Tutorial i - Meningitis
-
Upload
anonymous-u4nhgt7doz -
Category
Documents
-
view
234 -
download
1
Transcript of Tutorial i - Meningitis
MENINGITIS
Pembimbing : dr. Gea Padhita, M.Kes, Sp.S
KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU PENYAKIT SARAFRUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA PONDOK KOPI – FKK UMJ
DEFINISI
• Meningitis adalah inflamasi pada membran yang menutupi organ sistem saraf
pusat, yang biasanya dikenal dengan meningens (radang pada arachnoid dan
piamater).
• Meningitis dapat berkembang sebagai respon dari berbagai kasus, seperti agen
infeksi, trauma, kanker, atau penyalahgunaan obat. Agen infeksi dapat berupa
bakteri, virus, ricketsia, protozoa, dan jamur.
ANATOMI DAN FISIOLOGI
• Piamater• Arachnoid• Duramater
Struktur meninges dari luar adalah, dura mater, araknoid mater, dan piamater. Meningea terdiri dari tiga lapis, yaitu :
• Melapisi dan memberikan proteksi kepada struktur organ sistem saraf pusat(otak dan medula spinalis).
• Memberikan proteksi pembuluh darah yang terdapat di otak dan menutupi sinus venosus.
• Mengandungi likour serebrospinalis• Membentuk partisi/ bagian bagian dari
otak
Fungsi lapisan selaput otak
Lipatan ganda duramater membentuk :1. Falk serebri2. Tentorium3.Falk serebeli
- Perdarahan duramater besaral dari arteri karotis eksterna dengan percabangannya arteri maksilaris yang bercabang untu mendarahi secara langsung adalah arteri meningea media.
- Persarafan. Duramater diatas tentorium dipersarafi oleh cabang-cabang nervus trigeminus. ( reseptor nyeri)
- Arakhnoid. Arakhnoid otak dan medula spinalis merupakn membran avaskular yang tipis dan rapuh yang berhubungan erat dengan permukaan dalam duramater. Ruang antara arakhnoid dan piamater berisi cairan serebrospinal- Piamater melekat pada sistem saraf pusat dibawahnya melalui membran ektodermal yang terdiri dari astrosit marginal
PATOFISIOLOGI
Agen penyebabInvasi ke
susunan saraf pusat melalui aliran darah
Bermigrasi ke lapisan
subarachnoid
Respon inflamasi di piamater, arachnoid,
cairan cerebrospinal, dan ventrikuler
Eksudat menyebar di seluruh saraf cranial dan saraf spinal
Kerusakan neurologist
GEJALA KLINIS
Gejala infeksi akut :• Panas• Nafsu makan tidak ada• Anak lesu
Gejala kenaikan tekanan intracranial :• Kesadaran menurun• Kejang-kejang• Ubun-ubun besar menonjol
Gejala rangsangan meningeal• Kaku kuduk • Kernig• Brudzinky I dan II positif
DIAGNOSIS
Diagnosis kerja ke arah meningitis dapat dipikirkan apabila menemukan gejala dan tanda-tanda klinis meningitis.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Pungsi LumbalPemeriksaan DarahPemeriksaan Radiologis
TATALAKSANA
Antibiotik yang diberikan kepada penderita tergantung dari jenis bakteri yang ditemukan.
Obat anti inflamasi• 1) Meningitis tuberkulosa :• a) Isoniazid 10 – 20 mg/kg/24 jam oral, 2 kali
sehari maksimal 500gr selama 1 ½ tahun.• b) Rifamfisin 10 – 15 mg/kg/ 24 jam oral, 1 kali
sehari selama 1tahun.• c) Streptomisin sulfat 20 – 40 mg/kg/24 jam
sampai 1 minggu, 1– 2 kali sehari, selama 3 bulan.
• 2) Meningitis bacterial, umur < 2 bulan :• a) Sefalosporin generasi ke 3• b) ampisilina 150 – 200 mg (400 gr)/kg/24 jam
IV, 4 – 6 kalisehari.• c) Koloramfenikol 50 mg/kg/24 jam IV 4 kali
sehari.• 3) Meningitis bacterial, umur > 2 bulan :• a) Ampisilina 150-200 mg (400 mg)/kg/24 jam
IV 4-6 kali sehari.• b) Sefalosforin generasi ke 3.
Pengobatan simtomatis • 1) Diazepam IV : 0.2 – 0.5 mg/kg/dosis, atau
rectal 0.4 – 0.6/mg/kg/dosis kemudian klien dilanjutkan dengan.
• 2) Fenitoin 5 mg/kg/24 jam, 3 kali sehari. • 3) Turunkan panas• a) Antipiretika : parasetamol atau salisilat
10 mg/kg/dosis.• b) Kompres air .• c) Pengobatan suportif :• 1)Cairan intravena.• 2) Zat asam, usahakan agar konsentrasi
O2 berkisar antara 30– 50%.
PROGNOSIS
Penderita meningitis dapat sembuh, baik sembuh dengan cacat motorik atau mental atau meninggal tergantung :▪ Umur penderita▪ Jenis kuman penyebab▪ Berat ringan infeksi▪ Lama sakit sebelum mendapat pengobatan▪ Kepekaan kuman terhadap antibiotic yang diberikan▪ Adanya dan penanganan penyakit
Kesimpulan
Meningitis termasuk dalam kedaruratan medis yang tinggi dan diagnosis dini, cepat, dan tepat merupakan hal yang penting. Adanya kecurigaan yang tinggi terhadap adanya meningitis mengharuskan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium dengan segera, karena resiko kematian atau kerusakan yang ireversible adalah sangat besar, kecuali pengobatan dimulai dengan segera.
Daftar Pustaka
▪ Allan R. Tunkel. 2011. Practice Guidlines For The Management Of Bacterial Meningitis.New York: IDSA Guidline
▪ David M Bamberger.2010. Diagnosis, Initial Management and Prevention of Meningitis. America : AFP
▪ Dewanta, George, Suwono, J Wita dkk. 2010. Panduan Praktis Diagnosis dan Tatalaksana Penyakit Saraf. Jakarta : EGC
▪ M.Baehr and M. Frotscher. 2010. Diagnosis Topik Neurologi DUUS ,Edisi ke-4. Jakarta : EGC
▪ Meninges. Dalam ; Marieb E.dan Hoehn. K. Human anatomy and physiology. Edisi VII. Pearson education. 2007
▪ Standar Pelayanan Medik. PERDOSSI