TUGAS KRITISI JURNAL

13
TUGAS KRITISI JURNAL Risk Of Placenta Previa In Second Birth After First Birth Cesarean Section: A Population-Based Study And Meta-Analysis KELOMPOK IV Yananda Maulina 105070200111007 Aliyah Adek Rahmah 105070200111024 Laelis Sakadah 105070201111010 Arinta Novia Hapsari 105070207111005 JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

description

kritisi jurnal reproduksi

Transcript of TUGAS KRITISI JURNAL

Page 1: TUGAS KRITISI JURNAL

TUGAS KRITISI JURNAL

Risk Of Placenta Previa In Second Birth After First Birth Cesarean Section: A

Population-Based Study And Meta-Analysis

KELOMPOK IV

Yananda Maulina 105070200111007

Aliyah Adek Rahmah 105070200111024

Laelis Sakadah 105070201111010

Arinta Novia Hapsari 105070207111005

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2012

Page 2: TUGAS KRITISI JURNAL

Judul : Risk Of Placenta Previa In Second Birth After First Birth Cesarean Section: A Population-Based Study And Meta-Analysis

Pengarang : Ipek Gurol-Urganci, David A Cromwell, Leroy C Edozien, Gordon CS Smith, Chidimma

Onwere, Tahir A Mahmood, Allan Templeton and Jan H van der Meulen

Edisi jurnal : Gurol-Urganci et al. BMC Pregnancy and Childbirth 2011, 11:95

Topik : Angka kejadian plasenta previa pada ibu

Latar belakang : Plasenta previa dapat memiliki dampak merugikan yang serius bagi ibu dan bayi,

termasuk peningkatan risiko kematian ibu dan bayi, pertumbuhan janin, kelahiran

prematur, perdarahan antenatal dan intrapartum, dan wanita mungkin memerlukan

transfusi darah atau bahkan hysterectomy darurat. Bukti tentang risiko plasenta

previa dengan operasi sesar sebelumnya di Inggris, terbatas pada hasil yang

diterbitkan 25 tahun yang lalu.

Tujuan : Untuk membandingkan risiko plasenta previa pada kelahiran kedua antara wanita

yang mengalami bedah sesar (CS) pada kelahiran pertama dengan wanita yang

melahirkan secara normal (pervaginam).

METODOLOGI PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam jurnal ini adalah study cohort dan meta-analisis dari tinjauan

literature yang telah ada. Pada metode dengan study cohort menggunakan data dari

Hospital Episode Statistics (HES) selama 9 tahun mulai April 2000 sampai dengan Februari

2009. Informasi diagnostik dikodekan menggunakan Classification information of 10th

Revision (ICD10) dan operasi prosedur dikodekan menggunakan UK Office for Polulation

Censuses and Surveys clasification, 4th revision(OPCS4).

B. SAMPLING DAN SAMPEL

Study Cohort

Semua wanita yang melahirkan bayi pertama dan kedua mulai dari tanggal 1 April 2000

hingga 28 Februari 2009, dengan jumlah data 4.987.245 orang dalam 146 English NHS. 76

NHS tidak diikutsertakan karena informasi yang kurang lengkap sehingga peneliti hanya

Page 3: TUGAS KRITISI JURNAL

memakai 70 NHS. Menyisakan 2.484.468 dalam 70 NHS. Dari 2.484.468 data dalam 70 NHS

958.882 (38,6%) nullipara 399,6774 telah melahirkan pada bulan Februari 2009

Tinjauan literatur dan meta - analisis

Tinjauan literature dicari dari Pubmed, Embase, Web of Science, Cinahl dan Cochrane

Library dari periode Januari 1980 sampai Januari 2011 untuk mengidentifikasi studi yang

meneliti hubungan antara operasi caesar sebelumnya terhadap risiko plasenta previa.

Artikel yang digunakan hanya yang ditulis dalam bahasa Inggris dan membatasi pencarian

jurnal peer-reviewed. Dengan mengidentifikasi 2077 artikel, dari 2077 artikel dipilih

sebanyak 74 yang mendapatkan teks lengkap. Kemudian diseleksi lagi hingga mendapatkan

41 artikel untuk dijadikan review ditambah 8 artikel yang diambil dari daftar referansi. Di

antara 49 artikel, 12 tumpang tindih dataset dengan penelitian lain sehingga disingkirkan.

C. INSTRUMENT

Dalam jurnal ini instrument yang digunakan adalah data dari HES dan beberapa hasil

jurnal dari literature penelitian sebelumnya.

ANALISA DATA

Antara April 2000 sampai Februari 2009, seluruh kelahiran dengan plasenta previa pada

kelahiran pertama menurut data Cohort adalah 3.6 dan kelahiran kedua adalah 5.3 per 1000 kelahiran.

Angka kejadian plasenta previa pada kelahiran pertama pervaginam adalah 4.4 per 1000 kelahiran,

sedangkan untuk kelahiran dengan SC adalah 8.7 per 1000 kelahiran. Dengan demikian peningkatan

risiko terjadinya plasenta previa meningkat pada wanita dengan kelahiran pertama secara SC. Wanita

dengan umur kehamilan muda, polihidramnion, jarak kelahiran yang dekat dalam 1 tahun, kelahiran

dengan jarak lebih dari 4 tahun mempunyai risiko tinggi terhadap penyakit plasenta previa. Sedangkan

pada wanita dengan riwayat HT memiliki risiko yang lebih rendah daripada wanita dengan kategori

diatas.

Berikut data yang menunjukkan antara karakteristik maternal dan angka kejadian plasenta

previa per 1000 kelahiran pada kelahiran kedua :

Page 4: TUGAS KRITISI JURNAL

Berikut ini data jurnal yang digunakan pada penelitian ini :

Page 5: TUGAS KRITISI JURNAL
Page 6: TUGAS KRITISI JURNAL

Kesimpulannya, pada wanita di Inggris dengan riwayat SC di kelahiran pertamanya

meningkatkan risiko terkena Plasenta Previa sekitar 60%. Risiko plasenta previa pada kelahiran kedua

juga dapat meningkat oleh karena riwayat plasenta previa sebelumnya, umur kehamilan muda, dan

jarak kelahiran yang kurang dari setahun ataupun lebih dari empat tahun. Dimana dari hasil penelitian

yang dilakukan memiliki hasil yang sama dengan penelitian-penelitian sebelumnya dinegara lain dengan

rasio odds antara 1.4 samapi 1.7.

Dalam penelitian yang berbasis kohort studi lebih dari 11 juta kelahiran tunggal antara tahun

1995 dan 2000 di Amerika Serikat, kemungkinan disesuaikan rasio efek CS sebelumnya pada plasenta

previa pada kelahrian kedua adalah 1,5. Lainnya berdasarkan populasi kohort penelitian yang diterbitkan

dalam dekade terakhir dilaporkan disesuaikan odds ratio berkisar 1,4-1,7, Missouri state birth

certificates data[26], Washington state Birth Events data[8], South Australian Perinatal Data[37] and

Medical Birth Registry of Norway[49]. Sebuah studi berbasis populasi menggunakan data dari Registry

Birth Swedia menemukan rasio tinggi odds yang disesuaikan dari 1,8, tapi studi ini tidak adekuat untuk

mengendalikan faktor risiko. Beberapa penelitian telah menyelidiki apakah efek dari CS sebelumnya

pada risiko plasenta previa dimodifikasi oleh faktor risiko lainnya. Penelitian kohort Missouri ditemukan

bahwa efek dari CS adalah 70% lebih tinggi bagi perempuan dengan kehamilan kedua dalam waktu satu

tahun setelah kelahiran pertama. Kami tidak menemukan bukti untuk mendukung hipotesis interval

antar-kehamilan mempengaruhi ukuran efek CS kelahiran pertama. Hasil kami konsisten dengan

Washington state kohort studi yang menemukan ukuran efek CS tidak dipengaruhi oleh usia ibu pada

kelahiran kedua.

Dari penelitian jurnal tersebut penulis menemukan beberapa kelebihan dan kekurangan dalam

penelitiannya, yaitu.

Kelebihan :

1. Penelitian ini adalah penelitian pertama dari risiko plasenta previa di inggris yang menggunakan

sampel besar yaitu 400.000 populasi wanita dengan dua kelahiran pertama dengan metode

kohort

2. Menggunakan database HES yang merupakan sumber yang memiliki cakupan komprehensif

terutama untuk kondisi penelitian yang relatif jarang seperti plasenta previa. Penelitian ini

memiliki 2 manfaat, yang pertama, berfungsi sebagai informasi terkait yang dibutuhkan oleh

perempuan dan dokter kandungan, sebagai contohnya, rata-rata jumlah anak di keluarga UK

adalah 2 anak, sehingga efek dari CS pada kelahiran kedua lebih relefan dan akurat dari pada

Page 7: TUGAS KRITISI JURNAL

risiko relatif yang bergantung pada semua kehamilan yang didalamnya termasuk perempuan

dengan riwayat multipel CS sebelumnya. Yang kedua, perkiraan yang didasarkan pada semua

kehamilan akan dipengaruhi oleh karakteristik perempuan dalam masa hamil ke dua, tiga, dll.

Yang terkandung dalam penelitian dimana kedua alasan tersebut dapat mengurangi

perbandingan seluruh penelitian.

Kelemahan

1. Ada kemungkinan bahwa wanita dengan data yang tidak lengkap dalam bersalin berbeda dari

wanita yang termasuk dalam data penelitian dalam hal karakteristik dan risiko kehamilan.

2. dilihat dari diagnosa dan database prosedur administratif tidak terjamin keakuratannya. Namun,

hal ini tidak memiliki pengaruh besar dalam penelitian kami karena studi sebelumnya telah

melaporkan tinggi tingkat kesepakatan dalam diagnosa dari operasi caesar antara administrasi

database dan ulasan medis (kappa>0.98, di mana lain)

3. Sama seperti sebelumnya, penenlitian ini berbasis pada populasi, tidak dapat mengkonfirmasi

kelas dan derajat keparahan dari plasenta previa . peneliti juga tidak mampu mengontrol faktor

risiko perilaku seperti merokok dan alkohol dan ibu sebagai pengguna narkoba dan juga riwayat

aborsi sebelumnya. Namun, dampak dari faktor risiko seperti yang dilaporkan dari literaturlebih

kecil dibandingkan dengan efek CS sebelumnya.

The Confidential Enquiry into Maternal and Child Health merekomendasikan wanita dengan SC

sebelumnya harus memiliki lokalisasi plasenta pada kehamilan sekarang untuk menghindari terjadinta

plasenta previa. Jika terdiagosis plasenta previa, harus ada penyelidikan lebih lanjut untuk menghindari

plasenta akreta yang berpotensi mengancam nyawa. Dalam negara maju, kemajuan radiologi dapat

membantu untuk mendiagnosa kondisi yang serius dalam perawatan antenatal dan perencanakan unit

perawatan kelahiran. Namun, pada negara berkembang atau rendah kondisi plasenta mungkin ditemui

pertama kali pada SC dengan konsekuensi serius dan sangat penting melibatkan dokter senior dan

berpengalaman dalam perawatan wanita dengan plasenta previa dari awal.

Penelitian menunjukkan bahwa selain wanita dengan riwayat SC sebelumnya, wanita dengan

umur kehamilan muda, wanita dengan interval kelahiran kurang dari satu tahun dan wanita dengan

riwayat plasenta previa berisiko lebih tinggi terkena plasenta previa. Meskipun demikian, penelitian

kami menunjukkan bahwa risiko absolut masih kecil. Wanita yang memiliki riwayat plasenta previa pada

kehamilan sebelumnya berisiko tinggi terkena, akan tetapi kurang dari 5 di 100 wanita dengan plasenta

previa sebelumnya juga berisiko terkena plasenta previa kembali.

Page 8: TUGAS KRITISI JURNAL

APLIKASI

Hasil dari penelitian dalam jurnal ini adalah ibu dengan riwayat Sectio Caesarea pada partus

pertama kali memiliki resiko tinggi plasenta previa pada kehamilan kedua di banding ibu denga riwayat

partus normal atau spontan. Plasenta previa memiliki dampak yang membahayakan bagi ibu dan bayi.

Pada aplikasinya, jurnal ini hanya ingin memberikan gambaran dan pengetahuan pada ibu-ibu tentang

plasenta previa sendiri. Jurnal ini dapat di terapkan di Indonesia, mengingat bahwa angka ibu

melahirkan Sectio Caesarea sangat tinggi di Indonesia. Selain itu, juga masih banyak resiko yang

berpengaruh dalam terjadinya plasenta previa pada ibu hamil.

Di Indonesia perdarahan hamil terjadi pada kira-kira 3% dari semua persalinan. Dari data di

RSCM antara tahun 1971 – 1975 terjadi 2114 kasus perdarahan hamil diantara 14824 persalinan dan

persentase terbanyak didiagnosa dengan plasenta previa. (Wiknjosastro, 2005). Sedangkan di RS PMI

pada tahun 2005, perdarahan hamil juga terjadi pada kira-kira 3% dari semua persalinan. Dan pada saat

residensi dari bulan September sampai Desember 2005 didapat data perdarahan hamil sebanyak 21

orang dan 10 orang diantaranya disebabkan oleh plasenta previa.

Plasenta previa merupakan keadaan yang perlu diantisipasi seawal-awalnya selagi perdarahan

belum sampai ketahap yang membahayakan ibu dan janinnya. Antisipasi dalam perawatan prenatal

sangat mungkin oleh karena pada umumnya komplikasi obstetri ini berlangsung perlahan diawali gejala

dini berupa perdarahan berulang yang pada mulanya tidak banyak tanpa rasa nyeri dan terjadi pada

waktu yang tidak tertentu, misalnya selagi tertidur, tanpa trauma atu koitus, atau mungkin juga

bertepatan pada waktu tersebut (Chalik, 1998)

Peran Perawat

Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan yang memberikan asuhan keperawatan

secara komprehensif berperan dalam memonitor secara berkesinambungan kondisi ibu

maupun janin, serta menyiapkan ibu menghadapi kemungkinan kondisi janin dan

proses persalinan yang akan dihadapi. Menjaga kondisi ibu hamil dengan plasenta

previa tetap optimal menjadi salah satu tujuan perawat maternitas. Komponen esensial

dari menjaga kondisi ibu hamil dengan plasenta previa tetap optimal diidentifikasi tidak

disadarinya masalah dan potensial resiko sehingga untuk meminimalkan hal tersebut

Page 9: TUGAS KRITISI JURNAL

pendidikan maupun promosi kesehatan yang diberikan seorang perawat profesional

sangat diperlukan (Lowdermilk & Perry, 2003).

Sebagai perawat kita bisa menggunakan beberapa teori keperawatan, teori dan model

konseptual itu diantaranya yaitu teori adaptasi Roy, need for help Wiedenbach,

interpersonal relation Peplau dan caring Watson serta konsep family centered

maternity care.( Asti Melani Astari ).

Menerapkan konsep family centered maternity care yaitu melibatkan keluarga dalam

memberikan perawatan pada ibu hamil dengan resiko plasenta previa. Penerapan

konsep family centered maternity care pada asuhan keperawataan ibu hamil dengan

komplikasi Plasenta previa dapat memberikan lingkungan yang kondusif bagi interaksi

klien, suami, dan anggota keluarga dekat lainnya untuk mencapai kompetensi dan

kepercayaan diri dalam mencapai kemampuan adaptasi yang optimal (Phillips, 1995).

Edukasi pada ibu hamil dengan primigravida untuk tidak melakukan operasi cesar jika

persalinan normal masih bisa di lakukan atau dengan kata lain tidak ada indikasi untuk

melakukan Sectio Caesar.

Edukasi juga bahwa kebiasaan merokok dan minum alkohol ketika hamil juga beresiko

terkena placenta previa.

( SUMBER : Jurnal Asti Melani Astari. PENERAPAN KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN PLASENTA PREVIA .2009.Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya)