TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PUTUSAN WARISAN NOMOR NO: …
Transcript of TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PUTUSAN WARISAN NOMOR NO: …
JURNAL PILAR Volume 11, No. 2, Tahun 2020 | 38
JURNAL PILAR: Jurnal Kajian Islam Kontemporer Volume 11 , No. 2, Tahun 20202 ISSN: 1978-5119
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PUTUSAN WARISAN NOMOR NO: 254/PDT.G/2019/PA SGM DI PENGADILAN AGAMA
SUNGGUMINASA KELAS IB
Wahidah Rustam1, Saidin Mansyur2
1,2 Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia
Corresponding Author:
Nama Penulis: Wahidah Rustam E-mail: [email protected]
Abstract This type of research is ex post facto, where the data analysis is carried out in a descriptive qualitative and the data management is carried out by direct observation in the field where it is in the Sungguminasa religious court class 1b, then interviews with various informants and competent sources. The objectives of this researcher are (1) to determine the factors that encourage inheritance disputes between the plaintiff and the defendant and (2) to obtain an overview of the judges of the Sungguminasa Religious Court in deciding No: 254 / Pdt.G / 2019 / PA SGM. Based on the research, it is concluded that (1) The factor that becomes an inheritance dispute is that the plaintiff as the legal wife of the heir has not received the inheritance or inheritance from the heir. The plaintiff and the inheritance rights of 2 (two) children of the plaintiff as biological children of the heir. (2) Overview of the judges of the Sungguminasa Religious Court in deciding No: 254 / Pdt.G / 2019 / PA SGM. The Plaintiff's claim is unclear and imperfect and flawed. The law is not based on law as applied by HIR Article 118 and article 120 in point 5.6.7 and the procedural law of the Religious Courts Law No.7 of 1989. So according to the decision the plaintiff's lawsuit is rejected.
Keywords: Juridical Review; Inheritance Decisions; religious courts
Abstrak Jenis penenlitian ini adalah ekspost facto, yang analisis datanya dilakukan secara deskriptif kualitatif dan pengelola datanya dilakukan dengan cara observasi langsung ke lapangan tempatnya di pengadilan agama sungguminasa kelas 1b, kemudian dilakukan wawancara berbagai informan dan sumber yang berkompeten. Tujuan peneliti ini yaitu (1) untuk mengetahui faktor yang mendorong terjadinya sengketa warisan antara penggugat dan tergugat serta (2) memperoleh gambaran tinjauan hakim pengadilan agama sungguminasa dalam memutuskan No: 254/Pdt.G/2019/PA SGM. Berdasarkan pada penelitian diproleh kesimpulan bahwa (1) Faktor yang menjadi sengketa warisan adalah penggugat sebagai isteri yang sah dari pewaris belum mendapat harta warisan atau harta peninggalan dari pewaris oleh karena itu tindakan para tergugat yang menguasai semua harta warisan peninggalan pewaris telah merugikan dan merampas hak waris penggugat dan hak waris 2 (dua) orang anak
Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan Warisan
JURNAL PILAR Volume 11, No. 2, Tahun 2020 | 39
penggugat sebagai anak kandung pewaris. (2) Gambaran tinjauan hakim pengadilan agama sungguminasa dalam memutuskan No: 254/Pdt.G/2019/PA SGM. Gugatan Penggugat kabur tidak jelas dan tidak sempurna dan cacat Hukum tidak berdasar Hukum sebagaimana yang diterapkan oleh HIR Pasal 118 dan pasal 120 dalam point 5.6.7 dan Hukum acara Peradilan Agama UU No.7 tahun 1989. Maka maka menurut putusan gugatan penggugat dinyatakan ditolak.
Kata kunci: Tinjauan Yuridis; Putusan Warisan; Pengadilan Agama
PENDAHULUAN
Sistem waris merupakan salah satu sebab atau alasan adanya
perpindahan kepemilikan, yaitu perpindahan hartabenda dan hak-hak
material dari pihak yang mewariskan ke pihak (pewaris), setelah yang
bersangkutan wafat kepada para penerima warisan (ahli waris) dengan jalan
pergantian yang didasarkanpada hukum syara’. Terjadinya proses pewarisan
ini tentu setelah memenuhi hak-hak yang terkait dengan harta peninggalan
orang yang mewariskan. Dalam menyelesaikan kasus perdata keislaman
telah menjadi kewenangan Peradilan Agama. Peradilan Agama merupakan
salah satu badan peradilan pelaku-pelaku kekuasaan kehakiman untuk
menyelenggarakan penegakkan hukum dan keadilan bagi rakyat pencari
keadilan perkara tertentu antara orang- orang yang beragama Islam. Hal ini
di atura dalam Undang-Undang Pasal 49 ayat (1) UU No.7 Tahun 1989 dan di
perbaharui dengan pasal 49 UU No.3 Tahun 2006 tentang tugas dan
wewenang Pengadilan Agama di bidang: Perkawinan, Waris, Wasiat, Hibah,
Wakaf, Zakat, Infak, Shadaqah, dan Ekonomi Syariah.
Di Indonesia hukum waris yang berlaku secara nasional ada tiga
macam, yaitu hukum waris yang berdasarkan hukum Islam, hukum barat dan
hukum adat. Dalam hukum Islam, hukum waris mempunyai kedudukan yang
amat penting. Hal ini dapat dimengertikan karena masalah kewarisan akan
dialami oleh setiap orang, selain itu masalah warisan merupakan suatu
masalah yang sangat mudah untuk menimbulkan sengketa atau perselisihan
diantara ahli waris atau dengan pihak ketiga. Masalah-masalah yang
menyangkut warisan seperti halnya yang menyangkut masalah-masalah lain
yang dihadapi manusia ada yang sudah di jelaskan permasalahannya dalam
Al-Qur’an dan Al-Sunnah dengan keterangan yang kongkrit, sehingga tidak
timbul macam-macam interpretasi, bahkan mencapai ijma’ (konsensus) di
kalangan ulama dan umat Islam.
Masalah waris ini sering menimbulkan sengketa atau masalah bagi
ahli waris, karena langsung menyangkut harta benda seseorang, karena harta
oleh manusia dianggap sebagai barang yang berharga. Sehingga sering
menimbulkan sengketa ataupun perselisihan karena berebut untuk
menguasai harta waris tersebut. Sengketa dalam masalah pembagian waris
Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan Warisan
JURNAL PILAR Volume 11, No. 2, Tahun 2020 | 40
ini bisa juga disebabkan karena harta warisan itu baru dibagi setelah sekian
lama orang yang diwarisi itu wafat. Ada juga karena kedudukan harta yang
tidak jelas, bisa juga disebabkan karena di antara ahli waris ada yang
memanipulasi harta peninggalan tersebut. Sengketa perselisihan pembagian
waris ini bisa membawa dampak buruk bagi ahli waris yang ditinggalkan,
karena berebut harta waris hubungan kekeluargaan di antara ahli waris ini
bisa rusak atau memutuskan hubungan kekeluargaan di antara ahli waris.
Maka dari itu masalah waris ini tidak bisa dianggap remeh. Allah telah
berfirman dalam surat An-Nisa (4):7:
اترکالوالدللر م اترکالوالدنوالقربونوللن ساءنصیبم م نوجالنصیبم
فروضا منہاوکثرنصیبام اقل القربونمم
Terjemahnya:
Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu bapak
dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari
harta peninggalan ibu bapak dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak
menurut bahagian yang telah ditetapkan.
Dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 171 ayat (a) dijelaskan bahwa
yang di maksud dengan hukum kewarisan adalah hukum yang mengatur
pemindahan hak kepemilikan harta peninggalan (tirkah) pewaris,
menentukan siapa-siapa yang berhak menjadi ahli waris dan berapa bagian
masing- masingnya.
Timbulnya kebutuhan untuk mengetahui kejelasan ketentuan hukum
kewarisan tersebut tidak harus menunggu karena adanya sengketa diperkara
waris tetapi seyogyanya karena ingin agar dapat melaksanakan ketentuan
hukum Islam, mengingat sebagian besar bangsa Indonesia adalah penganut
agama Islam.Hukum kewarisan Islam telah merombak secara mendasar
sistem kewarisan yang berlaku pada masa sebelum Islam yang pada
pokoknya tidak memberikan hak kewarisan kepada wanita dan anak-anak.
Dengan demikian, hukum kewarisan islam telah meletakkan suatu dasar
keadilan hukum yang sesuai denagn hak asasi dan martabat manusia.
METODE
Jenis penelitian dalam penulisan ini adalah penelitian kualitatif-
deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif adalah penelitian yang
menggambarkan atau melukiskan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta
yang tampak atau sebagaimana adanya, secara rinci dan mendalam dalam
bentuk narasi. Penelitian kualitatif-deskriptif yaitu suatu jenis penelitian
yang bertujuan untuk memberikan gambaran selengkap-lengkapnya
mengenai permasalahan yang diteliti.
Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan Warisan
JURNAL PILAR Volume 11, No. 2, Tahun 2020 | 41
Fokus penelitian merupakan suatu penentuan konsentrasi sebagai
pedoman arah suatu penelitian dalam upaya mengumpulkan dan mencari
informasi serta sebagai pedoman dalam mengadakan pembahasan atau
penganlisaan sehingga penelitian tersebut benar benar mendapatkan hasil
yang diinginkan. Dalam hal yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian
ini yaitu mengenai penanggulangan kemiskinan di Desa Kampala Kecamatan
Sinjai Timur Kabupaten Sinjai
Data Primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber aslinya yang berupa wawancara, jajak pendapat dari
individu atau kelompok. Data yang didapat dari para pihak yang
berhubungan dengan objek yang diteliti, dalam hal ini adalah Pemerintah
Desa Kampala dan Masyarakat miskin di Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten
Sinjai.
Data yang diperoleh dari buku, jurnal, majalah, skripsi, ataupun
dokumen lainnya yang di jadikan referensi serta informasi dari berbagai
media massa yang berkaitan dengan objek penelitian.
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan, berkisar pada tiga
instrumen, yaitu observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Untuk dapat
memperoleh data dalam penelitian deskriptif ini, maka dipakai teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
Pengamatan langsung (observasi) adalah pengamatan dan pencatatan
secara sistematis yang dilakukan penulis secara langsung dengan mendatangi
langsung lokasi penelitian yang dilaksanakan di Kantor Desa Kampala dan
Masyarakat penerima Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).
Wawancara (Interview) adalah teknik pengumpulan data dengan cara
tanya jawab secara lansung dan lisan dengan responden guna memperoleh
informasi atau keterangan yang berkaitan dengan masalah dan tujuan
penelitian.
Studi kepustakaan (Library research) adalah teknik pengumpulan data
dengan cara mengumpulkan bahan-bahan bacaan, termasuk peraturan
perundang-undangan, dokumen-dokumen yang ada kaitannya dengan
masalah diatas. Cara ini dimaksud untuk mencari konsepsi-konsepsi, teori-
teori, atau pendapat yang berhubungan dengan pokok permasalahan.
Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif
kualitatif. Menurut Soerjono Soekanto “Analisis data kualitatif adalah
merupakan tata cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif, yaitu apa
yang dinyatakan oleh responden secara tertulis maupun lisan, dan perilaku
nyata”.
Tahapan yang yang harus dikerjakan dalam menganalisis data
penelitian kualitatif, yaitu (1) reduksi data (data reduction); (2) paparan data
(data display); dan (3) penarikan keseimpulan (Mile dan Haberman, 1992).
Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan Warisan
JURNAL PILAR Volume 11, No. 2, Tahun 2020 | 42
Data yang sudah diperoleh disusun dengan bentuk penyusunan data,
kemudian dilakukan reduksi atau pengolahan data, menghasilkan sajian data
dan seterusnya diambil kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dudukan Perkara Warisan Putusan No. 254/Pdt.G/2019/PA Sungguminasa
Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal
Februari 2019 yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama
Sungguminasa pada tanggal 19 Februari 2019, dengan register perkara
Nomor 254/Pdt.G/2019/PA Sgm, itu juga telah mengemukakan hal-hal
sebagai berikut:
1. Bahwa Almarhum H. Sattu bin Coke sebagai Pewaris dalam perkara ini,
semasa hidupnya telah memiliki 3 (tiga) orang isteri, yaitu :
a. Isteri I (pertama) adalah Turut Tergugat I yang dikawini sekitar tahun
1959;
b. Isteri II (kedua) adalah Turut Tergugat II yang dikawini sekitar tahun
1989.
c. Isteri III (ketiga) adalah Penggugat yang dikawini tanggal 8 Desember
2002 sesuai bukti Penetapan Pengadilan Agama Sungguminasa
tanggal 25 Juli 2018 Nomor: 212/Pdt.P/2018/PA.Sgm;
2. Bahwa perkawinan Pewaris dengan Turut Tergugat I telah dikaruniai 2
orang anak laki-laki yang masing-masing bernama:
a. Sahiri bin H. Sattu (Tergugat I);
b. Suhardi bin H. Sattu (Tergugat II);
3. Bahwa perkawinan Pewaris dengan Turut Tergugat II sebagai isteri
kedua tidak dikaruniai anak keturunan.
4. Bahwa Penggugat adalah isteri ketiga dari Almarhum H. Sattu bin Coke
yang menikah pada tanggal 8 Desember 2002, sesuai Penetapan
Pengadilan Agama Sungguminasa tanggal 25 Juli 2018 Nomor:
212/Pdt.P/2018/PA.Sgm, dan telah dikaruniai 2 (dua) orang anak yang
masing-masing bernama:
a. Pina Pandiwinata binti H. Sattu, saat ini berumur 17 Tahun;
b. Muh. Iksan Sabri bin H. Sattu, saat ini berumur 8 Tahun;
5. Bahwa Penggugat beserta 2 (dua) orang anaknya, yaitu Pina Pandiwinata
dan Muh. Iksan Sabri hendak menggugat harta peninggalan Almarhum H.
Sattu bin Coke yang saat ini telah dikuasai Para Tergugat namun
terkendala pada umur kedua anaknya yang bernama Pina Pandiwinata
dan Muh. Iksan Sabri masih dibawah umur sehingga memerlukan
seorang wali yang pada dasarnya hak sebagai wali telah melekat pada
Penggugat dan harus ditetapkan oleh Pengadilan Agama.
Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan Warisan
JURNAL PILAR Volume 11, No. 2, Tahun 2020 | 43
6. Bahwa pada hari jumat, tanggal 17Juli 2016, H. Sattu bin Coke sebagai
Pewaris telah meninggal dunia dengan meninggalkan ahli waris,yaitu:
a. Bayang binti Sinring sebagai isteri pertama;
b. Hj. Budiati binti Rurung sebagai Isteri kedua;
c. Darmawati binti Nurdin sebagai isteri ketiga;
d. Sahiri bin H. Sattu sebagai anak dari isteri pertama;
e. Suhardi bin H. Sattu sebagai dari anak isteri pertama;
f. Pina Pandiwinata binti H. Sattu sebagai anak dari isteri ketiga;
g. Muh. Iksan Sabri bin H. Sattu sebagai anak dari isteri ketiga;
7. Bahwa selain meninggalkan ahli waris, Almarhum H. Sattu bin Coke
sebagai Pewaris telah meninggalkan juga harta yang belum terbagi
kepada ahli warisnya, yaitu sebagai berikut:
a. Sebidang tanah yang dikuasai oleh Tergugat I, berupa harta bersama
yang setengahnya adalah harta warisan dari Pewaris yaitu harta yang
diperoleh setelah perkawinan Pewaris bersama Turut Tergugat I,
sebagai isteri pertama, yaitu sebidang tanah kebun seluas ± 1 Ha,
terletak di Kampung Parangmaha, Kelurahan Bontolerung Kecamatan,
Tinggimoncong Kabupaten Gowa, dengan batas-batas sebagai berikut:
1) Sebelah Utara tanah milik Arif;
2) Sebelah Timur tanah milik Arif;
3) Sebelah Selatan tanah milik Nasir;
4) Sebelah barat tanah milik Arif;
8. Sebidang tanah yang dikuasai oleh Tergugat II berupa harta bersama
yang setengahnya adalah harta warisan dari Pewaris yaitu harta yang
diperoleh setelah perkawinan Pewaris bersama Turut Tergugat I sebagai
isteri kedua, yaitu sebidang tanah kebun seluas ± 2 Ha, terletak di Bonto
Sapa Dusun Salu’ Toa, Desa Parigi Kec. Parigi Kab. Gowa dengan batas-
batas sebagai berikut:
a. Sebelah Utara tanah Jalan Poros Provinsi
b. Sebelah Timur tanah milik Dg. Labbiri
c. Sebelah Selatan Hutan
d. Sebelah barat tanah milik Dg. Sampe
9. Sebidang tanah yang dikuasai oleh Tergugat II, berupa harta bawaan dari
Pewaris yaitu harta yang diperoleh Pewaris sebelum menikahi isteri
pertama, isteri kedua dan isteri ketiga, yaitu sebidang tanah sawah
seluas ± 2.300 M2, terletak di Bukit Parigi, Desa Jonjo, Kecamatan Parigi,
Kabupaten Gowa, dengan batas-batas sebagai berikut:
a. Sebelah Utara tanah sawah milik Dudding;
b. Sebelah Timur tanah sawah milik H. Libang;
c. Sebelah Selatan sungai;
d. Sebelah barat tanah sawah milik Samone
Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan Warisan
JURNAL PILAR Volume 11, No. 2, Tahun 2020 | 44
10. Bahwa sampai saat ini Penggugat sebagai isteri yang sah dari Pewaris
belum mendapat harta warisan atau harta peninggalan dari Pewaris.
Begitu pula 2 (dua) orang anak Penggugat sebagai anak kandung Pewaris
tidak mendapat harta warisan dari Pewaris. Oleh karena itu tindakan
Para Tergugat yang menguasai semua harta warisan peninggalan
Pewaris pada poin 6 diatas telah merugikan dan merampas hak waris
Penggugat dan hak waris 2 (dua) orang anak Penggugat sebagai anak
kandung Pewaris.
11. Bahwa karena Penggugat sebagai isteri yang sah dari Pewaris dan 2
(dua) orang anak Penggugat sebagai anak kandung Pewaris belum
mendapat harta warisan atau harta peninggalan dari Pewaris, maka
berdasar hukum untuk ditetapkan sebagai ahli waris yang berhak atas
harta peninggalan dari pewaris sesuai dengan legitimasi porsinya
masing-masing.
12. Bahwa untuk menghindari terjadinya pengambil-alihan, pengalihan hak,
menggadaikan dan menghilangkan seluruh objek gugatan, maka sangat
beralasan hukum jika Pengadilan Agama Sungguminasa meletakkan Sita
Jaminan atas seluruh objek warisan tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, para Penggugat memohon
kepada Ketua Pengadilan Agama Sungguminasa Cq. Ketua dan Anggota
Majelis Hakim Yang Mulia agar berkenan untuk memutuskan sebagai berikut:
PRIMAIR:
1. Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya;
2. Menetapkan Penggugat sebagai wali dari 2 orang anak kandungnya yang
masing-masing bernama:
a. Pina Pandiwinata binti H. Sattu;
b. Muh. Iksan Sabri bin H. Sattu;
3. Menyatakan bahwa Almarhum H. Sattu bin Coke meninggal dunia pada
hari jumat, tanggal 17 Juli 2016.
4. Menetapkan Almarhum H. Sattu bin Coke sebagai Pewaris.
5. Menetapkan ahli waris Almarhum H. Sattu bin Coke, yaitu:
a. Bayang binti Sinring sebagai isteri pertama;
b. Hj. Budiati binti Rurung sebagai Isteri kedua;
c. Darmawati binti Nurdin sebagai isteri ketiga;
d. Sahiri bin H. Sattu sebagaianak dari isteri pertama;
e. Suhardi bin H. Sattu sebagai darianak isteri pertama;
f. Pina Pandiwinata binti H. Sattu sebagai anak dari isteri ketiga;
g. Muh. Iksan Sabri bin H. Sattu sebagai anak dari isteri ketiga;
6. Menetapkan sebagai harta warisan yaitu:
Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan Warisan
JURNAL PILAR Volume 11, No. 2, Tahun 2020 | 45
a. Setengah dari harta yang diperoleh setelah perkawinan Pewaris
bersama Tergugat I, sebagai isteri pertama, yaitu sebidang tanah
kebun seluas ± 1 Ha, terletak di Kampung Parangmaha, Kelurahan
Bontolerung Kec. Tinggimoncong Kab. Gowa dengan batas-batas
sebagai berikut:
1) Sebelah Utara tanah milik Arif;
2) Sebelah Timur tanah milik Arif;
3) Sebelah Selatan tanah milik Nasir;
4) Sebelah barat tanah milik Arif;
b. Setengah dari harta yang diperoleh setelah perkawinan Pewaris
bersama Tergugat II sebagai isteri kedua, yaitu sebidang tanah kebun
seluas ± 2 Ha, terletak di Bonto Sapa Dusun Salu’ Toa, Desa Parigi
Kec. Parigi Kab. Gowa dengan batas-batas sebagai berikut:
1) Sebelah Utara tanah Jalan Poros Provinsi
2) Sebelah Timur tanah milik Dg. Labbiri
3) Sebelah Selatan Hutan
4) Sebelah barat tanah milik Dg. Sampe
c. Sebidang tanah sawah seluas ± 2.300 M2, terletak di Bukit Parigi,
Desa Jonjo Kec. Parigi Kab. Gowa dengan batas-batas sebagai berikut:
1) Sebelah Utara tanah sawah milik Dudding
2) Sebelah Timur tanah sawah milik H. Libang
3) Sebelah Selatan sungai;
4) Sebelah barat tanah sawah milik Samone;
5) adalah harta warisan atau harta peninggalan Almarhum H.
Sattu Bin Coke sebagai Pewaris, yang belum dibagikan kepada
ahli warisnya;
7. Menetapkan hak porsi masing-masing ahli waris dari Pewaris Almarhum
H. Sattu bin Coke sesuai dengan ketentuan hukum faraidl (syari'at Islam)
dan peraturan perundang-undangan yangberlaku;
8. Menghukum Para Tergugat atau siapa saja yang menguasai atau
mendapat hak atas obyek sengketa agar mengosongkan obyek sengketa
tersebut dan menyerahkan kepada ahli waris yang berhak dalam
keadaan kosong untuk dibagi sebagaimana bagian masing-masing;
9. Meletakkan Sita Jaminan diatas seluruh obyek warisan sebagaimana
pada poin 7 posita gugatan;
10. Menghukum Para Tergugat untuk membayar seluruh biaya yang
ditimbulkan dalam perkara ini;
Pandangan Hakim Pengadilan Agama Sungguminasa Kelas 1B
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis terhadap
putusan No: 254/Pdt.G/2019/PA SGM. di Pengadilan Sunnguminasa Kelas 1B
Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan Warisan
JURNAL PILAR Volume 11, No. 2, Tahun 2020 | 46
hasil wawancara yang di lakukan oleh penulis dengan Bapak Drs. H. Thayyib
HP. selaku Hakim di Pengadilan Agama Sungguminasa Kelas 1B mengenai
faktor apa saja yang menjadi sengketa warisan dalam putusan tersebut, maka
sebagai berikut informasi yang diperoleh penulis :
Bapak Drs. H. Thayyib HP menuturkan:
“Sengketa waris yang terjadi dalam masyarakat pada umumnya
disebabkan oleh salah seorang ahli waris ingin menguasai lebih banyak
bagian dari ahli waris lainnya. Seperti dalam sengketa waris yang
diputuskan di Pengadilan. Sengketa dalam masalah pembagian waris
ini bisa juga disebabkan karena harta warisan itu baru dibagi setelah
sekian lama orang yang diwarisi itu wafat. Ada juga karena kedudukan
harta yang tidak jelas, bisa juga disebabkan karena diantara ahli waris
ada yang memanipulasi harta peninggalan tersebut. Sengketa
perselisihan pembagian waris ini bisa membawa dampak buruk bagi
ahli waris yang ditinggalkan, karena berebut harta waris hubungan
kekeluargaan di antara ahli waris ini bisa rusak atau memutuskan
hubungan kekeluargaan di antara ahli waris. Maka dari itu masalah
waris ini tidak bisa dianggap remeh.” (Wawancara, 13 Februari 2020)
Gambaran Tinjauan Hakim Dalam Memutuskan Perkara Warisan
Putusan No: 254/Pdt.G/2019/PA SGM. di Pengadilan Agama Sungguminasa
Kelas 1B
Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan oleh penulis terhadap
putusan No: 254/Pdt.G/2019/PA SGM. di Pengadilan Sunnguminasa Kelas 1B
hasil pengambilan data yang di lakukan oleh penulis dengan Bapak. Agus
Salim Razak, S.H., M.H. selaku panitera muda hukum di Pengadilan Agama
Sungguminasa Kelas 1B mengenai gambaran tinjauan hakim Pengadilan
Agama Sungguminasa Kelas 1B dalam memutuskan perkara warisan No:
254/Pdt.G/2019/PA SGM. (Pengambilan Data, 13 Maret 2020), maka sebagai
berikut data yang diperoleh penulis:
A. Jawaban Terhadap Dasar Gugatan
1. Terhadap Subjek Hukum (tergugat dan turut tergugat) .
a. Bahwa turut Tergugat II Suhardi bin H.Sattu dan Tergugat I, Sahiri
bin H.Sattu adalah anak kandung dari Alm. H. Sattu bersama Bayang
binti Sinring, istri pertama yang dinikahi secara SAH dalam tahun
1979 dikuatkan keterangan akte nikah No.05/P3N/DP/1979.
Dari Kantor Urusan Agama Tinggimoncong; Perkawinan alm. H.
Sattu dengan Istri pertamanya Turut Tergugat I (Bayang binti
Sinring) telah melahirkan 4 (empat) orang anak kandung masih
hidup 2 (dua) yaitu Sahiri bin H.Sattu ( tergugat I ) dan Suhardi bin
Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan Warisan
JURNAL PILAR Volume 11, No. 2, Tahun 2020 | 47
H.Sattu ( tergugat II ) perceraian resmi dengan Bayang binti Sinring
( Turut Tergugat I) dalam tahun 1990;
b. Setelah perceraian dengan Turut Tergugat I (Bayang binti Sinring)
Alm. H.Sattu bin Coke kawin dengan HJ. BUDIATI BINTI RURUNG
(Turut Tergugat II) sebagai istri kedua tidak dikaruniayai anak.
c. Dalam tahun 2002, tanggal 8 Desember, Penggugat kawin dengan
alm.H Sattu bin Coke setelah 12 tahun Perceraian dengan Turut
Tergugat I, setelah almarhum H. Sattu bin Coke meninggal tahun
2016 Penggugat mohon pengesahan nikah pada Pengadilan Agama
Sungguminasa Pengadilan Agama Sungguminasa, tanggal 8 dengan
penetapan pengesahan nikah dari Pengadilan Agama Sunggumiasa
tersebut Penggugat mengajukan gugatan Waris sebagai pewaris
objek sengketa;
2. Terhadap Objek sengketa;
a. Objek sengketa dalam gugatan Penggugat yang dikuasai Tergugat II
(Suhardi bin H. Sattu) tanah kebun seluas +2 Ha terletak di Bonto
Sapa Dusun Salu Toa Kecamatan Parigi, adalah tanah yang dikuasai
oleh Turut Tergugat I (Bayang binti Sinring);
b. Objek sengketa Penguasaan Turut Tergugat I dan Tergugat II (Ibu
dan anak) adalah warisan dari Orang tua Bayang binti Sinring yang
bernama SAKO MALLEWAI (meninggal tahun 2006) di kampung
Bonto Sapa Pangajiang (letak objek sengketa), dan untuk kewajiban
pajak dan bumi sesuai UU No.12 tahun 1985 di atas namakan Ardi
alias Suhardi bin H.Sattu (Tergugat II) anak dari Turut tergugat
sampai sekarang;
c. Objek sengketa seluas +2.300 M2 (luas dalam gugatan) fakta
sebenarnya hanya seluas +900 M2 Penggugat berpendapat harta
bawaan dari Alm. H. SATTU, dengan fakta dikuasai oleh Tergugat II
(SUHARDI bin H. SATTU) sejak perkawinan dengan istri pertama
Bayang binti Sinring (Turut Tergugat I), terletak di Bukit Parigi,
Desa Jonjo Kecamatan Parigi.
B. Jawaban Penggugat terhadap gugatan objek sengketa.
1. Uraian Penggugat terhadap objek sengketa baik keseluruhan maupun
sebagian sebagaimana dalam Petitumnya adalah suatu tuntutan yang
tidak beralasan hukum menuntut sebagai ahli waris terhadap objek
sengketa. Bahwa penguasaan objek sengketa oleh Tergugat II, Suhardi
dan Turut Tergugat I Bayang binti Sinring sebagai ibu dan anak berupa
Tanah kebun seluas kurang lebih 900 M2 bukan 2. HA (sesuai gugatan)
yang terletak di Bonto Sapa Dusun Panggajiang, Desa Parigi, Kecamatan
Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, merupakan warisan orang tua Turut
Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan Warisan
JURNAL PILAR Volume 11, No. 2, Tahun 2020 | 48
Tergugat I yang bernama SAKO MALLEWAI (meninggal Tahun 2006)
bukan dari Alm.H Sattu bin Coke;
2. Bahwa ojek sengketa yang dikuasai Tergugat II Suhardi bin H.Sattu,
dikuasai dimiliki berdasarkan Surat Keterangan hibah dari neneknya
yang bernama BAYANG MIRI (meninggal tahun 2002) bukti hibah
tertanggal 12 Mei tahun 2000 dengan saksi tanda tanga/cap jempol
oleh Pemberi hibah dan penerima Hibah dengan saksi Sattu Coke alm
H.Sattu (sudah meninggal), SERTA SIANG BINTI COKE, dan SINARI
BINTI COKE keduanya masih hidup.
3. Objek sengketa tersebut sampai saat ini masih atas nama BAYANG MIRI
bukan an H Sattu bin Coke, terdaftar dalam buku tanah buku F.Kohir
No. 49 C. 1 dengan luas 0,28 terletak di bukit Parigi, Desa Jonjo,
Kecamatan Parigi, bukan, luas 2.300 M2, sesuai gugatan Penggugat.
4. Pengakuan dan alasan Penggugat berhak terhadap atas objek sengketa
yang dikuasai oleh Tergugat II Suhardi dan Turut Tergugat I Bayang
binti Sinring, merupakan kesimpulan Asumsi belaka pendapat pribadi
emosional sepihak untuk menguasai Hak-Hak orang lain, bahkan suatu
itikad tidak baik, tidak jujur dan dapat dikatakan perbuatan melawan
hukum;
5. Pengakuan Penggugat bahwa Penggugat objek sengketa adalah harta
bawaan/pencaharian bersama (Gono gini) dengan Alm. H. Sattu bin
Coke sehingga menuntut harus dibagi dua dengan Penggugat berikut 2
(dua) orang anaknya sebagaimana petitum Penggugat, adalah alasan
hukum yang secara materil tidak dapat diterima secara Konstruktif
hukum Matril;
C. Pertimbangan Hukum
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah
sebagaimana telah diuraikan di atas.
Menimbang, bahwa untuk memenuhi amanat pasal 154 ayat(1 )RBg,
majelis hakim telah berusaha menasihati Penggugat melalui Kuasa
hukumnya dan Tergugat II, Turut Tergugat I, melalui kuasa Hukumnya
agar dapat menyelesaikan sengketanya dengan damai namun tidak
berhasil.
Menimbang, bahwa proses mediasi dalam perkara a quo sebagaimana
kehendak Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 Tahun 2016
tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan dilaksanakan namun tidak
berhasil bedasarkan laporan mediasi tanggal 12 April 2019, dan hanya
dihadiri oleh Penggugat dan Tergugat II, serta Turut Tergugat I,
sedangkan Tergugat I dan Turut Tergugat II, tidak hadir untuk mediasi;
Menimbang, bahwa pada hari-hari persidangan yang telah ditentukan,
Penggugat datang menghadap sendiri ke persidangan sedangkan
Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan Warisan
JURNAL PILAR Volume 11, No. 2, Tahun 2020 | 49
Tergugat I dan Turut Tergugat II tidak pernah datang menghadap atau
menyuruh orang lain sebagai kuasa hukumnya meskipun telah
dipanggil secara resmi dan patut;
Menimbang bahwa selanjutnya dibacakan surat gugatan Penggugat
lalu melalui Kuasa Hukum Penggugat menyatakan secara lisan ada
perobahan yakni pada objek sengketa poin 7.1. tertulis dalam gugatan
Turut Tergugat I, sebagai istri ke dua, seharusnya tertulis Turut
Tergugat II, sebagai istri kedua, dan objek sengketa 7.2. tertulis Turut
Tergugat I, sebagai istri kedua, seharusnya Turut Tergugat I, sebagai
istri pertama, selebihnya tidak ada perobahan baik posita maupun
petitum, untuk itu perobahan tersebut dibenarkan karena belum
dijawab oleh Tergugat II, dan Turut Tergugat I.
Menimbang bahwa terhadap pemeriksaan perkara ini Penggugat
melalui kuasa hukumnya mengajukan kumulasi gugatan antara
penetapan wali dan gugatan waris dan dengan pertimbangan azas
cepat karena terkait dengan perkara ini serta tidak ada bantahan dari
Tergugat II, dan Turut Tergugat I/Kuasa Hukumnya.
KESIMPULAN
Bahwa Penggugat beserta 2 (dua) orang anaknya, yaitu Pina
Pandiwinata dan Muh. Iksan Sabri hendak menggugat harta peninggalan
Almarhum H. Sattu bin Coke yang saat ini telah dikuasai Para Tergugat
namun terkendala pada umur kedua anaknya yang bernama Pina
Pandiwinata dan Muh. Iksan Sabri masih dibawah umur sehingga
memerlukan seorang wali yang pada dasarnya hak sebagai wali telah
melekat pada Penggugat dan harus ditetapkan oleh Pengadilan Agama. Para
Tergugat yang menguasai semua harta warisan peninggalan Pewaris dan
telah merugikan dan merampas hak waris Penggugat dan hak waris 2 (dua)
orang anak Penggugat sebagai anak kandung Pewaris.
Selain faktor di atas yang menjadi faktor lain dalam gugatan ini yaitu
karena mengingat fakta hukum objek sengketa yang telah dikuasai sampai
sekarang oleh tergugat maupun turut tergugat adalah berdiri sendiri dengan
letak keberadaannya terdapat pada beberapa desa, lain kelurahan serta lain
kecamatan luas batas berbeda secara signifikan, hak penguasaannya atau
kepemilikan masing-masing dilengkapi alas Hak yang sah, tetapi disatukan
atau digabungkan dalam satu gugatan, gugatan demikian adalah gugatan
cacat formil sehingga tidak dapat diterima, dengan alasan Hukum.
Bahwa untuk memenuhi amanat pasal 154 ayat (1) RBg, majelis hakim
telah berusaha menasihati Penggugat melalui Kuasa hukumnya dan Tergugat
II, Turut Tergugat I, melalui kuasa hukumnya agar dapat menyelesaikan
Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan Warisan
JURNAL PILAR Volume 11, No. 2, Tahun 2020 | 50
sengketanya dengan damai namun tidak berhasil dan proses mediasi dalam
perkara ini sebagaimana kehendak Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1
Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan dilaksanakan namun
tidak berhasil bedasarkan laporan mediasi, dan hanya dihadiri oleh
Penggugat dan Tergugat II, serta Turut Tergugat I, sedangkan Tergugat I dan
Turut Tergugat II, tidak hadir untuk mediasi.
Maka kesimpulan hukum terhadap gugatan penggugat dinyatakan
sebagai beriut: Gugatan Penggugat kabur tidak jelas dan tidak sempurna dan
cacat Hukum tidak berdasar hukum sebagaimana yang diterapkan oleh HIR
Pasal 118 dan pasal 120 dalam point 5.6.7 dan hukum acara Peradilan Agama
UU No.7 tahun 1989.
DAFTAR PUSTAKA
Al Quran Al Karim. Departemen Agama RI.
Adi, Rianto, 2004, Metodologi Sosial dan Hukum, Jakarta: Granit.
Al-Bukhari, Shahih Bukhary, jus. IV, Cairo: Daar wa Matha’ Asy-Sya’biy: Hal
181
Ali, Zainuddin, 2006, Hukum Islam, Pengantar Hukum Islam, Jakarta: Sinar
Grafika. Araham Ulul dalam http://www.google.com. File://E:/skripsi
tentang persoalan perdata Islam weys.Htm
Ali Daud, 1998, Hukum Islam, Ilmu Hukum, dan Tata Hukum Islam di
Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo.
Basyir, Ahmad Azhar, 2011, Hukum Waris Islam, Yogyakarta: Ull Perss
Dimyati, Khudzaifah, 2012 Metode penelitian Hukum, Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta Fathurrahman, 1975, Ilmu Waris, Bandung:
Al Ma’arif
Muhammad Dja’is & R.M.J Koosmargono, 2010, Membaca dan Mengerti HIR,
Semarang. Percetakan Oetama.
Muhibbin, Moh & Abdul Wahid 2019/2011, Hukum Kewarisan Islam, Jakarta
Sinar Grafika.
Nasution Amin Husein, 2012, Hukum Kewarisan, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada. Perangin Efendi, 2011, Hukum Waris, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Rafiq Akhmad, 1998, Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: PT. Grafindo
Soemitro, Roni Hanitijo, 1994, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri,
Jakarta: Ghalia Indonesia
Subekti, 1969, Kamus Hukum, Jakarta: Pradnya Pramita.
Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan Warisan
JURNAL PILAR Volume 11, No. 2, Tahun 2020 | 51
Sugono, Bambang, 1997, Metode Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada
Suparman Eman, 2011 Hukum Waris Indonesia, Bandung: PT. Refika
Aditama.
Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan, 1995, Kamus Besar
Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka
Undang-Undang Nomor 3Tahun 2006 Tentang Peradilan Agama
Wardiono, Kelik, 2005, Metodeologi Penelitian Hukum, Surakarta.