TUGAS AKUNTANSI KEPRILAKUAN

3
TUGAS AKUNTANSI KEPRILAKUAN KRITIK ARTIKEL 3 HANAN ASRAWI 20120420324 Judul : De-escalation Strategy: The Impact of Monitoring Control on Managers’ Project Evaluation Decisions Penuli : Vincent K Chong* Rindah F Suryawati Sumber : Accounting, Organizations and Society, 29: pp. 473-488. 1. Rumusan Masalah Apakah pembingkaian dan format presentasi informasi pengendalian internal berpengaruh terhadap pengujian subtanstif auditor? 2. Motivasi Penelitian Ingin menginvestigasi sebuah faktor yang tidak kentara tapi berdampak signifikan pada keputusan auditor. Terdapat kelemahan metodologi dari penelitian sebelumnya (Gaumnitz et al, 1982), yakni :Sampelnya hanya 35 auditor di 1 kantor audit nasional à within-office effects, serta jumlah pengujian substantif didasarkan pada jam kerja audit yang direncanakan à confounding effect. 3. Theoretical Background Prospect theory (Kahneman dan Tversky, 1979). Risk frame mampu menempatkan auditor dalam domain kerugian, sedangkan strength frame dapat menempatkannya dalam domain keuntungan. Belief adjustment model (Hogarth dan Einhorn, 1992). Informasi yang dievaluasi secara sequential (bertahap) akan menghasilkan penilaian yang berbeda ketika informasi tersebut dievaluasi secara simultan 4. Hipotesis Penelitian H1 : Auditor yang menerima versi “risiko” dari deksripsi detail sistem pengendalian internal pada persediaan akan (rata-rata) memilih tingkat yang lebih tinggi dalam pengujian substantif daripada auditor yang menerima versi “kekuatan”.

description

akuntansi keperilakuan

Transcript of TUGAS AKUNTANSI KEPRILAKUAN

Page 1: TUGAS AKUNTANSI KEPRILAKUAN

TUGAS AKUNTANSI KEPRILAKUANKRITIK ARTIKEL 3HANAN ASRAWI20120420324

Judul : De-escalation Strategy: The Impact of Monitoring Control on Managers’ Project Evaluation Decisions

Penuli : Vincent K Chong* Rindah F SuryawatiSumber : Accounting, Organizations and Society, 29: pp. 473-488.

1. Rumusan MasalahApakah pembingkaian dan format presentasi informasi pengendalian internal berpengaruh terhadap pengujian subtanstif auditor?

2. Motivasi Penelitian Ingin menginvestigasi sebuah faktor yang tidak kentara tapi berdampak signifikan

pada keputusan auditor. Terdapat kelemahan metodologi dari penelitian sebelumnya (Gaumnitz et al, 1982),

yakni :Sampelnya hanya 35 auditor di 1 kantor audit nasional à within-office effects, serta jumlah pengujian substantif didasarkan pada jam kerja audit yang direncanakan à confounding effect.

3. Theoretical Background Prospect theory (Kahneman dan Tversky, 1979). Risk frame mampu menempatkan

auditor dalam domain kerugian, sedangkan strength frame dapat menempatkannya dalam domain keuntungan.

Belief adjustment model (Hogarth dan Einhorn, 1992). Informasi yang dievaluasi secara sequential (bertahap) akan menghasilkan penilaian yang berbeda ketika informasi tersebut dievaluasi secara simultan

4. Hipotesis PenelitianH1 : Auditor yang menerima versi “risiko” dari deksripsi detail sistem pengendalian internal pada persediaan akan (rata-rata) memilih tingkat yang lebih tinggi dalam pengujian substantif daripada auditor yang menerima versi “kekuatan”.H2 : Ada efek interaksi pada tipe penyajian dan pembingkaian pada keputusan auditor dalam pengujian substantif.H3 : Ada hubungan positif (negatif) antara penilaian auditor dari risiko (kekuatan) sistem pengendalian internal dan keputusan akhir mereka pada kecukupan jumlah pengujian substantif.

5. Metode Penelitian Subjek : 159 auditor dari 44 KAP kecil dan medium. Pengalaman bekerja antara 1-20 tahun. Desain eksperimen faktorial 2x2. Framing àdeskripsi sistem persediaan dan SPI di

masing-masing kondisi eksperimen sama, namun diperintahkan untuk mempertimbangkan bukti tambahan pada resiko/kekuatan SPI. Tipe penyajian

Page 2: TUGAS AKUNTANSI KEPRILAKUAN

informasi à satu kondisi disajikan secara simultan dan satu disajikan secara berturut-turut satu item per halaman.

Alur eksperimen : 1) Narasi awal, deskripsi umum dan sistem persediaan klien sama. 2) Akhir narasi, menentukan seberapa banyak pengujian substantif yang mungkin harus dilakukan 3) Menerima bukti tambahan tentang SPI persediaan sesuai dengan 4 kondisi eksperiman. 4) Mereview bukti tambahan 5) Mengevaluasi SPI 6) Mengindikasikan jumlah pengujian substantif yang sesuai.

6. Hasil Penelitian H1, H2 dan H3 terdukung. Auditor yang memperoleh versi “risk” dari detail deskripsi SPI pada persediaan, akan

memilih tingkat pengujian substantif yang lebih tinggi dibandingkan dengan auditor yang memperoleh versi “strength”.

Efek interaksi antara mode penyajian dan frame pada keputusan pengujian substantif auditor.

Tingkat pengendalian internal secara positif berkaitan dengan tingkat pengujian subtantif.

7. Kontribusi Penelitian Hasil penelitian ini memberi gambaran tentang cara penyajian informasi yang dapat

mempengaruhi keputusan yang akan diambil auditor ketika melakukan pengujian subtantif.

Penelitian ini memberikan bantuan pengambilan keputusan untuk memfasilitasi konsistensi perubahan dari penilaian pengendalian internal terhadap pengujian subtantif.

8. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dalam eksperimen yang menjaga agar tugas cukup pendek dan tetap

menarik bagi partisipan menyebabkan penelitian tidak dapat terlalu detail menyampaikan informasi tentang auditee dan kondisi penunjang lain, sehingga penelitian terbatas dalam mencerminkan dunia praktik yang sebenarnya.

Keterbatasan eksperimen yang hanya menguji satu area sistem pengendalian internal sehingga validitas eksternalnya kurang

Kerugian potensial pengendalian administrasi yang mungkin timbul dari eksperimen yang dilakukan.