Sri Rohmayana(H1A013061)

download Sri Rohmayana(H1A013061)

of 11

Transcript of Sri Rohmayana(H1A013061)

  • 8/17/2019 Sri Rohmayana(H1A013061)

    1/11

    BLOK NEUROPSIKIATRI

    “Cerebral Abscess”

    Sri Rohmayana

    HIA013061

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIRSITAS !ATARA!

    NUSA TEN""ARA BARAT

    #016

  • 8/17/2019 Sri Rohmayana(H1A013061)

    2/11

    Da$%ar I&i

    Halaman judul

    Daftar isi ……………………………………………………………. i

    Pendahuluan ……………………………………………………………. 1

    Tujuan Penulisan ……………………………………………………………. 1

    Definisi ……………………………………………………………. 2

    Epidemiologi ……………………………………………………………. 2

    Etiologi ……………………………………………………………. 2

    Patofisiologi ……………………………………………………………. 3

    Manifestasi Klinis ……………………………………………………………. 4

    Pemerisaan Penunjang ……………………………………………………………. !

    Penatalasanaan ……………………………………………………………. "

    Kesimpulan ……………………………………………………………. #

    Daftar Pustaa ……………………………………………………………. $

  • 8/17/2019 Sri Rohmayana(H1A013061)

    3/11

    P'n(ah)*)an

    Cerebral abscess atau brain abscess %&'( a)ses ota* adalah masalah esehatan uni+ersal

    dengan mor)iditas dan mortalitas ,ang tinggi. Dengan demiian( &' saat ini merupaan masalah

    esehatan mas,araat dan )e)an )esar pada fasilitas pela,anan esehatan di seluruh dunia. &'

    masih terus menjadi masalah ,ang signifian di negara )erem)ang arena )esarn,a sala

    emisinan( )uta huruf( dan urangn,a e)ersihan. &' adalah )entu fous pus intraranial

    ,ang darurat dan mengan-am jia.

    Kemajuan dalam teni diagnosti neuroimaging  dan anti)ioti ,ang digunaan selama

    a)ad e/20( se-ara drastis meningatan hasil dari infesi ini( mesipun mortalitas dan

    mor)iditas tetap tinggi. Khusus untu pasien immunocompromized   seperti H dan penerima

    transplantasi mengalami ejadian peningatan &'( emunginan arena semain )an,a infesi

    oportunisti( sehingga &' dapat dengan mudah )erai)at fatal. &' harus dianggap se)agai

    infesi serius dan upa,a harus difousan terus untu mengoptimalan diagnosis dan

    manajemen. Dalam tulisan ini aan di)ahas &' )aterial mulai dari definisi( epidemiologi(

    etiologi( patofisiologi( manifestasi linis( pemerisaan penunjang( dan penatalasanaan.

    T)+)an P'n)*i&an

    1. Mengetahui Definisi dan epidemiologi cerebral abscess2. Mengetahui etiologi dari cerebral abscess

    3. Mengerti patofisiologi terjadin,a cerebral abscess

    4. Mengetahui manifestasi linis pada cerebral abscess. Mengetahui -ara diagnosis dan penatalasanaan dari cerebral abscess

  • 8/17/2019 Sri Rohmayana(H1A013061)

    4/11

    ,'r'-ra* A-.'&&

    D'$ini&i

    Cerebral abscess atau brain abscess %&' , a)ses ota* adalah infesi foal dalam

     parenim ota %Miranda( et al.( 2013* atau intrasere)ral ,ang dimulai se)agai daerah loal dari

    sere)ritis dan )erem)ang menjadi umpulan pus dielilingi oleh apsul( )ai/dengan

    +asularisasi %Mustafa( et al.( 2014*.

    E/i('mio*oi

    &' adalah salah satu pen,ait ,ang paling serius dari infesi P. Kondisi ini 2 sampai 3

    ali le)ih sering pada lai/lai di)andingan perempuan. 'nga mor)iditas ,ang tinggi pada

    deade eempat ehidupan. eperti ,ang telah din,ataan se)elumn,a( mesipun ada tero)osan

    emajuan dalam neuroimaging ( teni )edah saraf( neuroanestesi( teni isolasi miro)iologi(

    dan terapi anti)ioti( &' )ateri dapat )erai)at fatal. nsiden &' seitar #5 dari massaintraranial pada negara/negara )erem)ang dan 1/25 di negara/negara )arat %Miranda( et al.(

    2013*.

    Kematian dari &' )aru/)aru ini telah menurun dari seitar 05 menjadi 205( se)agian

     )esar se)agai hasil dari pengenalan 6T s-an ,ang mengai)atan diagnosis aal. Kemajuan

    le)ih lanjut dalam isolasi dan identifiasi miroorganisme( penetrasi -airan sere)rospinal %67*(

    dan aspirasi stereotasis telah menghasilan mortalitas urang dari 105. Kematian terutama

    dipengaruhi oleh usia dan ondisi neurologis saat masu( eterlam)atan raat inap( defisit

    neurologis foal saat masu( erusaan ee)alan host ( dia)etes mellitus ,ang tida terontrol(

    dan Glasgow Coma Scale  %86* 912 )erhu)ungan dengan ematian dan defisit neurologis

     permanen %Miranda( et al.( 2013*.

    E%io*oi

  • 8/17/2019 Sri Rohmayana(H1A013061)

    5/11

    Streptococci merupaan )ateri ,ang paling sering ditemuan %"05* pada ultur dari

     pasien a)ses ota )aterial. &ateri ini( terutama Streptococcus anginosus  %milleri* dan S.

    indermedius  )iasan,a )erada dalam rongga mulut( apendis( dan saluran genital perempuan

    %Mustafa( et al.( 2014*.

    Staphylococcus aureus seitar 10 / 205. &iasan,a pada pasien dengan trauma ranial

    atau endoarditis infetif. Memperhatian teni ultur ,ang tepat telah meningatan isolasi

     )ateri anaero) pada a)ses ota( seperti  Bacteriodes( dan Prevotella spp. terisolasi dalam 205

    sampai 405 pasien. Enteri gram/negatif )asil

    %misaln,a(  Proteus spp, Escherichia coli,

     Klebsiella spp, dan Pseudomonas spp* terisolasi

    dalam 235 sampai 335 pasien( sering pada

     pasien dengan fous otitis pada infesi dengan

    septiemia( ,ang memilii prosedur neurologis(

    atau ,ang immune compromised. Di salah satu

     pusat(  Klebsiella merupaan patogen paling

     )an,a ditemuan %)iasan,a )erhu)ungan

    dengan pen,e)aran hematogen* diiuti oleh

     Proteus  dan Enterobacter spp %Mustafa( et al.(

    2014*. Ta)le 1 di samping ini memperlihatan

    spetrum pada organisme )er)eda dengan

    sum)er anatomi %Patel( et al.( 2014*.

    Pa%o$i&io*oi

    Pada e)an,aan pasien a)ses ota terdapat fator predisposisi( seperti pen,ait ,ang

    mendasari %misaln,a( infesi +irus human immunodeiciency :H;*( ria,at pengo)atan dengan

    o)at imunosupresif( gangguan barriers pelindung alami seitar ota %misaln,a( arena prosedur operasi( trauma( mastoiditis( sinusitis( atau infesi gigi*( atau sum)er infesi sistemi %misaln,a(

    endoarditis atau )ateremia* %&rouer( et al.( 2014*. &ateri memasui ota melalui

    meanisme ,ang )er)eda %Mustafa( et al.( 2014*( antara lain pen,e)aran dari fous ,ang

     )edeatan seitar setengah dari asus dan melalui pen,e)aran hematogen pada sepertiga dari

  • 8/17/2019 Sri Rohmayana(H1A013061)

    6/11

    asus( dengan meanisme ,ang tida dietahui pada asus sisan,a %Ta)el 2* %Miranda( et al.(

    2013*. Ta-*' # Ran2)man 2ara2%'ri&%i2 &)m-'r a-&'& o%a2 

    S)m-'r Fr'2)'n&

    i

    K'm)n2inan $o2)& K'%'ranan

    Pen,e)aran dari

    fous intraranial

     )erdeatan

    % Pericarnial 

    contiguous ocus*

    20/05 inus paranasal( telinga

    tengah( atau infesi gigi

    nfesi gigi %molar*( ethmoid( atau sinusitis

    frontalis )iasan,a men,e)ar e lo)us frontal

    14 hari Pada 3/4 minggu( apsul a)ses menjadi te)al dan dapat di esisi

    !ani$'&%a&i K*ini&

  • 8/17/2019 Sri Rohmayana(H1A013061)

    7/11

    Pada asus a)ses ota didapatan tanda dan gejala ,ang )er+ariasi dan tida spesifi 

    %Patel( et al.( 2014*. Hasil penelitian ,ang dilauan oleh ?adoi( et al. %2013* didapatan gejala

    dan tanda a)ses ota seperti terlihat pada ta)el di )aah ini %Ta)el 4*.

    Ta-'* 4 "'+a*a (an %an(a A-&'& O%a2 

    "'+a*a (an Tan(a 5)m*ah Pa&i'n

     @,eri epala 42 #0("! 5

    Demam 2" 1($2 5

    Defisit neurologis foal 22 42(30 5

    Mual dan muntah 1# 34(!1 5

    Papil edema 10 1$(23 5

    Kejang # 1(3# 5

    Kesadaran ,ang )eru)ah ! 11(3 5

    Tanda iritasi meningeal " 13(4! 5

    8ejala dan tanda neurologis ,ang terpenting adalah %1* adan,a defisit neurologis foal

    %hemiparesis( apasia( gangguan +isual*( %2* tanda dan gejala hipertensi intraranial %n,eri epala(

    mual( muntah( papil edema*( atau %3* peru)ahan status mental. elain itu terdapat juga gejala

    demam dan tanda iritasi meningeal. Trias lasi pada sugestif a)ses ota adalah demam( n,eri

    epala( dan defisit neurologis foal %Patel( et al.( 2014A ?adoi( et al.( 2013*. ?ata/rata durasi

    gejala se)elum diagnosis 1/# minggu %3/!0 hari* %Miranda( et al.( 2013A Patel( et al.( 2014*.

    Boasi a)ses ota menggam)aran gejala dan tanda linis. ')ses pons dapat menean

    aCuadutus ,l+ius men,e)a)an hidrosefalus o)strutif. Besi lo)us frontal dise)ut se)agai

     silent area dari ota arena gejalan,a tida tampa %Miranda( et al.( 2013*. Pasien dengan lesi

    lo)us frontal sering memperlihatan gejala sait epala( mengantu( urangn,a perhatian(

    mem)urun,a status mental( hemiparesis dengan tanda/tanda motori unilateral( dan gangguan

     )i-ara motor %Mustafa( et al.( 2014*. Besi osipital dapat pe-ah e dalam +entriel men,e)a)an

    +entriulitis atau ependymitis  atau mungin men,e)a)an trom)ofle)itis septi dari sinus

    trans+ersa men,e)a)an hipertensi +ena( edema( ejang( dan peningatan teanan intraranial

    %Miranda( et al.( 2013*.

    e)agian )esar pasien dengan a)ses ota memperlihatan gejala nonspesifi dan tida 

     jelas( sehingga diperluan e-urigaan linis ,ang tinggi untu diagnosis ,ang -epat dan tepat.

    Diagnosis harus dipertim)angan dalam semua pasien dengan n,eri epala progresif pertama

    ali( tanda/tanda peningatan teanan intraranial( atau defisit neurologis foal se-ara gradual.

    Ke-urigaan linis ,ang le)ih tinggi mungin diperluan pada indi+idu dengan imunosupresi(

  • 8/17/2019 Sri Rohmayana(H1A013061)

    8/11

    arena merea )erada pada risio ,ang le)ih )esar dan memilii emampuan ter)atas untu 

    respon imunitas. %Patel( et al.( 2014*.

    P'm'ri2&aan P'n)n+an

    P'm'ri2&aan *a-ora%ori)m Data la)oratorium sangat ter)atas dalam diagnosis.

    Beuositosis dan ele+asi sedimentasi eritrosit dapat ditemuan( tetapi tida spesifi. Kultur darah

    harus dilauan le)ih aal pada semua pasien dengan sugestif a)ses( tetapi untu identifiasi

    organisme su)stansial pada a)ses tida dapat dilauan segera atau tida dianjuran arena

    risio ,ang terait. 'nalisis -airan -ere)rospinal %67* dapat mengungapan pleositosis(

     protein tinggi( dan penurunan gluosa tapi aan normal dalam proporsi ,ang signifian dari

    indi+idu. Kultur -airan sere)rospinal jarang positif %05 /435* %Patel(et al.( 2014*.

    P'n.i%raan Pen-itraan %imaging! ota sangat penting untu diagnosis dan manajemen(

    dan untu meningatan harapan dari a)ses ota sehingga harus dilauan pada semua pasien

    ,ang di-urigai a)ses ota. 6iri has dari pen-itraan diilustrasian pada  "igure  1. Computed 

    tomography  sangat )ai untu memerisa parenim ota( sinus paranasal( mastoid( dan telinga

    tengah %Mustafa( et al.( 2014*. 6T merupaan fasilitas detesi aal dalam penentuan jumlah(

    uuran( dan staging a)ses %Miranda( et al.( 2013*. Pada 6T noncontrast,  tahap sere)ritis aal

    ditandai dengan hipoatenuasi loal dan tahap sere)ritis ahir( menunjuan area seluas

    hipoatenuasi tetapi -in-in te)al. e)agian apsul mulai ter)entu %Patel(et al.( 2014*.

     #agnetic resonance imaging   %M?* searang merupaan prosedur pen-itraan pilihan

     pertama untu pasien ,ang diduga mengalami a)ses ota. M? memilii sensiti+itas dan

    spesifisitas ,ang le)ih )esar dari 6T dalam detesi infesi piogeni % "igure 1* %Patel(et al.(

    2014*. M? mempun,ai manfaat ,ang le)ih dari 6T( termasu detesi dini sere)ritis( detesi

    edema sere)ral dengan ontras ,ang le)ih )esar antara edema dan ota( pen,e)aran le)ih pada

    inflamasi e dalam +entriel dan ruang su)ara-hnoid( dan detesi dini lesi satelit %Mustafa( et al.(

    2014*. 6T dan M? dengan ontras dapat ditemuan lesi hipodens %Miranda( et al.( 2013*.

    M? diom)inasian dengan diusion$weighted imaging  %D* dan apparent diffusion/

    -oeffi-ient %'D6* images( adalah alat diagnosti ,ang penting untu mem)edaan a)ses ota 

    dari primer( cystic( atau tumor neroti. Penggunaan spetrosopi resonansi magneti nulir 

     proton %1H @M?* untu mem)edaan a)ses ota dari tumor ota atau metastasis telah dipelajari(

  • 8/17/2019 Sri Rohmayana(H1A013061)

    9/11

    tetapi spesifisitas dan sensiti+itas han,a sediit le)ih tinggi dengan om)inasi D dan

    spetrosopi 1H @M? daripada dengan D saja %&rouer( et al.( 201*.

     

    P'na%a*a2&anaan

    Pendeatan multidisiplin sangat penting untu e)erhasilan pengelolaan &'. Pendeatan

    ini men-aup e+aluasi neuroradiologis( inter+ensi )edah( penggunaan anti)ioti( dan eradiasi

    fous infesi primer. Pem)entuan a)ses intraranial adalah interasi langsung antara +irulensi

    miroorganisme dan respon imun host. ')ses ota )iasan,a mem)utuhan drainase selain terapi

    miro)a ,ang sesuai( sehingga onsultasi )edah saraf dianjuran di aal %Miranda( et al.( 2013*.

    Pada semua pasien di)erian anti)ioti multipel. Terapi aal harus dimulai dengan

    anti)ioti spetrum luas ,ang )isa meleati saar  darah/ota dan darah/67 dalam onsentrasi,ang memadai. 'nti)ioti empiris harus men-aup -aupan untu organisme gram positif( gram

    negatif( dan anaero)( seperti sefalosporin generasi etiga dan metronidazole( ditam)ah

    +anomisin jia ada ria,at trauma tem)us atau prosedur neurosurgical. Ta)el di)aah ini

    memperlihatan terapi anti)ioti empiris dan anti)ioti )ateri pen,e)a) sudah dietahui

    %&rouer( et al.( 201*.

  • 8/17/2019 Sri Rohmayana(H1A013061)

    10/11

    Pasien dengan a)ses ota mungin dapat )ai tanpa pem)edahan( tetapi e)an,aan

     pasien mem)utuhan pem)edahan disamping pem)erian anti)ioti ,ang tepat untu penanganan

    definitif. Pem)edahan dengan drainase merupaan terapi ,ang paling optimal( dengan teni 

    aspirasi ,ang merupaan prosedur paling umum dan sering dilauan dengan )antuan 6T s-an

    atau M?. Drainage +entriular diom)inasian dengan antimiro)a dan atau intrathe-al

    digunaan untu mengatasi a)ses ota ,ang ruptur sampai e +entriel %Miranda( et al.( 2013*.

    K'&im/)*an

    ')ses ota masih terus menjadi tantangan )erat. Diagnosis dini( inter+ensi )edah ,ang

    optimal dan penggunaan tepat anti)ioti ,ang tepat )erdasaran pengujian sensiti+itas

    antimiro)a sangat penting untu hasil ,ang )ai. Pemerisaan ter)ai untu diagnosa &'

    adalah 6T dan=atau M?. ')ses ota dapat men,e)a)an erusaan ,ang serius( oleh arena itu

     perlu penanganan ,ang -epat dan tepat. Prognosis &' telah meningat jauh seja mun-uln,a 6T.

    emua pen,e)a) ematian pada pasien raat inap dengan a)ses )er+ariasi dari 5 sampai 325.

    Da$%ar P)&%a2a

  • 8/17/2019 Sri Rohmayana(H1A013061)

    11/11

    &rouer( M. 6. et al. 2014. Brain %bscess. &he 'ew England (ournal o #edicine. ' Engl ( 

     #ed   2014A3"1F44"/!.  %vailable at)

    9httpF==.nejm.org=doi=full=10.10!=@EGMra1301!3> :'--essed on 'pril( 1$th 201;.

    Miranda( et al. 2013.  Brain %bscess) current management. (ournal o 'eurosciences in *ural 

     Practice,  4%*( pp. !"/#1. '+aila)le atF

    9httpF==.ruralneuropra-ti-e.-om=printarti-le.aspissnI0$"!/

    314"A,earI2013A+olumeI4AissueIAspageI!"AepageI#1AaulastI'l+is/Miranda> :'--essed

    on 21th( 'pril 201;.

    Mustafa( M et al. %2014*. Brain %bscess) Pathogenesis, +iagnosis and #anagement Strategies.

     mpact) nternational (ournal o *esearch in %pplied, 'atural and Social Sciences

    @%E*F 2321/##1A @%P*F 234"/4#0 ol. 2( ssue ( Ma, 2014( 2$$/30#.  %vailable

     rom) -httpF==.impa-tjournals.us=donload.phpfnameI2/14/14013#1!$/

    34.520'pplied/&rain520')s-ess520Pathogenesis(520diagnosis520and

    520management/MurtaJa520Mustafa.pdf > :'--essed on 1$th( 'pril 201;.

    Patel( K. et al. 2014. Bacterial Brain %bscess. yons (, ed. &he 'eurohospitalist, 4%4*( pp.1$! 

    204. '+aila)le atF9httpF==.n-)i.nlm.nih.go+=pm-=arti-les=PM6421241$=> :'--essed on

    21th( 'pril 201;.

    ?adoi( M. et al.( 2013.  Brain %bscesses ) Clinical E/perience and 0utcome o 12 Consecutive

    Cases( %2*( pp.2122. '+aila)le atF 9h%%/788r'9i&%a.hir)riaro8/($&8#013:#:#1;/($ <

    :'--essed on 1$th( 'pril 201;.

    http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMra1301635http://www.ruralneuropractice.com/printarticle.asp?issn=0976-3147;year=2013;volume=4;issue=5;spage=67;epage=81;aulast=Alvis-Mirandahttp://www.ruralneuropractice.com/printarticle.asp?issn=0976-3147;year=2013;volume=4;issue=5;spage=67;epage=81;aulast=Alvis-Mirandahttp://www.impactjournals.us/download.php?fname=2-14-1401385169-34.%20Applied-Brain%20Abscess%20Pathogenesis,%20diagnosis%20and%20management-Murtaza%20Mustafa.pdfhttp://www.impactjournals.us/download.php?fname=2-14-1401385169-34.%20Applied-Brain%20Abscess%20Pathogenesis,%20diagnosis%20and%20management-Murtaza%20Mustafa.pdfhttp://www.impactjournals.us/download.php?fname=2-14-1401385169-34.%20Applied-Brain%20Abscess%20Pathogenesis,%20diagnosis%20and%20management-Murtaza%20Mustafa.pdfhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4212419/http://revistachirurgia.ro/pdfs/2013-2-215.pdfhttp://www.ruralneuropractice.com/printarticle.asp?issn=0976-3147;year=2013;volume=4;issue=5;spage=67;epage=81;aulast=Alvis-Mirandahttp://www.ruralneuropractice.com/printarticle.asp?issn=0976-3147;year=2013;volume=4;issue=5;spage=67;epage=81;aulast=Alvis-Mirandahttp://www.impactjournals.us/download.php?fname=2-14-1401385169-34.%20Applied-Brain%20Abscess%20Pathogenesis,%20diagnosis%20and%20management-Murtaza%20Mustafa.pdfhttp://www.impactjournals.us/download.php?fname=2-14-1401385169-34.%20Applied-Brain%20Abscess%20Pathogenesis,%20diagnosis%20and%20management-Murtaza%20Mustafa.pdfhttp://www.impactjournals.us/download.php?fname=2-14-1401385169-34.%20Applied-Brain%20Abscess%20Pathogenesis,%20diagnosis%20and%20management-Murtaza%20Mustafa.pdfhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4212419/http://revistachirurgia.ro/pdfs/2013-2-215.pdfhttp://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMra1301635