STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA DI...

15
STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA DI KELURAHAN LEMO DAN SARIRA KEC. MAKALE UTARA KAB. TANA TORAJA ECOTOURISM DEVELOPMENT STRATEGY IN LEMO AND SARIRA VILLAGE, MAKALE UTARA SUBDISTRICT, TANA TORAJA REGENCY 1 Selfiandri Rumengan, 2 Amran Achmad, 3 Ngakan Putu Oka 1 Program Studi Pengelolaan Lingkungan Hidup, Universitas Hasanuddin 2 Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin 3 Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin Alamat Korespondensi : Selfiandri Rumengan Perumahan Dosen UNHASBlok D/10Antang Makassar – Sulawesi Selatan HP: 085299917559 Email :[email protected]

Transcript of STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA DI...

Page 1: STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA DI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/63b4efcb8c04dbf7ee60da2d314e24d8.pdf · Makassar – Sulawesi Selatan HP: 085299917559 Email :sel_vcn@yahoo.com

STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA DI KELURAHAN LEMO DAN SARIRA KEC. MAKALE UTARA KAB. TANA TORAJA

ECOTOURISM DEVELOPMENT STRATEGY IN LEMO AND SARIRA VILLAGE, MAKALE UTARA SUBDISTRICT, TANA TORAJA REGENCY

1Selfiandri Rumengan, 2Amran Achmad, 3Ngakan Putu Oka

1Program Studi Pengelolaan Lingkungan Hidup, Universitas Hasanuddin 2Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin 3Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin

Alamat Korespondensi : Selfiandri Rumengan Perumahan Dosen UNHASBlok D/10Antang Makassar – Sulawesi Selatan HP: 085299917559 Email :[email protected]

Page 2: STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA DI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/63b4efcb8c04dbf7ee60da2d314e24d8.pdf · Makassar – Sulawesi Selatan HP: 085299917559 Email :sel_vcn@yahoo.com

ABSTRAK

Kelurahan Lemo dan Sarira, memiliki begitu banyak potensi sumber daya ekowisata, namun belum dikelola dengan pendekatan konsep ekowisata.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi wisata yang ada saat ini, dan merumuskan strategi yang sesuai untuk pengembangan ekowisata di Kelurahan Lemo dan Sarira, Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Lemo dan Sarira, yang secara administratif berada di Kecamatan Makale Utara, Kabupaten Tana Toraja. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan metode pendekatan gabungan (analisis kuantitatif dan kualitatif).Pengambilan sampel ditentukan dengan metode purposive,yang terdiri dari masyarakat lokal dan wisatawan. Teknik pengambilan data menggunakan instrument pengumpulan data non-test, yaitu; melalui wawancara, kuesioner, observasi, dan dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan matrik SWOT.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lemo dan Sarira memiliki potensi sumber daya ekowisata yang cukup bervariasi serta alami, namun belum memberikan manfaat yang berarti terhadap kehidupan masyarakat lokal. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa Kelurahan Lemo dan Sarira potensial untuk dikembangkan, namun dihambat oleh faktor sarana dan prasarana dan sumber daya manusia, sehingga direkomendasikan empat strategi pengembangan yaitu mengoptimalkan potensi wisata dengan memanfaatkan peningkatan trend wisata alam, meningkatkan perhatian masyarakat terhadap manfaat ekologis kawasan dengan memanfaatkan terbukanya peluang usaha bagi masyarakat setempat, mengoptimalkan potensi sumber daya manusia dan partisipasi masyarakat untuk mengatasi kerusakan habitat dan punahnya flora dan fauna yang endemik dan dilindungi, dan menyediakan dan memperbaiki sarana dan prasarana pendukung dengan untuk mengatasi perilaku vandalisme dan sampah dari para wisatawan. Penanganannya diperlukan peran stakeholder dengan memperhatikan konsep ekowisata berkelanjutan. Kata kunci: strategi pengembangan, ekowisata, analisis SWOT, Lemo, Sarira

ABSTRACT

The villages of Sarira and Lemo, has so much potential ecotourism resources, but have not managed to approach the concept of ecotourism. The aims of the research were to investigate tourism potency and formulate suitable strategies for tourism development in Lemo and Sarira villages. The research was conducted in Lemo and Sarira villages, North Makale Districh, Tana Toraja Regency using descriptive method with combination approach (quatitative and qualitative analysis). The sample selected using purposive method consisted of local community and tourists. The techniques of obtaining the data were interview, questionnaire, observation and documentation. The data were analyzed using SWOT matrixes. The results of the research indicate that the two research locations have quite various and natural potencies of ecotourism resources, but they have not given meaningful benefits to local community. Based on the result of research, Lemo and Sarira Villagges are potential to be developed but they are inhibited by facility, infrastructure and human resources factors.Therefore, there are four supported development strategies, i.e. to optimize tourism potency by making use of increase trend of natural tourism, to increase attention of community on the use of area ecology by making use of business opportunity for local community, to optimize the potency of human resources and community participation to overcome habitat destruction and extinction of endemic and protected flora and fauna, to provide and improve supporting facilities and infrastructures by overcoming vandalism behavior and litter thrown out by tourists. The role of stakeholders in handling them is needed by giving attention to the concept of sustainable ecotourism. Keywords: development strategy, ecotourism, SWOT analysis, Lemo, Sarira

Page 3: STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA DI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/63b4efcb8c04dbf7ee60da2d314e24d8.pdf · Makassar – Sulawesi Selatan HP: 085299917559 Email :sel_vcn@yahoo.com

PENDAHULUAN

Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi

dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja, melainkan

tanggung jawab setiap insan di bumi, dari anak-anak sampai manula.Setiap orang harus

melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita sesuai dengan

kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan sangat besar

manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak.

Soemarwoto (2010), menyatakan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan

segala benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilaku

yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta lingkungan

hidup.

Pengembangan ekowisata memiliki tujuan kelestarian alam dan budaya serta

kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat lokal.Sementara pemanfaatan hanya dilakukan

terhadap aspek jasa estetika, pengetahuan (pendidikan dan penelitian) terhadap ekosistem dan

keanekaragaman hayati, serta pemanfaatan jalur untuk tracking dan adventuring (Hakim,

2004).Ekowisata merupakan kegiatan wisata yang dianggap sebagai kegiatan pariwisata

berkelanjutan.Wijayanti (2008) mengemukakan bahwa kegiatan ekowisata berbeda dengan

kegiatan pariwisata lain. Ekowisata mempunyai karateristik yang spesifik karena adanya

kepedulian pada pelestarian lingkungan dan pemberian manfaat ekonomi bagi masyarakat

lokal. Penelitian sebelumnya mengenai ekowisata di Kabupaten Tana Toraja pernah dilakukan

oleh Dawi (2008) tetapi penelitian tersebut mengenai model pengelolaan ekowisata DAS

Mai’ting.

Kabupaten Tana Toraja memiliki beberapa tempat wisata yang sangat

menarik.Banyak di antara obyek wisata tersebut belum dikembangkan dengan baik sesuai

potensi yang dimiliki masing-masing. Berbagai obyek wisata tersebut, perlu dikelola dengan

suatu sistem manajemen pengembangan dalam suatu unit pengelolaan sehingga akan menjadi

lebih efisien. Salah satu di antaranya yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai

kawasan tujuan ekowisata adalah di Kelurahan Lemo dan Sarira, Kecamatan Makale

Utara.Antusias masyarakat terhadap daya tarik wisata di Kelurahan Lemo dan Sarira tidak

hanya memiliki dampak positif, namun, juga memiliki dampak negatif khususnya terhadap

lingkungan.Beberapa tempat di sekitar Kelurahan Lemo dan Sarira, mulai mengalami

degradasi lingkungan.

Page 4: STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA DI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/63b4efcb8c04dbf7ee60da2d314e24d8.pdf · Makassar – Sulawesi Selatan HP: 085299917559 Email :sel_vcn@yahoo.com

Adanya pertambangan batu kapur di sekitar obyek wisata tersebut, mengakibatkan

kekeruhan air pada telaga Tilangnga.Penebangan pohon-pohon di sekitar wilayah telaga alam

Tilangnga’ marak terjadi.Hal ini dilakukan karena adanya pembukaan tambang batu kapur di

tempat tersebut.Sebagian penduduk setempat juga menebang pohon-pohon untuk keperluan

sehari-hari maupun untuk acara tertentu. Masyarakat tidak menyadari bahwa kegiatan

menebang pohon dapat mempengaruhi debit air pada telaga alam karena sumber mata air di

telaga alam Tilangnga’ berasal dari kerimbunan vegetasi, yang berfungsi sebagai kawasan

penyangga di sekitar kawasan ini. Selain itu kondisi sekitar kawasan obyek wisata tersebut,

telah mengalami perubahan fungsi lahan yang cukup mengkhawatirkan akibat adanya

perluasan pemukiman dan perkebunan.Sebagian besar mata pencaharian masyarakat setempat

adalah petani dan buruh tani, sehingga pertambangan batu kapur merupakan suatu peluang

usaha yang sangat menjanjikan untuk meningkatkan taraf hidup mereka.Masyarakat hanya

melihat manfaat ekonomi dari kegiatan tersebut tanpa melihat manfaat ekologis kawasan yang

terancam rusak dan mengakibatkan terganggunya keseimbangan ekosistem.

Kerusakan lingkungan sebagai akibat dari kegiatan eksploitasi lahan yang sangat

intensif, telah menyebabkan menurunnya nilai estetis dan ekologis kawasan.Hal ini dilihat

dari menurunnya kuantitas dan kualitas air di telaga alam Tilangnga’, rusaknya benda-benda

cagar budaya serta rusaknya hutan yang ada di sekitar wilayah Kelurahan Lemo dan

Sarira.Untuk mengurangi tekanan masyarakat terhadap hutan dan benda cagar budaya agar

tetap terpelihara, maka masyarakat sekitar wilayah Sarira dan Lemo perlu diberdayakan

dalam kegiatan wisata.

Oleh karena karakteristik lingkungan pada Kelurahan Lemo dan Sarira serta isu-isu

pengembangan kawasan wisata, maka kedua hal ini dapat dijadikan landasan pemilihan

obyek penelitian karena dimungkinkan untuk menerapkan berbagai asumsi dalam upaya

pengembangan ekowisata berdasarkan daya dukung lingkungan di wilayah tersebut. Dengan

demikian, akan dihasilkan output penelitian yang baik guna mengurangi permasalahan yang

ada di wilayah studi ini. Hal inilah yang mendasari penulis untuk meneliti strategi

pengembangan potensi ekowisata pada Kelurahan Lemo dan Sarira guna meningkatkan mutu

lingkungan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi wisata yang ada saat ini serta

merumuskan strategi yang sesuai untuk pengembangan ekowisata di Kelurahan Lemo dan

Sarira, Kec. Makale Utara, Kab Tana Toraja.

Page 5: STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA DI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/63b4efcb8c04dbf7ee60da2d314e24d8.pdf · Makassar – Sulawesi Selatan HP: 085299917559 Email :sel_vcn@yahoo.com

BAHAN DAN METODE

Lokasi

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Lemo dan Sarira, Kecamatan Makale Utara,

Kabupaten Tana Toraja.Pemilihan lokasi ini karena merupakan salah satu daerah tujuan

wisata serta kondisi alam yang cocok untuk dijadikan daerah tujuan ekowisata.Selain itu,

beberapa daerah di Lemo dan Sarira telah mengalami degradasi lingkungan, misalnya

pembukaan tambang batu kapur, penebangan hutan, perluasan pemukiman.Pada umumnya

masyarakat tidak memperdulikan fungsi ekologis kawasan sehingga kerusakan lingkungan

terjadi.Sehingga untuk mengatasi masalah tersebut, masyarakat perlu diberdayakan dalam

kegiatan wisata yang memperhatikan kelestarian lingkungan yaitu ekowisata (Nugroho,

2011).

Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan metode gabungan yakni

kuantitatif dan kualitatif (Sugiyono, 2013).Teknik pengambilan data primer yaitu melalui

wawancara, kuesioner, observasi, dan dokumentasi.Data yang diperoleh kemudian dianalisis

dengan menggunakan matrikSWOT (Rangkuti, 2009) dan akan menghasilkan beberapa

strategi yang akan direkomendasikan dalam pengembangan ekowisata.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berdiam di sekitar objek

wisata.Diambil dengan metode purposive sampling untuk mengelompokkan sampel sesuai

dengan tujuan penelitian. Sampel ditentukan dengan metode purposive, yaitu dengan

mengambil kurang lebih 10% sampai dengan 15% dari masyarakat yang mempunyai

keterkaitan dengan pelayanan wisata. Responden terdiri dari masyarakat lokal / pelaku usaha

dan wisatawan. Jumlah sampel dalam penelitian ini yang ditentukan dengan menggunakan

rumus Slovin sebagai berikut (Sugiyono, 2013):

Dimana :

n = jumlah minimal responden

N = jumlah populasi (KK)

d = derajat kesesuaian

N n =

Nd2 + 1

Page 6: STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA DI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/63b4efcb8c04dbf7ee60da2d314e24d8.pdf · Makassar – Sulawesi Selatan HP: 085299917559 Email :sel_vcn@yahoo.com

a. Sampel untuk responden masyarakat setempat :

Untuk Kelurahan Lemo, Lingkungan Bo’ne, jumlah penduduk yang bermukim di sekitar

obyek wisata adalah 415 jiwa dengan 93 KKl, maka jumlah sampel yang diambil adalah 48

responden. Untuk Kelurahan Sarira, Lingkungan Rorre Tilangnga’, jumlah penduduk yang

bermukim di sekitar obyek wisata adalah 386 jiwa dengan 106 KK, maka jumlah sampel

yang diambil adalah 52 responden.Jadi jumlah responden dari masyarakat setempat adalah

100 responden.

b. Sampel untuk responden wisatawan :

Berdasarkan data jumlah kunjungan wisatawan periode Januari sampai Maret sebesar

1.565 orang, maka jumla sampel yang diambil adalah 100 responden dengan menggunakan

metode accidental sampling.

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, kuesioner,

wawancara dan dokumentasi.Dalam pengumpulan data digunakan suatu manajemen

pelaksanaan survei yang sudah tersusun secara sistematis selama survei. Manajemen

pelaksanaan penelitian diatur berdasarkan (Marzuki, 2002) : (1) jenis survei yang digunakan,

(2) waktu pelaksanaan penelitian, (3) tempat dan tujuan survei, (4) alat bantu yang digunakan

dalam melakukan survei dan kegiatan lain yang berkaitan dengan pelaksanaan survei.

Pengumpulan data primer dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara

dan kuesioner. Pertanyaan yang dipersiapkan berdasarkan skala Likert untuk mengetahui

kekuatan persepsi masyarakat pada setiap topik (Suyatno, dkk., 2011). Pengumpulan data

sekunder dilakukan melalui kajian laporan-laporan dari instansi–instansi yang terkait dan

menjadi sumber dalam pengumpulan data sekunder ini. Instansi-instansi yang dimaksud

adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Tana Toraja, Dinas Kehutanan Kabupaten Tana Toraja,

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tana Toraja, Dinas Pekerjaan Umum

Kabupaten Tana Toraja, BPS Kabupaten Tana Toraja, KSDA Kabupaten Tana Toraja dan

BLHD Kabupaten Tana Toraja.

Analisis Data

Untuk merumuskan langkah-langkah strategi pengembangan ekowisata, akan

dilakukan analisis data dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT dibagi menjadi

2 yaitu analisis lingkungan internal yang meliputi kekuatan (Strengths) dan kelemahan

(Weakness), serta analisis lingkungan eksternal yang meliputi peluang (Opportunities) dan

Page 7: STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA DI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/63b4efcb8c04dbf7ee60da2d314e24d8.pdf · Makassar – Sulawesi Selatan HP: 085299917559 Email :sel_vcn@yahoo.com

ancaman (Threats)(Kurniadi, 2009).Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis sesuai dengan

jenis data yang ada.Data kualitatif dianalisis secara deskriptif untuk memberikan gambaran

tentang potensi ekowisata di Kelurahan Lemo dan Sarira.Hasil analisis deskriptif lalu

dianalisis lebih dalam dengan pendekatan SWOT (strengths, weakness, opportunities, and

threats) yang digunakan untuk menyusun perencanaan pengembangan ekowisata di kawasan

Kelurahan Lemo dan Sarira.Analisis SWOT dimaksudkan untuk mengetahui gambaran

mengenai kekuatan dan kelemahan pengembangan ekowisata kawasan Kelurahan Lemo dan

Sarira serta peluang dan ancaman yang dihadapi. Proses analisis SWOT dalam rangka

menyusun strategi pengembangan ekowisata di Kelurahan Lemo dan Sarira dilakukan melalui

beberapa tahapan, antara lain :proses Identifikasi variabel dan perumusan IFAS dan EFAS,

proses analisis melalui penyusunan matrik SWOT dan matrik EFAS dan IFAS dan

pengambilan keputusan berupa strategi pengembangan ekowisata di Kelurahan Lemo dan

Sarira.

HASIL PENELITIAN

Potensi Flora dan Fauna

Berdasarkan pengamatan di lapangan, ada 40 jenis flora yang mendominasi dan ada 21 jenis

fauna liar yang ditemukan di wilayah Kelurahan Lemo dan Sarira, seperti yang disajikan pada

Tabel 1 dan Tabel 2.

Potensi Panorama Alam

Beberapa potensi panorama alam yang ada di Kelurahan Lemo dan Sarira antara lain

keindahan panorama alam dan daerah sekitarnya, iklim setempat yang sejuk (suhu udara

berkisar antara 18oC sampai dengan 29oC) didukung dengan penginapan yang unik dan

tradisional, permandian alam dan goa Ajaib Tilangnga.Panorama alam Lemo dan Sarira dapat

dilihat pada Gambar 1.

Potensi Budaya

Beberapa potensi budaya antara lain pekuburan adat Lemo dan Tongkonan Para

Lemo beserta benda-benda cagar budaya (BCB), kuburan bayi Passilliran, adat istiadat

masyarakat setempat yang unik dan menarik.Potensi budaya yang ada di Lemo dan Sarira

diperlihatkan pada Gambar 2.

Keadaan Pengunjung

Perkembangan kunjungan wisatawan yang meningkat setiap tahunnya, merupakan

salah satu faktor pendukung lainnya. Total kunjungan wisatawan di obyek wisata Lemo dan

Page 8: STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA DI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/63b4efcb8c04dbf7ee60da2d314e24d8.pdf · Makassar – Sulawesi Selatan HP: 085299917559 Email :sel_vcn@yahoo.com

permandian alam Tilangnga’ tahun 2012 adalah 20.447 orang, dan tahun 2013 adalah 26.088

orang. Sedangkan pada tahun 2014, periode bulan Januari sampai dengan April adalah 6.587

orang.

Pengelolaan Obyek Wisata Saat Ini

Uraian-uraian kegiatan yang menunjang pengembangan ekowisata di wilayah Lemo

dan Sarira, beserta kebtuhan sarana dan prasarana, diuraikan pada Tabel 3.

Tingkat Partisipasi Masyarakat

Berdasarkan pada jawaban responden maka diperoleh hasil analisis tingkat

partisipasi masyarakat dalam pengembangan ekowisata di Kelurahan Lemo dan Sarira Tabel

4.

Analisis Data SWOT

Berdasarkan total skor IFAS = 2.82 dan EFAS 2.61, maka rumusan strategi

pengembangan diperoleh pada kuadran pertama yang memiliki karateristik pertumbuhan

agresif dan diperoleh Strategi Kekuatan dan Strategi Peluang (S-O).

PEMBAHASAN

Penelitian ini menemukan beberapa strategi pengembangan ekowisata dan potensi-

potensi wisata di Kelurahan Lemo dan Sarira.Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan,

jenis-jenis flora yang mendominasi antara lain dari famili Araucariaceae, Casuarianaceae,

Rubiaceae, Pandanaceae, Bombacaceae, Myrtaceae, Moraceae, Pinnaceae, Orchidaceae dan

lain sebagainya. Dari sekian famili flora yang disebutkan di atas, yang paling mudah diamati

adalah famili Casuarianaceae, Araucariaceae dan Pinnaceae, karena jenis-jenis ini tumbuh

membentuk kelompok-kelompok tersendiri.Dari 22 jenis satwa liar yang ditemukan ada 3

jenis satwa yang endemik.Jenis-jenis fauna yang endemik dan sudah jarang dijumpai di

sekitar Lemo dan Sarira adalah kera hitam Sulawesi (Macaca tonkeana), burung Elang Coklat

Sulawesi (Spizaetus lanceolatus), musang coklat Sulawesi (Macrogalida

muschenbroekii).Potensi fauna endemik bisa dijadikan isu yang dapat mendatangkan

wisatawan ke kawasan pengembangan ekowisata Lemo dan Sarira.Di tempat ini juga dapat

dikembangkan kegiatan Bird Watching atau pengamatan burung pada saat-saat

tertentu.Potensi panorama alam dan potensi budaya di Kelurahan Lemo dan Sarira sangat

mendukung untuk menjadikan daerah ini menjadi tujuan ekowisata.Gambar 1. Menunjukkan

kondisi bentang alam (topografi, geologi dan hidrologi) merupakan tantangan bagi para

pencinta alam seperti panjat tebing, lintas alam, berkemah, pendakian dan lain sebagainya

serta keindahan bentangan bukit-bukit kars dan persawahan yang luas. Atraksi wisata

Page 9: STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA DI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/63b4efcb8c04dbf7ee60da2d314e24d8.pdf · Makassar – Sulawesi Selatan HP: 085299917559 Email :sel_vcn@yahoo.com

unggulan adalah permandian alam dan pekuburan adat Lemo (Gambar 2).Banyak cerita unik

dan menarik yang berkembang di tempat tersebut, dan hal itulah yang menjadi daya tarik dari

kedua obyek wisata tersebut.

Pengunjung yang datang di obyek wisata yang ada di Kelurahan Lemo dan Sarira,

sampai saat ini sudah beragam, baik wisatawan nusantara maupun wisatawan

mancanegara.Para wisatawan datang ke tempat tersebut dengan berbagai tujuan.Motif

kunjungannya, ada yang datang untuk menikmati keindahan alam, ada juga beberapa di

antaranya yang datang untuk penelitian dan wisata pendidikan.Obyek wisata di wilayah

tersebut, kebanyakan dikunjungi oleh para pelajar dan mahasiswa.Puncak kunjungan

wisatawan mancanegara, terjadi pada High Season yaitu antara bulan Juli –

September.Sedangkan puncak kunjungan wisatawan lokal, terjadi antara bulan Desember –

Januari.Pengembangan jenis-jenis kegiatan di Lemo dan Sarira, dilakukan dengan

mempertimbangkan potensinya, baik potensi sumber daya alam hayati (flora dan fauna)

maupun potensi fisik wilayah studi (bentang alam, hidrologi, iklim dan keunikan

kawasan).Kegiatan minat khusus bisa dkembangkan dengan berdasarkan potensi-potensi yang

ada.Kegiatan wisata pendidikan dapat dikembangkan bagi para remaja dan pelajar maupun

mahasiswa.Bahkan tidak menutup kemungkinan bagi para praktisi, akademisi dan para

ilmuwan.

Berdasarkan pada hasil kuesioner, maka dapat dirumuskan bahwa tingkat partisipasi

masyarakat dalam rangka pengembangan ekowisata di Kelurahan Lemo dan Sarira sangat

tinggi, kecuali dalam tahap rancangan. Tingkatan partisipasi untuk tahap rancangan cukup,

sehingga berpengaruh terhadap proses pengembangan kawasan yang akan berjalan lambat,

baik dalam tahap rencana maupun implementasi rencana. Kondisi tersebut disebabkan karena

antusias masyarakat untuk terlibat dalam perencanaan, tidak diimbangi dengan kemampuan

sumber daya manusia yang memadai.Selain itu, masyarakat ingin secara penuh melakukan

kegiatan pengembangan jasa layanan wisata, sehingga perlu mendapat dukungan dari para

fasilitator (outsider) untuk mendapatkan bimbingan dan arahan dalam penyediaan jasa

layanan wisata di Kelurahan Lemo dan Sarira.

Berdasarkan total skor IFAS = 2.82 dan EFAS 2.61, maka rumusan strategi

pengembangan yang berada pada kuadran pertama dengan strategi yang harus diterapkan

dalam kondisi ini adalah memanfaatkan peluang yang ada dengan mengoptimalkan semua

kekuatan dan keunggulan yang dimiliki.Pengembangan ekowisata di Kelurahan Lemo dan

Sarira, dilakukan melalui pengembangan obyek wisata dan atraksi-atraksi wisata lainnya yang

selama ini belum dikembangkan, seperti di Tongkonan Para Lemo, passilliran, dan jenis

Page 10: STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA DI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/63b4efcb8c04dbf7ee60da2d314e24d8.pdf · Makassar – Sulawesi Selatan HP: 085299917559 Email :sel_vcn@yahoo.com

atraksi wisata minat khusus (penjelajahan/trekking dan petualangan, dan lain-

lain).Pengembangan ekowisata di Kelurahan Lemo dan Sarira tentunya harus diimbangi

dengan pengadaan / perbaikan sarana dan prasarana pendukungnya.Secara teknis

pengelolaannya dapat difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Tana Toraja.Dari hasil Analisis

SWOT diperoleh 4 isu strategi yang merupakan perwakilan dari masing-masing kelompok

isu, yaitumengoptimalkan potensi wisata dengan memanfaatkan peningkatan trend wisata

alam; meningkatkan perhatian masyarakat terhadap manfaat ekologis kawasan dengan

memanfaatkan terbukanya peluang usaha bagi masyarakat setempat; mengoptimalkan potensi

sumber daya manusia dan partisipasi masyarakat untuk mengatasi kerusakan habitat dan

punahnya flora dan fauna yang endemik dan dilindungi; dan menyediakan dan memperbaiki

sarana dan prasarana pendukung dengan untuk mengatasi perilaku vandalisme dan sampah

dari para wisatawan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Wilayah Kelurahan Lemo dan Sarira yang terletak di Kecamatan Makale Utara,

Kabupaten Tana Toraja, sangat berpotensi untuk dijadikan daerah pengembangan ekowisata,

agar bisa meminimalkan kerusakan lingkungan yang terjadi, dan mengacu pada prinsip-

prinsip ekowisata. Potensi wisata yang mendukung pengembangan ekowisata di Kelurahan

Lemo dan Sarira, adalah kuburan adat Lemo, permandian Alam Tilangnga, Tebing Sarira

untuk arena panjat tebing, baby grave (passilliran), Buntu Sarira untuk pendakian, Tongkonan

Para Lemo (rumah adat), camping ground, bird watching, treking dan panorama alam yang

indah. Sedangkan strategi pengembangan ekowisata di Kelurahan Lemo dan Kelurahan

Sarira adalah mengoptimalkan potensi wisata dengan memanfaatkan peningkatan trend wisata

alam, meningkatkan perhatian masyarakat terhadap manfaat ekologis kawasan dengan

memanfaatkan terbukanya peluang usaha bagi masyarakat setempat, mengoptimalkan potensi

sumber daya manusia dan partisipasi masyarakat untuk mengatasi kerusakan habitat dan

punahnya flora dan fauna yang endemik dan dilindungi; dan menyediakan dan memperbaiki

sarana dan prasarana pendukung dengan untuk mengatasi perilaku vandalisme dan sampah

dari para wisatawan.Disarankan agar masyarakat untuk memelihara kelestarian lingkungan

agar tercipta keseimbangan ekosistem dan mau melestarikan adat istiadat dan kebudayaan

(situs-situs purbakala) daerah Tana Toraja.

Page 11: STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA DI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/63b4efcb8c04dbf7ee60da2d314e24d8.pdf · Makassar – Sulawesi Selatan HP: 085299917559 Email :sel_vcn@yahoo.com

DAFTAR PUSTAKA Dawi.(2008). Model Pengelolaan Ekowisata DAS Mai’ting Kabupaten Tana Toraja.Jurnal

Pascasarjana Unhas. Diakses pada 21 April 2013.Available from: http://pasca.unhas.ac.id/jurnal_pdf/an_1_1/dawi-4.pdf

Hakim, Lukman.(2004). Dasar-dasar Ekowisata. Malang: Bayumedia. Kurniadi, Andi Rohman. (2009). Analisis Strategi Pengembangan Kawasan Ekowisata

Ciwidey Di Perum Perhutani Unit III Bandung. Diakses 22 April 2013. Available_from:http://elibrary.mb.ipb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=mbipb-12312421421421412-andirohman-829

Marzuki.(2002). Metodologi Riset.Yogyakarta: BPFE-UII. Nugroho, Iwan. (2011). Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan.Yogyakarta: Pustaka

Belajar. Rangkuti, F. (2009).Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT. Gramedia Jakarta:

Pustaka Utama. Sugiyono, (2013).Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed

Methods).Bandung: Alfabeta. Suyatno, Mustafid, dan Sugiarto, A. 2011. Rancang Bangun Sistem pendukung Keputusan untuk Pemilihan Gagasan dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP).Diakses 11 Juni 2014. Available from:http://eprints.undip.ac.id/29577/1/suyatno.pdf

Suyatno, Mustafid, dan Sugiarto, A. 2011. Rancang Bangun Sistem pendukung Keputusan untuk Pemilihan Gagasan dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP), Online (http://eprints.undip.ac.id/29577/1/suyatno.pdf, diakses 11 Juni 2014)

Soemarwoto, Otto. (2010). Analisa Dampak Lingkungan.: Gadjahmada University Press, Yogyakarta.

Wijayanti, P. (2008). Analisis Ekonomi dan Strategi Pengelolaan Ekowisata (Studi Kasus: Kawasan Wisata Gunung Salak Endah Kab. Bandung). Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. Vol. 13, No. 3:173-181.

Page 12: STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA DI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/63b4efcb8c04dbf7ee60da2d314e24d8.pdf · Makassar – Sulawesi Selatan HP: 085299917559 Email :sel_vcn@yahoo.com

LAMPIRAN Tabel 1. Jenis flora yang ditemukan di sekitar wilayah Kelurahan Lemo dan Sarira

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Keterangan 1 Anggrek Vandopsis lissochiloides Tidak endemik 2 Aren Arengas pinnata Tidak endemik 3 Bambu Bambusa sp. Tidak endemik 4 Beringin Ficus benjamina Tidak endemik 5 Bitti / Gufasa Fitecxc coffasdusd Tidak endemik 6 Cemara Gunung Casuarina junghuniana Tidak endemik 7 Damar Agathis dammara Tidak endemik 8 Dengen Dillenia serrata Tidak endemik 9 Gambas Luffa acutangula Tidak endemik

10 Jati Tectona grandis Tidak endemik 11 Kantung Semar Naphentes sp. Tidak endemik 12 Kapuk randu Ceiba pentandra Tidak endemik 13 Katambi Syzygium sp. Tidak endemik 14 Keladi Caladium sp Tidak endemik 16 Keluwak / Pangi Pangium edule Tidak endemik 15 Ketapang Terminalia catappa Tidak endemik 17 Lelating Api / Rangas api Gluta renghas Tidak endemik 18 Maja Aegle marmelos Tidak endemik 19 Pakis Haji Cycas rumphii Tidak endemik 20 Pakis Perak Pytirogramma calomelanos Tidak endemik 21 Paku Acel Nephrolepis cordifolia Tidak endemik 22 Paku Cae Acrosticum aerum Tidak endemik 23 Paku Sepat Nephrolepis axaltata Tidak endemik 24 Palem Palmae sp. Tidak endemik 25 Pandan Hutan Pandanus lectorius Tidak endemik 26 Pandan Wangi Pandanus amaryllfolium Tidak endemik 27 Pohon kupu-kupu Bauhinia sp. Tidak endemik 28 Rumput gajah Penisetum purpureum Tidak endemik 29 Sadipe / Buni Antidesma bunius Tidak endemik 30 Sengon Albizia chinensis Tidak endemik 31 Sentul / Katapi Enhalus acoroides Tidak endemik 32 Singkong Karet Manihot glaziovii Tidak endemik 33 Sipate Alstonia scholaris Tidak endemik 34 Sirih Piper betle Tidak endemik 35 Sukun Artocarpus cuminii Tidak endemik 36 Suren Toona ciliata Tidak endemik 37 Tarra’ Artocarpus ododratissimus Tidak endemik 38 Tebu Saccharum officinale Tidak endemik 39 Tusam / Pinus Pinus merkusii Tidak endemik 40 Uru Elmerillia Sp Tidak endemik

Page 13: STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA DI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/63b4efcb8c04dbf7ee60da2d314e24d8.pdf · Makassar – Sulawesi Selatan HP: 085299917559 Email :sel_vcn@yahoo.com

Tabel 2. Jenis fauna yang ditemukan di sekitar wilayah Kelurahan Lemo dan Sarira No. Nama Lokal Nama Ilmiah Keterangan 1 Bangau Coklat Ciconia sp. Tidak endemik 2 Bangau Putih Bubulcus ibis Tidak endemik 3 Biawak Varanus sp. Tidak endemik 4 Burinti Tidak endemik 5 Burung hantu Ninox sp. Tidak endemik 6 Elang Coklat Sulawesi Spizaetus lanceolatus Endemik 7 Gagak Corvus sp. Tidak endemik 8 Ikan Sidat Anguilla sp. Tidak endemik 9 Kepiting Parathelphusa convexa Tidak endemik

10 Kera hitam Sulawesi Macaca tonkeana Endemik 11 Karapuak Tidak endemik 12 Lebah Hutan Apis dorsata Tidak endemik 13 Merpati Hutan Ducula sp. Tidak endemik 14 Mundan Tidak endemik 15 Musang Coklat Sulawesi Macrogalida muschenbroekii Endemik 16 Puyuh Cotumix coturnix Tidak endemik 17 Tekukur Streptopelia chinensis Tidak endemik 18 Tawon Raja Megalara garuda Tidak endemik 19 Ular phyton Phyton sp. Tidak endemik 20 Ular Sawah Python reticulatus Tidak endemik 21 Walet gunung Acrodamus brevirostris Tidak endemik

Page 14: STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA DI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/63b4efcb8c04dbf7ee60da2d314e24d8.pdf · Makassar – Sulawesi Selatan HP: 085299917559 Email :sel_vcn@yahoo.com

Tabel 3. Bentuk kegiatan wisata dan kebutuhan sarana dan prasarana yang menunjang pengembangan ekowisata di wilayah Lemo dan Sarira

No. Bentuk Kegiatan Wisata

Tempat / Lokasi

Kebutuhan sarana dan prasarana Ket.

1 Permandian alam Tilangnga’ (Sarira)

- Kolam permandian alam Perlu perhatian - Jalan utama obyek wisata Ada - MCK Perlu perhatian - Tempat sampah perlu perhatian - Papan informasi/larangan belum ada - Loket karcis Ada - Gerbang Belum ada - Tempat parkir Perlu perhatian

2 Berkemah (camping ground)

Tongkonan Para Lemo

(Lemo)

- Pembangunan camping ground Belum ada

- Pintu gerbang Belum ada - Jalur interpretasi Perlu perhatian - Loket karcis Belum ada - Shelter Belum ada - MCK Belum ada - Menara air Belum ada - Papan informasi/larangan Belum ada - Tempat parkir Belum ada

3 Wisata minat khusus

(cruise dan adventure):

Sarira dan Lemo

- Jalur interpretasi Perlu perhatian - Pos penjagaan Belum ada - Shelter Belum ada - Papan informasi/larangan Belum ada

4 Pengamatan / Panorama Alam

Sarira dan Lemo

- Menara pengintai Belum ada - Teropong Belum ada - Papan informasi/larangan Belum ada - Tempat parkir Belum ada

5 Kuburan batu dan Rumah Tongkonan Lemo

- Jalan uama obyek wisata Ada - MCK Ada - Tempat sampah Perlu perhatian - Papan informasi/larangan Belum ada - Loket karcis ada - Tempat parkir ada - Gerbang Belum ada

6 Kuburan bayi (Passilliran) Lemo

- Jalur interpretasi Perlu perhatian - Pos penjagaan Belum ada - Shelter Belum ada - Papan informasi/larangan Belum ada - Loket karcis Belum ada - Tempat parkir Belum ada - Gerbang Belum ada

Page 15: STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA DI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/63b4efcb8c04dbf7ee60da2d314e24d8.pdf · Makassar – Sulawesi Selatan HP: 085299917559 Email :sel_vcn@yahoo.com

Tabel 4. Matrik tingkat partisipasi masyarakat dalam pengembangan ekowisata di Kelurahan Lemo dan Sarira

Tingkatan Partisipasi Tahapan Proyek dan Progam

Inisiatif Rencana Rancangan Pelaksanaan Pemeliharaan

Tidak ada 0 0 0 0 0

Tidak Langsung 0 0 0 0 2

Konsultatif 0 0 2 0 0

Pengendalian terbagi 0 0 0 0 0

Pengendalian penuh 4 4 0 4 4

Gambar 1. Panorama alam dan permandian alam Tilangnga’

Gambar 2. Pekuburan adat Lemo dan kuburan bayi Passilliran