Trouble shoot

43
DIAGNOSTIC K3-VE ENGINE XENIA

description

Materi DAIHATSU tentang TROU SHOOT pada sistem EFI

Transcript of Trouble shoot

Page 1: Trouble shoot

DIAGNOSTIC

K3-VE ENGINE XENIA

Page 2: Trouble shoot

SISTIM KONTROL MESIN / EFI

Page 3: Trouble shoot

LOKASI SENSOR & ACTUATOR

Page 4: Trouble shoot

LOKASI KOMPONEN

Page 5: Trouble shoot

POWER SUPLY PADA SISTIM KONTROL EFI

Page 6: Trouble shoot

SISTIM KONTROL EFI

Page 7: Trouble shoot

SISTIM KONTROL EFI

Page 8: Trouble shoot

SISTIM KONTROL EFI

Page 9: Trouble shoot

PEMERIKSAAN POWER SUPLY

Pemeriksaan power suply.

1. Lakukan pemeriksaan

tegangan baterai.

2. Periksa kondisi sekering

EFI 15A yang terdapat di

JB .

3. Periksa kondisi sekering

Engine 10A yang terdapat

di JB 2.

4. Periksa kerja EFI Main

Relay.

Page 10: Trouble shoot

PEMERIKSAAN SEKERING EFI 15A

Pemeriksaan dilakukan menggunakan Ohm Meter.

• Lepaskan sekering EFI 15A dari R/B

yang terdapat di ruang mesin.

• Periksa tahanan Fuse EFI : nilai

tahanan dibawah 1 Ohm.

• Jika sekering OK pasang kembali.

• Periksa tegangan pada posisi kaki Fuse

EFI dan pastikan tegangan akan ada

terus menerus walaupun kunci kontak

OFF

Page 11: Trouble shoot

PEMERIKSAAN SEKERING ENGINE 10A

Jika pemeriksaan pada Sekering EFI 15A sudah OK tetapi mesin masih tidak

mau hidup juga maka lakukan pemeriksaan pada Fuse Engine 10A. Pemeriksaan

dilakukan menggunakan Ohm Meter.

• Lepaskan Fuse E/G 10A dari J/B 2

yang terdapat di ruang pengemudi

diatas pedal gas.

• Periksa tahanan Fuse E/G : nilai

tahanan dibawah 1 Ohm.

• Jika sekering OK pasang kembali.

• Periksa tegangan pada posisi kaki

Fuse E/G dan pastikan tegangan

akan ada jika kunci kontak pada

posisi ON

Page 12: Trouble shoot

PEMERIKSAAN EFI MAIN RELAY

EFI main Relay berfungsi untuk mengaktifkan Engine ECU ( Control Unit EFI ).

Jadi walaupun tidak ada sekering yang putus tetapi relay ini rusak maka sistim

EFI menjadi tidak dapat berfungsi.

• Lepaskan Relay EFI dari J/B 2 yang

terdapat di ruang pengemudi diatas

pedal gas.

• Periksa tegangan pada kaki relay ( 3

) yang terdapat pada J/B 2, tegangan

> 11 Volt. Dan aka ada terus

walaupun kunci kotak OFF

• Periksa tegangan pada kaki relay ( 2

) yang terdapat pada J/B 2, tegangan

> 11 Volt. Ketika kunci kontak ON.

Page 13: Trouble shoot

PEMERIKSAAN EFI MAIN RELAY

Jika tegangan pada dudukan EFI Main Relay yang terdapat pada J/B 2 Ok,

pemeriksaan kita lanjutkan ke EFI Main Realy

• Ukur tahanan pada kaki relay antara

no 1 dan no 2 nilai tahanan kurang

lebih 170 ohm.

• Ukur nilai tahanan antara kaki relay

no 3 dan 5, nilai tahanan harus > 10

Kilo ohm.

• Beri tegangan dengan baterai pada

kaki no 1 dan 2, kemudian ukur nilai

tahanan antara kaki relay no 3 dan 5,

nilai tahanan harus dibawah 1 Ohm.

Page 14: Trouble shoot

PEMERIKSAAN POWER SUPLAY PADA ECM

Jika pemeriksaan sampai pada relay sudah Ok sekarang pemeriksaan kita

lanjutkan pada ECU ( Engine ECU )

Lepaskan Connector E8 pada engine ECU

Putar kunci kontak pada posisi ON.Periksa

tegangan yang terdapat pada pin no 7

• Tegangan pada pin no 7 harus sama

dengan tegangan baterai.

• Jika pada pin no 7 tidak terdapat

tegangan. Periksa hubungan antara pin

no 5 pada EFI main relay yang terdapat

pada J/B 2 dengan pin no 7 pada

connector E8 ( nilai tahanan < 1 Ohm )

Page 15: Trouble shoot

SIRKUIT POMPA BAHAN BAKAR

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar relay bahan bakar menjadi ON

pada saat kunci kontak pada posisi start

1. Ada input ke ECM pada

terminal STA

2. Pada saat signal STA

masuk ke ECM, ada signal

N1 dan N2 ( dari crank

sensor )

3. Selama mesin hidup signal

N1 dan N2 harus tetap

masuk ke ECM

Page 16: Trouble shoot

SIRKUIT POMPA BAHAN BAKAR

Pompa bahan bakar tidak diberikan sekering khusus ( tersendiri ), sebagai

pengaman jika terjadi konsluiting pada pompa bahan bakar dijaga oleh Fuse

EFI 15A.

Pemeriksaan Realy Fuel Pump.

Lakukan pemeriksaan relay

• Periksa nilai tahanan relay antara

terminal 1 dan 2 pada relay pompa ( nilai

tahanan berkisar 170 Ohm ).

• Ukur nilai tahanan antara terminal 3 dan

5 ( nilai tahanan diatas 10 Kilo Ohm )

• Berikan arus pada terminal 1 dan 2,

kemudian ukur nilai tahanan antara

terminal 3 dan 5. ( Nilai tahanan dibawah

1 Ohm )

Page 17: Trouble shoot

SIRKUIT POMPA BAHAN BAKAR Pemeriksaan pada J/B 2 ( Fuse Bock )

• Putar kunci kontak pada posisi

“ ON “.

• Periksa tegangan pada

terminal no 3 yang terdapat

pada J/B 2. ( tegangan sama

dengan tegangan baterai ).

• Periksa tegangan pada

terminal no 2 yang terdapat

pada J/B 2. ( tegangan sama

dengan tegangan baterai ).

Page 18: Trouble shoot

SIRKUIT POMPA BAHAN BAKAR

Jika pada terminal No 2. J/B 2

tidak ada tegangan.

Cabut Fuse E/G 10A dari J/B 2

ukur hubungan diantara kedua

kaki fuse.

Nilainya tahanan dibawah 1 Ohm

Page 19: Trouble shoot

SIRKUIT POMPA BAHAN BAKAR Jika Pemeriksaan pada J/B 2 ( Fuse Bock ) dan Realy OK tetapi

Fuel Pump tidak juga mau bekerja

Pemeriksaan kita lanjutkan dengan menggunakan wirring diagram.

Jadi kita telusuri dimana hilangnya tegangan maupun arus yang menuju ke

pompa.

Langkah – langkah yang harus kita ikuti.

• Temukan jalur kabel ( harnes yang menuju ke pompa /

Fuel Pump ).

• Temukan lokasi Connector.

• Temukan no pin yang menghubungkan kabel dari Fuel

Pump Relay menuju ke Pompa.

Page 20: Trouble shoot

SIRKUIT POMPA BAHAN BAKAR Contoh :

Page 21: Trouble shoot

SIRKUIT POMPA BAHAN BAKAR Membaca Wirring Diagram

Dari pembacaan wirring diagram kita menemukan bahwa diantara relay

pompa menuju ke pompa terdapat dua buah Connector to Connector, satu

buah Connector to Componen dan satu buah Grounding Point.

1. Connector “ IF1 “

2. Connector “ BC1 “.

3. Grounding point “ BA “.

4. Connector to Componen “ F15 “

Setelah ini kita temukan, kita cari lokasi komponen tersebut didalam list

lokasi komponen.

Tentukan posisi pin yang terdapat pada connector yang bersangkutan.

Page 22: Trouble shoot

SIRKUIT POMPA BAHAN BAKAR Lokasi Komponen

Page 23: Trouble shoot

SIRKUIT POMPA BAHAN BAKAR Connector List

Page 24: Trouble shoot

SIRKUIT POMPA BAHAN BAKAR Lokasi Komponen

Seperti ditunjukkan didalam gambar lokasi komponen, Connector IF1

terdapat disisi kanan dekat pedal gas.

Bentuk Connector IF1 dapat kita lihat seperti didalam connector list

• Periksa mengunakan Ohm meter

hubungan pin no13 pada Female

Connector IF1 dengan Pin no 5

Relay Pompa pada J/B 2, nilai

tahanan kurang dari 1 Ohm.

• Jika dari hasil pemeriksaan Ok

lakukan pemeriksaan pada

langkah berikutnya.

Lakukan pada bagian berikut ini

Page 25: Trouble shoot

SIRKUIT POMPA BAHAN BAKAR Lokasi Komponen

Page 26: Trouble shoot

CONNECTOR LIST

Page 27: Trouble shoot

SIRKUIT POMPA BAHAN BAKAR Lokasi Komponen

Connector BC1 terletak diatas didepan roda belakang kanan. Periksa

hubungan antara pin no 13 pada connector IF1 dan pin no 5 pada connector

BC1. Nilai tahanan harus kurang dari 1 Ohm.

Page 28: Trouble shoot

SIRKUIT POMPA BAHAN BAKAR Lokasi Komponen

Connector F15 bergabung dengan fuel pump assy . Periksa hubungan

antara pin no 5 pada connector BC1. Dan pin no 3 F15. Nilai tahanan < 1

ohm.

• Jika nilai tahanan terminal no 5 BC1 dengan pin no 3 F 15 tidak putus,

lakukan pemeriksaan antara ternminal 4 BC 1 dengan terminal no 3 F 15

• Jika hubungan antara terminal 4 BC! Dengan terminal no 3 F 15 ok lakukan

pemeriksaan hubungan grounding point BA. Jika Ok . Periksa atau ganti

pompa

Page 29: Trouble shoot

SIGNAL NE ( CRANK SENSOR )

Signal NE, akan memberi inputan ke Engine ECU / ECM mengenai Rpm

Mesin untukmenentukan ijeksi bahan bakar dan mengaktifkan kerja pompa

secara terus menerus

Page 30: Trouble shoot

PEMERIKSAAN CRANK SHAFT POSISI SENSOR

Periksa nilai tahanan antara terminal 1 dan 2 pada Crank Posisi Sensor

Pada suhu 20o C. Nilai tahanannya 1.850 ~ 2.450 Ohm

Page 31: Trouble shoot

PEMERIKSAAN HARNESS

Periksa Hubungan antara Connector C2 pin

no 1 dengan connector E8 pin no 11 serta

Connector C2 pin no 2 dengan connector

E8 pin no 21. nilai tahanan dibawah 1 Ohm

Periksa Hubungan antara Connector C2 pin

no 1 dengan body serta Connector C2 pin

no 2 dengan body. nilai tahanan > 1Ohm

Page 32: Trouble shoot

VVT-i CONTROL

VVT-i Mencakup ECM, OCV, dan VVT-i Controller. Cam Sensor

UMUM

• ECM mengirim target duty control ke OCV.

• OCV mengatur tekanan oli yang disuplay ke VVT-i

Controller,

• Cam sensor melakukan penyesuaian dengan kondisi

kerja mesin.

• VVT-i Controller mengatur mengatur maju dan mundur

sudut pembukaan Camshaft Intake

Page 33: Trouble shoot

VVT-i CONTROL

DIAGRAM

Page 34: Trouble shoot

PEMERIKSAAN VVT-i CONTROL

Penyebab tidak berfungsinya VVT-i control terdiri dari 2 unsur.

1. Akibat sistim mekanical ( mekanis )

• OCV macet.

• Rantai timing kendor.

• Filter oli pada OCV mampet

2. Akibat sistim electrical ( Electris )

• OCV macet karena benda asing.

• Rantai timing kendor.

• Filter oli pada OCV mampet

Page 35: Trouble shoot

PEMERIKSAAN OCV / OIL CONTROL VALVE

Memeriksa fungsi dan kerja OCV

• Memeriksa nilai tahanan kumparan

Specifikasi nilai tahanan kumparan

6,9 ~ 7,9 Ohm pada 20o C

• Memeriksa kerja OCV

Berikan tegangan + pada pin no 1

dan pin no 2, katup spool harus

bergerak dengan lembut

Page 36: Trouble shoot

OCV / OIL CONTROL VALVE

Page 37: Trouble shoot

PEMERIKSAAN TIMING CHAIN

Memeriksa Valve Timing Chain dari kemungkinan kendor atau

loncat

• Luruskan tanda TOP yang

terdapat pada pulley Crankshaft.

• Pastikan tanda pada Camshaft

Timing sprocket menghadap ke

atas ( TOP ) .

• Periksa kekendoran rantai timing.

Page 38: Trouble shoot

PEMERIKSAAN FILTER OCV

( OIL CONTROL VALVE )

Memeriksa filter OCV dari kemungkinan tersumbat ( mampet )

• Lepas filter OCV ( Camshaft

Timing Oil Control Valve )

• Bersihkan agar filter tidak

mampet

• Pasang kembali filter

Page 39: Trouble shoot

SISTIM KELISTRIKAN VVT-i CONTROL

Sirkuit ini mengoperasikan spool valve menggunakan signal duty dari ECM,

sehingga spool valve memindahkan saluran oli dari sisi advance ke sisi retard

untuk mengaktifkan VVT-i Controller. Sehingga valve timing optimum dapat

dipertahankan.

Jika mesin berhenti camshaft timing oil control valve diset ke posisi retarded

sepenuhmya.

Page 40: Trouble shoot

PEMERIKSAAN CAMSHAFT TIMING OIL CONTROL

VALVE

• Lepaskan Connector C7.

• Berikan tegangan positive baterai

pada pin no 1 dan negative pada pin

no 2 OCV.

• Periksa putaran mesin, jika idle

menjadi kasar atau mesin mati berarti

OCV OK

• Hubungkan kemabali connector OCV

Page 41: Trouble shoot

PEMERIKSAAN SIGNAL OCV DARI ECM

OCV disuplay arus dari connector E9 pada ECM

Connector E9 pin no 7 menyuplay arus positive dan pin no 6 adalah massa

Pada saat kunci kontak ON Spec tegangan antara pin no 7 dan no 6.

adalah 0,4 volt

Cara pengukuran. Connector E9.

Page 42: Trouble shoot

PEMERIKSAAN SIGNAL OCV

Signal OCV, signal ini berfungsi untuk mengaktifkan OCV dalam menentukan

aliran minyak pelumas yang menuju ke sisi retard maupun advance.

• Putar kunci kontak ke posisi ON.

• Ukur tegangan antara pin no 6 ( - ) dan pin no 7 ( + ).

Spesifikasi tegangan 0,4 atau kurang.

Page 43: Trouble shoot

PEMERIKSAAN HARNESS DAN CONNECTOR

( ECM – OCV )

Pemeriksaan ini untuk menentukan apakah harness ada yang putus atau

short dengan harness lain.

• Ukur nilai tahanan antara pin no 6

ECM connector dan pin no 2 OCV

connector ( nilai < 1 Ohm ).

• Ukur nilai tahanan antara pin no 7

ECM connector dan pin no 2 OCV

connector ( nilai < 1 Ohm )

• Ukur juga pin – pin tersebut dengan

pin yang ada disekitarnya ( nilai > 10

Kilo Ohm )