Tonsilitis akut

32
PATTERNS OF ANTIMICROBIAL THERAPY IN ACUTE TONSILLITIS: A CROSS SECTIONAL HOSPITAL-BASED STUDY FROM UAE KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN THT-KL FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD DR. MOEWARDI 2015 JOURNAL READING Disusun Oleh: Ekkim Al Kindi G99141057 Surya Dewi Primawati G99141058 Biltinova Arum Miranti G99141059 Gresmita Rindi Winarti G99141060 Magdalena Wibawati G99141061 Pembimbing: dr. Putu Wijaya K, Sp.THT-KL.

description

Jurnal Reading mengenai Pola Antibiotik pada Tonsilitis Akut

Transcript of Tonsilitis akut

Page 1: Tonsilitis akut

PATTERNS OF ANTIMICROBIAL THERAPYIN ACUTE TONSILLITIS:

A CROSS SECTIONAL HOSPITAL-BASED STUDY FROM UAE

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN THT-KLFAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD DR. MOEWARDI

2015

JOURNAL READING

Disusun Oleh:Ekkim Al KindiG99141057Surya Dewi PrimawatiG99141058Biltinova Arum MirantiG99141059Gresmita Rindi WinartiG99141060Magdalena WibawatiG99141061 

Pembimbing:dr. Putu Wijaya K, Sp.THT-KL.

Page 2: Tonsilitis akut

PENDAHULUAN

Page 3: Tonsilitis akut

Pendahuluan

Penyakit THT menyerang orang dewasa dan anak-anak dan menyebabkan penurunan kualitas hidup sehari-hari

Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) merupakan bagian terbesar dari infeksi pernapasan.

Penggunaan obat yang tidak tepat mengakibatkan permasalahan seperti masalah efek samping obat, resistensi obat, serta masalah biaya

Page 4: Tonsilitis akut

Pendahuluan

Pasien ISPA di RSU :20-40% rawat jalan; 12-35% ranap

Faringitis dan tonsilitis > 10% di pelayanan kesehatan primer dan 50% pasien rawat jalan diberi antibiotik

Antibiotik diresepkan untuk infeksi THT dengan dugaan etiologi virus.

Beberapa penelitian telah melaporkan antimikroba yang diresepkan dalam penatalaksanaan ISPA berhubungan dengan penggunaan yang tidak rasional

Page 5: Tonsilitis akut

Pendahuluan

Dalam studi di Timur Tengah, antimikroba dinilai sebagai empat obat yang paling sering diresepkan di fasilitas kesehatan primer.

Pola peresepan antibiotik berbeda dari antar negara, disebabkan oleh faktor seperti organisme dan suseptibilitas antimikroba, preferensi dokter, dan biaya.

Sangat penting untuk mengevaluasi dan memonitor pola penggunaan obat secara berkala, untuk menemukan pola peresepan dalam rangka meningkatkan manfaat terapeutik dan mengurangi efek samping

Page 6: Tonsilitis akut

Pendahuluan

Studi pemanfaatan obat dirancang untuk meninjau secara sistematis obat yang diresepkan untuk pasien.

Studi prospektif ini bertujuan untuk menentukan pola peresepan antimikroba pada pasien dewasa dengan tonsillitis akut.

Page 7: Tonsilitis akut

BAHAN DAN METODE

Page 8: Tonsilitis akut

Subyek Penetilian

Kriteria Inklusi semua pasien yang menjalani rawat jalan di bagian THT di rumah sakit tipe A, Ajman, UEA dari Januari 2011 sampai Desember 2011 dan didiagnosis dengan tonsilitis akut

Kriteria eksklusi Pasien dengan Rekam medis yang tidak lengkap dikeluarkan dari penelitian

Page 9: Tonsilitis akut

Obyek Penelitian

Data penggunaan obat yang mencakup: karakteristik demografi sosial (usia, jenis

kelamin, kebangsaan) data klinis (diagnosis klinis, manifestasi klinis,

temuan pemeriksaan) data laboratorium: (kultur dan data

sensitivitas: isolasi organisme, sensitivitas dan pola resistensi)

data obat: (resep obat antimicrobial, dosis dan durasi pengobatan, perubahan jenis obat dan respon terhadap pengobatan)

Page 10: Tonsilitis akut

Metode

Jenis penelitian cross sectional Tujuan untuk mengevaluasi pola resep

antimikroba pada pasien dengan tonsilitis akut

Data dianalisis secara stastik menggunakan SPSS19

Page 11: Tonsilitis akut

Hasil

Page 12: Tonsilitis akut

Prevalensi dan indikator antimikroba digunakan dalam pengobatan tonsilitis akut

Page 13: Tonsilitis akut

Peresepan antibiotik pada tonsilitis akut

Antimikroba betalaktam seperti Sefalosporin dan Penisilin merupakan antimikroba paling sering diresepkanAmoksisilin/ Asam klavulanat [72 (30,25%)], Ceftriaxone [40 (16,8%)] dan metronidazole [35 (14,7%)] Dari 264 resep antimikroba, 109 (41,2%) merupakan antibiotik parenteral Ceftriaxone dan Amoxicillin /Asam klavulanat

Page 14: Tonsilitis akut

Kultur dan uji sensitivitas dari usap tenggorok

dilakukan pada 106 (44,5%) spesies bakteri diisolasi di 100 kasus (94,3%)

- Streptococci Alpha hemolitik di 35 (33%) kasus - spesies streptokokus 18 (17%) - spesies Neisseria 13 (12,3%) - beberapa spesies Staphylococcus

paling sering sensitif terhadap Sefalosporin generasi 3rd/4th dan Amoksisilin/ Asam klavulanat

Page 15: Tonsilitis akut

DISKUSI

Page 16: Tonsilitis akut

Penelitian ini membahas mengenai resep antimikroba dalam manajemen

tonsilitis akut pasien rawat jalan

Laki-laki > WanitaUsia Dewasa > geriatri dan pediatri

Diskusi

Page 17: Tonsilitis akut

Gambar 1. Resep obat-obatan yang diberikan pada tonsilitis akut

Page 18: Tonsilitis akut

Antibakteri yang paling sering diresepkan:

Antimikroba β-laktam: - Penisilin - Sefalosporin

Page 19: Tonsilitis akut

amoxicillin clavulanate ceftriazone

Obat tunggal yang paling sering digunakan pada penelitian ini:

Obat tunggal penelitian lain:

• Cefopodoxime• amoksisilin, cefixime dan ciprofloxacin• cefcapeneAlasan untuk meresepkan amoksisilin

/ klavulanat dan sefalosporin generasi ketiga karena adanya

gabungan dari beberapa infeksi dan peningkatan resistensi antibiotik

memilih antibiotik dengan spektrum yang lebih luas.

Page 20: Tonsilitis akut

Tabel 2. Prevalensi dan inidikator penggunaan antimikroba

Prevalensi penggunaan antimikroba No. (%) Total penggunaan obat (n=238) Rata-rata jumlah jenis obat tiap resep 4 Persentase resep dengan nama generik 96 % Persentase resep dengan injeksi 109 (45.7 %) Persentase obat yang diresepkan dari daftar obat esensial

60 %

Penggunaan antimikroba Total resep dengan antimikroba 209 Total antimikroba yang diresepkan 264 Antimikroba parenteral 109 Rata-rata pemberia jenis antimikroba 1 Resep dengan: Antibakteri Antibakteri tunggal Antibakteri lebih dari satu:

- 2 kombinasi obat - 3 kombinasi obat

209 165 34 10

Page 21: Tonsilitis akut

Angka median peresepan obat adalah satu

Rata-rata obat yang diresepkan adalah setinggi – tingginya tiga obat

Rata – rata dari obat tersebut adalah indikator penting dari diagnosis rasional dari peresepan obat.

Angka rata – rata dari obat setiap peresepan seharusnya serendah mungkin

menghindari peningkatan resiko dari interaksi obat, efek samping obat, resistensi bakteri, keluhan pasien dan biaya.

Page 22: Tonsilitis akut

Penelitian saat ini bertujuan untuk :1. mengaplikasikan praktek dari pengobatan rasional,2. meminimalkan jumlah obat yang diresepkan

Cara yang tepat: peresepan mengandung antimikroba, kultur dan sensitivitas yang dilakukan pada swab tenggorok

Studi dari Nepal melaporkan bahwa 95,9% resep mengandung antimikroba untuk pengobatan tonsilitis (Rehan, 2003). Sebuah publikasi dari Thailand melaporkan bahwa lebih dari 80% resep untuk infeksi saluran napas atas terdiri dari antimikroba (Issarachaikul dan Suankratay,2013).

Page 23: Tonsilitis akut

Sekitar 96% pada

penelitian ini menggunaka

n nama generik sesuai indikasi

mengurangi total

pengeluaran obat,

terutama untuk

antibiotik terbaru dan mendukung pengobatan

secara rasional.

Peresepan menggunakan obat paten merupakan

tindakan promosi oleh perusahaan

Mengurangi keobjektifan

dalam pengobatan.

Page 24: Tonsilitis akut

Sekitar (41%) dari

antimikroba

diresepkan

secara perente

ral

Penelitian

sebelumnya

meyebutkan

dimana jalur

parenteral

hanya digunak

an sebanyak 16% (Aint et al, 010)

Alasan dari

temuan ini

dimungkinkan karena gejala akut yang

muncul dari

kebanyakan

pasien mengharuskan penggu

naan antibioti

k parente

ral

Page 25: Tonsilitis akut

Antimikroba yang paling banyak digunakan adalah

Fixed dose drug combination (FDC) yakni Amoxicilin/ Asam

Clavulanic sekitar 30%. Peresepan Amoxicilin/ Asam clavulanic pada penelitian ini

berdasar FDC rasional rekomendasi dari WHO 2013

dalam manajemen infeksi saluran pernapasan atas.

Khan et al (2011) dalam penelitiannya menyebutkan

bahwa frekuensi penggunaan kombinasi obat antara Cefixim

+ Asam Clavulanic (9.7%) diikuti Amoxicilin/ Asam Clavulanic

(9.5%).

Rehan (2003) melaporkan hanya 16.5% penggunaan

dari kombinasi obat antimikroba dan kombinasi yang paling banyak adalah

ampicilin dengan cloxacilin.

Page 26: Tonsilitis akut

•Tes kultur dan sensitivitas dari swab tenggorok didapatkan hasil 44.5% pasien telah diberikan antimikrobia.

•Streptococcus α hemoliticus adalah bakteri yang paling banyak terisolasi yakni 33% dari kasus.

•Penemuan ini membutuhkan penelitian lebih lanjut

•menjelaskan mengenai bakteri komensal pada patogenesis tonsilitis akut.

•Bagaimanapun bakteri yang paling banyak terisolasi sensitif terhadap Sefalosporin generasi ¾ dan Amoxicilin/ Asam Clavulanic.

Page 27: Tonsilitis akut
Page 28: Tonsilitis akut

KESIMPULAN

Page 29: Tonsilitis akut

Kesimpulan

Antimikroba Β-laktam adalah antimikroba yang paling sering diresepkan

Injeksi telah digunakan secara luas untuk memasukkan obat antimikroba

Sebagian besar pasien mendapatkan antimikroba tunggal

Sebagian besar pengobatan diresepkan dengan menggunakan nama generik sesuai dengan penggunaan obat secara rasional

Kultur dan uji sensitivitas dilakukan pada sebagian besar kasus untuk mengidentifikasi mikroorganime dan untuk meresepkan antimikroba yang sesuai menunjukkan praktek pengobatan rasional

Page 30: Tonsilitis akut

TERIMA KASIH

Page 31: Tonsilitis akut

Abstrak

Latar Belakang

• Penyakit telinga, hidung dan tenggorokan (THT) berhubungan dengan penurunan kualitas hidup sehari-hari dan merupakan penyebab utama ketidakhadiran dalam bekerja.

Tujuan

• Menentukan pola pemberian resep antimikroba pada pasien dengan tonsilitis akut.

Bahan dan Metode

• Studi cross-sectional dilakukan pada semua pasien yang datang ke poliklinik THT dengan tonsilitis akut. Data diambil dari rekam medis menggunakan dengan proforma. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan SPSS 19

Page 32: Tonsilitis akut

Abstrak

Hasil

• Terdapat total 238 pasien yang ikut dalam penelitian (pasien pria sebanyak 138; pasien wanita 100). Sekitar 96% dari total obat diresepkan dengan nama generik. Median jumlah obat yang diresepkan adalah empat (kisaran 1-7). Delapan puluh delapan persen dari resep mengandung antimikroba, 78,5% analgesik, dan 57,9% antipiretik. Amoksisilin /asam klavulanat (24,8%) dan Ceftriaxone (12,2%) adalah antimikroba yang paling sering diresepkan. Pemberian obat secara parenteral banyak digunakan sekitar 41,6%. Sekitar 23,7% dari pasien mendapatkan obat amoksisilin/asam klavulanat secara injeksi intravena. Kultur dan sensitivitas tes dilakukan pada 106 (44,5%) dari seluruh kasus. Perubahan/penambahan obat antimikroba setelah tes kultur dan sensitivitas dilakukan pada 25 pasien.

Kesimpulan

• Penelitian ini menekankan pada pemberian resep antimikroba yang rasional. Pedoman terapi berdasarkan pola sensitivitas dapat mengoptimalkan penggunaan obat antimikroba.