Systems Archetypes

49
SYSTEMS ARCHETYPES

Transcript of Systems Archetypes

Page 1: Systems Archetypes

SYSTEMS ARCHETYPES

Page 2: Systems Archetypes

• Certain patterns of structure occur again and again: called ARCHETYPES

• Merupakan suatu “pakem/pola” perilaku dalam model alamiah template perilaku sistem

• Alat yang ampuh untuk mendiagnosa

permasalahan, dan mengidentifikasi intervensi yang menjadikan perubahan yang mendasar pada sistem

SYSTEMS ARCHETYPES

Page 3: Systems Archetypes

1. Fixes that Fail / Backfire (perbaikan yang gagal)

2. Drifting Goals (sasaran yang berubah)

3. Escalation (eskalasi/percepatan)

4. Limits to Success (batas keberhasilan)

5. Success to the Successful

6. Growth and Underinvestment

(kemajuan dan kekurangan modal)

7. Shifting the Burden / Addiction (pemindahan beban)

8. Tragedy of the Commons (kesulitan bersama)

SYSTEMS ARCHETYPES

Page 4: Systems Archetypes

1.FIXES THAT FAIL / BACKFIRE (Perbaikan yang Gagal)

Akibat yang tidak disengaja

Perbaikan Gejala Masalah

Delay

+ +

+

_

Time

Behavior Over Time

App: Problem-Solving

Page 5: Systems Archetypes

• Terkait dengan perbaikan cepat pada suatu gejala, yang karena ketergesa-gesaan, tanpa disadari akan menimbulkan akibat lain (yang tidak disengaja, setelah penundaan waktu) yang akan memperburuk keadaan tersebut.

• Pada saat gejala semakin memburuk, diperlukan suatu tindakan perbaikan untuk mengatasi gejala tersebut

1. FIXES THAT FAIL / BACKFIRE (Perbaikan yang Gagal)

Page 6: Systems Archetypes

Kasus : Resistensi Hama karena pestisida

• Petani dengan lahan 2 Ha, ditanami padi varietas unggul tanpa pestisida

• Panen pertama (setelah 3 bulan) 5 ton/ha

• Panen kedua hanya 50%

• Pada musim tanam ke 3 digunakan pestisida panen seperti panen pertama

• Produksi selanjutnya menurun lagi

• Produksi selanjutnya ganti pestisidanaik lagi

• Turun lagi …… dst

Page 7: Systems Archetypes

Resistensi Hama karena Pestisida

Serangan Hama

Hasil Panen Laju

Penyemprotan

Akumulasi Pestisida

- -

+ -

+

+

Resistensi Hama

Simulasi

Page 8: Systems Archetypes

Fungsi yang Terlibat

• DELAY DELAYMTR (material)

DELAYMTR(INPUT,DELAY_TIME,1,”INITIAL”)

• GRAPH

GRAPH(X,X1,dx,Y(n))

X: var bebas, X1: nilai pertama X, dx: increment

• PULSE step berkala

PULSE(Val,First_Pulse,Interval)

Page 9: Systems Archetypes

2. Drifting Goals (Sasaran yang Berubah)

Goal Pressure to Lower Goal

Gap

Corrective Action Actual

S S

O

S O

S

Delay

Time

Goal

App: Staying Focused

Page 10: Systems Archetypes

Drifting Goals (Sasaran yang Berubah)

• Suatu keadaan dimana terdapat perbedaan antara unjuk kerja yang ditargetkan dengan yang dicapai, yang selanjutnya dilakukan tindakan perbaikan untuk meningkatkan atau menurunkan target/sasaran

• Berawal dari terjadinya selisih antara target dengan capaian sesungguhnya. Untuk menghilangkan selisih tersebut perlu waktu, tenaga,dana, dsb.

• Tindakan koreksi tidak selalu berhasil

• Jika berhasilpun, pengaruhnya baru dirasakan setelah beberapa waktu

Page 11: Systems Archetypes

Kasus : Efisiensi Penggunaan Air Tanah di Industri • Suatu industri mengambil air tanah sebanyak 15.000

m3/bulan untuk keperluan produksi, sarana penunjang (utilities),dan keperluan umum.

• Peraturan tentang perijinan air tanah hanya mengijinkan industri mengambil air tanah sebesar 8.000 m3/bulan.

• Untuk memenuhi ketentuan perijinan tersebut, industri segera menetapkan sasaran penghematan air untuk menurunkan pengambilan air tanah.

• Penurunan penggunaan air dilaksanakan secara bertahap sesuai kemampuan dan sumberdaya perusahaan, dengan acuan bahwa unjuk kerja penghematan air pada setiap waktu harus lebih baik dari waktu sebelumnya.

Page 12: Systems Archetypes

Efisiensi Penggunaan Air Tanah di Industri

Target Penggunaan

Air Tekanan

Penghematan air

Gap

Tindakan Koreksi Penghematan Air

Penghematan Air

S S

O

S O

S

Delay

Asumsi :

- Sumber air hanya dari air tanah

- Pemborosan air berasal dari proses produksi, air terbuang,keperluan umum

- Setiap tindakan koreksi mengalami penundaan waktu

Simulasi

Page 13: Systems Archetypes

3. Escalation (eskalasi/percepatan)

Relative Quality Of A

Activity of A

Threat to A Threat

To B

Activity of B

S

S

S

s

S

s

Result A Result B

App: Competition

Page 14: Systems Archetypes

3. Escalation (eskalasi/percepatan)

• Dua pihak terlibat dalam suatu persaingan untuk saling mengungguli satu sama lain

• Pada saat pihak satu (A) menanggulangi ancaman yang muncul, tindakan ini dirasakan oleh pihak lain (B) sebagai ancaman karena menimbulkan ketidak seimbangan pada sistemnya.

• Pihak kedua (B) kemudian menanggapi keadaan tersebut dengan mengurangi kesenjangan, mengakibatkan ketidakseimbangan pada pihak A.

• Pihak A kembali bertindak untuk mengatasi keadaan ini

• …..demikian seterusnya

Page 15: Systems Archetypes

Kasus : Pengolahan Air Limbah Industri • Perekonomian yang memburuk menurunkan

kemampuan perusahaan mengolah air limbah.

• Akibatnya timbul kecenderungan untuk melanggar baku mutu air limbah.

• PT A memotong biaya pengolahan limbah untuk meningkatkan keuntungan.

• Peningkatan keuntungan A membuat PT B merasa terancam, dan ikut melakukan pemotongan biaya pengolahan limbah.

• Atas tindakan B, A merasa terancam, melakukan pemotongan biaya lagi.

• …. dst

Page 16: Systems Archetypes

Kasus : Pengolahan Air Limbah Industri

Keuntungan Relatif A terhadap B

Keuntungan A

Pemotongan Biaya A

Pemotongan Biaya B

Keuntungan B

S

S

S S

S

S

Ancaman bagi B

Ancaman bagi A

Simulasi

Page 17: Systems Archetypes

Positive Reinforcement

Structure

Perf. Level

Time

Behavior Over Time

Hours Worked

Energy Level

Diminishing Returns

“Burnout”

Employee Performance

Supervisor’s Supportive Behavior

S

S

S

O

S

4. Limits to Success (batas keberhasilan)

App: Planning

Page 18: Systems Archetypes

4. Limits to Success (batas keberhasilan)

Kegiatan pertumbuhan pada awalnya membawa keberhasilan yang semakin meningkat

Namun, dengan berjalannya waktu keberhasilan, menyebabkan sistem mencapai batas sehingga tingkat pertumbuhan mulai diperlambat.

keberhasilan memicu munculnya mekanisme pembatasan, menyebabkan keberhasilan menurun

kecenderungan yang ditunjukkan akan ditentukan oleh kegiatan pertumbuhan awal.

Page 19: Systems Archetypes

Potential Customers

Market Exposure to Potential Customers

Sales

S

S

O

S

Limits to Sales Success

Market Size

S

Page 20: Systems Archetypes

Kasus : Populasi Tikus • Pada lahan seluas 11.000 m2 terdapat 2 pasang tikus.

• Makanan dan lahan sangat mencukupi, hewan pemangsa dan penyakit diabaikan

• Hanya ada perilaku tikus yang berpengaruh terhadap pertambahan jumlah tikus hingga terjadi kepadatan populasi tikus.

• Laju kematian tikus dewasa rendah, laju kematian anak tikus sangat tinggi

• Populasi tikus dewasa pada bulan ke 27 mencapai jumlah 150 ekor.

• Padahal, menurut perkiraan jumlah tikus yang ada pada bulan ke 27 adalah 5000 ekor.

Page 21: Systems Archetypes

Kasus : Populasi Tikus

Kelahiran Tikus

Populasi Tikus

Kematian Tikus

Kepadatan Tikus

+

+ +

_

_

+

Simulasi

Page 22: Systems Archetypes

5. Success to the Successful

Allocation to A Instead of B

Success of A

Resources to A

Resources to B

Success of B

Time

A

Time

B S

S

S o

S

o

App: Avoiding Competency Traps

Page 23: Systems Archetypes

5. Success to the Successful

• Merupakan keadaan yang menggambarkan dua atau lebih “individu” yang bersaing dalam meraih sukses (kemenangan)

• Bagi yang berhasil, ia cenderung untuk mengumpulkan sumberdaya yang lebih banyak daripada pihak lain. Hal ini akan meningkatkan kemungkinan sukses yang berkelanjutan.

Page 24: Systems Archetypes

Produksi Perusahaan yang Ramah Lingkungan

• Dua perusahaan, A dan B, mendapatkan kredit awal dari bank untuk mengembangkan usahanya dalam jumlah yang sama.

• Untuk meraih peluang pasar yang lebih luas, perusahaan B mempunyai program yang lebih menitikberatkan pada proses produksi yang lebih ramah lingkungan (untuk mendapatkan ekolabel), sehingga keuntungan yang didapatkan sebagian besar diinvestasikan kembali untuk keperluan tersebut.

• Sedangkan perusahaan A lebih memilih jalan pintas untuk segera memperoleh keuntungan besar tanpa memikirkan pengembangan peluang pasar di masa depan.

• Dari laporan akhir tahun diperoleh informasi bahwa kebijakan yang ditempuh masing-masing perusahaan membawa dampak pada keuntungan yang berlipat ganda pada perusahaan B dan kerugian yang cukup besar pada perusahaan A.

Page 25: Systems Archetypes

Diagram Simpal

Peluang Pasar

Keuntungan B

Modal B Modal A

Keuntungan A

S

S

S o

S

o

Simulasi

Page 26: Systems Archetypes

6. Growth and Underinvestment (kemajuan dan kekurangan modal)

Upaya Pertumbuhan

Kebutuhan S

S

o

S

Dampak Faktor Pembatas

Kapasitas

S

S

Kapasitas Penanaman Modal

o

Pemenuhan Kebutuhan

Modal

S

Standar Kinerja

S

App: Capital Planning

Page 27: Systems Archetypes

6. Growth and Underinvestment (kemajuan dan kekurangan modal)

• Keadaan keseimbangan antara peningkatan kebutuhan dengan kapasitas penambahan modal untuk memenuhi kebutuhan

• Dalam situasi kemajuan dan kekurangan modal, akan terjadi pertumbuhan yang mendekati batas yang dapat dieliminasi atau ditunda bila dibuat kapasitas penanaman modal yang memadai.

• Meskipun demikian, sebagai hasil dari kebijakan atau perlambatan di dalam sistem, permintaan yang menurun akan mebatasi pertumbuhan lebih lanjut.

Page 28: Systems Archetypes

Kasus: Perkembangan Populasi Manusia dan Produksi Pangan Dunia

• Robert Maltus (1798) meramalkan bahwa perkembangan populasi manusia dapat digambarkan seperti deret ukur, sedang perkembangan produksi pangan dunia seperti deret hitung ramalan tersebut benar adanya.

• Diumpakan, pada jaman Maltus, penduduk dunia 1 M, dan produksi pangan lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia.

• Dengan pertumbuhan rata-rata 0.7% per tahun telah diupayakan penambahan produksi pangan tiap tahun melalui penanaman modal.

• Penanaman modal diupayakan berdasarkan dampak keterbatasan produksi terhadap standar kinerja yang telah ditetapkan sedemikian rupa sehingga kapasitas produksi tiap tahun meningkat dua kali.

• Daya upaya telah dilakukan namun modal yang ditanam hanya bisa dilakukan hingga tahun ke 120 karena setelah itu modal terpaksa dikurangi 0.01 dari modal dalamkapasitas yang ditanam.

Page 29: Systems Archetypes

Kasus: Perkembangan Populasi Manusia dan Produksi Pangan Dunia

X 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

Y 10 7.7 6.1 5.0 4.1 3.3 2.6 2.0 1.5 1.1 0.8

Standar Kinerja Produksi

X: waktu; Y:standar kinerja

Page 30: Systems Archetypes

Asumsi

• Hanya terjadi pertumbuhan penduduk, tanpa pernah terjadi pengurangan baik karena kematian secara alamiah, peperangan atau bencana.

• Tidak pernah dilakukan program pengendalian penduduk dunia, misalnya lewat program KB

• Hanya terjadi penambahan persediaan pangan dunia tanpa terjadi pengurangan

Page 31: Systems Archetypes

Diagram Simpal

Laju Pertumbuhan

Penduduk Dunia

S

S

o

S

Dampak Keterbatasan Produksi

Produksi Pangan Dunia

S

S

Modal Produksi

o

Kebutuhan Modal Nyata

S

Standar Kinerja

S

Simulasi

Page 32: Systems Archetypes

7. Shifting the Burden / Addiction (pemindahan beban)

Pemecahan Gejala Masalah

Pemecahan Masalah Mendasar

Gejala Masalah Efek Samping

o

S

S

o

S

o

App: Breaking Organizational Gridlock

Page 33: Systems Archetypes

7. Shifting the Burden / Addiction (pemindahan beban)

Tindakan pemecahan gejala masalah secara cepat (sementara) yang tanpa disadari akan menimbulkan efek samping yang justru memperburuk gejala masalah tersebut.

Setiapkali diterapkan pemecahan gejala masalah, efek samping semakin menguat, kemampuan untuk pemecahan masalah mendasar semakin menurun.

Page 34: Systems Archetypes

7. Shifting the Burden / Addiction (pemindahan beban)

Merupakan perluasan dari model baku “perbaikan yang

gagal”

Dimulai dari keseimbangan dinamis, dimana suatu gejala masalah mencapai suatu tingkat yang tidak dapat ditolelir dan mendorong kita untuk melakukan perbaikan cepat untuk menyelesaikan gejala masalah.

Perbaikan gejala masalah secara cepat seringkali menimbulkan efek samping yang sulit terdeteksi dan mengurangi upaya-upaya untuk menerapkan pemecahan masalah yang mendasar.

Page 35: Systems Archetypes

Kasus:Pengolahan Air Limbah • Pabrik Amonia membuang amonia dengan debit 100

m3/hari

• Sementara itu dengan teknik produksi bersih bisa mengurangi limbah sebesar 20%

• Sementara itu untuk pemenuhan baku mutu limbah cair, dioperasikan UPL yang mampu menurunkan beban limbah cair 30% dari beban awal

• Adanya UPL menyebabkan karyawan tidak dilatih lagi tentang pentingnya pengurangan limbah kepedulian terhadap teknik produksi bersih menurun limbah cair meningkat

• Ketergantungan pada UPL meningkat

Page 36: Systems Archetypes

7. Shifting the Burden / Addiction (pemindahan beban)

o

S

S

o

S

o

Pengolahan Di UPL

Produksi Bersih

Air Limbah Ketidak pedulian

karyawan

Simulasi

Page 37: Systems Archetypes

8. Tragedy of the Commons

Total Activity Gain per

Individual Activity

Resource Limit

O

S

S

S Time

A

Time

B

A’s Activity

Net Gains for A S

S

B’s Activity

Net Gains for B

S

S

S

S

Resource Allocation

Page 38: Systems Archetypes

8. Tragedy of the Commons

• Suatu kejadian yang melibatkan dua pihak atau lebih yang bersama-sama menggunakan sumberdaya (alam) yang terbatas dan mendapatkan keuntungan yang sebanyak-banyaknya, berakhir dengan kesulitan bersama.

• Model kesulitan bersama didasarkan atas struktur dasar batas keberhasilan.

• Jika eksploitasi tidak pernah mencapai nilai batas, maka kesulitan bersama tidak akan pernah terjadi.

Page 39: Systems Archetypes

Tiga pola perilaku terhadap waktu

• Mewakili variabel aktivitas total, merupakan jumlah dari aktivitas dan hasil kegiatan manusia

• Mewakili variabel sumberdaya alam, menunjukkan jumlah sumber daya alam

• Mewakili variabel pendapatan per aktivitas, menunjukkan pendapatan per aktivitas setiap orang yang menggunakan sumber daya alam tersebut.

Page 40: Systems Archetypes

Tiga fase pembentukan perilaku model

• Fase stabil : peningkatan aktivitas tidak menyebabkan penurunan sumberdaya alam dan pendapatan sehingga pelaku tidak sadar akan adanya keterbatasan.

• Fase penurunan sedikit secara bertahap: konsumsi semakin besar sehingga jumlah sumberdaya alam semakin menurun; Turunnya sumberdaya alam ini menimbulkan kepanikan sehingga konsumsi meningkat dengan pesat

• Fase penurunan jumlah sumberdaya alam secara cepat

Page 41: Systems Archetypes

Kasus: Eksploitasi Minyak Bumi • Dua perusahaan pengeboran minyak bumi beroperasi di

Kaltim.

• Seiring berjalannya waktu, minyak bumi yang ada semakin berkurang ketersediaannya.

• Untuk mengantisipasi sumber daya alam, pemerintah hanya mengutamakan satu perusahaan saja.

• Kompetisi terjadi di antara keduanya untuk mengeksploitasi minyak bumi dari dalam tanah.

Page 42: Systems Archetypes

Asumsi :

• Tidak ada pesaing (perusahaan lain) yang berusaha untuk memperoleh ijin dari pemerintah untuk melakukan pengeboran

• Tidak ada gangguan atau bencana alam ketika melakukan pengeboran

• Luas lahan pengeboran terbatas

• Sumber daya alam yang tersedia sangat terbatas.

Page 43: Systems Archetypes

Diagram simpal

Total Kegiatan Keuntungan Per individu

Minyak Bumi

O

S

S

S

Pengeboran A

Keuntungan A

S

S

Pengeboran B

Keuntungan B

S

S

S

S Simulasi

Page 44: Systems Archetypes

Validasi dan Pengujian Model (1)

1. Boundary Adequacy konsep yang penting bersifat endogenous; perilaku sistem berubah jika boundary berubah

2. Structure Assessment struktur model sesuai dengan deskripsi model

3. Dimensional Consistency setiap persamaan konsisten dalam dimensi

4. Parameter Assessment nilai parameter sesuai dengan deskripsi/pengetahuan/keadaan nyata

5. Extreme Conditions setiap persamaan tetap make sense ketika dimasukkan kondisi ekstrim

6. Integration Error hasil simulasi sensitif dengan time step dan metoda integrasi

Page 45: Systems Archetypes

Validasi dan Pengujian Model (2)

7. Behavior Reproduction model menunjukkan perilaku yang diamati

8. Family Member perilaku yang diamati sesuai dengan perilaku pada sistem sejenis (yang mirip)

9. Behavior Anomaly apakah ada anomali perilaku jika asumsi diubah/dihilangkan

10. Surprise Behavior apakah model menghasilkan perilaku yang tak terduga

11. Sensitivity Analysis numerical, behavioral, policy

12. System Improvement perbaikan/perubahan yang mungkin untuk perbaikansistem

Page 46: Systems Archetypes

Tugas Paper

• Pilih dan nyatakan dengan tegas satu archetype yang akan anda jadikan kajian

• Temukan persoalan yang sesuai dengan archetype pilihan anda tersebut

• Buat CLD, flow diagram, dan simulasikan dengan Powersim

• Rekomendasikan intervensi yang mungkin untuk mengatasi persoalan tersebut

Page 47: Systems Archetypes

Struktur Laporan • Latar Belakang definisi masalah

• Tujuan pemodelan

• CLD

• Flow Diagram

• Simulasi

• Hasil dan Pembahasan

• Rekomendasi

Page 48: Systems Archetypes

Due-Date : 26 Desember 2012

Page 49: Systems Archetypes

• Reff :

• Pertiwi, Setyo. 2009. Teknik Agrosistem. Institut Pertanian Bogor