sterilisasi sigle dose

17
 LAPORAN PRAKTIKUM STERIL KP C KELOMPOK 10 “ PEMBUATAN SEDIAAN INJEKSI DIPHENHYDRAMIN HCl 0,5 % DENGAN VOLUME 9 mL YANG DIKEMAS DALAM VIAL” Anggota : Mardatilla AP 1110320 Lidya Christy L 1110339 Citra Hayu Adi M 1110345 Laila Nur H 1110347 Laborator ium Steril Fakultas Farmasi Universitas Surabaya 2013

description

mata kuliah steril

Transcript of sterilisasi sigle dose

  • 5/19/2018 sterilisasi sigle dose

    1/17

    LAPORAN PRAKTIKUM STERIL

    KP CKELOMPOK 10

    PEMBUATAN SEDIAAN INJEKSI DIPHENHYDRAMIN HCl

    0,5 % DENGAN VOLUME 9 mL YANG DIKEMAS DALAM

    VIAL

    Anggota :

    Mardatilla AP 1110320

    Lidya Christy L 1110339

    Citra Hayu Adi M 1110345

    Laila Nur H 1110347

    Laboratorium Steril Fakultas Farmasi

    Universitas Surabaya

    2013

  • 5/19/2018 sterilisasi sigle dose

    2/17

    Topik : Pembuatan sediaan injeksi Diphenhydramin HCL 0,5 % dengan volume

    9 ml yang dikemas dalam vial.

    Tujuan :

    1.

    Melakukan sterilisasi alat dan bahan dengan pemanasan kering (oven).

    2. Mempelajari cara pembuatan sediaan steril dengan bahan aktif yang mudah

    teroksidasi.

    3.

    Memahami dan melakukan metode sterilisasi sediaan injeksi dengan cara

    filtrasi (dengan menggunakan teknik aseptik).

    I. PRAFORMULASI

    1.

    Tinjauan farmakologi bahan obat

    Indikasi / Efek utama :

    - Merupakan derivat monoethanolamin yang berkhasiat sebagai

    antihistamin yang disertai efek sedatif dan muskarinik untuk alergi

    seperti urtikaria, angiodema, rhinitis konjungtivitis, kerusakan kulit

    pruritik, alergi yang disertai batuk dan flu, sebagai antiemetik,

    untuk reaksi mual dan muntah akibat mabuk perjalanan, membantu

    dalam pengobatan darurat, anafilaktik shock,dan dapat digunakan

    sebagai antipruritik dalam pengobatan parkinson. (Martindale 36, p

    557-558)

    - Antihistamin (FI III hal 228)

    Kontraindikasi :

    - Tidak dapat diberikan kepada penderita asma, pasien yang

    hipersensitif terhadap Diphenhidramin HCl, bayi prematur atau

    bayi baru lahir, ibu hamil dan menyusui (Martindale 36, p 561-

    563)

    -

    Tidak dapat diberikan kepada penderita asma bronkial / hipotensi

    (Farmakologi dan Terapi ed IV hal 252)

    - Tidak boleh diberikan kepada bayi baru lahir karena dapat terjadi

    efek antimuskarinik karena organ-organ hati (liver) yang belum

    terbentuk sempurna (Martindale 36, p 507)

  • 5/19/2018 sterilisasi sigle dose

    3/17

    Efek Samping:

    Depresi CNS, kelesuan, pusing, sakit kepala, kelemahan psikomotor,

    dan efek antimuskarinik, seperti mulut kering dan adanya sekresi pada

    saluran pernapasan, pandangan kabur, retensi urin, konstipasi,

    gangguan GI tract seperti mual dan muntah, diare (Martindale 36, p

    561)

    2. Tinjauan Sifat Fisika Kimia Obat

    Kelarutan :

    -

    dalam air 1 : 1, dalam etanol 1 : 2, dalam chloroform 1 : 2, dalam

    aseton 1 : 50, tidak larut dalam eter dan benzena ( Martindale 36, p

    577)

    - Mudah larut dalam air, dalam etanol, agak sukar larut dalam aeton,

    sangat sukar larut dalam benzena dan eter (FI IV p 330)

    Stabilitas

    -

    Terhadap cahaya : Tidak Stabil terhadap cahaya, perlahan-lahan

    menjadi gelap karena cahaya (FI IV, p 330). Simpan di tempat

    terlindung cahaya (Martindale 36, p 577)

    - Terhadap suhu : tidak stabil pada suhu tinggi, melebur pada suhu

    167 oC172 oC, disimpan pada suhu 15 oC - 30 oC (FI IV p 330)

    - Terhadap pH : stabil pada pH antara 4,0 - 6,0 (Martindale 35, p

    577) dan pH sediaan 4,06,5 (FI ed IV, p 381)

    -

    Terhadap oksigen : tidak stabil terhadap udara, mudah teroksidasi,

    disimpan dalam wadah kedap udara (Martindale 36, p 577)

    Inkompatibilitas

    Dengan Amphotericine B, Cetmetazide Sodium, Cefalotin Sodium,

    Hidrokarbon, Sodium Sucenat, Golongan Barbiturat Natrium, larutan

    alkali dan asam kuat (Martindale 32, p 409)

  • 5/19/2018 sterilisasi sigle dose

    4/17

    Cara Penggunaan dan Dosis

    -

    Dapat diberikan dengan cairan infus intra vena (Handbook of

    Injectable Drug 12 th ed p 444)

    -

    Diberikan secara deep intra muskular / intra vena dengan

    konsentrasi 1.0%, 5.0%, dosis yang biasa diberikan 10-50 mg

    walaupun dosis 100 mg yang masih dapat diberikan > 400 mg

    dalam 24 mg. Dosis untuk anak-anak per hari 5 mg / kg dengan

    dosis maximum 300 mg sehari (Martindale 36, p 578)

    II. FORMULASI

    a.

    Permasalahan dan Penyelesaian

    - Bahan Obat tidak stabil terhadap udara ( mudah teroksidasi).

    Solusi : ditambah antioksidan / chellating agentdan menggunakan vial

    dengan ditutup kedap udara.

    - Tidak stabil terhadap cahaya.

    Solusi : menggunakan vial coklat

    -

    Adanya pemanasan dapat menyebabkan peruraian.

    Solusi : sediaan disterilkan dengan filtrasi membran 0,22 m.

    - Agar sediaan tidak mengiritasi.

    Solusi: Sediaan dibuat isotonis.

    b. Formula yang diperoleh dan yang dipilih

    1. (Formularium Nasional ed II p 113)

    R/ Diphenhydramin HCL 10 mg

    Aqua pro injeksi ad 1 ml2. (FI ed III, hal 116)

    R/ Diphenhydramin HCL 1%

    NaCL 625 mg

    Benzalkonium Cl 0,01%

    Aq pro injeksi ad 100 ml

  • 5/19/2018 sterilisasi sigle dose

    5/17

    3. (Formularium der Nederlanse)

    R/ Diphenhydramin HCL 1%

    NaCL 625 mg

    Benzalkonium klorida 0,01 %

    Na metabisulfit 0,01 %

    Aq pro injeksi ad 100 ml

    4. (USP XXI I , p 459)

    R/ Diphenhydramin HCl 0,5%

    Na metabisulfit 0,01%

    NaCl qs

    Aq pro injection ad 25 ml

    Formula yang dipilih no.4 dan jumlah NaCl disesuaikan dengan

    perhitungan.

    c. Perhitungan bobot dan dosis

    V = ( v + a) n

    = (9 ml + 0,5) 2

    = 19 ml ( dibuat sebanyak 25 ml)

    - Diphenhidramin HCl

    = 0,5 % x 25 ml = 0,125 g = 125 mg

    - Na Metabisulfit

    = 0,01% x 25 ml = 0,0025 g = 2,5 mg

    -

    Kebutuhan NaCl= 0,9/100 x 25 ml = 0,225 g = 225 mg

    Kesetaraan dengan Diphenhidramin HCl

    = 0,34 x 0,125 g = 0,0425 g

    NaCl yang ditambahkan = 0,225 g0,425 g = 0,1825 g = 182,5 mg

    = 183 mg

  • 5/19/2018 sterilisasi sigle dose

    6/17

    d. Tabel Bahan

    No Komponen Bahan Bobot/volume Fungsi Cara Sterilisasi

    1. Diphenhydramin HCl 125 mg Bahan aktif Radiasi

    2 Na Metabisulfit 2,5 mg Antioksidan Radiasi

    3. NaCl 183 mg Pengisotonis Oven 180oC, 30

    5. Aqua pro injeksi Ad 25 ml Pelarut Otoklaf 121oC, 15

    e. Cara sterilisasi sediaan yang dipilih

    - Sterilisasi sediaan Dyphenhidramin HCl dilakukan dengan teknik

    filtrasi menggunakan membran 0,2 m di lakukan dalam Laminar

    Air Flow Cabinet (LAFC), yang sebelumnya didahului dengan

    perfilter yaitu membran filter 0,8 m yang merupakan corong gelas

    dan kertas saring untuk memisahkan dari partikel-partikel asing/

    kontaminan. (Martindale 36, p 577)

    - Sediaan masih bersifat hipotonis sehingga diperlukan penambahan

    NaCl agar menjadi isotonis. Penambahan NaCl sebanyak 183mg

    sesuai dengan perhitungan di atas sudah membuat sediaan menjadi

    isotonis.

    III.PELAKSANAAN

    a.

    Penyiapan alat

    No Nama alat Ukuran Jumlah Cara

    sterilisasi

    Waktu

    1. Kaca arloji 5 cm

    8 cm

    2

    2

    Oven 180oC 30

    2. Beaker glass 50 ml

    100 ml

    2

    2

    Oven 180oC 30

    3. Erlenmeyer 50 ml

    100 ml

    1

    1

    Oven 180oC 30

    4. Pengaduk - 2 Oven 180oC 30

    5. Pinset - 4 Oven 180oC 30

    6. Tara dan Wadah - 1 set Oven 180o

    C 30

  • 5/19/2018 sterilisasi sigle dose

    7/17

    7. Sendok Porselen - 1 Oven 180oC 30

    8. Sendok logam - 1 Oven 180oC 30

    9. Vial coklat 10 ml 2 Oven 180oC 30

    10 Kantong alat - - - -

    11 Kantong sampah 1 dan 2 x

    ukuran

    modul

    2 Oven 180oC 30

    12 Aluminium foil 8 x 8 cm 6 Oven 180oC 30

    13 Corong dan

    kertas saring

    5 cm 2 Otoklaf 115oC 30

    14 Gelas ukur 10 ml 1 Otoklaf 115oC 30

    15 Gelas ukur 25 ml 2 Otoklaf 115oC 30

    16 Gelas ukur 5 ml 2 Otoklaf 115oC 30

    17 Spuit Injeksi 10 ml 1 Sudah steril 30

    18 Pipet tetes Panjang

    Pendek

    2

    2

    Otoklaf 115oC 30

    19 Tutup vial(karet) - 2 Otoklaf 115oC 30

    20

    .

    Filter holder dan

    membran filter

    0,22 m 1 Otoklaf 115oC 30

    21 Tali 21 cm 4 + 2 Otoklaf 115oC 30

    22 Aq pro injeksi - 50 ml Otoklaf 115oC 15

    23 Jas praktikum - 1 Otoklaf 115oC 30

    24 Tutup kepala - 1 Otoklaf 115oC 30

    25 Masker - 1 Otoklaf 115oC 30

    26 Sarung tangan - 1 pasang Otoklaf 115oC 30

    27 Anak timbangan - 1 set Oven 180oC 30

  • 5/19/2018 sterilisasi sigle dose

    8/17

    b. Pencucian, pengeringan dan pembungkusan alat

    Pencucian wadah gelas/alat gelas cara Huizinga

    1.

    Sikat dengan larutan tepol.

    2.

    Bilas dengan air kran.

    3. Semprot dengan uap dan tiriskan.

    4. Bilas dengan aquadem.

    5. Bilas dengan air suling yang baru dibuat (steril dan bebas pirogen).

    6. Keringkan dengan posisi terbalik dalam oven.

    Pengeringan

    1.

    Keringkan dalam oven dalam keadaan terbalikan pada suhu 100oC,

    tidak boleh terlalu lama kira-kira 15 menit (terutama gelas ukur, bahan

    yang terbuat dari karet & plastik)

    2.

    Untuk menghindari debu dapat ditutup dengan kertas yang tembus uap

    air.

    3. Wadah kecil harus benar-benar kering.

    Pencucian karet

    1. Rendam dalam larutan HCl 2% selama 2 hari.

    2.

    Rendam dalam larutan tepol 1% dan Natrium Karbonat 0,5% selam 1hari.

    3. Didihkan dalam larutan tersebut selama 15 menit, kemudian bilas

    dengan aquadest.

    4. Ulangi dengan larutan yang baru.

    5. Ulangi sampai larutan jernih.

  • 5/19/2018 sterilisasi sigle dose

    9/17

    6. Rendam dalam aquadest (dalam beaker glass yang ditutup kertas

    perkamen) dan dicuci dengan otoklaf pada suhu 110oC selama 20 menit

    (1 atau 2 kali) sampai air rendaman jernih.

    Tahaptahap sterilisasi adalah sebagai berikut :

    Waktu pemanasan : pkl 08.09 - 08.18 ( 9 menit)

    Waktu pengeluaran udara : pkl 08.18 - 08.25 ( 7 menit)

    Waktu menaik : pkl 08.25 - 08.27 ( 2 menit)

    Waktu suhu dipertahankan : pkl 08.27 - 08.47 ( 20 menit)

    Waktu menurun : pkl 08.47 - 08.52 ( 5 menit)

    Waktu pendinginan : pkl 08.52 - 09.07 ( 15 menit)

    Proses sterilisasi berlangsung dari pukul 08.09 - 09.07 ( 58 menit)

    7.

    Bilas dengan spiritus dilutus (etanol 70%)air aa sampai jernih.

    8.

    Masukkan kantong perkamen dan disterilakn dalam otoklaf.

    Pembungkusan: masing-masing alat dibungkus dalam kantong yang

    terbuat dari kertas perkamen dan tuliskan nama alat dan nama kelompok

    anda.

    c.1. Sterilisasi alatalat dengan oven pada suhu 180oC selama 30 menit.

    (Kaca arloji, beaker glass, erlenmeyer, pengaduk, pinset, tara dan wadah,

    sendok porselen, kantong sampah, anak timbangan, sendok logam,vial

    coklat,aluminium foil).

    Tahaptahap sterilisasi adalah sebagai berikut :

    Waktu pemanasan : pkl 08.24 - 09.36 ( 72 menit)

    Waktu kesetimbangan : pkl 09.36 - 09.36 ( 0 menit)

    Waktu pembinasaan : pkl 09.36 - 10.06 ( 30 menit)

  • 5/19/2018 sterilisasi sigle dose

    10/17

    Waktu tambahan jaminan sterilitas : pkl 10.06 - 10.06 ( 0 menit).

    Waktu pendinginan : pkl 10.06 - 10.21 ( 15 menit).

    Proses sterilisasi berlangsung dari pukul 08.24 - 10.21 (117 menit).

    c.2. Sterilisasi alatalat dengan otoklaf pada suhu 115oC selama 30 menit.

    (Pipet tetes, gelas ukur, corong dan kertas saring,tutup vial (karet), filter

    holder dan membrane filter, tali).

    Tahaptahap sterilisasi adalah sebagai berikut :

    Waktu pemanasan : pkl 09.21 - 09.31 ( 10 menit).

    Waktu pengeluaran udara : pkl 09.31 - 09.45 ( 14 menit).

    Waktu menaik : pkl 09.45 - 09.49 ( 4 menit)

    Waktu kesetimbangan : pkl 09.49 - 09.49 ( 0 menit)

    Waktu pembinasaan : pkl 09.49 - 10.19 ( 30 menit)

    Waktu tambahan jaminan sterilitas : pkl 10.19 - 10.19 ( 0 menit).

    Waktu menurun : pkl 10.19 - 10.23 ( 4 menit).

    Waktu pendinginan : pkl 10.23 - 10.38 ( 15 menit).

    Proses sterilisasi berlangsung dari pukul 09.21 - 10.38 ( 77 menit).

    c.3. Sterilisasi pelarut Aqua pro injection dengan otoklaf pada suhu 121oC selama

    15 menit.

    Tahaptahap sterilisasi adalah sebagai berikut :

    Waktu pemanasan : pkl 09.16 - 09.23 ( 7 menit).

    Waktu pengeluaran udara : pk 09.23 - 09.30 ( 7 menit).

    Waktu menaik : pkl 09.30 - 09.38 ( 8 menit).

  • 5/19/2018 sterilisasi sigle dose

    11/17

    Waktu kesetimbangan : pkl 09.38 - 09.58 ( 20 menit).

    Waktu pembinasaan : pkl 09.58 - 10.13 ( 15 menit).

    Waktu tambahan jaminan sterilitas : pkl 10.13 - 10.23 ( 10 menit).

    Waktu menurun : pkl 10.23 - 10.27 ( 4 menit).

    Waktu pendinginan : pkl 10.27 - 10.42 ( 15 menit).

    Proses sterilisasi berlangsung dari pukul 09.16 - 10.42 ( 86 menit).

    c.4. Sterilisasi perlengkapan untuk teknik aseptik dengan otoklaf pada suhu 115oC

    selama 30 menit. ( Jas praktikum,masker,penutup kepala dan sarung tangan )

    Tahaptahap sterilisasi adalah sebagai berikut :

    Waktu pemanasan : pkl 07.32 - 07.44 ( 12 menit).

    Waktu pengeluaran udara : pkl 07.44 - 07.58 ( 14 menit).

    Waktu menaik : pkl 07.58 - 08.00 ( 2 menit).

    Waktu kesetimbangan : pkl 08.00 - 08.10 ( 10 menit).

    Waktu pembinasaan : pkl 08.10 - 08.40 ( 30 menit).

    Waktu tambahan jaminan sterilitas : pkl 08.40 - 08.45 ( 5 menit).

    Waktu menurun : pkl 08.45 - 08.49 ( 4 menit).

    Waktu pendinginan : pkl 08.49 - 09.04 ( 15 menit).

    Proses sterilisasi berlangsung dari pukul 07.32 - 09.04 ( 92 menit).

    d. Cara Kerja.

    I. Ruang kelas 2

    1.

    Bersihkan meja dengan alkohol 70% dan dilap dengan kasa steril,

    nyalakan api spiritus.

  • 5/19/2018 sterilisasi sigle dose

    12/17

    2. Tara kaca arloji, Timbang Diphenhidramin HCl 0,5% 125 mg. ( kelarutan

    1:1 ) dalam air (MD 36, p 577)dalam kaca arloji tertutup ditimbangan

    mg )

    3. Tara kaca arloji, timbang Na metabisulfit 50 mg (kelarutan air 1:2) (FI III

    p 419) dalam kaca arloji di timbangan mg

    4. Tara kaca arloji, timbang NaCl 0,9 % 183 mg (kelarutan air 1:2,8) dalam

    kaca arloji tertutup di timbangan mg

    II. Ruang I

    5.

    Nyalakan LAFC

    - Colokkan kabel

    - LAFC di ON kan dengan menaikkan tombol warna hitam ke atas

    -

    Fan (kipas) di ON kan

    - Setelah itu diganti lampu UV dengan lampu neon (minimal 15-20

    menit)

    6. Bersihkan LAFC dengan alkohol 70%, lap dengan kasa steril 5 sisinya.

    7.

    Semprot wadah api spiritus dengan alkohol 70% (biarkan sampai benar-

    benar kering) masukkan ke dalam LAFC.

    8.

    Semprot alat-alat yang sudah disterilkan dengan alkohol 70%, masukkan

    ke dalam LAFC.

    9. Bahan-bahan yang sudah ditimbang dimasukkan ke dalam LAFC.

    Nyalakan api spiritus

    10. Pengenceran Na Metabisulfit 2,5 mg (kelarutan 1:1) dalam air (HPE 5 p

    690)a. 50 mg Na metabisulfit di kaca arloji, masukkan dalam bekker glass

    50 ml

    b. Ukur solutio BAK sebanyak 10 ml dengan gelas ukur 10 ml

    c.

    (a+b) aduk ad larut di bekker glass 50 ml

    d. ( c ) diambil 1 ml dengan gelas ukur 10 ml, karena 1/10 x 50 mg = 5

    mg, dipindahkan.

    e.

    ( d ) ditambah water for injection ad 10 ml, aduk ad homogen

  • 5/19/2018 sterilisasi sigle dose

    13/17

    f. ( e ) diambil 5 ml dengan gelas ukur 5 ml, karena 5mg/10ml x 5 ml =

    2,5 mg

    11.

    Diphenhydramin HCl 125 mg dilarutkan dengan larutan Na metabisulfit

    5 ml, aduk ad larut di dalam bekker glass 50 ml (kelarutan 1:1)

    12.NaCl 183 mg, dilarutkan dalam WFI 5 ml, diukur dengan gelas ukur 10

    ml, aduk ad larut dalam bekker glass 100 ml (kelarutan 1:2,8) (MD 35, p

    1520)

    13. ( 11 + 12) aduk ad homogen dalam bekker glass 100 ml. Tambahkan 10

    ml WFI, cek pH dengan indikator universal, ambil sedikit dengan

    pengaduk, kemudian oleskan pada indikator pH.

    14.

    (13) ditambahkan WFI ad 25 ml, saring dengan membran filter 0,8 m

    (kertas saring + corong) tampung dalam erlenmeyer 50 ml.

    15. Pindahkan ke bekker glass 50 ml

    16. Ambil 9,15 ml dengan spuit injeksi 10 ml, lalu disaring dengan membran

    filter 0,2 m ke dalam vial coklat dan ditutup dengan karet penutup.

    17. Diikat sampagne mati 2 x pada rubber stopper (tutup vial) kemudian

    ditutup dengan aluminium voil rangkap 2 lalu ditali pita pada leher vial.

    Lakukan hal yang sama pada vial ke 2.

    18. Lakukan uji bubble point test, diruang 2. Dengan cara:

    a. Diisi udara ke dalam spuit injeksi 10 ml yang telah ditentukan 10 ml

    b. Lepas jarum pada spuit injeksi, pasang filter holder yang telah

    digunakan (di dalamnya ada membran filter 0,2 m yang masih

    basah)

    c. Siapkan bekker glass yang berisi aquadest

    d.

    Filter holder dicelupkan seluruhnya ke bagian tengah aquadestsecara tegak lurus

    e. Udara dalam spuit injeksi 10 ml ditekan perlahan hingga keluar

    gelembung udara pertama kali (gelembung udara keluar di

    permukaan) dari ujung filter dan tahan.

    f. Hasil gelembung udara keluar dari ujung filter holder 0 ml.

    19.Beri etiket, label, brosur, masukkan wadah sekunder

  • 5/19/2018 sterilisasi sigle dose

    14/17

    IV.Wadah

    Vial coklat 10ml, tertutup rapat, kemasan sekunder.

    V. Etiket dan brosur.

    Tempelkan label (etiket), brosur, kemasan sekunder.

  • 5/19/2018 sterilisasi sigle dose

    15/17

    STERIL

    Dip hlor

    Diphenhidramin HCl 0,5%

    Komposisi :Diphenhidramin HCl 0,5%

    Indikasi :Antihistamin yang disertai dengan efek sedatif dan muskarinik untukmengobati alergi pada kulit, untuk alergi yang disertai batuk dan flu,membantu dalam pengobatan darurat anafilaktik shock, hayfever,alergi rhinitis, utikaria, muntah karena perjalanan.

    Kontra Indikasi :Penderita asma, bayi prematur/bayi baru lahir, ibu hamil danmenyusui.

    Aturan Pakai :Intravena muskular.Dewasa : 10-50 mg sehari, jika diperlukan dapat ditingkatkan hingga

    100 mg sehari, maksimum 400 mg sehari.Anak : 50 mg/kg sehari.

    Efek Samping :Dapat menimbulkan rasa kantuk, gangguan pencernaan, hipotensi,disuria, palpitasi, sakit kepala, rasa berat, lemah pada tangan,stimulasi saraf, tinnitus, euphoria, dan tremor.

    Obat Tidak Tercampur (OTT) :Dengan Amphotericin B, Cefmetazole Na, Hydrocortisone, NaSuccinate, Golongan Barbiturat Na, Larutan Alkali, dan Asam Kuat.

    Perhatian :Hindari mengendarai kendaraan dan mengoperasikan mesin setelahpemakaian obat, tidak dianjurkan untuk penderita glaukoma, wanitahamil, dan pasien yang sensitif hati hati untuk keadaan retensi urin,

    hipertropi prostat.

    Penyimpanan :Simpan di tempat yang terlindung dari cahaya.

    Kemasan :1 dos berisi vial 9 mL.

    No Reg : DKL 1323422454A8

    No Batch : 2456Manuf Date : November 2013Exp. Date : November 2016

    Diproduksi oleh:PT. C-TEN PHARMASSURABAYA INDONESIA

    HARUS DENGAN

    RESEP DOKTER

  • 5/19/2018 sterilisasi sigle dose

    16/17

    VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

    Dari hasil praktikum pembuatan sediaan injeksi Diphenhydramin HCl

    single dose diperoleh hasil sediaan yang jernih (steril), yakni sediaan yangbebas dari mikroba hidup baik yang patogen (menimbulkan penyakit)

    maupun yang non patogen (tidak menyebabkan penyakit), baik dalam bentuk

    vegetatif (siap untuk berkembang biak) maupun dalam bentuk spora (dalam

    keadaan statis, tidak dapat berkembang biak, tetapi melindungi diri dengan

    lapisan pelindung yang kuat).

    Sediaan injeksi Diphenhydramin didapat dengan menggunakan metode

    aseptik, yakni menggunakan teknik yang dapat memperkecil kemungkinan

    terjadi cemaran kuman hingga seminimal mungkin. Teknik aseptik

    dimaksudkan untuk pembuatan sediaan injeksi yang tidak dapat dilakukan

    proses sterilisasi akhir karena ketidakstabilan bahan, maka dari itu digunakan

    teknik sterilisasi dengan filtrasi membran 0,22 m.

    Dalam pembuatan larutan steril menggunakan teknik aseptik, obat steril

    dilarutkan atau didispersikan dalam zat pembawa steril, yaitu water for

    injection dalam wadah steril, akhirnya di tutup kedap untuk melindungi dari

    cemaran kuman. Ruangan juga harus steril dan pengerjaannya di lakukan

    dalam LAF (Laminar Air Flow).

    Dalam pengerjaannya evaluasi yang dilakukan adalah pengujian pH,

    gelembung udara (Bubble point test), kejernihan dan warna. Evaluasi sediaan

    yang lainnya seperti uji kadar / potensi, uji sterilitas, dan uji pirogen, uji

    bahan partikulat dalam injeksi, uji keseragaman sediaan, uji endotoksinbakteri, uji penetapan volume injeksi dalam wadah, uji kebocoran karena

    keterbatasan waktu.

    Evaluasi wadah : wadah yang digunakan cukup rapat dan baik, yakni

    tidak mengalami kebocoran karena tutup dilapisi dengan aluminium foil

    rangkap dua.

  • 5/19/2018 sterilisasi sigle dose

    17/17

    Evaluasi pH : evaluasi pH dilakukan dengan menggunakan indikator

    universal, dimana didapatkan pH 5 yang menunjukkan perubahan warnaindikator universal dari orange menjadi hijau pupus.

    Evaluasi bubble point test: evaluasi gelembung udara dilakukan dengan

    menggunakan filter holder yang dicelupkan ke dalam aquadest seluruhnya,

    dari praktikum tidak ada gelembung udara yang keluar dari ujung filter holder

    kemungkinan besar dikarenakan pemasangan yang salah.

    VII. KESIMPULAN

    Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dalam pembuatan sediaan

    injeksi Dyphenhydramin HCl dapat di simpulkan bahwa sediaan injeksi yang

    di peroleh memenuhi syarat syarat pembuatan, yakni dengan menggunakan

    metode aseptik, akan tetapi sediaan yang di hasilkan belum memenuhi

    persyaratan sediaan steril karena beberapa uji termasuk uji sterilitas tidak

    dilakukan. Komponen sediaan injeksi yang di buat terdiri dari bahan aktif

    injeksi itu sendiri, yakni Diphenhidramin HCl, zat anti oksidan yang

    digunakan adalah Natrium metabisulfit, dan zat pembawa / zat pelarut yang di

    gunakan adalah water for injection dan pengisotonisnya adalah NaCl 0,9%.