UAS Kecap Bango
Transcript of UAS Kecap Bango
BUSINESS STRATEGY MM-5012
Final Test: Bisnis Model
KECAP BANGO UNILEVER
Oleh:Feringga Ardana
29109346
Lecturer:Dr. Ir. M. Hamsal, MSE, MQM, MBA
MASTER OF BUSINESS AND ADMINISTRATION
SCHOOL BUSINESS AND MANAGEMENTINSTITUTE TECHNOLOGY OF BANDUNG
Business Strategy MM-5012
2011
Bisnis Model Kecap Bango Unilever I1
Business Strategy MM-5012
I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia, siapa yang tidak kenal dengan merek-merek produk seperti Kecap
Bango, Blue Band, Rinso, Sunlight, Lifebuoy, Clear, Axe sampai kepada es krim
Wall’s. Merk-merk ini telah puluhan tahun menjadi pendamping masyarakat
Indonesia dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Beberapa yang disebutkan
diatas adalah merek dagang dari PT Unilever Indonesia Tbk (Unilever) yang didirikan
pada tanggal 5 Desember 1933 dengan nama awalnya yaitu Zeepfabrieken N.V.
Lever, yang terdiri dari pabrik sabun dan pabrik margarine. Awalnya perusahaan ini
adalah perusahaan milik Belanda. Kemudian pada tanggal 30 Juni 1997 perusahan
ini mengubah namanya menjadi PT Univeler Indonesia Tbk yang telah mendaftarkan
sahamnya di Bursa Efek pada tanggal 11 Januari 1982.
Unilever memiliki dua anak perusahaan: PT. Technopia Lever, kepemilikan
perseroan sebesar 51% bergerak di bidang distribusi ekspor, dan impor produk
dengan merek Domestos Nomos. Satu lagi adalah PT Anugrah Lever (PT AL) yang
merupakan akuisisi dari PT Anugerah Indah Pelangi perusahaan lokal kelas
menengah kecil di Tangerang yang memproduksi Kecap Bango pada 22 November
2000. Penyertaan modal pada perusahaan yang disebutkan terakhir menjadi 100%
pada awal Agustus 2007 yang berarti bahwa perjanjian kerjasama antara Unilever
dan PT Anugerah Indah Pelangi telah berakhir1. Dengan begitu PT AL dibubarkan
dan operasi bisnis dialihkan ke Perseroan.
Awalnya Unilever tertarik meminang Kecap Bango dikarenakan masyarakat
Indonesia yang menggemari kecap manis karena hanya di Indonesia yang menjual
dan mengkonsumsi kecap manis di dunia. Kemudian produk dan merek-nya sangat
bagus dan menjanjikan serta menjunjung tinggi kualitas. Oleh karena itu, Unilever
menambahkan divisi makanan berupa Kecap Bango hasil akuisisi PT Anugerah
Indah Pelangi. Kecap Bango sendiri merupakan satu-satunya kecap yang diproduksi
dari kacang kedelai hitam dimana produk lain memproduksi dari kacang kedelai
kuning.
Sejak 1928, Kecap Bango telah dikenal dan digemari oleh masyarakat Indonesia
termasuk penulis. Untuk itu, penulis mengangkat kecap manis Bango dari Unilever
untuk dikaji model bisnisnya.
1 Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Desember 2010, PT Unilever Indonesia Tbk dan anak perusahaan, [internet]. Tersedia pada: http://www.unilever.co.id/id/Images/FS%20ULI%20Q4%2020101%20FINAL%20complete_tcm108-262080.pdf [tanggal akses 18 April 2011]
Bisnis Model Kecap Bango Unilever I2
Business Strategy MM-5012
1.2 Sekilas Perusahaan
1.2.1 Visi
“To become the first choice of consumer, costumer and community”
1.2.2 Misi
Bekerja untuk membangun masa depan yang lebih baik setiap hari
Membantu orang-orang merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih
menikmati kehidupan dengan merek dan pelayanan yang baik bagi
mereka dan bagi orang lain
Memberi sumber inspirasi orang-orang untuk melakukan hal kecil setiap
hari yang dapat membuat perbedaan besar bagi dunia
Mengembangkan cara baru dalam melakukan bisnis dengan tujuan
membesarkan perusahaan Unilever dua kali lipat sambil mengurangi
dampak lingkungan
1.2.3 Sasaran
Unilever selalu percaya akan kekuatan brand Unilever dalam meningkatkan
kualitas kehidupan orang-orang dan dalam melakukan hal yang benar. Semakin
bertumbuhnya bisnis Unilever, meningkat pula tanggung jawab Unilever.
Unilever mengenali tantangan global seperti perubahan iklim yang menjadi
kepedulian kita bersama. Mempertimbangkan dampak yang lebih luas dari
tindakan Unilever selalu menyatu dalam nilai-nilai Unilever dan merupakan
bagian fundamental mengenai siapa diri Unilever.
1.3 Analisis Eksternal dan Internal
1.3.1 Analisis Eksternal
Porter’s Five Forces (1980) akan digunakan oleh penulis dalam menganalisa
lingkungan eksternal berupa analisa industri (lihat lampiran 1 tentang diagram
five Forces’ Porter).
Threat of New Entrants
Secara keseluruhan, ancaman dari pendatang baru di industri kecap adalah
rendah, seperti:
Pendatang baru akan mudah untuk masuk ke industri ini dikarenakan
terbatasnya sumber daya kacang kedelai di Indonesia. Oleh karena
bahan dan proses pembuatan sangat mudah makan ancaman dari
pendatang baru cukup rendah.
Regulasi pemerintah dalam SNI 01-3543-1994 tentang Kecap Kedelai
akan membuat pendatang akan berusaha memenuhi standar agar
Bisnis Model Kecap Bango Unilever I3
Business Strategy MM-5012
produknya bisa diterima, karena adanya standarisasi ini, akan membuat
pendatang dari kelas menengah kebawah akan rendah.
Bargaining Power of Suppliers
Produksi nasional kacang kedelai terus menurun dikarenakan semakin
berkurangnya lahan dan cuaca yang tidak menentu. Oleh karena itu,
pemasok yaitu petani bisa memainkan harga jualnya dikarenakan
keterbatasan produksi yang hanya 600.000 ton2. Sedangkan kebutuhan
nasional mencapai pada tahun 2010 mencapai 2,4 juta ton. Dengan begitu,
daya tawar dari supplier akan tinggi.
Bargaining Power of Buyers
Daya tawar dari pembeli tergolong tinggi dalam artian switching cost untuk
berpaling menggunakan kecap pesaing adalah hampir mendekati nol. Harga
yang ditawarkan oleh produsen kecap adalah pada kisaran Rp. 3,100 sampai
Rp. 3,600 untuk botol plastik ukuran 140ml (lihat lampiran 2). Selisih yang
ratusan perak tidak memberatkan konsumen untuk berpindah produk.
Dengan begitu, daya tawar dari pembeli masih tergolong tinggi.
Threat of Substitute Products
Ancaman dari produk pengganti bisa dikatakan rendah dikarenakan belum
ada yang bisa menandingi penambah penikmat rasa seperti kecap. Bisa saja
dengan gula tetapi akan berbeda taste bagi yang mengkonsumsinya. Maka,
ancaman dari produk pengganti bisa dikatakan rendah.
Intensity of Rivalry Among Competitors
Dalam industri ini, ada 5 pemain besar yaitu Bango (Unilever), kecap ABC
(Heinz ABC), kecap Nasional (Sari Sedap Indonesia), kecap Indofood
(Indofood) dan kecap Sedaap (Wings Food). Dengan banyaknya kompetitor
pada pasar kecap manis, bisa dikatakan bahwa intensitas persaingan antar
kompetitor tergolong tinggi.
1.3.2. Analisa Internal
Mengacu pada buku The Marketing of Strategy ciptaan R. Duane Ireland, maka
analisa internal dilihat dari resources (tangible dan intangible), capabilities dan
core competencies.
Berbicara mengenai sumber daya, dilihat terlebih dahulu dari sisi tangible
resources dimana Unilever memiliki sumber daya financial yang kuat. Physical
Resources adalah memiliki petani kacang kedelai hitam.
2 BusinessNews, 2010. Kedelai. Bataviase, [internet] 4 Desember. Tersedia pada: http://bataviase.co.id/node/485318 [tanggal diakses 18 April 2011]
Bisnis Model Kecap Bango Unilever I4
Business Strategy MM-5012
Intangible Resources lebih dikedepankan oleh Unilever lewat SDM. Selain itu,
Unilever memiliki Innovation resources terlihat dari tenaga kerja professional di
bagian Research and Development. Terakhir adalah Reputational Resources
dari Unilever sendiri.
Dengan begitu, kapabiltas dari Unilever Bango dapat dilihat pada tabel dibawah:
Dengan demikian, keunggulan kompetitif dari Unilever adalah:
Kualitas SDM yang tinggi sehingga menghasilkan organisasi yang efisien
dan produk yang berkualitas juga
Keunggulan dalam melakukan inovasi produk seperti kemasan sachet
pada kecap Bango
Pemasaran yang tepat sasaran pada target segmen
1.4 Strategi Bisnis (Strategi Generik Porter)
Menurut Porter, ada lima strategi dalam level bisnis (lihat lampiran 3 tentang
five business-level strategies). Jika melihat uraian diatas, maka untuk kecap
Bango adalah differentiation. Bango menyasar kelas yang sangat luas
Bisnis Model Kecap Bango Unilever I5
Divisi Kapabilitas
Kemampuan mengelola keuangan, contoh ketika mengakuisisi Bangodengan menggunakan dana internal perusahaan
Kemampuan mengelola 7000 petani kacang kedelai hitam sebagai mitra Kemampuan untuk mengelola SDM lewat pelatihan berkelanjutan Kemampuan untuk mempertahankan budaya mengedepankan karyawanKemampuan mempertahankan reputasi Unilever sejak tahun 1933
Operasi Kemampuan untuk mengontrol operasi seefisien mungkin
Kemampuan untuk menghasilkan produk yang inovatif dibandingkan kompetitor oleh bagian R&D
Kemampuan dalam menyajikan komunikasi yang tepat kepada target segmen kecap Bango yang ditujuKemampuan untuk melakukan inovasi dalam komunikasi pemasaran
Pemasaran
Keuangan
SDM
R&D
Business Strategy MM-5012
dengan kualitas yang selalu dipertahankan dan dengan nilai jual yang
bersaing maka penulis golongkan kedalam strategi ini.
Melakukan kemitraan dengan petani kacang kedelai yang mencapai 7.000
petani selain untuk menjamin pasokan kacang kedelai juga untuk menekan
biaya dimana petani mitra diberi kepastian dalam besarnya pembelian
kacang kedelai sebagai raw material bagi kecap Bango. Semua itu tercantum
dalam Kode Etik Mitra Usaha. Selain itu, untuk memberikan kualitas yang
maksimal, Unilever memiliki Quality Assurance dan Quality Control yang ketat
sehingga kualitas produk terjamin dan tidak adanya biaya yang terbuang
akibat produk yang gagal. Dan keunikan lain yang termasuk kedalam
golongan differentiation adalah bahan baku untuk kecap Bango dari kacang
kedelai hitam yang berbeda dari kompetitor yang menggunakan kacang
kedelai kuning. Puncaknya adalah harga yang ditawarkan adalah diatas rata-
rata. Dalam artian, untuk strategi differentiation dalam pasar yang luas, hanya
head to head dengan kecap ABC. Sedangkan pesaing sisanya seperti kecap
Nasional, kecap Sedaap dan kecap Indofood bermain dengan strategi cost
leadership dikarenakan harga yang dijual dibawah kecap Bango dan kecap
ABC. Dengan begitu, konsumen memperoleh value berupa rasa yang unik,
kualitas yang baik dengan harga yang competitive.
Selain itu, dalam growth strategy, Unilever, seperti telah diceritakan
sebelumnya, melakukan cara anorganic atau jalan pintas dengan
mengakuisisi pada tahun 2001 kepada kecap Bango. Kepemilikan Bango
saat itu sebesar 51%. Hal ini dilakukan karena Unilever tidak punya
pengalaman mengenai kecap manis sebelumnya, baik di Indonesia maupun
diluar negeri yang hanya ada kecap asin. Dengan jalan pintas tersebut,
Unilever selain memperbanyak portfolio bisnisnya juga mempelajari seluk
beluk tentang kecap manis.
II. Analisis Model Bisnis
2.1 Elemen / Komponen Model Bisnis
2.1.1 Customer Value Proposition
Dalam analisa model bisnis, diperlukan customer value proposition yang
terdiri dari 6 komponen, yaitu:
a) Price
Ada 6 variasi produk dari kecap Bango berdasarkan kemasannya,
yaitu:
Bisnis Model Kecap Bango Unilever I6
Business Strategy MM-5012
KemasanHarga dalam Rp per 18 April
2011
14 ml (sachet) 500
100 ml (pounch) 2,000
135 ml (botol) 4,000
225 ml (pounch) 5,500
300 ml (botol) 8,000
600 ml (pounch) 12,500
Bila melihat harga diatas, bisa digolongkan bahwa Bango mempunyai
harga yang kompetitif dengan pesaingnya (lihat lampiran 2 tentang
harga kompetitor)
b) Features
Fitur disini penulis golongkan sebagai kemasan yang terdiri dari
sachet, pouch dan botol. Kemasan ini disediakan untuk memenuhi
segala kebutuhan. Sachet untuk kepraktisan, pouch untuk isi ulang
dan botol untuk keawetan. Dengan macam-macam kemasan, maka
Bango untuk features diklasifikasikan kedalam original untuk botol dan
customized untuk sachet dan pouch
c) Quality
Berbicara kualitas, hal ini yang menarik Unilever untuk mengakuisisi
dan akhirnya konsolidasi dari kecap Bango. Hingga saat ini, pihak
Unilever menjaga ketat kualitas kecap ini. Testimony di media sosial
yang menyatakan bahwa kecap ini memang tiada duanya, dan tidak
bisa berpindah ke lain hati3. Untuk kualitas yang terjaga, Bango
digolongkan kedalam Exellent/Average.
d) Support
Berhubungan dengan relationship dengan konsumen, Unilever telah
memberikan wadah kepada konsumen untuk menyampaikan saran
dan keluhan untuk Bango lewat saluran telepon 0-800-155-
8000 ataupun via email : [email protected]. Melihat
kedua media tersebut, maka diklasifikasikan kedalam minimal.
e) Availability
3 Wikimu, 2007. Kecap Bango, Wikimu [internet]. 19 September. Tersedia pada: http://www.wikimu.com/Testimonial/Display.aspx?id=40 [tanggal akses 18 April 2011]
Bisnis Model Kecap Bango Unilever I7
Business Strategy MM-5012
Ketersediaan produk di pasaran ditempuh Unilever untuk
menghadirkan di pasar-pasar tradisional sampai ke pasar modern
seperti Hypermarket. Dari grosir-grosir makanan, sampai merangkul
pedagang kaki lima dan restoran. Dengan demikian availability untuk
kecap Bango adalah Universal.
f) Reputation
Reputasi Unilever dengan meraih ISO 9000 yaitu standar manajemen
kualitas tentunya juga berdampak kepada Bango. Reputasi Bango
sendiri sebagai kecap yang benar-benar kecap membuahkan jawara
Top Brand 20104 mengalahkan ABC yang selama bertahun-tahun
menghuni papan jawara. Oleh karena itu, Bango diklasifikasikan
kedalam Respected/Functional.
2.1.2 Profit Formula
Model bisnis merupakan cara yang dilakukan perusahaan dalam meraih
profit. Menurut Mark W. Johnson dalam Reinvesting Your Business Model
bahwa profit formula haris menyertakan revenue model, cost structure,
margin model, dan resources velocity. Dikarenakan Unilever perusahaan
terbuka, maka dapat dilihat bagaimana kondisi keuangan secara keseluruhan.
Sehingga penulis kesulitan untuk menyusun profit formula sesuai dengan
Mark W. Johnson. Untuk itu, dibawah ini merupakan kondisi keuangan kuartal
IV tahun 2010 yang didapat dari website resmi Unilever pada tahun 2010
(lihat lampiran 4 tentang income statement Unilever), laba bersih yang
didapat oleh Unilever adalah sebesar Rp. 3,4 trilyun. Dikarenakan laporan
laba-rugi tersebut merupakan total keseluruhan hasil penjualan dari semua
produk yang dihasilkan oleh Unilever, maka untuk menghitung profit kecap
Bango, penulis coba berasumsi dari jurnal mengenai Bango5:
keuntungan total dari tahun 2000 sampai 2003 diperkirakan mencapai
Rp 58 Milyar atau Rp 19,3 Milyar pertahun
Peningkatan pertumbuhan pasar mencapai 3% pertahun dari tahun
2003 (sesuai proyeksi Unilever pada website resmi)
Pemantauan Nielsen Media Research pada 2006, Unilever
menghabiskan dana Rp 23 miliar untuk promosi kecap Bango
Beban pajak, tidak dihitung
4 Irawan, Handi. 2010. Top Brand Strategic Thinker. TopBrand-Award [internet]. Tersedia pada: http://www.topbrand-award.com/strategic_thinker.php [tanggal akses 18 April 2011]5 Prasetyantoko, A 2003, Membumikan Operasi Perusahaan Besar di Indonesia, Jurnal Manajemen Bisnis, Vol. 1, no. 2, pp. 146
Bisnis Model Kecap Bango Unilever I8
Business Strategy MM-5012
Harga pokok penjualan (COGS) 10% dari laba bersih.
Maka, pada tahun 2010, keuntungan mencapai Rp 159 milyar.
2.1.3 Key Resources
Menurut Mark W. Johnson dalam Reinvesting Your Business Model, yang
dimaksud dengan key resources adalah aset yang diperlukan dalam
mengirimkan value kepada target konsumen. Seperti sudah dijelaskan pada
bab. 1.3.2 diatas mengenai analisa internal, maka Key Resources kecap
Bango Unilever akan dijelaskan dalam table dibawah:
Tipe Sumber Daya Penjelasan
Tangible Resources
KeuanganMempunyai laba bersih diatas 1 Trilyun per tahun
Kemampuan akuisisi dari sumber dana internal
Organisasi
Memegang ISO 9001
Struktur organisasi yang jelas dan mengedepankan karyawan
Struktur dapat berubah mengikuti perkembangan jaman
Antar divisi saling terintegrasi
Peralatan Mempunyai pabrik kecap yang dekat dengan pemasok, yaitu di Tangerang
TekhnologiMampu menjaga kualitas kecap dengan Quality Assurance
dan Quality Control yang tepat
Intangible Resources
SDMPerekrutan yang berkualitas
Adanya Management Trainee yang sudah dikenal masyarakat
Inovasi Melakukan inovasi dari sisi kemasan kecap yaitu berupa sachet
ReputasiMempunyai kualitas kecap yang terjaga selama 80 tahunCorporate Brand Unilever tidak diragukan lagi dalam industri consumer goods
2.1.4 Key Processes
Dalam key resources dan key processes dijelaskan bagaimana value akan
disampaikan kepada konsumen dan perusahaan. Key processes sendiri
menurut Mark W. Johnson mengandung Processes, rules and metrics dan
norms.
Bisnis Model Kecap Bango Unilever I9
Pendapatan 261.5 M
COGS 79.5 M
Laba Kotor 182 M
Beban pemasaran dan umum 23 M
Laba bersih 159 M
Business Strategy MM-5012
Processes pada kecap Bango mencangkup hal yaitu design, hiring
and training, manufacturing dan marketing. Ketiga hal ini tentunya
akan memberikan value kepada konsumen.
Design
Sejak Unilever mengakuisisi kecap Bango, hal pertama yang
dilakukan sebelum meluncurkan kecap Bango hasil akuisisi, tim
Unilever melakukan re-design tentang performa penampilan atau
packaging. Kemasan kecap Bango di desain ulang menjadi lebih
fresh, penuh warna dan terlihat muda. Dengan begitu, image yang
baru akan ditangkap oleh calon konsumen baru untuk mencoba
Bango.
Hiring dan Training
Salah satu kekuatan Unilever ada pada kualitas sumber daya manusia
atau SDM-nya. Unilever secara rutin merekrut calon karyawannya dari
universitas-universitas terkemuka. Setelah itu diberikan pelatihan
Management Trainee (MT) seperti sistem produksi, pemasaran dan
keuangan selama tiga bulan. Setelah MT ini, calon karyawan tidak
langsung kerja tetapi diberi training lanjutan berbagai bidang seperti
manufaktur, pemasaran, penelitian dan pengembangan. Saat ini
jumlah karyawan yang tercantum dalam laporan tahunan mencapai
4.796 orang yang diserap oleh Unilever secara langsung. Selain itu,
Unilever menyediakan wadah seperti Unilever Future Leaders
Program bagi karyawannya yang ingin lebih maju. Dengan
memberikan pelatihan yang terstandar, maka akan mudah bagi
Unilever untuk mengejar visi yang mereka ciptakan.
Manufacturing
Dengan SDM yang dimiliki melalui pelatihan yang diberikan oleh pihak
internal Unilever sendiri, maka proses inventarisasi, prosedur,
pembelian barang, pengendalian mutu, biaya produksi, produktivitas
kerja, jadwal produksi, tenaga kerja, penggunaan fasilitas, dan
pemeliharaan peralatan dapat dilakukan dengan baik dan kontrol yang
terstandar. Perusahaan merangkul keragaman dalam tenaga kerja.
Produktivitas kerja yang berusaha ditingkatkan dari tahun per tahun
dengan melatih SDM dalam bidang produksi dan keuangan.
Marketing
Divisi lain yang menjadi andalan dan sudah diketahui oleh pihak
manapun bahwa Unilever adalah rajanya marketing. Proses ini tidak
Bisnis Model Kecap Bango Unilever I10
Business Strategy MM-5012
hanya memakan porsi biaya yang besar juga memerlukan tim kreatif
tersendiri dengan marketing communication yang unik sehingga
advertising Bango tersebut dapat melekat pada siapa yang
menontonnya. Bango menggelontorkan dana untuk iklan mencapai Rp
23 Milyar sendiri pada tahun 2006 baik untuk above the line dan below
the line. Festival Jajanan Bango sebagai below the line-nya Bango
juga sebagai ajang edukasi untuk target konsumen yang dituju dengan
pelestarian makanan tradisional di dalamnya.
Rules and Metrics
Bango Unilever mempunyai Kode Etik Mitra Usaha dan Kode Etik
Pertanian Berkelanjutan (SAC) sebagai supplier terms yang harus
dipenuhi oleh petani kacang kedelai hitam. Dengan begitu, petain
diberikan syarat-syarat agar bisa terus menjadi mitra Bango. Selain
itu, Bango juga memberikan pelatihan manajerial juga kepada
mitranya. Dan Bango juga melakukan audit kepada petani lewat
Supplier Ethical Data Exchange (SEDEX) sebagai standar untuk
mengontrol kinerja petani.
Norms
Pendekatan Bango sebagai pemimpin pada industri kecap adalah
mempromosikan keuntungan dari produk ini menggunakan saluran
berbeda dari brand komunikasi. Iklan dapat menjadi kekuatan penuh
pada perubahan perilaku konsumen.
2.2 Value Chain Analysis
Dalam Value Chain Analysis Porter (1980) maka akan dibagi menjadi dua, yaitu
primary activity dan Support Activity. Untuk lebih jelas akan diuraikan pada table
dibawah:
Bisnis Model Kecap Bango Unilever I11
Business Strategy MM-5012
2.3 Activites Map
2.4 Business Model and Value Proposition Alignment
Seperti disebutkan bab 2.1.1 tentang Customer Value Proposition, maka dibawah ini
akan diklasifikasikan kedalam tabel:
Bisnis Model Kecap Bango Unilever I12
Adanya kebijakan yang mengedepankan Adanya prosedur yang jelas sehingga
karyawan sehingga semakin produktif memudahkan integrasi produksi
Adanya pelatihan agar kinerja karyawan Adanya kebijakan yang membuat turnover
dapat meningkat dan efisien karyawan semakin rendah dari tahun ke tahun
Pabrik yang modern sehingga biaya produksi Adanya kemampuan di bidang inovasi
dapat seminimal mungkin untuk pengembangan produk ke depan
Adanya sistem dan prosedur untuk menjadi pemasok Adanya evaluasi pemasok melalui SEDEX atau
untuk menjaga kualitas via Kode Etik Mitra Usaha Supplier Ethical Data Exchange
Prim
ary A
ctivit
ies
Firm Infrastructure
Human Resource Management
Technology Development
Procurement
Supp
ort A
ctivit
ies
Bahan baku berupa Pabrik yang dekat Jalur distribusi yang komunikasi yang ter Produk yang tersedia
kacang kedelai hitam dengan raw material, luas di seluruh negeri integrasi baik lewat lengkap sehingga
didapat dari binaan Adanya kontrol yang baik dari pasar tradi iklan TV, radio, media gampang ditemukan.
Unilever agar kualitas ketat dan prosedur sional sampai modern cetak, maupun berte Adanya suara konsu
dapat terjamin agar produk yang di dengan waktu order mu langsung dengan men untuk keluhan
dengan begitu dapat hasilkan memenuhi yang tepat konsumen via Festival dan masukan bagi
menekan biaya standar dan memper Jajanan Bango Bango
kecil kegagalan
produksi
Inbound Logistics Operations Outbound Logistics Marketing and Sales Service
Prim
ary A
ctivit
ies
“To become the first choice of consumer, costumer and community”“To become the first choice of consumer, costumer and community”
Pasar modern
Marketing
Modern
Terbarukan
Inovasi
Above the line
Below the line
Nasional
Pasar tradisional
Petani pilihan
Bahan yang terstandar
Adanya evaluasi bagi pemasok
Kontrol dan standarisasi
Perekrutan yang rutin
Pelatihan
Karyawan Handal
Pemasok (petani)
RegulasiSDM
Tekhnologi
Produksi
Keunggulan Kompetitif:Kualitas, inovasi dan pemasaran efektif
Distribusi
Business Strategy MM-5012
Melihat tabel diatas, bisa kita lihat bahwa harga Bango sudah cukup kompetitif
dengan kualitas di atas rata-rata pesaing. Dari awal segmen Bango adalah ibu-ibu
rumah tangga dengan SES AB pada rentang umur 25 sampai 45 tahun. Tetapi
sekarang, Bango juga memperluas segmen kepada penjaja makanan kaki lima
sehingga harga yang ditawarkan sudah kompetitif. Fitur berupa inovasi terbukti
dilakukan oleh Bango, salah satunya dengan memproduksi berbagai kemasan dan
ukuran untuk membidik pasar kelas ekonomi yang lebih luas. Bango meluncurkan
kemasan plastik isi ulang. Dan pada tahun 2007, meluncurkan kemasan sachet.
Sehingga selain punya kemasan orisinil yaitu botol, Bango juga memiliki kemasan isi
ulang dan sachet.
Berbicara mengenai kualitas, sejak 1928 sampai sekarang Unilever menempatkan
Bango sebagai kecap berkualitas lantaran dibuat dari empat bahan alami pilihan:
Kedelai hitam, gula kelapa, air, dan garam tanpa tambahan MSG, pengawet maupun
pewarna. Sehingga selain memenuhi kualitas sebagai kecap juga menambahkan
kualitas yang diatas pesaing. Masalah hubungan dengan konsumen dalam artian
hubungan jangka panjang, Unilever dalam kategori minimal dalam artian memiliki
nomor telepon untuk suara konsumen ataupun via e-mail.
Setelah mengakuisisi Kecap Bango, Unilever memperlebar cakupan distribusi kecap
Bango secara nasional. Distribusi Bango sudah mencangkup semua kalangan sesuai
dengan targetnya yaitu memperluas pasar. Saat ini Bango dapat ditemukan di pasar-
pasar tradisional sampai ke pada pasar modern. Dari pedagang kaki lima sampai
Bisnis Model Kecap Bango Unilever I13
Business Strategy MM-5012
restoran kelas atas. Dengan begitu masalah ketersediaan tergolong universal.
Reputasi Bango yang berumur 80 tahun dan Unilever tergolong dalam respected dan
Bango sendiri masuk kedalam functional sebagai penyedap masakan.
2.5 Business Model Needs Analysis
Dalam bab ini, diperlukan sedikit perubahan dalam model bisnis untuk meningkatkan
merek dari Bango agar lebih mendekatkan dengan konsumen. Dapat dilihat pada
tabel dibawah:
Dari tabel diatas bisa dilihat bahwa elemen harga dan ketersediaan sudah pada
tahap yang paling sesuai, sehingga tidak diperlukan lagi perubahan.
III. Kesimpulan dan Saran
3.1 Kesimpulan
Seperti terlihat dari bisnis modelnya bahwa Unilever sudah memberikan yang terbaik
untuk memajukan brand Bango. Dengan keunggulan kompetitif dari Unilever Bango
berupa kualitas, inovasi dan pemasaran, kecap Bango melaju melewati pesaingnya.
Semua proses dilakoni dengan prosedur yang jelas, dimulai dari hulu seperti petani
yang mereka kelola, proses produksi yang ketat sampai tahap pemasaran yang
gencar lewat media komunikasi yang cocok sesuai segmen Bango dengan kualitas
yang tidak berubah selama 80 tahun. Harga yang kompetitif serta kemasan yang di
remajakan lewat karya inovasi serta jaringan distribusi yang luas membuat Bango
selangkah lebih maju dari pesaingnya. Pemilihan strategi bisnis berupa differentiation
menciptakan value tersendiri bagi konsumen yang memakainya. Bisnis model yang
dimiliki kecap Bango membuahkan Top Brand Award pada tahun 2010.
3.2 Saran
Setelah menjadi pemenang di pasar dalam negeri, ada baiknya pihak Unilever mulai
mengkaji untuk memasarkan kecap Bango di pasar luar negeri. Setidaknya
memasarkan di negara-negara yang jumlah warga negara Indonesia (WNI) yang
Bisnis Model Kecap Bango Unilever I14
Element Element Business ImperativesPrice 3 3 Cost Tidak diperlukan perubahanFeatures 2 3 Innovation Diperlukan inovasi agar selalu di depanQuality 2 1 Reliability Diperlukan peningkatan kualitas
Diperlukan untuk menjaga hubunganDiperlukan untuk meningkatkan respon
Availability 5 5 Channels Tidak diperlukan perubahanDiperlukan untuk menjaga imageDiperlukan untuk mempertahankan reputasi
Reputation 4 2 Brand
MovementValue Proposition Business Model
Support 5 2 Relationships
Business Strategy MM-5012
besar seperti negara-negara Asia Tenggara, Hongkong dan Australia. Atau Bango
boleh melirik kecap asin sebagai differensiasi produk untuk mengejar pasar
internasional yang memang mengenal kecap sebagai kecap asin. Dengan begitu,
eksistensi Bango akan lebih panjang lagi di masa depan. Selain itu, kecap Bango
perlu melakukan peningkatan pada isi features, quality, support dan reputation
apabila melihat dari model bisnis need analysis.
3.3 Lesson Learned
Ada pelajaran yang penulis petik dari Bango yang diambil alih oleh Unilever ini.
Usaha tingkat UKM bisa saja menjadi lirikan apabila usaha tersebut memberikan
keunikan dan selalu menjaga kualitas dari produknya. Apa yang dilakukan Unilever
dalam mengakuisisi telah tepat untuk menambah portfolio bisnis mereka di dunia
makanan. Pihak Unileverpun mempertahankan kualitas rasa Bango dan inovasi pada
sisi kemasan membuat Bango semakin diterima oleh masyarakat Indonesia. Penulis
yakin bahwa Bango merupakan tempat belajar yang berharga bagi Unilever. Melihat
model bisnis diatas, tidak aneh kalau Unilever dengan brand Bango-nya akan terus
meraup pundi-pundi profit di masa depan.
Selain itu, dalam model bisnis, Value proposition memberikan value kepada
konsumen sedangkan formula profit menjelaskan value kepada perusahaan.
Sedangkan Key resources dan key processes menggambarkan bagaimana value
akan disampaikan kepada baik konsumen maupun perusahaan.
Bisnis Model Kecap Bango Unilever I15
Business Strategy MM-5012
Lampiran
Lampiran 1. Five Forces Porter
Source: www.maven.wordpress.com
Bisnis Model Kecap Bango Unilever I16
Business Strategy MM-5012
Lampiran 2. Harga Kecap Manis Nasional
Source: www.harga-daftar-biaya.web.id
Lampiran 3. Business-Level Strategy Porter
Source: www.blog.sebastianperrier.com
Lampiran 4. Unilever’s Income Statement 2010
Bisnis Model Kecap Bango Unilever I17
Harga dalam rupiah (per 18 April 2011)
14 ml (sachet) 500100 ml (pounch) 2,000135 ml (botol) 4,000225 ml (pounch) 5,500300 ml (botol) 8,000600 ml (pounch) 12,500620 ml (botol) 19,000
Sachet 400100 ml (pounch) 1,700140 ml (botol) 3,600275 ml (botol) 7,300600 ml (pounch) 11,800620 ml (botol) 17,800
140 ml (botol) 3,500625 ml (botol) 12,000
140 ml (botol) 3,400240 ml (botol) 6,300625 ml (botol) 11,800
Sachet 200140 ml (botol) 3,100620 ml (botol) 12,500
Kecap Indofood Indofood
Kecap Nasional Sari Sedap Indonesia
Kecap Sedaap Wings Food
Merek Produsen Ukuran(kemasan)
Kecap Bango Unilever
Kecap ABC Heinz ABC
Business Strategy MM-5012
Source: www.unilever.co.id
Lampiran 5. Value Chain Analysis
Source: www.remnet.com
Lampiran 6. Produk-produk Bango
Bisnis Model Kecap Bango Unilever I18
Business Strategy MM-5012
Source: www.unilever.co.id
Referensi:
Ireland, R. Duane, Hoskisson, Robert E., Hitt, Michael A., 2009. The Management of Strategy. 9th ed. South-Western: Cengage Learning
Prasetyantoko, A., 2003, Membumikan Operasi Perusahaan Besar di Indonesia, Jurnal Manajemen Bisnis, Vol. 1, no. 2, pp. 146
Johnson Mark W., Christensen Clayton M., Kagerman, Henning, 2008. Reinventing Your Business Model. [review] December 2008 ed. Harvard: Harvard Business School Publishing
www.unilever.co.id [tanggal akses 18 April 2011]
Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Desember 2010, PT Unilever Indonesia Tbk dan anak perusahaan, [internet]. Tersedia pada: http://www.unilever.co.id/id/Images/FS%20ULI%20Q4%2020101%20FINAL%20complete_tcm108-262080.pdf [tanggal akses 18 April 2011]
Bisnis Model Kecap Bango Unilever I19
Business Strategy MM-5012
Irawan, Handi. 2010. Top Brand Strategic Thinker. TopBrand-Award [internet]. Tersedia pada: http://www.topbrand-award.com/strategic_thinker.php [tanggal akses 18 April 2011]
BusinessNews, 2010. Kedelai. Bataviase, [internet] 4 Desember. Tersedia pada: http://bataviase.co.id/node/485318 [tanggal diakses 18 April 2011]
Katawaktu, 2008, Manisnya Kecap. Blog, [internet] 14 Desember. Tersedia pada: http://katawaktu.multiply.com/journal/item/112 [tanggal diakses 18 April 2011]
Swa, 2004. Berebut Kecap Nomor 1. Swa Sembada [internet]. 2 September. Tersedia pada: http://swa.co.id/2004/09/berebut-kecap-nomor-1/ [tanggal diakses 18 April 2011]
Wikimu, 2007. Kecap Bango, Wikimu [internet]. 19 September. Tersedia pada: http://www.wikimu.com/Testimonial/Display.aspx?id=40 [tanggal akses 18 April 2011]
Bisnis Model Kecap Bango Unilever I20