SUMBER, STRUKTUR, DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN … fileM. Maulana dan Supriyati 474 mencapai 65 persen...

21
Sumber, Struktur, dan Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Petani Padi : Analisis Data Patanas 2010 473 SUMBER, STRUKTUR, DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI PADI : ANALISIS DATA PATANAS 2010 Source, Srtucture, and Distribution of Rice Farmers’ Households Income: 2010 Patanas Data Analysis M. Maulana dan Supriyati Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Jl. A. Yani No. 70 Bogor 16161 ABSTRACT Among food crops grown in rural areas, rice is the principal crop among farmers, which imply that all effort that is undertaken to raise rice farmers’ income would lead to the improvement in farmers’ welfare in general. This study aims to investigate deeper and discuss about sources, structure and distribution of the income of these rice farmers. The analysis indicates that agricultural sector contributes obout 50 percent to total household income of farmer and the remaining income is derived from non-farm activities. The structure of household income is dominated by revenues from the production activities over the wetland that contributes about 42.15 percent, followed by non-agricultural laborers and trading. Meanwhile, the farmer's income distribution is more unequal. To correct this unequality job opportunities outside the agricultural sector have to be magnified. Key words : agriculture, income, paddy farmers ABSTRAK Jumlah rumah tangga petani padi adalah paling dominan diantara komoditas pangan lain sehingga segala usaha untuk meningkatkan pendapatan petani padi berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan petani secara keseluruhan. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis dan membahas sumber, struktur, dan distribusi pendapatan petani padi berdasarkan hasil survei penelitian Patanas 2010. Hasil analisis menunjukkan bahwa kontribusi pendapatan dari sektor pertanian terhadap total pendapatan rumah tangga mencapai 50,31 persen, sementara nonpertanian 49,69 persen. Struktur pendapatan rumah tangga didominasi oleh pendapatan dari lahan sawah yang kontribusinya mencapai 42,15 persen, diikuti buruh nonpertanian, dan usaha dagang. Sementara distribusi pendapatan petani semakin timpang. Perlu memperbesar kesempatan kerja di sektor luar pertanian. Kata kunci : pertanian, pendapatan, petani padi PENDAHULUAN Latar Belakang Komoditas padi atau beras secara nasional merupakan komoditas strategis. Jumlah rumah tangga petani padi adalah paling dominan diantara komoditas pangan lain, yang secara keseluruhan jumlah rumah tangga petani padi

Transcript of SUMBER, STRUKTUR, DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN … fileM. Maulana dan Supriyati 474 mencapai 65 persen...

Page 1: SUMBER, STRUKTUR, DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN … fileM. Maulana dan Supriyati 474 mencapai 65 persen dari total rumah tangga usaha tani (BPS, 2009), sehingga program dan kebijakan pembangunan

Sumber, Struktur, dan Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Petani Padi :Analisis Data Patanas 2010

473

SUMBER, STRUKTUR, DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN RUMAHTANGGA PETANI PADI : ANALISIS DATA PATANAS 2010

Source, Srtucture, and Distribution of Rice Farmers’ HouseholdsIncome: 2010 Patanas Data Analysis

M. Maulana dan Supriyati

Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan PertanianJl. A. Yani No. 70 Bogor 16161

ABSTRACT

Among food crops grown in rural areas, rice is the principal crop among farmers,which imply that all effort that is undertaken to raise rice farmers’ income would lead to theimprovement in farmers’ welfare in general. This study aims to investigate deeper anddiscuss about sources, structure and distribution of the income of these rice farmers. Theanalysis indicates that agricultural sector contributes obout 50 percent to total householdincome of farmer and the remaining income is derived from non-farm activities. The structureof household income is dominated by revenues from the production activities over thewetland that contributes about 42.15 percent, followed by non-agricultural laborers andtrading. Meanwhile, the farmer's income distribution is more unequal. To correct thisunequality job opportunities outside the agricultural sector have to be magnified.

Key words : agriculture, income, paddy farmers

ABSTRAK

Jumlah rumah tangga petani padi adalah paling dominan diantara komoditaspangan lain sehingga segala usaha untuk meningkatkan pendapatan petani padiberdampak terhadap peningkatan kesejahteraan petani secara keseluruhan. Kajian inibertujuan untuk menganalisis dan membahas sumber, struktur, dan distribusi pendapatanpetani padi berdasarkan hasil survei penelitian Patanas 2010. Hasil analisis menunjukkanbahwa kontribusi pendapatan dari sektor pertanian terhadap total pendapatan rumah tanggamencapai 50,31 persen, sementara nonpertanian 49,69 persen. Struktur pendapatan rumahtangga didominasi oleh pendapatan dari lahan sawah yang kontribusinya mencapai 42,15persen, diikuti buruh nonpertanian, dan usaha dagang. Sementara distribusi pendapatanpetani semakin timpang. Perlu memperbesar kesempatan kerja di sektor luar pertanian.

Kata kunci : pertanian, pendapatan, petani padi

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Komoditas padi atau beras secara nasional merupakan komoditasstrategis. Jumlah rumah tangga petani padi adalah paling dominan diantarakomoditas pangan lain, yang secara keseluruhan jumlah rumah tangga petani padi

Page 2: SUMBER, STRUKTUR, DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN … fileM. Maulana dan Supriyati 474 mencapai 65 persen dari total rumah tangga usaha tani (BPS, 2009), sehingga program dan kebijakan pembangunan

M. Maulana dan Supriyati

474

mencapai 65 persen dari total rumah tangga usaha tani (BPS, 2009), sehinggaprogram dan kebijakan pembangunan pertanian dan perdesaan yang ditujukanuntuk peningkatan kesejahteraan petani padi juga berdampak terhadap rumahtangga perdesaan secara umum.

Meski pemerintah telah melakukan berbagai program dan kebijakan untukmeningkatkan produksi padi dan pendapatan masyarakat secara umum, namunmasalah ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat tani dan masyarakatperdesaan sampai saat ini masih tetap menjadi permasalahan strategis.

Semakin berkembangnya sektor pertanian, diharapkan terjadi peningkatanpendapatan masyarakat, desa terutama petani padi. Pendapatan merupakan salahsatu indikator ekonomi, dengan kata lain arah dari pembangunan ekonomi adalahmengusahakan agar pendapatan masyarakat semakin meningkat, dengan diikutimembaiknya distribusi pendapatan petani padi.

Pada dasarnya, ketimpangan dalam distribusi pendapatan mencerminkanketimpangan dalam distribusi pemilikan harta (aset). Dalam ketimpangan hartaatau lebih umum disebut sebagai ketimpangan pemilikan sumber daya, akanmenyebabkan ketimpangan dalam pemilikan distribusi pendapatan antara petanipadi.

Tidak dapat dipungkiri bahwa pertanian di Indonesia pada umumnyadicirikan dengan banyaknya jumlah petani kecil. Ciri umum petani kecil tersebutadalah kepemilikan lahan tanah sempit dan sumber pendapatan mereka umumnyatidak hanya berasal dari sektor pertanian. Untuk menambah penghasilan,diperlukan pekerjaan sampingan walaupun program peningkatan produksipertanian pangan cukup berhasil. Namun, manfaat dari program tersebut secaranasional ternyata belum dapat dinikmati oleh sebagian besar petani khususnyapetani kecil. Karena pendapatan merupakan salah satu indikator ekonomi, dengankata lain arah dari pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agarpendapatan masyarakat meningkat dan diikuti dengan membaiknya distribusipendapatan.

Tujuan kajian ini adalah untuk menganalisis dan membahas sumber,struktur, dan distribusi pendapatan petani padi berdasarkan hasil survei penelitianPatanas 2010 yang dilakukan oleh Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanianuntuk memahami hasil pembangunan yang telah dicapai dan memahamipermasalahan yang dihadapi. Hasil kajian ini dapat dimanfaatkan sebagai umpanbalik bagi penyempurnaan kebijakan dan pelaksanaan pembangunan perdesaanlebih lanjut.

METODE PENELITIAN

Kerangka Pemikiran

Analisis pendapatan rumah tangga ditujukan untuk memahami besarnyatingkat pendapatan rumah tangga, distribusi pendapatan rumah tangga dan

Page 3: SUMBER, STRUKTUR, DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN … fileM. Maulana dan Supriyati 474 mencapai 65 persen dari total rumah tangga usaha tani (BPS, 2009), sehingga program dan kebijakan pembangunan

Sumber, Struktur, dan Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Petani Padi :Analisis Data Patanas 2010

475

struktur pendapatan rumah tangga. Peningkatan pendapatan rumah tangga antar-waktu dapat digunakan sebagai indikator meningkatnya daya beli rumah tanggauntuk memenuhi kebutuhannya. Distribusi pendapatan rumah tangga yang diukurdengan Indeks Gini dapat digunakan sebagai indikator ketimpangan pendapatanrumah tangga sebagai akibat ketidakmerataan aksesibilitas rumah tanggaterhadap sumber daya ekonomi. Sedangkan struktur pendapatan rumah tanggadapat digunakan untuk melihat seberapa besar lapangan kerja dan usahapertanian mampu berkontribusi terhadap pendapatan rumah tangga.

Tingkat pendapatan rumah tangga dalam penelitian ini dibagi atas duakelompok besar, yaitu: (a) pendapatan rumah tangga yang berbasis lahanpertanian dan (b) pendapatan rumah tangga yang tidak berbasis lahan pertanian.Pengelompokan ini digunakan untuk memahami sejauh mana tekanan terhadaplahan pertanian sebagai sumber pendapatan rumah tangga perdesaan.

Pendapatan berbasis lahan dapat dirinci atas: (1) nilai produksi berbagaikomoditas pertanian yang dihasilkan petani dan (2) pendapatan yang diperolehdari kegiatan berburuh tani. Sedangkan pendapatan yang tidak berbasis lahandapat dirinci atas: (1) pendapatan tetap sebagai pegawai, (2) pendapatan darikegiatan berburuh nonpertanian, (3) pendapatan dari usaha industri rumah tangga,(4) pendapatan dari usaha perdagangan, (5) pendapatan dari transfer/kirimanuang, dan (6) pendapatan dari mencari di alam bebas (menggali pasir, mencarikayu, dan sebagainya) .

Metode Analisis

Salah satu variabel penting dalam profil rumah tangga perdesaan adalahapakah pendapatan masyarakat perdesaan terdistribusi secara merata atausebaliknya terjadi ketimpangan pendapatan antarrumah tangga tersebut. Untukmengetahui distribusi pendapatan rumah tangga, digunakan suatu indeks sebagaiukuran ketimpangan, yaitu Indeks Gini yang diformulasikan sebagai berikut(Glewwe, 1986; Adams etal.,1995).

G (y) = ))(,(2

ii ypyCovy

........................................................................ (1)

Dimana: G (y) = Koefisien gini total pendapatan rumah tangga

y Rata-rata pendapatan rumah tangga

iy = Total pendapatan rumah tangga ke i

)( iyp Urutan pendapatan petani, yaitu p = 1 untuk urutan rumahtangga berpendapatan terendah dan p = n untuk urutan rumahtangga berpendapatan tertinggi, dan

n = Jumlah populasi rumah tangga yang dianalisis.

Page 4: SUMBER, STRUKTUR, DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN … fileM. Maulana dan Supriyati 474 mencapai 65 persen dari total rumah tangga usaha tani (BPS, 2009), sehingga program dan kebijakan pembangunan

M. Maulana dan Supriyati

476

Nilai G berada pada selang 0 dan 1. Distribusi termasuk kategori timpangapabila nilai G > 0.5; kategori sedang bila 0.4 <G < 0.5 dan kategori ketimpanganringan apabila G < 0.4.

Distribusi pendapatan rumah tangga atau ketimpangan pendapatan antar-rumah tangga juga dapat didekati melalui konsep World Bank, yaitu 40 persenpopulasi dengan pendapatan terbawah memiliki pangsa kurang dari 12 persentotal pendapatan, dikatakan ketimpangan berat, antara 12-17 persen sedang danlebih dari 12 persen dikatakan ketimpangan ringan.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data primer, yang diperolehdari hasil penelitian Panel Petani Nasional (Patanas) yang dilakukan oleh timpeneliti Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian pada tahun 2010.Penelitian Patanas (Panel Petani Nasional) telah dilakukan sejak lama oleh PusatSosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian dan merupakan kajian yang bersifatpanel, dirancang untuk memantau dan memahami berbagai perubahan jangkapanjang profil rumah tangga di daerah perdesaan. Kajian Patanas menghasilkandata panel mikro, gabungan data time series dan cross section. Penelitian Patanaspada tahun 2010 dilakukan di lima provinsi sentra produksi padi, yaitu: Jawa Barat,Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan yang,mencakup 14 kabupaten. Pada tiap-tiap kabupaten, dipilih satu desa contoh, dandari tiap-tiap desa contoh dipilih 40 responden yang terdiri dari 25 respondenbekerja sebagai petani dan 15 responden non bertani.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sumber dan Struktur Pendapatan Petani

Secara agregat (desa contoh di Jawa dan luar Jawa), kontribusipendapatan dari sektor pertanian dan nonpertanian terhadap total pendapatanrumah tangga relatif sama (50,31 vs 49,69%). Namun, apabila dicermati lebihdalam untuk wilayah Jawa dan luar Jawa, menunjukkan gambaran yang berbeda(Tabel 1). Di Jawa, kontribusi sektor pertanian sedikit lebih tinggi dibandingkansektor nonpertanian, sementara di luar Jawa kontribusi sektor nonpertanian lebihtinggi. Tingginya kontribusi pendapatan nonpertanian di luar Jawa disebabkantingginya peranan sektor pertanian terhadap total pendapatan, utamanya diSulawesi Selatan. Kontribusi sektor pertanian terhadap pendapatan rumah tanggamenurut provinsi berkisar antara 38-62 persen, tertinggi di Jawa Barat danterendah di Sulawesi Selatan. Provinsi Jawa Barat merupakan satu-satunyaprovinsi contoh yang sektor pertaniannya masih merupakan sumber pendapatanutama rumah tangga. Hal ini terlihat dari kontribusi sektor pertanian di desa contohdi atas 50 persen.

Page 5: SUMBER, STRUKTUR, DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN … fileM. Maulana dan Supriyati 474 mencapai 65 persen dari total rumah tangga usaha tani (BPS, 2009), sehingga program dan kebijakan pembangunan

Sumber, Struktur, dan Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Petani Padi :Analisis Data Patanas 2010

477

Kontribusi sektor pertanian menurut kabupaten contoh sangat beragam,bervariasi dari 19-72 persen, terendah di Kabupaten Cilacap dan tertinggi diKabupaten Karawang. Di desa contoh di Jawa Barat, kontribusi sektor pertanianterhadap pendapatan rumah tangga masih dominan. Hal ini menunjukkan bahwasektor pertanian masih merupakan sumber utama pendapatan rumah tangga.Fenomena di desa contoh Jawa Tengah, berbeda dengan desa contoh di JawaBarat. Secara umum, di Jawa Tengah kontribusi pendapatan sektor pertanianlebih kecil (19-48%) dibandingkan dengan sektor nonpertanian (51-81%). Di JawaTimur, di dua kabupaten contoh (Jember dan Lamongan) kontribusi sektorpertanian relatif tinggi (63-66%), sementara di Kabupaten Banyuwangi terjadi halyang sebaliknya (peranan sektor nonpertanian lebih tinggi dibandingkan sektorpertanian). Di Sumatera Utara, fenomena di dua kabupaten contoh berbeda. DiKabupaten Asahan, Sumatera Utara, peranan sektor pertanian relatif tinggi,sementara di Kabupaten Serdang Bedagai peranan sektor nonpertanian lebihdominan. Sementara itu, fenomena di kabupaten contoh di Sulawesi Selatanmenunjukkan bahwa peranan sektor pertanian relatif kecil dibandingkan dengansektor nonpertanian.

Tabel 1.Kontribusi Pendapatan Rumah Tangga dari Sektor Pertanian dan Nonpertanian diDesa Patanas, 2010

Provinsi/ Kabupaten DesaSumber Pendapatan (%) Nilai Total

Pendapatan(Rp. 000/tahun)Pertanian Non-

pertanianJawa Barat 62,05 37,95 32.6641. Indramayu Tugu 55,57 44,43 34.3842. Subang Simpar 61,97 38,03 42.4993. Karawang Sindangsari 72,77 27,23 21.108Jawa Tengah 40,07 59,93 26.1531. Cilacap Padangsari 18,97 81,03 19.8212. Klaten Demangan 37,45 62,55 20.1933. Sragen Mojorejo 46,46 53,54 36.0984. Pati Tambahmulyo 48,50 51,50 28.501Jawa Timur 57,63 42,37 27.7431. Jember Padomasan 66,05 33,95 31.5782. Banyuwangi Kaligondo 37,92 62,08 21.7093. Lamongan Sungegeneng 63,05 36,95 29.941Jawa 52,72 47,28 28.583Sumut 52,04 47,96 29.0231. Asahan Kwala Gunung 63,34 36,66 24.8592. Serdang Bedagai Lidah Tanah 43,58 56,42 33.186Sulsel 38,32 61,68 32.9571. Sidrap Carawali 37,84 62,16 40.7452. Luwu Salu Jambu 39,09 60,91 25.170Luar Jawa 44,75 55,25 30.990Jawa+Luar Jawa 50,31 49,69 29.271

Page 6: SUMBER, STRUKTUR, DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN … fileM. Maulana dan Supriyati 474 mencapai 65 persen dari total rumah tangga usaha tani (BPS, 2009), sehingga program dan kebijakan pembangunan

M. Maulana dan Supriyati

478

Total pendapatan rumah tangga per tahun di Jawa relatif lebih rendahdibandingkan dengan luar Jawa (Rp 28,5 vs Rp 30,9 juta). Sementara itu,pendapatan rumah tangga antarprovinsi berkisar antar Rp 26 - Rp 32,9 juta,terendah di Jawa Tengah dan tertinggi di Sulawesi Selatan. Total pendapatanrumah tangga antarkabupaten contoh sangat bervariasi, yaitu berkisar antara Rp19,8 – Rp 42,5 juta, terrendah di Kabupaten Cilacap, dan tertinggi di KabupatenSubang. Hal ini menunjukkan bahwa di desa contoh di Jawa variasi pendapatanyang relatif besar (dari Rp 19,8-Rp 42,5 juta), sementara di luar Jawa variasipendapatan rumah tangga lebih kecil (Rp 24,8-Rp 40,7 juta).

Dengan mengacu pada sumber pendapatan rumah tangga, maka strukturpendapatan rumah tangga di wilayah penelitian ditampilkan pada Tabel 2. Strukturpendapatan rumah tangga menggambarkan tentang kontribusi dari setiap kegiatanusaha terhadap total pendapatan rumah tangga di setiap wilayah perdesaan.Secara agregat (Jawa dan luar Jawa), struktur pendapatan rumah tanggadidominasi oleh pendapatan dari lahan sawah yang kontribusinya mencapai 42,15persen, buruh nonpertanian (22%) dan usaha dagang (11%). Tingginya kontribusipendapatan dari lahan sawah hal ini logis oleh karena penelitian dilakukan diwilayah berbasis lahan sawah dengan komoditas dominan padi. Pada wilayahtersebut terlihat bahwa diversifikasi pendapatan sektor pertanian relatif kecil,terlihat dari rendahnya kontribusi pendapatan dari usaha nonsawah maupun darikegiatan buruh tani. Sementara itu, pada sektor nonpertanian, pendapatan rumahtangga sebagian besar bersumber dari kegiatan buruh nonpertanian, usahadagang, dan lainnya.

Tabel 2. Struktur Pendapatan RT Menurut Sumber Pendapatan di Desa Patanas MenurutWilayah 2010 (%)

Sumber Pendapatan Jabar Jateng Jatim Jawa Sumut Sulsel LuarJawa

Jawa+LuarJawa

A. Pertanian 62,05 40,08 57,62 52,72 52,04 38,33 44,75 50,321. Usaha Pertanian

a. Lahan Sawah 57,64 28,56 49,38 44,59 40,35 33,12 36,50 42,15b. Lahan Tegal 0,23 0,79 - 0,37 0,64 0,99 0,83 0,51c. Lahan Kebun 0,60 0,46 - 0,38 - 0,39 0,21 0,32c. Lahan Pekarangan - 0,12 - 0,04 - - - 0,03d. Tambak dan kolam 0,26 0,38 0,32 0,32 4,74 2,39 3,49 1,28e. Ternak 1,00 5,26 2,11 2,88 0,71 0,27 0,48 2,16

2. Buruh Pertanian 2,32 4,51 5,81 4,14 5,60 1,17 3,24 3,87B. Nonpertanian 37,94 59,91 42,39 47,27 47,95 61,69 55,25 49,701. Usaha Industri 0,31 4,99 0,23 2,00 0,25 - 0,12 1,432. Pengusaha dan Pekerja Bangunan - 0,14 0,09 0,08 0,20 - 0,10 0,083. Pengusaha dan Pekerja Angkutan 0,36 0,37 - 0,26 0,21 0,59 0,41 0,314. Pedagang/Pekerja Penjualan 12,93 15,71 6,39 12,04 9,31 8,05 8,64 11,015. Pekerja Jasa lainnya 3,52 0,35 1,84 1,87 1,43 0,78 1,08 1,636. Profesional/ Tatalaksana - - 2,34 0,68 1,03 - 0,48 0,627. Kiriman 0,01 1,79 2,65 1,43 0,90 - 0,42 1,138. TKI/TKW 1,65 4,47 - 2,20 - - - 1,539. Buruh Nonpertanian 13,04 24,76 20,40 19,47 18,37 36,68 28,11 22,0910. Lainnya 6,12 7,33 8,45 7,24 16,25 15,59 15,89 9,87Total Pendapatan (Rp 000) 32.664 26.153 27.743 28.583 29.023 32.957 30.990 29.271

Sumber: Data primer Patanas 2010 (diolah).

Page 7: SUMBER, STRUKTUR, DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN … fileM. Maulana dan Supriyati 474 mencapai 65 persen dari total rumah tangga usaha tani (BPS, 2009), sehingga program dan kebijakan pembangunan

Sumber, Struktur, dan Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Petani Padi :Analisis Data Patanas 2010

479

Secara rataan pada wilayah Jawa dan luar Jawa, struktur pendapatanrumah tangga sedikit berbeda. Di desa contoh Jawa, pendapatan rumah tanggadidominasi oleh pendapatan dari lahan sawah, buruh nonpertanian dan usahadagang. Sementara di desa contoh luar Jawa, pendapatan rumah tanggadidominasi oleh pendapatan dari lahan sawah, buruh nonpertanian dan lainnya.Pada sektor pertanian, peranan lahan nonsawah relatif kecil. Di Jawa, sumberpendapatan rumah tangga adalah dari sawah jual dan kegiatan buruh tani danusaha ternak, sementara di luar Jawa umumnya sumber pendapatan adalah dariusaha tambak dan kolam dan kegiatan berburuh tani. Kontribusi pendapatan dariusaha ternak masih relatif kecil di Jawa, yaitu sebesar 2,88 persen sementara diluar Jawa hanya 0,48 persen. Kontribusi pendapatan dari kegiatan berburuh tanirelatif kecil yaitu 4,14 persen di Jawa dan 3,24 persen di luar Jawa. Hal inidisebabkan karena karena pada usaha tani padi sudah berkembang mekanisasipertanian, terutama dalam pengolahan tanah dan berkembangnya herbisida.Disamping itu, kesempatan kerja sektor pertanian kurang menarik, terutama bagitenaga kerja muda.

Pada sektor nonpertanian, baik di Jawa maupun luar Jawa, pendapatanrumah tangga sebagian besar bersumber dari kegiatan buruh nonpertanian, usahadagang dan lainnya. Di Jawa, usaha dagang menduduki peringkat kedua danlainnya peringkat ketiga, sementara di luar Jawa terjadi hal yang sebaliknya.Berkembangnya buruh nonpertanian dan pekerja penjualan mengindikasikanbahwa kegiatan yang berkembang di wilayah penelitian adalah kegiatan yang tidakmemerlukan modal. Hal ini mendukung bahwa tidak berkembang sektornonpertanian di perdesaan salah satunya adalah karena keterbatasan modal.Kontribusi pendapatan berburuh nonpertanian di Jawa 19,47 persen dan di luarJawa jauh tinggi lagi (28%).

Struktur pendapatan rumah tangga selain berbeda antarwilayah, jugaberbeda antarprovinsi. Di Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Utaraperanan sektor pertanian masih dominan dengan kontribusi masing-masingberturut-turut sebesar 62,05; 57,62; dan 52,04 persen, hal yang sebaliknya terjadidi Provinsi Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan. Tingginya kontribusi pendapatansektor nonpertanian di kedua provinsi tersebut antara lain disebabkan karenatingginya pendapatan dari kegiatan buruh nonpertanian. Seperti halnya gambaranantarwilayah, pendapatan sektor pertanian di semua provinsi masih didominasioleh pendapatan dari usaha pertanian di lahan sawah. Kontribusi pendapatan darikegiatan berburuh tani yang relatif besar (sekitar 5% dari total pendapatan) terjadidi Provinsi Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Jawa Tengah. Nampaknya usahaternak belum berkembang di provinsi contoh, kecuali di Jawa Tengah, yang hanyamemberikan kontribusi sebesar 5,2 persen terhadap total pendapatan rumahtangga. Pada sektor nonpertanian, pendapatan rumah tangga sebagian besarbersumber dari kegiatan buruh nonpertanian, usaha dagang, dan lainnya.Kontribusi pendapatan dari kegiatan buruh nonpertanian yang relatif besar hampirterjadi di semua provinsi kecuali di Provinsi Jawa Tengah.

Page 8: SUMBER, STRUKTUR, DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN … fileM. Maulana dan Supriyati 474 mencapai 65 persen dari total rumah tangga usaha tani (BPS, 2009), sehingga program dan kebijakan pembangunan

M. Maulana dan Supriyati

480

Page 9: SUMBER, STRUKTUR, DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN … fileM. Maulana dan Supriyati 474 mencapai 65 persen dari total rumah tangga usaha tani (BPS, 2009), sehingga program dan kebijakan pembangunan

Sumber, Struktur, dan Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Petani Padi :Analisis Data Patanas 2010

481

Struktur pendapatan rumah tangga antarkabupaten contoh jugamenunjukkan variasi yang cukup besar (Tabel 3). Dari desa/kabupaten contohterlihat bahwa dominasi peranan sektor pertanian sebagai sumber pendapatanrumah tangga semakin tergeser. Hal ini terlihat dari kontribusi pendapatan sektorpertanian yang bervariasi dari 19-72 persen. Dominasi pendapatan sektorpertanian terhadap total pendapatan terdapat di enam kabupaten contohKabupaten Karawang, Jember, Asahan, Lamongan, Subang, dan Indramayu), dansebaliknya di delapan kabupaten contoh lainnya. Pendapatan rumah tangga sektorpertanian didominasi pendapatan usaha tani lahan sawah, sementara perananusaha lain dan kegiatan berburuh tani relatif kecil. Kecuali di Kabupaten Jemberdan Asahan, kegiatan berburuh tani memberikan kontribusi pendapatan yangrelatif besar (>10%), dan di Kabupaten Sragen usaha ternak memberikankontribusi pendapatan yang relatif besar (11,7%).

Pendapatan sektor nonpertanian di kabupaten contoh secara umumdidominasi oleh pendapatan dari berburuh nonpertanian, perdagangan, danlainnya. Kontribusi pendapatan dari berburuh nonpertanian berkisar antara 6-51persen, terendah di Kabupaten Jember dan tertinggi di kabupaten Luwu.Kabupaten-kabupaten dengan kontribusi pendapatan dari berburuh nonpertanianyang relatif besar (> 35%) adalah Kabupaten Luwu, Cilacap, dan Banyuwangi,yang peranannya sedang (15-35%) adalah Kabupaten Sidrap, Asahan,Lamongan, Pati, Sragen, dan Klaten, sementara kabupaten contoh lainnyakontribusinya relatif rendah (< 15%). Usaha perdagangan dan pekerja di bidangperdagangan berkembang di semua kabupaten contoh dengan memberikankontribusi berkisar antara 2,74-22,41 persen. Kontribusi dari usaha/pekerjaperdagangan tertinggi di Kabupaten Indramayu dan Klaten, sementara terendah diKabupaten Lamongan.

Industri perdesaan nampaknya belum berkembang di perdesaan Patanas,hal ini terlihat bahwa usaha industri hanya ditemui di delapan kabupaten contoh,dengan kontribusi terhadap pendapatan total rumah tangga relatif kecil (0,22-2,48%), kecuali di Kabupaten Pati yang kontribusinya mencapai 13,19 persen.Transfer pendapatan (kiriman dari TKI/TKW dan non-TKI/TKW) juga merupakansalah satu sumber pendapatan rumah tangga, namun transfer pendapatannampaknya tidak terjadi di semua kabupaten contoh, dan kontribusi transferpendapatan relatif kecil. Kontribusi kiriman non-TKI/TKW berkisar antara 0,03-6persen, sementara kontribusi kiriman TKI/TKW berkisar antara 0,53-8 persen.

Pendapatan rumah tangga antarkabupaten contoh bervariasi dari Rp 19,8-Rp 42,5 juta per tahun, terendah di Kabupaten Cilacap dan tertinggi di KabupatenSubang. Tingkat pendapatan rumah tangga dipengaruhi antara lain: (a) tingkatpengusaan aset; (b) tingkat teknologi dan keberhasilan usaha tani; (c) kesempatankerja dan berusaha di wilayah tersebut.

Struktur Pendapatan Menurut Skala Usaha TaniRumah Tangga Tidak Memiliki Garapan (luas lahan = 0)

Tingkat pendapatan rumah tangga yang tidak memiliki lahan garapan didelapan wilayah kabupaten di Jawa, persentase kontribusi dari sektor pertanian

Page 10: SUMBER, STRUKTUR, DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN … fileM. Maulana dan Supriyati 474 mencapai 65 persen dari total rumah tangga usaha tani (BPS, 2009), sehingga program dan kebijakan pembangunan

M. Maulana dan Supriyati

482

pada umumnya sangat kecil yaitu sebesar 11,95 persen untuk agregat di Jawa danitupun berasal dari kegiatan berburuh tani dengan kisaran 3,45 persen sampai89,36 persen. Oleh karena itu, kontribusi dari nonpertanian sangat dominan kecualiuntuk wilayah Kabupaten Jember yang kontribusi dari sektor nonpertanian hanyasebesar 10,64 persen. Kontribusi yang paling dominan dari sektor nonpertanianadalah dari kegiatan buruh nonpertanian yaitu sebesar 31,95 persen dan darikegiatan berdagang yaitu sebesar 20,87 persen (agregat Jawa). Kondisi yangdemikian adalah wajar, karena rumah tangga tidak memiliki lahan sehinggasumber pendapatan yang utama dari nonpertanian.

Untuk wilayah kabupaten di luar Jawa, yaitu Kabupaten Asahan, SerdangBedagai, Sidrap, dan Luwu, kontribusi sektor pertanian juga sangat kecil (10,78%agregat luar Jawa) dan kontribusi dari sektor nonpertanian (89,22%), terutamadiperoleh dari kegiatan buruh nonpertanian (44,56%) dan berdagang (21,02%).Mengenai keragaan tingkat pendapatan rumah tangga tanpa lahan garapandisajikan pada Tabel 4 dan Tabel 5.

Tabel 4. Persentase Tingkat Pendapatan Rumah Tangga pada Skala Tidak Memiliki LahanGarapan di Delapan Kabupaten di Jawa, 2010

UraianKabupaten

Indra-mayu Subang Kara-

wang Cilacap Klaten Sragen Pati Jember Banyu-wangi

Lamo-ngan

SawahTegalKebunPekaranganTambakKolamTernak kecilTernak besarUnggasBuruh pertanian

---------

20,94

0,25---

0,03----

7,31

---------

8,65

0,32--------

3,89

3,03--------

9,86

----

1,93-

0,170,50

-3,45

-------

1,52-

4,55

---------

89,36

------

0,5915,70

-18,30

1,13--------

10,92Total pertanian 20,94 7,59 8,65 4,21 12,89 6,04 6,07 89,36 34,59 12,05TKI TKWSewa asetKirimanLainBuruh nonpertanianIndustriPekerjaan bangunanPekerjaan angkutanPedagangJasaTata laksana

7,432,97

-25,3823,7511,89

-5,651,98

--

3,68--

0,1621,03

--

2,5517,2747,72

-

15,40--

9,1524,22

--

1,6731,48

9,43-

3,48-

4,055,51

64,355,70

--

10,861,83

-

--

2,413,74

20,055,432,11

-53,37

--

0,33--

11,1517,84

7,75--

56,89--

1,04--

6,3536,6045,76

--

1,252,93

-

---

3,242,28

----

5,12-

--

2,842,10

14,25-----

46,21

--

3,643,82

44,77---

12,3923,39

-Total nonpertanian 79,06 92,41 91,35 95,79 87,11 93,96 93,93 10,64 65,41 87,95Total 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Page 11: SUMBER, STRUKTUR, DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN … fileM. Maulana dan Supriyati 474 mencapai 65 persen dari total rumah tangga usaha tani (BPS, 2009), sehingga program dan kebijakan pembangunan

Sumber, Struktur, dan Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Petani Padi :Analisis Data Patanas 2010

483

Tabel 5.Persentase Tingkat Pendapatan Rumah Tangga Tidak Memiliki Lahan Garapan diEmpat Kabupaten di Luar Jawa, 2010

UraianKabupaten

Luar JawaAsahan SerdangBerdagai Sidrap Luwu

SawahTegalKebunPekaranganTambakKolamTernak kecilTernak besarUnggasBuruh pertanian

---------

46,87

0,46-----

2,92--

6,79

---------

1,83

------

1,82--

8,72

0,13-----

1,09--

9,56Total pertanian 46,87 10,17 1,83 10,54 10,78TKI TKWSewa asetKirimanLainBuruh nonpertanianIndustriPekerjaan bangunanPekerjaan angkutanPedagangJasaTata laksana

--

5,130,55

31,89---

15,56--

-3,123,127,69

46,840,961,85

-21,04

5,22-

---

33,8134,75

---

29,60--

---

10,5378,93

------

-0,861,46

19,0944,56

0,270,51

-21,02

1,44-

Total nonpertanian 53,13 89,83 98,17 89,46 89,22Total 100 100 100 100 100

Rumah Tangga dengan Lahan Garapan 0,1 – 0,25 Hektar

Tingkat pendapatan rumah tangga dengan luas lahan garapan 0,1 – 0,25ha di delapan wilayah kabupaten di Jawa, kontribusi dari sektor pertanian tidakdominan yaitu berkisar 6,14 – 41,90 persen dengan agregat di Jawa sebesar19,34 persen dan terutama dari kegiatan usaha tani padi dengan kontribusinyasebesar 15,20 persen. Dengan kondisi tersebut, pada rumah tangga dengan lahangarapan 0,1 – 0,25 ha masih bertumpu pada sektor nonpertanian yangkontribusinya sebesar 80,66 persen (agregat Jawa). Akan tetapi dibandingkandengan wilayah di empat kabupaten di luar Jawa, kontribusi dari sektor pertanianbervariasi yaitu sebesar 4,09 – 60,37 persen dan secara agregatnya sebesar 42,70persen. Namun kontribusi dari kegiatan usaha tani padi sawah adalah sebesar27,23 persen dan buruh tani sebesar 12,88 persen. Sedangkan dari sektornonpertanian dari sebesar 57,30 persen, kontribusi kegiatan buruh nonpertanianyang paling dominan yaitu sebesar 44,40 persen. Keragaan tingkat pendapatanrumah tangga dengan luas lahan garapan 0,1 – 0,25 ha disajikan pada Tabel 6dan 7.

Page 12: SUMBER, STRUKTUR, DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN … fileM. Maulana dan Supriyati 474 mencapai 65 persen dari total rumah tangga usaha tani (BPS, 2009), sehingga program dan kebijakan pembangunan

M. Maulana dan Supriyati

484

Tabel 6. Persentase Tingkat Pendapatan Rumah Tangga pada Skala Lahan Garapan 0,10 – 0,25Hektar di Delapan Kabupaten di Jawa, Tahun 2010

UraianKabupaten

Indra-mayu Subang Kara-

wang Cilacap Klaten Sragen Pati Jember Banyu-wangi

Lamo-ngan

SawahTegalKebunPekaranganTambakKolamTernak kecilTernak besarUnggasBuruh pertanian

----------

----------

39,03-----

0,51---

5,92-----

0,22---

30,96--------

10,94

13,48-----

0,73---

17,47-----

6,56--

5,65

11,98--------

9,15

19,69--------

3,73

11,82---------

Total pertanian 0 0 39,54 6,14 41,90 14,21 29,68 21,12 23,42 11,82TKI TKWSewa asetKirimanLainBuruh nonpertanianIndustriPekerjaan bangunanPekerjaan angkutanPedagangJasaTata laksana

----

85,67---

14,33--

-----------

27,04---

33,42------

-0,722,230,53

25,70---

64,68--

--

5,320,70

23,88---

28,20--

--

4,39-

76,46---

4,94--

3,55--

23,1036,56

7,11-----

-4,48

-4,04

----

52,55--

-0,811,223,50

66,582,032,44

----

----

70,25---

17,93--

Total nonpertanian 100,00 0 60,46 93,86 58,10 85,79 70,32 78,88 76,58 88,18Total 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Tabel 7. Persentase Tingkat Pendapatan Rumah Tangga pada Skala Lahan Garapan 0,10 – 0,25Hektar di Empat Kabupaten di Luar Jawa, 2010

UraianKabupaten Luar

JawaAsahan SerdangBerdagai Sidrap Luwu

SawahTegalKebunPekaranganTambakKolamTernak kecilTernak besarUnggasBuruh pertanian

23,12------

5,30-

21,83

38,08--------

6,77

60,37---------

4,09---------

27,25------

2,59-

12,88Total pertanian 50,25 44,85 60,37 4,09 4270TKI TKWSewa asetKirimanLainBuruh nonpertanianIndustriPekerjaan bangunanPekerjaan angkutanPedagangJasaTata laksana

---

5,1239,32

---

5,30--

--

12,988,65

31,122,40

-----

----

39,63------

----

95,91------

--

4,215,31

44,400,78

--

2,59--

Total nonpertanian 49,75 55,15 39,63 95,91 57,30Total 100 100 100 100 100

Page 13: SUMBER, STRUKTUR, DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN … fileM. Maulana dan Supriyati 474 mencapai 65 persen dari total rumah tangga usaha tani (BPS, 2009), sehingga program dan kebijakan pembangunan

Sumber, Struktur, dan Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Petani Padi :Analisis Data Patanas 2010

485

Rumah Tangga dengan Lahan Garapan 0,25 – 0,50 Hektar

Untuk kategori rumah tangga ini, pada lokasi kabupaten di Jawa kontribusisektor pertanian berkisar antara 11,94 – 88,41 persen dengan agregat sebesar43,59 persen. Sedangkan pada wilayah kabupaten di luar Jawa berkisar antara26,22 – 67,22 persen dengan agregat sebesar 49,27 persen. Kondisi tersebutmemberi gambaran bahwa pada skala luas lahan garapan 0,25 – 0,50 ha,kontribusi dari sektor pertanian dan nonpertanian relatif seimbang, dimana secaraagregat kontribusi dari kegiatan usaha tani padi sawah di Jawa adalah sebesar39,70 persen dan di luar Jawa 49,27 persen (Tabel 8 dan Tabel 9).

Tabel 8.Persentase Tingkat Pendapatan Rumah Tangga pada Skala Lahan Garapan 0,25– 0,50 Hektar di Delapan Kabupaten di Jawa, Tahun 2010

UraianKabupaten

Indra-mayu Subang Kara-

wang Cilacap Klaten Sragen Pati Jember Banyu-wangi

Lamo-ngan

SawahTegalKebunPekaranganTambakKolamTernak kecilTernak besarUnggasBuruh pertanian

5,95----

1,07---

4,90

78,35--------

10,06

48,22-----

0,92--

4,19

11,24-

1,68---

0,24--

14,56

22,51------

1,38-

4,33

22,03-----

0,26--

13,76

38,090,91

-----

1,87-

9,73

32,85------

2,32-

16,70

38,29--------

1,55

39,70-----

2,66--

1,22Total pertanian 11,94 88,41 53,33 27,73 28,22 36,04 50,59 51,87 39,84 43,59TKI TKWSewa asetKirimanLainBuruh nonpertanianIndustriPekerjaan bangunanPekerjaan angkutanPedagangJasaTata laksana

-2,67

-0,18

----

85,22--

---

0,188,26

---

3,14--

12,28---

34,39------

6,68-

0,373,32

61,24---

0,55--

-0,861,61

11,5043,04

0,661,65

-12,45

--

52,21-------

11,75--

2,59--

4,4131,74

2,62--

8,04--

-31,40,31

12,942,37

---

29,35--

----

10,52---

49,64--

--

23,820,34

29,871,00

--

1,38--

Total nonpertanian 88,05 11,59 46,67 72,27 71,78 63,96 49,41 48,13 50,16 56,41Total 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Rumah Tangga dengan Lahan Garapan 0,5 – 1,0 Hektar

Tingkat pendapatan rumah tangga pada skala lahan ini, untuk wilayahkabupaten di Jawa terlihat lebih tinggi dari kontribusi sektor nonpertanian dengankisaran 29,62 persen sampai 91,29 persen dengan agregat sebesar 62,39 persen.Akan tetapi di luar Jawa yaitu di Kabupaten Asahan, Serdang Bedagai, Sidrap, danLuwu agregatnya hanya sebesar 39,57 persen. Namun demikian pada wilayahKabupaten Luwu lebih dominan yaitu sebesar 86 persen (Tabel 10 dan Tabel 11).

Page 14: SUMBER, STRUKTUR, DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN … fileM. Maulana dan Supriyati 474 mencapai 65 persen dari total rumah tangga usaha tani (BPS, 2009), sehingga program dan kebijakan pembangunan

M. Maulana dan Supriyati

486

Tabel 9. Persentase Tingkat Pendapatan Rumah Tangga pada Skala Lahan Garapan 0,25 – 0,50Hektar di Empat Kabupaten di Luar Jawa, Tahun 2010

UraianKabupaten

Luar JawaAsahan SerdangBerdagai Sidrap Luwu

SawahTegalKebunPekaranganTambakKolamTernak kecilTernak besarUnggasBuruh pertanian

62,99-----

0,51--

3,72

48,029,91

---

0,690,17

--

2,28

37,95---------

24,65----

1,57----

44,592,13

---

0,510,21

--

1,73Total pertanian 67,22 61,05 37,95 26,22 49,27TKI TKWSewa asetKirimanLainBuruh nonpertanianIndustriPekerjaan bangunanPekerjaan angkutanPedagangJasaTata laksana

-1,35

-0,83

12,64---

3,891,08

12,98

---

0,5117,991,72

-4,05

14,67--

---

3,3332,61

---

18,727,40

-

-1,85

-6,22

53,87---

11,83--

-1,00

-2,74

29,030,37

-0,87

10,861,524,35

Total nonpertanian 32,78 38,95 62,05 73,78 50,73Total 100 100 100 100 100

Tabel 10. Persentase Tingkat Pendapatan Rumah Tangga pada Skala Lahan Garapan 0,50 – 0,10Hektar di Delapan Kabupaten di Jawa, Tahun 2010

UraianKabupaten

Indra-mayu Subang Kara-

wang Cilacap Klaten Sragen Pati Jember Banyu-wangi

Lamo-ngan

SawahTegalKebunPekaranganTambakKolamTernak kecilTernak besarUnggasBuruh pertanian

68,50-

0,67-

2,31-

2,11--

5,55

29,62---------

83,41---------

54,03--------

4,12

29,65---

3,75--

6,27-

0,74

33,51-----

3,186,73

-18,01

55,37------

1,61-

0,80

74,11---

0,110,024,581,86

-10,61

38,38-----

1,13--

0,97

51,28-

0,07-

0,68-

1,752,41

-6,20

Total pertanian 79,13 29,62 83,41 58,15 40,42 61,43 57,79 91,29 40,98 62,39TKI TKWSewa asetKirimanLainBuruh nonpertanianIndustriPekerjaan bangunanPekerjaan angkutanPedagangJasaTata laksana

2,11--

3,1611,20

---

4,41--

-10,31

--

42,26---

17,81--

----

16,59------

-2,50

-5,11

34,24------

-0,46

-42,67

4,96---

11,50--

-1,52

-11,3915,47

--

5,394,80

--

---

0,9824,82

---

16,42--

-1,351,913,651,80

------

--

0,24-

58,320,97

-----

-1,49

--

46,80------

Total nonpertanian 20,87 70,38 16,59 41,85 59,58 38,57 42,21 8,71 59,52 37,61Total 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Page 15: SUMBER, STRUKTUR, DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN … fileM. Maulana dan Supriyati 474 mencapai 65 persen dari total rumah tangga usaha tani (BPS, 2009), sehingga program dan kebijakan pembangunan

Sumber, Struktur, dan Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Petani Padi :Analisis Data Patanas 2010

487

Tabel 11. Persentase Tingkat Pendapatan Rumah Tangga pada Skala Lahan Garapan0,50 – 0,10 Hektar di Empat Kabupaten di Luar Jawa, 2010

UraianKabupaten

Luar JawaAsahan SerdangBerdagai Sidrap Luwu

SawahTegalKebunPekaranganTambakKolamTernak kecilTernak besarUnggasBuruh pertanian

40,32---------

44,71----

0,79---

1,91

25,84---------

64,30------

7,70-

14,00

36,94----

0,120,79

--

1,72Total pertanian 40,32 47,41 25,84 86,00 39,57TKI TKWSewa asetKirimanLainBuruh nonpertanianIndustriPekerjaan bangunanPekerjaan angkutanPedagangJasaTata laksana

-1,39

--

47,97----

10,52-

-47,81

------

4,78--

-21,66

-3,36

42,96---

5,19--

---

14,00-------

-17,20

-2,93

33,65--

2,770,723,16

-Total nonpertanian 59,68 52,59 74,16 14,00 60,43

Total 100 100 100 100 100

Rumah Tangga dengan Lahan Garapan > 1 Hektar

Pada sektor ini, tingkat pendapatan rumah tangga di delapan wilayahkabupaten di Jawa (Indramayu, Subang, Karawang, Cilacap, Klaten, Sragen,Jember, Banyuwangi, dan Lamongan) kontribusi dari sektor pertanian merupakantumpuan utama dengan agregat sebesar 71,45 persen dan kontribusi dari kegiatanusaha tani padi sawah mencapai 65,50 persen. Kondisi ini berbeda dengan di luarJawa, dimana kontribusi dari sektor pertanian agregatnya hanya sebesar 39,57persen dan nonpertanian mencapai 60,43 persen. Kondisi ini memberi gambaranbahwa petani di luar Jawa yang memiliki garapan > 1 hektar pada umumnyamemiliki pekerjaan di luar pertanian dengan pendapatan yang lebih besar dariusaha tani padi sawah (Tabel 12 dan 13).

Page 16: SUMBER, STRUKTUR, DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN … fileM. Maulana dan Supriyati 474 mencapai 65 persen dari total rumah tangga usaha tani (BPS, 2009), sehingga program dan kebijakan pembangunan

M. Maulana dan Supriyati

488

Tabel 12. Persentase Tingkat Pendapatan Rumah Tangga pada Skala Lahan Garapan > 1 Hektar diDelapan Kabupaten di Jawa, 2010

UraianKabupaten

Indra-mayu Subang Kara-

wang Cilacap Klaten Sragen Pati Jember Banyu-wangi

Lamo-ngan

SawahTegalKebunPekaranganTambakKolamTernak kecilTernak besarUnggasBuruh pertanian

51,320,742,73

-0,07

-1,132,10

-1,17

73,100,22

---

0,21-

0,58--

93,98---------

33,11---------

55,15-----

0,20--

0,87

42,01-----

0,5920,93

-0,30

57,406,503,581,060,37

--

3,96--

51,56----

1,95---

7,59

43,17--------

1,04

93,82-----

0,11--

0,24Total pertanian 69,25 74,12 93,98 33,11 56,22 63,83 72,86 56,10 44,21 94,17TKI TKWSewa asetKirimanLainBuruh nonpertanianIndustriPekerjaan bangunanPekerjaan angkutanPedagangJasaTata laksana

-9,030,060,108,22

-0,02

-12,21

1,10-

-7,53

-0,01

11,48---

6,86--

---

0,664,40

---

0,96--

39,46-

24,660,59

----

2,17--

--

8,127,36

11,90---

16,39--

5,43-

0,352,79

23,660,88

--

3,07--

-1,420,060,083,062,08

--

20,44--

-7,18

-24,0512,09

---

0,58--

---

16,9824,26

---

14,55--

--

0,63-

5,20------

Total nonpertanian 30,74 25,88 6,02 66,89 43,78 36,17 27,14 43,90 55,79 5,83Total 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Tabel 13. Persentase Tingkat Pendapatan Rumah Tangga pada Skala Lahan Garapan > 1 Hektar diEmpat Kabupaten di Luar Jawa, 2010

UraianKabupaten

Luar JawaAsahan SerdangBerdagai Sidrap Luwu

SawahTegalKebunPekaranganTambakKolamTernak kecilTernak besarUnggasBuruh pertanian

52,130,70

--

9,407,67

-0,78

-0,22

47,14----

3,97----

58,15----

0,10---

0,30

30,604,221,64

--

9,59----

36,94----

0,120,79

--

11,72Total pertanian 76,90 51,11 58,55 46,05 39,57TKI TKWSewa asetKirimanLainBuruh nonpertanianIndustriPekerjaan bangunanPekerjaan angkutanPedagangJasaTata laksana

-5,25

-0,14

17,71------

-31,89

-1,231,97

---

13,80--

-17,95

-0,63

19,56---

1,681,62

-

-0,91

-0,19

46,73---

6,12--

-17,20

-2,93

33,652,77

--

0,723,16

-Total nonpertanian 23,10 48,89 41,45 53,95 60,43Total 100 100 100 100 100

Page 17: SUMBER, STRUKTUR, DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN … fileM. Maulana dan Supriyati 474 mencapai 65 persen dari total rumah tangga usaha tani (BPS, 2009), sehingga program dan kebijakan pembangunan

Sumber, Struktur, dan Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Petani Padi :Analisis Data Patanas 2010

489

Distribusi Pendapatan Rumah TanggaDistribusi pendapatan rumah tangga yang akan menunjukkan kemerataan

atau ketimpangan pendapatan antarrumah tangga dapat didekati melalui konsepWorld Bank, yaitu 40 persen populasi dengan pendapatan terbawah memilikipangsa pendapatan kurang dari 12 persen total pendapatan dikatakan memilikiketimpangan berat, untuk kisaran antara 12-17 persen memiliki ketimpangansedang, dan untuk sebaran dengan kondisi lebih dari 17 persen dikatakan ringan.Hasil analisis menunjukkan bahwa distribusi pendapatan rumah tangga secaraagregat (Jawa dan luar Jawa) berada pada ketimpangan berat. Distribusipendapatan rumah tangga wilayah Jawa dan luar Jawa juga menunjukkanfenomena yang sama yaitu berada pada ketimpangan berat (Tabel 14). Apabiladicermati pangsa pendapatan dari 40 persen populasi terlihat bahwa ketimpanganpendapatan di wilayah Jawa lebih berat dibandingkan dengan luar Jawa.

Distribusi pendapatan antarprovinsi seperti yang terlihat dalam Tabel 14,dapat diartikan sebagai berikut: (a) untuk Provinsi Jawa Barat, 40 persen rumahtangga dengan pendapatan terbawah memiliki pangsa pendapatan sekitar 9,28persen; (b) untuk Provinsi Jawa Tengah, 40 persen rumah tangga denganpendapatan terbawah memiliki pangsa pendapatan sekitar 9,27 persen; (c) untukProvinsi Jawa Timur, 40 persen rumah tangga dengan pendapatan terbawahmemiliki pangsa pendapatan sekitar 10,18 persen; (d) untuk Provinsi SumateraUtara, 40 persen rumah tangga dengan pendapatan terbawah memiliki pangsapendapatan sekitar 12,01 persen; dan (e) Untuk Provinsi Sulawesi Selatan, 40persen rumah tangga dengan pendapatan terbawah memiliki pangsa pendapatansekitar 9,56 persen. Dengan kondisi demikian dapat dikatakan bahwa kesenjanganpendapatan rumah tangga di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, danSulawesi Selatan berada pada ketimpangan yang berat, di Provinsi SumateraUtara berada pada ketimpangan sedang.

Distribusi pendapatan antarkabupaten contoh berada pada ketimpanganyang berat (10 kabupaten) dan sedang (4 kabupaten) seperti yang terlihat dalamTabel 15. Untuk kabupaten contoh yang berada pada ketimpangan yang berat (11kabupaten), 40 persen rumah tangga dengan pendapatan terbawah memilikipangsa pendapatan berkisar antara 7,22-10,8 persen. Kabupaten contoh denganketimpangan pendapatan paling berat adalah Kabupaten Sidrap. Kabupatencontoh yang berada pada ketimpangan pendapatan sedang adalah KabupatenJember, Pati, Asahan, dan Luwu dengan pangsa pendapatan 40 persen rumahtangga dengan pendapatan terbawah berturut-turut adalah 12,64, 13,29, 14,68 dan12,86 persen. Kabupaten Asahan merupakan kabupaten contoh denganketimpangan pendapatan yang paling baik dibandingkan dengan kabupaten contohlainnya.

Pendekatan lain yang dipakai untuk mengukur ketimpangan/kemerataanpendapatan adalah pendekatan Indeks Gini (G). Nilai G berada pada selang 0 dan1. Distribusi termasuk kategori ketimpangan berat apabila nilai G > 0.5; kategoriketimpangan sedang bila 0.4 <G < 0.5 dan kategori ketimpangan ringan apabila G< 0.4. Dengan menggunakan indikator Indeks Gini, secara agregat maupun antar-wilayah memiliki Indeks Gini 0.52 yang berarti berada pada tingkat ketimpanganberat (Tabel 16). Besaran Indeks Gini antarprovinsi berada pada kisaran 0,50sampai dengan 0,57.

Page 18: SUMBER, STRUKTUR, DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN … fileM. Maulana dan Supriyati 474 mencapai 65 persen dari total rumah tangga usaha tani (BPS, 2009), sehingga program dan kebijakan pembangunan

M. Maulana dan Supriyati

490

Page 19: SUMBER, STRUKTUR, DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN … fileM. Maulana dan Supriyati 474 mencapai 65 persen dari total rumah tangga usaha tani (BPS, 2009), sehingga program dan kebijakan pembangunan

Sumber, Struktur, dan Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Petani Padi :Analisis Data Patanas 2010

491

Page 20: SUMBER, STRUKTUR, DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN … fileM. Maulana dan Supriyati 474 mencapai 65 persen dari total rumah tangga usaha tani (BPS, 2009), sehingga program dan kebijakan pembangunan

M. Maulana dan Supriyati

492

Tabel 16. Indeks Gini Pendapatan Rumah Tangga di Desa Patanas, Menurut Wilayah danKabupaten Contoh, Tahun 2010

Provinsi/ Kabupaten Desa Indeks GiniJawa Barat 0,531. Indramayu Tugu 0,522. Subang Simpar 0,533. Karawang Sindangsari 0,50Jawa Tengah 0,521. Cilacap Padangsari 0,562. Klaten Demangan 0,533. Sragen Mojorejo 0,504. Pati Tambahmulyo 0,48Jawa Timur 0,541. Jember Padomasan 0,462. Banyuwangi Kaligondo 0,573. Lamongan Sungegeneng 0,56Jawa 0,52Sumut 0,501. Asahan Kwala Gunung 0,412. Serdang Bedagai Lidah Tanah 0,57Sulsel 0,571. Sidrap Carawali 0,632. Luwu Salu Jambu 0,47Luar Jawa 0,52

Jawa+Luar Jawa 0,52

Dengan menggunakan pendekatan Indeks Gini (G), besaran Indeks GiniKabupaten contoh berada pada kisaran 0,41 sampai dengan 0,63. Hanya empatKabupaten (Asahan, Jember, Luwu dan Pati) dari 14 kabupaten contoh yangberada pada ketimpangan sedang, sementara 10 kabupaten lainnya berada padatingkat ketimpangan berat

KESIMPULAN DAN SARAN

Kontribusi pendapatan dari sektor pertanian terhadap total pendapatanrumah tangga mencapai 50,31 persen sementara nonpertanian 49,69 persen. DiJawa, kontribusi pendapatan sektor pertanian sedikit lebih tinggi dibandingkansektor nonpertanian, sementara di luar Jawa kontribusi sektor nonpertanian lebihtinggi.

Karena kajian ini dilakukan di wilayah sentra padi, mudah dipahamistruktur pendapatan rumah tangga didominasi oleh pendapatan dari lahan sawahyang kontribusinya mencapai 42,15 persen, diikuti buruh nonpertanian (22%), danusaha dagang (11%). Diversifikasi pendapatan sektor pertanian relatif kecil, dilihatdari rendahnya kontribusi pendapatan dari usaha nonsawah maupun dari kegiatan

Page 21: SUMBER, STRUKTUR, DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN … fileM. Maulana dan Supriyati 474 mencapai 65 persen dari total rumah tangga usaha tani (BPS, 2009), sehingga program dan kebijakan pembangunan

Sumber, Struktur, dan Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Petani Padi :Analisis Data Patanas 2010

493

buruh tani. Sementara itu, pada sektor nonpertanian, pendapatan rumah tanggasebagian besar bersumber dari kegiatan buruh nonpertanian, usaha dagang, danlainnya. Distribusi pendapatan pertanian yang ditunjukkan melalui Indeks Ginicenderung mengarah pada kisaran kesenjangan yang semakin lebar. Distribusipendapatan tidak merata.

Agar terjadi diversifikasi pendapatan dan usaha serta mengurangiketimpangan pendapatan rumah tangga dapat dilakukan dengan memperbesarkesempatan kerja di sektor luar pertanian, misalnya dengan pengembanganindustri perdesaan. Pengembangan industri perdesaan yang dapat memanfaatkanhasil pertanian akan membuka kesempatan kerja perdesaan. Denganberkurangnya desakan kebutuhan atas tanah dan diikuti dengan pengembanganteknologi pertanian dan peningkatan intensitas tanam maka pendapatan buruh tanidan golongan berpendapatan rendah dapat ditingkatkan.

DAFTAR PUSTAKA

BPS. 2009. Data Strategis BPS. Jakarta

Rachman, H.P.S dan Supriyati. 2005. Struktur dan Distribusi Pendapatan Rumah tanggaPetani Lahan Sawah di Jawa dan Luar Jawa. Soca Volume 5, No 2 Juli 2005.