TABLOID Edisi 6-12 Oktober 2021 No Tahun LII

16
Hotline/SMS : 087881605773 e-mail : [email protected] Terbit setiap hari rabu Scan to visit our website : www.tabloidsinartani.com Edisi 6-12 Oktober 2021 No. 3913 Tahun LII KUR Sarang Walet Dongkrak Produksi Yadi Sofyan Noor Nahkoda Baru KTNA Nasional Bunyan Ismail, Adopsi Cara Belanda, Hasilkan Kentang Berkualitas Hal. 6 Info Berlangganan SMS/WA : 0813 1757 5066 12 4 TABLOID PERTANIAN INDONESIA BARU Info Berlangganan SMS/WA : 0813 1757 5066 Dapatkan E-paper Tabloid Sinar Tani di myedisi | www.myedisi/sinartani [email protected] Kentang Peluangnya Menantang

Transcript of TABLOID Edisi 6-12 Oktober 2021 No Tahun LII

Page 1: TABLOID Edisi 6-12 Oktober 2021 No Tahun LII

Hotline/SMS : 087881605773e-mail : [email protected] setiap hari rabu

Scan to visit our website :www.tabloidsinartani.com

Edisi 6-12 Oktober 2021 No.

3913Tahun LII

KUR Sarang WaletDongkrak Produksi

Yadi Sofyan Noor NahkodaBaru KTNA Nasional

Bunyan Ismail,Adopsi Cara

Belanda, Hasilkan Kentang Berkualitas

Hal. 6

Info Berlangganan SMS/WA : 0813 1757 5066

124

T A B L O I D

PERTANIAN INDONESIA BARU

Info Berlangganan SMS/WA : 0813 1757 5066 Dapatkan E-paper Tabloid Sinar Tani di myedisi | www.myedisi/sinartani

[email protected]

KentangPeluangnyaMenantang

Page 2: TABLOID Edisi 6-12 Oktober 2021 No Tahun LII

2 Edisi 6-12 Oktober 2021 | No. 3913 Tahun LII MENTAN MENYAPA

Kita Genjot Produksi Jagung

Bagi yang ingin menyampaikan pertanyaan kepada Menteri Pertanian bisa melalui SMS ke : 087881605773 atau email ke : [email protected] Jangan lupa sertakan nama dan alamat anda

Desain Cover: Budi Putra K.Foto Cover: potatoesnz.co.nz

Informasi Sinar Tani dapat diakses melalui: www.tabloidsinartani.com

Saung Tani Bung Kontak

Diversifikasi Untuk Gizi

Pemimpin Umum/Penanggung Jawab : Dr. Ir. Memed Gunawan; Pemimpin Redaksi : Yulianto; Pemimpin Perusahaan : Ir. Mulyono Machmur, MS; Redaktur Pelaksana : Yulianto; Redaktur : Gesha Yuliani, S.Pi; Staff Redaksi : Julian Ahmad; Nattasya; Iqbal; Indri Hapsari, S. Sos; Ir. Ika Rahayu, Echa; Koresponden : Ibnu Abas (Kaltara), Soleman (Jatim), Suriady (Sulsel), Abdul Azis (Aceh), Suroyo (Banten), Gultom (Sumut), Nsd (Papua Barat); Layoutman : Budi Putra Kharisma, Suhendra; Korektor/Setter: Rori, Hamdan; Sekretariat Redaksi: Hamdani; Pengembangan Bisnis : Haryanto, S.Sos (Manajer), Iqbal Husein, SE; Indri; Ika; Echa Sinaga, Keuangan: Katijo, SE (Manajer); Ahmad Asrori; Sekretariat Perusahaan : Suparjan; Jamhari; Awan Distribusi: Saptyan Edi Kurniawan, S.AP; Dani; Jamhari Penerbit: PT. Duta Karya Swasta; Komisaris Utama: Soedjai Kartasasmita;Komisaris: DR. Ir. A. H. Rahadian, M.Si; Ir. Achmad Saubari Prasodjo Direktur Utama: DR. Ir. Memed Gunawan; Direktur: Ir. Mulyono Machmur, MS Alamat Redaksi dan Pemasaran/Iklan: Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jakarta 12550, Telp. (021) 7812162-63, 7817544 Fax: (021) 7818205 Email: [email protected], [email protected]; Izin Terbit No. 208/SK/Menpen/SIUPP/B.2/1986; Anggota SPS No. 58/1970/11B/2002; Izin Cetak: Laksus Pangkopkamtibda Jaya No. Kep. 023/PK/IC/7; Harga: Rp. 13.500 per edisi; Tarif Iklan: FC Rp. 8000/mmk, BW Rp. 7.000/mmk; Pembayaran: Bank Mandiri Cab. Ragunan No. 127.00096.016.413, BNI’46 Cab. Dukuh Bawah Jakarta No. 14471522, Bank Agro Kantor Pusat No. 01.00457.503.1.9 a/n Surat Kabar Sinar Tani. Bank BRI Cabang Pasar Minggu: a/n PT. Duta Karya Swasta No. 0339.01.000419.30.1; ISSN: 0852-8586; Percetakan: PT. Aliansi Temprina Nyata Grafika

H.M Yadi Sofyan Hadi nahkoda baru KTNA- Selamat berjuang pak…

Sinar Tani terima penghargaan dari KTNA- Alhamdullillah….

130 kabupaten panen jagung serentak- Siap pasok untuk peternak

Upaya diversifikasi pangan memang tidak lepas dari perbaikan kualitas gizi. Kita memerlukan gizi seimbang, dan gizi seimbang yang sehat bukan berarti harus

berasal dari makanan mewah. Gizi harus seimbang, harus ada pati dan biji-bijian sebagai sumber karbohidrat, sumber protein seperti ikan, daging atau telur, sayuran dan buah-buahan sebagai sumber serat, vitamin dan mineral. Saat ini konsumsi pangan kita agak timpang, berat ke beras. Konsumsi beras rata-rata masih sekitar 100 kg per kapita per tahun. Sampai-sampai protein pun sebagian besar berasal dari beras.

Kita sekarang bicara diversifikasi sumber karbohidrat dari beras, gandum, singkong, talas, jagung, ketela rambat, sagu, kentang dan sebangsanya. Kita sedang cerita bahwa sumber karbohidrat itu bukan beras saja. Sementara itu sejalan dengan peningkatan pendapatan masyarakat, konsumsi pangan sumber protein dan diversifikasi ke makanan yang lebih beragam juga akan meningkat. Yang jelas data menunjukkan, semakin tinggi kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya, semakin beragam sumber makanannya, bahkan semakin kurang konsumsi sumber karbohidrat dari biji-bijian.

Tanpa bicara selera, persepsi masyarakat tentang beras dan non beras, harga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap pilihan konsumsi bahan pangan sumber karbohidrat ini. Beralihnya konsumsi ke komoditas substitusi beras akibat perubahan harga adalah satu keputusan rasional. Oleh karena itu kebijakan harga beras selalu melekat dengan promosi diversifikasi beras ke sumber karbohidrat lain. Selama harga beras masih rendah relatif terhadap sumber karbohidrat lain, konsumen cenderung memilih beras sebagai bahan pangan pokok.

Tekanan akibat konsumsi beras yang tinggi di negara besar berpopulasi tinggi memang menjadi beban pekerjaan yang berat bagi para pengelola negeri ini. Tingginya impor beras di pasar terbatas (niches market) ini mempunyai resiko tinggi. Tidak hanya soal harga dan devisa tetapi ketersediaannya. Oleh karena itu untuk mengurangi tekanan impor ini, diversifikasi merupakan pilihan strategis.

Perluasan areal tanam dengan membangun lumbung pangan, food estate, sarana irigasi dan perbaikan pola budidaya adalah upaya meningkatkan produksi dan ketersediaan. Dan diversifikasi adalah upaya untuk mengurangi konsumsi beras dengan beralih pada komoditas lain yang setara.

Bahan pangan alternatif sangat beragam dan tingkat penerimaan masyarakat terhadap pangan alternatif juga berbeda tergantung kepada selera, kebiasaan, ketersediaan, kemudahan, citarasa, persepsi masyarakat dan tentu saja harga. Oleh karena itu prioritas komoditas alternatif, sasaran konsumen, pola introduksi/promosi, pengolahan dan kebijakan harga menjadi penting dalam program diversifikasi ini. Inilah yang sedang digeluti oleh Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian. Dan kita mengapresiasi serta mendukung kerja keras ini.

Kementerian Pertanian  menggelar panen jagung dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional sekaligus memastikan dan mengoptimalkan produksi dalam negeri guna memenuhi kebutuhan bahan pakan ternak dalam negeri secara mandiri. Panen jagung

ini berlangsung secara serempak di 130 kabupaten berlokasi di 537 lahan jagung.Panen jagung bersama empat gubernur yakni Sumatera Utara, Kalimantam Timur,

Sumatera Selatan dan Kalimantan Utara dan 26 bupati yakni Bupati Grobogan, Langkat, Karo, Dairi, Gunungmas, Bengkulu Selatan, Sumbawa, Lampung Timur, Sumbawa, Gorontalo Utara, Tapi, Kota Baru, Tanah Laut, Konawe Selatan, Muna, Bengkayang, Kotamobagu, Enrekang, Jeneponto, Bantaeng, Mamasa, Kutai Kartanegara, Sigi, Barito Utara, Brebes, Pohuwato, Balemo dan Musi Rawas. 

Panen jagung nasional berlangsung hingga akhir tahun 2021. Diperkirakan luas panen September ini 299.059 hektar, Oktorber 230.157 hektar, November 207.264 hektar dan Desember seluas 197.265 hektar dengan produksi masing-masing 1,21 juta ton, 916.759 ton, 1 juta ton dan 881.787 ton.

Panen jagung nusantara di Desa Banjarsari, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan dan panen serempak di seluruh wilayah Indonesia mewakili gerakan pertanian khususnya jagung yang ada di seluruh Nusantara. Presiden Jokowi memerintahkan kepada saya untuk turun ke lapangan panen jagung nusantara. Panen hari ini membuktikan jagung ada dimana-mana. Produksi jagung nasional kita tahun 2021 ini diperkirakan over stok 2,85 juta ton.

Berdasarkan data prognosa Kementan dan BPS, luas panen jagung nasional Januari-Desember 2021 seluas 4,15 juta hektar, produksi bersihnya sebesar 15,79 juta ton dengan kadar air 14%. Kebutuhan jagung setahun untuk pakan, konsumsi dan industri pangan totalnya 14,37 juta ton sehingga dengan menambahkan stok akhir Desember 2020 (carry over) sebesar 1,43 juta ton, diperoleh stok jagung 2021 sebanyak 2,85 juta ton.

Berdasarkan pantauan pada minggu IV (20 September 2021), stok jagung nasional mencapai 2,85 juta ton. Stok tersebut tersebar, dengan rincian 856.897 ton (31 persen) berada di pabrik pakan, 744.250 ton (27 persen) di pengepul, 423.502 ton (15 persen) di agen, 288.305 ton (11 persen) di pengecer, 276.300 ton (10 persen) di usaha lain atau pakan mandiri dan sisanya 6 persen berada di industri pangan, rumah tangga, dan lain-lain.

Dengan begitu tidak ada masalah dengan stok jagung kita tahun ini, kecuali cari jagung sampai 7.000 ton di supermarket tidak mungkin dapat. Tapi kalau turun ke petani dan Grobogan hari ini pasti ada berapa saja maunya.

Ketersediaan jagung dalam negeri dipastikan aman. Sebab jagung merupakan komoditas yang mudah ditanam di seluruh daerah Indonesia. Saya menjamin validitas data yang keluarkan pemerintah atau digunakan Kementan karena dihasilkan mulai dari proses standing crop, pemantauan melalui agriculture war room atau melalui satelit dan berdasarkan laporan pemerintah daerah serta data telah disinkronkan dengan BPS.

Saya meminta untuk turun lakukan validasi, terbukti hasilnya jagung kita ada. Bahwa kemudian ada kenaikan harga, itu lain persoalan. Sekali-sekali petani jagung menikmati untung. Saya bahagia sekali hari ini dan saya yakin Presiden Jokowi sangat memperhatikan pertanian. Menangani pertanian tidak boleh ada kepura-puraan, bahwa kemudian ada fluktuasi harga itu bagian lain yang harus kita tangani secara bersama-sama.

Kami akan terus menggenjot produksi jagung khususnya untuk mencukupi kebutuhan pakan ternak secara nasional. Ia meminta agar semua pihak termasuk perusahaan pakan untuk melakukan penyerapan jagung dari petani lokal secara maksimal.

Page 3: TABLOID Edisi 6-12 Oktober 2021 No Tahun LII

3Edisi 6-12 Oktober 2021 | No. 3913 Tahun LIIMIMBAR PENYULUHAN

Meraih Harga ”Manis” Dari Manggis

Penulis:Sumardi,Penyuluh Pertanian BPPSDMP

Harga ”manis” tak terlepas dari mutu yang harus benar-benar dipenuhi agar buah manggis dapat diterima konsumen, di pasar domestik dan pasar internasional.

Manggis merupakan salah satu jenis buah tropika eksotik yang mempunyai

nilai ekonomi tinggi dan termasuk komoditas unggulan untuk ekspor. Di pasar internasional posisi buah manggis Indonesia bersaing dengan Thailand. Sebagai komoditas ekspor, persyaratan mutu dapat mempengaruhi persaingan, karena itu persyaratan mutu harus benar-benar ditaati agar buah dapat diterima oleh konsumen di pasar domestik dan pasar internasional.

Dalam upaya meningkatkan ekspor buah manggis harus diperhatikan K3 (Kuantitas, Kualitas dan Kontinuitas). K3 ini dapat meningkatkan kepercayaan (trust) eksportir dan dapat meningkatkan harga jual produk. Rendahnya volume ekspor manggis disebabkan terbatasnya produksi, kontinuitas dan kualitas pasokan manggis yang sesuai permintaan konsumen. Untuk meningkatkan kualitas sesuai permintaan pasar diperlukan sinergi antara kegiatan mulai dari pembibitan hingga proses pascapanen.

Kontribusi ekspor buah manggis terhadap total ekspor buah-buahan nasional sebesar 37,4%. Hal ini meng hantarkan manggis menjadi buah-buahan andalan ekspor Indo-nesia, apalagi komoditas ini unik dan spesifik daerah tropis sehingga pesaingnya tidak banyak.

Manggis menyimpan berbagai potensi luar biasa dalam menunjang kesehatan atau tergolong sebagai functional food. Di beberapa negara sudah sejak lama manggis dimanfaatkan sebagai obat dan bahan terapi terutama bagian kulit buahnya. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kulit buah manggis kaya akan kandungan antioksidan, terutama antosianin, xanthone, tannin dan asam fenolat.

Buah manggis yang sudah

matang pohon kulit buahnya berwarna merah. Pemetikan harus dilakukan secara berhati-hati sebab kulit buah manggis sangat rentan terhadap kerusakan. Sedikit kerusakan kulit menyebabkan keluarnya getah berwarna kuning. Getah tersebut menyebabkan turunnya kualitas buah karena rasa buah dapat berubah menjadi pahit.

Penanganan Pasca Panen Penanganan pasca panen buah

manggis merupakan kegiatan untuk mempertahankan mutu produk buah setelah panen dimana pelaksanaannya harus mengikuti Good Handling Practices (GHP).

Kriteria panen buah manggis dapat dihitung pada umur buah antara 104 – 110 hari setelah bunga mekar. Pada umur ini kulit manggis berwarna hijau kekuningan menjadi merah kecoklatan atau warna buah berubah menjadi merah keunguan.

Buah manggis untuk ekspor dipanen pada umur 104 – 108 hari setelah bunga mekar, dengan kriteria kulit buah berwarna ungu kemerah-merahan atau merah muda dan kulit masih hijau dengan ungu merah mencapai 10 – 25%, warna ungu merahnya mencapai 50% masih diterima.

Warna buah manggis merah keunguan disebabkan karena kandungan pigmen betalain yang mudah rusak (berubah warna). Perubahan warna dapat juga disebabkan oleh kerusakan mekanis seperti adanya luka, lecet karena tergores atau memar. Kerusakan mekanis pada kulit buah akan mempercepat terjadinya perubahan warna dan penurunan mutu buah. Kerusakan mekanis dapat mempercepat laju kehilangan air serta kualitas buah.

Untuk mendapatkan buah manggis yang berkualitas sesuai dengan permintaan pasar, lokasi

pengumpulan buah harus dekat, teduh dan usahakan buah jangan sampai terluka. Saat dilakukan penumpukan, bagian alasnya dipasang palet sehingga ada udara yang lewat.

Guna mendapatkan nilai tambah buah manggis diperlukan kegiatan sortasi dan grading. Pemilihan mutu didasarkan pada berat/ukuran buah, kemudian kulit buah dan keutuhan sepal buah sehingga akan diperoleh nilai tambah karena harga buah manggis dapat ditentukan berdasarkan mutu buah.

Proses sortasi buah setelah panen dengan cara memisahkan buah yang mulus dan tidak cacat. Selanjutnya buah dikelompokkan berdasarkan ukuran serta bergetah atau tidak bergetah. Menghilangkan getah yang menempel pada permukaan buah dengan cara dibersihkan menggunakan kain atau disikat dengan sikat yang halus. Ukuran berat dan diameter buah dipilah-pilah sesuai dengan kriteria menurut standar mutu perdagangan, baik untuk pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri.

Penggolongan buah manggis berdasarkan tampilan fisiknya meliputi kelas super, Kelas A dan Kelas B. Kriteria masuk Kelas B meliputi cacat sedikit pada kulit buah dan kelopak buah seperti lecet, tergores atau kerusakan mekanis lainnya. Total areal yang cacat tidak boleh lebih dari 10% dari luas seluruh permukaan buah, serta cacat tidak mempengaruhi daging buah.

Selama ini penyimpanan setelah panen hanya bersifat sementara, yaitu selama 1 hingga 2 hari atau selama proses grading pengemasan (packing house). Penyimpanan bertujuan untuk memperpanjang daya tahan buah pada suhu tertentu agar dapat dikonsumsi dalam keadaan baik.

Manggis merupakan buah klimaterik sehingga buah dapat matang selama penyimpanan. Puncak klimaterik dicapai setelah penyimpanan 10 hari pada suhu ruang. Buah yang dipanen setelah buah berumur 104 hari dihitung

mulai bunga mekar, warna kulit buah manggis masih berwarna hijau dengan sedikit ungu muda pada permukaan kulit buahnya. Buah yang dipanen saat berwarna merah tua (114 hari) menyebabkan daya simpan buah lebih singkat dan tidak dapat memenuhi persyaratan mutu manggis untuk ekspor.

Kelembagaan Petani Kelembagaan di tingkat petani

perlu diaktifkan, dikembangkan dan dikuatkan dalam upaya pengembangan buah manggis. Pengembangan kelembagaan petani diarahkan pada penumbuhan dan pengaktifan kelompok tani, gabungan kelompok tani, asosiasi, dan kelembagaan ekonomi petani.

Pengelolaan kelembagaan dilakukan dengan pendekatan partisipatif melalui pemberdayaan masyarakat tani. Kelembagaan petani perlu terus didorong untuk berkembang menjadi kelembagaan ekonomi petani dengan memperluas skala usaha dan jaringan kemitraan usaha.

Dalam pengembangan sentra usaha agribisnis manggis, persaingan tidak sehat antar pelaku usaha harus dihindari. Bahkan diantara pelaku agribisnis tersebut perlu dilakukan koordinasi, kerjasama dan sinkronisasi kegiatan dan usaha, sehingga muncul efek-efek sinergis yang saling menguntungkan.

Untuk menciptakan hal tersebut perlu dilakukan pengaturan per-saingan diantara pelaku agribisnis, antara lain dengan mengatur alokasi ruang (tataguna lahan), sehingga pemanfaatan lahan dan sumberdaya alam lainnya sesuai dengan per-untukannya.n

Selamat Hari Kesaktian Pancasila 2021! Kita peringati hari bersejarah ini dengan selalu menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap karya dan kehidupan berbangsa serta bernegara. #HariKesaktianPancasila. #InovasiTiadaHenti(Ikhawan)

Alhamdulillah Pemerintah masih peduli kepada petani...dengan memberikan bantuan alat mesin pertanian...dan juga menghidupkan produsen alat mesin pertanian seperti PT.Mitra Balai Industri...(Sofyan)

Bagi sahabat petani. Bagi yang ingin mendapatkan materi webinar. Berikut disampaikan tentang materi webinar tanggal 20 sampai 26 september 2021 1. Prospek Budidaya Kapulaga

dalam Industri Herbal dan Seasoning https://drive.google.com/drive/mobile/folders/1Y_-M0zo0atgYyJhUUKp2_5lZ6E6y1UpC?usp=sharing

2. Meteri Hidroponik Perbenihan Padi Materi Hidroponik, Perbenihan Padi, LKP - Google Drive. https://drive.google.com/drive/mobile/f o l d e r s / 1 v k t y c U R X N 4 S b u E -PKHIfo50RTD7kq33z?usp=sharing

3. Perkembangan Prospek Bisnis Tempe dan Aneka Produk Pangan Berbasis Kedelai Lokal di Pasar Global https://bit.ly/3zqWenU

4. EKSPLORASI VARIETAS UNGGUL LOKAL UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING HORTIKULTURA https: //drive.google.com/drive/mobile/folders/1gUb0x7IGC_OFGFiX5VryKxEik9LvKJH5?usp=sharing

5. OPTIMALISASI FORMULA DALAM PEMUPUKAN https://drive.google.com/drive/mobile/folders/15Yi3x8SozOUA6uGkivn28JYBIIHh6RmL/1K28SUUZm_woaoNE80MV7pRETigTRRzhY?sort=13&direction=a

6. Produksi Mandiri Pupuk Organik

dan Energi Pendukung Budidaya Pertanian Menggunakan Teknologi. Bioreaktor  https://bit.ly/3ArAk5m

7. Pengembangan Ekspor, Kementerian Perdagangan RI.

Untuk materi dan rekaman Akademi DSA Ekspor Series 2 https://bit.ly/MateriVideoADSAE2

8. Pembuahan Durian Metode Agno dan Budidaya https://t.me/MateriWebinarPertanian/4676

9. Mengorbitkan Desa Dan UMKM Go Digital https://drive.google.com/file/d/1f9J2M7rTNkQmJ0OhUy5L47TDQTfVuksF/view?usp=sharing

(Tri Agus)

Page 4: TABLOID Edisi 6-12 Oktober 2021 No Tahun LII

4 Edisi 6-12 Oktober 2021 | No. 3913 Tahun LII LIPUTAN KHUSUS

Organisasi petani yang berdiri tahun 1971 ini sempat kehilangan sosok

Ketua Umum yang karismatik setelah wafatnya Winarno Tohir. Saat Rembug Utama di Yogyakarta, KTNA Nasional memutuskan untuk mejalankan AD/ART dan PO organisasi menunjuk H. Basjir DA sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum KTNA Nasional.

Waktu berjalan dan menjelang akhir September 2021, KTNA Nasional pun menggelar Rembug Paripurna untuk memilih Ketua Umum, Pengurus serta Program Strategis untuk lima tahun mendatang.  Secara teknis pergantian tersebut dipilih secara berjenjang, mulai dari tingkat Desa/Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten Kota, Provinsi sampai paling tinggi di Tingkat Nasional.

Kegiatan ini juga sekaligus menyempurnakan AD/ART dan peraturan organisasi. Akhirnya, Kamis (23/9) HM. Yadi Sofyan Noor terpilih secara aklamasi oleh keseluruhan anggota KTNA yang hadir secara tatap muka maupun online melalui kanal zoom. 

Yadi Sofyan Noor Nahkoda BaruKTNA NasionalHM. Yadi Sofyan Noor akhirnya terpilih secara aklamasi pada Rembug Paripurna menjadi Nahkoda Baru Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional. Sekretaris Jenderal KTNA ini menggantikan Winarno Tohir yang wafat pada awal Februari 2021 lalu.

“KTNA bukanlah organisasi dari top tetapi dari akar bawah. Motto kita juga bukan sembarangan, saat Pak Win (Winarno Tohir, red) bilang motto dari petani ke petani. Itu menggambarkan kemandirian,” kata Sofyan.

Yadi juga menyebutkan, motto “Tidak ke mana-mana tapi ada dimana mana” yang diusung KTNA menggambarkan eksistensi KTNA. “Bahwa kita ada dimana-mana. Meskipun tidak kelihatan, “ tegasnya. 

Motto selanjutnya adalah Bersama KTNA Maju Sejahtera yang melambangkan harus bangkit bersama dan memiliki visi Kesejahteraan Petani. “Ini diatur dalam Pasal 09 dalam Anggaran Dasar (AD) kita, “ tuturnya. 

Karena itu Yadi berharap, anggota KTNA harus mempunyai satu keyakinan saat membantu, menolong, mengangkat dan mengentaskan masyarakat untuk kemajuan. “Rejeki tidak perlu dipikirkan, saat kita ikhlas melakukan itu Tuhan yang akan membantu kita. KTNA harus berdiri dan berjalan diatas kakinya sendiri,” tegasnya. 

Mitra PemerintahDalam Rembug Paripurna KTNA,

Kementerian Pertanian Kementan sebagai Mitra mengapresiasi kiprah lapangan dari KTNA.  KTNA kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Prof. Dedi Nursyamsi mengatakan, itu bukan sekedar pelaku sektor pertanian tetapi menjadi partner Kementan untuk melaksanakan program pembangunan pertanian nasional.

Bahkan menurut Dedi Nursyamsi, sebagian besar anggota KTNA merupakan penyuluh swadaya, Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan

Swadaya (P4S), disaat yang sama juga merupakan petani andalan dan milenial. Karenanya, support Kementan terhadap KTNA sudah pasti, meskipun tidak secara tertulis disebutkan tertera KTNA.

Dukungan terhadap KTNA juga tercermin dari program-program yang selama ini diusung Kementan melalui Direktorat Teknis, termasuk BPPSDMP. Karena itu, Kementan mengajak mulai dari KTNA Nasional, KTNA Provinsi dan KTNA Kabupaten/Kota untuk terus meningkatkan kerjasama yang sudah mesra ini. Bahkan lebih signifikan lagi mendongkrak produktivitas pertanian. Gsh/Yul

Ketua Umum: HM. Ir. Yadi Sofyan Noor SH

Ketua 1 : HM Basjir DA

Ketua 2: Ir. Tati Habib Nasution (Sumatera Utara) 

Ketua 3 : Jackson Jhon Tawi (Kutai Barat) 

Ketua 4: Muharram (Kalimantan Selatan) 

Ketua 5 : Zakaria Affan (Aceh) 

Ketua 6 : Muhammad Yunus (Sulawesi Selatan) 

Setelah sebelumnya men-dapatkan penghargaan dari Perpustakaan Nasional

(Perpusnas), Tabloid Sinar Tani kembali membuktikan eksis-tensinya sebagai mitra strategis penyebarluasan infor masi Pertanian Indonesia. Kali ini dari Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional.

“Penghargaan Kehormatan ini diberikan kepada Mitra strategis kami, salah satunya Tabloid Sinar Tani yang telah membantu KTNA dalam penyebarluasan informasi Pertanian bagi anggota KTNA di seluruh Indonesia,” ungkap Sekjen KTNA yang kini terpilih menjadi Ketua Umum KTNA Nasional Yadi Sofyan Noor kepada tabloidsinartani.com.

Tabloid Sinar Tani bersama Majalah Pilar dan Yayasan Amal Masyarakat Pertanian Indonesia (YAMPI) menjadi bagian Mitra strategis KTNA dan mendorong kemajuan KTNA. Seperti diketahui, KTNA memiliki peran strategis, khususnya dalam membantu petani atau nelayan untuk menghadapi tantangan yang semakin besar ke depannya.

Tak hanya itu, KTNA mem-punyai peran yang penting dalam hal penyampaian informasi, percepatan inovasi teknologi,

Pengurus KTNA periode 2021-2026 :

Ketua 7: H. Oong Sahroni (Banten) 

Ketua 8: Syahruna Fauzi (DKI Jakarta) 

Ketua 9: Hanan Ar Rozak (Lampung) 

Ketua 10: Otong Wiranta (Jabar)

Ketua 11: Sinta Saragih (Papua) 

Ketua 12: Sumrambah (Jawa Timur) 

Ketua 13: Wisdianto (Kutai Kertanegara)

Dari KTNA untuk

Sinar Tani

serta pendampingan berbagai program pemerintah di tingkat lapangan. Ketua 1 KTNA, HM. Basjir mengatakan, media massa miliki peran strategis dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat, terutama berkaitan tentang progres atau berbagai capaian hasil pembangunan, salah satunya sektor pertanian.

“Dari media massa juga, banyak informasi terkait ragam potensi yang dimiliki daerah yang dapat lebih dikembangkan lagi dan juga diberitahukan kepada pihak luar, “ tambahnya.

Sementara itu, Pimpinan Perusahaan PT Duta Karya Swasta sebagai penerbit Tabloid Sinar Tani, Mulyono Machmur yang menerima penghargaan mengatakan, Sinar Tani, KTNA dan Penyuluh adalah tiga serangkai laksana Trisula yang sulit dibantah kiprahnya dalam memajukan pertanian dan meningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.

Begitu pula harapan dari Pemimpin Umum Tabloid Sinar Tani, Memed Gunawan yang mengatakan penghargaan ini menjadi bentuk upaya Tabloid Sinar Tani untuk terus berkarya lebih baik lagi.

nGsh/Yul

Page 5: TABLOID Edisi 6-12 Oktober 2021 No Tahun LII

info PSPHUMAS5Edisi 6-12 Oktober 2021 | No. 3913 Tahun LII

TANAMAN PANGAN

Bahkan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) menggelar panen jagung

secara serempak di 130 kabupaten berlokasi di 537 lahan jagung. Panen jagung bersama empat gubernur yakni Sumatera Utara, Kalimantam Timur, Sumatera Selatan dan Kalimantan Utara. Panen jagung nusantara berlangsung di Grobogan, Jawa Tengah.

Pada saat yang bersamaan, panen juga bersama 26 bupati yakni Bupati Grobogan, Langkat, Karo, Dairi, Gunungmas, Bengkulu Selatan, Sumbawa, Lampung Timur, Sumbawa, Gorontalo Utara, Tapi, Kota Baru, Tanah Laut, Konawe Selatan, Muna, Bengkayang, Kotamobagu, Enrekang, Jeneponto, Bantaeng, Mamasa, Kutai Kartanegara, Sigi, Barito Utara, Brebes, Pohuwato, Boalemo dan Musi Rawas. 

Pada panen jagung ini, juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan dengan PT. Datu Nusra Agribisnis selaku pelaku usaha tentang kemitraan penyediaan stok jagung pakan ternak. Nota kesepahaman ini bertujuan kerjasama dalam penyediaan stok jagung untuk pakan ternak sehingga pasokan jagung ke peternak benar-benar terjamin.

Bukan hanya menggelar panen, guna mamastikan stok jagung, Mentan SYL juga berkunjung ke pabrik pakan ternak (feedmill) milik PT. Japfa Comfeed Indonesia dan PT. Charoen Pokpahan di Serang - Banten, Senin. (27/9). Di dua pabrik tersebut mampu menampung stok kurang lebih 850.000 ton pakan ternak.

SYL menegaskan pihaknya terus menggenjot produksi jagung, khususnya untuk mencukupi kebutuhan pakan ternak secara nasional. Ia meminta agar semua pihak termasuk perusahaan pakan untuk melakukan penyerapan jagung dari petani lokal secara

Keberadaan stok jagung untuk pakan ternak sempat dikhawatirkan kalangan peternak rakyat. Namun kekhawatiran tersebut tak perlu terjadi. Pasalnya, di beberapa wilayah kini tengah panen jagung.

maksimal.Menurut SYL, panen jagung di

Grobogan ini mewakili gerakan pertanian, khususnya jagung yang ada di seluruh Nusantara. Karena itu gelar panen jagung nusantara membuktikan jagung ada dimana-mana. “Produksi jagung nasional kita tahun 2021 ini diperkirakan over stok 2,85 juta ton,” kata SYL saat panen jagung nusantara di Desa Banjarsari, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan dan panen serempak di seluruh wilayah Indonesia lainnya berlangsung secara virtual, Rabu (29/9).

Luas Panen JagungBerdasarkan data prognosa

Kementerian Pertanian dan Badan Pusat Statistik (BPS), luas panen jagung nasional Januari-Desember 2021 seluas 4,15 juta ha dengan produksi sebesar 15,79 juta ton dengan kadar air 14 persen. Kebutuhan jagung untuk pakan, konsumsi dan industri pangan totalnya 14,37 juta ton.

Sementara data Ditjen Tanaman Pangan, panen jagung akan berlangsung hingga akhir tahun 2021. Diperkirakan luas panen pada September 299.059 hektar (ha) dengan produksi 1,21 juta ton, Oktorber 230.157 ha (916.759 ton), November 207.264 ha (1 juta ton) dan Desember seluas 197.265 ha sebanyak 881.787 ton.

Dengan produksi tersebut menambahkan stok akhir Desember 2020 (carry over) sebesar 1,43 juta ton, sehingga diperoleh stok jagung 2021 sebanyak 2,85 juta ton. Berdasarkan pantauan pada minggu IV (20 September 2021), stok jagung nasional mencapai 2,85 juta ton.

Stok tersebut tersebar, dengan rincian 856.897 ton (31 persen) berada di pabrik pakan, 744.250 ton (27 persen) di pengepul, 423.502 ton (15 persen) di agen, 288.305 ton (11 persen) di pengecer, 276.300 ton (10 persen) di usaha lain atau pakan mandiri. Sisanya 6 persen berada

di industri pangan, rumah tangga, dan lain-lain.

Dari data tersebut, SYL yakin ketersediaan jagung dalam negeri dipastikan aman. Apalagi, jagung merupakan komoditas yang mudah ditanam di seluruh daerah Indonesia. Terkait polemik data jagung, mantan Gubernur Sulawesi Selatan dua periode ini menjamin validitas data yang keluarkan peme-rintah atau digunakan Kementan.

Data tersebut dihasilkan mulai dari proses standing crop, pemantauan melalui agriculture war room atau melalui satelit dan berdasarkan laporan pemerintah daerah serta data telah disinkronkan dengan BPS. “Saya meminta untuk turun lakukan validasi, terbukti hasilnya jagung kita ada. Bahwa kemudian ada kenaikan harga, itu lain persoalan. Sekali-sekali petani jagung menikmati untung,” katanya.

SYL menegaskan, pihaknya terus menggenjot produksi jagung, khususnya untuk men-cukupi kebutuhan pakan ternak secara nasional. Untuk itu, ia meminta agar semua pihak termasuk perusahaan pakan untuk melakukan penyerapan jagung dari petani lokal secara maksimal.

Namun SYL juga mengingatkan, pentingnya penangangan pasca panen agar jagung petani dapat terserap dengan harga yang bagus. “Penanganan pasca panen pun penting agar petani cepat melakukan penanaman kembali, lahan tidak boleh kita biar menganggur, justru lahan jagung harus semakin bertambah dan produktivitasnya pun naik,” katanya.

Geliat Panen di Jawa dan Luar Jawa Panen raya jagung berlangsung

di sejumlah sentra baik di Pulau dan luar Pulau Jawa. Di Kabupaten Grobogan, diperkirakan luas panen

jagung tahun ini mencapai 121.200 ha dengan produksi 783.700 ton. Sedangkan luas panen pada September ini 27.432 ha dengan produksinya sebesar 126.592 ton dan Oktober seluas 8.712 ha dengan produksi 40.201 ton.

“Capaian jagung ini atas bantuan dari Kementerian Pertanian. Kami ucapkan terima kasih kepada Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo atas dukungan dan bantuan berupa benih, pupuk dan bantuan prasarana dan sarana lainnya,” kata Bupati Grobogan, Sri Sumarni.

Adapun sentra panen jagung Kabupaten Grobogan tersebar di Kecamatan Pulokulon 6.812 ha, Kradenan 3.561 ha, Geyer 3.506 ha, Gabus 3.126 ha dan Toroh 2.048 ha. Selain hasil panen petani, stok jagung Grobogan terdapat di 3 pabrik pakan sebanyak 32.265 ton.

Bukan hanya Grobogan, di Kabupaten Garut, Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Garut, Endang Junaidi menyampaikan bahwa posisi panen jagung masih berlangsung. Misalnya yang dilakukan petani di Desa Pesangrahan, Kecamatan Sukamandi.

Produktivitas jagung rata-rata diangka 7,6 ton/ha. Rata-rata luas tanam per tahun untuk Kabupaten Garut mencapai 70.000 ha lebih, sehingga setiap tahunnya dapat menyumbangkan produksi ke tingkat Jawa Barat sebesar 500.000 ton.

Di Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo, panen raya terjadi hampir di semua sentra. Terutama di Desa Kotaraja yang memiliki dataran rendah dengan kondisi tanah kering. Begitu juga dengan Desa Rappang, Kecamatan Tapango, Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Dengan panen yang berlangsung diberbagai daerah, jagung pakan dalam kondisi aman dan terkendali. nHumas Ditjen Tanaman Pangan

Stok Jagung

Aman

Page 6: TABLOID Edisi 6-12 Oktober 2021 No Tahun LII

6 Edisi 6-12 Oktober 2021 | No. 3913 Tahun LII TANI SUKSES

AGRITIPS

Mengolah Keripik Kentang Ala Pabrikan

L958/HAYATI/DEPTAN-PPVTPP/VIII/2011

PUPUK ORGANIK CAIR

HEMAT BIAYA

PANEN BERLIPAT

GANDA

Diproduksi dan Dipasarkan PT. SONGGOLANGIT PERSADA

TEKNOLOGI FERMENTASI BAHAN ORGANIK BERMANFAAT UNTUK:

Memperbaiki sifat biologis, fisik dan kimia tanah.

Meningkatkan produksi tanaman dan menjaga kestabilan produksi

Memfermentasikan bahan organik tanah dan mempercepat dekomposisi.

Meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian yang berwawasan lingkungan.

Meningkatkan keragaman mikroba yang menguntungkan di dalam tanah.

Meningkatkan ketersediaan nutrisi dan senyawa organik dalam tanah.Meningkatkan Fixasi

Nitrogen/Bintil akar.Dapat mengurangi kebutuhan pupuk kimia dan pestisida.Dapat digunakan untuk semua jenis tanaman dan tanah.Pembuatan pestisida organik Pembuatan kompos bokashi.

Kadar Hara PupukC organik = 27,05 % ; pH = 3,90 ;N = 0,07 % ; P

2O

5 = 3,22 ppm;

K2O = 7675,0 ppm; Ca = 1676,25;

Mg = 597,0 ppm; B < 20 ppm;Cu < 0,01 ppm; Mn = 3,29 ppm;Fe = 5,54 ppm; Zn = 1,90 ppm;

Mikroba:Lactobacillus =8,7 x 105 sel/ml;Pelarut Fosfat =7,5 x 106 sel/ml;Yeast/Khamir =8,5 x 106 sel/ml;

ADVANCED TECHNOLOGY TOWARDS NATURE FARMING

KANTOR PEMASARAN : JAKARTA & SUMATERA : Telp. (021) 78833766 & 78834091 Fax : (021) 78833766 E-mail : [email protected], [email protected] TENGAH : Telp & Fax : (0293) 326593 E-mail : [email protected] TIMUR : Telp & Fax : (031) 7405203 E-mail: [email protected] : Telp & Fax : (0361) 8424066 E-mail : [email protected]

Web: www.em4-indonesia.com Email : [email protected]

Belum banyak petani yang konsen menghasilkan kentang untuk kebutuhan

industri olahan. Satu dari sekian banyak petani itu adalah Hikmah Farm yang memang telah bergerak di perbenihan kentang (G0) untuk petani-petani kentang di daerah sentra hortikultura. “Tahun 2019 kami bisa memproduksi sebanyak 45 ton per hektar dari kentang Medians yang memang banyak dibutuhkan untuk industri olahan,” ungkap Production Manager dari Hikmah Farm, Bunyan Ismail.

Selain median Hikmah Farm juga menanam kentang Granola, Grand Intan, Lembang dan Dayang Sumbi dengan produksi diatas rata rata nasional yang hanya 16 ton per hektar. Melihat produktivitas nasional yang masih

Bunyan Ismail,Adopsi Cara Belanda, Hasilkan Kentang BerkualitasBertanam kentang, khususnya kentang industri memang tak bisa sembarangan. Seorang petani milenial, Bunyan Ismail yang memimpin Hikmah Farm di Pangalengan, Jawa Barat, sampai mengadopsi cara Belanda bertanam aneka tulip dan hortikultura, untuk perbenihan kentang (Gnol) kentang industri bagi petani kentang di Indonesia.

rendah, Bunyan mengaku optimis jika Indonesia bisa meningkatkan produktivitas nasional dari kentang, tentunya dengan menerapkan cara pengolahan tanah, pemilihan benih produktivitas tinggi, pemeliharaan hingga pascapanennya.

Karena itu, Hikmah Farm mengadopsi cara Belanda untuk menghasilkan aneka tulip dan hortikultura dengan menggenangi tanah yang akan ditanami dengan air agar penyakit tular tanah yang biasa menyerang tanaman hortikultura menjadi mati. “Di Belanda mereka genangi tanahnya selama 2 bulan sebelum digunakan untuk bertanam kentang. Kalau di Hikmah Farm kita genangi selama semusim dahulu. Hasilnya produktivitas meningkat dan penyakit layu terhindari,” jelasnya.

Untuk pengairan di lahan pertanaman kentang seluas 20-30 hektar, dirinya menggunakan embung dan dialirkan menggunakan sprinkler sehingga dalam 1 hari, minimal 1 hektar lahan bisa tersirami selama 4-5 jam.

Rekondisi LahanUntuk menjaga kesuburan

lahan, Hikmah Farm menggunakan sistem rekondisi tanah dan pemupukan yang berimbang. “Lahan disini sudah digunakan lebih dari 60 tahun untuk bertani kentang dan hortikultura. Daripada membuka lahan, lebih baik mengolah tanahnya (rekondisi) agar tanah kembali subur untuk

mengoptimalkan produktivitas,” jelasnya.

Hikmah Farm menggunakan dolomit dan

zeolit untuk melakukan rekondisi lahan serta m e n g g u n a k a n kompos. “Kita gunakan dosis 2-8 ton dolomit dan 1-4 ton zeolit. Kemudian untuk kompos kita gunakan kompos matang yang dicampur dengan

Trichoderma dan Pupuk Organik Cair (POC) yang

komplit untuk penghancur P, penambat N, dan

dekomposer,” urainya.Hikmah Farm juga menyoroti

permasalahan hollow hart atau kondisi kentang kopong bagian dalam sebagai salah satu permasalahan ditolaknya kentang untuk masuk industri pengolahan. “Itu terjadi karena kebanyakan nitrogen namun kekurangan CaMgs karena itu, bisa ditambahkan dengan kalsium nitrat,” tuturnya.

Sedangkan resep pemupukan ala Hikmah Farm bisa menggunakan NPK (6-8 kuintal), TSP (3-4 kuintal), KCl (1,5-2 kuintal) dan Kalsium Nitrat (1,5-2 kuintal) serta Magnesium Sulfat (1,5-2 kuintal). “Bisa juga ditambahkan asam humat, asam amino untuk meningkatkan produktivitas,” jelasnya. NATTASYA/GSH

Membuat keripik kentang ternyata tidak semudah mengupas

kentang, membuatnya pipih dan menggoreng saja. Perlu pemilihan kentang yang tepat agar keripik kentang tidak melempem.

Direktur Utama PT Central Horti Agro Makro Potato (CHAMP), Muhammad Khudori memberikan tips agar UMKM maupun home industri bisa menghasilkan keripik kentang citarasa pabrikan.

Pertama, pilih kentang yang memang untuk industri. Bukan kentang sayur yang bisa diperoleh di pasar atau supermarket. Kentang industri ini biasa ditanam petani yang khusus menanam untuk kebutuhan industri olahan.

Secara fisik, kentang industri memiliki ciri bentuk yang agak besar dan memiliki daging berwarna putih karena mengandung saripati yang tinggi. Berbeda dengan kentang sayur, yang berukuran kecil dan daging berwarna kuning karena mengandung kadar gula tinggi.

Kentang kemudian dikupas, diiris, dicuci, ditiriskan dan digoreng. Untuk menggoreng, gunakan suhu 178-180 derajat celcius. Setelahnya diangkat

kemudian dimasukkan dalam spinner untuk dibuang sisa minyaknya. Baru kemudian diberikan bumbu dan dikemas. Cara pengolahan keripik kentang seperti ini mudah sekali, untuk diadopsi oleh UMKM maupun home industri.

Khusus untuk kentang grade rendah hasil sortir, bisa diolah menjadi kentang kering mustofa. Caranya juga tidak jauh beda dengan pembuatan keripik. Hanya saja setelah digoreng, spinner dan diberi bumbu, kemudian dioven.

Jika menggunakan kentang industri, kentang kering mustofa bisa crispy dan tahan masa simpan hingga 1 tahun. Berbeda jika menggunakan kentang sayur yang umumnya 1 bulan sudah melempem dan tidak layak konsumsi. NATTASYA/Gsh

Page 7: TABLOID Edisi 6-12 Oktober 2021 No Tahun LII

NAMA RUBRIK 7Edisi 6-12 Oktober 2021 | No. 3913 Tahun LII

Melihat potensi produksi kentang di Indonesia cukup besar, setidaknya

ada 10 provinsi sentra kentang. Yakni, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jambi, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Aceh dan Bengkulu.

Potensi ini menjadi dasar bagi pemerintah menjadikan kentang sebagai pangan lokal sumber karbohidrat yang berpotensi sebagai bahan pangan pokok, selain beras. “Nilai gizi kentang tidak kalah dengan nasi, bahkan sumber karbohidrat, tiap 100 gram kentang mengandung 632 kalori,” kata Plt. Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP), Kementerian Pertanian Sarwo Edhy.

Beberapa wilayah Indonesia juga banyak mengonsumsi kentang dengan jumlah cukup tinggi. Misalnya, Jambi, Riau, Sumatera Utara dan DKI Jakarta. Pemerintah menargetkan, konsumsi kentang pada tahun 2024 mencapai 7 kg/kapita dari 2,9 kg/kapita di tahun 2019.

Dengan potensi kentang di Indonesia itu, Sarwo menilai peluang bisnis pengolahan kentang memiliki nilai ekonomis yang cukup besar, khususnya bagi UMKM. Upaya pemerintah mendongkrak konsumsi pangan lokal, terutama kentang adalah mengubah pola prilaku dan mengurangi kendala dalam konsumsi pangan lokal. Hal ini

Kentang menjadi salah satu sumber pangan kaya gizi yang cukup digemari sebagai pengganti nasi. Komoditas tersebut bukan hanya dikonsumsi sebagai sayuran, tapi juga bahan baku industri. Karena itu, peluang pengembangan kentang cukup menantang.

untuk mewujudkan pangan yang B2SA (Beragam, Bergizi, Sehat dan Aman).

“Sosialisasi kita adalah dengan bahasa Kenyang Tak Harus Nasi, karena memang sumber pangan tak harus nasi. Sejak lama kita juga mendorong bagaimana mengembangkan pengolahan pangan, termasuk kentang menjadi bahan baku industri dan digemari masyarakat,” tuturnya.

Sementara itu dr. Karin Wiradarma pun mengakui, beras memang menjadi makanan pokok bangsa Indonesia. Namun sebenarnya banyak makanan pokok sumber karbohidrat lain yang kaya gizi dan mudah diolah, salah satunya kentang.

“Kelebihan kentang, mudah didapat, harganya juga terjangkau dan dapat dibuat menjadi berbagai olahan. Kentang juga kaya nutrisi dari pada beras, khususnya beras yang pulen,” tuturnya saat Webinar Eksplorasi Pangan Lokal: Kenyang dan Sehat Makan Kentang yang diselenggarakan Tabloid Sinar Tani, Rabu (22/9).

Namun dr. Karin menyarankan cara pengolahan agar gizi kentang tetap baik. Sebaiknya direbus, kukus, tumis dan panggang. Untuk digoreng agar dikurangi, karena akan mengandung minyak. Sebab, satu sendok teh minyak 5 ml mengandung 9 kalori.

Menurutnya, pengolahan yang terlalu panas seperti digoreng atau dipanggang di atas suhu 150 derajat

patinya tinggi dan gulanya rendah. Biasanya untuk french fries. “Saat ini hampir 99 persen kentang french fries masih impor. Kita hanya mengemas,” tegasnya.

Dengan kebutuhan yang kian meningkat, kemudian perubahan pola makan, gaya hidup dan bertambahnya jumlah penduduk, peluang industri kentang sangat besar. Saat ini diakui, belum digarap dengan serius, khusus untuk ketersediaan kentang industri.

IPB sendiri saat ini telah mengembangkan varietas kentang yang disesuaikan dengan kebutuhan industri dan konsumen. Pertama, kentang untuk frozen french fries yakni Jala Ipam yang telah dilepas tahun 2014. Kedua, varietas kentang untuk keripik IPB CP1 (Sipiwan) yang dilepas tahun 2019. Ketiga, kentang IPB CP3 (Sipitri) yang bisa dimanfaatkan untuk sayur, tapi ternyata bisa untuk kripik, wedges, perkedel dan mustofa.

Direktur Utama PT. Central Horti Plantation Makro Potatoes, M. Khudori juga mengakui, potensi kentang sangat luar biasa. Bahkan ia memprediksi suatu saat sekitar 30 persen orang meninggalkan beras dan beralih mengonsumsi pangan lokal, termasuk kentang.

“Kentang dulu memang menjadi makanan untuk kalangan menengah ke atas dan kalangan menengah ke bawah jangan berharap beli french fries. Tapi sekarang sudah berubah,” tegasnya. Karena itu, Khudori melihat, peluang industri kentang, baik UMKM atau pun skala besar cukup terbuka. Apalagi pengolahan kentang juga tidak sulit.

Khudori menuturkan, selain diolah menjadi camilan berupa keripik, kentang industri dengan kadar gula yang rendah juga sangat berpotensi untuk dijadikan makanan pokok pengganti nasi.

Kentang, Peluangnya Menantang

Celcius, akan mengurangi kadar antioksidan hingga 70 persen. “Walaupun kadar gizi lainnya tetap ada,” tambah dokter alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Peluang Bisnis Olahan KentangGuru Besar IPB University, Prof.

Suharsono juga menilai, potensi kentang dari sisi nilai ekonominya cukup tinggi dibandingkan

komoditas pertanian lainnya. Apalagi keragaman kentang juga banyak, baik bentuk, warna, keragaman pati ada yang tinggi dan rendah. “Kandungan pati ini berhubungan dengan kegunaan kentang, apakah untuk sayur atau industri,” ujarnya.

Sebagai bahan baku industri pangan, Suharsono menyarankan gunakan kentang yang kandungan

“Kita kupas, goreng lalu masukkan freezer. Dimakan dengan mayones, enak banget atau cukup direbus untuk sarapan,” tuturnya.

Khudori sendiri sudah mempraktikkan mengganti kentang dalam menu makannya menggantikan nasi, hasilnya badan menjadi segar. “Kentang ini bisa merubah gaya hidup kita,” tegasnya. Yul

Page 8: TABLOID Edisi 6-12 Oktober 2021 No Tahun LII

8 NAMA RUBRIKEdisi 6-12 Oktober 2021 | No. 3913 Tahun LII

Mengubah Prilaku Masyarakat

Karena itu, peluang pengembangan kentang dalam upaya diversifikasi

pangan cukup besar. Dari sisi ketersediaan, kentang merupakan komoditas yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan.

“Dari aspek gaya hidup masyarakat memiliki preferensi terhadap kentang, bahkan cita rasa kentang disukai sebagian besar masyarakat Indonesia,” kata Plt. Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy saat webinar Sehat dan Kenyang Makan Kentang yang diselenggarakan Tabloid Sinar Tani, Rabu (22/9).

Jika ditinjau dari aspek gizinya, kentang memiliki nilai gizi yang tidak kalah dengan jenis pangan sumber karbohidrat lainnya. Dalam 100 gram kentang mengandung 62 kalori. Karenanya, kentang merupakan pangan rendah energi yang mengandung antioksidan, protein dan vitamin yang baik bagi tubuh.

“Kentang sebagai pangan pokok pengganti nasi dapat dikonsumsi sebanyak 210 gram. Dengan kata lain konsumsi dua buah kentang dapat menggantikan nasi dengan kandungan energi yang setara dengan nasi,” katanya.

Mengonsumsi kentang juga memiliki manfaat kesehatan. Diantaranya, kalium dan asam folat yang baik untuk menurunkan tekanan darah, sehingga baik untuk kesehatan jantung. Kentang juga mengandung vitamin C yang berfungsi sebagai zat antioksidan, imunitas, dan baik untuk kesehatan kulit.

Sedangkan Vitamin B dalam kentang meningkatkan fungsi sistem saraf. Lutein berfungsi menurunkan risiko katarak dan baik untuk kesehatan mata. Kalsium dalam kentang baik untuk kesehatan tulang, gigi dan sendi. Quercentin berfungsi sebagai antioksidan yang dapat mencegah kanker. “Kentang juga memiliki manfaat yang membantu mengoptimalkan pencernaan zat gizi atau metabolisme tubuh,” ujarnya.

Potensi utama dalam pemanfaatan kentang adalah sebagai bahan pangan dan bahan baku industri. Karena itu, Sarwo melihat peluang bisnis pengolahan kentang lokal memiliki potensi ekonomi yang cukup besar, khususnya bagi UMKM.

“Sebagai bahan pangan, kentang yang biasa dikonsumsi rumah tangga

Perubahan Gaya Hidup

Kentang Jadi Pilihan Pangan SehatPerubahan gaya hidup masyarakat yang ingin lebih sehat menjadi peluang bagi kentang sebagai pilihan menjadi makanan pokok. Selain kaya karbohidrat, komoditas tersebut juga lebih sehat dibandingkan konsumsi beras (nasi).

merupakan jenis kentang varietas granola. Pemanfaatan kentang untuk industri diolah menjadi keripik kentang, potato string, dan pati kentang dengan beragam varietas,” tuturnya. 

Namun demikian menurut Sarwo, tantangan dalam pengembangan kentang sebagai pangan alternatif pengganti beras juga cukup besar. Dari aspek daya beli, kentang dikonsumsi masyarakat dalam bentuk siap saji/beku memiliki harga yang kurang ekonomis dan inovasi olahan kentang belum variatif.

“Tantangan lainnya adalah mengubah mindset atau pola konsumsi masyarakat Indonesia yang masih menomorsatukan beras sebagai pangan pokok dalam kesehariannya,” tegasnya.

Turunkan Konsumsi BerasSebagai salah satu sumber

pangan pokok penduduk dunia, prospek budidaya dan pengembangan kentang sangat luas. Karena itu, potensial menunjang program diversifikasi pangan, bahan baku industri dan komoditas ekspor. Ditinjau dari aspek gizi dan kesehatan memiliki nilai gizi dan fungsional yang baik untuk kesehatan.

Sarwo mengatakan, secara global, China dan Russia merupakan negara produsen terbesar penghasil kentang dengan produksi mencapai di atas 35 juta ton setiap tahunnya. Berdasarkan FAO-STAT (2018), Indonesia urutan ke-41 negara penghasil kentang.

Potensi produksi kentang di Indonesia cukup besar. Ada 10 provinsi produsen kentang terbesar, yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jambi, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Aceh, dan Bengkulu.

“Potensi ini yang menjadi dasar kita untuk menjadikan kentang sebagai salah satu pangan lokal sumber karbohidrat yang berpotensi menjadi pangan pokok selain beras,” katanya.

Konsumsi pangan tingkat rumah tangga tahun 2020 menunjukkan bahwa Provinsi Sumatera Barat menjadi provinsi dengan konsumsi kentang tertinggi. Diikuti Jambi, Riau, Sumatera Utara, dan DKI Jakarta. Namun di sisi produksi, terlihat potensi pemanfaatan kentang masih sangat besar untuk digunakan masyarakat.

Dalam upaya diversifikasi pangan, Pemerintah bertekad menurunkan

konsumsi beras menjadi 85 kg/kap pada tahun 2024. Posisi konsumsi saat ini sebesar 94 kg/kapita. “Upaya ini dilakukan harus seiring dengan peningkatan konsumsi pangan sumber karbohidrat lain, salah satunya yaitu kentang,” katanya.

Target yang ingin pemerintah capai untuk peningkatan konsumsi kentang yaitu dari 2,9 kg/kapita di tahun 2019 menjadi 7,0 kg/kapita pada tahun 2024. Realisasi konsumsi kentang tahun 2020 adalah 2,5 kg/kapita. Sasaran lokasi pengembangan di 6 provinsi yaitu, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, DKI, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

Dalam program diversifikasi pangan lokal difokuskan pada peningkatan penyediaan dan konsumsi beberapa komoditas pangan lokal. Diantaranya, jagung, ubi kayu, sagu, kentang, pisang dan talas. Hal itu untuk memenuhi kecukupan gizi masyarakat agar dapat hidup sehat, aktif, dan produktif.

Apalagi Indonesia merupakan negara dengan potensi sumber daya pangan terbesar nomor 3 di dunia. Setidaknya terdapat lebih dari 77 jenis pangan sumber karbohidrat di Indonesia, salah satunya kentang. Sayang, potensi yang sangat besar itu disia-siakan. Echa/Yul

Mengubah kebiasaan masyarakat untuk tak lagi tergantung nasi

sebagai makanan pokok menjadi memang bukan pekerjaan mudah. Apalagi nasi kini sudah menjadi bagian budaya bangsa Indonesia.

Untuk meningkatkan konsumsi kentang, kuncinya adalah bagaimana mengubah pola perilaku masyarakat dalam mengonsumsi pangan. “Selain itu meningkatkan kesadaran serta peran masyarakat baik dalam penyediaan olahan pangan maupun konsumsi pangan lokal untuk mewujudkan kualitas konsumsi masyarakat yang beragam, bergizi seimbang dan aman,” kata Plt. Kepala Badan Ketahanan Pangan, Sarwo Edhy.

Menurut Sarwo, strategi dilaksanakan dalam pengembangan diversifikasi

pangan lokal dilakukan melalui promosi, peningkatan produksi/ketersediaan komoditas pangan lokal. “Kami juga berupaya memperbaiki akses masyarakat terhadap pangan lokal melalui penguatan UMKM dan memperluas akses pasar,” ujarnya.

Sedangkan penyediaan pangan lokal olahan bagi masyarakat dilakukan melalui pembinaan dan pemberdayaan UMKM pangan lokal, serta peningkatan akses masyarakat terhadap pangan lokal telah dibuka Gerai Pangan Lokal (GPL) di tiap provinsi dan di 12 kabupaten/kota.

“Selain itu dilakukan kampanye, edukasi dan promosi untuk mendukung diversifikasi pangan baik di media sosial maupun media lainnya serta beberapa webinar series,” ujarnya. Echa/Yul

Page 9: TABLOID Edisi 6-12 Oktober 2021 No Tahun LII

NAMA RUBRIK 9Edisi 6-12 Oktober 2021 | No. 3913 Tahun LII

Varietas Serbaguna Rakitan IPB

Umbi kentang memiliki nilai ekonomi tinggi dan menggiurkan. Disamping bisa dimanfaatkan sebagai sayuran pelengkap menu harian masyarakat, kentang juga berpotensi besar dikembangkan sebagai bahan baku industri berbagai jenis pangan olahan pendukung bisnis kuliner.

Nilai Ekonomi Kentang Menggiurkan

komoditas pertanian yang secara ekonomi prospeknya sangat menjanjikan mengingat beberapa negara sudah menjadikannya sebagai makanan pokok. “Bahkan kentang terdata sebagai sumber karbohidrat ke-5 di dunia,” jelas Prof. Suharsono.

Ia menekankan bahwa komoditas kentang menarik bagi petani karena produktivitas pertanamannya tinggi sehingga di saat panen bisa mendatangkan pendapatan yang relatif tinggi pula. Data tahun 2019 produktivitas rata-rata di Indonesia sebesar 19,3 ton per ha. Di tingkat dunia produktivitas rata-rata 21,4 ton per ha bahkan di AS bisa mencapai 50,3 ton per ha.

Pangsa Pasar BesarSeiring tingginya permintaan

masyarakat lokal dan global terhadap aneka jenis produk kuliner berbasis kentang, menurut Prof. Suharsono belakangan banyak dikembangkan varietas-varietas tanaman kentang yang disesuaikan dengan peruntukannya. Ada yang untuk sayuran (table potatoes) dimana kandungan patinya rendah namun gulanya tinggi. Ada pula yang untuk industri (industrial potatoes) dengan karakteristik

kandungan pati tinggi, gula rendah.Pangsa pasar kentang juga

demikian besar dan terbuka luas karena kebutuhan konsumen akan pangan camilan berbasis kentang juga terus meningkat disamping karena peningkatan jumlah penduduk, perubahan gaya hidup dan pola makan di masyarakat.

Saat ini di pasaran banyak beredar makanan tradisional berbahan dasar kentang seperti perkedel, keripik serta produk kering kentang yang populer disebut “Mustopa”. Masyarakat juga sudah tidak asing lagi dengan aneka makanan internasional berbasis kentang seperti dried-mashed potatoes, wedges, french fries, hash brown dan starch.

“Mashed potatoes atau kentang rebus yang dihaluskan juga frech fries atau kentang goreng itu makanan kekinian dan kini banyak diadopsi dan digemari masyarakat kita karena bisa dijadikan makanan pokok tetapi rasanya lebih enak dibanding nasi,” tutur Prof. Suharsono.

Namun ia menyayangkan dibalik fenomena yang menggembirakan tersebut masih dijumpai berbagai masalah di lapangan antara lain biaya produksi umbi kentang masih mahal, adanya ancaman serangan hama dan penyakit serta jumlah benih bermutu dan varietas nasional juga terbatas.

Area penanaman kentang juga terbatas hanya di daerah dataran tinggi dengan infrastruktur (Irigasi dan transportasi) yang terbatas sehingga berdampak pada tingginya biaya usaha tani. “Impor benih dan produk olahan beku kentang juga masih besar. Ini menjadi tantangan dan perhatian bagi pemerintah serta segenap pemangku kepentingan di tanah air,” ujar pakar dan pemulia tanaman kentang tersebut. Ika

Lembaga pendidikan tinggi bidang pertanian IPB University sejauh

ini telah banyak berkiprah dalam mendukung upaya pengembangan benih tanaman antara lain dengan menghasilkan varietas-varietas tanaman kentang yang menjadi kebutuhan masyarakat.

Pemulia Tanaman Kentang, Prof. Suharsono, mengatakan bahwa peningkatan produktivitas serta tuntutan pasar merupakan dua hal yang menjadi pertimbangan pihaknya dalam melakukan perakitan varietas baru tanaman kentang.

Pengembangan varietas kentang yang dilakukan Pusat Bioteknologi IPB sejauh ini juga disesuaikan dengan kebutuhan di masyarakat

terutama kalangan industri pengolahan kentang di tanah air yang membutuhkan kentang dengan spesifikasi tertentu.

Untuk mengakomodasikan keinginan masyarakat umum (tingkat rumah tangga dan pedagang sayur) sekaligus industri pengolahan kentang, telah dirilis varietas serbaguna yang bisa untuk tujuan sebagai sayuran dan untuk diproses lebih sebagai produk olahan yakni varietas IPB CP3 (Sipitri).

Menurut Prof. Suharsono, kentang varietas serbaguna Sipitri memiliki keunggulan yakni produktivitasnya tinggi melebihi kentang sayur (GL), kentang keripik (Atlantik) dan kentang french fries (JI). Produktivitasnya bisa mencapai 30 ton per ha sangat baik untuk diolah menjadi kentang goreng (french fries).

Cocok untuk Kentang Goreng“Kami sudah melakukan

percobaan penanaman varietas Sipitri antara lain di Garut dan Pangalengan Jawa Barat dan hasilnya cukup baik. Mitra petani kami dalam penanaman varietas Sipitri di Sembalun juga cukup banyak,” jelasnya.

Dari hasil percobaan lain ternyata kentang varietas Sipitri performanya sangat baik jika diolah menjadi french fries, keripik kentang dan kering kentang disamping juga cocok jika difungsikan sebagai sayur untuk dikonsumsi sebagai menu lauk sehari-hari.

Disamping varietas Sipitri, Pusat Bioteknologi IPB pada tahun 2014 telah melepas varietas kentang lain yang diberi nama Jala Ipam yang tinggi kandungan pati dan rendah gula. Umbi kentang ini berwarna putih, bentuknya besar dan panjang sehingga sangat

cocok diolah menjadi french fries beku.

Berbeda dengan Jala Ipam yang berbentuk oval memanjang, varietas IPB CP 1 (Sipiwan) yang dilepas pada tahun 2019 umbinya berbentuk bulat berwarna putih dengan kandungan pati yang tinggi dan cocok diproses menjadi keripik kentang. Varietas ini diminati juga oleh petani kentang karena produktivitasnya tinggi.

Saat ini pihaknya tengah dalam proses untuk pelepasan varietas kentang khusus untuk sayur IPB PAU 1 (Paus). Pelepasan varietas baru ini kian melengkapi varietas kentang sayur yang telah ada sebelumnya. “Jadi lengkap sudah kami memiliki varietas kentang untuk sayur, untuk industri dan ada yang serbaguna,” tutur Prof. Suharsono. Ika

Guru besar IPB University, Prof. Dr. Ir. Suharsono DEA di acara webinar

bertema “Sehat dan kenyang Makan Kentang” yang digelar Tabloid Sinar Tani bekerja sama dengan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian, mengemukakan bahwa potensi ekonomi kentang sudah terbukti luar biasa besar.

Tak hanya di hulu yakni di kegiatan budidaya tanamannya, aktivitas produktif masyarakat di hilir terkait komoditas kentang juga kian semarak. Industri olahan kentang demikian cepat berkembang mulai skala rumahan (UMKM) hingga industri besar didukung sarana prasarana modern dan berorientasi ekspor.

Kentang dipandang sebagai

Prof. Suharsono, pakar dan pemulia kentang

Page 10: TABLOID Edisi 6-12 Oktober 2021 No Tahun LII

10 NAMA RUBRIKEdisi 6-12 Oktober 2021 | No. 3913 Tahun LII

Sejak dahulu, kentang memang hanya bisa dikonsumsi kalangan

menengah ke atas. Namun ke depan, bukan tidak mungkin komoditas sumber karbohidrat tersebut menjadi bagian makanan pokok bangsa Indonesia.

“Kini, potensi kentang luar biasa, bayangan kami suatu saat 30 persen orang sudah meninggalkan beras,” kata Direktur Utama PT Central Horti Agro Makro Potato (CHAMP), Muhammad Khudori saat Webinar Eksplorasi Pangan Lokal: Sehat dan Kenyang Makan Kentang yang diselenggarakan Tabloid Sinar Tani, beberapa waktu lalu.

Menurut Khudori, biasanya dikonsumsi dalam bentuk fried fries dan dijual di restoran cepat saji, sehingga hanya dikonsumsi kalangan menengah ke atas. Namun kini dengan semakin berkembangnya restoran cepat saji dan pemesanan makanan via online, kini banyak restoran yang juga menyajikan kentang sebagai

Keyakinan Khudoriterhadap KentangTak banyak yang menjadikan kentang sebagai pangan pokok, tapi bukan berarti kentang tak potensial menjadi pengganti nasi. Olahan kreatif dari kentang pun masih terbuka lebar. Dengan potensi yang besar itu, Muhammad Khudori mempunyai keyakinan besar kentang mampu menjadi pengganti nasi.

menu. Mengenai jenis dari kentang,

Khudori menuturkan kentang terbagi menjadi kentang sayur dan kentang industri. Kentang sayur menjadi jenis kentang yang mudah diperoleh di pasar. Sedangkan untuk industri, jenis kentang berbeda dan membutuhkan petani kentang yang khusus menanamnya.

“Kalau buat keripik dari kentang sayur seringkali hasilnya malah melempem karena warna daging kentangnya kuning dan mengandung kadar gula tinggi,” tambahnya. Khusus kentang industri, Khudori menuturkan ada beberapa syarat seperti ukuran minimal 15 cm untuk kebutuhan fried fries, dagingnya juga berwarna putih karena mengandung saripati yang tinggi.

Karena tidak mudah diperoleh secara mudah, UMKM atau pelaku usaha olahan kentang melakukan kontrak tanam dengan petani kentang untuk bisa menghasilkan kentang industri. Varietas yang

digunakan pun berbeda sesuai peruntukkan olahan seperti keripik, fried fries dan lainnya. “Kita dari CHAMP sedang kontrak tanam seluas 200 hektar di Food Estate Sumatera Utara,” tuturnya.

Khudori menuturkan, selain diolah menjadi camilan berupa keripik, kentang industri dengan kadar gula yang rendah juga sangat berpotensi untuk dijadikan makanan pokok pengganti nasi. “Kita kupas, goreng lalu masukkan freezer. Dimakan dengan mayones, enak banget. Atau cukup direbus, dijadikan untuk sarapan, “ tuturnya.

Khudori sendiri sudah mempraktikkan mengganti kentang dalam menu makannya menggantikan nasi, hasilnya badan menjadi segar. “Kentang ini bisa merubah gaya hidup kita, “ tuturnya.

Pemasaran Olahan KentangPemasaran olahan kentang

diakui Khudori sangat mudah, bisa menembus toko grosir maupun dijual eceran. “Kafe–kafe sekarang banyak yang menyajikan kentang, salah satunya kentang wedges untuk steak. 1 hari bisa butuh 70 ton,“ tuturnya.

PT Central Horti Agro Makro Potatos (CHAMP) yang dipimpin Khudori sendiri merupakan perusahaan yang biasa memasok kebutuhan kentang bagi beberapa restoran berupa olahan hingga menjual keripik kentang eceran. “Perusahaan kami menggarap mulai dari hulu dengan penciptaan varietas kentang sampai hilir dengan produk kentang siap konsumsi,” katanya.

Khudori bercerita, perusahaan tersebut berdiri sejak tahun 2010 dimulai dengan pembibitan benih kentang berkualitas, dan melakukan pembinaan ke petani kentang. Tujuan akhirnya untuk bahan baku industri kripik kentang, bahkan sebagai tempat rujukan perbenihan kentang di Indonesia dan sekarang sebagai pusat pelatihan (P4S).

“Intinya kita melakukan pengembangan industri benih, perkebunan kentang (Inti), kemitraan kebun kentang (Plasma), sampai pengolahan hasil melalui pabrik kentang,” jelasnya.

Perusahaan milik Khudori ini telah melisensi varietas kentang medians sejak tahun 2013. Planlet kentang medians ini kemudian didistribusikan ke daerah sekitar Garut, Dieng, hingga Riau. Varietas Medians sendiri memiliki keunggulan warna yang cerah, mata tunas yang dangkal, dan tahan terhadap penyakit busuk daun. Mata tunas yang dangkal membuat medians sangat cocok untuk bahan baku kentang industri utamanya keripik kentang.

nGsh/Yul

“Konsumsi makanan sehari-hari yang ideal, dalam satu piring berisi makanan

pokok, sayuran, lauk-pauk, dan buah-buahan. Tubuh manusia memerlukan karbohidrat, vitamin dan mineral, protein, serta lemak,” ungkap Ahli Gizi dari RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, dr. Karin Wiradarma, M.Gizi, dalam Webinar “Sehat dan Kenyang Makan Kentang yang diselenggarakan Badan Ketahanan Pangan dan Sinar Tani, Rabu (22/9).

Menurut dr. Karin, sebagian besar masyarakat Indonesia masih mengkonsumsi nasi dari beras padi untuk pemenuhan unsur karbohidrat. Namun sebenarnya

Saran dr. KarinCara Mengolah KentangKentang dengan kandungan karbohidratnya mampu mengenyangkan bagi yang mengkonsumsinya. Jenis tanaman umbi-umbian ini banyak dimanfaatkan rumah tangga dan industri. Kandungan nutrisi dalam kentang juga bisa menjadi sumber karbohidrat pengganti nasi. 

banyak jenis pangan yang mengandung karbohidrat dan mengenyangkan pengganti nasi, salah satunya adalah kentang.

Ia menilai, banyak keunggulan kentang. Selain mudah didapat, kentang juga harganya relatif terjangkau, dapat dibuat menjadi berbagai olahan, kaya nutrisi, dan sehat. Sedangkan antioksidan dalam kentang bermanfaat untuk membantu menangkal radikal bebas yang merusak sel tubuh, seratnya untuk kesehatan pencernaan, bebas gluten, kontrol gula darah, kolesterol dan mengenyangkan.

“Selain itu potassium atau kaliumnya dapat menjaga fungsi

jantung dan otot, serta menurunkan tekanan darah tinggi,” katanya. Dalam dua buah kentang ukuran sedang (210 gram) terdapat zat gizi yaitu 175 kalori, 4 gram protein, 0 gram lemak, 40 gram karbohidrat, 3,6 gram serat, 842 mg pottasium/kalium, 22 mg kalsium, 112 mg fosfor, 2 mg zat besi, 0,22 mg vitamin B 1, 22 mg vitamin C.

dr. Karin menyarankan, cara pengolahan sebaiknya direbus, kukus, tumis dan panggang. Untuk digoreng sebaiknya dikurangi, karena akan mengandung minyak. Sebab, satu sendok teh minyak 5 ml mengandung 9 kalori.

Namun menurutnya, pengolahan yang terlalu panas seperti digoreng atau dipanggang

di atas suhu 150 derajat Celcius, akan mengurangi kadar antioksidan hingga 70 persen. “Walaupun kadar gizi lainnya tetap ada,” tambah dokter alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Untuk memilih kentang, dr. Karin menyarankan sebaiknya kentang yang permukaan halus, cukup keras, tidak lunak, tidak retak/berlubang, tidak bertunas, tidak ada warna kehijauan, tidak busuk, dan simpan di ruang terbuka tidak terkena sinar matahari langsung. “Jadi, jangan ragu lagi, kentang sama- sama sumber karbohidrat, sama-sama mengenyangkan, sama kalorinya, lebih aman untuk diet dan diabetes, serta nutrisi lebih banyak,” pungkasnya.nIndri/Yul

Page 11: TABLOID Edisi 6-12 Oktober 2021 No Tahun LII

11Edisi 6 - 12 Oktober 2021 | No. 3913 Tahun LII

Oleh : Soedjai Kartasasmita*

Tantangan Pengembangan Industri Gula

11AGRI WACANA

Kentang sebagai sumber karbohidrat yang kaya gizi sudah dikonsumsi sebagai makanan pokok oleh sebagian kelompok masyarakat ekonomi menengah ke atas di negeri ini. Konsumsi umbi istimewa ini menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat kota dan kaum milenial, dan biasanya disantap dengan steak, ayam panggang atau masakan sejenis seperti di Eropa dan Amerika. Kentang disajikan dalam bentuk kentang panggang, kentang goreng atau kentang gilling yang disebut mashed potato.

Menurut data BPS produksi kentang nasional sampai saat ini masih kecil, sekitar 1,16 juta ton. Ketersediaan kentang di dalam negeri secara rata-rata adalah 5 kg per kapita per tahun (2019), dan konsumsinya 2,5 kg per kapita per tahun (2020). Jadi prospeknya sebagai bahan makanan pokok berbeda dengan jagung, singkong dan sagu yang konsumsinya sudah meluas di berbagai kalangan masyarakat.

Bagi sebagian besar masyarakat, kentang merupakan sayur yang dimasak menjadi perkedel, sup, sambal goreng, campuran semur, gado-gado, atau masakan lainnya yang kemudian dimakan dengan nasi. Jenis kentang industri diproses oleh industri pengolahan menjadi kentang beku siap masak atau menjadi keripik, donat, dan bolu untuk makanan nyamikan atau snack.

Menurut Prof. Dr. Ir. Suharsono, pakar dan pemulia kentang dari IPB University, produktivitas kentang di Amerika bisa mencapai 50 ton per hektare, sementara di Asia secara rata-rata 20 ton per hektare dan di Indonesia 19,3 ton per hektare. Biaya produksi kentang memang tinggi. Untuk bibit saja, yang biasanya mencapai 2 ton per hektare memerlukan dana sekitar Rp 30-40 juta. Ini merupakan 40 persen dari total biaya produksi. Walaupun keuntungannya juga tinggi, tetapi dibayangi resiko yang tinggi pula sehingga tanaman kentang memerlukan pemeliharaan ekstra.

Sebagai pengganti nasi, kentang itu sehat dan enak, apalagi biasanya diolahnya tidak lepas dari daging, keju dan mentega sebagaimana sajian dan menu di negara asalnya. Jauh dari pertemanan dengan sambal, ikan asin, ikan teri atau kerupuk. Masuk akal jika sasaran utama promosi kentang sebagai makanan pokok adalah masyarakat kelompok ekonomi menengah ke atas.

Kentang industri berkualitas tinggi, benih dan olahannya masih banyak diimpor. Untuk diketahui, menurut Muhammad Khudori, peng-usaha kentang cukup ternama, kentang industri produksi petani 90 persen sudah dibeli melalui kontrak, sehingga di pasaran tidak banyak beredar. Kentang kualitas tinggi dan sebagian dengan kualitas khusus, seperti rendah kalori atau rendah GI (Glycaemic Index) khusus untuk penderita diabetes hampir semuanya produk impor.

Melihat semua ini, diversifikasi pangan pokok dari nasi ke kentang memang sasarannya pada masyarakat kalangan ekonomi menengah-atas. Harga kentang masih tinggi, kentang sayur saja yang paling murah, harganya di supermarket mencapai dua kali harga beras premium, atau 3 kali beras kualitas sedang. Harga tinggi dan produktivitas tinggi ini tentu saja peluang bagi petani untuk memproduksi kentang. Soal apakah petaninya mengonsumsi kentang sebagai makanan pokok? Bisa saja mereka seperti petani padi Basmati di Pakistan yang tetap memilih paratha dan roti yang terbuat dari gandum yang relatif murah, karena beras Basmati mereka jual dengan harga tinggi.

Kentang dan Gaya Hidup

Tanpa disadari kehidupan di dunia saat ini banyak mengalami perubahan signifikan yang disebabkan oleh perubahan iklim dan pandemi Covid-19. Faktor kesehatan dan keberlanjutan usaha menjadi prioritas utama di dunia bisnis, terutama yang terkait dengan industri pangan.

Jadi kalau ingin membahas perkembang-an industri gula sebenarnya secara otomatis kita juga menyoroti berbagai aspek seperti kesehatan, keberlanjutan usaha, perubahan iklim yang ekstrim dan pengaruhnya terhadap pasar. Terkait pula masalah ketersediaan air, inovasi-inovasi yang menciptakan industri baru, aplikasi teknologi 4.0 dan kualitas SDM.

Aspek KesehatanMasyarakat makin menyadari bahwa untuk

menjaga kesehatan, konsumsi gula berangsur-angsur harus dikurangi. Hasil penelitian menunjuk-kan, kalau terlalu banyak mengkonsumsi gula orang mudah terkena diabetes, stroke dan penyakit jantung. Jadi dianjurkan agar untuk makanan pemakaian gula dikurangi 20 persen dan untuk minuman 40 persen.

Yang dianggap cocok sebagai substitusi adalah stevia yang kandungan gulanya 200 hingga 300 kali jumlah sukrose yang ada di gula kristal putih. Berbagai formula bagaimana mencampurnya dengan makanan dan minuman sudah dipatenkan dan telah diterima di banyak negara Eropa termasuk Jerman, Perancis dan Polandia.

Di Indonesia stevia pernah dicoba tapi karena berbagai kendala tidak bisa diaplikasikan dalam skala besar. Sebaiknya konsumsi gula masyarakat Indonesia juga dikurangi demi menjaga kesehatan namun tentunya harus ada dukungan berupa political will dari Pemerintah.

Bila masyarakat bisa diyakinkan untuk mengu-rangi konsumsi gula maka dengan sendirinya target untuk mencapai swasembada gula dalam waktu yang ditentukan bisa terealisasikan.

Konsumen khususnya di kalangan generasi muda kini makin sadar bahwa aspek lingkungan harus diperhatikan oleh industri gula karena dikait-kan dengan upaya penyelamatan planet bumi.

Untuk mengurangi emisi gas rumah kaca maka berbagai langkah harus diambil antara lain tidak lagi menggunakan pestisida, herbisida dan pupuk an organik yang berbahan baku bahan kimia karena dianggap tidak ramah lingkungan.

Pupuk an organik perlu dikurangi dan diganti dengan pupuk organik yang menggunakan sebagai bahan baku sampah dari kebun tebu. Penggunaan kotoran sapi tidak dianjurkan karena kandungan metannya tinggi sehingga bisa meningkatkan tem-peratur udara di berbagai lokasi yang ditanami tebu.

Berdasarkan hasil penelitian penggunaan pupuk organik akan membuat tanah sehat kembali dan langkah ini akan memberikan dampak positif yang dibuktikan dengan kenaikan produktivitas tebu.

Perubahan IklimPerubahan iklim ternyata memiliki efek negatif

yang dahsyat terhadap budi daya tebu seperti yang dewasa ini dialami oleh Brazil dan Thailand.

Musim panas ekstrim yang didahului oleh musim dingin yang ekstrim pula telah menyebabkan anjloknya produksi gula Brazil sehingga berdampak signifikan terhadap suplai gula di pasar global dan sebagai akibatnya harga gula naik mencapai tingkat

tertinggi selama 4,5 tahun terakhir.Thailand juga mengalami krisis perubahan

iklim yang menyebabkan produksi gulanya anjlok dari 14,7 juta ton menjadi 6,6 juta ton pada tahun 2020. Akibatnya banyak petani di Thailand Selatan terpaksa beralih

ke penanaman Casava untuk mencukupi kebutuhan pangan masyarakat yang terlibat

dalam industri gula. Thailand selama ini berperan sebagai salah

satu negara pengekspor gula terbesar ke berbagai negara termasuk ke Indonesia.

Bagi Indonesia perkembangan ini merupakan satu sinyal bahwa kita harus waspada karena kekurangan persediaan air bisa saja terjadi di masa depan antara lain disebabkan oleh musim kemarau panjang dan jelas hal ini akan berdampak pada pertumbuhan tanaman tebu di lokasi bersangkutan.

Stockholm Environment Institute meramalkan bahwa ke depan dua komoditas unggulan akan mengalami efek terparah dari perubahan iklim yaitu kopi Arabica dan gula.

Seperti telah dijelaskan diatas sebagai akibat dari perubahan iklim banyak negara yang tengah menderita kekurangan air. Adalah tugas industri gula untuk mewaspadai fenomena ini dan merubah agroteknik yang konvensional yang selama ini diterapkan di lapangan.

Langkah yang diambil oleh beberapa negara seperti India dan Tanzania yaitu melalui teknologi IOT (Internet of things) menggunakan sensor-sensor yang dipakai untuk mengatur sistem irigasi yang dinamakan drip irrigation. Melalui teknologi ini dapat diatur berapa dosis air yang diperlukan oleh tiap pohon tebu melalui sistem pengairan di bawah tanah.

Datanya tiap hari dikumpulkan dan dijadikan bagian dari kumpulan Big Data yang memungkinkan ramalan pertumbuhan tebu tiap harinya.

Strategi untuk Capai Swasembada GulaDari paparan diatas dapat diambil kesimpulan

bahwa kunci keberhasilan untuk mewujudkan swasembada gula di Indonesia idealnya melalui langkah-langkah berikut :

Meningkatkan peranan P3GI (Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia) dengan mewajibkan berkolaborasi dengan perguruan tinggi untuk bisa mengaplikasikan teknologi mutakhir serta untuk mendapatkan penemuan-penemuan baru yang bisa merubah secara signifikan wajah industri gula Indonesia.

Peningkatan kompetensi SDM termasuk petani sehingga memungkinkan aplikasi teknologi baru di lapangan. Dalam kaitan ini kegiatan penyuluhan kepada para petani perlu disesuaikan dengan perkembangan teknologi terkini antara lain dengan menggunakan smartphone.

Mendorong kemauan politik Pemerintah untuk mendukung upaya-upaya ini.

Aplikasi teknologi 4.0 sebaiknya dimulai di pabrik gula yang mempunyai HGU agar lebih mudah melak sanakannya. Secara berangsur-angsur petani-petani tebu yang mempunyai tanaman di lokasi yang berdekatan dapat diikutsertakan supaya mereka juga bisa menikmati hasilnya.

Selanjutnya perlu dibentuk koperasi-koperasi petani tebu yang bekerja sama dengan bank supaya bisa mengatur pendanaan untuk petani.

*Penulis adalah pengamat pergulaan nasional

Oleh: Memed Gunawan

Page 12: TABLOID Edisi 6-12 Oktober 2021 No Tahun LII

12 Edisi 6-12 Oktober 2021 | No. 3913 Tahun LII12 PRASARANA DAN SARANA

Permasalahan modal memang menjadi kendala pelaku sektor pertanian, tak terkecuali peternak

sarang burung walet. Mereka yang sukses bisnis sarang walet karena berani memulai bisnis dengan modal yang memadai. Namun sebanding dengan laba yang diperolehnya, bisa dua kali lipat atau lebih.

Bagi pelaku usaha burung walet, Kementerian Pertanian mem berikan kemudahan akses permodalan melalui KUR dengan bunga rendah, hanya 6 persen.  Bahkan Presiden, Joko Widodo memastikan bahwa peme-rintah akan mempermudah per-syaratan program KUR pertanian.

“Persyaratan KUR harus dipermudah agar bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai tambah pasca panen sehingga program ini semakin dirasakan manfaatnya oleh petani,” ujar Jokowi, Senin, (6/9).

Presiden juga mengaku diri-nya memiliki perhatian khusus terhadap penyaluran KUR per-tanian yang mencapai Rp 70 triliun. Karena itu, ia meminta semua kepala daerah memperkuat pendampingan terhadap petani, terutama cara memanfaatkan teknologi supaya usaha mereka semakin berkembang. ”Termasuk juga platform digital untuk meningkatkan produktivitas petani dan memotong panjangnya mata rantai pemasaran UMKM pangan,” katanya.

Sementara Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam berbagai kesempatan menegaskan

bahwa program KUR merupakan bentuk perhatian negara terhadap nasib petani agar lebih sejahtera. Apalagi dalam skema KUR memiliki suku bunga rendah, yakni hanya 6 persen. “Negara mendorong agar kesejahteraan petani terus meningkat. Salah satunya melalui layanan program KUR pertanian yang memiliki suku bunga rendah,” katanya.

Menurut SYL, program KUR sejauh ini dirancang untuk mem-buka akses skala ekonomi yang lebih terbuka dan mandiri. Artinya tingkat usaha petani nantinya tidak akan tergantung kepada negara, namun mereka memiliki cara untuk meningkatkan nilai sejahtera. “Bahkan saat ini kita sedang mendorong klaster KUR komoditas porang dan sarang burung walet sebagai komoditas unggulan baru yang dipersiapkan untuk ekspor,” katanya.

Cara Mengakses KURLantas bagaimana caranya

peternak burung walet bisa mengakses KUR? Kepala Seksi Fasilitasi Pembiayaan, Direktorat Pembiayaan Pertanian, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Siswoyo menuturkan, peternak bisa mengajukan Kredit ke Bank Negara (Himbara) dengan surat Kuasa dan pendampingan dari Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang berperan sebagai offtaker. 

BumDes ini kata Siswoyo, menghubungkan peternak dengan beberapa penjual sarang, termasuk menjaga kredit bank dengan mengelola uang sampai transaksi

pembelian sarang burung walet dan obat. Selain itu, mengatur pendampingan Dinas Peternakan (Dokter Hewan) dan Asuransi Ternak hingga menghubungkan dengan pembeli sarang burung walet.

Kredit sendiri akan disalurkan ke Bumdes sebagai offtaker untuk digunakan peternak walet yang tergabung di dalamnya. Dengan demikian, peternak walet tidak perlu rumit mengurusi cicilan KUR setiap bulannya. Sebab, Bumdes bisa melakukan pemotongan cicilan dari hasil produksi dan penjualan sarang burung walet. ”Sama seperti KUR Pertanian lainnya, limit sampai Rp 100 juta tidak dikenai agunan,” tambahnya. 

Untuk pengajuan KUR, Siswoyo mengatakan peternak walet setidak nya sudah menggeluti usaha walet selama 6 bulan sebagai syarat akses KUR. Besaran nilai KUR pun tergantung penilaian dari perbankan. 

Misalnya dari RAB, memerlukan KUR Rp 200 juta, misalnya untuk pembuatan gedung walet 3 lantai. Namun pihak perbankan tidak langsung menyetujui, karena nilainya mencapai Rp 200 juta yang pastinya membutuhkan agunan. “Pihak perbankan nanti akan menilai agunan yang diberikan. Kalau untuk pengajuan KUR pertama, nasabah biasanya hanya 85 persen saja,” katanya.

Namun Siswoyo mengingatkan, ada beberapa titik kritis atau resiko pembiayaan. Mulai dari ratusan gedung walet, gedung yang berhasil hanya sekitar 10 persen, gedung walet yang produktif hanya sekitar 30 persen. ”Gedung kosong biasanya akibat kesalahan desain. Gedung walet juga rawan pencurian. Salah penerapan pola panen juga bisa menjadi gagal bahkan populasi walet yang tidak berkembang,” tuturnya.

Saat ini tercatat, Indonesia merupakan negara pemasok SBW terbesar di dunia, hampir

menguasai 78 persen pangsa pasar dunia. ekspor sarang burung walet Indonesia tahun 2018 bisa mencapai Rp 40 triliun. 

Tidak hanya pasar Tiongkok maupun Hongkong pasar SBW ini menyentuh hampir seluruh dunia. Permintaan pasar di Tiongkok yang diminta adalah SBW terbaik sehingga harga yang diperoleh sangat menggiurkan pelaku usaha SBW. 

Pengembangan Hulu-hilirMelihat peluang SBW ini,

Kemen terian Pertanian tengah mem persiapkan konsepsi model pengembangannya mulai dari hulu hingga hilir. Dengan membangun rumah waletnya, memproses, hingga packaging.  “Selain meng­untung kan pelaku usaha, SBW ini juga mampu menyerap tenaga kerja,” kata Sekjen Kementerian Pertanian, Dr. Ir. Kasdi Subagyono, M.Sc

Kasdi menuturkan, Ditjen PKH dan Barantan tengah bekerjasama dengan berbagai pihak untuk segera membuat konkrit pengem-bangan korporasi sarang burung walet untuk mengejar space pasar dengan meningkatkan produk-tivitas, produksi baik kualitas dan kuantitas produk agar lebih kuat lagi kedepannya. 

”Termasuk penguatan petani sarang burung walet dengan ber-bagai pelatihan teknis, pem binaan bahkan jaminan untuk akses bank untuk bisa mengambil KUR,” tambah nya. 

Sebagai komoditas yang poten-sial di pasar ekspor, Kementan mengingatkan eksportir mematuhi persyaratan ekspor agar tidak ada penahanan saat diekspor (banned). Beberapa tahun silam, ekspor walet sempat di-banned tahun 2012 karena permasalahan kualitas.

Koordinator Pengolahan Hasil Peternakan, Direktorat Peng-olahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Boetdhy Angkas mengatakan, salah satu jenis yang sempat di-banned adalah red nest. Sarang burung walet merah (red nest) berasal dari burung yang baru melahirkan.

“Harganya memang mahal, tetapi banyak yang memanipulasi dengan mengambil paksa sarang burung yang masih ada anak burungnya. Ini bisa mengancam populasi walet di kemudian hari,” tambahnya. 

Bukan hanya itu, Tiongkok juga mensyaratkan kandungan nitrit maksimal 30 ppm. Kondisi ini membutuhkan keahlian dan perawatan tertentu dari peternak walet. Masih banyak sarang burung walet dengan nitrit mencapai 150 ppm.  “Negara tersebut memang teliti dalam persyaratan. Misalnya harus ada Nomor Kontrol Veteriner (NKV) dari Ditjen PKH dan Health Certificate dari Barantan,” kata Boetdhy.nGsh/Yul/DItjen PSP

KUR Sarang Walet Dongkrak Produksi

Selain porang, sarang burung walet (SBW) kini menjadi komoditas super prioritas dari pemerintah. Untuk mendorong pertumbuhan komoditas ter-sebut, Kementerian Pertanian memberikan ke-mu dahan bagi pelaku usaha, khususnya peternak SBW untuk akses Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Page 13: TABLOID Edisi 6-12 Oktober 2021 No Tahun LII

13Edisi 6 - 12 Oktober 2021 | No. 3913 Tahun LII 13

Berdasarkan pantauan pada minggu IV (20 September 2021), stok jagung nasional mencapai 2,85 juta ton.

Stok tersebut tersebar, dengan rincian 856.897 ton (31 persen) berada di pabrik pakan, 744.250 ton (27 persen) di pengepul, 423.502 ton (15 persen) di agen, 288.305 ton (11 persen) di pengecer, 276.300 ton (10 persen) di usaha lain atau pakan mandiri dan sisanya 6 persen berada di industri pangan, rumah tangga, dan lain-lain.

Saat panen jagung bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang berlangsung serentak bersama 4 gubernur dan 26 bupati, Bupati Grobogan Sri Sumarni berharap, petani bisa menikmati hasil panen dan pemerintah tidak membuka impor jagung.

”Saya minta agar petani menikmati hasil panen, jangan impor. Baru dengar ada impor saja harga langsung jatuh. Mohon tidak ada impor jagung. Kita bisa lihat di Desa Banjarsari ini dikelilingi tanaman jagung siap panen di bulan September sampai akhir tahun,” ujarnya.

Seperti diketahui, Grobogan salah satu lumbung pangan Provinsi Jawa Tengah. Untuk jagung, perkiraan luas panen 2021 mencapai 121.200 hektar dengan produksi 783.700 ton, sehingga ketersediaan jagung di kabupaten memasok kebutuhan pakan ternak.

Adapun sentra panen jagung Kabupaten Grobogan tersebar di Kecamatan Pulokulon 6.812 hektar, Kradenan 3.561 hektar, Geyer 3.506

hektar, Gabus 3.126 hektar dan Toroh 2.048 hektar. Selain hasil panen petani, stok jagung Grobogan terdapat di 3 pabrik pakan sebanyak 32.265 ton.

Sri menyebutkan luas panen Kabupaten Grobogan pada Septem-ber ini 27.432 hektar, produksi nya sebesar 126.592 ton dan Oktober seluas 8.712 hektar dengan produksi 40.201 ton. Harga jagung dengan kadar air 17 persen sebesar Rp 5.000/kg dan kadar air 30 persen Rp 3.500 hingga Rp 4.000/kg.

“Capain jagung ini atas bantuan dari Kementerian Pertanian. Kami ucapkan terima kasih kepada Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo atas dukungan dan bantuan berupa benih, pupuk dan bantuan prasarana dan sarana lainnya,” tegas Sri.

Luar Pulau JawaPanen jagung juga berlangsung

di luar Pulau Jawa. Salah satunya Kabupaten, Enrekang. Bupati Muslimin Bando menggelar panen di Desa Patondon Salu, Kecamatan Maiwa. Untuk menggenjot produksi jagung, Pemda Enrekang telah membagikan bibit jagung. “Sampai September ini kami sudah bagi 11.500 hektar, tapi hanya 50 persen masyarakat dapat, saya berharap dapat ditambah dibulan Oktober,” ujarnya

Bahkan pada tahun 2022 mendatang, Muslim Bando akan menyiapkan lahan 50 ribu hektar untuk menanam jagung. “Pada tahun 2022 saya berharap bisa disiapkan 30 ribu ha, sehingga kita

bisa menanam 50 ribu ha jagung,” ucapnya

Di Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo, panen raya ter jadi hampir di semua sentra. Terutama di Desa Kotaraja yang me miliki dataran rendah dengan kondisi tanah kering. Begitu juga dengan Desa Rappang, Kecamatan Tapango, Polawali Mandar, Sulawesi Barat.

Kepala Bidang Tanaman Pangan pada Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, Ramdhan Pade me-ngatakan, bahwa berdasar kan data yang dimiliki, luasan panen pada September 2021 ini diper kirakan mencapai 42.919 haktar dengan produksinya sebanyak 119.341 ton pipil kering (PK).

Adapun dalam panen ini disebut-kan Ramdhan akan memiliki surplus besar karena iklim yang cukup bersahabat dan jadwal tanam yang terpola dengan baik. ”Terkait hal ini, saya mengajak pihak-pihak yang meragukan ketersediaan jagung agar datang lngsung ke wilayah kerja saya (Gorontalo),” katanya.

Panen jagung juga terjadi di Nusa Tenggara Barat. Dean Novel, Direktur PT Datu Nusra Agrobisnis (DNA) berharap dengan panen jagung yang kini tengah berlangsung, pemerintah tidak mengambil keputusan untuk impor.

”Kemendag sebaiknya jangan membuat kesimpulan tentang stok jagung di dalam negeri untuk tujuan impor jagung. Tahun 2020 yang lalu, harga jagung anjlok tajam. Kemendag kemana saja? Mengapa saat harga jagung lebih baik dari tahun lalu, kebijakannya impor?” tanya Dean yang selama ini bergerak di wilayah Nusa Tenggara Barat.

Menurut Dean, pada musim panen raya Maret lalu harga panen raya cukup baik di atas harga Maret 2020 yang sangat murah.

Kenaikan harga pada Maret lalu itu ditengarai karena banyak aksi beli dari peternak dan feedmill secara langsung ke daerah-daerah sentra.

“April hingga Juli, harga terus mengalami rally naik karena iklim pada saat itu anomali, kemarau basah. Saat itu, hampir rata-rata petani tidak mau lagi jual jagung tongkol atau glondongan atau pipilan basah. Petani hanya mau jual pipilan kering karena alasan harga. Jadi, stok jagung cukup banyak di tangan petani,” ujarnya.

Dean meyakini, luas areal panen pada September-Oktober masih tersebar, meski tidak dalam luasan yang seperti Maret  dan April, tapi ada saja panen. Saat ini petani masih tahan stok. Diperkirakan pada Oktober dan November wilayah Lombok, khususnya di dua kecamatan yaitu Gerung dan Lembar (Lombok Barat) akan panen seluas 4.000 ha. Di lokasi ini, tanam jagung di musim kemarau  dan panen di musim hujan.

Bantuan untuk peternakSementara itu pasokan jagung

kepada peternak sudah mengalir ke beberapa sentra unggas. Misalnya, di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indo-nesia Kendal, Jawa Tengah, Suwardi mengatakan, pasokan jagung pakan secara bertahap dari beberapa daerah sudah mulai masuk ke Kendal.

“Mulai adanya pasokan jagung pakan untuk peternak ini berkat gerak cepatnya pemerintah mem-berikan bantuan pembiayaan ongkos angkut (distribusi). Luar biasa, kami peternak sangat ber-terima kasih kepada peme rintah,” ujarnya seraya menam bahkan, adanya bantuan distribusi ini akan menekan harga jagung naik. Peternak saat ini sudah menerima pasokan jagung dari Kementan sebanyak 100 ton.

Pasokan jagung pakan juga mengalir bagi peternak mandiri di Blitar, Jawa Timur. “Hari ini sudah diterima jagung. Jagung ini akan kami manfaatkan untuk pakan ternak ayam kami di wilayah Blitar. Terima kasih ini sangat membantu peternak di wilayah Blitar,” kata Rofi, peternak dari Kelompok Ternak Layer Mandiri Blitar, Senin (20/9).

Rofi menegaskan, dirinya dan peternak lainnya tetap akan meng­utamakan bahan baku pakan dalam negeri yakni jagung yang diproduksi petani dalam negeri. Dengan demikian, kerja sama petani jagung di Sumenep, Bojonegoro, Blitar dan Lamongan dengan peternak Blitar sangat membantu untuk jaminan pasokan jagung sebagai bahan baku pakan.nYul/Ditjen PSP

Keberadaan jagung sempat menimbulkan keresah-an kalangan peternak. Namun kekhawatiran tersebut bisa ditepis, dari Indonesia bagian barat hingga timur kini mulai panen. Panen jagung berlangsung di 130 kabupaten.

Panen Jagung, dari Indonesia Barat hingga Timur

Page 14: TABLOID Edisi 6-12 Oktober 2021 No Tahun LII

14 Edisi 6-12 Oktober 2021 | No. 3913 Tahun LII14

Di tengah hiruk pikuk kesibukan ibukota negara, ternyata DKI Jakarta masih memiliki

lahan pertanian, termasuk sawah yang dibudidayakan tanaman padi. Data Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta memiliki lahan sawah seluas 5,4 hektar (ha).

Lahan tersebut dimanfaatkan untuk memproduksi benih padi oleh UPT Pusat Pengembangan Benih dan Proteksi Tanaman (P2BPT). Lahan ini sering disebut “Sawah Abadi” yang terletak di Ujung Menteng, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. 

“Berdasarkan SK Gubernur DKI Jakarta tahun 1990, lahan ini selamanya peruntukan sawah abadi dalam rangka meningkatkan Ketahanan Pangan di DKI Jakarta,” kata Walikota Jakarta Timur, M. Anwar saat menghadiri acara panen benih padi di Sawah Abadi, Jakarta, Rabu (29/9).

Anwar berharap ke depan ada kolaborasi dan dukungan dari Kementerian Pertanian dalam teknologi pertanian. Pasalnya, lahan sawah yang ada di Jakarta adalah potensi besar. “Ini luar biasa karena DKI Jakarta masih punya sawah. Tertolong juga dengan adanya Banjir Kanal Timur (BKT) sehingga kualitas airnya terukur dan baik untuk benih yang ada di sini,” katanya.

Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta, Suharini Eliawati juga mengatakan, lahan sawah ini tidak diperuntukkan produksi padi, tetapi untuk produksi benih. Hasilnya diserahkan kepada petani di Jakarta Utara dan Jakarta

Mempertahankan Lahan Pertanian di Daerah Istimewa

Barat untuk menanam di lahan seluas 414 ha.

Kali ini adalah panen kedua dan mendapatkan hasil yang menggembirakan yakni mencapai 6 ton benih. Setelah musim hujan, Suharini mengajak petani untuk bertanam kembali. ”Kami dari DKPKP selaku Dinas Teknis memberikan pendampingan ter-hadap petani mulai dari pemilihan bibitnya, ketepatan masa tanam dan masa panen, apabila tiba-tiba terjadi serangan hama dan curah hujan lebih tinggi, sesegera mungkin kita mitigasi,” tuturnya.

Adapun varietas benih yang dipanen adalah Ciherang. Keung-gul an varietas ini, berasnya pulen, produktivitas tinggi, tahan terhadap hama penyakit dan genangan. Panen kali ini meng-gunakan combine harvester yang merupakan kombinasi dari tiga operasi yang berbeda, yaitu menuai, merontokkan, dan menampi.

”Keunggulan panen mengguna-kan combine harvester diantaranya waktu panen lebih singkat, tempat mengumpulkan panen hanya 1 titik, hemat tenaga kerja, presentase kehilangan hasil rendah, dan gabah lebih bersih,” katanya.

Suharini mengakui, luasan lahan panen kali ini memang tidak seberapa dibandingkan di provinsi lain di Indonesia. Namun keberadaan lahan persawahan memiliki beberapa arti penting bagi kota Jakarta.

Diantara manfaat tanaman padi di Jakarta adalah sebagai sumber penghidupan bagi masyarakat yang profesinya petani, sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH), lahan resapan

air. “Selain ini sarana edukasi bagi masyarakat, khususnya anak-anak dan generasi milenial,” katanya.

Dengan penduduk yang mencapai 10,56 juta jiwa, diperlukan upaya untuk pemenuhan cadangan pangan warga Jakarta.“Hampir 99 persen pangan di DKI Jakarta berasal dari luar daerah. Pem-bangunan pertanian di Jakarta berbasis ruang, bukan berbasis lahan karena terbatasnya lahan di Jakarta, ” urai Suharini. 

Dinas KPKP bersama Walikota Jakarta Timur pun tengah mem-bentuk “Kampung Buah”, di sepan-jang bantaran-bantaran sungai atau di lahan-lahan yang belum dimanfaatkan. ”Tujuannya agar warga Jakarta mampu menyiapkan pangannya untuk dirinya sendiri dan keluarganya, sehingga menjadikan Jakarta sebagai Resilient City atau Kota yang Berketahanan,” kata Suharini Eliawati.

Qonun Lahan Abadi di AcehDaerah istimewa lainnya yang

tengah berjibaku mempertahankan lahan pertanian adalah Provinsi Aceh. Saat ini tengah disusun Rancangan Qanun (Raqan) per-lindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan (PLP2B). Bahkan menjadi salah satu Raqan prioritas yang ditetapkan dalam Program Legislasi Aceh Prioritas 2021.

”Kami sudah membahas ber-sama dengan Tim Asistensi Peme rintah Aceh terhadap Rancangan Qanun Aceh tentang PLP2B.  Rapat dengar pendapat umum Rancangan Qanun ini masih merupakan draf. Kami siap menerima  usulan, tanggapan dan saran peserta,” ungkap  Ketua Komisi II DPR Aceh,  Irpannusir SE, S.Ag, M.Ikom saat memandu Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) di ruang rapat utama DPR Aceh, belum lama ini.

Irpannusir menambahkan,  hasil pembahasan Rancangan Qanun harus diuji publik melalui Forum Rapat Dengar pendapat Umum. ”Alhamdulillah hasilnya berjalan lancar, walaupun dalam diskusi perlu perbaikan, tapi tidak signifikan,” ucapnya.

Dirinya menerangkan, tujuan pembentukan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan selain melindungi lahan pertanian pangan berkelanjutan, juga men-jamin tersedianya lahan pertanian pangan, mewujudkan keman dirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan.

Selain itu juga melindungi kepe-milikan lahan pertanian pangan milik petani, meningkatkan kemak-muran serta kesejahteraan petani dan masyarakat, mening katkan perlindungan dan pemberdayaan petani, meningkat kan penyediaan lapangan kerja bagi kehidupan yang layak. Selanjutnya  untuk pengembangan guna meng-hasilkan pangan pokok serta mempertahankan keseimbangan ekologis; dan juga mewujudkan revitalisasi pertanian.

Ketua Maporina (Masyarakat Pertanian Organik) Aceh, Abdul Rahman menanggapi Raqan menya ran kan agar dalam qanun perlu menyelamatkan lahan baku sawah yang sudah semakin kritis dengan perlakuan berbagai komponen bahan organik. Hal ini penting dilakukan mulai sekarang demi terwujudnya lahan pertanian pangan berkelanjutan.

Sementara Prof Syafruddin, dosen Fakultas Pertanian Univer-sitas Syah Kuala Banda Aceh mem-berikan apresiasi kepada Distanbun Aceh dalam penyusunan qanun ini. Pasalnya di daerah lain sudah dilakukan sejak puluhan tahun lalu. “Walau demikian kita belum terlambat, perlu dipacu secara intensif dan diberikan sangsi setimpal bagi pelanggarnya,” kata-nya.

Secara terminologi istilah tanah dan lahan dalam qanun tersebut perlu ditinjau ulang, karena memang memiliki perbedaan. Tanah adalah bagian dari lahan. Tanah merupakan kerak bumi yang dapat dilihat dari unsur dan juga asal terbentuknya. Umumnya tersusun dari mineral dan bahan organik dan sebagai media bagi tumbuhan.

“Sedangkan lahan umumnya didefinisikan sebagai bentang alam bagian dari tanah, air dan udara dan ada vegetasi di atasnya,” tegas Syafruddin pada RDPU Rancangan Qanun Aceh tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.

nIndri/Abda/Yul/Ditjen PSP

Perlindungan terhadap lahan pertanian men jadi salah satu perhatian pemerintah untuk mem-pertahankan produksi pangan. Tak terkecuali di daerah istimewa, seperti DKI Jakarta.

Page 15: TABLOID Edisi 6-12 Oktober 2021 No Tahun LII

15Edisi 6 - 12 Oktober 2021 | No. 3913 Tahun LII

Selama bertahun-tahun bekerja sebagai peneliti, penulis merekam banyak data dan berbagai kejadian yang dilihat dan dirasakan di sekitar pedesaan dan pertanian. Catatan itu memberikan gagasan kepada penulis untuk menggambarkan kembali dalam bentuk tulisan Novel yang bisa dibaca juga oleh selain peneliti.

15SDM

PAIMIN PULANG KAMPUNG“Jadi ada perubahan.”“Mungkin tidak dengan sengaja,

tetapi semula bertujuan untuk membuat situasi dan kondisi men-jadi kondusif. Aman, tidak ada gejolak, karena gejolak dianggap meng ganggu pembangunan,” gumam Paimin.

“Mungkin. Tapi sekarang masya-rakat jadi apatis. Mereka gak peduli lagi sama rencana kerja desa. Gotong royong yang monumental itu gak ada lagi. Bantuan untuk desa dari pusat itu pengerjaannya dilakukan oleh kontraktor. Per-usaha an. Dan perusahaan saling berebut. Pusing aing mah.”

“Memang seharusnya bagai-mana,” Paimin memancing.

“Kan sebaiknya bantuan itu untuk mendukung kegiatan gotong royong yang sudah ada. Masyarakat membangun dan mengerjakan, lalu beberapa bahan dan alat yang tidak tersedia bisa dibantu pemerintah pusat agar hasilnya spektakuler.”

“Contohnya memperbaiki saluran irigasi atau jalan kampung. Kan bisa dilakukan secara gotong royong, sementara aspal dan mesin gilingnya disediakan melalui dana bantuan desa.”

“Wah… itu…, Kang Samad sangat idealis. Apa masih bisa?” Paimin

memotong. “Jaman berubah, Kang.

Banyak orang gak punya waktu untuk kerja gotong royong. Ada yang tempat kerjanya jauh, harus berangkat subuh, pulang tengah malam, hampir tiap hari gak lihat matahari. Kita maafkan saja mereka. Sementara itu gaji mereka juga kecil, kalau mau bayar orang, untuk menggantikan kerja gotong royong, mereka gak mampu. Kasihan dia,” sambut Imang pada kakaknya, Samad.

“Ah, dasar kalian sudah gak bisa lagi jadi orang desa. Heh, Jawa, karena sudah pintar kamu jadi gak mau lagi kerjasama, ha ha…..”

“Kerjasama sih satu keharusan. Tak ada keberhasilan tanpa kerjasama sekarang ini. Beberapa kegiatan tertentu bisa dilakukan dengan cara gotong royong. Tapi kalau pekerjaan yang memerlukan keahlian profesional, ya serahkan saja pada ahlinya. Dikontrakkan saja, Kang.”

“Misalnya jaga malam. Kalau sekali-sekali kumpul bersama, jaga malam bersama sambil kongkow-kongkow bolehlah. Betulin jalan atau membersihkan parit masih bisa dengan gotong royong, tapi kalau pekerjaan besar seperti membangun jembatan, susah, Kang. Mendingan serahkan pada ahlinya, kita kerjakan yang lain.”

“Lucunya, dulu, ada yang meng-gunakan Dana Bantuan Desa itu untuk membangun batas desa, berupa tugu besar. Ini salah kaprah. Tugu itu tidak ada manfaat ekonominya sama sekali,” kata guru Rukanta.

“Ah, itu kan karena pemborong-nya masih pemula, baru bisa bikin tugu aja, ha ha ….. Saudara siapa itu, ya, baru belajar sudah dapat proyek. Ada KKN,” kata Samad sambil melirik ke kiri dan ke kanan.

Semua tertawa. Paimin geleng-geleng kepala mendengar guyonan yang kreatif itu.

“Tapi ingat, cuma tugu itu yang sekarang masih tersisa. Yang lainnya sudah berhenti. Tamat. Coba ingat-ingat. Pelatihan tenaga kerja berhenti, yang dilatih juga belum bisa apa-apa. Jamban umum, ber-henti dan orang kampung tidak pernah menggunakannya. Peng-hijauan, tamat, tanamannya pada mati semua. Hanya tugu Monas kita yang masih tegak berdiri, horeee.”

Samad tepuk tangan lalu diikuti oleh yang lain. Pertemuan bubar. Samad menggandeng Paimin ke luar dan berbisik.

“Aku ketemu si Wita tadi sore. Mungkin kamu ingin ketemu dia, hanya untuk memberi salam. Dia orang hebat yang musti kamu jadi-kan contoh perempuan paling tabah.”

“Aku tak bisa mengantarmu ke sana, tapi guru Rukanta dan si Damiri akan menemanimu. Tadi kuwu sudah setuju mereka menemanimu selama kamu di sini,” ujar Samad, tak henti berbisik seperti membicarakan sesuatu yang sangat rahasia.

Paimin tersenyum. Dia mencoba untuk tidak memikirkan Juwita. Itu masa lalu. Sedikit pun dia tidak akan tergugah walaupun seandainya dia menemuinya. (30)

Bersambaung

Memperingati Hari Kunjung Perpustakaan 2021, Pusat Per pustaka-an dan Penyebaran

Tekno logi Pertanian (PUSTAKA) meng anugerahkan gelar Per-pustakaan Terbaik bagi Perpustaka-an lingkup Kementerian Pertanian. Unit Pelaksana Teknis Badan Penyu luhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) mendominasi gelar tersebut dengan meraih 3 juara sekaligus. 

”Gelar ini menjadi spirit dan motivasi bagi BPPSDMP Kementan dan UPT kami,” kata Sekretaris BPPSDMP, Siti Munifah yang datang langsung menerima gelar Juara II (Runner-up) Perpustakaan BPPSDMP sebagai Perpustakaan Terbaik dari PUSTAKA Kementan dalam rangkaian Hari Kunjung Perpustakaan (HKP) 2021.

Bersama Perpustakaan BPPSDMP, UPT BPPSDMP seperti Sekolah Menengah Kejuruan Per-tanian Pembangunan Negeri Kupang (SMK PP Negeri Kupang) menjadi juara III dan Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP-Ciawi) menjadi juara I Perpustakaan Terbaik. 

Siti Munifah berharap, gelar ini menjadi contoh bentuk pem-binaan bagaimana mengelola perpustakaan sebagai gudang ilmu

Terstandar Nasional, BPPSDMP Raih 3 Plakat Perpustakaan Terbaik

pengetahuan dan informasi bagi sumberdaya manusia pertanian, termasuk penyuluh pertanian dan petani secara lebih luas. 

”Dengan tagline  Library Comes To You  yang diusung PUSTAKA Kementan ini menjadi sebuah inklusi (menyatu) dengan masyarakat. Arti nya, Perpustakaan jangan lagi menjadi sebuah koleksi buku semata, tetapi langsung menyentuh dan dibutuhkan masyarakat tani. Salah satunya dengan jembatan penyuluh Pertanian,” jelas Siti Munifah. 

Hal ini sejalan harapan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang menginginkan sumberdaya manusia pertanian berwawasan agar pertanian menjadi maju, mandiri dan modern. ”Peningkatan daya saing ini erat kaitannya dengan SDM. Jika SDM pertanian kita andal, saya yakin dan optimistis daya saing kita juga akan terangkat. Tentu kita bisa bekerja dengan memanfaatkan teknologi, inovasi, jejaring dan kerja sama yang kuat,” ujar Mentan SYL.

Tak hanya itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Prof. Dedi Nursyamsi juga menjelaskan pen-didikan, pelatihan, dan penyu-luhan merupakan tiga pilar utama pembangunan SDM pertanian.

”Sumber daya manusia merupa-

kan aspek utama dalam pem-bangunan pertanian. Dan tentu tugas BPPSDMP, salah satunya men diseminasikan informasi, materi penyuluhan, pelatihan dan pen didikan. Tentunya perlu di dukung oleh sarana Perpustakaan,” tegasnya. 

Sementara itu, Kepala PUSTAKA Kementan, Abdul Basith me-nutur kan, dalam pemberian gelar Perpustakaan Terbaik ini meng acu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) yang diterapkan oleh Perpustakaan Nasional

(Perpusnas).  ”Kriterianya antara lain jenis layanan, koleksi buku, tata kelola Perpustakaan, jumlah SDM Pengelola Perpustakaan hingga kunjungan dari pengguna Perpustakaan,” ungkapnya. 

Abdul Basith menambahkan, lomba Perpustakaan Terbaik ini tidak hanya menjadi lomba saat HKP saja, tetapi juga sumber pemetaan bagi PUSTAKA Kementan untuk bisa membina Perpustakaan Lingkup Kementan hingga akhirnya bisa terakreditasi oleh Perpusnas.

nCha/BPPSDMP

Page 16: TABLOID Edisi 6-12 Oktober 2021 No Tahun LII

16 Edisi 6-12 Oktober 2021 | No. 3913 Tahun LII16

Keberadaan penyuluh dan peneliti dalam satu wadah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

yang lahir tahun 1994 merupakan lembaga yang unik yang ada di setiap provinsi di Indonesia. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian tersebut dibentuk dalam rangka mencari solusi yang dihadapi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) yaitu lemah nya arus informasi teknologi pertanian yang telah dihasilkannya.

Sebagai contoh varietas unggul Baru (VUB) yang dihasilkan Balai Besar Padi menjadi sangat lamban sampai ke penyuluh, apalagi sampai ke petani sebagai sasaran akhirnya. Peran penyuluh pertanian di lapangan sangat diperlukan dalam upaya mendiseminasikan hasil penelitian sebagai materi penyuluhannya. Sebagai satu-satunya Unit Pelaksana Teknis (UPT) pusat yang berada dibawah Balitbangtan, BPTP menjadi jem batan dan mesin akselerasi penyampaian beragam informasi dan hasil penelitian pertanian produk Badan Litbang pertanian.

Bergabungnya penyuluh dan peneliti dalam satu atap diharapkan dapat mempermudah penyuluh mendapatkan informasi inovasi teknologi pertanian serta mempermudah Peneliti-Penyuluh-Petani dalam berkolaborasi di lapangan. Konsep Research Extention Linkage (REL) sebagai acuan dalam transfer inovasi tekno-logi pertanian menjadi penting

Kolaborasi Penyuluh dan Peneliti Pertanianuntuk mewujudkan pem bangunan pertanian agar lebih tepat sasaran.

Manfaat penyatuan peneliti dan penyuluh dalam satu wadah institusi. Pertama, penelitian yang dihasilkan peneliti sesuai dengan kebutuhan petani karena terjalinnya komuniksi yang efektif dan intensif antara peneliti dan penyuluh. Kedua, upaya hilirisasi inovasi teknologi pertanian Balitbangtan menjadi lebih tepat sasaran. Sebab, materi yang disampaikan sesuai kebutuhan petani dan dapat diper-tanggung jawabkan secara ilmiah.

Mendasari hal tersebut, kola-borasi Peneliti dan Penyuluh dalam satu kelembagaan BPTP menjadi sangat penting dan relevan, bahkan di era RI 4.0 sekarang ini. Hilirisasi inovasi teknologi pertanian yang cenderung melandai hingga kini akan lebih cepat tertangani jika peneliti dan penyuluh dapat menyatu dalam satu kerangka kegiatan pengkajian.

Meskipun dengan metode yang berbeda, tetapi keduanya memiliki satu tujuan akhir yang sama, yaitu diterapkannya hasil inovasi teknologi pertanian Balitbangtan. Peneliti bekerja dengan metode penelitian atau pengkajian dan penyuluh bekerja dengan metode diseminasi atau penyuluhannya dalam satu tujuan dan objek yang sama. Disitulah kekuatan BPTP selama ini.

Intervensi pemerintah sangat penting dalam meningkatkan pe-nge tahuan dan kemampuan teknis penyuluh dan petani yang ada di

lapang, melalui pendampingan yang kooperatif dan partisipatif. Sinergi BPTP dengan pemerintah daerah salah satunya dihasilkannya rekomendasi inovasi teknologi hasil penelitian Balitbangtan yang telah teruji di lapang secara spesifik lokasi.

Rekomendasi tersebut diharap-kan dapat digunakan sebagai acuan dalam mendukung pem-bangunan pertanian di daerah yang pelaksanaannya dilakukan melalui dinas teknis terkait. Sebagai contoh salah satu rekomendasi inovasi teknologi yang telah diterapkan petani di Jawa Tengah adalah “Rekomendasi Teknologi Padi, Jagung dan Kedelai” serta bidang peternakan. Penerapan hasil inovasi teknologi pertanian di petani menjadi bukti teknologi

yang diintroduksikan tepat sasaran sesuai spesifik lokasi.

Interaksi, dan kerjasama antar petani, pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya dalam ber-kolaborasi menjadi parameter penting dalam mendifusikan inovasi kepada petani (Farmer inno vation diffusion/FID). Dengan mene kankan rasa saling meng-hormati dan kepercayaan dalam berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif antara petani dan pemangku kepentingan akan semakin besar peluang tercapainya tujuan. FID juga dapat dilihat sebagai proses membangun jaring-an dan melakukan tindakan kolektif menuju perubahan tekno logi, eko-nomi, dan lokalitas sosial.

FKPPU Balitbangtan/BBP2TP