Syekh Wali Lanang sebagai Pitāmaha Raja-Raja Jawa Menurut

15
Vol. 2, Nomor 2, Juli - Desember 2017 ISSN: 2527-8118 (p); 2527-8126 (e) LP2M IAIN Surakarta Corresponding author Email : [email protected] Syekh Wali Lanang sebagai Pitāmaha Raja-Raja Jawa Menurut Babad Gĕdhongan Taufiq Hakim Universitas Gadjah Mada Abstract The position of pitāmaha or ancestor in the Babad tradition has an important role. One of them is the position of Sheikh Wali Lanang in Babad Gĕdhongan (here in after abbreviated as BG). The guardian of the prophet's teachings is narrated later to the king king of Java. This research seeks to understand the position of Sheikh Wali Lanang as the pitāmaha of Java’s king in BG, a Javanese manuscript not yet widely known by the public general. By presenting the historiography of Babad as a reconstructive historical source, and revealing the BG text philologically, it can be argued that the position of Sheikh Wali Lanang is a symbolic political movement by Paku Buwana III and Paku Buwana VII.The creation and transformation of BG is one of the kingdom's efforts to build a spiritual and spiritual culture after the fading of economic and political legitimacy resulting from the turmoil that occurred before. These two Surakarta kings indirectly also want to present themselves as the descendants of the Prophet, through Sheikh Wali Lanang who is the 21st descendant of the Prophet. Abstrak Kedudukan pitāmaha atau leluhur dalam tradisi Babad mempunyai peranan yang penting. Salah satunya adalah kedudukan Syekh Wali Lanang dalam Babad Gĕdhongan (selanjutnya disingkat BG). Wali penyebar ajaran Rasulullah ini dikisahkan kelak menurunkan raja-raja Jawa. Penelitian ini berusaha memahami kedudukan Syekh Wali Lanang sebagai pitāmaha raja-raja Jawa dalam BG, naskah berbahasa Jawa yang belum banyak diketahui oleh khalayak umum. Dengan mendudukkan historiografi Babad sebagai sumber sejarah yang rekonstruktif, serta mengungkapkan teks BG secara filologis, dapat dikemukakan bahwa kedudukan Syekh Wali Lanang merupakan suatu gerakan politik simbolis yang dilakukan oleh Paku Buwana III dan Paku Buwana VII. Penciptaan dan penggubahan BG merupakan salah satu upaya kerajaan untuk membangun budaya rohani dan spiritual setelah pudarnya legitimasi ekonomi dan politik akibat huru-hara yang terjadi sebelumnya. Kedua Raja Surakarta ini secara tidak langsung juga ingin menampilkan diri sebagai keturunan Rasulullah, melalui Syekh Wali Lanang yang merupakan keturunan ke-21 dari Sang Nabi. Keywords: Babad Gĕdhongan, Pitāmaha, Sheikh Wali Lanang, kings of Java, Paku Buwana III, Paku Buwana VII

Transcript of Syekh Wali Lanang sebagai Pitāmaha Raja-Raja Jawa Menurut

Page 1: Syekh Wali Lanang sebagai Pitāmaha Raja-Raja Jawa Menurut

Vol. 2, Nomor 2, Juli - Desember 2017ISSN: 2527-8118 (p); 2527-8126 (e)

LP2M IAIN Surakarta

Corresponding authorEmail : [email protected]

Syekh Wali Lanang sebagai Pitāmaha Raja-Raja Jawa Menurut Babad Gĕdhongan

Taufiq HakimUniversitas Gadjah Mada AbstractThe position of pitāmaha or ancestor in the Babad tradition has an important role. One of them is the position of Sheikh Wali Lanang in Babad Gĕdhongan (here in after abbreviated as BG). The guardian of the prophet's teachings is narrated later to the king king of Java. This research seeks to understand the position of Sheikh Wali Lanang as the pitāmaha of Java’s king in BG, a Javanese manuscript not yet widely known by the public general. By presenting the historiography of Babad as a reconstructive historical source, and revealing the BG text philologically, it can be argued that the position of Sheikh Wali Lanang is a symbolic political movement by Paku Buwana III and Paku Buwana VII. The creation and transformation of BG is one of the kingdom's efforts to build a spiritual and spiritual culture after the fading of economic and political legitimacy resulting from the turmoil that occurred before. These two Surakarta kings indirectly also want to present themselves as the descendants of the Prophet, through Sheikh Wali Lanang who is the 21st descendant of the Prophet.

AbstrakKedudukan pitāmaha atau leluhur dalam tradisi Babad mempunyai peranan yang penting. Salah satunya adalah kedudukan Syekh Wali Lanang dalam Babad Gĕdhongan (selanjutnya disingkat BG). Wali penyebar ajaran Rasulullah ini dikisahkan kelak menurunkan raja-raja Jawa. Penelitian ini berusaha memahami kedudukan Syekh Wali Lanang sebagai pitāmaha raja-raja Jawa dalam BG, naskah berbahasa Jawa yang belum banyak diketahui oleh khalayak umum. Dengan mendudukkan historiografi Babad sebagai sumber sejarah yang rekonstruktif, serta mengungkapkan teks BG secara filologis, dapat dikemukakan bahwa kedudukan Syekh Wali Lanang merupakan suatu gerakan politik simbolis yang dilakukan oleh Paku Buwana III dan Paku Buwana VII. Penciptaan dan penggubahan BG merupakan salah satu upaya kerajaan untuk membangun budaya rohani dan spiritual setelah pudarnya legitimasi ekonomi dan politik akibat huru-hara yang terjadi sebelumnya. Kedua Raja Surakarta ini secara tidak langsung juga ingin menampilkan diri sebagai keturunan Rasulullah, melalui Syekh Wali Lanang yang merupakan keturunan ke-21 dari Sang Nabi.

Keywords: Babad Gĕdhongan, Pitāmaha, Sheikh Wali Lanang, kings of Java, Paku Buwana III, Paku Buwana VII

Page 2: Syekh Wali Lanang sebagai Pitāmaha Raja-Raja Jawa Menurut

SHAHIH - Vol 2, Nomor 2, Juli - Desember 2017143

Pendahuluan TradisipenulisanBabaddalamsejarahJawamempunyaiperanyangsignifikan, terutamakaitannya riwayat kerajaan atau dinasti tertentu yang mengawali babak baru pemerintahannya.Diskusi-diskusiselamainimengenaihistoriografiBabad,kisah-kisahmitologisdanbahkanyangsering dianggap peristiwa-peristiwa yang tidak masuk akal kerap meliputi penulisannya.AcapkaliparapujanggamenegaskansilsilahSangRajasebagaiketurunanparadewadanmempunyaikemampuansupranaturaltertentu,ataumenghubungkansilsilahrajadenganparaNabidanwali. SecaraharfiahBabaddimengertisebagaicrita bab lelakon sing wis kelakon (Poerwadarminta,1939,p.23),atauceritatentangperistiwayangsudahterjadi.Kisah-kisahyangdinarasikandalamBabadlazimnyamerupakanperistiwahistoriografisyangterjadidimasalalu.TakheranjikaBabadditulisolehpujangga,baikdaridalamlingkunganistanamaupunluaristanadimasajauhsetelahperistiwaituterjadi.BeberapacontohnyaantaralainBabad Tanah Djawi, Babad Kraton, Babad Majapahit, Babad Pati,dansebagainya. SelanjutnyaBabadjugadiartikansebagaisesuatuyangditegori lan diresiki (Poerwadarminta,1939, p.23), atau seumpama (pepohonan) yang ditebang dan dibersihkan. Pengertian ini dapatdipahami sebagai lahirnya daerah, dinasti, atau kerajaan baru yang dinarasikan dalam Babad.Biasanya dokumen ini dilengkapi dengan silsilah terhadap tokoh yang diagung-agungkan dimasanya,sepertiparadewa,nabi,ataupunraja-rajayangmasyhurdandikenalmasyarakatkalaitu.Dengankatalain,mengutip(Berg,1957;Ricklefs,1974),Careymenegaskanbahwasebagaimanapengertian tersebut di atas, Babad difungsikan sebagai sesuatu yang penting dalammendirikansuatukerajaanyangbaru(Carey,2017,p.6). Penulisan Babad pada umumnya berbentuk puisi. Dengan kemampuan estetika tertentu.Para pujangga yang menulis Babad menarasikan kisah masa lalu dengan pertimbangan gatra,laguhinggaguru wilangan.ParapujanggaBabadmenarasikanmasalaludalambentukpuisiyangtaatpadabentukpersajakan.DalamtradisiJawadikenalseabagaimetrummacapat,sepertisinom, dhandhanggula, asmaradana, pocung,dansebagainya(Padmosoekotjo,n.d.,pp.23-24). Dalamkepenulisannya,Babadidentikdenganinformasi-informasimitologisdanramalanakanmasadepan.Keduahal iniselalumenghiasicorakpenulisanBabadyangsejauhinipernahdidiskusikanparaahli.Lepasdarisemuaitu,CareymelihatBabadsebagaimediumyangpentinguntukmembangunlegitimasiraja,pimpinandinastiataudaerahyangdinarasikandidalamBabad.Iniberlakubagisuatudinastiyangsedangberkuasa.Disampingitu,Babadacapkalididudukkansebagaipusakabagikeluargakeraton(Carey,2017,pp.5-6). Salah satu contohnya adalahBabad Gĕdhongan (selanjutnya disingkatBG).NaskahBG berisi kisah tentang pertemuanDyahRasaWulan dan SyekhMaulanaArabi atauWali Lanang(selanjutnyadisebutWaliLanang)padatahun1480M.PenelitiansebelumnyamenemukanbahwalatarceritaterjadididaerahTuban,JawaTimur,padamasapemerintahanKiaiJayaWilahitadandaerahsekitarTuban,yaknidaerahTarubdanRejasaridiperbatasanJawaTimurdanJawaTengah.Selainitu,naskahinijugabermuatanunsur-unsurdidaktik,moral,uraiantasawufmartabattujuh,hinggapenjelasantentanggambarankehidupandialamkubur(Hakim,2017). Informasiseputarramalandanunsur-unsursupranaturaljugaditemukandalamBG.Secaraumumnilai-nilaiyangterkandungdalamBGpentingkedudukannyauntuksaranabelajardansumberpengetahuan.TulisansingkatiniakanmencobamenelaahteksBGdenganfokuspadaperanantokohutama,yakniSyekhWaliLanangdanDyahRasaWulanyangdidudukkansebagaipitāmahaatauleluhurraja-rajaJawa. SejauhinipenelitianterhadapBGbelumbanyakdilakukan.Penulissendirimengawalinyadalamrangkamemenuhipersyaratanuntukmeraihgelarsarjana,beberapabulanyanglalu.HalinikarenaBGtergolongnaskahtunggalkoleksipribadi.AdapunpenelitiantentangkisahSyekhWali

Page 3: Syekh Wali Lanang sebagai Pitāmaha Raja-Raja Jawa Menurut

Taufiq Hakim - Syekh Wali Lanang sebagai Pitāmaha 144

Lanang,atauyangdapatdisamakandengannamatokohSyekhMaulanaIshaqpernahdisinggungoleh(Ras,1986). GuruBesarSastraJawaUniversitasLeideninimembacanaskah-naskahyakniBabad Tanah Jawi, Sĕrat Kandhaning Ringgit Purwa, Babad Sĕngkalaning Momana dalampenelitiannyauntukmelihatkandunganisi,strukturdanfungsinya.KaitannyadengantokohWaliLanang,penelitianRasmenyebutkanadanyapertemuanantaraDyahRasaWulandenganSyekhWaliLanang.Berangkatdari naskah-naskahyang ia baca,Ras selesai padaperjalananSyekhWaliLanangyangmampumenghentikanpaceklikdiBanyuwangikarenawabahpenyakit. SepertihalnyaRas,penelitian-penelitianlainyangmenggunakandata-datahistoriografisdaritradisiBabadjugamenyinggungWaliLanang,namununtukkeperluanmengisiurutankronologisdariperalihanKerajaanMajapahitkeKasultananDemakBintara.ParapenelitimemasukkanWaliLanangyanghiduppadaabadke-14-15MawaldalamkronologijatuhnyaMajapahit. Informasi-informasi mengenai perjalanan Wali Lanang dalam Babad Grĕsik, Hikayat Hasanudin, Sĕrat Kandhaning Ringgit Purwa, Babad Dĕmak Pĕsisiran hingga sumber-sumbersejarahlaindijadikansumberlokaldalampenelitian(Fasih,2015;Sutrisno,2007).KeduanyalebihfokuspadaperjalananWaliLanangdalamkaitannyadenganjatuhnyaKerajaanMajapahit. Adapunpenelitianyangsecarakhususmenelaahtentangseorangtokohdenganpitāmaha-nyapernahdilakukanolehWidyaseputra.Pakarnaskah-naskahJawaKuna-SansekertainimerunutsilsilahHandayaningrat,atauKiAgengPenggingdalamSerat Kandaning Ringgit Purwa koleksiKeratonYogyakarta(Widyaseputra,2017),danpenelitianlainnyatentangtokohSemardanArjuna(Widyaseputra,2013,pp.153-174).PenelitiantersebutfokuspadaranahritualdansikapmasyarakatPenggingterhadaptokohini.BegitujugadenganpenelitiannyatentangSemardanArjuna.Hanyasaja, dari aspek penciptaan naskah yang diteliti kurang menyajikan analisis yang memuaskan.BegitujugapenelitiantentangSemardanArjunayangdidasarkanpadarekamanlakonwayangolehKiHadiSugito. Fokus kedua penelitian tersebut adalah mitologi, mitologisasi, dan merunut silsilahpitāmaha (leluhur). Silsilah tokohHandayaningrat tersambung denganArjuna, salah satu tokohdalamwiracaritaMahabharata.Hanya saja,Widyaseputramelupakan satu bagian yang penting,yaknikontekspenciptaannaskah.Dalamstudinaskah,kontekspenciptaansebuahkaryasungguhpentinguntukmengetahuipesan-pesantersiratmaupuntersuratdalamkaryayangsedangditeliti.Begitujugadenganpenciptaanlakonwayangyangmempunyaikontekspenciptaanlebihkompleks.Kendati kurang berhasil menyajikannya, namun penelitian tersebut cukup berharga untukmenelusuribentuk-bentukkehidupansuatutokohmelaluimitologidanmitologisasitokohpitāmaha gunamembacakehidupanmendatangbagimasyarakatpembacanya.Untukitu,penelitianBGyangmendedahkedudukanSyekhWaliLananginiberusahamenampilkankontekspenciptaandanfungsiBGbagimasyarakatpembacanya. Acap kali sebuah babad mejelaskan lebih banyak mengenai alam pikiran orang Jawadaripadamemberikan suatu penjelasan yangmemuaskanmengenai proses sejarah (Remmelink,1983).Namundemikian,bukanberartiinformasihistorisyangterdapatdidalamnyatidakberguna.Dalamkonteksmemahamisejarahsebagaisebuahpengetahuanyangrekonstruktif-dekonstruktif,(Purwanto,2001,pp.29-44)mempunyaipandanganberbeda. GurubesarIlmuSejarahUniversitasGadjahMadatersebutberanggapanbahwaperlunyamendudukkansejarahdanfiksi,ataukaryasastrasepertiBabadsebagaientitasyangsejajardalamwacanadekonstruktifdi samping rekonstruktif.Dalamranahkebahasaansebagaimediumuntukmenyimpan perjalanan kultural umatmanusia yang kemudian dituangkan dalam narasi sejarah.Purwantomelihat unsur fakta dan fiksi bukan sebagai entitas yang dikotomis. Keduanya dapatdilihat sebagaimediumpertukaranbagihubungandankonstitutorkebenaranatasbentuk-bentuk

Page 4: Syekh Wali Lanang sebagai Pitāmaha Raja-Raja Jawa Menurut

SHAHIH - Vol 2, Nomor 2, Juli - Desember 2017145

kebudayaan dan intelektual yang termaktub di dalam naratif sebagai pengejawantahan bentukkebahasaan. MenurutPurwanto,sejarahsangatbergantungpadawacanadanbentukrepresentasiantartekspadakontekssosialdaninstitusionalyanglebihluasmelaluibahasa.Halinikarenarealitasobjektifmasa lalu telah berjarak dengan sejarah sebagai ilmu. Ini adalah konsekuensi dari jarak masakini denganmasa lampau yang telah mereduksi secara langsung kemampuan rekonstruktifnya.Hal ini karena sebagai objektivitas masa lalu, peristiwa yang bersangkutan hanya terjadi satukali.Sementarayangdiperbincangkandimasasekarangadalahsebuahrekonstruksidaribahasa,wacana,danpengalamansesuaidengankonteksnya.Rekonstruksiyangdilakukanolehsejarawanmerupakanproduksubjektifdarisebuahprosespemahamanintelektualyangdilambangkandalamsimbol-simbolkebahasaanataunaratif,dan tentusajadapatberubahdari ruangdanwaktuyangberbeda. DalamkerangkaitulahpenelitianBGiniditujukanuntukmenelaahkedudukanSyekhWaliLanangsebagaipitāmaha raja-rajaJawa.WujudBG sebagainaskahyangberisikisahmasa laludanjugamerupakanwarisanmasalaludapatdipergunakanuntukmengetahuikompleksitasidedanaktivitaskebudayaanyangterjadidimasalalu.Gagasantersebutoleh(White,1972,pp.81-100)disebutsebagaiartefakkesusastraan.Artefakmerupakansisa-sisakebudayaanmanusiayangdipergunakanuntukmenyusunkembalisejarahdanmembuatsuatulaporanyangcukupwajarmengenaiorang-orangyangmempergunakanbenda-bendaitu(Carol&Melvin,1986,pp.7-8).Denganartefakdapatpuladilacakmengenaisejarahkebudayaandandapatdirekonstruksipandanganhidupmasyarakatyangbersangkutan(Binford,1972,p.78).Dengandemikian,informasiyangterkandungdidalamBGdapatdirangkaiuntukmenyusunsejarahkebudayaansuatumasyarakatyangbersangkutan. Penelitianinimerupakankerjalanjutandarikajianpenulissebelumnya.Adapunsuntingandenganmetodenaskah tunggal sengaja tidakditampilkandi sini lantaranketerbatasanhalaman.Dalambagianselanjutnyaakanditampilkanringkasanceritahasilkerjasuntingandanterjemahansecara filologis. Dalam hal ini, filologi dipahami sebagai perkakas untuk membedah khasanahkebudayaan yang tersimpan dalam artefak kuno, khususnya dokumen kesusastraan. Dengandemikian,filologihendaknyadielaborasidengandisiplinilmulainkarenaiatakbisaberdirisendiri.Filologijugamemerlukantelaahkebahasaansecarakhusus,kontekssejarahatasteksyangdidedah,dansebagainya(Watkins,1981,1990).HasilsuntinganBGselanjutnyaditelaahnaratifnyauntukmengidentifikasikedudukanSyekhWaliLanangdalamteksBG sebagaipitāmaharaja-rajaJawa,sekaliguskontekspenciptaanBGuntukmemahamilebihlanjutfungsinyasebagaikaryayangditulispadaerakebangkitankesusastraanJawadangerakanpolitiksimbolisyangdilakukanolehraja-rajaKeratonSurakarta.Dalamhalini,teksdipahamisebagaigagasanatauinformasiyangterdapatdidalamnaratifataukalimat-kalimatyangditulisdidalamnaskahmenggunakanaksaraJawa.

Kedudukan Syekh Wali Lanang dalam BG Naskahtunggalinitidakberjumlah28halaman.SetiaphalamantertulisnaratifberbahasaJawaragamkramasebanyak22baris.Mediumtulisnaskahmenggunakanbukutulisdengangarisbantudaribolpoinberwarnabirupadasisipinggirdibagiandalamhalaman.Terdapatbanyaklubangdikertasbagiandalamnaskah,bahkandarihalamanpertamamenembushinggahalamanterakhir. TeksawalnaskahatauisinaskahyangberbentuknaratifmenunjukkanpenulisanBG.NaskahinidigubahpadaKamis, tanggal5Sapar tahun1845M.Terdapat informasiyangmenunjukkanbahwanaskahiniditulisataspermintaanKanjengPangeranJayakusumayangpertamadiSurakarta.Sayangnyahinggapenelitianinirampung,belumditemukannamapenggubahnya.AdapunnaratifnyaterdapatpadaPupuhIDhandanggulaBait3,yaknisebagaiberikut.

Page 5: Syekh Wali Lanang sebagai Pitāmaha Raja-Raja Jawa Menurut

Taufiq Hakim - Syekh Wali Lanang sebagai Pitāmaha 146

denya ngurut ing sawiji-wiji / crita lugu wus tanpa warana / mrih sampurna ing kawruhe / lalakon kang tan klěbu / babad Jawa ingkang den pingit / mangkya kabeh winědhar / ing kahananipun / wadine carita Jawa / sing karsanya jěng Pangran Jayakusuma ping / kapisan Surakarta //(BG:I:3)

Artinya:Diaruntutmengurutkansatupersatu,ceritaapaadanyatanpaditambah-tambahi,supayasempurnapengetahuannya.CeritayangtidakmasukBabadJawayangdiambil,semuaakandipaparkanpadasaatnya.(Yakni)ceritaJawayangdisembunyikan,yangdikehendaki(oleh)KanjengPangeranJayakusumayangpertama(di)Surakarta.

Naskah ini ditulis menurut sastra lampah, dengan metrum macapat. BG digubah untukmenarasikan sejarah Jawa sejak zaman Majalangu (Majapahit) hingga Surakarta. Naratif yangmemuatketerangantersebutterdapatpadaPupuhIDhandanggulaBait2,yaknisebagaiberikut.

diarja kang běbukaning tulis / pangikěte kang pustaka rahsa / babad Jawa sějatine / duk jaman Majalangu / kongsi prapta Surakarteki / yěktine kang carita / ika ananipun / jinawakěn mrih kawaca / panggubahe pujangga kang mawa sandi / ing mangkya pan winědhar // (BG: I:2)

Artinya:Semoga selamat dalam mengawali tulisan, dalam mengarang kitab dari rahasia BabadJawayangsesungguhnyaketikazamanMajalangusampaimasaSurakartaini.Makayangdiceritakanapaadanya,dijawakansupaya(dapat)dibaca.Penggubahnya(adalahseorang)pujanggayangmenggunakansandi,nantinyaakandijelaskan.

SebelumlebihjauhmenelaahnaratiftentangkedudukanSyekhWaliLanang,terlebihduluakan disajikan ringkasan teksBG. Ringkasan ini berdasarkan kerja suntingan sebelumnya dandiurutkanberdasarkanketigapupuhdan92baityangterkandungdalamBG (Hakim,2017).

Raden Sahid dan Dyah Rasa Wulan Pergi Meninggalkan Rumah Pada1480, kiai JayaWilahita sang adipatiTubanbersedihhatinya, danhanya termangumemanjatkan doa bersama sang istri. Kesedihannya dimulai ketika ia ditinggal putranya yangpertama,RadenSahid.Putrapertamanyaitusudahlamameninggalkankerajaan.Sementaraputrayang kedua,DyahRasaWulan, yang berparas ayu, juga pergi karena sebelumnya telah beradumulutdengannya. PertengkaranitudisebabkanolehkehendakSangAdipatiyangakanmenjodohkanputrinyadengan putra adipati Daha. Begitu sudah disepakati hari pernikahan, Dyah RasaWulan malahenggandanpergimeninggalkanrumah.KeenggananRasaWulankarenakakaknya,RadenSahid,belummenikah.DyahRasaWulantakmaumendahuluinya. DiceritakanRasaWulanmendapat sebuahfirasatbahwakakandanyakelakakanmenjaditeladanbagiparawali,danmenjadijunjunganpararajaditanahJawa.Sementaraitu,RasaWulansendiridiramalkankelakmempunyaiketurunanyangmenguasaitanahJawa,turun-temuruntanpaselasampaizamanakhir. Akantetapi,RasaWulanharusmenempuhhidupsepertihewandihutan.Dengancaraitulahiaakanmendapatanugerahsejati,yaknikemuliaanyangsesungguhnya.Hanyasaja,keturunanRasaWulannantinyajustrutidakmenaatiperaturan.Halinilahyangmembuatnyasedihdanmeninggalkankesenanganhidup,danpergimenyusulkakandanya.Perilakunya tersebutmembuatsangAdipati

Page 6: Syekh Wali Lanang sebagai Pitāmaha Raja-Raja Jawa Menurut

SHAHIH - Vol 2, Nomor 2, Juli - Desember 2017147

Tubanbersedihhatidanmenyebarseluruhabdidalemnyauntukmencariputranya[BGI:12-17].

Dyah Rasa Wulan Berkelana ke Hutan dan Bertemu Ki Umbul Tunggak/Karta Ngayun DiceritakanRasaWulansudahmemasukihutanGrobogan.Iahidupsengsara,meninggalkanmakandantidur.Sudahtigamalamiapergi,namuntaksatudesapundijumpai.Hanyaadarawadandesa-desakecil.PadaakhirnyaRasaWulansampaidiDesaRejasariyangberadadihutandaerahTunggak.KiUmbulKartaNgayun,sesepuhdaerahtersebutsampaikagetmelihatkedatangansangputri.Sangputripunmenjelaskansiapadirinya,dengannamasamaranRaraTemon.IamengakusebagaipelancongyangberasaldariTuban. KiUmbulamatterkejut,bahwajalanmenujuRejasariamatlahberbahaya.Disanabanyakraksasa,ular,singa,danhal-hallainyangmenakutkan.PadahalRasaWulanialahseorangwanita,tetapiiabisaselamat.Bahkan,kataKiUmbul,laki-lakiyangsaktipunkembali.BagiKiUmbul,halitumerupakanisyaratbahwadirinyaditerimauntukmenginjakDesaRejasari. Oleh sang putri, Ki Umbul ditanggapi dengan tersenyum. Bagi sang putri, itu semuabisadilampaui jikamempunyaikeberanian,dan tugasmanusiahanyalahmelakukan.Sangputrimengatakanbahwakesulitanmanusia tidakadayangbisamenandingidari sakitnyamelahirkan.Mendengarhalitu,KiUmbulkaget.KemudianKiUmbulmenyuruhSangPutriberistirahatuntukmemulihkantenaga.KiUmbullalumenyiapkanpondokanuntuksangputri. SelamadiTunggak,sangputrisemakinsedihhatinya.Suatumalamiabersemadi.Dalamperistirahatannyadarisemadi,iaberkatakepadaKiUmbulbahwadirinyaberniatmenjadiwargaTunggak.Walhasilkeinginannyadipenuhi,semuanyaberkenanmenerimasangputri[BGI:17-25].

Syekh Wali Lanang/Ibrahim Maulana Arab Diceritakanada seorangbernama IbrahimMaulanaArab, atauyangdijulukiSyekhWaliLanang.IatinggaldidesaTarubuntukmenyebarkanagamasyariatRasulullah.IatinggaldirumahKiUmbulWasitaNgalam.KiUmbul pun diajari pengetahuan tentangkesempurnaanhidup.KiUmbulbahkansampaimenganggapnyasebagaiorangtuanyasendiri. Selanjutnya,diceritakanbahwaKiUmbulmeninggaldanmoksa.Denganbegitu,sedihlahhati Nyi Umbul (Mbok Randha), istrinya. Ia menjadi janda muda dan belum berputra, namuntak inginmenikah lagi.Akan tetapi, SyekhWali Lanangmembujuknya untukmenikah lagi. Iamenawarkandiriuntukmenikahinya.MakaterpesonalahNyiUmbulatasbujukrayuSyekhWaliLanang. MemangsudahditakdirkanolehTuhan,bahwawatakbangsaArabyangberadaditanahJawahanyabentuklahirnyayangrupawansepertiNabiSulaiman,tetapihatinyatidakbisamenjunjungajaranRasulullah.SyekhWaliLanangpunterlenadanmelakukanhubungansuamiistridenganNyiUmbul.SalahsatuiparNyiUmbulsudahmengetahuihalitu.JelasbagisangiparbahwaSyekhWaliLanangmencobaberlakunistakepadawargadanparatetangga.PerkataanSyekhWaliLanangtakbisadipegang,seringingkar,bahkansampaiberlakuzinakepadaNyiUmbul. Akhirnya,semuaorangTarubsepakatbermaksudmengusirSyekhWaliLanang.Salahsatutetuakampungbahkanmeyakinkanseluruhwargauntuktidakperlutakutbilahendakmenganiayanya.Seruansesepuhkampungkepadawarga,bahwajikalauSyekhWaliLanangbaikwataknya,makatakmungkiniasampaipergidariArab[BGI:25-27—II:1-8].

Syekh Wali Lanang Pergi Meninggalkan Tarub SyekhWaliLanangakhirnyamendengarbahwaseluruhwargahendakmengusirnya.Sakingkhawatirnyadikejar-kejar,padamalamharinya iapergimeninggalkandesa.Mengetahuihal itu,seluruhwargadesagembira.HanyaNyiUmbulyangbersedihhatinya.

Page 7: Syekh Wali Lanang sebagai Pitāmaha Raja-Raja Jawa Menurut

Taufiq Hakim - Syekh Wali Lanang sebagai Pitāmaha 148

Diceritakan perjalanan Syekh Wali Lanang sudah memasuki hutan. Perjalanan yangditempuhnyaamatlahberbahaya.Selamaberadaditengahhutan,iatidaktidur,tidakmakan,danhanyabersemadimencarimaknakehendakjiwa.Selama40hariiahanyamakankunirdanbuah-buahanyangditemuinyadihutan. Pada akhirnya laku prihatinnya tersebut diterima oleh Tuhan.Ada suara yang memberipetunjukbahwa ia telah ditungguoleh calon istrinya diGoaSerang.Diramalkanpula, kelak iamempunyaiketurunanlaki-lakidanbisamenikahdenganbidadari,danmenjadicikal-bakalpararajayangmenguasaitanahJawa.Namun,halituharusditempuhnyadengansyaratiaharusmemotongalatkelaminnyadanmemujanyasupayamenjadipusaka.Mendengarsuaratersebut,makaSyekhWaliLanangsemakinbersungguh-sungguhdalambertapa[BGII:8-12].

Di Tunggak, Dyah Rasa Wulan Mengajarkan Ilmu Sejati Kepada Ki Umbul Tunggak DiceritakanDyahRasaWulandudukbersamaorangTunggakdisebuahhalaman.SesepuhTunggak,KartaNgayun, bertanya ihwal hakikat hidupkepadaRasaWulan.Dijawablahdengandisertai senyum oleh RasaWulan, bahwa hidup yang abadi yaitu sudah tidak dirasakan lapar,ngantuk,kelelahan,danselamanyasepertidemikian. RasaWulanmencontohkanhewanyangmengalamisakitdankelaparansemasahidup.KataRasaWulan,dalamhiduppastilahmengalamisakitdanmati,ngantuk,lapar,dansusah.Berbedaketikahidupdizamannanti,tidakakanngantuk,lapar,sakit,dantidakmati.MendengarpenjelasanRasaWulan,KartaNgayunmerasagembira.Sepertimendapatgunungperasaannyakarenaiatelahdiberitahutentanghalgaib[BGII:12-16].

Perjumpaan Rasa Wulan dengan Syekh Wali Lanang di Gua Serang Keesokanharinya,diceritakanRasaWulanpergikeguahendakbersemadi.Setelahiaberadadiguasemalaman,keesokanharinyadatanglahSyekhWaliLanang.PertemuanmerekaterjadipadahariSabtutahun1481,berbarengandenganGunungMerapidanKeludyangmeletus,sertagerhanamatahari. BegitumelihatparasRasaWulanyangcantik,SyekhWaliLanangterpesonadanjatuhcinta.KemudiantumbuhlahhasratdaridirinyauntukbercintadenganRasaWulan.RasaWulanpunkagetdanbernafsuterhadapnya.KemudianSyekhWaliLanangmenghampiridanmerayuRasaWulan. RayuanSyekhWaliLanangdisertaipenjelasanbahwakedatangannyamerupakanperintahTuhan.SyekhWaliLanangpunmemberitahuRasaWulanbahwakelakdirinyaakanmenurunkanbibitrajaJawasepertiyangsudahditakdirkanTuhan.MeskipunRasaWulanmerasatidakyakin,SyekhWali Lanang berusahameyakinkan dirinya bahwa kedatangannya untukmengajari RasaWulan. Selainitu,SyekhWaliLanangdenganpenuhbujukrayumeyakinkanRasaWulanbahwadirinyamerupakanjodohnya.Akhirnyamerekaberduabercumbu,meskisebelumyaRasaWulanbelum berkenalan dengan Syekh Wali Lanang. Diceritakan bahwa watak bangsa Arab ketikabercumbuamatlahkasar.Selamaduamalamkeduanyamelampiaskanhasrat,tanpaadakekecewaandihatimereka,hinggapuas[BGII:16-29].

Ki Umbul Karta Ngayun Mencari Dyah Rasa Wulan Bersamaandenganitu,diceritakanKiUmbulTunggakpergimencariRasaWulan.Tibalahiadisebuahguadanmemasukinyaserayamembawabestro.SyekhWaliLanangkagetkarenaadaseseorang yangmasukke dalamgua. Iamenanyakanperihal seseorang yangdatang itu kepadaRasaWulan.RasaWulanpunmenjelaskanbahwalelakituaituadalahorangtuayangselamainimerawatnya.

Page 8: Syekh Wali Lanang sebagai Pitāmaha Raja-Raja Jawa Menurut

SHAHIH - Vol 2, Nomor 2, Juli - Desember 2017149

Didalamgua,KiUmbulmelihatadalaki-lakiArabbangsaQuraisybersamaRasaWulan.Ia pun menanyakannya. Kemudian RasaWulan menjelaskan bahwa sebetulnya dirinya sedangterkenajebakan,danperistiwatersebutmerupakankehendakdewata.Mendengarhalitu,KiUmbulmenangisdanbersedihhatinya. SaatitupulakemudianRasaWulanmenjelaskansiapakahdirinyayangsesungguhnya.IamengakubahwasebetulnyadirinyaadalahseoranganakdariadipatiTuban,pergiberkelanalantaransungkanhendakdijodohkan.Hingga akhirnya ayahandaRasaWulanmenuduhnya telahberbuatkesalahan,makabaginyatulahlahyangkinidirasakannya. Mendengaritu,KiUmbulmenangis.IamendoakanRasaWulan.Namun,olehSyekhWaliLanang,KiUmbuldiberitahubahwatibasaatnyabagidirinyauntukmendapatanugerahdansupayatidaksalahpaham.KataSyekhWaliLanang,pertemuandengandirinyaitulahmerupakankehendakdariTuhan.Halitumerupakankeberuntungandizamanakhirini[BGII:29-39].

Syekh Wali Lanang Mengajarkan Ajaran Sejati dan Martabat Tujuh Kepada Ki Umbul Karta Ngayun Selanjutnya, Ki Umbul bertanya perihal kematian sejati. SyekhWali Lanang kemudianmenjelaskanbahwaperbedaanhidupdanmatididuniadanakhirathanyalahseujungjari.Kemudiandijelaskanlahbahwaadaduatingkatanmartabat,luardandalam,bagiannyaadasembilanmartabatluar,dantujuhmartabatdalam. Martabat,atautingkatantersebutadalahroh penglihatan nurani, roh pendengaran rabani, roh penciuman rahmani, roh keluar, roh hewan, roh rabandi, roh ulupi, danroh ilapi.Sementaraitu,untukhidupdiduniaharusmengetahuitujuhtingkatanmartabatdalam,yaituakadiyat, wahdatakyun, wakidiyat, alam arwah, alam ingsan, alam ijesan,daninsan kamil.Diterangkanpulaperihalkun payakun,yaknifirmanterbentuknyabumidanlangit. SyekhWaliLanangmenjelaskan juga bahwahidupyang sesungguhnyadi akhirat itulahyangtidakmerasalapar,ngantuk,selamanyaabadibersamaasma.Selanjutnya,yangdinamakanilmu adalah yang berwujud dalam keinginan diri. SyekhWali Lanangmenjelaskan perihal tigaperkarayangharusdipunyaiketikahidupdiduniadanakhirat,yaituiman tokit, makripat,sehinggaketikasudahmenguasaikeduanya,makadisebutlahiasebagaimanusiayangeling,yaituselamatdiduniadanakhirat.[BGII:39-45—III:1-2]

Syekh Wali Lanang Menjelaskan Perihal Kematian kepada Ki Umbul Karta Ngayun MendengarpemaparanSyekhWaliLanang,KiUmbulmengucapkanterimakasih.Iapunmemintapenjelasanajaransejatitentanghidupdialaminsan kamil.MakadijawablaholehSyekhWaliLanangbahwakelakketikatibaajalnya,itumerupakankehendakTuhan.Kejadiannyatiba-tiba,sepertiorangmimpi. DijelaskanolehSyekhWaliLanangbahwaadasosoktinggibesardudukditepisamuderasembarimembawapedangbesar.SangNyawadiceritakankaget,dikiranyasosoktersebutadalahAllah. Ia lalu hendak bersujud, namun ditolak oleh sosok tersebut. Sosok tersebut kemudianmenjelaskanbahwadirinyaadalahadiknyayangterciptadaridarahyangmenempeldidalambilahketikamengirisususSangNyawa,danpedangbesaritulahyangdipergunakanuntukmengiris. SangNyawakemudiandiceritakanberjalan,terusmelajudantidakmenoleh.Ialalubertemudengansosokyangberjalan,pakaiannyaserbakuning,yakniMalaikatMikail.SangNyawakemudianhendakbersujud,namunditolakolehMikail.MikailkemudianmenjelaskanbahwaayahSangNyawaadalahyangberadadisurga,dannantiakanditemuiolehSangNyawa,namanyaMalaikatJibril.MikailjugaberpesankepadaSangNyawa,bilanantinyaiadiberipetunjuksupayamematuhinya.LaluMikailmenyuruhSangNyawauntukpergikearahtimur,danselamaperjalananitusupayaia

Page 9: Syekh Wali Lanang sebagai Pitāmaha Raja-Raja Jawa Menurut

Taufiq Hakim - Syekh Wali Lanang sebagai Pitāmaha 150

tidakberhentiataupunmenoleh.PerjalanannyaituakandiawasiolehMikaildaribelakang. KemudianSangNyawaberjalan,iadiawasidaribelakang.Laluiabertemudengansosokyangberpakaianserbamerah,yaituMalaikatJibril. Iapuntakutdanhendakbersujud,dikiranyaTuhan.Namun,iaditolakolehJibrildengantegas.JibrilmenjelaskantentangdirinyakepadaSangNyawa,bahwaiaadalahsaudaratuaSangNyawayangmengiringikelahirannya. Selanjutnya Jibril menyuruh Sang Nyawa untukmeneruskan perjalanan. Jibril berpesankepadanyabahwanantiiaakanbertemuorangyangberpakaianserbaindah,berwarnabiru,kuning,merah,berkilauancahaya,dansupayaSangNyawamemintatolongkepadasosoktersebut.JibrilmenyuruhSangNyawauntukmemohonkepadasosoktersebutdisertaibelaskasih.SosokitulahyangbernamaMalaikatAruman,terjadinyadariari-ari,yangmerupakankekuatanSangNyawadanbisamenolongnya.JibrilberpesankepadaSangNyawaagartidakmerasakhawatir,bahwanantinyaia akandinasihati tentang semua isyarat dan tindakan, danolehkarena itu supayaSangNyawamenurutinya. SangNyawakemudianberjalanserayamenahannapas.Taklamakemudianiamenjumpaisosokyang lebih rupawan,pakaiannyaserba indah,berwarnamerah,biru,danberkilauan.SangNyawa terkaget kembali, dan lupanasihatMalaikat Jibril.MakaSangNyawahendakbersujud,namunditolaklaholehAruman. Aruman menjelaskan bahwa Sang Nyawa telah salah sangka, bahwa dirinya bukanlahTuhan.KemudianSangNyawateringatdanbertanyaperihalsiapakahsosokyangditemuinyaitu.Arumanpunmenjelaskansiapadirinya,yakniadikdariSangNyawayangmerupakanasal-muasalSangNyawa[BGIII:3-21].

Syekh Wali Lanang dan Dyah Rasa Wulan sebagai Pitāmaha Raja Raja Jawa Secara kebahasaan, pitāmaha berasal dari akar kata pitr dalam bahasa sansekerta yangberarti “ayah, pihak ayah” (MacDonell, 1979, pp.162-163).Pitāmaha diartikan sebagai leluhuratau berhubungan dengan pihak ayah, bisa juga diartikan sebagai nenekmoyang. Peran leluhurataunenekmoyangdalamkebudayaanJawasangatlahpenting.Beragamritualdanupacaradigelaruntukmengenangleluhur.SepertiyangdapatkitajumpaisekarangantaralainupacaraNyadran. KedudukanpitāmahademikianpentingdalamtradisihistoriografiJawa,sehinggapitāmaha seringdihadirkanolehpujanggakeratondalampenulisankarya-karyanya.Parapujanggamengaitkansilsilahpangiwa (raja-rajaJawa)danpanengen(riwayatparaNabi)sebagaileluhursuatupimpinandinasti atau kerajaan yang digubah atau ditulisnya. DalamBG, SyekhWali Lanang disebutkanberasaldarinegeriArab.IamerupakanketurunanNabike-21,yangpenjabarannyasebagaiberikut(PanitiaPenelitiandanPemugaranMakamSunanGiri,1975).

1.SayyidinaMuhammadSAW;2.SayyidinaFatimahbintiMuhammadSAW;3.Huseinbinti Fatimah; 4.Ali ZainalAbidin bin Husein; 5.MuhammadAl-Baqir binAli ZainalAbidin;6. Ja'farAs-ShodiqbinMuhammadAl-Baqir; 7.AliAl-Aridhbin Ja'farShodiq;8.MuhammadAl-FaqihbinAli;9. IsabinMuhammadAl-Faqih;10.AhmadAl-MuhajirbinIsa;11.AbdullahbinAhmadAl-Muhajir;12.MuhammadbinAbdullah;13.AlawibinMuhammad;14.AliKholiQosambinAlawi;15.ShohibulMirdadbinAliKholiQosam;16.MuhammadbinShohibulMirdad;17.AlawibinMuhammad;18.AbdulMalikbinAlawi;19.AbdullahbinAbdulMalik;20.AhmadbinAbdullah;21.JamaluddinAkbarbinAhmad;22.SyekhMaulanaIshaqbinJamaluddinAkbar.

DalamBG,SyekhWaliLanangdanDyahRasaWulanmerupakantokohutama.Bangunannaratifolehpujanggapenggubahnyamenempatkannyasebagaitokohkuncidalamkeberlangsungan

Page 10: Syekh Wali Lanang sebagai Pitāmaha Raja-Raja Jawa Menurut

SHAHIH - Vol 2, Nomor 2, Juli - Desember 2017151

cerita.DariringkasandiatasdapatdiketahuibahwaBGmenyajikanperjalananSyekhWaliLanangdanDyahRasaWulan,dankeduanyadipertemukanatasbisikangaibyangdialamiolehmereka,ketika keduanya sama-samamemutuskan untuk menyepi di hutan. Pertemuanmereka awalnyamembicarakanajaransejati.SelanjutnyaWaliLanangmengakusebagaijodohDyahRasaWulanatasbisikangaibyangsebelumnyaiaperolehketikamenyepididalamhutanbelantara. KeputusanDyahRasaWulanuntukpergimeninggalkanTubanlantaraniatakmaudijodohkan.Pertimbangannyakarenakakandanya,RadenSaid(SunanKalijaga)belummenikah.Laluiapergimeninggalkankadipatendanmenyebabkankedukaanbagikeduaorangtuanya.Kepergianitujugadisebabkanolehfirasatyangiaterima.Firasatitumenunjukkanbahwadirinyakelakmenurunkanraja-rajadi Jawa.Firasatnya jugamenunjukkanbahwauntukmencapai itu semua,dirinyaharusmelakukan laku tertentu dengan hidup seperti hewan di hutan untukmendapat anugerah sejati.Namundemikian,keturunanSangDyahkelaktidakmenaatipetunjukatauaturan.HalinilahyangmembuatdirinyamemutuskanuntukmeninggalkanTubandanmenyusulkakandanyayanglebihdulupergi. NaratifyangmenampilkanfirasatDyahRasaWulansebagaiorangyangakanmenurunkanraja-rajaJawakelakterdapatdalamPupuhIDhandanggula,Bait15,yaknisebagaiberikut.

Raden Sahid pan den kodrat yěkti/[ba]kal dadi padomaning jagat/ wali panutu[...]de/ dadya pěpundhenipun/ para nata ing nungsa Jawi/dene Sang Dyah winěca/tě<5>mbe darbe turun/kang měngkoni nungsa Jawa/run-tumurun datan kasělan sawiji/prapta jaman wěkasan //

Artinya:Raden Sahidmemang ditakdirkan benar-benar akanmenjadi teladan bagi duniawali[...]menjadi junjungan para raja di Tanah Jawa. Sementara Sang Dyah diramalkan kelakmempunyaiketurunanyangmenguasaiTanahJawa, turun temurun tanpadiselasatupunsampaizamanakhir.

Firasattersebutdipertegaspadanaratifselanjutnya.KetikaSyekhWaliLanangmenyepiditengahhutan,iamendapatbisikangaibyangmemberitahunyabahwakelakdirinyaakanbertemudengan calon istrinya.Wali Lanang menyepi di dalam gua lantaran dikejar oleh warga Tarubyanghendakmenghajarnyakarenadirinyatelahberbuatculika.DidalamguaitulahWaliLanangberserahdirikepadaHyangSuksma.Iatidakmakan,tidaktidur,hanyabersemadiselamaempatpuluhharilamanyadanhanyamakantanamankunirdantemu,sertabuah-buahanyangiajumpaidisekeliling.BahkanbisikantersebutmemerintahWaliLanangagarkelakmemotongalatkelaminnyauntukdigunakansebagairaja-rajaJawayangmerupakanketurunannya.Bisikantersebutmerupakanpetunjuk Tuhan karena telah menerima pertobatannya.Adapun naratif tersebut terdapat dalamPupuhIISinomBait10-11,yaknisebagaiberikut:

heh Wali Lanang lěrěma/ aja ta manggung prihatin/ sira mlěbua ing Guwa/ Serang den anti wus lami/ bakal garwanireki/ besuk sira darbe turun/ lanang tur tinarima/ bisa rabi widadari/ yeku ingkang dadi baboning nalendra //aměngkoni nusa Jawa/ nanging saranane benjing / yen sira wus apuputra/ tobata mring Maha Suci / prějenira den aglis/ kěthokěn pujaněn gupuh/ dadiya pusakanya/ nalendra ing tanah Jawi/ kang minulya wau ta Seh Maolana //

Artinya:"WahaiWali Lanang bersabarlah. Janganlahmenanggung prihatin, Engkaumasuklah keGoaSerang,sudahditunggulama(oleh)calonistrimu.KelakEngkaumempunyaiketurunan

Page 11: Syekh Wali Lanang sebagai Pitāmaha Raja-Raja Jawa Menurut

Taufiq Hakim - Syekh Wali Lanang sebagai Pitāmaha 152

(seorang)laki-lakidanditerimabisamenikah(dengan)bidadari.Itulahyangmenjadicikalbakalpararaja(yang)menguasaiTanahJawa.Tetapicaranyakelakbilaengkausudahberputra,bertaubatlahkepadaYangMahasuci.AlatkelaminmusegerapotonglahkemudianpujalahmenjadipusakarajaditanahJawa."YangdimuliakantadiSehMaolana…

WaliLananglalumenurutibisikantersebut.IaberjalanmenujuGoaSerangyangdikabarkanoleh bisikan gaib. Sampai di dalam gua, ia bertemu dengan Dyah RasaWulan.Wali Lanangmendekatinya dan menjelaskan bahwa kedatangannya merupakan perintah Tuhan, sekaligusmengabarkanbahwaiaadalahjodohnyadankelakmenurunkanraja-rajaJawa.AwalnyaDyahRasaWulan tidakpercaya.Lantas bujuk rayuWaliLanangmampumeluluhkanhatinya.Mereka laluberkasih-kasihan.NaratiftersebutterdapatdalamPupuhIISinomBait22-25,sebagaiberikut.

sarwi ngělus lungayanya/ baboboya pisan mami/ kang lir ciptanira nimas/ tuhune ing prapta mami/ dinuta ing Hyang Widi/ paring dhawuh mring sireku/ ing měngko pan wus mangsa / sira anurunkěn wiji/ kaya kang wus kalěbu jangkaning sukma //

pan sira baboni raja/ kang měngkoni nungsa Jawi/ kusumayu Rasa Wulan/ nalikanira miyarsi/ sumědhota sireki/ alon wau aturipun/ pukulun paran marga/ yen amba nurunkěn wiji/ dene estri tanpa timbangan neng dunya//

paran darunaning wignya/ Seh Molana Ngarab myarsi/ sĕngkuding driya mangarah/ mrĕpĕki sarwi ling nyaris/ heh wruhanira Nini/ dhawuhing Hyang Maha Luhur/ marma ngong iki prapta/ kinen wawarah sireki/ lantarane sira nurunakĕn raja//

<15> mung sira kalawan ingwang/ dhuh angge pĕpujan mami/ baya wus tinakdir ing Hyang/ yen sira jodho lan mami/ tan kĕna den selaki/ Sang Putri den pondhong pupuh/ dhuh dhuh woting tyas ingwang/ mung sira hyang hyang abumi/ eman tĕmĕn masmirah sira wus mangsa//

Artinya:sambil mengelus lengan (Sang Dyah), "Duhai baru pertama kali (aku melihat) yangsepertimu, Nimas. Sesungguhnya kedatanganku diutus Hyang Widi (untuk) memberiperintah kepadamu.Bila nanti sudahwaktunya, engkau (akan)menurunkan bibit sepertiyangsudahmasuktakdirTuhan.

BahwaengkauakanmenurunkanrajayangmenguasaitanahJawa."SangPutriRasaWulanketika iamendengar, tiba-tiba sedihlah ia.Pelankatanya, "Akupengembara, bila hambamenurunkanbibit(raja),padahalhambaseorangperempuanyangtidakdipertimbangkandidunia.

(Lalu) apayangmenyebabkanpintar?"SehMolanaArabmendengar, segera iabergegasmenghampiri (Sang Putri) dan berkata lirih, "Wahai ketahuilah nak, perintah HyangMahaluhursebabnyaakuinidatangdisuruh(untuk)memberitahumu,sebagaiperantaramu(yangakan)menurunkanraja.

HanyaEngkaudanaku,wahaijunjunganku.MemangditakdirkanolehHyangbahwaengkauberjodohdenganku (dan) tidakbisa dielakkan."SangPutri dibopongdanditembangkan,

Page 12: Syekh Wali Lanang sebagai Pitāmaha Raja-Raja Jawa Menurut

SHAHIH - Vol 2, Nomor 2, Juli - Desember 2017153

"Duhaicintaku,hanyaengkaulahpenguasajagat.Sayangsekalikekasihku,Engkausudahwaktunya..

Narasi tentang keududukanWali Lanang danDyah RasaWulan yang kelak diramalkanmenurunkan raja-raja Jawa berhenti pada bait tersebut. Selanjutnya BG menceritakan tentangwedaranMartabatTujuhyangdisampaikanWaliLanangkepadaKiUmbulTunggak. Ia adalahwargaTunggaksekaligusorangtuaasuhDyahRasaWulanketikadirinyamenginapdiTunggak.Ia mencari Dyah Rasa Wulan karena sudah lima malam lamanya belum pulang. Ki UmbulmemergokinyasedangbersamaWaliLanangdidalamGoaSerang. SosokWaliLanangdihadirkandalamBGsebagaisosokhistoris,yangjikadirunutsilsilahnyasampai padaNabiMuhammad SAW.Kecenderunganmengaitkanpitāmaha seperti inimenurutCareyterjadisetelahadanyaperjanjianGiyantipada13Februari1755,yakniterbaginyaKeratonMatarammenjadidaerahYogyakartadanSurakarta(Carey,2017,p.6).KecenderunganinidenganlebihberanidikatakanRicklefssebagaiupayaparapenguasabarusebagailegitimasinyadimasing-masingdaerah(Ricklefs,1974,pp.176-226). Selanjutnya,untukmelihatfungsiBGyangmendudukkanWaliLanangsebagaipitāmaha tak bisa dilepaskan dari konteks penciptaannya. Kehadiran pitāmaha Wali Lanang yang jugamerupakanketurunanke-21NabiMuhammadSAW,dengandemikianadakaitannyadengansosokdibalikpenciptaanBG.MenurutinformasidariPupuhIBait3,penggubahanBGataskehendakrajapertamaSurakarta,yakniKanjengPangeranJayakusuma. Merujukpada terjadinyaperjanjianGiyanti, pemerintahanSurakarta kali pertamaberartidipimpinolehPakubuwanaIII(1749-1788).Berdirinyakerajaaninitaklepasdarihuru-harayangsebelumnya terjadi. Sebelum terjadinya perjanjian Giyanti, pada 1740-1743 terjadi peristiwapemberontakanorang-orangCinayangkemudiandisebutdenganGegerPacinan. KalaituKartasuradipimpinolehPakuBuwanaII.PemberontakantersebutmemberidampakkerusakanyangparahpadaKeratonKartasura.Makapada1744dibangunlahibukotabaru,yakniSurakarta.Selanjutnya,wafatnyaPakubuwanaIIpada1749Mmenyebabkantakhtakepemimpinandigantikanolehputranya,yaituPakuBuwanaIII(1749-1788M)(Simuh,2016,pp.177-178). Sejarah mencatat, sepeninggal Sultan Agung pertikaian internal keraton kerap terjadi.Mataram terus digoncang gejolak politik yang memengaruhi stabilitas dan keamanan. Hal iniberdampakpadapemberontakan,perpindahankeraton,pengungsian,hinggaperpecahankeraton.PerselisihanantarsaudarayakniPangeranMangkubumidanRadenMasSaiddenganPakubuwanaIIbahkanberlanjutpadamasaPakubuwonoIII.Ontran-ontraninidirasaBelandadapatmengganggueksistensikekuasaan,sehinggamerekadipaksaBelandauntukmenandatanganiGiyanti(1755)danperjanjianSalatiga (1757) sebagaiupayapendamaianperselisihanantarsaudara (Joebagio,2017,pp.2-3). Takberhentidisitu,erapenjajahanInggrispadatahun1813jugamenerapkanhalserupa.InggrismembelahdaerahYogyakartamenjadidua,yaknisebagianwilayahKesultananYogyakartakepadaPangeranNatakusumayangberikutnyabergelarPakuAlamI.Perpecahandanontran-ontranyangterjadisebelumnyamemudarkankewibawaanpolitikdanekonomikerajaanJawa. Menyikapihalitu,rajaJawayangberkuasadizamannyaberusahamelawanrepresipolitikkolonial.DiSurakarta,sultanyangberkuasamemanfaatkanIslamsebagaikekuatanpolitik.Merekamendirikan lembagapendidikan Islam,melibatkanparaulamadalamkerja-kerjabirokrasi, sertagerakan politik simbolis yang dilakukan pada tahun-tahun setelah Paku Buwana III mangkat.Dalampercaturanpolitik itulahHermanumenganggapbahwaPB IV,PBVI,PB IX,danPBXmenggunakanIslamsebagaipenggerakgerakanpolitik.Namundisampingitu,PBIII,PBVII,danPBVIII dianggap lebihdekat denganpenguasakolonial dan cenderungmemilihpolitik sekuler

Page 13: Syekh Wali Lanang sebagai Pitāmaha Raja-Raja Jawa Menurut

Taufiq Hakim - Syekh Wali Lanang sebagai Pitāmaha 154

(Joebagio,2017,p.6). Pernyataan terakhir tersebut agaknya perlu dicermati kembali dengan adanya gerakanpolitiksimbolis,yangolehHermanudiungkapkandenganadanyapembangunanpesantrenmaupunpendidikan Islam untuk menjaring massa, legitimasi politik, religius, maupun sebagai wadahkonsolidasi politik dan sosial-budaya. Pada era sebelumnya, atau sebelum masa pemerintahanPakuBuwanaIVmaupunnama-namarajayangdisebutHermanulebihdekatdenganpemerintahankolonialdansekuler,kiranyaperlumempertimbangkanaspekpolitiksimbolis laindalambentukpenciptaanmaupunpenggubahankarya sastra yangmemuatunsur-unsur Islam.Karya-karya inidapatkitatemuihinggaeraRanggawarsitadanMangkunegaraIV. Kendati kerajaandi bawah represi politik kolonial, aktivitas istanakemudiandipusatkanpadarevitalisasinilaiberupapengembanganduniarohanidankebudayaanspiritualyangdituangkandalamaktivitaskepujanggaanistana.Usahainimerupakansatu-satunyajalanuntukmempertahankanwibawaistanasebagaipusatkebudayaanJawa.KebangkitanrohanidankesusastraanJawabaruinitepatnyabermulasejaktahun1757M,ketikapusatKerajaanMataramdipindahkandariKartasurakeSurakarta,danberlangsungselamakuranglebih125tahun.HaltersebutditandaidenganwafatnyaRanggawarsitapada1773M,atau lebih tepatnyaberakhirpada tahun1881MdenganwafatnyapenyairkenamaanAryoMangkunegaraIV.Dalamterbitankitab-kitabJawaBarupadaperiodeini,tampakdenganjelaspengaruhkitab-kitabdantasawufyangtingginilainya,sepertiIhya’ Ulumuddin, Insan Kamil,danlainnya(Simuh,2016,pp.181-183). Dalam konteksBG, usaha Paku Buwana III dalammemprakarsai Babad ini barangkalibisadimengertisebagaigerakanpolitiksimbolisnyayangkalaitukekuasaannyaberadadibawahkendali pemerintahan kolonial. Dengan mendudukkan Syekh Wali Lanang sebagai pitāmaha yangmenurunkan raja raja Jawa, dapat pula dimengerti bahwaPakuBuwana IIImengukuhkandirinyasebagaiketurunanNabiMuhammadSAW.Darisiniiainginmembangunlegitimisilewatpembangunankepercayaanpadadimensirohanidankebudayaanspiritual,bahwadirinyamerupakanpimpinankerajaanyangmemilikigarisketurunandariseorangNabi,yaknidariSyekhWaliLanangyangmerupakanketurunanNabike-21.Daripitāmaha inipulasangrajainginmeneguhkandirinyasebagai penguasa dinasti yang tunggal, dan secara tidak langsungmenunjukkan bahwa dirinyareligius. Sementara itu, penggubahan naskah BG yang menjadi bahan penelitian ini dilakukanpada tahun 1845M, atau dalammasa kepemimpinanPakuBuwanaVII (1830-1858).Hermanumemberikan kesimpulan bahwa setelah perang Jawa yang terjadi pada tahun 1825-1830 MkemandekanpendidikanIslamdiSurakartaterjadipadamasapemerintahanPBVIIhinggaPBVIII.Artinya,jikamelihatriwayatKeratonSurakarta,makanaskahBGmerupakansalahsatubuktibahwaPBIIIdanPBVIIjugamengadakangerakanpolitiksimbolikdenganmenampilkanpitāmahaSyekhWaliLanang(yangmerupakanketurunanNabiMuhammadSAWke-21),sertaunsur-unsurdidakti-moralistikdantasawufIslam,termasukajaranMartabatTujuhyangterdapatdidalamnya.AdapuninformasiyangmenjelaskanwaktupenggubahanBGtermaktubdalamPupuhDhandanggulaIBait1.

Kesimpulan BerdasarkanuraiandiatasdapatdiketahuibahwakedudukanSyekhWaliLanangsebagaipitāmaha merupakan sebuah usaha untuk membangun legitimasi kedudukan Paku Buwono IIIsebagairajaSurakartayangpertama.SebagaipemrakarsanaskahBG,secaratersiratmengukuhkandirisebagaipenguasatunggaldenganmenyambungkansilsilahleluhurnyapadaSyekhWaliLanang.Setelahditelusurilebihjauh,SyekhWaliLanangadalahketurunanke-21NabiMuhammadSAW.

Page 14: Syekh Wali Lanang sebagai Pitāmaha Raja-Raja Jawa Menurut

SHAHIH - Vol 2, Nomor 2, Juli - Desember 2017155

Menjelang perjanjianGiyanti pada tahun 1755, huru-hara terjadi di lingkunganKeratonMataram.Selanjutnyaperistiwainimemudarkanlegitimasikerajaanbaiksecaraekonomimaupunpolitik.KetikaSurakartaberdiri,saatitulahupayamembangkitkanduniarohanidankebudayaanspiritual digencarkan oleh raja yang berkuasamelalui aktivitas kesusastraan, meskipun kondisipemerintahankerajaanberadadalamrepresipolitikkolonial. BegitujugadieraPakuBuwanaVII,ataueranaskahBG disalin.KeduaerainidapatmemberikitainformasiuntukmemahamikedudukanSyekhWaliLanangsebagaipitāmahadalamBG,danfungsiBG itu sendiri. Selama itu pula represi politik kolonialmasih terjadi.Kerajaanberupayauntuk menghimpun gerakan politik melalui Islam. Dalam hal ini, penyalinan BG di era PakuBuwanaVIImerupakangerakanpolitiksimbolismelaluikaryasastrayangmemuatunsur-unsurIslam.KedudukanSyekhWaliLanang sebagaipitāmaha secara simbolik jugadapat dimengertisebagaibentuklegitimasirajayangberkuasakalaitu.

Page 15: Syekh Wali Lanang sebagai Pitāmaha Raja-Raja Jawa Menurut

Taufiq Hakim - Syekh Wali Lanang sebagai Pitāmaha 156

ReferensiBerg,C.C.(1957).Keraton-Bouw in de Wildernis.Indonesie10.P.506-532.Binford,L.R.(1972).An Archeological Perspective.NewYorkandLondon:SeminarPress.Carey,P.(2017).Sisi Lain Diponegoro.Jakarta:KGP.Carol,E.R.,&Melvin,E.(1986).Perkenalan dengan Antropologi dalam Pokok-Pokok Antropologi Budaya.(T.O.Ihromi,Ed.).Jakarta:Gramedia.Fasih,U.(2015).Syekh Maulana Ishaq dan Islamisasi Desa Kemantren Paciran Lamongan 1443- 1485, Studi tentang Dakwah dan Warisan Ajarannya.UniversitasIslamNegeriSunan AmpelSurabaya.Hakim,M.T.(2017).Babad Gĕdhongan, Kisah Dyah Rasa Wulan dan Syekh Wali Lanang di Jawa.UniversitasGadjahMada.Joebagio,H.(2017).Islam dan Kebangsaan di Keraton Surakarta, dari Paku Buwana IV hingga Paku Buwana X.Kartasura:DiomediadanCHERS.MacDonell,A.A.(1979).A Practical Sanskrit-English Dictionary.London:OxfordUniversity Press.Padmosoekotjo,S.tth.(n.d.).Kasusastran Djawa I.Jogjakarta:HienHooSing.PanitiaPenelitiandanPemugaranMakamSunanGiri.(1975).Sejarah dan Dakwah Islamiyah Sunan Giri.Gresik:LembagaResearchIslamPesantrenLuhurIslamSunanGiriMalang.Poerwadarminta,W.J..(1939).Baoesastra Djawa.Batavia:J.B.WoltersUitgeversMaatschappij n.v.Purwanto,B.(2001).HistorisismeBarudanKesadaranDekonstruktif:KajianKritisTerhadap HistoriografiIndonesiasentris.Humaniora,XIII(1),29–44.Ras,J.J.(1986).The Babad of Tanah Jawi and its Reliability: Questions of Content, Structure and Function dalam Culturural Contact and Textual Interpretation.DordrechtForis Publications.Remmelink,W.G.J.(1983).Babak Pertama Pemerintahan Pakubuwana II 1725-1733 Menurut Sumber Babad dan Sumber VOC.Yogyakarta:DepartemenP&KProyekJavanologi.Ricklefs,M.C.(1974).Jogjakarta under Sultan Mangkubumi 1749-1792.London:Oxford UniversityPress.Simuh.(2016).Sufisme Jawa: Transformasi Tasawuf Islam ke Mistik Jawa.Yogyakarta:Narasi.Sutrisno,B.H.(2007).Sejarah Walisongo: Misi Pengislaman Jawa.Yogyakarta:GrahaPustaka.Watkins.(1981).Language,culture,orhistory?InPapers from the Parasession on Language and Behavior, eds. Carrie S. Masek et. al.Chicago:ChicagoLinguisticSociety.Watkins,C.(1990).WhatisPhilology?Comparative Literature,27(1),21–25.White,H.(1972).TheHistoricalTextasLiteraryArtifact.InR.Cohen(Ed.),New Direction in Literary History.London:Routledge&KeganPaul.Widyaseputra,M.J.(2013).Hasya-Bhakti:SemarsebagaiVidusakadanArjunasebagai DurgabhaktadalamViracaritaMahabharataYogyakarta.InProsiding Seminar Antarabangsa ke-2 Arkeologi, Sejarah dan Budaya di Alam Melayu.Bangi:Universiti KebangsaanMalaysia.Widyaseputra,M.J.(2017).Handayaningrat, Pitāmaha Trah Pengging-Pajang menurut Serat Kandhaning Ringgit Purwa.Boyolali.

NaskahBabad Gĕdhongan