Tutorial Apn

48
Tutorial Asuhan Persalinan Normal dr. pembimbing : dr. EDY PURWANTA, Sp.OG KEPANITERAAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI RSIJ CEMPAKA PUTIH Annisa Carolina M. Agies Maulana Debi Lailatul Rahmi Indana Zulfa Erlyn Yulita Sumarni Aprilia Fitriya Sujatmaka Siti Noviyanti

description

apn

Transcript of Tutorial Apn

Page 1: Tutorial Apn

Tutorial Asuhan Persalinan Normal

dr. pembimbing : dr. EDY PURWANTA, Sp.OGKEPANITERAAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

RSIJ CEMPAKA PUTIH

Annisa CarolinaM. Agies Maulana

Debi Lailatul RahmiIndana ZulfaErlyn Yulita

Sumarni ApriliaFitriya Sujatmaka

Siti Noviyanti

Page 2: Tutorial Apn

PendahuluanDasar asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama persalinan dan setelah bayi lahir, serta upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan pasca persalinan, hipotermia, dan asfiksia bayi baru lahir.

Page 3: Tutorial Apn

Tujuan Tujuan asuhan persalinan normal adalah mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal.

Page 4: Tutorial Apn

Jenis-jenis panggul

Page 5: Tutorial Apn

Pintu Atas Panggul

Page 6: Tutorial Apn

Pintu atas panggul dinyatakan sempit bila ukuran Diameter antero-posterior terpendek < 10 cm Diameter tranversal terbesar < 12 cm

Perkiraan Diameter AP – Pintu Atas Panggul dilakukan melalui pengukuran Conjugata Diagonalis secara manual (VT) dan kemudian dikurangi 1.5 cm ; sehingga kesempitan pintu atas panggul sering ditegakkan bila ukuran CD < 11.5 cm.

Page 7: Tutorial Apn

Mengukur conjugata diagonalis

Page 8: Tutorial Apn

Pintu Tengah Panggul Bidang obstetrik Bidang Tengah Panggul terbentang dari

tepi bawah simfisis pubis melalui spina ischiadica dan mencapai sacrum didekat pertemuan antara vertebra Sacralis 4 – 5.

Garis penghubung kedua spina ischiadica membagi Bidang Tengah Panggul menjadi bagian anterior dan bagian posterior.

Batas anterior Bidang Tengah Panggul bagian anterior adalah tepi bawah Simfisis Pubis dan batas lateralnya adalah rami ischiopubic.

Batas dorsal Bidang Tengah Panggul bagian posterior adalah sacrum dan batas lateralnya adalah ligamentum sacrospinosum.

Page 9: Tutorial Apn
Page 10: Tutorial Apn

Ukuran rata-rata Bidang Tengah Panggul : Diameter tranversal (interspinous) = 10.5 cm Diameter AP (tepi bawah SP sampai pertemuan

S4 – S5) 11.5 cm Diameter Sagitalis Posterior - DSP ( titik

pertengahan diameter interspinous dengan pertemuan S4 – S5) 5 cm

Page 11: Tutorial Apn

Kesempitan BTP tidak dapat dinyatakan secara tegas seperti kesempitan PAP

Chen dan Huang ( 1982) : BTP diperkirakan mengalami kesempitan bila

jumlah dari Diameter Interspinous + DSP ( normal 10.5cm + 5cm = 15.5 cm) kurang dari 13.5 cm. Dengan demikian maka BTP diduga mengalami penyempitan bila Ø interspinous

Dugaan adanya kesempitan BTP adalah bila pada pemeriksaan panggul teraba adanya penonjolan spina ischiadica yang menyolok.

Page 12: Tutorial Apn

Pintu Bawah Panggul Pintu Bawah Panggul dinyatakan sempit bila

diameter intertuberosa <8cm. Pintu Bawah Panggul berbentuk dua buah

segitiga yang memiliki satu sisi bersama ( berupa diameter intertuberous) dan tidak terletak pada bidang yang sama.

Apex segitiga anterior permukaan posterior arcus pubis.

Apex segitiga posterior ujung vertebra sacralis terakhir ( bukan ujung coccyx).

Page 13: Tutorial Apn
Page 14: Tutorial Apn

PENILAIAN KAPASITAS PANGGUL

1. Pengukuran Conjugata Diagonalis dengan pemeriksaan panggul

2. Pengukuran diameter interspinarum3. Penonjolan spina ischiadica4. Sudut arcus pubis <90 derajat5. [ Pemeriksan X-ray pelvimetri ]6. [ Computed Tomography Scanning ]7. [ Magnetic Resonance Imaging ]

Page 15: Tutorial Apn

Ukuran Luar Panggul Distansia Cristarum : (28-30cm)

merupakan jarak terpanjang antara dua tempat yang simetris pada krista iliaka sinistra dan dekstra.

Distansia Spinarum : (24-26cm) merupakan jarak antara SIAS dekstra dan sinistra.

Konjugata Eksterna : 18cm merupakan jarak antara bagian atas simfisis ke prosesus

spinosus lumbal

Page 16: Tutorial Apn

Gambar 2a 1. Distantia Cristarum2. Distantia Spinarum3. Conjugata Externa

Gambar 2bConjugata Externa

Page 17: Tutorial Apn

DefinisiPersalinan adalah peristiwa keluarnya janin dan plasenta dari uterus. Persalinan normal terdiri dari dua peristiwa utama yaitu proses persalinan kala I (labor) serta proses kelahiran kala II (delivery) dan kala III (persalinan plasenta.

Page 18: Tutorial Apn

DefinisiProses persalinan ( labor ) : proses dilatasi dan pendataran servik yang progresif akibat adanya kontraksi uterus yang berulang serta proses meneran untuk mengawali ekspulsi produk konsepsi – Kala I

Page 19: Tutorial Apn

Definisi

Proses kelahiran (delivery) : proses ekspulsi janin (kala II) dan plasenta (kala III).

Page 20: Tutorial Apn

Tanda-Tanda In Partu1.Rasa sakit oleh adanya His yg dtg lbh kuat,sering & teratur2.Keluar lendir bercampur darah (Show) yg lbh banyak krn robekan kecil pd serviks3.Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya4.Pada pemeriksaan dalam: serviks mendatar & pembukaan telah ada

Page 21: Tutorial Apn

Faktor-Faktor PersalinanPower ( kontraksi uterus ) ; pada kala II, selain gangguan kontraksi uterus juga dapat disebabkan oleh gangguan kemampuan meneran.

Passage ( jalan lahir ) , jalan lahir keras ( tulang panggul ) atau jalan lahir lunak ( organ sekitar jalan lahir )

Passanger ( janin ) , besar janin, letak, posisi dan presentasi janin.

Page 22: Tutorial Apn

Pembagian Partus Berdasarkan Cara Persalinan

Persalinan normal Persalinan

abnormal (distosia)

Page 23: Tutorial Apn

• adalah peristiwa adanya kontraksi uterus yang disertai dengan kemajuan proses dilatasi dan pendataran servik.

Persalinan Normal

• adalah persalinan yang berjalan tidak normal. Seringkali pula disebut sebagai partus lama, partus tak maju, disfungsi persalinan atau disproporsi sepalo pelvic (CPD).

Persalinan Abnormal (distosia)

Page 24: Tutorial Apn

Stadium persalinan dibagi menjadi 4 :

• Fase Laten [ dilatasi 0-3 cm ]

• Fase Aktif [ dilatasi 3-10 cm ]

Kala I mulai saat inpartu sampai dilatasi lengkap

Kala II mulai dilatasi lengkap sampai janin lahir Kala III kala pengeluaran plasentaKala IV 2 jam pasca persalinan

Page 25: Tutorial Apn

KALA I Tanda dan gejala inpartu

Penipisan dan pembukaan serviks Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan

serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit) Cairan lendir bercampur darah (“show”) melalui

vagina

Page 26: Tutorial Apn

• Dimulai sejak awal berkontraksi yg menyebabkan penipisan & pembukaan serviks secara bertahap

• Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm

• Pada umumnya, fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.

Fase Laten

• Frekuensi & lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap (kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi 3 x atau lebih dalam waktu 10 menit, & berlangsung selama 40 detik atau lebih)

• Dari pembukaan 4 cm sampai lengkap atau 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm perjam (nulipara atau primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara)

• Terjadi penurunan bagian terbawah janin

Fase Aktif

Page 27: Tutorial Apn

• berlangsung 2 jam pembukaan menjadi 4 cm

Fase akselerasi

:• selama 2 jam

pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm

Fase dilatasi

maksimal : • berlangsung lambat,

dalam waktu 2 jam pembukaan jadi 10 cm / lengkap

Fase deselerasi

:

Pada fase ini berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase, yaitu :

Page 28: Tutorial Apn

Perbedaan Lama Persalinan pada Primigravida dengan Multigravida

Primigravida

Kala I dapat lebih panjang (s/d 12 jam)Penipisan

serviks terjadi lebih dulu , baru kemudian diikuti

pendataran serviks

Multigravida

Kala I umumnya lebih singkat ( ±

8 jam ) Penurunan dan

pendataran serviks terjadi

hampir simultan

Page 29: Tutorial Apn

Posisi bersalin

Page 30: Tutorial Apn

Manajemen Aktif kala I

• Untuk memantau kontraksi uterus dengan cara letakan tangan penolong diatas uterus dan palpasi jumlah kontraksi yang terjadi dalam kurun waktu 10 menit, gunakan jarum detik pada jam. Memantau tiap ½ jam sekali pada fase aktif.

Memantau Kontraksi Uterus

Page 31: Tutorial Apn

• Lakukan pengukuran pada saat uterus tidak berkontraksi menggunkan pita pengukur atau meteran pengukur. Ibu dengan posisi setengah duduk dan tempelkan ujung pita (posisi melebar) mulai dari tepi atas simpisis pubis, kemudian rentangkan pita di linea mediana dinding depan abdomen hingga ke puncak fundus. Jarak tepi atas simfisis pubis dan puncak fundus uteri adalah tinggi fundus.

Menentukan Tinggi fundus Uteri

Page 32: Tutorial Apn

Memantau Denyut Jantung Janin

Menentukan Presentasi

Menentukan Penurunan

Bagian Terbawah Janin

Periksa DalamPartograf pada kala 1 fase aktif (untuk menilai kemajuan persalinan)Kontrol tanda-tanda vital ibu tiap 4 jam

Page 33: Tutorial Apn

Kala II

• Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi

• Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan/atau vagina

• Perineum menonjol• Vulva vagina dan sfingter ani membuka

Gejala dan tanda pada kala II persalinan adalah :

• Pembukaan serviks telah lengkap, atau• Terlihatnya bagian kepala bayi melalui

introitus vagina

Tanda pasti kala dua ditentukan melalui periksa dalam yang hasilnya :

Page 34: Tutorial Apn

Mekanisme turunnya kepala janin: 1. Engagement (fiksasi)2. Decensus (penurunan kepala)3. Fleksi4. Internal rotation (putar paksi dalam)5. Defleksi (extensi) 6. External rotation (putar paksi luar) 7. Ekspulsi

Page 35: Tutorial Apn

Engagement (fiksasi) Diameter biparietal sudah melewati pintu atas

panggul.

Proses engagemen kedalam pintu atas panggul

dapat melalui proses Sinklitismus ,

Asinklitismus Anterior dan Asinklitismus

Posterior

Decensus o Penurunan kepala lebih lanjut ke dalam panggul

o Terjadi asinklitismus posterior

Page 36: Tutorial Apn

o Normal sinklitismus : Sutura sagitalis tepat diantara simfisis pubis dan sacrum.

o Asinklitismus anterior : Sutura sagitalis lebih dekat kearah sacrum.

o Asinklitismus posterior: Sutura sagitalis lebih dekat kearah simfisis pubis (parietal bone presentasion)

Sinklitismus Asinklitismus posteriorAsinklitismus anterior

Page 37: Tutorial Apn

Fleksi Akibat adanya tahanan

servik, dinding panggul dan otot dasar panggul.

Diperlukan agar dapat terjadi engagemen dan desensus.

Bila ada kesempitan panggul, dapat terjadi ekstensi kepala sehingga terjadi letak defleksi (presentasi dahi, presentasi muka).

Page 38: Tutorial Apn

Internal rotasi

UUK berputar ke depan dibawah symphisis

Bersama dengan gerakan desensus, bagian terendah janin mengalami putar paksi dalam pada level setinggi spina ischiadica (bidang tengah panggul).

Kepala berputar dari posisi tranversal menjadi posisi anterior (kadang-kadang kearah posterior).

Putar paksi dalam berakhir setelah kepala mencapai dasar panggul.

Page 39: Tutorial Apn

ekstensi Aksis jalan lahir mengarah kedepan atas, maka

gerakan ekstensi kepala harus terjadi sebelum

dapat melewati pintu bawah panggul.

Akibat proses desensus lebih lanjut, perineum

menjadi teregang dan diikuti dengan

“crowning” persalinan spontan akan segera

terjadi dan penolong persalinan melakukan

tindakan dengan Perasat Ritgen

Episiotomi tidak dikerjakan secara rutin akan

tetapi hanya pada keadaan tertentu.

Page 40: Tutorial Apn

Rotasi externa Kepala berputar menyesuaikan

sumbu badan

Setelah kepala lahir, terjadi putar

paksi luar (restitusi) posisi kepala

kembali pada posisi saat engagemen

terjadi dalam jalan lahir.

Gerakan ini mengikuti masuknya

bahu kedalam panggul

Page 41: Tutorial Apn
Page 42: Tutorial Apn

Pemantauan Selama Kala IINadi Ibu setiap 30 menitFrek dan lama kontraksi setiap 30

menitDJJ setiap selesai meneran atau setiap

5-10 menit sekaliPenurunan Kepala Bayi setiap 30

menit melalui pemeriksaan (pemeriksaan luar) dan pemeriksaan dalam setiap 60 menit atau jika ada indikasi, hal ini dilakukan lebih cepat

Warna cairan ketuban jika selaputnya sudah pecah (jernih atau bercampur mekonium atau darah)

Apakah ada presentasi majemuk atau tali pusat di samping atau terkemuka

Putaran paksi luar segera setelah kepala bayi lahir

Page 43: Tutorial Apn

Kala III

Kala III adalah kala pengeluaran

plasenta

Page 44: Tutorial Apn

• Perubahan bentuk dan tinggi fundus

• Semburan darah yang mendadak dan singkat

• Tali pusat memanjang

Tanda-tanda terlepasnya plasenta

• Pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir

• Melakukan penegangan tali pusat terkendali

• Massase fundus

Manajemen aktif kala III

Page 45: Tutorial Apn

Kala IV

• Massase uterus• Evaluasi tinggi fundus dengan

meletakkan jari tangan anda secara melintang dengan pusat sebagai patokan.

• Memperkirakan kehilangan darah secara keseluruhan

• Dengan cara melihat volume darah yang terkumpul dan memperkirakan berapa banyak botol 500ml dapat menampung semua darah itu. Bisa juga dengan cara tidak langsung dengan cara melalui penampakan gejala dan tekanan darah

• Periksa kemungkinan perdarahan dari robekan (laserasi atau episiotomi)

Pemantauan Pada Kala IV

Page 46: Tutorial Apn

5 Aspek dasar

Membuat keputusan klinikAsuhan sayang ibu dan

sayang bayiPencegahan infeksi

Pencatatan (dokumentasi)Rujukan

Page 47: Tutorial Apn

Daftar Pustaka

Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi. Jakarta. Oktober 2002.

Prawirohardjo, Pror. Dr. dr. Sarwono, Sp.OG. Ilmu Kebidanan Ed. 4, Cet. 1. PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2008.

  Sinopsis Obstetri, Jilid I Edisi 2. Jakarta : ECG, 1998

Page 48: Tutorial Apn

Thank You…