Tourism, Travel, and Connectivity: Pathways to National Growth

31
TOURISM, TRAVEL, AND CONNECTIVITY: PATHWAYS TO NATIONAL GROWTH 1 st Public Forum Indonesia Services Dialogue Jakarta, 30 November 2010 Bambang Susantono, Ph.D. Wakil Menteri Perhubungan RI

Transcript of Tourism, Travel, and Connectivity: Pathways to National Growth

TOURISM, TRAVEL, AND CONNECTIVITY: PATHWAYS TO NATIONAL GROWTH

1st Public Forum Indonesia Services DialogueJakarta, 30 November 2010

Bambang Susantono, Ph.D.Wakil Menteri Perhubungan RI

Pembangunan Sektor Transportasi

1

Transportasi memiliki peran penting dalam ‘menjembatani’ interaksi antar kegiatan yang memfasilitasi seluruh kegiatanperekonomian dan logistik nasional sehingga mampu memberikan nilai tambah secara sosial ekonomi (increased social economicvalues) yang merupakan alat kemakmuran, dimana jasa transportasi dapat berperan ganda, yaitu sebagai wahana pelayanan publik(public services) yang merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat, serta sebagai entitas bisnis (businessentity) yang menghasilkan komoditas industri jasa yang dapat memberikan nilai tambah bagi perekonomian nasional.Namun demikian oleh karena adanya keterbatasan kemampuan keuangan pemerintah pusat, perbedaaan kondisi geografis, sumberdaya alam, infrastruktur, kultur, sosial, dan kapasitas sumber daya manusia mengakibatkan pembangunan sektor transportasi masihbelum dapat berjalan secara optimal, sehingga kemajuan pembangunan di beberapa daerah memiliki ketimpangan dibandingkandengan yang lainnya.

Pengembangan Konektivitas

11/29/2012

Sumber: BAPPENAS

Keterpaduan Jaringan Jalan Nasional denganTransportasi Udara, Laut, dan Penyeberangan

11/29/2012

• Perwujudan SISTRANAS kemudian dimanifestasikan dengan memadukan jaringan jalan nasional (arteri, kolektor, jalan tol) sertasimpul-simpul transportasi seperti bandar udara, pelabuhan, dan bandara penyeberangan.

• Jaringan jalan dibentuk menjadi tulang punggung transportasi dan konektivitas internal pulau-pulau di Indonesia. Selanjutnya, keterhubungan antar pulau akan dilakukan dengan memberdayakan angkutan penyeberangan, laut, dan udara.

• Dalam menghubungkan simpul-simpul, didapati kenyataan bahwa sejumlah bandar udara pengumpul (hub), khususnya di kawasanTimur Indonesia dan Kalimantan Timur, belum dapat dilayani oleh jaringan jalan arteri nasional. Sedangkan sebagian besarpelabuhan internasional dan sabuk penyeberangan tengah dan selatan pada umumnya telah terhubung oleh jaringan arterinasional.

Demand Penumpang Angkutan Udara di Indonesia

• Dengan populasi penduduk lebih dari

240 juta, dan pengguna angkutan udara

yang berjumlah 68 juta penumpang di

tahun 2011, Indonesia masih memiliki

potensi untuk menjadi salah satu pasar

industri penerbangan terbesar di Asia.

• Sebuah proyeksi memperlihatkan

bahwa baru 15% orang Indonesia

menggunakan jasa penerbangan.

• Pertumbuhan penumpang pesawat

udara domestik mencapai 12,1% per

tahun antara 2006 dan 2011, sedangkan

pertumbuhan penumpang pesawat

udara internasional lebih tinggi lagi

mencapai 22,4% per tahunnya pada

periode yang sama.

• Angka ini akan meningkat lebih tinggi

lagi ketika liberalisasi ASEAN Open

Skies dilaksanakan pada tahun 2015

Airline penetration levels

496

Population (m)

232 87 92 28 67 5

Source: Euromonitor

Indonesian Airports – Annual Domestic & International

Passengers 2006 t o 2011

240

Source: Hubud, 2012

5.3

3.7

3.8 4.6

4.5 4.9 4.8 5.6 5.8 611.3 13.4 14.2

18.423.9

31.1

8.6 5.1 4.4 6.1 6.7 9.114.9

19 20.7 24.5

40.1 47.4 50.2

65.3

84.8

110.3

13.98.8 8.2 10.7 11.2 14

19.724.6 26.5

30.5

51.560.7 64.4

83.7

108.8

141.4

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2011 2014 2015 2020 2025 2030

Int'l

Dom

Total

Krisis Moneter

Actual 2011

Pertumbuhan Penumpang Angkutan Udara di BandaraSoekarno Hatta

Million pax

Deregulation

FORECAST

• Bandara Soekarno-Hatta mencatat pertumbuhan fenomenal lebih dari 15%

antara 2010 dan 2011. (44,4 juta penumpang di tahun 2010 menjadi 51,5

juta penumpang di tahun 2011)

Monetary Crisis

Source: AP II, 2012

Pola Sistem Angkutan Transportasi Udara

11/29/2012

• Angkutan udara memberikan peran dalam meningkatkan konektivitas baik secara internal maupun antar pulau. Angkutan udara memberikan waktutempuh yang lebih singkat bagi angkutan penumpang maupun logistik.

• Konsentrasi pola angkatan udara saat ini lebih banyak berada di Indonesia bagian barat; hal ini disebabkan oleh demand yang tinggi pada daerah tersebut. Umumnya operator penerbangan domestik besar beroperasi pada kawasan ini.

• Pada Kawasan Timur Indonesia, sangat diperlukan keterhubungan yang memadai karena sampai saat ini pembangunan jaringan jalan nasional di kawasantersebut belum optimal. Transportasi udara di kawanan ini umumnya dilakukan oleh operator penerbangan nasional seperti Merpati Airlines, maupunoperator penerbangan tidak berjadwal

• Untuk memfasilitasi kebutuhan keterhubungan tersebut, terdapat 233 bandara, di mana 5 di antaranya merupakan bandara internasional utama: Soekarno-Hatta (Jakarta), Ngurah Rai (Bali), Juanda (Surabaya), Polonia (Medan), dan Sultan Hasanuddin (Makassar).

Tatanan Kebandarudaraan Nasional Sesuai KM 11/2010

11/29/2012

BANDAR UDARA

233 bandara

BANDAR UDARA UMUM:

UPT DJU (164 bandara)

PT AP II (12 bandara)

PT. AP I (13 bandara)

Ref. PP 26/2008

6 bandara

BANDAR UDARA BARU

38 bandara

Catatan : Total Bandara UPT : 164 bandara KM 7/2008 (162 BU ) + 1 BU Lunyuk + 1 BU Hang NadimBandara Tambahan: Ref. PP 26/2008 Enclave Sipil : 2 bandara (Ranai, Abdul Rahman Saleh)Bandara Khusus yang dapat digunakan untuk umum: 4 bandara(Pinang Kampai, Timika, Paloh, Bontang)Bandara baru: 38 bandara 30 bandara baru + 8 relokasi

Kapasitas Bandara Komersial & Rencana Pengembangan

8Sumber: AP I & II, 2011

Penumpang

eksisting

Kapasitas

eksistingPnp/Kapasitas

Penambahan

kapasitasTotal kapasitas

juta pnp/tahun juta pnp/tahun (persen) juta pnp/tahun juta pnp/tahun

AP2

Kualanamu - Medan 6.2 1 620.00% 8 9 9.00

St. Syarif Kasim II - Pekanbaru 1.9 0.7 271.43% 2.5 3.2 4.57

RH. J Fisabilillah - Tg. Pinang 0.15 0.1 150.00% 1 1.1 11.00

Supadio - Pontianak 1.5 0.875 171.43% 3.2 4.075 4.66

Soekarno Hatta - Jakarta 51.5 22 234.09% 40 62 2.82

Depati Amir - Bangka 0.95 0.35 271.43% 1.3 1.65 4.71

Sultan Thaha - Jambi 0.8 0.25 320.00% 1.5 1.75 7.00

Husein Sastranegara - Bandung 0.86 0.35 245.71% 4 4.35 12.43

St. Mahmud Badarudin II - Palembang 2.1 1 210.00% 2.5 3.5 3.50

Minangkabau - Padang 1.8 1 180.00% 2.5 3.5 3.50

AP1

Ngurah Rai - Bali 11.1 8 138.75% 13 21 2.63

Juanda - Surabaya 12 9 133.33% 4 13 1.44

Sepinggan - Balikpapan 5.1 1.4 364.29% 10 11.4 8.14

Ahmad Yani - Semarang 2 0.9 222.22% 3 3.5 3.89

Syamsuddin Noor - Banjarmasin 2.6 1.3 200.00%

Eltari - Kupang 0.93 0.26 357.69%

Adi Sucipto - Yogyakarta 3.7 1.1 336.36%

Kulon Progo

Selesai 2012

Selesai 2013

Bandara

Peningkatan

Kapasitas

(kali lipat)

No BANDARA URAIANPEKERJAAN NILAIJADWAL

SELESAI

1. Medan Baru Pembangunan Bandar Udara Medan

Baru – Kualanamu

Rp 3,39 T (APBN)

Rp. 1,6 T (AP 2)

2012

2. Sultan Syarif

Kasim II

Pembangunan Terminal 2 (T2)

Phase I

Rp 408 M 2012

3. RH.J Fisabilillah Pembangunan Terminal Penumpang Rp 87Milyar 2012

4. Depati Amir Pembangunan Terminal Penumpang Rp. 107 Milyar 2012

5. Sultan Thaha Pembangunan Terminal Penumpang Rp. 107 Milyar 2012

6. Sultan Mahmud

Badaruddin II

Pengembangan Terminal

Penumpang

Rp. 43 Milyar 2011

7. Soekarno Hatta Pengembangan Apron Terminal 3

(T3) Pier 1 BSH

Rp 158 Milyar

8. Husein

Sastranegara

Pengembangan Terminal

Penumpang

Rp. 84 Milyar 2013

9

RENCANA INVESTASI 2011 – 2013 PT. ANGKASA PURA II (Persero)

No BANDARA URAIANPEKERJAAN NILAIJADWAL

SELESAI

1. Ngurah Rai Perluasan Terminal Internasional

dan Fas.Penunjang

Rp 1,94 T Medio 2013

2. Sepinggan Pembangunan Terminal dan Fas.

Penunjang

Rp 1,57 T Medio 2013

3. Ahmad Yani Pembangunan Terminal Baru dan

Fas.Penunjangnya

Rp 150 M 2014

10

RENCANA INVESTASI 2011 – 2013 PT. ANGKASA PURA I (Persero)

Muara Bungo

Bone

Morowali

Tojo Una2

Namniwel

Saumlaki Baru

Sinak Baru

Waghete Baru

Kuffar-Seram

Enggano

Tual Baru

Sumarorong

Waisai

Buntu Kunik

Medan Baru

Pekon Serai

BaweanWerur

Miangas

Muara Teweh

Kamanap

Moa

Segun

Rencana Operasi Bandara Baru 2013 - 2015

Operasi Tahun 2013

Operasi Tahun 2014

Operasi Tahun 2015

13

45

67

11

10

12

13

14

15

16

1718

19

20

2122

23

24

25

26

28

27

322931 3033

34

3536

37

38

39

41

42

43

44

48

47

45

46

495051

52 57

54

55

56

58

59

60

646162

63 67

68

69707172

737475

7677

78

79 80818283

84

85

86

87

88

89

91

949598

99

100

101

102

104

105 106

107

109

110

111

112 113

114 115116

118

119

120121

122

124

126

127

128

129

130

131

133

134135

136

137

138

139

12

Rancangan Tatanan Kepelabuhan Nasional

Rancangan

Tatanan Kepelabuhanan Nasional

2010

PengumpanPengumpul

(Pelabuhan Nasional)

Utama

(Internasional Hub & Internasional)

Regional Lokal

503 168

Pengumpul

260

Utama

26

Sumber: Direktorat Jenderal Perhubungan Laut 2010

Secara nasional terdapat 962 pelabuhan yang melayani transportasi laut, baikpenumpang maupun barang. Jumlah ini termasuk dengan 5 pelabuhan yang masihdalam tahap kajian penetapan hirarkinya

More than 70 cruise destinations

25 of the cruise destinations can accommodate cruise ship at the port

with international standard tendering facilities

It is estimated that there will be 200 cruise ship calls with 118,800

passengers in Indonesia in 2012

Indonesia is a potential cruise destination

0

50

100

150

200

250

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

50

24 19

40 41

8997

43

135

189178

215

CALLS

Cruise Traffic to Indonesia (jumlah penumpang)

-

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

24,484

10,791 13,336

26,790

46,230

21,616

68,598

94,166

112,882 118,823

Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2012

2001

24,500 Pax

+480%

2012

118,800 Pax

A Decade of Cruise Sector Development in Indonesia

2001 – 2012

PORT 2009 2010 2011 2012

BALI 19.448 35.147 50.121 56.808

LOMBOK 2.806 6.198 10.546 26.040

KOMODO 15.254 16.510 13.496 17.620

SEMARANG 10.724 10.035 14.149 15.168

JAKARTA 5.542 6.080 4.152 1.428

*Number of cruise calls

• Most cruise ships arrive in Nusa Tenggara

• There is a positive trend of cruise passengers in several destinations, with the exception in Jakarta.

*Number of cruise passengers

Benoa

Padang Bay

Komodo

Semarang

1.Ambon

2. Belawan

3. Benoa

4.Celukan

Bawang

5.Jakarta

6.Karimunjawa

7.Komodo

8.Kumai

9.Lembar

10.Makassar

11.Pare Pare

12. Probolinggo

13. Sabang

14.Semarang

15.Surabaya

2005 - 2012

1

2

3

4

5 6

14

7

8

9

10

11

12

13

15

The number of ports accommodating cruise ships has quadrupled

POLICY AND REGULATION IN SHIPPING AND PORT AFFAIRS SECTOR

PORT REFORM AND DEVELOPMENT

POTENTIAL TOURISM DESTINATION

Support to Cruise Sector

29/11/2012

The Government of Indonesia provides infrastructure facilities to support cruise ship arrivals through several measures:

• Issuing licence for marinas or special terminals

• Issuing Clearance and Approval for Indonesian Territory (CAIT) and port clearance

• Building wharfs

• Dredging channel and basin

• Installing sea navigation support equipments

• Docking and maintenance of cruise ships

• Other facilities

Pola Sistem Angkutan Penyeberangan Nasional

11/29/2012

Sabuk

Utara

Sabuk Selatan

Sabuk Tengah

• Untuk memfasilitasi konektivitas antar pulau, sistem penyeberangan memegang peranan strategis, khususnya untuk angkutanjarak pendek.

• Saat ini konektivitas Kawasan Timur dan Kawasan Barat Indonesia dipolakan dengan pembangunan sabuk penyeberanganutara, tengah, dan selatan

22

Jaringan Perkeretaapian Nasional (Eksisting & Rencana)

Pembangunan Jalur Ganda KA Jawa

23

BANDUNG

Jawa Barat

JAKARTA

SERANG

SURABAYA

SEMARANG

DKI

Banten

Jawa TengahJawa Timur

YOGYAKARTADIY

Merak

Bogor

Sukabumi

Cikampek

PadalarangCirebon

Banjar

Kroya

Tegal

Purwokerto

Pekalongan

Solo

Madiun Kertosono

Blitar

Malang

Bangil

Sidoarjo

Bojonegoro

Jember

Banyuwangi

Bojonegoro

Gambringan

Bojonegoro

Gundih

Prupuk

Kutoarjo

BANDUNG

Jawa Barat

JAKARTA

SERANG

SURABAYA

SEMARANG

DKI

Banten

Jawa TengahJawa Timur

YOGYAKARTADIY

Merak

Bogor

Sukabumi

Cikampek

PadalarangCirebon

Banjar

Kroya

Tegal

Purwokerto

Pekalongan

Solo

Madiun Kertosono

Blitar

Malang

Bangil

Sidoarjo

Bojonegoro

Jember

Banyuwangi

Bojonegoro

Gambringan

Bojonegoro

Gundih

Prupuk

Kutoarjo

North Java Double Track

South Java Double Track

• Pergerakan transportasi di Jawa masih didominasi oleh transportasi jalan. Untuk menyeimbangkan beban transportasi tersebut, penguatan perkeretaapian sangat diperlukan. Hal ini diwujudkan melalui pembangunan jalur ganda KA.

• Jalur ganda Jawa sepanjang 727 km akanmenghubungkan 2 kota terbesar di Indonesia, yaitu Jakarta dan Surabaya. Jakarta memiliki 21 juta penduduk dan Surabaya 7 juta penduduk.

• Jalur Ganda ini akan dapat meningkatkan frekuensi dan kapasitas KA sampai 200-300%.

Rencana Pengembangan Trans Sumatera Railways

24

BANDA ACEH

LAMPUNG

BESITANG

MEDAN

RANTAUPRAPAT

DURI

PEKANBARU

MUARO

JAMBI

PALEMBANG

TRACK EKSISTING

TRACK EKSISTING

• Partial Track KA Aceh

11,35 Km

• Penyelesaian

Desain

• Perkiraan Biaya :

Rp. 15,5 T

518 km

1.650 km

• Penyelesaian Desain

• Pembebasan Lahan

• Pembangunan

(mulai 2016)

• Perkiraan Biaya :

Rp. 49,5 T

196 km

400 km

TOTAL : 2.168 Km

Biaya Rp. 65 T

LangsaBireun

Besitang

Pengembangan KA Perkotaan

25

30km

Medan

Jabodetabek

Bandung Surabaya

Sumber: kemenhub, 2011

SISTEM

PERKERETAAPIAN

DI DKI JAKARTA

Koridor S-U (Bund. HI)

Operasi 2016

Koridor S-U (Kp Bandan)

Operasi 2020

Koridor T-B (1)

Operasi 2024

Koridor T-B (2)

Operasi 2027

Jalur Pan-

jang

Stasiun Hea

d -

way

Op

e-

rasi

Lebak Bulus

– Bund HI15.5

km13

(7 elevated,

6 underground)

5

mnt

2016

Bundaran

HI – Kp

Bandan

6.2

km8

(underground)

5

mnt

2020

Timur Barat

1tahap prastudi kelayakan 2024

2027

Timur Barat

2

Profil Proyek MRT

Jakarta

26

Rencana Pembangunan KA Bandara Soekarno Hatta

27

BSH 1

BSH 2

PLUIT

ANGKE

DURI

GROGOL

PESING

KEMBANGAN

PALMERAH

TEBET

RW. BUAYA

KALIDERES

TANGERANG

PORIS

KOTA

KP.BANDAN

TJ. PRIOK

TN.ABANG

SUDIRMAN

CIKINI

GAMBIR

MANGGARAI JATINEGAR

A

RAJAWALI

SENEN

Keterangan :Express Lane : Jalur KA Bandara Soekarno Hatta (FS PT SMI)Commuter Lane : Jalur Alternatif via Tangerang (Penugasan PT.KAI) Jalur MRT : Lebak Bulus – Dukuh Atas - Kota

Jalur Express

JalurCommuter

Blok M

SENAYAN

Rencana Pembangunan KA Bandara Kualanamu Medan

28

29

Pengembangan Bus Rapid Transit di Indonesia

Jakarta

Batam

Bogor

Bandung

Semarang

Yogyakarta

Surakarta

Denpasar

Pekanbaru

Palembang

Tangerang

2005

2008

2010

2009

2011

2004

Manado

Gorontalo

Ambon

Terdapat 14 kota yang telah mengimplementasikan sistem BRT

Source: MoT, 2011

TERIMA KASIH

30