TEOLOGI LOKAL DALAM KONTEKS GLOBAL
Transcript of TEOLOGI LOKAL DALAM KONTEKS GLOBAL
J.B. BANAWIRATMA
55GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016
TEOLOGI LOKAL DALAM KONTEKS GLOBAL
J.B. BANAWIRATMA*
Abstract
Todayintheglobalizationprocessthepoorismarginalized.Thisreflectionisbasedon
theIndonesiancontextofeconomicdependenceandmarginalizationofthepoorandthe
powerless.The analysis goes to axesof powernamely state,market, and community.
Marketfundamentalismhaspenetratedintoallkindsofpowersinsuchawaythat the
powerlessisexcludedfromtheeconomicparticipation.Theeconomicsystemistaking
sidesagainst theneedof thepoorpeople.Thewayof lifeof theearlyChristiangives
anexamplehowpeople live incommon.TheteachingofJesusstressesverymuchon
the preferential option of the poor.The idea of the globalization from below and the
multitudemightbeahelptomoveforwardtofacetheproblemofsocialinjusticeinall
areasandlevels.
Keywords: poverty,marginalization,marketfundamentalism,thecommon,multitude.
Abstrak
Saat ini di dalamprosesglobalisasi, kaummiskin semakin terpinggirkan.Refleksi ini
didasarkan pada konteks ketergantungan ekonomi dan peminggiran kaum miskin dan tak
berdayadiIndonesia.Analisisinimengarahpadaporos-poroskekuasaan,yaitu:negara,
pasar,danmasyarakat.Fundamentalismepasartelahmemasukiseluruhstratakekuasaan
*GuruBesarTeologipadaFakultasTeologi,UKDWYogyakarta,dan“ReligionandContemporaryIssues”padaprogramstudi“IndonesianReligiousStudies”yangdijalankandiUGMdandikelolaolehIndonesian Consortium for Religious Studies(ICRS),yaitusebuahkonsorsiumdariUGM,UKDW,danUINSunanKalijagaYogyakarta.Email:[email protected].
© J.B.BANAWIRATMA|DOI:10.21460/gema.2016.11.211ThisworkislicensedunderaCreativeCommonsAttribution-NonCommercial4.0InternationalLicense.
TEOLOGI LOKAL DALAM KONTEKS GLOBAL
56 GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016
sedemikian rupa sehingga yang tak berdaya dipinggirkan dari keterlibatan ekonomi.
Sistem ekonomi justru tidak berpihak terhadap kebutuhan rakyat miskin. Cara hidup
orangKristen awalmemberikan contoh bagaimana komunitas hidup bersama.Ajaran
Yesus menekankan untuk mendahulukan orang miskin. Gagasan tentang globalisasi
dariarasbawahdanmultitude mungkin menjadi pendorong untuk menghadapi masalah
ketidakadilansosialdisemuabidangdantingkatan.
Kata-kata kunci: kemiskinan,marjinalisasi,fundamentalismepasar,umum,multitude.
PENGANTAR
Dalam putaran global sekarang ini kaum miskin terdesak, tersingkir, dan terpaksa berada di
pinggiran.Keberadaanmereka berhubungan dengan kekuatan-kekuatan yangmeminggirkan.
Namun terdapat juga orang-orang dan gerakan yang solider terhadapmereka.Dalam tulisan
singkat ini akan dikemukakan beberapa pertimbangan mengenai semakin pentingnya teologi
pinggiranpadaeraglobalisasi sekarang ini.Pokok-pokokpikirandi sinidiolahkembalidari
handoutyangberjudul“TeologiPinggirandiEraGlobalisasi”padaSymposium on Liberated and
Liberating Theologies in Asia, A Journey through Liberation Theology yang diorganisasikan oleh
PERSETIAdiSTTJakarta,Februari2014,ketikasayamenyampaikanpengantardiskusi“The
PowerandtheCommon:ALiberativePerspectiveofanIndonesian”.Pertimbangan-pertimbangan
yanglahirdaridalamkonteksIndonesiaberikutinimeliputi:(1)ketergantunganekonomidan
peminggiran kaum miskin tak berdaya, (2) poros-poros kekuasaan yang meminggirkan, dan (3)
gerakanuntukmengatasipeminggiran.
KETERGANTUNGAN EKONOMI DAN PEMINGGIRAN ORANG MISKIN TAK
BERDAYA
Krisismoneter1998merupakantahunmenentukanbagikehidupanekonomiIndonesiasampaisaat
ini.Tahunitu,tanggal15Januari,PresidenSoehartomenandatanganiletter of intent(LOI)diawasi
olehMr.Camdessus,Managing DirectorIMF.PeristiwaituolehSri-EdiSwasono(2013:7),Guru
BesarUniversitasIndonesiadanKetuaUmumMajelisLuhurTamansiswa,dinilaisebagai:
J.B. BANAWIRATMA
57GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016
“Penyerahan kedaulatan nasional balik, tidak kepada kolonialis Belanda, tetapi kepada the global fi nancial tycoons atau taoké-taokéfinansialglobal,yangbernaungdiIMF.MenteriKeuangandangubernurBankIndonesiaterpukaupulapadapetunjukmenjerumuskanIMF.Sejakitumakinkukuhkukukaumkapitalis globalmencengkeram Indonesia.Selanjutnyakitabukan lagi tuandi negerisendiri.Kitamenjadijongosglobalisasi,penuhketergantunganpadamancanegara,lengkapdimulaidaripangan,obat,sampaimesiu.”
Penilaian di atas semakin dibenarkan lagi dengan kenyataan penguasaan asing terhadap
perekonomian Indonesiayangsemakinkuat,dengankemungkinanmasihakanbertambahkuat
lagi(lih.LAS,2013).
Akhir November 2013Wakil Presiden Boedionomengatakan bahwa penentuan bank
Century sebagai bank gagal berdampak sistemik dan kemudian mendapat talangan dana
jangkapendeksebesar6,7triliunrupiahmerupakankeputusantepat.BuktinyaIndonesiadapat
melewatikrisisekonomi2009danmengalamipertumbuhanekonomi.Terhadappernyataanitu
dapatditanyakan:Pertumbuhanekonomiuntuksiapa?Untukrakyatmiskinatauuntuksegelintir
orangatas?Ambilcontohkebijakanimporkedelaipertengahantahun2013,“Denganmenjual
kedelaiRp8.400perkilogram,dipotongbiayapengapalandanasuransi,para importirmasih
mengantongiuntungminimalRp2.000perkilogramatauRp1triliunhanyadalamwaktudua
bulan”(MAS/WHOetal.,2013).
Tidaklah demikian nasib bakul tempe dan tahu.Mereka harusmemperkecil tempe dan
tahunyasupayamasihterbeliolehparapelanggannya.Itulahakibatpenetapanhargakhususkedelai
olehKementerianPerdagangan.Karikaturmengenaiimporkedelaiberikut(Kompas,9September
2013)memperlihatkankehidupanekonomiyangpahituntukrakyatkelasbawah.
Kehidupan ekonomi macam itukah yang oleh Boediono disebut sebagai pertumbuhan
ekonomi? Pernyataan mengenai pertumbuhan ekonomi dari Boediono adalah berita buruk
TEOLOGI LOKAL DALAM KONTEKS GLOBAL
58 GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016
mengenai ketimpangan ekonomi yang semakin melebar, dan merupakan kabar menyedihkan
mengenaiorang-orangkeciltakberdayayangsemakindipinggirkan.
FUNDAMENTALISME PASAR
Istilah“kapitalisme”barangkalitidakcukupjelasmenggambarkankondisiyangdiangkatdisini.
“Kapital”atau“modal”bisasangatberartibagiperkembangankehidupanekonomiyangdijalankan
oleh pengusaha-pengusaha kecil danmenengah.Masalahnya adalah “fundamentalisme pasar”,
yangdisebutjugadenganekonomi“neo-liberalisme”.
Herry-Priyono (2005; 2006; 2008) secara singkat dan jelas menerangkan apa itu neo-
liberalisme. Neoliberalisme menunjuk gejala yang mirip dengan liberalisme ekonomis akhir
abadke-19danawalabadke-20,yangdidominasiolehmodaluang.Neoliberalismemenunjuk
gejalaekstrembeberapadekade terakhir ini.Prosesekonomidiaturdenganhukumsedemikian
rupasehinggapekerjaanmanusiatidakselaludisubordinasikanolehmodal.Sekaranginidalam
neoliberalismehukumsecaraekstemkehilangankontrolatasmodal.
Neo-liberalisme merupakan virtualisasi ekonomi. Didukung oleh revolusi teknologi
informasi,ekonomineo-liberalismemprioritaskanfi nancial capital.Sektor real terdesakbegitu
rupa sehingga proses ekonomi bergerak dengan prioritas transaksi uang ketimbang produksi
danjasayangreal.Adapendapatbahwaprodukfinansialakanmengalirkeinvestasipadasektor
realmisalnya dalambentuk pabrik-pabrik yangmemberikan lapangan kerja.Nyatanya tetesan
ituterlalukecil.Yangterjadiadalahfi nance fi nances itself,dantidakmembiayaiinvestasi.Neo-
liberalisme adalah cara para penguasa modal mengambil alih kekuasaan setelah dikontrol sejak
perangduniakeduasampaiakhirtahun1970-an.Antineoliberalismebukanlahanti-investasidan
bukananti-pertumbuhan,melainkananti-dehumanisasi.
Selanjutnya neo-liberalisme bukanlah sekadar ekonomi, melainkan suatu pandangan
antropologis. Manusia sebagai homo oeconomicus, menjadi prinsip yang mengatur seluruh
kehidupanmasyatrakat.Seluruhperilakumanusiadidekatidandimengertidariperspektifekonomi.
Inilah dimensi yang membedakan neo-liberalisme dari liberalisme klasik. Neo-liberalisme,
“menunjuk pada paham dan agenda menerapkan prinsip pasar-bebas bukan hanya sebagai prinsip
koordinasi produksi-alokasi komoditas ekonomi, tetapi sebagai prinsip koordinasi produksi-
alokasi semua bidang lain dalam tatanan masyarakat, bahkan sebagai prinsip koordinasi penataan
seluruhmasyarakat”(Herry-Priyono,2008:229).
J.B. BANAWIRATMA
59GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016
Neo-liberalisme sebagai visi antropologis mereduksikan manusia sebagai makhluk
ekonomi (homo oeconomicus).Selanjutnyapahamneo-liberalismemembiarkandanmendukung
keserakahan yang terorganisasikan melalui pasar dan perdagangan bebas, yang secara teologis
AlkitabiahdapatdisebutmembadaniMammon,rivalAllah(Mrk.6:24;Luk.16:9;Pieris,2013).
Kritik terhadap neo-liberalisme bukanlah anti-investasi, bukan anti-modal (kapital), bukanlah
anti-pertumbuhan, bukanlah anti-ekonomi pasar.Yang harus ditolak bukanlah ekonomi pasar,
melainkanneo-liberalismealias“fundamentalismepasar”,yangmenjadikanpasarbebassebagai
prinsip pengatur yangmenentukan seluruh tatanan kehidupanmasyarakat. “Pokok perdebatan
tidak terletak dalam penerimaan (pro) atau penolakan (contra) ‘mekanisme pasar’ bagi proses
kehidupanekonomi,melainkansejauhmanakiranyamekanismepasar‘tertanam’(embedded) atau
‘tercerabut’(dis-embedded)darikebutuhan,kapasitas,potensiproduktif,sertarelasisosialorang-
orangbiasa”(Herry-Priyono,2008:219).
Ekonomi kapitalisme neo-liberalis merupakan ekonomi akumulasi kekayaan (accumulation
economy).Sedangkanorang-orangIndonesiabiasayangmiskindanhampirmiskinmeliputi100
juta lebih berada dalam kehidupan ekonomi yang mepet (survival economy).Pada tahun1999
kapitalisasi dan kontrol pasar di Indonesia oleh keluarga bisnis (dalampersen) adalah sebagai
berikut(Herry-Priyono,2008:221,mengambildariStijnClaessenset al.Who Control East Asian
Corporations?WorldBankResearchPaper,1999:6).
Kapitalisasi oleh berapa Keluarga Bisnis?
- 1 keluarga bisnis- 5 keluarga bisnis- 10 keluarga bisnis- 15 keluarga bisnis
Kontrol kepemilikan di tangan siapa?- Keluargabisnis- Badan keuangan dan
perusahaan- Pemerintah- Wargabiasa
Persentase Kapitalisasi Pasar
- 16,6 %- 40,7%- 57,7%- 61,7%
Persentase kontrol- 71,5%- 15,2 %- 8,2%- 5,1%
Data 16 tahun lalu itu kiranya masih dapat mengemukakan pertanyaan besar: Adakah
ekonomi Indonesia ini ekonomi yang berkeadilan? Keluhan dari usaha kecil dan menengah,
TEOLOGI LOKAL DALAM KONTEKS GLOBAL
60 GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016
keadaan tetangga-tetangga kita di dusun-dusun yang bertahun-tahun tampak tidak berubah,
menegaskanbahwakapitalmemangjauhdarimereka.
Kapitalisme yang berorientasi pada uang telah mendesak pasar sehat untuk kehidupan
rakyat. David Kortenmemberikan gambaran bagaimana kapitalisme semacam itu berlawanan
denganpasarsehat.Ekonomipasarsehatmelayanirakyatbiasa,tidakhanyasebagian(kecil)dari
rakyat(Korten,1999:41).
(1) Prinsip menentukan
(2) Penghela dominan
(3) Ukuranfirma
(4) Biaya
(5) Kepemilikan
(6) Financial capital
(7) Tujuaninvestasi
(8) Posisikeuntungan
(9) Mekanismepengaturan
(10)Tujuankompetisi
(11) PerananPemerintah
(12) Perdagangan
(13) Orientasi politis
Kapitalisme
(1) Uang
(2) Menggunakanuanguntukmendapatkan uang bagi mereka yang mempunyai uang
(3) Sangatbesar
(4) Ditanggungolehpublik
(5) Impersonal, absentee
(6) Globaltanpabatas
(7) Memaximalkankeuntung-an pribadi
(8) Sasaransemaksimalmungkin
(9) Direncanakan secara sen-tral oleh mega-korporasi
(10)Mengeliminasiyangtidaksehat
(11)Melindungikepentinganproperty/assets
(12) Bebas
(13) Elitis, demokrasi dollar
Pasar Sehat
(1) Kehidupan
(2) Memanfaatkansumber-sumber yang tersedia un-tuk memenuhi kebutuhan dasar setiap orang
(3) Kecildanmedium
(4) Ditanggungolehpe-makai
(5) Personal, rooted
(6) Lokal/nasionaldenganbatas-batas yang jelas
(7) Meningkatkanhasilyangberguna
(8) Suatuinsentifuntukme-majukanproduktivitas
(9) Pasar-pasar dan jaringan-jaringan yang mengor-ganisasikan dirinya
(10)Meningkatkanefisiensidaninovasi
(11)Memajukankepentinganmanusiawi
(12) Fair and balanced
(13) Populis, demokrasi pribadi-pribadi manusia
J.B. BANAWIRATMA
61GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016
PeranNegaradimana?Ada3(tiga)poroskekuasaanyangmenentukanranahpublik,yakni:
(1)komunitas,(2)pasar,dan(3)negara.Diagram(Herry-Priyono,2004):
Komunitasmenunjukhubungandankegiatanspontandariparawargamasarakattanpaciri
transaksiatauadministrasi.Kerekatanantarwargamenentukanhidupkomunitas.Komunitasdapat
terbentukatasdasarsejarah,daerah,suku,ras,agama,ataubahasayangsama.Pasar menunjuk
transaksi ekonomis antara penjual dan pembeli yang dijalankan secara sukarela sesuai dengan
barangdanjasayangada.Untung-rugidanefisiensiekonomismerupakanmotifyangmendorong
bergeraknyapasar.Negara secara konkrit berarti tindakan-tindakan melalui badan-badan publik,
yangbertanggungjawabuntukterwujudnyatatananhidupanpublikdemikesejahteraanbersama.
Merekajugamempunyaikuasauntukmengaturtatanansosial.
Tigaporoskekuasaanitumenentukanranah publik, yang meliputi aset dan barang-barang
publik, ruang publik, pelayanan-pelayanan publik seperti kesehatan dan pendidikan, dan lapangan
kerja(Drache,2001).Semakinketiganyaberfungsibaik,semakinranahpublikterjangkauolehsemua
warga,jugaolehkaummiskin.Masalahbesarkalaupasar menjadi monster serakah, negara menjadi
negara centeng atau negara makelar, dan komunitasmenjadi hakim sendiri danmainkekerasan.
Masyarakatkehilanganrasa“kami”sebagaikesatuansosialdarihidupbersama(Marquand,2001).
Dari pembahasan di depan jelas bahwa telah sekian lama negara impotenmenghadapi
kekuasaanpasar.Dua contohberikutmemperjelas impotensi negara itu. Pertama adalahkasus
konflikantararakyatPapuadenganFreeport.Dalamkonflikituadarakyatyangditembakmati
(lihatkarikaturKompas,5November2011).Negaramenjadicentengbagikorporasibesardan
mengorbankanrakyat(lihatWibowo,2010).
Contohkeduaadalahkasus lisensipemerintahyangdiberikanuntukpenambanganpasir
besi.Kompas29Oktober2013melaporkankerusakanlingkunganakibatpenambanganpasirbesi
Negara
KomunitasPasar
RanahPublik
TEOLOGI LOKAL DALAM KONTEKS GLOBAL
62 GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016
diSulawesiUtara,dipesisirselatanJawaBarat,JawaTengah,Yogyakarta,JawaTimur,hingga
NusaTenggaraTimur.Kemudian,hariberikutnya(30Oktober2013),tajukmengulaskebijakan
yangtidakmemakmurkanrakyatdanmerusakekosistemitu.
“Hutanbakauyangsusahpayahtumbuhdanberfungsimelindungipantaidarigerusanombaklauthilangkarenapengerukanpasirbesi.Kerusakanlingkungantidakhanyatejadipadapenambanganpasirbesi.SemuapenambanganmengoyakmukaBumi.Bilapenambangandipermukaantanah,yang tersisa lubang-lubang besar. Ironinya, sebagian besar hasil tambang itu diekspormentahdenganhargarendah.”
Tidakmengherankankalaupadahariperingatanperikanansedunia,21November2013,
kitamenyaksikanbahwa:
“Sekitar1.000komunitasnelayan,petambak,danlembagaswadayamasyarakatdiJakarta,Indramayu(JawaBarat),Jepara(JawaTengah),PangkalPinang(BangkaBelitung),Langkat(SumatraUtara),Bau-Bau (Sulawesi Tenggara), dan Manado (Sulawesi Utara) menggelar unjuk rasa, pameran(terapung)bahari,pentassenipesisiran,festivalmakanikan,menanammangrove,danmenebarbibitikanlaut”(LukitaGrahadyarini,2013)
Nelayan dan petani terkena dampak langsung dari penambangan dan kerusakan alam,
karenamerosotnyaproduksihasil lautdanpertanianyangmerupakan sumberhidupmereka.
PertemuanWTO di Bali (3-6Desember 2013)memperlihatkan pertarungan antaraAmerika
Serikat,yangdidukungnegara-negaramajudanekportirpanganlainnya,melawanIndia.India
mau memberikan subsidi pertanian lebih dari 10% dari total outputpertanian.KecualiituIndia
jugamaumembelihasilprodukpetaniIndialebihtinggidaripadahargapasaruntukcadangan
pangan.Amerika Serikatmenolak danmengecam India karenamelawan gerak perdagangan
bebas yang seharusnyamengurangi dan bukanmenambah intervensi negara terhadap pasar.
PadahalAmerika sendirimemberikan subsidi kepada petani sebanyak 360miliar dollarAS,
setaradengan4.140 triliunrupiah,angkayang jauh lebihbesardaripadakeseluruhansubsidi
dari semuanegara-negaraberkembang. Indonesiadannegara-negaraberkembangseharusnya
mendukungIndia,tetapimalahberadadipihakAmerika.Dengansubsidiyangsangatbesaritu
Amerikamempunyaisurpluspangandanmenjualkepasarinternasionaldenganhargaartifial
yang menghancurkan pertanian dan menyengsarakan para petani dari negara-negara berkembang
(Santosa,2013).
“Pola piramida struktur pertanian dan pangan yang ada saat ini adalah mendudukkan agrobisnis, produsen benih dan input pertanian, pertanian korporasi, pertanian kapitalistik, dan spekulan pangan dipuncakpiramidadenganjumlahkurangdari500.000orang.Merekasekaligusjugamendapatkanaksesdanfasilitasmewahdaripemerintah.Adapundasarpiramidatersusundari26,13jutakeluarga
J.B. BANAWIRATMA
63GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016
petanikecilatau91jutajiwa.Puncakpiramidatersebutmenekankebawahdanmenyebabkan5,1juta keluarga petani kecil tercerabut dari lahan mereka dalam 10 tahun terakhir ini dan menjadi penyusunmasyarakatmiskinkota”(Santosa,2014).
Demikianlah kenyataan yang terjadi sampai kini, swasembada pangan tanpa petani.
Anggaran di sektor pangan dan pertanian mengesampingkan yang terpenting, yakni subsidi
output,hargaprodukpertanianditingkatpetani.Tidakmengherankankalauusahaswasembada
pangan30tahunterakhirinigagal(Santosa,2015).Kemenangankapitalbesarsedemikianyang
berkepanjangan menyisihkan para petani kecil, tidak mengherankan kalau timbul kekuatiran
mengenaiancamanbencanapanganmenghadangdidepan.
Pada zaman Yesus dan juga pada akhir abad pertama memang sudah berkembang
perdagangan internasional, meskipun belum seperti yang kita alami sekarang ini, yakni free trade,
perdaganganbebas.Padatahun2001JohnMadeley,seorangpenulisdanwartawan,menulisbuku
Hungry for Trade: How the Poor Pay for Free Trade.Tahun2005buku itu diterjemahkanke
dalambahasa Indonesia dengan judul yang lebih tajam, yaitu:Loba, Keranjingan Berdagang:
Kaum Miskin Tumbal Perdagangan Bebas.Madeleymemperlihatkanbahwaimpormakananyang
dilakukan oleh negara-negara yang sedang atau kurang berkembang naik secara tajam, sedangkan
ekspornyatidaklahdemikian.Retorikanegara-negarakayauntukmengurangikemiskinanbersama
dengan agresi mereka untuk liberalisasi perdagangan adalah kontradisksi dengan harapan sebagian
besardaridunia.HalserupadikatakanolehImanPambagyo(2015),DutaBesarRIuntukWTO,
bahwaperjanjianWTOlebihmenguntungkannegara-negaramaju,sementaranegaraberkembang
dankurangberkembangterusdihadapkanpadaberbagaimasalahdomestik.
Akhir tahun ini akan diberlakukan Masyarakat EkonomiAsia (AEC, Asian Economic
Community), di mana 10 negara Asia merupakan satu pintu untuk aliran bebas tidak hanya barang-
barang, jasa, dan penanaman modal, melainkan juga termasuk skilled labour.IntegrasiIndonesia
dalamsistempanganduniaakanmenjadisemakinkuatlagidengandiberlakukannyaMasyarakat
EkonomiAsia.Akibatnya,gejolakekonomiglobalakansemakinlangsungmenerpaparapetani
kecilyangrentan.
Pemerintahan Presiden Jokowi sekarang ini mempunyai kepedulian terhadap yang
miskindanmenderita.KartuKeluargaSejahtera,KartuIndonesiaSehat,danKartuIndonesia
Pintardibagikan,begitupulaKartuAsistensibagiOrangdenganKecacatanBerat.PadaKAA
yang lalu (April 2015) Presiden Jokowi menyampaikan analisis mengenai sistem ekonomi
dunia yang penuh ketidakadilan dan kesenjangan, dengan 1,2 miliar orang yang tidak berdaya
dalamkemiskinan.DiamenyerukanpembubaranBankDunia(World Bank)danDanaMoneter
TEOLOGI LOKAL DALAM KONTEKS GLOBAL
64 GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016
Internasional (IMF), dua organisasi dari apa yang disebut “unholy trinity”. Namun sejauh
sayatahu,organisasiketiga,yakniOrganisasiPerdaganganDunia(WTO),yangsangatagresif
memajukan perdagangan bebas, belum disentuh secara konkrit. Malahan Presiden Jokowi
mau menjadikan Indonesia basis produksi otomotif dan mendorong produsen mobil untuk
memperluas investasinya.Ada kesan bahwa retorika politik-ekonomi beserta geraknya sama
saja dengan dulu, yaitu pertumbuhan ekonomi dan investasimodal alias tetap berada dalam
aruskapitalismeneo-liberalistik.Olehkarenaitu,sepertisampaisekaranginipetanikeciltidak
menjadipelakuekonomiyanglebihproduktifdanlebihsejahtera.
GERAKAN UNTUK MENGATASI PEMINGGIRAN
TeologiKristenmelayanijemaat-jemaatyangmengikutiYesussebagaimanaterdapatdalamInjil.
Dalam Injil,Yesus hidup danmati di pinggiran.Yesus adalah anak tukang, yang pada zaman
itubukanlahorangyangberkekurangan.Sebab, tukangmerupakankeahlianyangmemberikan
penghasilan baik. Dalam bahasa kita sekarang dapat dikatakan bahwa Yesus termasuk kelas
menengah.NamunInjilmenggambarkanYesus,yangmemaklumkanKerajaanAllah,beradadi
pinggiran. Tidak hanya dengan kata-kata, melainkan dengan seluruh hidup dan tindakan-Nya
YesusmemaklumkanKerajaanAllah, kerajaan keadilan dan perdamaian, kebenaran dan cinta
kasih,sukacitadanpersaudaraansemuaorang.PemaklumanYesusdisambutolehkaumpinggiran
yangmiskinsecarafisikdankaummiskinInjili,yakniorang-orangyangtidakmiskinsecarafisik
danyangsoliderterhadapkaummiskinfisik(Pieris,1999).AkhirnyaYesusberhadapandengan
penguasa agamadanpolitik di pusat, danmati dibunuholehmereka sebagai orangpinggiran.
BahkanInjiljugamenggambarkanYesusdilahirkandipinggiran,ditengah-tengahgembalamiskin.
Dari pinggiran Yesus marah.PeristiwaYesusyangmembersihkanbaitAllah(Mrk.11:15-
19)biasadilihatsebagaiperistiwaYesusyangmarah.Umumnyatidakbegitudisadaribahwasecara
eksplisitdiceritakanYesusmarahkarenakesembuhanorangyang tidakutuhdipersalahkandemi
hukumSabat.Lagipulakesembuhannyaakandijadikanalasanuntukmempersalahkanorang.Injil
Markus 3:4-5 menceritakanYesus yang marah karena kedegilan orang-orang yang terbelenggu
oleh hukumSabat. “KataYesus...: ‘Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik
atauberbuatjahat,menyelamatkannyawaorangataumembunuhorang?’...Iaberdukacitakarena
kedegilan mereka dan dengan marahIamemandangsekeliling-NyakepadamerekalaluIaberkata
kepadaorangitu:‘Ulurkanlahtanganmu!’Daniamengulurannya,makasembuhlahtangannyaitu.”
J.B. BANAWIRATMA
65GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016
Di pusat kekuasaan agama dan politik Yesus juga marah.Yesusmarah karena agama
dijadikanalatuntukkepentinganekonomidanpolitikparapenguasa.Kolusiantaraagamadan
modaldankolusiantarapolitikdanmodaltelahmengabaikanorang-orangpinggiran.Kitabaca
dalamMarkus11:15-19sebagaiberikut:
“SesudahYesusmasukkeBaitAllah,mulailahIamengusirorang-orangyangberjual-belidihalamanBaitAllah.LaluIamengajarmerekakata-Nya:‘Bukankahadatertulis:Rumah-Kuakandisebutrumahsembahyangbagisegalabangsa?Tetapikamuinitelahmenjadikannyasarangpenyamun!’Imam-imamkepaladanahli-ahliTauratmendengartentangperistiwaitu,danmerekaberusahauntukmembinasakanDia....”
“Sarangpenyamun”menggambarkansecarategasmanipulasidanmonopoliekonomioleh
parapenguasakayadisekitarBaitAllah.
Sekaranginiditengah-tengahputarankapitalsismeglobalyangmeminggirkan,mengikuti
Yesustidaklepasdaritanggungjawabuntukmenghentikanpeminggirankaumkecilyangtidak
berdaya. Profesor dari Universitas London dan Universitas Ljubljana, Slavoj Žižek, melihat
bahwa kapitalime global hampirmendekati krisis terminal. Pemikiran itu dikemukakan dalam
bukunya Living in the End Times (2nd: 2011). Gagasan apokaliptis seperti itu rasanya cukup
masuk akal mengingat kapitalisme global memang melahirkan anak-anak yang memusuhi dirinya
sendiri.FilsufdankritikusbudayadariSloveniaitumengidentifikasiempatgejalamenujukrisis
terminal tersebut: (1) krisis ekologis yang mondial, (2) ketidakimbangan dalam sistem ekonomi,
(3) revolusi biogenetik, dan (4) meledaknya pemisahan dan perpecahan sosial. Armagedon
ekonomis ini akan menimbulkan berbagai rupa tanggapan: ada penolakan ideologis, ada amarah
meledak, ada usaha-usaha bargaining,ataumenarikdiridalamdepresi.Kecualiitumasihadasatu
kemungkinantanggapanlagi,yaknimenerimakenyataanitudanmencobamenatakembali.Slavoj
Žižekmengakhiribukunyadengangagasanmengenaikomunisme.
“Sekaranginikomunismebukanlahnamauntuksebuahsolusi,melainkannamadarisebuahmasalah,yaknimasalah“apayanguntukumumbersama”(the commons)dalamsegaladimensinya—apayanguntuk umum bersama dari alam sebagai substansi hidup kita, masalah mengenai apa yang biogenetis untuk umum bersama, masalah mengenai apa yang kultural untuk umum bersama (“intellectual property”), dan akhirnya, masalah apa yang untuk umum bersama sebagai space universal darikemanusiaan,dimanatakseorangpunbolehdieksklusikan.Apapunsolusinya,mestimenyelesaikanmasalah the commonsini”.
Apakah ramalanZizekbenaratausalah,apayangdikemukakanSlavojZizekmengenai
“the commons” itu sangat mendesak, karena orang-orang kecil yang semakin terpinggirkan
semakin tidak mendapat akses terhadap “the commons”, terhadap “ranah publik”. Pernyataan
itumengingatan saya akan teksKisah Para Rasul 4:32: “Adapun kumpulan orang yang telah
TEOLOGI LOKAL DALAM KONTEKS GLOBAL
66 GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016
percaya itu,mereka sehatidan sejiwa,dan tidak seorangpunyangberkata,bahwasesuatudari
kepunyaannyaadalahmiliknyasendiri,tetapisegalasesuatuadalahkepunyaanmerekabersama”
(NRSV:“everything they owned was held in common”).KisahParaRasultidakmenyampaikan
pesanuntukmenempuhkomunismealaUniSovyetyangtelahhancur.Rupanyajemaatawaljuga
tidak menghapuskan hak milik pribadi, melainkan secara radikal milik pribadi itu ditempatkan
dalamfungsisosialnyabegiturupasampaidianggap“kepunyaanbersama”.IstilahYunaniyang
dipakaiolehKisahParaRasuladalah“koinos”(Inggris:in common, shared;Jerman:gemeinsam).
Halitudapatdijalankankarenamerekahidupdalam“koinonia”,persekutuanataupersaudaraan.
Mengasihisesamasebagaisaudaraberartimendahulukandanmenjadisesamabagisaudarayang
tidakberdaya(Luk.10:36-37).
Spiritualitas jemaat awal memberikan pesan untuk secara radikal menyadari bahwa
selayaknya dunia ini tidak dikuasai oleh keserakahan yang mengakumulasi kekayaan untuk diri
sendiri dan kelompoknya (atas nama hak pribadi, dan mungkin masih disejukkan dengan program
“Corporate Social Responsibility”).Selayaknya the commons dari dunia seisinya ini diarahkan
olehgerakansolidaritasdangerakanberbagisecaraindividualmaupunstruktural.Adakahdunia
beserta kekayaannya ini tidak untuk umum bersama (common home, common source)?Berbagi
merupakanspiritualitasAlkitabyangsangatmendasar.
Seorang profesor geografi dan ilmu-ilmu bumi serta ruang dari Universitas California,
Laurence C. Smith, menulis sebuah buku berjudul The World in 2050, Four Forces Shaping
Civilization’s Northern Future” (cetakan pertama, 2011). Smith mengolah informasi geografi,
sejarah,dandatabesertaproyeksinya.Diamenyebut empatkekuatanglobal—bersamadengan
faktor-faktor lain yang lebih kecil—yang sedangmembentuk peradaban kawasanUtara, yaitu
kawasanlautanArktik.Empatkekuatanituadalah:(1)perkembangandemografi,(2)kebutuhan
sumberdayaalam,(3)globalisasi,dan(4)perubahaniklim.
Kawasan Utara (lautan Arktik), seperti negara-negara: Norwegia, Swedia, Finlandia,
Rusia,Denmark,danIslandia,akanmenjadisemakinpowerful, sedangkan negara-negara sekitar
ekuator(jaditermasukIndonesia)akanberjuanguntuksurvival.Pertanyaannya,bukanlahhanya
seberapa banyak sumber-sumber yang dikonsumsi dapat atau tidak dapat ditampung ekosistem
global.Pertanyaannyalebihmengarahpada“duniakitaininantinyamasihmampumenampung
berapabanyakorang”.
L.Smithmelihatbukunyasebagai semacamkelanjutandaridaribukukoleganya, Jared
Diamond (2005), yang berjudul Collapse: How Societies Choose to Fail or to Succeed.Diamond
menyebutkan limabahayakunciyangmengancameksistensimasyarakat.Tanpaurutankhusus
J.B. BANAWIRATMA
67GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016
disebutkan: (1) lingkungan hidup yang tercemar dan kerusakan ekosistem, (2) kehilangan partner
berdagang,(3)tetanggayangtidakbersahabat,(4)perubahaniklimyangmemburuk,(5)bagaimana
masyarakatmemilihuntukmeresponsmasalah-masalahlingkunganhidup.Salahsatufaktoritu
akanmenekanhunianyangada,danbeberapafaktoratausemuafaktor itubersama-samaakan
mengantarkekematian.
Smith mengemukakan pertanyaan sebaliknya:Apa yang menyebabkan peradaban baru
tumbuhdanberkembang?Bagidia,(1)pertamadanterutamaadalahinsentifekonomi,kemudian
diikuti (2) penghuni yang menetap, (3) rule of law yang stabil, (4)partner perdagangan yang
dapatdijalankan, (5) tetanggayangbersahabat,dan(6)perubahan iklimyangmenguntungkan.
Tak satu pun dari faktor itu sendirian bisamenumbuhkan hunian yang penting, beberapa atau
seluruhfaktorituakanmengantarlahirnyahunianbaru,ataumendoronghunian-hunianyangada
untukberkembang.
Apakah ramalan Smith yang sangat negatif tentang negara-negara sekitar ekuator itu
benaratautidakadalahkurangpenting.Pertanyaannyabukanlahhanyaseberapabanyaksumber-
sumberyangdikonsumsidapatatautidakdapatditampungolehekosistemglobal.Pertanyaannya
lebih mengarah pada kapasitas dunia kita ini nantinya masih mampu menampung berapa banyak
orang.Namunyanglebihpentinglagiadalahpertanyaandiasendirisebagaikalimatterakhirdari
bukunya,duniamacamapayangkitainginkansekarangini?Ramalansosialbukanlahramalan
magis,karenaterhadapramalansosialitumanusiabisamenanggapisecaraaktifdanberusaha
mengurangifaktor-faktornegatifdanmengembangkanfaktor-faktorpositif.Dengankatalain,
manusia bisa mengubah ramalan dengan mengubah faktor-faktor sosial empiris mengenai
perkembangandemografi,perubahaniklim,sumberdayaalam,danglobalisasi.PemikiranSmith
menimbulkan pertanyaan kepada semua orang, apakah memilih untuk bersama-sama hidup atau
bersama-samamati.
MenurutSmith, krisis ekonomi2008-2009memperlihatkanbahwadalamdunia dengan
globalisasi ekonomi, bahkan mereka yang beruntung pun ikut menderita dari yang dipinggirkan
(“winners” suffer pain from the losers:260).CeritaitumengingatkansayapadaLukas12:13-21
mengenaiorangkayayangbodoh.NasihatYesusberbunyi:“Hati-hatilahdanwaspadalah,jangan
sampaikalianserakah.Sebabhidupmanusiatidaktergantungdarikekayaan,walaupunhartanya
berlimpah-limpah”(Luk.12:15,DBIMK).
Sekitar20 tahunlalusalahsatupertemuanasosiasiekumenispara teologduniaketiga
(EATWOT, Ecumenical Association of the Third World Theologians) telah mengangkat
percakapan “death-dealing” or “life-giving”.Apaartinyabumidenganpertumbuhanpenduduk
TEOLOGI LOKAL DALAM KONTEKS GLOBAL
68 GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016
seperti sekarang ini, kalau penghuninya adalah pelaku-pelaku yang berebutan dan menyingkirkan
yangpalingtidakberdaya?KaryapenciptaanAllahmenjangkaukeseluruhansebagaikeutuhan.
Oleh karena itu, yang paling jauh dari sentuhan penciptaan yang menghidupkan haruslah
didahulukan.ItulahspiritualitasAlkitabyangsangatmendasar,berbagidenganmendahulukan
yangtidakkebagian,termasukalam,agaralamjugamenjadifaktoryangmemberikankehidupan.
Ledakan penduduk dengan unsur-unsur kehidupan global bersama rasanya mengantar kita
manusiapadapertanyaan:Berbagiataumati?
Untukmemilihkehidupanharuslahdiusahakan “the common” yang membuat kaum kelas
atasmaupunkelasbawahhidup.Sebab,pilihanuntukhiduphanyamungkindalamhidupbersama.
Pilihan yang serakah tidak hanya mematikan yang tersingkir di pinggir, melainkan juga yang
beruntungdipusat.SehubungandenganinipemikiranHardtdanNegrikiranyasangatberguna
untukdidiskusikan.
Dalam bukunya yang berjudul Empire (2001), Hardt and Negri berusaha menggambarkan
suatu kedaulatan (sovereignty) dalam bentuk baru dan global. Kemudian dalam bukunya
Multitude (2005), mereka mencoba menguraikan kenyataan pembentukan kelas global, yaitu the
multitude.MerekamelihatgerakbukunyaberbedadenganThomasHobbes,yangmulaidari(De
Cive,1642)mengenaibadansosialdanbentuk-bentukkewargaanyangsesuaidengan lahirnya
kaum bourgeoisie.Kemudiandia bergerakkeLeviathan (1651), yang menggambarkan bentuk
kedaulatan (sovereignty) yang kemudian berkembang di Eropa dalam bentuk nation-state.Hardt
dan Nergi bergerak dari bentuk kedaulatan (sovereignty) ke kelas global baru, yaitu multitude,
suatualternatifkehidupanyangtumbuhdanberkembangdalam“Empire”(2005:xiii).
Multitude merupakan subjek sosial yang ditentukan dan bergerak tidak atas dasar identitas,
seperti misalnya: buruh, petani, birokrat, dan kaum intelektual, dan lebih lagi, tidak oleh sikap
acuh tak acuh, melainkan oleh “on what it has in common”(HardtandNegri,2004:100).Sulit
sekali menerjemahkan kata multitudedalambahasaIndonesia.Multitude bukanlah hanya banyak
orang dengan identitas tertentu (people), bukan masses (massa), bukan crowd (kerumunan), dan
bukan mob(gerombolan).Dalammultiude tidak terdapat unsur-unsur sama yang rentan terhadap
manipulasi dari luar.Untukmenjelaskanpengertian “multitude”,Hardt andNegri (2005: 140)
antara lain menggunakan refleksi dari Fyodor Dostoyevsky (The Devils, 1973) mengenai roh
jahatdidaerahorangGerasadalamMarkus5:9,yangmengatakan“NamakuLegion,karenakami
banyak”(Legioon onoma moi, hoti polloi esmen).Apayangsungguhmenakutkanadalahbahwa
jumlah“multitude”itutidakterbatassekaligussatu.“Multitude”adalahlegionyangterdiridari
elemen-elemen tak terbilang banyaknya yang tetap berbeda satu sama lain, dan meskipun demikian
J.B. BANAWIRATMA
69GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016
beradadalamkomunikasi,kolaborasi,danaksiyangsama.Wajahpositifdari”multitude”adalah
kuatkuasayangmembebaskan,kuasaKerajaanAllah,kuasagerakanYesus.Prosespembebasan
dapatbergerakdalam“multitude”.
Dengandemikianterdapatduawajahglobalisasi.Wajahpertamaglobalisasiadalah“Empire”,
yang meluaskan secara global jaringan hierarki dan pemisahan yang melestarikan tatanan melalui
mekanismekontroldankonflikterus-menerus.Bagaimanapunjugaglobalisasiinijugamerupakan
konstruksi sistem untuk hubungan dan kerja sama yang terbentang lintas bangsa dan benua serta
membukaperjumpaan-perjumpaanyang tak terbatas.Wajahkeduadari globalisasi dapat disebut
“multitude”,yangmembukakemungkinanuntukmenyatunyaberbagaiperbedaandalamkesatuan
tujuansehinggakomunikasidanaksibersamadapatdijalankan.“Multitude”jugadapatdigambarkan
sebagai “network”: jaringan yang terbuka dan meluas di mana segala perbedaan dapat diungkapkan
secara bebas dan setara, suatu jaringan yang menyediakan sarana-sarana perjumpaan agar kita dapat
bekerja dan hidup dalam kesatuan, “in common”(2005:xiii-xiv).
“Multitude” terdiri dari perbedaan-perbedaan internal yang tak terbilang banyaknya yang tidakpernahdapatdireduksikanmenjadikesatuanatauidentitastunggal.Perbedaan-perbedaanitumeliputiperbedaan kebudayaan, ras, etnisitas, gender dan orientasi seksual, perbedaan juga dalam bentuk kerja, cara dan pandangan hidup maupun perbedaan hasrat keinginan. “Multitude” merupakankelipatandarisemuaperbedaanmasing-masing(2005:xiv).“Multitude”merupakanalternatifyangsedanghidupdanberkembangditengah-tengah“Empire”.Tumbuhdanberkembangnya“multitude”inidipacuolehapayangHardtdanNegrimenyebutnyasebagai“biopoliticalproduction”yangtidakhanyaberupa produksi barang-barangmaterial,melainkan jugameliputi segala faktor kehidupansosial, kultural, dan politis. Produksi biopolitis beserta meluasnya dari apa yang menjadi milikbersama (“the common”) adalah pilar kuat yang menggerakkan kemungkinan demokrasi globalsekarangini(2005:xv-xvi).LebihdariituHardtdanNegrimengatakanbahwa”multitude”adalahsatu-satunya subjek sosial yang mampu untuk merealisasikan demokrasi, yang adalah kuasa dari setiap orang oleh setiap orang, “the rule of everyone by everyone”(2005:100).Dengandemikiandihentikankehidupanyangdiperintaholehkorporatokrasi,kuasakorporasi.
Pengertian “multitude” dari Hardt danNegri dapat dibandingkan dengan ochlos dalam
InjilMarkusyangdikemukakanolehAhnByungMu(1982).SepertiochlosdalamInjilMarkus
“multitude”terdiridaribermacam-macamorangyangberbeda,namunYesusberadapadapihak
mereka.Ochlos adalahorang-orangyangberelasipositifdenganpemaklumanYesusmengenai
KerajaanAllah.“Multitude”berbedadenganochlosdalamInjilMarkus,karenaorang-orangyang
mempunyaikekuasaanbisamasukdalam“multitude”juga.Misalnyasecarapolitisbukanhanya
orang-orangYahudidalampembuanganbesertaNabiYehezkieltermasuk“multitude”,melainkan
jugaRajaKoresdariPersiamerupakanbagiandari“multitude”.Secaraekonomisbukanhanya
LazarusdanBartimeus,melainkanjugaZakheusorangkayaitutermasukdalam“multitude”.
TEOLOGI LOKAL DALAM KONTEKS GLOBAL
70 GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016
Gerak “multitude”dapat disejajarkandengangerakanpembebasan.Yangmembutuhkan
pembebasanbukanlahhanyaorangmiskin,melainkanjugaorangkaya.Orangmiskindibebaskan
daribebankemiskinannya,danorangkayadibebaskandarigodaankekayaannya.Baikorangkaya
maupunorangmiskinperludibebaskandarikeserakahan.Orangkayamaupunorangmiskinjuga
perlu dibebaskan dari mental yang mengurung mereka dalam kelasnya masing-masing (Pieris,
2013: 76-77). Meminjam kerangka berpikir pascakolonial, orang kaya maupun orang miskin
perlumenjalani proses de-kolonialisasi.Namun pembebasan personal tidakmencukupi karena
keserakahan telahmengganasdalam rupaorganisasi raksasa.Oleh sebab itu, selaludiperlukan
gerakandaribawah,perjuangankomunitarianuntukmemajukankehidupansosial.
Dalam kitab Amsal kita temukan doa singkat yang barangkali (hampir) tidak pernah kita
doakan.Doa inidapatdisebut sebagaidoapembebasanbagiorangkayadanpembebasanbagi
orangmiskin,bagisiapasajadalampeziarahanmengabdiAllah,menolakMamon.
YaAllah, “dua hal aku mohon kepada-Mu, jangan itu Kautolak sebelum aku mati, yakni: (1)Jauhkanlahdaripadakukecurangandankebohongan.(2)Janganberikankepadakukemiskinanataukekayaan.Biarkanlahakumenikmatimakananyangmenjadibagianku.Supaya,kalauakukenyang,akutidakmenyangkal-Mudanberkata:SiapaTuhanitu.Atau,kalauakumiskin,akumencuri,danmencemarkannamaAllahku”(Ams.30:7-9).
Teologi-teologiliberatifmenggalangsolidaritasdiantarakaumpinggirandansolidaritas
terhadapkaumpinggiran.“Multitude”dapatdigambarkansebagaiikatanpersaudaraansebanyak
mungkin orang yang berbeda-beda untuk memajukan persaudaraan semua orang yang lebih
luasdanlebihmendalam.Rupanya“multitude”inilahyangmungkindapatmenjadijalanuntuk
terciptanyasaranastukturaluntukterciptanyakehidupanberbagisecararadikal(bdk.Kis.4:32).
Pesimismemunculkarena“multitude”mengandaikannilaiuniversalkemanusiaandiatas
interespribadi. Jugadiperlukan religiusitasyangmenerimadanmengikutiAllahsebagaiAllah
daridanbagisemuaorang.Halinijugaberartihidupdanbergeraknyaspiritualitasradikalberbagi
yangtidakmerelakanadaorangyangtidakdihitungdalamduniaini.Bagaimanapunjugateologi
pinggiran berpegang pada perjanjian Allah yang berada pada pihak kaum miskin tak berdaya, yang
melaluiYesusmenegaskankembalipenyertaan-Nya sampai akhir zaman.Gerakanmemajukan
kehidupan yang miskin tak berdaya merupakan harapan yang mengatasi segala harapan sampai
akhirzaman.ItulahperjalananbersamaYesusdiduniasekarangini.
SekaranginikehidupandankegiatanEATWOT(Ecumenical Association of Third World
Theologians)rasanyatelahbergeserkearahWFTL(World Forum of Theology and Liberation)
danWSF(World Social Forum).Halinitidakberartibahwateologiliberatiflokaldannasional
tidakpentinglagi,melainkanbahwateologi-teologiliberatiflokal,nasionalharussemakinkuat
J.B. BANAWIRATMA
71GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016
danmembangunjejaringmondialsebagaikekuatanuntukmemperjuangkan“thecommon”secara
lokal,nasionaldanmondial.KecualiitudiharapkanjugabahwaWFTLdanWSFmenjadijalan
untuk menumbuhkan dan memperkuat gerakan dari “multitude for the common”. Betapapun
jaringanitumasihlemah,sekurang-kurangnyapemikiran-pemikiranalternatifdigulirkandengan
keyakinan “another world is possible”,danpadawaktunyasungguhmenjadialternatifkehidupan
bersamamanusia.
DAFTAR PUSTAKA
AhnByungMu.1982.“JesusandtheMinjungintheGospelofMark”,dalamCTC-CCA(ed.),
Minjung Theology: People as the Subject of History,ToaPayoh,Singapore,h.138-152.
Drache,Daniel.2001.‘‘TheReturnofthePublicDomainaftertheTriumphofMarkets”,dalamD.
Drache(ed.),The Market or the Public Domain: Global Governance and the Asymmetry of
Power,London:Routledge,h.37-71.
Hardt,MichaeldanAntonioNegri.2001(cetakanke-7).Empire,Cambridge:HarvardUniversity
Press.
_____ .2005.Multitude: War and Democracy in the Age of Empire,London:PinguinBook.
Herry-Priyono,B.2004a.“TigaPorosIndonesia”,Kompas,9Januari2004.
_____ .2004b.“RanahPublik:DariMulutPemerintahkeRahangPasar”,Manuscript.
_____ .2006.“Homo Oeconomicus:DariPengandaiankeKenyataan”,dalamI.WibowodanB.
Herry-Priyono(ed.),Sesudah Filsafat: Esai-Esai untuk Franz Magnis-Suseno,Yogyakar-
ta:Kanisius.
_____ .2008.“PerihalEkonomiYangTercerabut”,dalamMikhaelDuadkk.(ed.),Politik Kato-
lik, Politik Kebaikan Bersama: Sejarah dan Refl eksi Keterlibatan Orang-orang Katolik
dalam Politik Indonesia,Jakarta2008:IkatanSarjanaKatolikIndonesia,PusatPengem-
banganEtikaAtmaJayadanPenerbitObor.
ImanPambagyo.2015.“PerundinganWTOdanIndonesia”,Kompas,17April2014.
Kompas,Tajuk.2013.“TajukRencana:MemanfaatkanTambang”,Kompas,30Oktober2013.
Korten, David. 1999. The Post-Corporate World: Life After Capitalism, Singapore: Alkem
Company(S)Pte.Ltd.
TEOLOGI LOKAL DALAM KONTEKS GLOBAL
72 GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016
LAS.2013.“AsingSemakinMendominasi”,Kompas,7November2013.
LukitaGrahadyarini,B.M.2013.“Raksasa(Masih)Terlelap”,Kompas,22November2013.
Madeley,John.2001.Hungry for Trade: How the Poor Pay for Free Trade,terjemahanIndonesia:
2005. Loba, Keranjingan Berdagang: Kaum Miskin Tumbal Perdagangan Bebas,Yogyakarta:
CindelarasPustakaRakyatCerdas.
Mangunwijaya,Y.B.1997.“GlobalisasiadalahNeokolonialismeEkonomidanBudaya”,Kompas,
24Januari1998.
Marquand,David.2001.“ReinventingGladstone?ThePublicConscienceandthePublicDomain”,
dalamDanielDrache(ed.),The Market or the Public Domain: Global Governance and the
Asymmetry of Power,London:Routledge.
MAS/WHO/RWN/BAY/EGI/ETA/ILO. 2013. “Tata Niaga Kedelai: Rakyat Susah, Importir
UntungRp1Triliun”,Kompas,12September2013.
Pieris,Aloysius. 1999. God’Reign for the Poor: A Return to the Jesus Formula, Gonawila-
Kelaniya:TulanaResearchCentre.
_____ .2013.The Genesis of an Asian Theology of Liberation: An Autobiographical Excursus on
the Art of Theologizing in Asia,Gonawala-Kelaniya:TulanaResearchCentre.
Santosa,DwiAndreas.2013.“PolitikPanganGlobal”,Kompas,30Desember2013.
_____ .2014.“AncamanBencanaPangan”,Kompas,26Maret2014.
_____ .2015.“SwasembadaTanpaPetani”,Kompas,12Mei2015.
Smith,LaurenceC.2013.The World in 2050: Four Forces Shaping Civilization’sNorthern Future,
NewYork:APlumeBook,PinguinGoups.
Sri-EdiSwasono.2012.“KemiskinandanPengangguran”,Kompas,28Juli2012.
_____ .2013.“MenjadiTuandiNegeriSendiri”,Kompas,24September2013.
Wibowo, I. 2010. Negara Centeng: Negara dan Saudagar di Era Globalisasi, Yogyakarta:
Kanisius.
Yustika,AhmadErani.2014. “EkonomidqanKontestasiPolitik”,Kompas,3Maret2014.
Žižek,Slavoj.2011.Living in the End Times,London:Verso.