Strategi Pembelajaran Seni Musik

download Strategi Pembelajaran Seni Musik

of 28

Transcript of Strategi Pembelajaran Seni Musik

STRATEGI PEMBELAJARAN SENI MUSIK

By : Evi Anita Rehatta

a). Pola dasar umum prosedur pengembangan sistem instruksional (PPSI) Dalam PBM , guru seyogyanya mengadakan penilaian seberapa jauh performance ia mengajar ddan performance siswa belajar berrhasil atau tidak. Sebagai kriteria atau tolak ukur utama dalam evaluasi tersebut, biasanya dipergunakan sebagai pegangan : seberapa jauh tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu dapat tercapai.

Ada dua konsep pokok yang perlu anda pahami yaitu model dan sistem Instruksional. Secara umum istilah model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam pengertian lain model juga diartikan sebagai barang atau benda tiruan dari benda sesungguhnya misalnyya globe bentuk dari bumi. Dengan demikian istilah model merupakan kerangka proses pemikiran sedanggkan model dasar dipakai untuk menunujukkan model yang generik yang berarti umum dan mendasar yang dijadikan titik tolak pengembangan model lanjutan dalam artian lebih rumit dan baru.

Sistem istruksional di bentuk oleh dua konsep System and instruction. Sistem ialah suatu perangkat dari bagian bagian yang diikat atau dipersatukan oleh beberapa hubungan yang saling mempengaruhi. Contohnya : sistem tata surya,dll. Instruction, yaitu pembelajaran atau pengajaran dan bahhan instruksi dalam arti perintah. Dalam peengertian yang lebih khusus merujuk pada PBM (teaching learning process). Bertolak dari dua konsep diatas sistem instruksional digunakan untuk menunjukkan suatu PBM atau proses pengajaran atu lebih tepatnya proses mpembelajaran. Sistem instruksional mempunyai ciri khas yaitu adanya tujuan (propose, goal, objective)

Dari uraian diatas dapat dibuat rangkuman sebagai berikut : 1. Model merupakan kerangka konseptual yang digunakan sebagia pedoman atau rujukan dalam meelakukan suatu kegiatan. 2. Sistem adalah seperangkat bagian bagian komponen yang satu sama lain berkaitan dan berinteraksi dalam mencapai suatu tujuan. 3. Intruction adalah proses pembelajran yang merupakan bentuk operasional pelaksanaan kurikulum 4. Sistem instruksional merupakan tatanan aktivitas belajar mengajar yang mengandung dimensi perencanaan kegiatan belajar mengajar. Sebagai perencana dan pelaksana sistem instruksional merujuk pada langkah-langkah yang seyogyanya ditempuh dalam menetapkan tujuan, isi, proses dan evaluasi pembelajaran.

Menurut Bloom dan dkk (1992) ada tiga katagori tujuan yakni 1. Ranah kognitif ( penalaran atau cognitive domain) 2. Ranah afektif (nilai dan sikap atau affective domain) 3. Ranah psikomotor ( psychomotor domain) Ranah kognitif Pengetahuan atau knowledge atau ingatan Pengertian knowledge diartikan sebagai kemampuan unttuk mengingat bahan-bahan yang pernah dipelajari terdahulu (kemampuan mengingat kembali dan kemampuan menyalurkan informasi dalam pikiran). Hasil belajar pada sub ranah ini merupakan tahap yang paling rendah dalam ranah kognitif.

Pemahaman atau comprehension pemahaman atau comprehensiondidefenisikan sebagai kemampuan untuk menangkap pengertian dari sesuatu. Seperti menetterjemahkan sesuatu misalnya angka menjadi kata atau sebaliknya, menafsirkan sesuatu dengan cara menjelaskan atau membuat intisari. Hasil belajar ranah ini meningkat satu tahap lebih tinggi dari sub ranah pengetahuan. Penerapan atau application Penerapan atau applkication diartikan sebgai kemampuan untuk menggunakan bahan-bahan yang telah dipelajari dalam situasi bru dan nyata termasuk di dalamny kemampuan menerpkan aturan , metode, koonsep, prinip dan teori. Hasil belajar dai sub ranah ini etingkat lebih tinggi dari sub ranah pemahaman.

Penguraian atau analysis Penguraian dan analyis didefenisikan sebagai kemampuan untuk mempersatukan bagian bagian yang terpisah guna membangun suatu keseluruhan yang utuh termmasuk di dalamnya mengidentifikasi bagian bagian, menguraikan hubungan antar bagian, dan mengnal prioonsip-prinip pengorgannisasian yang ada di dalamnya. Hasil belajr pada sub ranah ini setingkat lebih tinggi dari sub ranh penerapn. Penyatuan atau synthesis penyatuan atau synthesisi yaitu sebagai kemampuan untuk mempersatukan bagian bagian yang terpisah guna membangun suatu keseluruhan yang uttuh. Termasuk didalamnya kemampuan membuat suatu komunikasi yang khas seperti tema, pidato, rencana kerja, atau suatu perangkat hubungan hubungan yang abstrak seperti membuat skema untuk mengolongkan informasi.

Hasil belajar pada subranah ini setinggkat lebih ttinggi daripada subranah analisi. penilaian atau evaluation Penilaian atau evaluation diartikan sebagai kemampuan untuk mengkaji nilai atau haarga ddari sesuatu seperti pernyataan, cerita, novel, puisi, danlaporan penelitian untuk suatu tujuan. Kajian tersebut didasarkan pada suatu kruiteria terteentu yang mungkin bersifat eksternal seperti kkesesuaian sesuatu dengan tujuan atau kriteruia yang ditetapkan sendiri oleh para siswa. Hasil belajar subranah ini setinggkat lebih tinggi dari subranah synthesisi.

Gambar 1 Kesatuan dan saling berkaitan antar subranah dalam ranahkognitif.

6 5 4 3 2 1

penilaian sintesis analiasis penerapan pemahaman Ingatan

Ranah nilai dan sikap atau affective domain Ranah nilai dan sikap atau affective domain meliputi 5 subranah yaitu sbb Penerimaan atau receiving Penerimaan atau receiving di artikan sebagai kesediaan seeseorang untuk menghadirkan dirinya pada suatu peristiwa atau rangsangan seperti kegiatan kelas buku dan musik. Jika dilihat dari sudut proses mengajar, hal ini berkenaan dengan kegiatan, memperoleh, memelihara dan mengarahkan perhatian siswa. Hasil belajar pada subranah ini meliputi kesadaran yang paling sederhana mengenai sesuatu sampai pada perrhatian yang sangat terpilih subranah ini meruppakan proses affective yang paling rendah

Pemberian tanggapan atau responding menunjuk pada keturutsertaan Pemberian tanggapan atau responding secara aktif dari siswa ada tahap ini seorang bukan hanya menghadirkan dirinya pada fenomena akan tettapi ia memberikan reaksi tertentu. Hasil belajar pada subranah ini menitik beratkan pada pemberian tanggapan yang disadari seperti membaca bahan yang ditugaskan, kesediaan unttuk memberikan tanggapan secara sukarela atau menunjukan kesenangan pada dirinya memberikan tanggapan Penghargaan atau valuing Penghargaan atau valuing menunjukmpada kepekatan tanggapan terhadap nilai yang diletakan oleh individu pada suatu objek atau fenomena, atau perilaku. Subranah ini meliputiproses penerimaan suatu nilai, misalnya kesediaan untuk memperbaiki kentrampoilan kelompok sampai pada komitmen atau keterikatan diri yang lebih rumit.

Seperrti merasa bertanggung jawab atas efektivitas fungsi suatu kelompok hasil belajar subranah ini berkenan dengan prilaku yang stabil dan konsisten atau lurus untuk membuat suatu nilai benar-benar atau teridentifiikasi. Bisanya hal tersebut berkenan dengan sikap dan pnghargaan. pengorganisasian atau organization pengorganisasian atau orgganization menunjuk pada proses memadukan atau mengintegrasikan berbagai nilai atau values yang berbeda, memecahkan konflik antar nilai-nilaiitu da mulai membangun suaatu sistem nilai yang secara internal seringkali atau konsisten. Subranah ini menitikberatkan pada pembandingan, hubungan dan sintesis berbagai nilai. Hasil belajar pada subranah inni berkenan dengan pengkonseptualisasi suatu nilai misalnya mengenal tanggung jawab individu untuk memperbaiki hubungan sosaial.

Pengkarakterisasian dengan suat nilai atau characterization by a value or value complex pengkarakterisasian dengan suatu nilai atau characterization by a value or value complex menunjuk pada proses afeksi di mana seseorang memiliki suatu sistem nilai sendiri yang mengendalikan prilakunya untuk waktu yang lama dan pada gilirannya membentuk gaya hidupnya. Prilaku ini bersifat mendalam, seringkali dan dapat diamalkan. Hasil belajar pada subranah ini berkenaan dengan pola umum penyesuaian dirisecara personal, sosial, dan emosional. kesatuan dan saling keterkaitan kelima subranah tersebut secara diagramatik dapat digambarkan secara berikut (lihat gambar 2): ranah psikomotorik atau psychomotor domain ( Sampson: 1974 ) meliputi tujuh subranah dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi atau kompleks yang secara singkat dapat di jelaskan secara berikut:

Gambar 2 Kesatuan dan saling keterkaitan antar subranah dan ranah afektif 5 4 3 2 1 Pengkarakterisasian Pengorganisasian Penghargaan Penanggapan Penerimaan

Perepsi atau perception persepsi atau perception menunjukan pada pemakaian alat-alat perasa untuk membimbing efektivitas gerak. Subranah ini terentang mulai dari stimulasi perasaan dalam bentuk kewaspadaan akan rangsangan dengan melalui pemilikan penanda atau indikator yang relevan sampai kepada penerjemahan sebagai suatu upayah menangkap petunjuk dalam bentuk perbuatan yang di tampilkan. Kesiapan atau set kesiapan atau set menunjuk pada kesediaan unuk mengambil jenis aksi atau tindakan yang mencakup kesediaan materiil, kesiapan pisik, dan kemauan memberi reaksi sebagai hasil dari pemecahan makna yang terkandung dalam penanda yang ditangkap.

Tanggapan terbimbing atau guided respons tanggapan terbimbing atau guided respons merupakan tahap awal dari belajar ketrampilanyang lebih kompleks. Tahap ini meliputi proses peniruan gerakan yang dipertunjukan kemudian mencoba-coba dengan menggunakan tanggapan jamak dalam menangkap suatu gerak. Mekanisme atau mechanism mekanisme atau mechanism berkenan dengan gerakan-gerakan penampilan yang melukiskan proses dimana gerak yang telah di pelajari kemudian di terima atau di adopsi menjadi kebiasaan sehingga dapat di tampilkan dengan penuh kepercayaan diri dan dilakukan secara mahir. Respon nyata yang kompleks atau complex over respons respon nyata yang kompleks atau complex over respons menunjuk pada penampilan gerakan-gerakan secara mahir dan cermat dalam bentuk gerakan-gerakan yang rumit. Unsur kecepatan, kecermatan, dan penggunaan energi secara minimum merupakan ciri utama dari subranah ini. Hasil vbelajar pada subranah ini mencakup aktivitas motorik yang berkadar tinggi.

Penyesuaian atau adaption penyesuaian atau adaption berkenaan dengan ketrampilan yang telah di kembangkan secara lebih baik sehingga seseorang tampak sudah dapat mengolah gerakan dan menyesuaikannya dengan tuntutan dan kondisi yang khusus dan dalam suasana yang lebih problematis. Penciptaan atau origination penciptaan atau origination berkenaan dengan penciptaan pola gerakan baru yang sesuai dengan situasi dan masalah tertentu. Pada tingkat ini hasil belajar hasil di tandai oleh kreativita. kesatuan dan saling berkaitan antar subranah dalam ranah psikomotorik ini secara diagramatis dapat dilukiskan sebagai berikut (lihat gambar 3 ): seperti telah dipaparkan dimuka ketiga ranah itu ( kognitif,afektif dan psikomotorik ) memang tidak dapat dipisahkan dan satu sama lain memiliki saling keterkaitan dan saling penetrasi sehingga

Gambar 3 Kesatuan dan saling keterkaitan antar subranah dalam ranah psikomotorik 7 6 4 3 2 1 penciptaan penyesuaian mekanisme Respon Terbimbing kesiapan persepsi

5 Respon nyata kompleks

ada bagian-bagian dari masing-masing ranah itu yang saling bertumpang tindih. Berkenaan dengan hal ini Romiszowsky (1986 ) yang dilukiskan oleh conny semiawan (1986 ) sebagai berikut:

Gambar 4 Saling keterkaitan dan saling penetrasi antara ranah kognitif,afektif dan psikomotorik

Kognifitas

Kreatifitas

Afektif

Psikomotor

Perpautan antara ketiga ranah tersebut oleh Romiszowsky dinamakan ranah kreativitas. memperhatikan kerangka konseptual yang diuraikan di atas maka untuk menganlisis suatu tujuan pendidikan dapat dilakukan melalui dua cara: 1. Untuk prilaku yang telah dirumuskan secar tegas dan spesifik kategorisasi prilaku pada masing-masing ranah dan subranah dari bloom dkk, kratwohl dkk, dan simpson dapat dipakai sebagai kerangka acuan. 2. Untuk prilaku yang rumusnya bersifat umum dan memiliki saling keterkaitan antarranah atau subranah konsep Romiszowsky dapat digunakan sebagai kerangka expers judgment.

Pengalaman belajar atau learning experiences Menurut Tyler (1949) istilah learning experiences tidak sama dengan isi pelajaran (context) yang diberikan guru dan juga tidak sama atau bukan aktivitas yang dilakukan guru. Pengalaman belajar merujuk pada interaksi antara siswa dengan segala sesuatu yang berada diluar dirinya/ada lingkungannya terhadap mana ia memberi para siswa-its what he does that he learns not what the teachers does. Cohen, Deer (1978) menggunakan istilah learning experiences mencakup baik context maupun process yakni what is learned and how it is to be learned (apa yang dipelajari dan bagaimana hal itu dipelajari). Taba (1962) memisahkan kedua hal itu sebagai komponen yang masingmasing berdiri sendiri. Ada beberapa prinsip umum yang sebaiknya diperhatikan dalam memilih pengalaman belajar (Tyler, 1949:65-68). untuk suatu tujuan yang harus dicapai, siswa harus memiliki pengalaman yang memungkinkan ia punya kesempatan untuk melatih perilaku yang secara implisit tertuang dalam tujuan misalnya jika tujuan itu adalah mengembangkan ketrampilan memecahkan masalah harus tersedia pengalaman belajar yang memberi siswa kesempataan untuk memecahkn masalah.

PB harus memungkinkan siswa memperoleh kepuasan dalm melaksanakan suatu perilaku yang digariskan dalam tujuan. Misalnya PB itu dimaksudkan untuk mengembangkan ketrampilan memecahkan masalah kesehatan, maka PB tersbut harus memungkinkan siswa terlibat langsung dalam proses pemecahan masalah yang dilakukannya. respon atau reaksi yang diharapkan atau diinginkan seyogyanyamasih sdalam jangkauan keturutsertaan anak. Dengan kata lain, PB harus sesuai dengan pencapaian siswa saat ini: sikap dan kemauan the teacher must begin where the student is. Bila PB menuntut perilaku yang murid sendiri belum siap utuk itu, proses belajar akan gagal mencapai tujuannya. ada PB tertentu yang dapat dicapai untuk mencapai tujuan tertentu. Sejauh pengalaman belajar memenuhi kriterian untuk belajar yang efektif untuk hal itu akan berguna untuk mencapai tujuan yang diinginkan. pengalaman belajar yang sama selalu membawa hasil belajar yang beraneka ragam. Misalnya dalam belajar memecahkan masalah kesehatan sisw juga memperoleh informasi ddalam bidang kesehatan. Jadi ia dapat memperoleh ketrampilan memecahkan masalah dan pengetahuan, dan juga sikap terhadap masalah kesehatan tertentu, dan minat untuk memusatkan perhatian terhadap masalah kesehatan tertentu pula.

Taba (1962:267-289) menekankan pemilihan isi dan pengalaman belajar pada terpenuhinya kriteria sebagai berikut : kesahilan dan kebermaknaan materi dalam kaitannya dengan perkembangan ilmu dan teknologi. kesesuaian dengan kenyataan yang ada dan hidup sdalam masyarakat. keseimbangan antara keluasaan (breadth) dan kedalaman (depth) materi tersebut. memungkinkan digunakan sebagai berbagai tujuan belajar. dapat tidaknya dipelajari (learability) dan kesesuaiannya (adaptability) dengan pengalaman siswa. Kecocokannya dengan kebutuhan dan minat siswa. Dari uraian diatas dapat dibuat rangkuman sebagai berikut : o tujuan pengalamn belajar, pengorganisasian pengalaman belajar merupakan komponen pokok dari sistem kurikulum dan pengajaran (instruksional). o tujuan memiliki berbagai tingkataan mulai dari tujuan nasional, institusional, kurikuler, instruksional umum dan instruksional khusus. Antara tujuan satu dengan yang lainnya memiliki saling keterkaitan dan tujuan yang lebih rendah harus mendukung pencapaiyan tujuan di atasnya. o dalam merumuskan tujuan taksonomi bloom dan kawan-kawan dapat digunakan sebagai pedoman dalam menjabarkan perilaku yang diharapkan dapat tercapai. o dalam masalah isi dan pengalaman belajar perlu memperhatikan kriteria sebagaimana dikemukakan oleh taba (1962) dan tyler (1949) serta kriteri lainnya yang dianggap perlu. o dalam mengorganisasikan pengalaman belajar perlu memperhatikan prinsip-prinsip continuity, sequence dan integration. o evaluasi pada dasarnya mrupakan kegiatan untuk menentukan apakah suatu tujuan yang telah digariskan dapat dicapai atau tidak. Untuk itu evaluasi harus memenuhi sejumlah kriteri sebagaimana dikemukakan oleh taba (1962).

Hubungan antarkomponen dalam sistim instruiksional Langkah-langkah dalam pengembangan sistem instruksional sebagai berikut : 1. Analisis dan identifikasi kebutuhan 2. Penetapan tujuan umum dan khusus 3. Identifikasi alternatif cara memenuhi kebutuhan 4. Merancang komponen dari sistem 5. Analisis (a) sumber-sumber yang diperlukan (b) sumber-sumber yang tersedia (c) kendala-kendala 6. Kegiatan untuk mengatasi kendala 7. Memilih atau mengembangkan materi pembelajaran 8. Merancang prosedur penelitian murid 9. Uji coba lapangan : evaluasi formatif dan pendidikan guru 10. Penyesuaian , revisi dan evaluasi lebih lanjut 11. Evaluasi sumatif 12. Pelaksanaan operasional

Model pengembangan instruksional PPSI ini memiliki 5 langkah pokok, yaitu : a. Tahap 1 : merumuskan tujuan instruksional khusus, yaitu rumusan yang jelas tentang kemampuan yang dihrapkan dimiliki oleh peserta didik setelah selesai mengikuti suatu program pengajaran tertentu. b. Tahap 2 : mengembangkan alat evaluasi evaluasi ini dikembangkan dari tik tang telah dirumuskan. Pengemabngan alat evaluasi ini dilakukan pada tahap kedua dengan dasar pertimbangan, a) penilaian terhadap sistem instruksional di dasarkan pada hasil yang dicapai, b) untuk mengecek tik dapat diukur atau tidak dalam rangka perbaikan. Kegiatan yangdilakukan pada tahap pengembangan alat evaluasi ini adalah sbb: 1. Menentukan jenis tes yang akan diigunakan untuk mengukur tercapai tiadaknya tik. 2. Menyusun butir tes (item soal) untuk menilai masing-masing tik. c. Tahap menetapkan kegiatan belajar dan materi pelajaran. Kegiatan yang dilakukn pada tahap ini adalah : 1. Merumuskan semua kemungkin kegiatan belajar untuk mencappai tik 2. Menetapkn kegiatan belajar yang tidak perlu di tempuh. 3. Menetpkn kegiatan belajar yang aakan di tempuh 4. Menetapkan maaeri pelajaran d Tahap 4; merencanakan program kegiatan. Dalam tahap ke 4 ini, kegiaatan yang perlu di tempu adalah sbb: 1. Menetapkan strateg belajar mengajar termasuk metode yang di gunakan 2. Memilih alat pelajaran dan sumber bahan atau media yang akan di gunakan 3. Meyusun jadwal penyajian.

e.Tahap 5:melaksanakan program Dalam program ini kegiatan yang perlu ditempuh adalah 1. Menyelenggarakan pre-tes 2. Menyajikan materi pambelajaran 3. Menyelanggarakan pos tes. 4. Melakukan revisi (perbaikan) Model J.E.Kemp Menurut kemp (1977), pengembangan instruksional itu terdiri dari 8 langkah Yaitu : 1. Menentukan tujuan instrusional umum 2. Menganalisis karakteristik peserta didik 3. Menentukan tik 4. Menentukan materi pelajaran 5. Menetapkan pejajagan awal 6. Menentukan strattegi belajar mengajar 7. Mengkoordinasikan sarana penunjang,yang meliputi tenaga fasilitas, waktu dan tenaga. 8. Mengadakan evaluasi

Model pengembangan Briggs,terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut : 1. Identifikasi kebutuhan/ penentuan tujuan 2. Penyusunan garis besar kurikulum/rincian tujuan kebutuhan instruksional yang telah dituangkan dalam tujuan-tujuan kurikulum 3. Perumusan tujuan 4. Anallisa tugas / tujuan 5. Penyiapn evaluasi hasil belajar 6. Menentukan jenjang belajar 7. Penentuan kegiatan belajar 8. Pemantauan bersama 9. Evaluasi formatif 10. Evaluasi sumatif Secara visual model pengembangan instruksional briggs dapat dilihat pada gambar.

Model gerlach dan Ely Model pengembangan intruksional yang di kembangkan oleh gerlach dan Ely ini dimaksudkan untuk pedoman perencanaan mengajar. Langkah-langkah dalam model ini terdiri dari : 1. Merumuskan tujuan instruksional 2. Menentukan isi materri pelajaran 3. Menentukan kemampuan awal peserta didik

Model pengembangan instruksional oleh BRIGGSpenentuan tujuan rincian tujuan analisis tujuan penyiapan evaluasi hasil belajar sekuens dan jenjang belajar

rumusan tujuan

penentuan kegiatan belajar