 txn)

>0.5 - ≤ 1% (6-10 dari 1000 txn)

>1 - ≤ 3% (11-30 dari 1000 txn)

>3 - ≤ 5% (31-50 dari 1000 txn)

>5% (di atas 50 dari 1000 txn)

Frekuensi kejadian dalam setahun ***

0 1-2 kali 3-4 kali 5-6 kali >6 kali

Kualitatif Sangat Jarang Terjadi

Jarang Terjadi

Agak Sering Terjadi

Sering Terjadi

Sangat Sering Terjadi

Sesuai dengan penjelasan pada bab 4, pembuatan model kuantifikasi selanjutnya

akan dilakukan dengan mengambil contoh data proses bisnis sistem pembayaran

yang daftar risikonya terlampir di LAMPIRAN 3.

4.3. Penentuan Key Performance Indicator

Satu hasil dari Business Impact Analysis adalah penentuan RPO (Recovery Point

Objective) dan RTO (Recovery Time Objective) dari proses/proses bisnis kritis

yang berhasil diidentifikasi. RPO dan RTO dari proses kritis ini dapat dijadikan

parameter evaluasi dari implementasi BCM. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa RPO dan RTO ini merupakan salah satu KPI dari BCM.

Menurut dokumen Kebijakan BCPBank XYZ, diidentifikasi aset dan layanan

dengan nilai RPO dan RTO sebagai berikut :

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

45

Universitas Indonesia

Tabel 4.4 Recovery Time Objective (RTO) untuk Bank XYZ

(sumber : Kebijakan BCP Bank XYZ, 2012. Telah diolah kembali)

Jenis Layanan Jenis Transaksi RTO

Transaksi di cabang untuk nasabah kritikal

1. Penarikan tunai 2. Setoran tunai 3. Pemindahbukuan antar-rekening

Bank XYZ 4. Kliring

4 jam

Delivery Channel

1. ATM - Penarikan tunai 2. EDC - Transaksi debet dan penarikan

tunai 3. Internet Banking (Individu dan Bisnis)

- Pemindahbukuan antar rekening Bank XYZ

4 jam

Sentra Operasi Domestik

1. RTGS 4 jam 2. SKN 4 jam 3. KSEI 4 jam 4. Call Center 30 menit Internasional : Kiriman uang ke dan dari luar negeri 4 jam

Tresuri Monitoring Cash Bank XYZ 4 jam

RPO (Recovery Point Object) dari bisnis/proses bisnis yang termasuk dalam CBF

(Critical Business Factor) adalah 0 (nol) jam atau tidak ada perbedaan waktu.

Bahasan pada penelitian ini adalah proses bisnis RTGS dan SKN dengan nilai

RTO dan RPO sebagai berikut.

Tabel 4.5 RTO dan RPO Transaksi RTGS dan SKN

(sumber : Kebijakan BCP Bank XYZ, 2012. Telah diolah kembali)

Transaksi / Proses Bisnis RTO RPO RTGS 4 jam 0 jam SKN 4 jam 0 jam

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan metrik yang dapat digunakan untuk

mengkuantifikasi adalah RTO, RPO dan dasar penentuan dari dampak (impact)

yang ditimbulkan apabila terjadi bencana yaitu denda nominal, keluhan nasabah

dan reputasi.

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

46

Universitas Indonesia

4.4. Identifikasi Manfaat Bisnis

Proses identifikasi manfaat bisnis dari investasi BCM dilakukan dengan melihat

setiap proses dan aset penting yang memiliki nilaidan risiko. Proses dan aset yang

akan dinilai dilihat dari hasil Risk Assesmentseperti pada LAMPIRAN 3. Tabel

Generik digunakan untuk mengidentifikasi manfaat bisnis yang memiliki

hubungan terhadap investasi BCM. Penentuan metrik pengukuran dapat

membantu dalam proses kuantifikasi manfaat. Alur identifikasi manfaat hingga

kuantifikasi manfaat yang didapatkan dilakukan seperti Gambar 4.2.

4.4.1. Analisis Manfaat Investasi TI dengan Tabel Manfaat SI/TI Generik

Berikut ini akan dipaparkan proses identifikasi manfaat bisnis yang diperoleh

organisasidengan implementasi BCM. Proses identifikasi dilakukan dengan cara

observasi dan wawancara dengan pihak terkait yang paham terhadap proses bisnis

yang ada pada perusahaan. Dari hasil wawancara dan observasi diperoleh

beberapa potensi manfaat dari investasi BCM yang disajikan pada LAMPIRAN 2.

Hasil dari identifikasi manfaat bisnis TI yang telah teridentifikasi relevan dapat

dilihat pada Tabel 4.6. Terdapat 20 sub kategori manfaat yang relevan terhadap

implementasi BCM. Hasil identifikasi manfaat BCM di Tabel 4.6 merupakan

seluruh potensi manfaat bisnis yang timbul dari seluruh proses bisnis kritis yang

dikelola dalam BCM.

Tabel 4.6 Hasil Identifikasi Manfaat Bisnis Relevan

No Sub Kategori Kode Relevan 5 Biaya Kegagalan Layanan RCO-05 YA 9 Biaya uang ( bunga pinjaman) RCO-09 YA 22 Proses pembuatan laporan APR-03 YA 23 Proses Persiapan Data APR-04 YA 24 Proses pemeriksaan Permohonan APR-05 YA 25 Proses pembayaran hutang / tagihan APR-06 YA 26 Proses transaksi APR-07 YA 27 Proses Pengambilan Keputusan APR-08 YA 30 Kehilangan penyimpanan / inventory RRI-03 YA 31 Produk Gagal RRI-04 YA 32 Kehilangan data RRI-05 YA

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

47

Universitas Indonesia

No Sub Kategori Kode Relevan 33 Kesalahan data RRI-06 YA 34 Jatuh Tempo ( Penalty ) RRI-07 YA 38 Kesalahan pembayaran RRI-11 YA 42 Meningkatkan kepercayaan pelanggan IRE-03 YA 45 Tagihan IAC-01 YA 55 Kepuasan pelanggan IES-05 YA 63 Meningkatkan kualitas (dari) Produk IQU-04 YA

66 Meningkatkan layanan internal (dari) layanan untuk karyawan IIS-03 YA

73 Biaya Kehilangan dan penundaan ACO-03 YA

Manfaat yang relevan terhadap BCM akan diidentifikasi kembali terhadap

masing-masing proses bisnis kritis untuk mempermudah proses kuantifikasi. Studi

kasus permodelan manfaat dalam penelitian ini menggunakan proses bisnis RTGS

dan SKN. Oleh karena itu daftar manfaat yang relevan terhadap BCM Bank XYZ

yang sudah didefinisikan di Tabel 4.6 dipetakan dengan proses bisnis RTGS dan

SKN. Penentuan signifikansi dari manfaat yang relevan merupakan putusan

manajemen. Untuk kasus sistem pembayaran di Bank XYZ, signifikansi suatu

manfaat didasarkan ada tidaknya kemungkinan timbulnya risiko finansial dan

risiko reputasi. Tabel 4.7 menggambarkan relevansi manfaat yang berhasil

diidentifikasi.

Tabel 4.7 Relevansi dan Signifikansi Manfaat Terhadap Proses Bisnis RTGS dan SKN

No Sub Kategori Kode Relevan Signifikan Keterangan

5 Mengurangi Biaya Kegagalan Layanan RCO-

05 YA YA

Pemulihan layanan ketika terjadi bencana telah dikelola dalam BCM sehingga mengurangi biaya pemulihan kegagalan.

9 Mengurangi Biaya Uang ( bunga pinjaman)

RCO-09 YA YA

Prosedur kontijensi menghindarkan perusahaan dikenakan biaya denda akibat kegagalan layanan

22 Mempercepat Proses Pembuatan Laporan APR-03 TIDAK

Proses bisnis RTGS dan SKN tidak menghasilkan laporan yang harus dihasilkan pada hari transaksi berlangsung

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

48

Universitas Indonesia

No Sub Kategori Kode Relevan Signifikan Keterangan

23 Mempercepat Proses Persiapan Data APR-04 YA YA

Prosedur kontijensi membuat data transaksi KU (kiriman uang) tetap dapat diperoleh meskipun terjadi bencana

24 Mempercepat Proses Pemeriksaan Permohonan

APR-05 YA YA

Tersedianya data pada saat terjadi bencana membuat proses verifikasi kiriman uang ataupun verifikasi warkat tetap berjalan.

25 Mempercepat Proses pembayaran hutang / tagihan

APR-06 YA YA Data transaksi KU (kiriman uang) tetap dapat diperoleh meskipun terjadi bencana.

26 Mempercepat Proses Transaksi

APR-07 YA YA

Prosedur kontijensi baik bisnis ataupun TI dalam BCM mempercepat proses transaksi ketika terjadi bencana. (Mempercepat dibandingkan proses transaksi manual).

27 Mempercepat Proses Pengambilan Keputusan

APR-08 YA YA

Telah disediakan beberapa alternatif keputusan yang dapat dipilih ketika terjadi bencana. Alternatif putusan itu tertuang dalam BCP

30 Mengurangi Risiko Kehilangan penyimpanan / inventory

RRI-03 YA YA

DKE (Data Kliring Elektronik) yang merupakan data transaksi nasabah terjaga integritas dan ketersediaannya

31 Mengurangi Risiko Produk Gagal

RRI-04 YA YA

RTGS dan SKN merupakan produk perbankan yang berbasis layanan. BCM mengurangi risiko kegagalan layanan tersebut.

32 Mengurangi Risiko Kehilangan data

RRI-05 YA YA

Dengan tetap tersedianya media penyimpanan data (availability) maka risiko kehilangan data dapat diminimalisir. Kuantifikasi sama dengan RRI-03

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

49

Universitas Indonesia

No Sub Kategori Kode Relevan Signifikan Keterangan

33 Mengurangi Risiko Kesalahan data

RRI-06 YA YA

Dengan tetap tersedianya data pada waktu terjadi bencana (availability) maka risiko kehilangan data dapat diminimalisir. Tentu saja berkaitan dengan terjaganya integritas data. Kuantifikasi sama dengan RRI-03.

34 Mengurangi Risiko Jatuh Tempo ( Penalty )

RRI-07 YA YA Sama dengan RCO-09

38 Mengurangi Risiko Kesalahan pembayaran RRI-11 YA YA

Ketersediaan layanan mengurangi risiko kesalahan tagihan bayar bank lawan terhadap permintaan bayar nasabah

42 Meningkatkan Pendapatan (yang disebabkan oleh) Meningkatkan kepercayaan pelanggan

IRE-03 YA YA

Ketersediaan layanan pada saat bencana meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap layanan pembayaran melalui Bank XYZ. Memiliki implikasi terhadap produk Bank XYZ yang lain

45 Meningkatkan Keakurantan dari Tagihan

IAC-01 YA YA Sama dengan RRI-11

55 Meningkatkan layanan eksternal (dari)Kepuasan pelanggan

IES-05 YA YA Implikasi dari subkategori ini sama dengan IRE-03

63 Meningkatkan kualitas (dari) Produk

IQU-04 YA YA Kualitas layanan tetap terjaga meskipun terjadi bencana. Sama dengan RRI-04

66 Meningkatkan layanan internal (dari) layanan untuk karyawan

IIS-03 YA TIDAK

Prosedur kontijensi baik dalam BCP dan DRP mengatur manajemen kerjasama antar tim BCM di Bank XYZ

73 Menghindari Biaya Kehilangan

ACO-03 YA YA Potensi kehilangan

pendapatan pada saat terjadi

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

50

Universitas Indonesia

No Sub Kategori Kode Relevan Signifikan Keterangan

Penundaan bencana dapat ditekan.

4.4.2. Permodelan Hubungan Sebab Akibat Antar Manfaat

Manfaat bisnis yang teridentifikasi menggunakan Tabel Generik memiliki

kemungkinan keterkaitan manfaat antar subkategorinya. Oleh karena itu manfaat

yang relevan dan signifikan yang berhasil diidentifikasi akan dikelompokkan

dengan menggunakan System Dynamics yang kemudian dimodelkan ke dalam

CFD (Causal Loop Diagram).

4.4.3. Tahapan Permodelan

Tahapan dari permodelan penelitian ini ke dalam System Dynamics dilakukan

melalui langkah – langkah berikut ini

1. Identifikasi Masalah

Pada tahap ini dilakukan penentuan variabel utama dan variabel

pendukung dari penelitian. Variabel utama adalah subkategori manfaat

yang teridentifikasi yang sesuai dengan tujuan dari investasi BCM, yaitu

mengurangi/menekan biaya dari kegagalan layanan, menghindari biaya

kehilangan dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Variabel pendukung

adalah subkategori manfaat yang teridentifikasi lainnya.

2. Analisis Keterkaitan Antar Variabel

Analisis keterkaitan akan dilakukan terhadap variabel-variabel yang telah

teridentifikasi sebagai variabel utama dan variabel pendukung dengan cara

mengidentifikasi hubungan sebab akibat antar variabel, baik antara

variabel utama dengan variabel pendukung maupun antar sesama variabel

pendukung. Di tahap ini belum diberikan hubungan antar variabel dengan

notasi“+”atau “-“. Hubungan keterkaitan antar variabel dapat dilihat pada

Gambar 4.3.

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

51

Universitas Indonesia

3. Membuat Causal Loop Diagram

Proses pembuatan CFD (Causal Loop Diagram) dijelaskan pada sub bab

selanjutnya.

4.4.4. Causal Loop Diagram Manfaat Investasi BCM

Causal Loop Diagram dibuat berdasarkan hasil analisis keterkaitan dari setiap

variabel di tahap sebelumnya. Tujuan dari pembuatan diagram adalah untuk

memperlihatkan seluruh hubungan sebab akibat antar manfaat yang relevan dan

signifikan yang telah diidentifikasi sebelumnya. Causal Loop Diagram yang

dihasilkan digambarkan pada Gambar 4.4. Penjelasan hubungan antara

subkategori manfaat dapat dilihat pada LAMPIRAN 6.

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

52

Universitas Indonesia

Gambar 4.3 Keterkaitan Antar SubKategori

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

53

Universitas Indonesia

Gambar 4.4 Causal Loop Diagram Hubungan Sebab Akibat Manfaat Investasi BCM

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

54

Universitas Indonesia

4.4.5. Hasil Permodelan Manfaat

Manfaat dari investasi BCM dikelompokkan dengan bantuan pemodelan System

Dynamic menggunakan Causal Loop Diagram. Hasil pemodelan menghasilkan

kelompok manfaat yang bertujuan untuk memudahkan proses kuantifikasi

manfaat investasi BCM.

Pengelompokan ini didasarkan pada variabel yang saling terkait yangmemiliki

hubungan sebab akibat. Tabel 4.8, Tabel 4.9 dan Tabel 4.10 merangkum

subkategori yang termasuk ke dalam manfaat peningkatan pendapatan karena

berkurangnya penundaaan, peningkatan pendapatan karena pengurangan biaya

kegagalan layanan dan peningkatan pendapatan karena meningkatkan kepuasan

pelanggan. Peningkatan pendapatan karena berkurangnnya biaya penundaan

layanan dapat disebut juga sebagai peningkatan pendapatan karena ketersediaan

layanan (availability).

Tabel 4.8 Peningkatan pendapatan karena pengurangan biaya kegagalan layanan

No. Sub Kategori Kode 1. Mengurangi Biaya Kegagalan Layanan RCO-05 2. Mengurangi Risiko Kehilangan Penyimpanan /Inventory RRI-03 3. Mengurangi Risiko Kesalahan Data RRI-06 4. Mengurangi Risiko Kehilangan Data RRI-05 5. Mengurangi Biaya Uang ( bunga pinjaman) RCO-09 6. Mengurangi Risiko Jatuh Tempo ( Penalty ) RRI-07 7. Meningkatkan Keakurantan dari Tagihan IAC-01 8. Mengurangi Risiko Kesalahan Pembayaran RRI-11

Tabel 4.9 Peningkatan pendapatan karena ketersediaan layanan

No Sub Kategori Kode 1. Mengurangi Risiko Produk Gagal RRI-04 2. Mengingkatkan Kualitas dari Produk IQU-04 3. Menghindari Biaya Kehilangan Penundaan ACO-03

Tabel 4.10 Peningkatan pendapatan karena meningkatkan kepuasan pelanggan

No. Sub Kategori Kode 1. Mempercepat Proses Persiapan Data APR-04 2. Mempercepat Proses Pemeriksaan Permohonan APR-05 3. Mempercepat Proses pembayaran hutang / tagihan APR-06

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

55

Universitas Indonesia

No. Sub Kategori Kode 4. Mempercepat Proses Transaksi APR-07 5. Mempercepat Proses Pengambilan Keputusan APR-08 6. Meningkatkan Kepercayaaan Pelanggan IRE-03

4.4.6. Kuantifikasi Manfaat Bisnis Peningkatan Pendapatan karena

Pengurangan Biaya KegagalanLayanan

Kuantifikasi manfaat bisnis dari adanya BCM dapat dilihat dari proses bisnis yang

dijalankan. Berikut beberapa proses bisnis yang yang berkaitan dengan

peningkatan pendapatan karena pengurangan biaya kegagalan layanan.

Proses Bisnis Bank XYZ menjadi salah satu bank yang ditunjuk untuk

melakukan transaksi pengiriman pajak dari 3 zona wilayah

di Indonesia

Asumsi 1. Jumlah denda yang harus dibayar sebesar 0,001 x

Jumlah Nominal Pajak yang gagal dikirimkan.

2. Besar nominal transaksi pengiriman pajak per hari

adalah ± 300 Milyar.

3. Biaya penyelenggaraan layanan diasumsikan

menggunakan data investasi TI terhadap

keuntungan yaitu 10 % (0,1) dari keuntungan

( berdasarkan data Gatner).

Metrik (Persentase denda x Nominal transaksi pajak) – Biaya

penyelenggaraan Layanan

Perhitungan

Manfaat

Apabila terjadi kegagalan layanan sistem pembayaran

terdapat potensi kerugian karena pembayaran denda

sebesar :

0,001 x Rp 300.000.000.000,- = Rp 300.000.000,- – (0.1 x

Rp 300.000.000,-)= Rp 270.000.000,-

Oleh karena itu ketersediaan layanan dapat meningkatkan

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

56

Universitas Indonesia

potensi pendapatan karena Bank XYZ tidak perlu

membayar sejumlah uang Rp 270.000.000,- untuk

membayar denda.

Proses Bisnis Transaksi KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia) adalah

salah satu transaksi yang menggunakan RTGS sebagai

media pengiriman uang.

Asumsi 1. Toleransi keterlambatan pengiriman maksimum 30

menit (kesepakatan antara Bank XYZ dan KSEI).

2. Jumlah denda yang harus dibayar sebesar 125 % x

Jumlah nominal transaksi baik transaksi kiriman

uang masuk atau kiriman uang keluar.

3. Besar nominal transaksi pengiriman pajak per hari

adalah ± 600 Milyar.

4. Biaya penyelenggaraan layanan diasumsikan

menggunakan data investasi TI terhadap

keuntungan yaitu 10 % (0,1) dari keuntungan

( berdasarkan data Gatner).

Metrik (Persentase denda x Nominal transaksi) – Biaya

penyelenggaraan Layanan

Perhitungan

Manfaat

Apabila terjadi kegagalan layanan RTGS terdapat potensi

kerugian karena pembayaran denda sebesar :

1,25 x Rp 600.000.000.000,- = Rp 750.000.000.000,- –

(0,1 x Rp 750.000.000.000,-) = Rp 742.500.000.000,-.

Oleh karena itu ketersediaan layanan dapat meningkatkan

potensi pendapatan karena Bank XYZ tidak perlu

membayar sejumlah uang Rp 742.500.000.000,-. untuk

membayar denda kegagalan Bank XYZ untuk dalam

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

57

Universitas Indonesia

melakukan proses transaksi pembayaran yang dilakukan

KSEI.

Proses Bisnis Salah satu proses dalam sistem pembayaran adalah proses

kirim uang antar bank yang terdaftar sebagai peserta.

Keterlambatan bank dalam melakukan penyelesaian

pembayaran ke bank lain dapat menyebabkan timbulnya

bunga yang harus ditanggung oleh bank yang gagal bayar.

Proses bayar ke bank lain (atau bank lawan) ini disebut

sebagai RTGS keluar dan Kliring Keluar.

Asumsi 1. Nominal transaksi keluar (ke bank lain) per bulan

sebesar Rp 208.055.530.156.866,- (sumber : data

transaksi 2012).

2. Jumlah denda yang harus dibayar mengikuti suku

bunga kredit korporasi dengan asumsi sebesar 10 %

(0,1).

3. Jumlah hari kerja 20 hari kerja.

4. KPI dari RTO yang ditetapkan untuk kegagalan

layanan maksimum 4 jam (240 menit).

Metrik (Persentase denda x Nominal transaksi) – Biaya

penyelenggaraan Layanan

Perhitungan

Manfaat

Apabila terjadi kegagalan layanan transaksi keluar (bayar

bank lawan) terdapat potensi kerugian karena pembayaran

bunga sebesar 0,1 x (Rp 208.055.530.156.866,- ÷ 20 ÷ 7) x

240 = Rp 594.444.371.876,76,- .

Oleh karena itu ketersediaan layanan dapat meningkatkan

potensi pendapatan karena tidak perlu membayar sejumlah

uang Rp 594.444.371.876,76,- untuk membayar suku

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

58

Universitas Indonesia

bunga kepada bank lain.

4.4.7. Kuantifikasi Manfaat Bisnis Peningkatan Pendapatan karena

Ketersediaan Layanan

Terdapat beberapa proses bisnis dari hasil BIA (Business Impact Analysis) yang

terkait dengan subkategori manfaat di Tabel Generik dan dikelompokkan ke

dalam peningkatan pendapatan karena ketersediaan layanan.

Proses Bisnis Transaksi kiriman uang (KU) dari kantor cabang Bank

XYZ dengan tujuan bank lain.

Asumsi 1. KPI dari RTO yang ditetapkan untuk kegagalan

layanan maksimum 4 jam (4 jam = 240 menit).

2. Transaksi kiriman uang melalui RTGS sebanyak

30.000 transaksi perhari.

3. Transaksi kiriman uang melalui SKN sebanyak 70.000

transaksi per hari.

4. Batas pengiriman transaksi RTGS di cabang adalah pkl

15.00 sehingga memiliki rentang waktu 7 jam (dimulai

dari jam 08.00). (7 jam = 420 menit).

5. Rata-rata pengiriman transaksi SKN di cabang adalah

pkl 13.00 sehingga memilki rentang waktu 5 jam

(dimulai dari pukul 08.00). (5 jam = 300 menit).

6. Biaya yang dibebankan ke nasabah untuk transaksi

RTGS Rp 30.000,-. Biaya transaksi ke BI Rp 15.000,-

sehingga fee based income transaksi RTGS Rp 15.000,-

untuk tiap transaksi.

7. Biaya yang dibebankan ke nasabah untuk transaksi

SKN Rp 10.000,-. Biaya transaksi ke BI Rp 1.100,-

sehingga fee based income transksi SKN Rp 8.900.-

/transksi.

8. Biaya penyelenggaraan layanan diasumsikan

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

59

Universitas Indonesia

menggunakan data investasi TI terhadap keuntungan

yaitu 10 % (0,1) dari keuntungan. (Berdasarkan data

atner).

Metrik (Fee based income x volume transaksi) – Biaya

penyelenggaraan Layanan

Perhitungan

Manfaat

Total fee based income dari transaksi RTGS dan SKN

sebesar :

1. RTGS = Rp 15.000,- x 30.000 transaksi = Rp

450.000.000,-

2. SKN = Rp 8.900,- x 70.000 transaksi= Rp

1.068.000.000,-

Total = Rp 1.518.000.000,-

Dengan demikian apabila layanan tidak berjalan selama 4

jam (240 menit) terjadi kerugian sebesar

1. RTGS = Rp 15.000,- x (30.000 ÷ (420) x 240) =

Rp257.142.857,14,-

2. SKN = Rp 8.900,- x (70.000 ÷ (300) x 240) = Rp

854.400.000,-

Total kerugian untuk downtime selama 4 jam (240 menit)

adalah 1.111.542.857,14 - (0,1 x 1.111.542.857,14) =

Rp1.000.388.571,43,-

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

60

Universitas Indonesia

4.4.8. Kuantifikasi Manfaat Bisnis Peningkatan Pendapatan karena

Kepuasan Pelangggan

Terdapat beberapa subkategori manfaat di Tabel Generik yang dikelompokkan ke

dalam peningkatan pendapatan karena kepuasan pelanggan. Kuantifikasi manfaat

untuk kategori ini dapat dilihat dari trend kenaikan volume transaksi dan nominal

transaksi kiriman uang keluar melalui Bank XYZ.

Berdasarkan data transaksi kiriman uang keluar tahun 2011/2012 trend kenaikan

volume transaksi sebesar 19 % dan kenaikan nominal sebesar 24 % pertahun.

Proses Bisnis Peningkatan jumlah volume transaksi dan nominal transksi

kiriman uang keluar melalui Bank XYZ setiap tahunnya.

Asumsi 1. Kenaikan volume transaksi sebesar 19 %.

2. Total pendapatan Bank XYZ dalam

menyelenggarakan transaksi sistem pembayaran

sebesar Rp 1.518.000.000,- per hari.

3. Total volume transaksi keluar dengan menggunakan

sistem pembayaran adalah 100.000 transaksi per hari.

Metrik Persentase Peningkatan Volume x Nominal Transaksi

Perhitungan

Manfaat

Dengan demikian dapat dilakukan perhitungan manfaat

dengan membuat asumsi terjadi kenaikan volume transaksi

akibat bertambah puasnya pelanggan terhadap layanan

Bank XYZ dengan rumus 0,19 x 1.518.000.000,- = Rp

288.420.000,-

Total manfaat yang diperoleh Bank XYZ untuk ketiga kelompok kategori manfaat

peningkatan pendapatan karena berkurangnya penundaaan layanan, peningkatan

pendapatan karena pengurangan biaya kegagalan layanan dan peningkatan

pendapatan karena kepuasan pelanggan adalah Rp1.338.503.180.448,19,-.

Perhitungan manfaat ini merupakan contoh cara mengkuantifikasi manfaat

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

61

Universitas Indonesia

menggunakan model pendekatan yang dikembangkan dipenelitian ini. Semakin

banyak proses bisnis yang dikelola dalam BCM maka semakin banyak manfaat

bisnis yang dapat diidentifikasi dan dikuantifikasi.

Gambar 4.5 menggambarkan bagaimana model kuantifikasi yang dikembangkan

pada penelitian ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan mengkuantifikasi

total manfaat dari investasi Business Continuity Management di organisasi dengan

cara melakukan proses identifikasi dan kuantifikasi manfaat berdasarkan hasil

Risk Statement dan Business Impact Analysis untuk setiap unit bisnis kritis yang

dikelola dalam BCM.

Gambar 4.5 Cara Perhitungan Total Manfaat Business Continuity Management

Warna merah menggambarkan kuantifikasi risiko yang dipermudah dengan

menggunakan Tabel 4.11. Hasil akhir dari tabel ini berupa skor risiko suatu proses

bisnis di unit kerja. Dasar penentuan skala dampak dan kecenderungan merupakan

hasil observasi dengan menggunakan panduan Tabel 4.2 untuk pengukuran

dampak dan Tabel 4.3 untuk pengukuran risiko. Skala tersebut dikonversi menjadi

sebuah nilai skor untuk mempermudah perhitungan peringkat. Pemetaan skala

menjadi nilai skor merupakan kebijakan internal dari organisasi. Pendekatan ini

mirip dengan pendekatan non financial yang diperkenalkan dalam metodologi

Information Economics (Parker M. B., 1988).

Warna biru pada Gambar 4.5 menggambarkan kuantifikasi manfaat bisnis dengan

menggunakan pendekatan model identifikasi dan kuantifikasi manfaat yang

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

62

Universitas Indonesia

dibahas sebelumnya menggunakan Tabel Generik. Proses selanjutnya adalah

membandingkan hasil kuantifikasi risiko dan manfaat yang diperoleh antar proses

bisnis untuk kemudian ditentukan proses bisnis mana yang diprioritaskan untuk

dipersiapkan rencana mitigasi risikonya. Analisis prioritas dipermudah dengan

menampilkan seluruh hasil kuantifikasi risiko dan manfaat bisnis seperti di Tabel

4.12.

Tabel 4.11 Kuantifikasi Risiko untuk Penentuan Proses Bisnis Kritis

Risiko Dampak Dasar Penentuan Nilai Kecen

derungan Dasar Penen tuan

Nilai Total Skor

Proses Bisnis A

- risiko A skala (dari tabel

impact) Metrik

nilai impact diubah menjadi

skor

skala (dari tabel

likehood) Metrik

nilai likehood diubah menjadi

skor

skor impact x

skor likehood

- risiko B …

Total Risiko Skor

Risiko

Tabel 4.12 Analisis Risiko dan Manfaat Bisnis

Proses Bisnis Skor Risiko Total Manfaat - Proses Bisnis A 999 Rp 999.999,- - Proses Bisnis B 999 Rp 999.999,- - Proses Bisnis C 999 Rp 999.999,-

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

63

Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini terdiri dari kesimpulan penelitian yang dilakukan dan saran untuk

perbaikan penelitian di masa yang akan datang.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian berikut kesimpulan yang dihasilkan :

1. Evaluasi manfaat investasi penerapan Business Continuity Managementdi

Bank XYZ dapat dilakukan dengan mengevaluasi nilai bisnis dari tiap

proses dan aset hasil proses Risk Assesment.

2. Penggunaan Tabel Generik pada tahap Business Impact Analysis

membantu proses identifikasi yang lebih menyeluruh terhadap potensi

manfaat implementasi Business Continuity Management di Bank XYZ.

Proses Business Impact Analysis yang umumnya hanya mengidentifikasi

potensi kerugian bisnis apabila terjadi bencana diperluas oleh Tabel

Generik pada manfaat bisnis yang tidak langsung sebagai contoh

Peningkatan Kepuasan Pelanggan.

3. Pendekatan identifikasi manfaat pada proses Business Impact Analysis

tidak hanya terbatas pada pendekatan Risk Basedyang diambil dari hasil

Risk Assesment tetapi juga Value Based. Hasil kuantifikasi manfaat dan

skor risiko ini yang dijadikan patokan dalam penentuan mitigasi risiko

proses bisnis kritis.

4. Kesulitan penggunaan Tabel Generik dalam proses pemberian nilai

bisnisdi Business Impact Analysis adalah kesulitan dalam menentukan

signifikansi. Penggunaan risk grading dalam perspektif finansial dapat

dijadikan patokan awal untuk membantu menentukan signifikansi manfaat

yang berhasil diidentifikasi pada subkategori di Tabel Generik. Namun

demikian ada faktor lain seperti risiko nama baik dan risiko operasional

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

64

Universitas Indonesia

yang harus dicari parameter kuantitatifnya sebagai salah satu pertimbangan

signifikasi manfaat BCM.

5. Semakin banyak proses bisnis yang dikelola dalam BCM maka semakin

banyak manfaat bisnis yang dapat diidentifikasi dan dikuantifikasi. Pada

penelitian ini digunakan proses bisnis di RTGS dan SKN untuk memberi

gambaran penggunaan model kuantifikasi manfaat BCM yang dibuat di

penelitian ini.

6. Investasi organisasi untuk mendukung kelangsungan bisnisnya tidak

terbatas pada penyediaan infrastruktur Disaster Recovery Center (DRC)

tetapi juga tempat kerja cadangan (dalam penelitian ini disebut sebagai

Secondary Operation Center), biaya kajian dan pembuatan dokumen BCP,

dokumen DRP dan juga biaya simulasi penanganan bencana.

7. Penggunaan Tabel Generik pada proses Risk Assesment dan Business

Impact Analysis pada studi kasus ini menghasilkan manfaat relevan

dengan investasi BCM di Bank XYZ yang terbagi ke dalam 20 subkategori

manfaat. Manfaat ini bersifat umum terhadap implementasi BCM di Bank

XYZ. Hasil 20 subkategori ini kemudian dipetakan dengan proses bisnis

RTGS dan SKN sehingga didapatkan 18 subkategori manfaat yang relevan

dan signifikan dengan proses bisnis RTGS dan SKN.

8. Subkategori manfaat dari Tabel Generik yang berhasil diidentifikasi dicari

keterkaitannya dengan menggunakan metode System Dynamics sehingga

menghasilkan 3 (tiga) kelompok manfaat yaitu : peningkatan pendapatan

karena pengurangan biaya kegagalan layanan, peningkatan pendapatan

karena berkurangnya penundaaan layanan dan peningkatan pendapatan

karena meningkatnya kepuasan pelanggan.

9. Total kuantifikasi manfaat yang didapatkan untuk proses bisnis sistem

pembayaran RTGS dan SKN adalah Rp Rp 1.338.503.180.448,19,-.

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

65

Universitas Indonesia

5.2. Saran

Penelitian ini menghasilkan saran sebagai berikut

1. Metrik yang digunakan untuk menjadi dasar penentuan manfaat

merupakan hasil penentuan berdasarkan KPI yang menjadi studi kasus

penelitian. Untuk penelitian selanjutnya dapat dibuat metrik yang bersifat

generik yang dapat digunakan untuk menghitung nilai manfaat

implementasi Business Continuity Managementpada sektor perbankan.

Dengan demikian proses kuantifikasi manfaat investasi BCM akan lebih

mudah dilakukan.

2. Pada penelitian ini tidak dilakukan simulasi model dasar yang

digambarkan dengan Stock and Flow Diagram di System Dynamics.

Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan simulasi terhadap

Stock and Flow diagram dengan menggunakan simulator System

Dynamics untuk merepresentasikan perubahan dalam periode waktu

tertentu karena adanya manfaat bisnis.

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

66

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Antasari, T. (2011). Kajian Literatur Identifikasi dan Klasifikasi Metriks TI yang di Gunakan untuk Mengkuantifikasi Nilai Manfaat Ekonomis SI/TI Generik Ranti. Karya Akhir Program Studi Magister Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.

BCM Institute. (2009). BCM-5000 Implementing and Managing BCM. BCM Institute.

British Standards. (2012). BS ISO 22301 : 2012 Societal Security - Business Continuity Management Systems - Requirements.

Business Continuity Institute. (2008). Good Practice Guildelines. The Business Continuity Institute.

Chidambaran, L., & Rabert, Z. W. (2005). Measuring the Business Value of Information Technology (IT): A Review and Analysis. University of Oklahoma.

Darmadji, P. (2011). Analisis Kelayakan Ekonomis Cloud Computing Pada Lembaga Keuangan Mikro di Indonesia dengan Metode Ranti’s Generic IS/IT Business Value dan Economic Value Added. Studi Kasus pada Bank Perkreditan Rakyat di Jakarta. Karya Akhir Program Studi Magister Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.

Global Technology Audit Guide (GTAG). (2008, July). Business Continuity Management. The Institute of Internal Auditors.

Harris, R., & Grimaila, M. R. (2008). Information Technology Contingency Planning. AIS Electronic Library (AISeL).

Hiles, A. (2007). The Definitive Handbook of Business Continuity Management Second Edition. John Wiley & Sons Ltd.

Indriasworo, S. (2011). Evaluasi Investasi Teknologi Informasi dengan Ranti’s Generic IS/IT Business Value dan Economic Value Added. Studi Kasus : Pembuatan Data Center PT Bank XYZ. Karya Akhir Program Studi Magister Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.

Maulana, D. (2012). Analisis Manfaat Investasi SAP dengan menggunakan Ranti’s Generic IS/IT Business Value dan System Dynamics. Studi Kasus : PT. PINDAD. Karya Akhir Program Studi Magister Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.

National Institute of Standards and Technology. (n.d.). NIST Special Publication 800-34. 16.

Parker, M. B. (1988). Information Economics : Linking Business Performance to Information Technology. Prentice Hall.

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

67

Universitas Indonesia

Parker, M. M. (1996). Strategic Transformation and Information Technology - Paradigms for Performing While Transforming. Prentice Hall.

PT. Bank XYZ. (2012). Dokumen ISO.

PT. Bank XYZ. (2012). Kebijakan BCP XYZ.

Ranti, B. (2006). A Review of Information Technology Investment Evalution Methodologies: The Need for Approriate Evaluation Methods. Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk Indonesia. ITB.

Ranti, B. (2008). Identifikasi Manfaat-Manfaat Bisnis Sistem Informasi/Teknologi Informasi Dengan Pendekatan Hermeneutika: Kasus-Kasus Di Indonesia. Program Doktor Ilmu Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.

Snedaker, S. (2007). Business Continuity and Disaster Recover for IT Professionals. Syngress Publishing, Inc.

Sterman, J. (2000). Business dynamics: systems thinking and modeling for a complex world. McGraw-Hill.

Gubernur Bank Indonesia. (2005). PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/18/PBI/2005 tentang Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia. Bank Indonesia.

Gubernur Bank Indonesia. (2007). PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 9/15/PBI/2007 tentang Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum. Bank Indonesia.

Gubernur Bank Indonesia. (2008). PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 10/6/PBI/2008 tentang Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement. Bank Indonesia.

Surat Keputusan Direksi 016/SK/DIR/2005. (2005). Bank XYZ.

Surat Keputusan Direksi 190/SK/DIR/2008. (2008, Desember 24). Bank XYZ.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 . (1992).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998. (1998).

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

Lampiran 1 – Wawancara

68 Universitas Indonesia

LAMPIRAN 1

Divisi Sentra Operasi Perbankan Domestik Berikut adalah transkrip wawancara penulis (P) dengan Senior Manajer Divisi Operasional.Bapak AJN untuk mencari akar permasalahan. (P) : Menurut Bapak. Apa pentingnya BCP dan Live Operation di Divisi Operasional? (AJN) : Sangat penting. Ini merupakan salah satu arahan manajemen untuk menjaga bisnis Bank XYZ tetap berjalan. Divisi Operasional ini bisa dibilang jantungnya Bank XYZ karena ada RTGS dan SKN. (P) : Bagaimana implementasi BCP di Divisi Operasional menurut bapak? (AJN) : Sudah cukup baik. Semua orang sudah tahu apa yang harus dikerjakan pada waktu simulasi. (P) : Mengenai simulasi Live Operation di Divisi Operasional. terakhir diadakan di tahun 2009. Adakah rencana untuk menjalankan simulasi ini dalam waktu dekat ? (AJN) : Rencananya di tahun 2012 kemarin kita mau adakan Live Operation. tetapi ada beberapa kendala teknis. Nah di tahun 2013 ini sudah kita rencanakan kembali untuk Live Operation. (P) : Kendala seperti apa yang dialami pada waktu simulas Live Operation pak ? (AJN) : Umumnya kendala di Infrastruktur dan Jaringan yah. Site kita yang di Lok5 agak kecil kapasitas jaringan dan infrastrukturnya. Tapi sekarang kan sudah dipindahinkan ke Lok3. (P) : Mengenai anggaran untuk pelaksanaan simulasi dan pengadaan infrastruktur site secondary ini menjadi tanggung jawab Divisi Operasional.Satuan Keamanan Informasiatau Divisi Teknologi Informasi? (AJN) : Untuk masalah anggaran dibagi menjadi dua. Dulu semuanya masuk ke Divisi Operasional. sekarang untuk gedung dan infrastruktur non TI di pegang oleh Satuan Keamanan Informasi sedangkan untuk infrastruktur TI nya dilakukan oleh Divisi Operasional berkoordinasi dengan DTI (Divisi Teknologi Informasi). (P) : Maksudnya untuk pengadaan server. PC dan sewa jaringan menjadi tanggungjawab Divisi Operasional ? (AJN) : Kebetulan Divisi Operasional ini yang banyak menggunakan crisis center (sebutan untuk seconday operation center)¸maka Divisi Operasional yang budgetin untuk infrastrukturnya di Lok3. Tapi kalau masalah DRC ya DTI. (P) : Untuk penggunaan budgetnya. adakah review dari manajemen ? Bagaimana investasi pengadaan perangkat di Lok3 mendukung bisnis di Bank XYZ ?

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

(Lanjutan) 69

Universitas Indonesia

(AJN) : Divisi Operasional itu kan backoffice dan sifatnya cost center. Jadi kalau budget pengadaan perangkat yang memang harus dilakukan ya pasti akan disetujui. Apalagi menyangkut bisnis utama di Bank XYZ. Berikut adalah transkrip wawancara penulis (P) dengan Officer Divisi Operasional. Bapak AGP untuk mencari akar permasalahan. (P) : Pak AGP boleh cerita mengenai simulasi Live Operation kita di tahun 2009 ? Menurut audit kurang berhasil. Menurut bapak seperti apa ? Bapak kan PIC pada waktu itu (AGP) : Gini ndu. sebenernya bukan tidak berhasil. Semua transaksi pada waktu itu sudah diselesaikan pada hari yang sama. Hanya waktu penyelesaiannya yang agak molor. Waktu itu sebenernya sudah diprediksi kalau di hari kita simulasi pasti datanya besar. Cuman manajemen maunya seperti itu. sekalian stress test. (P) : Maksud Pak AGP agak molor seperti apa pak ? (AGP) : Jadi kalau transaksi itu kita sudah tahu tanggal-tanggal padat. Misal di awal atau akhir bulan. Trus setiap tanggal kelipatan lima dan juga menjelang hari raya. Hari senen dan jumat juga cenderung padat. Nah kebetulan waktu itu kita rencanakan simulasi 1 minggu penuh. Kebetulan waktu kita simulasi itu habis libur dan jatuh mulai hari senin. Nah data transaksi kan numpuk. kok kebetulan ada masalah di infrastrukturnya. Ya udah akhirnya penyelesaiannya transaksi molor. Akhirnya yang tadinya direncanakan seminggu. cuman dilakukan 2 hari. (P) : Mengenai BCP. menurut Bapak sosialisasinya kira-kira efektif ga di Divisi Operasional ? (AGP) : Nah itu ndu. kita biasanya kita di remind lagi kalau udah deket-deket mau simulasi. Biasanya pada lupa harus ngapain karena udah lama banget kan. Harusnya dari Satuan Keamanan Informasi dan tim BCP nya Divisi Operasional rajin remind unit kerja untuk BCP. (P) : Untuk live operation. apa saja yang diuji coba dan bagaimana persiapannya ? (AGP) : Live operation kita coba untuk RTGS dan SKN aja. Itu concern dari manajemen. Untuk aplikasi yang lain hanya sebatas test logon aja. Persiapannya kalau jaman dulu ribet banget, ga kayak sekarang. Kalau dulu sehari sebelumnya kita harus restore data dulu ke Lok5. test logon. test finger trus baru besoknya bisa dipakai. Kalau sekarang kan udah pake SAN. jadi untuk data RTGS dan SKN ga perlu restore ke sana. Cuman untuk aplikasi yang lain. kita masih butuh restore manual.

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

(Lanjutan) 70

Universitas Indonesia

Satuan Kerja Manajemen Sekuriti Berikut adalah transkrip wawancara penulis (P) dengan Senior Manajer Satuan Keamanan Informasi. Bapak STW (P) : Menurut Bapak. Apa definisi BCM menurut Satuan Keamanan Informasi ? (STW) : Kalau bicara soal BCM. saya pikir sangat luas. Intinya BCM itu menyangkut manajemen kelangsungan bisnis di tempat kita. Kelangsungan bisnis yang bagaimana? Ya pada saat terjadi insiden ataupun bencana. (P) : Saya membawa contoh dokumen ISO mengenai BCM (mengeluarkan tulisan mengenai standar ISO 223011 dan BS25999). menurut bapak apakah langkah-langkah proses yang digunakan seperti ini ? (STW) : Untuk menyamakan persepsi. ini standar yang kita pakai (menunjukkan modul BCM-5000 Implementing and Managing BCM) (P) : Bagaimana Bank XYZ mengimplementasikan BCM ? Adakah standar tertentu yang digunakan ? (STW) : Bank XYZ menggunakan standar yang diadopsi dari Singapore (SS540). (P) : Apakah Bank XYZ menggunakan jasa konsultan tertentu dalam implementasi BCM ? (STW) : Tidak. Kita hanya mengirimkan utusan untuk training di Singapore di BCM Institute. waktu itu. Setelah itu kita menyusun seluruh proses BCM dengan sumber daya kita sendiri. Kita mengikuti Best Practice yang ada di buku ini. Sebagai contoh langkah-langkah kita ambil dari BCM Planning Methodology seperti di buku ini (menunjukkan gambar BCM Planning Methodology yang ada di handbook) . Yang perlu diketahui adalah kita membedakan antara insiden dan bencana. Insiden itu sesuatu yang menggangu proses tetapi tidak menyebabkan bisnis berhenti. Sedangkan bencana itu sesuatu yang menganggu proses dan berpotensi menyebabkan bisnis berhenti. Untuk BCM yang kita buat sudah mencakup insiden dan bencana. (P) : Bagaimana kita mengetahui sesuatu itu bencana atau hanya insiden ? (STW) : Kita sudah definisikan dalam dokumen BCP. Untuk memudahkan dokumen BCP kita sudah dibuat menjadi 3 kategori yaitu Kondisi Normal. Kondisi Kritis dan Kondisi Bencana. (P) : Bolehkah saya mempelajari dokumen BCP Bank XYZ tersebut ? (STW) : Boleh saja. (P) : Satu lagi pak. mengenai istilah. temen-temen di Divisi Operasional kebanyakan ketuker-tuker istilah dan pengertian BCP, DRP dan DRC. Untuk kasus ini bagaimana menurut bapak ?

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

(Lanjutan) 71

Universitas Indonesia

(STW) : Memang dari dulu banyak orang yang sering tertukar apalagi bagian operasional. Istilah yang sering tertukarumumnya BCP dan DRC. Nah concern kita lebih bagaimana rekan-rekan di unit kerja tahu apa perannya masing-masing pada waktu terjadi bencana. Untuk masalah istilah yang ini akan lebih ditekankan pada waktu sosialisasi. (P) : Menurut bapak. bagaimana hasil testing BCP tahun 2012? Kan ada masukan mengenai kesiapan temen-teman. Terlalu santai pada waktu simulasi dan lupa bawa grab bag (STW) : Menurut saya Divisi Operasional sudah bagus. Kalau simulasi memang kelihatan santai. tapi coba kalau waktu terjadi bencana pasti lebih cepat. (P) : Untuk evaluasi BCM sendiri di Satuan Keamanan Informasi. ada metode evaluasi nya yang diterapkan ? Mungkin evaluasi pencapaian kinerja yang sudah ditetapkan di awal. (STW) : Kita tidak ada metode evaluasi yang khusus. Hanya evaluasi saat sudah dilakukan simulasi. Apabila ada yang kurang atau tidak sesuai dengan BCP ya kita perbaiki. Berikut adalah transkrip wawancara penulis (P) dengan Officer Satuan Keamanan Informasi. Bapak ARI (P) : Berkaitan dengan BCM sembari saya mempelajari modul yang kemarin dipinjamkan ada beberapa hal yang masih belum jelas. khususnya mengenai DRC. Bagaimana gambaran keterkaitan infrastruktur Data Center (DC) utama dan Site Secondary (DRC) dalam rangka kegiatan kontijensi.Apakah seperti gambar di bawah ini ? (penulis menunjukkan sebuah gambar) Pada intinya ingin mengetahui perbedaan peran site di Lok1, Lok2, Lok3 dan Lok4 (ARI) : Gambaran besarnya seperti ini (menunjukkan gambar infrastruktur seperti di BAB 3) Garis penuh merupakan primary line sedangkan garis putus adalah backup line. Mainframe (M/F) di Lok1 dan Lok2 saling backup secara penuh karena kapasitas adalah sama persis untuk kegiatan operasional Bank XYZ secara penuh (full support). Mainframe (M/F)Lok4 digunakan bila MF di Lok1 dan Lok2tidak dapat digunakan dan hanya berkapasitas untuk menunjang operasional cabang dan unit kerja highly critical. SOC Lok3 digunakan jika tempat kerja di Lok1 atau Lok2 tidak dapat digunakan. Lok4 digunakan jika tempat kerja di Lok1, Lok2dan SOC Lok3 tidak dapat digunakan dengan kapasitas untuk mendukung staf unit kerja highly critical.

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

(Lanjutan) 72

Universitas Indonesia

(P) : Bagaimana proses perpindahan dari dari site utama ke cadangan. Skenario kapan harus pindah dari Lok1 ke Lok2 atau sebaliknya. Kemudian kapan harus pindah ke LOK4 atau LOK3 (ARI) : Ada 2 konsep yang harus ditelaah lebih lanjut yaitu: 1. Perpindahan staf 2. Perpindahan data (dalam hal ini mainframe) SOC Lok3 digunakan jika diperlukan perpindahan staf (evakuasi) jika primary site tidak dapat digunakan. jadi dalam hal ini hanya tempat kerjanya yg berpindah misal Divisi Operasional di Lok2 ke SOC Lok3. sedangkan data bisa menggunakan data center di Lok2 (jika data center masih bisa diakses) atau Lok1 atau Lok4 (jika SOC Lok3 tidak mengalami kerusakan infrastruktur). Untuk Lok1 ke Lok2 atau sebaliknya berarti yang dibicarakan dalam hal ini adalah perpindahan data di data center. Perpindahan data tersebut dilakukan jika salah satu data center mengalami gangguan. Perpindahan staf tidak ada dari Lok1 ke Lok2 atau sebaliknya karena tempat kerja cadangan berada di SOC Lok3. M/F Lok4 digunakan jika terjadi city disaster seperti gempa bumi/ kerusuhan/ tsunami yang menyebabkan data center di Lok1 dan Lok2 tidak dapat digunakan. Dalam hal ini juga ada kemungkinan terjadi perpindahan staf dari Lok2 dan Lok1 ke M/F Lok4 untuk unit kerja kritikal seperti Divisi Operasional, Divisi Transaksi Elektronik, DTR, HRD . LOG. CSR. dan Satuan Keamanan Informasi(dengan catatan Lok1, Lok2 dan SOC Lok3 mengalami kerusakan infrastruktur). (P) : Mengapa harus dibangun site LOK3 ? (ARI) : SOC Lok3 merupakan tempat kerja cadangan/secondary operation center untuk unit kerja kritikal Bank XYZ.Jadi apabila primary site mengalami gangguan misal kebakaran yang menyebabkan staf tidak dapat bekerja di primary site (melihatnya adalah per gedung) maka staf dipindahkan untuk bekerja di secondary operation center. (P) : Unit kerja apa saja yang termasuk dalam lingkup kontijensi di LOK3 ? (ARI) :Yang masuk di SOC Lok3 adalah unit kerja kritikal Bank XYZ yaitu Divisi Operasional, Divisi Transaksi Elektronik, Divisi Perbankan Internasional, Divisi Tresuri, Divisi Kartu Kredit dan Divisi Kredit Konsumer. Yang sudah ready adalah Divisi Perbankan Internasional dan Divisi Operasional. (P) : Untuk recovery layanan cabang. apakah punya infrastruktur tersendiri ? (ARI) : Untuk recovery layanan cabang digunakan skenario sebagai berikut: KCU pindah ke KCP-nya. sedangkan KCP pindah ke KCU Induk. Untuk data bersifat transparan. (P) :Untuk keperluan analisis. sesuai dengan BCM planning methodology bolehkah saya diijinkan untuk mendapatkan data risk assesment dan business impact analysis (BIA) yang nantinya menjadi pertimbangan dalam penyusunan Recovery strategy ? (ARI) : Menunggu persetujuan dari pak STW

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

(Lanjutan) 73

Universitas Indonesia

(P) : Bagaimana peran masing-masing divisi dalam kerangka BCM di Bank XYZ ? Apakah seperti ini mohon dikoreksi kalau salah. Divisi Manajemen Risiko - pengawas pelaksanaan BCM (ini saya confirm ke ibu EVA di Divisi Manajemen Risiko. Dalam kasus penyusunan kerangka BCM dan manajemen risiko TI.Divisi Manajemen Risiko"hanya" mengumpulkan dokumen (baik prosedur atau risk assesment) dari unit kerja terkait ) Divisi Audit Internal - pengawas pelaksanaan BCM Satuan Keamanan Informasi - koordinator. merancang dan pelaksanaan BCM Divisi Teknologi Informasi - penyedia infrastruktur BCM yaitu DRC dan Secondary Site (ARI) : Kira-kira seperti ini Divisi Manajemen Risiko - Memastikan konsep BCP sudah mencover semua risiko yang terdapat di perusahaan. Divisi Audit Internal - Memeriksa apakah ketentuan. kebijakan. dan prosedur mulai persiapan sampai pasca kejadian sudah dilaksanakan. Satuan Keamanan Informasi - Analisis konsep penanganan. identifikasi potensi risiko. membuat recovery strategy. melakukan tes kesiapan unit kerja dalam melaksanakan BCP. melakukan sosialisasi dan awareness. mengoordinasi proses pemulihan/BCP. memastikan DRP dan DRC memenuhi kebutuhan dan sesuai dengan BCP. Divisi Teknologi Informasi - Membuat DRP dan DRC sesuai dengan BCP dan dapat meng-cover kebutuhan sesuai BCP yang berlaku. melakukan tes BCP sesuai dengan DRP yang dibuat.

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

Lampiran 2 – Identifikasi Manfaat BCM dengan Tabel Generik

74

LAMPIRAN 2

Identifikasi Manfaat Bisnis implementasi BCM (ke semua unit bisnis) dengan menggunakan Tabel Generik

No SUB KATEGORI KODE RELE VAN

SIGNIFIKAN KETERANGAN

KATEGORI 1.Mengurangi/Menekan biaya (dari) 1 Biaya Telekomunikasi RCO-01 TIDAK Biaya telekomunikasi tidak berkurang dengan adanya implementasi BCM.

2 Biaya Perjalanan RCO-02 TIDAK Tidak adanya relasi manfaat mengurangi biaya perjalanan dengan adanya BCM. Dalam penyelenggaranan kontijensi layanan justru terdapat alokasi dana perpindahan sumber daya manusia dari site utama ke site cadangan.

3 Biaya Operator/karyawan RCO-03 TIDAK Biaya operator/karyawan tidak berkurang dengan adanya implementasi BCM. 4 Biaya Pertemuan RCO-04 TIDAK Biaya pertemuan tidak berkurang dengan adanya implementasi BCM.

5 Biaya Kegagalan Layanan RCO-05 YA YA Pemulihan layanan ketika terjadi bencana telah dikelola dalam BCM sehingga mengurangi biaya pemulihan kegagalan.

6 Biaya Distribusi RCO-06 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM.

7 Biaya Pelatihan per Karyawan RCO-07 TIDAK Implementasi BCM membutuhkan pelatihan karyawan sehingga tidak ada manfaat pengurangan biaya pelatihan karyawan.

8 Biaya Pengembalian barang yang salah RCO-08 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM.

9 Biaya uang ( bunga pinjaman) RCO-09 YA YA Prosedur kontijensi. ketersediaan SOC dan DRC menghindarkan dikenakan biaya denda akibat kegagalan layanan.

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

(Lanjutan) 75

Universitas Indonesia

No SUB KATEGORI KODE RELE VAN

SIGNIFIKAN KETERANGAN

10 Biaya Cetak dokumen dan ATK RCO-10 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM.

11 Biaya Langganan RCO-11 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM.

12 Biaya Sewa Ruangan RCO-12 TIDAK Implementasi BCM membutuhkan alokasi ruangan dan tempat (site) sehingga tidak ada manfaat pengurangan biaya sewa ruangan.

13 Biaya Sewa Alat RCO-13 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM. 14 Biaya Inventori / Penyimpanan RCO-14 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM. 15 Biaya Kesalahan Penelitian RCO-15 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM. KATEGORI 2.Meningkatkan produktifitas (karena disebabkan oleh)

16 Restrukturisasi pembagian fungsi kerja IPR-01 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM.

17 Mempercepat penguasaan produk IPR-02 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM.

18 Kemudahan analisis IPR-03 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM.

19 Meningkatkan Kepuasan Karyawan IPR-04 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM.

KATEGORI 3.Mempercepat proses (dari) 20 Proses Produksi APR-01 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM. 21 Proses Pengadaan barang APR-02 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM.

22 Proses pembuatan laporan APR-03 YA Ada beberapa transaksi yang tetap harus menghasilkan laporan pada hari transaksi berlangsung. meskipun terjadi bencana.

23 Proses Persiapan Data APR-04 YA YA Data transaksi KU (kiriman uang) tetap dapat diperoleh meskipun terjadi bencana.

24 Proses pemeriksaan Permohonan APR-05 YA YA Tersedianya data pada saat terjadi bencana membuat proses verifikasi transaksi tetap dapat

dilakukan. Contoh : kiriman uang ataupun verifikasi warkat tetap berjalan.

25 Proses pembayaran hutang / tagihan APR-06 YA YA Data transaksi (termasuk hutang debit atau kredit) tetap tersedia pada waktu bencana oleh

karena itu proses pelunasan atau penagihan tetap dapat berlangsung.

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 89: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

(Lanjutan) 76

Universitas Indonesia

No SUB KATEGORI KODE RELE VAN

SIGNIFIKAN KETERANGAN

26 Proses transaksi APR-07 YA YA Prosedur kontijensi baik bisnis ataupun TI dalam BCM mempercepat proses transaksi ketika terjadi bencana. (Mempercepat dibandingkan proses transaksi manual).

27 Proses Pengambilan Keputusan APR-08 YA YA Telah disediakan beberapa alternatif keputusan yang dapat dipilih ketika terjadi bencana.

Alternatif putusan itu tertuang dalam BCP. KATEGORI 4.Mengurangi risiko (dari) 28 Kesalahan Hitung RRI-01 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM. 29 Piutang tak tertagih RRI-02 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM.

30 Kehilangan penyimpanan / inventory RRI-03 YA YA Inventory diasumsikan sebagai tempat penyimpanan data ataupun database. Dengan adanya

site secondary dan DRC. ketersediaan data tetap terjaga.

31 Produk Gagal RRI-04 YA YA RTGS dan SKN merupakan produk perbankan yang berbasis layanan. BCM mengurangi risiko kegagalan layanan tersebut.

32 Kehilangan data RRI-05 YA YA Sama dengan RRI-03. Dengan adanya site secondary dan DRC. ketersediaan data tetap terjaga.

33 Kesalahan data RRI-06 YA YA Sama dengan RRI-03. Dengan adanya site secondary dan DRC. ketersediaan data tetap terjaga. Ketersediaan data yang dimaksud yang bersifat bersifat realtime sehingga mengurangi risiko kesalahan data akibat kesalahan restore data.

34 Jatuh Tempo ( Penalty ) RRI-07 YA YA Sama dengan RCO-09. Prosedur kontijensi. ketersediaan SOC dan DRC menghindarkan dikenakan biaya denda akibat kegagalan layanan.

35 Kehilangan Karyawan Potensial RRI-08 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM.

36 Pemalsuan RRI-09 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM.

37 Penipuan / kecurangan administrasi RRI-10 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM.

38 Kesalahan pembayaran RRI-11 YA YA Ketersediaan layanan mengurangi risiko kesalahan tagihan bayar bank lawan terhadap permintaan bayar nasabah.

39 Kesalahan pengelolaan aset RRI-12 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM. KATEGORI 5.Meningkatkan pendapatan ( yang disebabkan oleh )

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 90: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

(Lanjutan) 77

Universitas Indonesia

No SUB KATEGORI KODE RELE VAN

SIGNIFIKAN KETERANGAN

40 Meningkatkan kapasitas bisnis IRE-01 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM. 41 Meningkatkan kualitas laporan IRE-02 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM.

42 Meningkatkan kepercayaan pelanggan IRE-03 YA YA Ketersediaan layanan pada saat bencana meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap

layanan pembayaran melalui Bank XYZ. Memiliki implikasi terhadap produk Bank XYZ yang lain

43 Meningkatkan segmentasi pasar IRE-04 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM.

44 Meningkatkan pendapatan lain-lain IRE-05 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM.

KATEGORI 6.Meningkatkan keakuratan ( dari )

45 Tagihan IAC-01 YA YA Sama dengan RRI-11. Ketersediaan layanan mengurangi risiko kesalahan tagihan bayar bank lawan terhadap permintaan bayar nasabah.

46 Analisis IAC-02 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM. 47 Data IAC-03 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM. 48 Perencanaan IAC-04 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM. 49 Keputusan IAC-05 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM. KATEGORI 7.Mempercepat cash-in ( akibat )

50 Mempercepat pengiriman tagihan ACI-01 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM.

KATEGORI 8.Meningkatkan layanan eksternal(dari)

51 Mengurangi pembatalan pesanan IES-01 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM.

52 Mengetahui masalah pelanggan IES-02 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM.

53 Penambahan cabang/layanan IES-03 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM. 54 Layanan pribadi IES-04 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM.

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 91: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

(Lanjutan) 78

Universitas Indonesia

No SUB KATEGORI KODE RELE VAN

SIGNIFIKAN KETERANGAN

55 Kepuasan pelanggan IES-05 YA YA Implikasi dari subkategori ini sama dengan IRE-03 KATEGORI 9.Meningkatkan citra (disebabkan oleh)

56 Meningkatkan mutu layanan IIM-01 YA TIDAK Hasil wawancara dengan narasumber subkategori ini berkaitan dengan ketersediaan layanan (availablitly). tetapi belum dapat ditemukan data yang mendukung kuantifikasi manfaaat subkategori ini.

57 Pemberian diskon IIM-02 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM. 58 kepatuhan pada aturan IIM-03 YA TIDAK Implementasi BCM merupakan syarat penyelenggaraan manajemen risiko perbankan. 59 Menggunakan Merk terkenal IIM-04 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM. KATEGORI 10.Meningkatkan kualitas(dari)

60 Manajemen penyedia/pemasok IQU-01 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM.

61 Hasil Kerja IQU-02 YA YA Ketersediaan layanan mengurangi risiko kesalahan dalam melakukan pekerjaan sehingga hasil kerja yang dilakukan pada saat bencana tidak berubah. Perhitungan manfaat sama dengan RRI-04

62 Layanan IQU-03 YA YA Kualitas layanan tetap terjaga meskipun terjadi bencana. Perhitungan manfaat sama dengan RRI-04

63 Produk IQU-04 YA YA Produk perbankan merupakan layanan/jasa. Oleh karena itu dapat dikatakan kualitas layanan merepresentasikan kualitas produk. Perhitungan manfaat sama dengan RRI-04

KATEGORI 11.Meningkatkan layanan internal(dari) 64 Layanan bersama IIS-01 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM.

65 Memenuhi hak & tanggung jawab staff IIS-02 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM.

66 Layanan untuk karyawan IIS-03 YA YA Prosedur kontijensi baik dalam BCP dan DRP mengatur manajemen kerjasama antar tim BCM di Bank XYZ

67 Penjadwalan dan materi pelatihan IIS-04 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM.

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 92: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

(Lanjutan) 79

Universitas Indonesia

No SUB KATEGORI KODE RELE VAN

SIGNIFIKAN KETERANGAN

KATEGORI 12.Meningkatkan keunggulan kompetitif ( disebabkan oleh ) 68 Membentuk kerjasama bisnis ICA-01 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM.

69 Mempercepat terbentuknya bisnis baru ICA-02 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM.

70 Meningkatkan biaya-penggantian ICA-03 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM.

KATEGORI 13.Menghindari biaya (dari) 71 Dana Cadangan ACO-01 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM. 72 Biaya Pemeliharaan ACO-02 TIDAK Tidak berkaitan dengan implementasi BCM.

73 Biaya Kehilangan dan penundaan ACO-03 YA YA Potensi kehilangan pendapatan pada saat terjadi bencana dapat ditekan.

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 93: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

Lampiran 3 – Pemetaan Hasil Risk Assesment dengan Subkategori Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik

80

LAMPIRAN 3

Pemetaan Hasil Risk Assesment dengan Subkategori Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik

No Kategori Kejadian Risk Statement

Inheren Relevansi SubKategori Tabel

Generik Dampak Dasar Penentuan

Kecenderungan Dasar Penentuan

1 Umum / General

Perselisihan dengan perusahaan outsourcing / perusahaan mitra.

M Kualitatif L1 kualitatif TIDAK

2 Hacking H1 Dampak sangat besar

L2 kualitatif YA ACO-03, IES-05, RRI-03, RRI-04, RRI-05, RRI-11

3 Hardware / software bermasalah. H2 Operasional terhambat

L1 kualitatif YA ACO-03, IES-05, RRI-05, RRI-11, APR-07

4 Data hilang H2 Dampak signifikan

L2 kualitatif YA IAC-01, ACO-03, RRI-05

5 Sharing password H2 Dampak signifikan

L2 kualitatif TIDAK

6 Service level tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan

L1 Tuntutan bunga dari nasabah

L1 kualitatif YA

IES-03, APR-07, IQU-04 7

Penyalahgunaan user ID Cadangan H2 Dampak

signifikan L2 kualitatif TIDAK

8 Pos terbuka tidak terselesaikan. H2 Dapat terjadi

hingga ratusan miliar

L2 kualitatif YA

RRI-04, IES-03, APR-07

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 94: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

(Lanjutan) 81

Universitas Indonesia

No Kategori Kejadian Risk Statement

Inheren Relevansi SubKategori Tabel

Generik Dampak Dasar Penentuan

Kecenderungan Dasar Penentuan

9 RTGS Operasional RTGS terhambat / kurang optimal.

H2 Nilai nominal denda

signifikan

L1 Data historis YA ACO-03, RCO-09, IES-05,

RRI-05, RRI-11 10 RTGS

keluar Data cabang di tabel aplikasi passtrough tidak di-update

H2 Nominal denda

signifikan

L2 kualitatif YA

APR-04, APR-05, APR-07 11 Data tidak ter kirim ke BI H2 Nominal

denda signifikan

L2 Kualitatif YA

APR-06, APR-07, RRI-11 12 RTGS

Masuk Pengiriman RTGS masuk ke cabang tujuan yang salah

L1 Reputasi L2 Kualitatif TIDAK

13 Transaksi fiktif/manipulasi data/berkolusi

L1 Sebatas limit operator

L2 Kualitatif TIDAK

14 Tolakan/pembatalan/ralat RTGS terlambat diproses/tercecer/ hilang

H2 Nominal denda

signifikan

L2 Kualitatif YA RCO-05, RCO-09, APR-

06, RRI-11 15 Salah dalam melakukan proses

retur dari incoming menjadi outgoing

H2 Nominal signifikan

L2 Kualitatif TIDAK

16 RTGS yang perlu ditindaklanjuti

terlambat diproses H2 Reputasi L2 Kualitatif YA

RCO-05, APR-06, RRI-11 17 Retur RTGS trn incoming salah

(salah no rek, nominal maupun bank pengirim)

H2 Reputasi L2 Kualitatif TIDAK

18 Double posting RTGS masuk antara

proses manual dan otomatis H2 Reputasi L2 Kualitatif TIDAK

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 95: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

(Lanjutan) 82

Universitas Indonesia

No Kategori Kejadian Risk Statement

Inheren Relevansi SubKategori Tabel

Generik Dampak Dasar Penentuan

Kecenderungan Dasar Penentuan

19 Salah melakukan verifikasi atau judgement di aplikasi passthrough

H2 Reputasi L2 Kualitatif TIDAK

20 SKN BI - Inkaso Masuk

Warkat tolakan/titipan tercecer/hilang

L1 Penurunan reputasi BCA

L2 Kualitatif YA

RCO-05, APR-06, RRI-11 21 Warkat tolakan tidak sampai ke

cabang tujuan L2 Reputasi L2 Kualitatif YA

IRE-03, IES-05, APR-07 22 Salah proses hasil inkaso

(seharusnya ditolak tetapi tidak ditolak)

L1 Reputasi L1 Kualitatif TIDAK

23 Warkat inkaso masuk tidak/salah

validasi (MICR) L1 Reputasi L1 Kualitatif TIDAK

24 Warkat yang belum jatuh tempo

diproses/warkat yang sudah jatuh tempo tidak diproses)

L1 Reputasi L1 Kualitatif TIDAK

25 Penyalahgunaan warkat inkaso M Reputasi L1 Kualitatif TIDAK 26 SKN BI -

Inkaso Keluar

Warkat inkaso hilang/terselip L1 Keluhan nasabah

L2 Judgement TIDAK

27 Kesalahan input data inkaso yg

dilakukan COJ tidak segera terdeteksi

M Dana efektif di rekening

nasabah jadi tertunda lama

L2 Kualitatif TIDAK

28 KU

Keluar Jumlah data yang di download tidak sesuai dengan data yang dikirim melalui kliring

L1 Keluhan dari nasabah

L2 Kualitatif YA

RCO-05, RRI-11, APR-07

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 96: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

(Lanjutan) 83

Universitas Indonesia

No Kategori Kejadian Risk Statement

Inheren Relevansi SubKategori Tabel

Generik Dampak Dasar Penentuan

Kecenderungan Dasar Penentuan

29 Data Kliring Elektronik

Terlambat dalam mengirim/men-download data elektronik ke/dari BI

L2 keluhan dari nasabah

L2 kualitatif YA

RCO-05, RRI-11, APR-07 30 Data terkirim 2 X ke BI L2 Rata-rata LLG

keluar L2 kualitatif TIDAK

31 Sistem di TPK/STPK error M Reputasi L1 kualitatif YA RCO-05, RRI-11, APR-07,

ACO-03 32 PUS /

PUT Keterlambatan men-download data PUS/PUT dari mainframe

L2 Reputasi L2 Kualitatif YA RCO-05, RRI-11, APR-07, ACO-03

33 Retur PUS/PUT tidak difollow up L2 Reputasi L2 Kualitatif TIDAK 34 PUS/PUT yg sudah tercetak hilang

pada saat dikirim L2 Reputasi L2 Kualitatif TIDAK

36 KCU

Thamrin - KU Keluar / OR

Transaksi fiktif H2 Maksimal nilai transaksi di

atas 1 M

L1 Kualitatif TIDAK

37 KU terkirim 2 X H2 Maksimal nilai

transaksi di atas 1 M

L1 Kualitatif TIDAK

38 Salah input data kiriman uang H2 Maksimal nilai

transaksi di atas 1 M

L1 Kualitatif TIDAK

39 Data yang dikirim tidak lengkap H1 Reputasi L1 Kualitatif YA APR-04, APR-05, APR-

07, APR-08, RRI-06

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 97: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

(Lanjutan) 84

Universitas Indonesia

No Kategori Kejadian Risk Statement

Inheren Relevansi SubKategori Tabel

Generik Dampak Dasar Penentuan

Kecenderungan Dasar Penentuan

40 Terlambat memproses data transaksi

H1 Reputasi M Kualitatif YA RCO-05, RRI-07, RRI-11, APR-07, ACO-03

41 Inkaso keluar

Warkat hilang L1 Reputasi L2 Transaksi masih sedikit

TIDAK

42 Penyalahgunaan warkat inkaso L1 Reputasi L2 Transaksi

masih sedikit TIDAK

43 Data

Kliring Elektronik

Tidak dilakukan download Data Kliring Elektronik Debet

L2 Keluhan dari nasabah

L2 Kualitatif TIDAK

44 Data Kliring Elektronik yang terkirim

ke Terminal Peserta Kliring BI tidak lengkap

L2 Ketidakcukupan / kegagalan

proses

L2 Kualitatif YA RCO-05, RRI-07, RRI-11,

APR-07, ACO-03 45 Gagal Upload Data Kliring

Elektronik Debet Masuk ke Mainframe / Data Center

L2 Error System L2 Kualitatif YA RCO-05, RRI-07, RRI-11,

APR-07, ACO-03 46 Tolakan luar kliring karena

kekurangtelitian staf atau terlambat mengirimkan data tolakan

L2 DKE Tolakan belum ada

L2 Kualitatif YA RCO-05, RRI-07, RRI-11,

APR-07, ACO-03 47 Transaks

i BO Cabang

Risiko pelaksanaan transaksi Kliring penyerahan BO Cabang

L2 Keterlambatan penerimaan warkat dari

cabang

L2 Kualitatif TIDAK

48 RTGS

Keluar Dobel kirim data RTGS keluar H2 Selisih dan

menjadi L2 Kualitatif TIDAK

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 98: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

(Lanjutan) 85

Universitas Indonesia

No Kategori Kejadian Risk Statement

Inheren Relevansi SubKategori Tabel

Generik Dampak Dasar Penentuan

Kecenderungan Dasar Penentuan

kerugian

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 99: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

(Lanjutan) 86

Universitas Indonesia

LAMPIRAN 4

Cut-Off Warning Bank • Batas waktu pengiriman transaksi antar Bank • Seluruh transaksi yang terdapat diantrian akan ditolak/reject dan berlaku sistem Gridlock Resolution

KBI • Hasil kliring harus sudah di posting tetapi jika belum selesai harus lapor ke Bagian PTR di KPBI

Pre Cut-Off Bank • Batas waktu pengiriman transaksi cover position antar bank (Money Market)

Cut-Off Bank • Bank tidak dapat lagi melakukan pengiriman transaksi

KBI • Batas waktu pengiriman transaksi BI Cover Position/Intervensi (FPJP. SBI. dsb)

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 100: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

(Lanjutan) 87

Universitas Indonesia

LAMPIRAN 5

Tabel Metrik TI

(sumber : Antasari, 2011. Telah disesuaikan)

KODE SUB KATEGORI METRIK TI

1. Mengurangi/menekan biaya (dari)

RCO-01 Biaya Telekomunikasi Biaya Telekomunikasi dari telepon. biaya pemesanan blokir nomor telepon. kapasitas panggilan per aplikasi. rata-rata jumlah panggilan helpdesk perhari. biaya telekomunikasi perusahaan perekstensi

RCO-02 Biaya Perjalanan Biaya Infrastruktur. potensi kapasitas berlebih. presentasi tatap muka. biaya perjalanan dinas. biaya perjalanan rutin

RCO-03 Biaya Operator Gaji karyawan. rasio produktivitas. biaya belanja karyawan

RCO-04 Biaya Pertemuan Jumlah rapat/pertemuan tiap unit kerja. jumlah rapat/pertemuan seluruh unit kerja. biaya pemberitahuan rapat/pertemuan

RCO-05 Biaya Kegagalan Layanan Biaya promosi media cetak. lama waktu sistem mati. lama waktu merespon. lama waktu perbaikan. penilaian survei pelanggan tentang dukungan layanan. jumlah gangguan per kejadian. biaya pemulihan bencana

RCO-06 Biaya Distribusi Jumlah aplikasi yang dikembangkan. jumlah modul yang dikerjakan. biaya pengiriman dokumen.delivery performance.siklus waktu pengiriman. efektivitas jadwal perencanaan distribusi perusahaan. kinerja kehandalan pengiriman

RCO-07 Biaya Pelatihan Per Karyawan Biaya pelatihan per peserta. biaya instruktur. biaya modul per peserta. jumlah pelatihan per tahun. jumlah peserta rata-rata persentase efesiensi hari. jumlah cabang atau rekanan. jumlah training. jumlah

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 101: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

(Lanjutan) 88

Universitas Indonesia

KODE SUB KATEGORI METRIK TI

target per individu

RCO-08 Biaya Pengembalian Barang yang salah Rata-rata biaya penggantian barang yang rusak. biaya perbaikan citra. rasio penurunan pendapatan

RCO-09 Biaya uang (bunga pinjaman) Prosentase proyek dibawah perkiraan biaya

RCO-10 Biaya cetak dokumen dan ATK Biaya cetak modul training. biaya penerbitan order pembelian. biaya pembuatan dokumen. biaya penghapusan penulisan akibat implementasi TI

RCO-11 Biaya langganan Biaya langganan blokir nomor telepon RCO-12 Biaya sewa ruangan Potensi kemungkinan sewa ruangan. biaya rata-rata sewa ruangan per tahun.holding cost

RCO-13 Biaya sewa alat Potensi kemungkinan sewa peralatan. biaya rata-rata sewa peralatan per tahun.holding cost. belanja TI per pegawai

RCO-14 Biaya inventori/penyimpanan Biaya belanja aset. jumlah modul dibuat per tahun.inventory days.inventory turnover.holding cost. biaya pendataan aset

RCO-15 Biaya kesalahan penelitian Persentase kesalahan pengukuran 2. Meningkatkan produktifitas (karena disebabkan oleh)

IPR-01 Restrukturisasi pembagian fungsi kerja Belanja pegawai. biaya change management. jumlah pegawai yang digunakan IPR-02 Mempercepat penguasaan produk jumlah karyawan bersertifikat. rasio waktu produktif/tidak produktif. jumlah apalikasi knowledge. RCO-07 IPR-03 Kemudahan analisis Biaya pemeriksaan lembar ujian. jumlah pemohon yang tidak tertangani

IPR-04 Meningkatkan Kepuasan Karyawan Jumlah karyawan ahli. tingkat percepatan kenaikan jabatan. moral/semangat karyawan. ketidakhadiran karyawan. presentase rencana pengembangan

3. Mempercepat proses (dari) APR-01 Proses Produksi Waktu produksi. biaya operasional produksi. presentase target yang terselesaikan. presentase

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 102: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

(Lanjutan) 89

Universitas Indonesia

KODE SUB KATEGORI METRIK TI

kegagalan produksi. pemanfaatan kapasitas produksi (inventory turnover). pemanfaatan jumlah permintaan pasar. indeks produktivitas SDM. biaya produksi per jam APR-03 IRE-01

APR-02 Proses Pengadaan barang Waktu pengadaan stok. biaya operasional stok IRE-01

APR-03 Proses pembuatan laporan Rasio percepatan pembuatan laporan. biaya dokumen per transaksi. jumlah laporan berkala dalam satu-tahun. jumlah laporan biaya akuntansi IPR-03

APR-04 Proses Persiapan Data Efektifitas penggunaan standar/penyeragaman format. biaya pengolahan informasi

APR-05 Proses pemeriksaan Permohonan Nilai kontribusi sistem online. biaya verifikator RRI-02

APR-06 Proses pembayaran hutang / tagihan Cash-to-cash circle time

APR-07 Proses transaksi Jumlah laporan terselsaikan. persentase kecepatan penyelesaian laporan. persentase pengadaan tepat waktu. jumlah transaksi yang di proses. biaya per transaksi

APR-08 Proses Pengambilan Keputusan Jumlah pembuatan keputusan. tim kerja pada sistem strategi IPR-03 APR-03

4. Mengurangi resiko (dari)

RRI-01 Kesalahan hitung IAC-03 IRE-02

RRI-02 Piutang tak tertagih Jumlah piutang lewat jatuh tempo. potensi perusahaan yang melakukan pelanggaran. lama waktu penagihan. lama waktu pengiriman penagihan. perbandingan piutang tak tertagih dengan total piutang. jumlah hari rata-rata piutang yang belum tertagih. efektivitas metode pengiriman tagihan

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 103: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

(Lanjutan) 90

Universitas Indonesia

KODE SUB KATEGORI METRIK TI

RRI-03 Kehilangan penyimpanan/inventory Selisih perpindahan/penggunaan barang dan jumlah barang di inventori RRI-04 Produk Gagal Presentase kegagalan produk. penolakan produk external. jumlah produksi yang rusak

RRI-05 Kehilangan data Potensi kehilangan data. biaya pengembalian data. biaya pembangunan ulang sistem. biaya sikronisasi data

RRI-06 Kesalahan data Potensi kesalahan data. biaya sinkronisasi data RRI-05

RRI-07 Jatuh Tempo ( Penalty ) Biaya denda lewat jatuh tempo. rata-rata pembayaran lewat jatuh tempo

RRI-08 Kehilangan Karyawan Potensial

Perekrutan dan retensi. kinerja manajemen. tingkat promosi internal. presentase karyawan yang sudah direview. presentase fleksibilitas pengaturan kerja. penilain survei karyawan tentang lingkungan kerja. penilaian lokasi kerja. jumlah penggunaan meja kerja. kualitas prosedur kerja. kompensasi yang kompetitif. jumlah program penghargaan. jumlah karyawan yang mendapat penghargaan. tingkat pengunduran diri karyawan. penilaian survei karyawan tantang kepeminpinan IPR-04

RRI-09 Pemalsuan Metriks rata-rata jumlah pemalsuan. perbandingan jumlah produksi dengan produk yang ada di pasar. varian produk pesaing

RRI-10 penipuan / kecurangan administrasi Nilai kontribusi sistem online. jumlah tagihan yang terbayar. jumlah verifikator. jumlah temuan audit

RRI-11 Kesalahan pembayaran Potensi kesalahan pembayaran. rata-rata tagihan yang harus dibayarkan kembali. ketepatan metode pembayaran

RRI-12 Kesalahan pengelolaan aset Probabilitas kesalahan aset. biaya pengolahan aset. jumlah penggunaan alat

RRI-01 Kesalahan hitung IAC-03 IRE-02

5. Meningkatkan pendapatan ( yang disebabkan oleh ) IRE-01 Meningkatkan kapasitas bisnis Harga jual lokasi bisnis. lama waktu permintaan bahan baku.inventory turnover. profitabilitas

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 104: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

(Lanjutan) 91

Universitas Indonesia

KODE SUB KATEGORI METRIK TI

IRE-02 Meningkatkan kualitas laporan Selisih harga pengembalian dan produksi IRE-03

IRE-03 Meningkatkan kepercayaan pelanggan Inventory turnover. pelanggan yang mereferensikan kepada pelanggan lain IRE-04 Meningkatkan segmentasi pasar Jumlah eskalasi IRE-05 Meningkatkan pendapatan lain-lain Profit per fitur baru

6. Meningkatkan keakuratan ( dari ) IAC-01 Tagihan RRI-02

IAC-02 Analisis Ketepatan penggunaan teknin forecasting. pendapatan TI per dolar. ROI proyek. ROI dari solusi bisnis. ROA. jumlah pengukuran kontribusi TI. perbandingan belanja TI dengan total pendapatan perusahaan. pendapatan kotor. biaya total. nilai proyek. ketepatan perkiraan kebutuhan pasar. varian anggaran. perbandingan keuntungan bersih dengan rasio produktivitas

IAC-03 Data Selisih harga penerimaan barang dan penagihan. selisih harga perolehan sebenarnya dengan harga perolehan standar. biaya sinkronisasi. proses penginput pesanan

IAC-04 Perencanaan Biaya pembinaan. presentase dari perbandingan biaya pemeliharaan dengan implementasi teknologi baru. harga saham. tingkat finansial. siklus waktu proses perencanaan IAC-03. IRE-02. IAC-03

IAC-05 Keputusan Presentase kehandalan sistem. jumlah rencana yang disepakati

7. Mempercepat cash-in ( akibat ) ACI-01 Mempercepat pengiriman tagihan presentase tagihan yang terlambat. efisiensi proses pemutaran uang. total waktu perputaran uang

8. Meningkatkan layanan eksternal(dari)

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 105: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

(Lanjutan) 92

Universitas Indonesia

KODE SUB KATEGORI METRIK TI

IES-01 Mengurangi pembatalan pesanan Jumlah pesanan. ekpetasi kekurangan persediaan. perbedaaan kapasitas produksi dengan permintaan konsumen

IES-02 Mengetahui masalah pelanggan Jumlah insiden yang dilaporkan nasabah. jumlah keluhan IES-03 Penambahan cabang/layanan Jumlah penggunaan layanan. unit yang terlibat IES-04 Layanan pribadi Waktu penyelesaian masalah. jumlah laporan complain

IES-05 Kepuasan pelanggan

Penilaian survei pengguna persentase pengembangan proyek. persentase proyek tepat waktu. perbandingan biaya dengan pemasok lain. fleksibilitas sistem pelayanan untuk memenuhi kebutuhan pengguna. tingkart produksi dan layanan untuk memenuhi kebutuhan pengguna. kepuasan pelanggan dan pengguna. pelanggan yang kembali. tingkat pelayanan pelanggan IES-03

9. Meningkatkan citra (disebabkan oleh)

IIM-01 Meningkatkan mutu layanan Jumlah pendapatan dan tagihan. jumlah tenaga konsultan. SLA. jumlah penggunaan konsultan. tingkat persepsi pelanggan terhadap nilai produk. pangsa pasar peringkat perusahaan. jumlah teknologi pencitraan

IIM-02 Pemberian diskon Perbandingan biaya dengan pemasok lain

IIM-03 kepatuhan pada aturan Tingkat kepercayaan masyarakat. persentase sistem yang telah mengikuti aturan. persentase implementasi yang tidak mengikuti aturan. persentase standar yang ditetapkan. penghargaan perusahaan

IIM-04 Menggunakan Merk terkenal Jumlah pendapatan dari tagihan. jumlah omset penjualan. jumlah pelanggan tetap. penggunaan teknologi terakhir

10. Meningkatkan kualitas(dari)

IQU-01 Manajemen penyedia/pemasok Kinerja kiriman pemasok. waktu pemasok mengirim barang sampai datang. harga penawaran pemasok terhadap pasar. efisiensi siklus waktu pesanan pembelian. Prosedur pemilihan pemasok. harga

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 106: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

(Lanjutan) 93

Universitas Indonesia

KODE SUB KATEGORI METRIK TI

penawaran pemasok terhadap pasar

IQU-02 Hasil Kerja Optimalisasi fungsi ERP. rata-rata jumlah penyelesaian kerja per karyawan. jumlah produksi yang berkualitas

IQU-03 Layanan Biaya cetak buku registrasi per tahun. jumlah pengguna layanan. tingkat aktifitas layanan. kualitas layanan. lama waktu penutupan komplain pelanggan

IQU-04 Produk Jumlah cacat per permintaan atau pengukuran kerja persentase fungsional proyek yang diterima. persentase proses proyek. jumlah proses desain ulang proyek. penambahan waktu proyek. siklus waktu pembuatan proyek

11. Meningkatkan layanan internal(dari)

IIS-01 Layanan bersama Persentase penggunaan ulang komponen RCO-01 RCO-07 IAC-04

IIS-02 Memenuhi hak & tanggung jawab staff Tingkat disiplin karyawan. tingkat produktifitas karyawan. jumlah pelanggaran karyawan. tingkat pemenuhan fasilitas yang dibutuhkan karyawan

IIS-03 layanan untuk karyawan Efektifitas teknologi kolaborasi. IQU-02

IIS-04 Penjadwalan dan materi pelatihan Jumlah pertemuan tepat waktu. jumlah kehadiran peserta 12. Meningkatkan keunggulan kompetitif ( disebabkan oleh )

ICA-01 Membentuk kerjasama bisnis Profit bagi hasil bagi fitur. jumlah pelanggan tetap. jumlah perjanjian kerja sama. jumlah industri dan vendor rekanan

ICA-02 Mempercepat terbentuknya bisnis baru Profit per fitur baru. jumlah teknologi pengganti

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 107: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

(Lanjutan) 94

Universitas Indonesia

KODE SUB KATEGORI METRIK TI

ICA-03 Meningkatkan biaya-penggantian Jumlah pesaing yang melakukan strategi yang sama. efektifitas strategi biaya penggantian. biaya yang dikeluarkan pelanggan. perbandingan penurunan citra akibat keluhan pelanggan dengan biaya penggantian

13. Menghindari biaya (dari) ACO-01 Dana Cadangan Persentase pengeluaran tambahan. tingkat kenaikan biaya yang dikeluarkan

ACO-02 Biaya Pemeliharaan Belanja peralatan. biaya pemeliharaan dokumen fisik. probabilitas kesalahan pengelolaan aset. rata-rata biaya pemeliharaan peralatan

ACO-03 Biaya Kehilangan dan penundaan Biaya pertukaran data elektronik ACI-01

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 108: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

Lampiran 6 - Hubungan Antar Subkategori di Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik

95

LAMPIRAN 6

Hubungan Antar Subkategori di Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik

Variabel 1 Variabel 2 Hubungan Keterangan

Proses persiapan data Percepatan Proses Pembayaran hutang / tagihan

Positif (+) Ketersediaan data pada saat bencana mempercepat proses pembayaran hutang / tagihan karena tidak ada data yang hilang atau tidak dibutuhkan waktu untuk proses restore data.

Percepatan Proses Transaksi Positif (+) Proses transaksi tetap dapat dilakukan (sesuai service level) karena adanya ketersediaan data meskipun dalam bencana.

Percepatan Proses Pemeriksaan Permohonan

Positif (+) Ketersediaan data pada saat bencana mempercepat proses pemeriksaan permohonan pengiriman uang karena data yang dibutuhkan tersedia.

Percepatan Proses Pengambilan Keputusan

Positif (+) Keputusan reject atau approve kiriman uang yang bermasalah tetap dapat dilakukan karena data yang dibutuhkan tersedia.

Keakuratan dari Tagihan Positif (+) Data tagihan yang uptodate tetap tersedia sehingga tagihan kepada bank lawan tetap dapat dilakukan secara tepat.

Risiko Kesalahan Pembayaran Negatif (-) Ketersediaan data pada saat bencana dapat mengurangi risiko kesalahan pembayaran ke bank lawan.

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 109: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

(Lanjutan) 96

Universitas Indonesia

Variabel 1 Variabel 2 Hubungan Keterangan

Percepatan Proses Pembayaran hutang / tagihan

Kepuasan Pelanggan Positif (+) Proses pembayaran tagihan yang cepat (meskipun dalam keadaan bencana) sehingga menyebabkan meningkatnya kepuasan pelanggan.

Percepatan Proses Transaksi

Kepuasan Pelanggan Positif (+) Proses penyelesaian transaksi dalam keadaan bencana sama dengan keadaan normal (bencana tidak mempengaruhi layanan perusahaan kepada pelanggan) menyebabkan meningkatnya kepuasan pelanggan.

Percepatan Proses Pemeriksaan Permohonan

Kepuasan Pelanggan Positif (+) Proses Pemeriksaan Permohonan tetap dapat dilakukan secara cepat (meskipun dalam keadaan bencana) sehingga menyebabkan meningkatnya kepuasan pelanggan.

Percepatan Proses Pengambilan Keputusan

Kepuasan Pelanggan Positif (+) Proses Pengambilan Keputusan tetap dapat dilakukan secara cepat (meskipun dalam keadaan bencana) sehingga menyebabkan meningkatnya kepuasan pelanggan.

Keakuratan dari Tagihan Kepuasan Pelanggan Positif (+) Tagihan kiriman uang ke bank lawan tetap akurat (meskipun dalam keadaan bencana) sehingga menyebabkan meningkatnya kepuasan pelanggan.

Risiko Kesalahan Pembayaran

Keakuratan dari Tagihan Negatif (-) Adanya risiko kesalahan pembayaran terhadap permohonan kiriman uang oleh nasabah berarti mengurangi keakuratan tagihan yang ditujukan kepada bank lawan.

Kepuasan pelanggan Negatif (-) Adanya risiko kesalahan pembayaran terhadap permohonan kiriman uang oleh nasabah tentu saja mengurangi kepuasan pelanggan.

Risiko Kesalahan Data Risiko Kesalahan Pembayaran Positif (+) Adanya risiko kesalahan data permohonan kiriman uang oleh nasabah tentu saja menambah kemungkinan terjadinya kesalahan pembayaran.

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 110: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

(Lanjutan) 97

Universitas Indonesia

Variabel 1 Variabel 2 Hubungan Keterangan

Risiko Kehilangan Penyimpanan/Inventory

Risiko Kesalahan Pembayaran Positif (+) Adanya risiko kehilangan tempat penyimpanan (data) dapat menambah terjadinya kesalahan pembayaran.

Risiko Kehilangan Data Positif (+) Adanya risiko kehilangan tempat penyimpanan (data) dapat menambah risiko kehilangan data.

Risiko Kehilangan Data Kepuasan Pelanggan Negatif (-) Terjadinya kehilangan data mengurangi kepuasan pelanggan karena menyebabkan terhambatnya layanan terhadap nasabah.

Risiko Kesalahan Pembayaran Positif (+) Terjadinya kehilangan data mengakibatkan meningkatnya kemungkinan kesalahan pembayaran.

Biaya Penundaan Positif (+) Terjadinya kehilangan data menambah besarnya biaya penundaan layanan yang berakibat kepada kerugian finansial.

Biaya Kegagalan Layanan Positif (+) Terjadinya kehilangan data menambah besarnya biaya kegagalan layanan yang merupakan cost dari perusahaan.

Risiko Jatuh Tempo (Penalty) Positif (+) Terjadinya kehilangan data meningkatkan kemungkinan jatuh tempo pembayaran / pemrosesan transaksi kiriman uang.

Risiko Jatuh Tempo (Penalty)

Biaya Kegagalan Layanan Positif (+) Jatuh Tempo yang dialami oleh perusahaan (kegagalan transaksi melewati periode yang ditentukan) mengakibatkan perusahaan berkewajiban melakukan pembayaran penalty yang umumnya berupa denda finansial. Dengan demikian terjadi biaya kegagalan dari layanan.

Biaya Uang (Bunga Pinjaman) Positif (+) Jatuh Tempo yang dialami oleh perusahaan (akibat bencana yang merusak infrastruktur) mengakibatkan dikenakannya penalty yang berupa kewajiban membayar bunga atas transaksi yang gagal dilakukan sesuai periode kesepakatan.

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.

Page 111: UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN MODEL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20350062-TA-Pdf Kris Satria... · Penerapan BCM (Business ... Bank Indonesia mengharuskan setiap bank

(Lanjutan) 98

Universitas Indonesia

Variabel 1 Variabel 2 Hubungan Keterangan

Biaya Uang (Bunga Pinjaman)

Biaya Kegagalan Layanan Positif (+) Bunga yang ditanggung oleh perusahaan akibat denda jatuh tempo menyebabkan bertambahnya biaya kegagalan dari layanan.

Kualitas Produk Risiko Kesalahan Data Negatif (-) Layanan Kiriman Uang dianggap sebagai produk jasa yang ditawarkan oleh bank. Kualitas produk / layanan yang baik merupakan produk / layanan yang dapat meminimalisir risiko kesalahan data kiriman uang.

Risiko Produk Gagal Negatif (-) Kualitas layanan yang baik merupakan layanan yang dapat meminimalisir risiko kegagalan layanan.

Risiko Produk Gagal Biaya Penundaan Positif (+) Adanya risiko produk gagal atau kegagalan layanan menyebabkan bertambahnya biaya (sebagai contoh biaya operasional) akibat penundaan layanan.

Rancangan model..., Kris Satria Pandu Dewantara Putra, FIKOM UI, 2013.