STEP 1 Dan STEP 7

download STEP 1 Dan STEP 7

of 9

Transcript of STEP 1 Dan STEP 7

  • 8/17/2019 STEP 1 Dan STEP 7

    1/9

    STEP 1

    Bersin :

    Merupakan reaksi refleks untuk mengeluarkan udara yang mengandung partikel

    atau partikel asing yang mengganggu atau menyebabkan gatal di dalam hidung

    dan juga membersihkan rongga hidung atau saluran pernafasan. (uyton! "##$ %

    STEP &

    PENEGAKKAN DIAGNOSIS

    DIAGNOSIS

    Anamnesis

    'namnesis sangat penting! karena seringkali serangan tidak terjadi dihadapan

     pemeriksa. ampir )#* diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis saja. ejala

    rinitis alergi yang khas adalah terdapatnya serangan bersin berulang. Sebetulnya

     bersin merupakan gejala yang normal! terutama pada pagi hari atau bila terdapat

    kontak dengan sejumlah besar debu. al ini merupakan mekanisme fisiologik!

    yaitu proses membersihkan sendiri (self +leaning pro+ess%. Bersin dianggap

     patologik! bila terjadinya lebih dari lima kali setiap serangan! terutama merupakan

    gejala pada ,'- dan kadang/kadang pada ,'-0 sebagai akibat dilepaskannya

    histamin.( Soepardi E! "## %

    ejala lain ialah keluar ingus (rinore% yang en+er dan banyak! hidung tersumbat!

    hidung dan mata gatal! yang kadang/kadang disertai dengan banyak air mata

    keluar (lakrimasi%. ,initis alergi sering disertai oleh gejala konjungti2itis alergi.

    Sering kali gejala yang timbul tidak lengkap! terutama pada anak. 3adang/kadang

    keluhan hidung tersumbat merupakan keluhan utama atau satu/satunya gejala

    yang diutarakan oleh pasien.  ejala klinis lainnya dapat berupa 4 popping of the

    ears’ ! berdeham! dan batuk/batuk lebih jarang dikeluhkan. (5ates 6'! "#11 %

    Pemeriksaan Fisik 

  • 8/17/2019 STEP 1 Dan STEP 7

    2/9

    Pada rinoskopi anterior tampak mukosa edema! basah! ber7arna pu+at atau li2id

    disertai adanya sekret en+er yang banyak. Bila gejala persisten! mukosa inferior 

    tampak hipertrofi. Pemeriksaan nasoendoskopi dapat dilakukan bila fasilitas

    tersedia. ejala spesifik lain pada anak adalah terdapatnya bayangan gelap di

    daerah ba7ah mata yang terjadi karena stasis 2ena sekunder akibat obstruksi

    hidung. ejala ini disebut allergic shiner.( Soepardi E! "## %

    ambar : 'llergi+ Shiner pada pasien ,hinitis 'lergi

    Selain dari itu sering juga tampak anak menggosok/gosok hidung! karena gatal!

    dengan punggung tangan. 3eadaan ini disebut sebagai allergic salute. 3eadaan

    menggosok ini lama kelamaan akan mengakibatkan timbulnya garis melintang di

    dorsumnasi bagian sepertiga ba7ah! yang disebut sebagai allergic crease.

    ( Soepardi E! "## %

    ambar : (3iri ke 3anan% 'llergi+ rease dan 'llergi+ Sallute

    Mulut sering terbuka dengan lengkung langit/langit yang tinggi! sehingga akan

    menyebabkan gangguan pertumbuhan gigi geligi (facies adenoid%. 8inding

  • 8/17/2019 STEP 1 Dan STEP 7

    3/9

     posterior faring tampak granuler dan edema (+obblestone appearan+e%! serta

    dinding lateral faring menebal. 0idah tampak seperti gambaran peta (geographic

    tongue%. ( Soepardi E! "## %

    ambar : -a+ies 'denoid

    ambar : eographi+ Tongue

    Pemeriksaan Penunang

    a. 9n 2itro

    itung eosinofil dalam darah tepi dapat normal atau meningkat. 8emikian pula

     pemeriksaan 9gE total (prist/paper radio imunosorbent test% sering kali

    menunjukkan nilai normal! ke+uali bila tanda alergi pada pasien lebih dari satu

  • 8/17/2019 STEP 1 Dan STEP 7

    4/9

    ma+am penyakit! misalnya selain rinitis alergi juga menderita asma bronkial atau

    urtikaria. Pemeriksaan ini berguna untuk prediksi kemungkinan alergi pada bayi

    atau anak ke+il dari suatu keluarga dengan derajat alergi yang tinggi. 0ebih

     bermakna adalah dengan ,'ST (,adio 9mmuno Sorbent Test% atau E09S'

    (Enyme 0inked 9mmuno Sorbent'ssay Test%. ( Soepardi E! "## %

    Pemeriksaan sitologi hidung! 7alaupun tidak dapat memastikan diagnosis! tetap

     berguna sebagai pemeriksaan pelengkap. 8itemukannya eosinofil dalam jumlah

     banyak menunjukkan kemungkinan alergi inhalan. 6ika basofil () sel;lap%

    mungkin disebabkan alergi makanan! sedangkan jika ditemukan sel PM<

    menunjukkan adanya infeksi bakteri. ( Soepardi E! "## %

     b. 9n 2i2o

    'lergen penyebab dapat di+ari dengan +ara pemeriksaan tes +ukit kulit! uji

    intrakutan atau intradermal yang tunggal atau berseri (Skin End/point

    Titration;SET%. SET dilakukan untuk alergen inhalan dengan menyuntikkan

    alergen dalam berbagai konsentrasi yang bertingkat kepekatannya. 3euntungan

    SET! selain alergen penyebab juga derajat alergi serta dosis inisial untuk 

    desensitisasi dapat diketahui. ( Soepardi E! "## %

    =ntuk alergi makanan! uji kulit seperti tersebut diatas kurang dapat diandalkan.

    8iagnosis biasanya ditegakkan dengan diet eliminasi dan pro2okasi Challenge

    Test´ . ( Soepardi E! "## %

    'lergen ingestan se+ara tuntas lenyap dari tubuh dalam 7aktu lima hari. 3arena

    itu pada hallenge Test! makanan yang di+urigai diberikan pada pasien setelah

     berpantang selama ) hari! selanjutnya diamati reaksinya. Pada diet eliminasi! jenis

    makanan setiap kali dihilangkan dari menu makanan sampai suatu ketika gejala

    menghilang dengan meniadakan suatu jenis makanan. ( Soepardi E! "## %

  • 8/17/2019 STEP 1 Dan STEP 7

    5/9

  • 8/17/2019 STEP 1 Dan STEP 7

    6/9

    PENA!A"AKSANAAN

    1. Terapi yang paling ideal adalah dengan menghindari kontak denganallergen penyebabnya (a2oidan+e% dan eliminasi. ( Soepardi E! "## %

    ". Medikamentosa

    a. 'ntihistamin

    'ntihistamin yang dipakai adalah antagonis histamine /1!

    yang bekerja se+ara inhibitor kompetitif pada reseptor /1 sel

    target! dan merupakan preparat farmakologik yang paling sering

    dipakai sebagai lini pertama pengobatan rhinitis alergi. Pemberian

    dapat dalam kombinasi atau tanpa kombinasi dengan dekongestan

    se+ara peroral. ( Soepardi E! "## %

    'ntihistamin dibagi dalam " golongan yaitu golongan

    antihistamin generasi 1 (klasik% dan generasi " (non/sedatif%.

    'ntihistamin generasi 1 bersifat lipofilik! sehingga dapat

    menembus sa7ar darah otak (mempunyai efek pada SSP% dan plasenta serta mempunyai efek kolinergik. >ang termasuk 

    kelompok ini antara lain adalah difenhidramin! klorfeniramin!

     prometasin! siproheptadin! sedangkan yang dapat diberikan se+ara

    topi+al adalah aelastin. 'ntihistamin generasi " bersifat lipofobik!

    sehingga sulit menembus sa7ar darah otak. Bersifat selektif 

    mengikat resptor /1 perifer dan tidak mempunyai efek 

    antikolinergik! antiadrenergik dan pada efek pada SSP minimal

    (non/sedatif%. ( Soepardi E! "## %

    'ntihistamin diabsorpsi se+ara oral dengan +epat dan

    mudah serta efektif untuk mengatasi gejala obstruksi hidung pada

    fase lambat. 'ntihistamin non sedati2e dapat dibagi menjadi dua

    golongan menurut keamananya. 3elompok pertama adalah

    astemisol dan terfenadin yang mempunyai efek kardiotoksik.

    Toksisitas terhadap jantung tersebut disebabkan repolarisasi

  • 8/17/2019 STEP 1 Dan STEP 7

    7/9

     jantung yang tertunda dan dapat menyebabkan aritmia 2entrikel!

    henti jantung dan bahkan kematia medadak (sudah ditarik dari

     peredaran%. 3elompok kedua adalah loratadin! setirisin!

    fe?ofenadin! desloratadin! dan le2osetirisin. ( Soepardi E! "## %

    Preparat simpatomimetik golongan agonis adrenergik alfa

    dipakai sebagai dekongestan hidung oral dengan atau tanpa

    kombinasi dengan antihistamin atau topikal.

  • 8/17/2019 STEP 1 Dan STEP 7

    8/9

    sistemik.! namun dapat menyebabkan rhinitis medikamentosa bila

    digunakan dalam jangka 7aktu lama. (5ates 6'! "#11 %

    5bat dekongestan sistemik yang sering digunakan adalah

     pseudoephedrine l dan Phenylpropanolamin l. 5bat ini dapat

    menyebabkan 2asokonstriksi pembuluh darah. 8osis obat ini 1)

    mg untuk anak "/) tahun! @# mg untuk anak A/1" tahun! dan A# mg

    untuk de7asa! diberikan setiap A jam. Efek samping dari obat/

    obatan ini yang paling sering adalah insomnia dan iritabilitas.

    (5ates 6'! "#11 %

    +. 'ntikolinergik 

    Preparat antikolinergik topikal adalah ipratropium bromide!

     bermanfaat untuk mengatasi rinore! karena aktifitas inhibisi

    reseptor kolinergik pada permukaan sel efektor. ( Soepardi E!

    "## %

    d. 3ortikosteroid

    Preparat kortikosteroid dipilih bila gejala terutama

    sumbatan hidung akibat respon fase lambat tidak berhasil diatasi

    dengan obat lain. >ang sering dipakai adalah kortikosteroid topikal

    (beklometason! budesonid! flunisolid! flutikason! mometason!

    furoat dan triamsinolon%. 3ortikosteroid topikal bekerja untuk 

    mengurangi jumlah sel mastosit pada mukosa hidung! men+egah

     pengeluaran protei n sitotoksik dari eosinofil! mengurangi aktifitas

    limfosit! men+egah bo+ornya plasma. al ini menyebabkan epitel

    hidung tidak hiperresponsif terhadap rangsangan allergen (bekerja

     pada respon +epat dan lambat%. Preparat sodium kromoglikat

    topikal bekerja menstabilkan mastosit (mungkin menghambat ion

    kalsium% sehingga pelepasan mediator dihambat. Pada respons fase

    lambat! obat ini juga menghambat proses inflamasi dengan

    menghambat aktifasi sel netrofil! eosinofil dan monosit. asil

    terbaik dapat di+apai bila diberikan sebagai profilaksis. ( Soepardi

    E! "## %

  • 8/17/2019 STEP 1 Dan STEP 7

    9/9

    e. 0ainnya

    Pengobatan baru lainnya untuk riniris alergi adalah anti

    leukotrien (afirlukast;montelukast%! anti 9gE! 8