Sugiarto, SIK*) - unri.ac.id

15
Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 2011 70 Judul Sugiarto, SIK*) Abstract : The aims of this research are :knowing behavioral appearance background of drugs abuse and factors that influence of drugs abuse in Kampung Dalam, Pekanbaru city. The character of research have descriptive depicted and analyse various mustered data with In-Depth Interview and field observation. Research informan consist of society, drugs abuser, non formal figure as well as formal figure counted 20 people. Thesis consist of 105 page, 49 enclosure list and bibliography and Keyword : deviant behaviour, drugs abuse, defferential association and exchange theory. Based on result of research knowing that, 1) the appearing of disuse in drugs abuse in Kampung Dalam for example : studying process direct and indirectly, interaction process and communication between the actor “ new player” with the boss “ old player” is an interaction process and communication that walk in a long period of time, the relation between the drug user in a very close group due to the trust that has a strong plait, the disuse of drugs by a half of people in Kampung Dalam is a common thing and it is a necessity or the solution of the last work for the people to cover the daily needs. Some not written rules that appear then pre arranged together and become the values to be intent of the people especially the user of drugs in Kampung Dalam in social life. 2) The factors that influenced the disuse of drugs abuse happened in Kampung Dalam, for example : there is a success propotition , if there is a member of drugs mesh that have profit from it, so they will repeat that activity. There is a n impulse proportition that if there is a member of drugs mesh that have recompense or profit from the disusing of the drugs, so they will do the same thing. There is value proportition, if the risk that will they received by the big courier so the recompense that they received are bigger and so on the contrary. There is an agreement proportition and aggression. The agreement is, if the courier do not get the recompense like they hope, for example caught by the police so they will do the agresif act that have a pursue to them like giving information to the police and aggression is the opposite Keyword : PENDAHULUAN Salah satu kejahatan yang saat ini menjadi perhatian seluruh negara di dunia adalah kejahatan Narkoba.Sejarah penyalahgunaan Narkoba didunia menunjukkan bahwa jenis Narkoba yang disalahgunakan berubah dari masa ke masa. Penyalahgunaan Narkoba tidak hanya terjadi di perkotaan saja namun telah sampai pelosok-pelosok desa dan yang paling mengkhawatirkan adalah banyak generasi muda bahkan usia anak- anak sudah terlibat dalam berbagai bentuk penyalahgunaan Narkoba. Subagyo ( 2007 : 3) menjelaskan bahwa dalam perdagangan Narkoba di Dunia, dulu Indonesia hanya sebagai *) Dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Riau

Transcript of Sugiarto, SIK*) - unri.ac.id

Page 1: Sugiarto, SIK*) - unri.ac.id

Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 2011 70

Judul

Sugiarto, SIK*)

Abstract : The aims of this research are :knowing behavioral appearance background ofdrugs abuse and factors that influence of drugs abuse in Kampung Dalam, Pekanbaru city.

The character of research have descriptive depicted and analyse various mustereddata with In-Depth Interview and field observation. Research informan consist of society,drugs abuser, non formal figure as well as formal figure counted 20 people. Thesis consist of105 page, 49 enclosure list and bibliography and Keyword : deviant behaviour, drugs abuse,defferential association and exchange theory.

Based on result of research knowing that, 1) the appearing of disuse in drugs abusein Kampung Dalam for example : studying process direct and indirectly, interaction processand communication between the actor “ new player” with the boss “ old player” is an interactionprocess and communication that walk in a long period of time, the relation between the druguser in a very close group due to the trust that has a strong plait, the disuse of drugs by a halfof people in Kampung Dalam is a common thing and it is a necessity or the solution of the lastwork for the people to cover the daily needs. Some not written rules that appear then prearranged together and become the values to be intent of the people especially the user ofdrugs in Kampung Dalam in social life. 2) The factors that influenced the disuse of drugsabuse happened in Kampung Dalam, for example : there is a success propotition , if there is amember of drugs mesh that have profit from it, so they will repeat that activity. There is a nimpulse proportition that if there is a member of drugs mesh that have recompense or profitfrom the disusing of the drugs, so they will do the same thing. There is value proportition, ifthe risk that will they received by the big courier so the recompense that they received arebigger and so on the contrary. There is an agreement proportition and aggression. Theagreement is, if the courier do not get the recompense like they hope, for example caught bythe police so they will do the agresif act that have a pursue to them like giving information tothe police and aggression is the opposite

Keyword :

PENDAHULUANSalah satu kejahatan yang saat ini

menjadi perhatian seluruh negara didunia adalah kejahatan Narkoba.Sejarahpenyalahgunaan Narkoba diduniamenunjukkan bahwa jenis Narkoba yangdisalahgunakan berubah dari masa ke

masa. Penyalahgunaan Narkoba tidakhanya terjadi di perkotaan saja namuntelah sampai pelosok-pelosok desa danyang paling mengkhawatirkan adalahbanyak generasi muda bahkan usia anak-anak sudah terlibat dalam berbagaibentuk penyalahgunaan Narkoba.

Subagyo ( 2007 : 3) menjelaskanbahwa dalam perdagangan Narkoba diDunia, dulu Indonesia hanya sebagai

*) Dosen Jurusan Ilmu PemerintahanFISIP Universitas Riau

Page 2: Sugiarto, SIK*) - unri.ac.id

Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 201171

tempat singgah sementara (transit)Narkoba dari daerah segi tiga emas (Birma, Kamboja dan Thailand) yang akandibawa ke Eropa, Amerika, Australia,atau Jepang. Sekarang Indonesia telahmenjadi daerah pemasaran dan bahkantelah meningkat menjadi daerah pembuat(produsen) Narkoba.

Narkoba yang beredar di Indonesiasangat bervariasi seperti opium, heroin,ganja, methamphetamine, amphethaminedan lain-lain. Bahan-bahan atau zat kimiayang dijadikan sebagai bahan dasar ataukatalisator pembuat narkotika danpsikotropika yang disebut prekursorsangat mudah diperoleh di pasaran.Prekursor dimanfaatkan dalam prosesindustri seperti kosmetika, pabrik cat danlain-lain, namun sering disalahgunakanatau penggunaannya/ peredarannyakurang terkontrol karena belum diaturdalam undang-undang tentangpengawasan, sanksi dan peredarannya.Penelitian yang telah dilakukan olenBNN menunjukkan bahwa 1,5% populasipenduduk Indonesia atau sama dengan3,2 juta orang dengan kisaran 2,9 juta s/d 3,6 juta orang terlibat penyalahgunaanNarkoba yang terdiri dari laki-laki 79%dan perempuan 21%. Korban meninggalakibat penyalahgunaan Narkoba setiaptahunnya 15 ribu orang (BNN, 2007 : 24).

Riau sebagai salah satu provinsiyang berbatasan langsung dengan negaratetangga yaitu Malaysia merupakan salahsatu pintu masuk sindikat peredaranNarkoba Internasional. Hal tersebutterbukti dari beberapa upaya pengirimanNarkoba yang dilakukan oleh paratersangka dengan menjadi penumpangKapal Laut dari Malaysia.

Berdasarkan data dan fakta dilapangan, dalam kurun waktu satu tahun

terakhir instansi terkait Bea dan Cukaiserta kepolisian di Dumai berhasilmengamankan beberapa kilo Narkobajenis shabu-shabu yang dibawa masukmelalui jalur laut dengan menumpangkapal feri dari Malaysia. Penangkapandilakukan pada 31 Januari 2010 , pihakPolres Dumai bersama Bea dan Cukaimenggagalkan upaya penyelundupanshabu-shabu sebesar 174 gram atausenilai Rp348 juta yang dibawa MRwarga Pekanbaru. Sehari kemudianaparat kepabeanan kembalimenggagalkan penyeludupan ekstasisebanyak 1.000 butir dan 107 gramketamine dengan total senilai Rp3,2 miliaryang dibawa seorang pria berinisial ESwarga Bagansiapi-api. Pada 12 Februari2010, kembali penyelundupan shabu-shabu seberat 3,252 kilogram senilai Rp6miliar yang dibawa lelaki warga negaraIndonesia bernama Razali Puteh berhasildigagalkan, kemudian pada 30 Mei 2010seorang tersangka pembawa 3,25kilogram opium (bahan dasar pembuatshabu-shabu) senilai Rp 6,5 miliar jugaberhasil diamankan. Terakhir kali pada11 Juni 2010, petugas Bea dan Cukaimenggagalkan upaya penyelundupansaba-sabu seberat enam kilogram senilaiRp12 miliar berikut seorang kurir pria (Data Sat Narkoba Polres Dumai, 2010).

Data pengungkapan kasuspenyalahgunaan Narkoba di WilayahHukum Polresta Pekanbaru dalam kurunwaktu 3 tahun terakhir menunjukkanpeningkatan. Pada tahun 2008, jumlahpengungkapan kasus penyalahgunaanNarkoba di Polresta Pekanbaru danPolsek Jajaran adalah 149 kasus. Padatahun 2009, jumlah pengungkapan kasuspenyalahgunaan Narkoba di PolrestaPekanbaru dan Polsek Jajaran adalah 153

Page 3: Sugiarto, SIK*) - unri.ac.id

Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 2011 72

kasus. Pada tahun 2010 sampai denganbulan November 2010 adalah sebanyak146 kasus (Data Sat Narkoba PolrestaPekanbaru, 2010).

Pengungkapan kasus-kasusNarkoba yang terjadi di wilayah hukumPoltabes Pekanbaru sebagian besar tidakbisa dilepaskan dari salah satu kelurahanyang terletak di Kecamatan Senapelanyaitu Kampung Dalam. Kehidupanmasyarakat di Kelurahan KampungDalam pada umumnya sama dengankehidupan masyarakat di kelurahan-kelurahan lain di wilayah KecamatanSenapelan. Namun demikian keberadaandan peredaran Narkoba di KampungDalam sangat sulit untuk diungkapdikarenakan kuatnya solidaritas sosialwarga dalam menyembunyikan aktivitasdan orang-orang yang terlibat dalamperedaran Narkoba dikawasan tersebut.Kasat Narkoba Polresta Pekanbaru,Kompol Muhamadun, SH menjelaskanbahwa sebagian besar kasus yang telahterungkap barang yang disita berasal dariKampung Dalam kecamatan Senapelan.

Sulitnya pengungkapan jaringandi Kampung Dalam merupakanpengalaman Penulis saat menjadi PejabatSementara Kasat I Dit Narkoba PoldaRiau. Dari beberapa penangkapan yangdilakukan sebagaian besar para pelakumenerangkan bahwa barang yangmereka miliki berasal dari KampungDalam, namun pada saat pengembangankasus tersebut menemui kendala karenasulitnya akses informasi yang diperolehuntuk mengembangkan jaringan keKampung Dalam. Hal tersebutlah yangmenarik perhatian Penulis untukmelakukan Penelitian mengenaipenyalahgunaan Narkoba di KampungDalam, Kecamatan Senapelan

Pekanbaru.

HASIL PENELITIAN DAN PEM-BAHASAN

Analisis Latar Belakang Penyalah-gunaan Narkoba di Kampung Dalam

Bagian berikut merupakan aplikasidari hasil temuan dilapangan denganteori-teori yang digunakan oleh Penulisdalam menganalisis tujuan penelitian.Perilaku penyalahgunaan Narkoba diKampung Dalam sangat terkait denganproposisi-proposisi yang dijelaskan olehSutherland (dalam Atmasasmita, 1992:24) yang antara lain sebagai berikut :

1. Proses Pembelajaran (LearningProces).Keahlian dan keterampilan dalam

penyalahgunaan Narkoba diperolehmelalui proses belajar (LearningProces)dari pemain lama kepada pemainbaru. Proses belajar tersebutmemerlukan waktu karena hal tersebutberkaitan dengan keamanan pemainlama dan pemain baru dari aparatkepolisian. Proses belajar dilakukandengan mempelajari trik-trik bagaimanamenyimpan Narkoba yang akan diantarkepada pembeli tanpa diketahui olehaparat kepolisian, mempelajari sandi-sandi dan modus operandi lain yangdigunakan sepanjang Narkoba yangmenjadi tanggung jawabnya amankepada pembeli dan uang hasil transaksiaman sampai pada bandar.

2. Proses Interaksi MelaluiKomunikasi.Kegiatan peredaran Narkoba

berlangsung melalui proses interaksi dankomunikasi aktif dan biasanya antara

Page 4: Sugiarto, SIK*) - unri.ac.id

Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 201173

pelaku memiliki hubungan darah atausaudara dengan bandar. Seandainyatidak ada hubungan darah atau saudaradiantara keduanya maka biasanyahubungan yang terjalin adalah hubunganpertemanan yang sudah cukup lama dansangat akrab antara pelaku denganbandar sehingga rasa kepercayaan“trust” sudah ada diantara keduanya.

3. Kelompok yang Akrab.Kegiatan Penyalahgunaan Narkoba

di Kampung Dalam terjadi karenaadanya hubungan dalam kelompok yangakrab dimana masing-masing diantarapara penyalahguna saling mempercayai.Hubungan yang akrab tersebutmenyebabkan kegiatan penyalahgunaanNarkoba berjalan aman karena diantaraanggota jaringan saling melindungi.Hubungan yang sudah sangat akrabmenimbulkan suatu kepercayaan “trust”yang terbina cukup kuat antarapenyalahguna narkoba di KampungDalam.

4. Motivasi atau AlasanPembenaran.Terjadinya aktivitas penyalahgunaan

Narkoba di Kampung Dalamdikarenakan adanya alasan pembenaranbagi mereka dalam menjalankan kegiatanileggal tersebut karena merekaberanggapan tidak ada pekerjaan lainyang bisa dikerjakan dalam memenuhikebutuhan hidupnya setelah pelabuhanrakyat di Kampung Dalam dipindahkanke Sungai Duku. Sementara mereka jugatidak mempunyai ketrampilan dankeahlian untuk bekerja di bidang lainyang lebih baik.

5. Kesamaan Nilai.Terjadinya penyalahgunaan

Narkoba di Kampung Dalam disebabkankarena diantara sesama anggota jaringanNarkoba memiliki kesepahaman tentangaturan-aturan yang telah merekaterapkan. Meskipun aturan tersebutsifatnya hanya lisan, mereka sangat patuhdi dalam menjaga dan melindungi sesamaanggota jaringan meskipun dengan resikomereka di tangkap oleh aparatkepolisian.

Dari proposisi-proposisi tersebutdi atas bila dikaitkan dengan data-dataempirik yang diperoleh Penulis dilapangan menunjukkan adanyakesesuaian dengan teori differentialassociation sebagaimana yangdisampaikan oleh Sutherland.

Faktor-faktor yang MempengaruhiTerjadinya Penyalahgunaan Narkobadi Kampung Dalam

Masih berlangsungnya aktivitaspenyalahgunaan Narkoba di KampungDalam selaras dengan teori yangdikemukakan oleh Homans yaitu teoripertukaran yang berlandaskan padakonsep-konsep dan prinsip-prinsip yangdiambil dari psikologi perilaku(behavioral psychology) dan ekonomidasar.

Proposisi SuksesSeiring dengan proses pembelajaran

yang diperoleh, pengalaman sambilmemperhatikan para pelakupenyalahguna Narkoba dalammenjalankan aktivitas peredarannya jugamenjadi tolak ukur untuk seorang wargaikut dalam aktivitas ilegal tersebut.

Page 5: Sugiarto, SIK*) - unri.ac.id

Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 2011 74

Banyaknya para penyalahguna yangtergolong pada pemain lama dengansegala kesuksesan yang telah diperolehbaik keutungan secara materi maupunkelancaran dari menjalankan aktivitastersebut menjadi contoh bagipenyalahguna lain ataupun pelaku yangbaru untuk meniru sistem atau cara yangtelah dilaksanakan oleh pemain lamatersebut.

Keterangan Bd selaku penyalahgunamenjelaskan bahwa rata-rata pemainbaru setelah melihat contoh-contoh daripemain lama atau bandar yang sudah bisadikatakan sukses dan aman dalammenjalankan kegiatannya selamabertahun-tahun menjadikan informantertarik dan penasaran untukmengetahuinya. Namun setelahmemperoleh segala trik dan cara yangaman dari sang bandar danmenjalankannya sesuai dengan yangdianjurkan, ternyata informan bisamelakukannya dan masih aman danleluasa untuk melakukan peredaranNarkoba hingga saat ini. Informansampai sekarang tidak jarang memintanasehat dari bandar apabila ada sesuatuyang dirasa janggal atau mencurigakandemi kelangsungan dari aktivitas yangdijalankan oleh informan tersebut.(wawancara, Maret 2010).

Keterangan dari Bapak Idmenjelaskan bahwa banyak anak-anakmuda warga Kampung Dalam yangterlibat dalam aktivitas peredaranNarkoba terpengaruhi ataupundipengaruhi oleh lingkungan dimana tidaksedikit dari penyalahguna yang berhasilmenutupi kebutuhan hidupnya danmalahan sukses memperbaiki statusekonominya. Karena banyak daripenyalahguna bisa dikatakan berhasildalam menjalankan aktivitasnya dan

sukses dengan segala trik yang dilakukan,maka banyak dari anak-anak mudatersebut tertarik dan belajar daripemyalahguna tersebut (wawancara,April 2010).

Proposisi RangsanganKeberlangsungan aktivitas

peredaran narkoba di Kampung Dalamjuga dipengaruhi oleh rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkunganKampung Dalam itu sendiri. Selain dariketerbatasan kemampuan atau skillyang dimiliki oleh warga KampungDalam yang berujung pada kesulitandalam mencari pekerjaan, disisi laintuntutan kebutuhan hidup yang terusmeningkat. Faktor yang tidak kalahpentingnya adalah tingginya keuntunganyang diperoleh disamping pekerjaan yangtergolong cukup mudah dan tidakmengeluarkan tenaga yang besar untukmelakoninya menjadikan rangsanganyang sangat kuat untuk menentukankeputusan warga Kampung Dalamdalam memperdagangkan Narkobadikawasan tersebut. Disamping itu,aktivitas yang sudah dianggap biasa-biasa dan tidak menjadi rahasia sesamawarga bahwa menjadi penyalahgunabukanlah hal yang memalukan diKampung Dalam.

Berdasarkan keterangan Rd selakupengguna Narkoba yang menjelaskanbahwa di Kampung Dalam, segalaaktivitas warga yang berkaitan denganNarkoba apakah itu pengguna ataupunpengedar Narkoba bukan merupakan halyang baru atau aneh ditengah-tengahmasyarakat. Informan mengaku dari kecilsudah terbiasa melihat orang-orangmenggunakan Narkoba sepertimenghisap rokok ganja biasa apakah itumalam hari ataupun siang hari. Selain itu

Page 6: Sugiarto, SIK*) - unri.ac.id

Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 201175

dilihat dari penghasilan yang diperolehsudah bisa untuk menutupi kebutuhanhidupnya. (wawancara, Maret 2010).

Keterangan Ra selaku warga yangmenjelaskan peredaran Narkoba marakpada tahun 2005. Pada saat itukebanyakan warga masyarakatKampung Dalam beranggapan bahwaperedaran Narkoba adalah salah satujenis pekerjaan yang tersedia dan bukanmerupakan pekerjaan yang memalukan.Hal ini disebabkan oleh hampir sebagianwarga berprofesi sebagai pengedarNarkoba dan sudah berlangsungsemenjak bertahun-tahun yang lalu. Saatini peredaran Narkoba masih ada, namunsembunyi-sembunyi dan merekaberalasan karena faktor ekonomi(wawancara, Maret 2010).

Hal yang tidak kalah pentingnyaadalah stimulus dari lingkungan sosialwarga masyarakat Kampung Dalamyang mendukung kegiatan ileggaltersebut. Fakta tersebut didukung olehpernyataan Lurah Kampung DalamBapak Ariyanto, S.Sos yang menyatakanbahwa beberapa warga yang terlibatdalam bisnis barang haram tersebutsaling melindungi, bahkan apabila adaaparat keamanan yang sedang mencariseseorang yang diduga terkait denganPenyalahgunaan Narkoba mereka salingmelindungi. Mereka melakukan aktifitastersebut dengan berdalih memenuhikebutuhan sehari-hari (wawancara, April2010).

Sfr, warga Kampung Dalammenjelaskan bahwa pada tahun 2008pernah terjadi aparat kepolisian gagalmembawa tersangka dari KampungDalam dikarenakan dihalang-halangi olehwarga sekitar tempat tinggal tersangka.Berdasarkan bukti permulaan,

seharusnya tersangka tersebut dapatdilakukan upaya paksa ditangkap untukguna proses penyidikan, namun pada saatakan ditangkap tersangka berteriak-teriak yang mengundang tetangganyasehingga karena tersangka tidak bisaditangkap karena bebarapa wargamenghalangi (wawancara, April 2010).

AY, salah seorang pengedarsekaligus pengguna Narkoba dalamwawancara dengan penulis mengatakanbahwa masyarakat Kampung Dalamsangat kompak. Mereka saling menutupidan melindungi bila ada petugas dari Polriyang mencari seseorang terkaitPenyalahgunaan Narkoba di KampungDalam. Mulai dari Nenek-nenek sampaidengan cucunya ada yang bergelut bisnisbarang haram tersebut. Apabila adapetugas yang mencari seseorang atautersangka, biasanya mereka menjawabtidak kenal atau tidak tahu dan bila adaorang asing masuk ke Kampung Dalam,para pemain biasanya langsungmenghentikan segala kegiatan yangberkaitan dengan PenyalahgunaanNarkoba (wawancara, April 2010).

Berdasarkan keterangan Bapak De,salah satu Ketua RT menjelaskanbahwa penyalahgunaan Narkoba diKampung Dalam saat ini sudah mulaiberkurang dibanding tahun-tahunsebelumnya. Sekitar tahun 2005peredaran Narkoba marak dan terang-terangan, saat ini masih tetap adawalaupun sembunyi-sembunyi.Seandainya ada orang asing yangdicurigai sebagai petugas kepolisianmasuk ke Kampung Dalam terlebih lagijika ada salah seorang penyalahgunaNarkoba yang tertangkap, biasanya akanada yang menyelidiki dari mana asalinformasi tersebut. Namun sebagian

Page 7: Sugiarto, SIK*) - unri.ac.id

Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 2011 76

tersangka yang tertangkap tidak akanmengakui bahwa barangnya berasal dariKampung Dalam dengan harapan padasaat proses penyidikan sampai denganpengadilan keluarga tersangka tersebutakan ditanggung oleh “Bandar”, namunbila Sang Bandar tidak dapat menjaminkehidupan keluarga tersangka, tersangkatersebut akan “bernyanyi” denganmenunjukkan dari mana asal barang yangtelah disita (wawancara, April 2010).

Bapak Id menjelaskan bahwadukungan warga khususnyapenyalahguna Narkoba di KampungDalam dalam menjaga kelangsunganaktivitas tersebut juga ditunjukkan dalambentuk beberapa perlakuan yangdiberikan apabila ada salah seorangwarga di Kampung Dalam yang didugaberbicara atau memberikan informasikepada pihak kepolisian, maka sanksiyang diberikan adalah “pengasingan” danteror “gangguan” terhadap wargatersebut dan terkadang hingga padatindakan pemukulan. Hal ini dilakukansebagai sanksi yang akan diterima olehwarga yang dianggap sebagai“pengkhianat” dan membahayakanaktivitas perdagangan Narkobadikemudian harinya. Selanjutnya apabilawarga yang disebut “pengkhianat”tersebut membutuhkan pertolonganmaka tidaklah mengherankan jika tidakada warga yang bersedia menolongnyadan biasanya warga tersebut lama-kelamaan tidak akan merasa betahtinggal di Kampung Dalam dan memilihuntuk meninggalkan Kampung Dalam(wawancara, April 2010).

Nk, selaku pengedar menjelaskanbahwa seandainya ada orang asing yangdicurigai sebagai petugas kepolisianmasuk ke Kampung Dalam terlebih lagi

jika ada salah seorang penyalahgunaNarkoba yang tertangkap, biasanya akanada yang menyelidiki dari mana asalinformasi tersebut. Seandainya ada yangdicurigai telah memberikan informasiberasal dari Kampung Dalam, secaraotomatis warga atau keluarga dari si“pengkhianat” akan diasingkan olehwarga dan menjadi pembicaraan bagiwarga yang lain sebagai “pengkhianat”.Seandainya informasi berasal dari wargayang telah tertangkap sebelumnya(disebut “bernyanyi”) maka keluarganyaakan mendapat pengasingan juga darianggota jaringan Narkobaberupatindakan “teror” (wawancara,April 2010).

Proposisi NilaiTingginya perolehan nilai atau

keuntungan secara materi yang diperolehdari aktivitas peredaran Narkobamenjadikan aktivitas tersebut masihberlangsung ditengah-tengah warga diKampung Dalam. Banyak diantarapenyalahguna Narkoba tersebut memilikipenghasilan yang cukup untuk memenuhituntutan kebutuhan hidup keluargabahkan sampai kepada kategoriberpenghasilan tinggi dan bisa membelikendaraan dan juga alat-alat elektronikterbaru dan lain sebagainya.

Berdasarkan keterangan dari Anselaku penyalahguna yang menjelaskanbahwa keuntungan yang diperoleh dariaktivitas perdagangan narkoba dirasakansangat besar dan bisa memenuhikebutuhan hidup keluarganya. An jugamenjelaskan bahwa berjualan narkobaadalah pekerjaan utamanya sehari-haridan keuntungan yang diperoleh disampinguntuk kebutuhan hidup sekeluarga jugadigunakan untuk biaya anak sekolah dan

Page 8: Sugiarto, SIK*) - unri.ac.id

Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 201177

membeli kendaraan roda dua (sepedamotor) untuk mendukung kegiatantersebut. Disisi lain An menjelaskanbahwa resiko dari aktivitas peredarannarkoba mulai dari mendapatkan bahanbaku, mencari pelangan dan jugamemasarkannya bukanlah dianggapsesuatu yang terlalu besar dalam artianseandainya tertangkap merupakan halyang biasa saja. Namun demikianmenurut An kehati-hatian tetapdiperlukan agar aktivitas tetap bisadilaksanakan untuk keesokan harinya.(wawancara, Maret 2010).

Berdasarkan keterangan Bapak Deyang menjelaskan bahwa jika melihatkepada keuntungan yang diperoleh dariaktivitas peredaran narkoba, secaraumum keuntungan yang diperolehsangatlah mencukupi dan terkadangmalahan bisa membeli kendaraan barurata-rata minimal 2 unit walaupun kreditnamun sepeda motornya baru.Sedangkan tantangan berupa resikotertangkap dan sebagainya adalah halyang sudah biasa terjadi di KampungDalam. (wawancara, Maret 2010).

Proposisi Persetujuan dan AgresiBentuk nyata dari sikap dan

tindakan yang berlaku dikalanganpenyalahguna di Kampung Dalam terlihatdari hasil perolehan keuntungan secaramateri dari bandar apabila pelaku bisamemasarkan Narkobanya dengan baik.Malahan tidak jarang bandarmemberikan bonus kepada pelaku apabilahasil penjualan Narkoba dalam kurunwaktu tertentu lebih banyakdibandingkan beberapa waktusebelumnya. Bonus yang diperoleh olehpelaku menjadikan pelaku lebihbersemangat untuk melakukan aktivitas

peredarannya agar bisa memperolehhasil yang lebih banyak. Apabila pelakuberhasil mengedarkan Narkoba lebihbanyak dari biasanya dan tidak mendapatbonus dari bandar, tidak jarang dari pelakuyang merasa kecewa dan perlahan-lahanmulai malas mengedarkannya sampaikepada mencari bandar yang baru.Begitu juga apabila pelaku tidak lancardalam mengedarkan Narkoba tersebut,tidak jarang dari bandar mulai membatasisedikit demi sedikit Narkoba untuk dijualoleh pelaku sampai kepada tidakbekerjasama lagi dengan pelaku tersebut.

Selain itu apabila ada salah satu daripelaku yang ditangkap dan tidakberbicara atau memberikan informasi(bernyanyi) kepada pihak kepolisiansesuai dengan harapan bandar, apabilapelaku tersebut telah menjalani hukumanakan segera diterima kembali ditengah-tengah warga Kampung Dalam danmendapat segala bentuk dukungan untuksegera menjalankan aktivitasnya kembalisebagai pengedar Narkoba. Malahandisisi lain terkadang warga yang pernahditangkap tersebut seakan-akan menjadipahlawan bagi warga apalagi bagibandarnya.

Keterangan Mb selaku bandarnarkoba yang menjelaskan bahwadulunya sewaktu informan masihberstatus sebagai pengedar pernahditangkap oleh aparat kepolisian. Namunsaat diberi banyak pertanyaan oleh polisiinforman tidak sedikitpun memberikanatau membocorkan informasi tersebutsehingga aktivitas peredaran narkoba diKampung Dalam masih bisa berlangsungseperti biasanya. Begitu informan telahmenghabiskan masa tahanan dankembali ditengah-tengah kelompokkhususnya oleh bandar, informan

Page 9: Sugiarto, SIK*) - unri.ac.id

Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 2011 78

langsung disambut seperti pahlawan yangtelah melindungi keberlangsunganaktivitas peredaran Narkoba dikawasantersebut. Begitu informan hendakmemulai kembali aktivitasnya sebagaipengedar narkoba dan tidak mempunyaidana atau modal yang cukup, banyakbandar maupun pengedar yang lain yangbersedia meminjamkan atau memberimodal kepada informan agar bisakembali beraktivitas seperti biasanya.Keberhasilan informan dalam menjagarahasia dan memasarkan narkoba hinggasaat ini akhirnya informan bisa menjadibandar dan memiliki beberapa orang kuriruntuk memasarkan narkobanya tersebut.(wawancara, April 2010).

Senada dengan pernyataan diatas,Komisaris Polisi Muhammadun selakuKasat Narkoba Polresta Pekanbarumenjelaskan bahwa untuk mendapatkaninformasi tentang jaringan narkoba yangada di Kampung Dalam bukanlah halyang mudah. Hal ini dikarenakankekompakan dan kesepakatan merekadalam menyembunyikan informasi ataumelakukan gerakan tutup mulut. Kondisitersebut sangat wajar dilakukan olehbeberapa tersangka yang sudahtertangkap demi menjaga kelangsunganperedaran di Kampung Dalam dan jugakeamanan jiwa tersangka maupunkeluarganya. Namun apabila tersangkaberhasil untuk tidak memberikansedikitpun informasi kepada petugas,disaat tersangka bebas dari masatahanan biasanya langsung disambut dandiberi penghargaan karena telah berhasilmenjaga informasi yang bisamembahayakan aktivitas peredarannarkoba di Kampung Dalam.(wawancara, April 2010).

Bentuk agresi lain diperlihatkan olehpenyalahguna Narkoba di KampungDalam seperti memperlihatkankepedulian yang tinggi kepada pelaku dankeluarganya apabila pelaku tersebuttertangkap oleh aparat kepolisian.Kepedulian dikalangan penyalahgunaanNarkoba di Kampung Dalam didukungoleh pernyataan AY yang menjelaskanbahwa selama yang bersangkutanberada dalam tahanan Satuan NarkobaPolresta Pekanbaru seringkali dijengukoleh tetangganya dan diberikan oleh-olehmakanan dan rokok. Di samping itu jugakelurga AY yang tinggal di KampungDalam diperhatikan oleh anggota jaringanAY. Dukungan kepada AY dankeluarganya di Kampung dalammerupakan jaminan yang diberikan olehatasan jaringan di mana AY menjadianggota dan perhatian tersebut dilakukansampai dengan proses hukum terhadapAY selesai (wawancara, April 2010).

Keterangan Nst selaku wargaKampung Dalam menjelaskan bahwadulu pernah ada kurir yang ditangkap olehaparat kepolisian. Dalam prosespenyidikan oleh aparat kepolisian kurirtersebut tidak memberikan informasi darimana Narkoba yang dibawanya berasal.Kurir berani pasang badan untukm e m p e r t a n g g u n g j a w a b k a nperbuatannya meskipun sebenarnyakurir tersebut mengetahui banyaktentang penyalahgunaan Narkoba diKampung Dalam. Setelah selesaimenjalani proses hukuman dan kembaliditengah-tengah warga masyarakat, kurirtersebut langsung disambut sepertipahlawan oleh anggota jaringan Narkobakarena dianggap telah melindungikeberlangsungan aktivitas penyalah-

Page 10: Sugiarto, SIK*) - unri.ac.id

Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 201179

gunaan Narkoba di kawasan tersebut.Begitu kurir hendak memulai kembaliaktivitasnya sebagai pengedar Narkobadan tidak mempunyai dana atau modalyang cukup, bandar maupun pengedaryang lain yang bersedia meminjamkanatau memberi modal kepada kurir agarbisa kembali beraktivitas sepertibiasanya. Sampai saat ini kurir tersebutmasih menjalani bisnis Narkoba dengansembunyi-sembunyi (wawancara, April2010).

Senada dengan pernyataan di atas,Mhdmenyatakan bahwa untukmendapatkan informasi tentang jaringanNarkoba yang ada di Kampung Dalambukanlah hal yang mudah. Hal inidikarenakan kekompakan mereka dalammenyembunyikan informasi. Kondisitersebut sangat wajar dilakukan olehbeberapa tersangka yang sudahtertangkap demi menjaga kelangsunganperedaran di Kampung Dalam dan jugakeamanan jiwa tersangka maupunkeluarganya. Namun apabila tersangkaberhasil untuk tidak memberikansedikitpun informasi kepada petugas,disaat tersangka bebas dari masatahanan biasanya langsung disambut dandiberi penghargaan karena telah berhasilmenjaga informasi yang bisamembahayakan aktivitas peredaranNarkoba di Kampung Dalam(wawancara, April 2010).

M j n , warga Kampung Dalammenjelaskan bahwa pernah adatetangganya yang tertangkap karenaterliba kasus Narkoba, namun keluargayang ditinggalkan seolah-olah tidakmerasa khawatir akan kehidupan sehari-harinya. Hal tersebut dikarenakan adakawannya yang setiap saat mendatangikeluarganya untuk memberikan bantuan

secara ekonomi (wawancara, April2010).

Analisisis Faktor-faktor yangMempengaruhi Terjadinya Penyalah-gunaan Narkoba di Kampung Dalam

Bagian berikut merupakan aplikasidari hasil temuan dilapangan denganteori-teori yang digunakanPenulis dalammenganalisis tujuan penelitian. Aktivitaspenyalahgunaan Narkoba di KampungDalam terkait dengan proposisi-proposisiyang dijelaskan oleh Homans (1950)tentang beberapa proposisi untukmenjelaskan tingkah laku sosial yangpaling mendasar yang antara lain sebagaiberikut :

1. Proposisi Sukses.Banyaknya para penyalahguna yang

tergolong pada pemain lama dengansegala kesuksesan yang telah diperolehbaik keutungan secara materi maupunkelancaran dan keamanan darimenjalankan aktivitas tersebut menjadipengaruh sekaligus contoh bagipenyalahguna lain ataupun pelaku yangbaru untuk meniru sistem atau cara yangtelah dilaksanakan oleh pemain lamatersebut. Terlebih lagi cara atau trik yangdiberikan terasa bermanfaat danmenguntungkan pelaku dalammenjalankan aktivitas peredaranNarkobanya.

2. Proposisi Rangsangan.Beberapa stimulus lingkungan yang

menjadikan eksistensi peredaranNarkoba di Kampung Dalam antara lain: keterbatasan kemampuan atau skillyang dimiliki oleh warga KampungDalam yang berujung pada kesulitan

Page 11: Sugiarto, SIK*) - unri.ac.id

Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 2011 80

dalam mencari pekerjaan, tingginyakeuntungan yang diperoleh, pekerjaanyang tergolong cukup mudah dan tidakmengeluarkan tenaga yang besar untukmelakoninya, aktivitas atau profesi yangsudah dianggap biasa-biasa dan tidakmenjadi rahasia sesama warga bahwamenjadi penyalahguna bukanlah hal yangmemalukan di Kampung Dalam,dukungan sosial dari lingkungan wargaKampung Dalam serta tuntutankebutuhan hidup yang terus meningkatmenjadikan warga Kampung Dalammemilih untuk menjadi penyalahgunaNarkoba.

3. Proposisi Nilai.Besarnya penghasilan atau

keuntungan yang diperoleh dari aktivitasperedaran Narkoba menjadikan aktivitastersebut masih berlangsung dan menjadisolusi mata pencaharian akhir warga diKampung Dalam. Banyak diantarapenyalahguna Narkoba tersebut memilikipenghasilan yang cukup untuk memenuhituntutan kebutuhan hidup keluargabahkan sampai kepada kategoriberpenghasilan tinggi dan bisa membelikendaraan dan juga alat-alat elektronikterbaru dan berbagai keperluan lainkeluarga penyalahguna Narkoba diKampung Dalam.

4. Proposisi Persetujuan danAgresi.Bentuk pengakuan dan penghargaan

yang diberikan bandar apabila pelaku bisamemasarkan Narkobanya dengan baikadalah dengan memberikan bonuskepada pelaku apabila hasil penjualanNarkoba dalam kurun waktu tertentulebih banyak dibandingkan beberapawaktu sebelumnya. Bonus yang diperoleh

oleh pelaku menjadikan pelaku lebihbersemangat untuk terus menjalankanaktivitas peredarannya agar bisamemperoleh hasil yang lebih banyakpula. Apabila pelaku berhasilmengedarkan Narkoba lebih banyak daribiasanya dan tidak mendapat bonus daribandar, tidak jarang dari pelaku yangmerasa kecewa dan perlahan-lahanmulai malas mengedarkannya sampaikepada mencari bandar yang baru.Begitu juga apabila pelaku tidak lancardalam mengedarkan Narkoba tersebut,tidak jarang dari bandar mulai membatasisedikit demi sedikit Narkoba untuk dijualoleh pelaku sampai kepada tidakbekerjasama lagi dengan pelaku tersebut.Bentuk agresi lain dikalanganpenyalahguna Narkoba di KampungDalam terlihat dari tingginya tingkatkepedulian jaringan terhadap pelaku dankeluarganya disaat pelaku tertangkapoleh aparat kepolisian dan selamamenjalani masa hukuman tersebut.

Dari proposisi-proposisi tersebutdikaitkan dengan data empirik yangdiperoleh Penulis di lapanganmenunjukkan kesesuaian dengan teoripertukaran sosial sebagaimana yangdikemukakan oleh Homans ( 1951).

KESIMPULANKesimpulan

Beberapa kesimpulan dapat ditarikdari hasil penelitian ini, dan sehubungandengan kesimpulan tersebut makapenulis memberikan beberapa saran baiksecara praktis dan teoritis yang antaralain sebagai berikut :1. Latar belakang munculnya perilaku

penyalahgunaan Narkoba diKampung Dalam antara lain :

Page 12: Sugiarto, SIK*) - unri.ac.id

Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 201181

a. Hilangnya mata pencahariansebagai buruh bongkar muatsemenjak ditutupnya pelabuhanrakyat dan dipindahkan keSungai Duku pada tahun 1997.

b. Keahlian dan keterampilanmengenai sistem transaksiNarkoba yang terjadi diKampung Dalam berasal dariproses pembelajaran (LearningProces)baik langsung maupunsecara tidak langsung.

c. Proses interaksi dankomunikasi antara pelaku“pemain baru” dengan bandar“pemain lama” merupakansuatu proses interaksi dankomunikasi yang berjalan cukuplama.

d. Hubungan antar penyalahgunaNarkoba di dalam kelompokyang sudah sangat akrabmenimbulkan suatukepercayaan “trust” yangterbina cukup kuat antarasesama bandar, bandar denganpelaku “pemain baru” dan jugasesama pelaku “pemain baru”.

e. Perdagangan Narkoba olehwarga di Kampung Dalamadalah sesuatu hal yang sudahbiasa-biasa saja bagi warga dansudah merupakan suatukebutuhan atau solusi pekerjaanterakhir bagi warga untukmenutupi tuntutan kebutuhanhidup, hal tersebut disebabkankarena tidak ada keahlian lainyang dimiliki oleh sebagianwarga Kampung Dalam danjuga keuntungan yang diperolehrelatif cukup besar.

f. Beberapa aturan tidak tertulis

yang muncul kemudiandisepakati bersama danmenjelma menjadi nilai-nilaimenjadi pedoman para wargakhususnya penyalahgunaNarkoba di Kampung Dalamdalam kehidupan sehari-hariseperti bila ada kurir atauanggota jaringan yangtertangkap dengan sendirinyatidak akan memberitahukaninformasi atau dalam istilahmereka disebut tidak“bernyanyi” kepada aparatkepolisisan.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhiterjadinya Penyalahgunaan Narkobadi Kampung Dalam antara lain :a. Proposisi Sukses, banyaknya

para penyalahguna yangtergolong pada pemain lamadengan segala kesuksesan yangtelah diperoleh baik keutungansecara materi maupunkelancaran dan keamanan darimenjalankan aktivitas tersebutmenjadi pengaruh sekaliguscontoh bagi penyalahguna lainataupun pelaku yang baru untukmeniru sistem atau cara yangtelah dilaksanakan oleh pemainlama tersebut. Terlebih lagi caraatau trik yang diberikan terasabermanfaat danmenguntungkan pelaku dalammenjalankan aktivitasperedaran Narkobanya.

b. Proposisi Rangsangan,beberapa stimulus lingkunganyang menjadikan eksistensiperedaran Narkoba diKampung Dalam antara lain :keterbatasan kemampuan atau

Page 13: Sugiarto, SIK*) - unri.ac.id

Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 2011 82

skill yang dimiliki oleh warga,tingginya keuntungan yangdiperoleh, pekerjaan yangtergolong cukup mudah dantidak mengeluarkan tenagayang besar untuk melakoninya,aktivitas atau profesi yangsudah dianggap biasa-biasa danmenjadi penyalahguna bukanlahhal yang memalukan sertadukungan sosial dari lingkunganwarga Kampung Dalam.

c. Proposisi Nilai, besarnyapenghasilan atau keuntunganyang diperoleh dari aktivitasperedaran Narkoba menjadikanaktivitas tersebut masihberlangsung dan menjadi solusimata pencaharian akhir wargadi Kampung Dalam.

d. Proposisi Persetujuan danAgresi, bentuk pengakuan danpenghargaan yang diberikanbandar apabila pelaku bisamemasarkan Narkobanyadengan baik adalah denganmemberikan bonus kepadapelaku apabila hasil penjualanNarkoba dalam kurun waktutertentu lebih banyakdibandingkan beberapa waktusebelumnya begitu jugasebaliknya. Bentuk agresi laindikalangan penyalahgunaNarkoba di Kampung Dalamterlihat dari tingginya tingkatkepedulian jaringan terhadappelaku dan keluarganya disaatpelaku tertangkap oleh aparatkepolisian.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Rulam. 2005. MemahamiMetode Penelitian Kualitatif. Cet.I. UM Press, Malang

Atmasasmita, Romli. 1992. Teori danKapita Selekta Kriminologi. PTRefika Aditama, Bandung

Badan Narkotika Nasional. 2007.Advokasi PencegahanPenyalahgunaan Narkoba

Badan Pusat Statistik Kota Pekanbaru.Pekanbaru Dalam angka InFigures 2009. Kerjasama BadanPerencanaan Pembangunan DaerahKota Pekanbaru Dengan BPS KotaPekanbaru

Broom, Leonard and Philip Selznick.1973. Sociology: A Text WithAdapted Readings, Fitfth Edition.New York

Bungin, Burhan. 2003. Analisis DataPenelitian Kualitatif . PTRajagrafindo Persada, Jakarta

Bungin, Burhan. 2007. Analisis DataPenelitian Kualitatif :Pemahaman Filosofi danMetodologis Kearah PenguasaanModel Aplikasi. Raja GrafindoPersada, Jakarta

Charles H. McCaghy, et. all., 2003.Deviant Behaviour . PearsonEducation, Inc, Boston

Creswell, J. W. 1998. Qualitatif Inquiryand Research Design. SagePublications, Inc: California

Page 14: Sugiarto, SIK*) - unri.ac.id

Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 201183

Creswell, Jhon. 2002. Research DesignQualitative & QuantitativeApproaches Cetakan Kedua .Terjemahan oleh angkatan IV danV KIK UI, KIK Press, Jakarta

Durkheim, Emile. 1964. The Rules ofSociological Method.Translated bySarah A. Solovay and Jhon H.Mueler. Free Press,New York

Durkheim. 1984. The Devision ofLabour in Sociology. The FreePress, NewYork

Faisal, Sanafiah. 1995. Format-formatPenelitian Sosial. Rajawali Press,Jakarta

Farouk, M. dan Jaali. 2003. ModulKuliah Metodologi Penelitian.PTIK, Jakarta

Giallombardo, Rose 1964. JunivelleDelinquency. Library of CongresCatalouging in Publictation Data

Giallombardo, Rose 1976. JunivelleDelinquency.John Wiley and Sons,Inc, New York

Kamanto Sunarto. 2000. PengantarSosiologi. Fakultas Ekonomi UI,Jakarta

Kratcozki, Lucille, D. And Peter, G.Kratcozki. 1979. JunivelleDelinquency. Prestice Kall

Kreither H. And Shulamich Kreither.1976. Cognitive Orientation andBehaviour. SP Company, NewYork

Lawang, Robert. M.Z. 1986. TeoriSosiologi Kalsik dan Modern JilidII. Gramedia, Jakarta

Lawang, Robert. M.Z. 2004. KapitalSosial dalam Perspektif SosiologiSuatu Pengantar. Fisip. UI Press,Jakarta.

Lexy Moleong. 1990. Metode PenelitianKualitatif. PT. RemajaRosdakarya, Bandung

Lincoln, Yvonna & Egon. G. Guba. 1985.Naturalistic Inquiry . SagePublications, New Delhi

Narwoko, Dwi J. & Suyanto, Bagong.2008. Sosiologi Teks Pengantardan Terapan. Edisi kedua. PrenadaMedia Goup, Jakarta

Partodiharjo, Subagyo. 2007. KenaliNarkoba dan MusuhiPenyalahgunaannya. Erlangga,Jakarta

Polresta Pekanbaru. 2010. IntelejenDasar Polresta Pekanbaru,Pekanbaru

Polresta Pekanbaru. 2010. KumpulanLaporan Intelejen PermasalahanNarkoba di Wilayah HukumPolresta Pekanbaru. SatuanIntelkam Polresta Pekanbaru,Pekanbaru

Polsekta Senapelan. 2010. IntelejenDasar Tahun 2010. Pekanbaru

PTIK. 1989. Ensiklopedi Kepolisian.KIK Press , Jakarta

Riduwan. 2003. Dasar-dasar Stastitika.Alfabeta, Bandung

Ritzer, George dan Douglas J. Goodman.2007. Teori SosiologiModern.Kencana,Jakarta

Sahetapy, J.E., dan B. MardjonoReksodiputro, SH, MA. 1989.Paradoks Dalam Kriminologi.cetakan kedua CV. Rajawali Pers,Jakarta

Satuan Narkoba Polresta Pekanbaru.2010. Laporan Tahunan SatReskrim, Pekanbaru

Shaw, Clifford R., and Henry D. McKay.1942. Juvenile Delinquency andUrban Areas: A study of Rates ofDelinquency in Relation ToDifferential Characteristic of LocalCommunities in American Cities,Univ. Chicago Press, Chicago

Page 15: Sugiarto, SIK*) - unri.ac.id

Jurnal Industri dan Perkotaan Volume XVI Nomor 27/Februari 2011 84

Soekanto. 1991. Sosiologi SuatuPengantar. Edisi baru ke EmpatPT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Sunarto, Kamanto. 2000. PengantarSosiologi Edisi Kedua. LembagaPenerbit Fakultas EkonomiUniversitas Indonesia, Jakarta

Suparlan, Parsudi. 1994. MetodologiPenelitian Kualitatif. ProgramPasca Sarjana UniversitasIndonesia, Jakarta

Suparlan, Parsudi 1996. DiktatAntropologi Perkotaan. JurusanAntropologi FISIP UniversitasIndonesia, Jakarta

Soesilo, R. 1985. Kriminologi (Pengetahuan Tentang Sebab-Sebab Kejahatan). Politiea, Bogor

Sutherland, E. H.. 1947. Principles OfCriminology Fourth Edition. J.B.Lippincott Company, Chicago

Theodorson, George A. & Theodorson,Achilles G. 1969. A ModernDictionary of Sosiology. Thomas Y.Crowell Company, New York

Undang-undang RI No. 22 Tahun 1997tentang Narkotika

Undang-undang RI No. 5 Tahun 1997tentang Psikotropika

Weda. 1996. Kriminologi. PT RajawaliPerkasa, Jakarta

Wahid, A dan Irfan , M. 2001.Perlindungan Terhadap KorbanKekerasan. Refika Aditama,Bandung

Weinstein, D dan Michael A. Weinstein,1974, Living Sociology A CriticalIntroduction, David McKayCompany, Inc, New York.

Yin, Robert K. 2003. Studi Kasus :Desain dan Metode . CetakanKeempat RajaGrafindo Perkasa,Jakarta