Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

57
”TALES OF HOPE” MUATAN LOKAL (DOMESTIK SAINS) DALAM KURIKULUM 2013 Disampaikan oleh Dewi Utama Faizah Dalam Workshop Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum 2013 Regional 1 Medan, 4 Juli 2014

Transcript of Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Page 1: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

”TALES OF HOPE”MUATAN LOKAL

(DOMESTIK SAINS)DALAM KURIKULUM 2013

Disampaikan oleh Dewi Utama FaizahDalam Workshop

Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum 2013 Regional 1

Medan, 4 Juli 2014

Page 2: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Kondisi KekinianAnak-anak kita hidup dalam generasi 9 C

Connected, Curious, Chameleon (bunglon), Content Creator, Constantly Changing, Customize ( penyesuaian) , Co-

Creation, Digital Creatives, Crackers (krupuk sinkong).

Page 3: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Man

ajem

en d

an

Kepe

mim

pina

n

Iklim

Aka

dem

ik

dan

Buda

ya

Seko

lah

Kesiapan:-Fisik-Emosional-Intelektual- Spiritual

Kerangka Kerja Pengembangan KurikulumPe

sert

a D

idik

Pembelajaran

Lulu

san

yang

Ko

mpe

ten

Kurikulum(SKL, Struktur Kurikulum, Standar-standar: Isi, Proses, dan

Penilaian)

Pribadi beriman, bertakwa, berakhlak mulia

Pembelajar yang Sukses *Individu yang Percaya Diri

WN yang Bertanggung JawabKontributor Peradaban yang Efektif

* tidak pernah berhenti belajar

Kebutuhan:-Individu (It’s Self)-Masyarakat, Bangsa, Negara, Dunia (It’s People)-Peradaban (Learning to Live Together)

Kelayakan:-Materi-Metode Penyampaian-Metode Penilaian

Buku Pegangan (Buku Babon)(Buku Pegangan Siswa, Buku Pegangan Guru)

Rumusan Kompetensi Guru dan Penyiapan Guru

Psikologi Pedagogi Sosio-eko-kultural

3Peserta Didik

Page 4: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Membangun Wajah Indonesia yang Lebih Baik Melalui Sosio Eko

Kultural

Bagai menempa sebuah

keris“Tempa besi

selagi panas” "Sekolah, setengahnya karena salah sendiri, setengahnya tidak, telah

terasing dari penghidupan sejati; ia telah membentuk dunianya sendiri yang asing, di mana segala-galanya diukur menurut ukuran dan pahamnya sendiri. Selama hal itu tidak berubah, sekolah tidak dapat memenuhi tujuan hidupnya dan ia akan melakukan paksaan-paksaan kepada masyarakat. Sedang menurut aturan, sekolah seharusnya mengabdi kepada masyarakat. Sudah pada tempatnya "sekolah cara baru" menghendaki bukan saja "sekolah kerja", akan tetapi juga "sekolah kehidupan" yang akan menjadi milik masyarakat”

(Kutipan dari Buku Dasar-Dasar Pendidikan oleh M. Syafei yang akan segera diterbit ulang)

Kontekstual

Pesan BudayaPersepsi, Memori, HistorisIt’s Self ---- It’s People

Page 5: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Ada 7 warisan Indonesia yang diakui Unesco

Keris Batik Pendidikan

Batik Wayang Tari Saman Angklung Noken

Tahun 2014 ini fokus pada bahan ajar Muatan Lokal:1. Keris2. Batik3. Wayang

Menyusun bahan ajar sebagai pedoman bagi guru, untuk diimplementasikan dalam kegiatan siswa untuk 3 pengajaran:

Keris (SMA kelas 1)Batik (SD kelas 3)Wayang (SMP kelas 1)

Belajar dari Sejarah

Abad ke 7

Abad ke 14

Abad ke 21

Page 6: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

“Creative Capitalism”MENGUASAI MASA DEPAN

Bill Gate

© Dunia terlalu cepat berubah© Memerlukan kemampuan manusia© Yang mudah beradaptasi© Cepat berpikir mencari solusi© Imajinatif© Penuh Ide© Inovasi © Mengembangkan desain

Keunggulan Komparasi(Comparative Advantage)

Page 7: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

MANUSIA MASA DEPAN(Mengakar ke Bumi, Menjulai ke Langit)

Creator and Emphatizer (otak kanan) Pattern Recognizer

(Otak kiri)

Artis Desainer Storyteller Inventors Caregivers Conselors

High Tech ???High ConceptHigh Touch

Meaning Maker(HOLISTIK)

Page 8: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

“THE WHOLE NEW MIND DANIEL PINK (2006) :

Mengembangkan pendidikan yang banyak melibatkan kemampuan otak kanan manusia al art, beauty, design, play, humor, symphoni, caring, empathy, and meaning”.

Page 9: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Dia yang berakar ke bumiMenjulai ke langit

Djitron Pha dari desa Oebello Timor

Page 10: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Seberapa BesarSumbangan IQ untuk karier

50 – 60 % kah?35 – 45 % kah?23 – 29 % kah?15 – 20 % kah?

Daniel H. Pink A Whole New Mind

4 – 10 %

Page 11: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Pr. Dr. I. C. Van Houte Ketua Perhimpunan Pekerjaan Tangan untuk Pendidikan di Belanda, 1923

”Keperluan memasukkan pekerjaan tangan sebagai mata pelajaran, dalam sedikit tempo lagi tidak saja akan dirasakan oleh umum, tetapi sungguh-sungguh akan dimasukkan. Seperti terhadap pada kebanyakan perubahan di dunia pendidikan dan pelajaran”.

Melahirkan sekolah aktif, sekolah-sekolah kerja, sekolah-

sekolah mencipta, sekolah-sekolah kreatif,

sekolah-sekolah berkualitas

Page 12: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Pentingkah tangan? Dalam Tinjauan Studi Psikologi

”Tangan manusia adalah suatu alat sejagat yang sangat dikagumi. Ia mengalami itu ketika ia mengambil bagian di dalam berbagai-bagai macam pekerjaan. Tangan yang mula-mula hanya dipergunakan untuk menangkap atau memegang, otak mengubahnya menjadi tangan yang bekerja”.

Profesor Dr. G. Revesz

”Dalam perkembangan dan pertumbuhan manusia lahir batin, waktu melakukan pekerjaan di masyarakat, di tiap-tiap

lapangan tangan yang aktif menduduki tempat yang penting”.

Modal Sosial

Muatan Lokal

Domestik Sains

Page 13: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Mata Pelajaran Ranah Domestik Sains/Mulok Bagaimana Sekarang?

© Pekerjaan Tangan © Kerajinan Tangan © ‘Prakarya’© ‘Kertakes’© ‘Pendidikan Seni dan Budaya’© ‘Pendidikan Kesejahteraan

Keluarga (PKK)?© Penjaskes

Brain Memory Muscle Memory

Tubuh pun ternyata memiliki

tenaga ”ingat” yang maha besar.

Muscle memory anak-anak kita terlupa untuk dididik dan hanya berfokus pada mendidik Brain memory semata (Rhenald Kasali “crackers”).

Page 14: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Kelas konvensional di mana guru mempertontonkan kebolehannya mengajar , harus berubah menjadi kelas modern di mana siswa yang menampilkan praktik-praktik belajar yang kreatif.

Kelas dipenuhi hasil karya anak sebagai bukti otentik mereka melakukan sesuatu dalam proses pembelajaran seperti yang dikehendaki dalam Kurikulum 2013.

Kelas Konvensional VS Kelas Modern

Page 15: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Kurikulum Muatan Lokal

Kurikulum Mulok sudah ada sejak tahun 1984. Sebagai bahan kajian pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal yang dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya. Permen 81A tahun 2013, lampiran 2 : “Pedoman Pengembangan Muatan Lokal” sebagai bekal sikap, pengetahuan, dan ketrampilan kepada peserta didik agar mengenal dan menjadi akrab dengan lingkungan alam, sosial dan budayanya. Berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakatnya, dan memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan-aturan yang berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional

Page 16: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Mengembalikan “Roh” yang mendasari kurikulum ada di sekolah dengan konteks lingkungan (bahasa, adat istiadat budaya, nilai-nilai kebajikan, latar geografis).

Agar anak-anak Indonesia mengenali jati diri, identitas diri

sebagai bangsa Indonesia. Penanaman nilai-nilai kebangsaan dengan mengenali kekayaan sumber daya alamnya dan keberagaman sebagai bangsa.

Lebih dari 3000 kelompok etnis tersebar dari kilometer nol di

ujung pulau Sumatra hingga daratan Papua (Cockerham, William. The Global Society. USA: Mc- Graw Hill, 1995)

Lokal Inisiatif Sangat Dibutuhkan

Page 17: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Kondisi Muatan lokal

Kurikulum 91 (kur nas 80 % dan kurmulok 20%) ternyata tidak dimanfaatkan dengan baik

Kur 2006, mulok menjadi 2 jam saja.

Page 18: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Kendala Muatan lokal

Daerah tidak fokus mengurus mulok karena seringnya ganti-ganti pejabat yang mengurus mulok

Model Bahan Ajar sebagai ilustrasi kepada daerah yang kondisi Indonesia terlalu beragam belum seluruhnya dimiliki kemdikbud kebudayaan

Page 19: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Betapa dahsyatnya Muatan Lokal “Tools” dalam proses pembelajaran di sekolah

(interaksi sosiokultural) --- sebagai komponen sosial meningkatkan kognitif anak

Mengasah kehangatan hati sebagai penyubur hubungan sosial yang mengharmonikan pribadi anak dengan lingkungannya (Multiple Intelligence).

Anak sebagai pemelajar mengkonstruk sendiri pengetahuannya “scaffolding”– “ZPD”---Akan lahir anak-anak kreatif dan unggul.

Page 20: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Menangkis Wabah Depresi Kehidupan Modern

Kearifan Lokal“Anak-anak bersahabat

dengan bumi di mana ia pijak”Mengenal dan belajar lebih dekat

dengan lingkungan sekitar

Berkomitmen dan Terbuka

Page 21: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

“the Drugs of the Millennium”

Seminar eksekutif Penanggulangan Adiksi Pornografi di Grand Kemang tgl 27

September 2010 Pembicara 3 org pakar kelas dunia

Dr Mark B Kastleman Pakar adiksi Pornografi dari AS

Dr RandallF Hyde PsikiaterDan Prof Dr. Malik Badri seorang Ilmuwan

Islam

Perilaku Narsisis Perilaku

MachiavelisPerilaku Psikopatis

‘Narkoba Lewat Mulut Narkoba

Lewat Mata (Visual CrackCoccain)’

Revolusi Teknologi Revolusi Seks

Page 22: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Bahaya yang Tak Menentu.....

Saat penyakit tanaman datang,

Siapa yang

mengontrol?

Saat hujan dan panas datang tanpa aturan

Kiamat atau penciptaan teknologi Baru?

Saat es di Kutub Utara mulai

mencair

Saat ’lapisan

Ozon’ di langit

mulai menganga

Saat cadangan energi fosil

mulai menipis

Saat tenaga nuklir

digunakan

Saat hutan-hutan gundul

Saat rawan pangan melanda manusia

Saat semua biji-biji mulai langka

“Tendenko”

Page 23: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Bagaimana Cara Manusia Belajar?

Dari yang ia lihat Dengar Cecap Baui Sentuh Lakukan dengan

tangan Bayangkan Intuisikan Rasakan

Jeannette Vos

“Potensi Alamiah (nature) Siswa Harus Digali”

Manusia yang Berbudaya

Dengan Nilai2Kebangsaan

Character Education

Page 24: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Kurikulum Pertama Manusia‘Lingkungan Alamiah’---natural world

Bahasa, Adat Istiadat, Budaya, Nilai-Nilai Kebajikan Latar Geografis

“Hidden Curriculum”

-Vygotsky –Zone of Proximal Development

Dasar dan Prinsippembelajaran Kontekstual

Page 25: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Pesan Budaya Lokal dan Tuntutan HOTS dalam Kurikulum 2013

Vygotsky (1896-1934) “Kontribusi budaya, interaksi sosial, dan

sejarah dalam pengembangan mental individual anak sangat berpengaruh. Khususnya dalam pengembangan bahasa, membaca, dan menulis yang mengacu pada perkembangan fungsi mental tinggi (Higher Order Thinking Skill)----berdampak pada persepsi, memori, dan berpikir anak”.

Page 26: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Fungsi Bahasa Ibu (Mother Tongue)

Ida Wayan Oka Granoka mengistilahkan gerak bahasa bayi dengan ibunya

sedari dalam rahim dengan istilah “Guttural-Palatal-Cerebral”. “Bahasa Ibu Sakti” yang memperkuat gerak

bahasa menjadi menyempurna. Kosakata bersabda menguatkan literasi dalam membaca, menulis,

dan berkarya.

Program Literasi Dunia (Unicef) mengusung“bahasa Ibu”

Page 27: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Lesson Learnt Muatan Lokal Bali

Subak

PakramanDesa Adat

Page 28: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Modal Sosial Bali yang Tumpah Ruah

Bahasa, Adat Istiadat, Seni, BudayaNilai-Nilai Kebajikan Perlakuan terhadap alam (Sistem Subak)Latar Geografis

Kurang DimanfaatkanDalam Proses Pembelajaran

Silabus dan RPPCopy Paste

Sebagai Kitab Suci!

Page 29: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Kurikulum Pertama Manusia‘Lingkungan Alamiah’---natural world

Bahasa, Adat Istiadat, Budaya, Nilai-Nilai Kebajikan Latar Geografis

“Hidden Curriculum”

-Vygotsky –Zone of Proximal Development

Dasar dan Prinsippembelajaran Kontekstual

Muatan Lokal

Page 30: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Lesson Learnt Adat Minang nan Terbentang….

Adat nan dipakai baru,Kain nan dipakai usangCupak nan sepanjang

betungAdat nan sapanjang jalan

Page 31: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Rumah Gadang SurauLimbago adat

“Untuk mendidik seorang anak seluruh kampung ikut terlibat”

“Memfungsikan”

Ada, Amak Rahmah, Ibu Rosnidar, Mak One, Mak Icam, Mak Pokeng, Cik Elok Jali, Anduang Oleng dsbnya

“Para bundo kandung”“Female Modesty”

Samuik tapijak indak matiAlu tataruang patah tigo

“It Takes a Whole Village to Raise a Child”

(Turkey, African Proverb—Hillary Clinton)

“Education for All---no child left behind”Anak dipangku kamanakan dibimbing

Page 32: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Communitarian Capitalism

Berdunsanak memagari dunsanak

Bakampuang memagari kampung

Bernagari memagari nagari Berbangsa memagari bangsa

Sawah ladang labuah nan pasaPadi manjadi jaguang maupiahLumbuang baririak di halamanRankiang tujuh sajajaCiek si Bajau-bajauPanenggang anak dagang laluSabuah si Tinjau LauikPanenggang anak korong kampuangBirawari lumbung nan banyakMakanan anak kamanakan

Creative Capitalism ????“Bill Gates”

Masyarakat MadaniYang Sejahtera

Page 33: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Cupak Nan Duo: Cupak Usali dan Cupak Buatan

Gantang nan pepatBungkal nan piawaiTeraju yang tak

berpalingBerjenjang naik

bertangga turunNan hitam tahan tapaNan putih tahan sasahBerukur bertentukanNan berbaris nan

berpahatNan ditekuk yang

ditebang

Developmentally Appropriate Practice

(DAP)

NANE 1920 Patty Smith Hill -NAEYC 1964

National Association for the Education 0f

Young Children

Sebagai bentuk Kecerdasan Lokal

Pengasuhan Anak Usia Dini

“Rasa Periksa, Alur dan Patut dalam Mendidik”

”Nan dikisa laju, nan dicabuik mati”

Page 34: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Alam Takambang Manjadi Guru

Panakiak pisau sirauikPatungkek batang lintabuangSalodong ambia ka niruSatitiak jadikan lauikSakapa jadkan gunuangAlam takambang jadikan

guru.

Kuniang kunyik, putiah kapua

Merah sago, kuriak kundi

Manciok ayam, badanciang basi

Bulek manggolong, picak malayang

Hinggok mancakam, tabang manumpuKabukik mandaki, kalurah manurun

Kalam disigi, lakuang ditinjauPanjang dipunta, singkek diulehKok tarapuang alah samo hanyuik

Kok tarandam alah samo basahTatungkuik makan tanahPadiah disuahkan, sakik diharangkan

Sederet nilai-nilai

kebajikanVirtue

ESDHidden Curriculum

Kata nan EmpatRandaiAlat musik sederhanaTarianVerbal Art

Page 35: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

“Generasi Berkualitas”

Hamka, Agus Salim, Marah Rusli, Sjahrir, Hatta, Sutan Sahrir, M. Natsir, M. Syafei, Tan Malaka, Bahder Djohan, Rasuna Said, Marah Rusli, Muchtar Naim, Hasyim Ning, Deliar Noer, Chairil Anwar, dan banyak lagi lainnya.

Page 36: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Lesson LearntPENDIDIKAN ALAMIAHBelajar Dari Pendidikan di Jepang

Tahun 1919 Moromizato seorang guru yang sangat terkenal dari Seijo Jepang mengenalkan sebuah mata pelajaran baru yang memutar kiblat pendidikan sejak dini diJepang.

Alasan Moromizato …. “anak-anak membutuhkan

langsung bagaimana mengeksplorasi alam dengan indera yang mereka miliki”

Mori wa Umi no

Koibito….

Page 37: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Kurikulumnya…

Mengamati bagaimana kehidupan kupu-kupu, ulat, belalang, kunang-kunang, dan capung di sekitar mereka. Halaman dan kebun sekolah ditanami berbagai aneka tanaman, ada sayur dan kacang-kacangan, umbi-umbian, ada petak sawah dan padi, ada ternak dan hewan peliharaan, ada gelembung sabun, juga kaca pembesar.

Pendidikan alami bertumpu pada alam semesta yang tumbuh subur itu sempat terhenti karena terjadi perang dunia ke 2, namun pemerintah kembali menghidupkannya setelah perang berakhir dengan program lanjutan bernama “Pendidikan Konservasi”. Pendidikan konservasi membagi diri dengan “Pendidikan Polusi”.

Inquiry/Saintific LearningHands on Learning

Alam Terkembang Menjadi Guru

Page 38: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Hi wa manako, kokuu wa kokoro, kaze wa iki, umi yama kakete, wagami narikeri

Kearifan lokal“ALAM TERKEMBANG MENJADI GURU”

Matahari adalah mata penglihatan kita

Langit biru adalah hati sanubari kita

Angin adalah nafas kehidupan kita

Laut dan gunung adalah tubuh kita yang terbentang

Page 39: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Disahkan oleh Perda Gubernur Kabupaten juga bisa menentukan,

menetapkan, melaksanakan MULOK sesuai dengan kondisi daerah yang diatur oleh Bupati/Walikota

Sekolah menentukan pilihan sesuai dengan potensi sekolah dengan ketersediaan tenaga pendidik dan kependidikan untuk terlaksananya Mulok yang dipilih.

Regulasi Muatan Lokal

Page 40: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Struktur Penyelenggaraan Muatan Lokal

ProvinsiKabupatenKeunggulan Sekolah Muatan Kurikulum pada tingkat daerah

ditetapkan oleh Bupati/Walikota Tahun 2014 ini akan disusun modul

mulok bertumpu pada pendidikan karakter di Sumatera Barat

Page 41: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Kondisi Muatan lokal

Kurikulum 91 (kur nas 80 % dan kurmulok 20%) ternyata tidak dimanfaatkan dengan baik

Kur 2006, mulok menjadi 2 jam saja.

Page 42: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Nomor 81 A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum, Pedoman

Pengembangan Muatan Lokal.

Dalam Pasal 77N Peraturan Pemerintaj Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional dinyatakan bahwa : (1) Muatan Lokal untuk setiap satuan pendidikan berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal; (2) Muatan Lokal dikembangkan dan dilaksanakan pada setiap satuan pendidikan.

Selanjutnya dalam Pasal 77P, antara lain dinyatakan bahwa: (1) Pemerintah Daerah Provinsi melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal pada pendidikan menegah; (2) Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal pada pendidikan dasar; (3) Pengelolaan muatan lokal meliputi penyiapan, penyusunan, daan evaluasi terhadap dokumen muatan lokal, buku teks pelajaran, dan buku panduan guru; dan (4) Dalam hal seluruh kabupaten/kota pada satu (1) provinsi sepakat menetapkan 1 (satu) muatan lokal yang sama, koordinasi dan supervisi pengelolaan kurikulum pada pendidikan dasar dilakukan oleh pemerintah daerah provinsi.

Page 43: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Muatan Lokal sebagai bahan kajian yang membentuk pemahaman terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya bermanfaat untuk memberikan bekal sikap, pengetahuan, dan keterampilan kepada peserta didik agar:

Mengenal dan menjadi akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan budayanya;

Memiliki bekal kemampuan dan ketrampilan serta pengetahuan mengenai daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat pada umumnya; dan

Memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan-aturan yang berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional.

Page 44: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Tales of Hope Local Genius

Konstruktivisme Kecerdasan Sosial dan Kebajikan “Learning To Live Together With…” Local Genius

Page 45: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

1. mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan budayanya; 2. memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat pada umumnya; dan 3. memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan- aturan yang berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional.

Muatan lokal bermanfaat untuk memberikan bekal sikap, pengetahuan, dan keterampilan kepada peserta didik agar:

Page 46: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

1. Melakukan identifikasi dan analisis konteks kurikulum. Identifikasi konteks kurikulum meliputi analisis ciri khas, potensi, keunggulan, kearifan lokal, dan kebutuhan/tuntutan daerah. Metode identifikasi dan analisis disesuaikan dengan kemampuan tim.

2. Menentukan jenis muatan lokal yang akan dikembangkan.

Jenis muatan lokal meliputi empat rumpun muatan lokal yang merupakan persinggungan antara budaya lokal (dimensi sosio- budaya-politik), kewirausahaan, pra-vokasional (dimensi ekonomi), pendidikan lingkungan, dan kekhususan lokal lainnya (dimensi fisik).

Muatan Lokal dikembangkan melalui tahapan sebagai berikut:

Page 47: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Penjelasan

a. Budaya lokal mencakup pandangan-pandangan yang mendasar, nilai-nilai sosial, dan artifak-artifak (material dan perilaku) yang luhur yang bersifat lokal.

b. Kewirausahaan dan pra-vokasional adalah muatan lokal yang mencakup pendidikan yang tertuju pada pengembangan potensi jiwa usaha dan kecakapannya.

c. Pendidikan lingkungan & kekhususan lokal lainnya adalah mata pelajaran muatan lokal yang bertujuan untuk mengenal lingkungan lebih baik, mengembangkan kepedulian terhadap lingkungan, dan mengembangkan potensi lingkungan.

d. Perpaduan antara budaya lokal, kewirausahaan, pra- vokasional, lingkungan hidup, dan kekhususan lokal lainnya yang dapat menumbuhkan suatu kecakapan hidup.

Page 48: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Kegiatan ini pada dasarnya untuk mendata dan mengkaji berbagai kemungkinan muatan lokal yang dapat diangkat sebagai bahan kajian sesuai dengan dengan keadaan dan kebutuhan satuan pendidikan.

Menentukan bahan kajian muatan lokal

Page 49: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

a. kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik;

b. kemampuan guru dan ketersediaan tenaga pendidik yang diperlukan;

c. tersedianya sarana dan prasarana;

d. tidak bertentangan dengan agama dan nilai luhur bangsa;

e. tidak menimbulkan kerawanan sosial dan keamanan;

f. kelayakan yang berkaitan dengan pelaksanaan di satuan pendidikan;

g. karakteristik yang sesuai dengan kondisi dan situasi daerah;

h. komponen analisis kebutuhan muatan lokal (ciri khas, potensi, keunggulan, dan kebutuhan/tuntutan);

i. mengembangkan kompetensi dasar yang mengacu pada kompetensi inti;

j. menyusun silabus muatan lokal.

Penentuan bahan kajian muatan lokal didasarkan pada kriteria berikut:

Page 50: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

1. Satuan pendidikan yang mampu mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar beserta silabusnya dapat melaksanakan mata pelajaran muatan lokal. Apabila satuan pendidikan belum mampu mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar beserta silabusnya, maka satuan pendidikan dapat melaksanakan muatan lokal berdasarkan kegiatan-kegiatan yang direncanakan oleh satuan pendidikan, atau dapat meminta bantuan kepada satuan pendidikan terdekat yang masih dalam satu daerahnya. Beberapa satuan pendidikan dalam satu daerah yang belum mampu mengembangkannya dapat meminta bantuan tim pengembang kurikulum daerah atau

Rambu-rambu pengembangan muatan lokal:

Page 51: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Bahan kajian disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik yang mencakup perkembangan pengetahuan dan cara berpikir, emosional, dan sosial peserta didik. Pembelajaran diatur agar tidak memberatkan peserta didik dan tidak mengganggu penguasaan kurikulum nasional. Oleh karena itu, pelaksanaan muatan lokal dihindarkan dari penugasan pekerjaan rumah (PR).

Meminta bantuan dari Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) di provinsinya

Page 52: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Meliputi kedekatan secara fisik dan secara psikis. Dekat secara fisik berarti bahwa terdapat dalam lingkungan tempat tinggal dan sekolah peserta didik, sedangkan dekat secara psikis berarti bahwa bahan kajian tersebut mudah dipahami oleh kemampuan berpikir dan mencerna informasi sesuai dengan usia peserta didik.

Program pengajaran dikembangkan dengan melihat kedekatannya dengan peserta didik

Page 53: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

(1) bertitik tolak dari hal-hal konkret ke abstrak;

(2) dikembangkan dari yang diketahui ke yang belum

diketahui;

(3) dari pengalaman lama ke pengalaman baru;

(4) dari yang mudah/sederhana ke yang lebih sukar/rumit.

Selain itu, bahan kajian/pelajaran diharapkan bermakna

bagi peserta didik yaitu bermanfaat karena dapat

membantu peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

Bahan pengajaran perlu disusun berdasarkan prinsip belajar yaitu:

Page 54: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Dalam arti mengacu kepada suatu tujuan pengajaran yang jelas dan memberi makna kepada peserta didik. Namun demikian bahan kajian muatan lokal tertentu tidak harus secara terus-menerus diajarkan mulai dari kelas I sampai dengan kelas VI, atau dari kelas VII sampai dengan kelas IX, atau dari kelas X sampai dengan kelas XII. Bahan kajian muatan lokal juga dapat disusun dan diajarkan hanya dalam jangka waktu satu semester, dua semester, atau satu tahun ajaran.

6. Alokasi waktu untuk bahan kajian/pelajaran muatan lokal perlu memperhatikan jumlah hari/minggu dan minggu efektif untuk mata pelajaran muatan lokal pada setiap semester.

Bahan kajian muatan lokal yang diajarkan harus bersifat utuh

Page 55: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

1. Satuan pendidikan Kepala sekolah, guru, dan komite sekolah/madrasah secara bersama- sama mengembangkan materi/ substansi/program muatan lokal yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi di sekitarnya.

2. Pemerintah provinsi Gubernur dan dinas pendidikan provinsi melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal pada pendidikan menengah (SMA dan SMK).

3. Kantor Wilayah Kementerian Agama melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal pada pendidikan menengah (MA dan MAK).

4. Pemerintah Kabupaten/Kota Bupati/walikota dan dinas pendidikan kabupaten/kota melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal pada pendidikan dasar (SD dan SMP).

5. Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal pada pendidikan dasar (MI dan MTs).

Pihak-pihak yang terkait dengan pengembangan dan pengelolaan muatan lokal, antara lain :

Page 56: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

Indonesia memerlukan ledakan pemikiran yang maha sintesis, akselerasi kreatif, untuk menyongsong seabad Indonesia merdeka. Manakala berbagai disiplin Ilmu, dan Agama sudah tak mampu membangkitkan kembali kehidupan nilai-nilai, maka munculkanlah seni untuk mensucikannya (Ida Wayan Oka Granoka).

Seni mendidik dan mengajar yang bernilai ekonomi dan kaya citarasa Indonesia, yang secara falsafati diusung dengan nama Pendidikan dengan Muatan Lokal sejatinya itulah Sekolah Indonesia.

Sebuah Mimpi Kita Bersama......"Berbudaya Mutu”

Page 57: Tales of hope Muatan Lokal Dalam kurikulum 2013

TerimakasihDewi Utama Faizah 081314693825

[email protected]

Good teaching is one fourth preparation and three fourths pure theatre

(Gail Godwin)