STRUCTURE, BEHAVIOR, MARKET PERFORMANCE AND … Agritek...mangga nomor empat di dunia. Negara-negara...

8
Agri-tek Volume 10 Nomor 2 September 2009 STRUCTURE, BEHAVIOR,....... 27 STRUCTURE, BEHAVIOR, MARKET PERFORMANCE AND MARKETING MARGIN ANALYSIS OF MANGO IN DOLOPO SUB DISTRIC MADIUN REGENCY Indah Rekyani Puspitawati 1 1 adalah Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Merdeka Madiun Abstract Development of mango commodity in East Java has been siginicant and became the main priority, this is because mango produces a lot of fruits and has various quabilities. Madiun in one of areas that produce a lot f mango. Almost all of the farmers in this area have this commodity so that beside it could add their income, mango also considered as cheap nutrition source and accessible. Therefore, research regarding “structure, behavior, market performance and marketing marging analysis of mango in Dolopo sub district, Madiun regency” is necessary to be done.The result of this reseacrh showed that, marketting structre was not perfectly competed, as the trader determined the price, and the farmer could not determine the price, which means that farmers only become the price receiver. Market structure tneds to lead to be monopsoni marjet. Market behavior was less supproted marketing efficiency because of the collution between traders that could harm farmer, various marketing cost in trader level and high commitment of small trader toward bigger trader. Market performance showed that technology development in farmer and trader levels still high, and orientation for marketing istitution development still relatively small. Distribution of market marging as well cost and profit of each networking system were not well spread out. Therefore it could be concluded that the marketing system getting developed the profit obtained became smaller and the expenditure getting bigger. Factors that influence marketing margin in all marketing system were price in farmer level, as well as cost and profit of maketing institition. Price in farmer level had negative influence while cost and profit had positive influence toward marketing margin. Key words: Structure, Behavior, Market Performance, Marketing Margin. Pendahuluan Indonesia merupakan negara penghasil mangga nomor empat di dunia. Negara- negara di Asia masih menjadi pasar ekspor yang potensial bagi mangga Indonesia. Peluang untuk pengembangan komoditas mangga sangat besar. Mangga hampir dapat ditemukan diseluruh daerah di Indonesia, sentra produksi mangga tersebar di beberapa propinsi dan memiliki kekhasan masing- masing. Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan Bali merupakan propinsi yang banyak menghasilkan mangga. Sentra-sentra mangga yang ada saat ini tersebar dalam areal yang cukup besar (lebih dari 300 hektar) yang ditanami dengan varietas-varietas unggulan. Salah satu daerah di Kabupaten Madiun yang merupakan daerah potensial penghasil mangga adalah Kecamatan Dolopo. Mangga produksi daerah ini banyak diminati para pembeli, utamanya pembeli/pedagang luar kota. Pemasaran mangga Dolopo kebanyakan dijual keluar propinsi, karena daya tampung pasar local Madiun sangat terbatas. Untuk menjangkau daerah pemasaran, para produsen menjual melalui lembaga pemasaran. Pemasaran mangga di Dolopo mulai dari petani sampai konsumen dilaksanakan secara harian. Hal ini

Transcript of STRUCTURE, BEHAVIOR, MARKET PERFORMANCE AND … Agritek...mangga nomor empat di dunia. Negara-negara...

Agri-tek Volume 10 Nomor 2 September 2009 STRUCTURE, BEHAVIOR,....... 27

STRUCTURE, BEHAVIOR, MARKET PERFORMANCE AND MARKETING MARGIN ANALYSIS OF MANGO IN DOLOPO SUB

DISTRIC MADIUN REGENCY

Indah Rekyani Puspitawati1

1adalah Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Merdeka Madiun

Abstract

Development of mango commodity in East Java has been siginicant and became the main priority, this is because mango produces a lot of fruits and has various quabilities. Madiun in one of areas that produce a lot f mango. Almost all of the farmers in this area have this commodity so that beside it could add their income, mango also considered as cheap nutrition source and accessible. Therefore, research regarding “structure, behavior, market performance and marketing marging analysis of mango in Dolopo sub district, Madiun regency” is necessary to be done.The result of this reseacrh showed that, marketting structre was not perfectly competed, as the trader determined the price, and the farmer could not determine the price, which means that farmers only become the price receiver. Market structure tneds to lead to be monopsoni marjet. Market behavior was less supproted marketing efficiency because of the collution between traders that could harm farmer, various marketing cost in trader level and high commitment of small trader toward bigger trader. Market performance showed that technology development in farmer and trader levels still high, and orientation for marketing istitution development still relatively small. Distribution of market marging as well cost and profit of each networking system were not well spread out. Therefore it could be concluded that the marketing system getting developed the profit obtained became smaller and the expenditure getting bigger. Factors that influence marketing margin in all marketing system were price in farmer level, as well as cost and profit of maketing institition. Price in farmer level had negative influence while cost and profit had positive influence toward marketing margin. Key words: Structure, Behavior, Market Performance, Marketing Margin. Pendahuluan

Indonesia merupakan negara penghasil mangga nomor empat di dunia. Negara-negara di Asia masih menjadi pasar ekspor yang potensial bagi mangga Indonesia. Peluang untuk pengembangan komoditas mangga sangat besar. Mangga hampir dapat ditemukan diseluruh daerah di Indonesia, sentra produksi mangga tersebar di beberapa propinsi dan memiliki kekhasan masing-masing. Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan Bali merupakan propinsi yang banyak menghasilkan mangga. Sentra-sentra mangga yang ada saat ini tersebar dalam areal yang

cukup besar (lebih dari 300 hektar) yang ditanami dengan varietas-varietas unggulan.

Salah satu daerah di Kabupaten Madiun yang merupakan daerah potensial penghasil mangga adalah Kecamatan Dolopo. Mangga produksi daerah ini banyak diminati para pembeli, utamanya pembeli/pedagang luar kota.

Pemasaran mangga Dolopo kebanyakan dijual keluar propinsi, karena daya tampung pasar local Madiun sangat terbatas. Untuk menjangkau daerah pemasaran, para produsen menjual melalui lembaga pemasaran. Pemasaran mangga di Dolopo mulai dari petani sampai konsumen dilaksanakan secara harian. Hal ini

Agri-tek Volume 10 Nomor 2 September 2009 STRUCTURE, BEHAVIOR,....... 28

mengakibatkan dinamika kelembagaan pasar atau organisasi pasar cukup tinggi. Lebih-lebih dinamika pasar ini juga ditunjang oleh karakteristik mangga itu sendiri seperti cepat busuk, resiko produksi serta fluktuasi harga.

Lembaga pemasaran dalam melaksanakan fungsi-fungsi pemasaran tadi tentunya memerlukan biaya sebagai dampak dari proses tersebut dan mendapatkan keuntungan sebagai balas jasa dari melaksanakan aktivitas tersebut. Keseluruahn dari biaya dan keuntungan inilah yang biasa dikenal dengan margin pemasaran yang merupakan selisih antara harga yang dibayarkan oleh konsumen dengan harga yang diterima oleh produsen/petani. Kabupaten Madiun yang merupakan salah satu sentra produksi mangga di Propinsi Jawa Timur, produksi yang dihasilkan adalah 93,797 ton, luas lahan, produksi dan produktifitas tanaan mangga dari tahun ke tahun terus meningkat. Tanaman mangga menyebar di setiap kecamatan.

Secara runtut permasalahan dalam system saluran pemasaran mangga di kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun dikemukakan sebagai berikut : 1. Struktur pasar dalam pemasaran mangga di kecamatan Dolopo cenderung bersifat monopsoni/oligopsoni akan berpengaruh terhadap perilaku dan penampilan pasar. Sedangkan dalam penetapan harga lebih ditentukan oleh pedagang atau petani hanya sebagai penerima harga (price laker) berakibat rendahnya tingkat pendapatan petani dan rendahnya bagian harga yang diterima petani. 2. Dengan adanya perbedaan permodalan, pengalaman dan fasilitas yang dimiliki akan memperngaruhi kemampuan masing-masing pedagang dalam memperoleh keuntungan. Akibatnya distribusi marjin pemasaran, bagian keuntungan dan bagian biaya masing-masing lembaga pemasaran pada berbagai saluran pemasaran tidak merata. 3. Lemahnya posisi ekonomi petani dan terbatasnya sarana komunikasi maka petani sulit untuk mengetahui informasi harga khususnya harga di tingkat kabupate.

Akibatnya harga di tingkat petani dan harga di tingkat pengecer kurang berintegrasi, dari harga tingkat petani kurang responsive terhadap perubahan harga di tingkat pengecer.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan

dalam penelitian adalah metode deskriptif analisis. Data yang dikumpulkan disusun, dijelaskan, kemudian dianalisis dengan menggunakan uji statistik. Tehnik pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode survey. 1. Penentuan daerah penelitian

Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive

2. Pengambilan sample Pengambilan sample petani dan pedagang menggunakan metode snowball sampling.

3. Macam dan tehnik penghumpulan data a. Macam data : data primer dan data

sekunder b. Sumber data : petani, pedagang, kantor

desa, kecamatan, instansi terkait dan buku-buku literature

c. Tehnik pengumpulan data : tehnik observasi, tehnik wawancara, tehnik pencatatan

4. Metode Analisis dan Pengujian Hipotesis Analisis penelitian ini menggunakan 3 metode, yaitu :

a. Metdode Deskriptif Digunakan mendiskrsikan saluran

pemasaran biaya, keuntungan masing-masing lembaga pemasaran

b. Metode Analisis Kuantitatif Digunakan untuk mengeneralisasikan

system pemasaran mangga di Kabupaten Madiun.

c. Metode Analisis Kualitatif Digunakan untuk menganalisis

struktur, perilaku dan penampilan pasar mangga di Kabupaten Madiun.

Distribusi Marjin, Biaya dan Keuntungan Lembaga Pemasaran

Agri-tek Volume 10 Nomor 2 September 2009 STRUCTURE, BEHAVIOR,....... 29

Untuk menganalisis distribusi marjin pemasaran, biaya dan keuntungan pada setiap lembaga/saluran pemasaran digunakan rumus sebagai berikut :

MP – Pr - P atau

MP =

m

j

n

j

mkjBij

1111

Faktor yang mempengaruhi marjin pemasaran

Untuk menganalisis pengaruh harga, biaya dan keuntungan di tingkat petani harga di tingkat pedagang pengumpul sampai harga di tingkat pengecer digunakan analisis regresi berganda dengan bentuk linier dengan model sebagai berikut :

Y = b0 + 1 x1 + 2 x2 … + 8 x8 + e Y : margin (Rp/kg) bo : intersep 8.8 : koefisien regresi untuk masing-

masing variable x1 : harga ditingkat petani (Rp/kg) x2 : harga ditingkat pedagang

pengumpul 1 (Rp/kg) x3 : harga ditingkat pedagang

pengumpul 2 (Rp/kg) x4 : harga ditingkat pedagang

pengumpul antar kota (Rp/kg)

x5 : harga ditingkat pedagang pasar besar (Rp/kg)

x6 : harga ditingkat pengecer (Rp/kg) x7 : biaya pemasaran (Rp/kg) x8 : keuntungan pemasaran (Rp/kg) e : variable pengganggu

Kemudian untuk mengukur tingkat ketepatan yang paling baik dari analisis regresi dengan melihat koefisien determinasi (R2). Koefisien determinasi dapat dikatakan baik apabila nilainya mendekati satu atau maksimum satu.

Hasil Penelitian

Sifat pemasaran dapat diketahui dengan memahami mekanisme (struktur) pasar, perilaku pasar dan penampilan pasar. Memahami berbagai factor tersebut sangat penting, karea struktur, perilaku dan penampilan pasar merupakan factor penentu dalam perumusan kebijaksanaan pemasaran yang menguntungkan banyak pihak yang ikut serta dalam aktivitas pemasaran.

Saluran Pemasaran

Pemasaran mangga di Kabupeten Madiun terbagai dalam 3 saluran pemasaran sebagai berikut :

Agri-tek Volume 10 Nomor 2 September 2009 STRUCTURE, BEHAVIOR,....... 30

B = 220,3 M = 700 68,5% = 479, 7

72,2%

B = 132,8 M = 250 47,5%

77% = 117,2

B = 386,7 B = 309,1 M = 1700 M = 1450 79% = 1313,3 = 1140,9

B = -208,5 M = 550 62,1% = 341,5

B = 82,5 M = 350 76,4% = 267,5

Saluran Pemasaran Mangga di Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun, Jawa Timur Tiga saluran pemasaran mangga tersebut adalah sebagai berikut : Saluran 1. Petani pedagang pengumpul 1

(PP1) Pedagang Pengumpul 2 (PP2) Pedagang Pengumpul Antar Kota (PPAK) Pedagang Pasar Besar (PPB) Pengecer (PC)

Saluran 2. Petani pedagang pengumpul 1 (PP1) Pedagang Pengumpul Antar Kota (PPAK) Pedagang Pasar Besar (PPB) Pengecer (PC)

Saluran 3. Petani pedagang pengumpul 2 (PP2) Pedagang Pengumpul Antar Kota (PPAK) Pedagang Pasar Besar (PPB) Pengecer (PC)

Distribusi Margin Pemasaran Pada alternatif 1, petani menggunakan lima level dalam mendistribusikan mangganya, yaitu pedagang pengumpul 1, pedagang pengumpul 2, pedagang pengumpul antar kota, pedagang pasar besar dan pengecer, masing-masing menerima keuntungan sebesar 479,7 (68,5%), 117,2 (47%), 1140,9 (78,7%), 341,5 (62,1%) dan 267,5 (76,4%) dari total margin, masing-masing lembaga

Petani

Pedagang Pengumpul 1

Pedagang Pengumpul 2

Pedagang Pengumpul Antar Kota

Pedagang Pasar Besar

Pengecer

Agri-tek Volume 10 Nomor 2 September 2009 STRUCTURE, BEHAVIOR,....... 31

pemasaran margin mencapai 700, 250, 1450, 250 dan 350/kg mangga. Ratio nisbah (II/c) yang dicapai oleh pedagang pengumpul 1 adalah 2,17, pedagang pengumpul 2 adalah 0,9, pedagang pengumpul antar kota adalah 3,6, pedagang pasar besar adalah 1,6 dan pengecer mencapai 3,2 Dengan demikian keuntungan pedagang pengumpul antar kota (PPAK) lebih tinggi jika dibandingkan dengan keuntungan pedagang lainnya. Pada alternatif saluran 2 menggunakan 4 level lembaga pemasaran yaitu pedagang pengumpul 1, pedagang pengumpul antar kota, pedagang pasar besar dan engecer. Pada alternatif saluran ini keuntungan dari masing-masing lembaga pemasaran sebesar 479,7 (68,5%), 117,2 (47%), 1140,9 (78,7%), 341,5 (62,1%) dan 267,5 (76,4%) dari total margin. Pada masing-masing lembaga pemasaran margin mencapai 700, 250, 1450, 250 dan 350/kg mangga. Rasio nisbah (2c) yang dicapai pedagang pengumpul 1 sebesar 2,27, pedagang pengumpul antar kota sebesar 3,4 pedagang pasar besar 1,6 dan pengecer sebesar 3,2 Dengan demikian keuntungan pada pedagang pengumpul antar kota (PPAK)

lebih tinggi jika dibandingkan dengan keuntungan pedagang lainnya. Pada altenatif saluran 3, melibatkan 4 level lembaga pemasaran, yaitu pedagang pengumpul 2, pedagang pengumpul antar kota, pedagang pasar besar dan pengecer. Dimana masing-masing lembaga pemasaran memperoleh keuntungan sebesar 685,7% (72,2%), 1313,3 (77,25%), 341,5 (63,1%) dan 267,5 (76,4%) dari total margin. Dan masing-masing lembaga pemasaran memperoleh margin sebesar 950, 1700, 550 dan 350. Analisa Faktor Yang Mempegaruhi Margin Pemasaran Saluran Pemasaran 1 Faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap margin pemasaran sebagaimana yang dikemukakan dalam identifikasi permasalahan adalah harga di tingkat petani, harga tingkat pedagang pengumpul 1, harga di tingkat pedagang pengumpul 2, harga ditingkat pedagang pengumpul antar kota, harga di tingkat pedagang pasar besar, harga di tingkat pengecer, biaya pemasaran dan keuntungan lebaga yang ikut serta dalam pendistribusian mangga.

Tabel 1. Hasil analisis factor-faktor yang mempengaruhi margin pemasaran pada saluran 1

No Variabel Bebas Koefisien Regresi T - value sig

1. Konstanta 764.145 2.248 0.035 2. Harga di tingkat petani -0,346 -3.007 *** 0.007 3. Harga di tingkat PP 1 2.112 0.417 0.661 4. Harga di tingkat PP 2 -3.970 -1.167 0.256 5. Harga di tingkat PPAK -3.263 -0.509 0.616 6 Harga di tingkat PPB -3.736 -0.006 0.995

7. Harga di tingkat PC 0.122 1.353 0.190 8. Biaya 0.767 7.538 *** 0.000 9. Keuntungan 0.753 6.531 *** 0.000 R2 = 0,981 F ratio = 134,560

Dari tabel diatas dapat dibaca bahwa variable bebas yang terdiri dari harga di tingkat petani, harga di tingkat PP1, harga di tingkat PP2, harga di tingkat PPAK, harga di tingkat

PPB, harga di tingkat PC, biaya pemasaran dan keuntungan lembaga pemasaran secara bersama-sama berpengaruh terhadap margin pemasaran mangga.

Agri-tek Volume 10 Nomor 2 September 2009 STRUCTURE, BEHAVIOR,....... 32

Tabel 2 : Hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi margin pemasaran pada saluran 2

No Variabel Bebas Koefisien Regresi T - value sig

1. Konstanta 469.459 1.152 0.262 2. Harga di tingkat petani -8.350 -1.061 0.300 3. Harga di tingkat PP 1 6.960 0.946 0.35 4. Harga di tingkat PPAK -4.175 -0.353 0.727 5. Harga di tingkat PPB -5.087 -0.687 0.499 6 Harga di tingkat PC -6.521 -0.61 0.952 7. Biaya 0.980 7.451 *** 0.000 8. Keuntungan 0.950 11.868 *** 0.000

R2 = 0,972 F ratio = 109,798

Dari tabel diatas dapat dibaca bahwa variable biaya pemasaran dan keuntungan pemasaran berpengaruh nyata dan singnifikan pada taraf 5%, sedangkan variable harga di tingkat PP1, harga di tingkat PP2, harga di tingkat

PPAK, harga di tingkat PPB, harga di tingkat PC, mempunyai pengaruh yang kecil sekali sehingga secara statistik tidak berpengaruh nyata.

Tabel 3. Hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi margin pemasaran pada saluran 3

No Variabel Bebas Koefisien Regresi T - value sig

1. Konstanta -5.480 0.000 1.000 2. Harga di tingkat petani -3.331 0.000 1.000 3. Harga di tingkat PP 2 -1.981 0.000 1.000 4. Harga di tingkat PPAK 3.449 0.000 1.000 5. Harga di tingkat PPB -5.371 0.000 1.000 6 Harga di tingkat PC 1.521 0.000 1.000 7. Biaya 1.000 57389213 *** 0.000 8. Keuntungan 1.000 94733318 *** 0.000

R2 = 1,000 F ratio = 7,80

Dari tabel diatas dapat dibaca bahwa variable biaya pemasaran dan keuntungan pemasaran berpengaruh nyata dan signifikan pada taraf 5%, sedangkan variable harga di tingkat petani, harga di tingkat PP1, harga di tingkat PP2, harga di tingkat PPAK, harga di tingkat PPB, dan harga di tingkat PC, mempunyai pengaruh tidak nyata.

Variabel harga ditingkat petani berpengaruh negatif signifikan sampai pada tingkat kesalahan 5% dengan koefisien regresi yang dperoleh sebesar 0,346 berarti bahwa apabila harga di tingkat petani turun

sebesar satu satuan maka margin pemasaran akan meningkat sebesar 0,35 satuan dengan dianggap variable-variabel lainnya berada dalam keadaan tetap/konstan. Demikain juga sebaliknya apabila terjadi kenaikan harga di tingkat petani sebesar satu satuan, maka margin pemasaran akan turun sebesar 0,35 satuan dengan asumsi factor lainnya tetap/kontanta

Secara ekonomis apabila di tingkat PPAK naik, maka margin akan meningkat, keuntungan lebih dirasakan oleh lembaga pemasaran dan sebaliknya.

Agri-tek Volume 10 Nomor 2 September 2009 STRUCTURE, BEHAVIOR,....... 33

Varibel harga di tingkat PPB berpengaruh negatif dengan koefisien regresi sebesar –3,74 berarti apabila terjadi penurunan harga di tingkat PPB sebesar satu satuan, maka margin akan meningkat sebesar 3,74 satuan dengan asumsi factor lainnya tetap. Demikian juga sebaliknya apabila terjadi kenaikan harga di tingkat PPB sebesar satu satuan maka margin pemasaran akan turun sebesar 3,74 satuan dengan asumsi factor lainnya tidak berubah.

Variabel harga ditingkat PC dengan koefisien regresi yang diperoleh sebesar 1,22 berarti bahwa variable harga di tingkat PC berpengaruh positif terhadap variable margin pemasaran. Apabila terjadi kenaikan harga di tigkat PC sebesar satu satuan maka margin pemasaran akan mengalami peningkatan pula sebesar 1,22 satuan. Demikian pula sebailknya jika arga di tingkat PC mengalami penurunan sebesar satu satuan maka margin pemasaran akan mengalami penurunan pula sebesar 1,22 satuan apabila factor-faktor lainnya dianggap konstan.

Variabel biaya pemasaran berpengaruh positif dan nyata sampai pada tingkat kepercayaan 95%. Dengan koefisien regresi yang diperoleh sebesar 0,767 berarti apabila terjadi peningkatan biaya pemasaran argin pemasaran sebesar 0,77 satuan, demikian juga sebaliknya jika terjadi penurunan biaya sebesar satu satuan maka margin pemasaran juga akan turun sebesar 0,77 satuan apabila faktor lainnya dibiarkan konstan. Dengan naiknya pemasaran maka pengeluaran yang dilakuan lembaga pemasaran bertambah, berarti keuntungannya akan semakin berkurang.

Variabel keuntungan lembaga pemasaran berpengaruh positif dan signifikan asampai pada taraf kepercayaan 95%. Dengan koefisien regresi yang diperoleh sebesar 0,753 berarti bahwa apabila terjadi peningkatan keuntungan lembaga pemasaran sebesar satu satuan maka akan menyebabkan meningkatnya margin pemasaran sebesar 0,75 satuan dan sebaliknya jika terjadi penurunan keuntungan sebar satu satuan maka akan mengakibatkan menurunnya margin

pemasaran sebesar 0,75 satuan dengan anggapan apabila faktor lainnya dipertahankan tetap.

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Struktur pasar tidak bersaing sempurna

dimana dalam penentuan harga hanya ditentukan oleh pihak pedagang, sedangkan pihak produsen dalam hal ini petani tidak dapat menentukan harga artinya petani hanya sebagai penerima harga (price taker).

2. Perilaku pasar/pola tingkah laku lembaga pemasaran kurang mendukung efisiensi pemasaran

3. Distribusi margin pemasaran, bagian biaya dan bagian keuntungan pada masing-masing lembaga/saluran pemasaran tidak merata.

4. Dari ketiga saluran pemasaran tersebut maka saluran 3 mempunyai keuntungan tertinggi dan yang terendah terdapat pada saluran pemasaran1. secara deskriptif dapat disimpulkan bahwa semakin panjang saluran pemasaran, maka keuntungan yang diraih semakin kecil dan biaya yang dikeluarkan semakin besar

5. Faktor yang mempengaruhi pemasaran pada saluran I adalah harga dintingkat petani, biaya dan keuntungan

6. Faktor yang mempengaruhi margin pemasaran pada saluran pemasaran 2 adalah biaya dan keuntungan lembaga pemasaran. Baik biaya dan keuntungan lembaga pemasaran berpengaruh positif terhadap margin pemasaran.

Saran 1. Diperlukan adanya usaha dalam

meningkatkan kompetisi pasar dengan upaya peningkatan informasi pasar yang lebih intensif

2. Adanya perhatian dan motivasi pemerintah terhadap wadah atau kelompok-kelompok, dimana diharapkan dengan adanya wadah ini peran aktif

Agri-tek Volume 10 Nomor 2 September 2009 STRUCTURE, BEHAVIOR,....... 34

petani akan mampu mengurangi keterikatan dengan pedagang

3. Untuk menghindari adanya over produksi yang ditandai dengan lemahnya harga di tingkat petani maka perlu dicarikan alternatif lain sebagai upaya untuk meningkatkan harga, yaitu berupa pengolahan hasil produksi (agro industri)

Daftar Pustaka Anonymous, 1998. Evaluasi Pelaksanaan

Pembangunan Pertanian Jawa Timur. Dinas Pertanian Propinsi Jawa Timur.

----------, 1999. Laporan Tahunan Dinas Perkebnan Kabupaten Madiun, ----------., 1999. Kelayakan Investasi

Agribinis Menuju Agroindustri, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Kota Madiun

Basu Swastha, 1981, Saluran Pemasaran, Konsep dan Strategi Analisa Kuantitatif, BPFE, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Downwy, WD dan Steven P.E 1987, mArketing of Agrivcultural

Products, Macmilan Publishing Co, Inc, USA

Hanafiah dan Saefudin, 1983. Tata Niaga Hasil Pertanian, Universitas Indonesia, Jakarta.

Kartasapoetra G dan Kartasapotra A.G., Ir, 1986. Marketing Produk Pertanian dan Industri. Bina Aksara, Jakarta

Lukas S, 1997, Memahami Statistika Bisnis, Penerbit Andi, Yogyakarta

Mubyarto, 1982, Pengantar Ekonomi Pertanian, LP3ES, Jakarta

Pracaya, 1994, Bertanam Mangga, Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta

Saefuddin A.M, 1994, Pengkajian Pemasaran Komoditi Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor

Suyanti Satuhu, 1999, Penanganan Mangga Segar Untuk Ekspor, Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta

Soekartiwi, 1996, Laporan Hasil Penelitian Kaijan Profil Sistim Agrbisnis Beberapa Komoditas Buah-Buahan Yang Diunggulkan di Jawa Timur, Lembaga Penelitian Universitas Brawijaya, Malang