The Influence of Corporate Social Responsibility...
Transcript of The Influence of Corporate Social Responsibility...
The Influence of Corporate Social Responsibility disclosure, income Tax and
Operasional Expense on Profitability Manufacturing Company have been
doing Sosial Activities and listing at BEI in Period 2008-2010
By:
Rafflesia
Lecture:
Dr. Emmy Indrayani
Sundari SE., MM
Undergraduate Program, Faculty of Economics
Gunadarma University
Keyword : Corporate Social Responsibility (CSR) disclosure, Income Tax,
Operational Costs and Profitability.
ABSTRACT
Aim of this research have to know how to influence of CSR disclosure, income
tax, corporate operational cost to Profitabilities company, wherever the Corporate
was to doing the social activities in the enviromental corporate to do.
Population of this examination are the manufacturing firm listed on the
Jakarta Stock exchange during 2008 – 2010. And the Corporate was posting the
Financila and Annual report in consecutive. The research uses 33 company was be
must from purposive sampling methode. Use the Linear Regresion with SPSS
17.0. Result show that CSR disclosure and income tax not be influence
significantly affect, but the corporate operation costs be influence to Profitability
company.
Based from this research, so the result research can be generalition with
added the new variable to more be connect with CSR disclosure and used the
Information not only CSR disclosure but real value economic from social
activities compony to do.
PENDAHULUAN
Setiap manajer dan stakeholder dari perusahaan tentunya menginginkan
perusahaan yang mereka kelola selalu berkembang, dari skala perusahaan yang
kecil menjadi skala perusahaan yang lebih besar dan profit yang juga terus
meningkat. Terkadang perusahaan hanya berfokus terhadap apa yang akan mereka
peroleh seperti laba dan brand imange tanpa memperhatikan kondisi lingkungan
dimana perusahaan beroperasi.
Kondisi-kondisi tersebut menjadikan konsep sustainability development
dan Corporate Social Responsibility (CSR) sedang berkembang. Corporate Social
Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan) juga dianggap inti dari etika
bisnis, yang berarti bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-
kewajiban ekonomi dan legal (artinya kepada pemegang saham atau shareholder)
tetapi juga kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan
(stakeholder) yang jangkauannya melebihi kewajiban-kewajiban di atas (ekonomi
dan legal). Tanggung jawab sosial dari perusahaan (Corporate Social
Responsibility) merujuk pada semua hubungan yang terjadi antara sebuah
perusahaan dengan semua stakeholder, termasuk didalamnya adalah pelanggan
atau customers, pegawai, komunitas, pemilik atau investor, pemerintah, supplier
bahkan juga kompetitor. Pengembangan program-program sosial perusahaan
dapat berupa bantuan fisik, pelayanan kesehatan, pembangunan masyarakat
(community development), outreach, beasiswa dan sebagainya. CSR tidak lagi
dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu
nilai perusahaan (corporate value) yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya
(financial) saja. Tapi tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple
bottom lines yakni financial, sosial dan lingkungan, karena kondisi keuangan saja
tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan
(sustainable). Keberlanjutan perusahaan juga akan terjamin apabila perusahaan
memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup. .
Banyak manfaat yang diperoleh perusahaan dengan pelaksanan corporate
social responsibility, antara lain produk semakin disukai oleh konsumen dan
perusahaan diminati investor Seiring meningkatnya loyalitas konsumen dalam
waktu yang lama, maka penjualan perusahaan akan semakin membaik, dan pada
akhirnya dengan pelaksanaan CSR, diharapkan tingkat profitabilitas perusahaan
juga meningkat. Dengan meningkatnya profit perusahaan pajak penghasilan yang
akan disetorkan oleh perusahaan terhadap pemerintah tidak akan meningkat
karena adanya aktivitas sosial perusahaan yang berguna bagi masyarakat dan
lingkungan, tanpa harus meningkatkan lagi jumlah pajak akibat meningkatnya
profitabilitas perusahaan. Oleh karena itu, CSR berperan penting dalam
meningkatkan nilai perusahaan sebagai hasil dari peningkatan penjualan
perusahaan dengan cara melakukan berbagai aktivitas sosial di lingkungan
sekitarnya. Aktivitas Corporate Social Responsibility tidak hanya dapat berjalan
begitu saja, tetapi diperlukan laporan yang membuktikan bahwa adanya aktivitas
sosial tersebut, hal ini harus diungkapkan oleh perusahaan untuk dapat menjadi
bukti dan dapat menarik perhatian Investor agar dapat menanamkan modalnya
pada perusahaan tersebut, laporan inilah yang disebut dengan Corporate Social
Responsibility disclosure atau Laporan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan.
Dengan dasar tersebut maka penulis ingin mengetahui sejauh mana Pengaruh
CSR disclosure, Pajak Penghasilan dan Biaya Operasi terhadap Profitabilitas
Perusahaan Manufaktur yang telah melaksanakan aktivitas CSR dan
Terdaftar di BEI Periode 2008-2010. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa
dan mengetahui pengaruh CSR terhadap profitabilitas, Pajak Penghasilan dan
Biaya Operasional pada perusahaan Manufaktur. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi penulis, dapat memberikan bekal pengetahuan dalam memasuki dunia
kerja.
2. Bagi Perusahaan, dapat memberikan pemikiran tentang pentingnya
tanggungjawab sosial perusahaan dan sebagai pertimbangan untuk
meningkatkan kepedulian perusahaan terhadap lingkungan dan sosial, juga
untuk mencapai suistainable corporation
3. Bagi Investor, berguna dalam decision making dalam penanaman modalnya
serta mempertimbangkan aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam
investasi tidak hanya terpaku pada profit yang akan dihasilkan oleh
perusahaan tetapi juga kepedulian perusahaan terhadap Lingkungannya.
4. Bagi bidang Akademis, bisa dijadikan referensi dalam penelitian-penelitian
selanjutnya disamping sarana untuk menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan.
a. Model Analisis
Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran
b. Hipotesis Penelitian
H1 : Corporate Social Responsibility disclosure berpengaruh positif
terhadap profitabilitas
H2 : besaran pajak Penghasilan berpengaruh terhadap profitabilitas
perusahaan yang telah melakukan aktivitas CSR
H3 : Biaya Operasional berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan
yang telah melakukan aktivitas CSR
CSR
disclosure
Pajak
Penghasilan
By.Operasional
Profitabilitas
TINJAUAN PUSTAKA
1. Corporate Social Responsibility (CSR)
CSR dijalankan terintegrasi dengan bisnis perusahaan, memperhatikan
kepentingan stakeholders (pemangku kepentingan) dengan harapan
memberikan manfaat/kesejahteraan bagi masyarakat. Sedangkan menurut The
World Business Council for Sustainable Development (WBCSD), Corporate
Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan didefinisikan
sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan
ekonomi berkelanjutan, melalui kerja sama dengan para karyawan serta
perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun
masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang
bermanfaat baik bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan.
Pengungkapan sosial = jumlah item yang di ungkapkan x 100%
78 item Pengungkapan
2. Profitabilitas
Profitabilitas adalah faktor yang memberikan kebebasan dan
fleksibilitas kepada manajemen untuk melakukan dan mengungkapkan
kepada pemengang saham program tanggungjawab sosial secara lebih luas
(Heinze, 1976 dalam Florence, et al.,2004). Hubungan antara Profitabilitas
dengan perusahaan dalam pengungkapn tanggungjawab sosial perusahaan
telah menjadi postulat (anggapan dasar) untuk mencerminkan pandangan
bahwa reaksi sosial memerlukan gaya manajerial. Sehingga semakin tinggi
tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan
informasi sosialnya (Bowman & Haire,1976 dan Preston, 1978, Hackston
& Milne, 1996 dalam Anggraini, 2006).
3. Pajak Penghasilan
Pengertian Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan
terhadap orang pribadi dan badan usaha, berkenaan dengan penghasilan
yang diterima atau diperoleh selama satu tahun pajak. Laba yang
dihasilkan oleh perusahaan merupakan obyek pajak penghasilan. Jumlah
Laba Kena Pajak (SPT) dihitung berdasar ketentuan dan Undang – undang
yang berlaku dalam tahun fiskal yang bersangkutan dan Jumlah Laba
Akuntansi (Lap. Rugi/Laba) ditentukan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang lazim.
Besaran Pajak Penghasilan = Pajak Penghasilan/tahun x 100%
Pendapatan netto/tahun
4. Biaya Operasi
Secara umum dalam menjalankan kegitn perusahaan Sangat
dibutuhkan biaya yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan
operasi sehari-hari. Istilah biaya atau cost sering digunakan dengan arti
yang berbeda-beda. Sehubungan dengan pengertian biaya (cost) maka
terlebih dahulu perlu diketahui bahwa sangat sulit bagi kita untuk
memberikan pengertian yang tepat atas biaya yang dimaksud, sehingga
biaya dapat digolongkan kedalam beberapa pengertian sesuai dengan
tujuan penggunaan biaya tersebut. Menurut Carter dan Usry (2004:29)
mendefenisikan “Biaya (Cost) sebagai nilai tukar, pengeluaran,
pengorbanan untuk memperoleh manfaat, sehingga dalam akuntansi
keuangan, pengeluaran atau pengorbanan pada saat akuisisi diwakili oleh
penyusutan saat ini atau dimasa yang akan datang dalam bentuk kas atau
aktiva lain”.
BOPO = Biaya Operasional x 100%
Pendapatan Operasional
METODE PENELITIAN
1. Populasi dan Sampel
Metode pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah metode purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel
yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Adapun kriteria
sampel yang akan digunakan yaitu :
1. Perusahaan Manufaktur yang terdaftar untuk tahun 2008 sampai 2010
2. Menyediakan laporan tahunan lengkap selama tahun 2008 sampai 2010
3. Memiliki data yang lengkap terkait dengan variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian.
2. Operasionalisasi dan Pengukuram Variabel
Penelitian ini variabel dependennya adalah profitabilitas. Variabel
independen diproxykan dengan ROA. Variabel independen diwakili oleh CSR
disclosure, pajak penghasilan dan biaya Operasional. Penghitungan CSR
dilakukan dengan menggunakan variabel dummy yaitu Score 0 jika
perusahaan tidak mengungkan item daftar pertanyaan. Score 1 jikaperusahaan
mengungkapkan item pada pertanyaan. Indeks pengungkapan CSR
berdasarkan standar GRI.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Analisis Statistik Deskriptif
Nilai statistik deskriptif dari masing-masing variabel penelitian ini disajikan
dalam tabel 4.5
Tabel 4.5
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance
ROA 33 -3.16 40.67 11.1682 10.94668 119.830
CSR 33 8.97 100.00 41.0948 26.52403 703.524
TAX 33 -43.23 77.49 26.2461 27.15207 737.235
BOPO 33 -86.03 2234.40 210.1985 395.85921 156704.514
Valid N (listwise) 33
Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS16
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
Pengujian regresi linear berganda dapat dilakukan setelah model dari
penelitian ini memenuhi syarat-syarat yaitu lolos dari asumsi klasik. Syarat-syarat
yang harus dipenuhi adalah data tersebut adalah tidak mengandung
multikolinearitas, dan heterokidastisitas. Untuk itu sebelum melakukan pengujian
regresi linear berganda perlu dilakukan lebih dahulu pengujian asumsi klasik,
yang terdiri dari :
Uji Multikolinearilitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah di dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas di dalam regresi dapat di lihat
dari: (1) tolerance value, (2) nilai variance inflation factor (VIF). Model regresi
yang bebas multikolinearitas adalah yang mempunyai nilai tolerance di atas 0,1
atau VIF di bawah 10 (Ghozali,2005). Apabila tolerance variance di bawah 0,1
atau VIF di atas 10, maka terjadi multikolinearitas. Multikolinearitas dapat dilihat
dengan membandingkan nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF).
Multikolinearitas terjadi jika nilai Tolerance < 0,10 atau nilai VIF > 10
Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolinenearitas
Sumber : Hasil Olah Data SPSS
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa CSR, TAX dan BOPO
menunjukkan nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF 10. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model regresi
penelitian ini adalah terbebas dari multikolinearitas atau dapat dipercaya dan
obyektif.
Uji Heterokedastisitas
Pengujian ini bertujuan apakah model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas (Ghozali, 2007).
Salah satu cara mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah
dengan menggunakan grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat
(dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Apabila nilai probabilitas
signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% dan grafik Scatterplot, titik
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 4.789 4.230 1.132 .267
CSR .121 .072 .294 1.675 .105 .984 1.016E0
TAX .073 .071 .180 1.032 .311 .989 1.011E0
BOPO -.002 .005 -.088 -.502 .619 .983 1.017E0
a. Dependent Variable: ROA
menyebar di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y, maka dapat
disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas
(Ghozali, 2007). Selain dapat dideteksi dengan menggunakan uji glejser dilakukan
dengan meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen secara
statistik mempengaruhi variabel dependen maka ada indikasi terjadi
heteroskedastisitas.
Sumber :Data diolah oleh penulis
Gambar 4.3
Hasil pengujian Heteroskedatisitas
Berdasarkan hasil pengujian dengan tingkat probabilitas signifikansi
variabel independen < 0,05 atau 5%, pada gambar 4.3 dapat dilihat bahwa tidak
ada pola yang jelas atau menyebar, titik-titik penyebaran berada di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi heterokedastisitas
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat dalam model regresi variabel terikat
dan variabel bebas keduanya terdistribusi secara normal. Model regresi yang baik
adalah model regresi yang berdistribusi normal.
Sumber :Data diolah oleh penulis
Gambar 4.4
Hasil Uji Normalitas
Pada gambar 4.4 grafik normal pola menunjukan penyebaran titik-titik
disekitar garis diagonal, dan mengikuti arah garis diagonal mengindikasikan
model regresi memenuhi regresi asumsi normalitas.
Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh
variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel terikat. hasil uji koefisien
determinasi dapat dilihat pada uji R-squared (uji R) dan Anova (uji F)
1. Uji R-squared (𝐑𝟐) & Adjusted R-Squared (Adj 𝐑𝟐)
Nilai R2 menunjukkan bahwa seberapa besar variabel-variabel bebas dalam
penelitian ini mampu menjelaskan variabel terikat ROA. Berikut ini hasil uji R2,
hasil tampak pada tabel menggambarkan seberapa besar variabel - variabel bebas
dalam penelitian ini mampu menjelaskan variabel terikat ROA.
Tabel 4.7
Sumber : Hasil Olah Data SPSS
Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R Square
1 .349a .122 .031
a. Predictors: (Constant), BOPO, TAX, CSR
b. Dependent Variable: ROA
Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa besar nilai Adj R2
sebesar
0,122, yang berarti bahwa variabel-variabel independen di dalam penelitian
mampu menjelaskan variabel dependen ROA sebesar 12,2%, sedangkan sisanya
87.8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
3. Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis dilakukan untuk pengetahui hubungan variabel
independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama maupun secara
masing-masing varibel.
1. Uji F (F test)
Uji F ini dilakukan untuk menguji apakah semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen. Berikut ini hasil dari uji F, hasilnya tampak
pada tabel 4.8
Tabel 4.8
Anova - ROA ANOVA
b
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 467.366 3 155.789 1.342 0.000a
Residual 3367.185 29 116.110
Total 3834.550 32
a. Predictors: (Constant), BOPO, TAX, CSR
b. Dependent Variable: ROA
Sumber : Hasil Olah Data SPSS
Dalam penelitian hipotesis yang telah diuji pada tabel dapat dilihat pada
F hitung sebesar 1,342 dan signifikan pada 0,000, yang berada dibawah
signifikan level 1% dengan tingkat signifikan 1%, hal ini menunjukkan
bahwa satiap variabel independen sacara bersama-sama mampu
mempengaruhi variabel dependen yaitu ROA secara signifikan.
2. Uji signifikansi Variabel Bebas (t-stat)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan signifikansi dari
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Uji t
dilakukan untuk memeriksa lebih lanjut manakah diantara ketiga variabel
independen yang berpengaruh signifikan terhadap ROA. Uji t-stat dilakukan
dengan menggunakan tingkat keyakinan (significance level) 1%, 5%, 10%.
Jika probabilitas t-stat lebih kecil dari significance level, maka suatu
variabel bebas dikatakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
variabel terikatnya. Dalam hal ini significance level yang digunakan adalah
significance level 5% karena mewakili hubungan antara variabel-variabel
yang diteliti dan merupakan suatu significance level yang sudah sering
digunakan dalam penelitian di bidang sosial.
Sumber : Hasil Olah Data SPSS
Berdasarkan hasil uji signifikansi, hasil tampak pada Tabel 4.9
menunjukkan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui tingkat signifikansi
variabel-variabel bebas secara individu terhadap ROA .
ROA = 1.132– 0.502 BOPO + Ɛ
Hasil pengujian terhadap hipotesis-hipotesis penelitian adalah : Corporate
Social Resposibility (CSR) disclosure memiliki nilai t hitung sebesar 1,675 dan
nilai sig 0,105. Nilai sig 0,105 > α (0,05), hal ini berarti koefisien CSR disclosure
tidak signifikan pada level 5%. Dengan demikian, hipotesis 𝐻𝑎1 yaitu CSR
disclosure berpengaruh signifikan terhadap ROA, sehingga ditolak
Besaran Pajak Penghasilan (TAX) memiliki nilai t hitung sebesar 1,032 dan
nilai sig 0,061. Nilai sig 0,061 > α (0,05 hal ini berarti besaran Pajak Penghasilan
tidak signifikan pada level 5%. Dengan demikian hipotesis 𝐻𝑎2 yaitu besaran
Pajak Penghasilan berpengaruh signifikan terhadap ROA, sehingga ditolak.
Biaya Operasi (BOPO) memiliki nilai t hitung sebesar -502 dan nilai sig
0,000. Nilai sig 0,000 > α (0,05), hal ini berarti biaya operasi signifikan pada level
5%. Dengan demikian hipotesis 𝐻𝑎3 yaitu biaya operasi berpengaruh signifikan
terhadap ROA, sehingga diterima.
1. Hasil Pengungkapan Sosial Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
BEI Berdasarkan hasil olah data dan analisis yang telah dilakukan oleh
penulis, dari 11 jenis perusahaan manufaktur yang melaporkan CSR
disclosurenya pada annual reportnya selama tiga Tahun berturut-turut
menunjukkan bahwa hanya 21,2% perusahaan yang telah mengungkapkan
laporan pengungkapan sosial, dalam hal ini hanya setengah dari jumlah item
penggungkapan yang telah ditentukan berdasarkan standar GRI yang telah di
tetapkan.
Jika dilihat berdasarkan UU no.40 tahun 2007 yang menyatakan
bahwa perseroan terbatas yang kegiatan usahanya berkaitan dengan
sumberdaya alam wajib melaksanakan tanggungjawab sosial, masih banyak
perusahaan yang tidak melaksanakan kegiatan sosial yang berkaitan dengan
lingkungan dimana perusahaan tersebut telah beroperasi. Adapun Perusahaan
yang telah melaksanakan kegiatan sosial tehadap lingkungan dimana
perusahaan/pabrik beroperasi namun perusahaan tersebut tidak melaporkan
secara jelas dan terperinci aktivitas aktivitas kegitan sosial beserta pedanaan
yang telah dilakukan, serta tidak mengungkapan pengungkapan sosialnya
berdasarkan standar yang telah diberlakukan.
2. Ha1 : Pengaruh Coorporate Social Responsibility disclosure (CSR)
Terhadap profitabilitas Perusahaan (ROA) Berdasarkan hasil pengujian variabel independen (CSR disclosure,)
terhadap profitabilitas perusahaan, dengan proxy berdasarkan ROA (return on
asset) perusahaan, dapat dilihat bahwa variabel independen tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap ROA. Hasil ini diperoleh berdasarkan
pengujian hipotesis Uji T, nilai t hitung 1,675 dengan sig.t yang lebih besar
dari 0,05 yaitu 0,105 mengindikasikan bahwa dari 33 data perusahaan
manufaktur yang mengungkapkan laporan pertanggungjawaban sosialnya
secara berturut-turut selama tiga tahun, tidak dapat mempengaruhi
profitabilitas perusahaan secara signifikan,
Namun disamping itu, berdasarkan hasil pengujian R2 dapat diketahui
koefisien korelasi R yaitu sebesar 0,122 mempunyai nilai koefisien
determinasi (Adjusted R square) sebesar 0.031, maka dapat diartikan bahwa
hanya 12.2% tingkat profitabilitas dipengaruhi oleh CSR disclosure, oleh
sebab itu tidak seutuhnya pengungkapan tanggungjawab sosial tidak
mempengaruhi profitabilitas perusahaan, walaupun nilai pengaruh dari CSR
disclosure tidak begitu besar namun jika setiap perusahaan mampu
mengungkapkan laporan keberlanjutannya dan laporan pengungkapan
sosialnya, maka nilai pengaruh CSR disclosure akan meningkat, terlebih lagi
jika dalam laporan tersebut perusahaan mencantumkan nilai realisasi kegiatan
sosial yang telah dilakukan selama periode yang telah ditentukan.
Dengan adanya laporan pengungkapan sosial tersebut maka perusahaan
sudah pasti mendapatkan penghargaan yang akan menciptakan paradigma
masyarakat akan kepedulian perusahaan tersebut terhadap lingkungan tempat
perusahaan tersebut beroperasi, sehingga konsumen pun akan lebih tertarik
dengan produk yang dihasilkan oleh perusahaan dan hal tersebut dapat
meningkatkan profit perusahaan secara tidak langsung.
3. Ha2 : Pengaruh Beban Pajak Penghasilan (TAX) Terhadap profitabilitas
Perusahaan (ROA) perusahaan yang telah melaksanakan Aktivitas CSR
Berdasarkan hasil pengujian variabel besaran Pajak (TAX) terhadap
profitabilitas perusahaan dari sisi ROA (Return On Assets), dapat diketahui
bahwa variabel besaran Pajak Penghasilan tidak begitu berpengaruh secara
signifikan terhadap ROA. Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun
perusahaan memperoleh pendapatan yang cukup besar maka perusahaan pun
akan dikenakan jumlah pajak penghasilan yang sesuai dengan tarif pajak
penghasilan yang diberlakukan oleh pemerintah. Namun demikian, bagi
perusahaan yang telah melaksanakan kegitan sosial Perusahaan secara tidak
langsung dapat meningkatkan profitabilitas tanpa meningkatkan jumlah
besaran pajak penghasilan. Sehingga tujuan perusahaan untuk dapat
menurunkan pajak penghasilan setelah penerapan program CSR dapat
dicapai.
Hal ini juga dapat menyangkut dengan adanya Tax Planning peusahaan
yang disalah gunakan oleh pihak yang melaksanakan aktivitas kegiatan sosial
perusahaan, sebagai contoh yaitu adanya korupsi dari pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab
4. Ha4 : Pengaruh Biaya Operasi (BOPO) Terhadap profitabilitas
Perusahaan (ROA) perusahaan yang telah melaksanakan Aktivitas CSR
Berdasarkan hasil pengujian variabel biaya operasional (BOPO) terhadap
profitabilitas perusahaan dari sisi ROA, dapat diketahui bahwa variabel biaya
Operasional berpengaruh secara signifikan terhadap ROA. Hal ini
mengindikasikan bahwa jumlah biaya operasional perusahaan yang telah
melaksanakan kegiatan sosial perusahaan dapat mempengaruhi peningkatkan
jumlah penerimaan perusahaan, karena dengan diterapkannya kegiatan CSR
oleh perusahaan dapat mengurangi biaya promosi untuk produknya, hal ini
dapat terjadi karena secara tidak langsung, kegitan CSR yang dilakukan oleh
setiap perusahaan terhadap masyarakat dapat menarik perhatian masyarakat
terhadap produknya yang secara tidak langsung kegiatan tersebut
menghasilkan daya promosi terhadap masyarakat luas. Sehingga dengan
pengurangan biaya promosi yang dilakukan perusahaan akan berdampak pada
pengurangan biaya operasi perusahaan tersebut.
KESIMPULAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Corporate Social Responsibility Disclosure pada perusahaan Manufaktur
yang terdaftar di BEI periode 2008-2010, telah melaksanakan pengungkapan
aktivitas sosial sesuai dengan UU yang telah ditetapkan oleh Pemerintah dan
rata-rata perusahaan telah melaksanakan pada aspek sosial dan lingkungan.
2. Penggungkapan sosial perusahaan tidak mempengaruhi profitabilitas
perusahaan, namun jika setiap perusahaan manufaktur yang melakukan
kegitan operasinya secara langsung berhubungan dengan lingkungan, dapat
menerapkan standar pengungkapan sesuai dengan Global Reporting Inviativif
yaitu 3P (People. Planet, Profit) maka dapat mempengaruhi kinerja
perusahaan dalam jangka pendek dan jangka panjang.
3. Beban Pajak penghasilan perusahaan manufaktur periode 2008-2010 yang
listing di BEI yang telah menerapakan aktivitas CSR tidak signifikan
terhadap profitabilitas perusahaan hal ini juga menyangkut tax planing
perusahaan.
4. Biaya operasional perusahaan yang telah melakukan aktivitas CSR disclosure
berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Hal ini dapat dapat
diakibatkan oleh karena aktivitas CSR yang dilakukan oleh perusahaan dapat
membangun sebuah Brand Image bagi para masyarakat yang mendukung
meningkatnya penjualan perusahaan tanpa harus meningkatkan jumlah biaya
operasionalnya.
Keterbatasan Penelitian Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan
bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar mendapatkan hasil yang lebih
baik lagi, yaitu :
1. Penelitian ini dilakukan dengan keterbatasan jumlah sampel penelitian,
sehingga data yang telah diolah dapat kurang validnya hasil penelitiannya.
2. Jangka waktu penelitian hanya tiga periode, yaitu tahun 2008-2010
3. Karena keterbatasan data, sehingga untuk mengukur berapa besar dana yang
dikeluarkan atau direalisaikan dalam kegitan CSR tidak dapat diperkirakan
ataupun dinilai besar pengaruhnya terhadap profitabilitas perussahaan.
Saran
Saran bagi pihak-pihak yang memiliki kepentingan dengan penelitian ini
yaitu :
1. Bagi manajemen perusahaan pengungkapan laporan kegitan sosial (corporate
social responsibiliy disclosure) sangat diperlukan, untuk mengetahui nilai
realisasi dan aktivitas-aktivitas kegitan sosial untuk dapat meningkatkan
kualitas informasi dalam laporan tahunan serta keterkaitannya terhadap
Profit, People, dan Planet.
2. Bagi peneliti yang akan datang disarankan untuk melakukan pengujian
dengan mengunakan nilai realisasi CSR dan sebaiknya digunakan kurun
waktu penerapan CSR yang berbeda untuk dapat membedakan pengaruh
sebelum dan sesudah dilaksanakannya aktivitas CSR oleh Perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Fr. R. R. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan
Keuangan Tahunan. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang. 23-26
Agustus.
Dahli, L. dan Siregar, V. S. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility
terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yang
Tercatat di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2005 dan 2006). Simposium
Nasional Akuntansi XI. Pontianak.
Devina, Florence., Suryanto, L dan Zulaikha. 2004. Pengaruh Karakteristik
Perusahaan Terhadap Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan
Perusahaan Go Public di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Jurnal Maksi.
Volume 4. Agustus : 161-177.
Ghozali, Imam. 2006. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Ke 4.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro : Semarang.
dan A. Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro : Semarang.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak_penghasilan
http://sutopoyudo.wordpress.com/2009/09/21/pengaruh-penerapan-corporate-social
responsibility-csr-terhadap-profitabilitas-perusahaan/
http://syafrizalhelmi.blogspot.com/2008/06/biaya-operasional.html
. Indonesian Capital Market Directory 2008 (ICMD), Jakarta: Indonesian Stock
Exchange (IDX)
________________________________ 2009 (ICMD), Jakarta: Indonesian Stock
Exchange (IDX)
________________________________ 2010 (ICMD), Jakarta: Indonesian Stock
Exchange (IDX)
Kuntari, Y. dan A. Sulistyani, 2007. Pengaruh Karakteristik Perusahaan
Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial dalam Laporan
Tahunan Perusahaan Indeks Letter Quality (LQ 45) Tahun 2005. ASET.
Volume 9 Nomor 2. Agustus : 494-515.
Nurlela dan Islahudin. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap
Nilai Perusahaan dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen sebagai
Variabel Moderating. Simposium Nasional Akuntansi XI.
Rakhiemah, A. N. dan Agustia, D. 2009. Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap
Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure dan Kinerja Finansial
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Simposium Nasional Akuntansi XII. Palembang.
Robins G. Pattison 2002. Sosialties and Mental Health. Carnbera. Desember 2002
Santoso, Singgih. 2008. Panduan Lengkap Menguasai SPSS 16.
Alexmediakomputindo
Sembiring, Eddy Rismanda (2003), “Kinerja Keuangan, Political Visibility,
Ketergantungan Pada Hutang, dan Pengungkapan Tanggung Jawab
Perusahaan”, Simposium Nasional Akuntansi VI, 2003.
Suharto, Edi. 2007. Corporate Social Responsibility : What is and Benefit for
Corporate. http://www.policy.hu/suharto.
Supriyono. 2001. Akuntansi Biaya. BPFE, Yogyakarta
Sutopoyudo. 2009. Pengaruh Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR)
terhadap Profitabilitas Perusahaan. Sutopoyudo’s Weblog at
http://www.wordpress.com
Wahidahwati. 2002. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan
Institusional pada Kebijakan Utang Perusahaan : Sebuah Perspektif Teori
Agensi. JRAI, Volume 5 Nomor 1. Januari : 1-16.
Waryanti, 2009. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan
Sosial Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Skripsi S1
Akuntansi UNDIP.
Wijaya, Tony, 2009. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS, Universitas
Atmajaya, Yogyakarta
www.globalreporting.org